bab ii landasan teori - library & knowledge...
TRANSCRIPT
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu
No Nama Penulis
Thn Judul Isi Perbandingan dengan Penelitian ini
1 Assidah Fil-Haq
2011 Penanganan Krisis Public Relations Melalui Media Relations PT. PLN (Persero) APJ Banten Utara
Krisis pada suatu perusahaan kadang-kadang dianggap sebagai titik balik untuk mencapai kondisi yang lebih baik. Salah satu hal yang perlu di perhatikan dalam penyerahan krisis di PT. PLN (persero) ini adalah media. Media memiliki peran sebagai unsur yang memberikan informasi dari perusahaan kepada masyarakat. Dalam menangani krisis ini, PR pada PT.PLN (Persero) Banten Utara melakukan kegiatan bersama media, seperti makan siang bersama sampai konferensi pers. Teknik komunikasi dilakukan dengan pendekatan pribadi dan komunikasi informal terhadap
Dalam mengatasi krisis ini, Humas PT. PLN (Persero) melakukan sosialisasi melalui media, seperti cetak, elektronik, atau baliho, spanduk. Humas PT.PLN (Persero) juga menjalin kontrak iklan terhadap media. Sedangkan pada peluncuran Optimus G Mobile, PR LGEIN lebih terfokus pada media cetak dan online saja, karena PR LGEIN fokus terhadap tujuan utamanya yaitu publikasi di media. Selain itu dalam menjalankan kegiatannya, PR LGEIN berusaha memenuhi kebutuhan media melalui kegiatan seperti press conference, product review, serta media
10
media, untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang krisis yang terjadi
interview.
2 Anastasia Yuni Widyaningrum
2012 Strategi Media Relations Perusahaan Multinasional; di Tingkat Lokal (Strategi Media Relations Hotel Sheraton Surabaya Terhadap Media Lokal di Surabaya)
Berbagai daerah mulai bermunculan media lokal, baik media cetak, elektronik dan online. Penting bagi PR Hotel Sheraton Surabaya untuk dapat mensinergikan strategi media relations-nya dengan kehadiran media di tingkat local. Salah satu hal yang dilakukan oleh PR adalah meningkatkan hubungan dengan komunitas, seperti melaksanakan nonton bareng di Sheraton Hotel dengan mengundang liputan media. Kerjasama dengan media tidak saja dengan media dalam skala nasional, namun sangat penting untuk bekerjasama dengan media lokal.
Strategi media relations yang diberlakukan oleh Sheraton Hotel turut melibatkan audience atau investor secara langsung. Sedangkan pada peluncuran Optimus G Mobile ini, PR LGEIN lebih mengfokuskan seluruh kegiatan untuk para media, misalnya mengadakan press conference, product review untuk media. Bahkan untuk membangun hubungan personal yang lebih baik lagi, PR LGEIN juga mngadakan makan bersama media atau nonton film bersama media.
11
2.2 Teori Umum
2.2.1 Definisi Komunikasi
Komunikasi menurut kamus bahasa Indonesia adalah suatu pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa
inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico,
communication, atau communicare yang berarti membuat sama (Mulyana 2010: 46).
Pada buku yang berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar dari Deddy M,
terdapat pendapat menurut Tubbs dan Moss (2010: 65) yang mengatakan bahwa
Komunikasi sebagai proses penciptaan makna antara dua orang (komunikator 1 dan
komunikator 2) atau lebih. Sedangkan Rogers (2010: 69) turut mengungkapkan
bahwa “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada
suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”.
Komunikasi bukan hanya sebuah percakapan yang terjadi antara seseorang
dengan orang lain, tetapi komunikasi disini dimaksudkan sebagai sebuah proses
pengiriman pesan dari sender (pengirim pesan) kepada receiver (penerima pesan).
Melalui komunikasi seseorang ingin menyampaikan pesan dengan maksud supaya
pesan tersebut dapat dimengerti oleh penerima dan tujuan dari isi pesan tersebut pun
tersampaikan dengan baik. Dalam menyampaikan komunikasi, baik langsung
maupun tidak langsung, biasanya setiap orang mempunyai maksud dan tujuannya
masing-masing. Cassata dan Asante dalam Mulyana (2010: 69) mengungkapkan
bahwa “Komunikasi adalah transmisi informasi dengan tujuan mempengaruhi
khalayak”.
12
Berdasarkan pengertian dan pemahaman yang telah dikemukakan oleh
beberapa ahli diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa komunikasi merupakan
suatu aktivitas yang dilakukan oleh setiap orang dan komunikasi disini bukan suatu
aktivitas komunikasi biasa melainkan mempunyai maksud dan tujuan yang jelas.
Pada dasarnya komponen komunikasi yang paling dasar terdiri dari
komunikator, pesan, media, komunikan dan efek. Menurut Lasswell (Mulyana, 2010:
68) “(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut). Who says What in Which Channel To Whom With
What Effect?”
Gambar 2.1: Komponen Komunikasi Harold Lasswell
Sumber: Deddy Mulyana (2010: 68)
1. Who Says ( Pengirim Pesan )
Pengirim pesan merupakan pihak yang mempunyai kebutuhan untuk
berkomunikasi, biasanya berupa individu, kelompok, organisasi,
perusahaan bahkan suatu Negara. Kebutuhan yang dimiliki oleh pengirim
pesan beraneka ragam, dari menyampaikan pesan, mendidik, menghibur,
membangun hubungan, dan lain sebagainya.
Who Says
(sender)
What In
(message) To Whom
(receiver)
With What
Effect (efek)
Which
Channel
(media)
13
2. What In ( Isi Pesan)
Isi pesan merupakan apa yang dikomunikasikan oleh pengirim pesan
kepada penerima. Pada umumnya pesan yang disampaikan berupa
seperangkat simbol verbal dan nonverbal, dimana simbol-simbol tersebut
mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud dari sumber.
3. Which Channel ( Media yang Digunakan)
Dalam menyampaikan pesan, pengirim pesan (sender) menggunakan media
sebagai perantara dalam menyalurkan pesan kepada penerima pesan
(receiver). Media dapat merujuk pada cara penyajian pesan yaitu langsung
(face to face) dan tidak langsung (media cetak, elektronik, internet).
4. To Whom ( Penerima Pesan)
Penerima pesan merupakan individu atau subyek yang menerima pesan dari
sumber atau sender.
5. With What Effect ( Efek dari Komunikasi)
Efek merupakan apa yang terjadi atau dirasakan oleh penerima setelah
menerima isi pesan tersebut, misalnya menambah pengetahuan, mengalami
perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), kesediaan atau tidak
terhadap sesuatu hal, dan lain sebagainya.
Berdasarkan komponen yang dikemukakan oleh Lasswell (Mulyana, 2010: 68)
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa komponen komunikasi tersebut sesuai
dengan proses komunikasi yang telah dibangun oleh Public Relations LG dalam
menjalankan kegiatan media relations. Dalam hal ini penerima pesan yang dimaksud
oleh peneliti adalah praktisi media. Setiap komunikasi yang dilakukan oleh Public
Relation pada praktisi media biasanya menyertakan sebuah key message. Proses
14
penyampaian pesan pun dapat melalui berbagai macam cara, seperti email, telepon,
SMS (Short Message Service), dan lain sebagainya.
Melalui teknologi komunikasi, diharapkan dapat membantu pekerjaan seorang
PR dalam menjalankan strategi kegiatan media relations, terutama untuk melayani
kebutuhan medianya. Tujuan utamanya adalah keberhasilan dalam penyampaian
informasi perusahaan kepada masyarakat luas.
2.2.2 Komunikasi Massa
2.2.2.1 Definisi Komunikasi Massa
Pengertian komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan yang
dilakukan melalui perantara media secara serempak yang ditujukan ke sejumlah
orang banyak yang terpisah (Nurudin, 2007: 11). Dalam komunikasi massa,
target yang dituju itu seperti penonton, pendengar atau pembaca. Secara rinci
dijelaskan massa dalam arti komunikasi massa ini ditujukan pada penerimaan
pesan melalui media massa. Sehingga secara tidak langsung sikap, perilaku,
kebutuhan dan keinginan khalayak yang dituju berkaitan dengan peran media
massa.
Definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Michael W.Gamble
dan Gamble (Nurudin, 2007: 8) mencakup beberapa hal, antara lain sebagai
berikut :
1. Dalam menyampaikan pesan kepada khalayak luas, komunikator
dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk
menyebarkan atau memancarkan pesan
15
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-
pesannya bertujuan untuk berbagi pengertian dengan jutaan orang
yang tidak saling kenal (anonim) atau tidak saling mengetahui satu
sama lain
3. Pesan adalah milik public, artinya pesan ini didapatkan dan diterima
oleh banyak orang.
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal
seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi).
Berbagai pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh
sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat
media massa kepada publik
6. Umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda.
Dari keenam poin di atas telah memperlihatkan bagaimana sifat dan ciri
dari komunikasi massa. Komunikasi massa yaitu komunikasi yang berjalan satu
arah dan tidak secara langsung dalam setiap penyampaian pesannya karena
disalurkan melalui perantara media. Hal ini turut menggambarkan peran Public
Relations dalam menyampaikan setiap pesan kepada audience, dimana PR LG
tidak melakukan komunikasi langsung dengan audience melainkan melalui
perantara media massa.
Definisi lain mengenai komunikasi massa turut dikemukakan oleh
Black dan Whitney (Nurudin, 2007: 12) yaitu “Mass communication is a
process whereby mass-produced message are transmitted to large, anonymous,
and heterogeneous masses of receivers (Komunikasi massa adalah proses di
mana pesan-pesan yang di produksi secara massal atau tidak sedikit itu
16
disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen)”.
Komunikasi massa ini dimaksudkan bahwa, setiap pesan yang disampaikan
oleh Public Relations LGEIN tentunya melibatkan media massa sebagai
perantara atau alat untuk menjangkau masyarakat.
Melalui medialah, informasi terkait peluncuran Optimus G Mobile
dapat tersalurkan pada target sasarannya yaitu publik sebagai konsumen
potensial LGEIN. Publik ini tersebar di seluruh wilayah, tidak saling mengenal
satu sama lain (anonim) bahkan memiliki status, pekerjaan, jabatan yang
berbeda (heterogen) sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak
dan sesaat.
2.2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Karakteristik komunikasi massa dalam paradigma yang baru,
penggunaan media telah menjadi lebih ringkas dari paradigma sebelumnya.
Media yang dimaksud adalah sebagai berikut (Nurudin, 2007: 13):
Gambar 2.2 : Media Massa
Sumber: Nurudin (2007: 13)
Tabloid
Internet
Radio
Surat
kabar
Majalah
Televisi
Alat komunikasi
massa
17
2.2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa
Pada buku yang berjudul Pengantar Komunikasi Massa dari Nurudin,
menurut Tan (2007: 65) terdapat empat hal fungsi komunikasi yaitu:
1. Memberi Informasi
Mempelajari ancaman dan peluang, memahami lingkungan, menguji
kenyataan, meraih keputusan
2. Mendidik
Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang berguna memfungsikan
dirinya secara efektif dalam masyarakatnya, mempelajari nilai, tingkah laku
yang cocok agar diterima dalam masyarakatnya
3. Mempersuasi
Memberi keputusan, mengadopsi nilai, tingkah laku, dan aturan yang cocok
agar diterima dalam masyarakatnya
4. Menyenangkan, memuaskan kebutuhan komunikan
Menggembirakan, mengedorkan urat saraf, menghibur, dan mengalihkan
perhatian dari masalah yang dihadapi.
Terkait dengan penelitian ini, dari keempat fungsi komunikasi diatas
telah menggambarkan bagaimana bentuk penyampaian informasi oleh Public
Relations LGEIN kepada media. Dimana nantinya media akan mengolah
informasi tersebut menjadi sebuah berita yang akan dikonsumsi oleh publik.
Dalam hal ini pesan yang disampaikan oleh PR LG adalah mengenai kegiatan
peluncuran produk baru yaitu Home Appliance Biggest Capacity dan Optimus
G Mobile.
18
2.2.3 Public Relations
2.2.3.1 Definisi Public Relations
Public Relations dalam Bahasa Indonesia yang disebut sebagai
hubungan masyarakat merupakan salah satu fungsi manajemen perusahaan
yang fokus pada komunikasi yaitu terhadap publik internal maupun eksternal.
Setiap perusahaan baik swasta atau milik Negara, lembaga pemerintah dan lain
sebagainya pasti memiliki publiknya masing-masing. Sehingga pada posisi ini
sebuah perusahaan membutuhkan peran PR dalam membangun hubungan yang
erat dengan publik secara luas.
Terdapat beberapa pengertian mengenai Public Relations menurut para
ahli, masing-masing dari ahli tersebut memiliki pandangannya tersendiri
terhadap peran Public Relations. Menurut buku Effective Public Relations yang
ditulis oleh Bromm G (2006: 6) menyebutkan bahwa “Public Relations adalah
fungsi management yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan
tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik serta
merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian
dan dukungan publik”.
Grunig & Hunt (Kriyantono, 2008: 5) mengungkapkan bahwa “Public
Relations adalah manajemen komunikasi antar organisasi dengan publiknya”.
Selain itu definisi menurut Jefkins (Kriyantono, 2008: 5), “Public Relations is a
system of communication to create a goodwill”
Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Public
Relations merupakan fungsi manajemen yang mempunyai peran sangat penting
dalam membangun hubungan antara perusahaan atau organisasi dengan
19
publiknya baik internal maupun eksternal. Terkait dengan penelitian ini, Public
Relations LGEIN mempunyai peran yang besar terhadap hubungan yang
terjalin dengan beberapa pihak, khususnya pada pihak eksternal yaitu para
media. Membangun dan menjalin hubungan dengan media (praktisi media)
telah menjadi tanggungjawab seorang Public Relations LGEIN. Karena
hubungan yang saling berkaitan satu sama lain dapat mensinergikan
kepentingan masing-masing pihak, baik dari sisi perusahaan maupun publik
secara luas.
2.2.3.2 Proses Public Relations
Pengumpulan Data
Definisi Permasalahan
Perencanaan dan Program
Aksi dan Komunikasi
Evaluasi
Gambar 2.3: Proses Public Relations
Sumber: Iriantara (2011: 9)
20
Proses yang dikemukakan oleh Cutlip dan Center (2011: 9) diatas
menyebutkan bahwa proses tersebut terdiri dari pengumpulan fakta, definisi
permasalahan, perencanaan dan program, aksi dan komunikasi serta evaluasi.
A. Pengumpulan Fakta
Seorang PR mengumpulkan data-data atau fakta sebelum
melakukan suatu tindakan. Pengumpulan fakta ini penting bagi PR
karena sebelum menjalankan kegiatan perusahaan, seorang PR
harus mengetahui bagaimana kondisi atau keadaan publik dengan
jelas.
B. Perencanaan
Berdasarkan fakta atau data yang telah dikumpulkan, seorang PR
harus membuat rencana mengenai apa yang harus dilakukan
dalam menghadapi berbagai kegiatan
C. Komunikasi
Berdasarkan hasil dari pengumpulan data dan pembuatan rencana,
kemudian semua hal itu dikomunikasikan dalam bentuk
pelaksanaan suatu kegiatan
D. Evaluasi
Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan, apakah
tujuan dari kegiatan tersebut telah tercapai atau belum. Hasil dari
evaluasi dapat dijadikan seorang PR sebagai dasar pada kegiatan
berikutnya (Soemirat dan Ardianto, 2010: 90)
Pada peluncuran produk Optimus G Mobile, Public Relations LG Indonesia
menjalankan beberapa tahap untuk mencapai tujuan utamanya yaitu publikasi media
21
melalui suatu kegiatan. Proses Public Relations yang dikemukakan oleh Iriantara,
merupakan tahap-tahap yang turut dijalankan oleh Public Relations LG Indonesia.
Sebelum menentukan dan menjalankan suatu kegiatan terkait dengan
peluncuran produk Optimus G Mobile, PR LG Indonesia melakukan pengumpulan
data serta menentukan inti dari masalah yang berhubungan dengan peluncuran
produk tersebut. Setelah itu PR LG Indonesia akan membuat rencana berupa
kegiatan dan nantinya PR LG akan mengkomunikasikan rencana tersebut dalam
bentuk pelaksaaan kegiatan. Serta akhir dari pelaksanaan itu, PR LG Indonesia akan
melakukan cross check atau mengevaluasi keseluruhan kegiatan melalui hasil yang
diperoleh dari publikasi media.
2.2.3.3 Kegiatan Public Relations
Seorang Public Relations mempunyai tugas-tugas yang harus
dikerjakan selama menjalani kegiatan di suatu perusahaan. Kegiatan yang
biasanya dilakukan oleh Public Relations adalah sebagai berikut:
A. Media Relations
Media relations menurut Lesly yang dikutip oleh Darmastuti (2012:
42) merupakan salah satu kegiatan Public Relations yang berhubungan
dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespons
kepentingan media terhadap organisasi. Kegiatan ini dijalankan oleh PR
dengan maksud untuk membina hubungan baik dengan kalangan media,
baik media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media elektronik
(radio,televisi) maupun media internet.
22
B. Publisitas
Dalam Baus (Kriyantono, 2008: 41) mendefinisikan bahwa publisitas
merupakan pesan yang direncanakan, dieksekusi & didistribusikan
melalui media tertentu untuk memenuhi kepentingan publik tanpa
membayar pada media. Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa publisitas merupakan salah satu kegiatan Public
Relations yang berkaitan dengan media dalam menyalurkan pesan kepada
publik. Berbeda halnya dengan iklan yang sama-sama menyampaikan
pesan namun menggunakan biaya.
Biasanya perusahaan mengadakan publisitas dengan mengundang
media massa, aktivitas yang dilakukan seperti peluncuran produk baru,
peningkatan kinerja perusahaan, resensi film atau buku, dan lain
sebagainya.
Kegiatan Public Relations LG Indonesia adalah berhubungan dengan
media komunikasi. Dalam menyampaikan informasi terkait dengan
peluncuran Optimus G Mobile kepada masyarakat luas, PR LG Indonesia
membutuhkan peran media sebagai alat penyampai informasi kepada
masyarakat yang menjadi target konsumen potensialnya.
Dalam hal ini Public Relations LG Indonesia perlu menjalankan kegiatan
media relations dan berhubungan baik dengan media komunikasi. Tujuannya
agar publikasi mengenai peluncuran produk baru LG yaitu Optimus G Mobile
dapat tersalurkan dengan baik ke publik sesuai dengan key message yang ada.
23
2.3 Teori Khusus
2.3.1 Media Relations
Penyampaian informasi kepada publik dalam hal ini masyarakat, pastinya
membutuhkan peran media massa sebagai media yang menjembatani antara
perusahaan dengan publik. Melalui media, informasi perusahaan dapat tersebar
secara serentak dan tujuan perusahaan untuk menggapai publik pun dapat
tercapaikan. LifeTips dalam Khodarahmi (2009: 535), menjelaskan dua istilah
penting untuk memahami masing-masing peran pada “public relations” dan “media
relations”. Media Relations merupakan hubungan yang dibangun oleh perusahaan
dengan wartawan, editor dan analisis, sedangkan Public Relations bertugas untuk
memperluas hubungan yang lebih lanjut kepada masyarakat umum. Sehingga
keberadaan media relations dan public relations saling berkaitan satu sama lain.
Selain itu Yeomans menambahkan bahwa media relations harus “act as a
service”, bentuk pelayanan yang diberikan PR merupakan satu-satunya cara yang
dapat membantu fungsi daripada media. Selanjutnya hubungan yang terjalin harus
jujur, straight forward dan mempunyai hubungan interpersonal yang baik dengan
gatekeeper media yaitu wartawan atau editor (Ikpe, 2010: 64).
Berdasarkan konsep Hunt dan Grunig (Widyaningrum, 2012: 70) terhadap
media relations disebutkan bahwa “media relations merupakan posisi sentral bagi
departemen PR karena media merupakan alat untuk menjangkau publik dan sebagai
alat atau agent signifikan untuk dapat mengukur keberhasilan PR.” Proses
komunikasi yang terjalin antar perusahaan dan pihak media perlu didukung dengan
hubungan dan kerjasama yang baik. Hubungan ini dapat terwujudkan melalui adanya
24
strategi Public Relations dalam membangun dan menciptakan hubungan yang
bersinergi dengan pihak media melalui Media Relations.
Lesly (Darmastuti, 2012: 42) menjelaskan bahwa media relations merupakan
kegiatan yang berhubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas
atau merespon kepentingan media terhadap organisasi. Lesly juga memberikan
penekan dalam media relations lebih pada publisitas. Selain itu menurut Supa dan
Zoch dalam Jurnal yang berjudul Maximizing Media Relations Through a Better
Understanding of Public Relations (2009: 2) menjelaskan bahwa “media relations
sebagai suatu sistem yang terencana untuk menjalin hubungan yang saling
menguntungkan antara Public Relations dan jurnalis dengan tujuan untuk
membangun kepercayaan, pengertian dan saling menghargai.”
Media Relations merupakan bentuk strategi yang dilakukan PR terhadap pihak
media melalui berbagai macam aktivitas. Tujuan dari strategi ini adalah untuk
membangun dan meningkatkan hubungan baik dan berkesinambungan dengan
media. Dalam menyalurkan informasi mengenai perusahaan, terdapat dua hal yang
membedakan aktivitas PR menurut kegiatannya (Macnamara 2010: 348-352), antara
lain:
1.Media Direct (MD)
Media Direct merupakan aktivitas dimana PR memberikan informasi mengenai
perusahaan secara langsung kepada media. Aktivitas ini dibagi menjadi dua
bagian yaitu:
25
A. Formal
Pada umumnya perusahaan mengadakan atau membentuk forum
resmi untuk berhubungan dengan media massa. Berbagai kegiatan yang
dilakukan secara formal (berkaitan dengan prosedur), seperti :
a. Press Conference
Press Conference merupakan kegiatan yang diadakan oleh suatu
perusahaan dengan melibatkan peran media massa didalamnya.
Menurut Oemi Abdurachman (Soleh Soemirat, 2010: 128) Konferensi
Pers diselenggarakan bila ada peristiwa-peristiwa penting di suatu
instansi atau perusahaan atau badan, atas inisiatif sendiri atau
permintaan wakil-wakil pers. Selain itu Konferensi Pers juga
merupakan sarana sederhana yang biasanya digunakan untuk
mengumpulkan sejumlah besar jurnalis, dalam rangka membuat suatu
pengumuman, peluncuran kampanye atau penyebaran informasi
(Butterick, 2012: 172).
Press conference merupakan salah satu kegiatan media relations
yang paling sering dilakukan oleh Public Relations. Kegiatan ini juga
merupakan sebuah kesempatan yang dimiliki oleh Public Relations
untuk menyampaikan kebenaran dari berita yang dapat disampaikan
dalam bentuk laporan berita. Terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh Public Relations dalam menjalankan suatu press
conference, antara lain sebagai berikut (Darmastuti, 2012: 187-190):
1. Kontak media
Agar pesan yang disampaikan oleh Public Relations dapat cepat
sampai ke para media, maka PR dapat menghubungi media melalui
26
email, SMS, atau telepon. Sekitar dua atau tiga hari sebelum press
conference berlangsung, PR dapat menghubungi media-media
tersebut untuk dapat meng-cover kegiatan yang akan
diselenggarakan dengan tujuan menjelaskan materi-materi yang
akan disampaikan.
2. Format
Format dalam suatu kegiatan press conference merupakan hal yang
penting. Hal tersebut dilakukan dengan menyediakan tempat yang
sangat nyaman dalam suatu press conference untuk mendukung
topik dari press conference itu sendiri. Selain itu juga dapat
mendukung kinerja media selama mengikuti press conference.
3. Visual
Visual juga sangat membantu dalam kegiatan press conference. Hal
ini diperhatikan oleh Public Relations dengan menetapkan logo-
logo perusahaan pada lokasi seperti di atas podium, ditempatkan
dekat mikrofon atau lokasi lainnya yang mendukung visualitas
perusahaan
4. Waktu
Menetapkan waktu pelaksanaan press conference juga merupakan
hal yang perlu diperhatikan. Pada umumnya press conference
diadakan antar pukul 10.00-11.00 siang atau antara pukul 13.30-
15.00. Jika Public Relations mengundang sebelum pukul 09.00 atau
setelah pukul 15.00, akan beresiko terhadap kehadiran para media
karena pada waktu-waktu itu adalah waktu deadline bagi para
wartawan.
27
5. Pembicara
Public Relations yang memiliki topik dalam press conference,
harus dapat menggunakan narasumber yang representative untuk
dijadikan sebagai pembicara. Dalam press conference, pernyataan
pembukaan harus menarik dan ramah serta singkat. Menurut M.
Djen Amar (Soleh Soemirat, 2010: 137) menyebutkan pejabatan dan
swasta yang menyelenggarakn konferensi pers biasanya sudah
mempersiapkan diri dengan pernyataan lisan maupun tulisan.
Biasanya pembukaan tidak lebih dari 15 menit. Selain itu pada
saat sesi Q&A, PR juga harus dapat membatasi jumlah pembicara
supaya wartawan memiliki waktu yang cukup untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan.
6. Pres Kit
Press kit biasanya terdiri dari alat-alat yang dibutuhkan dalam
konferensi pers yang meliputi berita atau pesan-pesan yang ingin
disampaikan. Misalnya seperti brosure
7. Follow Up
Dalam melakukan follow up, terdapat beberapa hal yang harus
dimiliki oleh seorang Public Relations. PR harus memiliki lembar
tanda tangan dari para wartawan yang datang dalam press
conference, dari situ PR dapat melakukan cross check pada daftar
identitas wartawan dan media yang tidak tertarik pada press
conference tersebut
28
8. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untk mengetahui apakah press conference
tersebut telah berjalan dengan baik dan bermafaat atau belum. Sesi
evaluasi ini dapat dijadikan sebagai satu kesempatan untuk melihat
cara yang efektif seperti apa yang cocok digunakan untuk press
conference berikutnya.
b. Press Release
Press Release merupakan siaran pers yang dikirimkan oleh
perusahaan kepada media massa. Kedekatan antara media dan
perusahaan dapat dilihat dari bagaimana seorang PR mengolah tulisan
yang baik, memikat dan mempunyai nilai berita bagi masyarakat.
Keberhasilan PR dalam publisitas dan usaha untuk menarik perhatian
media massa, sangat ditentukan oleh komunikatif atau tidaknya release
yang mereka buat. Selain itu press release yang baik juga menggunakan
fakta, statistik dan kutipan untuk mendukung sebuah cerita yang
ditampilkan (Darmastuti, 2012: 212). Lebih penting lagi sebuah press
release harus mengandung informasi yang baru bagi seorang wartawan,
editor dan audiens.
Jangan membuat release yang terlalu panjang, usahakan satu lembar
atau sekitar 400-500 kata (Kriyantono, 2008: 152). Biasakan menulis
release yang singkat, padat, jelas dan informatif. Apabila seorang
wartawan membutuhkan informasi tambahan, biasanya akan
menghubungi pihak Public Relations. Informasi tambahan dapat berupa
tambahan data atau ingin meminta exclusive interview. Seorang PR
dapat menulis release yang lebih panjang dan detail bila menggunakan
29
media website. Dengan kapasitas lebih luas maka PR dapat menulis
dengan detail dan panjang tanpa harus memikirkan banyaknya halaman.
Pada buku Media Relations dari Rini Darmastuti menjelaskan bahwa
dalam release harus dapat menjawab beberapa pertanyaan yang tersirat
dalam 5W (Who, What, Where, When dan Why). Berikut akan
dijelaskan beberapa aturan yang perlu kita perhatikan dalam membuat
suatu press release itu:
1. Judul
Judul pada release harus pendek, menarik dan mudah diterima, dari
judul harus informative
2. Paragraf pertama
Pada paragraf pertama berisi fakta-fakta yang penting untuk
diinformasikan dan tentunya signifikan. Pada paragraf pertama ini
merupakan kesempatan Public Relations untuk menuntun pembaca
ke dalam berita atau cerita yang ingin dilaporkan
3. Isi dari release
Press release juga menyajikan informasi tambahan dan catatan yang
dapat mendukung cerita di dalam paragraf pertama, press release
tidak memiliki cukup fakta dan statistik sehingga sangat penting
dengan turut menyertakan fakta-fakta yang dibuat agak berlebih
4. Format
Format pada press release biasanya berupa tanggal release, contact
person, judul dan identifikasi pada organisasi (misalnya kop surat)
30
5. Distribusi
Press release tidak hanya dinilai berdasarkan penulisannya yang
baik, tetapi juga pada saat pengirimannya. Penentuan waktu
pengiriman release perlu diperhatikan supaya dapat sampai ke
reporter atau para media yang tepat dan sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
Menurut Bivins sebagaimana dikutip Kriyantono (2008: 146-147), press
release dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Basic Publicity Release
Topik dalam press release ini adalah informasi yang dinilai
mengandung nilai berita bagi media massa, seorang Public realtions
harus pandai dalam “membuat berita”. Misalnya informasi
mengenai memberi sumbangan kepada korban bencana, hal ini
merupakan salah satu bentuk informasi CSR (Corporate Social
Responsibility)
2. Product Release
Jenis press release ini berisikan informasi mengenai produk
perusahaan, misalnya peluncuran produk baru, perubahan nama
produk dan lain sebagainya. Berbeda halnya dengan basic publicity
release, jenis release ini lebih tertuju pada media-media ekonomi
bisnis
3. Financial Release
Tidak semua perusahaan menganggap jenis release ini menjadi
suatu hal yang penting, karena informasi mengenai keuangan
perusahaan sering kali dianggap tabu untuk dikonsumsi secara
31
umum. Namun sekarang tidak hanya pemegang saham yang berhak
dengan informasi ini, publik luas pun berhak disodori informasi
keuangan. Pengetahuan publik tersebut nantinya akan menjadi
penilaian pubik terhadap kredibilitas suatu perusahaan.
c. Product Launching
Product Launching merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan dalam memperkenalkan produk baru kepada masyarakat.
Biasanya kegiatan ini merupakan perpanjangan dari press conference,
hanya saja ditambah dengan event product launching (Macnamara,
2010: 349)
B. Informal
Pada umumnya perusahaan mengundang wartawan untuk melakukan
pertemuan dalam situasi tidak formal (informal). Tipe pertemuan ini
cenderung lebih santai dan tidak menjadi sesuai dengan peraturan yang
telah ditentukan. Terdapat beberapa aktivitas yang berkaitan dengan hal ini,
antara lain :
1. Media Gathering
Media Gathering merupakan forum semi formal yang dijalankan oleh
perusahaan dengan mengundang beberapa media massa (segmented)
sesuai dengan informasi yang akan diberikan perusahaan. Biasanya
aktivitas ini dilakukan untuk menerangkan latar belakang satu persoalan
yang berkaitan dengan perusahaan dan public
32
2. Test Drive
Test Drive atau biasa disebut sebagai review product merupakan
aktivitas dimana perusahaan mengundang pihak media untuk secara
langsung menguji atau melakukan percobaan terhadap produk yang
sedang diluncurkan. Pengujian produk dapat dilakukan dengan
memberikan kombinasi event, hal ini dapat membuat pihak media
merasa lebih nyaman dalam proses pengujian produk. Rasa nyaman
yang timbul tersebut dapat mempengaruhi cara penulisan hasil produk.
2. Media Indirect (MI)
Media Indirect adalah suatu aktivitas yang dijalankan oleh Public Relations
tanpa memiliki keterkaitan secara langsung dengan media, melainkan
menggunakan kredibilitas orang ketiga sebagai penyampai informasi. Aktivitas
yang dimaksud disini adalah event pihak ketiga. Dimana pihak perusahaan
membantu pihak ketiga untuk membentuk sebuah event. Misalnya PR LGEIN
dijadikan sebagai salah satu pembicara pada suatu event yang bertema teknologi.
Biasanya hal ini dapat memberi dampak yang kuat terhadap pemberitaan di
media.
Menurut Sarah Silver (Darmastuti, 2012: 180-185) kegiatan media relations
terbagi menjadi dua bagian yaitu acara dan tulisan. Beberapa kegiatan media
relations dalam bentuk acara-acara media relations (event) adalah sebagai berikut:
33
1. Konferensi Pers
Konferensi pers merupakan sebuah petemuan para jurnalistik yang sengaja
berkumpul untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan topik-
topik yang sedang hangat dibicarakan
2. Press Calls
Kegiatan yang dilakukan Public Relations untuk menyampaikan suatu
informasi atau berita kepada pekerja media dengan menggunakan telepon
3. Media Briefing
Kegiatan yang dilakukan oleh Public Relations untuk memberikan penjelasan
singkat kepada para jurnalis sebelum suatu kegiatan dilakukan. Tujuannya,
supaya wartawan atau jurnalis yang terlibat dalam kegiatan dapat mengetahui
tata cara dan aturan-aturan yang berlaku selama acara berlangsung.
4. Radio, Television, Newspaper, and Magazine Interviews
Terdapat beberapa acara pers yang biasa dilakukan oleh Public Relations
sebagai kegiatan media relations. Acara tersebut seperti interview di radio,
televisi, koran maupun majalah. Maksudnya disini adalah media melakukan
interview terhadap narasumber (dari perusahaan) tentang suatu topik yang
sedang hangat pada saat ini
5. Meeting with Editors
Bertemu dengan editor menjadi satu hal yang penting, ada banyak keuntungan
ketika Public Relations menyediakan waktunya untuk bertemu dengan editor.
Misalnya Public Relations memahami tema dan topik yang sedang dibahas di
media massa tersebut, PR tahu tentang aturan menulis dan “selera” menulis di
media massa, selain itu dapat menciptakan hubungan yang lebih dekat antara
34
Public Relations dengan editor dan institusi media tempat editor tersebut
bekerja, dst.
Sedangkan menurut Sarah Silver (Darmastuti, 2012: 180-185) kegiatan media
relations dalam tulisan adalah sebagai berikut:
1. Press release
Press release adalah bentuk komunikasi yang diterima antara institusi dan
reporter. Release ini menjadi satu kesempatan untuk menyalurkan fakta dan
pandangan dari sebuah organisasi terhadap suatu permasalahan
2. Electronics Communications
Perkembangan teknologi komunikasi menjadi peluang bagi seorang Public
Relations dalam melakukan kegiatan media relations. Komunikasi dapat
dilakukan dengan menggunakan mobile phone, email, media internet, dll.
Misalnya seperti, melakukan komunikasi melalui media sosial, dst.
Terkait dengan peluncuran produk baru Optimus G Mobile, Public Relations
LG Indonesia menjalankan beberapa kegiatan media relations dalam bentuk tulisan
dan acara. Dalam menyampaikan informasi mengenai produk Optimus G Mobile, PR
LG Indonesia membuat press release yang lengkap untuk media. Isi dari release
disesuaikan dengan key message dan disesuaikan dengan kebutuhan para media.
Selain itu PR LG Indonesia turut menjalankan kegiatan seperti press
conference untuk launching product, melakukan product review, media interview
serta menjalankan komunikasi dengan para media melalui berbagai alat komunikasi
seperti mobile phone, email, dan lain sebagainya.
35
2.3.1.1 Arus Komunikasi dalam Media Relations
Dalam menyampaikan informasi kepada publik, suatu perusahaan
atau organisasi membutuhkan dukungan dari media massa. Hal ini
menjadikan media massa sebagai saluran penting bagi perusahaan dalam
mendekati publik.
Gambar 2.4: Arus Komunikasi dalam Media Relation
Sumber: Iriantara (2011: 16)
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa perusahan LG
Indonesia melalui Public Relations menyampaikan pesan terkait peluncuran
produk Optimus G Mobile kepada publik dengan perantara media massa.
Seperti yang diketahui suatu perusahaan akan sulit menggapai publiknya
karena kapasitas publik sangatlah besar. Sehingga aktivitas media relations
dinilai sebagai eksternal PR dalam membangun, membina, dan menjalin
hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara
perusahaan atau organisasi dan publiknya. Hal ini menjadi sesuatu yang
penting dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut.
ORGANISASI
MEDIA
MASSA
PUBLIK
36
2.3.2 Interpesonal Communication Theory
Pada umumnya kegiatan PR selalu berhubungan dengan komunikasi massa.
Dalam menyampaikan informasi perusahaan, PR membutuhkan perantara media
untuk menyalurkan informasi tersebut pada publik. Hal ini menjadikan pewarta
media sebagai bagian yang penting dalam setiap aktivitas PR. Biasanya PR
menempatkan perhatian yang besar pada aktivitas publikasi dan menjalin hubungan
terhadap media. Publikasi merupakan penyampaian informasi mengenai aktivitas
perusahaan melalui media yang ditujukan untuk publik secara luas tanpa harus
mengeluarkan biaya. Dimana tujuan dari kegiatan itu adalah untuk keberhasilan
suatu program PR.
Dalam menjalankan aktivitas publikasi, secara bersamaan PR turut
melakukan aktivitas lain yaitu menjalin hubungan terhadap media melalui
komunikasi antarpersona. Komunikasi ini lebih mendalam daripada komunikasi pada
umumnya karena PR secara langsung melakukan interaksi dengan media.
Menurut Heath (Ardianto, 2011: 114-115) “Walaupun secara bersamaan, PR
menggunakan komunikasi antarpersona dalam melakukan penelitian dan fungsi
perencanaan, serta menetukan strategi, taktik dan proses evaluasi, dalam penelitian,
praktisi PR dapat menggunakan teori dan teknik-teknik komunikasi antarpesona”.
Teori ini menjelaskan bahwa peran PR dalam menjalankan segala
aktivitasnya membutuhkan komunikasi yang baik dengan pewarta media. Karena
setiap kali berkomunikasi, kita tidak hanya berfokus pada penyampaian informasi
saja melainkan turut mementingkan relationship yang terjadi antar satu orang atau
sekelompok orang dengan lainnya. Menurut Pawito (Ardianto, 2011: 115) “Jalinan
37
hubungan merupakan seperangkat harapan yang ada pada partisipan yang dengan itu
mereka menunjukkan perilaku tertentu di dalam berkomunikasi”.
Dalam penelitian terhadap media relations ini, penulis menggunakan
Interpersonal Communication Theory guna mengetahui bagaiamana Public Relations
LGEIN membangun hubungan baik dengan media melalui komunikasi antarpesona.
2.3.3 Reciprocity Model
Reciprocity model merupakan suatu hubungan yang terjalin antar satu orang
dengan orang lain, hubungan ini saling menguntungkan dalam nuansa altruism.
Altruism yaitu semangat untuk membantu dan mementingkan kepentingan orang
lain. Hasil dari rasa semangat tersebut nantinya akan memberi dampak pada
hubungan yang terjalin antar dua pihak atau lebih dalam menjalankan suatu aktivitas.
Berdasarkan pemahaman di atas menurut A.S. Hornby, Oxford advanced
Learner’s Dictionary (Darmastuti, 2012: 170), Reciprocity merupakan “A situation
in which two people, countries, etc. provide the same help or advantages to each
other”. Terdapat pemahaman lain menurut Luigino Bruni mengenai reciprocity,
beliau mengungkapkan bahwa reciprocity merupakan suatu hubungan yang
dilakukan secara sukarela (Darmastuti, 2012: 170). Masing-masing orang
memperlakukan seseorang seperti orang lain memperlakukan mereka (hubungan
timbal balik). Pernyataan tersebut berlaku dalam kegiatan media relations di LGEIN.
Pihak yang terkait saling memenuhi kebutuhannya melalui berbagai aktivitas yang
diselenggarakan oleh perusahaan.
Luigino turut menambahkan, “Reciprocity as a set of motivationally
interrelated or favour has been considered and studied by a long and rich tradition
in social science”. Dimana pemahaman ini bermaksud ingin menyampaikan bahwa
38
hubungan yang terjalin (reciprocity) antar pihak tersebut mempunyai rasa saling
ingin memotivasi satu sama lain. Bentuk motivasi tersebut dapat meningkatkan dan
memperkuat hubungan yang berlangsung sehingga keterkaitan antara satu pihak
dengan pihak lain yang bersangkutan dapat berjalan sesuai harapan bersama.
Penelitian terhadap strategi media relations dapat dilakukan dengan
menggunakan konsep reciprocity. Peneliti dapat melihat bagaimana strategi media
relations yang dilakukan oleh Public Relations LGEIN dalam merencanakan serta
menjalankan strategi dan menjangkau, memahami serta melayani media melalui
berbagai macam strategi yang dilakukan. Menurut Elvinaro Ardianto (Darmastuti,
2012: 156) terdapat beberapa strategi PR dengan media antara lain:
1. By serving the media
Seorang Public Relations dituntut untuk selalu siap dalam memberikan
setiap pelayanan kepada media massa guna memenuhi kebutuhan mereka.
Pelayanan yang diberikan seperti menyiapkan jawaban maupun informasi yang
berhubungan dengan perusahaan atau memberikan press release.
2. By supplying good copy
Strategi by supplying good copy merupakan strategi dengan memasok
naskah informasi yang baik. Pada umumnya Public Relations membuat naskah
informasi dengan menyertakan data-data yang sebenarnya atau gambar atau
foto. Selain itu Public Relations juga melakukan pengiriman press release yang
baik. Tujuannya supaya press release tersebut dapat sesuai dengan “selera”
media dan akhirnya dimuat di media massa.
39
3. By coorperations in providing material
Strategi by coorperations in providing material merupakan strategi yang
dilakukan dengan menerapkan kerjasama yang baik dalam menyediakan
informasi. Public Relations dituntut untuk menghargai media dengan
menyediakan waktu yang tepat dan menghargai kedatangan mereka.
4. By providing verification facilities
Menyediakan fasilitas untuk praktisi media merupakan hal penting yang
harus diperhatikan oleh seorang Public Relations. Tujuannya adalah agar
pekerja media merasa nyaman dalam bekerja, terutama saat praktisi media
melakukan liputan terhadap perusahaan tempat Public Relations tersebut
berada. Salah satu fasilitas yang dimaksud seperti koneksi internet.
5. By building personal relationship with the media
Membangun hubungan personal yang baik dengan praktisi media
merupakan hal yang harus dilakukan oleh seorang Public Relations. Tujuan
dari strategi ini adalah untuk mewujudkan rasa saling pengertian, memahami
dan menghormati antar profesi PR dengan media. Hal ini dijadikan sebagai
salah satu kunci keberhasilan yang dilakukan oleh PR dalam menjalankan
kegiatan media relations.
Beberapa strategi yang disebutkan di atas merupakan hal yang turut
diberlakukan oleh Public Relations LG Indonesia, yaitu membangun dan
mempertahankan hubungan yang baik dengan para media. Public Relations LG
Indonesia berusaha selalu dapat memahami dan memenuhi kebutuhan para media
dengan baik.
40
Melalui berbagai pelayanan seperti memberikan data yang lengkap terkait
dengan produk Optimus G Mobile, memberikan fasilitas yang dibutuhkan oleh media
selama proses kerja media berlangsung. Misalnya memberikan jaringan internet saat
kegiatan press conference berlangsung dan lain sebagainya.
41
2.4 Kerangka Teori
KOMUNIKASI
Public Relations
MEDIA RELATIONS
Interpersonal Communication
Theory
TEORI UMUM
TEORI KHUSUS
KOMUNIKASI MASSA
DEFINISI
FUNGSI
KARAKTEIRISTIK
DEFINISI
DEFINISI
PROSES
KEGIATAN
RECIPROCITY
MODEL
Media Indirect Media Direct
Arus
Komunikasi
dalam Media
Relations
42
2.5 Kerangka Berpikir
Rumusan Masalah 1. Bagaimana strategi Public
Relations PT LG Electronics Indonesia dalam menjalankan kegiatan media relations terkait dengan peluncuran produk Optimus G Mobile?
2. Bagaimana Public Relations PT LG Electronics Indonesia membangun hubungan dengan media?
Metodelogi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif-Kualitatif. Metode ini menitikberatkan pada observasi dan suasana ilmiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan, mengamati gejala dan mencatatnya dalam buku observasi.
Strategi Public Relations LGEIN
1. Press Release 2. Press Conference 3. Special Event (Launching) 4. Review Product 5. Media Interview 6. Electronics Communication
Pengumpulan Data 1.Primer Peneliti melakukan observasi secara partisipatif di PT. LG Electronics Indonesia dan wawancara secara semiterstruktur terhadap sumber data. 2.Sekunder Data yang diperoleh peneliti adalah data internal perusahaan LGEIN, misalnya seperti company profile, press release, foto, PR plan, daftar kontak media, dan lain sebagainya.
Media Massa A Media Cetak
1. Surat Kabar 2. Majalah 3. Tabloid
B.Media Online
Membangun Hubungan Personal