bab ii pembahasan
TRANSCRIPT
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 CAIRAN TUBUH
Cairan tubuh adalah cairan yang ada dalam tubuh beserta unsur yang ada
di dalamnya, air merupakan komponen yang paling besar presentasenya sehingga
sangat diperlukan untuk fungsi sel yang disebut dengan ZALIR TUBUH. Zalir ini
sebagian ada di dalam (intra selular) dan sebagian di luar (ekstra seluler). Air
menyusun ⅔ masa tubuh hewan. Kandungan tubuh hewan bervariasi dan
dipengaruhi oleh umur dan jumlah lemak dalam jaringan. Kandungan hewan
dewasa sekitar 71-73% dari berat badan. Zalir ini didapat dengan cara mengukur
dangan menggunakan deuterium oksida, tritium oksida dan antupyrine.
Zalir extracellulair atau zalir interstisial dapat diukur dengan banyaknya
zat yang dilarutkan dalam tubuh, telah dipublikasikan dapat disimpulkan bahwa
kira-kira 1/3 dari zalir tubuh total adalah zalir extracellulair (17-30% berat badan),
zalir ini merupakan medium tempat sel hidup. Sel menerima garam, makanan
serta oksigen dan melepaskan semua hasil buangan ke dalam zalir itu juga. Plasma
darah merupakan 5% dari berat badan dan merupakan sistem transport yang
melayani semua sel melalui medium zalir extracelluair. Plasma darah dan zalir
intertisial (15% dari berat badan) merupakan zalir extracellulair.
Zalir interstisial terdiri atas zalir jaringan dan lymphe (getah bening).
Sekitar 40-50% dari berat badan merupakan zalir intracellulair, letaknya di dalam
sel dan mengandung elektrolit serta sebagian besar kalium dan fosfat, dan bahan
makanan seperti glukosa dan asam amino. Kerja enzim dalam sel adalah konstan,
memecah dan membangun kembali sebagaimana dalam semua metabolisme untuk
mempertahankan keseimbangan (homeostasis). Zalir interstisial mengandung
elektrolit serta sebagian besar natrium.
2
Di samping itu, 60% berat badan tubuh manusia merupakan komponen
berupa cairan, dimana 40% nya merupakan cairan intrasel, sedangkan 20% nya
merupakan cairan ekstrasel. Cairan ekstrasel terdiri dari cairan yang terdapat
dalam pembuluh yang disebut cairan intravaskuler dan cairan antar sel yang
berada di luar pambuluh yang disebut cairan interstitial. Cairan intravascular yang
disebut juga darah, terdiri dari cairan darah yang disebut plasma darah dan sel-sel
darah.
Secara umum fungsi cairan tubuh adalah untuk mengatur suhu tubuh,
memperlembab kulit dan paru-paru, mengangkut sari makanan dan sisa
metabolisme, memperlancar gerakan pada otot dan sendi, serta melindungi tubuh
dari serangan penyakit.
2.2 DARAH
Darah merupakan jaringan cair yang terdiri atas plasma darah (zalir tubuh
intersellulair, 55%) dan di dalamnya terdapat sel-sel darah (unsur padat, 45%).
Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan 1/12 berat badan. Dalam
keadaan sehat/normal volume darah tetap dan sampai batas tertentu diatur oleh
tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan jaringan. Darah mempunyai berbagai
fungsi, yang terpenting di antaranya adalah :
1. Sebagai bagian dari sistem transport dalam tubuh.
a. Mengantarkan zat-zat makanan dan bahan kimia dari saluran pencernaan
ke jaringan tubuh yang memerlukannya, agar fungsi normalnya dapat
dijalankan.
b. Mengantarkan oxigen dari paru-paru ke jaringan tubuh.
c. Mengangkut keluar hasil-hasil buangan metabolisme (metabolit) dan CO2
dari jaringan ke organ-organ exkresi.
d. Mengangkut hasil sekresi kelenjar endokrin (hormon) dan enzime dari
organ ke organ
2. Membantu mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh, sehingga kadar air
tubuh tidak terlalu tinggi/rendah.
3
3. Membantu mempertahankan temperatur tubuh, karena darah mempunyai
panas spesifik yang tinggi.
4. Mengatur konsentrasi ion hydrogen dalam tubuh (keseimbangan asam dan
basa).
5. Membantu pertahanan tubuh terhadap mikro-organisme, terutama oleh
leucocyte (butir darah putih).
Semua jaringan memerlukan persediaan darah yang memadai yang
tergantung pada tekanan darah arteri normal yang dipertahankan. Otak sangat
memerlukan persediaan darah yang cukup dan teratur, bila tidak menerima darah
selama lebih dari 3-4 menit, akan terjadi perubahan yang tak dapat pulih kembali
dan beberapa sel otak akan mati. Kebanyakan fungsi darah itu diarahkan ke
penyelenggaraan lingkungan internal atau matrix zalir yang tetap dan ini disebut
sebagai homeostasis.
Selain itu, Warna merah dari darah disebabkan oleh erythrocyte dan bukan karena plasma darahnya, plasma darah tersebut berwarna kuning sampai tidak berwarna. Warna kuning plasma terutama disebabkan karena adanya pigment bilirubin, walaupun carotene juga ikut berpengaruh. Warna itu tergantung pada jumlah plasma darah yang diperiksa dan tergantung pada spesies hewannya. Pada hewan kucing, anjing, dan domba, plasma darahnya tidak berwarna atau sedikit berwarna kuning, walaupun plasma yang diperiksa dalam jumlah yang banyak.
Pada sapi dan terutama sekali pada kuda plasmanya berwarna lebih pekat. Ramsay (1945) mendapatkan bahwa konsentrasi bilirubin pada kuda rata-rata 1,57 mg per 100 cc plasma. Puasa menyebabkan meningkatnya level bilirubin plasma, kemudian menurun kembali bila kuda tersebut diberi makan.Volume butir darah lebih kecil daripada volume plasma. Hal ini dinyatakan dengan rata-rata persentase volume butir darah dalam darah dari beberapa hewan yaitu sebagai berikut:Kuda : 33, Sapi : 32, biri-biri : 31, kambing : 28, babi : 39%. Kalau tubuh mengalami perlukaan maka darah akan keluar. Darah tersebut kemudian akan menggumpal. Sesudah menggumpal maka terjadi pengkerutan. Karena terjadi pengkerutan itu maka darah seakan-akan diperas, sehingga keluarlah cairan yang berwarna jernih.
Cairan ini disebut serum darah. Jadi dapat ditetapkan bahwa serum itu adalah cairan dari darah setelah penggumpalan (koagulasi) sedang plasma adalah zalir darah sebelum terjadi penggumpalan darah. Plasma darah bisa diperoleh dengan menambah zat anti penggumpalan darah (anti- koagulans) pada darah.
4
Karena butir-butir darah lebih berat daripada plasmanya maka lama kelamaan butir-butir darah akan mengendap di bawah dan di bagian atasnya terdapatlah plasma darah. Dengan mengadakan centrifugasi (dengan memakai alat centrifuge) plasma darah bisa diperoleh lebih cepat lagi.
Hubungan antara volume sel darah dengan plasmanya bisa ditentukan dengan memper-gunakan tabung hematokrit, yaitu tabung kecil (mikrokapiler) dengan skala dan dapat dicentri
fuge (dipusingkan). Darah dimasukkan ke dalam kapiler itu dan bila didiamkan 1 jam maka bagian tabung paling bawah akan berwarna merah tua yang menunjukkan adanya endapan erytrocyte, kemudian di atasnya ada bagian yang berwarna merah muda (leucocyte) dan paling atas sekali adalah plasma darah yang warnanya jernih
2.2.1 Komponen Darah
1. Sel darah merah (Eritrosit)
Eritrosit merupakan sel yang terdapat dalam darah dengan bentuk bikonkaf
yang berwarna merah kekuningan serta bersifat elastis dan lunak. Eritrosit yang
terdapat dalam pembuluh darah tidak memiliki inti sel. Salah satu kandungan
eritrosit yang sangat penting hemoglobin, hemoglobin inilah yang menyebabkan
darah berwana merah. Jika eritrosit banyak mengikat oksigen maka warnanya
adalah merah terang, jika sedikit maka akan berwarna merah pucat.
Fungsi utama dari eritrosit adalah mengikat oksigen untuk kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh, selain itu eritrosit juga berfungsi mengedarkan
nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh sel-sel lain dalam tubuh. Sel eritrosit rata-rata
berumur 120 hari, dimana sel eritrosit yang sudah tua akan dirombak dalam hati,
kemudian hemoglobin akan diubah menjadibilirubin, yaitu pigmen warna empedu
yang berfungsi dalam proses pencernaan.
5
2. Sel Darah Putih (leukosit)
Sel darah putih terdiri dari enam jenis sel yaitu: neutrofil, eosinofil,
basofil, monosit, limfosit, dan sel plasma. Dari keenam jenis sel tersebut, ada yang
memiliki granula sehingga disebut granulosit, yaitu neutrofil, eosinofil, dan
basofil, sedangkan sel monosit, limfosit dan sel plasma yang tidak memiliki
granula disebut agranulosit.
Pada umumnya sel darah putih ditemukan pada sistem kardiovaskular,
namun pada sel-sel jenis tertentu seperti sel limfosit sebagian besar berkumpul
pada saluran limfe, sedangkan monosit yang telah berkembang menjadi makrofag
dapat ditemukan di cairan interstitial tubuh, hal tersebut karena makrofag
memiliki elastisitas tinggi sehingga mampu masuk sampai celah-celah sel.
Secara umum fungsi sel darah putih adalah untuk membantu pertahanan
tubuh terhadap infreksi. Hal ini dimungkinkan karena sel darah putih mampu
bergerak secara ameboid serta memiliki kemampuan fagositosis. Sel limfosit
memiliki kemampuan untuk menyerang virus atau bakteri yang spesifik yang
disebut antibodi, antibodi ini tetap disimpan selama hidup sehingga apabila
bakteri atau virus yang sama menyerang dapat dengan mudah dikalahkan.
3 Trombosit
Tromosit yang juga dikenal sebagai keeping darah adalah sel yang
berfungsi untuk mengaktifkan mekanisme pembekuan darah. Proses pembekuan
darah sendiri berlangsung dalam 3 tahap:
a. Jaringan yang luka atau keeping darah (trombosit) yang rusak akan
menghasilkan tromboplastin atau (trombokinase) yang merupakan
activator dari protombrin.
b. Adanya trombokinase menyebabkan perubahan protombin menjadi
enzim thrombin yang dibantu dengan ion kalsium dan vitamin K.
6
c. Trombin bekerja sebagai enzim yang mengubah fibrinogen menjadi
fibrin yang berupa benang– benang sehingga mampu menutup luka.
2.2.3 Haemolysis
Haemolysis adalah keadaan keluarnya Hb dari erythrocyte, sehingga Hb
berada bebas dalam plasma atau dalam medium di sekeliling erythrocyte tersebut.
Agar darah merah tetap utuh, maka harus ada dalam lingkungan bertekanan
osmose yang sama dengan plasma darah. Bila tekanan osmose plasma darah lebih
rendah daripada tekanan osmose sel darah merah, terjadilah hemolisis.Terdapat
beberapa cara untuk menimbulkan haemolysis yaitu :
1. Pembekuan dan pencairan darah secara berganti akan menyebabkan
terjadinya haemolysis, karena pecahnya/rusaknya stroma.
2. Penurunan tekanan osmotik plasma.
Hal ini bisa dilakukan dengan menambahkan larutan garam lemah atau air ke
dalam darah. Akibatnya akan terjadi masuknya air ke dalam butir darah secara
osmosis melalui dindingnya yang semi-permeable. Akibatnya erythrocyte
akan menggembung, merenggang membrananya dan akhirnya akan pecah,
sehingga Hb terdapat di luar erythrocyte. Dengan demikian terjadi haemolysis.
Larutan yang menyebabkan terjadinya haemolysis secara osmosis disebut
larutan hypotonis (misalnya larutan NaCl 0-4 %). Larutan yang mengandung
erythrocyte tanpa terjadi perubahan osmotik disebut larutan isotonik (tekanan
sama dengan tekanan dinding eritrosit, misalnya larutan NaCi 0.55 – 0.9 %).
Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi daripada plasma darah
adalah larutan hypertonik (misalnya NaCl 2% dan 3%). Larutan ini akan
menyebabkan terjadinya perembesan keluar cairan dari dalam erythrocyte dan
ini mengakibatkan terjadinya pengerutan (krenasi = crenation) erythrocyte.
Larutan isotonik yang paling banyak digunakan dalam fisiologi dikenal
sebagai larutan larutan NaCl 0,8%. Tetapi penelitian selanjutnya menyatakan
bahwa larutan isotonis pada berbagai species hewan sedikit berbeda. Misalnya
:
Biri-biri : 0,978% NaCl
7
Sapi : 0,933% NaCl
Kambing : 0,955% NaCl
Kuda : 0,927% NaCl
Manusia : 0,927 - 0,945% NaCl
Umumnya NaCl 0,85% hampir bersifat isotonis terhadap plasma darah
mammalia.
3. Pengadukan dan pengocokan darah bisa menyebabkan terjadinya haemolysis.
4. Pemanasan darah sampai lebih dari 50 0 C menyebabkan terjadinya
haemolysis.
5. Zat-zat ini yang bisa menurunkan tekanan permukaan saponin/sabun, garam
empedu) bisa menyebabkan haemolysis. Zat-zat ini barangkali bereaksi
dengan beberapa penyusun membrana erythrocyte. Juga alkohol, ether,
chloroform dan aceton bereaksi seperti itu.
.2.2.4 Hemaglutinasi.
Telah lama diketahui bahwa bila serum darah atau plasma darah seekor
hewan dicampur dengan erythrocyte hewan species lain, aglutinasi erythrocyte
akan terjadi (penggumpalan). Proses ini disebut sebagai hemaglutinasi (hetero-
hemaglutinasi); substansi aktif dari serum/plasma adalah aglutinin, sedang pada
erythrocyte adalah aglutinogen.
Juga didapatkan bahwa aglutinasi erythrocyte bisa terjadi bila serum dan
erythrocyte dari individu-individu species yang sama dicampur. Reaksi ini dikenal
sebagai isohemaglutinasi. Persoalan aglutinasi ini terutama sangat penting artinya
dalam transfusi darah. Aglutinasi erythrocyte pada aliran darah recipient/pasien
akan berakibat fatal. Pada manusia dikenal adanya golongan darah : A, B, AB,
dan O. (berdasarkan atas aglutin dan aglutinogen-nya).
8
2.2.5 Haemoglobin (Hb)
Haemoglobin atau ferrohemoglobin, pigment butir darah merah terjadi dari
bagian pigmen (heme) dan globin yang merupakan protein sederhana (histone).
Warna merah haemoglobin itu disebabkan oleh haeme yang merupakan suatu
senyawa logam dengan adanya atom besi pada pusat molekul porphyrin. Haeme
adalah substansi pigment ferrous-porphyrin dengan formulanya C34H32N4FeOH,
dan membentuk 5% dari pigment Hb. Pigment ini juga dikenal sebagai hematin
atau protohematin, terdapat baik pada pigment hewan atau tumbuh-tumbuhan.
Kombinasi dari haeme dengan globin otot daging akan membentuk
haemoglobin otot daging atau myohaemoglobin (mioglobin).Haemoglobin
terdapat dalam darah semua mammalia dan pada beberapa hewan jauh di bawah
mammalia, tetapi hemoglobin bukanlah senyawa yang identik.
Ada variasi haemoglobin dalam individu (tipe foetus dan dewasa) dan
variasi di antara species. Perbedaannya terletak dalam bagian globin dari molekul
Hb-nya itu, sedangkan haeme tidak berbeda komposisinya baik pada hewan atau
pada tumbuh-tumbuhan. Bukti bahwasanya Hb pada hewan yang berbeda adalah
tidak identik bisa dilihat dari :
a. Crystallography dari Hb tidak sama.
Reichert dan Brown menunjukkan bahwa Hb semua species hewan yang
diselidiki itu bisa dikristalkan, biasanya sebagai oxy-Hb, tetapi gampangnya
dikristalkan, bentuk dan ukuran kristalnya dan faktor lainnya sangat bervaria-
si.
b. Spektra absorbsi dari Hb yang berbeda adalah tidak identik.
Bila cahaya putih enembus/melewati larutan Hb, maka panjang gelombang
cahaya tertentu akan diabsorpsi. Spektrum yang timbul disebut spektrum
absorbsi dan daerah absorbsinya dikenal sebagai pita absorbsi. Hal ini bisa
diketahui dengan memeriksanya memakai spectroscope. Bila cahaya putih
diperiksa spektroscopis suatu seri warna akan didapatkan yaitu : merah,
oranye, hijau, biru, violet, dan indigo (nila). Bila cahaya atau sinar matahari
diperiksa garis vertikal yang hitam dijumpai pada tempat tertentu dari
9
spektrumnya itu. Ini dikenal sebagai Fraunhofer" dan dinyatakan dengan A, B,
C, D, dan seterusnya. Pita absorbsi dengan ukuran, keadaan dan posisi
tertentu dihasilkan oleh larutan haemoglobin dan derivatnya dengan
konsentrasi tertentu. Oleh karena itu pemeriksaan spektroscopis berguna untuk
mengidentifikasi pigment tersebut dalam larutan.. Larutan Oxy-Hb akan
memperlihatkan 2 pita absorbsi di antara garis D dan E, pita yang di kiri lebih
sempit daripada yang di kanan. Sedangkan Carboxy-Hb menunjukkan 2 pita
absorbsi yang sama posisi dan ukurannya dengan pita absorbsi dari oxy-Hb,
tetapi bila ditambah dengan zat pereduksi (amonium sulfida) pita absorbsinya
bisa dibedakan, hanya ada 1 pita yang mulai di kiri garis D sampai mendekati
garis E pada oxy-Hb, sedang pada karboxi-Hb tetap 2 pita..
c. Komposisi kimia dari bagian globin tidak sama,
Disebabkan oleh perbedaan kandungan asam aminonya. Perbedaan species
yang karakteristik telah diketemukan dalam hal ratio dari methionine dengan
cystine.
2.2.6 Jumlah Haemoglobin
Hal ini dinyatakan dengan gram per 100 ml darah (gr%). Pada classis
mammalia, kandungan Hb nya berkisar dari 10-16 gram per 100 cc darah.
Kandungan Hb beberapa species hewan adalah
sebagai berikut :
- Kuda : 11,3 gram/100 cc darah
- Sapi : 12,03 gram/100 cc darah
- Kambing : 10,9 gram/100 cc darah
- Kucing : 10,49 gram/100 cc darah
- Biri-biri : 11,18 gram/100 cc darah
- Kelinci : 11,9 gram/100 cc darah
- Ayam jantan : 13,5 gram/100 cc darah
- Ayam betina : 9,8 gram/100 cc darah
- Merpati : 15,34 gram/100 cc darah
10
- Manusia laki : 16,92 gram/100 cc darah
- Manusia perm : 15,53 gram/100 cc darah
- Kalkun : 10,5 gram/100 cc darah
J umlah Hb dalam darah dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain umur,
jenis kelamin/sex, musim, kebiasaan hidup species hewannya, dan penyakit.
Kandungan Hb darah bisa ditentukan dengan memakai alat
hemoglobinometer/hemometer. Dalam perhitungan itu karena jumlah absolute
dari Hb dinyatakan dengan 100% dan skala dari alat-alat berbeda, hasilnya akan
bervariasi dengan sangat besar, maka disarankan agar semua nilai Hb dinyatakan
dalam gram/100 cc dan semua hemoglobinometer dibakukan dengan methode
yang sama. Mammalia normal mengandung Hb sekitar 13-15 gram/100 ml.
2.2.7 Oxy Haemoglobin dan Lainnya
Pada waktu erythrocyte lewat dalam kapiler-kapiler pulmonalis, Hb akan
berikatan/ berkombinasi dengan O2 membentuk Oxy-Hb yang selanjutnya dalam
jaringan akan melepaskan O2 nya itu dan kembali menjadi Hb. Hubungan antara
Hb dan O2 bisa dinyatakan dengan persamaan sederhana sebagai berikut :
Hb + O2 Þ Hb O2 (bila jenuh dengan oxygen)
Satu gram Hb mengandung kira-kira 1,34 cc oxygen. Oxy-Hb darah
arterial berwarna merah terang, sedangkan Hb terreduksi dan darah vena berwarna
merah keunguan (merah pekat).
Hb. mempunyai kemampuan untuk mengikat tidak hanya O2 tetapi juga
gas lain, seperti CO. Hasil ikatan dengan CO adalah Carboxyhaemoglobin.
Affinitas Hb. terhadap CO 200 x lebih besar daripada affinitas Hb terhadap O2,
karena itu bila dalam udara pernafasan ada CO, maka CO akan mendesak O2 dan
berikatan dengan Hb. CO itu terikat pada Fe dari haeme dan dengan cara yang
sama seperti O2, tetapi ikatan itu lebih kuat, sehingga Hb sukar melepaskan CO.
11
CO selain mengakibatkan Hb tidak dapat mengangkut O2, juga mengganggu
pembebasan O2 pada jaringan tubuh. Karena itu CO adalah gas yang sangat
beracun. Bila hewan mengisap udara yang mengandung 0,1% CO timbul akibat
yang hebat dalam waktu 30-60 menit karena 20% daripada Hb sudah berubah
menjadi HbCO. Therapi dijalankan dengan memberi O2 dengan tekanan, sehingga
partial O2 dalam darah meningkat dan dapat mendesak CO dari HbCO.
HbCO +O2 ↔ HbO2 + CO.
Peningkatan tekanan CO2 juga dapat menyebabkan reaksi berjalan ke kanan,
karena CO2 ini juga akan merangsang pusat pernafasan.
Methaemoglobin dikenal pula sebagai ferrihaemoglobin, derivat Hb yang
terbentuk oleh oxidasi zat besi ferro menjadi ion ferri. Jadi methaemoglobin
adalah oxida Hb sejati, sedang Oxy-Hb adalah derivat oxygenasi. Met-Hb atau
ferri-Hb tak dapat bersenyawa dengan O2 secara ferro-Hb, karena itu sebagai
pigment respirasi dalam darah tak ada gunanya. Dalam peredaran darah sejumlah
kecil met-Hb selalu terbentuk, tetapi sistem reduksi dalam erythrocyte mencegah
akumulasi yang berkelebihan. Setelah pemakaian obat-obatan tertentu, seperti
nitrit, aminophenol, acetanilid, sulfonamid, dll., met-Hb dapat bertambah banyak
dalam sirkulasi darah.
Haemato-porphyrin adalah Hb yang tidak mengandung unsur Fe dan
terbentuk bila Hb dicampur dengan asam anorganis kuat. Haematoporphyrin ini
secara kimiawi berdekatan dengan pigment empedu bilirubin.
Pigment mioglobin terutama dijumpai pada otot-otot yang menunjukkan
aktivitas lambat. Jumlahnya meningkat sesuai dengan umur dan aktivitas otot
tersebut. Pigment ini adalah haemo-globin yang sebenarnya, disusun oleh haeme
dan globin. Haeme dari myoglobin identik dengan haeme dari hemoglobin darah,
tetapi globinnya yang berbeda. Mioglobin bertindak memberi O2 pada organ yang
berkontraksi dan bertindak sebagai penyimpanan O2 pada otot daging. Sapi yang
dilepas di padangan mempunyai kandungan myoglobin yang lebih merah daripada
babi peliharaan.
12
2.2.8 Butir darah putih (Leucocyte)
Leucocyte jauh lebih sedikit jumlahnya daripada erythrocyte. Beberapa
klassifikasi butir darah putih telah diajukan, tetapi perbedaannya terutama sekali
adalah dalam hal nomenklaturnya. Klassifikasi sebagai berikut ini adalah
klassifikasi leucocyte untuk kebanyakan darah mammalia.
lymphocyte
Agranulocyte
monocyte
Leucocyte
neutrophile : netral
Granulocyte eosinophile : asam
basohile : basa
Lymphocyte : terdapat relatif dalam jumlah cukup banyak dalam darah
kebanyakan species hewan piara dan ternak. Dibentuk dalam jaringan lymphoid
(nodus lymphaticus, limpa, dll). Lymphocyte menghasilkan antikorpora dan
mengikat toxin, mereka tidak mempunyai kemampuan untuk mengadakan
phagocytosis. Mereka mempunyai gerakan amoeboid.
Monocyte : disebut sebagai sel transisional dan merupakan leucocyte
mononuclear yang besar. Terdapat dalam darah dalam jumlah yang terbatas. Sel
ini besar dan mempunyai nucleus tunggal. Mempunyai pergerakan yang baik, dan
aktif mengadakan phagocytosis. Asalnya dari sel-sel SRE (Sistem Reticulo
Endothelial).
Neutrofil
Dari leucocyte granulair, neutrofil terdapat paling banyak dalam darah
manusia dan kebanyakan hewan. Mempunyai granula dalam cytoplasmanya yang
bisa diwarnai dengan pengecatan yang bersifat neutral. Intinya mempunyai lobi
atau segment. Sel yang mempunyai inti yang sederhana dianggap masih muda,
13
sedangkan sel yang mempunyai inti polymorph lebih tua umurnya. Terdapat
hubungan antara keadaan patologis tertentu dengan derajat aktivitas pembentukan
granulocyte. Neutrophil mampu mengadakan pergerakan amoeboid, aktif
memphagocytosis dan menunjukkan peningkatan jumlah yang cepat dalam
keadaan infeksi bakteri. Sel ini juga disebut sebagai first line of defense (garis
pertahanan pertama). Terbentuk dalam sumsum tulang.
Eosinophil : merupakan sel yang besar dan mengandung granula (merah pada cat
Giemsa) dalam cytoplasmanya; yang bisa dicat dengan pewarnaan yang bersifat
asam dan intinya bergelambir dua polymorph . Jumlahnya dalam darah normal
kebanyakan hewan sedikit dan meningkat pada kasus alergi akut, infeksi parasit,
bakteri, ragi, dan Ag-Ab. Sel ini mengandung histaminase dan dapat melepaskan
serotonin,serta mempunyai sifat non-phagocytosis. Dibuat dalam sumsum tulang.
Basophil mempunyai granula cytoplasma yang bisa dicat dengan pewarnaan yang
bersifat alkalis (warna biru keunguan). Terdapat dalam darah normal dalam
jumlah yang sedikit, mempunyai sedikit atau tidak daya phagocytosis.
Mempunyai fungsi terhadap reaksi hipersensitifitas (alergi), metabolisme lemak,
mempunyai reseptor IgE dan IgG, mengandung heparin, histamin, asam hialuron,
kondroitin, dan serotonin. Dibuat dalam sumsum tulang.
2.2.9 Umur leucocyte
Mengukur umur leucocyte tidak semudah mengukur umur erythrocyte.
Darah mengantarkan leucocyte ke tempatnya beraksi yang extravasculair. Berapa
lama sel-sel ini hidup dalam jaringan sukar ditentukan. Lymphocyte mempunyai
kemampuan membentuk macrophage (histiocyte) yang tetap dan sel plasma. Sel-
sel ini mencaplok zat-zat antigen dan membentuk antigen-globulin.
Sel leukosit Life span (umur)Neutrofil 5 hariEosinofil 3 - 5 hariBasofil -Limfosit 1 - 4 hari atau sampai 29
14
bulanmonosit
2.2.10 Jumlah Leucocyte
Leucocyte dihitung per mm3 darah. Jumlah leucocyte dari beberapa
species hewan bisa dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Species Jumlah per mm3 lymphocyt mono Neutro Eosino
basophil
% % % % %
Kuda 10300 38 4 54 4 1
Sapi 7900 64 10 21 5 1
Anjing 13600 25 8 57 10 1
Biri-biri 7440 48 6 42 4 1
Kambing 8940 48 5 45 1,5 1
Kelinci 8910 63 1 31 2 2
Manusia 5500 23 7 67 3 1
Jumlah leucocyte tergantung pada variasi fisiologis dan pathologis.
Peningkatan jumlah leucocyte (secara pathologis) disebut leucocytosis sedangkan
penurunan jumlahnya disebut leucopenia. Pada equine influenza terjadi
leucocytosis yang didominasi oleh neutrocytosis. Kolera babi (Hog Cholera)
disertai dengan leucopenia. Pada penyakit virus yang menyerang kucing yang
dikenal sebagai panleucopenia terjadi penurunan jumlah semua elemen cellulair
darah, tetapi penurunan jumlah yang terbesar terjadi pada leucocyte.
Leucocytosis yang fisiologis bisa disebabkan karena waktu, hari, makanan,
latihan, epinephrine (adrenaline), anesthesia ether dan kondisi stress lainnya.
Setelah latihan bisa terjadi neutrophilia. Biasanya epinephrine menyebabkan
meningkatnya lymphocyte, neutrophil dan eosinopenia.
2.2.11 Thrombocyte
Thrombocyte merupakan keping-keping kecil yang tidak berwarna dan
berbentuk bulat atau seperti batang dengan diameter hanya 2-4 micron, tetapi pada
15
ayam 3-5 micron dengan panjang 7-10 micron dengan sebuah nucleus bulat di
tengahnya. Thrombocyte dibuat dalam hati, limpa dan sumsum tulang ketika
masih foetus. Pada mammalia dewasa sumsum tulang adalah tempat utama
pembuatan thrombocyte. Thrombocyte berasal dari pembelahan cytoplasma sel
raksasa (mega-karyocyte) yang terdapat dalam sumsum tulang. Telah diketahui
bahwa beberapa mammalia domestik mempunyai thrombocyte dalam darahnya
sejumlah 450.000 - 150.000 per mm3 darah. Jumlahnya pada ayam biasanya
berkisar dari 25.000 - 40.000/mm3. Kelihatannya terdapat variasi antara hewan
muda dengan hewan dewasa pada beberapa species hewan. Domba dan sapi yang
masih muda mempunyai lebih banyak thrombocyte daripada yang dewasa,
sedangkan anjing muda mempunyai lebih sedikit. Thrombocyte pada babi
biasanya berjumlah 350.000 + 150.000. Babi muda mempunyai lebih sedikit
daripada babi tua. Umur thrombocyte relatif pendek, diperkirakan lamanya hidup
dalam sirkulasi darah 8 - 11 hari. Thrombocyte mempunyai beberapa fungsi
dalam tubuh hewan. Fungsi utamanya adalah mencegah terjadinya haemorrhagia
bila terjadi perlukaan. Selama proses koagulasi darah thrombocyte menjadi sangat
aktif dan dapat menghasilkan enzyme thrombokinase (thromboplastin) yang
sangat berguna dalam proses koagulasi darah tersebut. Pada keadaan
thrombocytopenia jumlah thrombocyte akan menurun, terjadi gangguan koagulasi
darah, sehingga perdarahan akan berlangsung sangat lama. Jadi thrombocyte
penting dalam haemostasis dan thrombosis (penggumpalan darah dalam pembuluh
darah).
2.2.12 Protein Plasma
Protein ٠plasma diidentifikasi sebagai : albumin, globulin dan fibrinogen.
Globulin dibeda-kan lagi atas : alpha, beta dan gamma globulin; gamma globulin
mengandung paling banyak aktivitas anticorpora, sebagai faktor restitusi tubuh
terhadap serangan kuman penyakit. Serum ayam yang sedang bertelur
mengandung 5,40 gram protein per 100 ml serum, sedangkan yang tidak bertelur
16
atau pejantan mengandung lebih sedikit (3,6 g/100 ml) dan pada anak ayam lebih
sedikit lagi.
Albumin, fibrinogen dan kebanyakan globulin dibentuk dalam hati, hanya
gamma globin dibentuk dalam limfonodi (kelenjar getah bening) dan sel-sel SRE
lainnya dalam lien (limpa) dan sumsum tulang. Sinthesis protein plasma ini akan
sangat berkurang pada kerusakan hati yang keras atau pada keadaan defisiensi
protein pada makanan dalam jangka waktu yang lama.
Hal ini akan mengurangi kandungan fibrinogen yang mengakibatkan
bertambah lamanya waktu penggumpalan darah. Protein plasma membantu
mempertahankan tekanan osmose koloid darah. Kapasitas menarik air dari darah
tergantung pada konsentrasi protein plasma. Keadaan hypoproteinanemia
biasanya menyebabkan oedema. Albumin membentuk larutan kolloid dan
menimbulkan tekanan kolloid osmosis, sehingga dengan adanya tekanan ini
menarik air ke dalam kapiler darah. Juga albumin berfungsi menentang desakan
oleh aksi jantung. Fibrinogen berfungsi dalam koagulasi darah.
2.2.13 Koagulasi Darah
Kemampuan darah untuk mengadakan koagulasi bila darah itu keluar dari
pembuluh darah sangat penting artinya. Nilai fisiologis koagulasi itu karena
penggumpalan darah itu dapat menyumbat pembuluh darah yang luka, sehingga
menghentikan haemorrhagia (bagian dari haemostasis).
Koagulasi penting bagi penyembuhan luka, kegagalannya tampak pada
beberapa penyakit haemorrhagia, sedang excess-nya pada thrombosis. Darah cair
itu makin lama makin kental seperti agar-agar, lalu lebih padat dan kemudian
mengkerut karena terbentuk anyaman fibrin. Anyaman itu terbentuk pada
gumpalan darah, sehingga ada cairan jernih keluar yang disebut sebagai serum
darah. Fibrin terbentuk dari fibrinogen di bawah pengaruh thrombine yang berasal
dari prothrombine, sedang prothrombine adalah substansi inaktif dalam plasma
darah yang dibuat dalam hepar.
17
Anyaman fibrin pada interseksi diperkuat oleh thrombocyte, yang
membantu membuat koagulum (gumpalan) kuat dan elastis. Koagulum yang
terbentuk tanpa thrombocyte tidak mengkerut. Erythrocyte terperangkap dalam
rongga-rongga jaringan fibrin. Demikian juga leucocyte, tetapi kaena aktivitas
amoeboidnya dapat keluar ke dalam serum. Pembentukan prothrombin
memerlukan Vit.K.
Perubahan prothrombin menjadi thrombin dipengaruhi oleh Ca, enzyme
thromokinase/thromboplastin yang terbentuk dari jaringan yang rusak atau dari
thrombocyte yang pecah karena bergesekan dengan permukaan yang kasar.
Sebenarnya ion Ca saja dapat mengubah protrombin menjadi thrombin tetapi hal
ini tidak bisa berlangsung karena protrombin berkaitan dengan anti-prothrombin,
sehingga karena itulah diperlukan thrombokinase untuk merusak ikatan
prothrombin dengan antiprothrombin itu.
2.2.14 Zalir Synovialis
Zalir synovialis adalah zalir yang terkandung dalam rongga sendi. Jumlah
zalir yang diperoleh dari sebuah sendi bervariasi dari 20-50 ml. Cairan itu jernih,
berwarna seperti jerami dan kental lengket. Kandungan protein 1% terdiri
terutama atas albumin, selain globulin dan mucin. Fibrinogen tak ada. Cairan
synovialis merupakan dialysat plasma darah.
Mucin diperkirakan dibentuk oleh sel-sel jaringan ikat sekeliling sendi.
Mucin bekerja sebagai pelumas dan membantu mengatur pertukaran air dan
bahan-bahan lain antara darah dan rongga sendi. Jadi fungsi zalir synovialis
adalah untuk melumasi (lubrikasi) permukaan persendian dan memberi makanan
pada cartilago articularis.Viskositas zalir ini sebagian besar ditentukan oleh
adanya asam hialuronat (hyaluronic acid) yang selanjutnya membentuk mucin.
Viskositas zalir synovialis meningkat dengan meningkatnya konsentrasi asam
hialuronat.
18