bab ii landasan teori - repository.bsi.ac.id file4 bab ii landasan teori 2.1. konsep dasar 2.1.1....
TRANSCRIPT
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar
2.1.1. Konsep Dasar Sistem
Konsep dasar sistem adalah meliputi dari berbagai aspek dan sudut
pandang yang berbeda-beda sesuai dengan keterangan dalam hal-hal yang
berkaitan dengan sistem memiliki ciri dan karakteristik sebagai berikut :
1. Pengertian Sistem
Pengertian sistem menurut beberapa ahli yaitu menurut Sutabri (2012:10),
“Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur,
komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung
satu sama lain dan terpadu”.
Selanjutnya Menurut McLeod dikutip oleh Yakub (2012:1)
mendefinisikan sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi
dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan. Sistem juga merupakan suatu
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, terkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu.
5
2. Karakteristik Sistem
Menurut Sutabri (2012:20), Model umum suatu sistem adalah input, proses,
dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana,
sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain
itu pula sebuah sistem memiliki karakterisik atau sifat-sifat tertentu, yang
menandakan bahwa hal tersebut dapat dikatakan sebagai suatu sistem.
Menurut Sutabri (2012:20), suatu sistem mempunyai karakteristik. Adapun
karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem yang terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-
komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap
subsistem memiliki sifat menjalankan suatu sifat tertentu dan
mempengaruhi proses secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai
sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.
b. Batasan Sistem (Boundary)
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu
sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya.
Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
c. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang
mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem.
6
Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga
bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar
tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan
harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan
hidup sistem tersebut.
d. Penghubung Sistem (Interface)
Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut
penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-
sumber daya mengalir dari subsistem ke subsitem lain.
e. Masukan Sistem (Input)
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukkan sistem, yang
dapat berupa masukan pemeliharaan (maintenance input) dan masukan
sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer,
“program” adalah maintenance input yang digunakan untuk
mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah
menjadi informasi.
f. Keluaran Sistem (Output)
Hasil dari energi yang telah diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran
yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain
seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi.
Informasi ini dapat digunakan sebagai masukkan untuk pengambilan
keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lainnya.
7
g. Pengolahan Sistem (Proces)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukkan
menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan
mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh
pihak manajemen.
h. Sasaran Sistem (Objective)
Sistem memiliki sasaran dan tujuan yang pasti dan bersifat deterministic.
Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada
gunanya. Suatu sistem dapat dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau
tujuan yang direncanakan.
3. Klasifikasi Sistem
Menurut Sutabri (2012:22), sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara
satu komponen dengan komponen yang lain karena sistem memiliki sasaran
yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada dalam sistem tersebut.
Oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang yaitu:
a. Sistem abstrak dan sistem fisik
Sistem Abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide secara
fisik tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia yaitu sistem yang
berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sedangkan
sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem
komputer, sistem produksi, sistem penjualan dan lain sebagainya.
b. Sistem alamiah dan sistem buatan
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena proses alam, tidak dibuat
oleh manusia.
8
Misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang dan malam, pergantian
musim. Sedangkan sistem buatan merupakan sistem yang melibatkan
interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine sistem.
Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine
sistem karena menyangkut penggunaan komputer yang bernteraksi dengan
manusia.
c. Sistem determinasi dan sistem probabilistik
Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut
sistem deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang
tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer
yang dijalankan, sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem
yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi, karena mengandung
unsur probabilistic. Sistem ramalan cuaca merupakan contoh probabilistik
karena sistem ini tidak dapat diprediksikan dengan pasti.
d. Sistem tertutup dan terbuka
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis
tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem
yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Sistem ini menerima
masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.
9
4. Elemen Sistem
Menurut Kadir (2014:62), elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem
yaitu :
a. Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (goal), entah hanya satu atau mungkin
banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem.
Tanpa tujuan, sistem menjadi tidak terarah dan tidak terkendali. Tentu saja,
tujuan antara satu sistem dengan sistem lain berbeda-beda.
b. Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk kedalam sistem
dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Masukan dapat berupa hal-
hal berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh
masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak
berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa dari pelanggan).
c. Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi,
keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan
sebagainya.
d. Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari
masukan menjadi keluaran yang berguna, misalnya berupa informasi dan
produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja
sisa pembuangan atau limbah.
10
Pada pabrik kimia, proses dapat berupa pemanasan bahan mentah. Pada
rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.
e. Mekanisme pengendalian dan umpan balik
Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan
menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan
balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses.
Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan
tujuan. Dalam bentuk yang sederhana, dilakukan perbandingan antara
keluaran sistem dan dan keluaran yang dikehendaki (standar).
Umpan balik seperti yang diutarakan didepan berguna menyesuaikan
penyimpangan terhadap standar biasa disebut umpan balik negatif (negative
feedback) contoh penerapan umpan balik negatif yaitu penerapan thermostat
pada sistem pendingin (AC). Selain dengan menggunakan umpan balik
negatif, pengendalian juga dapat memakai umpan balik positif (positive
feedback) atau kadangkala disebut umpan maju (feedforward). Pada sistem
ini, pengendalian dimaksudkan untuk menambah kekuatan atau mendorong
proses supaya memberikan hasil yang lebih baik, tanpa harus menunggu
terjadinya penyimpangan. Umpan maju biasa digunakan untuk suatu sistem
yang mencegah terjadinya penyimpangan yang besar.
Berdasarkan elemen-elemen sistem diatas, penulis menyimpulkan
bahwa suatu elemen sistem yang akan membentuk sebuah sistem yaitu
tujuan, masukan, keluaran, proses, mekanisme pengendalian dan umpan
balik.
11
5. Daur Hidup Sistem
Menurut Sutabri (2012:27), siklus hidup sistem (system life cycle) adalah
proses evalusioner yang diikuti dalam penerapan sistem atau subsistem
informasi berbasis komputer. Siklus hidup sistem terdiri dari serangkaian tugas
yang mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem, karena tugas-tugas tersebut
mengikuti pola yang teratur dan dilakukan secara top down.
Siklus hidup sistem sering disebut sebagai pendekatan air terjun (Waterfall
Approach) bagi pembangunan dan pengembangan sistem.
Pembangunan sistem hanyalah salah satu dari rangkaian daur hidup suatu sistem.
Meskipun demikian proses ini merupakan aspek yang sangat penting.
Daur hidup sistem terdiri dari beberapa fase antara lain:
a. Mengenali adanya kebutuhan
Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan atau problem
yang harus dapat dikenali sebagaimana adanya, kebutuhan dapat terjadi
sebagai hasil perkembangan dari organisasi dan volume yang meningkat
melalui kapasitas dari sistem yang ada. Semua kebutuhan ini harus dapat
didefinisikan dengan jelas, tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada,
maka pembangunan sistem akan kehilangan arah serta efektifitasnya.
b. Pembangunan sistem
Pembangunan sistem merupakan suatu proses yang harus diikuti untuk
menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk
dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
12
c. Pemasangan sistem
Setelah tahap pembangunan sistem selesai, maka sistem akan dioperasikan.
Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem,
dimana peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi,
pemasangan sistem sebenarnya merupakan langkah akhir dari pembangunan
sistem.
d. Pengoperasian sistem
Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian
membentuk suatu sistem informasi yang bersifat statis, sedangkan
organisasi yang ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami
perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan
peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk mengatasi
perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.
e. Sistem menjadi usang
Kadang perubahan yang terjadi begitu drastis, sehingga tidak dapat diatasi
dengan hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang
berjalan. Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknik, sistem yang ada
sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu
dibangun untuk menggantikannya.
2.1.2. Konsep Dasar Informasi
Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil pengolahan data
dalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya. Sumber
informasi adalah data.
13
1. Pengertian Data
Menurut Sutabri (2012:2), Data adalah bahan mentah yang diproses untuk
menyajikan informasi. Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk
jamak dari bentuk tunggal datum atau item.
Menurut McLeod dalam bukunya Yakub (2012:5), “Data adalah deskripsi
kenyataan yang menggambarkan adanya suatu kejadian (event), data terdiri dari
fakta (fact) dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai”. Data dapat
berbentuk nilai yang terformat, teks, citra, audio, dan video.
a. Teks, adalah sederetan huruf, angka, dan simbol-simbol yang kombinasinya
tidak tergantung pada masing-masing item secara individual misalnya,
artikel koran, majalah dan lain-lain.
b. Data yang terformat, adalah data dengan suatu format tertentu, misalnya
data yang menyatakan tanggal atau jam, dan nilai mata uang.
c. Citra (image), adalah data dalam bentuk gambar, citra dapat berupa grafik,
foto dan tanda tangan.
d. Audio, adalah data dalam bentuk suara misalnya, instrumen musik, suara
binatang dan detak jantung.
e. Video, adalah data dalam bentuk gambar yang bergerak dan dilengkapi
dengan suara misalnya, aktivitas dalam film.
2. Pengertian Informasi
Menurut Sutabri (2012:29), “informasi adalah sebuah istilah yang tepat
dalam pemakaian umum. Informasi dapat mengenai data mentah, data tersusun,
kapasitas sebuah saluran komunikasi, dan lain sebagainya”.
14
Menurut McLeod dalam Yakub (2012:8), “informasi adalah data yang
diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi pemakainya”.
Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan dapat ditarik
kesimpulan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu
bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan
keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi.
3. Nilai dan Kualitas Informasi
Menurut Sutabri (2012:38) nilai informasi didasarkan atas sepuluh sifat
yaitu:
a. Mudah diperoleh, sifat ini menunjukan informasi dapat diperoleh dengan
mudah dan cepat.
b. Luas dan lengkap, sifat ini menunjukan kelengkapan isi informasi. Hal ini
tidak hanya mengenai volumenya, akan tetapi juga mengenai keluaran
informasinya.
c. Ketelitian, sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan
keluaran informasi.
d. Kecocokan, sifat ini menunujukkan seberapa baik keluaran informasi dalam
hubungan dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada
hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi.
e. Ketepatan waktu, sifat ini menunujukkan tidak ada keterlambatan jika ada
yang sedang ingin mendapatkan informasi.
f. Kejelasan, sifat ini menunjukan tingkat kejelasan informasi, informasi
hendaknya terbebas dari istilah-istilah yang tidak jelas.
15
g. Keluwesan, sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran
informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan
beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banyak
hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
h. Dapat dibuktikan, sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai
informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan
yang sama.
i. Tidak ada prasangka, sifat ini berhubungan dengan ada tidaknya keinginan
untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah
dipertimbangkan sebelumnya.
j. Dapat diukur, sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan oleh
sistem informasi formal
Menurut Sutabri (2012:41) kualitas dari informasi tergantung dari tiga hal
yaitu:
a. Akurat (accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan.
Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai
penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan (noise) yang dapat
mengubah atau merusak informasi tersebut.
b. Tepat pada waktunya (timelines)
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang
sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan
landasan dalam pengambilan keputusan.
16
c. Relevan (relevance)
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi
informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
4. Fungsi Informasi
Menurut Sutabri (2012:32), fungsi utama informasi adalah menambah
pengetahuan. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan
hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah keputusan. Akan tetapi, dalam
kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat
menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan.
Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberi suatu
kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda.
5. Siklus Informasi
Menurut Sutabri (2012:33), data diolah melalui suatu model informasi,
kemudian si penerima akan menangkap informasi tersebut untuk membuat suatu
keputusan dan melakukan tindakan. Tindakan si penerima menjadi sebuah data
baru. Data tersebut akan ditangkap sebagai input dan diproses kembali lewat
suatu model, dan seterusnya sehingga membentuk suatu siklus. Siklus inilah
yang disebut “Siklus Informasi” (information cycle).
2.1.3. Konsep Dasar Sistem Informasi
Secara umum, data dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan fakta
yang jauh berharga dan lebih bermakna untuk penerima informasi yang
menjelaskan kesempatan nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
17
1. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Kadir (2014:8) menyimpulkan bahwa: “sistem informasi
mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan
prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data informasi), dan dimaksudkan
untuk mencapai sasaran atau tujuan”.
Menurut Sutabri (2012:46) “sistem informasi adalah suatu sistem didalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi
harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial
dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan
laporan-laporan yang diperlukan”.
2. Komponen Sistem Informasi
Menurut Kadir (2014:71), sistem informasi mengandung komponen-
komponen seperti berikut :
a. Perangkat keras (hardware), yang mencakup piranti-piranti fisik seperti
komputer dan printer.
b. Perangkat lunak (software) atau program, yaitu sekumpulan instruksi yang
memungkinkan perangkat keras memproses data.
c. Prosedur, yaitu sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan
pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
d. Orang, yakni semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan
sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.
e. Basis data (database), yaitu kumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang
berkaitan dengan penyimpanan data.
f. Jaringan komputer dan komunikasi data, yaitu sistem penghubung yang
memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh
sejumlah pemakai.
18
Menurut Yakub (2012:20) pada buku yang berjudul Pengantar Sistem
Informasi, komponen sistem informasi tersebut disebut dengan istilah blok
bangunan (building block). Komponen sistem informasi tersebut terdiri dari blok
masukan (input block), blok model (model block), blok keluaran (output block),
blok teknologi (technology block), blok basis data (database block).
a. Blok masukan (Input Block)
Input memiliki data yang masuk ke dalam sistem informasi, juga metode-
metode untuk menangkap data yang dimasukkan.
b. Blok model (Model Block)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur logika dan model matematik yang
akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data.
c. Blok keluaran (Output Block)
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen serta semua pemakai sistem.
d. Blok teknologi (Technology Block)
Blok teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan, mengakses
data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dari sistem secara
keseluruhan. Teknologi terdiri dari tiga bagian utama yaitu teknisi
(brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
e. Basis Data (Database Block)
Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan
yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan
perangkat lunak untuk memanipulasinya.
19
2.1.4. Konsep Dasar Penggajian
Menurut Soemarso (2009:307) menyatakan bahwa penggajian adalah:
“Imbalan kepada pegawai yang diberikan atas tugas-tugas administrasi dan
pimpinan yang jumlahnya biasanya tetap secara bulanan”.
Menurut Mulyadi (2013:373):
“Gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang
dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer,
sedangkan upah umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa
yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh). Umumnya gaji
dibayarkan secara tetap perbulan, sedangkan upah dibayarkan berdasarkan
hari kerja, jam kerja atau jumlah satuan produk yang di hasilkan”.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penggajian adalah
suatu kompensasi yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pegawai sebagai balas
jasa atas kinerja yang telah diberikan terhadap perusahaan. Kompensasi tersebut
biasanya diberikan bulanan kepada pegawai.
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi merupakan
formulir yang digunakan untuk merekam data atas terjadinya suatu transaksi
penggajian ataupun pengupahan. Dokumen tersebut dibagi menjadi beberapa
macam antara lain menurut Mulyadi (2013:374), yaitu sebagai berikut:
a. Dokumen Pendukung Perubahan Gaji dan Upah
Dokumen ini umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa surat-
surat yang bersangkutan dengan karyawan, seperti surat keputusan
pengangkatan karyawan baru, pemberhentian sementara dari kerja (skorsing),
pemindahan/mutasi dan lain-lain. Tembusan dokumen dikirimkan kefungsi
pembuat daftar gaji dan upah untuk kepentingan pembuatan daftar gaji dan
upah.
20
b. Kartu Jam Hadir
Dokumen ini digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk mencatat jam hadir
setiap karyawan perusahaan. Catatan jam hadir karyawan ini dapat berupa
daftar hadir biasa, dapat pula berbentuk kartu hadir yang diisi dengan mesin
pencatat waktu.
c. Kartu Jam Kerja
Dokumen ini digunakan untuk mencatat waktu yang dikonsumsi oleh tenaga
kerja langsung pabrik guna mengerjakan pesanan tertentu. Dokumen ini diisi
oleh mandor pabrik dan diserahkan ke fungsi pembuat daftar gaji dan upah
untuk kemudian dibandingkan dengan kartu jam hadir, sebelum digunakan
untuk distribusi biaya upah langsung kepada setiap jenis produk atau pesanan.
d. Daftar Gaji dan Upah
Dokumen ini berisi jumlah gaji dan upah bruto setiap karyawan, dikurangi
dengan pemotongan berupa PPh 21, utang karyawan, dan sebagainya.
e. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah
Dokumen ini merupakan ringkasan gaji dan upah per departemen, yang di
buat berdasarkan daftar gaji dan upah.
f. Surat Pernyataan Gaji dan Upah
Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah bersamaan
dengan pembuatan daftar gaji dan upah. Dokumen ini dibuat sebagai catatan
bagi setiap karyawan mengenai rincian gaji dan upah yang diterima setiap
karyawan.
21
g. Amplop Gaji dan Upah
Uang gaji dan upah karyawan diserahkan kepada setia karyawan dalam
amplop gaji dan upah.
h. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat oleh fungsi
akuntansi kepada fungsi keuangan, berdasarkan informasi dalam daftar gaji
dan upah yang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji dan upah.
2.1.5. Konsep Dasar Perancangan Sistem
1. Pengertian Perancangan Sistem
Menurut Al-Jufri (2011:141), Perancangan sistem adalah penentuan proses
dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Jika sistem itu berbasis komputer,
rancangan dapat menyertakan spesifikasi peralatan yang akan dipergunakan.
Sehingga penulis menyimpulkan bahwa perancangan sistem adalah tahap akhir
untuk penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.
2. Tujuan Perancangan Sistem
Menurut Sutabri (2012:225), adapun tujuan utama dari perancangan sistem
adalah sebagai berikut :
1. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara
rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan
dihasilkan.
2. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur
data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat
22
memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta keluwesan atau
fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.
3. Penyusunan perangkat lunak sistem yang akan berfungsi sebagai sarana
pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.
4. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara
keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian,
analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan
sistem yang lama.
5. Penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak
sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta
penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi
atau instansi yang bersangkutan.
3. Langkah-langkah Perancangan Sistem
Menurut Sutabri (2012:226), adapun langkah-langkah umum yang harus
dilakukan pada perancangan sistem adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci
Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan
sistem baru dengan alat yang dijelaskan dengan modul teknis.
2. Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
Sekarang analis harus mengidentifikasi konfigurasi (bukan merk atau model)
peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem
untuk menyelesaikan pemrosesan.
23
3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
Analis bekerjasama dengan manager, mengevaluasi berbagai alternatif.
Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem
memenuhi kriteria kinerja dengan kendala-kendala yang ada.
4. Memilih konfigurasi yang terbaik
Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan mnyesuaikan
kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi
tunggal.
5. Menyiapkan usulan penerapan
Analis menyiapkan usulan penerapan yang mengikhtisarkan tugas penerapan
yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.
6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem
Keputusan untuk terus pada tahap penerapan ini sangat penting karena usaha
ini akan sangat berpengaruh terhadap jumlah orang yang terlibat. Jika
keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biaya, penerapan akan
disetujui.
2.2. Peralatan Pendukung (Tools System)
2.2.1. Unified Modeling Language (UML)
Menurut Widodo (2011:10), “beberapa literature menyebutkan
bahwa Unified Modeling Language (UML) menyediakan lima jenis diagram.
Namun demikian model-model itu dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya
yaitu statis atau dinamis”.
24
Menurut Nugroho (2010:6), “UML (Unified Modeling Language) adalah
bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma
berorientasi objek. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk
penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian
rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami”.
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013:137), “UML muncul karena adanya
kebutuhan pemodelan visual untuk menspesifikasikan, menggambarkan,
membangun, dan dokumentasi dari sistem perangkat lunak. UML
merupakan bahasa visual untuk permodelan dan komunikasi mengenai
sistem dengan menggunakan diagram dari teks-teks pendukung”.
UML menyediakan beberapa diagram, yaitu :
1. Use Case Diagram
Menurut Rossa dan Shalahuddin (2013:155), “ Use Case Diagram atau
diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) system
informasi yang akan di buat”.
Menurut Triandini (2012:18), langkah-langkah membuat diagram use case:
a. Mengidentifikasi aktor.
Perhatikan bahwa aktor sebenarnya adalah peran yang dimainkan oleh
pengguna. Alih-alih menyusun daftar aktor sebagai Bob, Maria, atau Tuan
Hendricks, sebaiknya identifikasi peran spesifik yang dimainkan oleh
orang-orang tersebut. Ingatlah orang yang sama mungkin memainkan
berbagai peran karena ia menggunakan sistem. Sistem lain juga dapat
menjadi aktor dari sistem.
b. Setelah peran aktor teridentifikasi, langkah berikutnya adalah menyusun
tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh peran-peran tersebut dalam
penggunaan sistem. Tujuan tersebut merupakan tugas yang dilakukan oleh
aktor untuk mencapai beberapa fungsi bisnis yang memberikan nilai
tambah bagi bisnis.
25
2. Deployment Diagram
Menurut Rossa dan Shalahudin (2013:154), “Diagram deployment atau
deployment diagram menunjukkan konfigurasi komponen dalam proses
eksekusi aplikasi”.
Menurut Tohari (2014:134) mengatakan bahwa “Deployment Diagram
menujukkan tata letak sebuah sistem secara fisik. Diagram ini menampakkan
bagian-bagian software yang berjalan pada bagian-bagian hardware yang
digunakan untuk mengimplementasikan sebuah sistem dan keterhubungan
antara komponen-komponen hardware tersebut”.
3. Sequence Diagram (Diagram sekuen)
Menurut Rossa dan Shalahuddin (2013:165), “Diagram sekuen
menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan
waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek.
4. Activity Diagram (Diagram aktivitas)
Menurut Rossa dan Shalahudin (2013:161), “Activity Diagram atau diagram
aktivitas menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah
sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak.
5. Class Diagram (Diagram Kelas)
Menurut Rossa dan Shalahudin (2013:141), “Diagram kelas atau class
diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas
yang akan dibuat untuk membangun sistem”.
Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi.
a. Atribut merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas.
b. Operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas.
26
6. Statechart Diagram (Diagram Statechart)
Menurut Rossa dan Shalahuddin (2012:163), “State machine diagram atau
statechart diagram atau dalam bahasa indonesia disebut diagram mesin status
digunakan untuk menggambarkan perubahan status atau transisi status dari
sebuah mesin atau sistem atau objek”.
7. Package Diagram
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2012:153) mengatakan bahwa, “package
diagram menyediakan cara mengumpulkan elemen-elemen yang saling
terkait dalam diagram UML”. Hampir semua diagram UML dapat
dikelompokkan dalam package diagram.
2.2.2. Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut Rossa dan Shalahuddin (2013:50) “Pemodelan awal basis data
yang paling banyak digunakan adalah menggunakan Entity Relationship Diagram
(ERD). ERD dikembangkan berdasarkan teori himpunan dalam bidang
matematika. ERD digunakan untuk pemodelan basis data relasional”.
ERD biasanya memiliki hubungan binary (satu relasi menghubungkan dua
buah entitas). Beberapa metode perancangan ERD menoleransi hubungan relasi
ternary (satu relasi menghubungkan tiga buah entitas) atau N-ary (satu relasi
menghubungkan banyak entitas).
2.2.3. Logical Record Structure (LRS)
Menurut Wulandari (2011:15) “Logical Record Structure dibentuk dengan
nomor tipe record. Beberapa tipe record digambarkan oleh kotak empat persegi
panjang dan dengan nama yang unik”.
27
Berikut tahapan transformasi ERD ke LRS menurut Wulandari (2011:15)
1. Konversi ERD ke LRS, Entity Relationship Diagram harus diubah ke bentuk
LRS (Logical Record Strukture). Dari bentuk LRS inilah yang nantinya dapat
ditransformasikan ke bentuk relasi tabel.
2. Konversi ERD ke LRS sebuah model sistem yang digambarkan dengan
sebuah model sistem yang digambarkan dengan sebuah ERD akan mengikuti
pola pemodelan tertentu.
Dalam kaitannya dengan konversi ke LRS, untuk perubahan yang terjadi
adalah mengikuti aturan-aturan berikut:
a. Setiap entitas diubah kebentuk kotak dengan nama entitas, berada diluar
kotak dan atribut berada didalam kotak.
b. Sebuah relationship kadang disatukan, dalam sebuah kotak bersama entitas,
kadang sebuah kotak bersama-sama dengan entitas, kadang disatukan dalam
sebuah kotak tersendiri.
c. Konversi LRS ke relasi tabel atau tabel adalah bentuk pernyataan data secara
grafis dimensi, yang terdiri dari kolom dan baris. Relasi adalah bentuk visual
dari sebuah file, dan tiap tuple dalam sebuah field, atau dalam bentuk
lingkaran Entity Diagram Relationship dikenal dengan sebutan atribut.
Konversi dari logical structure, dilakukan dengan cara:
1. Nama logical record structure menjadi nama relasi.
2. Tiap atribut menjadi sebuah kolom didalam relasi.
28
Menurut Hasugian dan Shidiq (2012:608) memberikan batasan bahwa
''LRS (Logical Record Strukture) adalah sebuah model sistem yang digambarkan
dengan sebuah diagram-ER akan mengikuti pola atau aturan permodelan tertentu
dalam akitan dengan konversi ke LRS''
Perbedaan LRS dengan ERD dan tipe record berada diluar field tipe record
ditempatkan. LRS terdiri dari link-link diantara tipe record. Link ini menunjukkan
arah dari satu tipe record lainnya. Banyak link dari LRS yang diberi tanda field-
field yang kelihatan pada kedua link type record. Penggambaran LRS mulai
dengan menggunakan model yang dimengerti. Dua metode yang dapat digunakan,
dimulai dengan hubungan kedua model yang dapat dikonversikan ke LRS.
Metode yang lain dimulai dengan Entity Relationship Diagram dan langsung
dikonversikan ke LRS.
2.4.4. Software Architecture
Menurut Satzinger et al. (2010:342) “Software Architecture terbagi
menjadi 2 jenis yaitu client dan server”. Server yang berarti sebuah proses, modul,
objek atau komputer yang menyediakan layanan melalui jaringan. Sedangkan
client adalah sebuah proses, modul, objek atau komputer yang meminta layanan
dari satu atau lebih server. Contohnya: Three Tier, karena pada saat data update,
semua bagian dapat melihat perubahan tersebut karena sistem antara bagian-
bagian yang mengakses terkomputerisasi sehingga dapat dilihat oleh bagian-
bagian yang mengaksesnya.
29
Menurut Satzinger et al. (2010:344), Software Architecture memiliki 5
bagian yaitu:
a. Client/ Server Architecture, merupakan model umum perangkat lunak
organisasi dan dapat diimplementasikan dengan berbagai cara. Ada 2 jenis
yaitu:
• Server: proses, modul, objek, atau komputer yang menyediakan layanan
melalui jaringan.
• Client: Modul, proses, objek, atau komputer yang permintaan jasa dari
satu atau lebih server.
b. Three layer architecture/ server architecture, merupakan arsitektur
client/server yang membagi aplikasi ke dalam data layer, business logic
layer, dan view layer.
c. Data Layer: bagian dari tiga lapis arsitektur yang berinteraksi dengan
database.
d. Business Logic: bagian dari tiga arsitektur layer yang berisi program-program
yang mengimplementasikan aturan bisnis aplikasi.
e. View Layer: bagian dari tiga arsitektur layer yang berisi user interface.
30