bab ii tinjauan pustaka 2.1 keputusan...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keputusan Pembelian
2.1.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Schifman dan Kanuk ( 2008 : 485 ) keputusan pembelian adalah seleksi
terhadap dua pilihan alternatif atau lebih. Dalam hal ini pilihan alternatif produk yang akan
dipilih harus tersedia bagi seseorang ketika akan melakukan keputusan pembelian. Jika
konsumen mempunyai dua pilihan antara membeli atau tidak, berarti orang itu berada
dalam posisi mengambil keputusan atas suatu produk.Menurut Suharno (2010:96)
keputusan pembelian adalah tahap dimana pembeli telah menentukan pilihannya dan
melakukan pembelian produk, serta mengkonsumsinya. Keputusan pembelian dilakukan
oleh konsumen karena adanya kesadaran dari konsumen untuk memenuhi
kebutuhannya.Menurut kotler dan Armstrong (2008:181) keputusan pembelian adalah
membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif yang ada, tetapi dua faktor bisa
berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian.
Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen.Pola perilaku
konsumen sangat terkait antara satu dengan yang lainnya, dilihat dari sisi kualitas, harga
dan keputusan pembelian.Konsumen mengumpulkan seluruh informasi yang berkaitan
dengan barang atau jasa yang sejenis dan kemudian menyeleksi membandingkan mana
yang terbaik dan kemudian menjatuhkan pilihan ke barang atau jasa yang menurut
konsumen paling baik dan paling ideal untuk dikonsumsi. Informasi yang harus diketahui
atau apek-aspek yang dipertimbangkan konsumen ketika akan memilih suatu barang atau
jasa adalah keputusan akan jenis produk apa yang akan dibeli, tentang jenis produk,
keputusan pemilihan merek, tentang penjualan dari barang atau jasa tersebut, tentang
jumlah produk, keputusan tentang waktu pembelian dan keputusan tentang cara pembelian
yang berkaitan dengan alternative barang atau jasa yang nantinya akan menghasilkan
keputusan pembelian.
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
Menurut Setiadi (2010:10) Keputusan pembelian oleh konsumen tentunya ada
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam
pengambilan keputusan pembelian, antara lain:
a. Faktor –faktor budaya
1. Kebudayaan, kebudayaan merupakan faktor penentu paling utama dari keinginan
dan perilaku seseorang. Seorang anak yang sedang tumbuh mendapatkan
seperangkat nilai-nilai, persepsi, preferensi dan perilaku melalui suatu proses
sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga lembaga sosial penting lainnya.
2. Subbudaya, subbudaya dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: kelompok
nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, dan area geografis.
3. Kelas sosial, kelas-kelas sosial adalah kelompok yang relatif homogen dan bertahan
lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hirarki dan yang
keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
b. Faktor-faktor sosial
1. Kelompok referensi, kelompok referensi ini terdiri dari seluruh kelompok yang
dapat memberi pengaruh secara langsung ataupun tidak langsung terhadap perilaku
seseorang. Beberapa diantaranya adalah kelompok primer, dengan adanya interaksi
yang cukup berkesinambungan yang meliputi, keluarga, teman, tetangga, kelompok
sejawat. Kelompok sekunder, cenderung lebih resmi dan interaksi yang terjadi tidak
berkesinambungan.
2. Keluarga, keluarga merupakan salah satu lembaga pendidikan informal yang dimana
seseorang bisa mendapatkan pandangan tentang agama, politik, ekonomi, dan nilai
atau harga diri serta cinta.
3. Peran dan Status, Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama
hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat
diidentifikasikan dalam peran dan status.
c. Faktor Pribadi
1. Umur dan tahapan dalam siklus hidup, konsumen membeli atau mengkonsumsi
sebuah produk yang berbeda-beda sepanjang hidupnya dimana setiap kegiatan
konsumsi dipengaruhi oleh siklus hidup konsumen.
2. Pekerjaan, pekerjaan seorang konsumen dapat mempengaruhi pola konsumsi
konsumen tersebut. semakin tinggi jabatan atau pekerjaan seorang konsumen
tersebut maka semakin tinggi tingkat konsumsi yang dilakukan.
3. Keadaan ekonomi, selain pekerjaan konsumen keadaan ekonomi juga merupakan
salah satu hal yang diperhatikan ketika akan melakukan keputusan pembelian
terhadap suatu produk. Hal yang diperhatikan dalam keadaan ekonomi dilihat
berdasarkan besaran penghasilan yang dimiliki konsumen tersebut, jumlah
tabungan, utang dan sikap terhadap atau menabung.
4. Gaya hidup, gaya hidup merupakan sebuah pola hidup seseorang konsumen yang
terlihat melalui aktivitasnya yang terbentuk melalui sebuah kelas sosial dan
pekerjaan. Tetapi kelas sosial dan pekerjaan yang sama tidak menjamin munculnya
sebuah gaya hidup yang sama antara berberapa atau banyak konsumen.
5. Kepribadian dan konsep diri,setiap konsumen mempunyai berbagai macam
karakteristik kepribadaian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya yang
dapat mempengaruhi aktivitas kegiatan pembelian. Kepribadian merupakan suatu
hal yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Hal tersebut
disebabkan karena beberapa kalangan konsumen akan memilih merek yang cock
dengan kepribadian dan konsep dirinya.
d. Faktor- faktor psikologis
1. Motivasi, setiap konsumen memiliki banyak kebutuhan pada waktu-waktu tertentu.
Terdapat kebutuhan yang muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus dan rasa
tidak nyaman. Beberapa kebutuhan bersifat biogenic, kebutuhan ini timbul dari
suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, haus, resah tidak nyaman.
Adapaun kebutuhan lain bersifat psiko genik, yaitu kebutuhan yang timbul dari
keadaan fisiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri
atau kebutuhan diterima.
2. Persepsi, Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,
mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu
gambaran yang berarti dari dunia ini. persepsi ksetiap konsumen terhadap merek
atau produk berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
3. Proses belajar , Proses belajar menjelaskan perubahan perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman. Pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara
pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan dan penguatan. Pemasar dapat
membangun permintaan konsumen atas suatu produk dengan mengaitkan pada
dorongan yang kuat, menggunakan tindakan atau semacamnya yang memberikan
motivasi dan memberikan penguatan positif karena pada dasarnya konsumen akan
melakukan pemilihan alternative pada satu merek.
4. Kepercayaan dan sikap, kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki
seseorang terhadap sesuatu. Keyakinan konsumen terhadapsuatu produk atau merek
akan mempengaruhi keputusan pembelian mereka.
Menurut Philip Kotler (2007:153) keputusan pembelian konsumen dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu:
a. Faktor Budaya, faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap
keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Budaya merupakan penentu
keinginan dan perilaku yang paling dasar. Faktor-faktor kebudayaan yang
mempengaruhi perilaku konsumen seperti budaya, sub budaya dan kelas sosial.
b. Faktor sosial, faktor sosial berkaitan dengan lingkungan sosial yang sangat
mempengaruhi bagaimana seseorang berperilaku sebagai konsumen. Faktor sosial yang
mempengaruhi keputusan pembelian meliputi kelompok acuan, keluarga, peran dan
status.
c. Faktor Pribadi, keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Antara
lain pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli.
d. Faktor Psikologis, keputusan pembelian seseorang dipengaruhi oleh faktor psikologi
yaitu persepsi, keyakinan dan pendirian.
2.1.3 Indikator Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2007:222), indikator keputusan pembelian yaitu; Tujuan dalam
membeli sebuah produk, Pemrosesan informasi untuk sampai ke pemilihan merek,
Kemantapan pada sebuah produk, Memberikan rekomendasi kepada orang lain dan
Melakukan pembelian ulang. Sedangkan indikator keputusan pembelian menurut
Schiffman & Kanuk (2008:506) ada tiga yaitu: Pembelian percobaan (Trial Purchase),
Pembelian Ulangan (Repeat Order) dan Pembelian komitmen jangka panjang (Long-term
Purchase)
2.1.4 Proses Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2005:223) tahap evaluasi alternatif dan keputusan pembelian
terdapat minat membeli, yang mengukur kecenderugan konsumen untuk melakukan suatu
tindakan terhadap produk atau jasa tertentu secara keseluruhan. Proses keputusan
pembelian yang akan dilakukan oleh konsumen menjadi 5 tahap:
a. Pengenalan masalah
Proses pebelian dimuali saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan.
Konsumen merasakan adanya perbedaan antara keadaan senyatanya dengan keadaan
yang seharusnya.Kebutuhan itu dipicu oleh adanya rangsangan yang berasal dari dalam
diri dari seorang konsumen. Pada tahap ini produsen harus memahami dan menyadari
apa saja yang menjadi kebutuhan konsumen apa yang menyebabkan semua masalah
atau kebutuhan itu muncul dan bagaimana kebutuhan itu dapat menyebabkan konsumen
akan mencari atau membeli produk tersebut.
b. Pencarian informasi
Tahap pengambilan keputusan oleh konsumen menuntut konsumen untuk
mencari informasi lebih lanjut mengenai prouk tersebut. Jumlah informasi yang ingin
diketahui seorang konsumen tergantung pada kekuatan dorongan kebutuhannya,
banyaknya informasi yang telah dimilikinya, kemudahan memperoleh informasi
tambahan, penilaiannya terhadap informasi tambahan dan kepuasan apa yang
diperolehnya dari kegiatan mencari informasi tersebut. Sumber informasi yang
diperoleh konsumen dapat melalui sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga dan
kenalan), sumber komersial (iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan penjualan), sumber
publik (media massa dan organisasi penilai konsumen) dan sumber pengalaman
(penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk).
c. Evaluasi Alternatif
Pada tahapan ini konsumen menggunakan seluruh informasi yang didapatnya
untuk mengevaluasi merk alternatif atau pilihan yang telah ditetapkan.Konsumen
membandingkan antara produk satu dengan produk yang lainnya dan kemudian
menjatuhkan pada satu yang menurutnya terbaik yang dapat memberikan kepuasan
maksimal.
d. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang
menjadi alternatif pilihan. Faktor sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat
diatisipasi yang dapat mengubah niat pembelian terasuk kedalam faktor-faktor yang
menghambat pembelian. Sebelum melakukan pembelian, konsumen harus membuat
lima sub-keputusan pembelian, yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan
kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran. Dengan adanya
pertimbangan-pertimbangan tersebut secara matang, konsumen akan mendapatkan
kepuasan maksimal atas produk yang dikonsumsinya.
e. Perilaku Pasca Pembelian
Pada tahap ini konsumen akan mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli
berdasarkan kepuasan mereka atau ketidakpuasan atas pembelian yang telah dilakukan.
Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen atas pembelian suatu produk akan
mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen merasa puas atas pembelian yang
telah dilakukan dan menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi maka konsumen akan
membeli lagi produk tersebut. Namun, konsumen yang merasa tidak puas akan
cenderung membuang atau mengembalikan produk tersebut dan mencari alternative
lainnya.
2.1.5 Stuktur Keputusan Pembelian
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan
kumpulan dari sejumlah keputusan. Menurut Basu Swatha dan Irawan (2005:118) Struktur
keputusan pembelian yaitu :
a. Keputusan tentang jenis produk, Konsumen dapat mengambil keputusan untuk
membeli produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain.
b. Keputusan tentang bentuk produk, Konsumen dapat mengambil keputusan untuk
membeli suatu produk dengan bentuk tertentu sesuai dengan seleranya. Keputusan
tersebut menyangkut ukuran, mutu, corak dan segala hal yang berkaita dengan produk
tersebut.
c. Keputusan tentang merek, Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana
yang akan dibeli karena setiap merek mempunyai perbedaan-perbedaan tersendiri.
d. Keputusan tentang penjualnya, Konsumen dapat mengambil keputusan dimana produk
yang dibutuhkan tersebut akan dibeli.
e. Keputusan tentang jumlah produk, Konsumen dapat mengambil keputusan tentang
seberapa banyak produk yang akan dibeli.
f. Keputusan tentang waktu pembelian, Konsumen dapat mengambil keputusan tentang
kapan dia harus melakukan pembelian. Oleh karena itu perusahaan atau pemasar pada
khususnya terus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen
dalam menentukan waktu pembelian.
g. Keputusan tentang cara pembayaran, Konsumen harus mengambil keputusan tentang
metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau kredit.
Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjualan dan jumlah
pembeliannya.
2.1.5 Macam-macam Keputusan Pembelian
Menurut Howard dalam Basu Swastha dan Irawan (2005:117) menyatakan bahwa
pembelian konsumen dapat ditinjau sebagai kegiatan penyelesaian suatu masalah, dan
terdapat tiga macam situasi. Situasi tersebut adalah:
a. Perilaku responsi rutin. Salah satu jenis perilaku pembelian yang paling sederhana
terdapat dalam suatu pembelian yang berharga murah dan sering dilakukan. Dalam hal
ini konsumen ketika melakukan pembelian sudah memahami merek-merek atribunya.
b. Penyelesaian masalah terbatas. Pebelian akan lebih kompleks apabila konsumen tidak
megetahui sebuah merek yang sejenis dengan produk yang disukainya, sehingga
membutuhkan informasi lebih banyak lagi sebelum memutuskan pembelian.
c. Penyelesaian masalah ekstensif. Pembelian akan menjadi kompleks apabila konsumen
menjumpai jenis produk yang kurang dipahami mengenai detail produknya dan
kriteria penggunaannya. Dalam hal ini konsumen sama sekali tidak memiliki informasi
yang cukup terhadap produk tersebut.
2.2 Produk KW
Menurut Philip kotler (1998:189)Produk adalah segala sesuatu yang bisa di tawarkan
kepada sebuah pasar agar di perhatikan, diminati, dipakai, atau di konsumsi sehingga mungkin
memuaskan keinginan atau kebutuhan . produk biasanya berupa barang fisik, jasa, orang,
tempat, organisasi, dan gagasan.
Menurut fedila adeline (2017) Produk KW adalah produk dalam bentuk barang yang di
keluarkan oleh pihak ke 2 tampa persetujuan pemilik produk atau bisa di sebut barang tiruan ,
kw sendiri merupakan singkatan dari kualitas , biasanya produk kw di bagi beberapa kualitasnya
. kw super adalah produk kw yang sangat mirip dengan asli baik dari bentuk dan bahan ,
sedangkan barang kw 1 adalah barang dengan kualitas lebih rendah dari barang kw super ,
semakin tinggi jumlah angkanya semakin jelek juga kualitasnya dari barang kw tersebut .
Hal hal negatif jika terus ada produk kw adalah sebagai berikut :
1. Merugikan pemilik asli brand
Jika Anda menjual produk KW, sebaiknya Anda memiliki izin dari pemilik brand. Bisa saja
pemilik asli brand menyampaikan komplain langsung kepada Anda selaku penjual online
maupun offline. Sang pemilik asli brand bisa saja mengerahkan perangkat hukum ketika
menegur Anda. Walaupun pemilik asli brand sudah dilindungi Hak Cipta, tapi tetap saja para
pelaku tak gentar untuk membajak.
2. Merugikan konsumen
Bagi konsumen yang benar-benar fanatik produk asli branded, hal ini akan sangat merugikan.
Konsumen fanatik produk asli branded akan rela mengeluarkan banhyak uang semi
mendapatkan produk branded asli dan eksklusif. Namun karena banyak pemalsuan, produk yang
eksklusif menjadi “pasaran” karena dari kawasan elite hingga lorong pasar sempit akan mudah
dijumpai produk serupa dengan kualitas berbeda.
Kerugian juga dialami konsumen produk KW.Konsumen jenis ini tidak mengetahui jenis-jenis
KW.Penjual bisa dengan mudah menyebut produk tersebut ori, padahal produk itu hanya produk
KW semi super.Ada juga konsumen yang mengira produk KW adalah produk asli.Nah, kalau
sudah begini, semua konsumen jadi dirugikan.
3. Merusak kreatifitas berkarya
Tanpa sadar, para pencipta produk KW dan palsu ini jika terus menerus menciptakan produk
KW dan palsu, akan membunuh kreatifitas berkarya mereka. Padahal para pencipta pasti
memiliki banyak modal dan bakat dalam menjalani bisnis tanpa harus mencontek.Namun respon
pasar pasar yang baik mengakibatkan para pencipta tetap bertahan.
Jika Anda pintar mengasah kreatifitas, gigih dan pantang menyerah, Anda dapat menciptakan
produk-produk lokal yang memiliki kualitas yang baik dengan harga yang bersahabat
tentunya.Bahkan banyak brand-brand lokal yang sudah masuk pasar dunia, salah satunya adalah
Peter Says Denim. Sebagai konsumen cerdas, Anda juga bisa tampil menarik dan gaya jika
pandai mempadupadankan meskipun bukan barang branded.
4. Sulit dikembangkan
Usaha kecil ingin dikembangkan agar mendapat profit yang lebih besar, tapi jika dikembangkan
menjual produk KW juga berisiko. Seperti yang sudah disinggung di awal, tanpa izin sang
pemilik asli brand, Anda akan sulit mengembangkannya. Tentunya produk-produk yang sudah
memiliki hak cipta dan merek dagang tersebut bukanlah hak Anda.
5. Merusak mental bangsa
Beredarnya produk palsu dan KW tanpa disadari membuat Anda semakin jauh dari penghargaan
akan sebuah karya dan hak cipta. Karena pembajakan seolah-olah telah menjadi budaya yang
sudah terbiasa dan sama-sama dimaklumi.
Setelah kita mengetahui apa itu produk KW masih banyak orang yang membeli barang KW
dengan demikian kita harus mengetahui mengapa mereka membeli produk KW dengan
membahas tentang motivasi pembelian dan proses pengambilan keputusan pembelian .
2.2 Kualitas Produk
2.3.1 Pengertian Kualitas Produk
Kualitas merupakan salah satu pertimbangan konsumen dalam membeli suatu produk dan
jasa , di mana semakin bagus kualitasnya konsumen akan merasa lebih puas . kualitas dapat
di nilai dari beberapa aspek salah satunya kinerja , fitur , daya tahan dan pelayanan .
biasanya sebuah perusahaan atau brad memiliki standar tersendiri , perusahan A dan
perusahaan B memiliki standar yang berbeda tidak semua standar semua perusahaan sama .
kualitas juga menjadi sebuah tolak ukur atau nilai tersendiri dari produk atau jasa yang di
hasilkan dan di nilai oleh konsumen . menurut Philip kotler (1999:122) menjelaskan
kualitas sebagai berikut “kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk
melaksanakan fungsinya meliputi , daya tahan keandalan , ketepatan kemudahan operasi
dan perbaikan , serta atribut yang lainya . untuk meningkatkan kualitas produk perusahan
dapat menerapkan program “ Total Quality manajemen ( TQM) “ . selain mengurangi
kerusakan produk , tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai pelanggan
“Di tahun – tahun 1980-an , masalah mutu ini menjadi perhatian para konsumen maupun
produsen . banyak konsumen Amerika sangat terkesan dengan kualitas di jumpai mobil –
mobil dan barang elektronik buatan jepang serta mobil , pakaian , dan makanan produksi
Eropa . makin banyak orang tertarik pada pakaian yang awet dan model yang bertahan lama
. mereka juga makin tertarik lagi pada makanan bergizi dan segar , sehingga keju asli ,
misalnya ,lebih di sukai , atau minuman ringgan dan makanan siap santap makin berkurang
peminatnya . kerena itu , beberapa perusahaan mulai beralih ke usaha ini , dan pada
kenyataanya peningkatan kualitas masih dapat dilakukan dengan berbagai cara dan usaha .
2.3.2 Dimensi Kualitas Produk
Salah sau nilai yang diharapkam oleh konsumen dai produsen adalah kualitas produk
yang baik. Dimensi kualitas produk menurut Kotler (2010:361) kualias produk dapat
dimasukkan ke dalam sembilan dimensi, yaitu:
a. Bentuk (Fom), Produk dapat dengan mudah dibedakan antara satu denngan yang
lainnya berdasarkan bentuk, ukuran atau stuktur fisik dari produk tersebut. Bentuk dari
produk juga dapat mempermudah konsumen untuk mengingat atau menemukan produk
tersebut dengan mudah.
b. Ciri-ciri Produk (Features), Karakteristik sekunder atau pelengkap yang dimiliki oleh
produk berguna untuk menambah fungsi dasar yang berkaitan dengan pilihan-pilihan
produk dalam pengembangannya.
c. Kinerja (Performance), Kinerja berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan
merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam mebeli barang
tersebut. Misalnya kecepatan, kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaan.
d. Ketepatan/Kesesuaian (Conformance), Berkaitan dengan tingkat kesesuaian dengan
spesifikasi yang ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan konsumen. Kesesuaian
dengan spesifikasi (Conformance to Spesification) yaitu sejauh mana karakteristik
desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya
pengawasan kualitas dan desain, standar karakteristik operasional.
e. Ketahanan (Durability), Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus
digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis.
f. Kehandalan (Reliability), Berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinansuatu barang
berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu
dan dalam kondisi tertentu pula.
g. Kemudahan Perbaikan (Repairability), Berkaitan dengan kemudahan perbaikan produk
ketika mengalami kerusakan. Idealnya produk akan mudah diperbaiki sendiri oleh
pengguna jika rusak.
h. Gaya (Style), Penampilan produk dan kesan terhadap produk. Konsmen akan lebih
tertarik dengan penampilan produk yang menarik. Penampilan yang menarik
memberikan niai lebih dan daya tarik konsumen untuk mengkonsumsi prodk tersebut.
i. Desain (Design), Keseluruhan keistimewaan produk yang akan mempengaruhi
penampilan dan fungsi produk terhadap keinginan konsumen. Dalam hal ini produsen
mendengarkan suara pasar.
Sedangkan dimensi kualitas produk menurut Fandy Tjiptono (2002:25)
mengemukakan bahwa kualitas produk memiliki beberapa dimensi yaitu:
a. Kinerja (Perfomace) merupakan karakteristik operasi dan produk inti (core product)
yang dibeli. Kinerja berhubungan dengan aspek fungsional suatu produk dan merupakan
salah satu aspek yang dipertimbangkan konsumen ketika akan melakukan keputusan
pembelian.
b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features) yaitu aspek perfomansi yang
bermanfaat untuk menambah fungsi dasar, yang berhubungan dengan pilihan-pilihan
produk serta pengembangan produk tersebut. Fungsi pengembangan produk tersebut
bertujuan untuk menambah ketertarikan konsumen atas produk tersebut.
c. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Spesification) yaitu sejauh mana
karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan
sebelumnya.conformance merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain
produk dengan karakteristik kualitas standar yang sudah ditetapkan sebelumnya.
d. Keandalan (Realibility) berhubungan dengan kemungkinan suatu produk berhasil
menjalankan fungsinya setiap kali dipakai atau digunakan dalam periode waktu dan
kondisi tertentu.
e. Daya tahan (Durability) berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus
digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis pada suatu
produk.Pada umumnya, semakin besar frekuensi pemakaian konsumen atas suatu
produk maka akan semakin besar pula daya produk tersebut.
f. Estetika (Easthetica) yaitu suatu karakteristik yang bersifat subyektif tentang nilai-nilai
estetika yang berhubungan dengan pertimbangan pribadi serta refleksi dari preferensi
seseorang. Estetika berhubungan dengan bagaimana tampilan produk yang
bersangkutan.
g. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality) merupakan persepsi konsumen
terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk. Biasanya karena
kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau spesifikasi produk yang akan dibeli,
maka pembeli atau konsumen akan mempersepsikan kualitasnya dari segi harga, nama
merek, iklan, reputasi perusahaan maupun negara pembuatnya.
h. Dimensi kemudahan perbaikan (Serviceability) meliputi kecepatan, kemudahan,
penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak hanya sebatas
sebelum penjualan, tetapi juga setelah penjualan hingga purna jual yang mencakup
pelayanan reparasi atau perbaikan dan ketersediaan komponen yang dibutuhkan.
2.4 Harga
2.4.1 Pengertian Harga
Harga merupakan salah satu faktor penting untuk memenangkan suatu persaingan
dalam pemasaran, oleh karena itu harga harus ditetapkan.Peranan haraga yang sangat
penting dalam mempengaruhi keputuan konsumen dalam membeli produk., sehingga
sangat menentukan keberhasilan pemasaran atas produkk terkait. Menurut Swastha
(2010:147) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
konsumen harus mengeluarkan sejumlah nominal ketika menginginkan
kebutuhannyaterpenuhi dan ingig mendapatkan kepuasan atas produk yang dikonsumsinya.
Menurut Philip dan Kotler (2008:345) harga adalah sejumlah nilai yang diberikan oleh
pelanggan atau konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau
menggunakan suatu produk atau jasa. Konsumen akan memperoleh keuntungan ketika
konsumen mengeluarkan sejumlah nilai yang ditentukan oleh produsen untuk membeli
produk yang dihasilkan.Harga merupakan faktor penentu yang mempengaruhi pilihan
pembelian, hal ini masih menjadi kenyataan di negara-negara dunia ketiga, dikalangan
kelompok-kelompok sosial yang miskin, serta pada bahanbahan pokok sehari-hari. Namun
dalam dasawarsa terakhir ini, faktor-faktor lain selain harga telah beralih menjadi relatif
lebih penting dalam proses pembelian. Keberhasilan suatu perusahaan tergantung dari
ketetapannya dalam memadukan komponen-komponen bauran produk atau jasanya. Suatu
perusahaan agar dapat berhasil dalam memasarkan barang atau jasa harusnya lerlebih
dahulu menentukan harga yang tepat. Penetapan harga yang tidak tepat akan menyebabkan
konsumen tidak tertarik membeli produk tersebut. Penetapan tingkat harga bagi konsumen
pada dasarnya merupakan gagasan yang didorong oleh perkembangan perdagangan dan
pada umumnya disebabkan oleh jenis produk atau jasa. Harga sering menjadi faktor
penentu dalam keputusan pembelian dan tidak menutup kemungkinan faktor-faktor lan
juga dapat menjadi faktor penentu lainnya.
2.4.2 Kebijakan Penetapan Harga
Penetapan harga jual suatu produk berasal dari harga pokok produk
tersebut.Sedangkan harga pokok diperoleh dari berapa besar biaya yang dikorbankan untuk
memperoleh atau untuk memproduksi produk tersebut. Menurut Buchari Alma (2009:170)
kebijakan harga (price policies) ialah keputusan mengenai harga-harga yang akan diikuti
untuk suatu jangka waktu tertentu. Maksudnya adalah harga yang ditetapkan untuk produk
yang dihasilkan harus mengikuti perkembangan harga pasar.Penetapan harga merupakan
salah satu masalah bagi perusahaan yaitu dimana perusahaan atau produsen harus
menentukan harga untuk pertama kali.Namun ketika melakukan penetapan harga, produsen
atau perusahaan harus mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi dalam kebijakan
penetapan harga. Menurut Buchari Alma (2009:170) faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan penetapan harga adalah: 1) Apa yang akan dituju misalnya, untuk mencegah
masuknya saingan maka kebijakan penetapan harga ditetapkan berdasarkan harga pokok
ditambah laba yang tipis. 2) Penetrasi maksudnya untuk meneroboskan produk-produk
baru.
2.4.3 Tujuan Penetapan Harga
Pada umumnya perusahaan atau produsen dalam mengadakan kebijakan penetapan
harga mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai. Menurut Lamarto (2006:314)
tujuan kebijakan penentuan harga yaitu:
a. Berorientasi pada laba
1. Mencapai target laba investasi atau laba penjualan bersih, Penetapan harga produk
pada perusahaan atau produsen bertujuan untuk mencapai sasaran pencapaian
prosentase tertentu untuk pengembalian laba penjualan bersih.
2. Memaksimalkan laba, Sasaran dari kebijakan penetapan harga adalah untuk
menghasilkan atau memperoleh uang sebanyak-banyaknya.
b. Berorientasi pada penjualan
1. Meningkatkan volume penjualan, Sasaran dari penetapan harga adalah dengan
adanya prosentase peningkatan volume penjualan selama periode tertentu. Disatu
pihak, sasaran perusahaan atau produsen bisa meningkatkan volume penjualan tetapi
dengan tetap mempertahankan tingkat laba yang diperolehnya. Namun disegi lain,
manajemen bisa memutuskan dan meningkatkan volume penjualannya melalui
strategi penetapan harga yang agresif dengan kerugian. Dalam hal ini manajemen
bisa mutskan bahwa peningkatan volume penjualan dapat memberikan posisi
didalam pasar.
2. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar, Pangsa pasar merupakan
indicator kondisi perusahaan yang lebih baik dibandingkan dengan target laba
investasi, artinya sasaran penetapan harga yang lebih baik. Hal tersebut dapat terjadi
terutama waktu pasar total sedang berkembang dan perusahaan atau produsen dapat
memperoleh laba yang diharapkan. Namun jika manajemen tidak mengetahui atau
memahami jika pasar sedang berkembang, maka akibatnya pangsa pasar perusahaan
atau produsen dapat mengalami kemunduran.
3. Berorientasi pada status quo
a. Menstabilkan harga, Strabilitas harga sering menjadi sasara-sasaran industri yang
mempunyai pimipinan harga.
b. Menangkal persaingan, Perusahaan atau produsen secara sadar memberikan
harga pada produknya untuk memenangkan persaingan. Walaupun perusahaa
atau produsen tersebut sudah besar, namun hanya mempunyai pernanan yang
kecil dalam menentukan harga pasar.
Sedangkan tujuan penetapan harga menurut Assauri (2004:204), yaitu:
a. Memperoleh laba yang maksimum
b. Mendapatkan share pasar tertentu
c. Memerah pasar(market skimming)
d. Mencapai tingkat hasil penenrimaan penjualan maksimum pada waktu itu
e. Mencapai keuntungan yang ditargetkan
f. Memproduksikan produknya
4. Indikator Harga
Menurut Hermann, et.al. (2007:54). Indikator harga yaitu:
a. Keterjangkauan harga, Keterjangkauan harga adalah harga sesungguhnya dari suatu
produk yang tertulis disuatu produk, yang harus dibayar oleh konsumen. Konsumen
cenderung melihat harga akhir dan memutuskan apakah akan menerima nilai baik
seperti yang diharapkan. Harapan pelanggan dalam melihat harga yaitu:
1. Harga yang ditawarkan mampu dijangkau oleh pelanggan secara financial.
2. Penentuan harga harus sesuai dengan kualitas produk sehingga pelangan dapat
mempetimbangkan dalam melakukan pembelian.
b. Diskon/potongan harga, Diskon merupakan potongan harga yang diberikan
penjual/produsen kepada pembeli, jenis diskon bermacam-macam seperti:
1. Diskon kuantitas (quantity discount), merupakan potongan harga yang diberikan
guna mendorong konsumen agar membeli dalam jumlah yang lebih banyak, sehingga
meningkatkan volume penjualan secara keseluruhan. Diskon kuantitas sering tidak
berbrntuk potongan tunai, melainkan tambahan unit yang diterima untuk jumlah
pembayaran yang sama (bonus atau free goods) yang diberikan kepada konsumen
yang membeli dalam jumlah besar.
2. Diskon musiman (cash discount), merupakan potongan harga yang diberikan pada
masa-masa tertentu saja. Diskon musiman digunakan untuk mendorong agar
konsumen membeli barang-barang yang sebenarnya baru akan dibutuhkan beberapa
waktu mendatang.
3. Diskon tunai (cash discount), meupakan potongan yang diberikan kepada konsumen
atas pembayaran rekeningnya pada suatu periode, dan mereka melakukan
pembayaran tepat pada waktunya.
4. Diskon perdagangan (trade discount), diberikan produsen kepada para penyalur/
wholesaler yang terlibat dalam mendistribusikan barang.
c. Cara pembayaran, Kemudahan dalam melakukan pembayaran dapat dijadikan sebagai
salah satu pertimbangan bagi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.
Menurut Fure (2013:276), indikator yang digunakan untuk mengukur harga antara
lain: 1) harga yang sesuai dengan manfaat, 2) persepsi harga dan manfaat, 3) harga yang
terjangkau, 4) persaingan harga dan 5) kesesuaian harga dengan kualitasnya.
5. Bauran Harga
Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Benyamin Molan (2005:18), harga
merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran (marketing mix) , dan harga memiliki
komponen-komponen yang terdiri dari:
1. Daftar harga, Daftar harga ialah suatu uraian harga yang dicantumkan pada label atau
produk.
2. Diskon/rabat, Diskon merupakan pengurangan harga dari daftar harga. Menurut Philip
Kotler dan Gary Armstrong yang diterjemahkan oleh Alexander Sindoro (2004:473)
diskon dapat bermacam-macam bentuknya, yaitu:
a. Diskon tunai (cash discount) , yakni pengurangan harga kepada pembeli yang
membayar tagihan mereka lebih awal.
b. Diskon jumlah (quantity discount) adalah pengurangan harga bagi pembeli yang
membeli dalam jumlah besar.
c. Diskon fungsional (diskon dagang), ditawarkan oleh penjual kepada anggota-
anggota saluran perdagangan yang menjalankan fungsi tertentu seperti menjual,
menyimpan dan menyelenggarakan pelaporan.
d. Diskon musiman (seasonal discount) adalah pengurangan harga bagi pembeli yang
membeli barang dagangan tau jasa diluar musim.
3. Kredit, Kredit adalah bentuk pembayaran dengan cara pinjaman.
4. Periode pembayaran, Periode pembayaran adalah cicilan sesuai kesepakatan antara
penjual dan pembeli biasanya berhubungan dengan kredit.menurut Kasmir (2008:99)
periode pembayaran dibagi kedalam tiga bagian, yaitu jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang.
5. Syarat-syarat kredit, Syarat-syarat kredit adalah sesuatu yang harus dipenuhi konsumen
dalam upaya pengambilan kredit.
2.4.4. Hukum Permintaan
Salah satu teori dasar dalam ilmu ekonomi yang menunjukan hubungan
antara harga dan jumlah permintaan adalah hukum permintaan . menurut marwan
asri (1986:52) hukum permintaan adalah jumlah barang yang di minta dalam
suatu periode tertentu berhubungan negatif dengan barangnya . dengan kata lain,
jika harga barang atau jasa tertentu meningkat maka jumlah barang yang di minta
akan berkurang, sebaliknya jika harga suatu barang atau jasa mengalami
penurunan maka jumlah permintaan akan mengkat .
Hukum permintaan ini berlaku untuk keadaan dimana seseorang
(konsumen) berfikir rasional dan memiliki pengetahuan tentang berbagai hal
seperti :
1. Barang – barang penganti
2. Budget yang terbatas
3. Manfaat maksimul yang ingin di capai
Pada suatu tingkatan harga tertentu seseorang secra rasional mengalokasikan
pendapatanya pada barang tau jasa tertentu untuk mencapai manfaat maksimum .
dengan demikian jika terjadi perubahan harga , konsumen dengan sengaja akan
mengalihkan konsumsinya kepada barang - barang penggantinya untuk tetap
mempertahankan manfaat yang maksimal tersebut .
2.5 STUDI TERDAHULU
Judul : ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA DAN
KESTRATEGISAN LOKASI TERHADAP KEMANTAPAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
Penulis : DIAN HERI SULISTIYANTO
Perumusan masalah : mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk, persepsi harga dan
kestrategisan lokasi terhadap kemantapan keputusan pembelian pada Toko Pakaian Citra Busana
Tujuan : menganalisis faktor apakah yang berpengaruh paling dominan terhadap keputusan
pembelian pada Toko Pakaian Citra Busana di Kalinyamat Jepara.
Hasil penelitian : persamaan regresi yang terbentuk adalah Y= 0,165 X1 + 0,529 X2 + 0,368 X3.
Yang berarti persepsi harga mempunyai pengaruh yang paling besar dibandingkan dengan dua
variabel bebas lainnya seperti kestrategisan lokasi dan kualitas produk
2.6 KERANGKA BERFIKIR
Semua manusia pasti memiliki kebutuhan begitu juga masiswa dalam pembelian biasanya
mahasiswa di pengeruhi oleh kualitas karena mereka ingin mengunakan suatu produk dalam
jangka waktu yang lama dan juga di dorong dari harga yang dapat mereka beli karena keuangan
mahasiswa yang masih lemah , jadi dalam keputusan pembelian barang kw di pengaruhi oleh
harga dan kualitas .
mahasisawasiswa
kualitas harga
Keputusan Menbeli Barang KW