bab ii landasan teori a. pembiayaan 1. pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/bab ii.pdf · c...

34
17 BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian Pembiayaan Secara luas berarti financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah kepada nasabah. 1 Atau pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a Transaksi dalam bentuk mudharabah dan musyarakah. b Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik. c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. 1 M.Nur Rianto Al Arif,Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, ,Bandung:Alfabeta:2012.h.42; Lihat juga di Muhammad,Manajemen Bank Syari’ah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002, h. 260.

Upload: tranxuyen

Post on 06-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. PEMBIAYAAN

1. Pengertian Pembiayaan

Secara luas berarti financing atau pembelanjaan, yaitu

pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang

telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan

oleh orang lain. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk

mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga

pembiayaan, seperti bank syariah kepada nasabah.1

Atau pembiayaan adalah penyediaan dana atau

tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

a Transaksi dalam bentuk mudharabah dan

musyarakah.

b Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah

atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya

bittamlik.

c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang

mudharabah, salam, dan istishna.

1M.Nur Rianto Al Arif,Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah,

,Bandung:Alfabeta:2012.h.42; Lihat juga di Muhammad,Manajemen Bank

Syari’ah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002, h. 260.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

18

d Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk

piutang Qard; dan

e Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk

ijarah untuk transaksi multi jasa.2

Jadi pembiayaan adalah sebuah fasilitas berupa

Produk perbankan atau BMT yang memberikan pinjaman bagi

debitur atau calon anggota yang kekurangan dana untuk

sebuah usaha dimana pihak debitur diwajibkan memberikan

angsuran setiap jangka waktu tertentu dengan bagi hasil yang

telah disepakati diawal persetujuan kedua belah pihak.3

2. Dasar Hukum Pembiayaan

a Dalam surat an-nisa ayat 29 berbunyi:

2 Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: PT Gramedia

Pustaka utama, 2010,

h.78 3 Ibid.h.79

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

19

Artinya: Hai orang-orang yang beriman,

janganlah kamu saling memakan harta sesamamu

dengan jalan batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka

diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh

dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha

penyayang kepadamu.(Q.S An-nisaa’:29)4

b Firman Allah dalam pembiayaan atau hutang

dalam surat Al-Baqarah ayat 280 : 5

Artinya: Dan jika (orang yang berhutang itu)

dalam kesulitan, Maka berilah tenggang waktu

sampai Dia memperolehkelapangan. Danjika

kamu menyedekahkan (sebagian atau semua

utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu

mengetahui . (QS. Al Baqarah: 280)

c Dalam kaidah fikih di sebutkan bahwa:

ال ت فى ال صل ا ام ة الم ع اح لا ا ن االا االب د ليل ي ل ى الد يمها ت جر ع

4 Departemen Agama, Mushaf Al Quran dan terjemah (Bogor:NUR

no P.VI/1/TL.02.1/410/2009) h.83. 5 Departemen Agama, Mushaf Al Quran dan terjemah (Bogor:NUR

no P.VI/1/TL.02.1/410/2009) h.47.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

20

Artinya: Pada dasarnya, semua bentuk

muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil

yang mengharamkannya."6

3. Syarat Sahnya Sebuah Pembiayaan

Sebelum pembiayaan direalisasikan, terlebih

dahulu harus dibuat akad atau perjanjian. Dalam pasal

1320 KUH Perdata. Untuk syahnya suatu perjanjian

terdapat 4 macam syarat, yaitu: 7

a Sepakat mereka yang mengikat diri (sighat

al-aqd).

Yang dimaksud dengan sepakat mereka

yang mengikat diri adalah bahwa apa yang

dikendaki oleh pihak yang satu disetujui atau

disepakati oleh pihak yang lainnya. Tidak ada

kesepakatan apabila suatu perjanjian muncul

karena ada paksaan (dwang/ikrah), kekhilafan

(dwaling/ghalath) atau penipuan (bedrog/taghrir-

tadlis).

6 Tim Penulis DSN-MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah

Nasional, edisi kedua, Jakarta: BI-MUI, 2003. 7 Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka utama, 2010,

h.154

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

21

b Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.

Dijelaskan dalam pasal KUH Perdata,

pada dasarnya setiap orang adalah cakap untuk

membuat perikatan-perikatan, jika ia oleh

undang-undang tidak dinyatakan tak cakap.

Dalam pasal 1330 KUH Perdata, orang-orang

yang tidak cakap uuntuk membuat suatu

perjanjian adalah:

1) Orang yang belum dewasa.

2) Mereka yang ditaruh dibawah

pengampuan.

3)Orang-orang perempuan dalam hal-hal

yang ditetapkan oleh undang-undang dan pada

umumnya semua orang kepada siapa undang-

undang telah melarang membuat perjanjian

perjanjian tertentu.8

c Suatu hal tertentu (mahal Al-aqd/ Al-ma’qud

alaih)

Suatu hal tertentu maksudnya mengenai

hak-hak dan kewajiban para pihak yang harus

dapat ditentukan secara jelas dalam perjanjian

yang bersangkutan, misalnya: dalam perjanjian

8 Ibid.h.156.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

22

pembiayaan harus dicantumkan secara jelas

mengenai hal-hal sebagai berikut:

1) Maksimum pembiayaan yang

diberikan (plafon pembiayaan).

2) Tujuan pemberian pembiayaan.

3) Tanggal jatuh tempo pembiayaan.

4) Kewajiban nasabah penerima fasilitas

untuk melunasi utang pokok,

imbalan, dan biaya-biaya lainnya

berkenaan dengan pembiayaan yang

diberikan bank ataupun koperasi.

d Suatu sebab yang halal (maudhu’ al-aqd)

Suatu sebab yang halal maksudnya apa

yang menjadi tujuan bersama atau apa yang

dikerjakan para pihak yang mengadakan

perjanjian tersebut bukan hal yang dilarang oleh

undang-undang, tidak bertentangan dengan

ketertiban umum, dan tidak melanggar

kesusilaan.9

9 Wangsawidjaja, Pembiayaan,…,h.159

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

23

4. Jenis-jenis Pembiayaaan

Adapun jenis-jenis pembiayaan dapat

dikelompokkan menurut beberapa aspek:

a Pembiayaan menurut sifat penggunannya,

dapat dibagi menjadi dua hal berikut:

1) Pembiayaan produktif, yaitu

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

produktif dalam arti luas, yaitu untuk

peningkatan usaha, baik usaha

produksi, perdagangan, maupun

investasi.

2) Pembiayaan konsumtif, yaitu

pembiayaan yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumen,

yang akan habis digunakan untuk

memenuhi kebutuhan.10

b Pembiayaan menurut tujuan, dibedakan

menjadi:

1) Pembiayaan modal kerja, yaitu

pembiayaan yang dimaksudkan untuk

10

Muhammad Safi’I Antonio,Bank Syariah Dari Teori ke

Praktek,Jakarta:Gema Insani Press,2001.h.160

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

24

mendapatkan modal dalam rangka

pengembangan usaha.

2) Pembiayaan investasi, yaitu

pembiayaan yang dimaksudkan untuk

melakukan investasi atau pengadaan

barang konsumtif.11

5. Tujuan Pembiayaan.

Sebuah pembiayaan mempunyai beberapa tujuan

utama dari pemberian pinjaman pembiayaan antara lain: 12

a Mencari keuntungan.

Mencari keuntungan (profittability).

sebuah utility (nilai). Dan dapat

memindahkan barang dari tempat produksi

ketempat yang memerlukan barang tersebut.

b Meningkatkan peredaran uang.

Dalam hal ini uang yang disalurkan

akan beredar dari suatu wilayah ke wilayah

lainnya sehingga, suatu daerah yang

kekurangan uang dengan memperoleh

pembiayaan maka daerah tersebut akan

11

Veithzal Rivai dan Arfian Arifin, Islamic Banking, Jakarta: PT.

Bumi aksara, 2010, h.686 12

Ibid. h. 684

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

25

memperoleh tambahan uang dari daerah

lainnya.

c Menimbulkan kegairahan usaha.

Dengan adanya perbankan Syariah

dan sebuah BMT tidak akan menimbulkan

kegelisahan untuk para pengusaha, karena

dengan adanya mereka bisa membantu

pengusaha yang kekurangan dana dalam

usahanya sehingga kekhawatiran akan

kurangnya sebuah modal dapat dipecahkan

oleh perbankan syariah atau BMT.

d Stabilitas ekonomi.

Untuk menekan terjadinya sebuah

inflasi dan terlebihlebih lagi untuk usaha

pembangunan ekonomi maka pembiayaan

bank Syariah atau BMT memegang peranan

yang sangat penting.

e Sebagai jembatan untuk meningkatkan

pendapatan nasional.

Para usahawan memperoleh

pembiayaan tentu saja berusaha untuk

meningkatkan usahanya. Peningkatan usaha

berarti peningkatan profit. Dengan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

26

meningkatnya pendapatan para pengusaha

maka semakin tinggi pula pajak perusahaan

yang harus dibayar dan disalurkan kepada

negara, dan penggunaan devisa untuk

konsumsi semakin berkurang, sehingga secara

langsung atau tidak, melalui pembiayaan,

pendapatan nasional akan bertambah pula. 13

6. Mekanisme Pengajuan Pembiayaan

Sebagai calon penerima pembiayaan dalam

perbankan maupun koperasi mitra/nasabah wajib

memenuhi prosedur yang telah di tetapkan oleh pihak

bank maupun koperasi. Berikut beberapa prosedur yang

harus dipenuhi oleh para calon debitur yaitu:14

a Mengisi formulir standar yang ditetapkan oleh bank

maupun koperasi yang memuat informasi tentang data

diri. Seperti:

1. Nama, tempat dan tanggal lahir, alamat serta

kewarganegaraan, nomer KTP dan NPWP.

2. Alamat dan nomor telepon tempat bekerja.

3. Keterangan mengenai pekerjaan.

13

Ibid.h. 684. 14

IBI, Mengelola Bank Syari’ah Modul Sertifikat Tingkat II,

Jakarta: Gramedia, 2014, h.70.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

27

4. Jumlah pembiayaan dan tujuan

pengunaan dana.

5. Specimen tanda tangan.15

b Mengumpulkan data diri berupa foto kopi

KTP suami istri (bagi yang sudah

menikah), foto kopi Surat nikah (bagi

yang sudah menikah), dan foto kopi

Kartu Keluarga

c Slip gaji dan surat keterangan kerja bagi

karyawan.

d Foto kopi rekening tabungan selama 6

bulan terakhir.

e Foto kopi BPKB (bagi agunan yang

berupa kendaraan) atau foto kopi

sertifikat SHM/SHGB, ataupun akte

tanah.

Proses pemberian pembiayaan yang baik

dapat membantu meminimalkan concentation risk.

Untuk menghasilkan keputusan pembiayaan yang

baik, seluruh tahap dalam proses pemberian

pembiayaan yang harus dilalui, seperti:16

15

IBI, Mengelola Bank,..,h.70. 16

Ibid.h.70.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

28

a Memahami bisnis dan industri.

b Mewawancarai nasabah/anggota.

c Melakukan analisis pembiayaan,

termasuk analisis keuangan nasabah.

d Melakukan negoisasi.

e Menyusun struktur pembiayaan sesuai

dengan kebutuhan nasabah/anggota.

f Melakukan dokumentasi secara layak.

g Melakukan monitoring pembiayaan yang

baik.17

B. MURABAHAH

1. Pengertian Murabahah

Murabahah adalah transaksi penjualan barang

dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan

(margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.18

Bank

mengenai barang yang dibutuhkan nasabah maupun

tambahan biaya yang akan menjadi imbalan bagi bank,

dirundingkan dan ditentukan dimuka oleh bank dan

nasabah yang bersangkutan.Keseluruhan harga barang

dibayar oleh pembeli atau nasabah secara

17

Ibid.h.70. 18

Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia Edisi

3, Jakarta: Salemba Empat, 2014,h. 174.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

29

mencicil.Pemillik dari asset tersebut dialihkan kepada

nasabah atau pembeli sacara proporsional sesuai dengan

cicilan-cicilan yang telah dibayar.Dengan demikian,

barang yang dibeli berfungsi sebagai agunan sampai

seluruh biaya dilunasi.Bank diperkenankan pula meminta

agunan tambahan dari nasabah yang bersangkutan.19

M. Umar Chapra mengemukakan bahwa

murabahah merupakan transaksi yang sah menurut

ketentuan syariat apabila resiko transaksi tersebut menjadi

tanggung jawab pemodal sampai penguasaan atas barang

telah dialihkan kepada nasabah.20

Berdasarkan fatwa DSN

No.04/DSN–MUI/IV/2000 tentang Murabahah antara lain

ditegaskan bahwa jaminan dalam murabahah dibolehkan

agar nasabah serius dengan pesanannya. Bank dapat

meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat

dipegang. Karena barang yang dijual oleh bank kepada

nasabah sejak akad sudah menjadi milik nasabah yang

bersangkutan, maka barang yang dibiayai dengan fasilitas

pembiayaan berdasarkan akad pembiayaan murabahah

tersebut merupakan agunan pokok yang dapat diikat

19

Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam Dan Kedudukannya

Dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, Jakarta:2007, hlm. 64-65. 20

Ibid.h.65

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

30

sesuai ketentuan yang berlaku, misalnya Hak,

Tanggungan, fidusia atau gadai.21

2. Dasar Hukum Jual Beli

a. Firman Allah mengenai jual beli:

.... ....

“......Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba..”. (QS. Al Baqarah: 275) 22

.

b. Firman Allah tentang perniagaan:

Artinya:Hai orang-orang yang beriman,

janganlah kamu saling memakan harta sesamamu

dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka

di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh

21

Wangsawidjaja,Pembiayaan Bank Syariah,Jakarta:Pt Gramedia

Grafindo Utama,2010,h.201. 22

Departemen Agama,Mushaf Al Quran dan terjemah (Bogor:NUR

no P.VI/1/TL.02.1/410/2009) h.47.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

31

dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepadamu.(QS. An Nisa: 29).23

c. Hadis dari Suhaib ar Rumi r.a bahwa Rosulalloh

SAW bersabda :

ه البركة: البيع إلى أجل , أن النبي صلى هللا عليو وسلم قال:ثال ث فيه

والمقارضة, وخلط البر با

عير للبيت ال للبيع )روه ابه ما جو عه صهيب( لش

“Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan

: jual beli secara tangguh, muqaradhah

(mudharabah) dan mencampur gandum dengan

tepung untuk keperluan rumah bukan untuk di

jual.” ( H.R. Ibnu Madjah).24

d. Hadis dari Abu Sa’id Al-khudri bahwa Rasulullah

SAW bersabda:

“Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka

sama suka.” (HR. Al-Baihaqi, Ibnu Majah, dan

shahih menurut Ibnu Hibban).25

3. Syarat dan Rukun Murabahah

a Rukun Murabahah

1) Penjual

2) Pembeli

3) Barang

23

Departemen Agama, Mushaf Al Quran dan terjemah (Bogor:NUR

no P.VI/1/TL.02.1/410/2009) h.83. 24

Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia Edisi

3, Jakarta: Salemba Empat, 2014,h. 178. 25

Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi,…,h.178.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

32

4) Harga dan margin

5) Akad

b Syarat Murabahah26

1) Penjual memberi tahu biaya modal

kepada nasabah

2) Kontrak pertama harus sesuai dengan

rukun yang diterapkan.

3) Kontrak harus bebas riba.

4) Penjual harus menjelaskan kepada

pembeli bila terjadi cacat atas barang

sesudah pembelian.

5) Penjual harus menyampaikan semua hal

yang berkaitan dengan pembelian

misalnya, jika pembelian dilakukan

secara hutang. Secara prinsip, jika syarat

(1), (4) atau (5) tidak dipenuhi, pembeli

memiliki pilihan:

a) Melanjutkan pembelian seperti apa

adanya.

26

Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, Cet 1 Jakarta:

Gema Insani, 2001, hlm.102.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

33

b) Kembali kepada penjual dan

menyatakan ketidak setujuan atas

barang yang dijual.

c) Membatalkan kontrak.27

4. Manfaat atau Tujuan Pembiayaan Murabahah

a Bagi Bank

Manfaat pembiayaan murabahah bagi Bank adalah

sebagai salah satu bentuk penyaluran dana untuk

memperoleh pendapatan dalam bentuk margin.

b Bagi Nasabah

Sedangkan bagi nasabah penerima fasilitas adalah

merupakan salah satu cara untuk memperoleh barang

tertentu melalui pembiayaan dari bank. Nasabah dapat

mengangsur pembayaran dengan jumlah angsuran

yang tidak akan berubah selama masa perjanjian.28

5. Fatwa DSN Tentang Ketentuan Murabahah

Pembiayaan Murabahah telah diatur dalam fatwa

DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000. Dalam fatwa tersebut

27

Ibid.h.102. 28

Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: PT Gramedia

Pustaka , 2012, h. 205.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

34

disebutkan ketentuan umum mengenai Murabahah,yaitu

sebagai berikut: 29

a. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah

yang bebas riba.

b. Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh

syariah islam.

c. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga

pembelian barang barang yang telah disepakati

kualifikasinya.

d. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas

nama bank sendiri,dan pembelian ini harus sah dan

bebas riba.

e. Ank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan

dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan

secara berhutang.

f. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada

nasabah ( pemesan) dengan harga jual senilai harga

beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini bank harus

memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada

nasabah berikut biaya yang diperlukan.

29

Muhammad, Model-Model Akad Pembiayaan Di Bank Syariah

Panduan Teknis Pembuatan Akad/Perjanjian Pembiayaan Pada Bank

Syariah;yogyakarta:UII Press,2009.h.62.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

35

g. Nasabah membayar harga barang yang telah

disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang

telah disepakati

h. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau

kerusakan akad tersebut,pihak bank dapat

mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah

berupa pengikatan jaminan dan atau asuransi.

i. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuki

membeli barang dari pihak ketiga (akad wakalah),

akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah

barang,secara prinsip, menjadi milik bank. 30

Aturan yang dikenakan kepada nasabah dalam murabahah ini

dalam fatwa DSN adalah sebagai berikut:31

a. Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian

pembelian suatu barang atau asset kepada bank.

b. Jika bank menerima permohonan tersebut,ia harus

membeli terlebih dahulu aset yang dipesanya secara

sah dengan pedagang.

c. Bank kemudian menawarkan asset tersebut kepada

nasabah dan nasabah harus menerima (membeli)nya

sesuai dengan perjanjian yang telah

30

Muhammad, Model-Model,…,h.62. 31

Ibid.62.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

36

disepakatinya,karena secara hokum perjanjian

tersebut mengikat; kemudian kedua belah pihak harus

membuat kontrak jual beli.

d. Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah

untuk membayar uang muka saat menandatangani

kesepakatan awal pemesan.

e. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang

tersebut,biaya riil bank harus dibayar dari uang muka

tersebut.

f. Jika uang muka kurang dari kerugian yang harus

ditanggung oleh bank, bank dapat meminta kembali

kerugiannya kepada nasabah.32

6. Penentuan keuntungan (marjin)

Keuntungan (Marjin) Secara teknis, marjin

keuntungan adalah persentase tertentu yang ditetapkan per

tahun. Marjin merupakan nilai tambah atau keuntungan

yang diambil oleh pihak penjual dalam transaksi jual beli

dengan persetujuan pihak pembeli.Perhitungan marjin

keuntungan secara harian atau bulanan, maka dalam setiap

tahun ditetapkan jumlah hari yaitu 360 hari dan bulan

ditetapkan 12 bulan.33

Adapun Kepentingan berbagai

32

Muhammad ,Model-Model,…,h.62. 33

Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, ed.

3 cet.3,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006, h. 280.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

37

pihak terhadap marjin pembiayaan.Sehubungan dengan

aktivitas lembaga keuangan syari’ah, marjin pembiayaan

merupakan sumber pendapatan bagi lembaga keuangan

syariah. Oleh karena itu, tujuan pembiayaan yang

dilaksanakan lembaga keuangan syari’ah adalah untuk

memenuhi kepentingan stakeholder (pemegang

penyertaan), yakni:34

a. Pemilik

Dari sumber pendapatan, para pemilik

mengharapkan akan memperoleh penghasilan

atas dana yang ditanamkan pada lembaga

keuangan syariah tersebut. Di BMT Binama,

pemilik adalah anggota. Maka pendapatan ini

akan dibahas dalam Rapat Anggota Tahunan

(RAT).

b. Pegawai

Para pegawai mengharapkan dapat

memperoleh kesejahteraan dari lembaga

keuangan syariah yang dikelolanya.

c. Masyarakat

34

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah,

Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005, hlm 18-19.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

38

1) Pemilik dana

Sebagaimana pemilik, mereka

mengharapkan dari dana yang

diinvestasikan akan diperoleh bagi hasil.

2) Mitra pembiayaan

Dengan penyediaan dana baginya,

mereka terbantu guna menjalankan

usahanya (sektor produktif) atau terbantu

untuk pengadaan barang yang

diinginkannya (sektor konsumtif).

3) Masyarakat umumnya atau konsumen

Mereka dapat memperoleh barang-barang

yang dibutuhkannya dari usaha yang

dijalankan oleh mitra pembiayaan.

d. Lembaga Keuangan Syariah

Bagi lembaga keuangan syari’ah

yang bersangkutan, hasil dari penyaluran

pembiayaan, diharapkan dapat meneruskan

dan mengembangkan usahanya agar tetap

bertahan dan meluas jaringan usahanya,

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

39

sehingga semakin banyak masyarakat yang

dapat dilayaninya.35

C. PRODUK MODAL USAHA

Dalam islam, manusia diwajibkan untuk berusaha

agar ia mendapatkan rezeki guna memenuhi kebutuhan

kehidupannya.Islam juga mengajarkan kepada manusia bahwa

Allah Maha Pemurah sehingga rezekinya sangat luas.Bahkan,

Allah tidak memberikan rizkinya itu kepada kaum muslimin

saja tetapi kepada siapa saja yang mau bekerja keras.Untuk

memulai usaha seperti ini diperlukan modal, seberapapun

kecilnya.Adakalanya orang mendapatkan modal dari

simpanannya atau dari keluarganya.Adapula yang meminjam

kepada rekan-rekannya.Jika tidak tersedia, peran institusi

keuangan menjadi sangat penting karena dapat menyediakan

modal bagi orang yang ingin berusaha. .36

Dalam islam,

hubungan pinjam-meminjam tidak dilarang, bahkan

dianjurkan agar terjadi hubungan saling menguntungkan, yang

pada gilirannya berakibat pada hubungan persaudaraan.Hal

yang perlu diperhatikan adalah apabila hubungan itu tidak

mengikuti aturan yang diajarkan oleh islam.Karena itu, pihak-

35

Muhammad, Manajemen,…,h.18-19. 36

Muhammad Safi’I Antonio ,Bank Syariah Dari Teori ke

Praktek,Jakarta: Gema Insani Press,2001,h.169-170.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

40

pihak yang berhubungan harus mengikuti etika yang

digariskan oleh islam.Bank syariah dapat membantu

memenuhi seluruh kebutuhan modal usaha dengan manjalin

hubungan kerja sama dengan nasabah.37

1. Strategi Produk Bank

Produk yang dihasilkan oleh dunia usaha pada

umumnya berbentuk dua macam, yaitu produk yang

berwujud dan produk yang tidak berwujud.Produk yang

berwujud berupa barang yang dilihat,dipegang, dan dirasa

sekarang langsung oleh konsumen sebelum

membeli.Misalnya dompet kulit dimana kita bisa

merasakan jenis kulitnya apakah bagus atau

buruk.Sementara produk yang tidak berwujud berupa jasa

dimana tidak dapat dilihat atau dirasa oleh konsumen

sebelum dibeli.Misalnya jasa pangkas rambut dimana kita

tidak dapat merasakan sebelum kita menggunakan jasa

pangkas rambut tersebut.38

Menurut Philip kotler produk adalah sesuatu yang

dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian

untuk dibeli,untuk digunakan, atau dikonsumsi yang dapat

37

Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan

Syariah,Jakarta:Salemba Empat,2013,h.104. 38

Al Arif,Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, Bandung:

ALFABETA,2012.h.140.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

41

memenuhi keinginan dan kebutuhan.Sedangkan

pengertian umum produk adalah segala sesuatu yang

dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian,

dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat

memuaskan kebutuhan atau keinginan.39

Agar produk yang dibuat dapat diterima pasar,

maka penciptaan produk haruslah memperhatikan tingkat

kualitas yang sesuai dengan keinginana

nasabahnya.Adapun keuntungan atau manfaatnya

adalah:40

a Untuk meningkatkan penjualan.Dalam hal ini

produk yang dimiliki nilai lebih akan menjadi

pembicaraan antar nasabah. Setiap kelebihan

produk akan diperbandingkan dengan produk

pesaing.Sehingga potensi untuk menarik nasabah

lain atau menyebabkan nasabah lama untuk

menambah kosumsi atas produk perbankan yang

pada akhirnya akan mampu meningkatkan

penjualan.41

b Menimbulkan rasa bangga bagi nasabahnya.

Produk yang dimiliki keunggulan dibandingkan

39

Kasmir,Pemasaran Bank,Jakarta:Kencana,2004,h.136. 40

Rianto Al Arif,Dasar-Dasar,…,h.140-141. 41

Ibid.h.140-141.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

42

produk pesaing, menyebabkan nasabah yang

menggunakan produk tersebut akan bangga

dikarenakan keunggulan produk tersebut

dibandingkan produk pesaing.Misalkan layanan

prioritas pada perbankan, maka nasabah yang

menggunakan layanan prioritaskan tersebut akan

bangga karena ia menerima pelayanan lebih

dibandingkan dengan nasabah lain.42

c Menimbulkan Kepercayaan.Dalam hal ini akan

memberikan keyakinan kepada nasabah akan

kesenangannya menggunakan fasilitas dan

pelayanan yang diberikan, sehingga nasabah

semakin percaya kepada produk yang

dibelinya.Apabila seorang nasabah yakin bahwa

produk perbankan yang dibelinya berkualitas

tinggi, maka ia akan semakin percaya kepada

bank bersangkutan.Dalam dunia perbankan faktor

kepercayaan mempunyai faktor utama dalam

meningkatkan dana pihak ketiga, apabila bank

tersebut sudah tidak mendapatkan kepercayaan

42

Ibid.h.140-141.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

43

maka akan banyak nasabah pada saat bersamaan

menarik dananya dari bank tersebut.43

d Menimbulkan Kepuasan.Pada akhirnya nasabah

akan mendapatkan kepuasan dari jasa yang dijual

sehingga kecil mungkin untuk pindah keproduk

lain yang ditawarkan oleh pesaing, atau bahkan

akan meningkatkan konsumsinya baik dengan

meningkatkan saldo tabungannya maupun

mencoba produk perbankan lain yang

ditawarkan.Kepuasan yang didapat oleh nasabah

apabila pelayanan yang ia dapatkan melebihi

harapan pelayanan yang diinginkan oleh nasabah

bersangkutan.44

2. Teori Kemutlakan Produktivitas Modal

Beberapa ahli ekonomi menekankan fungsi modal

dalam produksi.Menurut pandangan tersebut, modal

adalah produktif dengan sendirinya.Modal dianggap

mempunyai daya untuk menghasilkan barang lebih

banyak dari pada yang dapat dihasilkan tanpa modal

itu.Modal dipandang mempunyai daya untuk

43

Al Arif,Dasar-Dasar,…,h.140-141. 44

Rianto Al Arif,Dasar-Dasar,…,h.140-141.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

44

menghasilkan nilai tambah.Modal menjadi produktif

apabila digunakan seseorang untuk bisnis yang dapat

mendatangkan keuntungan. Bila digunakan untuk tujuan

konsumsi, modal sama sekali tidak produktif. Bila

digunakan untuk usaha produksi pun modal tak selalu

menghasilkan nilai tambah.Dalam keadaan ekonomi yang

merosot, penanaman modal sering menipiskan

keuntungan.45

Jika modal dianggap memiliki produktivitas,

sebenarnya produktivitas tersebut bergantung pada factor

lain.Penanaman modal dapat mendatangkan banyak

keuntungan bergantung pada bagian produksi, riset dan

pengembangan, marketing, keuangan,inventori, serta

pengalaman orang yang menggunakannya.Faktor-faktor

tersebut merupakan syarat bagi penanaman modal yang

dapat mendatangkan keuntungan.Apabila persyaratan

tersebut tidak terpenuhi, keuntungan yang diharapkan dari

penanaman modal tersebut berubah menjadi kerugian. 46

Mungkin saja diakui bahwa modal memang

memiliki potensi produktivitas sehingga pemilik modal

layak untuk mendapat bagian keuntungan.Akan tetapi,

45

Antonio ,Bank Syariah Dari Teori ke Praktek,Jakarta: Gema

Insani Press,2001.h.73. 46

Ibid.h.73.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

45

tidak ada acara untuk mengetahui secara tepat dan pasti

nilai potensi keuntungan yang adil, baik pada saat stabil

maupun krisis.47

Allah SWT berfirman dalam surat Luqman ayat 34

berbunyi:

...

Artinya: Dan, tiada seorangpun yang dapat mengetahui

(dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.Dan

tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana

Dia akan mati.(Luqman:34)48

3. Mekanisme Pembiayaan Modal Usaha

Pembiayaan modal usaha adalah pembiayaan

untuk memenuhi kebutuhan, peningkatan produksi baik

secara kuantitatif yaitu jumlah hasil produksi maupun

secara kualitatif yaitu peningkatan kualitas atau mutu

47

Ibid.h.73. 48

Departemen Agama, Mushaf Al Quran dan terjemah(Bogor:Nur

no P.VI/1/TL.02.1/410/2009)h.114.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

46

hasil produksi dan untuk keperluan perdagangan atau

peningkatan dari suatu barang.49

Pembiayaan modal kerja adalah pembiayaan

untuk memenuhi kebutuhan modal kerja atau modal

investasi yaitu: digunakan untuk pembelian barang

dagangan, bahan baku produksi dan alat-alat

kerja.50

Adapun pengertian modal usaha adalah uang yang

dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang yang

dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang

menambah kekayaan. Modal dalam pengertian ini dapat

diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang digunakan

dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Banyak

kalangan yang memandang bahwa modal uang bukanlah

segala-galanya dalam sebuah bisnis.Namun perlu

dipahami bahwa uang dalam sebuah usaha sangat

diperlukan. Yang menjadi persoalan di sini bukanlah

penting tidaknya modal, karena keberadaannya memang

sangat diperlukan, akan tetapi bagaimana mengelola

modal secara optimal sehingga bisnis yang dijalankan

dapat berjalan lancar.51

49

Antonio ,Bank ,..,h.160. 50

Modul Binama Semarang. 51

Muhammad Safi’I Antonio ,Bank Syariah,…,h.146.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

47

Pada bank konvensional dapat kita jumpai adanya

kredit modal usaha yang dipergunkan untuk mendanai

pengadaan persediaan.Pola pembiayaan ini pada

prinsipnya sama dengan kredit untuk mendanai komponen

modal usaha lainnya, yaitu memberikan pinjaman dengan

bunga.Bank syariah mempunyai mekanisme tersendiri

untuk memenuhi kebutuhan prinsip jual beli dalam dua

tahap.Tahap pertama, bank mengadakan membeli dari

supplier secara tunai barang-barang yang dibutuhkan oleh

nasabah.Tahap kedua, bank menjual kepada nasabah

pembeli dengan pembayaran tangguh dan dengan

mengambil keuntungan yang disepakati bersama antara

bank dan nasabah.52

Seperti juga dalam perbannkan konvensional,

perbankan syariah menetapkan syarat-syarat umum untuk

sebuah pembiayaan modal usaha seperti hal-hal berikut:

a Syarat permohonan tertulis, dengan dilampiri

proposal yang membuat antara lain gambaran

umum usaha, rencana atau prospek usaha,

rincian dan rencana penggunaan dana, jumlah

52

Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan

Syariah,Jakarta:Salemba Empat,2013,h.106.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

48

kebutuhan dana, dan jangka waktu

penggunaan dana.

b Legalitas usaha, seperti identitas diri, akta

pendirian usaha, surat izin umum perusahaan,

dan tanda daftar perusahaan.

c Laporan keuangan, seperti necara dan laporan

laba rugi, data persediaan terakhir, data

penjualan, dan fotokopi rekening bank.53

Sebagai calon penerima pembiayaan dalam

perbankan maupun koperasi calon anggota wajib

memenuhi prosedur yang telah di tetapkan oleh pihak

bank maupun koperasi. Berikut beberapa prosedur

yang harus dipenuhi oleh para calon anggota yaitu:54

Mengisi formulir standar yang ditetapkan

oleh bank maupun koperasi yang memuat informasi

tentang data diri. Seperti:

1) Nama, tempat dan tanggal lahir,

alamat serta kewarganegaraan,

nomer KTP dan NPWP.

2) Alamat dan nomor telepon

tempat bekerja.

53

M.Nur Rianto Al Arif,Dasar-Dasar,…,h.171. 54

IBI, Mengelola Bank,..,h.70

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

49

3) Keterangan mengenai pekerjaan.

4) Jumlah pembiayaan dan tujuan

pengunaan dana.

5) Specimen tanda tangan.55

6) Mengumpulkan data diri berupa

foto kopi KTP suami istri (bagi

yang sudah menikah), foto kopi

Surat nikah (bagi yang sudah

menikah), dan foto kopi Kartu

Keluarga

7) Slip gaji dan surat keterangan

kerja bagi karyawan.

8) Foto kopi rekening tabungan

selama 6 bulan terakhir.

9) Foto kopi BPKB (bagi agunan

yang berupa kendaraan) atau foto

kopi sertifikat SHM/SHGB,

ataupun akte tanah.

Proses pemberian pembiayaan yang

baik dapat membantu meminimalkan

concentation risk. Untuk menghasilkan

keputusan pembiayaan yang baik, seluruh

55

IBI, Mengelola Bank,..,h.70.

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian …eprints.walisongo.ac.id/5987/3/BAB II.pdf · c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam, dan istishna. ... Kartu

50

tahap dalam proses pemberian pembiayaan

yang harus dilalui, seperti:56

1) Memahami bisnis dan industri.

2) Mewawancarai nasabah/anggota.

3) Melakukan analisis pembiayaan,

termasuk analisis keuangan

nasabah.

4) Melakukan negoisasi.

5) Menyusun struktur pembiayaan

sesuai dengan kebutuhan

nasabah/anggota.

6) Melakukan dokumentasi secara

layak.

7) Melakukan monitoring

pembiayaan yang baik.57

56

Ibid.h.70 57

Ibid.h.70.