bab ii pembahasan

27
BAB II PEMBAHASAN 2.1 CAIRAN TUBUH Cairan tubuh adalah cairan yang ada dalam tubuh beserta unsur yang ada di dalamnya, air merupakan komponen yang paling besar presentasenya sehingga sangat diperlukan untuk fungsi sel yang disebut dengan ZALIR TUBUH. Zalir ini sebagian ada di dalam (intra selular) dan sebagian di luar (ekstra seluler). Air menyusun ⅔ masa tubuh hewan. Kandungan tubuh hewan bervariasi dan dipengaruhi oleh umur dan jumlah lemak dalam jaringan. Kandungan hewan dewasa sekitar 71-73% dari berat badan. Zalir ini didapat dengan cara mengukur dangan menggunakan deuterium oksida, tritium oksida dan antupyrine. Zalir extracellulair atau zalir interstisial dapat diukur dengan banyaknya zat yang dilarutkan dalam tubuh, telah dipublikasikan dapat disimpulkan bahwa kira-kira 1/3 dari zalir tubuh total adalah zalir extracellulair (17-30% berat badan), zalir ini merupakan medium tempat sel hidup. Sel menerima garam, makanan serta oksigen dan melepaskan semua hasil buangan ke dalam zalir itu juga. Plasma darah merupakan 2

Upload: dennis-ismail-monoarfa

Post on 29-Jun-2015

687 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II pembahasan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 CAIRAN TUBUH

Cairan tubuh adalah cairan yang ada dalam tubuh beserta unsur yang ada

di dalamnya, air merupakan komponen yang paling besar presentasenya sehingga

sangat diperlukan untuk fungsi sel yang disebut dengan ZALIR TUBUH. Zalir ini

sebagian ada di dalam (intra selular) dan sebagian di luar (ekstra seluler). Air

menyusun ⅔ masa tubuh hewan. Kandungan tubuh hewan bervariasi dan

dipengaruhi oleh umur dan jumlah lemak dalam jaringan. Kandungan hewan

dewasa sekitar 71-73% dari berat badan. Zalir ini didapat dengan cara mengukur

dangan menggunakan deuterium oksida, tritium oksida dan antupyrine.

Zalir extracellulair atau zalir interstisial dapat diukur dengan banyaknya

zat yang dilarutkan dalam tubuh, telah dipublikasikan dapat disimpulkan bahwa

kira-kira 1/3 dari zalir tubuh total adalah zalir extracellulair (17-30% berat badan),

zalir ini merupakan medium tempat sel hidup. Sel menerima garam, makanan

serta oksigen dan melepaskan semua hasil buangan ke dalam zalir itu juga. Plasma

darah merupakan 5% dari berat badan dan merupakan sistem transport yang

melayani semua sel melalui medium zalir extracelluair. Plasma darah dan zalir

intertisial (15% dari berat badan) merupakan zalir extracellulair.

Zalir interstisial terdiri atas zalir jaringan dan lymphe (getah bening).

Sekitar 40-50% dari berat badan merupakan zalir intracellulair, letaknya di dalam

sel dan mengandung elektrolit serta sebagian besar kalium dan fosfat, dan bahan

makanan seperti glukosa dan asam amino. Kerja enzim dalam sel adalah konstan,

memecah dan membangun kembali sebagaimana dalam semua metabolisme untuk

mempertahankan keseimbangan (homeostasis). Zalir interstisial mengandung

elektrolit serta sebagian besar natrium.

2

Page 2: BAB II pembahasan

Di samping itu, 60% berat badan tubuh manusia merupakan komponen

berupa cairan, dimana 40% nya merupakan cairan intrasel, sedangkan 20% nya

merupakan cairan ekstrasel. Cairan ekstrasel terdiri dari cairan yang terdapat

dalam pembuluh yang disebut cairan intravaskuler dan cairan antar sel yang

berada di luar pambuluh yang disebut cairan interstitial. Cairan intravascular yang

disebut juga darah, terdiri dari cairan darah yang disebut plasma darah dan sel-sel

darah.

Secara umum fungsi cairan tubuh adalah untuk mengatur suhu tubuh,

memperlembab kulit dan paru-paru, mengangkut sari makanan dan sisa

metabolisme, memperlancar gerakan pada otot dan sendi, serta melindungi tubuh

dari serangan penyakit.

2.2 DARAH

Darah merupakan jaringan cair yang terdiri atas plasma darah (zalir tubuh

intersellulair, 55%) dan di dalamnya terdapat sel-sel darah (unsur padat, 45%).

Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan 1/12 berat badan. Dalam

keadaan sehat/normal volume darah tetap dan sampai batas tertentu diatur oleh

tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan jaringan. Darah mempunyai berbagai

fungsi, yang terpenting di antaranya adalah :

1. Sebagai bagian dari sistem transport dalam tubuh.

a. Mengantarkan zat-zat makanan dan bahan kimia dari saluran pencernaan

ke jaringan tubuh yang memerlukannya, agar fungsi normalnya dapat

dijalankan.

b. Mengantarkan oxigen dari paru-paru ke jaringan tubuh.

c. Mengangkut keluar hasil-hasil buangan metabolisme (metabolit) dan CO2

dari jaringan ke organ-organ exkresi.

d. Mengangkut hasil sekresi kelenjar endokrin (hormon) dan enzime dari

organ ke organ

2. Membantu mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh, sehingga kadar air

tubuh tidak terlalu tinggi/rendah.

3

Page 3: BAB II pembahasan

3. Membantu mempertahankan temperatur tubuh, karena darah mempunyai

panas spesifik yang tinggi.

4. Mengatur konsentrasi ion hydrogen dalam tubuh (keseimbangan asam dan

basa).

5. Membantu pertahanan tubuh terhadap mikro-organisme, terutama oleh

leucocyte (butir darah putih).

Semua jaringan memerlukan persediaan darah yang memadai yang

tergantung pada tekanan darah arteri normal yang dipertahankan. Otak sangat

memerlukan persediaan darah yang cukup dan teratur, bila tidak menerima darah

selama lebih dari 3-4 menit, akan terjadi perubahan yang tak dapat pulih kembali

dan beberapa sel otak akan mati. Kebanyakan fungsi darah itu diarahkan ke

penyelenggaraan lingkungan internal atau matrix zalir yang tetap dan ini disebut

sebagai homeostasis.

Selain itu, Warna merah dari darah disebabkan oleh erythrocyte dan bukan karena plasma darahnya, plasma darah tersebut berwarna kuning sampai tidak berwarna. Warna kuning plasma terutama disebabkan karena adanya pigment bilirubin, walaupun carotene juga ikut berpengaruh. Warna itu tergantung pada jumlah plasma darah yang diperiksa dan tergantung pada spesies hewannya. Pada hewan kucing, anjing, dan domba, plasma darahnya tidak berwarna atau sedikit berwarna kuning, walaupun plasma yang diperiksa dalam jumlah yang banyak.

Pada sapi dan terutama sekali pada kuda plasmanya berwarna lebih pekat. Ramsay (1945) mendapatkan bahwa konsentrasi bilirubin pada kuda rata-rata 1,57 mg per 100 cc plasma. Puasa menyebabkan meningkatnya level bilirubin plasma, kemudian menurun kembali bila kuda tersebut diberi makan.Volume butir darah lebih kecil daripada volume plasma. Hal ini dinyatakan dengan rata-rata persentase volume butir darah dalam darah dari beberapa hewan yaitu sebagai berikut:Kuda : 33, Sapi : 32, biri-biri : 31, kambing : 28, babi : 39%. Kalau tubuh mengalami perlukaan maka darah akan keluar. Darah tersebut kemudian akan menggumpal. Sesudah menggumpal maka terjadi pengkerutan. Karena terjadi pengkerutan itu maka darah seakan-akan diperas, sehingga keluarlah cairan yang berwarna jernih.

Cairan ini disebut serum darah. Jadi dapat ditetapkan bahwa serum itu adalah cairan dari darah setelah penggumpalan (koagulasi) sedang plasma adalah zalir darah sebelum terjadi penggumpalan darah. Plasma darah bisa diperoleh dengan menambah zat anti penggumpalan darah (anti- koagulans) pada darah.

4

Page 4: BAB II pembahasan

Karena butir-butir darah lebih berat daripada plasmanya maka lama kelamaan butir-butir darah akan mengendap di bawah dan di bagian atasnya terdapatlah plasma darah. Dengan mengadakan centrifugasi (dengan memakai alat centrifuge) plasma darah bisa diperoleh lebih cepat lagi.

Hubungan antara volume sel darah dengan plasmanya bisa ditentukan dengan memper-gunakan tabung hematokrit, yaitu tabung kecil (mikrokapiler) dengan skala dan dapat dicentri

fuge (dipusingkan). Darah dimasukkan ke dalam kapiler itu dan bila didiamkan 1 jam maka bagian tabung paling bawah akan berwarna merah tua yang menunjukkan adanya endapan erytrocyte, kemudian di atasnya ada bagian yang berwarna merah muda (leucocyte) dan paling atas sekali adalah plasma darah yang warnanya jernih

2.2.1 Komponen Darah

1. Sel darah merah (Eritrosit)

Eritrosit merupakan sel yang terdapat dalam darah dengan bentuk bikonkaf

yang berwarna merah kekuningan serta bersifat elastis dan lunak. Eritrosit yang

terdapat dalam pembuluh darah tidak memiliki inti sel. Salah satu kandungan

eritrosit yang sangat penting hemoglobin, hemoglobin inilah yang menyebabkan

darah berwana merah. Jika eritrosit banyak mengikat oksigen maka warnanya

adalah merah terang, jika sedikit maka akan berwarna merah pucat.

Fungsi utama dari eritrosit adalah mengikat oksigen untuk kemudian

diedarkan ke seluruh tubuh, selain itu eritrosit juga berfungsi mengedarkan

nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh sel-sel lain dalam tubuh. Sel eritrosit rata-rata

berumur 120 hari, dimana sel eritrosit yang sudah tua akan dirombak dalam hati,

kemudian hemoglobin akan diubah menjadibilirubin, yaitu pigmen warna empedu

yang berfungsi dalam proses pencernaan.

5

Page 5: BAB II pembahasan

2. Sel Darah Putih (leukosit)

Sel darah putih terdiri dari enam jenis sel yaitu: neutrofil, eosinofil,

basofil, monosit, limfosit, dan sel plasma. Dari keenam jenis sel tersebut, ada yang

memiliki granula sehingga disebut granulosit, yaitu neutrofil, eosinofil, dan

basofil, sedangkan sel monosit, limfosit dan sel plasma yang tidak memiliki

granula disebut agranulosit.

Pada umumnya sel darah putih ditemukan pada sistem kardiovaskular,

namun pada sel-sel jenis tertentu seperti sel limfosit sebagian besar berkumpul

pada saluran limfe, sedangkan monosit yang telah berkembang menjadi makrofag

dapat ditemukan di cairan interstitial tubuh, hal tersebut karena makrofag

memiliki elastisitas tinggi sehingga mampu masuk sampai celah-celah sel.

Secara umum fungsi sel darah putih adalah untuk membantu pertahanan

tubuh terhadap infreksi. Hal ini dimungkinkan karena sel darah putih mampu

bergerak secara ameboid serta memiliki kemampuan fagositosis. Sel limfosit

memiliki kemampuan untuk menyerang virus atau bakteri yang spesifik yang

disebut antibodi, antibodi ini tetap disimpan selama hidup sehingga apabila

bakteri atau virus yang sama menyerang dapat dengan mudah dikalahkan.

3 Trombosit

Tromosit yang juga dikenal sebagai keeping darah adalah sel yang

berfungsi untuk mengaktifkan mekanisme pembekuan darah. Proses pembekuan

darah sendiri berlangsung dalam 3 tahap:

a. Jaringan yang luka atau keeping darah (trombosit) yang rusak akan

menghasilkan tromboplastin atau (trombokinase) yang merupakan

activator dari protombrin.

b. Adanya trombokinase menyebabkan perubahan protombin menjadi

enzim thrombin yang dibantu dengan ion kalsium dan vitamin K.

6

Page 6: BAB II pembahasan

c. Trombin bekerja sebagai enzim yang mengubah fibrinogen menjadi

fibrin yang berupa benang– benang sehingga mampu menutup luka.

2.2.3 Haemolysis

Haemolysis adalah keadaan keluarnya Hb dari erythrocyte, sehingga Hb

berada bebas dalam plasma atau dalam medium di sekeliling erythrocyte tersebut.

Agar darah merah tetap utuh, maka harus ada dalam lingkungan bertekanan

osmose yang sama dengan plasma darah. Bila tekanan osmose plasma darah lebih

rendah daripada tekanan osmose sel darah merah, terjadilah hemolisis.Terdapat

beberapa cara untuk menimbulkan haemolysis yaitu :

1. Pembekuan dan pencairan darah secara berganti akan menyebabkan

terjadinya haemolysis, karena pecahnya/rusaknya stroma.

2. Penurunan tekanan osmotik plasma.

Hal ini bisa dilakukan dengan menambahkan larutan garam lemah atau air ke

dalam darah. Akibatnya akan terjadi masuknya air ke dalam butir darah secara

osmosis melalui dindingnya yang semi-permeable. Akibatnya erythrocyte

akan menggembung, merenggang membrananya dan akhirnya akan pecah,

sehingga Hb terdapat di luar erythrocyte. Dengan demikian terjadi haemolysis.

Larutan yang menyebabkan terjadinya haemolysis secara osmosis disebut

larutan hypotonis (misalnya larutan NaCl 0-4 %). Larutan yang mengandung

erythrocyte tanpa terjadi perubahan osmotik disebut larutan isotonik (tekanan

sama dengan tekanan dinding eritrosit, misalnya larutan NaCi 0.55 – 0.9 %).

Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi daripada plasma darah

adalah larutan hypertonik (misalnya NaCl 2% dan 3%). Larutan ini akan

menyebabkan terjadinya perembesan keluar cairan dari dalam erythrocyte dan

ini mengakibatkan terjadinya pengerutan (krenasi = crenation) erythrocyte.

Larutan isotonik yang paling banyak digunakan dalam fisiologi dikenal

sebagai larutan larutan NaCl 0,8%. Tetapi penelitian selanjutnya menyatakan

bahwa larutan isotonis pada berbagai species hewan sedikit berbeda. Misalnya

:

Biri-biri : 0,978% NaCl

7

Page 7: BAB II pembahasan

Sapi : 0,933% NaCl

Kambing : 0,955% NaCl

Kuda : 0,927% NaCl

Manusia : 0,927 - 0,945% NaCl

Umumnya NaCl 0,85% hampir bersifat isotonis terhadap plasma darah

mammalia.

3. Pengadukan dan pengocokan darah bisa menyebabkan terjadinya haemolysis.

4. Pemanasan darah sampai lebih dari 50 0 C menyebabkan terjadinya

haemolysis.

5. Zat-zat ini yang bisa menurunkan tekanan permukaan saponin/sabun, garam

empedu) bisa menyebabkan haemolysis. Zat-zat ini barangkali bereaksi

dengan beberapa penyusun membrana erythrocyte. Juga alkohol, ether,

chloroform dan aceton bereaksi seperti itu.

.2.2.4 Hemaglutinasi.

Telah lama diketahui bahwa bila serum darah atau plasma darah seekor

hewan dicampur dengan erythrocyte hewan species lain, aglutinasi erythrocyte

akan terjadi (penggumpalan). Proses ini disebut sebagai hemaglutinasi (hetero-

hemaglutinasi); substansi aktif dari serum/plasma adalah aglutinin, sedang pada

erythrocyte adalah aglutinogen.

Juga didapatkan bahwa aglutinasi erythrocyte bisa terjadi bila serum dan

erythrocyte dari individu-individu species yang sama dicampur. Reaksi ini dikenal

sebagai isohemaglutinasi. Persoalan aglutinasi ini terutama sangat penting artinya

dalam transfusi darah. Aglutinasi erythrocyte pada aliran darah recipient/pasien

akan berakibat fatal. Pada manusia dikenal adanya golongan darah : A, B, AB,

dan O. (berdasarkan atas aglutin dan aglutinogen-nya).

8

Page 8: BAB II pembahasan

2.2.5 Haemoglobin (Hb)

Haemoglobin atau ferrohemoglobin, pigment butir darah merah terjadi dari

bagian pigmen (heme) dan globin yang merupakan protein sederhana (histone).

Warna merah haemoglobin itu disebabkan oleh haeme yang merupakan suatu

senyawa logam dengan adanya atom besi pada pusat molekul porphyrin. Haeme

adalah substansi pigment ferrous-porphyrin dengan formulanya C34H32N4FeOH,

dan membentuk 5% dari pigment Hb. Pigment ini juga dikenal sebagai hematin

atau protohematin, terdapat baik pada pigment hewan atau tumbuh-tumbuhan.

Kombinasi dari haeme dengan globin otot daging akan membentuk

haemoglobin otot daging atau myohaemoglobin (mioglobin).Haemoglobin

terdapat dalam darah semua mammalia dan pada beberapa hewan jauh di bawah

mammalia, tetapi hemoglobin bukanlah senyawa yang identik.

Ada variasi haemoglobin dalam individu (tipe foetus dan dewasa) dan

variasi di antara species. Perbedaannya terletak dalam bagian globin dari molekul

Hb-nya itu, sedangkan haeme tidak berbeda komposisinya baik pada hewan atau

pada tumbuh-tumbuhan. Bukti bahwasanya Hb pada hewan yang berbeda adalah

tidak identik bisa dilihat dari :

a. Crystallography dari Hb tidak sama.

Reichert dan Brown menunjukkan bahwa Hb semua species hewan yang

diselidiki itu bisa dikristalkan, biasanya sebagai oxy-Hb, tetapi gampangnya

dikristalkan, bentuk dan ukuran kristalnya dan faktor lainnya sangat bervaria-

si.

b. Spektra absorbsi dari Hb yang berbeda adalah tidak identik.

Bila cahaya putih enembus/melewati larutan Hb, maka panjang gelombang

cahaya tertentu akan diabsorpsi. Spektrum yang timbul disebut spektrum

absorbsi dan daerah absorbsinya dikenal sebagai pita absorbsi. Hal ini bisa

diketahui dengan memeriksanya memakai spectroscope. Bila cahaya putih

diperiksa spektroscopis suatu seri warna akan didapatkan yaitu : merah,

oranye, hijau, biru, violet, dan indigo (nila). Bila cahaya atau sinar matahari

diperiksa garis vertikal yang hitam dijumpai pada tempat tertentu dari

9

Page 9: BAB II pembahasan

spektrumnya itu. Ini dikenal sebagai Fraunhofer" dan dinyatakan dengan A, B,

C, D, dan seterusnya. Pita absorbsi dengan ukuran, keadaan dan posisi

tertentu dihasilkan oleh larutan haemoglobin dan derivatnya dengan

konsentrasi tertentu. Oleh karena itu pemeriksaan spektroscopis berguna untuk

mengidentifikasi pigment tersebut dalam larutan.. Larutan Oxy-Hb akan

memperlihatkan 2 pita absorbsi di antara garis D dan E, pita yang di kiri lebih

sempit daripada yang di kanan. Sedangkan Carboxy-Hb menunjukkan 2 pita

absorbsi yang sama posisi dan ukurannya dengan pita absorbsi dari oxy-Hb,

tetapi bila ditambah dengan zat pereduksi (amonium sulfida) pita absorbsinya

bisa dibedakan, hanya ada 1 pita yang mulai di kiri garis D sampai mendekati

garis E pada oxy-Hb, sedang pada karboxi-Hb tetap 2 pita..

c. Komposisi kimia dari bagian globin tidak sama,

Disebabkan oleh perbedaan kandungan asam aminonya. Perbedaan species

yang karakteristik telah diketemukan dalam hal ratio dari methionine dengan

cystine.

2.2.6 Jumlah Haemoglobin

Hal ini dinyatakan dengan gram per 100 ml darah (gr%). Pada classis

mammalia, kandungan Hb nya berkisar dari 10-16 gram per 100 cc darah.

Kandungan Hb beberapa species hewan adalah

sebagai berikut :

- Kuda : 11,3 gram/100 cc darah

- Sapi : 12,03 gram/100 cc darah

- Kambing : 10,9 gram/100 cc darah

- Kucing : 10,49 gram/100 cc darah

- Biri-biri : 11,18 gram/100 cc darah

- Kelinci : 11,9 gram/100 cc darah

- Ayam jantan : 13,5 gram/100 cc darah

- Ayam betina : 9,8 gram/100 cc darah

- Merpati : 15,34 gram/100 cc darah

10

Page 10: BAB II pembahasan

- Manusia laki : 16,92 gram/100 cc darah

- Manusia perm : 15,53 gram/100 cc darah

- Kalkun : 10,5 gram/100 cc darah

J umlah Hb dalam darah dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain umur,

jenis kelamin/sex, musim, kebiasaan hidup species hewannya, dan penyakit.

Kandungan Hb darah bisa ditentukan dengan memakai alat

hemoglobinometer/hemometer. Dalam perhitungan itu karena jumlah absolute

dari Hb dinyatakan dengan 100% dan skala dari alat-alat berbeda, hasilnya akan

bervariasi dengan sangat besar, maka disarankan agar semua nilai Hb dinyatakan

dalam gram/100 cc dan semua hemoglobinometer dibakukan dengan methode

yang sama. Mammalia normal mengandung Hb sekitar 13-15 gram/100 ml.

2.2.7 Oxy Haemoglobin dan Lainnya

Pada waktu erythrocyte lewat dalam kapiler-kapiler pulmonalis, Hb akan

berikatan/ berkombinasi dengan O2 membentuk Oxy-Hb yang selanjutnya dalam

jaringan akan melepaskan O2 nya itu dan kembali menjadi Hb. Hubungan antara

Hb dan O2 bisa dinyatakan dengan persamaan sederhana sebagai berikut :

Hb + O2 Þ Hb O2 (bila jenuh dengan oxygen)

Satu gram Hb mengandung kira-kira 1,34 cc oxygen. Oxy-Hb darah

arterial berwarna merah terang, sedangkan Hb terreduksi dan darah vena berwarna

merah keunguan (merah pekat).

Hb. mempunyai kemampuan untuk mengikat tidak hanya O2 tetapi juga

gas lain, seperti CO. Hasil ikatan dengan CO adalah Carboxyhaemoglobin.

Affinitas Hb. terhadap CO 200 x lebih besar daripada affinitas Hb terhadap O2,

karena itu bila dalam udara pernafasan ada CO, maka CO akan mendesak O2 dan

berikatan dengan Hb. CO itu terikat pada Fe dari haeme dan dengan cara yang

sama seperti O2, tetapi ikatan itu lebih kuat, sehingga Hb sukar melepaskan CO.

11

Page 11: BAB II pembahasan

CO selain mengakibatkan Hb tidak dapat mengangkut O2, juga mengganggu

pembebasan O2 pada jaringan tubuh. Karena itu CO adalah gas yang sangat

beracun. Bila hewan mengisap udara yang mengandung 0,1% CO timbul akibat

yang hebat dalam waktu 30-60 menit karena 20% daripada Hb sudah berubah

menjadi HbCO. Therapi dijalankan dengan memberi O2 dengan tekanan, sehingga

partial O2 dalam darah meningkat dan dapat mendesak CO dari HbCO.

HbCO +O2 ↔ HbO2 + CO.

Peningkatan tekanan CO2 juga dapat menyebabkan reaksi berjalan ke kanan,

karena CO2 ini juga akan merangsang pusat pernafasan.

Methaemoglobin dikenal pula sebagai ferrihaemoglobin, derivat Hb yang

terbentuk oleh oxidasi zat besi ferro menjadi ion ferri. Jadi methaemoglobin

adalah oxida Hb sejati, sedang Oxy-Hb adalah derivat oxygenasi. Met-Hb atau

ferri-Hb tak dapat bersenyawa dengan O2 secara ferro-Hb, karena itu sebagai

pigment respirasi dalam darah tak ada gunanya. Dalam peredaran darah sejumlah

kecil met-Hb selalu terbentuk, tetapi sistem reduksi dalam erythrocyte mencegah

akumulasi yang berkelebihan. Setelah pemakaian obat-obatan tertentu, seperti

nitrit, aminophenol, acetanilid, sulfonamid, dll., met-Hb dapat bertambah banyak

dalam sirkulasi darah.

Haemato-porphyrin adalah Hb yang tidak mengandung unsur Fe dan

terbentuk bila Hb dicampur dengan asam anorganis kuat. Haematoporphyrin ini

secara kimiawi berdekatan dengan pigment empedu bilirubin.

Pigment mioglobin terutama dijumpai pada otot-otot yang menunjukkan

aktivitas lambat. Jumlahnya meningkat sesuai dengan umur dan aktivitas otot

tersebut. Pigment ini adalah haemo-globin yang sebenarnya, disusun oleh haeme

dan globin. Haeme dari myoglobin identik dengan haeme dari hemoglobin darah,

tetapi globinnya yang berbeda. Mioglobin bertindak memberi O2 pada organ yang

berkontraksi dan bertindak sebagai penyimpanan O2 pada otot daging. Sapi yang

dilepas di padangan mempunyai kandungan myoglobin yang lebih merah daripada

babi peliharaan.

12

Page 12: BAB II pembahasan

2.2.8 Butir darah putih (Leucocyte)

Leucocyte jauh lebih sedikit jumlahnya daripada erythrocyte. Beberapa

klassifikasi butir darah putih telah diajukan, tetapi perbedaannya terutama sekali

adalah dalam hal nomenklaturnya. Klassifikasi sebagai berikut ini adalah

klassifikasi leucocyte untuk kebanyakan darah mammalia.

lymphocyte

Agranulocyte

monocyte

Leucocyte

neutrophile : netral

Granulocyte eosinophile : asam

basohile : basa

Lymphocyte : terdapat relatif dalam jumlah cukup banyak dalam darah

kebanyakan species hewan piara dan ternak. Dibentuk dalam jaringan lymphoid

(nodus lymphaticus, limpa, dll). Lymphocyte menghasilkan antikorpora dan

mengikat toxin, mereka tidak mempunyai kemampuan untuk mengadakan

phagocytosis. Mereka mempunyai gerakan amoeboid.

Monocyte : disebut sebagai sel transisional dan merupakan leucocyte

mononuclear yang besar. Terdapat dalam darah dalam jumlah yang terbatas. Sel

ini besar dan mempunyai nucleus tunggal. Mempunyai pergerakan yang baik, dan

aktif mengadakan phagocytosis. Asalnya dari sel-sel SRE (Sistem Reticulo

Endothelial).

Neutrofil

Dari leucocyte granulair, neutrofil terdapat paling banyak dalam darah

manusia dan kebanyakan hewan. Mempunyai granula dalam cytoplasmanya yang

bisa diwarnai dengan pengecatan yang bersifat neutral. Intinya mempunyai lobi

atau segment. Sel yang mempunyai inti yang sederhana dianggap masih muda,

13

Page 13: BAB II pembahasan

sedangkan sel yang mempunyai inti polymorph lebih tua umurnya. Terdapat

hubungan antara keadaan patologis tertentu dengan derajat aktivitas pembentukan

granulocyte. Neutrophil mampu mengadakan pergerakan amoeboid, aktif

memphagocytosis dan menunjukkan peningkatan jumlah yang cepat dalam

keadaan infeksi bakteri. Sel ini juga disebut sebagai first line of defense (garis

pertahanan pertama). Terbentuk dalam sumsum tulang.

Eosinophil : merupakan sel yang besar dan mengandung granula (merah pada cat

Giemsa) dalam cytoplasmanya; yang bisa dicat dengan pewarnaan yang bersifat

asam dan intinya bergelambir dua polymorph . Jumlahnya dalam darah normal

kebanyakan hewan sedikit dan meningkat pada kasus alergi akut, infeksi parasit,

bakteri, ragi, dan Ag-Ab. Sel ini mengandung histaminase dan dapat melepaskan

serotonin,serta mempunyai sifat non-phagocytosis. Dibuat dalam sumsum tulang.

Basophil mempunyai granula cytoplasma yang bisa dicat dengan pewarnaan yang

bersifat alkalis (warna biru keunguan). Terdapat dalam darah normal dalam

jumlah yang sedikit, mempunyai sedikit atau tidak daya phagocytosis.

Mempunyai fungsi terhadap reaksi hipersensitifitas (alergi), metabolisme lemak,

mempunyai reseptor IgE dan IgG, mengandung heparin, histamin, asam hialuron,

kondroitin, dan serotonin. Dibuat dalam sumsum tulang.

2.2.9 Umur leucocyte

Mengukur umur leucocyte tidak semudah mengukur umur erythrocyte.

Darah mengantarkan leucocyte ke tempatnya beraksi yang extravasculair. Berapa

lama sel-sel ini hidup dalam jaringan sukar ditentukan. Lymphocyte mempunyai

kemampuan membentuk macrophage (histiocyte) yang tetap dan sel plasma. Sel-

sel ini mencaplok zat-zat antigen dan membentuk antigen-globulin.

Sel leukosit Life span (umur)Neutrofil 5 hariEosinofil 3 - 5 hariBasofil -Limfosit 1 - 4 hari atau sampai 29

14

Page 14: BAB II pembahasan

bulanmonosit

2.2.10 Jumlah Leucocyte

Leucocyte dihitung per mm3 darah. Jumlah leucocyte dari beberapa

species hewan bisa dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Species Jumlah per mm3 lymphocyt mono Neutro Eosino

basophil

% % % % %

Kuda 10300 38 4 54 4 1

Sapi 7900 64 10 21 5 1

Anjing 13600 25 8 57 10 1

Biri-biri 7440 48 6 42 4 1

Kambing 8940 48 5 45 1,5 1

Kelinci 8910 63 1 31 2 2

Manusia 5500 23 7 67 3 1

Jumlah leucocyte tergantung pada variasi fisiologis dan pathologis.

Peningkatan jumlah leucocyte (secara pathologis) disebut leucocytosis sedangkan

penurunan jumlahnya disebut leucopenia. Pada equine influenza terjadi

leucocytosis yang didominasi oleh neutrocytosis. Kolera babi (Hog Cholera)

disertai dengan leucopenia. Pada penyakit virus yang menyerang kucing yang

dikenal sebagai panleucopenia terjadi penurunan jumlah semua elemen cellulair

darah, tetapi penurunan jumlah yang terbesar terjadi pada leucocyte.

Leucocytosis yang fisiologis bisa disebabkan karena waktu, hari, makanan,

latihan, epinephrine (adrenaline), anesthesia ether dan kondisi stress lainnya.

Setelah latihan bisa terjadi neutrophilia. Biasanya epinephrine menyebabkan

meningkatnya lymphocyte, neutrophil dan eosinopenia.

2.2.11 Thrombocyte

Thrombocyte merupakan keping-keping kecil yang tidak berwarna dan

berbentuk bulat atau seperti batang dengan diameter hanya 2-4 micron, tetapi pada

15

Page 15: BAB II pembahasan

ayam 3-5 micron dengan panjang 7-10 micron dengan sebuah nucleus bulat di

tengahnya. Thrombocyte dibuat dalam hati, limpa dan sumsum tulang ketika

masih foetus. Pada mammalia dewasa sumsum tulang adalah tempat utama

pembuatan thrombocyte. Thrombocyte berasal dari pembelahan cytoplasma sel

raksasa (mega-karyocyte) yang terdapat dalam sumsum tulang. Telah diketahui

bahwa beberapa mammalia domestik mempunyai thrombocyte dalam darahnya

sejumlah 450.000 - 150.000 per mm3 darah. Jumlahnya pada ayam biasanya

berkisar dari 25.000 - 40.000/mm3. Kelihatannya terdapat variasi antara hewan

muda dengan hewan dewasa pada beberapa species hewan. Domba dan sapi yang

masih muda mempunyai lebih banyak thrombocyte daripada yang dewasa,

sedangkan anjing muda mempunyai lebih sedikit. Thrombocyte pada babi

biasanya berjumlah 350.000 + 150.000. Babi muda mempunyai lebih sedikit

daripada babi tua. Umur thrombocyte relatif pendek, diperkirakan lamanya hidup

dalam sirkulasi darah 8 - 11 hari. Thrombocyte mempunyai beberapa fungsi

dalam tubuh hewan. Fungsi utamanya adalah mencegah terjadinya haemorrhagia

bila terjadi perlukaan. Selama proses koagulasi darah thrombocyte menjadi sangat

aktif dan dapat menghasilkan enzyme thrombokinase (thromboplastin) yang

sangat berguna dalam proses koagulasi darah tersebut. Pada keadaan

thrombocytopenia jumlah thrombocyte akan menurun, terjadi gangguan koagulasi

darah, sehingga perdarahan akan berlangsung sangat lama. Jadi thrombocyte

penting dalam haemostasis dan thrombosis (penggumpalan darah dalam pembuluh

darah).

2.2.12 Protein Plasma

Protein ٠plasma diidentifikasi sebagai : albumin, globulin dan fibrinogen.

Globulin dibeda-kan lagi atas : alpha, beta dan gamma globulin; gamma globulin

mengandung paling banyak aktivitas anticorpora, sebagai faktor restitusi tubuh

terhadap serangan kuman penyakit. Serum ayam yang sedang bertelur

mengandung 5,40 gram protein per 100 ml serum, sedangkan yang tidak bertelur

16

Page 16: BAB II pembahasan

atau pejantan mengandung lebih sedikit (3,6 g/100 ml) dan pada anak ayam lebih

sedikit lagi.

Albumin, fibrinogen dan kebanyakan globulin dibentuk dalam hati, hanya

gamma globin dibentuk dalam limfonodi (kelenjar getah bening) dan sel-sel SRE

lainnya dalam lien (limpa) dan sumsum tulang. Sinthesis protein plasma ini akan

sangat berkurang pada kerusakan hati yang keras atau pada keadaan defisiensi

protein pada makanan dalam jangka waktu yang lama.

Hal ini akan mengurangi kandungan fibrinogen yang mengakibatkan

bertambah lamanya waktu penggumpalan darah. Protein plasma membantu

mempertahankan tekanan osmose koloid darah. Kapasitas menarik air dari darah

tergantung pada konsentrasi protein plasma. Keadaan hypoproteinanemia

biasanya menyebabkan oedema. Albumin membentuk larutan kolloid dan

menimbulkan tekanan kolloid osmosis, sehingga dengan adanya tekanan ini

menarik air ke dalam kapiler darah. Juga albumin berfungsi menentang desakan

oleh aksi jantung. Fibrinogen berfungsi dalam koagulasi darah.

2.2.13 Koagulasi Darah

Kemampuan darah untuk mengadakan koagulasi bila darah itu keluar dari

pembuluh darah sangat penting artinya. Nilai fisiologis koagulasi itu karena

penggumpalan darah itu dapat menyumbat pembuluh darah yang luka, sehingga

menghentikan haemorrhagia (bagian dari haemostasis).

Koagulasi penting bagi penyembuhan luka, kegagalannya tampak pada

beberapa penyakit haemorrhagia, sedang excess-nya pada thrombosis. Darah cair

itu makin lama makin kental seperti agar-agar, lalu lebih padat dan kemudian

mengkerut karena terbentuk anyaman fibrin. Anyaman itu terbentuk pada

gumpalan darah, sehingga ada cairan jernih keluar yang disebut sebagai serum

darah. Fibrin terbentuk dari fibrinogen di bawah pengaruh thrombine yang berasal

dari prothrombine, sedang prothrombine adalah substansi inaktif dalam plasma

darah yang dibuat dalam hepar.

17

Page 17: BAB II pembahasan

Anyaman fibrin pada interseksi diperkuat oleh thrombocyte, yang

membantu membuat koagulum (gumpalan) kuat dan elastis. Koagulum yang

terbentuk tanpa thrombocyte tidak mengkerut. Erythrocyte terperangkap dalam

rongga-rongga jaringan fibrin. Demikian juga leucocyte, tetapi kaena aktivitas

amoeboidnya dapat keluar ke dalam serum. Pembentukan prothrombin

memerlukan Vit.K.

Perubahan prothrombin menjadi thrombin dipengaruhi oleh Ca, enzyme

thromokinase/thromboplastin yang terbentuk dari jaringan yang rusak atau dari

thrombocyte yang pecah karena bergesekan dengan permukaan yang kasar.

Sebenarnya ion Ca saja dapat mengubah protrombin menjadi thrombin tetapi hal

ini tidak bisa berlangsung karena protrombin berkaitan dengan anti-prothrombin,

sehingga karena itulah diperlukan thrombokinase untuk merusak ikatan

prothrombin dengan antiprothrombin itu.

2.2.14 Zalir Synovialis

Zalir synovialis adalah zalir yang terkandung dalam rongga sendi. Jumlah

zalir yang diperoleh dari sebuah sendi bervariasi dari 20-50 ml. Cairan itu jernih,

berwarna seperti jerami dan kental lengket. Kandungan protein 1% terdiri

terutama atas albumin, selain globulin dan mucin. Fibrinogen tak ada. Cairan

synovialis merupakan dialysat plasma darah.

Mucin diperkirakan dibentuk oleh sel-sel jaringan ikat sekeliling sendi.

Mucin bekerja sebagai pelumas dan membantu mengatur pertukaran air dan

bahan-bahan lain antara darah dan rongga sendi. Jadi fungsi zalir synovialis

adalah untuk melumasi (lubrikasi) permukaan persendian dan memberi makanan

pada cartilago articularis.Viskositas zalir ini sebagian besar ditentukan oleh

adanya asam hialuronat (hyaluronic acid) yang selanjutnya membentuk mucin.

Viskositas zalir synovialis meningkat dengan meningkatnya konsentrasi asam

hialuronat.

18