bab ii tinjauan pustaka - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/bab...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Marketing
2.1.1 Definisi Marketing
Menurut Kurtz, marketing adalah fungsi organisasi dan suatu kumpulan
dari proses pembuatan, komunikasi, dan pemberian nilai kepada konsumen
dan untuk mengatur hubungan dengan konsumen dalam jalur yang
menguntungkan organisasi dan para pemegang sahamnya (p7, 2008).
Dan menurut Phillip Kotler dan Gary Armstrong, definisi marketing
secara luas adalah proses sosial dan managerial yang digunakan oleh
individual dan organisasi untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan
dan butuhkan melalui pembuatan dan pertukaran nilai dengan sesama.
Dalam konteks bisnisnya, definisi marketing merupakan proses dimana
perusahaan membuat nilai-nilai lebih untuk customer dan membuat hubungan
yang erat dengan customer dengan tujuan mendapatkan nilai-nilai sebagai
timbal balik dari customer (p5, 2008).
6
7
2.1.2 SWOT Analysis
Menurut Kurtz, Analisis SWOT merupakan analisa yang membantu
perencana membandingkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi
dengan peluang dan ancaman dari luar. Analisis SWOT merupakan gabungan
analisis terhadap Strength, Weaknesses, Opportunities, dan Threat (p45,
2008).
2.1.2.1 Strength ( kekuatan )
Hal yang sangat baik dan sangat dikuasai oleh perusahaan atau juga
sebuah atribut yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Kekuatan
dapat terdiri dari beberapa bentuk, baik secara nyata maupun abstrak,
seperti : ( Thompson, et.al., 2005, p89 – 90 )
1. Keahlian atau pengalaman penting
2. Asset fisik perusahaan yang berharga
3. Asset manusia atau sumber daya manusia yang berharga
4. Asset organisasional yang berharga
5. Asset yang tak terukur dan bersifat abstrak
6. Kemampuan yang kompetitif
7. Prestasi atau atribut yang dapat menguntungkan posisi perusahaan
di pasar
8. Aliansi yang kompetitif atau kerjasama yang menguntungkan
8
2.1.2.2 Weakness ( Kelemahan )
Weakness atau kelemahan adalah suatu hal yang menjadi kekurangan
dan kurang baik ketika dikerjakan oleh perusahaan atau sebuat kondisi
yang tidak menguntungkan posisi perushaan di dalam pasar.
Kelemahan perusahaan tersebut dapat berupa :
1. Keahlian, pengalaman, atau modal intelektual yang rendah dan tidak
terbukti
2. Defisiensi dalam aspek fisik, organisasional, atau asset yang bersifat
abstrak.
3. Hilangnya atau rendahnya kemampuan kompetitif dalam kondisi utama.
2.1.2.3 Opportunities ( kesempatan )
Opportunities atau kesempatan adalah faktor yang besar dan utama
dipertimbangkan dalam membentuk strategi perusahaan. Dalam
mengevaluasi kesempatan / peluang yang ada di dalam pasar dan me-
ranking daya pikat masing – masing kesempatan, perusahan harus
bertindak hati – hati dari pandangan yang melihat setiap kesempatan
industry sebagai kesempatan perushaan.
Tidak semua perusahaan memiliki sumber daya yang cukup agar bias
akses dalam setiap kesempatan yang ada dalam industry. ( Thompson,
2005, p94 )
9
2.1.2.4 Threat ( ancaman )
Threat atau ancaman adalah faktor dari lingkungan eksternal
perusahan yang dapat mengganggu profitabilitas dan kesejahteraan
perusahaan. Tugas perusahaan adalah untuk mengidentifikasi ancaman –
ancaman yang ada dan kemudian mengevaluasi strategi tindakan apa yang
bias diambil untuk menetralkan ataupun mengurangi dampak dari ancaman
tersebut ( Thompson, 2005, p94 ).
2.1.3 Five Forces dari Michael Porter
Menurut Kurtz, Porter’s Five Forces merupakan model yang
dikembangkan oleh Michael Porter yang memperhitungkan lima aspek
kekuatan kompetitif yang mempengaruhi strategi – strategi perencanaan.
Michael Porter mengidentifikasikan lima komponen inilah yang dapat
menentukan daya pikat sebuah jenis industri atau segmen pasar, apakah masih
menarik atau tidak untuk dimasuki, berserta ancamannya dari masing-masing
komponen tersebut.
10
Gambar 2.1 Diagram Porter 5 Forces.
( Sumber : http://www.12manage.com/images/porterfiveforces.gif )
2.1.3.1 The Bargaining Power of Suppliers
Sebuah industri atau segmen pasar dikatakan tidak menarik apabila
supplier perusahaan dapat menaikkan harga ataupun mengurangi
kuantitas bahan baku yg di-supply. Hal ini dapat dikarenakan oleh
sejumlah supplier yang sedikit untuk menyediakan kebutuhan perusahaan
sehingga supplier bisa menetapkan harga dengan bebas.
a. Kekuatan supplier dalam menawar lebih kuat ketika:
• Anggota industri harus mengeluarkan biaya tinggi dalam
menukar pembelian mereka dengan alternative supplier yang
lain
11
• Pasokan sumber daya yang diperlukan sangat penting bagi
perusahaan (sehingga supplier dapat menentukan harga)
• Supplier memiliki pasokan sumber daya yang khas yang bisa
meningkatkan kualitas atau performa dari produk penjual atau
bagian yang kritis dan bernilai dari proses produksi penjual.
• Hanya ada beberapa jumlah supplier dalam sumber daya
tertentu.
• Beberapa supplier mengancam untuk masuk ke dalam bisnis
dan kemungkinan akan menjadi pesaing yang kuat.
b. Kekuatan Supplier dalam menawar lebih lemah ketika:
• Barang yang dipasok adalah barang komoditi yang sudah
tersedia dari banyak supplier pada harga pasar
• Biaya penjualan dalam menukar supplier dengan alternatif
supplier yang lain terbilang rendah.
• Barang pengganti untuk pasokan sumber daya sudah ada dan
yang baru muncul
• Terjadi peningkatan dari persediaan yang dipasok sehingga
melemahkan kekuatan supplier dalam menetapkan harga
• Pembelian dari anggota industri terhitung berjumlah besar dari
total penjualan supplier dan pembelian ulang dalam jumlah
besar sangat penting bagi kesejahteraan supplier.
12
• Anggota indstri merupakan ancaman dan dapat melakukan
manufaktur sendiri kebutuhan mereka.
2.1.3.2 The Bargaining Power of Buyers
Jika kekuatan buyer untuk membeli dan menawarkan produk
tersebut memiliki posisi yang lebih tinggi, maka segmen pasar tersebut
dapat dikatakan tidak menarik. Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya
competitor dalam industri tersebut sehingga buyer bebas memilih produk
yang mereka inginkan.
a. Kekuatan pembeli dalam menawar lebih kuat ketika:
• Biaya pembeli dalam menukar dengan merek competitor atau
produk pengganti adalah rendah
• Pembeli berjumlah banyak dan dapat meminta hadiah ketika
membeli dalam jumlah besar
• Pembelian dalam volume besar sangat penting bagi penjual
• Permintaan pembeli lemah dan dalam posisi menurun
• Hanya ada beberapa pembeli sehingga setiap bisnis sangat
penting bagi penjual
• Identitas pembeli menambah gengsi untuk daftar konsumen
yang dimiliki oleh penjual
• Kuantitas dan kualitas informasi yang tersedia untuk pembeli
meningkat
13
• Beberapa pembeli merupakan ancaman dan dapat menjadi
competitor penting.
b. Kekuatan pembeli dalam menawar lebih lemah ketika:
• Pembeli melakukan transaksi sangat jarang atau dalam jumlah
kecil.
• Biaya pembeli dalam menukar dengan merek competitor
adalah tinggi.
• Reputasi merek penjual sangat penting bagi pembeli
• Produk tertentu penjual memberikan kualitas atau performa
yang sangat penting bagi pembeli dan hal ini tidak didapat
dari merek yang lain
2.1.3.3 Threat of Substitute Products
Segmen pasar dikatakan tidak menarik apabila dalam industri
tersebut terdapat barang substitusi yang potensial.
a. Tekanan kompetitif dari produk pengganti lebih kuat ketika:
• Produk pengganti sudah tersedia atau produk yang baru
muncul
• Produk pengganti memiliki harga yang menarik
• Produk pengganti memiliki performa fitur yang sebanding
atau bahkan lebih baik
14
• Pengguna akhir hanya memerlukan biaya rendah dalam
menukar dengan produk pengganti
• Pengguna akhir lebih nyaman dengan menggunakan produk
pengganti
b. Tekanan kompetitif dari produk pengganti lebih lemah ketika:
• Belum tersedianya produk pengganti
• Produk pengganti memiliki harga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan performa yang diberikan
• Pengguna akhir memerlukan biaya tinggi dalam menukar
dengan produk pengganti
c. Tanda bahwa kompetisi dari produk pengganti kuat, yaitu:
• Penjualan dari produk pengganti bertumbuh lebih cepat
daripada penjualan dari industri yang dianalisis.
• Produsen produk pengganti bergerak untuk menambah
kapasitas baru.
• Profit dari produsen produk pengganti meningkat.
15
2.1.3.4 Threat of New Entrants
Ancaman dari sebuah perusahaan tidak hanya datang dari pemain
lama dari industri tersebut, tetapi juga dari pemain baru yang potensial
untuk memasuki industri tersebut
a. Ancaman pendatang baru lebih kuat ketika:
• Pendatang baru berjumlah besar yang memiliki sumber daya
yang dapat membuat mereka menjadi pesaing yang hebat di
pasar.
• Hambatan untuk masuk rendah
b. Ancaman pendatang baru lebih lemah ketika:
• Pendatang baru berjumlah kecil
• Hambatan untuk masuk tinggi
• Pandangan tentang industri tersebut beresiko atau tidak pasti
• Permintaan pembeli tumbuh dengan pelan atau dalam kondisi
stagnant
• Anggota industri akan secara kuat menguji usaha dari
pendatang baru untuk meraih kedudukan di dalam pasar.
2.1.3.5 Rivalry Among Competitors
Apabila pemain atau kompetitornya sudah banyak, kuat, dan
agresif, maka segmen pasar tersebut sudah tidak menarik lagi untuk
16
dimasuki. Terlebih lagi kalau kondisinya sudah dalam posisi stagnant dan
menurun.
a. Persaingan secara umum lebih kuat ketika
• Permintaan pembeli bertumbuh perlahan
• Permintaan pembeli menurun dan penjual kelebihan kapasitas
dan inventory
• Jumlah pesaing meningkat dan pesaing memiliki ukuran dan
kemampuan kompetitif yang sama
• Produk pesaing yang berupa komoditi atau yang lain sulit
dibedakan
• Biaya yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mengganti merek
mereka adalah rendah.
• Pesaing memiliki strategi dan objektif yang berbeda dan
berlokasi di beberapa Negara.
• Orang luar yang mengakuisisi pesaing yang lemah dan
mencoba untuk merubah mereka menjadi pesaing utama
b. Persaingan secara umum lebih lemah ketika”
• Permintaan pembeli bertumbuh sangat cepat.
• Produk pesaing sangat berbeda dan loyalitas konsumen sangat
tinggi
17
• Biaya yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mengganti merek
adalah tinggi
c. Senjata khas untuk melawan pesaing dan menarik pembeli
• Harga yang lebih rendah
• Fitur yang lebih banyak dan berbeda
• Performa produk yang lebih baik
• Kualitas produk yang lebih tinggi
• Gambaran merek dan pendekatan yang lebih kuat
• Pemilihan model dan gaya lebih luas
• Jaringan penyalur yang lebih besar/baik
• Pembiayaan dengan tingkat bunga rendah
• Iklan yang lebih tinggi tingkatannya
• Kemampuan pelayanan terhadap konsumen yang lebih baik
• Kemampuan yang lebih kuat untuk menyediakan pembeli
dengan adanya produk custom-made
2.1.4 Segmenting, Targeting, Positioning (STP)
Dalam menawarkan produk dan jasanya, suatu perusahaan tidak dapat
melayani semua kebutuhan konsumennya yang terdiri dari berbagai segmen
pasar yang beragam. Oleh karena itu, suatu perusahaan perlu
18
mengidentifikasikan segmen pasarnya sehingga mereka dapat memenuhi
kebutuhan konsumennya dengan lebih efektif (Kotler, 2008, p172).
2.1.4.1 Segmenting
Segmen pasar terdiri dari sekelompok konsumen yang memiliki
kebutuhan yang sama. Para pemasar tidak menciptakan segmen, tetapi
tugas seorang pemasar adalah mengidentifikasikan segmen yang ada dan
menetapkan target mana yang akan dituju. Perusahaan akan lebih mudah
memilih jalur distribusi dan komunikasi yang terbaik, dan dari identifikasi
tersebut akan diketahui siapa saja para kompetitornya secara jelas yang
memiliki target segmen yang sama (Kotler, p172, 2008).
2.1.4.2 Targeting
Setelah perusahaan melakukan segmentasi pasar, tahap selanjutnya
yang harus dilakukan perusahaan adalah menentukan target pasar yang
dituju dalam menawarkan produk dan jasa mereka. Dalam mengevaluasi
segmen yang berbeda, perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola
dalam pemilihan target pasar, yaitu: (Kotler, p183, 2008)
1. Memusatkan perhatian pada satu segmen tunggal
2. Mengkhususkan pada beberapa segmen pilihan yang tidak
berhubungan
3. Memusatkan pada sebuah produk
4. Memusatkan pada sebuah segmen pasar
19
5. Menjangkau keseluruhan pasar
2.1.4.3 Positioning
Tahap yang akan dilakukan setelah perusahaan menetapkan target
pasar yang dituju dan mengetahui apa yang dibutuhkan oleh para
konsumennya, maka perusahaan dapat menyesuaikan serta menetapkan
posisi produknya di pasar (market positioning). Positioning adalah suatu
kegiatan perancangan penawaran dan image perusahaan agar mendapatkan
tempat khusus di benak target pasar yang dituju. Tujuan akhir dari
positioning ini adalah suksesnya pembentukan value proposition yang
berfokus pada konsumen. Value proposition adalah suatu alasan yang
dapat meyakini target konsumen mengapa harus membeli produk tersebut
(Kotler, p191, 2008).
2.1.5 Marketing Mix
Marketing Mix merupakan bauran dari empat elemen - elemen strategi,
Produk (Product), Distribusi (Distribution) , Promosi (Promotion), dan Harga
(Pricing), untuk menyesuaikan kebutuhan dan kecenderungan dari target pasar
tertentu (Kurtz, 2008, p48).
Dan juga, Marketing Mix atau bauran pemasaran adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya
dalam pasar sasaran yang sudah dibidik (Kotler, 2008, p48). Alat-alat
20
pemasaran ini terdiri dari empat variable yang kemudian disebut dengan 4p
dari marketing, yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan
promosi (promotion).
2.1.5.1 Produk (Product)
Menurut Kevin dan Keller (2006, p. 344), produk adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan oleh ekuitas merek untuk memuaskan
keinginan atau kebutuhan pasar.
Menurut Kurtz (2008, p48), Strategi produk tidak hanya
menentukan barang dan jasa apa yang paling tepat ditawarkan oleh
perusahaan kepada sekelompok konsumen, tetapi juga termasuk
didalamnya keputusan tentang pelayanan terhadap konsumen, desain
bungkus (package), nama merk (brand name), keunikan (trademarks),
hak paten (patents), jaminan (warranty), daur ulang produk (the life cycle
of a product), posisi dari produk itu sendiri dalam pasar (positioning),
dan pengembangan produk baru.
2.1.5.2 Harga (Price)
Menurut Kurtz (2008, p49), strategi harga berhubungan dengan
metode – metode pengaturan harga yang menguntungkan dan paling
cocok di pasar. Salah satu dari banyak faktor yang mempengaruhi strategi
penentapan harga adalah kompetisi.
21
Harga sendiri adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk
barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau
penggunaan suatu barang dan jasa.
2.1.5.3 Tempat (Place)
Tempat adalah media atau tempat dimana produk atau jasa
disalurkan oleh produsen kepada konsumen yang dapat diakses oleh
konsumen atau penempatan suatu produk yang melibatkan aktivitas
logistik perusahaan dan kegiatan - kegiatan pemasaran dikonsentrasikan
dengan membuat dan mendistribusikan barang jadi tersebut kepada
konsumen.
2.1.5.4 Promosi (Promotion)
Promosi adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan atau mengingatkan pasar
sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima,
membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan. Promosi sebagai salah satu komponen penting dari
marketing communication mix terdiri 5 cara yaitu advertising, direct
marketing, sales promotions, public relations dan publicity, dan personal
selling.
Menurut Kurtz, dalam pengembangan strategi promosi, terdapat
penggabungan beberapa elemen promosi untuk berkomunikasi dengan
22
seefektif mungkin dengan target pasar atau disebut juga Integrated
Marketing Communication (IMC).
2.1.6 Marketing communication
Merupakan alat perushaan dalam usaha untuk menginformasikan,
membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak
langsung mengenai merk yang mereka jual (Keller,K.L., 2003, p283)
Pilihan dalm komunikasi pemasaran:
• Media advertising: TV, radio, Koran, majalah
• Direct response advertising: surat, telepon, media penyiaran, media
cetak
• Online advertising : website, iklan interactive
• Place advertising : billboard dan poster, bioskop, airport dan lounge,
penempatan produk dan point of purchase
• Point of purchase advertising : shelf taker, aisle markers, shopping
chart ads, in-store radio or tv.
• Trade promotions : trade deals and buying allowances, points of
purchase display allowances, push money, contest dan dealers
insentif,
• Program pelatihan, pameran perdagangan, dan iklan cooperative.
• Consumer promotion : pemberian contoh, premium, kupon, refund dan
rebates, kontes atau lomba, paket bonus
23
• Event marketing dan sponsorship : acara olahraga, kesenian, hiburan,
pameran dan festival
• Publisitas dan PR
• Penjualan person
2.2 Integrated Marketing Communication
2.2.1 Background & Definition
Komunikasi pemasaran adalah komunikasi dengan target pendengar /
penonton dengan kondisi tertentu yang akan memperngaruhi performa
pemasaran dan bisnis. (pickton & Broderick, 2001, p3).
Sedangkan menurut Kurtz (2008, p488), Komunikasi pemasaran ini
adalah pesan – pesan yang terjadi dalam hubungan pembeli dan penjual, dari
berbagai media termasuk televisi, radio, majalah, koran, surat langsung, dan
internet.
Komunikasi pemasaran adalah kumpulan criteria-criteria dari berbagai
tipe dari pesan-pesan yang direncanakan yang digunakan untuk membangun
sebuah merk. (Duncan, 2005, p7)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, Integrated Marketing
Communication adalah koordinasi dari semua aktivitas promosi dalam rangka
menghasilkan suatu kesatuan, pesan promosi yang berfokus pada konsumen.
Dimana promosi ini berarti jaringan komunikasi antara pembeli dan penjual
24
yang berfungsi dalam pemberian informasi, membujuk, dan mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen (Kurtz, 2008, p488).
Duncan menggambarkan konsep dari IMC (Integrated Marketing
Communication/komunikasi pemasaran terpadu) adalah proses untuk
merencanakan, melaksanakan, dan memonitor pesan dari suatu merk ang
menghasilkan suatu jalinan hubungan dengan konsumen (Duncan,2005,p17).
2.2.2 Proses Komunikasi (Communication Process)
Proses Komunikasi adalah proses transaksi antara dua atau lebih peserta
dimana suatu arti atau maksud saling bertukar dengan sengaja menggunakan
sinyal atau symbol (Pickton & Broderick, 2001, p. 180)
2.2.2.1 Customer-Initiated Touch Points
Area komunikasi yang sering diperhatikan oleh departemen
pemasaran adalah customer initiated touch point, interaksi terjadi ketika
konsumen atau calon konsumen menghubungi perusahaan.
(Duncan,2005,p122)
Konsumen dan calon konsumen dapat menjadi sumber dari pesan
suatu produk dengan cara yang sama halnya dengan perusahaan dan agen
IMC. Atau kita bias katakana bahwa komunikasi pemasaran dapat
menjadi komunikasi dua arah sebaik komunikasi satu arah. Untuk
menciptakan hubungan panjang yang saling menguntungkan, program
IMC menggunakan cara interaktif, atau komunikasi dua arah yang
25
mengirim dan menerima pesan dari pelanggan dan pemilik perusahaan.
Media untuk dapat melakukan komunikasi dau arah, untuk mengirim dan
menerima pesan, lebih diarahkan kepada media interaktif seperti internet
telephone, seperti dijelaskan, pesan adalah subjek bagi noise /
penghambat seperti keterlambatan perusahaan atau informasi yang tidak
lengkap.
Umpan balik dari target pendengar / pemirsa, dalam rangka
membeli atau tidak, mengungkapkan apakah pesan diterima sebagai yang
diharpkan atau sebagai sebuah gangguan.
2.2.2.2 Developing Effective Communication
Menurut Kotler, ada 8 langkah dalam membangun komunikasi yang
efektif (Kotler, 2008, p. 376)
1. Identifikasi pemirsa/pendengar (Identifying the Target Audience)
2. Menentukan tujuan komunikasi (Determining the
Communication Objectives)
3. Mendesain pesan (Designing a Message)
4. Tentukan saluran perusahaan (Choosing Media)
5. Menentukan saluran sumber pesan (Selecting the Message
Source)
6. Mengumpulkan masukan, umpan balik (Collecting Feedback)
26
2.2.3 Promotion Mix in Integrated Marketing Communication
Elemen dari bauran promosi (Belch &Belch,2007,p17)adalah:
2.2.3.1 Advertising
Menurut Kurtz (2008, p499), iklan adalah komunikasi umum yang
memiliki biaya melalui berbagai media mengenai bisnis suatu
perusahaan, tidak untuk keutungan organisasi, produk atau ide dari
sponsor yang diidentifikasikan dalam sebuah pesan yang bertujuan untuk
menginformsaikan, membujuk, atau mengingatkan sebagian anggota dari
kelompok audience tertentu.
Periklanan ini biasanya melibatkan media massa seperti koran,
televisi, radio, majalah, billboard, dan banyak lainnya. Dengan
perkembangan teknologi, internet telah menjadi suatu jalur periklanan
yang sangat potensial, dikarenakan kemampuannya untuk diakses oleh
jutaan orang pada saat yang sama, dimana saja.
Dalam melakukan promosi melalui iklan, ada beberapa tujuan yang
ingin dicapai sehingga iklan tersebut dapat mempengaruhi perilaku
konsumen sesuai dengan tujuan dari iklan tersebut, antara lain:
1. Informative Advertising (Iklan yang informatif)
Iklan yang bersifat informatif bermaksud untuk menciptakan
kesadaran dan pengetahuan dari produk baru atau fitur yang baru
dari produk yang sudah ada
2. Pursuasive Advertising (Iklan yang membujuk)
27
Iklan yang bersifat membujuk bermaksud untuk menciptakan
kegemaran, pilihan, keyakinan, dan pembelian dari suatu produk
atau jasa. Beberapa iklan yang persuasif menggunakan iklan
perbandingan yang secara tegas membandingkan atribut ataribut dua
atau lebih merek yang bertujuan untuk membujuk konsumen agar
membeli produk tersebut berdasarkan keunggulan yang dimiliki
produk tersebut.
3. Reminder Advertising (Iklan Pengingat)
Iklan ini bertujuan untuk mengingat para konsumen yang telah atau
pernah membeli suatu produk dan agar membeli kembali produk
tersebut. Iklan ini bertujuan agar konsumen membeli kembali produk
itu.
4. Reinforce Advertising (Iklan Penguatan)
Iklan ini bertujuan agar konsumen lebih terpengaruh dan lebih
meyakinkan akan produk yang telah mereka beli.
2.2.3.2 Direct Marketing
Komunikasi langsung terhadap konsumen ataupun wakil bisnis
untuk mendapatkan tanggapan, permintaan informasi lebih jauh, atau
bahkan kunjungan ketempat untuk membeli barang atau jasa tertentu.
Marketing langsung ini berbeda dengan penjualan perorangan
(salesman), antara pembeli dan penjual yang didesain untuk
28
meningkatkan penjualan, permintaan informasi, ataupun kunjungan
terhadap toko maupun website (Kurtz, 2008, p501).
2.2.3.3 Interactive / Internet Marketing
Pemasaran interaktif menggunakan Internet dan atau berbagai
macam alat elektronik yang memungkinkan untuk mencari dan
memberikan informasi dimana pengguna bisa berpartisipasi dan
mengubah bentuk dan isi informasi yang diterima secara langsung.
2.2.3.4 Sales Promotion
Kegiatan marketing yang memberikan nilai ekstra atau insentif
kepada tenaga penjualan, distribusi atau konsumen terakhir dan bisa
membangkitkan penjualan dengan segera.
Kegiatan marketing ini termasuk didalamnya display (pameran
produk), trade show, kupon voucher, kontes, penyebaran contoh produk,
premiums, demo produk, dan cara penjualan unik lainnya.
2.2.3.5 Publicity atau Public Relations
Humas mengacu kepada komunikasi non personal mengenai
organisasi, produk, servis, atau ide yang secara tidak langsung dibiayai
atau dijalankan oleh sponsor tertentu.
Humas digambarkan sebagai fungsi manajemen yang menilai
prilaku masyarakat, menilai kebijakan dari individu atau organisasi
29
dengan minat masyarakat, dan pelaksana fungsi program untuk
mendapatkan pemahaman public dan penerimaan masyarakat.
2.2.3.6 Personal Selling
Bentuk dari komunikasi antar personel dimana penjual berusaha
untuk mendorong atau membujuk calon pembeli untuk membeli produk
sebuah perusahaan dan layanan, atau menyampaikan sebuah ide.