bab ii tinjauan pustaka 2.1 pengetahuan 2.1.1 pengertian 2.pdf · g) tes urine kehamilan (tes hcg)...
TRANSCRIPT
-
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGETAHUAN
2.1.1 Pengertian
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu,” dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terdapat suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni. Indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Menurut Notoadmodjo, (2011).
Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan
panca indranya. Pengetahuan sanggat berbeda dengan kepercayaan (beliefs),
takhyul (supertition), dan penerangan-penerangan yang keliruh (misinformation).
Pengetahuan adalah segalah apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang
didapatkan oleh setiap menusia Mubarak, (2012).
Menurut Notoatmodjo, (2010) pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-
bahan yang telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat
kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori, tetapi
apa yang diberikan menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai.
Disimpulkan pengetahuan diperoleh dari proses belajar yang dapat
membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku berdasarkan
keyakinannya dan pengetahuan berhubungan dengan kepatuhan karena
pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku.
-
7
2.1.2 Klasifikasi pengetahuan
Pengetahuan menurut Mubarak, (2010) mengungapkan bahwa sebelum oaring
menghadapi perilaku baru dalam diri oaring tersebut terjadi proses yang berurutan
yaitu :
1. Kesadaran (Awareness)
Dimana orang ersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu
terhadap stimulus.
2. Ketertarikan (Interest)
Dimana subjek tertarik terhadap stimulus atau objek tertentu.
3. EvaluaSsi (Evaluation)
Menimbang terhadap yang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya.
4. Percobaan (Trial)
Dimana subjek mulai mencobah melakukan sesuai dengan apa yang
dikehendaki.
5. Adopsi (Adoption)
Dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus Mubarak, (2010).
2.1.3 Tingkatan pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan yang dicakup dalam domain
kognitif mempunyai enam tingkat yaitu :
1. Tahu (Know)
Tahu dapat diartikan sebagai pengigat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termaksud kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
-
8
kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah di terimah. Oleh sebab itu tahu ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (comprehension)
Memahami dihartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan
mareti tersebut secara benar.Orang yang telah pahan terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menjebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (aplikation)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi (real) sebenarnya. Apliksi disini
dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
Misalnya dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masala di
dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
4. Analisis (analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan meteri atau suatu
objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur
organisasi tersebut, dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
mengambarkan (membuat bagan), membedahkan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
-
9
5. Sintetis (synthetis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya
terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (Evaluatiaon)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan criteria-
kriteria yang telah ada.
2.1.4 Pengukuran pengetahuan
Menurut Notoatmodjo, (2011) Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan
dengan membagikan kuesioner atau angket yang menayangkan tentang isi
materi yang di ukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur kita sesuaikan dengan
tingkatan-tingkatan pengetahuan. Sedangkan kualitas pada pegetahuan pada
masing-masing tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan skoring yaitu :
a. Baik : Bila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100%
b. Cukup : Bila subjek mampu menjawab dengan benar 50-75%
c. Kurang : Bila subjek mampu menjawab dengan benar
-
10
2.1.5 Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:
a. Cara coba-coba salah (trial and error)
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin
sebelum adanya peradaban apabila seseorang menghadapi persoalan atau
masalah upaya pemecahanya dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini
dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan yang lain sampai
masalah tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai
masalah tersebut dapat terpecahkan.
b. Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja
oleh orang yang bersangkutan.
c. Cara kekuasaan atau otoritas
Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi
yang dilakukan oleh orang tampa melalui penalaran apakah yang dilakukan
tersebut baik atau tidak. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada
masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat
modern.Kebiasaan ini seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang
mutlak.
Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama, pemegang
pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut
diperoleh berdasarkan pada pemegan otoritas, yakni orang mempunyai
wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin
agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
-
11
d. Berdasarkan pengalaman sendiri
Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun
dapat digunakan sebagai upayah memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan
dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
e. Cara akal sehat (common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori
atau kebenaran. Misalnya pemberihan hadia dan hukuman merupakan cara
yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam
konteks pendidikan.
f. Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari
tuhan melalui para nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakni oleh
pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut
rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para nabi adalah
sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan
manusia.
g. Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui
proses diluar kesadaran dan tampa melalui proses penalaran atau terpikir.
Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif suka dipercaya karena kebenaran ini
tidak menggunakan cara yang rasional dan yang sistematis.
-
12
h. Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan-perkembangan kebudayaan umat manusia
cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini manusia mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Induksi dan
deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak
langsung melalui pernyataan-pernyataan yang ditemukan.
Apabilah proses pemuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-
pernyataan yang khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan
deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke
khusus.
i. Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari
pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini
berarti dalam berfikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan
pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra kemudian
disimpulkan kedalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk
memahami suatu gejala.
j. Deduksi
Deduksi adaah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan
umum ke khusus. Didalam proses berfikir deduksi berlaku bahwa sesuatu
yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga
kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada seiap yang termasuk
dalam kelas itu.
-
13
2.1.6 Cara ilmiah atau modern
Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis dan ilmiah.Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau
metodologi penelitian (research metodology). Cara ini dikembang oleh
Francis Bacon yang mengembangkan metode berfikir induktif kemudian
dikembangkan oleh Deobold van Dallen yang menyatakan bahwa dalam
memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan ovservasi langsung
dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan
objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :
a. Segalah sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul pada saat
dilakuan pengamatan.
b. Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada
saat dilakukan pengamatan.
c. Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala yang
berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
2.1.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain
terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipunkiri
bahwa makin tinggi pendidikan seorang semakin muda pula mereka menerima
informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya.
-
14
2. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman
dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
3. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek
fisik dan psikologis (mental).
4. Minat
Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu.Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal
dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
5. Pengalaman
Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang
akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek
tersebut menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan yang sangat
mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula
membentuk sikap positif dalam kehidupannya.
6. Kebudayaan linkungan sekitar
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaru besar
terhadap pembentukan sikap kita.Apabila dalam mempunyai budaya untuk
menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya
mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan
sangat berpengaruh dalam membentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.
-
15
7. Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang beru.
2.2 KONSEP DASAR KEHAMILAN
2.2.1 Pengertian
Menurut Federasi Obstetric Ginekologi Internasional dalam
Prawirohardjo,S. (2010), kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan dari spermatozoa dan ovun dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implementasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga ahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan
lunas atau 9 bulan menurut kalender internasional. kehamilan terbagi dalam 3
trimester dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester
kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester ketiga 13
minggu (minggu ke 28 hingga ke 40).
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovun
dan dilanjutkan dengan nidasi atau inplantasi yang berlangsung dalam waktu
40 minggu atau 9 bulan Prawirohardjo, S. ( 2011).
Kehamilan adalah suatu proses perubahan dalam rangka melanjutkan
keturunan sehingga menghasilkan janin yang tumbuh didalam rahim seorang
wanita Waryana, (2010).
2.2.2 Tanda-Tanda kehamilan
Menurut Sulistyawati (2011), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 2 yaitu:
2.2.2.1 Tanda pasti kehamilan
1. Terdengar denjut jantung janin (DJJ).
-
16
2. Terasa gerak janin.
3. Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambar
embrio.
4. Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu).
2.2.2.2 Tanda tidak pasti kehamilan
a) Rahim membesar
b) Tanda hegar
c) Tanda Chadwick yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina, dan vulva.
d) Tanda piskacek, yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga
menonjol jelas kearah pembesaran tersebut.
e) Braxton hicks, bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan
muda berkontraksi.
f) Basal Metabolism Rate (BMR) menigkat.
g) Tes urine kehamilan (tes HCG) positif, tes urine dilaksanakan minimal
satu minggu setelah terjadi pembuhan. Tujuan dari pemeriksaan ini
adalah mengetahui kadar hormone gonadotropin dalam urine. Kadar
yang melebihi ambang normal, mengindikasika bahwa wanita
mengalami kehamilan.
h) Ballottement positif, jika dilakukan pemeriksaan palpasi di perut ibu
dengan cara menggoyang-goyangkan di salah satu sisi, maka akan terasa
pantulan di sisi yang lain.
-
17
2.2.3 Masa-masa kehamilan
Menurut Sukarni, (2013) masa-masa kehamilan dibagi menjadi tiga
periode atau trimester, masing-masing selama 13 minggu.
2.2.3.1 Trimester I
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian
terhadap penyataan bahwa ia sedang mengandung. Trimester pertama sering
menjadi waktu yang menyenangkan untuk melihat apakah kehamilan akan
dapat berkembang dengan baik.
2.2.3.2 Trimester II
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik,
yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala nyamanan
yang normal dialami saat hamil, namun trimester kedua juga merupakan fase
ketika wanita menelusur kedalam dan paling banyak mengalami
kemunduran.
Menurut Prawiroardjo,S. (2011). Pada trimester kedua ini kehamilan
biasanya sudah tampak jelas. Sebagian besar ibu hamil pada trimester kedua
ini tidak memiliki permasalahan yang serius. Namun tidak sedikit ibu hamil
pada masa ini ketika memeriksakan kehamilannya mengeluhkan
ketidaknyamanan. Seperti konstipasi, hemoroid pusing, kelelahan dan rasa
ingin mengetahui kondisi DJJ Janin dan kesehatan ibu sehat. Maka dari itu
pada usia kehamilan trimester 2 adalah waktu yang penting untuk
memeriksakan kehamilannya
-
18
2.2.3.3 Trimester III
Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi
sebagai mahkluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti
kehadiran sang bayi.
2.2.3.4. Kebutuhan gizi ibu hamil
Menurut Nanin Jaja dalam Proverawatidan, (2009), Perencanaan gizi
untuk wanita hamil sebaiknya mengacu pada RDA (Recommended Daily
Allowance atau Asupan Harian yang Dianjurkan). Dibandingkan ibu yang
tidak hamil, kebutuhan ibu hamil akan protein meningkat sampai 68%,
asam folat 100%, kalsium 50%, dan zat besi 200-300%. Bahkan makanan
yang dianjurkan harus meliputi enam kelompok yaitu makanan yang
mengandung protein (hewan dan nabati), susu dan olahanya, roti dan biji-
bijian, buah dan sayuran yang kaya akan pitamin c, sayuran berwarna hijau
tua, buah dan sayuran lain.
Penyebab kematian maternal dari faktor reproduksi diantaranya adalah
maternal age/ usia ibu. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia
aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Kematian
maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun
ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian meternal yang terjadi pada
usia 20 sampai 35tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah 35
tahun. Usia seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu mudah
dan tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun, beresiko tinggi untuk melahirkan Prawirohardjo,S. (2010).
-
19
2.3 TABLET FE
2.3.1 Pengertian tablet Fe (zat besi)
Menurut Ibrahin dan Proverawati (2010), Zat besi merupakan unsure
vital untuk pembentukan hemoglobin, juga merupakan komponen penting
pada system enzim pernafasan seperti sitokrom-oksidase, katalase
peroksidasi. Fungsi utama zat besi adalah untuk mengantarkan oksigen ke
dalam jaringan-jaringan tubuh (fungsi hemoglobin) dan berperang pada
mekanisme oksidase seluler (fungsi system sitokro).
Menurut Muchtadi, (2009) tablet Fe adalah suatu tablet mineral yang
sangat dibutukan untuk membentuk sel darah merah (Hemoglobin). Salah
satu unsure penting dalam proses pementukan sel darah merah adalah
kandungan tablet Fe.
Menurut Proverawati, (2009) tablet Fe merupakan vitamin dan mineral
penting bagi wanita hamil untuk mencegah kecacatan pada perkembangan
bayi baru lahir dan kematian ibu yang disebabkan oleh anemia berat.
Oleh karena itu, tablet ini sangat diperlukan ibu hamil. Sudah selayaknya
seorang ibu hamil akan mendapatkan 90 tablet Fe selama masa
kehamilannya.
2.3.2 Manfaat tablet Fe
Manfaat mengkonsumsi tablet Fe adalah untuk mencegah terjadinya
abortus, persalinan kurang bulan, ketuban pecah sebelum waktunya.
Mencegah terjadinya ibu hamil terkena anemia, mencegah menurunnya
kosentrasi, iritabilitas, sakit kepala, perdarahan, pucat, pecah-pecah di bibir,
kulit kering rapuhnya rambut dan kuku Fitrianingsih, (2009).
-
20
Menurut Wirausumah dalam Waryana (2010), Zat besi bagi wanita
hamil dibutukan untuk memenuhi kehilangan basal, juga untuk
pembentukan sel-sel darah merah yang semakin banyak serta janin dan
plasentanya.
Fungsi dari tablet Fe ini untuk mengimbangi sejumlah kecil zat besi
yang secara konstan dikeluarkan tubuh, terutama lewat urine, feses dan
keringat Proverawati, (2009).
Zat besi, sanggat penting karena pada masa kehamilan polume darah
meningkat 25%, dan juga penting untuk bayi dalam membangun persediaan
darahnya Sukarni, (2013).
Menurut Proverawati, (2009), Fungsi zat besi diantaranya adalah
1. Untuk membentukan hemoglobin baru.
2. Untuk mengembalikan hemoglobin kepada nilai normalnya setelah
terjadi perdarahan.
3. Untuk mengantikan kehilangan zat besi lewat darah tubuh
2.3.3. Cara kerja obat
Maltofer tablet adalah sediaan zat besi untuk pengobatan defisiensi zat
besi laten dan anemia. Besi adalah komponen penting dari hemoglobin,
myoglobin, dan enzim-enzim yang mengandung besi. Biasanya defisiensi
zat besi dapat menyebabkan cepat lelah, menurunya kosentrasi, iritabilitas
perasaan gelisa, sakit kepala, hilang nafsu makan, peka terhadap stres dan
infeksi, pucat, peca-pecah di ujun mulu, kulit kering dan rapuhnya ramut
dan kuku.
-
21
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat
mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan,
BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas
dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi.
Zat besi dalam maltofer tablet adalah sebagai kompeks besi (III)
Hidroksida, yang mesing masing pertikelnya terikat pada suatu polume
karbohidrat polimatosa. Hal ini mencegah kerusakan saluran pencernaan.
Perlindungan ini mencegah interaksi antara besi dengan makanan. Selain itu,
hal ini juga menjamin bioavailabilitas zat besi Fitrianingsih, (2009).
2.3.4. Efek samping
Efek samping tablet besi kadang-kadang menimbulkan gangguan pada
system pencernaan seperti rasa penuh, penekanan pada daerah ulu hati,
mual, sembelit, dan diare. Tinja berwarna gelap yang disebabkan oleh besi,
tidak menimbulkan masalah yang tidak berarti secara klinis Fitrianingsih,
(2009). Penyulit ini tidak jaran menyusutkan ketaatan (pemberian
suplementasi semasa haid terbukti mampu meningkatkan ketaatan itu,
kerena kebutuhan akan besi pada ketika ini meman cukup tinggi) pasien
selama pengobatan berlangsung.
Jika situasi seperti ini berkembang dosis sebaiknya di tirunkan sampai
pengaruh itu lenyap. Sementara, sebaiknya pasien di beritau bahwa
pengaruh yang tidak menyenankan itu tidak ada artinya jika di banding
dengan besarnya manfaat besi Arisman, (2010).
Cara mengatasi efek samping minum tablet Fe Menurut Proverawati, (2009)
-
22
hindari konsumsi suplemen dengan susu atau produk lain yang kaya
kalsium karena akan mengurangi
ambil suplemen setelah makan atau sarapan. Lengkapi diet dengan buah
jeruk atau lemon.
Untuk mencegah perubahan warna gigi, gunakan sedotan untuk
meminumsuplemen berbentuk cair
Pastikan mematuhi dosis yang harus diambil. Jangan menkonsumsi
suplemen zat besi secara berlebihan
2.3.5. Cara konsumsi tablet Fe
Menurut Marmi (2013), cara konsumsi tablet Fe adalah sebagai berikut:
1) Minum tablet besi dengan vitamin C karena dapat membantu menyerap
zat besi di usus.
2) Hindari mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu penyerapan
zat besi seperti teh, kopi, susu, obat-obatan. Sebaiknya beri jarak waktu
mengkonsumsinya sekitar 2-4 jam. Menurut Rukiyah, (2010), cara
memberikan tablet Fe yaitu dengan dosis 1x1 diminum dengan air putih
satu gelas dan sebaiknya diminum menjelang tidur pada malam hari agar
mengurangi efek samping seperti mual.
2.3.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbsi zat besi
Menurut Waryana (2010), Faktor-Faktor yang mempengaruhi absorbsi Fe
yaitu:
1) Bentuk Fe
Besi hem yang merupakan bagian dari hemoglobin yang terdapat dalam
daging hewan dapat diserap dua kali lipat daripada besi non hem yang
-
23
berasal dari makanan nabati.
2) Asam organic
Vitamin C dan asam pitrat sangat membantu penyerapan besi non hem
dengan merubah bentuk feri menjadi fero.
3) Asam fitat, asam oksalat dan tanin
Ketiga jenis tersebut dapat mengikat Fe sehingga menghambat
penyerapannya, namun pengaruh negative ini dapat dikurangi dengan
mengkonsumsi vitamin C.
4) Tingkat keasaman lambung
Keasaman lambung dapat meningkatkan daya larut besi.
5) Kebutuhan tubuh
Jika tubuh kekurangan Fe atau kebutuhan meningkat, maka penyerapan
juga akan meningkat.
2.3.7. Sumber zat besi
Menurut Marmi (2013), sumber baik besi adalah makanan hewani,
seperti daging, ayam, dan ikan. Sumber baik lainya adalah telur, serealia
tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah.Nilai besi
berbagai bahan makanan (mg/100 gram).
-
24
Tabel 2.1 Kandungan Fe dalam bahan makanan
Bahan makanan Nilai Fe Bahan Makanan Nilai Fe
Tempe, Kecang Keledai murni 10.0 Biscuit 2.7
Kacang keledai Kering 8.0 Jagung kuning pipil lama 2.4
Kacang hijau 6.7 Roti putih 1.5
Kacang merah 5.0 Beras setengah giling 1.2
Kelapa tua, Daging 2.0 Daun kacang panjan 6.2
Udang besar 8.0 Bayam 3.9
Hati sapi 6.6. Sawi 2.6
Daging Sapi 2.8 Daun katuk 2.7
Telur bebek 2.8 Kangkung 2.7
Telur ayam 2.7 Daun singkong 2.0
Ikan segar 2.0 Pisan ambon 0.5
Ayam 2.5 Keju 1.5
Sumber :Marmi (2013).
2.3.8 Kebutuhan zat besi pada ibu hamil
Kebutuhan akan zat besi pada perempuan hamil meningkat hingga 200-
300%. Sekitar 1040 mg ditimbun selama hamil, sebanyak 300 mg ditransfer
ke janin, 200 mg hilang saat melahirkan, 50-75 mg untuk pembentukan
plasenta 450mg untuk pembentukan sel darah merah sulistyoningsih,
(2011).
Kebutuhan zat besi akan meningkat pada trimester dua dan tiga yaitu
sekitar 6,3 mg perhari. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi ini dapat
diambil dari cadangan zat besi dan peningkatan adaptif penyerapan zat besi
melalui saluran cerna. Apabila cadangan zat besi sangat sedikit atau tidak
ada sama sekali sedangkan kandungan dan serapan zat besi dari makanan
-
25
sedikit, maka pemberian suplemen sangat diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan zat besi ibu hamil Arisman, (2010).
Menurut Depkes RI dalam Waryana (2010), Departemen Kesehatan
telah melaksanakan program penanggulangan Anemia Gizi Besi dengan
cara membagikan tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD) kepada ibu
hamil sebanyak 1 tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama
masa kehamilan setiap tablet kunyah mengandung 100 mg zat besi sebagai
kompleks besi (III) Hidroksida Polimaltosa (KBP), Siklamat Fitrianingsih,
2009).
2.3.9. Efek samping kekurangan zat besi
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat
mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan,
BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas
dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi.
Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko
morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi
BBLR dan premature juga lebih besar Waryana, (2010).
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan menurunnya kemampuan
kerja, kekurangan energy pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah,
letih pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran, kekebalan dan
gangguan penyembuhan luka, serta kemampuan mengatur suhu tubuh
Menurun Marmi, (2013).
-
26
2.3.10 Patofisiologis Zat Besi Dalam Kehamilan
Gambar 2.2 Patofisiologis Zat Besi Dalam Kehamilan
Sumber. (Sarwono P, 2010)
Zat besi
Protein
Eritrosit
Hemoglobin
Mengangkut Oksigen Kedalam Tubuh
Abortus
Timbulah Gejala Anemia
-
Menghasilkan Energi
+
Kekurangan Oksigen
-
27
2.3.11 Pengaruh anemia pada kehamilan dan janin, antara lain
2.3.11.1 Pengaruh anemia terhadap kehamilan
1. Bahaya selama kehamilan: dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas,
hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi,
ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 g%), molahidatidosa, hiperemesis
gravidarum, pendarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD).
2. Bahaya saat persalinan: gangguan His (kekuatan mengejan), kala pertama
dapat berlangsung lama sehingga dapat melelakan dan sering memerlukan
tindakan operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan
perdarahan postpartum karena atonia uteri, kala empat dapat terjadi
perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri.
2.3.12 Pengobatan anemia dalam kehamilan
Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan
pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data dasar kesehatan
umum calon ibu tersebut, dalam pemeriksaan keshatan disertakan juga
pemeriksaan laboratorium. Manuaba, (2013).