bab ii tinjauan pustaka 2.1 kesejahteraan masyarakat

26
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat Kesejahteraan masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam paradigma pembangunan ekonomi, pembangunan ekonomi dikatakan berhasil jika tingkat kesejahteraan masyarakat semkin baik.kesenjangan dan ketimpangan dalam kehidupan masyarakat di akibatkan oleh keberhasilan pembangunan ekonomi yang tanpa disertai peningkatan kesejahteraan masyarakat. Menurut Badrudin (2012) Kesejahteraan masyarakat yaitu suatu kondisi yang menunjukkan tentang keadaan kehidupan masyarakat yang dapat dilihat dari standar kehidupan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat yaitu suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar yang terlihat dari rumah yang layak, tercukupinya kebutuhan akan sandang (pakaian) dan pangan (makanan),pendidikan,dan kesehatan, atau keadaan dimana seseorang mampu memaksimalkan utilitasnya pada tingkat batas anggaran tertentu dan kondisi dimana tercukupinya kebutuhan jasmai dan rohani (Todaro dan Stephen C.smith). Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, kesejahteraan sosial yaitu kondisi yang menunjukkan terpenuhinya kebutuhan material,spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak serta mampu menggembangkan diri. Untuk melihat tingkat kesejahteraan suatu masyarakat atau kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah ada beberapa indikator yang dapat

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dalam paradigma pembangunan ekonomi, pembangunan ekonomi dikatakan

berhasil jika tingkat kesejahteraan masyarakat semkin baik.kesenjangan dan

ketimpangan dalam kehidupan masyarakat di akibatkan oleh keberhasilan

pembangunan ekonomi yang tanpa disertai peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Menurut Badrudin (2012) Kesejahteraan masyarakat yaitu suatu

kondisi yang menunjukkan tentang keadaan kehidupan masyarakat yang

dapat dilihat dari standar kehidupan masyarakat.

Kesejahteraan masyarakat yaitu suatu keadaan terpenuhinya

kebutuhan dasar yang terlihat dari rumah yang layak, tercukupinya kebutuhan

akan sandang (pakaian) dan pangan (makanan),pendidikan,dan kesehatan,

atau keadaan dimana seseorang mampu memaksimalkan utilitasnya pada

tingkat batas anggaran tertentu dan kondisi dimana tercukupinya kebutuhan

jasmai dan rohani (Todaro dan Stephen C.smith).

Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, kesejahteraan sosial

yaitu kondisi yang menunjukkan terpenuhinya kebutuhan material,spiritual

dan sosial warga negara agar dapat hidup layak serta mampu

menggembangkan diri.

Untuk melihat tingkat kesejahteraan suatu masyarakat atau

kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah ada beberapa indikator yang dapat

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

13

dijadikan ukuran , yaitu tingkat pendapatan keluarga,komposisi pengeluaran

rumah tangga dengan membandingkan pengeluaran untuk konsumsi pangan

dan non-pangan ,tingkat pendidikan keluarganya, dan tingkat kesehatan

keluarga (BPS Indonesia 2014).

2.1.1 Pengeretian Kesejahteraan

Dalam istilah umum, sejahtera yaitu suatu keadaan yang menunjuk ke

kondisi yang baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan

makmur, dalam keadaan sehat dan damai.Sedangkan di dalam kamus

bahasa indonesia sejahtera di artikan dengan aman sentosa,makmur,dan

selamat atau terlepas dari segala gangguan. Menudrut Undang-undang

Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan

Pembagunan Keluarga Sejahtera di sebutkan bahwa , keluarga sejahtera

adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah ,mampu

memenuhi kebutuhan hidup spiritual maupun rmateriil yang layak, bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa,memiliki hubungan yang baik, sepemikiran

,selaras dan seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan

lingkungan. Untuk mendefinisikan kesejahteraan rumusan multidimensi

harus digunakan, dan dimensi-dimensi tersebut meliputi standar hidup

material (pendapatan, konsumsi, kekayaan), kesehatan, pendidikan

(Stighlitz,2011).

2.1.2 Kriteria Masyarakat Sejahtera menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan

masyarakat yaitu,pendapatan, konsumsi atau pengeluaran keluarga, keadaan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

14

tempat tinggal serta fasilitas yang dimiliki ,kesehatan anggota keluarga

dan,tingkat pendidikan anggota keluarga (BPS,2014)

a. Indikator pendapatan per Tahun

1) Tinggi (> Rp 10.000.000)

2) Sedang ( Rp 5.000.000)

3) Rendah ( Rp < 5.000.000)

b. Indikator pengeluaran per Tahun

1) Tinggi (> Rp 5.000.000)

2) Sedang (Rp 1.000.000- Rp5.000.000)

3) Rendah (< Rp 1.000.000)

c. Indikator untuk tempat tinggal dinilai dengan lima kriteria yaitu jenis

atap,jenis dinding,status kepemilikan,lantai dan luas lantai, dari lima

golonga itu kemudia di pilah menjadi 3 golongan

1) Permanen

Didalam BPS (2012) disebutkan bahwa,kriteria rumah permanen

dapat dilihat dari kualitas atap,dinding dan lantai. Baguna rumah

yang permanen adalah rumah yang dindingnya terbuat dari tembok

atau kayu dengan kualitas tinggi, lantai yang terbuat dari

ubin,kramik,kayu dengan kualitas yang tinggi, dan atapnya terbuat

dari seng,genteng,sirap ataupun esbes.

2) Semi permanen

Didalam BPS (2012) disebutkan bahwa, kriteria rumah semi

permanen dapat dilihat dengan dinding rumah yang terbuat dari

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

15

tembok,bata tanpa di plester/dilapisi dengan semen,dan kayu denga

kualitas rendah, sedangkan lantainya terbuat dari

ubin,semen,ataupun kayu denga kualitas yang rendah, serta atap

rumah yang terbuat dari seng,genteng,sirap maupun esbes.

3) Non permanen

Didalam BPS (2012) disebutka bahwa , rumah tidak permanen

adalah rumah yang dindingnya terbuat dari bambu,papan,daun, dan

lantainya dari tanah, sedangkan atapnya terbuat dari daun-daunan

ataupun campuran genteng,seng bekas, dan sejenisnya.

d. Indikator yang digunakan untuk mengukur fasilitas tempat tinggal

sendiri dapat dinilai dengan 12 item yang terdiri dari pekarangan, alat

elektronik,pendingin,penerangan,kendaraan yang dimiliki,bahan bakar

yang digunakan untuk memasak, sumber air bersih,fasilitas air

minum,cara mendapatkan air minum,sumber air yang diminum, fasilitas

MCK, dan jarak MCK dari tempat tinggal (rumah), dan dari 12 hal

tersebut kemudian akan di golongka menjadi 3 golongan yaitu,

1) Lengkap

2) Cukup

3) Kurang

e. Indikator yang digunakan untuk mengukur kesehatan anggota keluarga

1) Bagus (<25% sering sakit)

2) Cukup (25% - 50% sering sakit)

3) Kurang (>50% sering sakit)

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

16

f. Indikator yang digunakan untuk mengukur kemudahan mendapatkan

layanan kesehatan yaitu jarak rumah sakit terdekat, jarak toko

obat,penanganan obat-obatan,harga obat-obatan, dan alat kontrasepsi.

Kemudian hal-hal yang telah disebutkan dipilah menjadi 3 golongan

yaitu,

1) Mudah

2) Cukup

3) Sedang

g. Indikator yang digunakan untuk mengukur kemudahan dalam

memasukkan anak ke jenjang pendidikan yaitu biaya sekolah,jarak ke

sekolah,dan proses penerimaan. Dan kemudian hal-hal yang telah

disebutkan akan digolongkan menjadi 3 item yaitu,

1) Mudah

2) Cukup

3) Sulit

h. Indikator yang digunakan untuk mengukur kemudahan dalam

mendapatkan transportasi yaitu, ongkos kendaraan, fasilitas kendaraan,

dan status kepemilikan kendaraan, yamg kemudia akan digolongkan

menjadi 3 yaitu,

1) Mudah

2) Cukup

3) Sulit

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

17

2.1.3 Lima Pengelompokan Keluarga Sejahtera Menurut Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

menetapkan kriteria yang digunakan untuk mengukur Kesejahteraan

Keluarga untuk mengukur kemiskinan,menurut BKKBN Keluarga sejahtera

dikelompokkan menjadi lima tahapan yaitu :

a. Keluarga pra sejahtera

Keluarga pra sejahtera merupakan keluarga yang belum dapat

memenuhi salah satu kebutuhan dasarnya sebagai keluarga sejahtera I,

seperti kebutuhan akan pengajaran agama,konsumsi pangan dan non

pangan serta kesehatan.

b. Keluarga sejahtera tahap I

Dapat dikatakan sebagai keluarga sejahtera tahap pertama apabila

keluarga mampu memenuhi kebutuhan yang sangat mendasar, akan

tetapi belum mampu memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi,

indikatotnya yaitu :

1. Anggota keluarga melaksanakan ibadah berdasarkan agama yang di

anutnya.

2. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk

dipakai di rumah,bekerja,sekolah maupun bepergian.

3. Seluruh anggota keluarga dapat makan 2 kali sehari atau lebih.

4. Bagian yang terluas dari lantai rumah bukan dari tanah

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

18

5. Bila anak atau anggota keluarga sakit dapat dibawa ke sarana atau

petugas kesehatan.

c. Keluarga Sejahtera Tahap III

Dapat dikatakan Keluarga Sejahtera Tahap III apabila keluarga-

keluarga yang disamping dapat memenuhi kriteria dari Keluarga Tahap

I harus juga memenuhi syarat sosial psikologis 6 sampai 14 yang

terdiri dari :

6. Anggota keluarga dapat beribadah secara teratur

7. Minimal sekali dalam satu minggu seluruh anggota keluarga

keluarga dapat memakan daging,ikan,telur sebagai lauk pauknya.

8. Seluruh anggota keluarga dapat membeli paling kurang satu stel

pakaian baru dalam setahun.

9. Luas lantai tempat tinggalnya paling kuran apabila dibagi

dengan jumlah penghuni rumah.

10. Anggota keluarga dalam keadaan sehat dalam waktu tiga bulan

terakhir

11. Paling sedikit satu orang dari anggota keluarga yang berumur 15

tahun ke atas sudah mempunyai penghasilan tetap.

12. Semua anggota keluarga yang ber usia 10-60 tahun dapat membaca

13. Anak yang berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini

14. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih dalam usia subur

harus memakai alat kontrasepsi.

d. Keluarga Sejahtera tahap III

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

19

Dapat dikatakan keluarga sejahtera tahap III apabila keluarga itu

mampu memenuhi syarat 1 sampai 14 dan bisa juga memenuhi syarat

ke 15 samapai 21 , yaitu syarat pengembangan keluarga.

15. Memiliki upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama

16. Dapat menyisihkan sebagian dari pendapatan untuk tabungan

17. Biasanya makan bersama paling kurang sekali dalam sehari, dan itu

digunakan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga

18. Mengadakan rekreasi bersama paling kurang 1 kali dalam 6 bulan.

19. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat disekitar

20. Dapat memperoleh berita dari sutar kabar,tv,ataupun majalah.

21. Dapat menggunakan sarana transportasi yag sesuai dengan keadaan

daerah tempat tinggal.

e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus

Dapat dikatakan kelurga sejahtera tahap III Plus apabila keluarga

mampu memenuhi kriteria 1 sampai 21 dan setelah itu mampu

memenuhi kriteria 22 serta 23 yaitu,

22. Pada waktu tertentu dengan sukarela mampu memberikan

sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materi.

23. Angggota keluarga aktif sebagai penguruh

organisasi,yayasan,ataupun instansi masyarakat.

2.1.4 Kriteria Masyarakat Miskin (tidak sejahtera ) Menurut Standar BPS

Adapun kriteria yang digunakan untuk mengukur dan menentukan

suatu keluarga dapat dikatakan miskin (tidak sejahtera) yaitu,

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

20

a. Luas latai tempat tinggal delapan meter persegi per orang

b. Jenis lantai terbuat dari tanah,bambu maupun kayu murahan

c. Dinding tempat tinggal terbuat dari bambu,rumbia,kayu dengan kualitas

rendah,tembok tanpa diplester (dihaluskan)

d. Tidak memiliki WC atau menggunakan WC umum

e. Sumber penerangan rumah tidak menggunakan listrik

f. Sumber air minum berasal dari sumur,mata air tidak terlindungi,sungai,

maupun air hujan

g. Bahan bakar untuk memasak berupa kayu bakar,aramg,minyak tanah

h. Seluruh anggota keluarga hanya mampu mengkonsumsi dging,ayam

dan susu satu kal dalam seminggu

i. Seluruh anggota keluarga hanya mampu membeli satu stel pakaian

dalam satu tahun

j. Hanya sanggup makan sebanyak satu atau dua kali dalam sehari

k. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di layanan kesehatan atau

puskesmas

l. Pekerjaan kepala rumah tangga adalah petani yang memiliki luas

lahan 500 ,buruh tani,nelayan,buruh bagunan,buruh

perkebunan,ataupun pekerjaan lainnya yang memiliki penghasilan

dibawah Rp.600.000 per bulan.

m. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga yaitu,tidak sekolah,tamat

SD,ataupun hanya SD

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

21

n. Tidak memiliki tabungan,barang yang jika dijual mudah dengan nilai

minimal Rp.500.000

Apabila 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah tangga dapat dikatakan

sebagai rumah tangga miskin atau rumah tangga yang tidak sejahtera.

2.1.5 Penyebab Masalah Kemiskinan

Kemiskinan merupakan suatu situasi dimana seseorang yang dalam

keadaan serba kekurangan harta serta benda berharga, hal ini tergantung

pada situasi tertentu, biasanya membandingkan keadaan sekelompok orang

dengan kelompok lain di dalam masyarakat,terjadinya kemiskinan di

akibatkan karena akumulasi berbagai persoalan,bukan hanya semata-mata

aspek ekonomi. Sosial,politik,budaya sumberdaya manusia (pendidikan)

serta berbagai aspek lainnya juga berkaitan dengan kemiskinan. Hal ini

biasa di sebut dengan Lingkaran Perangkap Kemiskinan (The Vicious

Circle) yaitu, terjadinya suatu rangkaian ataupun kekuatan yang saling

bersangkutan atau yang saling mempengaruhi satu sama lain sehingga akan

menimbulkan keadaan dimana suatu negara akan tetap berada dalam kondisi

miskin dan akan kesulitan untuk mencapai tingkat pembagunan yang lebih

tinggi, Lingkaran perangkap kemiskina ini akan menyebabkan suatu negara

terkesan seolah-olah untuk memberantas kemiskinan merupakan sesuatu

yang sangat sulit, karena adanya keterkaitan dari berbagai aspek yang akan

berputar terus menerus.

Nurske dalam sukirno mengatakan bahwa, ada dua jenis lingkaran

kemiskinan yang menghambat negara-negara berkembang untuk

meningkatkan pembangunan secara pesat, yaitu dari segi penawaran modal

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

22

dan dari segi permintaan modal. Dari segi penawaran modal lingkaran

perangkap kemiskinan dinyatakan sebagai berikut :

Produktifitas rendah akan menyebabkan pendapatan masyarakat

rendah, rendahnya pendapatan akan menyebabkan kemampuan untuk

menabung rendah sehingga tingkat pengumpulan modal menjadi rendah,

tingkat pengumpulan modal yang rendah akan mengakibatkan rendahnya

tingkat produktifitas. Sedangkan jika dilihat dari permintaan modal untuk

melakukan penanaman modal rendah karena pasar untuk berbagai jenis

barang terbatas karena pendapatan masyarakat rendah

Sedangkan Meirer dan Baldin dalam Sukirno menyebutka bahwa

lingkaran kemiskinan timbul dari hubungan yang saling mempengaruhi

antara kondisi masyarakat yang masih terbelakang dan tradisional dengan

keadaan lingkungan alam yang masih belum dikelola dengan baik, agar

masyarakat mampu mengelola potensi kekayaan alam yang ada suatu negara

harus memiliki tenaga ahli yang mampu memimpin dan melaksanakan

berbagai kegiatan ekonomi.

Di negara-negara berkembang kekayaan alam belum dikelola secara

maksimal hal ini disebabkan oleh tingkat pendidikan masyarakat yang

masih rendah, sumber daya manusia yang masih rendah, dan terbatasnya

mobilitas sumber daya lainya. Semakin rendah keadaan sosial ekonomi

suatu negara akan semakin terbatas pengelolaan sumber daya alamnya,

rendahnya pengelolaan sumber daya alam akan mengakibatkan

pembangunan masyarakat menjadi rendah.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

23

Contoh Lingkaran perangkap kemiskinan dapat digambarkan

sebagai berikut :

Sumber gambar: Bagi2info.com

Dimana masyarakat miskin akan memiliki konsumsi yang rendah,

sandang,papan,dan pangan rendah, hal ini akan mengakibatkan status gizi

masyarakat juga rendah, rendahnya status gizi akan membuat kesehatan

masyarakat juga rendah, sedangkan apabila kesehatan rendah kinerja

masyarakat akan menurun dan dengan menurunya kinerja akan

mengakibatkan produksi menjadi rendah, rendahnya produksi akan

membuat masarakat berada dalam kemiskinan, kembali lagi apabila

masyarakat dalam keadaan miskin mereka akan memiliki produktifitas yang

rendah dan rendahnya produktifitas ini akan mengakibatkan pengetahuan

masyarakat juga menurun dengan rendahnya pengetahuan masyarakat akan

membuat daya beli pendidikan dan informasi juga rendah apabila

pendidikan masyarakat rendah akan mengakibatkan pendapatan masyarakat

rendah, rendahnya pendapatan masyarakat ini akan membuat produksi

menjadi rendah, rendahnya produksi ini akan membuat masyarakat kesulitan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

24

dalam mengumpulkan modal sehingga tabungan menjadi rendah, dan

rendahnya tabungan akan membuat masyarakat menjadi miskin. Hal ini

akan terus berputas sehingga masyarakat kesulitan dalam mengatasinya.

Kemiskinan juga dapat di artikan sebagai, Suatu kondisi sosial

ekonomi warga masyarakat yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan

pokok yang layak bagi kemanusiaan (Departemen Sosial RI dalam

penelelitian Irma Sari 2010:25), sedangkan faktor penyebabnya dapat

dikategorikan dalam dua hal yaitu,

a. Faktor internal

Faktor internal yaitu faktor yang ada di dalam diri individu, dan yang

menyebabkan terjadinya kemiskina yaitu, Fisik(cacat,kurang gizi,sakit-

sakitan),mental emosional (malas,mudah menyerah,tempra

mental),spiritual (tidak disiplin),sosial psikologis(kurangnya percaya

diri,keterampilan (tidak memiliki keahlian,produktifitas

rendah),aset(tidak memiliki kekayaan dalam bentuk

tanah,rumah,tabungan dll)

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal penyebab terjadinya kemiskinan adalah , terbatasnya

pelayanan sosial dasar,tidak adanya perlindungan hak atas kepemilikan

tanah,terbatasnya lapanganpekerjaan di sektor formal dan kurangnya

usaha di sektor informal,belum terciptanya sistem ekonomi kerakyatan

dengan prioritas sektor riil masyarakat banyak,sistem mobilisasi dan

pendaya gunaan dana sosial masyarakat belum optimal,dapat sosial

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

25

negatif dari program penyesuaian struktural, budaya yang kurang

mendukung kemajuan dan kesejahteraan,kondisi geografis yang

sulit,tanah tandus, terpencil,ataupun daerah yang rawan

bencana,pembangunan yang lebih berorientasi pada fisip

material,pembagunan ekonomi antar daerah yang belum

merata,kebijakan publik yang belum berpihak kepada penduduk miskin.

Dan berdasarkan faktor-faktor penyebab kemiskina di atas

akan mengakibatkan masyarakat miskin tidak mampu memenuhi

kebutuhan dasarnya yang meliputi Kebutuhan akan konsumsi

(konsumsi pangan dan non pangan) kesehatan dasar dan pendidikan

dasar.

Sedangkan faktor yang menjadi penyebab kemiskinan petani

antara lain adalah :

1. Petani hanya mengandalkan tenaga kerjanya (tidak memiliki faktor

produktif lain)

2. Luas lahan yang sempit

3. Terbatasnya akses terhadap pembiayaan dan permodalan

4. Terbatasnya informasi dan teknologi

5. Infrastruktur produksi yang kurang memadai

6. Pengetahuan yang rendah

7. Pemasaran produk pertanian tidak selalu menguntungkan petani

8. Pendidikan petani yang masih rendah

2.2 Pengertian Petani

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

26

Petani yaitu seseorang yang mata pencahariannya di bidang pertanian,

dengan kegiatan melakukan pengolahan tanah dengan memiliki tujuan untuk

menumbuhkan dan memelihara tanaman seperti padi,jagung,buah-

buahan,sayur-sayuran dan lain-lain. Dan hal itu dilakukan dengan tujuan untuk

memperoleh hasil dari tanaman tersebut yang nantinya akan digunakan sendiri

maupun dijual kepada orang lain, dan hasil dari penjualan itu akan digunakan

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari khususnya untuk pangan dan bukan

diinvestasikan untuk pengembangan usaha .

sedangkan masyarakat pedesaan adalah sekumpulan orang yang

bermukim di desa, dan daerah pemukiman penduduknya sangat dipengaruhi

oleh kondisi tanah,iklim,dan air sebagai syarat untuk menunjang pola

kehidupan agraris penduduknya.

Petani memiliki karakteristik yang beragam dan karakterristik itu bisa

berupa karakter demografis,karakter sosial dan karakter kondisi ekonomi

petani sendiri, karakter-karakter yang natinya akan membedakan tipe perilaku

petani pada saat berada di situasi tertentu. Petani pada umumnya belajar bertani

pada saat memasuki usia remaja ataupun memasuki usia dewasa,biasanya

petani mulai menggarap lahan milim orang tuanya.

2.2.1 Mata Pencaharian Masyarakat Pedesaan

Secara umum masyarakat yang tinggal di pedesaan biasanya bekerja

dibidang pertanian,perkebunan,petnakan dan perdagangan.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

27

a. Pertanian

Pertanian yaitu suatu kegiatan yang memanfaatkan sumber daya alam

untuk menghasilkan dan memperoleh bahan pangan,bahan baku

industri,ataupun sumber energi serta untuk mengelola lingkungan

hidupnya.pertanian merupakan komponen utama untuk menompang

hidup masyarakat di daerah pedesaan.

2.2.2 Pembangunan Pertanian

a. Kebijakan pembangunan pertanian

Kebijaka pertanian yaitu rangkaian dari tindakan yang telah

dilakukan,sedang di lakukan, dan akan di lakukan oleh pemerintah untuk

mencapai tujuan tertentu. Kebijakan pembangunan pertanian memiliki

tujuan umum yaitu, memajukan pertanian,mengusahakan agar petani

mampu untuk lebih produktif,mampu meningkatkan produksi dan efisiensi

produksi,pendapatan petani meningkat,kesejahteraan masyarakat petani

meningkat.

b. Kebijakan pemerintah di dalam bidang pertanian

Untuk mencapai tujuan yang telah disebutkan pemerintah memiliki

kebijakan yaitu, kebijakan harga,kebijakan perdagangan,kebijakan

subsidi,kebijakan struktural,kebijakan pengaturan,kebijakan fasilitas,dan

kebijakan intervensi

c. Strategi kebijakan pertanian

1. Revitalisasi yaitu, pertanian yang mengarah pada peningkatan

pengelolaan potensi secara optimal dalam upaya meningkatkan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

28

ketahanan pangan,pendapatan,serta kesejahteraan masyarakat yang

berkeadilan

2. Meningkatkan produksi pertanian dengan cara

intensifikasi,diversifikasi,serta pengembangan dan rehabilitas dengan

menerapkan rekayasa ekonomi,rekayasa teknologi,dan rekayasa sosial.

3. Membangun serta mengembangkansumber daya manusia

pertanianmenjadi sumberdaya manusia agribisnis dengan cara transfer

pengetahuan.

4. Mendorong serta mengembangkan pola kemitraan agribisnis, antara

petani atau kelompok tani dengan berbagai pihak yang difasilitasi oleh

pemerintah

5. Meningkatkan produktifitas komoditas unggulan untuk memenuhi

permintaan pasar, baik untu daerah sendiri maupun untuk daerah lain.

6. Memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam (SDM) untuk

menjamin kesinambungan proses kegiatan pembangunan.

2.3 Pendapatan

Pendapatan merupakan upah atau gaji yang diterima oleh rumah

tangga yang bersangkutan baik yang berasal dari pendapatan kepala rumah

tangga maupun pendapatan dari anggota keluarganya (BPS 2014). Mosher

berpendapat bahwa, tolak ukur yang sangat penting untuk melihat tingkat

kesejahteraan petani yaitu pendapatan rumah tangga, hal ini dikarenakan

beberapa aspek dari tergantung pada tingkat pendapatan petani, besarnya

pendapatan yang diperoleh petani nantinya akan mempengaruhi kebutuhan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

29

dasar yang harus dipenuhi yaitu, konsumsi (pangan dan non-

pangan,kesehatan, dan pendidikan.

Tingkat pendapatan rumah tangga salah satu indikator penting untuk

mengetahui tingkat hidup suatu rumah tangga, umumnya pendapatan di

rumah tangga di daerah pedesaan tidak hanya berasal dari satu sumber akan

tetapi berasa dari dua ataupun lebih sumber pendapatan dan tingkat

pendapatan tersebut diduga dipengaruhi oleh pemenuha kebutuhan dasar dari

rumah tangga petani.

2.3.2 Sumber Pendapatan Rumah Tangga

Pendapatan rumah tangga biasanya bisa diperoleh melalui sewa

kekayaan disewakan kepada orang lain, upah ataupun gaji yang diperoleh

dari bekerja kepada orang lain, bunga karena menanamkan modalnya di

bank,hasil dari usaha seperti berdagangg,berternak,berwirausaha ataupun

bekerja sebagai petani(petani).

2.4 Pola Konsumsi

konsumsi rumah tangga yaitu pengeluaran yang digunakan atau

dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik untuk kebutuhan jasmani

maupun kebutuhan rohani.

Pola konsumsi digunakan sebagai salah satu indikator untuk

mengukur tingkat kesejahteraan. masyarakat dapat dikatakan sejahtera

apabila pendapatan masyarakat meningkat dan sebagian dari pendapatan

tersebut dapat digunakan untuk mengkonsumsi non makanan, begitupun

sebaliknya. Pergeseran atau perubahan dalam pola pengeluaran untuk

konsumsi rumah tangga dari konsumsi makanan ke konsumsi non makanan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

30

dapat dijadikan indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat, dengan

anggapan bahwa setelah kebutuhan makanan telah terpenuhi, kelebihan

pendapatan akan digunakan untuk konsumsi bukan makanan. Oleh karenanya

konsumsi atau pola konsumsi suatu kelompok masyarakat sangat ditentukan

oleh seberapa tinggginya pendapatan. Artinya dapat dikatakan tingkat

pendapatan yang berbeda-beda akan menyebabkan keanekaragaman ataupun

berbedaan taraf konsumsi suatu masyarakat atau individu.

Didalam BPS dijelaskan bahwa, masyarakat dapat dikatakan sejahtera

apabila mereka mampu memenuhi pola konsumsi pangan daging,susu dan

ayam paling sedikit satu kali dalam seminggu. Sedangkan untuk konsumsi

non pangan masyarakat dapat dikatakan sejahtera apabila

2.5 Konsep pendidikan

kehidupan suatu bangsa erat sekali kaitannya dengan tingkat

pendidikan, pendidikan bukan hanya sekedar untuk mengawetkan budaya dan

menerusknnya dari generasi ke generasi, akan tetapi juga diharapkan dapat

mengubah dan mengembangkan pengetahuan.

Pendidikan bukan hanya sekedar untuk menunjukkan keterampilan

yang sudah dikenal tetapi harus dapat meramalkan berbagai jenis

keterampilan dan kemahiran yang akan datang, dan sekaligus menemukan

cara yang tepat dan cepat supaya dapat dikuasai oleh anak didik.

Pengertian pendidikan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu secara sempit,

secara luas dan secara alternatif, definisi pendidikan secara luas adalah

pendidikan sebagai hidup, pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

31

terdapat ataupun berlangsung di dalam lingkungan dan terjadi sepanjang

hidup. Pendidikan adalah situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan

individu, secara simplistik definisi pendidikan sebagai sekolah, yakni

pengajaran yang dilakukan atau di selenggarakan di dalam sekolahsebagai

lembaga pendidikan formal, pendidikan adalah ssegala sesuatu yang

diupayakan terhadap anak dan remaja agar mereka memiliki kemampuan

yang disempurnakan ataupun yang telah di gali dan kesadaran penuh terhadap

hubungan-hubungan serta tugas sosial. Sedangkan pendidikan secara

alternatif dapat diartikan bahwa, pendidikan sebagai usaha sadar yang

dilakukan oleh keluarga, masyarakat serta pemerintah melalui kegiatan

bimbingan , pengajaran maupun latihan yang berlangsung di dalam sekolah

ataupun diluar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik

agar menjalankan peran dalam lingkungan masyarakat secara tepat di masa

yang akan datang. (Redja Mulyahardjo dalam sulistiawan, 2008:18)

Pendidikan yang tinggi serta berkualitas akan membuat kemampuan

sumber daya manusia meningkat, pembangunan sumber daya manusia di

dalam sebuah negara akan dapat menentukan karakter dari pembangunan

ekonomi dan pembangunan sosial.

Salah satu tujuan bangsa Indoesia yang tercantum di dalam undang-

undang dasar tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. dan untuk

mewujudkan kehidupan bangs yang cerdas bisa diperoleh melalui pendidikan.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

32

Salah satu usaha untuk pembangunan dalam bidang pendidikan adalah

dengan cara meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan, mulai dari

pendidikan dasar sampai pendidikan yang tinggi.

Menurut undang-undang sidiknas pasal 1 tahun 2003,pendidikan

merupakan usaha yang sengaja secara sadar dan terencana untuk membantu

meningkatkan perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat

bagi kepentingan hidupnya sebagai individu dan dapat membantu negara

sebagai masyarakat, dengan memilih materi,strategi kegiatan, dan teknik

penilaian yang sesuai.

Dengan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

memiliki peran penting untuk mewujudkan manusia yang utuh dan mandiri

serta menjadi manusia yang memiliki akhlak mulia dan bermanfaat bagi

lingkungan tempat tinggalnya, dengan adanya pendidikan manusia akan

memiliki kesadaran bahwa dirinya memiliki kelebihan dibandingkan dengan

makhluk lainnya, bagi suatu negara pendidikan dapat memberikan konstribusi

yang sangat besar terhadap kemajuan suatu negara serta suatu wadah dalam

menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta membangun watak bangsa

(nation character building)

Sedangkan di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Bab IV Pasal 6 Tahun 2003, disebutkan bahwa, setiap warga negara yang

berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan

dasar serta wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, hal ini merupakan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

33

program pemerintah untuk mengupayakan dan meningkatkan kualitas

masyarakat dalam menjawab kebutuhan dan tantangan zaman.

Pemerintah berusaha meningkatkan kualitas taraf hidup manusia dan

mewajibkan seluruh warga indonesia yang memasuki usia 7 sampai 12 tahun

serta 12 sampai 15 tahun untuk menamatkan pendidikan dasar dengan

program 6 tahun di SD dan 3 tahun di jenjang SMP, tidak relevan apabila

masih ada anak indonesia yang tidak bersekolah dan masih buta huruf di

zaman yang sudah modern, dan karena hal itu pemerintah mengupayakan

untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pendidikan dasar,

untuk melaksanakan program itu memerlukan kerjasama antara pemerintah,

masyarakat serta keluarga, hal ini disebutkan didalam Undang-undang

Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003.

2.6 Konsep Dasar Sehat dan Kesehatan

Menurut undang-undang RI. No .23 Tahun 1992 tentang kesehatan,

kesehatan yaitu suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup secara produktif secara sosial dan

ekonomi.

Sedangkan di dalam WHO dijelaskan bahwa, kesehatan adalah

kondisi dinamis meliputi kesehatan jasmani,rohani,sosial,dan tidak hanya

terbebas dari penyakit,cacat,dan kelemahan. Seseorang dapat dikatakan sehat

secara fisik adalah apabila orang tersebut tidak memiliki gangguan apapun

secara klinis, fungsi organ tubuhnya berfungsi secara baik,dan dia memang

tidak sakit. Seseorang dapat dikatakan sehat secara mental atau psikis yaitu

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

34

apabila orang tersebut memiliki pikiran,emosional,maupun spritual yang baik.

Sedangkan dikatakan sehat secara sosial adalah kemampuan seseorang untuk

berinteraksi dengan lingkungan dimana dia tinggal, sementara sehat secara

ekonomi adalah orang yang produktif, produktifitasnya akan mengantarkan

dia untuk bekerja dan dengan bekerja dia akan dapat menunjang kebutuhan

keluarganya.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

35

2.7 penelitian terdahulu

No Judul Penulis Tujuan Metode

penelitian Hasil

1 Pengaruh

pendapatan

dan

konsumsi

rumah

tangga

terhadap

kesejahtera

an keluarga

petani

penggarap

kopi di

Kecamatan

CandiroKa

bupaten

temanggun

g

Hanifah

Amanatu

rrohim

Penelitian

ini

bertujuan

untuk

mendeskri

psikan dan

menganali

sis

seberapa

besar

pengaruh

pendapata

n dan

terhadap

kesejahter

aan

keluarga

petani

penggarap

kopi di

kecamatan

candiroto

kabupaten

temanggu

ng

kuantitatif Berdasarkan analisis

regresi linier berganda

diperoleh persamaan

regresi Y = 16.032

+0.444 X1 + 0.232 X2.

Haasilnya secara persial

pendapatan berpengaruh

positifterhadap

kesejahteraan keluarga

sebesar 7,89% dan

konsumsi rumah tangga

berpengaruh positif

terhadap kesejahteraan

sebesar 17,72%,

sedangkan secara

simultan pendapatan dan

konsumsi rumah tangga

secara bersama-sama

mempengaruhi

kesejahteraan sebesar

27.1 % sisanya sebesar

72.9% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak

diteliti.

2 faktor-

faktor yang

mempengar

uhi

pengeluara

n

makanan,p

endidi

an,dan

kesehatan

rumah

tangga

indonesia

Menganali

sis

pengaruh

variabel-

variabel

sosio-

demografi,

sosio-

ekonomi

dan

wilayah

tempat

tinggal

terhadap

pengeluara

n rumah

kuantitatif

hasil penelitian

ditemukan bahwa

pengeluaran rumah

tangga di indonesia

sebagian besar masih

digunakan untuk

memenuhi kebutuhan

makanan dengan jumlah

perbulan Rp. 1.332.615,

rata-rata pengeluaran

bukan makanan

Rp.1.001.086,

pengeluaran untuk

pendidikan 285.425, dan

kesehatan Rp. 203.600,

dari hasil

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

36

tangga

untuk

makanan,p

endidikan

dan

kesehatan

inimenunjukkan bahwa

rumah tangga di

indonesia kurang

sejahtera

3 Persepsi

keluarga

petani

terhadap

pendidikan

formal

anak di

Desa

Sungai

Toman

Kecamatan

Salatiga

Kabupaten

Sambas

irwan Penelitian

ini

bertujuan

untuk

mengetahu

i

bagaimana

presepsi

keluarga

petani

terhadap

pentingny

a

pendidika

n formal

kualitatif Dari hasil observasi dan

wawancara kepada orang

tua dan anak keluarga

petani tentang apa yang

melatarbelakangi anak

tidak sekolah dan

bagaimana presepsi

keluarga petani yang

berpengaruh terhadap

pendidikan anak

,sebagaimana dijelaskan

bahwa anak tidak sekolah

dan berhenti sekolah,

selain itu presepsi

keluarga terhadap

pendidikan juga

mempengaruhi keinginan

anak untuk melanjutkan

ataupun berhenti sekolah

4 Hubungan

antara

pendapatan

dengan

pola

konsumsi

masyarakat

nelayan di

Desa

Ketapang

Kecamatan

Padang

Viola

Carera

Penelitian

ini

bertujuan

untuk

mengetahu

i

hubungan

antara

pendapata

n dengan

pola

konsumsi

Deskripti

f

kualitatif

dan

deskripti

f

kuantitati

f

Pengeluaran konsumsi di

desa ketapang lebih besar

pada pengeluaran untuk non

pangan. Dengan pendapatan

di desa ketapang

mempengaruhi tingkat

konsumsi yang rendah

terhadap makanan,

pendidikan yang tinggi juga

akan mempengaruhi

tingginya pola konsumsi

terhadap non pangan begitu

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Masyarakat

37

Cermin

Kabupaten

Pesawaran

masyaraka

t nelayan

di desa

ketapang

kecamatan

padang

kabupaten

pesawaran

pola sebaliknya.