bab ii pembahasan mengenai taman budaya. bab ii.pdf · seperti taman nasional, taman safari, taman...
TRANSCRIPT
7
BAB II
PEMBAHASAN MENGENAI TAMAN BUDAYA
Dalam bab ini akan dibahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan Taman
Budaya, studi banding terhadap proyek sejenis dan spesifikasi umum proyek yang
diperoleh dari sintesis teori literatur dan studi banding proyek sejenis.
2.1 Pemahaman Terhadap Taman Budaya
Taman dalam keseharian orang pasti sudah tidak asing lagi, disetiap
rumah, maupun kawasan pasti ada yang namanya taman. Taman identik dengan
adanya rerumputan, pepohonan, serta lahan yang luas dan memberikan
kesejukan.namun taman sendiri memiliki banyak jenis sesuai dengan fungsi dan
aktivitas yang diwadahi. Seperti Taman Nasional, Taman Safari, Taman Bunga,
Taman Baca, dll.
Taman budaya seperti yang sudah diketahui mewadahi fungsi maupun
aktivitas yang berhubungan dengan kebudayaan. Sehingga taman budaya menjadi
salah satu jendela budaya, memberikan tempat bagi berbagai kesenian dan
kebudayaan ditampilkan dan dipertunjukan di tempat ini. Selain menjadi sarana
8
pengenalan akan kebudayaan yang ada, taman budaya juga dapat berperan penting
dalam upaya melestarikan budaya yang menjadi warisan leluhur dahulu.
Upaya pelestarian seni budaya yang dilakukan dalam sebuah Taman
Budaya bukan hanya dengan menggelar berbagai acara pentas kesenian semata,
namun dibalik itu ada berbagai kegiatan yang berantai. Dengan diadakannya suatu
pentas dalam Taman Budaya, maka secara tidak langsung memberikan
kesempatan kepada seniman-seniman untuk unjuk kebolehan, selain mendapatkan
honor untuk jasanya. Dengan hal tersebut maka kesejahteraan seniman menjadi
terjamin, dan nantinya akan bermunculan seniman-seniman lainnya.
Mungkin bagi sebagian orang profesi seniman tidak begitu menjanjikan,
Karena kesempatan untuk tampil sangat sedikit, apalagi seniman yang berada
pada daerah yang terpelosok. Maka dengan adanya Taman Budaya diharapkan
mampu menumbuh kembangkan semangat dari para seniman. Pembibitan
seniman dilakukan sebaiknya dari usia dini, baik pengenalan semata maupun
pelatihan langsung. Bukan hanya seniman pentas, melainkan seniman dalam
bidang seni lainnya juga mendapatkan tempat, misal seni rupa, baik murni
maupun terapan, dengan adanya pameran-pameran karya.
Pengenalan akan kebudayaan-kebudayaan yang dikategorikan tradisional
maupun kontemporer dapat berjalan dengan baik, pelestarian kebudayaan bukan
hanya tentang melestarikan apa yang sudah ada sejak dahulu, namun termasuk
didalamnya yaitu pengembangan seni budaya tersebut menjadi lebih menarik,
agar mengundang perhatian umum. Tentunya seni dan budaya yang
dikembangkan memang bukan seni budaya yang sakral, agar tidak adanya
penyimpangan-penyimpangan.
Secara garis besar, taman budaya merupakan sebuah gabungan antara
ruang terbuka dengan fasilitas gedung yang dapat digunakan untuk pertunjukan.
Gedung pertunjukan yang dimaksud adalah sebuah gedung teater atau pertunjukan
lain yang termasuk dalam pertunjukan bergerak. Ada pula pertunjukan kesenian
yang tidak bergerak, misalnya pameran karya-karya, baik dua dimensi maupun
tiga dimensi. Kesimpulannya adalah taman budaya merupakan suatu kompleks
yang terdiri dari ruang terbuka dan ruang tertutup dimana berfungsi sebagai
wadah dari berbagai aktivitas pertunjukan, pagelaran, serta sebagai tempat
9
berkumpulnya para seniman maupun masyarakat umum untuk saling berbagi ilmu
atau informasi mengenai seni dan budaya, sehingga dapat terus melestarikan seni
dan budaya warisan leluhur dahulu.
2.1.1 Kegiatan Taman Budaya
Taman budaya berfungsi sebagai tempat untuk melestarikan kebudayaan,
baik menampilkan atau mempertunjukan seni budaya tersebut. Dari fungsi
tersebut maka terdapat berbagai peluang kegiatan yang akan muncul (Sarwanto ,
2014 : 25).
1. Pagelaran pentas
Pentas termasuk dalam kategori pertunjukan gerak dinamis. Seni
pertunjukan ini mengutamakan ekspresi gerak yang dapat dipadukan dengan
iringan musik. Pertunjukan ini juga memungkinkan untuk adanya interaksi
antara pementas dan penonton secara langsung maupun tak langsung
(perasaan). Ada beberapa seni pentas yang berbeda, beberapa diantaranya :
a. Drama/teater
Drama atau teater merupakan sebuah seni pertunjukan dalam
bidang gerak, dengan mengambil sebuah alur cerita yang terdapat pesan
moral didalamnya.
b. Pentas musik
Pentas musik merupakan pentas yang menekankan pada suara
atau audio. Tentunya untuk mendukung pentas ini, ruangan harus
didukung dengan akustik dengan kualitas yang baik agar suara yang
dihasilkan juga bagus. Namun pentas musik bukan hanya dapat diadakan
di dalam bangunan, melainkan bias diadakan di luar bangunan.
c. Pentas tari
pentas tari merupakan gabungan antara gerak dengan aspek musik
yang menjadi pengiringnya. Pentas tari juga pada umumnya mengangkat
sebuah alur cerita.
10
2. Pameran
Pameran merupakan suatu kegiatan menampilkan / display
berbagai hasil karya seni berbentuk 2 dimensi maupun 3 dimensi.
Secara umum pameran dapat dilakukan didalam maupun di luar
ruangan tergantung pada apa yang dipajang atau dipamerkan. Pameran
lebih menekankan pada penataan display yang mudah untuk dilihat dan
terlihat menarik. Karya-karya yang dipamerkan biasanya berupa
lukisan, patung, serta karya seni lain yang dapat dinikmati secara aspek
visual.
3. Workshop
Selain sebagai sarana untuk menampilkan berbagai karya seni,
kegiatan yang dapat diwadahi pada taman budaya adalah kegiatan
workshop atau sarasehan mengenai hasil karya yang dipertunjukan.
Kegiatan dapat dijadikan sebagai ajang belajar maupun tukar pikiran
antara para seniman maupun masyarakat umum mengenai kebudayaan
yang dibicarakan. Hal ini ini sesuai dengan fungsi taman budaya yaitu
selain sebagai tempat untuk mempertunjukan hasil karya seni
kebudayaan, juga dapat sebagai sarana memperkenalkan kebudayaan
tersebut kepada masyarakat secara lebih luas.
Selain kegiatan seperti yang sudah dijelaskan diatas, untuk
melancarkan setiap kegiatan di dalam taman budaya, maka perlu
adanya aktivitas penunjang, seperti :
a. Administrasi
Kegiatan administrasi termasuk didalamnya adalah pengelolaan
taman budaya, perijinan, maupun persiapan-persiapan sebelum
adanya kegiatan di taman budaya.
b. Kegiatan umum
Dapat dijadikan sebagai objek wisata, maka dari itu kegiatan-
kegiatan yang bersifat umum harus tersedia juga didalamnya, seperti
makan, minum, istirahat, dan yang lainnya.
11
2.1.2 Identifikasi Fasilitas Taman Budaya
Dari penjabaran mengenai kegiatan-kegiatan di dalam taman
budaya, maka didapat beberapa fasilitas untuk mampu menampung
berbagai kegiatan di dalam taman budaya (Sarwanto , 2014 : 27).
1. Ruang pertunjukan
Ruang pertunjukan dapat berupa dalam ruangan maupun terbuka
yang berfungsi sebagai ruang untuk mempertunjukan karya seni 2
dimensi maupun 3 dimensi. Dari jenis kegiatan yang ada, tempat untuk
pemenentasan pun terdiri dari beberapa jenis, antara lain :
a. Gedung Teater
Gedung atau ruang ini digunakan untuk seni pertunjukan dinamis,
yang menuntut adanya berbagai aspek, baik visual, audio, dan
lighting. Pada ruang ini terdapat stage / panggung untuk pementasan,
serta tempat duduk untuk para penonton. Gedung teater dapat berupa
tertutup maupun terbuka.
Bentuk panggung dalam sebuah gedung teater atau pertunjukan ada
tiga macam, yaitu (Effendi : 2012).
1) Panggung arena
Panggung yang dapat dilihat dari semua arah penonton,
biasanya berupa pertunjukan teater yang bersifat tradisional.
Gambar 2.1 bentuk panggung arena
Sumber : teaterku.wordpress.com
12
2) Panggung proscenium
Panggung jenis ini juga bias disebut sebagai panggung dalam
gedung, penonton dalam panggung proscenium hanya bisa
melihat dari arah depan dengan jarak tertentu. Biasanya berupa
seni pertunjukan modern.
3) Panggung campuran
Bentuk-bentuk panggung yang merupakan campuran dari
panggung arena dan proscenium. Biasanya terdiri dari bentuk
L, U, I, segi enam, segi lima, atau setengah lingkaran.
b. Galeri
Ruang ini digunakan untuk mempertunjukan atau memamerkan
hasil karya seni yang statis, atau tidak bergerak. Aspek visual sangat
berperan penting dalam ruangan ini. Di dalam galeri pada umumnya
merupakan ruangan dengan etalase yang ditata sedemikian rupa
sebagai tempat untuk memajang hasil karya tersebut. Pengunjung
dapat melihat hasil karya yang dipamerkan dengan jelas dan sangat
menarik sehingga penikmat tidak merasa kelelahan.
Gambar 2.2 bentuk penatan panggung proscenium
Sumber : teaterku.wordpress.com
Gambar 2.3 bentuk panggung campuran
Sumber : teaterku.wordpress.com
13
2. Ruang Pendukung
a. Office/kantor
Kantor merupakan tempat dimana para pengelola taman budaya
melakukan pekerjaannya. Serta melakukan persiapan-persiapan
yang perlu untuk menyelenggarakan acara di taman budaya
b. Ruang ganti
Dalam ruang ini, para pengisi acara melakukan persiapan-persiapan
sebelum pentas, misalnya mempersiapkan kostum, rias, serta hal
lain yang mendukung performance mereka diatas panggung.
c. Ruang latihan
Ruangan ini digunakan untuk latihan-latihan pada hari regular,
maupun untuk glady risk sebelum pentas.
d. Ruang kontrol
Ruang control berfungsi untuk melakukan pengaturan cahaya,
suara, dan kebutuhan lain saat dilangsungkannya sebuah acara di
panggung. Ruang control ini sangat berperan penting dalam
kelangsungan sebuah acara.
e. Ruang workshop
Ruang workshop digunakan untuk ajang pertemuan antara para
seniman atau masyarakat untuk bertukar pikiran maupun gagasan
dengan hal yang berhubungan dengan seni atau acara yang akan
digelar di taman budaya.
f. Perpustakaan
Dengan adanya perpustakaan dapat memberikan penambahan
pengetahuan tentang seni dan budaya kepada pengunjung, selain
dengan pertunjukan seni dan budaya yang digelar. Di perpustakaan
memuat beberapa referensi yang berkaitan dengan seni dan budaya.
g. Tempat suci
Tempat suci tentunya pasti ada dalam setiap fasilitas umum untuk
menjaga keselamatan aktivitas di taman budaya.
14
h. Toilet
Toilet merupakan fasilitas yang sudah umum dan sangat penting
keberadaannya di dalam fasilitas publik seperti taman budaya.
3. Ruang bebas
a. Lobby
Lobby merupakan area penyambut dalam sebuah gedung, lobby
biasanya merupakan ruang yang sedikit luas tanpa sekat yang
dilengkapi dengan ruang-ruang pendukung seperti informasi, dan
toilet.
b. Cafeteria
Area cafeteria digunakan sebagai tempat untuk beristirahat sambal
makan dan minum, ataupun untuk mengobrol.
c. Taman terbuka
Area taman terbuka dapat digunakan untuk berkumpul-kumpul atara
pengunjung, menikmati suasana yang ada, ataupun berfoto-foto.
d. Area parkir
Area parkir merupakan area pertama yang dijumpai sebelum
melakukan aktivitas di taman budaya, area parkir merupakan tempat
meletakan kendaraan yang dibawa oleh pelaku kegiatan, baik
pengunjung, pengelola, maupun penyelenggara acara.
2.1.3 Pelaku kegiatan Taman Budaya
Secara umum para pelaku di dalam taman budaya dapat dibagi
menjadi 3 (Sarwanto , 2014 : 23)
1. Pengunjung
Pengunjung merupakan salah satu pelaku utama dalam
sebuah fasilitas, baik taman budaya maupun yang lainnya. Setiap
taman budaya tentunya di dalam menyelenggarakan sebuah acara
atau event ingin menarik perhatian para pengunjung agar acara
berjalan dengan meriah. Pengunjung dapat dibagi menjadi dua,
yaitu wisatawan lokal baik berasal dari masyarakat umum setempat
15
maupun luar daerah, serta wisatawan mancanegara yang berasal dari
luar negeri.
2. Pengelola
Pengelola mrupakan suatu kelompok yang bertanggung jawab atas
pengelolaan taman budaya. Pengelola ini dapat berasal dari swasta
ataupun pemerintahan apabila taman budaya ini berada dibawah
naungan pemerintah daerah setempat. Pengelola sendiri bertugas di
dalam pemberian ijin terkait adanya peminjaman tempat untuk
sebuah acara.
3. Penyelenggara/pengisi acara
Penyelenggara merupakan pihak yang hendak melakukan sebuah
kegiatan di dalam areal taman budaya. Penyelenggara dapat berasal
dari pemerintahan, misalnya untuk menggelar sebuah pagelaran seni
dalam rangkaian acara ulang tahun kota, pihak swasta, masyarakat
umum, maupun seniman yang akan meminjam tempat untuk
menggelar acara seni dan budaya.
2.2 Tinjauan Fasilitas Sejenis
Tinjauan fasilitas sejenis dimaksudkan untuk memperoleh gambaran
mengenai fasilitas Taman Budaya yang sudah ada, mengetahui fasilitas, kapasitas
dan juga tampilan bangunan yang digunakan. Pada tinjauan fasilitas sejenis ini
mengambil tiga contoh Taman Budaya yaitu, Taman Budaya Bali (Art Centre),
Taman Ismail Marzuki, dan Taman Budaya Yogyakarta.
2.2.1 Taman Budaya Bali (Art Centre)
Taman budaya Bali ini terletak di jalan nusa indah kurang lebih 2 km
kearah timur kota Denpasar. Taman budaya ini mulai digagas oleh Prof. Ida
Bagus Mantra yang kemudian memberikan mandat kepada seorang arsitek
terkemuka untuk merancang kawasan taman budaya ini, yaitu Ida Bagus
Tugur pada tahun 1969 yang bertujuan untuk melestarikan seni budaya
daerah Bali. Seperti yang terlihat pada gambar 2.4 bagaimana masterplan
Taman Budaya Bali.
16
Suasana kebudayaan Bali sangat kental dalam Taman Budaya ini, dapat
dilihat dari luar, bagaimana pada papan nama dan gerbang utama (gambar 2.5)
mencirikan kebudayaan Bali.
Gambar 2.5 Papan nama Taman Budaya (kiri) Pintu masuk menuju Taman Budaya (kanan)
Sumber : Observasi lapangan 9/10/2015
21. Bale Pepawosan
22. Ayodya Open Stage
23. Jembatan gajah Mina
24. Candi Bentar
25. Taman Ardha Candra
26. Panggung Terbuka Ardhacandra
27. Kalangan Angsoka
28. Kalangan Ratna Kanda
29. Gedung Ksirarnawa
30. Kalangan Madya Mandala
31. Pintu Keluar
1. Gerbang selatan
2. kantor Taman Budaya
3. Area parkir
4. Jembatan
5. Patung Kumbakarna
6. Wantilan
7. Wisma Seniman
8. Studio Patung
9. Bale Panjang
10. Krya Sembrani Occihcrawa
11. kalangan Krya mandala
12. Mahudara mandara Giri
Bhuwana
13. Bale kambang
14. Bale gili
15. Taman Udiyana Ratnalaya
16. Patung Giri Putri, Bagawan
gangga, Dewi Gangga
17. Pura Giri Putri
18. Perpustakaan Widya Kusuma
20. Pura Taman Beji
19. Bale Selonding
Gambar 2.4 masterplan Taman Budaya Bali
Sumber : UPT Taman Budaya Bali
17
1. Tugas Pokok dan Fungsi Taman Budaya Bali
a. Menggali, menumbuh kembangkan, mengangkat, menampilkan,
menginformasikan, dan melestarikan seni budaya daerah khususnya dan
kesenian lain yang berbentuk klasik, tradisional, kreasi baru, sebagai hasil
kreativitas dan aktivitas para seniman di masyarakat.
b. Memelihara kelestarian, pengembangan dan pemberdayaan Unit Pelayanan
Teknis (UPT) Taman Budaya secara berkesinambungan.
c. Memberikan motivasi bagi para seniman dan pengerajin agar lebih kreatif
dalam berkarya demi terpeliharanya budaya nasional pada umumnya dan
daerah pada khususnya.
d. Dapat mengadaptasi pengaruh budaya luar yang positif dan menangkal
pengaruh negative akibat kemajuan teknologi dan globalisasi.
e. terjalinnya hubungan yang baik antara seniman pengerajin, dan pihak ketiga
sehingga kegiatan di UPT Taman Budaya dapat berkesinambungan.
2. Struktur Organisasi
3. Fasilitas di Taman Budaya Bali
Pengunjung umumnya memasuki lokasi Taman Budaya melalui pintu
masuk disebelah selatan. Setelah melewati angku-angkul pengunjung menuju
tempat parkir yang terletak di sebelah barat Taman Budaya. Tempat parkir ini
merupakan milik Banjar Kedaton, jadi pengelolaannya bekerjasama dengan
Ketua UPT Taman Budaya
KASUBAG tata usaha
KASI Dokumentasi dan Informasi
KASI Penyajian dan Pengembangan
Seni
Gambar 2.6 Struktur Organisasi Taman Budaya Bali
Sumber : UPT Taman Budaya Bali
18
Banjar Kedaton. Fasilitas dalam Taman Budaya Bali dibagi menjadi beberapa
kelompok, yaitu :
a. Kawasan Suci
1) Pura Taman Beji, pura seluas ±100 m² merupakan tempat
persembahyangan bagi karyawan/wati UPT Taman Budaya dan
masyarakat sekitar.
2) Bale Selonding, bangunan ini berdiri diatas tanah seluas 10 m². berada di
depan putra dalem penghulu, yang digunakan untuk persiapan saat ada
upacara di pura.
3) Perpustakaan Widya Kusuma, gedung perpustakaan ini selesai dibangun
pada tahun 1975. Bangunannya berupa gedung seluas 300 m² yang
terdiri dari 2 lantai.
4) Bale Gili, terletak disisi timur laut kolam. Bale ini terinspirasi dari cerita
Sutasoma yang menggambarkan keindahan Taman Udayana Ratnalaya
yang kaera keelokannya dijadikan tempat pertemuan antara Sutasoma
dengan dewi candrawati.
5) Bale Pepawosan Amertha Saraswati, Bale Pepawosan dibangun ditanah
seluas 100 m² , pembangunannya selesai dilakukan pada tahun 1975.
Berfungsi sebagai tempat berdiskusi sastra “Dharma Wacana”.
b. Gedung
1) Gedung Krya Sembrani Occihcrawa, gedung ini dibangun diatas tanah
seluas 300 m². Tempat ini dipergunakan sebagai tempat pameran tidak
tetap/berubah-ubah, sesuai jadwal kegiatan Taman Budaya.
2) Gedung Pameran Utama : Mahudara Mandara Giri Bhuvana, gedung
yang berdiri diatas tanah seluas 800 m² ini diresmikan penggunaanya
sebagai tempat pameran pada tanggal 14 Februari 1973. Selama
penggunaanya, bangunan ini digunakan untuk memamerkan koleksi
karya seni para seniman-seniwati berprestasi yang telah mendapatkan
pengakuan. Gedung ini terdiri dari 2 lantai yang masing-masing
ruangannya memiliki jenis-jenis pameran koleksi yang berbeda-beda.
Seperti pada gambar 2.7.
19
3) Gedung Ksirarnawa, berasal dari Bahasa sansekerta yang berarti lautan
susu yang terispirasi dari cerita pemutaran gunung Mandhara Giri di
lautan susu. Gedung Ksirarnawa seluas 5.500 m² sebagai panggung
tertutup. Pada lantai 2 terdapat panggung berkapasitas 525 orang. Untuk
lantai 1 berfungsi sebagai kantor dan ada ruang pameran untuk
pengerajin-pengerajin lokal. Seperti pada gambar 2.8 yang
memperlihatkan tampak luar bangunan.
Gambar 2.8 Foto gedung Ksirarnawa
Sumber : Observasi lapangan 9/10/2015
c. Panggung terbuka / Kalangan
1) Kalangan Krya Mandala, panggung seluas 180 m² ini persis berada di
depan gedung Krya Sembrani Occihcrawa. Kalangan Krya Mandala
berfungsi untuk tempat pagelaran berskala kecil baik rutin maupun tidak.
Gambar 2.7 Foto Gedung Pameran Utama : Mahudara Mandara Giri Bhuvana
Sumber : Observasi lapangan 9/10/2015
20
Dapat juga digunakan untuk pementasan tari calonarang, tari legong,
dan lain sebagainya saat acara Pesta Kesenian Bali.
2) Kalangan Ayodya, Kalangan seluas 300 m² ini mampu menampung
hingga 300 orang penonton. Kalangan Ayodya sering dipergunakan
untuk mementaskan kegiatan rutin Taman Budaya seperti Tari, Kecak,
olah seni, dan lainnya.
3) Kalangan Angsoka, panggung seluas 300 m² yang terletak disebelah
kanan panggung terbuka Ardhacandra ini dapat menampung 200
penonton. Berfungsi sebagai tempat pertunjukan rutin yang
diselenggarakan oleh Taman Budaya.
4) Kalangan Ratna Kandha, panggung seluas 300 m² ini dapat menampung
±150 orang penonton. Fungsi kalangan Ratna Khanda juga sebagai
tempat pagelaran rutin Taman Budaya. Gambar 2.9 menunjukan
bagaimana tata panggung dan penonton kalangan ratna kandhala.
Gambar 2.9 Foto kalangan Ratna Kandha
Sumber : Hasil observasi lapangan 9/10/2015
d. Studio, gedung yang dibangun pada tahun 1975 dengan luas bangunan 200
m² ini berfungsi sebagai tempat mendemonstrasikan kegiatan melukis dan
latihan seni tari serta tabuh.
4. Fasilitas Pendukung Lain
a. Jembatan Gajah Mina, jembatan ini menghubungkan lokasi sepi dengan
lokasi keramaian. Memiliki panjang 7 m dan lebar 3 m.
21
b. Wantilan, berfungsi sebagai tempat pertunjukan rutin Taman Budaya.
Berkapasitas 300 orang penonton yang dilengkapi dengan ruang rias dan
kamar kecil.
c. Wisma Seniman, terletak disebelah disisi barat laut kawasan Taman Budaya.
Bangunannya seluas ±120 m² yang dilengkapi beberapa kamar tidur, kamar
tamu, kamar mandi, dan garasi. Wisma seniman ini berfungsi untuk tempat
menginap para seniman, maupun pejabat lain.
d. Kori Agung Panggung Terbuka Ardhacandra, kori agung diapit 2 bale
bengong yang terletak disebelah utara dan selatannya. Fungsinya untuk
meninjau dan melakukan pengawasan keamanan pengunjung. Panggung
terbuka Ardha Candra ini dilengkapi panggung dan kursi penonton
berbentuk setengah lingkaran seperti pada gambar 2.10.
Gambar 2.10 Foto Panggung terbuka Ardha Candra
Sumber : Hasil observasi lapangan 9/10/2015
e. Patung Kumbakarna Karebut, patung ini melambangkan kesetiaan
Kumbakarna yang rela mengorbankan nyawa bagi negaranya Alengka.
Patung setinggi 5m ini terbuat dari kayu utuh oleh pengukir I Wayan
Ngungkal.
2.2.2 Taman Ismail Marzuki (TIM)
Taman Ismail Marzuki atau lebih dikenal dengan sebutan TIM adalah
pusat kesenian Jakarta atau Jakarta Arts Centre. TIM berlokasi di jalan Cikini
Raya 73, Jakarta Pusat, seperti yang terlihat pada gambar 2.11. Diresmikan
pembukaannya oleh gubernur DKI Jakarta jenderal Marinir Ali Sadikin pada
tanggal 10 November 1968. Nama Ismail Marzuki sendiri diambil dari nama
komponis Betawi pada masa perjuangan, Ismail Marzuki (1914-1957). TIM
22
berdiri pada tanah dengan luas 9 Ha, yang pada dulunya tempat ini dikenal dengan
sebutan Taman Raden Saleh.
Sejak berdiri tahun 1968 lalu, TIM kini menjadi ruang eksperimen
seniman yang menyajikan karya-karya inovatif. Banyak seniman-seniman lokal
yang berkembang dengan adanya TIM ini. Mulai dari seni teater, puisi, musik dan
lain-lain marak berkembang pada masanya, misalnya seniman WS Rendra,
Sardono W Kusumo,dan lainnya.
1. Struktur Organisasi TIM
Kepala UPT TIM
Satuan Pelaksana Program Kesenian
Satuan Pelaksana Promosi dan Pemasaran
Satuan Pelaksana Prasarana dan
Sarana
Satuan pelaksana Tempat
Pertunjukan
Kasubag Tata Usaha
Sub Kelompok Jabatan
Fungsional
Gambar 2.11 peta lokasi TIM
Sumber : streetdirectory.com
Gambar 2.12 Struktur Organisasi TIM
Sumber : Pergub DKI Jakarta no. 109 Tahun 2014
23
2. Fasilitas-fasilitas yang ada pada TIM :
a. Graha Bhakti Budaya (GBB)
Gedung pertunjukan yang besar, mempunyai kapasitas 800 kursi, 600 kursi
diantaranya berada di bawah, sementara 200 kursi lainnya berada di balkon.
Panggung GBB berukuran 15m x 10m x 6m. Gedung ini dapat dipergunakan
untuk pertunjukan konser musik, teater baik tradisional maupun modern,
tari, film, dll. Gedung GBB ini dilengkapi dengan tata cahaya, sound system,
akustik, serta pendingin ruangan. Tampak depan GBB seperti pada gambar
2.13.
Tata panggung dan kursi penonton ditata sedemikian rupa seperti pada
gambar 2.14.
Gambar 2.13 Bangunan Graha Bhakti Budaya
Sumber : eventseeker.com
Gambar 2.14 Tata panggung dan kursi penonton
Sumber : flickr.com
24
b. Galeri Cipta II (GB II)
Galeri cipta II merupakan ruang pameran dengan luas 54 m x 18m. dapat
digunakan sebagai tempat pameran yang dapat menampung 100 buah
lukisan dan 40 patung. Selain untuk pameran, GB II juga dapat digunakan
untuk seminar, peluncuran buku, dan lainnya. Ruang ini dilengkapi dengan
tata cahaya, tata suara, pendingin ruang, serta panel yang dapat dipindah-
pindahkan. Penataan ruang pameran seperti terlihat pada gambar 2.15.
c. Galeri Cipta III
Galeri Cipta III juga digunakan sebagai ruang pameran, yang terdiri dari dua
lantai. Luas ruang pameran lantai dasar 9,6m x 17,1m,dapat memuat 50
lukisan dan 20 patung. Sedangkan pada lantai atas memiliki luas 6,1m x
12m dengan alas karpet. Dapat digunakan sebagai ruang pameran, seminar,
dan lainnya seperti pada gambar 2.16.
Gambar 2.16 Tata pameran dalam GC III
Sumber : selasar.com
Gambar 2.15 Tata ruang dalam pameran GC II
Sumber : outofthebox.wordpress.com
25
d. Teater Kecil
Teater kecil merupakan ruang yang digunakan untuk berbagai pertunjukan,
musik, teater, tari dan lainnya. Memiliki panggung dengan ukuran 10m x 5m
x 6m yang berkapasitas 244 penonton terdiri dari auditorium bawah dan
balkon. Dilengkapi juga dengan lobby, ruang rias, tata cahaya, tata suara,
pendingin ruangan, dan sistem tiket menggunakan komputer. Tata letak
panggung dan kursi penonton seperti terlihat dalam gambar 2.17.
e. Teater Halaman
Teater halaman merupakan tempat pertunjukan terbuka, memiliki kapasitas
penonton yang fleksibel, dapat digunakan untuk berbagai pertunjukan di luar
ruangan seperti yang terlihat dalam gambar 2.18.
Gambar 2.18 Tampak luar teater halaman
Sumber : tamanismailmarzuki.co.id
Gambar 2.17 suasana dalam teater kecil
Sumber : Jakarta.info
26
Penataan kursi penonton dalam teater halaman ini berbentuk lengkung
dengan bagian belakang meninggi dan panggung berada di bawah, seperti
pada gambar 2.19.
f. Plaza TIM
Areal parkir yang luas dapat menampung 300 kendaraan roda empat dan 400
kendaraan roda dua. Dilengkapi juga dengan cafe makanan tradisional,
galeri buku. Plaza ini juga dapat digunakan untuk menampung berbagai
pertunjukan.
Beberapa kegiatan dalam plaza TIM dan area dalam plaza TIM dapat dilihat
pada gambar 2.17.
Gambar 2.19 Tata panggung dan kursi penonton teater halaman
Sumber : tamanismailmarzuki.co.id
Gambar 2.20 Plaza TIM
Sumber : tamanismailmarzuki.co.id
27
g. Gedung Teater Jakarta
Gedung ini dapat digunakan untuk berbagai pertunjukan, baik musik, drama,
tari, dan lainnya. Memiliki panggung dengan ukuran 14m x 7m. memiliki
kapasitas penonton hingga 1200 orang. Dilengkapi dengan lobby, 12 ruang
rias, ruang latihan, tata cahaya, tata suara, dan pendingin ruangan. Bentuk
bangunan gedung ini juga sangat unik, mengambil bentuk khas betawi
dengan balutan modern, seperti pada gambar 2.22. dan interior panggung
dan kursi penonton dalam gambar 2.23.
Gambar 2.21 Beberapa fasilitas dalam Plaza TIM
Sumber : tamanismailmarzuki.co.id
Gambar 2.22 Tampak depan Gedung Teater
Jakarta dan Interiornya
Sumber : tamanismailmarzuki.co.id
Gambar 2.23 Interior Gedung Teater
Jakarta
Sumber : tamanismailmarzuki.co.id
28
2.2.3 Taman Budaya Yogyakarta (TBY)
1. Sejarah awal Taman Budaya Yogyakarta
Taman Budaya Yogyakarta dibangun pada tanggal 11 maret 1977 di
daerah Bulaksumur sebagai sebuah kompleks pusat pengembangan kebudayaan
Daerah Istimewa Yogyakarta. Awalnya Taman Budaya Yogyakarta disebut
sebagai Purna Budaya yang dibuat dengan sarana prasarana untuk membina,
memelihara, dan mengembangkan kebudayaan, terutama di Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Purna Budaya dibangun dengan dua konsep bangunan, yaitu Pundi Wurya
dan Langembara. Pundi Wurya menjadi pusat kesenian dengan berbagai macam
fasilitas seperti panggung kesenian, studio tari, perpustakaan, ruang diskusi, dan
administrasi. Bagian kedua yaitu Langembara, menjadi ruang pameran, ruang
workshop, kantin, dan juga beberapa guest house.
2. Perkembangan Taman Budaya Yogyakarta
Beberapa tahun kemudian, berdasarkan perda No. 7 tahun 2002 dan
keputusan Gubernur DIY no. 161/2002 tertanggal 4 November 2002, Purna
Budaya (Taman Budaya Yogyakarta) menjadi UPTD kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi DIY dengan beberapa misi :
a. Melaksanakan pengembangan dan pengolahan seni budaya
b. Melaksanakan laboratorium dan eksperimentasi seni budaya
Gambar 2.23 Peta lokasi Taman Budaya
Yogyakarta
Sumber : google.map (telah diolah kembali)
29
c. Melaksanakan dokumentasi dan informasi seni budaya
d. Melaksanakan urusan tata usaha dan Rumah tangga dinas
e. Memfasilitasi kegiatan seni budaya
3. Fasilitas dalam Taman Budaya Yogyakarta
Seiring perubahan tersebut, Taman Budaya Yogyakarta (TBY) mengubah
nama bangunan yang ada di dalamnya. Sekarang TBY memiliki dua bangunan
utama, yaitu.
a. Concert Hall Taman Budaya.
Gedung concert hall memiliki gaya bangunan belanda berfungsi sebagai
tempat diskusi sastra, penyelenggaraan pameran, dan pelatihan.
b. Societet Militair
Gedung Societet Militair berfungsi sebagai tempat pentas teater, tari, musik,
dan berbagai pertunjukan seni lainnya. Gedung Societet Militair memiliki
ruang pertunjukan dengan kapasitas 500 orang penonton, seperti pada gambar
2.26.
Gambar 2.26 Auditorium gedung Societet Militair
Sumber : yesnoklub.yesnowave.com
Gambar 2.25 Bangunan utama disulap dalam
sebuah acara
Sumber : indonesiaartnews.or.id
Gambar 2.24 Bangunan utama TBY
Sumber : Yogyakarta.panduanwisata.com
30
Beberapa agenda yang dilakukan di Taman Budaya Yogyakarta adalah
menggelar pameran seni rupa, pemutaran film sepanjang tahun, festival teater,
ketoprak, dalang,tari, dll. Program-program pendidikan dan pelatihan seni untuk
anak-anak dan remaja, dan juga penerbitan profil seniman budayawan, sastra,
kritik seni rupa, dan lainnya. Seperti yang terlihat dalam gambar 2.27 bagaimana
suasana di dalam ruang pameran TBY.
Gambar 2.27 Suasana ruang pameran dalam Taman Budaya
Sumber : wisatajogja.co.id
4. Struktur organisasi Taman Budaya Yogyakarta
Gambar 2.28 Struktur Organisasi Taman Budaya Yogyakarta
Sumber : Perda Provinsi DIY No 7 Tahun 2002
Kepala Taman Budaya
Sie Operasional dan Pengolahan Data
Sie Pergelaran dan Seni Budaya
Kelompok Jabatan Fungsional
Subagian Tata Usaha
31
2.3 Kesimpulan Studi Objek Sejenis
Dari hasil studi objek sejenis, mendapatkan beberapa kesimpulan, yaitu seperti
dalam table 2.1.
Table 2.1 Kesimpulan Studi Objek Sejenis
Obyek
Aspek
Taman Budaya Bali
(Art Centre)
Taman Ismail
Marzuki
Taman Budaya
Yogyakarta (TBY)
Lokasi
Jln. Nusa Indah,
Denpasar
Jalan Cikini Raya 73,
Jakarta Pusat
Jl. Sri Wedari No. 1
Yogyakarta.
Fasilitas - Gedung pameran
- Gedung
pertunjukan indoor
- Open Stage
- Studio
- Wantilan
- Wisma Seniman
- Perpustakaan
- Beberapa Bale
- Pura.
Graha Bakti
Budaya
Galeri Cipta II
Galeri Cipta III
Teater Kecil
Teater Halaman
Plaza TIM
Gedung Teater
Jakarta
- Galeri
- Concert Hall
- ruang seminar
- Perpustakan
- kantor pengelola
- cafeteria
- souvenir shop
- lobby
- toilet
- parkir
manajemen Dibawah naungan
kepemerintahan,
UPT Taman budaya
Dibawah naungan
Pemerintah DKI
Jakarta
Dibawah naungan
kepemerintahan,
UPTD Taman budaya
Bangunan Konsep bangunan
mengambil bentuk
maupun tatanan
Arsitektur
Tradisional Bali,
dengan
mengedepankan
langgam-
langgamnya di
semua bangunan.
Konsep bangunan
mengambil bentuk
modern, baik bentuk
luar maupun
interiornya, serta
struktur yang dipakai.
Namun beberapa
diantaranya
mengadopsi bentuk
khas nusantara atau
Betawi khususnya.
Konsep mengambil
langgam klasik
dengan ciri khas
terlihat pada tampilan
luar bangunan dengan
bentuk atap dan pilar-
pilar yang besar, serta
warna putih yang
dominan.
32
2.4 Spesifikasi Umum Taman Budaya Karangasem
Berdasarkan studi literatur dan kajian objek sejenis, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan mengenai Taman Budaya Karangasem :
2.4.1 Definisi Taman Budaya Karangasem
Taman Budaya Karangasem merupakan sebuah fasilitas untuk
mengangkat, mengembangkan, menginformasikan, menampilkan, dan
melestarikan seni budaya lokal Karangasem agar tetap dapat bertahan dan
berkembang, terutama seni dan budaya yang hampir punah dan yang
memiliki potensi kedepan.
2.4.2 Fungsi Taman Budaya Karangasem
Fungsi dari Taman Budaya Karangasem ini adalah dapat menumbuh
kembangkan perhatian masyarakat umum terhadap kebudayaan lokal daerah
yang dimiliki, Selain itu, Taman Budaya ini nantinya dapat dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk masyarakat umum, baik digelarnya hiburan rakyat
berupa pentas-pentas kesenian, maupun tempat rekreasi.
2.4.3 Tujuan Taman Budaya Karangasem
Membangkitkan kembali budaya lokal Karangasem agar tetap bertahan
dan dapat berkembang kembali, terutama untuk seni budaya yang
hampir punah
Sebagai tempat belajar, mengenal, dan mementaskan kesenian lokal
kepada masyarakat umum.
Menghasilkan generasi muda yang perduli dengan budaya lokal
Sebagai sarana hiburan bagi masyarakat dengan menampilkan
pertunjukan seni budaya lokal
2.4.4 Fasilitas dan Pengelolaan dalam Taman Budaya Karangasem
Berdasarkan kajian beberapa objek sejenis mengenai fasilitas-
fasilitas yang terdapat dalam Taman Budaya, maka untuk itu pada Taman
Budaya Karangasem akan dibagi menjadi fasilitas utama dan fasilitas
penunjang. Fasilitas utama pada Taman Budaya ini adalah sebuah Open
33
stage untuk menggelar pentas-pentas seni dan budaya lokal, serta sebuah
aula serba guna untuk menggelar pertemuan-pertemuan dari seniman
ataupun masyarakat dalam sarasehan mengenai seni dan budaya lokal.
Fasilitas penunjang lain berupa ruang pameran untuk hasil kerajinan lokal,
tempat latihan olah seni, ruang ganti, dan lainnya, Serta ruang pengelolaan
dari Taman Budaya ini. Pengelolaan Taman Budaya ini berada dibawah
naungan UPT pemerintah daerah.
2.4.5 Penentuan Lokasi Taman Budaya Karangasem
Prinsip penentuan lokasi Taman Budaya ini tentunya berada di
Karangasem, mengingat Taman Budaya ini akan melestarikan seni dan
budaya Karangasem pada khususnya, dan Bali pada umumnya. Dengan
mempertimbangkan akses publik yang mudah, berada di wilayah kota. serta
mudah menjangkau fasilitas-fasilitas yang berkaitan dengan Taman Budaya
ini, baik sistem utilitas maupun yang lainnya.