bab ii landasan teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/sri hartati bab ii.pdf ·...

44
12 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian teori 1. Model Synectics a. Definisi Model Synectics Synectics adalah pendekatan baru yang menarik untuk perkembangan kreativitas yang dipelopori oleh Willian J.J Gordon. Awalnya Gordon menggunakan prosedur-prosedur synectics untuk mengembangkan (kelompok- kelompok kreativitas) dalam organisasi industri. Gordon mengembangkannya untuk keperluan aktivitas individu dalam kelompok agar mereka mampu memecahkan masalah (problem solver), atau untuk mengembangkan produksi (product development). Model Synectics yang telah berkembang di dunia industri, yang kemudian dikembangkan oleh Gordon untuk digunakan di sekolah, tujuannya yaitu untuk menumbuhkan kreativitas sehingga diharapkan siswa mampu menghadapi permasalahannya. Beberapa tahun belakangan ini Gordon mengadaptasi synectics untuk digunakan pada anak-anak sekolah dan material- material yang banyak memuat aktivitas-aktivitas synectics yang sekarang dipublikasikan (Imani, 2008 : 32). Pada dasarnya synectics menekankan keterlibatan siswa untuk membuat berbagai bentuk metafora dan kiasan untuk membuka intelegensinya dan untuk mengembangkan daya kreativitasnya. Gordon berpendapat bahwa proses kreatif Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Upload: lyphuc

Post on 30-May-2019

273 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian teori

1. Model Synectics

a. Definisi Model Synectics

Synectics adalah pendekatan baru yang menarik untuk perkembangan

kreativitas yang dipelopori oleh Willian J.J Gordon. Awalnya Gordon

menggunakan prosedur-prosedur synectics untuk mengembangkan (kelompok-

kelompok kreativitas) dalam organisasi industri. Gordon mengembangkannya

untuk keperluan aktivitas individu dalam kelompok agar mereka mampu

memecahkan masalah (problem solver), atau untuk mengembangkan produksi

(product development). Model Synectics yang telah berkembang di dunia industri,

yang kemudian dikembangkan oleh Gordon untuk digunakan di sekolah,

tujuannya yaitu untuk menumbuhkan kreativitas sehingga diharapkan siswa

mampu menghadapi permasalahannya. Beberapa tahun belakangan ini Gordon

mengadaptasi synectics untuk digunakan pada anak-anak sekolah dan material-

material yang banyak memuat aktivitas-aktivitas synectics yang sekarang

dipublikasikan (Imani, 2008 : 32).

Pada dasarnya synectics menekankan keterlibatan siswa untuk membuat

berbagai bentuk metafora dan kiasan untuk membuka intelegensinya dan untuk

mengembangkan daya kreativitasnya. Gordon berpendapat bahwa proses kreatif

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

13

dapat diungkapkan dan dikembangkan melalui pengajaran berbagai bidang ilmu

pengetahuan, misalnya science dan ilmu sastra (Sunarti dan Subana, 2011 : 122).

Lebih lanjut dijelaskan bahwa emosi, efektif, dan komponen-komponen irasional

kreativitas pada permulaannya lebih penting daripada pikiran-pikiran rasional. Hal

ini dapat dilaksanakan karena “metafora” dapat melepaskan ikatan struktur mental

yang melekat kuat dalam memandang suatu problema sehingga menunjang

timbulnya ide-ide kreatif.

Menurut Joyce dan Weil (1980 : 13) ada sebanyak 25 buah model mengajar

yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga rumpun besar, yaitu: information

procesing models (model-model pemrosesan informasi), personal models (model-

model pribadi), dan behavioral models (model-model prilaku). Masing-masing

rumpun model memiliki karakteristik tersendiri. Model Synectics adalah salah

satu model yang termasuk pada rumpun pribadi, model lain yang termasuk model

pribadi adalah model pengajaran non direktif, latihan kesadaran, konseptual

sistem dan pertemuan kelas. Model pribadi merupakan model mengajar yang

berorientasi kepada perkembangan diri individu, model ini menitikberatkan

kepada psikologis individual dan pengembangan kreativitas melalui aktualisasi

diri, kesehatan mental, dan pengembangan kreativitas.

Kata synectics, berasal dari bahasa Grik Synectikos, yang mengandung arti

joining, conecting, immediate (Webster,1990 : 1197). Connecting merupakan arti

yang lebih tepat dengan istilah synectics, arti ini diperluas lagi melalui proses

metaforik. Dengan demikian model Synectics dapat didefinisikan sebagai model

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

14

pengajaran yang dapat dijadikan pedoman guru dalam proses belajar mengajar

melalui proses metaforik.

Gordon (1980 : 166) berpendapat bahwa dasar synectics dibentuk melalui

empat pandangan yang sekaligus menentang pandangan konvensional. Pandangan

Gordon tersebut adalah sebagai berikut :

1) Kreativitas adalah aktivitas sehari-hari

Pada umumnya orang beranggapan bahwa kreativitas berhubungan dengan

proses kreatif dalam perkembangan karya-karya besar seperti seni atau musik

atau suatu karya-karya yang gemilang. Gordon (1980 : 166) menekankan

kreativitas sebagai suatu bagian dari kehidupan sehari-hari dan berlangsung

seumur hidup. Modelnya dirancang untuk meningkatkan kemampuan

memecahkan masalah, ekspresi kreatif, empathy dan kesadaran hubungan

sosial.

2) Proses kreatif tidaklah selalu misterius, dalam arti kreativitas dapat dipelajari.

Pandangan tradisional menyatakan bahwa kreativitas sebagai suatu yang

misterius dan diturunkan. Sementara Gordon percaya jika individu mengerti

basis proses kreatif mereka dapat belajar menggunakan pengertian dalam

meningkatkan kreativitas dimana mereka hidup dan bekerja secara bebas

(mandiri) dan sebagai anggota dari suatu kelompok (Joyce dan Weil,1980 :

13). Gordon memandang bahwa kreativitas dapat ditingkatkan dengan

kesadaran analisis untuk menggambarkannya dan menciptakan prosedur-

prosedur latihan yang dapat diterapkan di sekolah dan situasi yang lain.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

15

3) Kreativitas tercipta di segala bidang, baik seni, sains, dan teknologi

Gagasan ini bertentangan dengan keyakinan pada umumnya, di mana orang

membatasi kreativitas hanya dalam bidang seni saja.

4) Proses penemuan individual akan ditunjang oleh penemuan kelompok.

Individu dan kelompok menyimpulkan gagasan dan hasil yang sama dalam

beberapa hal, hal tersebut sangat berbeda dengan pandangan bahwa kreativitas

adalah pengalaman personal.

Proses spesifik dari synectics dikembangkan dari sekumpulan asumsi psikologi

kreativitas, yaitu :

1) Memunculkan proses kreatif menuju kesadaran serta mengembangkannya

secara nyata turut membantu kreativitas.

2) Komponen emosional lebih penting daripada intelektual, komponen irasional

lebih penting daripada rasional. Kreativitas adalah perkembangan pola-pola

mental baru, hal-hal yang tidak rasional memungkinkan dapat membuka

pikiran yang dapat memungkinkan munculnya ide-ide batu, bagaimanapun

dasar keputusan selalu bersifat rasional tetapi keadaan irasional merupakan

lingkungan mental yang paling baik dalam menjelajahi dan meluluskan

gagasan, tetapi hal itu bukan untuk membuat keputusan. Gordon berpendapat

bahwa logika digunakan untuk membuat keputusan dan kemampuan-

kemampuan yang bersifat teknis diperlukan untuk menyusun ide-ide dalam

banyak hal, tetapi ia percaya bahwa kreativitas penting dalam proses

emosional. Seseorang memerlukan elemen-elemen yang irasional dan emosi

untuk meningkatkan proses intelektual.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

16

3) Untuk meningkatkan keberhasilan pemecahan masalah, elemen-elemen

irasional dan emosional harus dimengerti lebih dahulu.

Dengan kata lain analisis proses emosional dan irasional dapat membantu

individu dan kelompok dalam meningkatkan kreativitasnya dengan menggunakan

kontruksi irasionalitas. Aspek-aspek irasional dapat dimengerti dan secara sadar

dapat dikontrol. Kecakapan mengontrol kesadaran ini melibatkan metafora dan

analogi. Aktivitas Metaforik, melalui aktivitas metaforik kreativitas menjadi

proses yang disadari, metafora-metafora membangun persamaan dan

perbandingan dari objek atau ide yang satu dengan objek atau ide yang lain

melalui objek pengganti. Metafora memperkenalkan konsep jarak antara siswa

dan objek atau bidang pengajaran yang menunjang inovasi dan imajinasi atau

pemecahan masalah. Menurut Suryaman (1990 : 8) dalam kegiatan belajarnya

guru dapat menggugah siswanya melalui pertanyaan-pertanyaan evokatif, yakni

sejenis pertanyaan terbuka yang memungkinkan peserta didik terlibat secara

kreatif sepanjang kegiatan diskusi. Tujuannya untuk membantu siswa dengan cara

menghubungkan sesuatu yang dikenalnya dengan sesuatu yang asing. Joyce

(1980 : 168) mengemukakan bahwa aktivitas metaforik tergantung pada

pengetahuan siswa. Strategi synectics dengan menggunakan aktivitas metaforik

dirancang untuk menyediakan struktur melalui pengembangan imajinasi mereka

sendiri secara bebas ke dalam aktivitas sehari-hari.

Gordon dalam Joyce (1980 : 168) mengidentifikasikan metafora dalam tiga

aktivitas, yaitu personal analogi, direct analogy, dan compressed conflict. (konflik

kempaan).

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

17

1) Personal Analogy

Dalam memperkenalkan analogi personal perlu penekanan ide atau objek

yang akan dibandingkan, siswa harus merasa bahwa dirinya telah menjadi

bagian dari permasalahan. Penekanan dalam analogi personal adalah pada

keterlibatan empatik (merasakan langsung).

Dengan kata lain dalam personal analogi memerlukan pelepasan diri

sebagai satu cara menghayati obyek yang lainnya. Semakin ada jarak yang

besar antara pelepasan diri maka semakin memiliki kreativitas. Gordon dalam

Joyce (1980 : 168) mengemukakan empat tahap keterlibatan individu, yaitu; 1)

Orang pertama mendeskripsikan dengan fakta-fakta, 2) Orang pertama

mengidentifikasikan dengan perasaan, 3) Identifikasi empatik dengan benda

hidup, dan 4) Identifikasi dengan benda mati. Tujuan dari tahapan di atas

adalah untuk melihat seberapa besar jarak konseptual dalam menetapkan

konsep-konsep yang baik. Gordon dalam Joyce (1980 : 169) merasa yakin

bahwa manfaat analogy dapat menciptakan jarak. Semakin besar jarak

semakin memungkinkan siswa memperoleh ide-ide yang baru.

b) Analogi langsung

Analogi langsung merupakan suatu usaha membandingkan dua objek atau

konsep secara sederhana, fungsinya untuk mengalihkan situasi suatu masalah

ke dalam situasi lain dalam memperoleh pandangan baru suatu gagasan atau

problema. Dalam analogi langsung ini siswa dilatih menganalogikan kondisi

problematik ke dalam wadah yang baru. Peran guru adalah memberikan

permasalahan yang sifatnya mudah untuk diselesaikan oleh siswa secara

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

18

sederhana. Kemudian diperkenalkan pula kepada gagasan-gagasan yang lebih

kompleks dan siswa diberi kebebasan untuk menyelesaikannya.

c) Compressed Conflict (konflik kempaan)

Konflik kempaan merupakan suatu proses kegiatan mempertentangkan dua

sudut pandang yang berbeda, pertentangan-pertentangan tersebut menurut

Gordon memberikan pemahaman yang luas terhadap suatu objek yang baru.

Untuk strategi synectics, Gordon dalam Joyce (1980 : 1970) mengemukakan

mengenai dua strategi prosedur synectics, yaitu :

1. Menciptakan sesuatu yang baru dengan metafora.

2. Mengakrabkan sesuatu yang asing melalui analogi-analogi yang sudah dikenal

dengan baik.

Kedua strategi tersebut di atas dapat penulis digambarkan pada bagan sebagai

berikut :

Bagan 1

Tahap-Tahap Untuk Menciptakan Sesuatu Yang Baru

Tahap Pertama : Mendeskripsikan Kondisi Saat Ini

Guru meminta siswa untuk mendeskripsikan situasi suatu topik

yang mereka lihat saat itu.

Tahap Kedua : Analogi Langsung

Siswa mengemukakan analogi langsung, salah satu diseleksinya

dan selanjutnya dikembangkan.

Tahap Ketiga : Analogi Personal

Para siswa menganalogikan sesuatu yang diseleksinya pada

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

19

fase kedua.

Tahap Keempat : Konflik Kempaan

Berdasarkan fase kedua dan kedua dan ketiga, para siswa

mengemukakan beberapa konflik dan dipilih salah satunya.

Tahap Kelima : Analogi Langsung

Para siswa mengembangkan dan menyeleksi analogi

langsung lainnya berdasarkan konflik tadi.

Tahap Keenam : Meninjau Tugas Yang Sebenarnya

Guru meminta para siswa meninjau kembali tugas

atau masalah yang sebenarnya menggunakan analogi

yang terakhir dan atau masuk pada pengalaman Synectics.

(Sumber : Gordon dalam Joyce,1980 : 158)

Bagan 2

Tahap-Tahap Untuk Memperkenalkan Keanehan

Tahap Pertama : Input Pada Keadaan Yang Sebenarnya

Guru menyajikan informasi dengan topik baru.

Tahap Kedua : Analogi Langsung

Guru mengusulkan analogi langsung, dan siswa diminta

menjabarkannya.

Tahap Ketiga : Analogi Personal

Guru meminta siswa untuk membuat analogi personal.

Tahap Keempat : Membandingkan

Para siswa menjelaskan dan menerangkan kesamaan

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

20

antara materi yang baru dengan analogi langsung.

Tahap Kelima : Menjelaskan Perbedaan

Para siswa menjelaskan analogi yang tidak tepat.

Tahap Keenam : Penjelajahan

Para siswa menjelajahi kembali kebenaran suatu topik

dengan batasan-batasan mereka.

Tahap Ketujuh : Memunculkan Analogi

Para siswa memberikan analogi sendiri secara langsung

Dan menjelajahi persamaan dan perbedaan.

(Sumber : Gordon dalam Joyce,1980 : 165)

b. Proses penerapan menulis teks anekdot dengan model Synectics

Model Synectics merupakan model mengajar yang berorientasi kepada

perkembangan diri individu, model ini menitikberatkan kepada psikologis

individual dan pengembangan kreativitas melalui aktualisasi diri, kesehatan

mental, dan pengembangan kreativitas. Dengan demikian model Synectics dapat

didefinisikan sebagai pola atau rencana pengajaran yang dapat dijadikan pedoman

guru dalam proses belajar mengajar melalui proses metaforik.

Proses spesifik dari Synectics dikembangkan dari sekumpulan asumsi

psikologi kreativitas, yaitu :

1) Memunculkan proses kreatif menuju kesadaran serta mengembangkannya

secara nyata turut membantu kreativitas.

2) Komponen emosional lebih penting daripada intelektual, komponen irasional

lebih penting daripada rasional.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

21

Kreativitas adalah perkembangan pola-pola mental baru, hal-hal yang tidak

rasional memungkinkan dapat membuka fikiran yang dapat memungkinkan

munculnya ide-ide baru, bagaimanapun dasar keputusan selalu bersifat

rasional tetapi keadaan irasional merupakan lingkungan mental yang paling

baik dalam menjelajahi dan meluluskan gagasan.

3) Untuk meningkatkan keberhasilan pemecahan masalah, elemen–elemen

irasional dan emosional harus dimengerti lebih dahulu.

Analisis proses emosional dan irasional dapat membantu individu dan

kelompok dalam meningkatkan kreativitasnya dengan menggunakan konstruksi

irasionalitas. Aspek-aspek irasional dapat dimengerti dan secara sadar dapat

dikontrol. Kecakapan mengontrol kesadaran ini melibatkan metafora dan analogi.

Aktivitas metaforik : melalui aktivitas metaforik kreativitas menjadi proses yang

disadari, metafora-metafora membangun persamaan dan perbandingn dari objek

pengganti.

Kegiatan belajar mengajar dengan model synectics merupakan salah satu

alternatif model pengajaran yang sesuai dengan pembelajaran Bahasa Indonesia,

khususnya materi menulis teks anekdot. Model synectics memacu siswa

menyelesaikan masalah pembelajaran bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-

hari, merangsang untuk berpikir kreatif, dan mempermudah dalam menulis teks

anekdot. Lingkungan strategi Synectics akan mengubah suasana kelas dan

membentuk siswa mandiri. Hal ini lebih disukai daripada lingkungan

pembelajaran tradisional, siswa hanya melihat, menghafal, dan mengucapkan apa

yang telah diajarkan.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

22

Proses penerapan kemampuan menulis teks anekdot dengan strategi Synectics

(Model Gordon Plus) dilakukan melalui tiga aspek yaitu, aspek mengidentifikasi

struktur teks anekdot berdasarkan media bantu komik strip, aspek menyusun

analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik

strip, dan menulis karangan /teks anekdot berdasarkan media bantu komik strip.

Kemampuan menulis teks anekdot dengan strategi Synectics pada aspek

mengidentifikasi struktur teks anekdot terdapat beberapa kegiatan, yaitu 1) guru

membangkitkan motivasi dan perhatian peserta didik, 2) guru menyampaikan

tujuan dan manfaat serta materi pembelajaran, 3) guru mengarahkan perhatian

siswa pada materi yang relevan, 4) guru mengajak siswa untuk sejenak mengamati

gambar komik strip, 5) guru mengajak siswa untuk mengamati perilaku yang

muncul pada tokoh dalam komik strip, 6) siswa diminta untuk menciptakan

kejadian dengan imajinasi dan logika, 7) Siswa diminta menuliskan hasil

pengamatan setelah melihat komik strip (analogi langsung), dan 8) siswa diminta

untuk mengkreasikan cerita ke dalam garis besar cerita.

Guru membangkitkan motivasi dan perhatian siswa. Melalui kegiatan

tersebut, siswa mampu menulis teks anekdot dengan menciptakan suasana belajar

mengajar yang kondusif dan menyenangkan. Terciptanya suasana belajar

mengajar yang dapat memotivasi siswa tersebut akan menumbuhkan minat siswa

terhadap kegiatan menulis teks anekdot.

Guru meminta siswa untuk sejenak mengamati komik strip dengan santai.

Ketika siswa merasa senang dan bersemangat, maka siswa dapat merespon

pelajaran yang baru berdasarkan konsep yang relevan untuk menciptakan belajar

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

23

yang bermakna. Pernyataan tersebut juga diperjelas oleh Ausubel (dalam

Wilis,1989 : 112) yang menegaskan bahwa proses pengaitan informasi baru pada

konsep konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang dapat

menciptakan suasana belajar bermakna.

Guru mengajak siswa untuk mengamati perilaku yang terdapat dalam komik

strip. Guru mengajak siswa untuk menciptakan kejadian yang logis setelah

mengamati komik strip dengan mendeskripsikan perilaku yang dijadikan sebagai

ide awal menulis teks anekdot. Proses peningkatan kemampuan menulis teks

anekdot dengan strategi Synectics pada aspek menyusun analogi struktur teks

anekdot berdasarkan struktur teks anekdot dalam komik strip meliputi kegiatan

siswa mengembangkan ide awal menjadi garis besar cerita dengan

mengembangkan ide-ide, gagasan, dan imajinasi yang kreatif berdasarkan sudut

pandang siswa. Kegiatan menulis garis besar cerita dilakukan secara individu agar

dapat mengetahui kemampuan masing-masing siswa. Pada aspek menulis ini

diharapkan siswa mampu mengoptimalkan seluruh ide, gagasan, dan imajinasi

yang kreatif untuk mengembangkan cerita berdasarkan sudut pandang siswa.

Strategi pada penulisan ini mencakup proses kreatif dan emosional yang harus

dipahami untuk memecahkan permasalahan dalam cerita. Pernyataan tersebut

didukung oleh Waluyo (2007 : 195) yang menegaskan bahwa proses Synectics

menunjukkan bahwa (1) pemunculan proses kreatif menuju kesadaran, (2)

komponen emosional lebih penting daripada komponen intelektual, (3) elemen-

elemen emosional dan irasional harus dipahami untuk meningkatkan

kemungkinan sukses dalam bidang solving the problem. Pada aspek ini, hasil

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

24

analogi dapat dikembangkan dengan adanya penambahan tokoh dan

perkembangan karakter sesuai dengan ide cerita, mulai adanya pengembangan

absraksi sampai reorientasi. Siswa telah mampu mengembangkan alur secara

sederhana. Alur yang dikembangkan siswa secara garis besar terbagi menjadi lima

bagian, events, crisis, reaction, dan koda.

2. Model Problem Based Learning

Model pembelajaran Problem Based Learning adalah pembelajaran yang

menekankan pada interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan hubungan

antara dua buah arah belajar dan lingkungan.

a. Definisi Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning atau Pembelajaran berbasis masalah merupakan

sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga

merangsang peserta didik untuk belajar (Kemendikbud, 2013 : 198).

Lebih lanjut Supriyono mengatakan bahwa pembelajaran model Problem

Based Learning melibatkan presentasi situasi-situasi autentik dan bermakna yang

berfungsi sebagai landasan bagi investasi oleh peserta didik (2009 : 71).

Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa masalah, sedangkan sistem

saraf otak berfungsi menafsirkan masukan itu secara efektif sehingga masalah

yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, dan dicari pemecahannya

dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadi

bahan dan materi guna memeroleh pengertian serta dapat dijadikan pedoman dan

tujuan belajarnya.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

25

Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran Problem Based Learning (PBL),

siswa bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata. Masalah yang

diberikan ini digunakan untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada

pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada siswa, sebelum siswa

mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus

dipecahkan. Model ini membantu siswa untuk mengembangkan berrpikir siswa

dalam mencari pemecahan masalah melalui pencarian data sehingga diperoleh

solusi untuk suatu masalah dengan rational dan outentik.

Secara garis besar Problem Based Learning (PBL) menyajikan kepada siswa

situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan

kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Model ini membantu

siswa untuk mengembangkan berpikir siswa dalam mencari pemecahan masalah

melalui pncarian data sehingga diperoleh solusi untuk suatu masalah dengan

rasional dan autentik (Riyanto, 2009 : 288).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran model Problem Based

Learning (PBL) merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses

berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode

pembelajaran yang menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar,

bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.

Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi

dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang kondisi

sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar

maupun kompleks.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

26

Peran guru dalam model Problem Based Learning adalah menyajikan

masalah, mengajukan pertanyaan, memfalisitasi penyelidikan, dialog, dan

mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide

secara terbuka. Secara garis besar Problem Based Learning menyajikan kepada

siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan

kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri.

b. Kelebihan dan kekurangan Model Problem Based Learning (PBL)

Model Problem Based Learning (PBL) merupakan sebuah model

pembelajaran yang mengajak siswa untuk berpikir kritis karena model Problem

Based Learning (PBL) menyajikan masalah otentik dan bermakna yang terjadi di

sekitar siswa yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk

melakukan penyelidikan dan inkuiri.

Beberapa kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) yaitu :

1) Kelebihan Model Problem Based Learning (PBL) yaitu :

a) Dengan Model Problem Based Learning (PBL) akan terjadi pembelajaran

bermakna. Peserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka

mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha

mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna

dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi di mana

konsep diterapkan.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

27

b) Dalam situasi Model Problem Based Learning (PBL), peserta didik

mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan

mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.

c) Model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja, motivasi

internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal

dalam bekerja kelompok (Kemendikbud, 2013 : 225).

Keunggulan model Problem Based Learning yang lain diungkapkan oleh

Sanjaya (2010:220), yaitu :

a) mengembangkan pemikiran kritis.

b) meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.

c) meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

d) membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru.

e) dapat mendorong siswa/mahasiswa mempunyai inisiatif untuk belajar secara

mandiri.

f) mendorong kreativitas siswa dalam pengungkapan penyelidikan masalah yang

telah ia lakukan.

g) akan terjadi pembelajaran bermakna.

h) siswa mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan

mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.

i) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif

siswa/mahasiswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat

mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

28

Selain memiliki kelebihan, model Problem Based Learning (PBL) juga

memiliki kekurangan, yaitu:

1) kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan model ini.

Siswa dan guru masih terbawa kebiasaan metode konvensional, pemberian

materi terjadi secara satu arah.

2) kurangnya waktu pembelajaran.

Proses Problem Based Learning (PBL) terkadang membutuhkan waktu yang

lebih banyak. Peserta didik terkadang memerlukan waktu untuk menghadapi

persoalan yang diberikan. Sementara itu waktu pelaksanaan Problem Based

Learning (PBL) harus disesuaikan dengan beban kurikulum.

3) siswa tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka

untuk belajar, terutama di daerah yang mereka tidak memiliki pengalaman

sebelumnya.

4) seorang guru mengadopsi pendekatan Problem Based Learning (PBL)

mungkin tidak dapat untuk menutup sebagai bahan sebanyak kursus kuliah

berbasis konvensional.

Problem Based Learning (PBL) bisa sangat menantang untuk melaksanakan,

karena membutuhkan banyak perencanaan dan kerja keras bagi guru. ini bisa sulit

pada awalnya bagi guru untuk “melepaskan kontrol” dan menjadi fasilitator,

mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang tepat daripada menyerahkan

mereka solusi (Sanjaya, 2010 : 221).

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

29

c. Penerapan Pembelajaran Model Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning (PBL) terdiri atas lima fase dan perilaku. Fase-fase

dan perilaku tersebut merupakan tindakan berpola. Pola ini diciptakan agar hasil

pembelajaran berdasarkan masalah dapat diwujudkan. Pembelajaran model

Problem Based Learning (PBL) dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 1

Proses Pembelajaran Model Problem Based Instruction (PBI)

Fase-fase Prilaku guru

Fase 1:

orientasi peserta didik

kepada masalah

- Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan

logistik yang dibutuhkan.

- Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif

dalam pemecahan masalah yang dipilih.

Fase 2:

mengorganisasikan

peserta didik

Membantu peserta didik mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan

dengan masalah tersebut.

Fase 3 :

membimbing penyelidikan

individu dan kelompok

Mendorong peserta didik untuk mengumpulkn

informasi yang sesuai , melaksanakan eksperimen

untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan

masalah.

Fase 4:

mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Membantu peserta didik dalam merencanakan dan

menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan,

model dan berbagi tugas dengan teman.

Fase 5: menganalisis dan Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

30

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

dipelajari/ meminta kelompok presentasi hasil kerja.

(Sumber : Kemendikbud, 2013 : 202)

Pada fase pertama hal-hal yang perlu diperhatikan adalah tujuan

pembelajaran bukanlah untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru, tetapi

untuk menginvestigasi berbagai masalah dengan belajar mandiri. Permasalahan

atau pertanyaan yang diinvestigasi bersifat kompleks dan tidak memiliki jawaban

yang mutlak.

Pada fase kedua, guru diharuskan untuk mengembangkan keterampilan

kolaborasi di antara siswa dan membantu mereka untuk menginvestigasi dalam

memecahkan masalah secara bersama-sama. Pada tahap ini pula guru diharuskan

membantu siswa merencanakan tugas investigasi dan pelaporannya.

Pada fase ketiga, guru membantu siswa menentukan metode investigasi.

Penentuan tersebut didasarkan pada sifat masalah yang hendak dicari solusinya.

Pada fase keempat, penyelidikan diikuti dengan penyelidikan pembuatan

hasil karya. Hasil karya dapat berupa laporan tertulis yang kemudian disajikan.

Pada fase kelima, tugas guru adalah membantu siswa menganalisis dan

mengevaluasi proses berpikir mereka serta keterampilan yang mereka gunakan

dalam penyelidikan.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

31

3. Kemampuan Menulis

a. Pengertian Kemampuan Menulis

Salah satu keterampilan berbahasa adalah mengarang / menulis. Mengarang

(membuat karangan) merupakan pekerjaan menulis berdasarkan imajinasi dengan

hasil kerja berupa fiksi (Rahardi, Kompas 2 November 2013).

Menurut Nurjamal (2011 : 69) menulis merupakan sebuah proses kreatif

menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis. Hasil dari proses kreatif menulis

biasa disebut dengan tulisan atau karangan. Sementara Tarigan (2008 : 22)

berpendapat menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik

yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga

orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik itu.

Menulis adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa yang dimiliki dan

digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi tidak langsung antara mereka

(Syamsuddin, 2011:1). Hal ini terjadi karena dalam kenyataan hidup

bermasyarakat, kontak komunikasi itu tidak selalu dapat dilakukan dengan tatap

muka. Dengan perkataan lain, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang

tidak sederhana. Pada dasarnya menulis adalah segenap rangkaian kegiatan

seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui

bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami.

Menulis juga diartikan sebagai suatu kegiatan memindahkan bahasa lisan

dalam bentuk tulisan dengan menggunakan lambang-lambang grafem (Atar, 2007

: 42). Oleh sebab itu tidak mungkin orang akan lancar menulis apabila tidak

memiliki keterampilan berbahasa tulis. Keterampilan menggunakan bahasa tulis

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

32

yang dimaksud adalah pemakaian semua unsur bahasa, yaitu ejaan, kata,

ungkapan, kalimat dan pengembangan paragraf. Dalam proses pembelajaran

diperlukan adanya kemampuan, kemampuan menulis memiliki peranan yang

sangat penting bagi kehidupan manusia.

Jadi, menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan

bahasa. Dengan kata lain menulis merupakan proses kreatif melahirkan pikiran

atau perasaan menjadi tulisan dengan menggunakan bahasa yang dipahami,

sehingga orang lain dapat memahami maksud tulisan.

b. Tujuan menulis

Kegiatan menulis memiliki beberapa tujuan dan manfaat yang bisa dicapai.

Sedangkan tujuan pengajaran menulis menurut Hugo Harting dalam (Tarigan,

2008 : 25) adalah sebagai berikut :

1) Assigment purpose (Tujuan penugasan)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan tertentu sama

sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri

(misalnya para siswa yang diberi tugas merangkumkan buku; sekretaris yang

ditugskan membuat laporan atau notulen rapat)

2) Altruistic purpose (Tujuan altrustik)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan

kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,

menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca

lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Seseorang tidak

akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia percaya, baik secara sadar

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

33

maupun tidak sadar bahwa pembaca atau penikmat karyanya itu adalah

“lawan” atau “musuh”. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan suatu

tulisan.

3) Persuasive purpose (Tujuan Persuasif)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan

yang diutarakan.

4) Informational purpose (Tujuan informasional, tujuan penerapan)

Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan penerangan

kepada pembaca.

5) Self-expressive purpose (Tujuan pernyataan diri)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang

pengarang kepada pembaca.

6) Creative purpose (Tujuan kreatif)

Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri, tetapi keinginan

“kreatif” disini melebihi pernyataan diri, dan melibaatkan dirinya dengan

keinginan mencapai norma artistik atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan

yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.

7) Problem-solving purpose (Tujuan pemecahan masalah)

Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi.

Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara

cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti

dan diterima oleh para pembaca.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

34

Sedangkan tujuan menulis menurut Sukirno (2013 : 4) yaitu memberikan

informasi kepada orang lain atau pembaca, menceritakan sesuatu peristiwa,

melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan tindak-tanduk manusia

pada sebuah peristiwa yang menimbullkan daya khayal/imajinasi pembacanya,

dan menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara tersurat.

Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tujuan menulis adalah agar (1) siswa

dapat berkomunikasi dengan diri sendiri dan atau orang lain, (2) siswa dapat

mendokumentasi hal-hal penting atau mengesankan yang diperoleh, (3) siswa

dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi, dan (4) menyalurkan bakat minat

melalui tulisan .

c. Jenis-jenis Tulisan

Berdasarkan tujuannya, wacana/karangan dibedakan menjadi lima macam,

yaitu deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

1) Deskripsi (Lukisan)

Deskripsi (dari bahasa Latin : describere : menulis tentang, membuat

bagan atau gambaran, memerikan; descriptio : bagan atau gambaran,

pemerian, pembeberan) adalah jenis karangan yang lebih menonjolkan

penggambaran suatu hal atau objek, dengan membeberkan detail sutu objek

berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaannya,

penulis bertujuan memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca

sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, atau merasakan sendiri apa yang

dialami oleh penulisnya (Maskurun, 2008 : 15).

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

35

Yustinah (2008 : 145) mengatakan bahwa deskripsi merupakan bentuk

tulisan yang bertujuan untuk melukiskan, memerikan, atau memberi perincian-

perincian dari objek yang sedang dibicarakan. Sedangkan Atar Semi

berpendapat bahwa deskripsi ialah tulisan yang tujuannya untuk memberikan

rincian atau detil tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada emosi

dan menciptakan imajinasi pembaca bagikan melihat, mendengar, atau

merasakan langsung apa yang disampaikan penulis.

Untuk dapat menciptakan daya khayal pembacanya, penulis karangan

deskripsi berusaha melukiskan sesuatu dengan sejelas-jelasnya atau sehidup-

hidupnya. Dengan begitu pembaca diharapkan berada/dihadapkan pada objek

yang disajikan oleh penulisnya.

Deskripsi dibedakan menjadi atas deskripsi imajinatif/fiktif dan deskripsi

faktual/ekspositoris

a) Deskripsi imajinatif/fiktif

Deskripsi imajinatif ialah deskripsi khayal sebgaimana yang sering kita

jumpai pada cerpen, novel atau roman.

b) Deskripsi faktual/ekspositoris

Deskripsi faktual ialah deskripsi yang objeknya nyata seperti banyak kita

jumpai pada deskripsi geografis suatu wilayah, peta, data, dan sebagainya.

Dapat disimpulkan bahwa deskripsi adalah jenis karangan yang memberi

kesan memindahkan hasil pengamatan dan perasaan kepada pembaca sehingga

pembaca seolah-olah menyaksikan situasi yang dipaparkan penulis.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

36

2) Narasi ( Penceritaan atau Pengisahan)

Narasi (dari bahasa Latin: narrare: menceritakan; bercerita tentang;

narratio:cerita; penceritaan) adalah jenis karangan yang menceritakan proses

kejadian suatu peristiwa. Karena proses kejadian itu berkaitan dengan

tindakan atau perbuatan manusia, maka dalam narasi selalu ada tokoh dan

perbuatannya yang berlangsung secara kronologis dalam satu kesatuan waktu

Menurut Atar (2007 : 53) narasi adalah tulisan yang tujuannya

menceritakan kronologis peristiwa kehidupan manusia. Berdasarkan jenisnya

narasi dapat berupa : a) Peristiwa fiktif (khayalan) atau nonilmiah, seperti

cerpen, novel, dongeng, dan lain-lain. b) Peristiwa nonfiksi (bukan khayalan)

atau sebenarnya, seperti pengalaman pribadi/orang lain, peristiwa lokal,

regional, nasional dan internasional. Dalam mengungkapkan pengalaman

perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain : (1) format tulisan harus

sistematis, (2) bahasa yang digunakan efektif, dan (3) logika tulisan harus

wajar dan masuk akal (Yustinah, 2008 : 144).

Sedangkan berdasarkan sifatnya karangan narasi dibedakan atas karangan

ekspositoris/narasi faktual dan narasi sugestif/narasi imajinatif.

a) Narasi faktual/ narasi ekspositoris. Narasi faktual ialah narasi yang

berupa penceritaan kisah tokoh yang nyata-nyata ada untuk memberikan

informasi kepada pembacanya. Contohnya kisah perjalanan, biografi,

cerita tentang perampokan atau pembunuhan, dan lain-lain.

b) Narasi sugestif/narasi imajinatif. Narasi sugestif ialah narasi yang dapat

membangkitkan daya khayal pembacanya. Dalam narasi sugestif selalu

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

37

ada plot/alur cerita. Plot/alur cerita ini adalah kesatuan antara tokoh,

peristiwa, dan konflik (Maskurun, 2008 : 16).

Dapat disimpulkan bahwa karangan narasi adalah karangan yang menceritakan

proses kejadian suatu peristiwa kehidupan manusia yang berkaitan dengan

tindakan atau perbuatan manusia, berlangsung secara kronologis dalam satu

kesatuan waktu.

3) Eksposisi (Pemaparan)

Eksposisi (dari bahasa Latin: exponere: memamerkan, menjelaskan,

menguraikan; expositio: pameran, penguraian) adalah karangan yang

menguraikan atau memaparkan sesuatu dengan tujuan memperluas pandangan

dan pengetahuan pembacanya (Maskurun, 2008 : 16).

Yustinah berpendapat bahwa eksposisi atau pemaparan merupakan bentuk

tulisan untuk menerangkan /menguraikan satu pokok pikiran yang dapat

memperluas pandangan ataau pengetahuan pembaca (2008 : 146). Tujuan

utama eksposisi adalah memperluas pandangan dan pengetahuan pembaca.

Pendapat lain dari Atar (2007 : 61) bahwa eksposisi ialah tulisan yang

bertujuan memberikan informasi, menjelaskan apa, mengapa, kapan, dan

bagaimana.

Agar pemaparan pengetahuan atau pengalaman itu memberikan kejelasan

kepada pembacanya, penulis menggunakan data, fakta, dan lain sebagainya.

Tujuan karangan eksposisi hanya menjelaskan sesuatu secara objektif, maka

penggunaan data, fakta, dan lain-lain untuk menkonkretkan paparannya.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

38

Karangan eksposisi menggunakan gaya informatif. Karangan eksposisi

mempunyai ciri-ciri :

a) Tulisan itu bertujuan memberikan informasi, pengertian, dan pengetahuan.

b) Tujuan itu bersifat menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan, dan

bagaimana.

c) Disampaikan dengan gaya yang lugas dan menggunakan bahasa baku.

d) Umumnya disajikan dengan menggunakan susunan logis.

e) Disajikan dengan nada netral tidak memancing emosi , tidak memihak dan

memaksakan sikap penulis kepada pembaca (Atar, 2007 : 62).

Dapat disimpulkan bahwa dalam karangan eksposisi, penulis memaparkan

atau menguraikan pokok persoalannya secara objektif, bersifat informatif, dan

tidak ada upaya untuk mempengaruhi sikap atau pendapat pembaca. Apakah

pembacanya nanti terpengaruh atau tidak, mempercayai kebenarannya atau

tidak, hal itu tidak menjadi masalah. Yang penting penulis sudah memaparkan

pengetahuan atau pengalamannya secara tertulis yang pada akhirnya

pengetahuan atau pengalaman itu diketahui oleh pembacanya.

4) Argumentasi

Argumentasi (dari bahasa Latin arguere: membuktikan, meyakinkan

seseorang: argumentatio : pembuktian) adalah karangan yang dimaksudkan

untuk membuktikan kebenaran sesuatu yang disampaikan oleh penulisnya.

(Maskurun, 2008 : 17). Atar (2007 : 74) berpendapat bahwa argumentasi

adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang

kebenaran pendapat penulis. Karena tujuannya membuktikan kebenaran

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

39

pendapatnya, maka penulis hrus menyajikan karangannya secara logis, kritis,

dan sistematis. Bukti-bukti yang dikemukakan harus dapat memperkuat dan

tulisan sehingga dapat menghapus konflik dan keraguan pembacanya.

Dalam karangan argumentasi bertujuan mempengaruhi atau mengubah

pandangan pembacanya sehingga karangan argumentasi biasanya

dikemukakan data, fakta, angka-angka, gambar, grafik, peta, dan sebagainya

untuk mendukung/membuktikan kebenaran pernyataannya. Ciri-ciri karangan

argumentasi, yaitu :

a) Adanya pendapat yang disampaikan secara meyakinkan

b) Adanya alasan yang kuat untuk mendukung atau membuktikan kebenaran

pendapatnya dengan bukti-bukti yang konkret.

c) Adanya simpulan atau ringkasan isi.

Dapat disimpulkan bahwa argumentasi adalah tulisan yang bertujuan

meyakinkan pembaca serta berusaha membuktikan kebenaran suatu pendapat

dengan cara mengubah pendapat atau pandangan pembaca dengan

menampilkan fakta sebagai bukti pendapatnya.

5) Persuasi

Persuasi (dari bahasa Latin: persuadere: meyakinkan, membujuk untuk

berbuat sesuatu; persuasio: tindakan untuk meyakinkan atau membujuk) adalah

karangan yang mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca (Maskurun, 2008 :

16).

Kalau dalam karangan argumentasi itu penulisnya berusaha mengubah

pandangan pembaca dengan meyakinkan kebenaran pandangan penulis, dalam

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

40

karangan persuasi usaha penulis lebih jauh lagi. Penulis tidak hanya meyakinkan,

tetapi sudah membujuk, mengarahkan, menyarankan, atau mendorong

pembacanya untuk berbuat sesuatu. Ciri-ciri karangan persuasi yaitu :

a) Adanya gaya propaganda dalam penyampaiannya

b) Adanya pemilihan kata-kata atau kalimat yang bersifat sugestif .

Sehingga dapat disimpulkan bahwa persuasi adalah jenis karangan yang

bertujuan untuk mempengaruhi emosi pembaca untuk berbuat sesuatu.

4. Teks Anekdot

a. Pengertian Teks Anekdot

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dari penggunaan teks

yang berupa lisan maupun tulisan. Anekdot adalah sebuah cerita singkat dan lucu

atau menarik, yang mungkin menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya.

Anekdot bisa saja sesingkat pengaturan dan provokasi dari sebuah kelakar.

Anekdot selalu disajikan berdasarkan pada kejadian nyata melibatkan orang-

orang yang sebenarnya, apakah terkenal atau tidak, biasanya di suatu tempat yang

dapat diidentifikasi ( Kosasih, 2013 : 7).

Namun, seiring waktu, modifikasi pada saat penceritaan kembali dapat

mengubah sebuah anekdot tertentu menjadi sebuah fiksi, sesuatu yang diceritakan

kembali tapi "terlalu bagus untuk nyata". Terkadang menghibur, anekdot bukanlah

lelucon, karena tujuan utamanya adalah tidak hanya untuk membangkitkan tawa,

tetapi untuk mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum daripada kisah

singkat itu sendiri, atau untuk melukiskan suatu sifat karakter dengan ringan

sehingga ia menghentak dalam kilasan pemahaman yang langsung pada intinya.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

41

Anekdot terkadang bersifat sindiran alami. Teks Anekdot juga dapat berisi

peristiwa-peristiwa yang membuat jengkel atau konyol bagi partisipan yang

mengalaminya. Perasaan jengkel dan konyol seperti itu merupakan krisis yang

ditanggapi dengan reaksi dari pertentangan antara nyaman dan tidak nyaman, puas

dan frustasi, serta tercapai dan gagal. Teks anekdot adalah teks yang berisi sebuah

cerita lucu atu menggelitik yang bertujuan memberikan suatu pelajaran tertentu.

Kisah dalam anekdot biasanya melibatkan tokoh tertentu yang bersifat faktual

ataupun terkenal (Kosasih, 2013 : 7). Anekdot adalah sebuah cerita singkat yang

menarik karena lucu dan mengesankan biasanya mengenai orang penting atau

terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya (KBBI, 2008 : 63). Anekdot ( Ing

anecdote : cerita pendek yang lucu) adalah karangan berjenis narasi yang relatif

pendek yang mengandung kelucuan. Kelucuan itu bisa dibentuk dengan

mengemukakan ketololan, kesalahpahaman, kesalahdengaran, ketidaktahuan,

kesombongan, atau kecelakaan akibat ulah sendiri dengan tujuan menghibur atau

menyindir. Anekdot sering muncul sebagai refleksi terhadap kegelisahan

masyarakat atau peristiwa /fenomena sosial, ekonomi, hukum, maupun politik

yang membelit pikiran yang membuat imajinasi berkembang menjadi cerita unik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teks anekdot adalah cerita singkat

selain menarik karena lucu dan mengesankan biasanya mengenai orang-orang

terkenal atau penting dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya, terdapat pula

tujuan lain di balik cerita itu, yakni adanya pesan yang diharapkan dapat

memberikan pelajaran kepada khalayak.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

42

b. Struktur Isi dan Ciri Teks Anekdot

Anekdot kadang berisi pengalaman seseorang yang tidak biasa. Pengalaman

yang tidak biasa tersebut disampaikan kepada orang lain dengan tujuan untuk

menghibur si pembaca atau menyindir sekaligus menghibur. Maskurun (2013 : 2)

membagi struktur anekdot secara lengkap terdiri dari 7 bagian, yaitu : 1) abstract,

2) orientation, 3) events, 4) crisis, 5) reaction, 6) coda, 7) reorientation.

1) Abstract (abstrak) adalah bagian awal yang berfungsi memberi gambaran

tentang isi teks dan berisi isyarat tentang apa yang akan diceritakan, berupa

kejadian yang tidak lumrah, tidak biasa atau aneh. Bagian ini bersifat opsional.

Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik yang akan ada di dalam teks.

2) Orientation (orientasi) adalah bagian yang berisi pendahuluan/pembuka yang

berupa pengenalan tokoh, waktu, dan tempat. Bagian ini menunjukkan awal

kejadian cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa terjadi. Biasanya

penulis bercerita dengan detil di bagian ini.

3) Events (even) adalah rangkaian kejadian atau peristiwa, bisa juga rangkaian

dialog/percakapan.

4) Crisis (krisis) adalah bagian yang berisi pemunculan masalah,dimana terjadi

hal atau masalah yang unik atau tidak biasa yang terjadi pada si penulis atau

orang yang akan diceritakan..

5) Reaction (reaksi) adalah bagian bagaimana cara penulis atau orang yang

ditulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian crisis tadi. Bagian ini

berisi tindakan atau langkah untuk merespon masalah yang biasanya nyeleneh,

unik, dan lucu.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

43

6) Coda (koda) adalah bagian yang berisi perubahan yang terjadi pada tokoh, dan

pelajaran yang dapat dipetik dari cerita. Bagian ini bersifat opsional.

7) Reorientation (reorientasi) adalah bagian penutup, berupa ungkapan-ungkapan

yang menunjukkan cerita berakhir (Kemendikbud, 2013 : 308).

Anekdot biasanya berbentuk kisah yang sangat pendek, jauh lebih pendek

daripada cerpen. Sebagai bentuk pengisahan, anekdot memiliki banyak persamaan

dengan cerpen. Sebagai bentuk pengisahan anekdot mempunyai banyak

persamaan dengan cerita, bisa disampaikan secara monolog, bisa juga

disampaikan secara dialog atau campuran keduanya. Penyajiannya bisa

menggunakan cara penyajian cerpen, dapat juga menggunakan cara penyajian

drama.

Unsur-unsur pembentuk anekdot meliputi tema, tokoh, alur cerita, gaya

penceritaan, pengenalan, pendakian, konflik, dan penyelesaian cerita. Karena

bentuknya yang relatif pendek, setelah mengawali ceritanya dengan pengenalan

tokoh cerita, penulis anekdot segera memasuki permasalahan. Penceritaannya

menggunakan alur rapat, sehingga tidak menggunakan banyak selingan atau

ilustrasi. Setelah sampai pada klimaks situasinya, cerita segera disudahi dengan

cara yang drastis atau tanpa penyelesaian.

Anekdot sebagai salah satu bentuk cerita, secara umum terdapat unsur-unsur

sebagai berikut : 1) latar, 2) tokoh/pelaku/partisipan, 3) alur, 4) sudut pandang, 5)

tema/topik, dan 6) amanat.

1) Latar (setting): tempat/lokasi, terjadinya kisah, bisa ditambahkan waktu dan

atau situasinya.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

44

2) Tokoh/pelaku/partisipan : orang-orang yang terlibat dalam kisah.

3) Alur : rangkaian kejadian/peristiwa yang membentuk kisah, mulai dari (1)

abstract, (2) orientation, (3) events, (4) crisis, (5) reaction, (6) coda, (7)

reorientation. Dari sudut pandang anekdot sebagai cerita beralur padat, alur

anekdot terdiri atas pengenalan-pendakian-konflik-penyelesaian cerita.

4) Sudut pandang pengarang : cara penulis menempatkan diri dalam kisah,

apakah sebagai pelaku utama, pelaku sampingan atau orang di luar cerita.

a) Jika penulis menceritakan dirinya sendiri sebagai pusat pengisahan, berarti

ia mengunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama.

b) Jika penulis menceritakan temannya, gurunya, saaudaranya, tetangganya,

atau orang-orang yang berelasi dengannya sebagai pusat penceritaan berarti

ia menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan.

c) Jika penulis menceritakan orang lain yang tidak ada hubungan dengan

dirinya sebagai pusat pengisahan, berarti ia menggunakan sudut pandang

orang ketiga diluar cerita.

5) Tema/topik : tentang apa anekdot itu bercerita atau apa inti ceritanya.

6) Amanat : apa sesungguhnya yang hendak disampaikan oleh penulis bisa hanya

sekadar melucu, menyajikan kisah konyol, tetapi tidak jarang berisi

sindiran/kritik terhadap fenomena sosial, politik, ekonomi, hukum dan

sebagainya tidak jarang suatu anekdot diubah-ubah cara penceritaannya,

misalnya 1) diubah latar/settingnya, 2) diganti tokoh-tokohnya atau sudut

pandangnya, 3) diubah alurnya dengan cara ditambah/dikurangi rangkaian

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

45

dialog atau peristiwnya, 4) dikonversi dari monolog ke dialog atau sebaliknya,

bisa juga dari bentuk prosa ke drama atau sebaliknya.

c. Ciri Bahasa Teks Anekdot

Bahasa yang dipergunakan di dalam anekdot harus membuat pembaca tertawa

geli atau setidaknya tersenyum, bahkan anekdot bisa membuat jengkel atau

konyol. Di dalam anekdot sering dipergunakan bentuk pertanyaan retorik, yaitu

pertanyaan yang tidak perlu dijawab karena jawabannya akan dijelaskan dalam isi

anekdot. Kosa kata yang digunakan sering diwarnai kata-kata gaul, yaitu kata-kata

yang digunakan dalam situasi akrab/pergaulan. Kadangkala juga menggunakan

majas metafora dan personifikasi.

5. Media Pembelajaran Komik Strip

a. Definisi Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin yang adalah bentuk jamak dari medium yang

artinya perantara atau pengantar. Media adalah sebuah alat yang mempunyai

fungsi menyampaikan pesan, salah satunya adalah pesan pembelajaran.

Sedangkan pembelajaran merupakan proses komunikasi antara siswa, guru, dan

bahan ajar (Sanaky, 2013 : 3).

Dengan demikian media pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara

sampainya pesan belajar (message resource) dari sumber pesan (message

resource) kepada penerima pesan (message receive) sehingga terjadi interaksi

belajar mengajar. Sumber pesan atau disebut juga komunikator biasanya guru,

sedangkan penerima pesan atau disebut komunikan biasanya peserta didik/siswa.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

46

Media pembelajaran meliputi segala sesuatu yang dapat membantu pengajar

dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan

motivasi, daya pikir, dan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran

yang sedang dibahas atau mempertahankan perhatian peserta terhadap materi yang

sedang dibahas (Munir, 2008 : 138).

Ruth Laufer (1979) mengingatkan bahwa keterserapan informasi yang terjadi

dalam proses interaksi pembelajaran adalah :

- 20 % kita mendengar saja

- 50% dari hal kita mendengar dan melihat

- 70 % dari hal kita melihat, mendengar, dan mendiskusikan

- 90 % jikalau mendengar, melihat, mendiskusikan dan melakukan

(Endang dan Made, 2010 : 61).

b. Manfaat Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran tidak mutlak harus

diadakan oleh guru, yang utama dalam pembelajaran adalah siswa dapat belajar

dengan baik dan mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.

Endang dan Made (2010 : 65) menyebutkan ada beberapa kelebihan media

pembelajaran yang dapat memberikan dukungan terhadap keberhasilan

pembelajaran, yaitu :

1) Dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap materi

pembelajaran yang sedang dibahas karena dapat menjelaskan konsep yang

sulit atau rumit menjadi mudah atau lebih sederhana.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

47

2) Dapat menjelaskan materi pembelajaran atau obyek yang abstrak (tidak nyata,

tidak dapat dilihat langsung) menjadi konkret (nyata dapat dilihat, dirasakan

atau diraba), seperti menjelaskan peredaran darah dan organ-organ tubuh

manusia pada mata pelajaran sains.

3) Media tersebut dapat membantu peserta didik memahami, mudah mengingat

dan mengungkapkan kembali, karena media yang dipergunakan dapat

membantu guru dalam menyajikan informasi secara lebih mudah dan cepat

serta jelas.

4) Menarik dan membangkitkan perhatian, minat, motivasi, aktivitas dan

kreativitas belajar peserta didik, serta dapat menghibur peserta didik.

5) Memancing partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran dan

memberikan kesan yang mendalam dalam pikiran peserta didik.

6) Materi pembelajaran yang sudah dipelajari dapat diulang kembali (playback).

Misalnya menggunakan rekaman video, compact disc, tape recorder atau

televisi.

7) Dapat membentuk persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap uatu

objek, karena disampaikan tidak hanya secara verbal, namun dalam bentuk

nyata menggunakan media pembelajaran.

8) Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga peserta didik dapat

berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya

sehingga memberikan pengalaman nyata dan langsung. Misalnya peserta didik

mempelajari jenis-jenis tumbuhan. Mereka dapat langsung melihat,

memegang, atau merasakan tumbuhan tersebut.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

48

9) Peserta didik belajar sesuai dengan karakteristiknya, kebutuhan, minat, dan

bakatnya, baik belajar secara individual, kelompok, atau klasikal.

10) Menghemat waktu, tenaga, dan biaya.

11) Membentuk sikap peserta didik (aspek afektif), meningkatkan keterampilan

(aspek psikomotorik).

c. Fungsi Media

Kedudukan media dalam pembelajaran sangat penting bahkan sejajar dengan

metode pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran akan mendukung

keberhasilan pembelajaran, karena media yang digunakan dalam proses

pembelajaran dapat dijadikan sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang

penggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru. Fungsi media menurut

Endang dan Made (2010 : 65) adalah :

1) Penggunaan media dalam pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan

tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan

situasi belajar mengajar yang yang efektif.

2) Penggunaan media dalam pembelajaran bukan semata-mata alat hiburan, yang

digunakan untuk sekadar melengkapi proses belajar agar lebih menarik

perhatian peserta didik.

3) Penggunaan media dalam pembelajaran lebih diutamakan untuk mempercepat

proses pembelajaran dan membantu peserta didik menangkap pengertian.

4) Media, dalam penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pembelajaran.

Oleh karenanya, penggunaan media harus mengacu kepada tujuan dan bahan

pembelajaran.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

49

5) Penggunaan media dalam pembelajaran bukan semata-mata alat hiburan, yang

digunakan untuk sekedar melengkapi proses belajar agar lebih menarik

perhatian peserta didik.

6) Penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu

belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah sumber

belajar, sehingga secara luas media pembelajaran dapat diartikan dengan manusia,

benda ataupun peristiwa yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan

serta keterampilan. Media merupakan alat bantu yang dapat berupa apa saja yang

dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.

d. Komik strip

Komik adalah sebuah media menyampaikan cerita dengan gambar ilustrasi

gambar (Subana dan Sunarti, 2011 : 322). Komik adalah cerita bergambar dimana

gambar berfungsi untuk mendeskripsikan cerita agar si pembaca mudah

memahami cerita yang disampaikan oleh pengarang.

Komik mempunyai unsur dasar visual yaitu komik dapat dipakai sebagai alat

penyampai pesan yang berisi arti dan makna sehingga komunikasi visual antara

pesan yang disampaikan oleh komik tersebut dengan si pembaca melalui daya

imajinasinya. Komik sangat cocok dipakai oleh orang – orang tipe belajar visual

karena dalam komik strip disampaikan dominasi gambar yang sangat menonjol.

Komik dapat dirancang dengan gagasan yang berisi materi atau nilai-nilai positif

yang berisi nilai – nilai sosial budaya, agama, dan ekonomi.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

50

Komik strip ( strip comics ) adalah sebuah gambar atau rangkaian cerita yang

berisi cerita. Komik strips ditulis dan digambar oleh seseorang kartunis dan

diterbitkan secara teratur ( biasanya harian atau mingguan ) di surat kabar dan di

internet. Biasanya terdiri dari 3-6 panel. Penyajian isi cerita juga dapat berupa

humor atau banyolan atau cerita yang serius dan menarik untuk disimak

periodenya hingga tamat.

Komik dapat dipakai sebagai media pembelajaran, namun komik mempunyai

kelebihan dan kekurangan. Kelebihan komik sebagai media pembelajaran yaitu :

1) menarik semangat siswa untuk belajar, 2) mengajarkan siswa untuk

menerjemahkan cerita ke dalam gambar. Disamping kelebihan ada juga

kelemahannya yaitu: 1) tidak semua orang bisa belajar efektif dengan gaya visual,

2) membuat orang malas membaca sehingga daya serap siswa terhadap materi

rendah.

B. PENELITIAN RELEVAN

Beberapa penelitian tentang media dan model pembelajaran telah dilakukan

oleh peneliti diantarnya oleh Rahmatullah (2011) tentang pengaruh pemanfaatan

media pembelajaran film animasi terhadap hasil belajar : studi eksperimen pada

mata pelajaran IPS siswa kelas VII SMP N 6 Banjarmasin yang hasilnya

menunjukkan 1) tidak ada perbedaan signifikan hasil belajar siswa antara kelas

yang menggunakan dan tidak menggunakan media pembelajaran film animasi

sebelum perlakuan, 2) ada perbedaan hasil belajar siswa di kelas yang tidak

menggunakan media pembelajaran film animasi sebelum dan sesudah perlakuan,

3) ada perbedaan hasil belajar siswa di kelas yang menggunakan media

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

51

pembelajaran film animasi sebelum dan sesudah perlakuan, 4) ada perbedaan

hasil belajar siswa di kelas yang menggunakan dan yang tidak menggunakan

media pembelajaran film animasi sebelum dan sesudah perlakuan, 5) ada

perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan dan

yang tidak menggunakan media pembelajaran film animasi, 6) kendala yang

ditemui terkait dengan pemanfaatan media pembelajaran film animasi dalam proes

pembelajaran yakni : a) kurangnya kompetensi guru dalam merancang dan

mengelola penggunaan media dalam pembelajaran dan b) keterbatasan muatan

materi film animasi yng tidak sepenuhnya mampu mengakomodir kebutuhan

pembelajaran.

Penelitian lain oleh Sudiana (2012) tentang pengaruh model pembelajaran

bermain peran dan bakat verbal terhadap kemampuan berbicara bahasa Inggris

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bangli. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran bermain peran berpengaruh terhadap kemampuan

berbicara bahasa inggris ditinjau dari bakat verbal siswa. Dengan demikian dapat

disarankan kepada para guru untuk dapat menerapkan model pembelajaran

bermain peran dengan mempertimbangkan bakat verbal siswa.

Penelitian oleh Alma Nely ( 2014) tentang pengaruh model gambar dan

gambar terhadap kemampuan menulis teks anekdot oleh siswa kelas X SMA N 1

Gebang Tahun Pelajaran 2013/2014 . Model gambar dan gambar merupakan

model pembelajaran yang memanfaatkan media gambar dalam penyampaian

materi kepada siswa, dan mengajak siswa untuk aktif terlibat langsung dalam

proses pembelajaran. Gambar-gambar yang disusun secara logis dapat membantu

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

52

siswa dalam menulis teks eksposisi. Urutan-urutan gambar tersebut membantu

siswa dalam tahapan menulis, sehingga tulisan yang dihasilkan lebih baik..

Dengan demikian dapat disarankan kepada para guru untuk dapat menerapkan

model gambar dan gambar untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa.

Berdasarkan contoh tersebut di atas, hasil penelitian menggunakan variasi

model pembelajaran terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

berbagai materi pembelajaran bahasa. Namun disisi lain, peneliti belum

menemukan hasil penelitian yang menerapkan model sinektik berbantu media

komik strip terhadap kemampuan menulis teks anekdot. Untuk itu, penelitian ini

dilaksanakan untuk menindaklanjuti dan melengkapi beberapa penelitian yang

sudah ada yaitu meneliti pengaruh model Synectics dan model Problem Based

Learning berbantu media komik strip terhadap kemampuan menulis teks anekdot.

C. Kerangka Pikir

Hasil evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia menunjukkan bahwa secara

umum kemampuan siswa dalam menulis di SMK masih kurang/ belum

memuaskan. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa

yang sulit untuk dikuasai. Selain itu kegiatan menulis juga kurang diminati oleh

siswa karena kompleksitas kesulitannya. Keterampilan menulis teks anekdot

diajarkan kepada siswa dengan tujuan agar siswa mampu menulis teks anekdot

dengan bahasa yang baik dan benar, koheren sesuai dengan karakteristik teks.

Kesulitan siswa ketika menulis teks anekdot terletak pada 1) ketidakmampuan

siswa dalam memilih kata, 2) siswa kesulitan mengembangkan dalam bentuk

kalimat, dan 3) siswa kesulitan dalam memulai menulis teks anekdot. Keadaan

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

53

tersebut menjadi semakin kompleks manakala pembelajaran yang digunakan oleh

guru dalam mengajarkan keterampilan menulis kurang tepat, kurang inovatif, dan

tidak kreatif.

Model Synectics dan model Problem Based Learning (PBL) merupakan

model pembelajaran yang diduga dapat menarik perhatian siswa untuk

meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot.

Kerangka pikir ini dituangkan dalam gambar berikut :

Gambar 1 Skema kerangka Pikir

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan data teoretis dan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian ini

adalah penggunaan model Synectics dan model Problem based learning (PBL)

berbantu media komik strip berpengaruh terhadap kemampuan menulis teks

anekdot siswa kelas X SMK Negeri I Tonjong Kabupaten Brebes. Berpijak pada

kemampuan menulis teks

anekdot

kelas kontrol

model Problem Based Learning berbantu media komik strip

kemampuan menulis teks anekdot baik

kelas eksperimen

model sinektik berbantu media komik strip

kemampuan menulis teks anekdot lebih baik

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

54

permasalahan yang ada, maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut :

Ho : Model Problem Based Learning berbantu media komik strip tidak

berpengaruh terhadap kemampuan menulis teks anekdot Siswa kelas X

SMK Negeri 1 Tonjong Kabupaten Brebes.

Ha : Model Problem Based Learning berbantu media komik strip

berpengaruh terhadap kemampuan menulis teks anekdot Siswa kelas X

SMK Negeri 1 Tonjong Kabupaten Brebes.

Ho : Model Synectics berbantu media komik strip tidak berpengaruh terhadap

kemampuan menulis teks anekdot Siswa kelas X SMK Negeri 1 Tonjong

Kabupaten Brebes.

Ha : Model Synectics berbantu media komik strip berpengaruh terhadap

kemampuan menulis teks anekdot Siswa kelas X SMK Negeri 1 Tonjong

Kabupaten Brebes.

Ho : Tidak ada pengaruh pembelajaran model sinektik dan model Problem

Based Learning terhadap kemampuan menulis teks anekdot Siswa kelas

X SMK Negeri 1 Tonjong Kabupaten Brebes.

Ha : Ada pengaruh pembelajaran model sinektik dan model Problem Based

Learning terhadap kemampuan menulis teks anekdot Siswa kelas X SMK

Negeri 1 Tonjong Kabupaten Brebes.

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7283/2/SRI HARTATI BAB II.pdf · analogi struktur teks anekdot berdasarkan struktur teks berbantu media komik strip,

55

Pengaruh Model Synectics..., Sri Hartati, Program Pascasarjana UMP, 2015