bab ii tinjauan pustaka 2.1 konsep 2.1.1 kinerja …...menerbitkan karya-karya mereka melalui...

29
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Kinerja Publikasi Ilmiah Menurut Mangkunegara (2001) kinerja dapat didefinisikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai yang diberikan kepadanya.Lebiih lanjut lagi, Aththaariq (2013) mendefinisikan bahwa kinerja adalah prestasi yang diciptakan oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan organisasi tersebut.berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja yang efektif memiliki dua tujuan, yaitu menjadi panduan dalam membuat keputusan di dalam organisasi dan sebagai dasar dalam melakukan evaluasi kerja. Menurut Panduan Penulisan Artikel Publikasi Ilmiah Universitas Brawijawa (2010) yang dimaksud dengan publikasi ilmiah adalah jurnal ilmiah yang memuat hasil kegiatan bidang keilmuan tertentu, baik berupa hasil pengamatan empirik maupun kajian konseptual, yang bersifatpenemuan baru, maupun koreksi, pengembangan, dan penguatan terhadapparadigma, konsep, prinsip, hukum, dan teori yang sudah ada.Sebagian besar karya-

Upload: others

Post on 08-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

2.1.1 Kinerja Publikasi Ilmiah

Menurut Mangkunegara (2001) kinerja dapat didefinisikan

sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai

oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai yang diberikan

kepadanya.Lebiih lanjut lagi, Aththaariq (2013) mendefinisikan

bahwa kinerja adalah prestasi yang diciptakan oleh suatu

organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan

tingkat kesehatan organisasi tersebut.berdasarkan pengertian di

atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja yang efektif memiliki dua

tujuan, yaitu menjadi panduan dalam membuat keputusan di dalam

organisasi dan sebagai dasar dalam melakukan evaluasi kerja.

Menurut Panduan Penulisan Artikel Publikasi Ilmiah

Universitas Brawijawa (2010) yang dimaksud dengan publikasi

ilmiah adalah jurnal ilmiah yang memuat hasil kegiatan bidang

keilmuan tertentu, baik berupa hasil pengamatan empirik maupun

kajian konseptual, yang bersifatpenemuan baru, maupun koreksi,

pengembangan, dan penguatan terhadapparadigma, konsep,

prinsip, hukum, dan teori yang sudah ada.Sebagian besar karya-

13

karya akademis tersebut dipublikasikan dalam jurnal ilmiah atau

dalam bentuk buku. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

dengan adanya publikasi ilmiah, maka akan terdapat sebuah sarana

komunikasi antar pelaku dalam bidang-bidang keilmuan tertentu,

sehingga dimungkinkan adanya penggunaan, pengembangan,

kajian, maupun pengakuan atas karya ilmiah yang dihasilkan dan

dipublikasikan.

Kinerja publikasi ilmiah adalah serangkaian publikasi

ilmiah yang telah dilakukan dosen sesuai dengan Kinerja Utama

Penelitian yang dikeluarkan oleh Dikti (2013). Kinerja Utama itu

berisi luaran (publikasi) yang antara lain berupa:

1. Publikasi Ilmiah (internasional, nasional, dan lokal)

2. Pemakalah dalam pertemuan ilmiah (internasional, nasional,

dan lokal)

3. Keynote speaker dalam pertemuan ilmiah (internasional,

nasional, dan lokal)

4. Visiting lecturer atau dosen tamu (internasional)

5. Hak atas kekayaan intelektual (paten, paten sederhana, Hak

cipta, merk dagang, rahasia dagang, desain produk industri)

6. Teknologi tepat guna

7. Model/prototype/desain/karya seni/rekayasa sosial

14

8. Buku ajar (ISBN)

9. Laporan penelitian yang belum dipublikasikan

10. Jumlah dana kerjasama penelitian (internasional, nasional,

dan lokal)

Salah satu tugas pokok perguruan tinggi adalah

mengembangkan ilmu pengetahuan. Tugas tersebut direalisasikan

melalui pengkajian dan riset-riset ilmiah yang dilakukan oleh

komunitas akademik yang terdapat di dalamnya, terutama para

dosen. Dengan demikian tugas para dosen tidak terbatas pada

kegiatan mengajar saja. Mereka juga dituntut terus melakukan

riset-riset ilmiah secara serius dalam bidang yang digelutinya agar

dapat menyumbang dan memperkaya ilmu pengetahuan. Para

dosen sudah selakyaknya diharuskan untuk terus melakukan

penelitian dan menerbitkan karya-karya mereka melalui jurnal-

jurnal ilmiah atau buku. Seorang dosen yang tidak lagi meneliti

dan menerbitkan karya ilmiahnya akan diberhentikan oleh

universitas meskipun dia telah bekerja dalam waktu yang lama.

Suharto (2011) mengemukakan bahwa publikasi ilmiah

merupakan serangkaian publikasi yang dilakukan oleh dosen

berdasarkan paper review dalam rangka mencapai tingkat

objektifitas setinggi mungkin sesuai dengan kinerja utama

15

penelitian yang telah ditetapkan dikti. Lebih lanjut, menurut

Suharto (2011) terdapat beberapa indikator yang umumnya dipakai

untuk menilai produktivitas ilmiah seorang dosen adalah sebagai

berikut :

a. Jumlah dan kualitas publikasi ilmiahnya

Para dosen diharuskan untuk terus melakukan penelitian dan

menerbitkan karya-karya mereka melalui jurnal-jurnal ilmiah

atau buku. Karya ilmiah yang diciptakan hendakan dilakukan

secara berkelanjutan supaya tingkatan karya ilmiah yang

dihasilkan dapat diukur, misalnya dari karya ilmiah lokal

menjadi nasional.

b. Penghargaan dan pengakuan atas karya maupun integritas

ilmiahnya

Dosen dituntut untuk terus meningkatkan kemampuan ilmiah

dan kepribadiannya melalui berbagai upaya yang mungkin

dilakukannya. Adanya karya ilmiah memungkinkan dosen

untuk mendapatkan penghargaan dan pengakuan atas karya

ilmiah mereka baik dari fakultas maupun Universitas.

c. Tingkat aktivitas ilmiahnya

Sebagai seorang peneliti, dosen diharapkan aktif dalam

keanggotaannya di lembaga - lembaga ilmiah dan

16

partisipasinya dalam seminar, lokakarya dan kegiatan ilmiah

lainnya.

2.1.2 Kapasitas dosen untuk melakukan penelitian

Grant dan Agosto (2008) mengatakan bahwa kapasitas

pengajar didefinisikan sebagai pengetahuan, keahlian dan karakter

yang dimiliki oleh seorang pengajar. Hal senada juga diungkapkan

oleh Krim (2009) yang menyebutkan bahwa agar seorang pendidik

dapat sukses, maka ia harus memiliki ketiga hal tersebut, yaitu

pengetahuan, keahlian, dan karakter. Lebih lanjut lagi, Krim

(2010) mengatakan bahwa teacher capacity fokus pada

karakteristik pendidikan yang terus berkembang serta implikasi

sosial dan politik yang mengikutinya sebagai seorang pendidik. Ini

adalah sebuah proses yang berkelanjutan yang membuat pengajar

atau pendidik dapat beradaptasi dengan baik dan fleksibel dalam

menjalankan perannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa seorang pendidik, dalam hal ini adalah dosen, haruslah

memiliki kapasitas yang memadai untuk menjalankan fungsinya

dengan baik, dan hal ini dapat diperoleh dengan sebuah proses

yang berkelanjutan yang dilakukan melalui aktiviitas-aktivitas

pengembangan kapasitas seperti mengikuti pelatihan, berpartisipasi

dalam collaborative teaching maupun aktif dalam kegiatan

17

penelitian. Adapun kapasitas dosen ini sebagai pengetahuan,

keahlian, dan karakter yang dimiliki oleh dosen dalam

menjalankan salah satu tugas pokoknya sebagai seorang peneliti.

Sulo, dkk., (2012) menemukan bahwa kualifikasi yang

dimiliki oleh peneliti merupakan penentu utama dalam

menentukan output penelitian. Dari pernyataan ini, dapat dipelajari

bahwa seorang peneliti haruslah memiliki keahlian penelitian yang

memadai untuk dapat menghasilkan penelitian. Patchawong,

Wangpan, dan Ounjit (2012) mengatakan bahwa akan sulit bagi

seorang dosen yang belum berpengalaman dalam melakukan

penelitian untuk mendapatkan kepercayaan dari para donor untuk

mendapatkan pendanaan untuk penelitiannya. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa para pendonor (baik pemerintah maupun

donor non-pemerintah) lebih memilih untuk mengalirkan dana bagi

para dosen yang memang sudah ahli dalam membuat penelitian,

karena mereka lebih ahli dalam menentukan anggaran yang

dibutuhkan untuk mewujudkan penelitian tersebut. Dosen yang

memiliki kapasitas optimal untuk melakukan penelitian akan lebih

mendapatkan keuntungan dibandingkan dengan mereka yang

tidak/kurang memiliki kapasitas untuk meneliti.

18

Aththaariq (2013) menjelaskan bahwa kapasitas

merupakan kemampuan untuk menjalankan aktivitas dalam

pekerjaan atau fungsi sesuai dengan standar kerja yang diharapkan.

Di dalam kapasitas ini terdapat serangkaian keahlian yang cukup

untuk digunakan sesorang untuk melakukan audit secara obyektif.

Dalam penelitian ini, dibatasi kapasitas dosen hanya dalam

cakupannya untuk melakukan penelitian dan publikasi ilmiah.

Kapasitas seseorang dalam melakukan penelitian mencakup

keahlian (skills), kompetensi (competencies), sikap (attitudes), dan

nilai (values) yang dimiliki oleh seseorang dan dapat

dikembangkan melalui program pelatihan dan kikutsertaan dalam

kegiatan penelitian (Sawyerr, 2004).

a. Research skills (keahlian meneliti)

Johnson (2011) menyatakan bahwa seorang dosen harus memiliki

keahlian untuk melakukan penelitian, yang mencakup kemampuan

untuk memilih area disiplin ilmu, kemampuan untuk memilih

seorang pembimbing/mentor, kemampuan untuk memilih gaya dan

format publikasi, kemampuan untuk membuat proposal pengajuan

dana penelitian, kemampuan untuk memahami integritas penelitian

dan mengetahui etika penelitian, kemampuan untuk menentukan

19

kemana penelitian akan dipublikasikan, kemampuan untuk

berkolaborasi antara industri dan akademisi (practicability)

b. Lecturer’s competencies (kompetensi dosen)

Anggraeni (2013) menyatakan bahwa kompetensi adalah

karakteristik dasar yang dimiliki oleh seseorang yang

mempengaruhi keefektifannya dalam berfikir dan bertindak, serta

memberikan kinerja terbaiknya dalam menyelesaikan sebuah

pekerjaan atau situasi. Lebih lanjut lagi, kami mengadopsi

beberapa jenis kompetensi yang berhubungan dengan faktor

internal dosen untuk melakukan penelitian (Anggraeni, 2013):

a. Semangat untuk berprestasi dan bertindak, yang didalamnya

memuat kompetensi berorientasi pada pencapaian,

memperhatikan kerapian kualitas, dan akurasi, inisiatif serta

pencarian dan pengumpulan informasi.

b. Kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain yang

berhubungan dengan kegiatan profesional yang dilakukannya..

c. Kekuatan berfikir yang didalamnya memuat kemampuan untuk

berfikir analitis, kemampuan berfikir holistik dan mampu

memahami hal mendasar dari suatu permasalahan yang

kompleks, dan kemampuan berfikir teknis sesuai dengan

keahlian yang dimilikinya.

20

d. Keefektifan individu yang memuat kemampuan untuk

mengontrol emosi dan mampu beradaptasi dengan perubahan

yang terjadi di dalam institusi, serta berkomitmen terhadap

organisasi, yang berarti bahwa segala tindakan yang

dilakukannya memperhatikan kebutuhan, prioritas dan tujuan

organisasi.

c. Lecturer’s attitude (Sikap Peneliti)

Papanastasiou (2005) telah mengembangkan sebuah instrument

yang digunakan untuk mengukur sikap yang dimiliki oleh sesorang

terhadap penelitian. Instrument ini diberi nama “Attitude Toward

Reseach” (ATR), yang didalamnya memuat lima jenis sikap yang

mungkin muncul dari diri peneliti, diantaranya:

a. Kegunaan penelitian bagi karir, pengembangan profesional,

dan pengembangan keahlian di bidang yang dikkuasainya

b. Stress, ketakutan, kesulitan untuk memahami penelitian, dan

sikap-sikap negative lainnya

c. Kesukaan terhadap penelitian dan sikap-sikap positif lainnya

d. Kegunaan dan relevansi penelitian terhadap kehidupan peneliti;

serta

e. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi berkaitan dengan penelitian.

21

d. Lecturer’s value (Nilai Peneliti)

Menurut Inter Academy Council (2012), seorang peneliti wajib

memiliki 7 nilai berikut ini:

1) Kejujuran (honesty) yang berarti bahwa saat ia membuat dan

mengkomunikasikan hasil penelitiannya serta aplikasi dari

penelitiannya tersebut, ia harus melakukannya dengan

menyeluruh, tanpa ada yang disembunyikan

2) Keadilan (fairness) yang berarti bahwa ia harus mampu

memperlakukan orang lain (subyek maupun obyek

penelitiannya) dengan penuh rasa hormat dan perhatian

3) Obyektif (objectivity) yang berarti bahwa seorang peneliti

harus mampu melihat segala sesuatu di luar batas persepsi dan

bias yang dimilikinya sehingga mampu membuat bukti-bukti

empiris yang pada akhirnya akan menggurung kita pada

kesimpulan yang baik

4) Reliabilitas (dapat dipercaya) yang berarti bahwa peneliti

berkewajiban untuk mengembangkan metode yang dapat

meningkatkan reliabilitas penelitiannya dan kemudian patuh

terhadap metode yang dipilihnya atau mampu menunjukkan

bahwa jika alternatif pendekatan lain dilakukan tidak akan

mengurangi reliabilitas dari hasil penelitiannya tersebut

22

5) Bersikap Skeptis (sceptism) dalam artian bahwa seorang

peneliti harus berfikir bahwa hasil dan kesimpulan dari

penelitian yang dilakukannya masih memiliki kekurangan-

kekurangan sehingga masih membuaka kesempatan bagi

peneliti lain untuk terus meneliti ulang atau meningkatkan

kualitas penelitiannya

6) Akuntabilitas (accountability) yang berarti bahwa ia harus

mampu mempertanggung jawabkan penelitiannya kepada

peneliti lain, masyarakat yang lebih luas, dan kepada dunia

7) Keterbukaan (openness) dimana seorang peneliti harus

bersikap terbuka atas penelitian yang dilakukannya. Walaupun

setiap peneliti memiliki hak untuk bekerja secara independen

akan tetapi ia harus tetap terbuka mengenai hasil, temuan, dan

kesimpulan penelitiannya serta bukti-bukti penelitiannya dan

alasan-alasan yang mendasarinya sehingga penelitiannya dapat

terus dikembangkan dan terus diteliti ulang..

Melengkapi apa yang telah dikemukakan oleh Sawyerr

(2004), berikut ini adalah model pemetaan pengembangan

kapasitas penelitian yang diadopsi dari Anne Whitworth, Shona

Haining, dan Helen Stringer (2012) yang menjelaskan tentang

indikator pengembangan kapasitas yang dapat dilakukan oleh

23

seluruh pihak yang berminat terhadap penelitian, peneliti pemula,

anggota tim peneliti, maupun peneliti ahli

Diagram 2.1

Model pemetaan pengembangan kapasitas penelitian yang diadopsi

dari Anne Whitworth,Shona Haining dan Helen Stringer (2012)

Dari diagram 2.1 diatas, dengan merujuk pada definisi

kapasitas yang diadopsi dari Sawyerr (2004) dapat dikelompokkan

Peneliti

aktif/ahli Peneliti

madya Peneliti Pemula

Semua orang yang

memiliki ketertarikan

pada penelitian

Anggota tim peneliti,

orang yang baru ingin

meneliti, orang yang

dahulu pernah

melakukan penelitian

Kepala penelitian,

dosen, mahasiswa

program doktoral ORANG

YANG

TERLIBAT

PENELITIAN

KAPASITAS

YANG PERLU

DITINGKATKAN

Membangun

jejaring, keahlian

menulis,

pemberian

bimbingan

Metodologi

penelitian, tata

laksana

penelitian, etika

dan nilai

penelitian,

keahlian menulis,

seminar

penelitian, desain

kuesioner,

fasilitasi dalam

melakukan

penelitian

Pelatihan mengenai

penelitian,

bagaimana

membuat tinjauan

pustaka dan

mereview

penelitian/jurnal,

statistika dasar,

berfikir ilmiah, dan

menggunakan

referensi

24

bahwasannya kapasitas peneliti menurut Whitworth dkk. (2012)

terdiri dari 4 komponen, yaitu (1) keahlian meneliti (skills) yang

merupakan keahlian dasar yang dimiliki seseorang untuk dapat

melakukan penelitian, (2) kompetensi untuk melakukan penelitian

(research competence), (3) sikap seseorang terhadap penelitian

(research attitude) yang didalamnya memuat bersedia untuk

menjadi anggota tim dalam sebuah penelitian dan rasa ketertarikan

untuk meneliti; serta (4) nilai peneliti (researcher’ value) yang

didalamnya memuat pengetahuan mengenai etika dan nilai serta

moral dalam melakukan penelitian.

Seiring bertambahnya pengalaman seseorang dalam

melakukan penelitian, akan berkembang juga budaya penelitian

yang ia miliki, sehingga dengan terus melatih kemampuan

meneliti, para dosen ini akan dapat mengasah kapasitas

menelitinya, dan ini akan meningkatkan akses yang dimilikinya

terhadap sumber-sumber yang dibutuhkan untuk melakukan

penelitian, seperti materi penelitian maupun pendanaan.

2.1.3 Dukungan Organisasi (Organizational Support)

Dukungan organisasi didefinisikan sebagai sejauh mana,

menurut para karyawan, organisasi/institusi tempat ia bekerja

peduli terhadap para karyawannya dengan baik dan menghargai

25

kontribusi para karyawannya terhadap organisasi (Purba, 2002).

Lebih lanjut lagi, Supriyanto (2008) dalam hasil penelitiannya

mengatakan bahwa terdapat hubungan antara dukungan organisasi

dengan kinerja, sehingga apabila karyawan merasa bahwa jika

organisasi tempat mereka bekerja memberikan dukungan atas

pekerjaan dan kontribusi yang mereka lakukan terhadap

organisasi, maka kinerja mereka akan cenderung meningkat.

Dalam konteks pendidikan tinggi, banyak universitas

besar telah menerbitkan pengumuman tahunan kepada publik

maupun stakeholdernya mengenai jumlah publikasi ilmiah yang

dikeluarkan oleh institusinya dibandingkan dengan institusi-

institusi pesaingnya (Toutkoushian,dkk., 2003). Hal ini merupakan

upaya dan dukungan dari universitas untuk mendorong para

dosennya untuk melakukan publikasi ilmiah, sekaligus

mempromosikan kepada publik bahwa universitasnya memiliki

daya saing yang unggul di bidang pengembangan ilmu

pengetahuan maupun teknologi. Akan tetapi, masih banyak pula

institusi pendidikan tinggi yang lebih mementingkan aspek

pengajaran dimana dalam penelitian Toutkoushian dikatakan

bahwa universitas semacam ini memiliki jumlah publikasi yang

lebih rendah. Ini membuktikan bahwa dukungan organisasi

26

merupakan sebuah faktor penting yang menentukan kuantitas

publikasi ilmiah dari sebuah institusi pendidikan tinggi.

Kotrlik, dkk., (2002) mengatakan bahwa publikasi yang

berupa jurnal maupun makalah yang dipresentasikan dalam sebuah

konferensi merupakan indikator yang penting untuk mengukur

produktivitas sebuah universitas. Sulo, dkk., (2012) menyebutkan

dalam rekomendasi penelitiannya bahwa universitas harus

membuat serangkaian rencana untuk memfasilitasi para dosennya

agar mereka terus menghasilkan penelitian-penelitian yang

nantinya akan dipublikasikan.

Dukungan Universitas secara garis besar dapat

disimpulkan sebagai dukungan yang diberikan institusi kepada

fakultas dan jajaran stafnya untuk melakukan tugas dan tanggung

jawabnya, salah satunya adalah untuk menyelenggarakan

penelitian demi keberlangsungan kualitas dan produktivitas

fakultas dan universitas (www.arizona.edu). Dengan kata lain,

dengan memberikan dukungan penuh kepada para dosen di setiap

fakultas, maka akan secara langsung berdampak pada produktivitas

dan peningkatan kualitas fakultas yang bersangkutan. Jika fakultas

memiliki kualitas dan produktivitas yang baik, maka universitas

juga akan meningkat kredibilitasnya.

27

Lebih lanjut dijelaskan dalam (www.arizona.edu) bahwa

dukungan organisasi yang diberikan kepada individu dalam hal ini

dosen adalah :

a. Dukungan pendanan dari Universitas

Universitas juga harus mengalokasikan dana khusus yang

mencukupi untuk mendorong para dosennya untuk membuat

dan mempublikasikan penelitiannya.

b. Peluang untuk mengembangkan diri

Adanya publikasi ilmiah yang dilakukan oleh para dosen

diharapkan akan dapat membantu para dosen untuk terus

meningkatkan kekayaan keilmuan dan juga dapat digunakan

untuk mengembangkan dirinya, baik dalam pembaharuan

keilmuan maupun dalam karirnya.

c. Fasilitas untuk penelitian

Dukungan yang bisa diberikan oleh Universitas kepada para

dosen meliputi fasilitas-fasilitas seperti alokasi sumber daya

penelitian seperti materi perpustakaan, akses internet,

komputer, laboratorium, dan pembuatan pusat penelitian yang

mengkoordinir penelitian-penelitian yang dilakukan oleh

Universitas, fakultas, maupun institusi lain di wilayah

cakupannya. Selain itu Universitas juga dapat mendorong

para dosen untuk memperoleh gelar yang lebih tinggi dan

28

menguasai keahlian khusus dalam metodologi penelitian,

mendorong para dosen untuk mempublikasikan karya ilmiah

yang pernah dikerjakannya, memperbaiki lingkungan dan

budaya penelitian yang ada di universitasnya, salah satunya

dengan membuat in-house journal sendiri di dalam

institusinya sehingga akan memotivasi dosen untuk membuat

lebih banyak publikasi lokal, serta melakukan upaya-upaya

dan membuat program-program yang dapat menarik para

pendonor untuk memberikan pendanaan bagi para dosen yang

akan melakukan penelitian.

2.1.4 Jejaring (Networking)

Network atau jejaring merupakan koneksi yang

memungkinkan untuk mendapatkan tiga keuntungan, yaitu

mendapatkan informasi khusus (personal information yang bukan

merupakan public information), memperoleh akses atas

serangkaian keahlian yang dibutuhkan, dan memungkinkan kita

untuk mengakses bahkan memiliki kekuasaan untuk

menggunakannya (Uzzi & Dunlap, 2005). Dalam rencana strategis

Universitas Arizona (2012) network didefinisikan sebagai

kerjasama yang terjalin antara universitas dengan pemerintah,

organisasi swasta, dan organisasi nirlaba yang bertujuan untuk

29

mendistribusikan penelitian dan memperkuat pelayanan pelayanan

publik yang dilakukan oleh Universitas (www.arizona.edu).

Networking memungkinkan kita untuk bertemu dengan

banyak orang dengan berbagai disiplin ilmu dan keahlian serta

kompetensi yang berbeda-beda. Membangun jejaring atau network

merupakan hal yang penting bagi para dosen. Diadopsi dari

indikator yang digunakan oleh University of Arizona

(www.u.arizona.edu), adanya networking yang baik,

memungkinkan para dosen untuk mendapatkan :

a. Kerjasama yang baik

Para pengajar ini umumnya sangat antusias untuk

membangun jejaring dan memperluas kesempatan belajar

mereka di luar institusi. Hal ini akan mendorong terciptanya

kolaborasi antara berbagai dosen dari banyak institusi

pendidikan (Berry, Daughtrey, dan Wieder, 2009).

Kolaborasi bertujuan untuk memperkaya kajian dan cakupan

penelitian sehingga hasil-hasil penelitian yang dibuat

bersama antar para dosen tersebut dapat diterapkan secara

lebih luas. Selain itu, hal ini juga diharapkan akan

memperkaya shared-knowledge antara para peneliti.

30

b. Komunikasi yang baik

Salah satu keuntungan besar dari adanya networking adalah

memungkinkan dosen antar institusi pendidikan tinggi untuk

mengkomunikasikan hasil penelitiannya, baik dalam bidang

ilmu yang sama maupun antar bidang ilmu (Katz & Martin,

1997). Sehingga ada pembelajaran berkesinambungan untuk

menciptakan suatu karya ilmiah yang dapat dinikmati atau

dimanfaatkan oleh publik.

c. Dukungan pendanaan dari pemerintah

Adanya dukungan dana dari pemerintah akan

mempermudah dosen untuk terus membuat penelitian dan

mempublikasikannya. Dengan adanya dana yang cukup

yang disediakan oleh pemerintah, maka dosen akan semakin

termotivasi untuk menciptakan karya – karya baru.

Networking biasanya terjadi antar individu dosen dan

jarang sekali terjadi antar insitusi pendidikan tinggi (Katz &

Martin, 1997). Hal ini dikarenakan setiap universitas memiliki visi,

misi dan strategi yang berbeda-beda yang membuat kerjasama

antar institusi menjadi sedikit sulit untuk dilaksanakan (Wahjudi

(2013). Seorang dosen harus memiliki jejaring/networking yang

31

baik, utamanya untuk melakukan penelitian dan mengembangkan

kompetensi dan keahlian dalam bidang yang dikuasainya.

Menurut Bozionelos (2003) ada dua sumber terciptanya

jaringan atau networking. Pertama adalah jejaring instrumental

(instrumental networking) yang merupakan networking yang

berasal dari hubungan yang terjalin dengan struktur yang lebih

tinggi, yang secara langsung maupun tidak langsung

mempengaruhi promosi jabatan sehingga yang bersangkutan akan

memiliki karir yang lebih baik di masa depan jika memiliki sumber

jaringan jenis ini. Sedangkan yang ke dua adalah jejaring ekspresif

(expressive networking) yang didefinisikan sebagai jaringan yang

berasal dari hubungan dengan orang-orang yang dapat memberikan

kontribusi terhadap perasaan individu yang bersangkutan

(berhubungan dengan emosi dan perhatian), seperti perasaan

diakui, dukungan pertemanan, dukungan emosi, masukan, dll.

Jejaring semacam ini lebih berfungsi sebagai faktor pendorong

atau motivasi bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu

dengan lebih baik, karena yang bersangkutan berada di dalam

sebuah atmosfir kerja dimana banyak orang mendukung apa yang

ia lakukan. Tanpa networking yang memadai, maka dosen akan

memiliki lingkup kerja yang terbatas. Dengan luasnya jejaring

32

seorang dosen, maka akan memberikan dampak atau kontribusi

yang sangat besar, tidak hanya bagi karir dosen itu sendiri, akan

tetapi juga bagi para mahasiswanya, institusi tempat ia bekerja, dan

lebih luas lagi bagi bidang ilmu yang digelutinya.

2.2 Penelitian Terdahulu

No Judul dan

Pengarang

Latar belakang Metode penelitian Hasil analisis

1 Pengaruh

Kompetensi

Dosen

Terhadap

Kinerja Dosen

Di Universitas

Trunojoyo

Madura

(Aththaariq,

2013)

Kompetensi merupakan

suatu alat tolak ukur

untuk mengetahui seperti

apa kualitas dosen yang

ada di Universitas

Trunojoyo Madura, dan

seperti apa out put yang

dihasilkan oleh

Universitas Trunojoyo

Madura, dari hal yang

terkecil seperti itu sudah

dapat dibayangkan

seberapa besar

pentingnya kompetensi

dosen.

Penelitian ini

menggunakan

penelitian kuantitatif

dengan menggunakan

analisis regresi linier

berganda. Populasi

dalam penelitian ini

adalah Dosen di

lingkungan Universitas

Trunojoyo Madura.

Sedangkan jumlah

dosen yang terdapat di

Universitas Trunojoyo

Madura sebanyak 343

dosen.

Jumlah sampel yang

digunakan sebagai data

adalah dosen yang

tersertifikasi aktif

mulai dari tahun 2008

sampai dengan tahun

2011 berjumlah 78

dosen.

Kompetensi pedagogik

(X1), kompetensi

profesional (X2),

kompetensi sosial (X3)

dankompetensi

kepribadian (X4),

berpengaruh secara

signifikan terhadap

variabel terikatkinerja

dosen (Y) baik secara

simultan maupun parsial.

Dari hasil penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa

komepetnsi dosen sangat

berpengaruh terhadap

kinerja dosen yang

tertuang dalam Undang-

undang, yaitu terkait

dengan kegiatan mengajar,

penelitian, dan pengabdian

dan pelayanan

masyarakat.

2 Analisis

Pengaruh

Komitmen

Organisasi dan

Dukungan

Organisasi

Terhadap

Kinerja

Karyawan

(Purba, 2002)

Kinerja karyawan di

beberapa persudahaan

industri mebel di Jepara

belum mencapai tingkat

optimal, sehingga dirasa

perlu untuk

meningkatkan kinerja

karyawan yang bekerja

di industri tersebut.

Menggunakan data

primer yang diambil

dari penyebaran

kuesioner kepada 100

responden yang bekerja

sebagai karyawan.

Teknik pengambilan

sampel menggunakan

teknik purposive

random sampling

dengan kriteria bahwa

karyawan telah bekerja

setidaknya 1 tahun

Secara parsial, terdapat

pengaruh positif dan

signifikan dari variabel

komitmen organisasi

terhadap kinerja karyawan

serta pengaruh positif dan

signifikan dari dukungan

organisasi terhadap kinerja

karyawan.

Secara simultan, kedua

variabel bebas (komitmen

organisasi dan dukungan

organisasi) memiliki

33

dan pendidikan

minimal SLA. Metode

pengumpulan data

menggunakan

Personally

Administrated

Questionnaires. Analisa

Data menggunakan

analisis regresi

berganda dengan

bantuan SPSS ver 10.

pengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja

karyawan.

3 Pengaruh

faktor-faktor

organisasional

terhadap

kinerja dosen

pendidikan

ekonomi (studi

pada lembaga

pendidikan

tenaga

kependidikan

negeri di Jawa

Timur)

(Supriyanto,

2008)

Pada era globalisasi dan

pasar bebas yang terjadi

saat ini, manusia

dihadapkan pada

berbagai perubahan yang

tidak menentu.

Kondisi tersebut telah

mengakibatkan

hubungan yang tidak

linier antara pendidikan

dan lapangan kerja.

Employee outcomes

yang baik diharapkan

dapat menjadi alternatif

solusi hubungan yang

tidak linier antara

pendidikan dan lapangan

kerja.

Penelitian ini berangkat

dari kepuasan kerja dan

kinerja sebagai employee

outcomes.

Penelitian ini bertujuan

untuk menguji pengaruh

faktor-faktor

organisasional(seperti

dukungan organisasi,

hubungan atasan-

bawahan, budaya

organisasi, dan keadilan

organisasi) baik terhadap

kepuasan kerja maupun

kinerja.

Penelitian ini

menggunakan

rancangan survey.

Populasi penelitian ini

adalah semua dosen

tetap pendidikan

ekonomi perguruan

tinggi negeri di Jawa

Timur, yaitu

Universitas Negeri

Malang, Universitas

Negeri Surabaya, dan

Universitas Jember

yang

berjumlah 181 dosen.

Pengambilan sampel

dilakukan

menggunakan teknik

stratifikasi (stratified

random sampling), di

mana

stratifikasi didasarkan

atas jabatan akademik

dosen, yaitu asisten

ahli, lektor, lektor

kepala, dan guru besar.

Besar sampel

ditentukan berdasarkan

formula Daniel dan

Terrel (1989) dan

terpilih 79 dosen

sebagai sampel

penelitian.Akhirnya,

instrumen yang

digunakan untuk

mengukur kinerja

dosen dikembangkan

sendiri oleh peneliti

berdasarkan

Hasil analisis data

menunjukkan bahwa: (1)

terdapat pengaruh budaya

organisasi terhadap

kepuasan kerja, (2)

terdapat

pengaruh dukungan

organisasi terhadap

kepuasan kerja, (3)

terdapat pengaruh

hubungan atasan-bawahan

terhadap kepuasan

kerja, (4) terdapat

pengaruh keadilan

organisasi terhadap

kepuasan kerja, (5)

terdapat pengaruh budaya

organisasi terhadap

kinerja, (6) terdapat

pengaruh dukungan

organisasi terhadap

kinerja, (7) terdapat

pengaruh hubungan

atasan-bawahan

terhadap kinerja, (8)

terdapat pengaruh keadilan

organisasi terhadap

kinerja, dan (9) terdapat

pengaruh kepuasan kerja

terhadap kinerja.

Kesembilan pengaruh

tersebut dapat disatukan

menjadi empat pengaruh

yang lebih utuh yaitu, (1)

terdapat pengaruh budaya

organisasi terhadap kinerja

secara langsung, dan

secara tidak langsung

34

pelaksanaan Tridharma

Perguruan Tinggi yang

tercermin dalam

kegiatan pendidikan

dan

pengajaran, penelitian

dan penulisan karya

ilmiah, pengabdian

kepada masyarakat,

dan kegiatan

penunjuang lainnya.

Instrumen penelitian di

atas divalidasi

berdasarkan validitas

isi (content validity),

dan diuji reliabilitasnya

dengan mengikuti

prosedur Cronbach-

Alpha. Data yang telah

terkumpul selanjutnya

dianalisis

menggunakan analisis

jalur (path analysis)

dengan

bantuan statistical

software SPSS for

Windows ver 11.0

melalui kepuasan kerja, (2)

terdapat pengaruh

dukungan organisasi

terhadap kinerja secara

langsung, dan secara tidak

langsung melalui kepuasan

kerja, (3) terdapat

pengaruh hubungan

atasan-bawahan terhadap

kinerja secara langsung,

dan secara tidak langsung

melalui kepuasan kerja,

dan

(4) terdapat pengaruh

keadilan organisasi

terhadap kinerja secara

langsung, dan secara tidak

langsung melalui kepuasan

kerja.

4 Change Agents,

Networks, And

Institutions: A

Contingency

Theory Of

Organizational

Change

(Buttilana &

Casciaro,

diakses 2013

dari

www.hbs.edu/f

aculty/Publicati

on Files/

Para agen-agen

perubahan sering

menghadapai tantangan

saat akan

mengimplementasikan

perubahan dalam

organisasi. Mereka harus

memperkenalkan sesuatu

yang baru bagi anggota

organisasinya Penelitian

ini ingin meneliti tentang

kondisi bagaimana agen-

agen perubahan tersebut

mempengaruhi anggota

organisasi lainnya,

sehingga mereka mampu

mengadopsi perubahan

tersebut, tanpa takut

dengan status quo.

Disini, networking

informal dijadikan

penentu kesuksesan

dalam proses perubahan

Menggunakan survey

longitudinal dengan

data pelengkap berupa

delapan studi kasus.

Yang dianalisa adalah

68 inisiatif perubahan

organisai yang terjadi

di sektor Layanan

Kesehatan di Inggris

Kemampuan untuk

mempengaruhi pihak lain

yang dimiliki oleh agen

perubahan dipengaruhi

oleh posisi structural yang

ia miliki dan kedekatannya

dengan orang yang ia

pengaruhi.

35

dalam organisasi,

utamanya saat

mempengaruhi pihak

lain(Brass, 1984; Brass

& Burkhardt, 1993;

Gargiulo, 1993; Ibarra,

1993;

Ibarra & Andrews, 1993;

Krackhardt, 1990) dan

mempengaruhi sistem

kebijakan (Laumann,

Knoke, & Kim,

1985; Padgett & Ansell,

1993; Stevenson &

Greenberg, 2000),.

Networking dianggap

mampu untuk

memberikan pengaruh

sosial.

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Kapasitas Penelitian Dosen Terhadap Kinerja

Publikasi Ilmiah

Rufaidah (2010) menyebutkan ada beberapa faktor yang

mempengaruhi produktivitas penelitian salah satunya adalah

dengan pengembangan kapasitas yang dimiliki oleh pengajar.

Diuraikan lebih lanjut lagi, Cooke (2005) menyebutkan bahwa

prinsip pertama dari 6 prinsip pengembangan kapasitas seseorang

dalam melakukan penelitian (research capacity development)

adalah pengembangan keahlian yang memadai serta kepercayaan

diri untuk melakukan penelitian yang dilakukan dengan cara

pelatihan dan pemberian peluang bagi para peneliti muda untuk

mengasah keahlian menelitinya. Sawyer (2004) mengemukakan

36

bahwa dalam sebuah insttitusi atau universitas penelitian, adanya

kapasitas individu seorang peneliti adalah keahlian (skill),

kompetensi (competency), sikap (attitude) dan nilai (value) dapat

mempengaruhi penelitian seorang dosen (pengajar). Publikasi

ilmiah merupakan salah satu produk utama aktivitas penelitian

ilmiah disamping aplikasi pengetahuan ilmiah yang dihasilkan oleh

dosen. Dengan aktif melakukan publikasi ilmiah, maka dosen akan

menemukan fenomena dan materi baru sehingga informasi yang

didapatkan akan terdepan dan hal ini akan meningkatkan kinerja

para dosen (Witono,2011).

Semakin sering seseorang melakukan penelitian dan

mempublikasikannya, maka keahlian menelitinya akan terasah dan

kepercayaan dirinya untuk meneliti juga akan semakin tinggi,

sehingga yang bersangkutan akan lebih termotivasi untuk

menghasilkan lebih banyak hasil penelitian. Dengan adanya

kapasitas penelitian yang memadai maka kinerja publikasi ilmiah

akan meningkat pula.

Hipotesis 1: Terdapat pengaruh signifikan kapasitas penelitian

dosen terhadap kinerja publikasi ilmiah dosen.

37

2.3.2 Pengaruh Dukungan Organisasi dengan Kinerja Publikasi

Ilmiah

Kotrlik, dkk.,(2002) mengemukakan publikasi penelitian

merupakan indikator yang penting untuk mengukur produktivitas

sebuah Universitas. Oleh karena itu, Universitas juga bertanggung

jawab atas kinerja publikasi ilmiah yang dilakukan oleh para

dosennya. Hal ini membuktikan betapa pentingnya dukungan

organisasi terhadap kinerja publikasi ilmiah dosen. Seperti uraian

yang sudah disebutkan di dalam konsep mengenai dukungan

organisasi di atas, Universitas harus memberikan dukungan baik

berupa material maupun non material terhadap para dosennya

untuk melakukan penelitian dan mempublikasikannya karena tanpa

dosen yang melakukan publikasi secara aktif, maka Universitas

tersebut akan diragukan kredibilitasnya.

Purba (2002) menyatakan dukungan organisasi sangat

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Hasil yang sama

juga dikemukakan oleh Supriyanto (2008), jika organisasi

memberikan dukungan yang baik bagi karyawannya untuk terus

berprestasi, maka karyawan juga akan melakukan tugas dan

fungsinya dengan total bagi kepentingan organisasinya. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa dukungan organisasi juga

38

berpengaruh terhadap kinerja publikasi para dosen di institusi

pendidikan tinggi.

Hipotesis 2: Terdapat pengaruh signifikan Dukungan

Organisasi terhadap Kinerja Publikasi Ilmiah

dosen.

2.3.3 Pengaruh Networking terhadap Kinerja Publikasi Ilmiah

dosen

Katz & Martin (1997), menjelaskan bahwa networking

sangat berpengaruh dengan output publikasi dosen karena semakin

luasnya akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk

melakukan penelitian. Networking dapat dijadikan cara untuk

mengantisipasi kurangnya sumber daya yang dimiliki oleh sebuah

universitas, sehingga dosen yang ingin melakukan penelitian dapat

menemukan sumber daya yang dibutuhkan di tempat lain.

Luciana dan Mourad (2009) juga menyebutkan dalam

simpulan penelitiannya bahwa institusi Pendidikan Tinggi atau

Universitas harus beranjak dari peran tradisionalnya sebagai pusat

dari pengetahuan, akan tetapi Universitas - Universitas harus

membuat sebuah jaringan/network institusi pengetahuan dan

network penelitian yang bekerja sama dan berkolaborasi di

lingkungan yang semakin lama semakin heterogen. Semakin lama

39

ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang, dan

melakukan penelitian dengan mengandalkan sumber daya yang

dimiliki oleh institusi saja tidaklah mencukupi. Universitas sudah

selayaknya terus memelihara network yang sudah ada dan

membangun network yang baru untuk memudahkan para dosen

dalam melakukan penelitian (Enos, 2010). Lebih lanjut dijelaskan

oleh (Commonwealth Ilmu Council (CSC), 2000) bahwa adanya

networking dapat memunculkan penelitian yang efektif. Karena

mendorong para peneliti untuk memungkinkan tantangan global

yang harus ditangani lebih efektif, meningkatkan inovasi,

mendorong kepemilikan dan kerjasama serta merangsang cara-cara

baru berkomunikasi. Untuk itu jika networking dibangun dengan

maksimal, maka akan menarik dosen untuk dapat melakukan

penelitian dan mempublikasikannya.

Hipotesis 3: Terdapat pengaruh signifikan Networking

terhadap Kinerja Publikasi Ilmiah dosen”

2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis

Berdasarkan telaah teoritis yang dilakukan pada bagian awal,

selanjutnya dibentuk sebuah model penelitian yang akan menjadi

kerangka penelitian dan panduan bagi pemecahan masalah yang

diajukan dalam penelitian ini. Penelitian ini memiliki 3 independen

40

variabel (X) kapasitas penelitian dosen, dukungan organisasi, dan

networking, serta satu variabel dependen (Y) yaitu kinerja publikasi

dosen. Model dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2

Model Kerangka Pemikiran

Kapasitas Meneliti

Dosen (X1)

Dukungan

Organisasi (X2)

Kinerja

(Y)

Networking (X3)