bab ii tinjauan pustaka 2.1 radio -...
TRANSCRIPT
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Radio
Media audio memang sangat mengandalkan indera pendengaran sebagai
salurannya. Membutuhkan daya imajinasi yang baik, agar pesan bisa tersampaikan.
Media audio yang selalu dikenal sampai saat ini menjurus pada radio. Media yang
satu ini memang masih banyak yang menggemari. Radio merupakan sebuah
tekhnologi yang dipancarluaskan menggunakan gelombang elektromagnetik.
Kelebihan yang diberikan radio adalah bisa membuat imajinasi pendengarnya.
Mengakses radio bisa dimana saja dan dengan harga murah tanpa melihat letak
geografis, karena jangkauan radio menggunakan frekuensi yang bisa diakses melalui
hp, mobil, dan lain sebagainya. Membuat masyarakat akan lebih cepat mendapatkan
informasi sesuai dengan kebutuhannya. Namun untuk kelemahan informasi yang
suguhkan hanya bisa didengar pada saat itu saja tidak bisa diulang.
2.1.1 Definisi Radio
Fungsi radio merupakan alat informasi sebagai penyalur pendidikan,
penerangan, propaganda baik yang bersifat umum maupun keagamaan. Peran
Radio sebagai media elektronik yang bersifat audio menjadi salah satu
perantara untuk mendapatkan berbagai macam informasi. Karena segala
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada
khalayak yang dituju. Dengan adanya radio, kita bisa bertukar gagasan atau
ide untuk memenuhi kebutuhan informasi.
Dalam sebuah media yang disebut radio, pastilah terdapat unsur-unsur
komunikasi atau yang lebih dikenal dengan istilah partisipan komunikasi.
Radio sendiri berperan bisa sebagai sumber sekaligus media komunikasi
(Morisson, 2008:2). Selanjutnya adalah penyiar radio yang berperan sebagai
11
sumber, kemudian pendengar yang berperan sebagai penerima. Namun pada
suatu waktu kedudukan mereka (penyiar dan pendengar) bisa tertukar (switch)
bila informasi datang dari pendengar. Selain sumber, penerima dan media,
dalam sebuah komunikasi tentu ada sebuah pesan yang ingin disampaikan.
bahasa siar yang ingin disampaikan .
Selain hal-hal yang penulis sebutkan di atas, masih banyak lagi unsur
yang ada di dalam sebuah radio termasuk juga sisi fisiknya. Sifat-sifat fisik
tersebut antara lain (Morrison, 2008:11):
Dapat didengar bila siaran
Dapat didengar kembali bila diputar kembali
Daya rangsang rendah
Relatif murah
Daya jangkauan besar
2.1.2 Kelebihan dan Kekurangan Radio
Sifat radio yang flexible, yaitu dapat didengar dengan jangkauan
dimana saja melalui frekuensi gelombang elektromagnetik. Membuat
radio sangat mudah sekali untuk diakses. Informasi yang pendengar dapat
dari radio bersifat cepat, mengalahkan surat kabar, koran maupun majalah.
Cara menikmati radio pun bisa dilakukan secara berkelompok, atau secara
individu meskipun sedang melakukan sesuatu seperti belajar, bermain,
memasak, ataupun dengan kegiatan lainnya.
Emosi pendengar mampu dipengaruhi oleh siaran radio dengan
paduan kata-kata, musik, maupun efek suara dalam siarannya. Karena
menggunakan telinga sebagai saluran utamanya, membuat radio
12
memanfaatkan daya imajinasi pendengarnya agar ikut larut saat siaran
berlangsung. Siaran radio juga memiliki jangkauan siaran yang luas.
Siarannya dapat menembus batas-batas geografis, demografis, SARA
(Suku, Agama, Ras, Antargolongan), dan kelas sosial. Dengan biayanya
yang murah radio dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, orang dapat
mendengarkan berbagai informasi, musik, hiburan tanpa harus membayar.
Tidak seperti surat kabar yang dapat kembali dibaca dari awal,
pendengar radio tidak dapat mengulang apa yang sudah didengarkan.
Radio pun memiliki banyak kelebihan, namun radio juga memiliki
kelemahan. Program yang dinikmati oleh pendengar juga sudah
berdasarkan urutan yang sudah ditentukan, sehingga tidak bisa meloncat-
loncat seperti ketika membaca surat kabar yang langsung bisa membaca
berita bagian tengah atau belakang. (Asep Syamsul M. Romli, 2009, 19-
21).
2.2 Program Siaran
Program siaran adalah program yang berisi pesan atau rangkaian pesan
dalam bentuk suara dan gambar atau yang berbentuk suara, gambar, suara dan
gambar atau yang berbentuk grafis atau karakter, baik yang bersifat interaktif
maupun tidak, yang disiarkan oleh lembaga penyiaran.
Radio pun termasuk lembaga penyiaran, sifatnya yang bisa diakses
informasi melalui frekuensi gelombang elektromagnetik oleh audiens. Untuk
mendapatkan informasi yang dusuguhkan oleh radio, pendengar bisa memperoleh
melalui sebuah program siaran. Tanpa adanya program siaran, sebuah media tidak
bisa mempertahankan eksistennya di dunia penyiaran. Maka dari itu, pembuatan
program siaran sangatlah penting demi keberlangsungan radio saat mengudara.
Lewat program siaranlah, radio bisa berekspresi memberikan informasi sesuai
kebutuhan pendengar. Namun dalam pembuatan program siaran pun tidak asal-
13
asalan, harus ada beberapa hal penting yang diperhatikan. Jadi, harus
menghasilkan sebuah program siaran yang berkemungkinan besar dianggap
bagus, baik dan layak. Penilaian itu tidak hanya menurut pembuat program
siarannya saja, namun bisa dinilai oleh pendengar.
2.2.1 Elemen dalam Produksi Program Siaran Radio
Elemen dalam program siaran adalah unsur-unsur yang tersusun
dalam sebuah konsep program acara radio. Sebuah program siaran radio
yang tidak terkonsep dengan baik, tidak akan berjalan dengan baik pula.
Secara umum, sebuah program siaran radio harus memenuhi: (1) rasa
(taste), keinginan (wanted), dan kebutuhan (need) pendengar. Jika tidak
memenuhi ketiganya, maka kemungkinan program siaran radio tersebut
dinilai bagus menurut programmer atau produsernya saja, tidak untuk
pendengar. Oleh karena itu, penyusunan elemen program siaran radio atau
konsep acara radio menjadi kekuatan tersendiri bagi stasiun radio.1
Bertujuan agar program siaran yang radio suguhkan dianggap berkualitas
dan layak untuk dinikmati oleh pendengar, program siaran radio yang
tersusun dengan konsep acara sebagai berikut:
a. Deskripsi, merupakan gambaran umum ide atau konsep acara
suatu program siaran yang akan dirancang dan saat akan
diproduksi
b. Visi, merupakan latar belakang suatu program siaran itu akan
dibuat
c. Misi, merupakan suatu tujuan program siaran itu dibuat secara
detail
1 http://www.komunikasipraktis.com/2014/10/elemen-program-siaran-radio-konsep-acara.html yang
diunduh pada hari senin, 7 Desember 2015 pukul 10.13 WIB
14
d. Target audience, merupakan sasaran yang dituju suatu program
siaran agar informasi yang diberikan biasa tersampaikan kepada
pendengar. Target pendengar meliputi usia, pendidikan, pekerjaan,
dan sebagainya.
e. Target iklan, merupakan sasaran iklan yang dibuat demi
mendukung suatu program siaran yang sudah dirancang atau
dibuat. Iklan yang dibuat pun harus menyesuaikan jenis program
siarannya.
f. Budget, merupakan biaya yang keluar pada saat program siaran
dirancang dan akan diproduksi nantinya. Perlu adanya pengaturan
biaya, agar sesuai dengan yang direncanakan.
g. SDM/type of announcer, merupakan tipe penyiar yang cocok
dalam membawakan program siaran. Jika penyiar dapat
mempunyai chemistry, maka program siaranya pun akan sukses,
serasa hidup dan sesuai dengan apa yg diharapkan. Tipe penyiar
ini yaitu dewasa, anak muda, anak-anak, mempunyai berbagai
macam sifat yang dapat menyesuaikan program siaran, dan
sebagainya.
h. Jenis lagu, merupakan pemilihan genre atau jenis lagu yang akan
mendukung jalannya program siaran saat mengudara. Tentunya
dalam pemilihan lagu, harus menyesuaikan program siaran.
Contohnya musik atau lagu yang berjenis pop, dangdut, dan
sebagainya.
i. Materi siaran, merupakan isi konten atau konsep yang mendukung
suatu program siaran, berupa informasi yang akan disampaikan.
Contohnya pembuatan naskah.
15
j. Gaya siaran (air personality), merupakan ciri khas seorang penyiar
dalam membawakan sebuah program siaran. Tujuannya agar
mudah diingat dan mudah diterima oleh para pendengarnya. Gaya
siaran meliputi pembawaan sikap atau sifat seorang penyiar dalam
bersiaran, yaitu ceria, dewasa, remaja, dan sebagainya.
k. Format O’clock atau rundown program, merupakan pengalokasian
waktu agar lebih teratur sebelum seorang penyiaran bersiaran.
Adanya rundown program siaran sangat penting dimiliki seorang
penyiar, tujuannya agar informasi yang suguhkan bisa
tersampaikan sesuai isi konten atau konsep acara.
2.2.2 Segmentasi Program Siaran Radio
Keberhasilan media penyiaran sangat ditentukan oleh kemampuan
pengelolaannya dalam memahami audiennya. Dalam hal ini, audien
dipahami dengan menggunakan pendekatan ilmu pemasaran, karena
audien adalah konsumen yang memiliki kebutuhan terhadap program
(produk). Mengetahui secara persis apa kebutuhan audien merupakan hal
penting, tidak sekedar menghadirkan acara dengan materi atau kemasan
baru tetapi isinya tetap yang lama.
a. Segmentasi Demografi
Segmentasi audien berdasarkan demografi pada dasarnya adalah
segmentasi yang didasarkan peta kependudukan, misalnya usia, jenis
kelamin, besarnya anggota keluarga, pendidikan tertinggi yang
dicapai, jenis pekerjaan konsumen, tingkat penghasilan, agama, suku
dan sebagainya. Untuk mengantisipasi perubahan audiens menyangkut
bagaimana media penyiaran menilai potensi audiens yang tersedia
dalam area geografi yang dapat dijangkau. Perlu menyesuaikan
kondisi demografi sasaran pendengarnya, tujuannya agar program
16
siaran yang dibuat bisa disuguhkan sesuai target. Data demografi
dibutuhkan antara lain untuk mengantisipasi perubahan audien
menyangkut bagaimana media penyiaran menilai potensi audien yang
tersedia dalam area geografi yang dapat dijangkau.
b. Segmentasi Audiens
Media penyiaran harus menentukan segmentasi audien yang akan
ditujunya, dalam proses pemasaran. Segmentasi merupakan satu
kesatuan dengan targetting dan positioning. Khalayak audien umum
memiliki sifat yang heterogen, maka akan sulit bagi media penyiaran
untuk melayani semuanya. Oleh karena itu, harus dipilih segmen-
segmen audien tertentu saja dan meninggalkan segmen lainnya.
Bagian atau segmen yang dipilih itu adalah bagian yang homogen
yang memiliki ciri-ciri yang sama dan cocok dengan kemampuan
stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Pengelola program penyiaran harus memilih satu atau beberapa
segmen audien saja yang memiliki karakter atau respon yang sama
dari seluruh penduduk setiap daerah di Indoensia. Dengan memahami
siapa audiennya, maka praktisi penyiaran dapat menentukan
bagaimana cara menjangkaunya, program apa yang dibutuhkan, dan
bagaimana mempertahankan audien dari program pesaing. Pengelola
program penyiaran harus memahami kebutuhan audien dalam upaya
untuk dapat mendesain program yang dapat memenuhi kebutuhan
mereka secara efektif.
c. Pengertian Anak-anak
Ilmu jiwa kuno menganggap anak sebagai seorang dewasa dalam
bentuk kecil (mini). Anak itu, dianggap tidak ada bedanya dengan
orang dewasa, yang status kedudukannya masih belum dewasa. Maka
bentuk mini tersebut, masih harus tumbuh dan bertambah besar, agar
bisa serupa betul dengan bentuk manusia dewasa.
17
Anak-anak jelas kedudukannya, yaitu belum dapat hidup sendiri,
belum matang dari segala segi, tubuh masih kecil, organ-organ belum
dapat berfungsi secara sempurna, kecerdasan, emosi dan hubungan sosial
belum selesai pertumbuhannya. Hidupnya dinilai masih bergantung pada
orang dewasa. Anak-anak juga belum dapat diberi tanggung jawab atas
segala hal.
d. Anak-anak Usia 6-12 Tahun
Masa Kanak-Kanak lanjut (usia 6-12 tahun ) adalah periode ketika
anak dianggap mulai dapat bertanggung jawab atas perilakunya
sendiri, dalam hubungannya dengan orang tua mereka, teman sebaya
dan orang orang lainnya. Periode ini adalah saat emas dan sangat
penting dalam mendorong pembentukan harga diri yang tinggi pada
anak dan harga diri tinggi, yang terbentuk di periode ini akan menjadi
modal anak untuk memasuki masa remaja dan tumbuh menjadi remaja
yang lebih percaya diri. Usia 6 hingga 12 tahun juga sering disebut
usia sekolah, artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak-anak usia
ini. Bukan hanya itu saja, dalam usia 6 hingga 12 tahun menjadi titik
pusat perkembangan fisik, kogninisi dan psikososial. Antara usia 6
sampai 12 tahun, yaitu pada tahapan operasianal konkret. Maksdunya,
anak-anak menguasai berbagai konsep konservasi untuk melakukan
manipulasi logis lainya. Misalnya, mereka dapat menyusun benda
berdasarkan dimensi, seperti tinggi dan berat. Mereka juga dapat
membentuk penyajian mental mengenai serangkain tindakan.
2.3 Program Siaran Anak-anak
Program siaran merupakan wadah yang diberikan radio untuk
menyampaikan pesan kepada pendengarnya. Adanya program siaran, pendengar
bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkannya. Harold D. Lasswell
menyatakan bahwa, cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi
18
adalah menjawab pertanyaan, “who says what in which channel to whom which
what efeect?”. 2 Maksudnya, dalam proses penyampaian suatu pesan, seorang
penyiar harus menguasai teknik berkomunikasi agar pesan yang disampaikan agar
tampak lebih indah didengar. Adanya teknik berkomunikasi yang baik, membuat
pesan yang disampaikan penyiar nantinya benar-benar bisa sampai ke target
sasaran. Teknik berkomunikasi merupakan cara yang tepat penyiar sebagai
komunikator dalam menyampaikan pesan, sehingga menimbulkan dampak berupa
feedback atau timbal balik kepada khalayak selaku komunikan. Penyiar dalam
menyampaikan informasinya, sebaiknya bisa memperpadukan antara pikiran dan
perasaan pendengarnya.
Program siaran radio untuk anak-anak, bisa menajadi tempat informasi
yang mereka tidak dapat dari sekolah maupun lingkungannya. Penyiar pun harus
pandai dalam mengolah pesan yang akan disampaikan kepada anak-anak, selaku
pendengar. Anak-anak mempunyai daya imajinasi yang harus dipancing melalui
teknik berkomuniaksi penyiar. Sebaiknya bisa menyesuaikan umur anak-anak.
2.3.1 Konsep Program Siaran Anak-anak
Dalam perancangan suatu program siaran anak, tentunya harus ada ide
atau konsep acara untuk mendukung keberhasilan suatu program siaran.
khusunya, dalam proses pembuatan program siaran anak-anak juga harus
memperhatikan kebutuhannya. Dalam pembuatan program siaran, harus
terdapat isi konten yang sesuai anak-anak butuhkan. Agar bisa mendukung
perkembangan kemajuan perilaku anak-anak. Tentunya ada Hal yang harus
diperhatikan dalam proses perancangan program siaran, mencakup
(1)kepribadian/kerakter anak, (2)hal yang menarik perhatian anak dan (3)
kebutuhan informasi anak-anak sesuai dengan umurnya.
2 http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01103-MC%20Bab2001.pdf yang diunduh
pada hati senin, 7 Desember 2015 pukul 10.25 WIB
19
a. Kepribadian/karakter Anak
Dalam perkembangan anak pastinya melalui sebuah proses
terlebih dahulu, baik secara alamiah maupun pengaruh lingkungan.
Alamiah (internal) menyangkut kepribadian atau karakter anak itu
sendiri. Jean J. Rousseau yang dikenal sebagai pelopor kaum hederitas
pun berpendapat bahwa seorang anak lahir sudah dibekali oleh rasa
keadilan dan moralitas, serta perasaan dan pikiran. Artinya seorang
anak ketika dilahirkan sudah memiliki kapasitas untuk berkembang
secara alami tahap demi tahap. Maka dari itu, anak-anak bisa
mempunyai kepribadian atau karakter sesuai dengan perkembangan
dirinya sendiri. Sedangkan untuk pengaruh dari lingkungan (eksternal)
menyangkut perkembangan anak yang diperoleh dari luar. Hal ini
memicu, harus ada orang dewasa atau oranng tua yang membantu
untuk membimbingnya. Seperti yang dikatakan ahli salah satu pelopor
kaum environmentalis berpendapat, bahwa anak-anak mempunyai
pikiran dari hasil pengalaman dan proses belajar. Dari pengalaman dan
proses belajar yang diperoleh melalui indera membentuk manusia
menjadi individu yang unik.
Meskipun ada dua hal yang bisa berpengaruh dengan
perkembang anak, pastinya harus ada yang wadah yang bisa
mendukungnya. Bukan hanya peran orang tua saja, media seperti
radio pun bisa membantunya. Radio bersifat audio, saluran
utamanya menggunakan telinga, membuat radio dinikmati dengan
mendengarkan. Emosi pendengar bisa larut di dalamnya. Untuk
anak-anak sebagai segmentasi pendengarnya, bisa membantu
dalam berimajinasi menuju ke hal yang positif. Perkembangan
anak-anak terjadi sepanjang rentang kehidupannya, sehingga
terbagi ke dalam beberapa periode perkembangan. Tentunya agar
20
lebih bisa mendalami kepribadian/karakter anak-anak, penulis
harus mengetahui periode perkembangan anak-anak yang
dibedakan berdasarkan rentang usianya (Papila&Olds 1986),
sebagai berikut:
- Anak usia 0-3 tahun
Pada usia ini, sering disebut dengan batita (toodler), anak akan
terampil berbahasa dan menggunakan kemampuan motoriknya,
serta mampu mengembangkan sikap mandiri. Meksipun sebagian
besar waktunya masih tergantung pada orang dewasa, namun
demikian mereka mulai mengembangkan kepedulian terhadap
anak lain.
- Anak usia 3-6 tahun
Masa ini sering disebut dengan masa prasekolah. Anak yang
berada pada masa ini mulai peduli dengan kehadiran anak lain.
Tentang bahasa yang digunakan mulai berkembang juga. Mereka
juga mulai mengembangkan cara meminta dan memperoleh yang
diinginkan dengan lebih baik dari sebelumnya, lebih peduli
terhadap diri mereka sendiri serta mulai melaih kendali diri.
- Anak usia 6-12 tahun
Di usia ini, anak-anak dalm proses perkembangannya sangat
mudah dipengaruhi oleh lingkungan. Hal yang paling mudah
dipengaruhi dalam bentuk sikap dan perilaku.3
b. Menarik minat anak-anak
3 http://pondokibu.com/pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-usia-6-12-tahun.html yang diunduh
pada hati senin, 7 Desember 2015 pukul 12.00 WIB
21
Anak-anak memang identik dengan bermain. Dalam pengemasan
program siaran pun tak jauh dari kesukaan anak-anak. Isi konten
dibuat sedemikian rupa untuk menarik perhatian anak-anak. Hal yang
membuat senang dan gembira, membuat anak-anak merasa tertarik.
Tentunya, pengemasannya pun harus bersifat edukatif dan informative.
Agar anak-anak bisa bermain, namun bisa mendapatkan manfaatnya.
Proses produksinya pun harus bisa merangkul anak-anak ikutserta
dalam program siaran yang nantinya akan dibuat. Misalnya, sebuah
program siaran yang bersifat interaktif. Seorang penyiar bisa mengajak
pendengarnya yaitu anak-anak, untuk ikut bersiaran. Tujuannya, agar
bisa mempersuasif teman sebaya untuk ikut larut juga bersama dalam
program siaran.
c. Kebutuhan informasi anak-anak
Anak-anak mempunyai daya ingat yang cerdas apalagi, di usia 6
hingga 12 tahun. Di usia ini, dianggap masih membutuhkan pancingan
untuk memacu perkembangannya. Anak-anak merupakan bibit
penerus bangsa, harus sejak dini diberikan informasi yang bersifat
edukatif dan informatif. Tujuannya untuk membuat kemajuan berfikir
anak-anak lebih positif lagi. Dua aspek ini memang harus ditanamkan
sejak dini. Dengan bantuan media sebagai wadah untuk mencari
informasi, serta kehadiran program siaran anak-anak bisa memacu
otak cerdasnya dalam berfikir dan berimajinasi.
2.4 Analisis SWOT (Strength, Weakness, Oppurtuning, Threath)
Menurut Daniel Start dan Ingie Hovland, analisis SWOT merupakan sebuah
instrument perencanaan strategis yang bersifat klasik. Dengan menggunakan
kerangka kerja yaitu kekuatan, kelemahan, kesempatan/peluang dan ancaman,
instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk
22
melaksanakan sebuat strategi. Instrument ini akan menolong para perencana agar bisa
mencapai target dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan.4
Dengan adanya analisis SWOT ini, dapat membantu penulis dalam
melakukan rancangannya yaitu memproduksi sebuah program siaran radio unutk
anak-anak di Kab. Tegal. Tujuannya, agar lebih mempermudah dalam
mempertimbangkan beberapa hal yang akan dihadapi penulis ketika memproduksi
sebuah program siaran di radio. Dari tabel di bawah ini, penulis memaparkan hasil
wawancara yang dilakukan nya saat berada di Kota Slawi, Kabupaten Tegal. Hasil
wawancara yang sudah didapat penulis, setidaknya bisa mendukung data yang
dibutuhkan. Pertanyaan yang diberikan, mengenai kelebihan maupun kekurangan
yang dimiliki radio-radio yang masih aktif dalam bersiaran, sebagai berikut:
Tabel 2.1
Hasil wawancara 6 radio yang masih aktif mengudara
Di Kota Slawi Kabupaten Tegal
No. Nama Hasil Wawancara
1. Radio
Slawi FM
- Radio lokal milik pemerintah ini dibawah naungan Dishubkominfo
(Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika), sudah lama
berdiri dan berganti nama sejak tahun 90-an.
- Profil siaran: target sasaran pendengar multisegment. Prosentase
siaran yaitu 50% hiburan, 20% info/news/talkshow, 15%
pendidikan/wisata/agama dan 15% pariwara.
- Dana yang diperoleh radio lokal ini pun didapat dari dana APBD
digunakan untuk memperbaiki sarana dan prasarana, seperti
melengkapi alat siar, membelikan mobil siar keliling demi kebutuhan
4http://www.smeru.or.id/report/training/menjembatani_penelitian_dan_kebijakan/untuk_cso/f
ile/82.pdf diunduh pada hari Senin 16 Maret 2015 pukul 15.00 WIB
23
siaran langsung.
- Terdapat pula program siaran anak-anak yang selalu mengudara di
setiap hari Minggu, pukul 06.00-09.00 WIB. Sayangnya, dari pukul
06.00-08.00 WIB hanya diputarkan musik anak-anak. Setelah itu,
penyiar baru masuk untuk opening dan chit chat Pukul 08.00-09.00
WIB.
- Isi konten acara: kirim salam, request lagu, tips untuk anak, dan 15
menit sebelum closing penyiar memutarkan dongeng yang
bekerjasama dengan Radio Edukasi, Yogyakarta.
- Kendala : biaya tidak memadai untuk mengundang narasumber, isi
konten yang monoton dan belum menemukan penyiar yang sesuai
karakter untuk program siaran anak-anak. Radio ini menginginkan
penambahan SDM, meskipun tidak lahir dari bidang keradioan.
2. Radio
Radar
CBS FM
- Radar CBS Radio sempat vacuum, lalu dibeli Koran Radar sehingga
menjadi radio ini hidup lagi. Belum genap setahun, Radar CBS Radio
hadir di tengah masyarakat Kabupaten Tegal dengan pengemasan
program siaran tidak berbasis News, melainkan lebih mengutamakan
informasi dibandingkan hiburan.
- Target sasaran pendengar multisegment, namun tidak terdapat
program siaran bagi anak.
- Tidak ada program siaran anak-anak : radio menyayangkan tidak ada
perhatian dari perusahan musik untuk mengorbitkan penyanyi dan
lagu khas anak-anak, lagu anak-anak yang tidak up to date, dalam
pembuatan program siaran takut tidak mencapai target pendengar
yaitu anak-anak sebagai pendengar utama, pembuatan program siaran
24
anak-anak yang monoton dan mencari penyiar yang sesuai dengan
karakter program siaran anak-anak
3. Radio
Darrusala
m FM
- Radio yang berdiri di bawah naungan pondok pesantren ini memang
tidak lepas dari bayang-bayang Pondok Pesantren Darrusalam.
- Target sasaran pendengar yaitu multisegment.
- Terdapat program siaran untuk anak-anak yang mengudara setiap hari
Minggu pukul 08.00-09.00 WIB. Kemasan program siaran anak-anak:
terdapat seorang penyiar dewasa, salam-salam, sharing mengenai
kegiatan/pengalaman anak-anak dan memutarkan lagu anak-anak.
Meskipun terdapat program siaran untuk anak-anak
- Kendala: penyiar yang tidak sesuai karakter program siaran anak-
anak, lagu anak-anak yang kurang up to date dan target sasaran
pendengar bukan dari anak-anak melainkan para orang tua.
4. Radio
Best FM
- Sebagai radio khusus anak muda. Dalam pembuatan program acara
pun sangat ke anak muda. Target sasaran hanya anak muda, sehingga
lebih banyak menyuguhkan isi konten program acara untuk hiburan
dibandingkan informasi.
5. Radio Pop
FM
- Radio khusus untuk lagu-lagu yang ber-genre dangdut. Karena
melihat sifat atau kebiasaan masyarakat Kabupaten Tegal menyukai
lagu dangdut seperti tarling. Untuk target sasaran pendengar yaitu
multisegment
6. Radio
Yaumi
FM
- Satu-satunya radio komunitas yang masih aktif. Radio komunitas
dapat memperoleh sumber pembiayaan dari sumbangan ghibah,
sponsor dan sumber lainnya. Radio ini berdiri dibawah nanguan
yayasan Yaumi. Tidak jauh berbeda dengan radio lokal maupun
25
swasta lainnya.
- Sasaran target pendengarnya multisegment
- Pengemasan program acaranya kebanyakan entertainment namun
masih ada pemanis religius setiap jeda program acaranya. Untuk
program siaran anak vacuum, dikarenakan belum menemukan penyiar
yang sesuai dengan karakter program siaran yang dibuat Radio
Yaumi, kesalahan teknis membuat komputer penyimpan semua materi
siaran menjadi hilang dan tidak up to date lagu anak-anak membuat
lagu yang diputar hanya itu saja
Dari hasil wawancara, penulis menarik kesimpulan untuk membuat analisis
SWOT. Ini sangat penting, agar perencanaan yang telah dibuat bisa memenuhi target
pencapaian. Penulis bisa mempertimbangkan perancangan yang sudah direncana.
Berikut analisis SWOT untuk perencanaan program siaran anak “Enyong Bocah
Tegal”, yaitu:
a. Kekuatan (Strength)
- Radio yang terdapat di Kabupaten Tegal, khususnya yang mengklaim
target sasaran pendengar multisegment tertarik untuk mengudarakan
program siaran yang penulis rancang
- Para orang tua, guru dan praktisi radio masih mempunyai perhatian
untuk program siaran anak
b. Kelemahan (Weakness)
- Tidak mendapatkan penyiar yang sesuai karakter program siarannya
- Narasumber yang dapat menyesuaikan idea tau konsep program siaran
26
- Pemilihan waktu menyesuaikan jadwal radio, program siaran hanya
satu kali diudarakan.
c. Peluang (Oppurtuning)
- Beberapa radio di Kabupaten Tegal tertarik untuk mengudarakan
program siaran anak yang penulis rancang
d. Ancaman (Threath)
- Target sasaran pendengar tidak sesuai yang diinginkan
- Para orang tua lebih mengajak anak-anaknya bepergian seperti objek
wisata, mall, dan lain-lain
27
2.5 Kerangka Pikir Design
Fakta : Radio Pemerintah, Swasta dan Komunitas jarang yang membuat
program siaran anak-anak.
Radio yang sudah ada program siaran, menginginkan sesuai target sasaran.
Namun bisa dilihat dalam pengemasan program siarannya yang monoton.
Sangat penting, dalam membuat sebuah program siaran anak-anak diperlukan
analisis SWOT, tujuannya agar perencanaan yang telah dibuat bisa memenuhi
target pencapaian.
Strategi perencanaan program siaran anak-anak
penyiar naskah jingle musik promosi
Program Siaran Anak-anak yang informatif, inovatif,
edukatif, menghibur dan dapat menarik minat
pendengarnya khususnya anak-anak
“ENYONG BOCAH TEGAL”
Target pendengar : Usia 6 hingga 12
Tahun