bab ii landasan teori ii.1 audit operasionalthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2009-2-00510-ak bab...

21
8 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasional Berkembangnya dunia usaha, membuat pihak-pihak yang berkepentingan membutuhkan semua informasi yang akurat mengenai perkembangan usaha yang dijalaninya. Informasi tersebut terkait dengan fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan tersebut seperti fungsi penjualan & pemasaran, fungsi produksi, fungsi akuntansi & keuangan dan fungsi personalia. Maka diperlukan kegiatan audit untuk mengevaluasi jalannya kegiatan operasional fungsi-fungsi tersebut untuk memberikan keyakinan bahwa pelaksanaan fungsi tidak menyimpang dan mencapai tujuan yang telah ditentukan. Audit ini dimaksudkan untuk menilai pengelolaan fungsi tersebut dalam perusahaan apakah telah mencapai efektifitas, efisiensi dan keekonomisan. II.1.1 Pengertian Audit Operasional Penggunaan istilah audit operasional tidak seumum istilah audit keuangan dan sering digunakan bergantian dengan istilah audit manajemen dan audit kinerja. Banyak definisi dari audit operasional yang menyebutkan efisiensi, efektifitas dan ekonomis sehingga audit operasional dikenal juga dengan audit manajemen. Berikut beberapa definisi audit operasional antara lain yaitu: Boynton, Johnson dan Kell yang diterjemahkan oleh Ichsan, S.B. dan Herman, B. (2003) mendefinisikan, “Audit operasional adalah suatu proses

Upload: doancong

Post on 23-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasionalthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00510-AK Bab 2.pdf · Berkembangnya dunia usaha, ... dalam suatu entitas, ... hakikatnya produksi itu

8

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Audit Operasional

Berkembangnya dunia usaha, membuat pihak-pihak yang berkepentingan

membutuhkan semua informasi yang akurat mengenai perkembangan usaha yang

dijalaninya. Informasi tersebut terkait dengan fungsi-fungsi yang ada dalam

perusahaan tersebut seperti fungsi penjualan & pemasaran, fungsi produksi,

fungsi akuntansi & keuangan dan fungsi personalia. Maka diperlukan kegiatan

audit untuk mengevaluasi jalannya kegiatan operasional fungsi-fungsi tersebut

untuk memberikan keyakinan bahwa pelaksanaan fungsi tidak menyimpang dan

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Audit ini dimaksudkan untuk menilai

pengelolaan fungsi tersebut dalam perusahaan apakah telah mencapai efektifitas,

efisiensi dan keekonomisan.

II.1.1 Pengertian Audit Operasional

Penggunaan istilah audit operasional tidak seumum istilah audit keuangan

dan sering digunakan bergantian dengan istilah audit manajemen dan audit

kinerja. Banyak definisi dari audit operasional yang menyebutkan efisiensi,

efektifitas dan ekonomis sehingga audit operasional dikenal juga dengan audit

manajemen. Berikut beberapa definisi audit operasional antara lain yaitu:

Boynton, Johnson dan Kell yang diterjemahkan oleh Ichsan, S.B. dan

Herman, B. (2003) mendefinisikan, “Audit operasional adalah suatu proses

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasionalthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00510-AK Bab 2.pdf · Berkembangnya dunia usaha, ... dalam suatu entitas, ... hakikatnya produksi itu

9

sistematis yang mengevaluasi efektivitas, efisiensi, dan kehematan operasi

organisasi yang berada dalam pengendalian manajemen serta melaporkan kepada

orang-orang yang tepat hasil-hasil evaluasi tersebut beserta rekomendasi

perbaikan” (h. 498).

Menurut Tunggal (2007) mendefinisikan, “Pemeriksaan manajemen atau

operasional merupakan suatu penilaiaan dari organisasi manajerial dan efisiensi

dari suatu perusahaan, departemen, atau setiap entitas dan subentitas yang dapat

diaudit. Penekanannya adalah untuk mencapai efisiensi yang lebih besar,

efektivitas dan ekonomisasi dalam usaha dan organisasi yang lain” (h. 24).

Sedangkan, menurut AICPA yang dikutip oleh Bayangkara (2008)

mendefinisikan, “operational auditing sebagai a systematic review of an

organization activities…in relation to specified objective. The purpose of the

engagement may be: (a) to assess performance, (b) to identify opportunities for

improvement, and (c) to develop recommendation for improvement or further

action” (h. 3).

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa audit

operasional adalah suatu proses sistematis yang mengevaluasi dan menilai

efektifitas, efisiensi dan keekonomisan dari manajerial dan aktivitas organisasi

untuk menilai kinerja, mengidentifikasi kesempatan perbaikan dan memberi

rekomendasi untuk perbaikan.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasionalthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00510-AK Bab 2.pdf · Berkembangnya dunia usaha, ... dalam suatu entitas, ... hakikatnya produksi itu

10

II.1.2 Tujuan Audit Operasional

Menurut Tunggal (2006) menyatakan, ”beberapa tujuan dari audit

operasional adalah:

1. Objek dari audit operasional mengungkapkan kekurangan dan

ketidakberesandalam setiap unsuryang diuji oleh auditor operasional dan

untuk menunjukkan perbaikan apa yang dimungkinkan untuk

memperoleh hasil yang terbaik dari operasi yang bersangkutan.

2. Untuk membantu manajemen mencapai administrasi operasi yang paling

efisien.

3. Untuk mengusulkan kepada manajemen cara-cara dan alat-alat untuk

mencapai tujuan apabila manajemen organisasi sendiri kurang

pengetahuan tentang pengelolaan yang efisien.

4. Audit operasional bertujuan untuk mencapai efisiensi dan pengelolaan.

5. Untuk membantu manajemen, auditor operasional berhubungan dengan

setiap fase dari aktivitas usaha yang dapat merupakan dasar pelayanan

kepada manajemen.

6. Untuk membantu manajemen pada setiap tingkat dalam pelaksanaan yang

efektif dan efisien dari tujuan tanggung jawab mereka” (h. 12).

Sementara itu, menurut Bayangkara (2008), ”Audit manajemen bertujuan

untuk mengidentifikasi kegiatan, program dan aktivitas yang masih memerlukan

perbaikan, sehingga dengan rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai

perbaikan atas penegelolaan berbagai program dan aktivitas pada perusahaan

tersebut” (h. 3).

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasionalthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00510-AK Bab 2.pdf · Berkembangnya dunia usaha, ... dalam suatu entitas, ... hakikatnya produksi itu

11

Mengacu pada pernyataan Bayangkara tersebut, ada tiga hal penting yang

harus dicapai perusahaan dalam meningkatkan kemampuan bersaingnya dengan

melakukan audit operasional atau manajemen, yaitu:

a. Efisiensi berkaitan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasinya,

sehingga dicapai optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki.

b. Efektivitas merupakan tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk

mencapai tujuannya.

c. Ekonomis berhubungan dengan bagaimana perusahaan dalam

mendapatkan sumber daya yang akan digunakan dalam setiap aktivitas.

II.1.3 Jenis-jenis Audit Operasional

Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Jusuf, A.A. (2003)

menyatakan, “Audit operasional dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

a. Fungsional (Functional)

Audit fungsional berkaitan dengan sebuah fungsi atau lebih dalam

suatu organisasi. Keunggulan audit fungsional adalah memungkinkan

adanya spesialisasi oleh auditor. Auditor dapat lebih efisien memakai

seluruh waktu mereka untuk memeriksa dalam bidang itu. Kelemahan

audit fungsional adalah tidak dievaluasinya fungsi yang saling berkaitan

dalam organisasi.

b. Organisasional (Organizational)

Audit operasional atas suatu organisasi menyangkut keseluruhan

unit organisasi, seperti departemen, cabang atau anak perusahaan.

Penekanan dalam suatu unit organisasi adalah seberapa efisien dan efektif

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasionalthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00510-AK Bab 2.pdf · Berkembangnya dunia usaha, ... dalam suatu entitas, ... hakikatnya produksi itu

12

fungsi-fungsi saling berinteraksi. Rencana organisasi dan metode-metode

untuk mengkoordinasikan aktivitas yang ada, sangat penting dalam audit

jenis ini.

c. Penugasan Khusus (Special Assignment)

Penugasan audit opersional khusus timbul atas permintaan

manajemen. Ada banyak variasi dalam audit jenis itu. Contoh-contohnya

mencakup penentuan penyebab tidak efektifnya system PDE,

penyelidikan kemungkinan kecurangan dalam suatu divisi, dan membuat

rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu barang” (h. 767).

II.2 Pengendalian Internal

II.2.1 Pengertian Pengendalian Internal

Definisi pengendalian internal menurut Laporan COSO yang dikutip oleh

Boynton, Johnson dan Kell yang diterjemahkan oleh Ichsan, S.B. dan Herman,

B. (2003) mendefinisikan, “Pengendalian internal (internal control) adalah suatu

proses, yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya

dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang

memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut: keandalan

pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku dan

efektivitas & efisiensi operasi” (h. 373).

II.2.2 Komponen Pengendalian Internal

Berdasarkan Laporan COSO dan AU 319, Consideration of internal

control in the financial statement audit (SAS 78) yang dikutip oleh Boynton,

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasionalthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00510-AK Bab 2.pdf · Berkembangnya dunia usaha, ... dalam suatu entitas, ... hakikatnya produksi itu

13

Johnson dan Kell yang diterjemahkan oleh Ichsan, S.B. dan Herman, B. (2003),

“mengidentifikasikan lima komponen pengendalian internal yang saling

berhubungan sebagai berikut:

a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

b. Penilaian Resiko (Risk Assessment)

c. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

d. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

e. Pemantauan (Monitoring)” (h. 374).

II.3 Fungsi Produksi

Salah satu fungsi terpenting dalam perusahaan industri adalah fungsi

produksi, karena fungsi produksi meliputi semua kegiatan yang berhubungan

dengan menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa.

II.3.1 Pengertian Produksi dan Fungsi Produksi

Pengertian produksi sering digunakan pada perusahaan yang

menghasilkan barang atau jasa, tetapi arti itu merupakan pengertian produksi

secara umum dan luas. Berikut beberapa pendapat pengertian produksi adalah:

Menurut Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo (2000) menyatakan “Pada

hakikatnya produksi itu merupakan penciptaan atau penambahan faedah bentuk,

waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi

pemenuhan kebutuhan manusia” (h. 1).

Sedangkan, menurut Herjanto (2003) menyatakan, “Kegiatan produksi

dan operasi merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasionalthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00510-AK Bab 2.pdf · Berkembangnya dunia usaha, ... dalam suatu entitas, ... hakikatnya produksi itu

14

penciptaan/pembuatan barang, jasa atau kombinasi, melalui proses transformasi

dari masukan sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan” (h. 3).

Jadi produksi merupakan kegiatan atau proses penciptaan dengan

menambah faedah bentuk, waktu dan tempat dengan mentransformasi masukan

(input) berupa faktor-faktor produksi menjadi keluaran (output) yang diinginkan

sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

Menurut Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo (2000) menyatakan, “fungsi

produksi merupakan hubungan antara faktor-faktor produksi dengan barang-

barang dan jasa-jasa yang dihasilkan. Dengan demikian barang-barang dan jasa-

jasa itu merupakan hasil pengkombinasian faktor produksi bahan mentah,tenaga

kerja, modal dan teknologi” (h. 1).

Menurut Assauri (2004), “Secara umum fungsi produksi terkait dengan

pertanggungjawaban dalam kegiatan mentransformasikan masukan (inputs)

menjadi keluaran (outputs) berupa barang atau jasa yang akan dapat

memberikan hasil pendapatan bagi perusahaan.” (h. 22).

II.3.2 Proses Produksi

A Pengertian Proses Produksi

Pada hakikatnya proses produksi adalah usaha manusia yang membawa

benda ke dalam suatu keadaan sehingga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi

kebutuhan manusia dengan lebih baik.

Menurut Assauri (2004) menyatakan “Proses produksi dapat diartikan

sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasionalthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00510-AK Bab 2.pdf · Berkembangnya dunia usaha, ... dalam suatu entitas, ... hakikatnya produksi itu

15

suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja,

mesin, bahan-bahan dan dana) yang ada” (h. 75).

B Jenis-jenis Proses Produksi

Proses produksi adalah proses perubahan masukan mnjadi keluaran.

Macam barang atau jasa yang dikerjakan banyak sekali sehingga macam proses

yang ada juga banyak sekali. Menurut Subagyo (2000) menyatakan, “jenis proses

produksi dibagi menjadi:

1. Proses produksi terus-menerus

Proses produksi terus-menerus atau continous adalah proses produksi yang

tidak pernah berganti macam barang yang dikerjakan. Proses produksi

continous biasanya juga disebut sebagai proses produksi yang berfokuskan

pada produk atau product focus. Karena biasanyaa setiap produk disediakan

fasilitas produk tersendiri yang meletakkannya disesuaikan dengan urutan

proses pembuatan produk itu.

2. Proses produksi terputus-putus

Proses produksi terputus-putus atau intermittent digunakan untuk pabrik

yang mengerjakan barang bermacam-macam dengan jumlah setiap macam

hanya sedikit. Dikatakan proses produksi terputus-putus karena perubahan

proses produksi setiap saat terputus apabila terjadi perubahan macam barang

yang dikerjakan. Oleh karena itu, tidak mungkin menurutkan letak mesin

sesuai dengan urutan proses pembuatan barang. Proses produksi terputus-

putus biasanya disebut juga sebagai proses produksi yang berfokus pada

proses atau process focus.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasionalthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00510-AK Bab 2.pdf · Berkembangnya dunia usaha, ... dalam suatu entitas, ... hakikatnya produksi itu

16

3. Proses Intermediate

Dalam kenyataannya, kedua macam proses produksi di atas tidak

sepenuhnya berlaku. Biasanya merupakan campuran dari keduanya. Hal ini

disebabkan, macam barang yang dikerjakan memang berbeda, tetapi

macamnya tidak terlalu banyak dan jumlah barang setiap macam agak

banyak. Proses produksi yang memiliki unsur continous dan ada pula unsur

intermittent-nya. Proses seperti ini biasanya disebut sebagai proses

intermediate. Arus barang biasanya campuran, tetapi untuk beberapa

kelompok barang sebagian arusnya sama” (h. 8).

II.3.3 Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Dalam melaksanakan fungsi produksinya, perusahaan industri akan

melalui tahap-tahap produksi yaitu tahap perencanaan, tahap proses dan tahap

pengawasan produksi.

A Pengertian Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Menurut Assauri (2004) menyatakan, “Perencanaan dan pengawasan

produksi adalah penentuan dan penetapan kegiatan-kegiatan produksi yang akan

dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan pabrik tersebut, dan mengawasi

kegiatan pelaksanaan dari proses dan hasil produksi , agar apa yang telah

direncanakan dapat terlaksana dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai” (h.

125).

B Perencanaan Produksi

Menurut Assauri (2004) menyatakan, “Tujuan perencanan produksi ini

adalah:

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasionalthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00510-AK Bab 2.pdf · Berkembangnya dunia usaha, ... dalam suatu entitas, ... hakikatnya produksi itu

17

1. Untuk mencapai tingkat/level keuntungan (profit) yang tertentu.

2. Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil atau output perusahaan ini

tetap mempunyai pangsa pasar (market share) tertentu.

3. Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini dapat bekerja pada

tingkat efisiensi tertentu.

4. Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan

kesempatan kerja yang sudah ada tetap pada tingkatnya dan berkembang.

5. Untuk menggunakan sebaik-baiknya (efisien) fasilitas yang sudah ada pada

perusahaan yang bersangkutan.

Perencanaan produksi yang terdapat dalam suatu perusahaan dapat

dibedakan menurut jangka waktu yang tercakup, yaitu:

1. Perencanaan produksi jangka pendek (perencanaan operasional) adalah

penentuan kegiatan produksi yang akan dilakukan dalam jangka waktu satu

tahun mendatang atau kurang, dengan tujuan untuk mengatur penggunaan

tenaga kerja, persediaan bahan dan fasilitas produksi yang dimiliki

perusahaan pabrik.

2. Perencanaan produksi jangka panjang adalah penentuan tingkat kegiatan

produksi lebih daripada satu tahun, dan biasanya sampai dengan lima tahun

mendatang, dengan tujuan untuk mengatur pertambahan kapasitas peralatan

atau mesin-mesin, ekspansi pabrik dan pegembangan produk (product

development) ” (h.130)

C Pengawasan Produksi

Berdasarkan pernyataan Assauri (2004) menyatakan, “maka pengawasan

produksi yang dilakukan hendaknya mempunyai fungsi sebagai berikut:

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasionalthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00510-AK Bab 2.pdf · Berkembangnya dunia usaha, ... dalam suatu entitas, ... hakikatnya produksi itu

18

1. Routing

Routing adalah fungsi yang menentukan dan mengatur urutan kegiatan

pengerjaan yang logis, sistematis dan ekonomis, melalui urutan mana

bahan-bahan dipersiapkan untuk diproses menjadi barang jadi.

2. Loading dan Scheduling

Loading merupakan penentuan dan pengaturan muatan kerja (work load)

pada masing-masing pusat pekerjaan (work centre) sehingga dapat

ditentukan berapa lama waktu yang ditentukan pada setiap operasi tanpa

adanya penundaan atau kelambatan waktu (time delay).

Scheduling merupakan pengoordinasian tentang waktu dalam kegiatan

berproduksi sehingga dapat diadakan pengalokasian bahan-bahan pembantu

serta perlengkapan kepada fasilitas-fasilitas atau bagian-bagian pengolahan

dalam pabrik pada waktu yang telah ditentukan.

3. Dispatching

Dispatching meliputi pelaksanaan dari semua rencana dan pengaturan

dalam bidang routing dan scheduling.

4. Follow Up

Follow Up merupakan fungsi penelitian dan pengecekan terhadap semua

aspek yang mempengaruhi kelancaran kegiatan pengerjaan atau produksi”

(h. 149-151).

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasionalthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00510-AK Bab 2.pdf · Berkembangnya dunia usaha, ... dalam suatu entitas, ... hakikatnya produksi itu

19

Menurut Assauri (2004) menyatakan, “maka ada dua jenis utama dari

pengawasan produksi yaitu:

1. Pengawasan arus (flow control)

Flow control atau pengawasan arus adalah pengawasan produksi yang

dilakukan terhadap arus pekerjaan sehingga dapat menjamin kelancaran

proses pengerjaan.

2. Pengawasan pengerjaan pesanan (order control)

Order control atau pengawasan pengerjaan pesanan adalah pengawasan

produksi yang dilakukan terhadap produk yang dikerjakan, sehingga produk

yang dikerjakan itu dapat sesuai dengan keinginan si pemesan baik

mengenai bentuk, jeni dan kualitasnya” (h. 152).

Pada perusahaan manufaktur, biasanya terdapat bagian PPC (Production

Planning and Control) yang merupaka perantara bagian pemasaran dan bagian

produksi. Pada beberapa perusahaan, bagian ini diperluas menjadi PPIC

(Production Planning and Inventory Control).

Tugas PPC terdiri dari:

1. Mengadakan perencanaan produksi

2. Menentukkan jalannya proses produksi untuk produk-produk tertentu

3. Menentukkan kapan suatu produk mulai diproduksi dan kapan produk

tersebut selesai

4. Menentukan bahwa suatu produk boleh mulai diproduksi, memberikan

perintah untuk memulai suatu pengerjaan produk.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasionalthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00510-AK Bab 2.pdf · Berkembangnya dunia usaha, ... dalam suatu entitas, ... hakikatnya produksi itu

20

5. Melaksanakan follow up tugas yang dilakukan, termasuk pengumpulan

laporan kemajuan pengerjaan produk dan analisanya.

Tugas dari PPIC adalah:

1. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan.

2. Menjaga agar pembentukan persediaan tidak terlalu besar atau berlebih-

lebihan.

3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena akan

meningkatkan biaya pemesanan.

II.3.4 Tujuan dan Ruang Lingkup Manajemen Produksi

Manajemen produksi merupakan kegiatan yang mengatur konversi

masukan (inputs) menjadi keluaran (outputs) yang berupa barang atau jasa.

Menurut Herjanto (2003) menyatakan, “Manajemen produksi dan operasi

sebagai suatu proses yang secara berkesinambungan dan efektif menggunakan

fungsi-fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara

efisien dalam rangka mencapai tujuan” (h. 2).

A Tujuan Manajemen Produksi

Menurut Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo (2000) menyatakan “Tujuan

manajemen produksi adalah memproduksikan atau mengatur produksi barang-

barang dan jasa-jasa dalam jumlah , kualita, harga waktu serta tempat tertentu

sesuai kebutuhan konsumen” (h. 2).

B Ruang Lingkup Manajemen Produksi

Sementara itu, menurut Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo (2000)

menyatakan, “ ruang lingkup manajemen produksi yaitu:

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasionalthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00510-AK Bab 2.pdf · Berkembangnya dunia usaha, ... dalam suatu entitas, ... hakikatnya produksi itu

21

1. Fungsi Manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengkoordinasian dan pengawasan.

2. Fungsi Operatif

a) Disain, yaitu penelitian dan pengembangan produk, luas dan pola

produksi, penentuan lokasi pabrik, penentuan letak fasilitas fisik dalam

pabrik, pengendalian bahan, lingkungan kerja, persoalan standar.

b) Proses, yaitu pengaturan persediaan, perencanaan dan pengawasan

produksi, pemeliharaan dan penggantian.

c) Pengawasan (khusus), yaitu pengawasan kuantita, pengawasan kualita

dan pengawasan biaya produksi” (h. 2).

Sementara itu, menurut Assauri (2004) menyatakan “maka ruang lingkup

manajemen produksi dan operasi akan mencakup perancangan atau penyiapan

sistem produksi dan operasi, serta pengoperasian sistem produksi dan operasi.

Pembahasan dalam perancangan atau desain hasil dari produksi dan operasi

meliputi:

1. Seleksi dan rancangan atau desain hasil produksi (produk), dilakukan dengan

penelitian atau riset, serta usaha pengembangan produk yang sudah ada,

penyeleksian dan pengambilan keputusan produk yang akan dihasilkan, dan

bagaimana desain dari produk itu yang menunjukkan spesifikasinya.

2. Seleksi dan perancangan proses dan peralatan, dilakukan dengan

penyeleksian dan pemilihan jenis proses yang digunakan, menentukkan

teknologi dan peralatan, serta penentuan bangunan dan lingkungan kerja.

3. Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit produksi, dalam

menentukkannya perlu mempertimbangkan faktor jarak, kelancaran dan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasionalthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00510-AK Bab 2.pdf · Berkembangnya dunia usaha, ... dalam suatu entitas, ... hakikatnya produksi itu

22

biaya pengangkutan dari sumber-sumber bahan dan masukan (inputs), serta

biaya pengangkutan dari barang jadi ke pasar.

4. Rancangan tata letak (lay-out) dan arus kerja atau proses, perlu

dipertimbangkan factor kelancaran arus kerja, optimalisasi pergerakan waktu

dalam proses, kemungkinan kerusakan yang terjadi karena pergerakan dalam

proses.

5. Rancangan tugas pekerjaan, dilakukan dengan penyusunan rancangan tugas

pekerjaan yang harus memperhatikan kelengkapan tugas pekerjaan yang

terkait dengan variabel tugas dalam strukstur teknologi dan mutu atau

kualitas suasana kerja yang ditentukkan oleh variabel manusianya.

6. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas, dalam strategi harus

mencakup maksud adan tujuan produksi dan operasi, serta misi dan

kebijakan-kebijakan dasar untuk proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja

dan mutu atau kualitas.

Pembahasan dalam pengoperasian sistem produksi dan operasi akan

mencakup:

1. Penyusunan rencana produksi dan operasi, di dalam rencana harus tercakup

penetapan target produksi, scheduling, routing, dispatching dan follow-up.

2. Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan, dilakukan

untuk kelancaran tersedianya bahan atau masukan bagi proses produksi yang

di dalamnya mencakup maksud dan tujuan persediaan, model perencanaan

dan pengendalian persediaan, pengadaan dan pembelian bahan, perencanaan

kebutuhan bahan (Material Requirement Planning) dan perencanaan

kebutuhan distribusi (Distribution Requirement Planning).

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasionalthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00510-AK Bab 2.pdf · Berkembangnya dunia usaha, ... dalam suatu entitas, ... hakikatnya produksi itu

23

3. Pemeliharaan atau perawatan (maintenance) mesin dan peralatan, di

dalamnya mencakup penting dan peranan kegiatan pemeliharaan atau

perawatan mesin dan peralatan, mecam-macam kegiatan pemeliharaan,

syarat-syarat terlaksananya kegiatan pemeliharaan atau perawatan yang

efektif dan efisien, serta proses kegiatan pemeliharaan atau perawatan mesin

dan peralatan.

4. Pengendaliaan mutu, mencakup maksud dan tujuan, proses kegiatan, peran

pengendaliaan proses dan produk, teknik dan peralatan serta pengendaliaan

mutu secara spesifik.

5. Manajemen tenaga kerja (sumber daya manusia), mencakup pengelolaan

tenaga kerja, desain dan tugas pekerjaan, dan pengukuran kerja (work

measurement)” (h. 17-19).

II.3.5 Fungsi Manajemen Produksi

Menurut Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo (2000) menyatakan “Fungsi

manajemen produksi yaitu:

1. Perencanaan dalam Produksi

Tujuan berproduksi adalah menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa sesuai

kehendak konsumen dalam hal jumlah, kualita, harga serta waktu. Untuk

itu, perencanaan memegang peranan penting dalam menentukan tujuan-

tujuan itu sendiri, agar tujuan itu diintegrasikan, dan pengawasan.

2. Organisasi Produksi dan Personalia Produksi

Pengorganisasian dalam produksi merupakan proses menciptakan

hubungan-hubungan antara komponen-komponen organisasi dalam

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasionalthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00510-AK Bab 2.pdf · Berkembangnya dunia usaha, ... dalam suatu entitas, ... hakikatnya produksi itu

24

produksi yaitu pekerjaan yang harus dilakukan, orang yang harus

melakukan pekerjaan tersebut dan alat-alat yang dipergunakan untuk

menjalankan pekerjaan. Hirarki operasional hendaknya diisi dengan

personalia yang memenuhi persyartan-persyaratan tertentu dan perlu juga

dimotivasi agar instruksi-instruksi berproduksi dapat diterima secara

terbuka.

3. Pengarahan dan Koordinasi Kegiatan Produksi

Program dan organisasi yang efektif belum cukup menjamin pekerjaan

dapat dilaksanakan dengan baik, tapi instruksi-instruksi perlu didasari

motivasi baik moneter dan non moneter agar segera dilaksanakan.

Koordinasi berproduksi selain sistem produksinya yang memungkinkan hal

itu, prosedurnya dibuat hitam di atas putih dan aspek kemanusiaannya

diperhatikan.

4. Pengawasan Kegiatan Produksi

Rencana-rencana merupakan standar untuk pengawasan dan organisasi

produksi berfungsi sebagai wadah pelaksanaan tugas, pengarahan

merupakan segi memulai kegiatan. Dengan demikian pengawasan mengatur

agar kegiatan-kegiatan produksi sesuai apa yang direncanakan“ (h. 8-9).

II.4 Audit Operasional atas Fungsi Produksi

II.4.1 Pengertian Audit Produksi

Menurut Bayangkara (2008) menyatakan,“Audit produksi dan operasi

melakukan penilaian secara komprehensif terhadap keseluruhan fungsi produksi

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasionalthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00510-AK Bab 2.pdf · Berkembangnya dunia usaha, ... dalam suatu entitas, ... hakikatnya produksi itu

25

dan operasi untuk menentukan apakah fungsi ini telah berjalan dengan

memuaskan (ekonomis, efektif dan efisien)” (h. 177).

II.4.2 Tujuan dan Manfaat Audit atas Fungsi Produksi

A Tujuan Audit atas Fungsi Produksi

Menurut Bayangkara (2008) menyatakan “Tujuan yang ingin dicapai

dalam pelaksanaan audit produksi dan operasi adalah untuk mengetahui:

1. Apakah produk yang dihasilkan telah mencerminkan kebutuhan pelanggan

(pasar).

2. Apakah strategi serta rencana produksi dan operasi sudah secara cermat

menghubungkan antara kebutuhan untuk memuaskan pelanggan dengan

ketersediaan sumber daya serta fasilitas yang dimiliki perusahaan.

3. Apakah strategi, rencana produksi dan operasi telah mempertimbangkan

kelemahan-kelemahan internal, ancaman lingkungan eksternal serta peluang

yang dimiliki perusahaan.

4. Apakah proses transformasi telah berjalan secara efektif dan efisien.

5. Apakah penempatan fasilitas produksi dan operasi telah mendukung

berjalannnya proses secara ekonomis, efektif dan efisien.

6. Apakah pemeliharaan dan perbaikan fasilitas produksi dan operasi telah

berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam mendukung

dihasilkannya produk yang sesuai dengan kuantitas, kualitas, dan waktu yang

telah ditetapkan.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasionalthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00510-AK Bab 2.pdf · Berkembangnya dunia usaha, ... dalam suatu entitas, ... hakikatnya produksi itu

26

7. Apakah setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi telah

melaksanakan aktivitasnya sesuai dngan ketentuan serta aturan yang telah

ditetapkan dalam perusahaan” (h.178).

B Manfaat Audit atas Fungsi Produksi

Menurut Bayangkara (2008) menyatakan ”Secara rinci, audit ini dapat

memberikan manfaat:

1. Dapat memberikan gambaran kepada pihak yang berkepentingan tentang

ketaatan dan kemampuan fungsi produksi dan operasi dalam menerapkan

kebijakan serta strategi yang telah ditetapkan.

2. Dapat memberikan informasi tentang usaha-usaha perbaikan proses produksi

dan operasi yang telah dilakukan perusahaan serta hambatan-hambatan yang

dihadapi.

3. Dapat menentukkan area permasalahan yang masih dihadapi dalam mencapai

tujuan produksi dan operasi serta tujuan perusahaan secara keseluruhan.

4. Dapat menilai kekuatan dan kelemahan strategi produksi dan operasi serta

kebutuhan perbaikannya dalam meningkatkan kontribusi fungsi ini terhadap

pencapaian tujuan perusahaan” (h. 178).

II.4.3 Ruang Lingkup Audit Operasional atas Fungsi Produksi

Menurut Assauri (2004) menyatakan “maka ruang lingkup audit

operasional atas fungsi produksi dapat ditentukan sebagai berikut:

1. Audit mengenai tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan operasional/produksi

yang ditetapkan perusahaan.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasionalthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00510-AK Bab 2.pdf · Berkembangnya dunia usaha, ... dalam suatu entitas, ... hakikatnya produksi itu

27

2. Audit mengenai desain sistem operasi/produksi, yang mencakup pemilihan

lokasi, pengaturan tata letak, keadaan bangunan dan saranan penunjang,

teknologi yang digunakan, proses manufacturing yang dijalankan, keadaan

mesin dan peralatan.

3. Audit mengenai penerapan sistem operasi/produksi yang mencakup

perencanaan program produksi, pembeliaan, pengadaan bahan, pelaksanaan

produksi, persediaan, pengiriman barang jadi serta pergudangan, biaya serta

pemeliharaan peralatan” (h. 254).

II.4.4 Tahap-tahap Audit atas Fungsi Produksi

Menurut Bayangkara (2008) menyatakan, ”Ada beberapa tahapan yang

harus dilakukan auditor dalam melakukan audit terhadap fungsi produksi, yaitu:

1. Audit Pendahuluan (Plemininary Survey)

Pada tahap ini, auditor melakukan overview terhadap perusahaan secara

umum, setelah itu auditor dapat memperkirakan kelemahan-kelemahan yang

mungkin terjadi di fungsi produksi dan operasi sehingga dapat dirumuskan

ke dalam bentuk tujuan audit sementara (tentative audit objective).

2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen (Review and Testing of

Management Control System)

Pada tahapan ini, auditor melakukan review dan pengujian terhadap

beberapa perubahan yang terjadi dalam perusahaan sejak audit terakhir.

Dengan menghubungkan permasalahan yang dirumuskan dalam bentuk

tujuan audit sementara dan ketersediaan data serta akses untuk

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Operasionalthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00510-AK Bab 2.pdf · Berkembangnya dunia usaha, ... dalam suatu entitas, ... hakikatnya produksi itu

28

mendapatkannya, auditor dapat menetapkan tujuan audit sesungguhnya

(definitive audit objective).

3. Audit Terinci (Detail Examination)

Pada tahap ini, auditor melakukan audit yang lebih dalam dan

pengembangan temuan terhadap fasilitas prosedur, catatan-catatan dokumen

yang berkaitan dengan produksi dan operasi.

4. Pelaporan (Report)

Hasil dari tahap audit sebelumnya yang telah diringkaskan dalam kertas

kerja audit (KKA) merupakan dasar dalam membuat kesimpulan audit dan

rumusan rekomendasi. Laporan audit terdiri dari informasi latar belakang,

kesimpulan audit dan ringkasan temuan audit, rumusan rekomendasi dan

ruang lingkup audit.

5. Melakukan tindak lanjut

Tindak lanjut yang dilakukan merupakan komitmen manajemen untuk

menjadikan organisasinya menjadi lebih baik dari sebelumnya” (h. 179-

180).