bab ii tinjauan pustaka 2.1. hakikat belajar siswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/1282/3/suryani...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hakikat Belajar Siswa
2.1.1 Pengertian Belajar
Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2006), belajar
adalah seperangkat proses kognitif yang merubah sifat stimulasi
lingkungan, melewati pengolahan tentang informasi menjadi kapabilitas
baru. Belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil dari belajar itu
dapat berupa kapabilitas baru. Artinya, setelah seseorang belajar maka ia
akan mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai sebagai
akibat dari proses belajar tersebut. Timbulmya kapabilitas tersebut adalah
stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan
oleh orang yang belajar.
Sudjana (1989) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seorang. Perubahan
tersebut sebagai proses dari pemahaman, sikap, dan tingkah laku,
ketrampilan, kecakapan, kemampuan daya reaksi, daya penerimaan, dan
aspek-aspek lain yang ada pada individu.
James O. Whitaker dalam Djamarah (2002) merumuskan bahwa
belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan atau pengalaman. Guru harus memberikan latihan atau
Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014
7
kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa agar
terjadi perubahan tingkah laku.
Cronbach dalam Djamarah (2002) berpendapat bahwa learning is
shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai
suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman. Pemberian aktifitas yang beragam dalam pembelajaran
akan memperkaya pengalaman belajar siswa.
Menurut Slameto (1991), belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam konteks pembelajaran,
siswa dan guru harus sama-sama berusaha untuk menciptakan kegiatan
yang melibatkan fisik dan mental, serta dapat memberikan pengalaman
bermakna.
2.1.2 Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah serangkaian kalimat yang terdiri dari dua
kata, yaitu prestasi dan belajar, dimana kedua kata tersebut saling
berkaitan dan diantara keduanya mempunyai pengertian yang berbeda.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 895) bahwa kata
prestasi berarti hasil yang telah dicapai dari dari kegiatan/pekerjaan yang
telah dilakukan, dikerjakan. Para ahli memberikan interpretasi yang
berbeda tentang prestasi belajar, sesuai dari sudut pandang mana mereka
Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014
8
menyorotinya. Namun secara umum mereka sepakat bahwa prestasi
belajar adalah “hasil” dari suatu kegiatan.
Menurut Djamarah (1994), prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun
kelompok.Prestasi itu tidak mungkin diacapai atau dihasilkan oleh
seseorang selama ia tidak melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh
atau dengan perjuangan yang gigih. Dalam kenyataannya untuk
mendapatkan prestasi tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi
harus penuh perjuangan dan berbagai rintangan dan hambatan yang harus
dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan, kegigihan dan
optimisme presatasi itu dapat tercapai.
. Poerwadarminta (1996) berpendapat bahwa prestasi adalah hasil
yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya), sedangkan
menurut Mas’ud Hasan Abdul Qohar (1998) berpendapat bahwa prestasi
adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan yang menyenangkan hati
yang memperolehnya dengan jalan keuletan. Sementara Harahap (2001)
mengemukakan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang
perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan
bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang
terdapat dalam kurikulum.
Dari beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,
Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014
9
yang menyenangkan hati, yang memperoleh dengan jalan keuletan kerja,
baik secara individu maupun kelompok dalam bidang tertentu.
Ngalim Purwanto (1998) merumuskanbeberapa hal terkait dengan
prestasi belajar sebagai berikut :
• Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai ketika mengikuti,
mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.
• Prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena
bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.
• Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka
dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru.
2.1.3 Pengertian Aktifitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran
Menurut Sardiman (2001), yang dimaksud aktifitas belajar adalah
aktifitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar
mengajar kedua aktifitas itu harus saling menunjang agar diperoleh hasil
yang maksimal. Sehubungan dengan hal ini Piaget dalam Nasution (1995)
menambahkan bahwa seseorang berpikir sepanjang dia berbuat. Agar anak
berpikir sendiri dia harus diberikan kesempatan untuk berbuat sendiri.
Kegiatan sehari-hari dilingkungan sekolah banyak yang merupakan
suatu aktifitas yang dilakukan oleh siswa. Aktifitas yang dilakukan di
lingkungan sekolah atau dilingkungan pendidikan merupakan aktifitas
belajar. Terdapat dua macam aktifitas yaitu aktifitas jasmani dan aktifitas
Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014
10
rohani. Menurut Tabrani, dkk (1989:25) aktifitas jasmani adalah kegiatan
yang nampak bila siswa sibuk bekerja, seperti melakukan percobaan-
percobaan. Aktifitas rohani adalah kegiatan yang nampak bilamana siswa
mengamati dengan teliti, mengingat, memecahkan persoalan dan
mengambil kesimpulan.
Dalam proses belajar mengajar yang paling utama adalah aktifitas
belajar siswa. Dimana aktifitas belajar siswa tersebut memerlukan adanya
interaksi timbal balik sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan
baik. Dengan adanya aktivitas maka siswa dapat memperoleh
pengetahuan, pemahaman, dan aspek tingkah laku lainnya, serta
mengembangkan ketrampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat
(Hamalik, 2006).
Aktivitas adalah salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam tiap
bagian sekolah (Ali, 2004) kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan anak
selaku siswa dalam sekolah. Terjadinya aktivitas siswa-siswa dikarenakan
adanya proses belajar mengajar, aspirasi atau perangsang belajar.
Menurut Sukidin (2002), dalam suatu aktifitas akan terjadi suatu
bentukpartisipasi/kegiatan mengambil bagian untuk mencapai
kemanfaatan secara optimal seperti mengajukan pertanyaan, mengajukan
pendapat, mengajukan sanggahan dan mengerjakan soal atau tugas.
Menurut Sardiman, (2001) aktivitas adalah berbuat untuk
melakukan sesuatu atau melakukan kegiatan. Kegiatan yang dimaksud
Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014
11
adalah kegiatan anak selaku siswa dalam sekolah secara khusus adalah
aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar.
2.2 Hakekat Pembelajaran Kooperatif
2.2.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran dengan
siswa dikelompok-kelompokkan dalam tim kecil untuk menyelesaikan
tugas dan memecahkan masalah secara bersama-sama untuk mencapai
tujuan kelompok yang saling menguntungkan. Tiap kelompok terdiri atas
5 orang dengan tingkat kemampuan yang beragam dan tiap anggota
bertanggung jawab atas keberhasilan belajarnya baik secara individu
maupun kelompok. Harmianto (2011)
Menurut Harmianto, dkk (2011) unsure-unsur dasar pembelajaran
kooperatif sebagai berikut :
1) siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup;
2) siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya;
3) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya
memiliki tujuan yang sama;
4) siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di
antara anggota kelompoknya;
5) siswa akan diberi evaluasi atau diberikan penghargaan yang juga
diberikan untuk semua anggota kelompok;
6) siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan
untuk belajar bersama selama proses belajaranya;
Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014
12
7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang dipelajari dalam kelompok kooperatif.
Menurut Stahl (1994) dalam Harmianto, dkk (2011 : 59) ciri-ciri
model pembelajaran kooperatif adalah :
1) belajarbersama dengan teman;
2) selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman;
3) saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok;
4) belajar dari teman sendiri antar kelompok;
5) belajar dalam kelompok kecil;
6) produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat;
7) keputusan tergantung pada siswa;
8) siswaaktif.
2.2.2 Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division
(STAD)
Pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikembangkan oleh
Slavin ini merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada
adanya aktivitas atau interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan
saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai
prestasi yang maksimal (Isjoni, 2009: 51).
Menurut Slavin (2009 : 143) dalam Harmianto, dkk (2011 : 64)
berpendapat bahwa STAD adalah salah satu metode pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik
Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014
13
untukpermulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan
kooperatif.
Strategi pelaksanaan/siklus aktivitas model STAD adalah sebagai
berikut :
a. siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan lima orang yang
beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya.
b. guru memberikan pelajaran.
c. siswa-siswa dalam kelompok itu memastikan bahwa semua anggota
kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut.
d. semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut.
Mereka tidak dapat membantu satu sama lain.
e. Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata
mereka sendiri yang sebelumnya.
f. Nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi
peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai itu
melampaui nilai mereka sebelumnya.
g. Nilai-nilai itu dijumlah untuk mendapatkan nilai kelompok.
h. Kelompok yang bisa mencapai criteria tertentu bisa mendapatkan
sertifikat atau hadiah-hadiah lainnya (Sharan, 2009 : 5 dalam
Harmianto, 2011 : 64).
2.2.3 Tahapan-tahapan Model Pembelajaran STAD
Terdapat 5 tahapan yang harus dilalui dalam proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu :
Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014
14
1) Presentasi Kelas
Pembelajaran dimulai dengan menyampaikan indicator yang harus
dicapai pada pembelajaran hari ini dan memberi motivasi rasa ingin
tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari. Kegiatan ini
dilanjutkan dengan memberikan apersepsi dengan tujuan
mengingatkan siswa terhadap materi prasyarat yang telah dipelajari
agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki.
Pada tahapiniperlu ditekankan : (1) mengembangkan materi
pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam
kelompok, (2) menekankan bahwa belajar adalah memahami
makna,dan bukan hafalan, (3) memberikan umpan balik sesering
mungkin untuk mengontrol pemahaman siswa, (4) memberikan
penjelasan mengapa jawaban pertanyaan itu benar atau salah, dan (5)
beralih kepada materi selanjutnya apabila siswa telah memahami
permasalahan yang ada,
2) Kegiatan Kelompok
Tim yang terdiri dari empat atau lima orang siswa mewakili
seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin,
ras dan etnis. Pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas yang akan
dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas. Guru
sebagai fasilitator dan motivator. Hasilkerja kelompok dikumpulkan.
3) Tes Individual
Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014
15
Tes individual diadakan pada akhir pertemuan kedua dan ketiga, kira-
kira 10 menit, untk mengetahui yang telah dipelajari secara individu,
selama mereka bekerja dalam kelompok. Siswa tidak boleh saling
membantu dalam mengerjakan kuis.
4) Penghitungan Skor
Tahap penghitungan skor kemajuan individu dihitung berdasarkan
skor awal. Tahap ini dilakukan agar siswa terpacu untuk memperoleh
prestasi terbaik.
5) Pemberian Penghargaan Kelompok.
Tim akan mendapatkan penghargaan sertifikat atau bentuk
penghargaan lain apabila skor rata-rata mereka mencapai criteria
tertentu. (Slavin, 2008 : 143, dalam Harminto, 2011 : 66).
2.2.4 Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD
Menurut Slavin (1995) dalam Harmianto (2011 : 103), pada proses
pembelajaran ada tujun langkah-langkah model pembelajaran STAD :
1) Membentuk kelompok yang berangotakan lima orang secara heterogen
2) Guru menyajikan pelajaran
3) Guru member tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota
kelompok. Anggota kelompok yang sudah faham menjelaskan kepada
anggota lainnya sampai anggota lainnya faham
4) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat
menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
5) Guru melaksanakan evaluasi
Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014
16
6) Kesimpulan
Langkah penutup dari model pembelajaran STAD adalah membuat
kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.
7) Memberi penghargaan kelompok
Pemberian peghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor rata-
rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik (good team),
kelompok hebat (great team), dan kelompok super (super team).
Pedoman pemberian skor perkembangan menurut Slavin (2005),
dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Table 2.1 Skor Perkembangan Siswa
Skor Tes Skor Perkembangan
a. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal b. 10 hingga 1 pon di bawah skor awal c. Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal d. Lebih dari 10 pon di atas skor awal e. Nilai sempurna (terlepas dari skor awal)
5 10 20 30 40
Kriteria penghargaan kelompok dalam pembelajaran kooperatif
disajikan pada tabel 2.2.
Nilai Kelompok Kriteria Penghargaan 15 ≤ N < 20 Kelompk baik (good team) 20 ≤ N < 25 Kelompok hebat (great team) N ≥ 25 Kelompok super (super team)
2.3 Materi Biologi Tentang Dunia Hewan
Dunia hewan menurut Ari Sulistyorini (2009) dikelompokkan menjadi
5 perbedaan berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, berdasarkan tipe
Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014
17
simetri tubuh, berdasarkan jumlah lapisan lembaga, berdasarkan tipe rongga
tubuh, dan berdasarkan cara pengaturan suhu tubuh.
A. Filum Porifera
Pada sekujur tubuh porifera atau hewan spons terdapat pori-pori, hal
tersebut menjadi sebab utama penamaannya.
Ciri-ciri Filum Porifera
Menurut Ari Sulistyorini (2009), ciri-ciri filum porifera adalah :
1. Tubuh tidak bisa bergerak aktif dan melekat di dasar perairan.
2. Kerangka tubuh tersusun dari zat kapur, silikat, atau sponging.
3. Memiliki daya regenerasi yang tinggi.
4. Belum memiliki organ, jaringan saraf, ataupun mulut.
5. Makanan diperoleh dengan mengalirkan air melalui ostium kedalam
spongesoel. Sisa pencernaan juga dikeluarkan melalui ostium.
6. Reproduksi secara seksual ataupun aseksual.
Klasifikasi Filum Porifera
Porifera menurut Ari Sulistyorini (2009) porifera dapat dikelompokkan
berdasarkan tipe saluran air ataupun jenis zat penyusun rangka tubuh.
a. Tipe Saluran Air
Porifera memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askon, sikon, dan
leukon.
b. Jenis Zat Penyusun Rangka Tubuh
Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014
18
Berdasarkan jenis zat penyusun rangka tubuhnya, porifera dapat
dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Calcarea, Hexactinelida, dan
Demospongiae.
Peranan Porifera
Karena rangka tubuhnya, porifera dapat dimanfaatkan sebagai alat
pembersih (penggosok) alami ataupun sebagai pengisi jok (tempat
duduk) kendaraan bermotor. Spons menghasilkan senyawa bioaktif yang
berpotensi sebagai bahan obat-obatan. Spons Petrosia contegnatta
menghasilkan senyawa untuk obat antikanker, sedangkan obat antiasma
diambil dari Cymbacela.
B. Filum Coelenterata
Filum Coelenterata disebut juga hewan berongga atau hewan
karang. Pada umumnya, hewan tersebut hidup dilaut.
Ciri-ciri Filum Coelenterata
Menurut Ari Sulistyorini (2009), ciri-ciri Coelenterata adalah sebagai
berikut :
1. Merupakan hewan triploblastik.
2. Pada umumnya bertipe simetri radial.
3. Sistem saraf jala atau sistem saraf difus.
4. Reproduksi secara seksual dan aseksual (tunas)
5. Pencernaan makanan secara intraseluler dan ekstraseluler di dalam
rongga gastrovaskuler (usus).
Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014
19
6. Bentuk tubuh ada dua macam,yaitu polip dan medusa.
Klasifikasi Filum Coelenterata
Filum Coelenterata terbagi kedalam tiga kelas, yaitu Hydrozoa,
Schyphozoa, dan Anthozoa.
Peranan Filum Coelenterata
a. Melindungi pantai terhadap abrasi pantai.
b. Sebagai tempat perkembangbiakan dan perlindungan ikan.
c. Dapat dibuat menjadi perhiasan.
d. Sebagai daya tarik wisata bahari.
e. Digunakan sebagai bahan baku pembuatan landasan pesawat
terbang.
C. Filum Platyhelminthes
Filum Platyhelmintes merupakan filum cacing yang tingkatanya
paling rendah.
Ciri-cirri filum Platyhelminthes :
1. Tubuhnya pipih dan tidak bersegmen.
2. Umumnya golongan cacing pipih hidup disungai,danau,laut,atau
parasit didalam tubuh manusia
3. Cacing golongan ini sangat sensitive terhadap cahaya.
Klasifikasi filum Platyhelminthes
Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014
20
Menurut Ari Sulistyorini (2009) Pathyhelmintes dapat dibedakan
menjadi 3 kelas,yaitu Tubbellaria (cacing bulu getar),Trematoda (cacing
hisap),Monogenea dan Cestoda (cacing pita).
Peranan filum Plathyhelminthes
Sebagian besar cacing pipih merupakan parasit penyebab
berbagai penyakit pada manusia,hewan dan tumbuhan.misalnya cacing
darah Schistotoma yang menyebabkan penyakit skistomiasis pada
manusia.
D. Filum Nemahelminthes/Nematode
Filum nemathelmintes atau nematode berarti cacing gilig.
Ciri-ciri filum Nemathelminthes
Menurut Ari Sulistyorini (2009), Nemathelmintes mempunyai ciri-ciri :
1. Tubuh berbentuk bulat panjang seperti benang dengan ujung ujung
yang meruncing.
2. Memiliki rongga tubuh semu,sehingga disebut sebagai hewan
pseudoselomata.
3. Memiliki ukuran tubuh yang mikroskopis.
4. Permukaan tubuh Nemahelminthes dilapisi kutikula untuk
melindungi diri enzim pencernaan yang berasal dari inangnya.
5. Mulut terdapat pada ujung anterior
Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014
21
Klasifikasi Filum Nemathelminthes
Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas,yaitu Nematoda dan
Nematophora
Peranan filum Nemathelmintes
Sebagian besar cacing gilig hidup babas,sedangkn yang bersifat
parasit telah menyebabkan berbagai penyakit yang diderita oleh
manusia,hewan,dan tumbuhan.Infeksi oleh jenis cacing gilig sangat
dipengaruhi oleh keadaan sanitasi.
E. Filum Annelida
Menurut Ari Sulistyowati (2009), filum Annelida disebut juga
cacing bersegmen.
Ciri cirri filum Annelida
1. Merupakan hewan triploblastik selomata.
2. Tubuh simetri bilateral
3. Tubuh bersegmen tipe metameri
4. Permukaan tubuhnya tertutup kutikula.
5. Sistem pencernaan makanan sempurna
6. Sistem akstraksi terdiri atas nefridium
Klasifikasi Filum Annelida
Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014
22
Annelida dibagi menjadi 3 kelas yaitu ; Polychaeta (Cacing
berambut banyak),Oligochaeta (cacing berambut sedikit) dan Hirudinae.
Peranan filum Annelida
Beberapa jenis Annelida mengandung protein yang tinggi. Oleh karena
itu,beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai bahan
makanan,misalnya cacing wawo dan palolo.
2.4 Kerangka Berfikir
Berpegang dari uraian diatas peneliti berpendapat bahwa proses belajar
mengajar sangat dipengaruhi oleh aktifitas siswa. Siswa yang memiliki
aktifitas tinggi akan berprestasi lebih baik dibandingkan anak dengan aktifitas
rendah.
Keberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar yang baik adalah
terciptanya suasana aktif dari pelaku kegiatan tersebut,yang mencerminkan
sikap perilaku dan hasil kegiatan yang meningkat baik. Penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD akan menjadi solusi yang tepat bagi guru
agar tercipta kegiatan belajar mengajar yang berkualias dan prestasi siswa
yang meningkat.
2.5 Hipotesis
Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014
23
Dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:
1. H0 : pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak berpengaruh terhadap
aktivitas dan prestasi belajar materi biologi siswa kelas X SMA
Muhammadiyah Gombong tahun pelajaran 2013/2014.
2. H1 : pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap aktivitas
dan prestasi belajar materi biologi siswa kelas X SMA Muhammadiyah
Gombong tahun pelajaran 2013/2014.
Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014