bab ii pembahasan a. bentuk dan asal-usul cerita rakyat di ... · a. bentuk dan asal-usul cerita...
TRANSCRIPT
33
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bentuk dan Asal-usul Cerita Rakyat di Dusun Dalungan
1. Bentuk Cerita Rakyat di Dusun Dalungan
Cerita rakyat memiliki bentuk-bentuk antara lain: mite, legenda, dan
dongeng. Untuk mengetahui bentuk cerita rakyat di Dusun Dalungan, maka perlu
dijelaskan dari ketiga bentuk tersebut.
Mite memiliki ciri cerita yang dianggap benar-benar terjadi dan kemudian
disakrallkan oleh pendukungnya, mengandung tokoh-tokoh dewa atau setengah
dewa, tempat terjadinya di tempat lain jauh dari masa purba. Legenda ditokohi
manusia, walaupun ada kalanya mempunyai sifat-sifat luar biasa dan seringkali
juga dibantu makhluk-makhluk gaib. Tempat terjadinya adalah di dunia seperti
yang kita kenal kini, karena waktunya belum terlalu lampau. Dongeng adalah
cerita yang dianggap tidak benar-benar terjadi dan tidak terikat oleh ketentuan
tentang pelaku atau tokoh, waktu, dan tempat suci.
Berdasarkan ciri-ciri yang diuraikan diatas, maka cerita rakyat di Dusun
Dalungan berbentuk legenda karena ditokohi oleh manusia yang mempunyai sifat
luar biasa yaitu Kyai Joko Dolog yang menjelma sebagai batu yang dipercaya
telah membuat taraf hidup masyarakat Dusun Dalungan meningkat.
Legenda merupakan dongeng berisi tentang manusia yang memiliki sifat
luar biasa yang dihubungkan dengan cerita asal mula terjadinya suatu tempat atau
wilayah. Hal tersebut sejalan dengan cerita Kyai Joko Dolog di Dusun Dalungan
yang menjadi sejarah asal mula terbentuknya Dusun Dalungan. Didalam cerita
34
Kyai Joko Dolog tersebut terkandung cerita yang luar biasa dan menandakan
kesaktian.
Cerita rakyat dalam upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan
Desa Macanan Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar merupakan
folklor sebagian lisan. Folklor sebagian lisan karena terdapat cerita rakyat yang
penyampaiannya dilakukan secara lisan dari mulut ke mulut. Sedangkan upacara
tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan dikatakan folklore bukan lisan,
karena dalam upacara tersebut disertai dengan serangkaian perbuatan yang
berbentuk upacara tradisional. Upacara tradisional bersih dusun di Dusun
Dalungan Desa Macanan Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar
merupakan upacara tradisi masyarakat Dusun Dalungan yang diadakan setiap satu
tahun sekali.
Tujuan diadakannya upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan
Desa Macanan Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar adalah sebagai
sarana untuk memohon kepada Allah SWT agar warga Dusun Dalungan diberi
kesejahteraan, keselamatan, ketentraman, serta terhindar dari marabahaya. Dengan
kata lain, upacara tradisional bersih dusun bertujuan untuk sedekah bumi sebagai
ungkapan rasa syukur warga kepada Allah SWT.
Perayaan upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan Desa
Macanan Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar diadakan atas dasar
kesepakatan warga Dusun Dalungan. Dahulu upacara tradisional bersih dusun ini
diadakan pada hari Jumat Legi di bulan Ruwah, untuk saat ini upacara tradisional
bersih dusun tetap diadakan pada hari Jumat Legi namun bulannya disesuaikan
35
dengan musim panen. Karena upacara tradisional ini merupakan bentuk rasa
syukur terhadap Allah SWT karena telah memberikan hasil panen yang melimpah.
2. Asal-usul cerita rakyat di Dusun Dalungan
Cerita Rakyat Kyai Joko Dolog di Dusun Dalungan merupakan cerita lisan
yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Dusun Dalungan secara turun-
temurun. Cerita Rakyat Kyai Joko Dolog dipercaya oleh masyarakat Dusun
Dalungan berkembang dari mulut ke mulut dan diwariskan dari generasi ke
generasi berikutnya dan dianggap dan diyakini kebenarannya oleh masyarakat
Dusun Dalungan.
Asal mula cerita rakyat di Dusun Dalungan terjadi ketika dusun tersebut
didatangi oleh dua orang yang sangat sakti yaitu Kyai Joko Dolog dan saudaranya.
Mereka tinggal berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah yang lain, di dalam
perjalanan mereka selalu memakai baju dan celana warna hitam dengan ikat
kadhung melati di kepalanya serta memikul galungan (kendi berisi air) sehingga
jika mereka merasa haus dalam perjalanan mereka dapat meminum air yang
dibawanya tersebut. Kyai Joko Dolog dan sahabatnya tinggal sementara waktu di
daerah itu karena bingung mengapa daerah tersebut sangat tandus padahal daerah
lainnya sangat subur. Kabar kedatangannya segera terdengar oleh penduduk
daerah tersebut yang hanya beberapa orang. Salah satu dari mereka yaitu Kyai
Joko Dolog melakukan semedi di daerah tersebut di suatu tempat yang luas,
orang-orang mengetahui bahwa Kyai Joko Dolog sedang bersemedi. Namun
ketika pagi hari, penduduk setempat kaget serta kebingungan karena ada batu
berbentuk yoni dan bentuk yang menyerupai rupa Kyai Joko Dolog. Padahal
36
tempat tersebut merupakan tempat bersemedi Kyai Joko Dolog. Munculnya batu
tersebut bersamaan dengan menghilangnya Kyai Joko Dolog. Salah satu dari
penduduk daerah tersebut pun bersemedi karena ingin mengetahui kebenaran dari
batu tersebut, lalu ia didatangi oleh sesosok lelaki memakai baju dan celana warna
hitam dengan ikat kadhung melati di kepalanya. Ia mengatakan bahwa dirinyalah
Joko Dolog penguasa dan penjaga daerah tersebut. Ia juga berpesan jika penduduk
ingin daerah tersebut menjadi subur dan sejahtera berilah nama dusun tersebut
menjadi Dusun Galungan maka daerah tersebut akan subur dan kaya akan air
seperti galungan yang selalu ia bawa. Penduduk pun memberi nama daerah itu
dengan nama Dusun Galungan dan mempercayai kesaktian dari batu yang
dipercaya sebagai jelmaan Kyai Joko Dolog. Lambat laun dusun tersebut berubah
nama dengan sendirinya menjadi Dalungan karena ucapan dari mulut ke mulut
sehingga mengalami perubahan huruf di depannya. Mulai saat itu masyarakat
Dusun Dalungan sangat mempercayai bahwa Kyai Joko Dolog merupakan
penguasa dan penjaga Dusun Dalungan tersebut, sehingga penduduk Dusun
Dalungan memberikan persembahan rasa terima kasih mereka atas kesuburan dan
kesejahteraan di Dusun Dalungan dengan mengadakan bersih dusun yang
mementaskan seni Tayub yang dianggap kegemaran Kyai Joko Dolog.
Dahulu Dusun Dalungan merupakan wilayah yang masih sepi hanya ada
sekitar 5 rumah di wilayah itu karena wilayahnya sangat gersang dan tandus hal
tersebut menyebabkan warganya miskin karena selalu gagal ketika bertani.
Hingga suatu saat dusun mereka di datangi oleh 2 orang yang diketahui bernama
Joko Dolog dan seorang saudaranya mereka berniat untuk beristirahat di wilayah
tersebut. Mereka datang dengan membawa galungan (tempat yang berguna
37
sebagai wadah air) yang dipikul. Mereka beristirahat di bawah pohon besar dan
mengambil air dari dalam galungan tersebut. Beberapa orang melihat keberadaan
Jaka Dolog di bawah pohon besar itu, namun keesokan harinya mereka tidak lagi
melihat keberadaan Jaka Dolog dan saudaranya. Sejak hilangnya jejak Joko Dolog
dan saudaranya, muncul sebuah batu tepat di tempat Joko Dolog dan saudaranya
beristirahat. Kemudian wilayah yang semula tandus dan gersang itu berubah
menjadi wilayah yang subur membuat warga di dusun itu menjadi makmur dan
sejahtera. Mereka mempercayai kesuburan dan kemakmuran yang mereka dapati
berkat patung yang dipercaya sebagai jelmaan Joko Dolog, karena hal itu mereka
memberi nama wilayah dusun tersebut dengan nama Dusun Galungan, tetapi
karena hal ini telah terjadi sangat lama dari mulut ke mulut yang semula dinamai
dusun Galungan berubah menjadi Dalungan. Hingga saat ini batu yang dianggap
sebagai jelmaan Joko Dolog masih berdiri rapi di tempatnya tidak pernah berubah
sedikitpun. Warga Dusun Dalungan memberi nama batu itu Kyai Joko Dolog
karena mitosnya kemunculan batu tersebut. Batu penjelmaan Joko Dolog itu
sangat dihormati oleh warga dusun, hingga mereka melakukan upacara bersih
dusun di hari Jumat Legi di bulan Ruwah yang kini telah disepakati oleh warga
dusun diubah menjadi setelah musim panen sebagai rasa terima kasih warga dusun
atas kesejahteraan di wilayah mereka (Bapak Sadiyo wawancara tanggal 28 Juni
2015).
Kyai Joko Dolog merupakan seorang pengembara yang berasal dari daerah
timur ketika ia dan saudaranya melewati Dusun Dalungan dan beristirahat di
bawah pohon besar yang berada di Dusun Dalungan. Beberapa warga dusun
tersebut mengetahui kedatangan pengembara tersebut dan melihat ia sedang
38
beristirahat di bawah pohon besar, tetapi keesokan harinya warga dusun tidak lagi
melihat orang yang kemarin beristirahat di bawah pohon besar, justru mereka
menemukan sebuah batu yang sudah berbentuk tepat di bawah pohon besar yang
menjadi tempat berisitirahatnya pengembara itu. Sejak saat itu warga dusun
mempercayai bahwa pengembara itu merupakan orang sakti dan batu tersebut
adalah rumah/tempat tinggal Kyai Joko Dolog yang hingga saat ini di yakini
sebagai makhluk halus penunggu batu dan Dusun Dalungan. Batu itu sangat di
jaga dan hormati karena kesaktiannya. Warga Dusun Dalungan dan sekitarnya
percaya bahwa air yang menetes dari batu tersebut bisa menyembuhkan segala
penyakit (Ibu Rutmini wawancara tanggal 2 agustus 2015).
Bapak Marjo seorang juru kunci batu penjelmaan Kyai Joko Dolog
menceritakan bahwa Kyai Joko Dolog merupakan dhanyang Dusun Dalungan. Ia
dan seorang saudaranya sedang melakukan perjalanan ketika melewati Dusun
Dalungan mereka beristirahat sejenak di bawah pohon rindang sambil melihat
keadaan dusun tersebut yang sangat gersang dan warganya miskin, berbeda
dengan daerah lainnya yang mereka lewati. Kemudian Kyai Joko Dolog
melakukan semedi karena merasa iba dengan keadaan dusun tersebut. Hingga
suatu hari Kyai Joko Dolog tidak ditemukan lagi di tempat semedinya, yang ada
hanyalah batu berbentuk Yoni yang diyakini adalah jelmaan dari Kyai Joko Dolog
yang memberi pertolongan kepada warga dusun tersebut. Untuk mengetahui
kebenaran batu tersebut lambat laun warga dusun meminta seseorang yang tak
lain adalah ayah dari pak Marjo untuk melakukan semedi mencari tahu tentang
kebenaran batu tersebut, kemudian sosok yang mengaku sebagai Kyai Joko Dolog
datang dan mengatakan bahwa ia adalah penguasa dusun tersebut yang
39
menjadikannya subur, makmur dan sejahtera. Apabila warga dusun ingin agar
dusunnya subur, makmur dan sejahtera mereka harus mengadakan ritual bersih
dusun lengkap dengan sesaji dan pertunjukan tayub di hari Jumat Legi di bulan
Ruwah juga memberi nama dusun tersebut menjadi Dusun Galungan. Setiap hari
Jumat Legi warga Dusun Dalungan juga harus memberikan sesaji kepada Kyai
Joko Dolog.
Bapak Merto Samiyun seorang sesepuh dusun bercerita bahwa ia bertemu
langsung dengan Kyai Joko Dolog di dalam mimpi. Kyai Joko Dolog dan
saudaranya melewati dusun yang sangat tandus mereka beristirahat sebentar
hingga esok hari, tetapi saat pagi hari warga tidak menemukan Kyai Joko Dolog
di sana yang ada hanya batu berbentuk yoni dengan lubang air ditengahnya.
Hingga saat itu masyarakat Dusun Dalungan meyakini bahwa batu tersebut
adalah jelmaan Kyai Joko Dolog yang memberikan pertolongan kepada wilayah
itu agar subur dan sejahtera. Kemudian saudara Kyai Joko Dolog juga menjadi
penunggu di sebelah selatan Dusun Dalungan maka dari itu warga Dusun
Dalungan dilarang untuk menikah dengan warga dusun Jagatakan, jika ada yang
melanggar 2 dusun tersebut pasti akan terkena musibah (Bapak Merto Samiyun
wawancara tanggal 26 juli 2015).
3. Makna Cerita Rakyat di Dusun Dalungan
Dalam setiap cerita rakyat terkandung makna atau nilai-nilai luhur yang
sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Salah satunya cerita rakyat di Dusun
Dalungan yaitu cerita rakyat Kyai Joko Dolog yang mengadung makna atau nilai-
nilai luhur bagi masyarakat Dusun Dalungan sebagai pemiliknya juga masyarakat
40
sekitar yang mempercayai cerita rakyat Kyai Joko Dolog tersebut. Makna atau
nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita rakyat Kyai Joko Dolog ini diharapkan
membawa dampak positif bagi perilaku masyarakat yang bersangkutan. Makna
yang terkandung di dalam cerita rakyat Kyai Joko Dolog, antara lain.
a. Bersyukur didalam kehidupan
Hidup terkadang sulit tetapi terkadang juga mudah, namun apapun
yang kita alami baik ketika kita sedang berada di bawah ataupun di atas sudah
seharusnya kita selalu bersyukur dengan apa yang telah kita dapati dan
rasakan saat ini. Hal tersebut diajarkan juga di dalam kisah cerita rakyat Kyai
Joko Dolog dalam kisahnya ia memberi syarat kepada warga Dusun
Dalungan apabila ingin dusun mereka sejahtera mereka harus melakukan
upacara tradisional bersih dusun karena upacara tradisional bersih dusun
merupakan wujud syukur kepada Allah SWT yang telah membuat kehidupan
mereka menjadi sejahtera melalui Kyai Joko Dolog.
b. Menyampaikan dan menjaga amanat yang diberikan
Amanat merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dijaga dan
disampaikan, hal tersebut tersirat dalam cerita rakyat Kyai Joko Dolog yaitu
Kyai Joko Dolog memberikan amanat kepada warga Dusun Dalungan agar
selalu melaksanakan upacara tradisional agar dusun mereka aman dan
sejahtera. Hal tersebut dibuktikan oleh warga Dusun Dalungan yang selalu
melaksanakan upacara tradisional bersih dusun.
c. Dilarang menikah dengan saudara yang masih sedarah.
Hal tersebut seperti yang telah diajarkan oleh Kyai Joko Dolog di
dalam kisahnya yang tersirat, bahwa ia dan saudaranya melakukan semedi
41
namun ketika Kyai Joko Dolog menjelma menjadi sebuah batu lalu
saudaranya tersebut berpindah ke Dusun Jagatakan dan disana ia menjadi
dhanyang penguasa dusun tersebut. Karena kepercayaan dari dua dusun itu
munculah satu kepercayaan lagi bahwa warga antara Dusun Dalungan dan
Dusun Jagatakan dilarang untuk menikah karena dipercaya masih saudara.
Apabila ada yang melanggar akan terkena bencana di dalam kehidupannya.
Hal ini sejalan dengan aturan agama apabila dua orang saudara dilarang untuk
menikah karena masih satu darah.
4. Fungsi Cerita Rakyat di Dusun Dalungan
Pada dasarnya cerita rakyat mampu mempengaruhi masyarakatnya
terhadap pembentukan tata nilai yang berupa sikap dan perilaku. Cerita rakyat
merupakan salah satu bentuk cerita yang hidup di dalam masyarakat, sehingga
memiliki fungsi tertentu bagi masyarakat pendukungnya. Adapun fungsi-fungsi
cerita rakyat Kyai Joko Dolog adalah sebagai berikut.
a. Menghibur
Cerita rakyat Kyai Joko Dolog merupakan salah satu bentuk karya
sastra lisan, sehingga memiliki unsur yang sama dengan karya sastra, yaitu
dapat memberikan hiburan. Cerita rakyat Kyai Joko Dolog masih eksis di
Dusun Dalungan, para orang tua masih sering menggunakan cerita tersebut
sebagai dongeng untuk anak cucu mereka. Mendengarkan cerita dari orang tua
ataupun nenek dan kakek merupakan suatu hiburan bagi anak-anak. Tidak
hanya anak-anak saja yang mendapatkan hiburan, siapa saja yang
mendengarkan pasti akan merasa terhibur.
42
b. Mendidik
Di dalam Cerita rakyat Kyai Joko Dolog mengandung nilai-nilai
pendidikan, antara lain.
1) Nilai religius
Tujuan pelaksanaannya upacara tradisional bersih dusun di
Dusun Dalungan yaitu sebagai sedekah bumi dan media bentuk rasa
syukur warga Dusun Dalungan atas limpahan karunia Allah SWT.
Dalam pelaksanaan upacara tradisional tersebut selalu diawali oleh
doa-doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT.
2) Pentingnya rasa peduli terhadap keadaan lingkungan
Manusia hidup di dunia ini haruslah mempunyai rasa peduli
terhadap lingkungan baik lingkungan yang ia tinggali maupun ia
datangi. Karena jika kita peduli terhadap lingkungan sekitar kita itu
berarti kita peduli terhadap sesama makhluk ciptaan Allah SWT. Hal
tersebutlah yang diajarkan oleh Kyai Joko Dolog di dalam ceritanya.
Bahwa hidup itu harus mempunyai rasa peduli, ia dan saudaranya
berhenti ketika sampai di sebuah dusun tandus yang sangat berbeda
dengan daerah lain di sekitarnya. Kemudian ia melakukan semedi dan
ritual agar dusun tersebut menjadi sejahtera.
3) Pentingnya rela berkorban demi kepentingan bersama
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai segelintir
orang hanya memikirkan kepentingannya sendiri tanpa memikirkan
kepentingan orang lain. CRKJD mengajarkan bahwa kita di dalam
kehidupan sehari-hari tidak boleh hanya memikirkan kepentingan
43
sendiri, tetapi sudah sebaiknya selalu mengutamakan juga kepentingan
bersama. Seperti kisahnya Kyai Joko Dolog melakukan semedi untuk
membuat daerah dusun tersebut sejahtera. Ia melakukan semedi dan
menjelma menjadi sebuah batu untuk kepentingan daerah yang baru
saja ia datangi.
4) Pentingnya menghormati antar sesama makhluk ciptaan Allah
SWT
Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu memerlukan
orang lain di dalam menjalankan kehidupannya. Tidak mungkin
seorang manusia melakukan segalanya sendiri, pasti memerlukan
bantuan orang lain. Pelaksanaan upacara tradisional bersih dusun di
Dusun Dalungan membutuhkan tenaga kerja agar tercipta suasana
yang kondusif. Selain antar sesama juga terdapat makhluk kasat mata
yang ada dalam kehidupan manusia. Mereka bisa saja mengganggu
apabila manusia mengusik kehidupan mereka. Namun mereka juga
bisa ramah apabila manusia menghormati keberadaannya, yaitu dengan
cara tidak mengusik kehidupan mereka. Dalam upacara tradisional
bersih dusun ini, warga Dusun Dalungan menghormati keberadaan
mereka dengan memberi sesaji dengan tujuan mereka dapat membantu
kelancaran pelaksanaan upacara tradisional bersih dusun tersebut.
5) Pentingnya mentaati peraturan agama dan adat
Dalam kehidupan bermasyarakat sudah seharusnya kita
mentaati aturan agama yang kita percaya dan adat tempat dimana kita
tinggal. Hal tersebut seperti yang telah diajarkan oleh Kyai Joko Dolog
44
di dalam kisahnya, bahwa ia dan saudaranya melakukan semedi namun
ketika Kyai Joko Dolog menjelma menjadi sebuah batu lalu
saudaranya tersebut berpindah ke Dusun Jagatakan dan disana ia
menjadi dhanyang penguasa dusun tersebut. Karena kepercayaan dari
dua dusun itu munculah satu kepercayaan lagi bahwa warga antara
Dusun Dalungan dan Dusun Jagatakan dilarang untuk menikah karena
dipercaya masih saudara. Apabila ada yang melanggar akan terkena
bencana di dalam kehidupannya. Hal ini sejalan dengan aturan agama
apabila dua orang saudara dilarang untuk menikah karena masih satu
darah.
Dalam cerita Kyai Joko Dolog juga disebutkan bahwa Kyai
Joko Dolog menggunakan baju dan celana warna hitam juga
mengenakan ikat kadhung melati di kepalanya, hal tersebut
menjadikan sebuah kepercayaan di Dusun Dalungan bahwa tidak ada
yang boleh mengenakan ikat kadhung melati di wilayah Dusun
Dalungan, apabila ada yang melanggar akan terkena musibah untuk
dirinya sendiri.
c. Mewariskan
Cerita rakyat berfungsi mewariskan tradisi masyarakat. Cerita rakyat
Kyai Joko Dolog di Dusun Dalungan Desa Macanan Kecamatan Kebakkramat
Kabupaten Karanganyar dari generasi ke generasi secara turun-temurun
diwariskan oleh masyarakat Dusun Dalungan. Contoh bahwa cerita rakyat
menjaga warisan budaya di Dusun Dalungan ialah masih kentalnya
kepercayaan warga dusun terhadap kekuatan gaib, cerita dibalik upacara
45
tradisional bersih dusun, mitos-mitos yang ada dan lain sebagainya. Penduduk
di Dusun Dalungan mayoritas dalam kehidupan beragamanya sangat kuat,
namun mereka bisa membedakan antara tradisi, budaya, dan agama. Warga
Dusun Dalungan memandang bahwa tradisi merupakan suatu ritual sebagai
warisan budaya turun-temurun yang dapat diingat oleh anak-cucu tetapi tidak
sampai membuat mereka melupakan keagungan Allah SWT yang mempunyai
kekuasaan tertinggi di seluruh alam semesta ini.
d. Jati diri
Cerita rakyat Kyai Joko Dolog merupakan jati diri masyarakat Dusun
Dalungan karena adanya cerita rakyat Kyai Joko Dolog masyarakat Dusun
Dalungan terbentuk menjadi masyarakat yang percaya akan kesakralan
pundhen yang dipercaya sebagai jelmaan Kyai Joko Dolog. Kepercayaan
masyarakat mengenai hal-hal mistis berkaitan dengan cerita rakyat Kyai Joko
Dolog membuat masyarakat Dusun Dalungan berbeda dengan masyarakat
yang lain. Hal inilah yang menjadi ciri khas masyakat Dusun Dalungan.
Meskipun mereka sudah beragama, namun mereka tetap masih percaya pada
hal-hal mistis yang berkaitan dengan kepercayaan nenek moyang (animisme
dan dinamisme).
B. Ritual Upacara Tradisional Bersih Dusun
1. Prosesi Upacara Tradisional Bersih Dusun
Bangsa Indonesia sejak jaman pra-sejarah sudah mengenal kebudayaan
yang diantaranya juga menghasilkan alat-alat untuk upacara. Hal tersebut
menunjukan bahwa mereka juga sudah mengenal kepercayaan. Seperti daerah
46
lain, masyarakat Jawajuga sudah mempunyai sistem kepercayaan yang intinya
adalah pemujaan kepada roh nenek moyang. Adanya pemujaan kepada roh nenek
moyang dan kepercayaan pada benda serta kekuatan sakti lainnya menimbulkan
budaya baru pada masyarakat Jawayaitu melaksanakan ritual upacara tradisional.
Upacara adat tradisional memiliki pengertian yaitu upacara yang pada dasarnya
disebarkan secara lisan dan diwariskan secara turun temurun yang masih
dijalankan masyarakat, yang pewarisannya secara lisan. Upacara ini mempunyai
tujuan untuk menggalang rasa kesetiakawanan dan kesatuan serta alat
memperkuat nilai-nilai sosial budaya yang ada dan berlaku dalam masyarakat
(Saiful Bachri, 1994:1).
Upacara tradisional merupakan tingkah laku manusia sebagai ekspresi
adanya kekuatan gaib diluar kekuatan manusia. Kekuatan di luar diri manusia
tumbuh secara irasional sebagai wujud dari adanya keterbatasan manusia dalam
menghadapi tantangan hidup baik yang berasal dari dalam diri manusia maupun
dari alam sekitarnya. Upacara itu sendiri merupakan kelakuan simbolis yang
bermakna untuk mengukuhkan tata rencana alam raya dan diharapkan dapat
mempartisipasikan hidup seluruh umat dalam tata keselamatan (Rachmad
Subagyo dalam Saiful Bachri, 1994:11).
Salah satu bentuk upacara adat tersebut yaitu upacara tradisional bersih
dusun di Dusun Dalungan Desa Macanan Kecamatan Kebakkramat Kabupaten
Karanganyar yang merupakan sebuah peristiwa budaya didalam pelaksanaanya
mengandung aturan, tata tertib dan norma yang berlaku serta dipatuhi dan
dilaksanakan oleh masyarakat pendukungnya. Masyarakat di Dusun Dalungan
sangat mempercayai upacara tradisional bersih dusun sebagai simbol penolak bala
47
dan warga Dusun Dalungan juga mengakui kebenarannya tentang mitos apabila
mereka tidak melaksanakan upacara tradisional bersih dusun tersebut dusun
mereka akan tertimpa bencana ataupun wabah penyakit. Segala hal yang buruk
akan selalu dikaitkan dengan kelalaian masyarakat yang tidak melaksanakan
upacara bersih dusun.
Rangkaian pelaksanaan upacara tradisional bersih dusun di Dusun
Dalungan secara lengkap adalah sebagai berikut.
a. Persiapan Upacara
Setiap kegiatan apapun memerlukan adanya persiapan dengan maksud
agar didalam pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar tanpa
adanya suatu halangan apapun. Demikian pula dengan ritual upacara
tradisional bersih dusun yang diselenggarakan setiap tahunnya di Dusun
Dalungan Desa Macanan Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.
Persiapan sebelum pelaksanaan dimaksudkan agar upacara yang diadakan
tidak mendapat rintangan atau halangan yang membahayakan bagi para pelaku
upacara maupun masyarakat pada umumnya yang ikut menyaksikan ritual
upacara tradisional bersih dusun tersebut.
Berbagai persiapan yang dilakukan oleh warga di Dusun Dalungan
untuk pelaksanaan ritual upacara bersih dusun dilakukan jauh hari sebelum
hari pelaksaan yang telah di tetapkan. Persiapan yang diperlukan sebelum
pelaksanaan meliputi persiapan yang bersifat umum, yang ditanggung secara
gotong royong oleh seluruh warga masyarakat dan persiapan-persiapan yang
bersifat pribadi oleh masing-masing keluarga. Persiapan yang bersifat tersebut
diantaranya adalah.
48
1) Pertemuan warga
Jauh sebelum hari pelaksanaan warga Dusun Dalungan
menyelenggarakan pertemuan yang dihadiri oleh kepala keluarga dari
setiap rumah yang ada di Dusun Dalungan, para sesepuh dan anggota
karangtaruna. Pertemuan tersebut di pimpin oleh bapak kepala dusun dan
dilaksanakan di masjid atau rumah kepala dusun tersebut. Dalam
pertemuan yang biasanya diadakan lebih dari sekali itu membahas
berbagai hal yang berkaitan dengan persiapan ritual upacara bersih dusun.
Hal-hal yang perlu dibicarakan dalam acara pertemuan warga ini adalah
memilih dan mengangkat ketua dan anggota pelaksana, menentukan dan
menetapkan rangkaian kegiatan dan petugasnya, menetapkan anggaran
biaya yang diperlukan dan menetapkan sumber dana.
Gambar 1. Pertemuan warga Sumber: Dokumentasi pribadi
(31 Juli 2015)
Setelah semua masalah tersebut dapat diputuskan dan disepakati
bersama oleh seluruh warga yang mengahadiri pertemuan tersebut, maka
49
pertemuan dianggap selesai. Selanjutnya warga Dusun Dalungan
khususnya para panitia dan para petugas yang telah ditunjuk melaksanakan
tanggung jawab sesuai dengan tugasnya masing-masing agar dalam
pelaksanaan upacara nantinya dapat berjalan dengan lancar.
2) Penarikan Dana
Kegiatan dapat berjalan dengan lancar apabila ditunjang dengan
dana (biaya) yang memadai. Upacara tradisional bersih dusun di Dusun
Dalungan dalam setiap pelaksanaannya juga memerlukan biaya untuk
berbagai hal menyangkut pelaksaan ritual upacara seperti menanggap
penari tayub, gamelan dan para penabuhnya yang tidak dimiliki oleh
warga setempat sehingga harus didatangkan dengan cara menyewa dari
luar. Mereka juga perlu menyewa pengeras suara, lampu, dan segala
sesuatu yang diperlukan. Keseluruhan biaya tersebut ditanggung oleh
masyarakat Dusun Dalungan dan para donator dari luar Dusun Dalungan.
Masyarakat Dusun Dalungan penarikan iuran didasarkan pada
status ekonomi setiap kepala keluarga (KK) yang mayoritas mata
pencaharian warga Dusun Dalungan adalah bertani maka penarikan dana
minimal setiap kepala keluarga ditarik uang iuran sebesar Rp 45.000,00
tetapi banyak warga dusun yang menyumbang lebih dari dana minimal
yang telah ditetapkan.
3) Membersihkan Jalan-Jalan Desa dan Halaman Rumah Masing-Masing
Penduduk Dusun Dalungan.
Warga masyarakat Dusun Dalungan dengan penuh rasa bahagia
menyambut upacara tradisional bersih dusun. Perasaan bahagia tersebut
50
diwujudkan dengan cara membersihkan rumah, sejak jauh hari mereka
mengecat dan memperbaiki rumah agar tampak lebih menarik. Mereka
juga membersihkan selokan dan membersihkan jalan-jalan desa, halaman
rumah masing-masing, tempat-tempat yang dianggap sakral oleh
masyarakat Dusun Dalungan seperti punden, sumur-sumur tua dan
perempatan jalan.
Warga Dusun Dalungan secara bersama-sama membersihkan
lingkungan agar kondisinya tampak terlihat lebih baik dan sehat. Kegiatan
tersebut dilaksanakan pagi hari sebelum dimulai rangkaian puncak upacara
tradisional bersih dusun. Dalam kegiatan tersebut juga disiapkan berbagai
macam sesaji yang diletakkan di tempat-tempat yang dianggap sakral oleh
masyarakat Dusun Dalungan. Sesaji tersebut berupa bunga telon, candu
cina dan kemenyan.
4) Persiapan Perlengkapan dan Petugas.
Pelaksanaan rangkaian upacara tradisional bersih dusun di Dusun
Dalungan banyak persiapan yang harus dilakukan agar seluruh rangkain
upacara dapat berjalan dengan lancar sesuai rencana. Peralatan,
perlengkapan dan kesiapan para petugas adalah hal-hal yang berkaitan
langsung dengan prosesi upacara sehingga lancar tidaknya rangkaian
upacara ditentukan oleh hal-hal tersebut. Maka, peralatan, perlengkapan
dan para petugas harus benar-benar dipersiapkan sebelum hari
pelaksanaan. Berbagai hal yang perlu dipersiapkan untuk menunjang
rangkaian upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan yaitu meja
dan kursi untuk tamu, tikar untuk acara kenduren, piring dan gelas untuk
51
menjamu, lampu penerangan, pengeras suara, gamelan dan penabuhnya,
sinden, penari tayub, berbagai sesaji dan bancakan.
b. Rangkaian Upacara Tradisional Bersih Dusun
Upacara tradisional bersih dusun dilaksanakan oleh masyarakat di
Dusun Dalungan setiap satu tahun sekali pada hari Jum’at Legi setelah musim
panen. Hari pelaksanaan bersih dusun tersebut tidak boleh diubah harus pada
hari Jum’at Legi. Selain itu semua harus direncanakan dengan baik agar hari
pelaksanaan upacara tidak bersamaan dengan kegiatan yang lain seperti hari
besar agama. Hal ini dimaksudkan agar seluruh warga Dusun Dalungan dapat
mengkonsentrasikan diri dalam pelaksanaan upacara tradisional bersih dusun
tersebut.
Upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan pada tahun 2015
diselenggarakan oleh masyarakat setempat pada hari Jum’at Legi tanggal 4
September 2015. Acara ritual upacara tradisional bersih dusun dimulai pada
pukul 16.00 sampai dengan 02.00 dini hari. Rangkaian upacara tradisional
bersih dusun di Dusun Dalungan yaitu.
1) Kenduren
Masyarakat dusn Dalungan mengawali upacara tradisional bersih
dusun dengan acara kenduren (selamatan) yang dilaksanakan pada pukul
16.00 WIB dan bertempat di punden sebagai caos dhahar kepada Kyai
Joko Dolog. Dalam acara kenduren ini seluruh warga masyarakat baik tua
maupun muda berkumpul di area punden namun hanya kepala keluarga
saja yang masuk ke dalam komplek punden ikut melaksanakan prosesi dan
persembahan sesaji kepada Kyai Joko Dolog. Masing-masing keluarga
52
membawa sesaji yang jumlahnya terdapat sebelas jenis termasuk wadah
dan pincuk untuk sesaji, isinya sebagai berikut: Nasi tumpeng putih,
ingkung ayam, ikan bandeng, kerupuk, bakmi, rengginang, jadah, pisang
raja dan ketan merah yang keseluruhan sesaji tersebut di tempatkan dalam
wadah yang terbuat dari gedebok pisang yang dibentuk persegi empat
kemudian diberi daun pisang yang dibentuk seperti pincuk diletakan di
ujung nasi tumpeng.
Setelah masyarakat berkumpul acara kenduren segera dimulai
dengan diawali pembakaran kemenyan, menghisap candu dan penebaran
bunga telon oleh juru kunci dan salah satu sesepuh warga Dusun
Dalungan. Menyan di bakar di sebelah kiri punden dan di sebelah kanan
pohon sawo besar yang tepat berada di samping punden tersebut kemudian
sesepuh Dusun Dalungan menghisap candu beberapa kali sebagai syarat
memulai ritual upacara tradisional bersih dusun agar Kyai Joko Dolog
menerima persembahan dan agar Dusun Dalungan tetap sejahtera
dijauhkan dari hal-hal yang bersifat buruk. Setelah sesepuh dan juru kunci
menghisap candu tembakau, sesepuh Dusun Dalungan memasukan candu
tembakau kedalam lubang punden lalu menebar bunga telon di sekitar
punden tersebut.
Seiring perkembangan zaman dan meningkatnya pengetahuan
masyarakat tentang hukum, saat ini masyarakat Dusun Dalungan
menggunakan candu tembakau bukan candu yang terbuat dari bunga candu
yang bersifat memabukan atau membuat kesadaran penghisapnya
terganggu. Hal tersebut berbeda ketika pada zaman dahulu, masyarakat
53
Dusun Dalungan benar-benar menggunakan candu dari bunga candu pada
saat prosesi upacara tradisional bersih dusun.
Gambar 2. Sesepuh memasukkan tembakau Sumber: Upacara bersih dusun di Dusun Dalungan
(4 september 2015)
Acara kenduren pada rangkaian upacara tradisional bersih dusun di
Dusun Dalungan dilanjutkan dengan pembacaan doa yang menggunakan
bahasa Jawadi campur dengan bahasa arab karena mayoritas warga di
Dusun Dalungan ini memeluk agama islam. Pembacaan doa ini dipimpin
oleh Bapak Jaelani salah satu tokoh masyarakat yang dipanjatkan kepada
Allah SWT dan Kyai Joko Dolog sebagai perantaranya agar Dusun
Dalungan tetap sejahtera, subur dan makmur dijauhkan dari segala hal
yang bersifat tidak baik.
Sesaji yang dibawa oleh warga di Dusun Dalungan setelah selesai
pembacaan doa dibawa keluar punden untuk dimakan bersama-sama. Para
warga biasanya tidak memakan makanan yang mereka bawa karena dalam
acara kenduren ini semua orang boleh memilih makanan orang lain yang
54
dianggap lebih menarik. Banyak warga yang hanya memakan sedikit
makanan yang ia bawa lalu berpindah ke tempat orang lain dan begitu
seterusnya. Suasana seperti itu yang membuat sangat ramai dan
menimbulkan rasa kekeluargaan diantara warga Dusun Dalungan. Setiap
orang di Dusun Dalungan yang membawa sesaji menginginkan agar sesaji
yang dibawanya habis dimakan oleh orang lain karena jika habis
masyarakat Dusun Dalungan sangat mempercayai bahwa itu merupakan
pertanda doanya akan dikabulkan. Kemudian sesaji yang masih tersisa
dibawa pulang oleh masyarakat Dusun Dalungan untuk anggota keluarga
di rumah agar mendapatkan berkah.
Para penari tayub kemudian didaulat oleh warga dusun untuk
menari tiga buah gending yang diwajibkan bersama juru kunci dalam
upacara bersih dusun di Dusun Dalungan ini. Tiga buah gending yang
diwajibkan yaitu gambir sawit, eling-eling dan ladrang wilujeng yang
tariannya dipersembahkan untuk Kyai Joko Dolog. Setelah penari tayub
menarikan tiga buah gending selanjutnya menarikan dua gending bebas
yang biasanya sudah dipersiapkan oleh para pengrawit hingga pukul 18.00
WIB. Setelah itu keadaan punden terlihat sedikit sepi karena para warga
kembali ke rumah masing-masing dan kembali setelah pukul 19.30 WIB
untuk melihat pertunjukan seni tayub hingga pukul 02.00 WIB dini hari.
Pertunjukan seni tayub pada malam hari ini di bedakan dengan
pertunjukan seni tayub pada sore hari karena pertunjukan seni tayub pada
malam hari lebih bersifat untuk hiburan bagi masyarakat Dusun Dalungan
55
dan para tamu juga masyarakat sekitar yang datang dalam acara upacara
tradisional bersih dusun ini.
Gambar 3.Pertunjukan Tayub untuk persembahan. Sumber: Upacara bersih dusun di Dusun Dalungan
(4 September 2015)
1) Pertunjukan Seni Tayub
Acara paling menarik dan ditunggu-tunggu oleh warga di Dusun
Dalungan dan sekitarnya selain sebagai sarana untuk memanjatkan doa
juga sebagai sarana hiburan karena ditampilkannya pertunjukan seni tayub
yaitu tarian rakyat yang tidak mengandung cerita yang diiringi oleh
seperangkat gamelan yang bersifat menghibur penontonnya. Hiburan
semacam ini memang sangat menarik bagi warga di Dusun Dalungan yang
mayoritas bekerja sebagai petani, mereka jarang sekali mendapatkan
hiburan seperti ini maka dari itu warga Dusun Dalungan sangat antusias
sekali melihat pertunjukan seni tayub ini.
56
Masyarakat di Dusun Dalungan sangat mempercayai bahwa
mereka tidak di perkenankan oleh Kyai Joko Dolog untuk menampilkan
hiburan lainnya seperti wayang atau dangdut dalam acara ritual bersih
dusun di Dusun Dalungan ataupun hajat pernikahan di wilayah ini.
Sehingga tidak satu orangpun berani menanggap hiburan lain selain
pertunjukan seni tayub di wilayah Dusun Dalungan. Meskipun demikian
saat ini sudah terjadi beberapa pergeseran, jaman dahulu seluruh warga
Dusun Dalungan tidak ada yang berani mendengarkan wayang walau
hanya melalui radio, tetapi saat ini seiring perkembangan zaman
masyarakat sudah berani medengarkan atau melihat hiburan di wilayah
Dusun Dalungan tetapi secara tidak langsung seperti melalui radio dan
televisi. Namun mereka tetap tidak berani untuk menanggap hiburan lain
kecuali pertunjukan seni tayub dalam ritual upacara tradisional bersih
dusun.
Pertunjukan seni tayub yang dihadirkan setiap upacara tradisional
bersih dusun di Dusun Dalungan selalu di datangkan dari daerah lain
karena di Dusun Dalungan tidak memiliki orang-orang yang dapat menari
tayub. Seperti pada upacara tradisional bersih dusun ini group tari tayub di
datangkan dari Purwodadi namun pengrawitnya didatangkan dari sragen.
Pertunjukan seni tayub yang dilaksanakan pada sore dan malam
hari. Malam hari yaitu pada pukul 20.00 sampai dengan 02.00 dini hari.
Acara ini diawali dengan sambutan ketua panitia, kepala dusun dan kepala
desa setempat. Penonton yang melihat pertunjukan seni tayub ini
mayoritas berjenis kelamin laki-laki. Selain banyak warga Dusun
57
Dalungan yang menonton pertunjukan seni tayub ini banyak penonton
yang datang dari luar daerah Dusun Dalungan baik remaja, dewasa
ataupun orangtua. Meskipun tidak ada aturan secara pasti tentang tata cara
menonton pertunjukan seni tayub ini, tetapi ada semacam kebiasaan yang
di lakukan oleh penonton yaitu pada awal pertunjukan pukul 20.00 hingga
pukul 22.00 sebagian besar penonton adalah golongan tua dan anak-anak.
Sedangkan golongan remaja dan dewasa biasanya akan semakin banyak
berdatangan pada saat menjelang tengah malam hingga acara pertunjukan
seni tayub ini selesai.
Orang yang mendapat kesempatan pertama untuk menari bersama
penari tayub adalah juru kunci, kemudian sesepuh Dusun Dalungan dan
tokoh juga tamu yang dianggap perlu. Dalam hal ini panitia sudah
memberitahu pada penari tayub siapa saja yang mendapat kesempatan
pertama untuk menari bersama mereka. Adapun caranya yaitu penari tayub
mendekati orang yang dimaksud kemudian mengalungkan sampurnya di
pundak orang tersebut. Setelah itu maka orang tersebut berdiri jalan
mengikuti penari tayub kemudian menari bersama hingga satu buah
gending. Setelah selesai satu buah gending orang tersebut keluar dari arena
dan penari tayub mencari orang berikutnya dengan cara yang sama dan
begitu seterunya hingga orang-orang yang ditentukan panitia selesai
menari, maka siapa pengibing selanjutnya diserahkan kepada para penari
tayub untuk memilih orang-orang yang akan mendampinginya menari.
Sebagian besar pengunjung yang mendapat sampur akan senang hati ikut
menikmati gending dan menari bersama penari tayub. Meskipun demikian
58
orang-orang yang menari bersama penari tayub mereka harus memberi
saweran tetapi jumlahnya tidak ditentukan. Saweran biasanya di taruh
pada nampan yang di bawa oleh penari tayub ketika akan mengalungkan
sampur, tetapi ada juga yang memberikan saweran langsung memasukan
ke dalam kemben penari tayub.
2. Fungsi Ritual Upacara Tradisional Bersih Dusun
Cerita rakyat di Dusun Dalungan tergolong dalam folklore sebagian lisan
juga terdapat bentuk upacara sebagai tradisi yang merupakan bagian folkor bukan
lisannya. Ritual upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan memiliki
pengaruh positif sehingga sampai saat ini tradisi tersebut masih dilestarikan oleh
warga Dusun Dalungan. Bangsa Indonesia sejak jaman pra-sejarah sudah
mengenal kebudayaan yang diantaranya juga menghasilkan alat-alat untuk
upacara. Hal itu menunjukan bahwa mereka juga sudah mengenal kepercayaan.
Seperti daerah lain, masyarakat Jawa juga sudah mempunyai sistem kepercayaan
yang intinya adalah pemujaan pada roh nenek moyang. Pemujaan terhadap roh
nenek moyang dan kepercayaan pada benda serta kekuatan sakti lainnya membuat
manusia melalukan upacara. Masuknya agama Hindu, Budha dan kemudian Islam
yang pada akhirnya bercampur dengan kepercayaan asli (Saiful Bachri, 1994:1).
Akulturasi tersebut menimbulkan corak baru dalam berbagai bentuk upacara
tradisional, diantaranya adalah upacara tradisional bersih dusun di Dusun
Dalungan yang rutin dilaksanakan satu tahun sekali pada hari Jumat Legi setelah
musim panen berakhir. Upacara tradisional bersih dusun ini sering mengalami
perubahan-perubahan kecil yang disesuaikan dengan perubahan dan
59
perkembangan zaman, tetapi secara garis besar yang menjadi inti upacara
tradisional besih dusun di Dusun Dalungan ini tetap mengandung maksud dan
tujuan yang sama. Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan ritual
upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan memiliki fungsi sebagai
berikut.
a. Sebagai Alat Untuk Pendidikan
Menurut William R. Boscom, salah satu cerita baik lisan maupun
tulisan adalah sebagai alat untuk mendidik. Cerita di dalam upacara
tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan dalam hal ini juga digunakan
sebagai alat untuk pendidikan oleh masyarakat pendukungnya.Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang mengajak putra dan
putrinya untuk menyaksikan langsung ritual upacara tradisional bersih
dusun di Dusun Dalungan dengan tujuan agar mendapatkan pendidikan
mengenai arti dan makna simbolis tentang perangkat atau alat-alat di
dalam upacara tradisional bersih dusun ini.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, masyarakat yang datang
untuk menyaksikan upacara tradisional bersih dusun mayoritas
menggunakan acara ini untuk memperkenalkan ataupun mendidik kepada
anak mereka dengan cara menceritakan sejarah asal-usul dilaksanakannya
upacara tradisional bersih dusun tersebut. Sehingga putra-putri mereka
dapat mengetahui bagaimana kisah tentang Kyai Joko Dolog maupun
upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan. Apabila dilihat dari
makna upacara bersih dusun ini bagi masyarakat pendukungnya juga
60
terdapat unsur-unsur pendidikan, antara lain pendidikan moral kerohanian
dan budi pekerti.
Unsur pendidikan yang terdapat di dalam upacara tradisional bersih
dusun di Dusun Dalungan berisi agar generasi muda tidak melupakan
kebudayaannya sendiri, karena adanya kebudayaan asing yang masuk ke
dalam budaya bangsa kita, selain itu unsur pendidikan yang terdapat di
dalam upacara tradisional bersih dusun ini adalah pendidikan kerohanian,
menganai cara-cara agar masyarakat melakukan tindakan penyucian batin
dan hati untuk mencapai keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Unsur
pendidikan yang didapat dengan adanya upacara tradisional bersih dusun
di Dusun Dalungan adalah dengan musyawarah untuk menentukan
kesepakatan kapan dan bagaimana pelaksaan upacara tradisional bersih
dusun. Hal tersebut mengajarkan juga membiasakan masyarakat agar
musyawarah menjadi suatu upaya yang dilakukan untuk memecahkan
persoalan atau jalan keluar guna mengambil keputusan bersama dalam
penyelesaian masalah.
b. Sebagai Hiburan
Masyarakat Dusun Dalungan maupun masyarakat sekitarnya
beranggapan bahwa upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan
ini dapat digunakan sebagai sarana untuk menghibur. Masyarakat Dusun
Dalungan dan sekitarnya mengetahui di dalam prosesi upacara tradisional
bersih dusun di Dusun Dalungan terdapat perayaan yang dapat digunakan
untuk sarana hiburan dan kemudian di dalam upacara tradisional bersih
dusun tersebut terkandung pula nilai-nilai kebudayaan yang bersifat
61
menghibur. Hal ini sesuai dengan pendapat James Danandjaya yang
mengatakan bahwa “Upacara Tradisional sebagai salah satu bentuk
kebudayaan yang dipakai sebagai sarana untuk menghibur”(1997:170).
Fungsi dari upacara ini ditunjukan kepada anak-anak yang datang
pada saat prosesi yang bersifat menghibur. Pada saat pelaksanaan ritual
upacara tradisional bersih dusun ini anak-anak merasa senang karena
dibagikan makanan berupa nasi tumpeng (sega bancakan) dari prosesi
ritual tersebut. Bukan hanya anak-anak yang di bagilan nasi tumpeng ini
tetapi semua orang yang menyaksikan ritual upacara tradisional bersih
dusun berlomba-lomba mendapatkan bagian dari sega bancakan setelah
dipersembahkan kepada Kyai Joko Dolog. Dengan adanya upacara
tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan juga mengundang para
pengunjung untuk melakukan upacara religious, sehingga secara tidak
langsung para pengunjung merasa terhibur karena dirinya mendapatkan
harapan-harapan.
c. Sebagai Sarana Gotong Royong
Ritual upacara tradisional bersih dusun ini menumbuhkan
kesadaran di dalam diri masyarakat Dusun Dalungan untuk melakukan
kerja sama ataupun gotong royong. Ini terlihat ketika para ibu sama-sama
membantu untuk memasak makanan yang akan di gunakan untuk
dijadikan sega bancakan ketika melakukan ritual dalam prosesi upacara
bersih dusun tersebut. Sikap seperti ini sudah menjadi ciri khas masyarakat
Dusun Dalungan yang kental akan rasa saling tolong menolong tanpa
pamrih diantara mereka. Selain itu juga terlihat para kaum lelaki bekerja
62
sama membersihkan area di sekitaran punden dan beberapa daerah di
Dusun Dalungan yang akan dijadikan tempat untuk melaksanakan upacara
tradisional bersih dusun ini.
C. Pertunjukan Seni Tayub Dalam Upacara Tradisional Bersih Dusun
1. Tempat Pertunjukan Seni Tayub
Tempat pertunjukan seni tayub yang ditampilkan dalam upacara
tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan yaitu berbentuk arena yang dapat
dinikmati dari berbagai arah. Tayub dipentaskan di depan pohon sawo dan punden
Kyai Joko Dolog yang dianggap sakral dan keramat dengan maksud agar Kyai
Joko Dolog bisa menyaksikan dengan jelas (walaupun kita sebagai manusia tidak
dapat melihat Kyai Joko Dolog dengan kasat mata).
Posisi panggung tempat pertunjukan tayub di bawah ini salah satu contoh
denah arena tayuban pada hari Jumat Legi 4 September 2015.
Gambar 4.Denah arena tayub
Keterangan:
A = Pohon sawo dan punden Kyai Joko Dolog
C A
B
63
B = Tempat pengrawit
C = Arena untuk menari tayub.
Pertunjukan seni tayub ini di tampilkan dalam upacara tradisional bersih
dusun pada sore dan malam hari. Pada sore hari dimulai pada pukul 17.00 hingga
18.00 kemudian pada malam hari pertunjukan seni tayub di mulai pada pukul
20.00 hingga 02.00 dini hari. Pertunjukan seni tayub pada sore hari yaitu
pertunjukan untuk persembahan kepada Kyai Joko Dolog kemudian pertunjukan
pada malam hari merupakan pertunjukan hiburan untuk warga Dusun Dalungan
dan sekitarnya yang sengaja datang untuk melihat pertunjukan seni tayub ini.
2. Tata Rias dan Tata Busana
Tata rias dan tata busana penari tayub dalam acara upacara tradisional
bersih dusun sangat sederhana dan lebih sopan dibanding jaman dahulu yang
hanya memakai kemben dan kain saja yang banyak mengundang hawa nafsu. Tata
rias penari tayub saat ini hanya menggunakan tata rias wajah yang sangat natural
dan tidak mencolok, memakai sanggul dengan aksesoris atau hiasan rambut bunga
melati palsu di sekitar rambut bagian atas kemudian memakai baju kebaya dan
kain jarik. Para penari tayub ini dilarang memakai ikat kadhung melati di
kepalanya dan apabila dilanggar akan berakibat buruk untuk dirinya sendiri.
64
Gambar 5. Tata rias dan busana penari tayub Sumber: Upacara bersih dusun di Dusun Dalungan
(4 September 2015)
Tata rias wajah dan busana saat ini telah mengalami banyak
perkembangan. Jaman dahulu banyak penari yang belum pandai berhias secara
luwes sehingga tata rias wajah terkesan menor, namun saat ini tata rias para penari
sudah modern menggunakan make-up ternama seperti La Tullipe, Make Over dan
Sari Ayu.
3. Fungsi Pertunjukan Seni Tayub
Masyarakat Dusun Dalungan selalu mempertunjukan seni tari Tayub
kedalam rangkaian acara bersih dusun yang biasanya dilaksanakan satu tahun
sekali. Upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan ini tepatnya
dilaksanakan pada hari Jumat Legi dan bulannya disesuaikan dengan musim
65
panen. Pada prosesi upacara tradisional bersih dusun ini selalu menghadirkan
pertunjukan seni tari tayub karena upacara tersebut dianggap berperan penting
dalam kehidupan masyarakat Dusun Dalungan. Pertunjukan seni tari Tayub ini
diselenggarakan sebagai ungkapan rasa syukur dan keselamatan dalam kaitannya
dengan keberhasilan bercocok tanam yang diwujudkan dalam melimpahnya hasil
pertanian penduduk di Dusun Dalungan.
Tayub adalah pertunjukan rakyat yang berwujud tari berpasangan antara
penari wanita dan penari pria. Hal ini sejalan dengan pendapat Soedarsono
(1985:2) Tari ini merupakan ekspresi hubungan romantik antara ledhek dengan
pria (pengibing), masyarakat Jawa yang masih melestarikan kebudayaan pra-
Hindu diperlukan pada pertanian dan perkawinan. Pertunjukan seni tari tayub
pada upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan sangat diharapkan
kehadirannya yang penarinya dipilih oleh warga Dusun Dalungan sendiri. Warga
Dusun Dalungan sangat mempercayai apabila mereka melaksanakan upacara
tradisional bersih dusun tanpa menghadirkan kesenian tari Tayub mereka akan
mengalami kesialan berupa menurunnya hasil panen atau keselamatan warga
dusun yang terancam hingga wabah penyakit yang menyebar di dusun mereka,
sehingga sudah menjadi komitmen warga Dusun Dalungan bahwa mereka tidak
akan menerima kehadiran pertunjukan seni tari lain selain pertunjukan seni tari
tayub. Mereka sangat meyakini penari tayub telah berhasil membawa kehidupan
mereka lebih sejahtera.
Pertunjukan seni tari Tayub selain sebagai bagian dari ritual upacara bersih
dusun, warga di Dusun Dalungan juga mempercayai bahwa seni tari tayub
mempunyai kekuatan yang berkaitan dengan kesuburan perkawinan yaitu
66
dipercaya akan mempengaruhi kesuburan dan kemakmuran hidup kedua
mempelai, sehingga mereka cepat mendapatkan keturunan dan kehidupan yang
sejahtera. Dalam pertunjukan seni tayub dalam acara perkawinan di Dusun
Dalungan biasanya pria pertama yang menari bersama penari tayub adalah
mempelai prianya setelah itu para undangan yang ingin menari bersama penari
tayub pun dipersilahkan.
Pertunjukan seni tari Tayub ini di dalam upacara tradisional bersih dusun
di Dusun Dalungan mempunyai fungsi yang diyakini kebenarannya oleh warga
masyarakat Dusun Dalungan, yaitu fungsinya sebagai berikut:
a. Tayub Sebagai Sarana Ritual
Pertunjukan seni tari Tayub yang dipersembahkan oleh warga
Dusun Dalungan kepada Kyai Joko Dolog dhanyang yang menjelma
menjadi sebuah batu di Dusun Dalungan dianggap oleh masyarakat Dusun
Dalungan sebagai lambang kesuburan dan penghubung antara masyarakat
desa dengan dewi kesuburan. Tayub dipercaya oleh masyarakat Dusun
Dalungan telah membantu membuat taraf hidup masyarakat Dusun
Dalungan menjadi sejahtera. Sehingga mereka selalu mempersembahkan
pertunjukan seni tayub di dalam ritual upacara bersih dusun ini.
Upacara kesuburan biasanya diselenggarakan berkaitan dengan
upacara bersih desa/dusun yang divisualisasikan dengan hubungan antara
pria yang dianggap sebagai benih dan seorang wanita yang dianggap
sebagai bumi atau tanah. Dari visualisasi tersebut tercermin kekuatan atau
magi simpatetitis yang berkaitan dengan kesuburan. Visualisasi sebagai
pencerminan kekuatan atau magi simpatetis tersebut berupa gerak yang
67
distilisasi atau semacam tarian berpasangan antara pria dan wanita yang
berlangsung di sawah dan lazim dikenal sebagai tarian tayub atau ledhek
(Hutomo dalam Agus Maladi Irianto, 1997:102).
Tayub sebagai bagian dari prosesi ritual itu berarti urutan-urutan
visualisasi, gerak penari, serta aturan-aturan penyelenggaraan upacara
tersebut lebih diutamakan (Sudarsono dalam Agus Maladi Irianto,
1997:102). Contohnya seperti yang terjadi dalam upacara tradisional
bersih dusun di Dusun Dalungan ketika pertunjukan tayub dimulai
penampilan pak bayan selaku pemimpin dusun sebagai pria pertama yang
melakukan gerakan tubuh menari berpasangan dengan penari tayub hal
tersebut sering disebut sebagai bedhah bumi yang melambangkan bahwa
seorang pria membelah rahim wanita.
Tayub yang berfungsi sebagai sarana ritual menuntut berbagai
persyaratan yang harus dijalani oleh penari tayub. Bukan hanya menitik
beratkan pada nilai estetisnya saja namun juga harus memenuhi kaidah-
kaidah ritual yang sudah mentradisi dan ditentukan oleh sesepuh warga
setempat yaitu aturan, makna, serta kekuatan magi simpatetis yang
terkandung didalamnya (Hutomo dalam Agus Maladi Irianto, 1997:103).
Ciri-ciri tayub sebagai bagian dari ritual antara lain harus diselenggarakan
pada saat tertentu, penari harus orang tertentu, harus dengan sesaji-sesaji
yang sudah disepakati dan telah menjadi tradisi warga dusun.
Pada ritual upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan,
pertunjukan seni tayub dilaksanakan harus di hari Jumat Legi setelah
musim panen pertunjukan kesenian di dalam ritual upacara bersih dusun
68
tidak boleh digantikan oleh pertunjukan seni lain selain pertunjukan seni
tayub. Jumlah penarinya pun haruslah berangka genap tidak boleh ganjil
dan masih berumur muda. Ketika para penari tayub sedang menari dari
awal hingga akhir acara dilarang untuk menggoda. Para tamu hanya
diperbolehkan menari bersama tetapi tidak boleh menggoda seperti
mencium atau memeluk. Hal tersebut sangat dilarang karena akan
mendatangkan celaka bagi siapa saja yang melanggarnya (Wawancara
dengan Pak Sadiyo pada tanggal 28 juni 2015).
b. Tayub Sebagai Sarana Hidup Pribadi
Tayub merupakan tarian hiburan yang sangat digemari oleh
kalangan rakyat jelata serta para priyayi dan terdapat dimana-mana
diseluruh pelosok tanah yang ada di Jawa. Seni sebagai hiburan
merupakan kebutuhan hidup manusia baik individu maupun kelompok. Di
pedesaan yang belum begitu terjamah oleh produksi tekhnologi modern
dan gaya hidup perkotaan, seni pertunjukan khususnya tayub merupakan
tari pergaulan yang sangat digemari dan salah satu hiburan yang sangat
penting.
Upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan warganya
selalu menampilkan seni tayub yang disamping selain menjadi media
pengubung antara warga dusun dengan dewi kesuburan atau dhanyang
penunggu desa juga berperan sebagai sarana hiburan pribadi. Beberapa
penari tayub menarikan 5 buah lagu yang terdiri dari 3 lagu wajib yang
sudah diwajibkan dan 2 lagu bebas. Atau lebih dalam 3 lagu wajib tersebut
khusus untuk para lelaki dari Dusun Dalungan saja yang ingin ngibing
69
bersama penari tayub setelah 3 lagu wajib selesai selanjutnya beberapa
lagu bebas yang berarti dibebaskan untuk tamu atau siapa saja yang hadir
bisa bergabung untuk ngibing bersama penari tayub.
Tayub dalam ritual upacara tradisional bersih dusun di Dusun
Dalungan bergeser sebagai hiburan pribadi khusunya para pria. Dari hasil
pengamatan peneliti para pengibing yang melakukan ngibing bersama
penari tayub hanyalah para pria, sedangkan para wanita sama sekali tidak
melakukan ngibing. Warga Dusun Dalungan dan sekitarnya yang berjoged
didominasi oleh kaum pria baik remaja maupun sudah lanjut usia. Oleh
karena itu tayub dianggap sebagai hiburan bagi kaum pria. Meskipun
demikian kaum wanita pun juga ikut mendukung adanya pertunjukan seni
tayub ini yang terbukti dengan adanya partisipasi aktif maupun nonaktif
baik dalam mempersiaplan segala uborampe pelaksanaan pertunjukan
tersebut. Selain itu, banyak diantara kaum wanita yang merasa bangga
apabila suaminya bisa berjoged bersama penari tayub. Mereka tidak
mempunyai rasa cemburu ataupun benci apabila suaminya bisa berjoged
bersama penari tayub.
c. Tayub Sebagai Sajian Estetis
Seni merupakan ekspresi dari segala macam ide yang bisa
tertangkap dan diekspresikan melalui karya-karya seni yang akan bisa
tertangkap oleh orang lain dalam kadar penerimaan yang berbeda-beda.
Hal ini karena berbedanya kemampuan dan kesiapan daya tangkap
masing-masing individu terhadap bentuk karya seni yang didalamnya
mengandung nilai-nilai tertentu. Bagi mereka yang mampu dan cepat
70
tanggap terhadap karya seni, maka akan lebih mudah untuk memahami
maksud atau makna yang terkandung dalam karya seni, tetapi bagi mereka
yang kurang mampu karena latar belakang yang membentuknya berbeda,
atau kepekaan yang masih lamban yang hasilnya kurang memuaskan
(Herbert Read dalam Soetarno Haryono, 2003:97)
Pertunjukan seni tayub dalam upacara tradisional bersih dusun di
Dusun Dalungan tidak begitu mementingan nilai-nilai estetiknya. Namun
bagi para pelaku atau kelompok yang terlibat di dalam pertunjukan seni
tayub ini tetap mengutamakan penampilan mereka dari segi esetetis, hal
tersebut terbukti dengan adanya latihan rutin bagi penari tayub dan
pengrawitnya. Latihan-latihan tari tayub ini meliputi gendhing-gendhing
sesuai permintaan juga tekhnik melakukan gerak tari, cara merias diri, dan
cara berbusana. Gerak-gerak tari dilakukan untuk pengompakan atau
meragamkan gerak para penari agar dapat tampil bagus dan menarik bagi
para penonton. Cara latihan tersebut dengan menyesuaikan dan mengikuti
suara dan irama kendhang. Dengan demikian tercipta usaha untuk
meningkatkan mutu.
Pertunjukan seni tayub dalam upacara tradisional bersih dusun di
Dusun Dalungan ini tujuannya utamanya bagi masyarakat Dusun
Dalungan bukanlah sajian estetis, akan tetapi sebagai sarana ritual dan
hiburan. Akan tetapi diluar tujuan utama warga dusun mementaskan
pertunjukan seni tayub ini terdapat nilai-nilai estetis yang menarik yaitu
pada saat penari tayub mulai menari yang memunculkan kesan gesit, kenes
dan mempesona bagi para penonton. Hal seperti ini memang sengaja
71
diciptakan oleh penari tayub untuk memikat para penonton agar terpacu
dan bersedia menari bersama penari tayub. Sehingga penari tayub dalam
menyajikan tariannya tersebut menari dengan wajah yang berseri-seri
disertai dengan pandangan matanya kearah penonton, kedipan mata yang
seolah menggoda dan sedikit senyum yang semua itu mereka jadikan daya
tarik.
Pertunjukan seni tayub dalam ritual upacara tardisional bersih
dusun ini mengandung nilai estetis terlihat dari adanya persiapan
pertunjukan seni tari tayub ini yang dilakukan oleh penari dan pengrawit.
Nilai keindahan tari tayub yang tampak dan mencirikan kerakyatannya
yang semeleh, santai, dan menggairahkan.
d. Tayub Sebagai Sarana Hiburan
Pertunjukan seni tari tayub di dalam upacara tradisional bersih
dusun di Dusun Dalungan selain sebagai bagian dari rangkaian ritual
upacara juga dipertunjukan sebagai sarana hiburan yang dipersembahkan
untuk masyarakat Dusun Dalungan dan warga sekitar yang datang
menyaksikan upacara bersih dusun ini. Pertunjukan seni Tayub selain
karena permintaan dari dhanyang di Dusun Dalungan juga karena faktor
perhitungan ekonomi warna dusun dan sebagai bentuk kepedulian warga
dusun terhadap kebudayaan bangsa.
Secara ekonomis menyelenggarakan pertunjukan seni tari tayub
bagi warga Dusun Dalungan dianggap jauh lebih murah dibandingkan
dengan menyelenggarakan kesenian rakyat yang lain seperti pertunjukan
wayang kulit atau ketoprak. Selain karena alasan tersebut
72
menyelenggarakan pertunjukan seni tari tayub justru menjadi daya tarik
dalam pelaksanaan upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan
ini. Para tamu yang datang biasanya tidak hanya dari warga sekitar tetapi
juga ada yang datang dari luar kota yang sengaja berkunjung menyaksikan
rangkaian upacara bersih dusun termasuk pertunjukan seni tari tayub.
Alasan para tamu yang datang menyaksikan rangkaian upacara
tradisional bersih dusun ini beragam salah satunya karena adanya
pertunjukan seni tari tayub yang dalam tariannya tersebut melibatkan
langsung para tamu dengan dipersilahkan ikut menari. Para tamu tidak
hanya menjadi penonton yang pasif. Berbeda jika menghadiri pertunjukan
wayang kulit atau ketoprak keberadaan mereka hanya sebagai penonton
saja.
Pertunjukan seni tari tayub dalam ritual upacara bersih dusun yang
berfungsi sebagai hiburan dituntut berbagai persyaratan seperti penataan
tari, busana, rias, tata panggung serta berbagai aspek lainnya yang
menunjang pertunjukan harus diperhatikan agar para tamu puas menikmati
tarian yang disajikan oleh para penari tayub. Kenikmatan berperan serta
pengibingnya (penari pria) juga menjadi salah satu syarat yang harus
dilakukan oleh para penari tayub. Tayub hiburan akan menjadi sangat
meriah apabila para penari tampil dengan trampil, genit, lincah,
menggemaskan, pandai merespon pengibing dan penonton.
73
D. Makna Simbolik Sesaji Dalam Upacara Tradisional Bersih Dusun
Suatu upacara tradisional terkandung banyak lambang dan simbol-simbol
yang memiliki makna tertentu. Melalui lambang terdapat berbagai pesan
terselubung yang memberikan petunjuk tentang apa yang boleh dan yang tidak
boleh dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat (Herusatoto
dalam Teky Dwi Ana Sari, 2006: 138). Sering dijumpai baik sengaja ataupun
tidak, masyarakat melanggar aturan yang seharusnya dipatuhi. Melalui lambang
disampaikan pesan agar masyarakat selalu ingat apa yang sebaiknya dilakukan
dan yang tidak dilakukan.
Upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan memiliki lambang-
lambang yang terwujud dalam bentuk sesaji. Selain memiliki pesan tentang
sesuatu yang baik dan buruk, sesaji juga digunakan oleh masyarakat Dusun
Dalungan sebagai sarana komunikasi kepada makhluk-makhluk gaib untuk
menghormati keberadaan mereka.
Makna simbolik Lingga Yoni patung Kyai Joko Dolog di Dusun Dalungan
yaitu, patung Kyai Joko Dolog yang diatasnya terdapat Lingga Yoni yang
merupakan lambang alat vital laki-laki (lingga) dan vital wanita (yoni) atau proses
penciptaan manusia yang dianggap sangat sakral dan sebagai lambang
kemakmuran. Terdapat bentuk kura-kura jika dilihat dari samping, kura-kura
tersebut dianggap binatang sakti yang mampu menyelami samudra untuk
mendapatkan air kehidupan.
Sesaji dalam upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan ini
terdapat 9 jenis yang pokok dan 2 jenis wadah serta pincuk yang juga harus
disertakan dalam pemberian sesaji. 9 jenis sesaji pokok melambangkan 9 lubang
74
yang terdapat dalam tubuh manusia sehingga diharapkan pemberian 9 sesaji
pokok tersebut dapat menjaga dan memberi keselamatan pada 9 lubang dalam
tubuh manusia karena masyarakat Dusun Dalungan percaya bahwa segala ujian
kehidupan datangnya dari 9 lubang tubuh manusia.
Sesaji yang terdapat dalam upacara tradisional bersih dusun di Dusun
Dalungan yaitu.
1. Kembang telon
Kembang telon yaitu bunga yang terdiri dari bunga mawar, bunga kenanga
dan bunga melati.Ketiga bunga tersebut dipercaya sebagai bunga kesenangan
Kyai Joko Dolog.Telon berasal dari kata telu yang dalam bahasa Jawa
mempunyai arti tiga, dengan harapan dapat meraih tiga kesempurnaan dan
kemuliaan hidup. Sugih bandha, sugih ngelmu, sugih kuasa.
2. Kemenyan
Kemenyan merupakan salah satu kesukaan makhluk halus, sehingga dengan
diberi kesukaannya maka makhluk halus tersebut akan memberikan
perlindungan pada masyarakat Dusun Dalungan dan menghormati arwah para
leluhur.
3. Candu
Candu dipercaya oleh masyarakat Dusun Dalungan sebagai kegemaran Kyai
Joko Dolog. Candu sebagai simbol bahwa hidup itu hanya sementara, segala
kesenangan dan kenikmatan yang ada di dunia ini hanya bersifat sementara
seperti candu yang dihisap kemudian dihembuskan kembali.
75
4. Nasi tumpeng putih
Tumpeng mengingatkan kita bahwa tuhan menguasai seluruh isi alam ini,
karena tumpeng selalu berbentuk kerucut, semakin keatas semakin
meruncing.Tumpeng sebagai simbol keyakinan dan keteguhan iman kepada
tuhan. Dengan keyakinan, maka akan berhasil dan sukses. Kemudian dua nasi
tumpeng putih dalam sesaji mempunyai simbol bahwa manusia terlahir di
dunia diciptakan berpasang-pasangan.
5. Ingkung
Ayam ingkung dalam upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan
dimaksudkan yaitu ayam jago (jantan) yang dimasak utuh (ingkung), adalah
symbol menyembah Tuhan dengan khusuk (manekung) dengan hati yang
tenang (wening). Menyembelih ayam jago juga mempunyai makna
menghindari sifat-sifat buruk yang dilambangkan oleh ayam jago, antara lain:
sombong, congkak, kalau berbicara selalu menyela dan merasa
tahu/menang/benar sendiri (berkokok). Manusia hanya bisa berusaha
kemudian juga berdoa dan hanya bisa berpasrah diri kepada Tuhan, untuk itu
digunakan ayam ingkung sebagai lambang.
6. Ikan bandeng
Ikan bandeng di dalam upacara tardisional bersih dusun mempunyai simbol
agar manusia mampu mengarungi samudera kehidupan seperti ikan bandeng
yang mampu hidup di lautan yang luas.
7. Rengginang
Rengginang didalam upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan
sebagai simbol kekeluargaan dan kesederhanaan.
76
8. Ketan putih dan merah
Ketan berasal dari bahasa arab khata’an yang artinya kesalahan. Ketan
mengandung makna pengiriman doa untuk arwah leluhur agar selalu dekat
dengan Tuhan dan diampuni segala dosa dan kesalahannya. Ketan berwarna
putih melambangkan kesucian hati yang mengirimkan doa dan ketan berwarna
merah melambangkan keberanian untuk selalu berbuat kebaikan. Jadi, maksud
disajikannya ketan merah dan putih adalah sebagai lambang kesucian dan
keberanian hati orang yang mengirimkan doa untuk arwah leluhurnya agar
selalu dekat dengan Tuhan dan diampuni dosanya.
9. Pisang raja
Pisang raja setangkep sebagai lambang bahwa sebagai manusia harus bersatu,
manunggal antara pekerjaan dengan penyuwunan. Pisang Raja juga bisa
bermakna agar pemimpin didukung oleh seluruh rakyatnya. Masyarakat akan
hidup tenteram dan bahagia jika antara pemimpin dan rakyatnya saling
mendukung dan melengkapi. Pemimpin tidak semena-mena pada rakyatnya
tetapi mengayomi rakyatnya, sehingga kehidupan akan tentram, makmur, dan
bahagia.
10. Pelepah pisang berbentuk persegi
Pelepah pisang yang dibentuk persegi empat melambangkan agar diberi
keselamatan dan perlindungan dalam menjalani hidup.
11. Daun pisang
Daun pisang digunakan untuk membuat pincuk, semacam tempat makanan
yang dilipat.Memiliki makna sederhana dalam hidup dan berhati-hati dalam
hidup.