bab ii landasan teori - repository.bsi.ac.id fileunsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain,...
TRANSCRIPT
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
Suatu sistem sangatlah dibutuhkan dalam suatu perusahaan atau instansi
pemerintahan, karena sistem sangatlah menunjang terhadap kinerja perusahaan
atau instansi pemerintah,baik yang berskala kecil maupun besar.
2.1.1 Pengertian sistem
Menurut Sutabri (2012:3) menjelaskan bahwa “sistem adalah sekelompok
unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-
sama untuk mencapai tujuan tertentu”.
Menurut Gorden B. Davis dalam Sutabri (2012:3) menyatakan bahwa
“sistem bisa berupa abstrak atau fisik. Sistem yang abstrak adalah susunan
gagasan atau konsepsi yang teratur yang saling berrgantung.Sedangkan sistem
yang besifat fisik adalah serangkain unsur yang bekerja sama untuk mencapai
suatu tujuan”.
Menurut Yakub (2012:1) “sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-
prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau tujuan tertentu”.
Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi
meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi, semua sistem pada bidang-
bidang tersebut mempunyai beberapa persyaratan umum, yaitu sistem harus
mempunyai elemen, lingkungan, interaksi antar elemen, interaksi antara elemen
6
dengan lingkungannya, dan yang terpenting adalah sistem harus mempunyai
tujuan yang akan dicapai.
Berdasarkan persyaratan ini, sistem dapat didefinisikan sebagai
seperangkat elemen yang digabungkan satu sama yang lainnya untuk suatu tujuan
bersama. Kumpulan elemen terdiri dari manusia, mesin prosedur, dokumen, data
atau elemen lain yang teroganisir elemen-elemen tersebut. Elemen sistem
disamping terhubung satu sama lain, juga berhubungan dengan lingkungannya
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
2.1.2 Pengertian Sub Sistem
Subsistem sebenarnya hanyalah sistem didalam suatu sistem, ini berarti
bahwa sistem berada pada lebih dari suatu tingkat. Sebagai misal, sistem
akuntansi dapat terdiri dari beberapa subsistem-subsistem, yaitu subsistem
akuntansi penjualan, subsistem akuntansi pembelian, subsistem akuntansi
penggajian, subsistem akuntansi biaya dan lain sebagainya. Pemisalan lainnya,
mobil adalah suatu sistem yang terdiri dari sistem-sistem bawahan seperti sistem
mesin, sistem badan mobil dan sistem rangka. Masing-masing sistem ini terdiri
dari sistem tingkat yang lebih rendah lagi. Misalnya, sistem mesin adalah
kombinasi kombinasi dari sistem kaburator, sistem generator, sistem bahan bakar
dan seterusnya.
7
2.1.3 Karakteristik Sistem
Suatu sistem memiliki atau mempunyai beberapa karakteristik. Setelah
sebelumnya membahas pengertian sistem, kali ini akan membahas karakteristik
system sebagai berikut:
1. Komponen (components)
Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusun
sistem.Komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak.
Komponen sistem disebut sebagai sub sistem, dapat berupa orang, benda,
hal atau kejadian yang terlibat didalam sistem.
2. Batasan (boundry)
Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem
yang lain. Tanpa adanya batas sistem, maka sangat sulit untuk
menjelaskan suatu sistem. Batas sistem akan memberikan batasan scope
tinjauan terhadap sistem.
3. Lingkungan Luar (environments)
Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada diluar
sistem.Lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan.
Umumnya, lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan
untuk menjaga keberlangsungan sistem. Sedangkan lingkungan sistem
yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal
mungkin, bahkan jika mungkin ditiadakan.
4. Penghubung (interface)
Penghubung/antar muka merupakan komponen sistem, yaitu segala
sesuatu yang bertugas menjebatani hubungan antar komponen dalam
8
sistem. Penghubung/antar muka merupakan sarana yang memungkinkan
setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam rangka
menjalankan fungsi masing-masing komponen.Dalam dunia komputer,
penghubung/antar muka dapat berupa berbagai macam tampilan dialog
layar monitor yang memungkinkan seseorang dapat dengan mudah
mengoperasikan sistem aplikasi komputer yang digunakan.
5. Masukan (input)
Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu
dimasukan kedalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut
untuk menghasilkan keluaran yang akan diolah lebih lanjut untuk
menghasilkan keluaran yang berguna. Dalam Sistem Informasi
Manajemen, masukan disebut sebagai data.
6. Pengolahan (processing)
Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama
mengolah masukan agar menghasilkan keluaran yang berguna bagi para
pemakainya. Dalam Sistem Informasi Manajemen, pengolahan adalah
berupa program aplikasi komputer yang dikembangkan untuk keperluan
khusus. Program aplikasi tersebut mampu menerima masukan, mengolah
masukan, dan menampilkan hasil olahan sesuai dengan kebutuhan para
pemakai.
7. Keluaran (output)
Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam
bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan. Dalam
Sistem Informasi Manajemen, keluaran adalah informasi yang dihasilkan
9
oleh program aplikasi yang akan digunakan oleh para pemakai sebagai
bahan pengambilan keputusan.
8. Sasaran (objectives) dan Tujuan (goal)
Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama
dengan harapan agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem. Sasaran
berbeda dengan tujuan. Sasaran sistem adalah apa yang ingin dicapai oleh
sistem untuk jangka waktu yang relatif pendek. Sedangkan tujuan
merupakan kondisi atau hasil akhir yang ingin dicapai oleh sistem untuk
jangka waktu yang panjang.Dalam hal ini, sasaran merupakan hasil pada
setiap tahapan yang mendukung upaya pencapaian tujuan.
9. Kendali (control)
Setiap komponen dalam sistem perlu selalu dijaga agar tetap bekerja
sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. Hal ini bisa dilakukan
ada bagian yang berperan menjaganya, yaitu bagian kendali. Bagian
kendali mempunyai peran utama menjaga agar proses dalam sistem dapat
berlangsung secara normal sesuai batasan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam sistem Informasi Manajemen, kendali dapat berupa
validasi proses, maupun validasi keluaran yang dapat dirancang dan
dikembangkan secara terprogram.
10. Umpan balik (feed back)
Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (control) sistem untuk
mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan
mengembalikannya kedalam kondisi normal.
10
2.1.4 Klasifikasi Sistem
Suatu sistem dapat diklasifikasikan kedalam beberapa sudut pandang,
menurut Sutabri (2012:15) yaitu sebagai berikut:
1. Sistem abstrak dan sistem fisik
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa ide-ide yang tidak tampak secara
fisik misalnya sistem teologi, sedangkan sistem fisik adalah sistem yang ada
secara fisik misalnya komputer.
2. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat
manusia misalnya sistem perputaran bumi, sedangkan sistem buatan manusia
adalah sistem yang dirancang oleh manusia misalnya sistem informasi.
3. Sistem tertentu dan sistem tak tentu
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi,
contoh: sistem komputer. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa
depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
4. Sistem tertutup dan sistem terbuka
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh dengan lingkungan luarnya, sedangkan sistem terbuka adalah
sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luar.
2.1.5 Konsep Dasar informasi
Menurut Sutabri (2012:22) menyatakan bahwa “informasi adalah data yang
telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterprestasikan untuk digunakan dalam
proses pengambilan keputusan”.
11
Menurut Davis dalam Fatta (2007:9) menjelaskan bahwa ”informasi diolah
menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam
pengambilan keputusan
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat
disimpulkan informasi adalah data yang telah diproses dan digunakan untuk
pengambilan keputusan.
2.1.6 Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Robert A Leitch dan K Roscoe Davis dalam Puspitawati &
Anggadini (2011:14): ”Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem yang
didalam suatu organisasi yang sehari-hari, bersifat manejerial dan kegiatan suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,
mendukung operasi bersifat manejerial dan kegiatan suatu organisasi dan
menyediakan pihak-pihak tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan
blok bangunan (building block), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok
keluaran, blok tegnologi, blok basisdata, dan blok kendali, menurut Sutabri
(2012:38) yang terdiri dari:
1. Blok masukan (input blok)
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi, yang dimaksud
dengan input disini termasuk metode dan media ini menangkap data yang
akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
12
2. Blok model (model blok)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur,logika, dan model matematik yang
akan menaipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan
cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blog keluaran (output blok)
Prosedur dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan sistem
informasi yang berkualitas dan dokumtasi yang berguna untuk semua
tingkatan manejemen serta semua pemakai sistem.
4. Blog teknologi (technologi blog)
Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi.Teknologi digunakan
untuk menerima input, menjalakan model, menyimpan dan mengakses
data,menghasilkan dan mengirim keluaran dan membantu pengendalian
sistem secara keseluruhan. Teknlogi teridiri dari 3 (tiga) bagian utama, yaitu
teknisi (brainware), prangkat lunak (software), dan perangkat keras
(hardware).
5. Blog basis data (database blog)
Basisdata merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dengan
berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diprangkat keras komputer
dan prangkat lunak digunakan untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan
dibasisdata untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.
6. Blog Kendali (control blog)
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api,
temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan pada sistem itu
sendiri, ketidak efesienan,sabotase dan lain sebagainya. Beberapa
13
penegndalian perlu dirancang dan diterapkan untuk menyakinkan bahwa hal-
hal yang dapat merusak sistem dicegah dan terlanjur terjadi pada kesalahan-
kesalahan dapat diatasi dengan cepat.
2.1.7 Pengertian Sistem Informasi Persediaan/Stok Barang
Menurut Ristono (2009:2) “persediaan dapat diartikan sebagai barang-
barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang
akan dating”. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan
setengah jadi dan persediaan barang jadi. Persediaan bahan baku dan bahan
setengah jadi disimpan sebelum digunakan atau dimasukkan ke dalam proses
produksi, sedangkan persediaan barang jadi atau barang dagangan disimpan
sebelum dijual atau dipasarkan. Dengan demikian setiap perusahaan yang
melakukan kegiatan usaha umumnya memiliki persediaan.Perusahaan yang
melakukan kegiatan produksi (industri manufaktur) akan memiliki tiga jenis
persediaan, yaitu :
(1) Persediaan bahan baku dan penolong.
(2) Persediaan bahan setengah jadi.
(3) Persediaan barang jadi.
Sedangkan perusahaan perdagangan minimal memiliki satu jenis
persediaan, yaitu persediaan barang dagangan. Adanya berbagai macam
persediaan ini menuntut pengusaha untuk melakukan tindakan yang berbeda
untuk masing-masing persediaan, dan ini akan sangat terkait dengan permasalahan
lain seperti masalah peramalan kebutuhan bahan baku serta peramalan penjualan
atau permintaan konsumen. Bila melakukan kesalahan dalam menetapkan
14
besarnya persediaan maka akan berdampak ke masalah lain, misalnya tidak
terpenuhinya permintaan konsumen atau bahkan berlebihan persediaan sehingga
tidak semuanya terjual, timbulnya biaya ekstra penyimpanan atau pesanan bahan
dan sebagainya. Persediaan merupakan suatu model yang umum digunakan
untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan usaha pengendalian bahan
baku maupun barang jadi dalam suatu aktifitas perusahaan. Ciri khas dari
model persediaan adalah solusi optimalnya difokuskan untuk menjamin
pesediaan dengan biaya yang serendah rendahnya. Menurut Ristono (2009:4)
“inventory atau persediaan adalah suatu teknik untuk manajemen material yang
berkaitan dengan persediaan”. Manajemen material dalam inventory dilakukan
dengan beberapa input yang digunakan yaitu: permintaan yang
terjadi (demand) dan biaya-biaya yang terkait dengan penyimpanan, serta biaya
apabila terjadi kekurangan persediaan (shortage). Secara teknis, inventory adalah
suatu teknik yang berkaitan dengan penetapan terhadap besarnya persediaan
bahan yang harus diadakan untuk menjamin kelancaran dalam kegiatan operasi
produksi, serta menetapkan jadwal pengadaan dan jumlah pemesanan barang yang
seharusnya dilakukan oleh perusahaan. Penetapan jadwal dan jumlah pemesanan
yang harus dipesanmerupakan pernyataan dasar yang harus terjawab dalam
pengendalian persediaan. Pengendalian pengadaan persediaan perlu diperhatikan
karena berkaitan langsung dengan biaya yang harus ditanggung perusahaan
sebagai akibat adanya persediaan. Oleh sebab itu, persediaan yang ada harus
seimbang dengan kebutuhan, karena persediaan yang terlalu banyak akan
mengakibatkan perusahaan menanggung risiko kerusakan dan biaya penyimpanan
yang tinggi disamping biaya investasi yang besar. Tetapi jika terjadi kekurangan
15
persediaan akan berakibat terganggunya kelancaran dalam proses produksinya.
Oleh karenanya, diharapkan terjadi keseimbangan dalam pengadaan
persediaan sehingga biaya dapat ditekan seminimal mungkin dan dapat
memperlancar jalannya proses poduksi.
2.1.8 Metode Pencatatan Persediaan Barang
Menurut Hery (2016:81) metode yang dapat digunakan dalam kaitannya
dengan pencatatan persediaan barang adalah:
a. Metode Fisik/Periodik
Dengan sistem ini, pembelian barang dagang akan dicatat dengan
menggunakan akun pembelian bukan akun persediaan barang dagang. Ketika
penjualan terjadi, hanya pendapatan saja yang akan dicatat, tidak ada ayat jurnal
yang dibuat untuk mencatat besarnya harga pokok penjualan. Nantinya, pada
setiap akhir periode akuntansi, perhitungan fisik atas persediaan barang akan
dilakukan untuk menentukan besarnya persediaan akhir dan harga pokok
penjualan.
Perhitungan harga pokok penjualan dilakukan sebagai berikut:
“Persediaan Awal + Harga Pokok Pembelian – Persediaan Akhir = Harga Pokok
Penjualan”.
Efek terhadap laba kotor dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagi
berikut:
“Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan = Laba Kotor”.
Sedangkan efeknya terhadap laba bersih dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
16
“Laba Kotor – Beban Operasional +/- Pendapatan (Beban) Lain-lain = Laba
Bersih”.
Permasalahan yang timbul bila digunakan metode fisik adalah jika diinginkan
menyusun laporan keuangan jangka pendek misalkan bulanan, yaitu keharusan
mengadakan perhitungan fisik atas persediaan barang. Bila barang yang dimiliki
jenis dan jumlah banyak, maka perhitungan fisik akan memakan waktu lama
akibatnya laporan keuangan juga akan terlambat. Dengan tidak diikuti mutasi
persediaan dalam buku, menjadikan metode ini sangat sederhana baik pada saat
pencatatan pembelian maupun pada waktu melakukan pencatatan.
Jurnal Transaksi:
1. Pembelian
a. Secara tunai
Pembelian xxx
Kas xxx
b. Secara kredit
Pembelian xxx
Hutang Dagang xxx
2. Retur Pembelian
a. Secara tunai
Kas xxx
Retur Pembelian xxx
b. Secara kredit
Hutang Dagang xxx
Retur Pembelian xxx
17
3. Penjualan
a. Secara tunai
Kas xxx
Penjualan xxx
b. Secara kredit
Piutang Dagang xxx
Penjualan xxx
b. Metode Buku/Perpetual
Dengan metode ini, memberikan pengendalian yang efektif atas persediaan.
Informasi mengenai jumlah atas masing-masing jenis barang dagangan dapat
segera tersedia dalam buku besar pembantu untuk masing-masing persediaan.
Setiap pembelian barang dagang dari pemasok akan dicatat oleh perusahaan
dengan cara mendebet akun persediaan barang dagang dan mengkredit akun kas
atau utang usaha. Demikian juga, pada setiap transaksi penjualan barang dagangan
ke pelanggan, harga pokok dari barang yang dijual akan dicatat dengan cara
mendebet akun harga pokok penjualan dan mengkredit akun persediaan barang
dagang.
Jurnal Transaksi:
1. Pembelian
a. Secara tunai
Persediaan xxx
Kas xxx
b. Secara kredit
18
Persediaan xxx
Hutang dagang xxx
2. Retur Pembelian
a. Secara tunai
Kas xxx
Persediaan xxx
b. Secara kredit
Hutang Dagang xxx
Persediaan xxx
3. Penjualan
a. Secara tunai
Kas xxx
Penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan xxx
b. Secara kredit
Piutang Dagang xxx
Penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan xxx
4. Retur Penjualan
a. Secara tunai
Retur Penjualan xxx
Kas xxx
19
Persediaan xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
b. Secara kredit
Retur Penjualan xxx
Piutang dagang xxx
Persediaan xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
2.1.9 Metode Penilaian Persediaan
Menurut Hery (2016:79) dalam akuntansi, dikenal tiga metode yang dapat
digunakan dalam menghitung besarnya persediaan akhir, yaitu: metode FIFO
(First-In,First-Out), metode LIFO (Last-In,First-Out), dan metode rata-rata
(Average Cost Method).
1) Metode FIFO
Metode FIFO, harga pokok dari barang yang pertama kali dibeli adalah
yang akan diakui pertama kali sebagai harga pokok penjualan. Dalam hal ini,
tidak berarti bahwa unit atau barang yang pertama kali dibeli adalah unit atau
barang yang pertama kali akan dijual. Jadi, penekanannya disini bukan kepada
unit atau fisik barangnya, melainkan lebih kepada harga pokoknya. Dengan
menggunakan metode FIFO, yang akan menjadi nilai persediaan akhir adalah
harga pokok dari unit atau barang yang terakhir kali dibeli.
2) Metode LIFO
Metode LIFO, harga pokok dari barang yang terakhir kali dibeli adalah yang
akan diakui pertama kali sebagai harga pokok penjualan. Dalam hal ini, tidak
20
berarti bahwa unit atau barang yang terakhir kali dibeli adalah adalah unit atau
barang yang pertama kali akan dijual. Sama seperti metode FIFO, penekanannya
bukan kepada unit atau fisik barangnya, melainkan harga pokoknya. Dengan
menggunakan metode LIFO, yang akan menjadi nilai persediaan akhir adalah
harga pokok dari unit atau barang yang pertama kali dibeli.
3) Metode Rata-Rata
Metode rata-rata, harga pokok penjualan per unit dihitung berdasarkan rata-
rata harga perolehan per unit dari barang yang tersedia untuk dijual.
Jika harga pokok dari barang yang akan dibeli adalah tetap sama (stabil),
maka dapat dipastikan bahwa ketiga metode penilaian diatas masing-masing akan
menghasilkan besarnya nilai persediaan akhir yang sama, sehingga pengaruhnya
besar terhadap besarnya niali persediaan akhir, harga pokok penjualan, dan laba
kotor, serta laba bersih yang berbeda.
2.2 Perlatan Pendukung (Tools System)
Peralatan Pendukung merupakan alat yang diguanakan untuk
menggambarkan bentuk logika model dari suatu sistem dengan mengunakan
simbol, lambang, diagram yang menunjukan masing masing fungsinya.
Fungsi peralatan pendukung itu sendiri adalah untuk menjelaskan kepada
user bagaimana fungsi dari sistem informasi dapat bekerja dengan suatu bentuk
logika model dan physical model, merupakan sistem yang menggunakan Diagram
Unfied Modeling language (UML), dan arus data dijelaskan dikamus data
sedangkan phsical System menunjukan kepada user bagaimana sistem secara fisik
akan diterapkan.
21
2.2.1. Unfied Modeling language (UML)
Unfied Modeling language (UML) adalah sebuah ”bahasa” yang telah
menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan
mendokumentasikan sistem perangkat lunak. UML menawarkan sebuah standar
untuk merancang model sebuah sistem.
Menurut Nugroho (2010:6), ”UML (Unified Modeling Language) adalah
bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma
(berorientasi objek).” Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk
penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa
sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.
Menurut Yasin (2012:194) “UML (Unified Modeling Language) adalah
sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi,
merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak.” UML menawarkan
sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem.
Shalahuddin dan Sukamto (2013:140): pada UML terdiri dari 13 macam
diagram yang dikelompokkan dalam 3 kategori. Pembagian kategori dan macam-
macam diagram tersebut adalah :
1. Structure Diagrams
Kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan suatu struktur
statis dari sistem yang dimodelkan.
a. Class diagram
22
Diagram kelas menunjukan hubungan satu set kelas, interface, dan
kolaborasi. Diagram kelas juga merupakan dasar untuk beberapa diagram
terkait yaitu diagram komponen dan diagram deployment.
Menurut Rossa dan Shalahuddin (2013:141) mengatakan bahwa, “Diagram
kelas atau Class Diagram menggambarkan struktur sistem dari segi
pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun system.
Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi”.
a. Object Diagram
1) Hal-hal yang ada pada object diagram terkandung didalam class
diagram.
2) Tujuan dasar dari sebuah object diagram adalah mengikuti sebuah
analisa untuk tambahan detail yg tidak tertutupi pada sebuah class.
b. Component Diagram
Diagram komponen atau component diagram dibuat untuk menunjukkan
organisasi dan ketergantungan diantara kumpulan komponen dalam sebuah
sistem.
c. Composite Struktur Diagram
1) Diagram yang digunakan untuk memodelkan hubungan antara bagian-
bagian dari sebuah kelas.
2) Diagram untuk menunjukan dekomposisi secara hirarkis sebuah kelas
ke sebuah struktur internal.
d. Package Diagram
Mekanisme tujuan umum untuk mengatur model untuk menjadi sebuah
hirarki
23
e. Deployment Diagram
Untuk merepresentasikan hubungan antara hardware yang digunakan
dalam infrastruktur sebuah sistem informasi.
2. Behavior Diagrams
Kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan kelakuan sistem
atau rangkaian perubahan yang terjadi pada sebuah sistem
a. Use case diagram
Menurut Shalahuddin dan Sukamto (2013:155), “use case diagram
merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang
akan dibuat”.
b. Activity diagram
Menurut Rossa dan Shalahuddin (2013:161) mengatakan bahwa,
“Diagram aktivitas atau activity diagram menggunakan aliran kerja
(workflow) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau
menu yang ada pada perangkat lunak”.
Shalahuddin dan Sukamto (2013:26): Diagram Aktivitas banyak
digunakan untuk mendefinisikan hal-hal berikut:
1) Rancangan proses bisnis
2) Urutan atau pengelompokkan tampilan dari sistem atau user interface.
3) Rancangan pengujian.
4) Rancangan menu.
3. State Machine Diagram
Menurut Shalahuddin dan Sukamto (2013:163), “Diagram mesin status atau
sering disebut juga diagram status, digunakan untuk menggambarkan
24
perubahan status atau transisi status dari sebuah mesin atau sistem atau
objek”.
4. Interaction Diagrams
Kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan interaksi
sistem dengan sistem lain maupun interaksi antar subsistem pada suatu sistem
a. Package diagram
Menurut Rossa dan Shalahuddin (2013:153) mengatakan bahwa, “Package
diagram menyediakan cara mengumpulkan elemen-elemen yang saling
terkait dalam diagram UML”. Hampir semua diagram UML dapat
dikelompokkan menggunakan package diagram.
b. Sequence diagram
Menurut Shalahuddin dan Sukamto (2013:16), “menggambarkan kelakuan
objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan
message yang dikirimkan dan diterima antar objek”.
2.2.2. Entity Relational Diagram (ERD)
Menurut Sutanta (2011:91) “Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan
suatu model data yang dikembangkan berdasarkan objek”. Entity Relationship
Diagram (ERD) digunakan untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis
data kepada pengguna secara logis. Entity Relationship Diagram (ERD)
didasarkan pada suatu persepsi bahwa real world terdiri atas obyek-obyek dasar
tersebut. Penggunaan Entity Relationship Diagram (ERD) relatif mudah dipahami,
bahkan oleh para pengguna yang awam. Bagi perancang atau analis sistem, Entity
Relationship Diagram (ERD) berguna untuk memodelkan sistem yang nantinya,
25
basis data akan di kembangkan. Model ini juga membantu perancang atau analis
sistem pada saat melakukan analis dan perancangan basis data karena model ini
dapat menunjukkan macam data yang dibutuhkan dan kerelasian antardata
didalamnya.
1. Komponen ERD
Komponen-komponen penyusun ERD adalah sebagai berikut :
a. Entitas
Entitas adalah objek dalam dunia nyata yang dapat dibedakan dengan
objek lain, sebagai contoh mahasiswa, dosen, departemen. Entitias terdiri
atas beberapa atribut sebagai contoh atribut dari entitas mahasiswa adalah
nim, nama, alamat, email, dll. Atribut nim untuk mendefisinisikan/
membedakan mahasiswa yang satu dengan yang lainnya. Pada setiap
entitas harus memiliki satu atribut unik atau yang disebut dengan primary
key.
b. Atribut
Atribut adalah setiap entitas pasti mempunyai elemen yang disebut atribut
yang berfungsi untuk mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut.
Isi dari atribut mempunyai sesuatu yang dapat mengidentifikasikan isi
elemen satu dengan yang lain. Gambar atribut diwakili oleh simbol elips.
Ada dua jenis Atribut :
1) Identifier (key) digunakan untuk menentukan suatu entity secara
unik (primary key).
2) Descriptor (nonkey attribute) digunakan untuk menspesifikasikan
karakteristik dari suatu entity yang tidak unik.
26
c. Relasi
Relasi adalah hubungan antara beberapa entitas. sebagai contoh relasi antar
mahaiswa dengan mata kuliah dimana setiap mahasiswa bisa mengambil
beberapa mata kuliah dan setiap mata kuliah bisa diambil oleh lebih dari 1
mahasiswa. relasi tersebut memiliki hubungan banyak ke banyak. Berikut
adalah contoh ERD.
d. Garis Penghubung
Notasi yang digunakan untuk merangkai beberapa notasi yang digunakan
seperti : entitas, relasi dan atribut.
2. Metode ERD
Berikut adalah metode/tahap untuk membuat ERD :
a. Menentukan Entitas
b. Menentukan Relasi
c. Menggambar ERD sementara
d. Mengisi Kardinalitas
e. Menentukan Kunci Utama
f. Menggambar ERD berdasar Key
g. Menentukan Atribut
h. Memetakan Atribut
i. Menggambar ERD dengan Atribut
27
2.2.3. Logical Relational Structure (LRS)
Menurut Hasugian dan Shidiq (2012:608) memberikan batasan bahwa,
“LRS adalah sebuah model sistem yang digambarkan dengan sebuah diagram-ER
akan mengikuti pola atau aturan oermodelan tertentu dalam kaitannya dengan
konvensi ke LRS”.
Perubahan yang terjadi yaitu mengikuti aturan-aturan sebagai berikut:
1. Setiap entitas akan diubah kebentuk sebuah kotak.
2. Sebuah atribut relasi disatukan dalam sebuah kotak bersama entitas jika
hubungan yang terjadi pada diagram-ER 1:M (relasi bersatu dengan
cardinality M) atau tingkat hubungan 1:1 (relasi bersatu dengan cardinality
yang paling membutuhkan referensi).
3. Sebuah relasi dipisah dalam sebuah kotak tersendiri (menjadi entitas baru)
jika tinggkat hubungannya M:M (many to many) dan memiliki foreign key
sebagai primary key yang diambil dari kedua entitas yang sebelumnya saling
berhubungan.
2.2.4. Deployment Diagram
Diagram yang digunakan memetakan software ke processing node.
Menunjukkan konfigurasi elemen pemroses pada saat run time dan software yang
ada di dalamnya. Diagram ini adalah salah satu diagram paling penting dalam
tingkat implementasi perangkat lunak dan kadang-kadang ditulis sebelum coding.
Dengan menggunakan deployment diagram, kita dapat menentukan ruang yang
tersedia dan waktu eksekusi yang tersedia oleh perangkat keras.
Fungsi deployment diagram adalah:
28
1) Menunjukkan dimana setiap komponen komponen perangkat keras perangkat
lunak diinstal (atau ditempatkan).
2) Menunjukkan hubungan komunikasi antara komponen perangkat keras.
3) Menunjukkan struktur dari sistem run-time.