bab ii pengertian dan sejarah a. syiah 1. pengertian syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/bab...

28
BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah dan Ajarannya Secara bahasa, Syiah berarti pengikut, golongan 1 . Ihsan Ilahi Zahir lebih mengartikan Syiah sebagai kelompok 2 . Dalam hal ini penulis lebih mengartikan Syiah secarah terminologi sebagai pengikut atau kelompok. Sedangkan secara etimologi, pengertian Syiah menurut Ibnu Manzhur Al- Afriq adalah golongan yang menyepakati suatu urusan, tetapi secara umum Syiah adalah orang atau golongan yang mengangkat Ali dan Ahlilbaitnya 3 . Menurut Sayyid Muhammad Amin, Syiah adalah golongan pecinta anak turunan Nabi SAW dan mengakui akan kekuasaan mereka 4 . Sedangkan menurut Sayyid Muhammad Husein Thabathaba’i, Syiah berarti partisan atau pengikut, adalah kaum muslimin yang menganggap penggantian Nabi SAW merupakan hak istimewa keluarga Nabi, dan mereka yang dalam bidang pengetahuan dan kebudayaan islam mengikuti madzhab Ahlulbait 5 . Al-Thusi, seorang syekh Imamiyah mengemukakan bahwa Syiah adalah orang yang menyakini keberadaan Ali sebagai pemimpin kaum muslim dengan 1 Ahmad Warson Munawir, Al-Munnawir; Kamus Arab-Indonesia, (Yogyakarta: PP. Al- Munnawir Krapyak, 1984) 2 Ihsan Ilahi Zahir, Syiah Berbohong, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1987), hal 14 3 Ibid 4 Abu Muhammad Hasan An-Nubakhty, Firaqus Syiah, (Teheran: Hydariah, 1959), hal 39 5 Muhammad Husein Thabathaba’i, Islam Syiah, Terj (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1993), hal 32 20

Upload: others

Post on 03-Nov-2019

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

20

BAB II

PENGERTIAN DAN SEJARAH

A. Syiah

1. Pengertian Syiah dan Ajarannya

Secara bahasa, Syiah berarti pengikut, golongan1. Ihsan Ilahi Zahir lebih

mengartikan Syiah sebagai kelompok2. Dalam hal ini penulis lebih

mengartikan Syiah secarah terminologi sebagai pengikut atau kelompok.

Sedangkan secara etimologi, pengertian Syiah menurut Ibnu Manzhur Al-

Afriq adalah golongan yang menyepakati suatu urusan, tetapi secara umum

Syiah adalah orang atau golongan yang mengangkat Ali dan Ahlilbaitnya3.

Menurut Sayyid Muhammad Amin, Syiah adalah golongan pecinta anak

turunan Nabi SAW dan mengakui akan kekuasaan mereka4. Sedangkan

menurut Sayyid Muhammad Husein Thabathaba’i, Syiah berarti partisan atau

pengikut, adalah kaum muslimin yang menganggap penggantian Nabi SAW

merupakan hak istimewa keluarga Nabi, dan mereka yang dalam bidang

pengetahuan dan kebudayaan islam mengikuti madzhab Ahlulbait5.

Al-Thusi, seorang syekh Imamiyah mengemukakan bahwa Syiah adalah

orang yang menyakini keberadaan Ali sebagai pemimpin kaum muslim dengan

1 Ahmad Warson Munawir, Al-Munnawir; Kamus Arab-Indonesia, (Yogyakarta: PP. Al-

Munnawir Krapyak, 1984) 2 Ihsan Ilahi Zahir, Syiah Berbohong, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1987), hal 14 3 Ibid 4 Abu Muhammad Hasan An-Nubakhty, Firaqus Syiah, (Teheran: Hydariah, 1959), hal 39 5 Muhammad Husein Thabathaba’i, Islam Syiah, Terj (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1993), hal

32

20

Page 2: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

21

wasiat dari Rasulullah dan dengan kehendak Allah SWT6. Selanjutnya Al-

Asy’ari mengatakan bahwa mereka disebut Syiah karena mengikuti Ali dan

mengutamakannya dibandingkan seluruh sahabat Nabi yang lainnya7.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan definisi Syiah adalah orang atau

golongan pecinta, mengangkat dan mengakui kekuasaan Ali dan Ahlilbaitnya.

Karena hanya Ali dan Ahlilbaitnya lah yang berhak mewarisi kekhalifaan

sepeninggal Rasulullah.

Dalam Syiah terdapat apa yang namanya ushuluddin (pokok-pokok agama)

dan furu’uddin (masalah penerapan agama). Baik Sunni maupun Syiah

memahami bahwa ushuluddin terdiri dari tiga bagian, yaitu ketuhanan,

kenabian, dan kebangkitan. Kemudian Syiah lebih meluaskan tauhid

(ketuhanan) pada ‘adl dan kenabian pada imamah. Menurut Dr. Ali Syari’ati,

prinsip dan konsep-konsep dalam pemikiran Syiah adalah sebagai berikut8:

a. ‘Ishmah

‘Ishmah atau kesucian dalam akidah Syiah adalah prinsip yang mengatakan

bahwa pemimpin atau imam suatu masyarakat, yakni orang yang

memegang dan yang diberi amanat kepemimpinan oleh orang banyak,

haruslah bebas dari kejahatan dan kelemahan. Dengan kata lain seorang

imam harus terpelihara dari dosa (ma’sum).

b. Wishayah

6 Mustafa Murad, Ali bin Abi Thalib, (Kairo: Dar al-Fajr, 2007), hal 376 7 Al-Asy’ari, Al-Maqalat al-Islamiyah wa Ikhtilaf al-Mushallin, Jilid I, (Kairo: Dar al-Fajr,

1996), 65 8 Ali Syari’ati, Madzhab Syiah Merah, (Bandung: Mizan, 1992), 60

Page 3: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

22

Wishayah adalah pengangkatan yang dilakukan oleh Nabi suci dengan

mengumumkan seorang mukmin yang saleh sebagai pengganti beliau

dalam mendakwahkan Islam. Peristiwa pengangkatan Ali oleh Nabi

berdasarkan hadist Nabi yang kemudian terkenal dengan hadist Ghadir

Khum, sebuah hadist yang sangat populer di kalangan Syiah dan menjadi

dalil bahwa Ali ditunjuk langsung sebagai khalifah setelah Nabi untuk

memimpin orang-orang mukmin dan penanggungjawab wahyu.

c. Imamah

Imamah adalah kepemimpinan progresif pada kedua belas makhluk suci

dan supranatural, yang setiap orang harus mencintai, memuja dan

memuliakannya, tanpa merasakan adanya tanggung jawab untuk mengikut

mereka sebagai teladan manusia.

d. Taqiyyah

Taqiyyah adalah menyembunyikan dan berhati-hati dalam masalah-masalah

agama disebabkan adanya larangan-larangan atas kebebasan beragama dan

beribadah oleh rezim penguasa tiranis dan zalim

e. Ghaybah

Ghaybah adalah pandangan Syiah yang menafikan tanggungjawab setiap

orang dan mencampakkan semua peraturan sosial islam dengan dasar

pikiran bahwa menerima tanggungjawab sosial seperti apapun tidaklah sah.

Ini dilakukan dengan dalih bahwa imam sajalah yang boleh memimpin.

Dan karena imam sedang ghaib, maka tidak ada sesuatu pun yang

dilakukan seseorang.

Page 4: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

23

2. Sejarah Syiah dan Perkembangannya di Indonesia

Mengenai awal mula lahirnya Syiah, sebagian menganggap Syiah lahir

setelah wafatnya Rasulullah, yakni pada saat pemilihan Abu Bakar sebagai

khalifah di Tsaqifah Bani Saidah, sebagian lain menganggap Syiah lahir pada

masa Khalifah Ustman bin Affan. Menurut S.H.M Jafri, peristiwa tsaqifah

merupakan manifestasi pertama munculnya paham Syiah9, dimana kelompok

muhajirin memaksakan kehendak kepada kaum anshar untuk menerima Abu

Bakar sebagai pemimpin dan pengganti Nabi, sebagian yang lain

menggusulkan Ali sebagai pengganti10.

Berbeda dengan SHM Jafri, Imam Muhammad Abu Zahra mengemukakan

jiwa Syiah lahir pada masa Khalifah Usman bin Affan, yang kemudian tumbuh

dan berkembang pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib11. Pendapat yang

populer tentang lahirnya Syiah disaat gagalnya perundingan antara pihak

pasukan Ali dan pihak Muawiyah di Shiffin, yang disebut dengan peristiwa

tahkim atau arbitrase12.

Pendapat lain disampaikan Nasir Makarim Syirazi, yang menyakini bahwa

Syiah sudah ada sejak zaman Rasulullah, dapat dilihat dari ungkapan-ungkapan

Nabi sendiri dan bukti-bukti akurat lain yang secara implisit menyebutkan

keutamaan Ali dan pengikutnya. Seperti dalam ayat:

9 S.H.M Jafri, Dari Saqifah Sampai Imamah, Terj Meth Kieraha, (Bandung: Pustaka Hidayah,

1995), 57 10 Ibid 11 Imam Muhammad Abu Zahra, Aliran Politik dan Aqidah Dalam Islam, Terj Abdurrahman

Dahlan, (jakarta: Logos, 1996), 27 12 Joesoef Souyb, Pertumbuhan dan Perkembangan Aliran-aliran Syiah, (Jakarta: Pustaka

Alhusna, 1982), 20

Page 5: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

24

“Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal salih adalah sebaik-baik

makhluk”. (QS. Al-Bayyinah (98) : 7)

Yang dimaksud orang yang beriman dan beramal salih dalam ayat diatas

menurut para mufassir adalah Ali dan pengikutnya13.

Benih-benih Syiah sebagai pengikut setia Ali sudah ada di masa

Rasulullah. Kekecewaan pengikut Ali dalam peristiwa Tsaqifah menjadi

manifestasi pertama, yang selanjutnya secara explosive berkembang pesat di

zaman Khalifah Usman bin Affan karena konflik yang terjadi. Dan pada

akhirnya secara politik terpisah pada masa Muawiyah di Siffin. Akibat

kegagalan itu, muncul ketidakpuasan. Sejumlah pasukan Ali memberontak

terhadap kepemimpinannya dan keluar dari pasukan Ali, mereka disebut

golongan khawarij. Sedangkan sebagian besar lagi tetap setia terhadap Ali,

mereka yang disebut Syiah.

Pada masa khalifah Usman di Mesir, Syiah tumbuh sumbur karena di sana

para propagandis menemukan lahan, yang kemudian tersebar luas di Irak, yang

selanjutnya menjadi tempat tinggal Syiah14. Ali bin Abi Thalib menjadikan

Irak sebagai ibukota kekhilafaannya, di sana Ali mendapat simpati yang lebih

dari rakyat dan sebaliknya rakyat tidak menunjukkan rasa patuh pada

kekuasaan Umayyah15. Sehingga di Irak lah Syiah berkembang dan tumbuh

pesat dengan didukung beberapa faktor politis dan keadaan rakyat Irak yang

mencintai Ali.

13 Nasir Makarim Syirazi, Aqiaiduna, (Iran: Qom, 1996), 112 14 Imam Muhammad Abu Zahra, Aliran Politik dan Aqidah Dalam Islam, Terj Abdurrahman

Dahlan, (jakarta: Logos, 1996) 37 15 Ibid

Page 6: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

25

Sedangkan awal munculnya Syiah dan perkembangan di Indonesia,

menurut Sekjen ABI (Ahlul Bait Indonesia) Ahmad Hidayat bahwa penyebaran

Syiah di Indonesia dibawa oleh ulama Hadramaut ribuan tahun yang lalu,

dimana sebagian bertujuan untuk berdagang dan sebagian yang lain untuk

berdakwah, tetapi mereka tidak menunjukkan keSyiahannya16. Pendapat yang

serupa tapi tak sama dijelaskan oleh sejarahwan Slamet Muljana, bahwa Islam

yang lebih dulu sampai di Asia Tenggara adalah Islam aliran Syiah17, melalui

orang-orang Islam yang berdagang ke Bandar Perlak. Pengaruh kedatangan

Islam sampai kepada raja Perlak dan keluarganya, yang selanjutnya

memutuskan untuk masuk Islam, dengan pendakwahnya yang bernama Sayyid

Ali Muktabar yang kemudian menikah dengan putri kerajaan Perlak, Putri

Makhdum Tansuri, ibu dari Sultan Aalidin yang merupakan sultan pertama

kerajaan Perlak18.

Bukti-bukti tentang ajaran Islam Syiah dapat dilihat dari beberapa tradisi

yang masih dipegang dan dilestarikan oleh warga masyarakat tertentu, seperti

ritus Tabut di Bengkulu dan Sumatera, Gerebek Syuro di Yogyakarta dan

Ponorogo, arak-arakan Hayok Tabui di Pariaman19. Terlepas dari pengaruh

Syiah dalam tradisi-tradisi tersebut atau Islam manakah yang pertama kali

memasuki Indonesia, setidaknya tradisi-tradisi yang dilestarikan masyarakat

Indonesia seperti hal nya di atas, sangatlah kental dengan ajaran Syiah.

16 http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/12/09/07/m9zeia-ini-sejarah-Syiah-di-indonesia. (diakses 23 Agustus 2013) 17 Slamet Muljana, Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara, (Yogyakarta: LkiS, 2008), 45 18 Ibid 19 http://daerah.sindonews.com/read/2013/06/26/29/754096/pengaruh-Syiah-dalam-tradisi-keagamaan-di-indonesia, (diakses 25 Agustus 2013)

Page 7: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

26

Syiah semakin menunjukkan eksistensi disaat terjadi Revolusi Iran tahun

1979-1980, Syiah memiliki negara setelah Ayatullah Khameini berhasil

menumbangkan kekuasaan otokrasi Iran Mohammad Reza Shah Pahlevi20.

Dari sinilah membawa dampak dan rasa keingintahuan mahasiswa Indonesia

untuk mengetahui dan mempelajari Syiah, sehingga pada tahun 1980-an para

habib yang pulang dari Khum membawa dan menyebarkan ajaran tersebut pada

kalangan terbatas, seperti Habib Umar dari Palembang dan Habib Husein Al-

Habsyi dari Bangil Jawa Timur21. Para habib yang sudah menuntut ilmu di

Iran, mengirimkan beberapa santrinya untuk belajar di tempat yang sama.

Sepulang dari Qum, para santri mulai menyebarkan ajaran Syiah melalui

sejumlah kegiatan seperti ekonomi, politik, pendidikan, media dan sosial22.

Proses ini yang dikatakan Muhammad Baharun sebagai syi’ahisasi23.

Perkembangan Syiah di Indonesia saat ini, seperti yang disampaikan oleh

Jalaluddin Rahmat adalah sekitar 2,5-5 juta pengikut di seluruh Indonesia.

Mereka tersebar di beberapa pulau di Indonesia, seperti di Makasar, dan yang

paling banyak di pulau jawa, seperti di Pasuruan, Bandung, Jakarta,

Bondowoso, Tegal, Jepara, Pekalongan, Semarang, Garut dan Madura24.

Sampai pada tahun 2001, Syiah sudah memiliki 36 yayasan di Indonesia

20 http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/12/09/07/m9zeia-ini-sejarah-Syiah-di-indonesia. (diakses 23 Agustus 2013) 21 Ibid 22 Farid Akhmad Okbah, Fakta dan Data Perkembangan Syiah di Indonesia, (Jakarta: Perisai Qur’an, 2012) 23 Lihat Muhammad Baharun, Tipologi Pemahaman Doktrin Syiah di Jawa Timur; Disertasi, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2006), 128 24 http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/apa-itu-taqiyah-Syiah-dan-berapa-jumlah-penganut-Syiah-di-indonesia. (diakses tanggal 23 Agustus 2013)

Page 8: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

27

dengan 43 kelompok pengajian, yang terdiri dari 21 pengajian di tingkat

propinsi dan 33 pengajian di tingkat kabupaten/kota25.

Selain melalui kelompok-kelompok pengajian, Syiah juga menyebarkan

pahamnya melalui karya-karya telektual dan ilmiah, yakni penerbitan buku.

Selanjutnya menurut Rausyan Fikr26, telah diterbitkan sebanyak 373 buku-

buku mengenai Syiah yang dicetak oleh sekitar 59 penerbit di seluruh

Indonesia27. Diakui atau tidak, langkah-langkah ini yang ditempuh Syiah dalam

upaya syi’ahisasi atau sekedar mengenalkan Syiah kepada masyarakat.

B. Ahlussunah wa al-Jama’ah

1. Pengertian dan Sejarah Ahlussunah wa al-Jama’ah

Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan

dari kata Sunni28, tetapi istilah Sunni sering dihadapkan pada kelompok-

kelompok yang berseberangan dan bertentangan dalam ideologi seperti Syiah,

Mu’tazillah, dan lain-lain29. Pengertian Sunni menurut Al-Zabidi adalah

pendukung ideologi berbasis pandangan-pandangan teologi Al-Asy’ari dan Al-

Maturidi30. Dapat dilihat bahwa Sunni adalah sebuah pengistilahan yang

didalamnya terdapat Ahlussunah wa al-Jama’ah, maka bisa diidentikkan Sunni

dengan Ahlussunah wa al-Jama’ah.

25 Menurut pusat data Lembaga Penelitian Syiah di Yogyakarta, yang disampaikan dalam makalah yang ditulis oleh Pengurus Wilayah Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Yogyakarta, lihat http://Syiahindonesia.com/?p=183. 26 Ketua Lembaga Penelitian Syiah Indonesia 27 Majalah Hidayatullah, Rabiul Tsani 1430H/April 2009, halaman 29 28 www.wikipedia.com 29 Lihat George Makdisi, The Sunni Revival, (Jakarta: Serambi, 1997), 14 30 Lihat Muhammad bin Muhammad al-Zabidi, Ittihaf Sadatul Muttaqin, (Kairo: Dar al-Fikr,

1996), 73

Page 9: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

28

Secara bahasa kata Ahlussunah wa al-Jama’ah berasal dari tiga kata, yakni

Ahl yang berarti pengikut madzhab31. Al-Sunnah memiliki dua arti yakni segala

sesuatu yang telah diajarkan nabi baik perbuatan, ucapan dan pengakuan

nabi32. Atau al-Sunnah yang berarti al-Thariqah, jalan dan jejak para sahabat

nabi dan tabiin dalam memahami teks-teks keagamaan dan mengamalkan

ajaran agama33. Muhibbin Zuhri mengartikan al-Sunnah sebagai jalan nabi dan

para sahabat34. Ketiga al-Jama’ah yang berarti berkumpul atau bersatu35, atau

sekumpulan orang yang memiliki tujuan36. Menurut Ibn Taimiyah, al-Jama’ah

berarti persatuan dan menjadi nama bagi kaum yang bersatu37. Seperti apa yang

disampaikan oleh Imam Malik bin Anas ketika ditanya siapa Ahlussunah wa

al-Jama’ah, Imam Malik bin Anas menjawab “Ahlussunah adalah mereka

yang tidak memiliki julukan secara khusus, seperti julukan Jahmiyah,

Qadiriyah dan Rafidhiyah”38. Dari beberapa pengertian terpisah kata per kata

diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Ahlussunah wa al-Jama’ah atau

Sunni berarti pengikut atau golongan yang mengikuti jejak nabi dan sahabat

dalam memahami teks-teks keagamaan dan pengamalan ajaran agama, atau

secara sederhana dapat diartikan sebagai pengikut jalan yang ditempuh oleh

nabi dan para sahabatnya. 31 Ibrahim Anis, Al-Mu’jam al-Wasit, (Mesir: Majma’ al-Lughah, 2006), 31 32 Al Hafidz Ibn Hajar, Fath al Bari Syarh Shahih al Bukhari, juz 13, (Mesir: Syarikah al-

Quds,2001), 245 33 Jalal Muhammad Musa, Nasy’at al Asy’ariyyah wa al Tathawwuruha,(Beirut: Dar al-Kutub al-

Ilmiah, 1996), hal. 15 34 Achmad Muhibbin Zuhri, Pemikiran KH. M. Hasyim Asy’ari, (Surabaya: Khalista, 2010), 32 35 Muhammad Abdul Hadi al-Mishri, Manhaj dan Aqidah Ahlussunah wal Jamaah, Terj As’ad

Yasin, dkk, (Jakarta: Gema Insani Press, 1994), 69 36 Ibrahim Anis, Al-Mu’jam al-Wasit, , (Mesir: Majma’ al-Lughah, 2006), 135 37 Ibn Taimiyah, Majmu’ Fatawa, Juz 3, (Mesir: Darul Hadist, 2011), 157 38 Ibn ‘Abdil Barr, Al intiqa’ fi Fadhail al A’immat al Tsalatsah al Fuqaha’, (Mesir: Dar al-Fikr,

1998), 35

Page 10: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

29

Istilah Ahlussunah wa al-Jama’ah lahir dan dikenal pada masa generasi

sahabat junior (Shighar al-Shahabah) seperti Ibn Abbas, Ibn Umar dan Abi

Said al Khudri. Ibn Abbas dalam menafsiri surat Ali Imran ayat 106 membawa

istilah Ahlussunah wa al Jama’ah:

pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu"39. (QS Ali Imran (3) : 106)

Menurut Ibn Abbas bahwa yang dimaksud dengan muka yang putih

berseri dalam ayat diatas adalah mereka Ahlussunah wa al-Jama’ah40. Generasi

inilah yang menghindari pertentangan antarkelompok dan derasnya arus

polarisasi waktu itu, yang kemudian melakukan gerakan tersendiri, gerakan

kultural dan menekuni bidang keilmuan dan keagamaan41. Pengistilahan secara

terang-terangan adalah seperti yang disampaikan Ibn Abbas, yang selanjutnya

berkembang pada generasi tabiin yang dipelopori oleh Hasan Al-Bashri dan

ulama salaf sesudahnya42. Pada tahap selanjutnya, lahir para ahli hadist, ahli

fiqih dan ahli tafsir, yang mengembangkan dan meneruskan gerakan para

sahabat dan tabiin43. Termasuk dalam golongan ini adalah imam 4 madzhab.

Golongan ini aktif menuliskan pemikirannya untuk memberikan sanggahan

39 Departemen Agama RI, Al-Hidayah; Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Ciputat: Penerbit Kalim,

2010), 64 40 Imam Muhammad Abu Zahra, Aliran Politik dan Aqidah Dalam Islam, Terj Abdurrahman

Dahlan, (jakarta: Logos, 1996) 50 41 Achmad Muhibbin Zuhri, Pemikiran KH. M. Hasyim Asy’ari, (Surabaya: Khalista, 2010), 44 42 Ibid 43 Ibid

Page 11: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

30

terhadap berbagai pendapat yang dinilai cenderung mengabaikan sunnah Nabi

dan para sahabat dalam mengintepretasikan al-Qur’an dan persoalan-persoalan

pokok agama. Golongan yang mengikuti pola seperti inilah yang selanjutnya

disebut dengan Ahlussunah44.

Dalam perkembangan selanjutnya istilah Ahlussunah wa al-Jama’ah lebih

dikenal dan berkembang. Sebenarnya nabi sudah memberikan petunjuk-

petunjuk tentang istilah Ahlussunah wa al-Jama’ah, tetapi petunjuk tersebut

tidak lah secara terang-terangan menyebutkan Ahlussunah wa al-Jama’ah.

Seperti dalam hadist:

“Dari Muawiyah bin Abi Sufyan, bahwa Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya orang sebelum kamu dari pengikut Ahli kitab terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan umat ini akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, tujuh puluh dua golongan akan masuk neraka, dan satu golongan akan masuk surga, yaitu golongan al-Jama’ah”45.

Menurut KH Nurul Huda, bahwa desain pemahaman Ahlussunah wa al-

Jama’ah merupakan kelangsungan desain yang dilakukan sejak zaman

Rasulullah dan Khulafa al-Rasyidin, tetapi desain ini muncul dan lebih

menonjol setelah lahirnya Madzhab Mu’tazilah abad ke II Hijriyah46.

Adapun prinsip-prinsip Ahlussunah wa al-Jama’ah adalah sebagai

berikut47:

44 Ibid, 45 45 Hadist diriwayatkan oleh Abu Dawud, al-Darimi, Ahmad dan al-Hakim, dalam Sunan Abu

Dawud, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1996), 132 46 KH Nurul Huda dalam www.nu.or.id/a,public-m 47 Muhammad Abdul Hadi Al-Mishri, Manhaj dan Aqidah Ahlussunah wal Jama’ah, Terj As’ad

Yasin, dkk, (Jakarta: Gema Insani Press, 1994), 124-136.

Page 12: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

31

1. Tentang sifat-sifat Allah, aqidah Ahlussunah wa al-Jama’ah adalah

membenarkan tanpa mempersoalkan bentuknya dan mensucikan-Nya tanpa

mengingkari-Nya.

2. Al-Qur’an adalah kalamullah bukan makhluk.

3. Keyakinin Ahlussunah wa al-Jama’ah bahwa Allah tidak bisa dilihat oleh

makhluk di dalam kehidupan dunia.

4. Mengimani seluruh kabar tentang keadaan setelah kematian seperti yang

sampaikan oleh Rasulullah.

5. Bersepakat bahwa orang-orang surga akan dapat melihat Rabbnya dengan

kedua mata mereka.

6. Mengimani qadar Allah dengan segala tingkatannya.

7. Iman adalah ucapan dan perbuatan, dapat bertambah dan berkurang.

8. Menyakini bahwa iman mempunyai ashl (pokok) dan furu’ (cabang).

9. Bersepakat tentang kemungkinan berkumpulnya antara siksa dan pahala

pada diri seseorang.

10. Mencintai dan mendukung sahabat-sahabat Rasul, ahlulbait, dan istri-istri

Rasul tanpa meyakini adanya kema’shuman pada diri mereka kecuali

Rasulullah.

11. Ahlussunah wa al-Jama’ah berperang bersama pemimpin-pemimpin

mereka, baik pemimpin yang baik atau yang dhalim, demi menegakkan

syariat.

12. Membenarkan dan meyakini adanya karomah para wali atau kejadian-

kejadian luar biasa yang diberikan Allah pada mereka.

Page 13: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

32

2. Sejarah Ahlussunah wa al-Jama’ah dan Perkembangannya di

Indonesia

Terjadi kebinggungan tentang awal diperkenalkan Islam di Indonesia, sekte

apakah yang pertama kali dianut pada awal-awal penyebaran Islam. Bukti

sejarah menjelaskan bahwa kedua sekte besar dalam Islam telah berperan aktif

dalam penyebaran Islam. Yang pertama adalah Syiah, bukti-bukti bahwa Syiah

adalah sekte pertama yang bersinggungan dengan masyarakat pada awal

penyebaran Islam tidak bisa dipungkiri. Hal ini dapat dilihat beberapa

perayaan-perayaan adat yang masih dilestarikan hingga sekarang oleh sebagian

masyarakat Indonesia, seperti perayaan Tabut di Sumatera. Yang kedua adalah

Sunni, realitas menjelaskan bahwa yang dianut oleh sebagian besar masyarakat

Indonesia sekarang adalah Islam Sunni, tentunya sumber keislaman masyarakat

Indonesia saat ini tidak bisa dilepaskan dari ajaran-ajaran keislaman generasi

pertama di Indonesia.

Pada awal penyebaran Islam di Indonesia telah terjadi perebutan pengaruh

dan kekuasaan antara pendukung Syiah dan Ahlussunah. Kondisi ini

berlangsung cukup lama, terutama di kerajaan Perlak pada masa kekuasaan

Sultan Alaidin Sayyid Maulana Abbas (888-913M) dan Sultan Alaiddin

Maulana Ali Mughaiyat Syah (915-918M)48. Kemudian penyebaran secara

khusus Ahlussunah dimulai pada masa ulama-ulama dalam jaringan walisongo.

Pada tahap selanjutnya walisongo telah berhasil menantapkan dasar keislaman

di nusantara, yang pada akhirnya secara organisatoris muncullah NU

48 A. Hasjimi, Syiah dan Ahlussunah; Saling Berebut Pengaruh dan Kekuasaan Sejak Awal Sejarah Islam di Kepulauan Nusantara, (Surabaya: Bina Ilmu, 1983), 46-47

Page 14: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

33

(Nahdlatul Ulama) sebagai Jamiyyah Diniyyah Islamiyyah yang berakidah

Islam menurut faham Ahlussunnah wal Jamā’ah dan mengikuti salah satu

madzhab empat yakni Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali49. Selain NU ada

beberapa pelembagaan Islam Sunni di Indonesia seperti Muhammadiyah,

Persis dan Al-Irsyad. Artinya mereka adalah yang berpegang pada salah satu

Imam 4 madzhab, dan secara kontestasi mereka yang kontradiksi dengan ajaran

Syiah.

C. Kontestasi Sunni dan Syiah dalam Sejarah

Dalam hal pendidikan dan kejayaan kedinastian, telah banyak

pertentangan-pertentangan antara dinasti Sunni dan dinasti Syiah, tidak

terkecuali dalam bidang pendidikan. Setiap dinasti tersebut berusaha untuk

membentengi rakyatnya dari manuver-manuver aliran di luar aliran resmi

dinasti. Yang tampak dalam sejarah Islam adalah kontestasi antara dinasti

Fatimiyyah di Mesir dan dinasti Abbasiyah di Baghdad.

Dinasti Fatimiyah adalah satu-satunya dinasti Syiah dalam Islam.

Didirikan di Tunisia pada tahun 909M sebagai tandingan kekuasaan Sunni di

Baghdad50. Dalam sejarah dinasti Sunni mengalami kemunduran dari tindakan

separatis dan kudeta orang-orang Syiah.

Kedua dinasti tersebut saling berebut pengaruh, dan saling menanamkan

ideologinya kepada rakyat, sehingga sampai pada kejayaannya masing-masing.

Tak terkecuali persaingan tersebut pada dunia pendidikan, kejayaan dinasti

49 M. Ali Haidar, Nahdatul Ulama dan Islam di Indonesia; Pendekatan Fiqih dalam Politik, (Jakarta: Gramedia, 1994), 35 50 Philip K Hitti, History of The Arabs, Terj Cecep Lukman Yasin, (Jakarta: PT Serambi Ilmu

Semesta, 2002), 787

Page 15: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

34

Abbasiyah dan Fatimiyah telah membuka dan memperkenalkan Islam pada

kemajuan pendidikan. Gemilangnya pendidikan, keilmiahan dan tradisi

research, tumbuh dan berkembang pada masa kedua dinasti ini, terbukti dengan

lahirnya ilmuan-ilmuan muslim yang mendominasi keilmuan dunia bahkan

hingga saat ini.

Namun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa manuver-manuver kedua

dinasti tersebut dalam pendidikan adalah untuk membentengi dan

mempropagandakan ideologi yang dianut kerajaan. Seperti halnya tujuan

didirikannya Madrasah Nizamiyah di Baghdad, yakni:51

1. Menyebarkan pemikiran Sunni untuk menghadapi tantangan pemikiran

Syiah.

2. Menyediakan guru-guru Sunni yang cakap untuk mengajar dan

mempropagandakan madzhab Sunni.

3. Membentuk kelompok pekerja Sunni untuk berpartisipasi dalam

menjalankan pemerintahan, pemimpin lembaga, khususnya di bidang

peradilan dan manajemen.

Tujuan awal untuk membina lembaga pendidikan dalam hal ini madrasah

karena pertimbangan bahwa Syiah sangat gencar menanamkan ideologinya

sehingga untuk melawannya tidak cukup dengan senjata tetapi juga harus

dilawan dengan ideologi52.

51 Abd al Madjid Abd al Futuh Badawi, Al Tarikh al Siyasi wa al Fikr,(Kairo: Dar al-Fajr, 2011),

176 52 Ibid

Page 16: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

35

Sementara itu, orang-orang Fatimiyah mengajarkan ideologinya melalui

pendidikan53 juga. Lebih dari itu, melalui kegiatan-kegiatan misionaris

tersembunyi yang disebar di seluruh wilayah Islam dengan tujuan

menyebarkan ideologi Syiah Ismailiyah dan mengumpulkan dukungan pada

sebuah gerakan politik keagamaan, inilah yang akhirnya menegakkan

berdirinya dinasti Fatimiyah54.

Pada hakikatnya tujuan pendidikan pada kedua dinasti tersebut adalah

sama, yakni saling propaganda ideologi kerajaan, memberikan proteksi akidah

kepada masyarakat agar terlindungi dari ideologi yang resiprokal, Sehingga

terjadilah kompetisi dalam pendidikan. Karena kompetisi inilah membawa

dampak positif, yakni kemajuan pendidikan. Penulis mencoba memaparkan

kemajuan-kemajuan di bidang pendidikan pada masa dinasti Abbasiyah dan

Fatimiyah, yang pada hakikatnya mereka berkontestasi dan berkompetisi untuk

saling memajukan.

Adapun kemajuan-kemajuan pendidikan di masa dinasti Abbasiyah antara

lain sebagai berikut:

1. Pada masa dinasti Abbasiyah, berdiri banyak lembaga-lembaga seperti

perpustakaan dan akademi. Perpustakaan pada masa itu lebih merupakan

sebuah universitas karena selain terdapat kitab-kitab, disana juga dapat

membaca, menulis dan berdiskusi55.

2. Baitul Hikmah di Baghdad merupakan perguruan tinggi yang dibangun

pada masa Khalifah Al-Makmun. Ilmu-ilmu yang diajarkan bukan hanya 53 Said Mursi Ahmad, Tatawur al Fikr al Tarbawi, (Kairo: Alam al Kutub, 1982), 209 54 K. Ali, Sejarah Islam; Tarikh Pramodern, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), 325 55 Jurji Zaidan, Tarikh al Tamaddun al Islami, Jilid 3, (Kairo: Dar Al-Hilal, tanpa tahun), 144

Page 17: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

36

keilmuan agama saja tetapi keilmuan umum juga sudah mulai diajarkan

seperti ilmu kalam, kimia, falaq dan lain-lain. Di sana juga dikumpulkan

buku-buku pengetahuan dalam bermacam-macam bahasa seperti bahasa

Arab, Yunani, Persia, Suryani dan Qibtia56.

3. Al-Makmun juga mendirikan teropong bintang yang disebut teropong Al-

Ma’muni57.

4. Di masa ini pula berdiri madrasah Nizamiyah yang merupakan lembaga

pendidikan resmi pemerintah, dan pemerintah terlibat dalam menetapkan

tujuan-tujuannya, kurikulum, memilih guru dan memberikan subsidi yang

teratur kepada madrasah58.

5. Berlangsungnya gerakan terjemahan buku-buku filsafat dan kedokteran,

gerakan ini berlangsung pada masa Khalifah Al-Manshur hingga Khalifah

Al-Makmun, kemudian diteruskan hingga tahun 300H59. Bidang-bidang

ilmu yang diterjemahkan semakin meluas, terutama setelah adanya

pembuatan kertas60.

6. Berlangsungnya gerakan terjemahan dan tradisi keilmuan yang mulai

berkembang, membawa dampak positif pada lahirnya para ilmuan-ilmuan

Islam. Dalam bidang agama, lahirlah para pemikir-pemikir teologi iman-

imam madzhab hukum seperti Imam Abu Hanifah (700-767M), Imam

Malik (713-795M), Imam Syafi’i (767-820M), dan Imam Ahmad bin

56 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Hilda Karya Agung, 1992), 90 57 Ibid 58 Abd al Madjid Abd al Futuh Badawi, Al Tarikh al Siyasi wa al Fikr, (Beirut: Dar al-Kutub al-

Ilmiah, 1996), 176 59 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), 56 60 Ibid

Page 18: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

37

Hanbal (780-855M). Dalam keilmuan umum, lahir nama-nama ilmuan

yang menjadi acuan keilmuan hingga sekarang, seperti61:

a. Al-Fazari seorang astronom Islam yang menyusun astrolobe

b. Al-Razi seorang tokoh kedokteran yang membedakan antara penyakit

cacar dan measles.

c. Ibn Sina seorang filsuf dan ahli kedokteran yang berhasil menemukan

sistem peredaran darah manusia, dengan karyanya al-Qanun fi al-Thibb

dan al-Syifa’.

d. Abu Ali al-Hasan ibn al-Haythami seorang ahli optika.

e. Jabir ibn Hayyan seorang ahli kimia.

f. Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi seorang ahli matematika yang

menciptakan ilmu aljabar, dengan karyanya al-Jabr wa al-Muqabalah.

Sementara itu, kemajuan-kemajuan dinasti Fatimiyah di bidang pendidikan

antara lain sebagai berikut:

1. Universitas Al-Azhar di Kairo merupakan universitas pertama di Mesir.

Universitas ini merekrut mahasiswa dari negara-negara Islam dengan

fasilitas yang lengkap seperti asrama, makanan dan beasiswa62.

2. Al-Aziz memberikan gaji yang cukup besar bagi pengajar, sehingga

banyak para ulama yang pindah dari Baghdad ke Mesir63.

3. Dar al-Hikmah dengan perpustakaannya Dar al-Ulum di Kairo didirikan

oleh Khalifah Al-Hakim, bertujuan untuk menandingi Baitul Hikmah di

Baghdad. Terdapat banyak koleksi buku sekaligus menjadi pusat 61 Ibid 62 Moh Nur Hakim, Sejarah dan Peradaban Islam, (Malang; UMM Press, 2004), 103 63 Ibid

Page 19: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

38

pengkajian kedokteran, astronomi dan ajaran-ajaran Islam terutama

madzhab Syiah64.

4. Mendirikan beberapa observatorium di Mesir, Muqatan dan Syiria65.

5. Beberapa ulama dan ilmuan yang muncul pada masa dinasti Fatimiyah

seperti66:

a. Muhammad al Tamimi seorang ahli kedokteran dan fisikawan.

b. Al-Kindi seorang ahli filsafat dan sejarah.

c. Ali bin Yunus seorang ahli astronomi

Realitas sejarah diatas, menjelaskan adanya suatu kompetisi positif tetapi

hegemoni dan perebutan kekuasaan terselubung dalam setiap maksud dan

tujuan. Realitas ini akan berulang dari masa ke masa hingga saat ini, baik

dalam bidang pendidikan yang terlihat transparan atau berbagai bidang lain

yang terlihat jelas.

D. Pengertian Pendidikan Islam

Pengertian pendidikan secara umum adalah seni, praktek atau seperangkat

pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan metode-metode mengajar,

pengawasan dan bimbingan murid67. Ahmad D Marimba mendefinisikan

pendidikan sebagai bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik

terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik guna terbentuknya

64 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Hilda Karya Agung, 1992), 90 65 Ahmad Syalabi, Mausu’at al-Tarikh al-Islami wa al-Mishriyah, (Mesir: Dar al-Fikr, 1979),

125 66 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), 283 67 Carter V. Good, Dictionary of Education, (New York: Mc Graw Hill Book Company, 1959),

387

Page 20: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

39

kepribadian yang utama68. Kaitannya dengan pendidikan Islam dan pendidikan

secara umum adalah bagaimana menambahkan nilai-nilai Islami dalam

pendidikan tersebut, atau memasukkan domain Islam secara utuh dalam

pendidikan.

Sedangkan pengertian pendidikan Islam secara sempurna belum

terumuskan. Dalam konferensi Internasioanl Pendidikan Islam pertama tahun

1977 di Universitas King Abdul Aziz, hanya mendefenisikan pendidikan

menurut Islam sebagai keseluruhan pengertian yang terkandung dalam istilah

ta’lim, tarbiyah dan ta’dib69. Banyaknya istilah yang secara substansi sama

dengan pengertian pendidikan membuat kebuntuan dalam pendefinisian

pendidikan menurut Islam. `

Prof. Hamka seperti yang dikutip Samsul Nizar, mendefinisikan

pendidikan islam pada tataran istilah ta’lim dan tarbiyah. Pada ta’lim

mengandung pengertian bahwa pendidikan merupakan transferisasi

pengetahuan yang dianugerahkan Allah kepada manusia (Adam)70.

Sebagaimana yang termaktub pada Surah al-Baqarah ayat 31:

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat, lalu berfirman:

68 Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1987),

19. 69 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1992), 28 70 Samsul Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran Hamzah, (Jakarta:

Kencana, 2008), 106

Page 21: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

40

‘sebutkanlah kepadaku nama benda-benda itu jika kamu orang yang benar’”71. (QS Al-Baqarah (2) : 31).

Selanjutnya pada tarbiyah mengandung makna bahwa pendidikan

merupakan transferisasi nilai dan misi tertentu72. Secara komprehensif, Hamka

memaknai pendidikan islam sebagai serangkaian upaya yang dilakukan

pendidik untuk membentuk watak, akhlak dan kepribadian peserta didik

sehingga ia bisa membedakan hal yang baik dan buruk73.

Selanjutnya menurut Marimba seperti yang dikutip Imam Bawani,

pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani rohani untuk mewujudkan

terbentuknya kepribadian Islam yang berdasarkan hukum-hukum agama

Islam74. Dari definisi diatas dapat diambil inti antara lain: 1) bahwa pendidikan

Islam mendidik serta membimbing bukan hanya jasmani tapi juga rohani.

Kognitif, afektif dan psikomotorik sudah tercover dalam pendidikan islam. 2)

bahwa pendidikan islam bertujuan untuk membentuk kepribadian muslim yang

sempurna dengan penanaman nilai-nilai agama. 3) bahwa pendidikan islam

bertumpu pada al-Qur’an dan hadist sebagai sumber hukum agama.

Menurut Muslih Musa dan Aden Wijaya, pendidikan Islam merupakan

proses pembelajaran yang sangat intens pada post pembentukan kepribadian,

budi pekerti yang luhur75. Lebih sederhana, pendidikan Islam didefiniskan

71 Departemen Agama RI, Al-Hidayah; Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Ciputat: Penerbit Kalim,

2010), 7 72 Samsul Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran Hamzah, (Jakarta:

Kencana, 2008), 106 73 Ibid 74 Imam Bawani, Segi-segi Pendidikan Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1987), 122 75 Muslih Musa dan Aden Wijdan, Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial, (Yogyakarta:

UII Press, 1997), 111

Page 22: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

41

sebagai upaya pendidikan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya,

agar menjadi way of life seseorang76.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan islam

adalah usaha membimbing dan mendidik yang dilakukan oleh pendidik untuk

membentuk kepribadian islam, yang bisa membedakan baik dan buruk, dan

berdasarkan al-Qur’an dan hadist sebagai sumber hukum.

E. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Islam

Secara umum, tujuan pendidikan Islam sinkron dengan tujuan agama

Islam, yaitu berusaha mendidik individu mukmin agar tunduk, bertakwa, dan

beribadah dengan baik kepada Allah agar memperoleh kebahagiaan dunia

akhirat77. Sedangkan tujuan secara khusus merupakan penjabaran dari tujuan

umum, yakni: 1) mendidik individu yang saleh dengan memperhatikan segenap

dimensi perkembangannya, 2) mendidik anggota kelompok sosial yang saleh

baik dalam keluarga maupun masyarakat muslim, 3) mendidik manusia yang

saleh bagi masyarakat yang besar78.

Lebih lanjut, menurut Abdul Munir Mulkhan, tujuan pendidikan Islam

adalah sebagai proses pengaktualan akal peserta didik yang secara teknis

dengan kecerdasan yang terampil, dewasa serta membentuk kepribadian

muslim yang paripurna79. Secara singkat tujuan pendidikan Islam menurut

76Maslikhah, Quo Vadis Pendidikan Multikultural, (Surabaya: PT. Temprina Media Grafika,

2007), 120 77 Hery Noer Aly dan Munzier, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung Insani, 2003), 142 78 Ibid, 143-144 79 Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim, (Yogyakarta: Sispress, 1993), 137

Page 23: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

42

Athiyah al-Abrasy adalah menjadikan manusia berakhlak mulia80. Sedangkan

Fadhil Jamali merumuskan tujuan pendidikan Islam menjadi empat, yaitu: 1)

mengenalkan manusia pada perannya sebagai makhluk dan tanggungjawab, 2)

mengenalkan manusia pada interaksi sosial dan tanggungjawabnya pada tata

kehidupan bermasyarakat, 3) mengenalkan manusia pada alam dan mengajak

untuk mengetahui hikmah diciptakannya serta dapat mengambil manfaat, 4)

mengenalkan manusia akan penciptaan alam dan menyuruhnya untuk

beribadah81.

Dari tujuan pendidikan Islam yang masih bersifat umum diatas, setiap

satuan pendidikan merumuskan tujuan pendidikan secara khusus pada tingkat

satuan pendidikannya masing-masing. Pembagian ini seperti halnya yang

dijelaskan Abuddin Nata tentang cakupan dan ruang lingkup tujuan

pendidikan, antara lain82:

1. Tujuan pendidikan Islam secara universal; tujuan pendidikan Islam yang

masih bersifat global universal, yang menjadi dasar acuan pada setiap

tujuan pendidikan Islam secara khusus.

2. Tujuan pendidikan Islam secara nasional; tujuan pendidikan Islam yang

dirumuskan oleh setiap negara.

3. Tujuan pendidikan Islam secara institusional; tujuan pendidikan Islam yang

dirumuskan oleh setiap lembaga pendidikan Islam, mulai dari tingkat

kanak-kanak sampai pada perguruan tinggi.

80 Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Hadist, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), 62 81 Lihat Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), 32 82 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2010), 61-65

Page 24: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

43

4. Tujuan pendidikan Islam pada tingkat program studi; tujuan pendidikan

yang disesuaikan dengan program studi.

5. Tujuan pendidikan Islam pada tingkat mata pelajaran; tujuan pendidikan

yang didasarkan pada tercapainya pemahaman, penghayatan, dan

pengamalan ajaran Islam pada setiap bidang studi atau mata pelajaran

tertentu.

6. Tujuan pendidikan Islam pada tingkat pokok bahasan; tujuan pendidikan

yang didasarkan pada ketercapaian kompetensi utama dan kompetensi

dasar yang terdapat pada setiap pokok bahasan.

7. Tujuan pendidikan Islam pada tingkat subpokok bahasan

Tujuan pendidikan Islam yang didasarkan pada tercapainya kecakapan

yang terlihat pada indikator-indikator.

Setiap tujuan pendidikan dalam koridor agama Islam, merumuskan tujuan

pendidikannya berdasarkan kitab suci agama Islam dan hadist, karena disitulah

sumber pertama tujuan pendidikan Islam, yang selanjutnya dirumuskan oleh

Rasulullah sebagai suri tauladan.

Sedangkan fungsi pendidikan Islam adalah sebagai proses penanaman nilai-

nilai ilahiah pada diri anak didik, sehingga mampu untuk mengaktualisasikan

dirinya sesuai dengan prinsip-prinsip religius83. Pendidikan Islam juga

bertanggungjawab terhadap dinamika dan harmonisasi kebudayaan manusia,

83 Samsul Nizar, Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), 121

Page 25: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

44

selain itu pendidikan Islam juga menjadi fasilitator bagi seluruh potensi peserta

didik dan transformasi nilai-nilai sosiokulturalnya dengan ruh islami84.

F. Sistem Pendidikan Islam

Menurut Mc Ashan dalam Made Pidarta, pengertian sistem adalah srategi

menyeluruh atau rencana yang dikomposisikan oleh satu elemen,

mempresentasikan kesatuan unit dan masing-masing elemen mempunyai

tujuan sendiri, yang kesemuanya saling berkaitan dan terurut dalam bentuk

yang logis85. Johnson, Kost dan Rosenzweg seperti yang dikutip Anas Sudjana,

mendefinisikan sistem sebagai suatu kebulatan yang kompleks, suatu

himpunan yang terdiri dari hal-hal dan bagian-bagian yang membentuk

kebulatan/keseluruhan yang kompleks86. Definisi sistem secara umum

dijelaskan oleh Hasbullah, yang mengartikan sistem sebagai jumlah

keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bekerja sama untuk mencapai hasil

yang diharapkan berdasarkan kebutuhan yang telah ditentukan87. Dari definisi

di atas dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan kesatuan yang utuh, yang

terdiri dari beberapa komponen atau subsistem yang membentuk kesatuan

tersebut, saling bersinergi dan bekerjasama untuk mencapai tujuan.

Dalam pendidikan, sebuah sistem pendidikan terdiri dari beberapa

subsistem yang membentuk pendidikan itu sendiri. Karena dalam sebuah

sistem mempunyai ciri-ciri adanya tujuan, fungsi, komponen, interaksi atau

84 Ibid 85 Made Pidarta, Landasan Kependidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), 26 86 Anas Sudjana, Pengantar Administrasi Pendidikan Sebagai Suatu Sistem, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 1997), 21-26 87 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Kependidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1999), 123

Page 26: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

45

saling berhubungan88. Pendidikan sebagai sebuah sistem terbuka, yang artinya

bahwa pendidikan tidak bisa mengisolasi dirinya dari lingkungannya agar

dapat melaksanakan fungsinya dengan baik89.

Adapun komponen-komponen atau bagian-bagian dalam sistem pendidikan

adalah sebagai berikut90:

1. Tujuan

Pendidikan haruslah mempunyai tujuan untuk memberikan arah terhadap

semua proses pendidikan. Seluruh komponen dalam pendidikan bertumpu

pada tujuan sebagai pedoman aktifitas.

2. Peserta didik

Pesera didik merupakan obyek dan subyek dalam pendidikan. Obyek

berarti peserta didik yang menerima perlakuan-perlakuan dalam

pendidikan. Subyek berarti peserta didik juga sebagai pelaksana, hal ini

merupakan pandangan pendidikan modern

3. Pendidik

Pendidik merupakan pembimbing, pengaruh, untuk menumbuhkan aktifitas

peserta didik. Oleh karenanya, seorang pendidik diwajibkan mampu

menguasai peserta didik dan mempunyai kompetensi sebagai pendidik,

88 Mudhoffir, Teknologi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990), 12 89 Made Pidarta, Landasan Kependidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), 28 90 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Kependidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1999), 123-124; lihat

Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,hal 19; lihat juga Tadjab, Perbandingan Pendidikan,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), hal 33.

Page 27: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

46

yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

profesional dan kompetensi sosial91.

4. Alat pendidikan

Alat pendidikan adalah pendukung atau penunjang pelaksanaan pendidikan.

Atau segala sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan,

mempermudah dan mempercepat tercapainya tujuan. Alat pendidikan

dalam arti perangkat keras adalah sarana pembelajaran dan media

pembelajaran yang dapat mendukung terselenggaranya pembelajaran92.

5. Lingkungan

Lingkungan adalah suatu ruang yang mendukung kegiatan pendidikan.

Lingkungan pendidikan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah

dan lingkungan masyarakat. Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan

hasil pendidikan, lingkungan berpengaruh besar dan menentukan terhadap

kelangsungan berkembangnya potensi diri siswa93.

Berbeda sedikit dengan Hasbullah, Made Pidarta membagi sistem

pendidikan menjadi 4 komponen atau subsistem, yaitu94:

1. Subsistem tujuan

2. Subsistem manajemen

3. Subsistem prosecing peserta didik

4. Subsistem lingkungan

91 PP No. 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: PT Bina Aksara,

2004), 21 92 Ibid, 26 93 A Nurhadi Djamal, Epistimologi Untuk Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: UIN SGD Press,

1995), 27 94 Made Pidarta, Landasan Kependidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), 30

Page 28: BAB II PENGERTIAN DAN SEJARAH A. Syiah 1. Pengertian Syiah ...digilib.uinsby.ac.id/1030/9/Bab 2.pdf · Kata Ahlussunah atau Ahlussunah wa al-Jama’ah merupakan kepanjangan dari kata

47

Melihat dari subsistem atau komponen dalam sistem pendidikan diatas,

agaknya pembagian tersebut lebih tersegmen pada sistem pendidikan pada

tingkat satuan pendidikan. Sistem pendidikan pada tingkat nasional dan global,

pastilah akan lebih complecated karena banyak hal yang menyusun dan

membentuk sebuah sistem dalam pendidikan nasional.