bab ii tinjauan pustaka 2.1 key performance indicator kpi · adanya standar penggunaan model yang...

17
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Key Performance Indicator ( KPI ) Dalam rangka untuk dapat membangun dan meningkatkan kinerja dalam proses, menurut Anupindi (2006) penting untuk mengukur sesuatu / hal yang mungkin untuk diukur. Alfred Sloan, CEO General Motors antara 1923 dan 1946, mendefinisikan pemimpin profesional sebagai salah satu yang mengontrol dengan fakta dari pada intuisi dan emosi. Dengan mengumpulkan fakta-fakta untuk suatu tujuan, sangatlah mungkin untuk mendapatkan pandangan yang jelas dari suatu proses. Mengukur kinerja merupakan bagian penting ketika mengimplementasikan metode untuk meningkatkan produk dan proses dan juga saat membuat hasil dari sebuah perubahan. (Anupindi 2006 ; diacu dalam Rensfelt, Winblad, Lindman, 2008) 2.1.1 Ukuran Kinerja ( Performance Measures) Ukuran kinerja dapat didefinisikan dalam beberapa cara. Definisi berikut ini disarankan oleh Parmenter (2007) yang dibagi atas 3 Performance Measures, Key Result Indicator (KRI), Key Performance Indicator (KPI) dan Performance Indicator (PI). Dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Tiga Jenis Ukuran Kinerja (Parmenter 2007) Key Result indicator (KRI) mengukur kinerja dari sudut pandang eksternal, dapat berupa ukuran financial. KRI dimaksudkan untuk memberikan informasi seperti keuntungan bagi para pemegang saham suatu perusahaan. ukuran KRI mengindikasikan apakah arah dari perusahaan telah tepat dan akurat, tetapi tidak

Upload: buinhan

Post on 02-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Key Performance Indicator KPI · adanya standar penggunaan model yang berbasis OO, ketika mereka bertemu ditemani rekan lainnya Ivar Jacobson dari Objectory

   

7    

BAB II TINJAUAN PUSTAKA     

2.1 Key Performance Indicator ( KPI ) 

Dalam  rangka  untuk  dapat  membangun  dan  meningkatkan  kinerja  dalam 

proses,  menurut   Anupindi  (2006)  penting  untuk  mengukur  sesuatu  /   hal   yang 

mungkin untuk diukur. Alfred Sloan, CEO General Motors antara 1923 dan 1946, 

mendefinisikan pemimpin profesional sebagai salah satu  yang mengontrol dengan 

fakta dari pada intuisi dan emosi.  Dengan mengumpulkan fakta-fakta untuk suatu 

tujuan,  sangatlah  mungkin  untuk  mendapatkan  pandangan  yang  jelas  dari  suatu 

proses.  Mengukur  kinerja  merupakan  bagian  penting  ketika 

mengimplementasikan  metode  untuk  meningkatkan  produk  dan  proses  dan  juga 

saat   membuat   hasil   dari   sebuah   perubahan.   (Anupindi   2006   ;   diacu   dalam 

Rensfelt, Winblad, Lindman, 2008)   

2.1.1 Ukuran Kinerja ( Performance Measures) 

Ukuran  kinerja  dapat  didefinisikan  dalam  beberapa  cara.  Definisi  berikut 

ini  disarankan oleh  Parmenter  (2007)  yang  dibagi  atas  3  Performance  Measures, 

Key  Result  Indicator  (KRI),  Key  Performance  Indicator  (KPI)  dan  Performance 

Indicator (PI). Dapat dilihat pada Gambar 1.             

Gambar 1 Tiga Jenis Ukuran Kinerja (Parmenter 2007) 

Key Result indicator (KRI) mengukur kinerja dari sudut pandang eksternal, 

dapat  berupa  ukuran  financial.  KRI  dimaksudkan  untuk  memberikan  informasi 

seperti  keuntungan  bagi  para  pemegang  saham  suatu  perusahaan.   ukuran  KRI 

mengindikasikan  apakah arah dari  perusahaan  telah tepat  dan  akurat,  tetapi  tidak

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Key Performance Indicator KPI · adanya standar penggunaan model yang berbasis OO, ketika mereka bertemu ditemani rekan lainnya Ivar Jacobson dari Objectory

   

8    

memberikan suatu informasi bagaimana meningkatkan hasil yang di dapat. Secara 

luas  KRI  mencakup  periode  yang  lebih  lama,  biasanya  bulan,  tahun  dan  sangat 

tepat   untuk   manajemen   sebagai   dasar   pengambilan   keputusan,   tetapi   sangat 

sedikit sekali digunakan untuk aktivitas rutin (Parmenter 2007). 

Performance  Indicator  (PI)  merupakan  indikator  yang  menunjukan  apa 

yang   perlu   dicapai   dalam   pandangan   internal   operasional   perusahaan   untuk 

meningkatkan  performa  perusahaan.  PI  merupakan  suatu  pertimbangan  penting 

sebagai ukuran tambahan dalam KPI ketika pengambilan keputusan. 

Key  Performance  Indicator  (KPI)  merupakan  indikator  yang 

memperlihatkan  apa   yang  perlu   dicapai  dalam   pandangan  internal   operasional 

perusahaan.  KPI  fokus  sebagai  bagian  dari  suatu  ukuran  perusahaan  /  organisasi 

yang   merupakan  suatu   hal   yang  penting  untuk   menuju   sukses  baik   itu   untuk 

sekarang  dan  masa  depan.  KPI  yang  baik  mencerminkan  beberapa  faktor  sukses 

yang   penting  dan   juga   digunakan  oleh   jenis   KPI   lainnya.  Parmenter   (2007) 

mengidentifikasi 7 karakteristik KPI : 

1.  Ukuran Non Financial 

2.  Ukuran yang sering digunakan (Regular measurements) 

3.  Ukuran yang diketahui oleh manajemen 

4.  Semua   orang   yang   ada   di   dalam   suatu   organisasi   telah   mengerti   dan 

memahami KPI 

5.  Tanggung jawab kepada individu dan tim 

6.  Memiliki efek yang sangat signifikan 

7.  Memiliki efek yang positif 

Key performance indicator terletak lebih detail di dalam suatu organisasi dan akan 

di  ukur  dalam  periode  harian,  mingguan  dan  bulanan.  KPI  yang  baik merupakan 

suatu  hal  yang  penting  dan  terus  menerus  mendapat  perhatian  dari  manajemen. 

Ketika  telah  menyimpang  dari  tujuan,  pihak  manajemen  dapat  mengambil  suatu 

keputusan dan memanggil seseorang yang bertanggung jawab.   

2.1.2 Implementasi KPI 

Parmenter   (2007)   menyebutkan   terdapat   4   kriteria   dasar  yang   harus 

dipenuhi  sebelum  suatu  organisasi  dapat  menyatakan  bahwa  mereka  telah

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Key Performance Indicator KPI · adanya standar penggunaan model yang berbasis OO, ketika mereka bertemu ditemani rekan lainnya Ivar Jacobson dari Objectory

   

9    

mengimplementasikan   KPI   ke   dalam   aktivitas   operasional.   Kriteria   tersebut 

adalah : 

1.  Kolaborasi antara karyawan, tim, supplier dan pelanggan 

2.  Desentralisasi dari level manajemen sampai level operasional 

3.  Integrasi atau keterkaitan antara ukuran, laporan dan tindakan 

4.  Hubungan KPI  strategi 

Untuk mengimplementasikan KPI, membutuhkan suatu proses sistem yang 

saling   terkait,   baik   itu   dari   lingkungan   organisasi   sendiri   seperti   karyawan, 

manager,   pemegang   saham   dan   dari   pihak-pihak   luar   seperti   pelanggan   dan 

supplier.   Parmenter  menitik  beratkan   kepada  laporan   yang  harus  tepat   waktu, 

efisien, dan fokus terhadap peningkatan pengambilan keputusan. 

Ketika  mengimplementasikan  KPI,  hal  yang  penting  adalah 

mendefinisikan  hasil/tujuan dari masing-masing  KPI.  Shahin and  Mahbod  (2007, 

diacu  dalam   Rensfelt,  Winblad,   Lindman,   2008)  menyatakan,   bahwa   SMART 

merupakan  suatu  metoda  yang   menggunakan beberapa kriteria  untuk bagaimana 

merencanakan   suatu  tujuan.  SMART  merupakan   Spesific,  Measurable, 

Achievable, Realistic dan Time Sensitive.               

Gambar 2 Menggambarkan Penetapan Tujuan   SMART 

(Shahin dan Mahbod, 2007) 

  Spesific  –  Tujuan  /  hasil  haruslah  jelas  dan  spesifik,  tujuan  /  hasil  yang 

melebar  sangat  tidak  diharapkan.  Ketika  tujuan  /  hasil  jelas  dan  spesifik, 

sangat mudah diketahui kapan tujuan / hasil tersebut telah di capai.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Key Performance Indicator KPI · adanya standar penggunaan model yang berbasis OO, ketika mereka bertemu ditemani rekan lainnya Ivar Jacobson dari Objectory

   

10   

  Measurable  –  Tujuan  /  hasil  harus  dapat  diukur,  baik  itu  secara  kualitas 

ataupun  kuantitas.  Hal  ini  dapat  ditempatkan dalam  hubungannya  dengan 

performa standar atau harapan dari suatu performa. 

  Achievable  –   Dapat   dicapai,   tetapi   harus   diformulasikan   sebagai   suatu 

tantangan   dan   dengan   demikian   akan   menginspirasi   organisasi   untuk 

mencapai hasil / tujuan. 

  Realistic –  menciptakan suatu  ide  yang merupakan hasil  /  tujuan haruslah 

tercapai, tetapi harus juga realistis dan berorientasi hasil. 

  Time Sensitive – setiap hasil / tujuan memiliki batasan waktu kapan tujuan 

/   hasil   tersebut   dapat   dicapai.   Fakta   bahwa   tujuan   /   hasil   merupakan 

sesuatu  yang  membutuhkan  batasan  waktu  akan  membuat  suatu 

kemudahan  dalam  mengukur  suatu  peningkatan  suatu  tujuan/hasil 

berikutnya.   

2.2 Unified Modeling Language (UML) 

Metode   Unified   Modeling   language   (   UML   )   adalah   suatu   modeling 

analisa yang berorientasi object yang dapat digunakan sebagai salah satu alternatif 

metode  analisa  suatu  sistem  perangkat  lunak  yang  didalamnya  terdapat  proses- 

proses yang sesuai dengan kaidah-kaidah pengembangan sistem. 

UML  adalah  sebuah  bahasa  yang  berdasarkan  grafik/gambar  untuk 

memvisualisasi,   menspesifikasikan,  membangun,  dan   pendokumentasian   dari 

sebuah   sistem   pengembangan   software   berbasis   Object-Oriented   (OO).   UML 

sendiri juga memberikan standar penulisan sebuah sistem blueprint, yang meliputi 

konsep  bisnis  proses,  penulisan  kelas-kelas  dalam  bahasa  program  yang spesifik, 

skema  database,  dan  komponen-komponen  yang  diperlukan  dalam  sistem 

software. 

Pendekatan analisa dan rancangan dengan menggunakan model OO mulai 

diperkenalkan sekitar  pertengahan 1970  hingga akhir 1980 dikarenakan pada saat 

itu  aplikasi  software  sudah  meningkat  dan  mulai  komplek.  Jumlah  yang 

menggunakan   metoda   OO   mulai   diujicobakan   dan   diaplikasikan   antara   1989 

hingga 1994, seperti halnya oleh Grady Booch dari Rational Software Co., dikenal

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Key Performance Indicator KPI · adanya standar penggunaan model yang berbasis OO, ketika mereka bertemu ditemani rekan lainnya Ivar Jacobson dari Objectory

   

11    

dengan  Object-Oriented  Software  Engineering  (OOSE),  serta  James  Rumbaugh 

dari General Electric, dikenal dengan Object Modelling Technique (OMT). 

Kelemahan  saat  itu  disadari  oleh  Booch  maupun  Rumbaugh  adalah  tidak 

adanya   standar  penggunaan  model   yang  berbasis   OO,   ketika   mereka   bertemu 

ditemani  rekan lainnya  Ivar  Jacobson dari  Objectory mulai  mendiskusikan  untuk 

mengadopsi masing-masing pendekatan metoda  OO  untuk membuat  suatu  model 

bahasa   yang  uniform  /  seragam   yang  disebut  UML  dan  dapat  digunakan  oleh 

seluruh dunia. 

Secara   resmi   bahasa   UML   dimulai   pada   bulan   oktober   1994,   ketika 

Rumbaugh  bergabung Booch untuk  membuat  sebuah project  pendekatan  metoda 

yang  uniform/seragam  dari  masing-masing  metoda  mereka.  Saat  itu  baru 

dikembangkan  draft  metoda  UML  version  0.8  dan  diselesaikan  serta  di  release 

pada  bulan  oktober  1995.  Bersamaan  dengan  saat  itu,  Jacobson  bergabung  dan 

UML   tersebut   diperkaya   ruang   lingkupnya   dengan   metoda   OOSE   sehingga 

muncul release version 0.9 pada bulan Juni 1996. Hingga saat ini sejak Juni 1998 

UML  version  1.3  telah diperkaya  dan direspons  oleh  Object  Management  Group 

(OMG),  Anderson  Consulting,  Ericsson,  Platinum  Technology,  ObjectTime 

Limited,  dll  serta  di  pelihara  oleh  OMG  yang  dipimpin  oleh  Cris  Kobryn.  UML 

adalah   standar   dunia   yang   dibuat   oleh   OMG,   sebuah   badan   yang   bertugas 

mengeluarkan standar-standar teknologi objectoriented dan software component. 

UML  sebagai  sebuah  bahasa   yang  memberikan  vocabulary  dan  tatanan 

penulisan kata-kata dalam ‘Microsoft Word’ untuk kegunaan komunikasi. Sebuah 

bahasa   model  adalah  sebuah  bahasa   yang  mempunyai  vocabulary  dan  konsep 

tatanan / aturan penulisan serta secara fisik mempresentasikan dari sebuah sistem. 

Seperti  halnya  UML  adalah  sebuah  bahasa  standar  untuk  pengembangan  sebuah 

software  yang dapat menyampaikan bagaimana membuat dan membentuk model- 

model,  tetapi  tidak menyampaikan  apa  dan kapan  model  yang  seharusnya  dibuat 

yang  merupakan  salah  satu  proses  implementasi  pengembangan  software.  UML 

tidak hanya merupakan sebuah bahasa pemograman visual saja, namun juga dapat 

secara   langsung  dihubungkan   ke   berbagai   bahasa   pemograman,   seperti   JAVA, 

C++,  Visual  Basic,  atau  bahkan  dihubungkan  secara  langsung  ke  dalam  sebuah 

object-oriented  database.  Begitu  juga  mengenai  pendokumentasian  dapat

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Key Performance Indicator KPI · adanya standar penggunaan model yang berbasis OO, ketika mereka bertemu ditemani rekan lainnya Ivar Jacobson dari Objectory

   

12    

dilakukan   seperti;   requirements,   arsitektur,   design,   source   code,   project   plan, 

tests, dan prototypes. Untuk dapat memahami UML membutuhkan bentuk konsep 

dari  sebuah  bahasa  model  dan  mempelajari  3   (tiga)   elemen  utama  dari  UML 

seperti  building  block,  aturan-aturan  yang menyatakan  bagaimana  building  block 

diletakkan secara bersamaan dan beberapa mekanisme umum (common).  

2.2.1 Konsepsi Dasar UML  

Abstraksi  konsep  dasar  UML  yang  terdiri  atas  structural  classification, 

dynamic  behavior dan model  management dari  Diagrams.  Main  concepts  bisa  di 

pandang  sebagai  term   yang  akan  muncul  pada  saat  diagram  dibuat.  Dan  view 

adalah kategori dari diagram tersebut (Dharwiyanti dan Wahono, 2003 ). 

UML mendefinisakan diagram sebagai berikut : 

  use case diagram 

  class diagram 

  statechart diagram 

  activity diagram 

  sequence diagram 

  collaboration diagram 

  component diagram 

  deployment diagram   

1.  Use Case Diagram 

Use  case  diagram  menggambarkan  fungsionalitas  yang  diharapkan  dari 

sebuah  sistem.  Yang  ditekankan  adalah  “apa”  yang  diperbuat  sistem,  dan  bukan 

“bagaimana”.  Sebuah  use  case  merepresentasikan  sebuah  interaksi  antara  aktor 

dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu,  misalnya login  ke 

sistem,  meng-create  sebuah daftar  belanja  dan sebagainya.  Seorang/sebuah aktor 

adalah  sebuah entitas  manusia  atau  mesin  yang berinteraksi  dengan  sistem  untuk 

melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. 

Use  case  diagram  dapat  sangat  membantu  bila  sedang  menyusun 

requirement   sebuah   sistem,   mengkomunikasikan   rancangan   dengan   klien   dan 

merancang test  case  untuk semua feature  yang ada  pada sistem.  Sebuah use case 

dapat meng-include fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari proses dalam 

dirinya.  Secara  umum   diasumsikan   bahwa   use   case  yang   di-include  akan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Key Performance Indicator KPI · adanya standar penggunaan model yang berbasis OO, ketika mereka bertemu ditemani rekan lainnya Ivar Jacobson dari Objectory

   

13    

dipanggil   setiap   kali   use   case   yang   meng-include   dieksekusi   secara   normal. 

Sebuah  use  case  dapat  di-include  oleh  lebih  dari  satu  use  case  lain,  sehingga 

duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan cara menarik keluar fungsionalitas 

yang  common.  Sebuah  use  case  juga  dapat  meng-extend  use  case  lain  dengan 

behaviour-nya  sendiri.  Sementara  hubungan  generalisasi  antar  use  case 

menunjukkan bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain.   

2.  Class Diagram 

Class adalah sebuah spesifikasi  yang jika diinstansiasi akan menghasilkan 

sebuah  objek  dan   merupakan   inti   dari   pengembangan   dan  desain  berorientasi 

objek.  Class  menggambarkan  keadaan  (atribut/properti)  suatu  sistem,  sekaligus 

menawarkan  layanan   untuk   memanipulasi   keadaan   tersebut   (metode/fungsi). 

Class  diagram  menggambarkan  struktur  dan  deskripsi  class,  package  dan  objek 

beserta  hubungan  satu  sama  lain  seperti  containment,  pewarisan,  asosiasi,  dan 

lain-lain. Class memiliki tiga area pokok : 

1. Nama (dan stereotype) 

2. Atribut 

3. Metode 

Atribut dan metode dapat memiliki salah satu sifat berikut : 

· Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan 

·  Protected,  hanya  dapat  dipanggil  oleh  class  yang  bersangkutan  dan  anak- 

anak yang mewarisinya 

· Public, dapat dipanggil oleh siapa saja 

Class  dapat  merupakan  implementasi  dari  sebuah  interface,  yaitu  class 

abstrak  yang  hanya  memiliki  metoda.  Interface  tidak  dapat  langsung 

diinstansiasikan,   tetapi   harus   diimplementasikan   dahulu   menjadi   sebuah  class. 

Dengan   demikian   interface   mendukung   resolusi   metoda   pada   saat   run-time. 

Sesuai  dengan  perkembangan  class  model,  class  dapat  dikelompokkan  menjadi 

package. Kita juga dapat membuat diagram yang terdiri atas package. 

Hubungan Antar Class 

1.   Asosiasi,   yaitu   hubungan  statis  antar   class.   Umumnya   menggambarkan 

class   yang   memiliki   atribut   berupa   class   lain,   atau   class   yang   harus

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Key Performance Indicator KPI · adanya standar penggunaan model yang berbasis OO, ketika mereka bertemu ditemani rekan lainnya Ivar Jacobson dari Objectory

   

14    

mengetahui   eksistensi   class   lain.   Panah   navigability   menunjukkan   arah 

query antar class. 

2. Agregasi, yaitu hubungan yang menyatakan bagian (“terdiri atas..”). 

3.  Pewarisan,  yaitu  hubungan hirarkis antar class.  Class dapat diturunkan dari 

class   lain   dan   mewarisi   semua   atribut   dan   metoda   class   asalnya   dan 

menambahkan  fungsionalitas  baru,   sehingga   pewarisan  disebut   anak  dari 

class yang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi. 

4.  Hubungan  dinamis,  yaitu  rangkaian  pesan  (message)  yang  di-passing  dari 

satu  class  kepada  class  lain.  Hubungan dinamis  dapat  digambarkan  dengan 

menggunakan sequence diagram yang akan dijelaskan kemudian.   

3.  Activity Diagram 

Activity   diagrams  menggambarkan  berbagai   alir   aktivitas  dalam   sistem 

yang  sedang  dirancang,  bagaimana  masing-masing  alir  berawal,  decision   yang 

mungkin terjadi dan bagaimana  alur  sistem  berakhir.  Activity diagram  juga  dapat 

menggambarkan  proses  paralel   yang  mungkin  terjadi  pada  beberapa  eksekusi. 

Activity  diagram  merupakan  state  diagram  khusus,  di  mana  sebagian besar  state 

adalah  action  dan  sebagian  besar  transisi  di-trigger  oleh  selesainya  state 

sebelumnya  (internal  processing).  Oleh  karena  itu  activity  diagram  tidak 

menggambarkan  perilaku  internal  sebuah  sistem  (dan  interaksi  antar  subsistem) 

secara  eksak,  tetapi  lebih  menggambarkan  proses-proses  dan  jalur-jalur  aktivitas 

dari  level  atas  secara  umum.  Sebuah  aktivitas  dapat  direalisasikan  oleh  satu  use 

case  atau  lebih.  Aktivitas  menggambarkan  proses  yang  berjalan,  sementara  use 

case   menggambarkan  bagaimana   aktor   menggunakan  sistem   untuk  melakukan 

aktivitas. 

Sama  seperti  state,  standar  UML  menggunakan  segiempat  dengan  sudut 

membulat  untuk  menggambarkan  aktivitas.  Decision  digunakan  untuk 

menggambarkan  prilaku  pada  kondisi  tertentu.  Untuk  mengilustrasikan  proses- 

proses paralel (fork dan join) digunakan titik sinkronisasi  yang dapat berupa titik, 

garis  horizontal  atau   vertikal.  Activity  diagram  dapat  dibagi  menjadi  beberapa 

object   swimlane   untuk   menggambarkan   objek   mana   yang   bertanggung   jawab 

untuk aktivitas tertentu.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Key Performance Indicator KPI · adanya standar penggunaan model yang berbasis OO, ketika mereka bertemu ditemani rekan lainnya Ivar Jacobson dari Objectory

   

15    

4.  Sequence Diagram 

Sequence  diagram  menggambarkan  interaksi  antar  objek  di  dalam  dan di 

sekitar sistem (termasuk pengguna, display dan sebagainya) berupa message yang 

digambarkan   terhadap   waktu.   Sequence   diagram   terdiri   atas   dimensi   vertikal 

(waktu)  dan  dimensi   horizontal   (objek-objek   yang  terkait).   Sequence  diagram 

biasa  digunakan untuk menggambarkan  skenario  atau  rangkaian  langkah-langkah 

yang  dilakukan  sebagai  respons  dari  sebuah  event  untuk  menghasilkan  output 

tertentu.  Diawali   dari   apa  yang   men-trigger   aktivitas   tersebut,  proses   dan 

perubahan  apa  saja  yang  terjadi  secara  internal  dan  output  apa  yang  dihasilkan. 

Masing-masing  objek,  termasuk  aktor,  memiliki  lifeline  vertikal.  Message 

digambarkan  sebagai  garis  berpanah  dari  satu  objek  ke  objek  lainnya.  Pada  fase 

desain  berikutnya,  message  akan  dipetakan  menjadi  operasi/metoda  dari  class. 

Activation  bar  menunjukkan  lamanya  eksekusi  sebuah  proses,  biasanya  diawali 

dengan   diterimanya   sebuah   message.   Untuk   objek-objek   yang   memiliki   sifat 

khusus,  standar  UML  mendefinisikan  icon  khusus  untuk  objek  boundary, 

controller dan persistent entity.   

2.3   Sistem  Pendukung  Pengambilan  Keputusan  –  Decision  Support  Systems 

(DSS) 

Sistem  pendukung  pengambilan  keputusan  (DSS)  adalah  sistem  berbasis 

komputer   yang   interaktif,  yang   membantu   para   pengambil   keputusan   untuk 

menggunakan data dan berbagai model untuk memecahkan masalah-masalah yang 

tidak terstruktur.  (Gorry dan Morton,  1978  diacu dalam  Turban,  Aronson,  Liang, 

2005).  Littel  (1970)  menyatakan  bahwa  untuk  sukses,  sistem  tersebut  haruslah 

sederhana,  cepat,  mudah  dikontrol,  adaptif,  lengkap  dengan  isu-isu  penting  dan 

mudah berkomunikasi. 

Sistem   pendukung   ini   membantu   pengambilan   keputusan   manajemen 

dengan  menggabungkan  data,  model-model  dan  alat-alat  analisis  yang  komplek, 

serta perangkat lunak yang akrab dengan tampilan pengguna ke dalam satu sistem 

yang  memiliki  kekuatan  besar  (powerful)  yang  dapat  mendukung  pengambilan 

keputusan  yang  semi  atau  tidak  terstruktur.  DSS  menyajikan  kepada  pengguna 

satu perangkat  alat  yang fleksibel dan memiliki  kemampuan tinggi untuk analisis

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Key Performance Indicator KPI · adanya standar penggunaan model yang berbasis OO, ketika mereka bertemu ditemani rekan lainnya Ivar Jacobson dari Objectory

   

16    

data  penting.  Dengan  kata   lain,  DSS  menggabungkan  sumber  daya   intelektual 

seorang   individu   dengan   kemampuan   komputer   dalam   rangka   meningkatkan 

kualitas   pengambilan   keputusan.   DSS   diartikan   sebagai   tambahan   bagi   para 

pengambil  keputusan,  untuk  memperluas  kapabilitas,  namun  tidak  untuk 

menggantikan  pertimbangan  manajemen  dalam  pengambilan  keputusannya. 

(Sutono, 2007) 

Turban  (2005),  mengidentifikasi  karakteristik  dan  kapabilitas  kunci  dari 

DSS adalah : 

1.  Dukungan  untuk  pengambilan  keputusan,  terutama   pada  situasi 

semiterstruktur dan tak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia 

dan informasi terkomputerisasi. 

2.  Dukungan  untuk  semua  level  manajerial,  dari  eksekutif  puncak  sampai 

manajer lini. 

3.  Dukungan untuk individu dan kelompok. 

4.  Dukungan untuk keputusan independen dan atau sekuensial. 

5.  Dukungan   di   semua   fase   proses   pengambilan   keputusan   :   inteligensi, 

desain, pilihan dan implementasi. 

6.  Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan. 

7.  Adaptive sepanjang waktu. 

8.  Pengguna merasa seperti di rumah. 

9.  Peningkatan  terhadap  keefektifan  pengambilan  keputusan  (akurasi, 

timeliness,   kualitas)   ketimbang   pada   efisiensinya   (biaya   pengambilan 

keputusan). 

10. Kontrol   penuh   oleh   pengambilan   keputusan   terhadap   semua   langkah 

proses pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah. 

11. Pengguna  akhir  dapat  mengembangkan  dan  memodifikasi  sendiri  sistem 

sederhana. 

12. Biasanya model-model digunakan untuk menganalisis situasi pengambilan 

keputusan. 

13. Akses  disediakan untuk berbagai sumber data,  format dan tipe, mulai dari 

sistem informasi geografis (GIS) sampai sistem berorientasi objek.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Key Performance Indicator KPI · adanya standar penggunaan model yang berbasis OO, ketika mereka bertemu ditemani rekan lainnya Ivar Jacobson dari Objectory

   

17    

14. Dapat   dilakukan   sebagai   alat   standalone   yang   digunakan   oleh   seorang 

pengambil  keputusan  pada  satu  lokasi  atau  didistribusikan  di  dan  di  satu 

organisasi  keseluruhan  dan  di  beberapa  organisasi  sepanjang  rantai 

persediaan. 

Dalam   suatu   penelitiannya   Alter   mengembangkan   satu   taksonomi   dari 

enam   jenis  DSS   yang  didasarkan  pada   tingkat   dukungan  pemecahan  masalah. 

Keenam jenis tersebut tampak pada Gambar 3.  

Tingkat 

Dukungan 

Pemecahan 

Masalah   

Sedikit  Tingkat kerumitan sistem  Sangat  

Gambar 3 Keenam Jenis DSS Didasarkan Tingkat Dukungan Pemecahan Masalah  

Jenis  DSS  yang  memberikan  dukungan  paling  sedikit  adalah  jenis  yang 

memungkinkan  manajer  mengambil  hanya  sebagian  kecil  informasi  (unsur-unsur 

informasi)  seperti  terlihat  pada  kolom  1  Gambar  3.  Manajer  dalam  hal  ini  dapat 

bertanya   pada   database   untuk   mendapatkan   angka/jumlah   tingkat   penyerapan 

anggaran pada satu satker di bawah lingkup kerjanya. 

Jenis  DSS  yang  memberikan  dukungan  yang  sedikit  lebih  tinggi 

memungkinkan  baginya  menganalisis  seluruh  isi  file  mengenai  tingkat 

penyerapan  anggaran  pada  unit-unit  lain  yang  terkait.  Contohnya  adalah  laporan 

gaji  bulanan  pegawai   yang  disiapkan  dari  file   gaji.  Dukungan  yang  lebih  lagi 

diberikan oleh  sistem  yang menyiapkan  laporan  total penyerapan  anggaran  biaya 

pegawai dan tunjangan-tunjangan  yang diterimanya  yang diolah dari berbagai file 

sistem penggajian. 

Ada  dua  tipe  DSS   yang  dikenal,   yaitu   :  Model-driven   DSS  dan  Data- 

driven DSS. Jenis DSS  yang pertama merupakan suatu sistem  yang berdiri sendiri 

terpisah   dari   sistem   informasi   organisasi   secara   keseluruhan.   DSS   ini   sering 

dikembangkan  langsung  oleh  masing-masing  pengguna  dan   tidak  langsung 

dikendalikan   dari   divisi   sistem   informasi.   Kemampuan   analisis   dari   DSS   ini 

umumnya  dikembangkan  berdasarkan  model  atau  teori  yang  ada  dan  kemudian

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Key Performance Indicator KPI · adanya standar penggunaan model yang berbasis OO, ketika mereka bertemu ditemani rekan lainnya Ivar Jacobson dari Objectory

   

18    

dikombinasikan   dengan   tampilan   pengguna   yang   membuat   model   ini   mudah 

untuk digunakan. Jenis DSS  yang kedua, data-driven DSS, menganalisis sejumlah 

besar data  yang ada atau tergabung di dalam sistem informasi organisasi.  DSS ini 

membantu   untuk   proses   pengambilan   keputusan   dengan   memungkinkan   para 

pengguna  untuk  mendapatkan  informasi  yang  bermanfaat  dari  data  yang 

tersimpan   di   dalam   database   yang   besar.   Banyak   organisasi   atau   perusahaan 

mulai membangun DSS ini untuk memungkinkan para pelanggannya memperoleh 

data dari website-nya atau data dari sistem informasi organisasi yang ada. 

Decision  Support  Systems  meliputi  berbagai  komponen  yang  termuat  di 

dalam sistem pendukung ini, yaitu : 

· DSS database: 

Kumpulan   data   berjalan   atau   historis   dari   sejumlah   aplikasi.   Komponen   ini 

digunakan  untuk  menanyakan  dan  menganalisis  data.  Database  ini  dapat  berupa 

PC database atau massive database. 

· DSS software Systems: 

Kumpulan dari perangkat lunak  yang digunakan untuk menganalisis data, seperti: 

On-Line  Analytical  Processing  (OLAP)  tools,  datamining  tools,  atau  kumpulan 

dari  model-model  matematika  dan  analisa  yang  mudah  untuk  diakses  oleh  para 

pengguna DSS. Model ini dapat berupa model fisik (model rancangan ruang kerja, 

taman,   dan  model  pesawat   terbang),   model   perhitungan  matematika   (seperti   : 

persamaan, alogaritma, anuitas, cicilan bunga kredit), atau  model verbal (seperti : 

deskripsi   suatu  prosedur  untuk  penulisan  suatu   perintah  kerja/order).   Masing- 

masing  DSS  dibangun  untuk  seperangkat  tujuan tertentu  dan  akan  menghasilkan 

berbagai kumpulan model tergantung pada kebutuhan dan tujuannya. 

Aplikasi DSS dapat terdiri dari subsistem seperti : 

1.  Subsistem Manajemen Data 

Subsistem  manajemen  data  memasukkan  satu  database  yang  berisi  data 

yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh perangkat  lunak yang disebut 

sistem  manajemen  database  (DBMS).  Subsistem  manajemen  data  dapat 

diinterkoneksikan   dengan   data   warehouse   perusahaan,   suatu   repositori 

untuk data perusahaan yang relevan untuk pengambilan keputusan. 

2.  Subsistem Manajemen Model

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Key Performance Indicator KPI · adanya standar penggunaan model yang berbasis OO, ketika mereka bertemu ditemani rekan lainnya Ivar Jacobson dari Objectory

   

19    

Merupakan  paket  perangkat   lunak   yang  memasukkan  model   keuangan, 

statistik, ilmu manajemen atau model kuantitatif lainnya yang memberikan 

kapabilitas analitik dan manajemen perangkat  lunak yang tepat. Perangkat 

lunak ini sering disebut sistem manajemen basis model (MBMS). 

3.  Subsistem antarmuka pengguna 

Pengguna  berkomunikasi  dengan  dan  memerintahkan  DSS  melalui 

subsistem  ini.  Para  peneliti  menegaskan  bahwa  beberapa  kontribusi  unik 

dari DSS berasal dari interaksi yang intensif antara komputer dan pembuat 

keputusan. 

4.  Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan 

Subsistem   ini   dapat   mendukung   semua   subsistem   lain   atau   bertindak 

sebagai  suatu  komponen  independen.  Susbsistem  ini  memberikan 

inteligensi  untuk  memperbesar  pengetahuan  orang  pengambil  keputusan. 

Subsistem   ini   dapat   diinterkoneksikan   dengan   repositori   pengetahuan 

perusahaan  (bagian  dari  sistem  manajemen  pengetahuan),  yang  kadang- 

kadang disebut basis pengetahuan organisasional. 

Berdasarkan  definisi,   DSS  harus  mencakup   tiga   komponen   utama   dari 

DBMS,  MBMS  dan  antarmuka  pengguna.  Subsistem  manajemen  berbasis 

pengetahuan  adalah  opsional,  namun  dapat  memberikan  banyak  manfaat  karena 

memberikan  inteligensi  bagi  tiga  komponen  utama  tersebut.  Seperti  pada  semua 

sistem informasi manajemen, pengguna dapat dianggap sebagai komponen DSS.  

2.4 Penelitian Sebelumnya yang Relevan 

Valverde  (2011)  melakukan  penelitian  dengan  membuat  DSS 

Manajemen   resiko   untuk   industri   real   estate.   Pada   penelitian   tersebut   sistem 

informasi   dirancang   sesuai   dengan   spesifikasi   dan   diimplementasikan   dengan 

menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic dan database Microsoft  Access. 

Database   sistem   itu   diisi   dengan   data   dari  California   USA   dan   sistem   diuji 

dengan   contoh-contoh   berbeda   dan   laporan   yang   memuaskan   diperoleh   dari 

simulasi. DSS sangatlah berguna bagi manager manajemen resiko dalam investasi 

real  estate.  DSS  dapat  dideskripsikan  sebagai  sebuah  interaksi,  berbasis  sistem 

komputer  yang  di  desain  untuk  membantu  pengambil  keputusan  untuk

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Key Performance Indicator KPI · adanya standar penggunaan model yang berbasis OO, ketika mereka bertemu ditemani rekan lainnya Ivar Jacobson dari Objectory

   

20    

menyelesaikan  masalah  yang  tidak  terstruktur.  Pengguna  utama  dari  sistem  ini 

adalah investor untuk memonitor kinerja dari pengelola gedung. 

Tujuan   sistem   akan   memberikan   informasi   mengenai   hal-hal   sebagai 

berikut : 

o  Berapa kategori aset yang akan digunakan 

o  Memilih optimasi level resiko keseluruhan 

o  Kapan waktunya untuk melakukan penjualan aset 

o  Nilai dari properti 

Mohemad,   Hamdan,   Othman   dan   Noor   (2010)   melakukan   penelitian 

dalam   membuat   suatu   keputusan   yang   transparan   dan   persaingan   yang   sehat 

dalam proses tender membutuhkan suatu alat sebagai dasar panduan dalam proses 

pengambilan keputusan. Makalah ini menyimpulkan hal-hal yang biasa digunakan 

dalam   proses  tender   secara   umum  di  dunia  seperti  Amerika,   Eropa  dan  Asia. 

Dokumen  terstruktur  dalam  jumlah  yang  banyak  dalam  proses  tender  konstruksi 

perlu  di  analisa  dengan  alat  komputasi.  Akan  menjadi  lebih  sulit  ketika  proses 

otomatisasi untuk perubahan dokumen tidak struktur ke dalam format atau bentuk 

dokumen  terstruktur  pada  proses  input  di  dalam  proses  pengambilan  keputusan. 

Dalam rangka untuk melakukan proses  tender  secara  otomatis,  integrasi  di dalam 

model  DSS  sepertinya  pendekatan  model  yang  menjanjikan.  Makalah  ini 

mengusulkan  sebuah  kerangka  kerja  untuk  DSS  dalam  tujuannya  untuk 

melakukan pengembangan proses tender. 

Cai,  Liu  X.,  Xiao dan Liu  J.  (2009)  melakukan penelitian dalam  strategi 

peningkatan kinerja untuk pembuat keputusan dalam dunia supply chain. 

  KPI  pada   bisnis  supply  chain  menjadi  isu  yang  penting  untuk 

meningkatkan kinerja secara berkelanjutan 

  Sistem  kinerja  manajemen  yang  kompleks  meliputi  beberapa  proses 

manajemen,  seperti  identifikasi  ukuran,  menentukan  target, 

perencanaan, komunikasi, monitoring, laporan dan masukan 

  Peningkatan   kinerja   merupakan   proses   yang   terus   menerus   yang 

membutuhkan  baik  itu  analisa  ukuran  kinerja  sistem  dan  mekanisme 

untuk  memulai  langkah-langkah  untuk  mewujudkan  tujuan  KPI 

(Pencapaian  KPI)  yang  berhubungan  dengan  perencanaan  dan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Key Performance Indicator KPI · adanya standar penggunaan model yang berbasis OO, ketika mereka bertemu ditemani rekan lainnya Ivar Jacobson dari Objectory

   

21    

pelaksanaan,   dan   membuat   langkah-langkah   untuk   merealisasikan 

tujuan kinerja dalam pekerjaan rutin sehari-hari. 

Metodologi   yang   diusulkan   untuk   meningkatkan   kinerja  manajeman 

Supply  Chain  secara  sistematik  adalah  metodologi  yang  mendukung  KPI 

accomplishment  (Pencapaian  KPI).  Metodologi  ini  mengimplementasikan 

pengulangan   yang   lebih   kecil   diatara   3   langkah   utama   dalam   siklus   kinerja 

manajemen  yaitu  Set   Goal,   Model   dan   Plan.   Penentuan   metodologi   untuk 

pembahasan  ini  adalah  Supply  Chain  Operation  Reference  (SCOR)  merupakan 

model   yang  didesain  untuk  memfasilitasi   kerangka  dari  ukuran  kinerja  supply 

chain  secara sistematik dan sebagai alat untuk pengembangan selanjutnya. SCOR 

memiliki  5   kategori  pengukuran   yaitu   :  Sumber  daya,   Keluaran,  Fleksibilitas, 

Inovasi dan   Informasi. Sistematik  Metodologi KPI : 

1.   Balance Score Card (BSC) 

2.   Activity Based Costing (ABC) 

3.   Supply Chain Operation Reference (SCOR) 

Roy, Chamorro, Wegen dan Steele melakukan penelitian membuat solusi 

yang  diusulkan  dalam  makalah  ini  menyediakan  mekanisme  untuk  pemantauan 

solusi  Knowledge  Management  (KM)  dalam  isu-isu  terkait  dengan  proses  bisnis. 

Metodologi   baru  ini   difokuskan   pada  tujuan   bisnis  untuk   membuat  solusi 

indikator kinerja (PI) KM. Sistem pengukuran harus dipelajari adalah : 

  Langkah-langkah kinerja individu 

  Himpunan ukuran kinerja secara keseluruhan 

  Hubungan  antara  kinerja  sistem  pengukuran  dan  lingkungan  dimana 

KM beroperasi 

Penelitian  ini  telah  mengembangkan  'langkah  demi  langkah'   kerangka 

kerja   dan   pendekatan   metodologis   untuk   mengidentifikasi   Key   Performance 

Indicator   (KPI)   untuk   solusi   KM.   Para   konseptual   menghubungkan   kerangka 

pengukuran   strategis   untuk   KM   solusi   pada   tingkat   operasional.   Pendekatan 

metodologis  memberikan praktisi  dengan  menetapkan template  yang tepat  dalam 

membantu  manajer  untuk  melaksanakan  kerangka  konseptual.  KPI  yang 

dikembangkan   dengan   ukuran   kerangka   efektivitas   solusi   KM   dalam   proses 

bisnis,  yang  memungkinkan  perusahaan  untuk  tidak  hanya  memantau  jika

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Key Performance Indicator KPI · adanya standar penggunaan model yang berbasis OO, ketika mereka bertemu ditemani rekan lainnya Ivar Jacobson dari Objectory

   

22    

pengetahuan   dikelola   benar   tetapi   juga   jika   hak   pengetahuan   dikelola   dalam 

perusahaan.   

2.5 Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya 

Dari  uraian  di  atas  dan  tujuan  dari  penelitian  yang  akan  dikembangkan, 

dapat dilihat perbedaannya. Seperti terlihat pada Tabel 1 di bawah ini : 

Tabel 1. Perbedaan Penelitian yang dikembangkan dengan penelitian sebelumnya.

Penelitian Sebelumnya 

Nama Peneliti  Metode yang digunakan, Objek dari penelitian, Topik 

Tools dan Bentuk yang dihasilkan 

Valverde, 2011  Model   matematika (Findaly Model, Tucker    Model), 

industri   real   estate,   metode   DSS   untuk   hasil   yang   di 

capai,  tools  Visual  Basic  dan  database  Microsoft  Acces, 

menghasilkan Aplikasi manajemen resiko real estate 

Mohemad,   Hamdan, 

Othman    dan    Noor, 

2010 

Proses tender di bidang konstruksi, metode DSS dan hasil 

berupa kerangka kerja 

Cai,    Liu    X.,    Xiao 

dan Liu J., 2009 

Supply   Chain Operation Reference (SCOR),    supply 

chain., berdasarkan KPI accomplishment dan hasil berupa 

kerangka kerja 

Roy,            Chamorro, 

Wegen dan Steele 

Knowledge Management (KM), proses        bisnis, 

berdasarkan KPI dan hasil berupa kerangka kerja 

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Key Performance Indicator KPI · adanya standar penggunaan model yang berbasis OO, ketika mereka bertemu ditemani rekan lainnya Ivar Jacobson dari Objectory

   

23

Penelitian yang dikembangkan 

Husna, 2012  Metode     Waterfall     untuk     penelitian,     Divisi     TRM     di 

Manajemen     properti,     Analisis     dan     desain     rancangan

menggunakan    UML,    implementasi   menggunakan   Power

Builder  11.5  dan  database  engine  SQL  Anywhere  8,  hasil 

berupa aplikasi menghasilkan report DSS berbasis KPI