bab ii tinjauan pustaka 2.1 konsep 2.1.1 kinerja …...menerbitkan karya-karya mereka melalui...
TRANSCRIPT
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
2.1.1 Kinerja Publikasi Ilmiah
Menurut Mangkunegara (2001) kinerja dapat didefinisikan
sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai
oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai yang diberikan
kepadanya.Lebiih lanjut lagi, Aththaariq (2013) mendefinisikan
bahwa kinerja adalah prestasi yang diciptakan oleh suatu
organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan
tingkat kesehatan organisasi tersebut.berdasarkan pengertian di
atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja yang efektif memiliki dua
tujuan, yaitu menjadi panduan dalam membuat keputusan di dalam
organisasi dan sebagai dasar dalam melakukan evaluasi kerja.
Menurut Panduan Penulisan Artikel Publikasi Ilmiah
Universitas Brawijawa (2010) yang dimaksud dengan publikasi
ilmiah adalah jurnal ilmiah yang memuat hasil kegiatan bidang
keilmuan tertentu, baik berupa hasil pengamatan empirik maupun
kajian konseptual, yang bersifatpenemuan baru, maupun koreksi,
pengembangan, dan penguatan terhadapparadigma, konsep,
prinsip, hukum, dan teori yang sudah ada.Sebagian besar karya-
13
karya akademis tersebut dipublikasikan dalam jurnal ilmiah atau
dalam bentuk buku. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya publikasi ilmiah, maka akan terdapat sebuah sarana
komunikasi antar pelaku dalam bidang-bidang keilmuan tertentu,
sehingga dimungkinkan adanya penggunaan, pengembangan,
kajian, maupun pengakuan atas karya ilmiah yang dihasilkan dan
dipublikasikan.
Kinerja publikasi ilmiah adalah serangkaian publikasi
ilmiah yang telah dilakukan dosen sesuai dengan Kinerja Utama
Penelitian yang dikeluarkan oleh Dikti (2013). Kinerja Utama itu
berisi luaran (publikasi) yang antara lain berupa:
1. Publikasi Ilmiah (internasional, nasional, dan lokal)
2. Pemakalah dalam pertemuan ilmiah (internasional, nasional,
dan lokal)
3. Keynote speaker dalam pertemuan ilmiah (internasional,
nasional, dan lokal)
4. Visiting lecturer atau dosen tamu (internasional)
5. Hak atas kekayaan intelektual (paten, paten sederhana, Hak
cipta, merk dagang, rahasia dagang, desain produk industri)
6. Teknologi tepat guna
7. Model/prototype/desain/karya seni/rekayasa sosial
14
8. Buku ajar (ISBN)
9. Laporan penelitian yang belum dipublikasikan
10. Jumlah dana kerjasama penelitian (internasional, nasional,
dan lokal)
Salah satu tugas pokok perguruan tinggi adalah
mengembangkan ilmu pengetahuan. Tugas tersebut direalisasikan
melalui pengkajian dan riset-riset ilmiah yang dilakukan oleh
komunitas akademik yang terdapat di dalamnya, terutama para
dosen. Dengan demikian tugas para dosen tidak terbatas pada
kegiatan mengajar saja. Mereka juga dituntut terus melakukan
riset-riset ilmiah secara serius dalam bidang yang digelutinya agar
dapat menyumbang dan memperkaya ilmu pengetahuan. Para
dosen sudah selakyaknya diharuskan untuk terus melakukan
penelitian dan menerbitkan karya-karya mereka melalui jurnal-
jurnal ilmiah atau buku. Seorang dosen yang tidak lagi meneliti
dan menerbitkan karya ilmiahnya akan diberhentikan oleh
universitas meskipun dia telah bekerja dalam waktu yang lama.
Suharto (2011) mengemukakan bahwa publikasi ilmiah
merupakan serangkaian publikasi yang dilakukan oleh dosen
berdasarkan paper review dalam rangka mencapai tingkat
objektifitas setinggi mungkin sesuai dengan kinerja utama
15
penelitian yang telah ditetapkan dikti. Lebih lanjut, menurut
Suharto (2011) terdapat beberapa indikator yang umumnya dipakai
untuk menilai produktivitas ilmiah seorang dosen adalah sebagai
berikut :
a. Jumlah dan kualitas publikasi ilmiahnya
Para dosen diharuskan untuk terus melakukan penelitian dan
menerbitkan karya-karya mereka melalui jurnal-jurnal ilmiah
atau buku. Karya ilmiah yang diciptakan hendakan dilakukan
secara berkelanjutan supaya tingkatan karya ilmiah yang
dihasilkan dapat diukur, misalnya dari karya ilmiah lokal
menjadi nasional.
b. Penghargaan dan pengakuan atas karya maupun integritas
ilmiahnya
Dosen dituntut untuk terus meningkatkan kemampuan ilmiah
dan kepribadiannya melalui berbagai upaya yang mungkin
dilakukannya. Adanya karya ilmiah memungkinkan dosen
untuk mendapatkan penghargaan dan pengakuan atas karya
ilmiah mereka baik dari fakultas maupun Universitas.
c. Tingkat aktivitas ilmiahnya
Sebagai seorang peneliti, dosen diharapkan aktif dalam
keanggotaannya di lembaga - lembaga ilmiah dan
16
partisipasinya dalam seminar, lokakarya dan kegiatan ilmiah
lainnya.
2.1.2 Kapasitas dosen untuk melakukan penelitian
Grant dan Agosto (2008) mengatakan bahwa kapasitas
pengajar didefinisikan sebagai pengetahuan, keahlian dan karakter
yang dimiliki oleh seorang pengajar. Hal senada juga diungkapkan
oleh Krim (2009) yang menyebutkan bahwa agar seorang pendidik
dapat sukses, maka ia harus memiliki ketiga hal tersebut, yaitu
pengetahuan, keahlian, dan karakter. Lebih lanjut lagi, Krim
(2010) mengatakan bahwa teacher capacity fokus pada
karakteristik pendidikan yang terus berkembang serta implikasi
sosial dan politik yang mengikutinya sebagai seorang pendidik. Ini
adalah sebuah proses yang berkelanjutan yang membuat pengajar
atau pendidik dapat beradaptasi dengan baik dan fleksibel dalam
menjalankan perannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa seorang pendidik, dalam hal ini adalah dosen, haruslah
memiliki kapasitas yang memadai untuk menjalankan fungsinya
dengan baik, dan hal ini dapat diperoleh dengan sebuah proses
yang berkelanjutan yang dilakukan melalui aktiviitas-aktivitas
pengembangan kapasitas seperti mengikuti pelatihan, berpartisipasi
dalam collaborative teaching maupun aktif dalam kegiatan
17
penelitian. Adapun kapasitas dosen ini sebagai pengetahuan,
keahlian, dan karakter yang dimiliki oleh dosen dalam
menjalankan salah satu tugas pokoknya sebagai seorang peneliti.
Sulo, dkk., (2012) menemukan bahwa kualifikasi yang
dimiliki oleh peneliti merupakan penentu utama dalam
menentukan output penelitian. Dari pernyataan ini, dapat dipelajari
bahwa seorang peneliti haruslah memiliki keahlian penelitian yang
memadai untuk dapat menghasilkan penelitian. Patchawong,
Wangpan, dan Ounjit (2012) mengatakan bahwa akan sulit bagi
seorang dosen yang belum berpengalaman dalam melakukan
penelitian untuk mendapatkan kepercayaan dari para donor untuk
mendapatkan pendanaan untuk penelitiannya. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa para pendonor (baik pemerintah maupun
donor non-pemerintah) lebih memilih untuk mengalirkan dana bagi
para dosen yang memang sudah ahli dalam membuat penelitian,
karena mereka lebih ahli dalam menentukan anggaran yang
dibutuhkan untuk mewujudkan penelitian tersebut. Dosen yang
memiliki kapasitas optimal untuk melakukan penelitian akan lebih
mendapatkan keuntungan dibandingkan dengan mereka yang
tidak/kurang memiliki kapasitas untuk meneliti.
18
Aththaariq (2013) menjelaskan bahwa kapasitas
merupakan kemampuan untuk menjalankan aktivitas dalam
pekerjaan atau fungsi sesuai dengan standar kerja yang diharapkan.
Di dalam kapasitas ini terdapat serangkaian keahlian yang cukup
untuk digunakan sesorang untuk melakukan audit secara obyektif.
Dalam penelitian ini, dibatasi kapasitas dosen hanya dalam
cakupannya untuk melakukan penelitian dan publikasi ilmiah.
Kapasitas seseorang dalam melakukan penelitian mencakup
keahlian (skills), kompetensi (competencies), sikap (attitudes), dan
nilai (values) yang dimiliki oleh seseorang dan dapat
dikembangkan melalui program pelatihan dan kikutsertaan dalam
kegiatan penelitian (Sawyerr, 2004).
a. Research skills (keahlian meneliti)
Johnson (2011) menyatakan bahwa seorang dosen harus memiliki
keahlian untuk melakukan penelitian, yang mencakup kemampuan
untuk memilih area disiplin ilmu, kemampuan untuk memilih
seorang pembimbing/mentor, kemampuan untuk memilih gaya dan
format publikasi, kemampuan untuk membuat proposal pengajuan
dana penelitian, kemampuan untuk memahami integritas penelitian
dan mengetahui etika penelitian, kemampuan untuk menentukan
19
kemana penelitian akan dipublikasikan, kemampuan untuk
berkolaborasi antara industri dan akademisi (practicability)
b. Lecturer’s competencies (kompetensi dosen)
Anggraeni (2013) menyatakan bahwa kompetensi adalah
karakteristik dasar yang dimiliki oleh seseorang yang
mempengaruhi keefektifannya dalam berfikir dan bertindak, serta
memberikan kinerja terbaiknya dalam menyelesaikan sebuah
pekerjaan atau situasi. Lebih lanjut lagi, kami mengadopsi
beberapa jenis kompetensi yang berhubungan dengan faktor
internal dosen untuk melakukan penelitian (Anggraeni, 2013):
a. Semangat untuk berprestasi dan bertindak, yang didalamnya
memuat kompetensi berorientasi pada pencapaian,
memperhatikan kerapian kualitas, dan akurasi, inisiatif serta
pencarian dan pengumpulan informasi.
b. Kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain yang
berhubungan dengan kegiatan profesional yang dilakukannya..
c. Kekuatan berfikir yang didalamnya memuat kemampuan untuk
berfikir analitis, kemampuan berfikir holistik dan mampu
memahami hal mendasar dari suatu permasalahan yang
kompleks, dan kemampuan berfikir teknis sesuai dengan
keahlian yang dimilikinya.
20
d. Keefektifan individu yang memuat kemampuan untuk
mengontrol emosi dan mampu beradaptasi dengan perubahan
yang terjadi di dalam institusi, serta berkomitmen terhadap
organisasi, yang berarti bahwa segala tindakan yang
dilakukannya memperhatikan kebutuhan, prioritas dan tujuan
organisasi.
c. Lecturer’s attitude (Sikap Peneliti)
Papanastasiou (2005) telah mengembangkan sebuah instrument
yang digunakan untuk mengukur sikap yang dimiliki oleh sesorang
terhadap penelitian. Instrument ini diberi nama “Attitude Toward
Reseach” (ATR), yang didalamnya memuat lima jenis sikap yang
mungkin muncul dari diri peneliti, diantaranya:
a. Kegunaan penelitian bagi karir, pengembangan profesional,
dan pengembangan keahlian di bidang yang dikkuasainya
b. Stress, ketakutan, kesulitan untuk memahami penelitian, dan
sikap-sikap negative lainnya
c. Kesukaan terhadap penelitian dan sikap-sikap positif lainnya
d. Kegunaan dan relevansi penelitian terhadap kehidupan peneliti;
serta
e. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi berkaitan dengan penelitian.
21
d. Lecturer’s value (Nilai Peneliti)
Menurut Inter Academy Council (2012), seorang peneliti wajib
memiliki 7 nilai berikut ini:
1) Kejujuran (honesty) yang berarti bahwa saat ia membuat dan
mengkomunikasikan hasil penelitiannya serta aplikasi dari
penelitiannya tersebut, ia harus melakukannya dengan
menyeluruh, tanpa ada yang disembunyikan
2) Keadilan (fairness) yang berarti bahwa ia harus mampu
memperlakukan orang lain (subyek maupun obyek
penelitiannya) dengan penuh rasa hormat dan perhatian
3) Obyektif (objectivity) yang berarti bahwa seorang peneliti
harus mampu melihat segala sesuatu di luar batas persepsi dan
bias yang dimilikinya sehingga mampu membuat bukti-bukti
empiris yang pada akhirnya akan menggurung kita pada
kesimpulan yang baik
4) Reliabilitas (dapat dipercaya) yang berarti bahwa peneliti
berkewajiban untuk mengembangkan metode yang dapat
meningkatkan reliabilitas penelitiannya dan kemudian patuh
terhadap metode yang dipilihnya atau mampu menunjukkan
bahwa jika alternatif pendekatan lain dilakukan tidak akan
mengurangi reliabilitas dari hasil penelitiannya tersebut
22
5) Bersikap Skeptis (sceptism) dalam artian bahwa seorang
peneliti harus berfikir bahwa hasil dan kesimpulan dari
penelitian yang dilakukannya masih memiliki kekurangan-
kekurangan sehingga masih membuaka kesempatan bagi
peneliti lain untuk terus meneliti ulang atau meningkatkan
kualitas penelitiannya
6) Akuntabilitas (accountability) yang berarti bahwa ia harus
mampu mempertanggung jawabkan penelitiannya kepada
peneliti lain, masyarakat yang lebih luas, dan kepada dunia
7) Keterbukaan (openness) dimana seorang peneliti harus
bersikap terbuka atas penelitian yang dilakukannya. Walaupun
setiap peneliti memiliki hak untuk bekerja secara independen
akan tetapi ia harus tetap terbuka mengenai hasil, temuan, dan
kesimpulan penelitiannya serta bukti-bukti penelitiannya dan
alasan-alasan yang mendasarinya sehingga penelitiannya dapat
terus dikembangkan dan terus diteliti ulang..
Melengkapi apa yang telah dikemukakan oleh Sawyerr
(2004), berikut ini adalah model pemetaan pengembangan
kapasitas penelitian yang diadopsi dari Anne Whitworth, Shona
Haining, dan Helen Stringer (2012) yang menjelaskan tentang
indikator pengembangan kapasitas yang dapat dilakukan oleh
23
seluruh pihak yang berminat terhadap penelitian, peneliti pemula,
anggota tim peneliti, maupun peneliti ahli
Diagram 2.1
Model pemetaan pengembangan kapasitas penelitian yang diadopsi
dari Anne Whitworth,Shona Haining dan Helen Stringer (2012)
Dari diagram 2.1 diatas, dengan merujuk pada definisi
kapasitas yang diadopsi dari Sawyerr (2004) dapat dikelompokkan
Peneliti
aktif/ahli Peneliti
madya Peneliti Pemula
Semua orang yang
memiliki ketertarikan
pada penelitian
Anggota tim peneliti,
orang yang baru ingin
meneliti, orang yang
dahulu pernah
melakukan penelitian
Kepala penelitian,
dosen, mahasiswa
program doktoral ORANG
YANG
TERLIBAT
PENELITIAN
KAPASITAS
YANG PERLU
DITINGKATKAN
Membangun
jejaring, keahlian
menulis,
pemberian
bimbingan
Metodologi
penelitian, tata
laksana
penelitian, etika
dan nilai
penelitian,
keahlian menulis,
seminar
penelitian, desain
kuesioner,
fasilitasi dalam
melakukan
penelitian
Pelatihan mengenai
penelitian,
bagaimana
membuat tinjauan
pustaka dan
mereview
penelitian/jurnal,
statistika dasar,
berfikir ilmiah, dan
menggunakan
referensi
24
bahwasannya kapasitas peneliti menurut Whitworth dkk. (2012)
terdiri dari 4 komponen, yaitu (1) keahlian meneliti (skills) yang
merupakan keahlian dasar yang dimiliki seseorang untuk dapat
melakukan penelitian, (2) kompetensi untuk melakukan penelitian
(research competence), (3) sikap seseorang terhadap penelitian
(research attitude) yang didalamnya memuat bersedia untuk
menjadi anggota tim dalam sebuah penelitian dan rasa ketertarikan
untuk meneliti; serta (4) nilai peneliti (researcher’ value) yang
didalamnya memuat pengetahuan mengenai etika dan nilai serta
moral dalam melakukan penelitian.
Seiring bertambahnya pengalaman seseorang dalam
melakukan penelitian, akan berkembang juga budaya penelitian
yang ia miliki, sehingga dengan terus melatih kemampuan
meneliti, para dosen ini akan dapat mengasah kapasitas
menelitinya, dan ini akan meningkatkan akses yang dimilikinya
terhadap sumber-sumber yang dibutuhkan untuk melakukan
penelitian, seperti materi penelitian maupun pendanaan.
2.1.3 Dukungan Organisasi (Organizational Support)
Dukungan organisasi didefinisikan sebagai sejauh mana,
menurut para karyawan, organisasi/institusi tempat ia bekerja
peduli terhadap para karyawannya dengan baik dan menghargai
25
kontribusi para karyawannya terhadap organisasi (Purba, 2002).
Lebih lanjut lagi, Supriyanto (2008) dalam hasil penelitiannya
mengatakan bahwa terdapat hubungan antara dukungan organisasi
dengan kinerja, sehingga apabila karyawan merasa bahwa jika
organisasi tempat mereka bekerja memberikan dukungan atas
pekerjaan dan kontribusi yang mereka lakukan terhadap
organisasi, maka kinerja mereka akan cenderung meningkat.
Dalam konteks pendidikan tinggi, banyak universitas
besar telah menerbitkan pengumuman tahunan kepada publik
maupun stakeholdernya mengenai jumlah publikasi ilmiah yang
dikeluarkan oleh institusinya dibandingkan dengan institusi-
institusi pesaingnya (Toutkoushian,dkk., 2003). Hal ini merupakan
upaya dan dukungan dari universitas untuk mendorong para
dosennya untuk melakukan publikasi ilmiah, sekaligus
mempromosikan kepada publik bahwa universitasnya memiliki
daya saing yang unggul di bidang pengembangan ilmu
pengetahuan maupun teknologi. Akan tetapi, masih banyak pula
institusi pendidikan tinggi yang lebih mementingkan aspek
pengajaran dimana dalam penelitian Toutkoushian dikatakan
bahwa universitas semacam ini memiliki jumlah publikasi yang
lebih rendah. Ini membuktikan bahwa dukungan organisasi
26
merupakan sebuah faktor penting yang menentukan kuantitas
publikasi ilmiah dari sebuah institusi pendidikan tinggi.
Kotrlik, dkk., (2002) mengatakan bahwa publikasi yang
berupa jurnal maupun makalah yang dipresentasikan dalam sebuah
konferensi merupakan indikator yang penting untuk mengukur
produktivitas sebuah universitas. Sulo, dkk., (2012) menyebutkan
dalam rekomendasi penelitiannya bahwa universitas harus
membuat serangkaian rencana untuk memfasilitasi para dosennya
agar mereka terus menghasilkan penelitian-penelitian yang
nantinya akan dipublikasikan.
Dukungan Universitas secara garis besar dapat
disimpulkan sebagai dukungan yang diberikan institusi kepada
fakultas dan jajaran stafnya untuk melakukan tugas dan tanggung
jawabnya, salah satunya adalah untuk menyelenggarakan
penelitian demi keberlangsungan kualitas dan produktivitas
fakultas dan universitas (www.arizona.edu). Dengan kata lain,
dengan memberikan dukungan penuh kepada para dosen di setiap
fakultas, maka akan secara langsung berdampak pada produktivitas
dan peningkatan kualitas fakultas yang bersangkutan. Jika fakultas
memiliki kualitas dan produktivitas yang baik, maka universitas
juga akan meningkat kredibilitasnya.
27
Lebih lanjut dijelaskan dalam (www.arizona.edu) bahwa
dukungan organisasi yang diberikan kepada individu dalam hal ini
dosen adalah :
a. Dukungan pendanan dari Universitas
Universitas juga harus mengalokasikan dana khusus yang
mencukupi untuk mendorong para dosennya untuk membuat
dan mempublikasikan penelitiannya.
b. Peluang untuk mengembangkan diri
Adanya publikasi ilmiah yang dilakukan oleh para dosen
diharapkan akan dapat membantu para dosen untuk terus
meningkatkan kekayaan keilmuan dan juga dapat digunakan
untuk mengembangkan dirinya, baik dalam pembaharuan
keilmuan maupun dalam karirnya.
c. Fasilitas untuk penelitian
Dukungan yang bisa diberikan oleh Universitas kepada para
dosen meliputi fasilitas-fasilitas seperti alokasi sumber daya
penelitian seperti materi perpustakaan, akses internet,
komputer, laboratorium, dan pembuatan pusat penelitian yang
mengkoordinir penelitian-penelitian yang dilakukan oleh
Universitas, fakultas, maupun institusi lain di wilayah
cakupannya. Selain itu Universitas juga dapat mendorong
para dosen untuk memperoleh gelar yang lebih tinggi dan
28
menguasai keahlian khusus dalam metodologi penelitian,
mendorong para dosen untuk mempublikasikan karya ilmiah
yang pernah dikerjakannya, memperbaiki lingkungan dan
budaya penelitian yang ada di universitasnya, salah satunya
dengan membuat in-house journal sendiri di dalam
institusinya sehingga akan memotivasi dosen untuk membuat
lebih banyak publikasi lokal, serta melakukan upaya-upaya
dan membuat program-program yang dapat menarik para
pendonor untuk memberikan pendanaan bagi para dosen yang
akan melakukan penelitian.
2.1.4 Jejaring (Networking)
Network atau jejaring merupakan koneksi yang
memungkinkan untuk mendapatkan tiga keuntungan, yaitu
mendapatkan informasi khusus (personal information yang bukan
merupakan public information), memperoleh akses atas
serangkaian keahlian yang dibutuhkan, dan memungkinkan kita
untuk mengakses bahkan memiliki kekuasaan untuk
menggunakannya (Uzzi & Dunlap, 2005). Dalam rencana strategis
Universitas Arizona (2012) network didefinisikan sebagai
kerjasama yang terjalin antara universitas dengan pemerintah,
organisasi swasta, dan organisasi nirlaba yang bertujuan untuk
29
mendistribusikan penelitian dan memperkuat pelayanan pelayanan
publik yang dilakukan oleh Universitas (www.arizona.edu).
Networking memungkinkan kita untuk bertemu dengan
banyak orang dengan berbagai disiplin ilmu dan keahlian serta
kompetensi yang berbeda-beda. Membangun jejaring atau network
merupakan hal yang penting bagi para dosen. Diadopsi dari
indikator yang digunakan oleh University of Arizona
(www.u.arizona.edu), adanya networking yang baik,
memungkinkan para dosen untuk mendapatkan :
a. Kerjasama yang baik
Para pengajar ini umumnya sangat antusias untuk
membangun jejaring dan memperluas kesempatan belajar
mereka di luar institusi. Hal ini akan mendorong terciptanya
kolaborasi antara berbagai dosen dari banyak institusi
pendidikan (Berry, Daughtrey, dan Wieder, 2009).
Kolaborasi bertujuan untuk memperkaya kajian dan cakupan
penelitian sehingga hasil-hasil penelitian yang dibuat
bersama antar para dosen tersebut dapat diterapkan secara
lebih luas. Selain itu, hal ini juga diharapkan akan
memperkaya shared-knowledge antara para peneliti.
30
b. Komunikasi yang baik
Salah satu keuntungan besar dari adanya networking adalah
memungkinkan dosen antar institusi pendidikan tinggi untuk
mengkomunikasikan hasil penelitiannya, baik dalam bidang
ilmu yang sama maupun antar bidang ilmu (Katz & Martin,
1997). Sehingga ada pembelajaran berkesinambungan untuk
menciptakan suatu karya ilmiah yang dapat dinikmati atau
dimanfaatkan oleh publik.
c. Dukungan pendanaan dari pemerintah
Adanya dukungan dana dari pemerintah akan
mempermudah dosen untuk terus membuat penelitian dan
mempublikasikannya. Dengan adanya dana yang cukup
yang disediakan oleh pemerintah, maka dosen akan semakin
termotivasi untuk menciptakan karya – karya baru.
Networking biasanya terjadi antar individu dosen dan
jarang sekali terjadi antar insitusi pendidikan tinggi (Katz &
Martin, 1997). Hal ini dikarenakan setiap universitas memiliki visi,
misi dan strategi yang berbeda-beda yang membuat kerjasama
antar institusi menjadi sedikit sulit untuk dilaksanakan (Wahjudi
(2013). Seorang dosen harus memiliki jejaring/networking yang
31
baik, utamanya untuk melakukan penelitian dan mengembangkan
kompetensi dan keahlian dalam bidang yang dikuasainya.
Menurut Bozionelos (2003) ada dua sumber terciptanya
jaringan atau networking. Pertama adalah jejaring instrumental
(instrumental networking) yang merupakan networking yang
berasal dari hubungan yang terjalin dengan struktur yang lebih
tinggi, yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi promosi jabatan sehingga yang bersangkutan akan
memiliki karir yang lebih baik di masa depan jika memiliki sumber
jaringan jenis ini. Sedangkan yang ke dua adalah jejaring ekspresif
(expressive networking) yang didefinisikan sebagai jaringan yang
berasal dari hubungan dengan orang-orang yang dapat memberikan
kontribusi terhadap perasaan individu yang bersangkutan
(berhubungan dengan emosi dan perhatian), seperti perasaan
diakui, dukungan pertemanan, dukungan emosi, masukan, dll.
Jejaring semacam ini lebih berfungsi sebagai faktor pendorong
atau motivasi bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu
dengan lebih baik, karena yang bersangkutan berada di dalam
sebuah atmosfir kerja dimana banyak orang mendukung apa yang
ia lakukan. Tanpa networking yang memadai, maka dosen akan
memiliki lingkup kerja yang terbatas. Dengan luasnya jejaring
32
seorang dosen, maka akan memberikan dampak atau kontribusi
yang sangat besar, tidak hanya bagi karir dosen itu sendiri, akan
tetapi juga bagi para mahasiswanya, institusi tempat ia bekerja, dan
lebih luas lagi bagi bidang ilmu yang digelutinya.
2.2 Penelitian Terdahulu
No Judul dan
Pengarang
Latar belakang Metode penelitian Hasil analisis
1 Pengaruh
Kompetensi
Dosen
Terhadap
Kinerja Dosen
Di Universitas
Trunojoyo
Madura
(Aththaariq,
2013)
Kompetensi merupakan
suatu alat tolak ukur
untuk mengetahui seperti
apa kualitas dosen yang
ada di Universitas
Trunojoyo Madura, dan
seperti apa out put yang
dihasilkan oleh
Universitas Trunojoyo
Madura, dari hal yang
terkecil seperti itu sudah
dapat dibayangkan
seberapa besar
pentingnya kompetensi
dosen.
Penelitian ini
menggunakan
penelitian kuantitatif
dengan menggunakan
analisis regresi linier
berganda. Populasi
dalam penelitian ini
adalah Dosen di
lingkungan Universitas
Trunojoyo Madura.
Sedangkan jumlah
dosen yang terdapat di
Universitas Trunojoyo
Madura sebanyak 343
dosen.
Jumlah sampel yang
digunakan sebagai data
adalah dosen yang
tersertifikasi aktif
mulai dari tahun 2008
sampai dengan tahun
2011 berjumlah 78
dosen.
Kompetensi pedagogik
(X1), kompetensi
profesional (X2),
kompetensi sosial (X3)
dankompetensi
kepribadian (X4),
berpengaruh secara
signifikan terhadap
variabel terikatkinerja
dosen (Y) baik secara
simultan maupun parsial.
Dari hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa
komepetnsi dosen sangat
berpengaruh terhadap
kinerja dosen yang
tertuang dalam Undang-
undang, yaitu terkait
dengan kegiatan mengajar,
penelitian, dan pengabdian
dan pelayanan
masyarakat.
2 Analisis
Pengaruh
Komitmen
Organisasi dan
Dukungan
Organisasi
Terhadap
Kinerja
Karyawan
(Purba, 2002)
Kinerja karyawan di
beberapa persudahaan
industri mebel di Jepara
belum mencapai tingkat
optimal, sehingga dirasa
perlu untuk
meningkatkan kinerja
karyawan yang bekerja
di industri tersebut.
Menggunakan data
primer yang diambil
dari penyebaran
kuesioner kepada 100
responden yang bekerja
sebagai karyawan.
Teknik pengambilan
sampel menggunakan
teknik purposive
random sampling
dengan kriteria bahwa
karyawan telah bekerja
setidaknya 1 tahun
Secara parsial, terdapat
pengaruh positif dan
signifikan dari variabel
komitmen organisasi
terhadap kinerja karyawan
serta pengaruh positif dan
signifikan dari dukungan
organisasi terhadap kinerja
karyawan.
Secara simultan, kedua
variabel bebas (komitmen
organisasi dan dukungan
organisasi) memiliki
33
dan pendidikan
minimal SLA. Metode
pengumpulan data
menggunakan
Personally
Administrated
Questionnaires. Analisa
Data menggunakan
analisis regresi
berganda dengan
bantuan SPSS ver 10.
pengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja
karyawan.
3 Pengaruh
faktor-faktor
organisasional
terhadap
kinerja dosen
pendidikan
ekonomi (studi
pada lembaga
pendidikan
tenaga
kependidikan
negeri di Jawa
Timur)
(Supriyanto,
2008)
Pada era globalisasi dan
pasar bebas yang terjadi
saat ini, manusia
dihadapkan pada
berbagai perubahan yang
tidak menentu.
Kondisi tersebut telah
mengakibatkan
hubungan yang tidak
linier antara pendidikan
dan lapangan kerja.
Employee outcomes
yang baik diharapkan
dapat menjadi alternatif
solusi hubungan yang
tidak linier antara
pendidikan dan lapangan
kerja.
Penelitian ini berangkat
dari kepuasan kerja dan
kinerja sebagai employee
outcomes.
Penelitian ini bertujuan
untuk menguji pengaruh
faktor-faktor
organisasional(seperti
dukungan organisasi,
hubungan atasan-
bawahan, budaya
organisasi, dan keadilan
organisasi) baik terhadap
kepuasan kerja maupun
kinerja.
Penelitian ini
menggunakan
rancangan survey.
Populasi penelitian ini
adalah semua dosen
tetap pendidikan
ekonomi perguruan
tinggi negeri di Jawa
Timur, yaitu
Universitas Negeri
Malang, Universitas
Negeri Surabaya, dan
Universitas Jember
yang
berjumlah 181 dosen.
Pengambilan sampel
dilakukan
menggunakan teknik
stratifikasi (stratified
random sampling), di
mana
stratifikasi didasarkan
atas jabatan akademik
dosen, yaitu asisten
ahli, lektor, lektor
kepala, dan guru besar.
Besar sampel
ditentukan berdasarkan
formula Daniel dan
Terrel (1989) dan
terpilih 79 dosen
sebagai sampel
penelitian.Akhirnya,
instrumen yang
digunakan untuk
mengukur kinerja
dosen dikembangkan
sendiri oleh peneliti
berdasarkan
Hasil analisis data
menunjukkan bahwa: (1)
terdapat pengaruh budaya
organisasi terhadap
kepuasan kerja, (2)
terdapat
pengaruh dukungan
organisasi terhadap
kepuasan kerja, (3)
terdapat pengaruh
hubungan atasan-bawahan
terhadap kepuasan
kerja, (4) terdapat
pengaruh keadilan
organisasi terhadap
kepuasan kerja, (5)
terdapat pengaruh budaya
organisasi terhadap
kinerja, (6) terdapat
pengaruh dukungan
organisasi terhadap
kinerja, (7) terdapat
pengaruh hubungan
atasan-bawahan
terhadap kinerja, (8)
terdapat pengaruh keadilan
organisasi terhadap
kinerja, dan (9) terdapat
pengaruh kepuasan kerja
terhadap kinerja.
Kesembilan pengaruh
tersebut dapat disatukan
menjadi empat pengaruh
yang lebih utuh yaitu, (1)
terdapat pengaruh budaya
organisasi terhadap kinerja
secara langsung, dan
secara tidak langsung
34
pelaksanaan Tridharma
Perguruan Tinggi yang
tercermin dalam
kegiatan pendidikan
dan
pengajaran, penelitian
dan penulisan karya
ilmiah, pengabdian
kepada masyarakat,
dan kegiatan
penunjuang lainnya.
Instrumen penelitian di
atas divalidasi
berdasarkan validitas
isi (content validity),
dan diuji reliabilitasnya
dengan mengikuti
prosedur Cronbach-
Alpha. Data yang telah
terkumpul selanjutnya
dianalisis
menggunakan analisis
jalur (path analysis)
dengan
bantuan statistical
software SPSS for
Windows ver 11.0
melalui kepuasan kerja, (2)
terdapat pengaruh
dukungan organisasi
terhadap kinerja secara
langsung, dan secara tidak
langsung melalui kepuasan
kerja, (3) terdapat
pengaruh hubungan
atasan-bawahan terhadap
kinerja secara langsung,
dan secara tidak langsung
melalui kepuasan kerja,
dan
(4) terdapat pengaruh
keadilan organisasi
terhadap kinerja secara
langsung, dan secara tidak
langsung melalui kepuasan
kerja.
4 Change Agents,
Networks, And
Institutions: A
Contingency
Theory Of
Organizational
Change
(Buttilana &
Casciaro,
diakses 2013
dari
www.hbs.edu/f
aculty/Publicati
on Files/
Para agen-agen
perubahan sering
menghadapai tantangan
saat akan
mengimplementasikan
perubahan dalam
organisasi. Mereka harus
memperkenalkan sesuatu
yang baru bagi anggota
organisasinya Penelitian
ini ingin meneliti tentang
kondisi bagaimana agen-
agen perubahan tersebut
mempengaruhi anggota
organisasi lainnya,
sehingga mereka mampu
mengadopsi perubahan
tersebut, tanpa takut
dengan status quo.
Disini, networking
informal dijadikan
penentu kesuksesan
dalam proses perubahan
Menggunakan survey
longitudinal dengan
data pelengkap berupa
delapan studi kasus.
Yang dianalisa adalah
68 inisiatif perubahan
organisai yang terjadi
di sektor Layanan
Kesehatan di Inggris
Kemampuan untuk
mempengaruhi pihak lain
yang dimiliki oleh agen
perubahan dipengaruhi
oleh posisi structural yang
ia miliki dan kedekatannya
dengan orang yang ia
pengaruhi.
35
dalam organisasi,
utamanya saat
mempengaruhi pihak
lain(Brass, 1984; Brass
& Burkhardt, 1993;
Gargiulo, 1993; Ibarra,
1993;
Ibarra & Andrews, 1993;
Krackhardt, 1990) dan
mempengaruhi sistem
kebijakan (Laumann,
Knoke, & Kim,
1985; Padgett & Ansell,
1993; Stevenson &
Greenberg, 2000),.
Networking dianggap
mampu untuk
memberikan pengaruh
sosial.
2.3 Pengembangan Hipotesis
2.3.1 Pengaruh Kapasitas Penelitian Dosen Terhadap Kinerja
Publikasi Ilmiah
Rufaidah (2010) menyebutkan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi produktivitas penelitian salah satunya adalah
dengan pengembangan kapasitas yang dimiliki oleh pengajar.
Diuraikan lebih lanjut lagi, Cooke (2005) menyebutkan bahwa
prinsip pertama dari 6 prinsip pengembangan kapasitas seseorang
dalam melakukan penelitian (research capacity development)
adalah pengembangan keahlian yang memadai serta kepercayaan
diri untuk melakukan penelitian yang dilakukan dengan cara
pelatihan dan pemberian peluang bagi para peneliti muda untuk
mengasah keahlian menelitinya. Sawyer (2004) mengemukakan
36
bahwa dalam sebuah insttitusi atau universitas penelitian, adanya
kapasitas individu seorang peneliti adalah keahlian (skill),
kompetensi (competency), sikap (attitude) dan nilai (value) dapat
mempengaruhi penelitian seorang dosen (pengajar). Publikasi
ilmiah merupakan salah satu produk utama aktivitas penelitian
ilmiah disamping aplikasi pengetahuan ilmiah yang dihasilkan oleh
dosen. Dengan aktif melakukan publikasi ilmiah, maka dosen akan
menemukan fenomena dan materi baru sehingga informasi yang
didapatkan akan terdepan dan hal ini akan meningkatkan kinerja
para dosen (Witono,2011).
Semakin sering seseorang melakukan penelitian dan
mempublikasikannya, maka keahlian menelitinya akan terasah dan
kepercayaan dirinya untuk meneliti juga akan semakin tinggi,
sehingga yang bersangkutan akan lebih termotivasi untuk
menghasilkan lebih banyak hasil penelitian. Dengan adanya
kapasitas penelitian yang memadai maka kinerja publikasi ilmiah
akan meningkat pula.
Hipotesis 1: Terdapat pengaruh signifikan kapasitas penelitian
dosen terhadap kinerja publikasi ilmiah dosen.
37
2.3.2 Pengaruh Dukungan Organisasi dengan Kinerja Publikasi
Ilmiah
Kotrlik, dkk.,(2002) mengemukakan publikasi penelitian
merupakan indikator yang penting untuk mengukur produktivitas
sebuah Universitas. Oleh karena itu, Universitas juga bertanggung
jawab atas kinerja publikasi ilmiah yang dilakukan oleh para
dosennya. Hal ini membuktikan betapa pentingnya dukungan
organisasi terhadap kinerja publikasi ilmiah dosen. Seperti uraian
yang sudah disebutkan di dalam konsep mengenai dukungan
organisasi di atas, Universitas harus memberikan dukungan baik
berupa material maupun non material terhadap para dosennya
untuk melakukan penelitian dan mempublikasikannya karena tanpa
dosen yang melakukan publikasi secara aktif, maka Universitas
tersebut akan diragukan kredibilitasnya.
Purba (2002) menyatakan dukungan organisasi sangat
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Hasil yang sama
juga dikemukakan oleh Supriyanto (2008), jika organisasi
memberikan dukungan yang baik bagi karyawannya untuk terus
berprestasi, maka karyawan juga akan melakukan tugas dan
fungsinya dengan total bagi kepentingan organisasinya. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa dukungan organisasi juga
38
berpengaruh terhadap kinerja publikasi para dosen di institusi
pendidikan tinggi.
Hipotesis 2: Terdapat pengaruh signifikan Dukungan
Organisasi terhadap Kinerja Publikasi Ilmiah
dosen.
2.3.3 Pengaruh Networking terhadap Kinerja Publikasi Ilmiah
dosen
Katz & Martin (1997), menjelaskan bahwa networking
sangat berpengaruh dengan output publikasi dosen karena semakin
luasnya akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk
melakukan penelitian. Networking dapat dijadikan cara untuk
mengantisipasi kurangnya sumber daya yang dimiliki oleh sebuah
universitas, sehingga dosen yang ingin melakukan penelitian dapat
menemukan sumber daya yang dibutuhkan di tempat lain.
Luciana dan Mourad (2009) juga menyebutkan dalam
simpulan penelitiannya bahwa institusi Pendidikan Tinggi atau
Universitas harus beranjak dari peran tradisionalnya sebagai pusat
dari pengetahuan, akan tetapi Universitas - Universitas harus
membuat sebuah jaringan/network institusi pengetahuan dan
network penelitian yang bekerja sama dan berkolaborasi di
lingkungan yang semakin lama semakin heterogen. Semakin lama
39
ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang, dan
melakukan penelitian dengan mengandalkan sumber daya yang
dimiliki oleh institusi saja tidaklah mencukupi. Universitas sudah
selayaknya terus memelihara network yang sudah ada dan
membangun network yang baru untuk memudahkan para dosen
dalam melakukan penelitian (Enos, 2010). Lebih lanjut dijelaskan
oleh (Commonwealth Ilmu Council (CSC), 2000) bahwa adanya
networking dapat memunculkan penelitian yang efektif. Karena
mendorong para peneliti untuk memungkinkan tantangan global
yang harus ditangani lebih efektif, meningkatkan inovasi,
mendorong kepemilikan dan kerjasama serta merangsang cara-cara
baru berkomunikasi. Untuk itu jika networking dibangun dengan
maksimal, maka akan menarik dosen untuk dapat melakukan
penelitian dan mempublikasikannya.
Hipotesis 3: Terdapat pengaruh signifikan Networking
terhadap Kinerja Publikasi Ilmiah dosen”
2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis
Berdasarkan telaah teoritis yang dilakukan pada bagian awal,
selanjutnya dibentuk sebuah model penelitian yang akan menjadi
kerangka penelitian dan panduan bagi pemecahan masalah yang
diajukan dalam penelitian ini. Penelitian ini memiliki 3 independen
40
variabel (X) kapasitas penelitian dosen, dukungan organisasi, dan
networking, serta satu variabel dependen (Y) yaitu kinerja publikasi
dosen. Model dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2
Model Kerangka Pemikiran
Kapasitas Meneliti
Dosen (X1)
Dukungan
Organisasi (X2)
Kinerja
(Y)
Networking (X3)