bab ii perancangan sistem pembuatan bioe

Upload: nurullqalby

Post on 05-Jul-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    1/26

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

    2.1 Sejarah Bioethanol

    Bioethanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai

     bahan minuman beralkohol. Jejak peninggalan sejarah berupa keramik yang

    ditemukan berusia lebih dari 9000 tahun yang lalu di China bagian utara

    mengindikasikan bahwa minuman beralkohol telah dikonsumsi oleh manusia

     prasejarah sejak jaman Neolitik.

    Larutan bioethanol dengan kualitas mendekati murni, pertama kali

    ditemukan oleh imiawan !uslim yang mengembangkan proses sistem distilasi

    yaitu pada masa hali"ah #bbasid, yaitu dengan hadirnya peneliti terkenal pada

    waktu itu yang bernama Jabir ibnu $ayyan %&eber', #l(indi %#lkindus' dan al(

    )azi %)hazes'. Catatan yang disusun oleh Jabir ibnu $ayyan %*+(-!'

    menyebutkan bahwa uap dari perasaan buah anggur yang mendidih mudah

    terbakar. #l(indi %-0(-*/!' dengan tegas menjelaskan tentang proses sistem

    distilasi pembuatan minuman anggur. edangkan bioethanol murni didapatkan

     pada tahun *91 oleh Johann 2obias Lowitz, dengan menggunakan distilasi

    saringan arang.

    #ntoine La3oisier menggambarkan bahwa bioethanol adalah senyawa

    yang terbentuk dari arbon, $idrogen dan 4ksigen %C, $, 4'. 5ada tahun -0-

     Ni6olas(2h7odore de aussure telah menentukan rumus kimia dari ethanol. Lima

     puluh tahun kemudian %--', #r6hibald 6ott Couper menerbitkan rumus bangun

    ethanol. 8engan demikian ethanol adalah salah satu senyawa kimia yang pertama

    kali ditemukan rumus bangunnya. thanol pertama kali dibuat se6ara sintetis pada

    tahu -+9 di :nggris oleh $enry $ennel dan .&.erullas di 5eran6is. !i6hael

    ;araday membuat ethanol dengan menggunakan sistem katalis hidrasi asam pada

    ::(

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    2/26

    ::(+

    ethilen pada tahun 9-+ yang digunakan pada proses produksi ethanol sintetis

    hingga saat ini.

    5ada tahun -

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    3/26

    ::(/

    Bioethanol digunakan se6ara luas di Brasil dan #merika erikat.

    edua negara ini memproduksi --A dari seluruh jumlah bahan bakar ethanol

    yang diproduksi di dunia. ebanyakan mobil(mobil yang beredar di #merika

    erikat saat ini dapat menggunakan bahan bakar dengan kandungan

    ethanol   sampai 0A, dan penggunaan bensin ethanol 0A malah diwajibkan di

     beberapa kota dan negara bagian #. ejak tahun 9*1, pemerintah Brasil telah

    mewajibkan penggunaan bensin yang di6ampur dengan ethanol, dan sejak tahun

    +00*, 6ampuran yang legal adalah berkisar    +A ethanol  dan  *A

      bensin %+'. 8i bulan 8esember +00 Brasil sudah mempunyai +

     juta kendaraan dan truk   ringan   bahan   bakar "leksibel dan lebih dari 00

    ribu sepeda motor yang dapat menggunakan bahan bakar ethanol murni.

    8i indonesia upaya peman"aatan BBN %bahan bakar nabati' sebagai

     bahan bakar alternati" sebenarnya sudah dilakukan oleh pemerintah, khususnya

    5ertamina sejak lama, payung hukumnya juga jelas, seperti ?ndang(undang No./0

    tahun +00* tentang energi yang mengamanatkan pemerintah untuk meningkatkan

     penggunaan energi terbarukan. ?ndang(undang ini kemudian diperkuat lagi oleh

     peraturan !enteri %5)!N' 8! nomer /+ tahun +00- yang memuat

    mandatori BBN di :ndonesia.

    !eski demikian, "akta yang ada dilapangan menunjukkan bahwa

     penggunaan BBN masih jauh dari harapan kita semua. pemakai kendaraan di

    :ndonesia saat ini umumnya masih senang menikmati BB! bersubsidi karena

    harganya yang relati" murah daripada menggunakan BB! ber6ampur BBN yang

    lebih mahal.

    5ersoalan pemakaian bioethanol sebagai substitusi BB! juga

    terhambat pasokan ethanol pertahun yang relati" rendah. onsumsi bensin

     premium di :ndonesia ter6atat men6apai , juta kiloliter=bulan sedangkan

     pasokan ethanol untuk BBN di :ndonesia hanya men6apai 00 kiloliter=bulan

    walaupun kita lihat data statistik, Tabel 2.2 menunjukan jumlah pabrik bioethanol

    di :ndonesia 6ukup banyak dan kapasitas produksinya pun tinggi.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar_etanol_di_Brasilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar_etanol_di_Amerika_Serikathttp://id.wikipedia.org/wiki/Campuran_bahan_bakar_etanol_umum#E10_atau_kuranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Campuran_bahan_bakar_etanol_umum#E10_atau_kuranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Campuran_bahan_bakar_etanol_umum#E20.2C_E25http://id.wikipedia.org/wiki/Campuran_bahan_bakar_etanol_umum#E20.2C_E25http://id.wikipedia.org/wiki/Campuran_bahan_bakar_etanol_umum#E20.2C_E25http://id.wikipedia.org/wiki/Campuran_bahan_bakar_etanol_umum#E20.2C_E25http://id.wikipedia.org/wiki/Campuran_bahan_bakar_etanol_umum#E20.2C_E25http://id.wikipedia.org/wiki/Campuran_bahan_bakar_etanol_umum#E20.2C_E25http://id.wikipedia.org/wiki/Campuran_bahan_bakar_etanol_umum#E20.2C_E25http://id.wikipedia.org/wiki/Campuran_bahan_bakar_etanol_umum#E20.2C_E25http://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_bahan_bakar_fleksibelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_bahan_bakar_fleksibelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_bahan_bakar_fleksibelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_bahan_bakar_fleksibelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_bahan_bakar_fleksibelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_bahan_bakar_fleksibelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_bahan_bakar_fleksibelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sepeda_motorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar_etanol_di_Amerika_Serikathttp://id.wikipedia.org/wiki/Campuran_bahan_bakar_etanol_umum#E10_atau_kuranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Campuran_bahan_bakar_etanol_umum#E20.2C_E25http://id.wikipedia.org/wiki/Campuran_bahan_bakar_etanol_umum#E20.2C_E25http://id.wikipedia.org/wiki/Campuran_bahan_bakar_etanol_umum#E20.2C_E25http://id.wikipedia.org/wiki/Campuran_bahan_bakar_etanol_umum#E20.2C_E25http://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_bahan_bakar_fleksibelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_bahan_bakar_fleksibelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_bahan_bakar_fleksibelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_bahan_bakar_fleksibelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sepeda_motorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar_etanol_di_Brasil

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    4/26

    ::(<

    Tabel 2. 2 Pabri! bioethanol na"ional dan !a#a"ita" #rod!"in'a tahn 200(P"at Stdi

    Ener$i U3,4

    /

    endala pengembangan industri bioethanol juga disebabkan oleh

    kenaikan harga bahan baku bioethanol yang men6apai 00A %?8 1=ton pada

    tahun +00- menjadi ?8 +(/0=ton pada tahun +009' dan akan dibukanya kran

    impor bioethanol dari Brazil karena pertimbangan  production cost   berpotensi

    menghan6urkan industri bioethanol di :ndonesia.

    2.2 Bioethanol

    Bioethanol merupakan alkohol yang diproduksi dari proses "ermentasi

    dengan menggunakan bahan baku nabati dan dilanjutkan dengan proses destilasi.

    thanol disebut juga etil(alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol

    saja, adalah sejenis 6airan yang mudah menguap %vapor ', mudah terbakar 

    % flammable', tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan

    dalam kehidupan sehari(hari. enyawa ini merupakan obat psikoakti" dan dapat

    ditemukan pada minuman beralkohol dan thermometer moderen.

    thanol termasuk dalam rantai tunggal alkohol, dengan rumus kimia

    C+$(4$ dan rumus empiris C+$14. ethanol merupakan isomer konstitusional

    dari di(metil(eter. thanol sering disingkat menjadi t4$, dengan t merupakan

    singkatan dari gugus etil %C+$'.

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    5/26

    ::(

    ;ermentasi gula menjadi ethanol atau alkohol merupakan salah satu

    reaksi organik paling awal yang pernah dilakukan manusia. 5ada zaman modern,

    ethanol yang ditujukan untuk kegunaan industri dihasilkan dari produk sampingan

     pengilangan minyak bumi.

    thanol juga banyak digunakan sebagai pelarut % solvent ' berbagai

     bahan(bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia.

    Contohnya adalah pada par"um, perasa %ingredient ', pewarna makanan,

    desin"ektan dan obat(obatan. 8alam ilmu kimia, ethanol adalah pelarut yang

     penting sekaligus sebagai stok umpan %catalyst ' untuk sintesis senyawa kimia

    lainnya.

    5ada perkembangan zaman ini, bioethanol diramalkan akan

    menggantikan tempat minyak bumi sebagai bahan bakar utama penghasil energi di

     bumi ini yaitu sebagai bahan pengganti BB! pada kendaraan bermotor.

    arbohidrat atau sakarida %C1$04' adalah golongan senyawa organik yang

     paling melimpah di bumi. arbohidrat memiliki "ungsi sebagai sumber energi

    kepada makhluk hidup terutama glukosa.

    8iagram blok di bawah ini menggambarkan proses terbentuknya

     bahan baku karbohidrat %nabati' menjadi bioethanol. arbohidrat dipe6ah menjadi

    glukosa dengan bantuan enzim amylase pada proses  saccharification  glukosa,

    selanjutnya dilakukan proses "ermentasi % fermentation) yaitu membentuk alkohol

    dari glukosa dengan bantuan bakteri saccharomyces %ragi'.

    a)bar 2. 1 Dia$ra) tran"5or)a"i !arbohidrat !e al!ohol,1

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    6/26

    ::(1

    2.2.1 #lkohol dari Bahan Baku Nabati arbohidrat

    #lkohol dapat diproduksi dengan bahan baku nabati atau tanaman

    yang mengandung karbohidrat %pati' seperti ubi kayu, kentang, sagu dan jagung.

    Jumlah produksi alkohol yang dapat diproduksi oleh tanaman yang mengandung

    karbohidrat bergantung pada jumlah kandungan gula %glukosa' di dalam tanaman

    tersebut.

    a)bar 2. 2 Ja$n$6 !entan$ dan "in$!on$ )er#a!an bahan ba! ethanol nabati,7

    5roses pembuatan alkohol dengan bahan karbohidrat atau nabati

    diawali dengan mengkon3ersikan karbohidrat menjadi gula %glukosa'. on3ersi

    karbohidrat menjadi ethanol dapat ditunjukan pada Tabel 2.8.

    Tabel 2. 8 Kon9er"i bahan ba! tana)an 'an$ )en$andn$ #ati ata !arbohidrat dan

    tete" )enjadi bioethanol (S)ber * BPPT6200:,;

    /

    2.2.2 #lkohol 8ari Bahan Baku Non Nabati atau &ula % glucose'

    5roses pembuatan alkohol dari bahan baku nabati gula umumnya

    hampir sama dengan proses pebuatan alkohol dari bahan baku nabati karbohidrat.

    ang membedakan dari kedua proses tersebut yaitu proses pembuatan alkohol dari

     bahan baku nabati gula tidak memerlukan kon3ersi dari karbohidrat menjadi

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    7/26

    ::(*

    glukosa. $al ini disebabkan bahan yang digunakan sudah mengandung glukosa.

    #dapun tanaman yang mengandung bahan nabati gula %glukosa' antara lain tebu

    % sugar cane', tetes tebu,  sweet sorghum, buah(buah manis, air kelapa, dan lain(

    lain.

    a)bar 2. 8 Teb "alah "at bahan ba! ethanol non nabati,7

    2.2.3 etela

    etela pohon, ubi kayu atau singkong %mahinot utilissima)  adalah

     perdu tahunan tropika dan subtropika dari suku euphorbiaceae. ?mbinya

    diketahui sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya bisa

    dijadikan sayuran.

    etela bisa men6apai tinggi * meter, dengan 6abang agak jarang,

     berakar tunggang dengan sejumlah akar 6abang yang kemudian membesar 

    menjadi umbi akar yang dapat dimakan. ?kuran umbi rata(rata berdiameter +(/

    6m dan panjang 0(-0 6m, tergantung dari proses penanaman dan perawatan

    tanaman. Bagian dalam umbinya berwarna putih atau kekuning(kuningan. ?mbi

    singkong tidak tahan disimpan meskipun diletakan di lemari pendingin. &ejala

    kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam

    sianida %$CN' yang bersi"at ra6un bagi manusia.

    ?mbi ketela merupakan sumber energi kaya akan kabohidrat namum

    minim akan protein. umber protein justru terkandung pada daun singkong karena

    mengandung asam amino metionia.

    ?ntuk mengetahui kandungan gizi singkong per 00 gram dapat

    dilihat pada Tabel 2.;.

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    8/26

    ::(-

    Tabel 2. ; Kandn$an $i

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    9/26

    ::(9

    Tabel 2. : Prod!ti9ita" #rod!"i tana)an bi !a' "elrh #ro9in"i di indone"ia (S)ber

    *BPS6201;,7

    /

    UbiKayu

    Ubi Jalar

    Propinsi Luas Panen (Hektar) Luas Panen (Hektar)

    2014 2013 2014 2013

    ACEH 2543 2725 937 1094

    SUMATERA UTARA 43134 47141 10128 9101

    SUMATERA BARAT 5502 5503 5211 4530

    RIAU 4133 3863 1058 1028

     JAMBI 2005 2274 2753 2670

    SUMATERA SELATAN 10870 9397 2093 1922

    BENGKULU 4645 4861 3915 3277

    LAMPUNG 372858 318107 4475 4630

    KEP. BANGKABELITUNG 991 795 397 365

    KEP. RIAU 741 715 226 237

    DKI JAKARTA 0 - 0 -

     JAA BARAT 96718 95505 24695 26635

     JAA TENGAH 152595 161783 9149 10011

    DI !"G!AKARTA 56151 58777 421 419

     JAA TIMUR 158963 168194 14979 19139

    BANTEN 5728 6391 2190 2125

    BALI 8376 9085 4413 5119

    NUSA TENGGARA

    BARAT 4408 3866 1215 866NUSA TENGGARA

     TIMUR 64235 79164 9112 9992

    KALIMANTAN BARAT 13132 10821 1772 1818

    KALIMANTAN TENGAH 3471 3406 1222 1292

    KALIMANTAN SELATAN 4215 4902 1689 1336

    KALIMANTAN TIMUR 3043 2809 1229 1269

    KALIMANTAN UTARA 1956 2111 327 358

    SULAESI UTARA 3521 4239 3943 4059

    SULAESI TENGAH 3874 4844 1816 2001

    SULAESI SELATAN 19312 24720 5013 4809

    SULAESI TENGGARA 8703 8974 3006 2882

    G"R"NTAL" 300 364 204 201

    SULAESI BARAT 2189 2085 634 803

    MALUKU 5252 4794 1782 1796

    MALUKU UTARA 8388 9284 3690 3743

    PAPUA BARAT 1206 1082 1187 1343

    PAPUA 2626 3171 31810 30980

    IND"NESIA 1075784 1065752 156691 161850

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    10/26

    ::(0

    2.3 Pro"e" Pe)batan Bioethanol Den$an Bahan Ketela

    e6ara umum proses produksi bioethanol melewati beberapa tahap,

    yaitu tahap persiapan % !reparation' $idrolisis % Hydrolysis' ;ermentasi

    "#ermentation), dan distilasi  "$istillation), 5ada  a)bar 2.;  menunjukan

    diagram blok proses sistem pembuatan bioethanol berbahan baku kabohidrat.

    Preparation Hydrolysis Fermentation

    Process Process Process

    Distillation

    Process

    a)bar 2. ; Blo=! dia$ra) #ro"e" #e)batan al!ohol ata bioethanol,1

    5roses pembuatan bioethanol dimulai dengan menghan6urkan bahan

     baku hingga menjadi bubuk yang dikenal dengan  preparation  atau proses

     persiapan. Bahan baku dimasukan kedalam mesin dan melalui berbagai tahap

     proses diantaranya, proses men6u6i bahan baku, mengupas, memotong, dan

    menghan6urkan bahan baku hingga menjadi bubuk atau tepung.

    Bahan baku yang telah menjadi bubuk dimasukan kedalam benjana

    "vessel) kemudian ditambahkan air, dipanaskan dan ditambahkan en%ym termamyl 

     proses tersebut disebut hidrolisis. $idrolisis bertujuan meme6ah karbohidrat pada

     bahan baku menjadi glukosa agar dapat di"ermentasi menjadi alkohol. !enurut

     penelitian %:ndyah Nurdyastuti,+00-E/F

     )  Bubur pati dipanaskan sampai /0oC

    selama /0 menit, kemudian didinginkan sampai men6apai temperature 9oC yang

    diperkirakan memerlukan waktu sekitar H jam. 2emperatur 9oC tersebut

    dipertahankan selama sekitar H jam, sehingga total waktu yang dibutuhkan

    men6apai + jam. 5ada langkah ini dimaksudkan untuk meme6ah bubur pati,

    sehingga lebih mudah terjadi kontak dengan enzyme termamyl. 5erlakuan pada

    suhu tinggi tersebut juga dapat ber"ungsi untuk sterilisasi bahan, sehingga bahan

    tersebut tidak mudah terkontaminasi. >aktu yang dibutuhkan untuk menyelsaikan

     proses perubahan karbohitdrat ke glukosa

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    11/26

    ::(

    membutuhkan waktu +< jam atau hari. )eaksi kimia yang yang terjadi saat

     proses hidrolisis dapat dilihat pada reaksi kimia dibawah ini.

    enzim &'amylase

    C+$++4 I $+4   +C1$,+41

    5atiI #ir    &lukosa

    5roses "ermentasi "#ermentation !rocess) bertujuan untuk mengubah

    glukosa %C1$+41' menjadi ethanol %C+$4$' dengan bantuan ragi % yeast)

    dengan rumus reaksi kimia seperti di bawah ini.

    C1$+41(accharomyces east 

    +C+$4$ I +C4+

    &lukosa tanol I arbondioksida

    5roses "ermentasi dimulai dengan memasukan glukosa hasil

    sakari"ikasi ke dalam bejana bertekanan. menurut Biotechnology of Ethanol 

     Handbook, 1*1

    EF

     temperatur dan p$ ideal adalah hasil akhir dari proses ini  adalahalkohol, namun karena kadar kemurnianya belum sesuai dengan standar, /0 ( aktu yang dibutuhkan untuk menyelsaikan proses perubahan glukosa

    ke alkohol membutuhkan waktu

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    12/26

    ::(+

    Tabel 2. 7 Si5at ethanol

    Si5at Ethanol

    )umus molekul C+$4$

    !assa molar

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    13/26

    ::(/

    Casava >ashing 5eeling Cutting Crushing

    8rying ;a6ility

    Fertilizer Stilage Facility torage   Boiling

    Ethanol 95%-Rectiication ! " !! Distillation Fermentation a66hari"i6ation

    99%

    a)bar 2. : Dia$ra) blo! #e)batan ethanol,1

    2.4.1 5roses 5ersiapan % !reparation process'

    5ada proses ini, dilakukan pekerjaan persiapan yang terdiri dariG

    1- Bongkar muat %unloading) 

    2- 5enimbangan %weighing ,

    3- 5embersihan %washing) 

    4- 5emotongan "cutting) 

    5- 5engupasan "peeling) 

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    14/26

    6- 5enghan6uran "crushing  

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    15/26

    ::(<

    2.4.1.1 Bongkar !uat %+nloading '

    Bongkar muat %unloading)  adalah suatu proses membongkar bahan

     baku ketela pohon dari kendaraan pengangkut menuju tempat penampungan

    sementara % pit) 5ada bagian ini tidak diperlukan peralatan otomatik yaitu dengan

    sistem manual atau meman"aatkan tenaga manusia untuk membongkarnya.

    2.4.1.2 5enimbangan %eighing '

    5enimbangan %weighing ' yaitu proses untuk melihat kondisi bahan

     baku dan menimbang untuk mengetahui beratnya. 5ada proses ini akan diketahui

    serta dimonitor jumlah bahan baku yang akan diproses. #pabila kuota per hari dari

     pengiriman bahan baku telah memenuhi atau bahkan lebih dari yang dihutuhkan,

    maka kelebihan bahan baku akan disimpan digudang %werehouse' untuk menjamin

    stok bahan baku agar produksi dapat beroperasi se6ara kontinyu. 8alam proses

     penimbangan dilakukan juga proses penyortiran bahan baku.

    2.4.1.3 5en6u6ian %ashing '

    5en6u6ian bahan baku %washing) bertujuan membersihkan bahan baku

    dari kotoran seperti tanah, kotoran lain, pestisida atau zat kimia yang masih

    terkandung dalam bahan baku. 5roses pen6u6ian ini menggunakan mesin s-uirrel 

    cage rotary hori%ontal yang digerakan dengan motor listrik dan media air sebagai

     pembersih. Bahan yang dibuang dari proses ini berupa kulit luar ketela pohon,

    tanah dan air kotor hasil pen6u6ian.

    2.4.1.4

    5emotongan %.utting '

    5emotongan bahan baku "cutting)  bertujuan untuk memudahkan

     proses pengupasan % peeling ' inti ketela dari kulitnya. 5roses pemotongan

    dilakukan dengan mesin pemotong yang mempunyai bilah atau pisau %blade'

     pemotong yang tajam yang dipasang pada porosnya yang digerakkan oleh motor 

    listrik. 5enentuan jarak antara bilah pisau paling bawah dengan bagian dasar 

    mesin akan menentukan besar ke6ilnya ukuran hasil pemotongan. Jika hasil

     berlebih bahan baku dikeringkan sebagai chips cassava

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    16/26

    ::(

    2.4.1.5 5engupasan % !eeling '

    5engupasan % peeling)  bertujuan untuk memisahkan inti bahan baku

    dengan kulitnya. 5roses ini menggunakan mesin  peeling rotary vertical dram,

    yaitu mesin yang mempunyai drum yang dapat berputar yang digerakkan oleh

    motor listrik. 5ermukaaan bagian dalam dari drum ini berlubang(lubang untuk 

    melepaskan air yang terbawa ole bahan baku se6ara sentri"ugal keluar dari mesin.

    5ada permukaan dalam drum juga dipasang seperti duri tumpul %pin' yang

     jumlahnya banyak untuk mengupas ketela pohon dari kulitnya.

    $asil akhir dari proses ini, bahan baku yang sudah bersih masuk ke

    dalam mesin penghan6ur %crushing)  dan sisanya berupa kulit luar dikirim ke

    gudang dan dikeringkan yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan pakan

    ternak %animal feeding '.

    2.3.1.6 5enghan6uran %.rushing '

    5enghan6uran %crushing ' bertujuan untuk menghan6urkan bahan

    ketela pohon yang sudah terkupas menjadi bubuk. agar luas permukaan ketela

     pohon menjadi lebih besar untuk memudahkan proses hidrolisis.

    !esin ini menggunakan dua buah silinder pejal yang dipasang se6ara

    sejajar dengan jarak tertentu, yang berputar se6ara berlawanan arah %counter wise'

    antara satu dengan yang lain, yang digerakkan oleh motor listrik. Bahan baku

    silinder pejal ini terbuat dari bahan non metal untuk menghindari slip, seperti kayu

     pilihan yang bahannya liat dan tidak mudah tergerus. $asil dari proses ini

    dilanjutkan ke proses perebusan %boiling ' jika berlebih sebagian di keringkan

    sebagai ketela tepung dan disimpan di gudang.

    2.4.2 5roses $idrolisis % Hydrolysis !rocess'

    etelah melewati proses persiapan di atas, selanjutnya dilakukan

     proses hidrolisis dengan 6ara menambahkan air sehingga bubuk pati menjadi

     bubur pati % starch pulp', yang mana proses ini terbagi menjadi + tahap yaituG

    1- 5roses 5erebusan % Boiling !rocess' untuk menjadi gel

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    17/26

    ::(1

    1- 5roses akari"ikasi %(accharification process'

    2.4.2.1 5roses 5erebusan % Boiling !rocess'

    Bubur pati % starch pulp' kemudian dimasak atau dipanaskan dengan

    6ara merebus menggunakan bejana tertutup %vessel ' yang dilengkapi dengan

     pemanas elektrik %heater ' atau steam boiler   sebagai media penukar panas,

    sehingga pulp  tersebut akan menjadi gel. Bahan 6ampuran kemudian dipanaskan

    hingga /0oC dalam /0 menit, kemudian didinginkan hingga 9

    o  dan

    dipertahankan selama jam.

    2.4.2.2 5roses akari"ikasi %(accharification'

    5roses sakari"ikasi adalah proses meme6ah karbohidrat menjadi

    glukosa dengan bantuan enzym theramyl. 5roses sakari"ikasi dimulai dengan

    memasukan bahan baku kedalam bejana bertekanan % pressure vessel)  yang

    dilengkapi pengaduk, pemanas dan pendingin. Bahan baku kemudian di6ampur 

    dengan air. 8alam proses ini perlu diperhatikan p$ dan 2emperatur. 2emperatur 

    :deal proses sakari"ikasi adalah

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    18/26

    ::(*

    2.4.5 5roses )ekti"ikasi : dan :: % /ectification 0 dan 00 '

    5roses rekti"ikasi : %rectification process 0)  bertujuan untuk 

    memisahkan alkohol dari air dengan 6ara menambahkan media katalis kapur %Ca4'. 5roses ini hampir sama dengan proses distilasi, yang membedakan dalam

     proses ini dengan proses distilasi yaitu, sebelum alkohol hasil proses distilasi

    masuk ke dalam menara rekti"ikasi %r ectification tower) terlebih dahulu alkohol

    melalui tangki yang berisi apur %Ca4/'.

    5roses rekti"ikasi %rectification 00 ' bertujuan sama dengan proses

    rekti"ikasi, yang membedakan hanya penggunaan benzene sebagai katalis pengikat

    alkohol. !ula(mula #lkohol hasil dari 5roses )ekti"ikasi yang telah diembunkan

    dengan kondensor 8ialirkan ke menara tingkat % tower stage 1' se6ara bersamaan

    dialirkan juga benzene ke dalam menara )ekti"ikasi ::.

    #lkohol yang masih ber6ampur air kemudian di6ampur dengan benzene,

    yang kemudian dipanaskan dengan tempertur yang bebeda, maka alkohol murni

    dan benzene akan menguap terlebih dahulu, sedangkan air tertinggal di dasar 

    menara.

    emudian 6ampuran alkohol dan benzene dialirkan ke menara tingkat +

    %tower stage 2' yang dipanaskan dengan temperatur berbeda, maka benzene akan

    menguap terlebih dahulu, sedangkan alkohol tertinggal di dasar menara menjadi

    alkohol murni.

    2.5 Si"te) Utilita" Pe)batan Biethanol

    ?ntuk menghasilkan produk ethanol yang sesuai dengan standar 

    maka, diperlukan sistem pendukung atau utilitas. sistem utilitas terdiri dari sistem

     pengolahan air, sistem penghasil panas, sistem pendingin dan sistem pengolahan

    limbah.

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    19/26

    ::(-

    2.5.1 istem 5engolahan #ir %ater (ystem'

    istem air untuk menyediakan air bersih dan pengolahan air limbah

    yang berasal dari proses persiapan, destilasi dan rekti"ikasi, agar dapat digunakankembali. maka diperlukan sebuah "asilitas pengolahan air.

    2.5.1.1 istem 5engolahan #ir Bersih %ater treatment (ystem'

    istem pengolahan air mentah %water treatment system' ber"ungsi

    untuk menyediakan air bersih dibeberapa "asilitas proses antara lain, proses

     pen6u6ian %washing),cooling , hidrolisis, "ermentasi, distilasi dan rekti"ikasi.

    5roses untuk mendapatkan air bersih sebagai berikutG #ir dipompa

    dari sungai atau sumur ke kolam air %water pond)  #ir dipompakan kembali

    menuju saringan air %water filter ' untuk menghilangkan kotoran dan bakteri

    kemudian ditampung sementara di tangki air %water tank ' sebelum didistribusikan

    ke "asilitas yang membutuhkan.

    2.5.1.2 istem 5engolahan #ir dari Limbah 8istilasi % $estillery ater '

    (ystem' 

    #ir yang berasal dari proses distilasi dan mengandung beberapa unsur 

    yang dapat digunakan kembali yaitu, glukosa, alkohol, air lindi dan air. ?ntuk 

    memisahkan air dari semua unsur yang tergantung di dalam limbah destilasi,

    mulai(mula air limbah destilasi ditampung di dalam tangki. kemudian

    ditambahkan koloid untuk mengendapkan unsur selain air. air dipompa keluar 

    menuju kolam air %water pond ' hasil endapan koloid kemudian dikeluarkan

    sebagian dipompa menuju tangki pembibitan % seeding tank ' dan sebagian lagi

    dikeringkan menggunakan 6ahaya matahari untuk bahan pupuk organik.

    $asil dari endapan koloid 6air dapat digunakan kembali untuk media

     pembibitan, sementara endapan yang dikeringkan dapat diman"aatkan sebagai

     pupuk.

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    20/26

    ::(9

    2.5.1.3 ""luent >ater 2reatment

    #ir yang berasal dari proses biologis dan "isika seperti dari proses

    "ermentasi mengandung beberapa unsur yaitu karbohidrat, air dan beberapa unsur 

    lainnya. arbohidrat merupakan unsur yang berguna untuk proses pembibitan

    % seeding process' untuk memisahkan air dengan karbohidrat dapat dilakukan

    dengan 6ara diendapkan. water effluent   ditampung di water effluent pond 

    dilakukan proses pengendapan dengan meman"aatkan beda berat jenis kedua zat

    tersebut dan gra3itasi bumi. air yang memiliki berat jenis lebih rendah akan berada

    diatas, sedangkan endapan water e""luent akan mengendap. #ir kemudian

    dialirkan ke water pond , sementara endapan water effluent  dialirkan ke istem

     pengolahan air dari limbah distilasi %destillery water system'.

    2.5.1.4  Non "luent >ater 2reatment

    #ir yang berasal dari sisa proses non(kimia dan biologis umumnya

     berupa kotoran, lumpur, dan kulit singkong. untuk membersihkan air dapat

    menggunakan prinsip gra3itasi atau sama dengan proses water effluent   treatment.

    air bersih dipompakan kembali ke kolam air "water pond) sementara kulit, lumpur dan kotoran dikeringkan dan dijadikan pupuk organik.

    2.5.1.5 istem #ir 5endingin %ater .ooling (ystem'

    istem air pendingin ber"ungsi mendinginkan kembali air hasil

    mendinginkan oil boiler dan mengembunkan alkohol pada kondensor. Cara kerja

    nya dengan air yang mengalami kenaikan temperatur akibat mendinginkan oil

     boiler atau mengembunkan alkohol dialirkan dalam suatu pipa berlubang. #ir 

    akan jatuh langsung dan mengalami proses pendinginan dengan udara sekitar. #ir 

    yang berjatuhan dari pipa ditampung ke dalam water pond dan dipompakan

    kembali ke "asilitas proses dan "asilitas pendukung yang membutuhkan.

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    21/26

    ::(+0

    2.5.2 istem 5endingin %.ooling (ystem '

    istem pendingin %6ooling system' merupakan suatu sistem

     pendinginan yang bertujuan menurunkan temperatur pada suatu zat, mesin dan,lingkungan. dengan 6ara perpindahan panas %heat transfer '.

    2.5.3 istem 5enghasil 5anas % Heater (ystem'

    elama pembuatan bioethanol temperatur memegang peran penting

    dalam proses pembuatan. ?ntuk mendukung hal tersebut diperlukan sistem

     penukar kalor %heat echanger ' ber"ungsi untuk menyediakan uap panas% steam)

    untuk proses "ermentasi, distilasi dan rekti"ikasi. Boiler atau ketel uap adalah suatu

    alat yang terbuat dari bejana tertutup yang digunakan untuk menghasilkan steam.

    (team diperoleh dari pemanasan air dengan bahan bakar kayu dan sisa   bahan

     produksi seperti kulit, batang sisa. dan lain(lain. steam dari boiler dalam keadaan

    superheated, ber"ungsi antara lain G

    1. ebagai media perpindahan panas "heat transfer)  pada "ermentasi,

    distilasi dan rekti"ikasi.

    2. ebagai media pemanas, untuk memanaskan 6airan yang mudah beku

    agar tetap 6air dan mudah untuk dipompa, misalnya menggunakan

    heat oil untuk men6egah proses pengendapan pada proses "ermentasi.

    3. ebagai media bantu untuk pemisahan ethanol dengan air melalui

     proses distilasi, dengan prinsip perbedaan titik didih dan uap.

    2.5.42angki 5embibitan %(eeding ank '

    2angki pembibitan % seeding tank)  disini ber"ungsi memperkembang(

     biakan bakteri yang dibutuhkan dalam pembuatan bioethanol. 2ujuan dari

     pembibitan ini yaitu menghemat pengeluaran yang diakibatkan harga bakteri

    untuk proses pembuatan bioethanol sangat mahal. Cara kerja pada tangki

     pembibitan tidak berbeda jauh dengan proses "ermentasi. Bahan berupa sisa dari

    water e""luent yang telah diproses lebih lanjut dimasukan ke dalam tangki

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    22/26

    ::(+

     pembibitan kemudian ditambahkan bakteri atau enzim yang dinginkan untuk

    dikembang(biakan.

    2.5.4.1 2angki 5embibitan ?ntuk 5roses akari"ikasi %(eed ank for '

    (accharification !rocess' 

    2angki pembibitan untuk proses sakari"ikasi % seed tank for 

     saccharification process' ber"ungsi menyediakan bakteri dengan bahan baku

    water effluent yang ditambahkan bakteri  3spergillus 4ri%ae sp untuk 

    menghasilkan enzim amylase untuk meme6ah karbohidrat menjadi glukosa pada

     proses sakari"ikasi. e6ara umum perlakuan handling terhadap enzim tesebut

    antara lain G

    1 Bibit dari  3spergillus 4ri%ae sp harus disimpan pada temperature (

    +0oC sebelum dikembangbiakan.

    2 5erlakuan pada tangki perkembangbiakan sebelum terjadi reaksi

    anaerob harus dengan 5h rata(rata 1 dan temperatur +0oC.

    3 5erlakuan pada tangki perkembangbiakan selama terjadi reaksi

    anaerob harus dengan 5$ rata(rata , M ,9 dan 2emperature

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    23/26

    ::(++

    1 5erlakuan pada tangki perkembangbiakan sebelum terjadi reaksi

    anaerob harus dengan 5h rata(rata 1 dan temperatur /*oC.

    25erlakuan pada tangki perkembangbiakan selama terjadi reaksi

    anaerob harus dengan 5$ rata(rata

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    24/26

    ::(+/

    2.6 Anali"i" Si"te) O#era"i Prod!"i

    #nalisis ini dimulai dari proses pembuatan 4peration !rocess .hart 

    dengan mempertimbangkan input yang diperlukan seperti penentuan kapasitas

    mesin teoritis %unit=jam', waktu proses, A s6rap, e"isiensi mesin %dalam A',

    reliabilitas mesin %dalam A', dan jumlah produk yang diharapkan untuk setiap

     jenis operasi. Jumlah produk yang harus disiapkan %' akan menjadi input bagi

    urutan operasi sebelumnya sebagai jumlah produk yang diharapkan %O'. Jumlah

    yang harus disiapkan merupakan hasil perhitungan G

    Q = QP−  s

    dimana G

    G jumlah unit produk yang harus disiapkan,%unit=jam atau

    unit=shi"t'

    O G jumlah unit yang diharapkan

    s G s6rap %sisa yang dibuang'

    sedangkan untuk menghitung jumlah mesin teoritis pada tiap operasi adalah

     # =

    Q . a = . t  . E . /. a . E . /

    %+'

    8imana G

    ; G jumlah mesin teoritis, %unit'

    G e"isiensi mesin

    ) G "aktor reliabilitas mesin

    Ct G kapasitas mesin teoritus

    Ca G kapasitas mesin aktual

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    25/26

    ::(+<

    2.7 S#e"i5i!a"i E>i#)ent

    ?ntuk melengkapi spesi"ikasi peran6angan maka harus dilengakapi

    dengan beberapa analisa diantaranya

    1. !enghitung daya motor

    # $

    8imana G

    5@ 8aya !otor %>att'

    2 @ 2orsi !esin %N.m'

    23 @ e6epatan sudut%rad=s'

    2. !enghitung kebutuhan kalor# $ $ %

    8imana G

    @ Jumlah kalor yang

    dibutuhkan %J'

    m @ Berat bahan yang

    diproses %kg'

    6 @ alor Jenis benda %J=kg.oC'

    Q2 @ Beda temperatur %oC'

    /. !enghitung daya pemanas

    #

    8imana G

    16 @ 8aya pemanas %>att'

    17 @

    Jumlah

    kalor 

    yang

    dibutuhka

    n %J' t @

    Lama

     proses

    %detik'%

  • 8/16/2019 BAB II Perancangan Sistem Pembuatan Bioe

    26/26

    ::(+

    2.8 S#e"i5i!a"i Plot Plant

    pesi"ikasi digunakan dalam terminologi industri. ang berarti

    keterbatasan komponen yang harus diran6ang dan dibuat. hampir semua

    komponen yang akan dibeli, dibangun, atau diran6ang diatur oleh spesi"ikasi atau

    standard.

    pesi"ikasi mendorong keanekaragamanan dan meningkatkan kualitas

    industri. ?ntuk peran6angan tata letak pabrik. pesi"ikasi adalah alat penting dari

    ketidaktahuan atau kegagalan dalam memunuhi pedoman yang ditetapkan dalam

     proses peran6angan. 5enentuan spesi"ikasi peran6angan industri dapat

    mempengaruhi harga e-uipment  dan bisa mempengaruhi kualitas desain.

    pesi"ikasi menetapkan persyaratan untuk mengaturG eRuipment plant,

     besar operasi, peren6anaan pemeliharaan, dan keamanan operator dalam tata letak 

     pabrik pengolahan dan detail persyaratan untuk memenuhi standar dan peraturan

    nasional.