bab ii tinjauan pustaka 2.1 konsep brain gym 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/49252/3/bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Brain Gym
2.1.1 Pengertian Brain Gym
Brain gym yang terdiri dari dua kata yaitu Brain dan Gym. Brain yang berasal dari bahasa
inggris yang artinya otak sedangkan Gym berasal dari kata Gymnastics yang artinya olah raga senam
(Enniza, 2015). Brain Gym merupakan suatu gerakan sederhana yang didesain untuk merangsang
pengoptimalan otak. Hal ini dapat menyangkut keseimbangan otak pada bagian kanan dan kiri,
relaksasi otak belakang dan depan sebagai dimensi pemfokusan, merangsang otak pada bagian
tengah atau biasa disebut limbis dalam pengaturan emosional dan merangsang dimensi
pemusatan pada otak besar (Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017).
Brain Gym adalah latihan yang terangkai menggunakan gerakan yang dinamis, dan
menyilang. Brain gym adalah latihan dengan menggunakan gerakan-gerakan sederhana yang
memiliki tujuan untuk menghubungkan dan menyatukan fikiran dan tubuh (Sariana N, Afiif A,
2017).
Brain Gym merupakan berbagai gerakan sederhana yang menyenangkan dan yang
digunakan oleh para murid di Educational Kinesiology yang biasa di singkat dengan (Edu-K)
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan belajar anak dengan menggunakan otak. Gerakan-
gerakan Brain Gym dapat membuat pelajaran menjadi lebih mudah, serta bermanfaat juga untuk
kemampuan akademik (Pramesti, Sastrawan, & Wardhana, 2018)
Pertama kali yang mengembangkan Brain Gym adalah Paul E. Dennison, Ph.D seorang
yang menjadi pengembang Edu-K dan juga pimpinan di Valley Remidial Group Learning yang
mengembangkan teknik Brain Gym untuk mengajar pada anak-anak yang memilik gangguan serta
kesulitan dalam belajar, bersama dengan istrinya Gail E.Dennison, seorang mantan penari dan
pengajar di holistic health (Adelina, 2015).
12
2.1.2 Manfaat Brain Gym
Manfaat Brain Gym antara lain:
Meningkatkan keseimbangan otak kiri dan kanan (dimensi leteralitas-komunikasi),
meningkatkan fungsi pemfokusan dan pemahaman, meningkakan ketajaman pendengaran
serta penglihatan, meningkatkan daya ingat serta mempercepat kerja otak, membantu
mengurangi dalam kesalahan saat membaca, memori dan kemampuan komperhensif serta
peningkatan rangsangan visual pada penderita gangguan bahasa (Diana Sulis, Adiesty
Ferilia, 2017).
Menurut Dadan, (2017) manfaat Brain Gym adalah dengan melakukan Brain Gym maka
dapat membuat pikiran lebih jernih, lebih berkonsentrasi, anak akan menjadi lebih kreatif
dan efisien dan lebih sehat serta prestasi belajar yang didapatkan anak akan lebih meningkat.
Manfaat lainnya dari Brain Gym adalah belajar dan bekerja tidak akan menjadi stress karena
dilakukan dalam waktu yang singkat, untuk melakukan Brain Gym tidak memerlukan tempat
yang luas dan tempat yang khusus sehingga memerlukan dapat disesuaikan dengan situasi
belajar dalam sehari-hari, Brain Gym dapat meningkatkan kepercayaan diri pada anak, hasil
akan dirasakan dalam hal kemandirian anak saat belajar, secara aktif dapat meningkatkan
keterampilan dan kreativitas yang dimiliki anak karena Brain Gym sangat menyenangkan dan
menyehatkan (Saputra Chendi Bayu, 2017).
Manfaat dari Brain Gym yaitu dapat membuat anak saat belajar atau bekerja tanpa
stress, dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, dan juga dapat meningkatkan
kepercayaan diri. Brain Gym dapat meningkatkan keseimbangan otak kiri dan otak kanan.
Ketika otak kanan dan otak kiri dapat bekerja dengan baik maka otak tengah juga akan aktif
13
dan berfungsi dengan baik. Brain Gym juga dapat merangsang perasaan atau emosional (Rini,
2010)
2.1.3 Macam-Macam Gerakan Brain Gym
Gerakan Brain Gym memiliki 26 gerakan, dimana dalam pemahaman otak dan tubuh
diperluas dengan melibatkan tiga dimensi otak, yakni: dimensi lateralitas, dimensi fokus, dan
dimensi pemusatan (Dennison. E Paul, 2010). Gerak-gerakn dalam Brain Gym sangat
sederhana serta tidak membutuhkan waktu yang lama serta tidak membutuhkan tempat yang
khusus. Sebelum melakukan Brain Gym, ada beberapa hal yang harus di lakukan yaitu:
1. Minum air putih secukupnya.
2. Lakukan pernafasan perut sebanyak 2-8 kali. Pernafasan perut bisa dilakukan dengan
duduk, dengan cara meletakkan tangan di atas perut kemudian menarik nafas kemudian
hembuskan. Cara ke dua yaitu dengan cara terlentang, dimana posisinya terlentang
kemudian meletakkan buku di atas perut kemudian tarik nafas dan hembuskan (Diana
Sulis, Adiesty Ferilia, 2017).
3. Hooks Ups
Gerakan dengan cara mengaitkan kedua tangan kanan dan kiri. Mengaitkan tangan kanan
dan kiri dengan posisi tangan menyilang, kemudian menutup mata dan bernafas dalam.
Gambar 2.1Gerakan Hooks Ups (Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
14
Fungsi dari gerakan Hook Ups yaitu mampu merilekskan saraf-saraf serta dapat
mengaktifkan kembali kerja otak kanan dan otak kiri. Gerakan Hook Ups dapat
dilakukan sebelum melakukan pelajaran (Dennison. E Paul, 2010).
1. Silang (cross crawl)
Gerakan silang bermanfaat untuk membantu agar dapat menggunakan kedua belahan
otak secara bersamaan yaitu otak kiri dan otak kanan.
a. Gerakkan yang di lakukan yaitu menggerakkan menyilang gerakan tangan kanan
bersamaan dengan kaki kiri. Bergerak kedepan, belakang, samping, atau jalan di tempat.
Gambar 2.2 Gerakan Silang
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
b. Menggerakan kaki kiri dan kanan serta menggerakkan tangan kanan dan kiri secara
bergantian.
c. Gerakan silang ini berfungsi untuk mengaktifkan kembali otak kiri dan kanan,
mengaktifkan penglihatan, pendengaran, perabaan serta sentuhan. Gerakan silang
ini juga efektif untuk merangsang otak pada bagian yang menerima informasi
(receptive), sehingga dapat mempermudah proses belajar (Dennison. E Paul,
2010).
2. Angka 8 Tidur (lazy 8s)
15
Gerakan 8 tidur yaitu symbol dari “tak terhingga” sehingga fungsi ari gerakan ini yaitu
untuk mengaktifkan kerja antara kedua belahan otak yaitu otak kiri dan otak kanan,
meningkatkan penglihatan, serta membantu anak yang menderita disleksia
a. Tangan diluruskan kedepan, kemudian membuat angka 8 tidur yang sesuai dengan
instruksi gambar.
b. Gunakan selama 5 kali, kemudian buat angka 8 tidur dengan menggunakan kedua
tangan.
Gambar 2.3Gerakan Angka 8 Tidur
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
3. Coretan Ganda (Double Dooble)
Coretan ganda merupakan menggambar menggunakan kedua tangan yang
dilakukan mulai dari tengah yang berfugsi untuk meningkatkan kemampuan agar
mudah mengetahui arah dan orientasi yang berhubungan dengan tubuh.
a. Perintahkan anak untuk menggambar sesuai dengan keinginan mereka tetapi
menggunakan kedua tangan.
b. Latihan dimulai dengan menggerakan kedua lengan, kemudian ditekuk seidiki, dan
usahkan saat menggambar mata dalam keadaan rileks
c. Hindari memberikan penilaian pada hasil gambaran anak (positif dan negative),
lebih pentingkan prosesnya bukan hasilnya.
d. Memberikan contoh coretan ganda serta gerakan tangan pada saat menggambar.
e. Berikan dukungan pada anak agar dapat menggambar bentuk yang lain.
16
f. coretan ganda berupa gambar pohon, sepertiga, lingkaran, hati.
Gambar 2.4Coretan Ganda (Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
4. Abjad 8 (Alphabet E’s)
Abjad 8 merupakan bentuk perpaduan dengan gerakan 8 tidur. Abjad 8 ini di
aplikasikan dengan menulis angka 8 yang berfungsi untuk melatih kemampuan
menulis setiap huruf dengan jelas terutama pada huruf yang berawal dan berakhir
dengan menulis garis ke bawah seperti n, m, p. fungsi dari abjad 8 ini juga mampu
mengaktifkan kedua belahan otak yaitu bagian otak kanan dan otak kiri,
meningkatkan koordinasi tangan dan mata, menigkatkan kemampuan
keterampilan motorik halus.
a. Setiap anak melakukan gerakan 8 tidur terlebih dahulu sebelum melakukan abjad
8
Gambar 2.5Abjad 8
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
5. Gajah (The Elephant)
Gerakan gajah berfungsi untuk meningkatkan pendengaran, meningkatkan daya
ingat, kemampuan berbicara. Gerakan gajah juga mampu untuk mengintegrasikan
penglihatan, pendnegara seta gerakan pada seluruh tubuh.
17
a. Berdiri dengan tegak, kemudian regangkan sedikit kedua kaki dan lutut sedikit
ditekukan.
b. Luruskan tangan kemudian kepala ditekuk ke atas bahu.
c. Gerakan tangan dan bahu seperti gerakan pada 8 tidur.
Gambar 2.6 Gerakan Gajah
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
6. Putaran Leher (Neck Rolls)
Gerakan memutar leher berfungsi untuk meredakan ketegangan otot pada leher,
merilekskan sistem saraf pusat, memudahkan untuk berbicara serta belajar bahasa.
Jika gerakan ini dilakukan sebelum melakukan pembelajaran maka dapat
meningkatkan kemampuan penglihatan dengan menggunakan kedua mata
(binokular dan pendengaran dengan menggunakan kedua telinga (binaural)
(Dennison. E Paul, 2010).
a. Posisi bahu dinaikkan sedikit, kemudian kepala dalam posisi menunduk
kedepan.
b. Putar kepala dari sisi kanan ke sisi kiri, begitu sebaliknya.
c. Atur pernafasan dengan baik dan teratur, hembuskan nafas dan bayangkan
ketegangan ototo berlahan-lahan menghilang.
18
Gambar 2.7 Gerakan Putaran Leher (Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
7. Goyangkan pinggul (The Rocker)
Gerakan goyangkan pinggul berfungsi untuk meningkatkan kemampuan untuk
mengkoordinasikan seluruh tubuh, serta meningkatkan kemampuan untuk
berkonsentrasi dan pemahaman.
a. Letakkan kedua tangan dibelakan tubuh,
b. Kedua kaki ditekuk dan sedikit di angkat kemudian dipinggul diputar dari arah
kiri ke kanan.
Gambar 2.8 Gerakan Goyangkan Pinggul
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
8. Pernafasan Perut (Belly Breathing)
Pernafan perut berfungsi untuk meningkakan aliran oksigen ke seluruh tubuh dan
otak untuk meningkatkan energi, dapat memperbaiki kemampuan membaca dan
berbicara.
a. Berdiri tegak, kemudian letakkan kedua tangan di atas perut.
19
b. Tarik nafas melalui hidung dan tahan selama selama 5 detik kemudian
hembuskan melalui mulut.
Gambar 2.9 Pernafasan Perut
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
9. Silang Berbaring (Cross Crawl Sit-up)
Gerakan ini dapat mengaktifkan kembali kedua belahan otak, mengaktifkan kerja
otak kembali untuk mengkoordinasi penglihatan, pendengaran. Jadi mampu
meningkatkan kembali kemampuan dalam mendengar, membaca menulis, dan
kemampuan dalam mengingat.
a. Atur posisi dalam posisi terlentang, posisi tangan ditekuk ke belakang.
b. Kepala diangkat dan kdua kaki ditekuk dan diangkat secara bergantian.
Gambar 2.10 Geran Silang Berbaringak
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
10. Mengisi Energi (Energyzer)
Mengisi energi (energizer) berfungsi untuk menjaga ketahanan otot dan tulang
belakang agar tetap fleksibel dan rileks. Mengisi energy (energizer) juga berfungsi
20
untuk memperbaiki sikap tubuh, meningkatkan konsentrasi saat proses
pembelajaran.
a. Posisi duduk di kursi,kemudian letakkan tangan diatas meja dan tegakan
pundak, leher dan kepala menghadap kedepan.
b. Keudian tarik nafas secara perlahan kemudian hembuskan. Pertahankan posisi
pundak, leher, kepala tegak dan menghadap kedepan.
c. Hembuskan nafas, sambil dagu tundukkan sedikit.
Gambar 2.11 Mengisi Energi (Energyzer)
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
11. Membayangkan “X” (Think of An X)
X berartu excellent anak di minta untuk membayangkan bahwa sebelum melakukan
sesuatu berfikir X terlebih dahulu, agar bisa bergerak lebih dan berfikir dengan
mudah serta apa yang di takutkan oleh anak biasanya tidak akan menakutkan lagi.
Gambar 2.12 Membayangkan “X” (Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
12. Gerakan Burung Hantu (The Owl)
21
Gerakan burung hantu (the owl) yang berfungsi untuk mengurangi ketegangan otot
pada leher, meningkatkan konsentrasi dan daya ingat serta kemampuan saat
membaca dan berhitung
d. Atur posisi dengan posisi berdiri
e. Pijat bahu kiri menggunakan tangan kanan
f. Gerakkan kepala ke arah kiri dan kanan.
g. Hembuskan nafas pada asaat melakukan gerakan kepala ke kanan dan ke kiri
h. Lakukan hal yang sama pada bahu kanan.
Gambar 2.13 Gerakan Burung Hantu (The Owl)
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
13. Mengaktifkan Tangan (Arm Activition)
Gerakan lambaikan tangan (Arm Activition) berfungsi untuk mengurangi ketegangan
pada otot bagian pundak, mengontrol gerakan motorik kasar dan mototrik halus,
meningkatkan koordinasi tangan dan mata.
a. Atur posisi dalam keadaan berdiri Kemudian angkat tangan kanan keatas
kemudian tangan kiri berada dibelakang kepala dan dibawah siku.
b. Gerakkan tangan kanan kearah luar dan dalam, depan dan belakang.
c. Tarik nafas dan hembuskan nafas secara perlahan.
22
Gambar 2.14 Gerakan Lambaikan Tangan (Arm Activition)
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
14. Melambaikan kaki (The Footflex)
Gerakan melambaikan kaki (The Footflek) berfungi untuk meningkatkan sistem kerja
otak bagian depan dan belakang, serta dapat melancarkan kemampuan
berkomunikasi.
a. Atur posisi dalam keadaan duduk, kemudian letakkan kaki kanan di atas kaki
kirir sesuai dengan petunjuk pada gamabr.
b. Pijat bagian otot pada kaki dan Tarik nafas kemudian hembuskan secara
perlahan.
c. Lakukan hal yang sama pada kaki yang lainnya
Gambar 2.15 Melambaikan kaki (The Footflex)
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
15. Pompa Betis (The Calf Pump)
Gerakan pompa betis (the claf pump) berfungsi untuk mengitegrasi otak bagian depan
dan belakang, dan meningkatkan kemampuan daya ingat, serta meningkatkan
konsentrasi belajar.
23
a. Atur posisi dalam keadaan berdiri . krmudian buka kaki kanan ke arah belakang
dengan posisi tumit terangkat dan posisi kaki kaki kiri dengan lutut yang
ditekuk menghadap ke depan.
b. Atur pernafasan. Kemudian lakukan gerakan ke bawah sampai kaki kanan
terasa ada tarikan pada betis. Tahan beberapa saat posisi ini.
c. Tarik nafas dan hembuskan nafas sambil kaki di atur ke posisi semula.
d. Lakukan hal yang sama pada kaki yang lainnya.
Gambar 2.16 Pompa Betis (The Calf Pump)
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
16. Luncuran Gravitasi (The Gravity Glider)
luncuran gravitasi berfungsi utuk mengatur keseimbangan pada tubuh serta
meningkatkan kemampuan dalam memusatkan fikiran.
a. Atur posisis dalam keadaan duduk kemudian kedua kaki di silangkan.
b. Bungkukkan badan ke depan dan menyentuh kedua kaki.
c. Lakukan hal yang sama pada kaki yang lainnya.
Gambar 2.17 Luncuran Gravitasi
24
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
17. Gerakan Pasang Kuda-kuda (The Grounder)
Gerakan pasang kuda-kuda (the grounder) berfungsi untuk meningkatkan ingatan
jangka pendek, tubuh terasa rileks, meningkatkan konsentrasi pada saat belajar.
a. Atur posisi dalam keadaan berdiri, kemudian regangkan dengan posisi kaki
kanan ke belakang dan kaki kiri kedepan.
b. Tarik nafas dengan posisi kepala lurus kedepan, tekuk lutut kaki kanan sambil
menghembuskan nafas.
c. Ulangi gerakkan tersebut pada kaki yang lainnya.
Gambar 2.18 Gerakan Pasang Kuda-Kuda (The Grounder)
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
18. Minum Air (Drink Water)
minum air berfungsi untuk melancarkan aliran darah ke otak dan ke seluruh tubuh
dan meningkatkan konsentrasi.
. Gambar 2.19 Minum Air
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
25
19. Gerakan Saklar Otak (Brain Buttons)
Gerakan saklar otak berfungsi untuk meningkatkan aliran oksigen ke otak dan
seluruh tubuh, menstimulasi peredaran darah untuk meningkatkan aliran darah ke
otak
a. Atur posisi dalam keadaan berdidi tegak, kemudian letakkan jari telunjuk dan
ibu jari tangan kanan pada tulang, kemudian letakkan tangan tangan kiri diatas
pusar.
Gambar 2.20 Gerakan Saklar Otak (Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
20. Gerakan Tombol Bumi (Earth Buttons)
Gerakan tombol bumi (Earth Buttons) berfungsi untuk meningkatkan otak untuk
berkonsentrasi pada saat belajar.
a. Atur posisi dalam keadaan beridiri.
b. Letakkan dua jari tangan kanan di dagu dan tangan kiri diletakkan di atas pusar.
Gambar 2.21 Gerakan Tombol Bumi (Earth Buttons)
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
21. Gerakan Tombol Keseimbangan (Balance Buttons)
26
Gerakan tombol keseimbangan (Space Buttons) berfungsi untuk menjaga
keseimbangan tubuh, meningkatkan kemampuan untuk berkonsentrasi, serta
kesiapan dalam menerima pelajaran.
a. Letakkan tangan di daerah belakang telinga menggunakan tangan kanan,
kemudian letakkan tangan kiri di atas pusar.
Gambar 2.22 Gerakan Tombol Keseimbangan (Balance Buttons)
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
22. Tombol Angkasa (Space buttons)
Gerakan tombol angkasa (Space Buttons) berfungsi untuk mengurangi ketegangan
dan ketakutan, serta dapat merilekskan sistem saraf pusat.
a. Atur posisi dalam keadaan berdiri, kemudian letakkan dua jari tangan kanan di
bawah bidung
b. Dan letakkan tangan kiri di pinggang atau di bagian tulang ekor
c. Kemudian taring nafas dan hembuskan.
Gambar 2.23 Gerakan Tombol Angkasa (Space buttons)
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
23. Menguap Berenergi (The Energy Yawn)
27
Gerakan menguap berenergi (The Energy Yawwn) berfungsi untuk merilekskan otot-
otot pada tubuh, meningkatkan penglihatan, serta meningkatkan kemampuan
membaca dan bicara.
a. Atur posisi senyaman mungki bisa dalam posisi berdiri atau duduk
b. Lakukan pijatan dibawah tulang pipi sambil membuka mulut.
c. Menguap dengan mengeluarkan suara untuk merilekskan otot.
Gambar 2.24 Gerakan Berenergi (The Energy Yawn)
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
24. Pasang telinga (The Thingking Cap)
Pasang telinga (the thingking cap) berfungsi untuk menjaga kebugaran fisik dan
mental, meningkatkan kerja otak untuk memiliki ingatan jangka pendek, dan
kemampuan mendengar, mengingat, dan berbicara.
a. Atur posisi dalam keadaan berdiri, kemudian letakkan kedua tangan pada kedua
daun telinga dan di pijat serta di tarik keluar, kesamping, dan bawah
menggunakan jempol dan jari telunjuk.
Gambar 2.25 Pasang telinga (The Thingking Cap)
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
25. Titik Positif (Cross Crawl)
28
Gerakan cross crawl berfungsi untuk menenangkan fikiran, menghilangkan stress.
a. Letakkaan kedua tangan ditengah-tengah diatas alis, Kemudian berikan pijitan
secara halus agar lebih rileks. Cross crawl ini bisa dilakukan bersama teman atau
melakukan dengan cara sendiri.
Gambar 2.26 Titik Positif (Cross Crawl)
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
26. Kait Rilaks (Positif Points)
Kait rilaks (positif points) berfungsi dapat memusatkan fikiran, mengaktifkan kembali
kedua belah otak.
a. Atur posisi dalam keadaan duduk atau berdiri, kemudian silangkan kaki dan
silangkan kedua tangan kemudian rileks dengan menarik nafas dan
menghembuskan nafas dalam keadaan mata ditutup.
b. Jika sudah selesai kembalikan posisi tangan dan kaki seperti semula. Satukan
jari-jari kemudian lakukan gerakan memutar mulai dari ibu jari, kemudian jari
telunjuk, kemudian jari tengah, jari manis, dan jari kelingking.
Gambar 2.27 Kait Rilaks (Positif Points)
(Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017)
29
Pada penelitian ini gerakan-gerakan yang digunakan oleh peneliti yaitu gerakan-
gerakan yang memiliki fungsi untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Gerakan yang
digunakan yaitu Minum Air (Drink Water), saklar otak (Brain Buttons), gerakan silang (Cross
crawl), kait rileks (hook-up), burung hantu (the owl), mengaktifkan tangan (arm activation),
lambaian kaki (the footlex), pompa betis (the calf pump), luncuran gravitasi (the gravity glider),
pasang kuda-kuda (the ground) (Dennison. E Paul, 2010).
2.2. Konsep Tumbuh kembang Anak
2.2.1. Pengertian Perkembangan Anak
Tumbuh merupakan bertambahnya ukuan dan jumlah sel dan jaingan dalam tubuh.
Untuk mengetahui petumbuhan pada anak yaitu dilihat dari bertambahnya tinggi badan, berat
badan serta lingkar kepala. Sedangkan perkembangan adalah berkembangnya struktur, fungsi
dan keampuan anak yaitu sensori (kemampuan mendengar, melihat meraba, merasa, dan
mencium), gerakan (gerakan kasar, halus, dan kompleks, berkomunikasi (yaitu berinteraksi
tersenyum, tertawa, menangis, dan berbicara), Kognitif (mengenal, membandingkan,
mengingat, memecahkan masalah serta kecerdasan), bersosialisasi (kemandirian), kreativitas,
moral spiritual. Jadi pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara beriringan atau
bersamaan (Susanto Ahmad, 2011).
Perkembangan adalah sebuah proses perubahan dari dalam tubuh anak dalam rentang
kehidupannya, mulai dari konsepsi, bayi, kanak-kanak, masa anak, remaja, hingga dewasa.
Perkembangan juga dapat di artikan sebagai perubahan yangterjadi dalam diri seorang baik
fisik (jasmani) dan psikis (rohani) menuju ke tingkat dewasa yang berlangsung secra sistematis
(saling bergantungan antara antara bagian psikis dan fisik), progresif (perubahan secara
mendalam baik dalam segi fisik dan psikis seperti terjadiny pertumuhan tinggi badan, berat
30
badan), berkesinambungan ( perubahan pada bagian organisme yng beraturan seperti dapat
tengkurap, duduk, merangkak, berdiri, berjalan) (Yusuf Syamsu, 2011).
2.2.2. Ciri-Ciri Perkembangan Pada Anak
Menurut Yusuf Syamsu, (2011) ciri-ciri perkembangan pada anak yaitu meliputi:
a. Terjadinya perubahan ukuran yaitu dalam aspek fisik (perubahan tinggi badan, berat
badan dan organ tubuh yang lain. kemudian dalam aspek psikis (seperti meningkatnya
kemampuan dalam berfikir, mingingat, serta berimajinasi.
b. Terjadinya perubahan proporsi yaitu dalam aspek fisik yaitu proporsi tubuh anak
berubah sesuai dengan tahapan perkembangannya. Kemudian pada aspek psikis yaitu
perubahn kemampuan anak dari berimajinasi menjadi fantasi kemudian lebih ke relitas.
c. Hilangnya tanda-tanda perkembangan yang lama dalam aspek fisik yaitu hilangnya
kelenjar thymus seperti hilangny gigi susu. Kemudian dari segi psikis yaitu meningkatnya
kemampuan yang sebelumnya hanya bisa merangkak atau duduk menjadi bisa berjalan
dan berlari.
d. Muculnya tanda-tanda perkembangan yang baru dalam segi fisik yaitu yang sebelumnya
tumbuh gigi susu berganti menjadi gigi yang dewasa, kemudian bertambah tumbuhnya
organ-organ seksual pada usia remaja.
2.2.3. Fase-Fase Perkembangan Anak
Menurut Sumantri Mulyani, (2010) fase-fase perkembangan pada anak yaitu:
a. Fase prenatal (saat dalam kandungan) yaitu fase dalam kandungan. Pada fase ini terjadi
pertumbuhan yang berawal dari satu sel berkembang menjadi satu organisme yang
lengkap dengan adanya bagian otak, tubuh yang pembentukkan selama Sembilan bulan.
31
b. Fase bayi yaitu perkembangan yang berlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan.
Pada fase ini fase yang sangat bergantung pada orang tua. Perkembangan yang bisa
dilakukan pada fase ini yaitu bahasa, kemampuan motorik kasar dan halus.
c. Fase kanak-kanak awal merupakan fase perkembangan yang berlangsung dari masa akhir
bayi 5 atau 6 tahun yang biasa disebut masa pra sekolah. Dalam fase ini anak belajar
melakukan perkembangan serta kesiapan keterampilan dalam memasuki masa sekolah
dan pada fase ini anak kebanyakan memanfaatkan waktunya untuk bermain dengan
teman sebayanya. Memasuki kelas satu SD merupakan fase akhir dari fase ini.
d. Fase kanak-kanak tengah akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak umur
6 sampai 11 tahun. Pada fase ini anak memiliki keterampilan membaca, berhitung dan
menulis. Pencapaian prestasi merupakan tujuan utama pada fase ini.
e. Fase remaja adalah pada fase ini memiliki perubahan fisik yang cepat seperti perubahan
ukuran pada bagian badan, perkembangannya, perubahan bentuk dada jika pada
perempuan membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada bagian tertentu, jika pada
laki-laki tumbuhnya jakun, berubahnya suara serta tumbuhnya bulu pada bagian tertentu.
2.2.4. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolah 9-11 Tahun
Pada usia sekolah, anak akan mengalami perkembangan yang dapat mempengaruhi
kehidupannya. Karakteristik perkembangan pada anak kelas tiga, empat, dan lima SD
biasanya pertumbuhan fisik pada anak cukup matang, telah mampu mengontrol tubuh
dan keseimbangan tubuh dan pada fase ini yaitu fase meningkatnya keinginan untuk
mencoba, bereksperimen. Pada anak usia sekolah sudah mampu melompat dan
menggerakkan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua dapat
menendang bola (Agustina Nora, 2018).
a. Perkembangan fisik motorik
32
Pertumbuhan fisik setiap anak seiring berjalannya waktu akan terus menjadi matang,
maka dari itu perkembangan motoriknya akan terkoordinasi dengan baik. Setiap
gerakan yang dilakukan telah sejalan dengan minat dan kebutuhannya. Anak
menggerakkan anggota tubuhnya sesuai dengan tujuan yang diinginkan seperti
menulis, menggambar, melempar bola, serta menggerakkan kakinya untuk lari,
menendang bola (Yusuf Syamsu, 2011).
Menurut Yusuf Syamsu, (2011) Perkembangan fisik-motorik untuk usia sekolah
dasar (7-12 tahun) yang ditandai dengan aktivitas yang begitu lincah. Maka dari itu
pada usia sekolah ini sangat ideal untuk mengembangkan keterampilan pada anak
yang berkaitan dengan motorik halus dan kasar, yang dijelaskan pada berikut.
Tabel 2.1 Perkembangan Motorik anak
Motorik Halus Motorik Kasar
1. Menulis 2. Menggambar atau Melukis 3. Mengetik (Komputer) 4. Membuat Kerajinan Dari Tanah
Liat 5. Menjahit 6. Membuat Kerajinan Dari Kertas
1. Berbaris 2. Seni Bela Diri 3. Senam 4. Berenang 5. Atletik 6. Main Sepak Bola
Perkembangan fisik yang normal yaitu factor penentu (determinat factor)
kelancaran sebuah poss belajar dalam segi pengetahuan serta keterampilan. Maka dari
itu pengembangan motorik sangat berpengaruh dalam keberhasilan belajar (Yusuf
Syamsu, 2011).
b. Perkembangan kongnitif
Pada anak usia sekolah, anak telah melaksanakan tugas-tugas belajar yang menguji
kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif setiap anak seperti membaca, menulis, dan
menghitung) (Yusuf Syamsu, 2011).
33
Sebelum pada fase usia sekolah, yaitu fase prasekolah pada fase ini cara berfikir anak
masih bersifat berimajinatif, berangan-angan, sedangkan pada fase usia sekolah pola berfikir
anak sudah menjadi rasional dan kongkrit. Aspek perkembangan kognitif dilhat dari
kemampuan anak berfikir dengan cara kongkrit yaitu mengklasifikasikan benda yang berciri-
ciri sama, menghubungkan atau menghitung angka atau bilangan, memecah masalah (problem
solving) yang sederhana (Yusuf Syamsu, 2011).
Kemampuan intelektual pada usia sekolah sudah mampu untuk diberikan
pengembangan pola pikir atau daya nalar. Anak sudah dapat diberikan ilmu yang berkaitan
dengan membaca, menghitung, dan menulis. Selain itu anak juga dapat diberikan ilmu yang
berkaitan dengan organ-organ tubuh manusia, hewan, lingkungan alam, lingkungan sosial
budaya, serta agama. Untuk mengembangkan upaya daya nalar, daya cipta dan kreativitas anak
pada saat proses belajar anak diberikan kesempatan untuk bertanya, berpendapat, dan
memberikan kritik terhadap berbagai hal dalam proses pembelajaran (Yusuf Syamsu, 2011).
c. Perkembangan bahasa
Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang sekitar.
Cara untuk berkomunikasi dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat. Dengan cara berbahasa manusia
dapat mengenal diri, lingkungan, pengetahuan, dan agama (Yusuf Syamsu, 2011).
Pada usia sekolah dasar adalah fase berkembang pesatnya kemampuan untuk
mengenal dan menguasai kata (vocabulary). Pada awal fase ini anak sudah menguasai sekitar .500
kata, dan pada fase akhir (kira-kira usia 11-12) dapat menguasai 5.000 kata (Yusuf Syamsu,
2011),
Disekolah, perkembeangan bahasa diberikan pelajaran untuk memperkuat kempuan
berbahasa pada anak yang diharapkan anak dapat menggunakan sebagai berkomunikasi dengan
34
baik, mengekspresikan (pikiran, perasaan, sikap, dan pendapatnya), dapat mengerti setiap
bacaan (Yusuf Syamsu, 2011).
d. Perkembangan emosi
Usia sekolah (khususnya pada kelas 4,5,6), anak dapat memahami bahwa
mengungkapkan emosi dengan cara kasar tidak akan diterima, atau tidak disenangi oleh orang
lain. maka dari itu anak mulai belajar untuk mengontrol emosinya. Kempuan mengontrol
emosi didapatkan dari latihan (kebiasaan).
Tabel 2.2 Karakteristik Emosi Anak
Karakteristik Emosi yang Stabil (Sehat)
Karakteristik Emosi yang Tidak Stabil (Tidak Sehat)
1. Menunjukkan wajah yang ceria 2. Mau bergaul dengan teman
dengan cara baik 3. Senang dalam beljar 4. Berkonsentrasi dalam belajar 5. Bersikap menghargai terhadap
diri sendiri dan orang lain
1. Menunjukkan wajah yang murung
2. Mudah tersinggung 3. Tidak ingin bergaul dengan
orang lain 4. Suka marah 5. Suka mengganggu teman 6. Tidak percaya diri
e. perkembangan kesadaran beragama
Menurut Agustina Nora, (2018) tentang Kesadaran beragama pada fase usia sekolah
anak di tandai dengan:
a. Anak pada usia sekolah sudah mengetahui agamanya masing-masing.
b. Pandangan serta pemahaman tentang tuhan didapatkan berdasarkan kaidah-kaidah
logika yang berpedoman pada alam semesta yang diciptakan oleh tuhan sperti tuhan
adalah yang menciptakan segalanya.
Kepercayaan anak kepada tuhan pada usia sekolah merupakan sikap dari emosi yang
sangat berhubungan erat dengan jiwa terhadap kasih sayang dan perlindungan setiap anak.
35
Pada usia sekolah merupakan masa pembentukan nilai-nila agama. Kualitas keagamaan
setiap anak sangat berpengaruh terhadap pendidikan yang diterimanya (Agustina Nora,
2018)
f. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial pada anak berkaitan dengan bagaimana anak berintraksi dengan
sesama. Perkembangan sosial digunakan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri
dengan kelompok-kelompok, tradisi, dserta moral dalam beragama. Perkembangan
sosial pada anak usia sekolah masuk pada perkembangan objektif dimana ditandai
dengan adanya keinginan untuk berinteraksi. Selain dengan keluarga anak pada usia ini
juga membentuk ikatan dengan teman sebaya (peer group), sehingga hubungan sosialnya
telah bertambah luas. Anak pada usia ini telah memiliki kemampuan menyeseuaikan diri
sendiri (egosentris), sikap bekerja sama (kooperatif), sikap peduli (sosiosentris) (Susanto
Ahmad, 2013).
2.2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
a. Faktor genetika (hereditas)
Genetika atau hereditas merupakan karakteristik individu yang didapatkan dari orang
tuanya sejak masih didalam kandungan baik fisik maupun psikis. Masa didalam
kandungan merupakan periode kritis dalam pengembangan kepribadian anak, karena
tidak hanya untuk pembentukan kepribadian tetapi juga untuk pembentukan
kemampuan yang ada pada anak tersebut (Yusuf Syamsu, 2011).
Pengaruh gen terhadap tipe kepribadiaan setiap anak tidak sepenuhnya secara
langsung, tetapi yang dipengaruhi oleh gen secara langsung yaitu system syaraf,
keseimbangan tubuh, stuktur tubuh (Yusuf Syamsu, 2011).
36
b. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan segala peristiwa fisik atau alam yang dapat mempengaruhi
perkembangan anak. (Yusuf Syamsu, 2011).
a. Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan faktor penentu pertama perkembangan anak.
Pentingnya peran keluarga dalam perkembangan anak yaitu:1). Keluarga merupakan
orang pertama tempat anak bersosialisasi sebelum dengan orang lain; 2). Keluarga
adalah orang pertama yang mengenalkan kepada anak terkait dengan nilai-nilai
kehidupan; 3). Orang tua dan keluarga merupakan significant people untuk
perkembangan kepribadian setiap anak; 4). Keluarga dan orang tua merupakan
orang pertama yang memberikan kebutuhan fisik, biologis dan sosiopsikologis; 5).
Anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga dan orang tua (Yusuf
Syamsu, 2011).
Orang tua memiliki peran yang sengat besar terhadap perkembangan anak,
peran orang tua yang sesuai dengan tahap-tahap perkembangan pada anak adalah:
1). Pada masa bagi orang tua berperan sebagai (care giver); 2). Pada masa kanak-kanak
orang tua berperan sebagai pelindung (protector); 3). Pada usia pra sekolah orang tua
berperan sebagai pengasuh ( nurturer); 4).pada usia sekolah dasar orang tua memiliki
tugas sebagai pendororng (encourager); 5). Pada masa remaja orang tua berperan
sebagai konselor (counselor) (Yusuf Syamsu, 2011).
b. Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan tempat pendidikan secara formal yang melaksanakan
program belajar mengajar, dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan anak secara optimal pada potensinya masing-masing baik yang
37
menyangkut tentang aspek moral, spiritual, intelektual, emosional, sosial, serta fisik
dan motoric anak (Yusuf Syamsu, 2011).
Menurut (Yusuf Syamsu, 2011) mengatakan bahwa factor lingkungan sekolah
merupakan factor penentu dari pertumbuhan perkembangan kepribadian setiap anak
dalam cara berfikir, bersikap dan berperilaku. Sekolah berperan sebagai keluarga dan
guru berperan sebagai orang tua setiap anak di sekolah (Yusuf Syamsu, 2011).
2.3. Konsep Belajar
2.3.1. Pengertian Belajar
Menurut Gagne, belajar disebut sebagai proses untuk mendapatkan motivasi dalam
tingkat pengetahuan, kreativitas, kebiasaan, serta tingkah laku. Selain itu, Gagne juga
mengatakan bahwa belajar merupakan upaya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan atau
keterampilan melalui arahan dan bimbingan dari seorang guru. Kemudian, menurut Gagne
yang disebutkan dalam teorinya The domains of learning mengatakan bahwa sesuatu yang
dipelajari oleh setiap manusia dibagi menjadi lima yaitu: 1). Keterampilan motorik:
kemampuan dalam menggerakan anggota tubuh seperti menendang bola, tepuk tangan, lari,
dan loncat; 2). Informasi verbal: informasi ini adalah kemampuan otak anak untuk menerima
informasi seperti anak tersebut dapat mengerti sesuatu dengan cara berbicara, menulis,
menggambar; 3). Kemampuan intelektual selain menggunakan verbal anak juga mampu
melakukan interaksi dengan menggunakan kemampuan intelektualnya seperti dapat
membedakan warna, bentuk, serta ukuran; 4). Strategi kognitif disebut sebagai organisai
keterampilan internal (internal organized skill)yang diperlukan untuk belajar mengingat serta
berfikir. Kemampuan kognitif ini perlu dilakukan secara terus menurus; 5). Sikap (attitude)
ikap merupakan factor yang sangat penting dalam proses belajar. sikap seorang dalam belajar
akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang didapatkan. Sikap sangat bergantung terhdap
38
kepribadian, dan keyakinan, tiak dapat dipaksa tetapi perlu kesadaran yang penuh (Susanto
Ahmad, 2013)
Menurut Hamka dalam (Puji, Ariani, Yuni, & Husamah, 2018) belajar merupakan
memperkuat ilmu melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of
behavior trough experiencing). Belajar adalah proses, kegiatan dan belajar tidak hanay berupa hasil
atau suatu tujuan. Belajar tidak hanya mengingat hasil belajar bukan hanya mendapat nilai
bagus dari mengerjakan soal latihan, tetapi perubahan perilaku.
Menurut Jackson dalam (Rusman, 2017) bahwa belajar adalah seuah proses
meningkatkan pengetahuan melalui pengalaman, sedangkan pembelajaran adalah upaya yang
sistematik dan sistemik dalam menata lingkangan untuk belajar untuk mengembangkan
semngat untuk belajar siswa. Proses dalam belajar yaitu berbentk individual dan kontekstual,
artinya sebuah proses belajar itu terbentuk dalam diri sendiri sesuai dengan lingkungannya.
Proses belajar adalah indicator berhasil tidaknya suatu pembelajaran.
2.3.2. Ciri-Ciri Belajar
Menurut Djamarah Bahri Syaiful, (2010) jika hakikat dari belajar merupakan
perubahan tingkah laku, maka terdapat beberapa perubahan yang termaksud ciri-ciri belajar.
a. Perubahan terjadi secara sadar
Seseorang yang belajar akan menyadari adanya perubahan dalam dirinya. Misalkan anak
tersebut menyadari bahwa ilmu yang dimilikinya semakin bertambah, kebiasaannya
melakukan sesuatu bertambah.
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Perubahan terjadi dalam setiap indvidu berlangsung secara terus menerus. Satu
perubahan yang terjadi maka akan membuat perubahan yang lainnya dan digunakan bagi
kehidupan maupun proses dalam belajar. misalnya jika seorang anak sedang belajar
39
menulis, maka anak tersebut akan mengalami perubahan menjadi misa menulis.
Perubahan tersebut belansung secara terus menerushingga kemampuan menulis menjadi
lebih baik dan sempruna.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positi atau aktif
Dalam pross belajar, perubahan akan terus bertambah dan tertuju untuk mendapatkan
sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Semakin banyak usaha dalam belajar maka akan
lebih baik perubahan yang didapatkan. Perubahan secara aktif adalah perubahan itu
dilakukan dengan sendiri.
d. Perubahan belajar bersifat bertujuan atau searah
Perubhan dari tingkah laku dilakukan karena ada suatu tujuan yang ingin dicapai.
Perubahan daam belajar dilakukan karena adanya perubahan tingkah laku yang disadari.
e. Perubahan mencakup semua aspek tingkah laku
Perubahan yang diapatkan seorang tersebut melalui proses belajar yang meliputi
perubahan tingkah laku secara menyeluruh. Jika anak elajar melakukan sesuatu maka
akan terlihat perubahan tingkah laku yang berupa keterampilan, pengetahuan.
2.3.3. Tujuan Belajar
Proses dalam belajar akan terjadi jika seseorang dihadapkan pada situasi yang ia tidap
dapat menyesuaikan dirinya dengan biasa. Proses dalam penyesuaian diri ini mengatasi
masalahnya yang terjadi secara tidak sadar, tanpa berfikir terhadap yang dilakukan. Dalam
situasi ini anak perlu mencoba melakukan kebiasaan atau tingkah laku (Suardi Moh, 2018).
Jadi belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku yang berlangsung
seumur hidup yang didorong oleh aspek motivasi, emosional, dan sikap. Sehingga pada
akhirnya akan menghasilkan tingkah laku yang baik. Unsur yang utama dalam sebuah belajar
40
adalah individu sebagai pelajar, kebutuhan sebagai pendorong, situasi belajar yang
memberikan kegiatan belajar terjadi (Suardi Moh, 2018).
2.4. Konsep Konsentrasi Belajar
2.4.1. Pengertian Konsentrasi Belajar
Menurut bahasa konsentrasi merupakan memfokuskan fikiran, atau terfokusnya anak
terhadap informasi dan pelajaran yang di dapatkan seorang siswa selama pelajaran
berlangsung. Konsentrasi yang baik adalah ketika seorang siswa berada dalam kondisi rileks
tanpa adanya stress (Femi, 2012)
Daya serap merupakan kemampuan seorang siswa untuk menyerap informasi yang
didapatkannya selama proses pembelajaran. Daya serap saat belajar berkaitan dengan minat
belar dan konsentrasi, sedangkan daya nalar yaitu kemampuan siswa untuk memahami
pelajaran yang diterima selama belajar dan setelah proses pelajaran. Kemampuan menalar
sangat berkaitan dengan konsentrasi, memahami konsep belajar, dan kualitas daya ingat yang
dapat mencerminkan kecerdasan pada siswa. Jadi, konentrasi merupakan pemusatan pikiran,
atau terpusatnya perhatian terhadap informasi yang didapatkan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Konsentrasi yang baik yaitu ketika seorang siswa tersebut berada
dalam kondisi alfa (rileks tanpa merasa stress ditandai dengan terbentuknya 88% pikiran
dibawah sadar) (Olivia Femi, 2008)
Konsentrasi merupakan bawaan yang ada dalam diri seorang ketika dari masa kanak-
kanak. Konsentrasi merupakan kebiasaan seseorang yang harus dimiliki oleh siswa yang ingin
sukses dalam belajar. Jadi konsentrasi merupakan sesuatu yang harus di miliki oleh semua
orang dan penting dipelajati dalam segala hal untuk mencapai sesuatu yang diinginkan
(Febrina, 2013).
41
Menurut Hendrata dalam (Deepraj, 2014) menyatakan bahwa konsentrasi merupakan
sumber dari kekuatan fikiran yang berdasarkan dari daya ingat serta lupa dimana fikiran tidak
mampu bekerja untuk lupa dan ingat dalam waktu yang bersamaan. Jika konsentrasi
seseorang mulai menurun maka akan mudah melupakan informasi atau suatu hal yang
didapatkan dan begitupun sebaliknya jika konsentrasi seseorang masih cukup kuat maka akan
mampu mengingat yang telah didapatkan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Konsentrasi belajar merupakan sebuah usaha untuk memusatkan suatu perhatian atau
fikiran terhadap suatu pelajaran yang sedang dipelajari dengan menghilangkan fokus
perhatian pada yang bukan berkaitan dengan proses pembelajaran. Ada beberapa siswa yang
mudah untuk menerima pelajaran serta ada juga siswa yang kesulitan untuk menerima
pelajaran (Aryati, 2010).
2.4.2. Anak Yang Berkonsentrasi Dalam Belajar
Pada dasarnya anak yang dapat berkonsentrasi dalam belajar dapat dilihat dari
perilaku saat belajar. Engkoswara (Nur, 2014) menjelaskan prilaku dalam belajar yang dapat
digunakan untuk mengetahui anak berkonsentrasi dalam belajar:
a. Berperilaku kognitif merupakan perilaku yang menyangkut pengetahuan, informasi,
serta masalah intelektual. Pada perilaku ini anak yang memiliki konsentrasi dalam belajar
dapat dilihat dengan 1). Memiliki pengetahuan yang lebih; 2). Mahir dalam menafsirkan
informasi; 3). Mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkan; 4). Mampu menganalisa
pengetahuan yang didapatkan.
b. Berperilaku afektif merupakan perilaku yang mencerminkan sikap serta apresiasi. Dalam
prilaku afektif konsentrasi belajar anak dapat dilihat dengan 1). Ada penerimaan
(perhatian dalam belajar); 2). Respon (aktif dalam merspon suatu pelajaran); 3).
Menentukan suatu keputusan sebagai bagian dari keyakian, ide, dan sikap.
42
c. berprilaku psikomotor yaitu anak yang mempunyai konsentrasi belajar yang dilihat dari
1). Ada gerakan anggota badan yang tepat sesau dengan instruksi dari guru; 2).
Komunikasi bisa dilakukan dengan cara nonverbal misalnya ekspresi muka dan gerak-
gerakan tubuh.
2.4.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar
Dalam konsentrasi belajar dapat terjadinya penurunan konsentrasi saat belajar yang
dikarenakan faktor internal dan eksternal yang dapat mengakibatkan terhambatnya serta
berkurangnya keberhasilan anak dalam belajar (Friska, 2016).
Faktor internal yaitu 1). Faktor kesehatan jasmani kondisi siswa yang mengalami sakit,
kurang tidur, lelah dan letih hal ini dpat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa; 2). Faktor
munculnya perasaan negatif yaitu adanya rasa gelisah tertekan, marah, khawatir, takut.
Adanya konflik dengan teman, orang tua, dan guru sangat mempengaruhi proses pemfokusan
anak pada saat belajar; 3). Motivasi minat pada saat belajar sangat lemah yaitu ketika terjadi
kurangnya minat dan motivasi belajar, maka akan sangat mudah terpengaruh dengan
perhatian yang lain; 4). Pasif pada saat belajar yaitu ketika anak tersebut hanya menerima
pelajaran dari guru tetapi tidak memiliki keinginan untuk mengembangkan pengetahuannya.
Faktor eksternal lingkungan yaitu bermain dengan teman bangku, tidur dikelas, berbicara
dengan teman sebangku, berbicara dengan teman sebangku (Yusuf et al., 2017). Terjadinya
kejenuhan pada saat belajar, rendahnya daya ingat saat belajar, serta kurangnya konsentrasi
(Soetisna & Tania, 2016)
Setiap anak tentu memiliki kemampuan yang sangat berbeda-beda dalam hal
memusatkan perhatiannya pada saat belajar. Slameto dalam Bilwalidayni, 2017 mengatakan
bahwa kemampuan dalam memusatkan fikiran pada satu hal atau sebuah pelajaran pada
setiap orang pada dasarnya berbeda-beda. Konsentrasi dapat dicapai jika seorang tidak
43
memikirkan sesuatu yang dapat mengganggu fikirannya.
Menurut Selameto dalam (Bilwalidayni, 2017) menyatakan bahwa anak kurang
berkonsentrasi sat belajar disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a. Faktor usia, kemampuan dalam berkonsentrasi akan tubuh serta berkembang sesuai
dengan usia setiap individu.
b. Faktor fisik, dalam factor ini, kondisi system syaraf akan mulai mempengaruhi
kemampuan seorang dalam mengambil sebuah informasi pada saat berkonsentrasi. Tiap
orang memiliki kemampuan syaraf otak yang berbeda-beda dala mengambil informasi,
maka dari itu, hal ini dapat sangat mempengaruhi kemampuan setiap orang untuk selalu
memusatkan konsentrasinya.
c. Faktor pengetahuan serta pengalaman, dalam faktor pengetahuan serta pengalaman tetu
selalu turut berperan dalam dal pemusatan perhatian. Pengetahuan serta pengalaman
yang dimiliki oleh setia orang tersebut dapat sangat memudahkannya untuk
berkonsentrasi.
d. Faktor inteligensi, jika seseorang tersebut cerdas maka akan memiliki kemampuan yang
lebih dalam hal berkonsentrasi. Hal ini berarti jika seorang memiliki intelegensi yang
cukup tinggi maka seorang tersebut akan lebih mudah dalam memusatkan perhatiannya.
2.4.4. Aspek-Aspek Konsentrasi Belajar
Menurut Nugroho dalam (Bilwalidayni, 2017) bahwa aspek-aspek konsentrasi dalam belajar
meliputi:
a. Pemusatan pikiran, setiap orang harus memiliki suasana belajar yang tenang, nyaman,
serta perlu perhatian yang penuh untuk dapat mengerti isi pelajarannya.
b. Rasa khawatir, adanya keinginan dan dorongan yang kuat dapat timbul dari dalam diri
seorang secara sendirinya untuk menjadi lebih baik agar dapat memenuhi kebutuhannya.
44
c. Perasaan tertekan, adanya tuntutan serta tekanan dari dalam diri.
Gangguan pemikiran, hambatan yang dapat muncul dalam diri seorang tersebut ataupun
dari orang sekitarya.
Gangguan kepanikan, ketika seorang tersebut dalam kondisi khawatir terhadap hasil
yang akan didapatkan atau sudah dilakukan sehingga dapat menurunkan konsentrasi.
d. Kesiapan belajar, persiapan yang harus dilakukan oleh seorang untuk menerima sebuah
pelajaran serta pengembangan potensi yang dimiliki.
2.5. Mekanisme Kerja Brain Gym Dalam Meningkatkan Konsentrasi
Ketika seorang anak di minta untuk selalu memfokuskan fikirannya serta duduk dan
diam untuk memperhatikan guru menjelaskan materi. Maka dalam kondisi tersebut dapat
menyebabkan otot syaraf akan mengalami ketegangan serta kondisi otak akan mengalami
kekurangan energy sehingga asupan oksigen serta alian darah ke otak tidak akan optimal. Jika
otak mengalami kekurangan energi, maka hal tersebut dapat menyebabkan otak tidak
berfungsi secara optimal dan akan menyebabkan penurunan tingkat konsentrasi (Leo, 2014).
Gerakan Brain Gym dapat menyebabkan keluarnya hormon endorphin. Endorphin
adalah hormon yang diproduksi kelenjar pituitary yang terletak pada hipotalamus. Hormon
endorphin ini akan dihasilkan jika seorang sedang berolah raga serta dalam kondisi senang.
Hormon endorphin ini biasa disebut sebagai hormon kebahagiaan, karena hormon endorphin
dapat membuat seorang menjadi bahagia. Hormon endorphin akan di lepaskan ketika tubuh
manusia perlu untuk meringankan rasa sakit, ketika berolahraga, relaksasi serta saat
melakukan aktivitas yang membuat seorang tersebut merasa nyaman dan senang. Oleh karena
itu, hormon endorphin akan memberikan rasa nyaman serta tubuh akan menjadi rileks ketika
melakukan aktivitas gerak pada tubuh. Ativitas gerak pada tubuh akan muncul ketika seorang
melakukan Brain Gym, sehingga ketika siswa dapat melakukan Brain Gym secara rutin maka
45
akan memicu keluarnya hormone endorphin. Hormon endorphin dapat membuat siswa menjadi
lebih tenang, serta tubuh akan menjadi lebih mudah untuk dikontrol. Jika tubuh dalam
kondisi tenang, maka siswa mampu lebih mudah memfokuskan perhatiannya ketika proses
belajar belangsung (Henny, 2014).
Brain Gym akan mengaktifkan tiga dimensi otak yaitu dimensi, lateralitas,
pemfokusan, serta pemusatan. Gerakan yang ada pada Brain Gym akan mengaktifkan belahan
(hemisfer) otak kanan dan otak kiri sehingga akan terjadinya adanya kerjasam antara
keduanya. Kedua belahan (hemisfer) otak disambung oleh corpus collosum. Jika informasi yang
telah didaptkan dari kedua belahan otak cepat bekerja sama maka kemampuan belajar dapat
optimal yang diimbangi dengan konsentrasi belajar yang baik. Gerakan Brain Gym dapat
meningkatkan kemampuan memproses informasi yaitu saat menerima rangsangan, pemilihan
sampai timbulnya ativitas gerak (Bilwalidayni, 2017).
Gerakan-gerakan ringan yang dilakukan dalam Brain Gym dapat memberikan stimulus
pada otak yang dengan cara memperlancar aliran darah serta meregangkan otot syaraf yang
diakibatkan oleh kelelahan serta stress yang berlebihan yang dikarenakan oleh belajar. ketika
aliran darah yang menuju ke otak lancer maka otak akan mendapatkan oksigen yang cukup
sehingga dapat berfungsi kembali dengan maksimal dan akan meningkatkan kemampuan
dalam berkonsentrasi (Chyquitita, 2017).
Dalam penelitian ini Brain Gym dilakukan selama 5 kali pertemuan dan selama 1 hari
pertemuan dilakukan 1 kali Brain Gym durasi dilakukan Brain Gym adalah 15 menit.