bab ii landasan teori a. penelitianterdahulu
TRANSCRIPT
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PenelitianTerdahulu
Penelitian mengenai Dampak Keberadaan Tambang Emas Tumpang Pitu Terhadap
Perekonomian Masyarakat merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat dampak
ekonomi yang terjadi karena adanya kegiatan penambangan emas serta bagaimana kondisi
perekonmian masyarakat sekitar pertambangan. Penelitian ini mengacu pada beberapa
penelitian terdahulu yang relevan.
Meitika, Linda. (2017). Dampak Pariwisata Terhadap Pendapatan dan Tingkat
Kesejahteraan Pelaku Usaha di Kawasan Wisata Pulau Merah, Desa Sumberagung,
Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pelaku usaha di
kawasan wisata Pantai Pulau Merah, dan juga untuk mengetahui dampak wisata terhadap
pendapatan dan tingkat kesejahteraan pelaku usaha di kawasan wisata Pantai Pulau Mera.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
dengan jenis penelitian kausal komperatif. Macam dan jenis data yang digunakan yaitu data
kualitatif dan kuantitatif sedangkan data primer dan data sekunder sebagai jenis data. Data
sekunder didapatkan dari berbagai sumber yaitu diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Banyuwangi dan Kantor kepala Desa Sumberagung. Penentuan responden
ditentukan dengan rumus Slovin, terdapat 75 responden dengan teknik disproportioned
sampling, incidental sampling dan sampling jenuh. Metode analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif, analisis regresi linear berganda, analisis before vs after dan analisis
tingkat kesejahteraan dengan indikator Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Ayu Anggraeni, A.(2013).Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap
Pendapatan Masyarakat di Pulau Tidung. Menjelaskan bahwa adanya objek wisata yang
berada di Pulau Tidung telah memberikan dampak ekonomi bagi pendapatan masyarakat.
Sedangkan dampak yang ditimbukan berbeda dimana dalam penelitianAnnisa Ayu Anggreani
membahas tentang dampak ekonomi wisata bahari bagi pendapatan masyarakat karena
banyaknya wisatawan yang berkunjung kesana sehingga pengembangan wilayah wisata
bahari sekarang menjadi lebih baik, sedangkan pada peneliti dampak yang ditimbulkan oleh
aktivitas Penambangan Emas di Gunung Tumpang Pitu, didalam penelitian ini yang
terdampak atau menjadi fokus utamanya adalah pendapatan dari adanya pelaku usaha
5
homestay yang ada disekitar penambangan.
Anggraini, Willa(2017). Dampak Kawasan Pariwisata Pantai Sengigi Terhadap
Kegiatan Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat.
Mendeskripsikan tentang dampak yang dirasakan setelah adanya pengembangan Kawasan
Pariwisata Pantai Senggigi bagi kegiatan ekonomi masyarakat sekitar pantai. Dalam
penelitian ini Wila Anggraini membahas tentang kegiatan ekonomi masyarakat setelah
adanya dampak dari Wisata Pantai Senggigi yang sekarang menjadi objek wisata favorit bagi
wisatwan domestik maupun internasional, sehingga hal tersebut sangat berdampak terhadap
pendapatan masyarakat sekitar Kawasan Pariwisata Pantai Senggi.Sedangkan dari peneliti
adalah membahas pengenai pendapatan masyarakat setelah adanya aktivitas penambangan
emas Gunung Tumpang Pitu yaitu pelaku usaha homestay.
Alim Irhamna, S. (2018). Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Perekonomian
Masyarakat Sekitar Objek Wisata di Dieng Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini meneliti
mengenai dampak yang diakibatkan dari adanya pengembangan objek wisata terhadap
kondisi perekonomian masyarakat yang ada sekitarnya. Penelitian ini dilakukan di Desa
Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini dilakukan karena adanya
peningkatan pengunjung objek wisata dan juga pendapatan yang ada disektor pariwisata dan
berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat sekitar objek wisata. Jenis penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif yang dilengkapi data kualitatif dan kuantitatif baik
data primer maupun sekunder. Penelitian ini menggunakan alat Skala Likert untuk
menentukan hasil penelitian. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran kondisi
pariwisata, dan mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan dari adanya pengembangan
pariwisata terhadap kondisi perekonomian masyarakat sekitar. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan adanya peningkatan fasilitas, pelayanan objek wisata setelah adanya
pengembangan, akan tetapi ada penurunan pada bidang kebersihan dan keamanan.
Agretta,Riesantya. (2006). Dampak Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap
Pendapatan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kripik Tempe Di Sanan Kelurahan Purwantoro
Kecamatan Blimbing Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui
pendapatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) kripik tempe dan juga perubahan apa yang
terjadi pada tingkat pendapatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) kripik tempe di Sanan
Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing Kota Malang setelah adanya kenaikan Bahan
Bakar Minyak (BBM) pada bulan Oktober tahun 2005. Jenis penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif yang dilengkapi data kualitatif dan kuantitatif baik data primer
maupun sekunder. Penelitian ini menggunakan metode menghitung total pendapatan dan juga
6
uji t (t-test) untuk melihat pebedaan yang terjadi pada produksi kripik tempe setelah dan
sesudah adanya kenaikan BBM.
Adapun dalam penelitian ini penulis memiliki beberapa referensi untuk mendukung
berjalannya penelitian ini dengan baik dan benar. Penelitian ini didukung dengan beberapa
penelitian terdahulu guna untuk meperkuat teori-teori maupun rumus yang akan digunakan
untuk mengolah data setelah terkumpulnya semua data. Seperti halnya pada penelitan milik
Linda Meitika tahun 2017 yang membahas tentang dampak pariwisata di Pulau Merah, lokasi
ini sangat dekat dengan lokasi yang penelitian jadi banyak informasi ataupun teori yang dapat
diambil dari penelitian tersebut. Selanjutnya untuk teori pendapatan sendiri lebih lengkapnya
didapatkan dari skripsi Ayu Anggraeini tahun 2013, karena penilitian tersebut juga sama
membahas tentang pendapatan. Dan untuk perhitungan angka hasil dari kuisioner ataupun
data yang akan diolah dengan menggunakan beberapa rumus yang bisa dikutip dari penelitian
Riesantya Agretta. 2006 yang mendeskripsikan mengenai dampak yang diakibatkan oleh
kenaikan bbm, hal ini sama dengan penelitian ini karena penelitian ini juga bertujuan untuk
mengetahui dampak apa yang dihasilkan oleh tambang emas. Sehingga rumus yang
digunakan kurang lebih sama.
B. LandasanTeori
A. Pertambangan
Pertambangan yaitu sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka
penelitian, pengolahan dan pengusahaan mineral atau batu bara yang meliputi
penyelidikanumum,eksplorasi,studikelayakankonstruksi,penambangan,pengolahan dan
pemurnian, pengangkutan dan penjualan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, yang
dimaksud dengan menambang adalah menggali (mengambil) barang tambang dari dalam
tanah. Kemudian, Abrar Saleng menyatakan bahwa usaha pertambangan pada hakikatnya
ialah usaha pengambilan bahan galian dari dalam bumi. Dari pengertian-pengertian
pertambangan di atas, dapat diketahui bahwa pertambangan adalah suatu usaha
mengambil dan memanfaatkan bahan-bahan galian.Hakikatnya pembangunan sektor
pertambangan dan energi mengupayakan suatu proses pengembangan sumber daya
mineral dan energi yang potensial untuk dimanfaatkan secara hemat dan optimal bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sumber daya mineral merupakan suatu sumber
yang bersifat tidak dapat diperbaharui. Oleh karena itu penerapanya diharapkan mampu
menjaga keseimbangan serta keselamatan kinerja dan kelestarian lingkungan hidup
maupun masyarakatsekitar.
Sektor pertambangan memiliki peran penting dalam membangun
7
perekonomiannegara.Melimpahnya sumber daya mineral dan besarnya potensi
pengembangansektor pertambangan mendorong perusahaan-perusahaan swasta maupun
pemerintah untuk
mengekstraksisumberdayamineralyangada,termasukjugadidalamnyaadalahemas. Kegiatan
pertambangan emas perlu dipertimbangkan aspek keberlanjutan yang menyangkut
dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan. Kegiatan
pertambangan emas yang dilakukan di Gunung Tumpang Pitu
KabupatenBanyuwangimemberikandampakekonomisepertitenagakerjaperusahaan dari
masyarakat lokal, tambahan pendapatan untuk masyarakat yang menyediakan barang dan
jasa bagi perusahaan pertambangan, dan peningkatan pendapatan
penerimaandaerah.Dampaklingkunganyangditimbulkandarikegiatanpertambanganini
diantaranya adalah tercemarnya kawasan pesisir di empat kampung nelayan dan juga
kawasan wisata.
B. Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari pembentukan
laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang bingung mengenai istilah
pendapatan. Hal ini disebabkan pendapatan dapat diartikan sebagai revenue dan dapat
juga diartikan sebagai income, maka income dapat diartikan sebagai penghasilan dan kata
revenue sebagai pendapatan penghasilan maupun keuntungan.
Pendapatan sangat berpengaruh bagi keseluruhan hidup perusahaan, semakin besar
pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk
membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh
perusahaan. Selain itu pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi perusahaan yang
tersaji dalam laporan laba rugi maka, pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu
perusahaan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja (usaha atau
sebagainya).Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen adalah uang yang diterima
oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga,
komisi, ongkos dan laba.Pendapatan adalah jumlah yang dibebankan kepada langganan
untuk barang dan jasa yang dijual. Pendapatan adalah aliran masuk aktiva atau
pengurangan utang yang diperoleh dari hasil penyerahan barang atau jasa kepada para
pelanggan.
Didalam suatu pendapatan terdapat biaya produksi dimana biaya yang dikeluarkan
dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa dengan rumus sebagai berikut
8
a. TC (Total Cost) / Biaya Total
TC = FC + VC
Dimana :
FC (Fixed Cost) / Biaya Tetap, tidak dipengaruhi Q (Kuantitas)
VC (Variable Cost) / Biaya Variabel, dipengaruhi jumlah produksi (Q)
Gambar 2.1. Kurva Biaya Total (Total Cost)
Pada kurva Biaya Total (Total Cost) atau Gambar 2.1. Kurva FC
berbentuk horizontal hal inidikarena Fixed Cost merupakan biaya tetap, jadi
tidak perduli berapapun jumlah output yang dihasilkan maka biayanya akan
tetap.
Pada VC atau Variable Cost dapat lihat kurvanya mengalami kenaikan.
Dimana kurva VC menjelaskan biaya variabel yang terus meningkat seiring
dengan bertambahnya output yang dihasilkan. Biaya variabel ini akan
menyesuaikan dengan biaya yang diperlukan untuk penggunaan input.
Sedangkan pada kurva TC atau Total Cost ini merupakan penjumlahan
dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC) yang dikeluarkan. Sehingga
bentuk kurva TC akumulasi dari biaya tetap dan biaya variabel.
9
b. AC (Average Cost) / Biaya rata-rata
𝐴𝐶 =𝑇𝐶
𝑄
Gambar 2.2. Kurva Biaya Rata-Rata (Average Cost)
Pada Gambar 2.2. terlihat kurva Biaya Rata-rata atau Average Cost.
Kurva AC ini berbentuk U, yang artinya hal ini disebabkan karena pada saat
produksi masih sedikit, pertambahan sejumlah biaya produksi akan
menyebabkan pertambahan yang besar terhadap jumlah produksi, tapi jika
produksi sudah sangat banyak maka pertambahan jumlah produksi semakin
sedikit.
c. MC (Marginal Cost) / Biaya Marginal
𝑀𝐶 = 𝛥𝑇𝐶
𝛥𝑄
Gambar 2.3. Kurva Biaya Marginal (Marginal Cost)
Berdasarkan Gambar 2.3 kurva biaya marginal merupakan representasi
dari (biaya marginal) yang dialami produsen pada tingkat produksi yang
berbeda. Dilihat kurvanya berbentuk U, artinya pada awalnya penigkatan output
dapat menurunkan biaya marginal, akan tetapi setelah mencapai titik optimum,
biaya marginal juga akan meningkat seiring tambahan produksi.
Biaya Penerimaan (Revenue) dengan rumus :
10
a. TR (Total Revenue) / Penerimaan Total
TR = P x Q
Gambar 2.4. Penerimaan Total (Total Revenue)
Berdasarkan Gambar 2.4 Penerimaan Total (Total Revenue) kurva TR
naik terus yang artinya berapapun jumlah barang yang ditawarkan penjual,
semua akan laku tanpa mengalami penurunan harga.
b. MR (Marginal Revenue) / Penerimaan Marginal
MR = ∆TR
𝑄
Gambar 2.5. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue)
Berdasarkan Gambar 2.5 Penerimaan Maarginal (Marginal Revenue)
merupakan tambahan penerimaan yang diperoleh sebagai hasil penjualan satu
unit produk lagi. Karena harga tetap maka penerimaan marginal konstan sesuai
dengan tingkat harga.
11
Laba – Rugi menggunakan rumus :
a. Laba = TR > TC
Rugi = TR < TC
Gambar 2.6. Keadaan Laba
Dapat dilihat pada gambar 2.6 merupakan sebuah kurva dalam keadaan
laba. Dimana MR berbentuk garis horizontal karena dalam penentuan harga
penjual adalah sebagai price taker atau penentu harga.
Untuk AC pada gambar tersebut membentuk lengkungan berada di
bawah garis MR, karena dalam keadaan laba maka titik lengkungnya berada di
bawah MR.
Sedangkan MC pada gambar tersebut berbentuk lengkungan hampir
sama dengan AC namun MC selalu memotong di titik terendah AC. Selanjutnya
untuk mengetahui dimana letak keadaan laba maka syarat keuntungaan/laba
maksimum adalah MR=MC. Maka titiknya berada di antara garis MR dan MC,
setelah menemukan titik tersebut maka di temukan Total Revenue. Selanjutnya
ketemu dengan AC menjadi Total Cost. Sehingga keadaan laba keuntungan
ketika TR > TC, daerah (persegi Panjang) berwarna orange.
12
Gambar 2.7. Keadaan Rugi
Pada Gambar 2.7 bentuk kurva untuk yang berada dalam keadaan rugi
dimana AC berbentuk lengkungan berada di atas garis MR, karena dalam keadaan
rugi maka titik lengkungannya berada di atas MR.
MC pada gambar tersebut berbentuk lengkungan hampir sama dengan AC
namun MC selalu memotong titik terendah AC. Setelah itu untuk syaratnya
menentukan dimana letak kerugiannya masih sama dengan kurva laba
sebelumnya dimana MR = MC. Maka titiknya berada di antara garis MR dan MC,
setelah menemukan titik tersebut maka di temukan Total Cost. Selanjutnya
ketemu dengan AC menjadi Total Cost. Sehingga keadaan rugi Ketika TR < TC,
daerah (persegi Panjang) berwarna orange.
b. Titik Impas (Break Event Point)
TR = TC
Titik Impas (Break Event Point) memiliki dua rumus yang pertama
rumus untuk mencari satuan unit dan yang kedua rumus untuk mencari satuan
rupiah, rumus sebagai berikut :
BEP (Satuan Unit) = FC
P−VC
BEP(Satuan Rupiah) = FC
1−VC
P
Dimana:
FC = Total biaya tetap
P = Harga jual per unit
VC = Biaya variabel per unit
13
Gambar 2.8. Kurva Titik Impas (Break Event Point)
Berdasarkan Gambar 2.8 kurva titik impas (Break Event Point) diatas
dapat dijelaskan bahwa Q merupakan volume penjualan yang dapat dinyatakan
sebagai satuan kuantitas ataupun pendapatan penjualan, selanjutnyaP merupakan
pendapatan penjualan dan biaya dalam rupiah.
Impas atau BEP pada gambar tersebut terletak pada potongan garis
pendapatan penjualan atau total revenue dan garis biaya total atau total cost. Bila
dari perpotongan garis tersebut ditarik garis tegak ke sumbu Q maka diketahui
pencapaian impas berdasarkan volume penjualan, dan apabila titik impas ditarik
garis tegak lurus ke sumbu P maka diketahui pencapaian impas berdasarkan
pendapatan penjualan.
3. Homestay
Berdasarkan pengertiannya “homestay” merupakan rumah tinggal atau tempat
tinggal yang sebagian kamarnya disewakan kepada tamu dalam kurun waktu tertentu
sesuai kesepakatan yang ada untuk memperlajari budaya setempat atau suatu rutinitas
tertentu. Bangunan homestay sendiri biasanya berada dekat dengan kawasan wisata yang
berfungsi untuk disewakan kepada wisatawan yang secara langsung para wisatawan
dapat melihat kehidupan masyarakat sehari-hari, melihat pemandangan, bahkan
menjalani kehidupan seperti penduduk lokal.
Adapun terdapat beberapa kategori homestay yang membedakan homestay satu
dengan homestay yang lainnya, yaitu sebagai berikut :
a. Lokasi
Lokasi menjadi faktor utama dari kategori homestay yang akan disewakan.
Bangunan homestay pada umunya berada di wilayah lingkup permukiman warga
P
0 Q
Q
Biaya Variabel (VC)
Biaya Tetap (FC)
FC
BEP
TR
TC
14
karena pada dasarnya kegiatan homestay adalah kegitan yang dilakukan dengan
tinggal di suatu tempat atau daerah dengan tinggal bersama pemilik rumah untuk
dapat mempelajari kebuadayaan sekitarnya. Lokasi homestay sendiri dapat berada
di desa, dekat dengan tempat wisata atau sebuah perusahaan yang berdiri disekitar
wisata tergantung dengan kebutuhan yang diinginkan oleh penyewa homestay.
b. Fasilitas
Setelah lokasi fasilitas juga menjadi salah satu factor yang harus
diperhitungkan juga apabila ingin menyewa homestay demi kenyamanan
penyewa. Sebuah homestay memiliki fungsi utama yaitu bangunan residential
sementara bagi para wisatawan atau pekerja. Sebagai bangunan yang digunakan
untuk tinggal dalam waktu tertentu maka layaknya memiliki fasilitas utama seperti
ruang tidur atau ruang yang bersifatprivasi yang dapat digunakan untuk
beristirahat, kamar mandi dan ruang penunjang umum lainya. Semakin banyak
fasilitas yang tersedia tentunya hal tersebut akan menjadi pembeda bagi homestay
lainnya dan juga harganya akan menyesuaikan dengan fasilitas yang ada.
Dalam kategori di atas, terdapat juga tiga aspek penting dalam pelaksanaan usaha
homestay yaitu ;
Aspek pertama adalah aspek produk yang meliputi:
a. Bagunan rumah tinggal yang memenuhi kriteria:
b. Kamar tidur, kamar mandi
c. Fasilitas Penunjang.
d. Dapur
Sedangkan aspek kedua, pelayanan, meliputi pemesanan kamar, pencatatan
identitas tamu, pembayaran, pembersihan lingkungan dan kamar tamu, keamanan dan
kenyamanan tamu, penanganan keluhan, dan pemberian informasi tertulis mengenai
harga sewa, lokasi terdekat dari pelayanan kesehatan, fasilitas umum, daya tarik wisata
setemat dan budaya lokal.
Aspek penting ketiga, pengelolaan, meliputi tiga unsur. Yang pertama adalah
pengelolaan tata usaha dengan menyediakan area khusus dalam rumah tinggal untuk
keperluan administrasi, dilengkapi fasilitas penunjang yang sederhana. Selain itu juga
terlaksananya pengadministrasian pencatatan data identitas tamu. Unsur kedua
penjaminan keamanan dan keselamatan, dilakukan dengan cara menyediakan petunjuk
tertulis untuk menghindari terjadinya kebakaran atau keadaan darurat lainnya serta
memiliki peralatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
15
C. Kerangka Pikir
Gambar 2.9Kerangka Pikir
Hipotesis
H0 : (μ1 − μ2) = 0 atau μ1 = μ2
H1 : (μ1 − μ2) ≠ 0 atau μ1 ≠ μ2
H0: Tidak terdapat perbedaan pendapatan yang signifikan antara pelaku usaha homestay
sebelum adanya penambangan emas Gunung Tumpang Pitu dan pendapatan pelaku usaha
homestay setelah adanya penambangan emas Gunung Tumpang Pitu.
H1: Terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan pelaku usaha homestay sebelum
adanya penambangan emas Gunung Tumpang Pitu dan pendapatan pelaku usaha homestay
setelah adanya penambangan emas Gunung Tumpang Pitu.
Dampak Penambangan Emas
Gunung Tumpang Pitu
Pendapatan
Pelaku Usaha
Homestay
Pendapatan Usaha
Setelah Adanya
Penambangan Emas
Melihat Perbedaan
Dengan Menggunakan
Uji Paired Sample T Test
Pendapatan Usaha
Setelah Adanya
Penambangan Emas