bab ii landasan teori a. kajian teori 1. pengertian penerapaneprints.umm.ac.id/57107/44/bab...
TRANSCRIPT
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Penerapan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penerapan adalah proses,
cara, perbuatan menerapkan.
11 Sedangkan pengertian penerapan menurut J.S Badudu dan Sutan Mohammad
Zain, penerapan adalah hal, ccara atau hasil. Adapun menurut Lukman Ali,
penerapan adalah mempraktekkan, memasangkan.12 Sedangkan menurut Riant
Nugroho, penerapan pada prinsipnya cara yang dilakukan agar dapat mencapai
tujuan yang dinginkan.13
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan
merupakan kesanggupan seseorang untuk menerapkan ide, tatacara ataupun
metode-metode, prinsip-prinsip dalam situasi yang nyata. Penerapan ini adalah
merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman.
(The Economics of Education: Mengelola Pendidikan Secara. Adapun unsur-unsur
penerapan melitputi:
1. Adanya program yang dilaksanakan
11https://kbbi.web.id/terap-2 di akses pada tanggal 25 April 2019 12 JS.Badudu dan Zain dan Ali Dalam http://eprints.uny.ac.id/9331/3/bab%202-08208241006.pdf .2012. Pengertian penerapan. Hal.1. Diakses pada pukul 20.22 Tanggal 25 Aril 2019 13 Riant Nugroho, Kebijakan Publik:Formulasi, implementasi, dan evaluasi, (Jakarta:Elex Media Komputindo,2003), hal.158
16
2. Adanya kelompok target, yaitu masyarakat yang menjadi sasaran dan
diharapkan akaan menerima manfaat dari program tersebut.
3. Adanya pelaksanaan, baik organisasi atau perorangan yang bertanggung
jawab dalam pengelolaan, pelaksanaan maupun pengawasan dari proses
penerapan tersebut.14
2. Kegunaan Al-Qur’an
Menghafalkan Al-Quran menjadi sangat penting karena banyak
keutamaan yang telah Allah SWT janjikan bagi para pelestari kitab-Nya yaitu
berupa pahala, dinaikkan derajatnya, dan diberi kemenangan di dunia dan di
akhirat.15
Adapun Keutamaan menghafal Al-Qur’an diantaranya adalah sebagai
berikut.
a. Menghafal Al-Qur’an dimudahkan bagi seluruh umat manusia, tidak
ada hubungannya dengan kecerdasan ataupun usia.
b. Menghafal Al-Qur’an adalah proyek yang tidak mengenal kata ’rugi’.
c. Menghafal Al-Quran memperoleh kedudukan yang mulia di dunia
maupun akhirat.
d. Menghafal Al-Qur’an merupakan sebab diselamatkan dari api neraka.
e. Menghafal Al-Qur’an dan mempelajarinya itu lebih baik daripada
perhiasan dunia.
14 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Perss, 2002), h.1598 15 H. Sadulloh,9 Cara Praktis Menghafal Al-Quran, (Jakarta: Gema Insani,2008), hal 25
17
f. Pada hari kiamat kelak, Al-Quran akan memberikan syafaat kepada
pembaca dan penghafalnya. Dan syafaatnya diterima di sisi Allah
SWT.16
3. Macam-macam Metode Menghafal Al-Qur’an
Menghafal Al-Qur’an merupakan pekerjaan yang sangat panjang dan
penuh dengan kesulitan. Meskipun demikian, ada beberapa faktor luar yang
apabila diperhatikan akan membantu mempermudah kita dalam menjalani
prosesi hafalan Al-Qur’an, yaitu metode. Ada beberapa metode yang lazim
dipakai oleh penghafal Al-Qur’an, yaitu :
a. Metode Talaqqi
Metode talaqqi atau metode audio adalah metode menghafal Al-Qur’an
dengan cara mendengarkan, baik dari bacaan gurunya maupun melalui media.
Menurut KH. Ahsin Sakho, metode ini sangat efektif bagi para penghafal
yang memiliki daya ingat ekstra, terutama tunanetra dan anak-anak di bawah umur
yang belum mengenal baca tulis.17
Termasuk pengaruh media, saat ini sangat membantu anak-anak dalam
menghafal Al-Qur’an. Dengan seringnya bacaan Al-Qur’an diperdengarkan, anak
akan dapat mudah menghafal dan melatih sehingga lisan terbiasa dan lentur dalam
mengucapkan huruf-huruf Al-Qur’an.
16 Ahmad Baduwailan,Menjadi Hafizh Tips & Motivasi Menghafal Al-Qur’an, (Solo:Aqwam,2016), hal.17-23 17 Masagus H.A.Fauzan Yayan,SQ,Quantum Tahfidz, (Jakarta: Penerbit Erlangga,2015), hal.82
18
Ada dua bentuk metode audio/talaqqi’, yaitu pertama, biasanya dilakukan
cara guru membacakan Al-Qur’’an dengan hafalan atau melihat mushaf, kemudian
murid mendengarkan bacaan tersebut di majelis atau di luar majelis, dan bisa juga
mendengar bacaan teman yang menghafal Al-Qur’an. Dalam hal seperti ini, guru
dituntut berperan aktif, sabar, dan teliti dalam membaca dan membimbing mereka,
karena ia akan membacakan satu persatu ayat untuk dihafalkan, baru kemudian
dilanjutkan ayat-ayat berikutnya sampai selesai. Kedua, merekam terlebih dahulu
ayat yang akan dihafal ke dalam media perekam dan semacamnya sesuai kebutuhan
dan kemampuannya, kemudian diputar untuk didengarkan sambil mengikuti
perlahan-lahan, setelah itu diulang lagi seterusnya sampai ayat-ayat tersebut betul-
betul hafal di luar kepala.18
b. Metode Gerakan dan Isyarat
Teknik menghafal cepat menggunakan gerakan dapat diterapkan luas.
Teknik ini sangat membantu terutama untuk menghafal suatu ungkapan yang harus
sama persis, tepat, tanpa ada kesalahan kata demi kata. Umumnya sangat
bermanfaat untuk menghafal ungkapan-ungkapan dalam bahasa asing.
Teknik ini pada dasarnya banyak yang sudah menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari yaitu ketika mengerjakan shalat. Ketika seseorang shalat, ia
membaca ayat-ayat Al-Quran seperti Al-Fatihah dan surah/ayat tertentu dengan
tepat tanpa kesalahan sedikit pun. Anak-anak biasanya sudah hafal bacaan Al-
Qur’an untuk shalat ini di usia balita yang kalau ditulis kira-kira 10 halaman. Balita
18 Ibid, hal 81-83
19
ini dapat menghafal dengan cara melakukan gerakan shalat sambal mengucapkan
bacaan. Tetapi kalau ia disuruh menghafalkan bacaan ini tanpa melakukan gerakn
shalat, biasanya mereka tidak akan berhasil. Jadi, gerakan benar-benar membantu
dalam proses menghafal cepat.19
c. Metode One Day One Ayat
Metode ini tidak hanya menghafalkan satu ayat satu hari, namun lebih dari
itu. Artinya, kandungannya, dan yang terpenting adalah mengamalkannya. Dengan
demikian kerja otak semakin bertambah dalam hitungan detik dan menit, karena
diperkaya dengan wawasan dan pengalaman yang ada selama ini dengan informasi
dari Al-Qur’an yang dihafal.
One day One ayat lebih cocok dilakukan dengan bimbingan seorang
ustadz/ah. Pertama, ustadz/ah membacakan secara berulang-ulang satu ayat yang
dihafal dengan dipotong-potong. Kemudian, ustadz/ah mempersilahkan santri
untuk membaca ayat tersebut. Setelah hafal, ustadz menjelaskan artinya perkata,
sambil menanyakan ke santri jika mereka sudah tahu arti pada kata-kata tertentu.
Setelah tahu artinya, ustadz/ah mengulangi kembali ayat dan terjemah yang sudah
dihafal itu. Metode one day one ayat juga efektif dengan memperdengarkan santri
satu ayat yang akan dihafal melalui media-media elektronik, seperti MP3, MP4,
atau Al-Qur’an Digital. Kemudian dilanjutkan dengan mengikuti secara perlahan-
lahan bacaan tersebut berulang-ulang hingga hafal. Setelah hafal baiknya
diperdengarkan dengan orang lain, teman, atau guru. Dapat juga dilakukan dengan
19 Ibid,. hal 92
20
cara langsung membaca satu ayat tersebut secara tartil dan berulang-ulang serta
tidak tergesa-gesa.20
d. Metode tabarak
Metode tabarak, merupakan metode mudah menghafal Al-Quran yang
dikembangkan oleh Syeikh Dr.Kamil El Laboudy – seorang pakar tahfiz Quran
internasional dan motivator asal Mesir. Melalui pelatihan ini, para peserta dilatih
cara mengajarkan hafalan bagi anak-anak di bawah umur lima tahun walaupun
mereka belum bias membaca Al-Qur’an. Langkah metode menghafal Al-Qur’an ala
Tabarak sebelum menghafal diantaranya: 1). Niat ikhlas mencari ridha Allah, 2).
Berdoa pada waktu mustajab, 3). Menentukan jadwal harian, 4). Menyiapkan kotak
hadiah yang dibungkus. Ketika menghafal diantaranya: 1). Menyediakan tempat
yang cocok, 2). Mendengarkan murrotal para Syeikh, 3). Memulai hafalan dari surat
An-Naba’.21
4. Penerapan Metode Tabarak Al-Qur’an
Metode tabarak, merupakan metode mudah menghafal Al-Qur’an yang
dikembangkan oleh Syeikh Dr Kamil El Laboudy – seorang pakar tahfidz Qur’an
internasional dan motivator asal Mesir. Melalui pelatihan ini, para peserta dilatih
cara mengajarkan hafalan bagi anak-ank di bawah umue lima tahun walupun
mereka belum bias membaca Al-Qur’an. Langkah metode menghafal Al-Qur’an ala
Tabarak sebelum menghafal diantaranya :
20 Ibid,. hal 98 21 Fatin Masyud, Ida Husnur Rahmawati,Rahasia Sukses 3 Hafizh Qur’an Cilik Mengguncang
Dunia (Jakarta Timur: Zikrul Hakim,2016), hal.229
21
a. Niat ikhlas mencari ridha Allah
b. Berdoa pada waktu mustajab
c. Menentukan jadwal harian
d. Menyiapkan kotak hadiah yang dibungkus
Ketika menghafal diantaranya : a) menyediakan tempat yang cocok, b)
mendengarkan murottal para syeikh, c) memulai hafalan dari surat an-naba. Dari
Abdullah bin Umar, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
ا مثل صاحب القرآن كمثل الإبل المعقملة إن عاهد إنم
ها أمسكها وإن أطلقها ذهبت علي
“Sesungguhnya orang yang menghafalkan Al-Qur’an adalah bagaikan
unta yang diikat. Jika diikat, unta itu tidak akan lari. Dan apabila dibiarkan tanpa
diikat, maka dia akan pergi.” (HR. Bukhari no.5031 dan Muslim no.789)
Dalam riwayat Muslim yang lain terdapat tambahan,
ه وإذا قام صاحب القرآن ف قرأه باللميل والن مهار ذكره وإذا ل ي قم ب
نسيه
22
“Apabila orang yang menghafal Al-Qur’an membacanya di waktu malam
dan siang hari, dia akan mengingatnya. Namun jika dia tidak melakukan demikian,
maka dia akan lupa.” (HR.Muslim no.789)
Anak balita mempunyai pikiran yang jernih dan pemahaman yang masih
fitrah, maka ajarkanlah mereka aqidah dan manhaj yang benar. Didik mereka
dengan membiasakan mereka menghafal, terutama menghafal Al-Quran.
Rasulullah SAW bersabda,
خلطه الله بلحمه ودمه من ت علمم القرآن وهو فت السن
“Siapa yang belajar Al-Qur’an pada usia belia, maka Allah akan
mencampurkan Al-Qur’an itu dalam daging dan darahnya.” (HR. Al-Bukhari
dalam at-Tarikh al-Kabir dan trmasuk hadits hasan).22
Oleh karena itu, menghafal Al-Qur’an pada usia balita sangat dianjurkan
dalam Islam. Hal ini juga dipraktikan di rumah tahfidz balita yang menggunakan
metode tabarak.
Ketika Syeikh mengajarkan anaknya dalam menghafal Al-Qur’an atau yang
lain, setelah penulis amati ternyata luar biasa, cara yang sungguh menakjubkan,
akan tetapi hal ini membutuhkan peran dari orang tua.
Perumpamaan anak dalam menghafal itu bagaikan menulis di sebuah batu
yang ketika sudah tertulis/terukir di sebuah batu maka sulitlah hilang dan lenyap,
oleh karena itu suruh dan didik mereka dengan menghafal. Caranya sebagai
22 Ibid., hal 224
23
ibu/bapak/kaka/tente/paman/saudara-saudara lainnya bacakan anak dalam satu hari
1 ayat Al-Qur’an dan suruh anak-anak untuk mengulangnya. Teruskan sampai 20x
baca dan menirukan, sebagi contoh: seorang ibu/bapak membaca surat Al-Falaq
ayat pertama “qul a’uudzu birobbil falaq” dan anak menirukan apa yang bapak dan
ibu bacakan. Diusahakan 20x atau 50x, semakin banyak pengulangan semakin lama
pula hafalan merekat di otak. Dan setelah itu suruh anak membaca tanpa
mendengarkan dari ibu/bapak dan suruh anak mengulang 5 kali. Dan begitu setiap
hari sampai ketika orang tua mengetahui bahwa anak kita mampu menghafal lebih
dari 1 ayat. Maka di tambah dengan 2 ayat, 3 ayat sampai ½ halaman, 1 halaman
dan seterusnya. Tapi bagusnya sedikit demi sedikit jangan terburu-buru. Waktu
yang paling bagus dalam menghafal adalah di pagi hari.
Cara muraja’ah setelah anak sudah hafal satu atau beberapa ayat yang
dihafalkan adalah dengan menyuruh anak-anak menyetorkan pada bapak/ibu atau
saudara lainnya dan ini dilakukan setiap selesai menghafal dan setiap sore, terus
sampai seterusnya. Dan yang istiqomah setiap hari dan berikan hari libur padanya
1 hari missal hari jum’at/minggu.
Ketika anak hafal satu surat, maka dia harus muraja’ah/mengulang hafalan
yang baru di hafal dan satu surat yang telah di hafal. Bagaimana kalau 5 surat jangan
paksa anak-anak untuk muraja’ah banyak bila belum terbiasa. Usahakan muraja’ah
hafalan yang baru dan 3 surat atau 2 surat sehari. Bagaimana kalau hafalan anak
sudah 1 juz, diusahakan anak mulai muraja’ah hafalan yang baru dan ¼ juz sehari.
Bagiamana kalau hafalan anak 3 juz, biasakan anak untuk muraja’ah setiap hari 1
juz dan hafalan yang baru.
24
5. Pengertian Menghafal Al-Qur’an
Secara etimologi, menghafal berasal dari kata dasar hafal yang dalam
bahasa Arab disebut al-Hafidz yagn memiliki arti ingat. Maka kata menghafal juga
dapat diartikan dengan mengingat. Sedangkan secara terminology, menghafal
mempunyai arti sebagai tindakan yang berusaha meresapkan kedalam pikiran agar
selalu ingat.
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi kedalam
ingatan, sehingga nantinya akan dapat diingat kembali secara harfiyah, sesuai
dengan materi yang asli. Menghafal merupakan proses mental untuk menyimpan
kesan-kesan yang suatu waktu dapat kembali kea lam sadar. Menururt Suryabarata,
istilah menghafal disebut juga mencamkan dengan sengaja dan dikehendaki,
maksudnya adalah dengan sadar dan sungguh-sungguh mencamkan sesuatu.23
Menghafal Al-Qur’an pada hakikatnya adalah suatu upaya untuk menambah
kedekatan dengan Al-Qur’an karena anatara tilawah dengan menghafal adalah dua
hal yang berbeda. Dengan menghafal, jiwa dan otak kita akan terus menyerap
lantunan ayat-ayat Al-Qur’an yang diulang-ulang begitu banyak oleeh lidah kita.24
Hakikatnya pendidikan yang paling baik adalah memeberikan pemahaman
tentang agam kepada anak sejak dini (kecil), dengan metode menghafal Al-Qur’an
akan memberikan banyak manfaat, dimana merupakan sarana untuk meneladani
Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam dan ini adalah suatu perkara yang agung.
23 T.M.Hasbi Ash-Shid dieqy,Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra,2001), Cet.2, hlm 3 24 Abdul Aziz Abdur Rauf,17 Motivasi Berinteraksi Dengan Al-Qur’an, (Bandung: Masjid Raya Habiburrahman PT.Dirgantara Indonesia,2008), hal 7-8
25
Khususnya zaman kita, ketika banyak orang menyia-yiakan pendidikan anak
mereka atau anak yang berada di bawah perwaliannya. Mereka juga disibukkan
dengan banyak perkara yang tidak bermanfaat dalam hal ini adalah untuk urusan
akhirat, bahkan bias membahayakan mereka. Mereka ditautkan dengan tokoh-tokoh
yang tidak pantas jadi teladan, seperti: para youtuber, artis, actor, atlet, penyanyi,
tokoh anime, dan lain sebagainya.
Di bawah ini adalah beberapa cara yang bias digunakan untuk mengajarkan
anak menjadi orang yang mencintai Al-Qur’an serta ingin mnghafalnya.25
a. Bayi (0-2 Tahun)
1) Bacakan Al-Qur’an dari surat Al-fatihah
2) Tiap hari 4 kali waktu (pagi, siang, sore, malam)
3) Tiap 1 waktu satu surat diulang 3 x
4) Setelah hari ke-5 ganti surat An Naas dengan cara yang sama
5) Tiap 1 waktu surat yang lain-lain diulang 1 x 2
b. Diatas 2 Tahun
1) Metode sama dengan teknik pengajaran yang sama bayi
sebelumnya. Namun jika kemampuan mengucapkan kurang, maka
tambah waktu menghafalnya, dari 5 hari menjadi 7 hari
2) Sering didengarkan murattal qur’aan
c. Diatas 4 Tahun
1) Mulai atur konsentrasi dan waktu untuk menghafal serius
25 H.Sadulloh,9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an,( Jakarta: Gema Insani,2008), hal.36
26
2) Ajari muraja’ah/ mengulang-ulang sendiri
3) Ajari mengahfal sendiri
4) Selalu dimotivasi supaya semangat selalu terjaga
5) Waktu menghafal 3-4 x perhari
6. Kedudukan Al-Qur’an dalam Islam
Kedudukan Al-Qur’an dalam Islam diantaranya adalah sebagai
berikut.26
a. Al-Qur’an sebagai sumber berbagai disiplin ilmu keislaman.
Disiplin ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an di antaranya yaitu:
1) Ilmu tauhid (teologi)
2) Ilmu hukum
3) Ilmu tasawuf
4) Ilmu filsafat islam
5) Ilmu sejarah islam
6) Ilmu pendidikan islam
b. Al-Qur’an sebagai wahyu Allah SWT yaitu seluruh ayat Al-Qur’an
adalah wahyu Allah; tidak ada satu kata pun yang dating dari
perkataan atau pikiran Nabi
26 Awar, Rosihan,Pengantar Ulumul Qur’an,(Bandung: CV. Pustaka Setia,2009), hal.24
27
c. Kitabul Naba wal akbar (berita dan kabar) artinya, Al-Qur’an
merupakan khabar yang dibawah nabi yang datng dari Allah dan di
sebarkan kepada manusia
d. Minhajul hayah (pedoman hidup), sebagai bagian dari umat muslim
seharusnya menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan terhadap setiap
problem yang di hadapi.
e. Sebagai salah satu sebab masuknya orang arab ke agama Islam pada
zaman Rasulullah dan masuknya orang-orang sekarang dan yang
akan dating
f. Al-Qur’an sebagai suatu yang bersifat Abadi artinya, Al-Qur’an itu
tidak akan terganti oleh kitab apapun sampai hati kiamat baik itu
sebagai sumber hokum, sumber ilmu pengetahuan dan lain-lain.
g. Al-Qur’an di nukil secra mutawatir artinya, Al-Qur’an disampaikan
kepada orang lain secara terus-menerus oleh sekelompok orang
yang tidak mungkin bersepakat untuk berdusta karena banyaknya
jumlah orang dan berbeda-bedanya tempat tinggal mereka.
h. Al-Qur’an sebagai sumber hokum, seluruh mazhab sepakat Al-
Qur’an sebagai sumber uatam dalam menetapkan hokum, dalam
kata lain bahwa Al-Qur’an menempati posisi awal dari tertib
sumber hokum dalam berhujjah.
i. Al-Qur’an di sampaikan kepada nabi Muhammad secara lisan
artinya, baik lafaz ataupun maknanya dari Allah SWT
28
j. Al-Qur’an termaktub dalam mushaf, artinya bahwa setiap wahyu
Allah yang lafaz dan maknanya berasal dari-Nya itu termaktub
dalam mushaf (telah dibukukan)
k. Agama Islam datang dengan Al-Qur’annya untuk menyadarkan jati
diri manusia dan hakikat hidup di muka bumi.
7. Urgensi menghafal Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab suci yang diimani oleh umat Islam dimuka
bumi ini. Kitab suci Al-Qur’an berisi kalam-kalam Allah SWT yang
diwahyukan melalui nabi terakhir yaitu Rasulullah SAW. Sebagai umat
Islam dan mengimani Al-Qur’an maka kita hendaknya terpanggil untuk
membacanya dan juga mencoba untuk menghafalnya. Menghafal Al-Qur’an
membutuhkan ketulusan dan keikhlasan hati agar dapat menjalaninya
dengan senang hati, ridha, dan tentunya bias mengatasi segala rintangan
yang menghalanginya. Berikut ini adalah dalil-dalil tentang keutamaan atau
urgensi menghafal Al-Qur’an:
a. Menghafal Al-Qur’an adalah mukjizat
Dr.Raghib as-Sirjani mengemukakan bahwa menghafal Al-Qur’an
adalah mukjizat, karena kita mendapatkan ribuan bahkan jutaan umat Islam
yang telah menghafalnya, padahal jumlah surat dan ayatnya begitu banyak.
Tidak ada satu pun kitab samawi maupun non samawi yang bias dihafal oleh
kebanyakn orang misalnya Al-Qur’an. Memang benar firman Allah SWT,
29
“Sesungguhnya kami menurunkan Al-Qur’an dan kami benar-benar akan
menjaganya.”
Satu hal yang sangat potensial di mana Al-Qur’an ini dapat
menghafal dan menancap tajam dalam hati kaum muslimin; baik itu laki-
laki, perempuan maupun anak kecil.
b. Ditempatkan di surge yang paling tinggi
Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash RA dari Nabi SAW beliau
bersabda, “Di akhirat nanti para ahli Al-Qur’an diperintahkan, ‘Bacalah Al-
Qur’an dengan tartil (pelan) seperti engkau membacanya dengan tartil pada
waktu di dunia. Tempat tinggalmiu di surga berdasarkan ayat paling akhir
yang engkau baca’.
c. Allah akan mencampurkan Al-Qur’an dalam daging dan darahnya
Rasulullah bersabda,“Siapa yang belajar Al-Qur’an pada usia belia,
maka Allah akan mencampurkan Al-Qur’an itu dalam daging dan
darahnya.” (HR. al bukhrari dalam at-Tarikh al-Kabir dan termasuk hadits
hasan). Oleh karena itu, mnghafal Al-Qur’an pada usia balita sangat
dianjurkan oleh Islam.
d. Segera mendapatkan pahalanya
30
Diriwayatkan dari Anas secara marfu’ bahwa seseorang anak yang belum
mencapai usia baligh, apabila mengerjakan kebaikan, maka akan dicatat juga pahala
untuk kedua orangtuanya. Apabila melakukan dosa, tidak akan dicatat untuknya
maupun untuk kedua orang tuanya.
Ketika anak tersebut dari usia balita sudah menghafal ayat-ayat Allah, maka
hal tersebut adalah tabungan pahalanya sendiri, yang tentunya akan berimplikasi
besar untuk keshalihannya ke depan. Sehingga kelak ketika baligh dan dewasa,
jiwanya punya imunitas untuk meninggalkan hal-hal yang tidak sesuai dengan
fitrah jiwanya, yaitu Islam.
e. Menolak Bala’ bagi keluarganya
Dari Hudzaifah bin Yaman, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“sesungguhnya Allah akan menimpakan azab kepada suatu kaum kemudian Allah
mendengar seorang bayi atau anak dari mereka membaca, ‘alhamdulillaahi rabbil
‘aalamiin’, maka Allah akan mengangkat bala tersebut selama 40 tahun karena
bacaan anak tersebut.”
f. Meneruskan Tradisi para Ulama
Menghafal Al-Qur’an di usia balita bias mengulang sejarah emas para
ulama salafush-shalih, para cendikiawan Muslim yang Berjaya dimasa lalu maupun
di masa sekarang, yang menapaki jalan ini (membaca dan menghafal Al-Qur’an)
sebelum menapaki jalan keilmuwan yang lainnya.
31
Ulama-ulama zaman keemasan Islam seperti Imam Syafi’I (hafal Al-Qur’an
ketika umurnya 7 tahun), para imam ilmu-ilmu agama baik tafsir, hadits, fiqih, dan
lainnya. Atau ulam zaman sekarang seperti Syaikh Yusuf al-Qadradhawi, yang
hafal Al-Qur’an sebelum usia 10 tahun (beliau dengan bangga meletakkan slah satu
bukunya, “Ana Ibnu al-Kuttab,” (saya produk anak pesantren Al-Qur’’an), hasan
al-Banna, Aisyah bintu Syathi’ (ahli tafsir perempuan), dan masih banyak lagi.
Maka perlu diketahui banyak sekali keutamaan bagi penhafal Al-Qur’an terutama
yang sungguh-sungguh menghafal, maka akan mendapatkan keutamaan tersebut.
Yang dapat mengunggah keinginan kita untuk menghafal.27
g. Dapat memberikan syafa’at kepada keluarga
“Dari Ali Bin Abi Thalib RA, ia berkata “Barangsiapa membaca Al-Qur’an
dan menghafalnya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga dan
memberikannya hak syafaat utnuk sepuluh anggota keluaraganya di mana mereka
semuanya telah di tetapkan untuk masuk neraka.”
h. Penghafal Al-Qur’an akan memakai mahkota kehormatan
Dari Abi Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “orang yang hafal
Al-Qur’an nanti pada hari kiamat akan datang dan Al-Qur’an akan berkata: Wahai
Tuhan, pakaikanlah dia dengan pakaian yang baik lagi baru. ‘Maka orang tersebut
diberikan kehormatan. Al-qur’an berkata lagi, ‘wahai Tuhan, tambahlah
pakaiannya.’ Maka orang itu diberi pakaian kehormatan. Al-Qur’an lalu berkata
27 Fatin Masyud, Ida Husnur Rahmawati, Rahasia Sukses 3 Hafizh Qur’an Cilik Mengguncang
Dunia (Jakarta Timur: Zikrul Hakim,2016), hal.226
32
lagi, ‘Wahai Tuhan, ridailah dia. ‘Maka kepadanya dikatakan, ‘bacalah dan
naiklah.’ Dan untuk setiap ayat, ia diberi tambahan satu kebajikan’.
Rasulullah SAW bersabda, “siapa saja yang membaca Al-Qur’an,
mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikanlah mahkota dari cahaya
pada hari kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya
dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia,
keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini, dijawab: “Karena kalian
berdua mememrintahkan anak kalian untuk mempelajari Al-Qur’an” (Hadis
diriwayatkan oleh Al- Hakim dan ia menilainya shahih berdasarkan syarat Muslim
(1/568), dan disetujui oleh Adz Dzahabi).28
i. Disayangi Rasulullah SAW
Rasulullah menunjukan rasa kasih sayangnya kepada penghafal Al-Qur’an
begitu besar. Seperti halnya penghafal Al-Qur’an didahulukan dalam
penguburannya. Sebagai contoh, setelah perang Uhud dan ketika mengafani para
syuhada, Nabi SAW mengumpulkan dua orang laki-laki dalam sebuah kubur yang
sama dan mendahulukan seorang yang paling banyak hafalannya.
Dari Jabir Bin Abdullah RA, bahwa Nabi SAW menyatukan dua orang dari
orang-orang yang gugur dalam perang uhud dalam satu liang lahad. Kemudian Nabi
SAW bertanya, “dari mereka berdua siapakah paling banyak hafal Al-Qur’an?”
28 Ahmad Salim Badwilan, Cara Mudah Bisa Menghafal Al-Qur’an,(Jogjakarta:Bening,2010),hal 8-9
33
apabila ada orang yang dapat menunjukan kepada salah satunya, maka Nabi SAW
memasukkan mayat itu terlebih dahulu ke liang lahat”.
8. Syarat-Syarat menghafal Al-Qur’an
Di antara beberapa hal yang harus terpenuhi sebelum seseorang memasuki
periode menghafal Al-Qur’an, yaitu:
a. Memiliki keteguhan dan kesabaran
Keteguhan dan kesabaran merupakan salah satu faktor yang sangat penting
bagi orang yang sedang menghafal Al-Qur’an. Hal ini disebabkan karena dalam
proses menghafal Al-Qur’an akan banyak sekali ditemui berbagai macam kendala,
mungkin jenuh, mungkin gangguan lingkungan karena bising atau gaduh, mungkin
gangguan batin atau mungkin karena menghadapi ayat-ayat tertentu yang dirasakan
sulit menghafalnya dan lain sebagainya terutama dalam menjaga kelestarian
menghafal Al-Qur’an.
b. Meninggalkan maksiat
Di antara beberapa pengaruh yang buruk itu adalah terhalangnya ilmu. Ilmu
merupakan cahaya yang Allah hunjamkan ke dalam hati, sedangkan maksiat
mematikan cahaya itu. Ketika Imam Syafi’I duduk di hadapan Imam Malik pun
terkagum atas kecerdasannya yang luar biasa dan pemahamnnya yang sempurna.
Lalu ia berkat, “Saya melihat sesungguhnya Allah telah menghunjamkan cahaya ke
dalam hatimu. Maka, janganlah kamu matikan cahaya itu dengan kegelapan
maksiat.”
34
c. Mampu mengosongkan dari pikiran-pikiran dan teori-teori, atau permasalahan-
permasalahan yang sekiranya akan menganggu.29
d. Ikhlas
Ikhlas merupakan salah satu prasyarat dari segala ibada. Ia pun merupakan
salah satu pilar dasar diterima ibadah oleh Allah SWT. Sebagaimana firman-
Nya:
شر بعباد لحا ولا ي ي رزوا لقآء ربه, ف لي عمل عملا ص فمن كان
ربه أحدا
“Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Rabbnya maka
hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan
dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Rabbnya.” (QS.Al-Kahfi :
110)
Jadi, barangsiapa yang ingin dimuliakan oleh Allah SAW dengan
menghafal Al-Qur’an, maka hendaklah dia meniatkan amalannya hanya karena
Allah SAW, tanpa ada maksud untuk mendapatkan keuntungan materi atau non-
materi di balik itu semua.
29 Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta:Bumi Aksara, 2004),hal 49
35
e. Menentukan Persentase hafalan harian
Sikap komitmen pada kaidah ini termasuk salah satu perkara yang
memudahkan untuk menghafal Al-Qur’an. Sebab ia memberikan semacam
komitmen harian bagi orang yang ingin menghafal. Maka, hendaknya ia
menentukan sejumlah ayat, atau satu halaman, atau dua halaman, yang ingin dihafal
setiap harinya. Di sini kami menyarankan untuk senantiasa berpegang teguh pada
metode Rasulullah SAW yang bersabda:
“Lakukanlah amalan yang kalian mampui, karena Allah tidak akan bosan
hingga kalian sendirilah yang merasa bosan. Dan amalan yang paling disukai
Allah adalah amalan yang terus-menerus dilakukan oleh pelakunya meskipun
sedikit.” (HR.Bukhari dan Muslim)
f. Menguatkan hafalan sebelum beralih ke hafalan baru
Salahsatu hal yang dapat membantu menguatkan hafalan ini adalah terus
mengulang-ulang apa yang telah dihafal setiap kali dia memiliki waktu luang.30
g. Menggunakan satu mushaf saja untuk menghafal
Syarat ini merupakan salah satu perkara yang dapat membantu menghafal
Al-Qur’an. Penjelasannya, orang orang itu bias menghafal melalui penglihatannya
sebagaimana dia bias menghafal melalui pendengarannya. Letak ayat-ayat di dalam
30 Ahmad Salim Badwilan,Cara Mudah Bisa Menghafal Al-Qur’an,(Jogjakarta:Bening, 2010), hal. 24-25
36
mushaf akan terekam di dalam ingatan seiring dengan banyaknya membaca dan
melihat mushaf yang sama.31
31 Majdi Ubaid, 9 Langkah Mudah Menghafal Al-Qur’an, (Solo: Aqwam,2014) hal.172