bab ii tinjauan pustaka 2.1 ruang lingkup remaja 2.1.1 ... · 22 tahun. who membagi kurun waktu...

18
7 BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Ruang Lingkup Remaja 2.1.1 Definisi Remaja Remaja berasal dari bahasa latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa, adolensence memiliki arti yang lebih luas lagi yaitu mencakup kematangan emosional sosial, fisik dan mental (Hurlock, 1992). Dalam perkembangan kepribadian seseorang masa remaja mempunyai arti khusus. Masa remaja memiliki tempat yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan seseorang. Masa remaja tidak termasuk dalam golongan anak tetapi ia tidak pula termasuk dalam golongan orang dewasa maupun golongan tua. Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status orang dewasa tetapi tidak lagi memiliki status anak-anak. Menurut Remplein (dalam Monks et al., 2001) krisis remaja adalah suatu masa yang ditandai dengan adanya pembelokan dalam perkembangan, suatu kepekaan dan labilitas yang meningkat. 2.1.2 Batasan Remaja Pada dasarnya remaja terbagi dalam kriteria umur, Monks et al. (2001) membagi masa pra- remaja dari usia 10-12 tahun, masa remaja awal dari usia 13-15 tahun, remaja pertengahan dari usia 15-18 tahun, remaja akhir dari usia 18-21 tahun. Masa praremaja disebut juga masa pra pubertas, sedangkan masa remaja awal disebut juga masa pubertas. Menurut Konopka cit Yusuf (2001) masa remaja meliputi remaja awal untuk rentang usia 12-15 tahun, remaja madya untuk usia 15-18 tahun, remaja akhir untuk usia 19-

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Ruang Lingkup Remaja 2.1.1 ... · 22 tahun. WHO membagi kurun waktu usia remaja dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 ahun

7

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Ruang Lingkup Remaja

2.1.1 Definisi Remaja

Remaja berasal dari bahasa latin adolensence yang berarti

tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa, adolensence memiliki arti

yang lebih luas lagi yaitu mencakup kematangan emosional sosial,

fisik dan mental (Hurlock, 1992). Dalam perkembangan kepribadian

seseorang masa remaja mempunyai arti khusus. Masa remaja

memiliki tempat yang tidak jelas dalam rangkaian proses

perkembangan seseorang. Masa remaja tidak termasuk dalam

golongan anak tetapi ia tidak pula termasuk dalam golongan orang

dewasa maupun golongan tua. Masa remaja menunjukkan dengan

jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan karena remaja belum

memperoleh status orang dewasa tetapi tidak lagi memiliki status

anak-anak.

Menurut Remplein (dalam Monks et al., 2001) krisis remaja

adalah suatu masa yang ditandai dengan adanya pembelokan

dalam perkembangan, suatu kepekaan dan labilitas yang

meningkat.

2.1.2 Batasan Remaja

Pada dasarnya remaja terbagi dalam kriteria umur, Monks et

al. (2001) membagi masa pra- remaja dari usia 10-12 tahun, masa

remaja awal dari usia 13-15 tahun, remaja pertengahan dari usia

15-18 tahun, remaja akhir dari usia 18-21 tahun. Masa praremaja

disebut juga masa pra pubertas, sedangkan masa remaja awal

disebut juga masa pubertas. Menurut Konopka cit Yusuf (2001)

masa remaja meliputi remaja awal untuk rentang usia 12-15 tahun,

remaja madya untuk usia 15-18 tahun, remaja akhir untuk usia 19-

Page 2: BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Ruang Lingkup Remaja 2.1.1 ... · 22 tahun. WHO membagi kurun waktu usia remaja dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 ahun

8

22 tahun. WHO membagi kurun waktu usia remaja dalam 2 bagian

yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 ahun. WHO

menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batas usia remaja. Di

Indonesia batasan remaja mendekati batasan perserikatan bangsa-

bangsa tentang pemuda, yaitu kurun usia 14-24 tahun yang

dikemukakan dalam sensus penduduk tahun 2010 (Sarwono,2002).

Tabel Batasan Remaja Menurut Para Peneliti

No Peneliti Pra remaja

(Tahun)

Remaja

awal

(Tahun)

Remaja

pertengahan

(Tahun)

Remaja

ahkir

(Tahun)

1 Monk et al.(2001) 10-12 13-15 15-18 18-21

2 Konopka cit

Yusuf(2001)

- 12-15 15-18 19-22

3 WHO(2011) - 10-14 - 15-20

2.1.3 Tahap perkembangan Remaja

Menurut Sarwono (2002) dalam proses penyesuaian diri

remaja menuju kedewasaan ada 3 tahap perkembangan, yaitu :

1. Remaja Awal (Early Adolescence)

Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan

perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan

dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan

tersebut. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat

tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis.

Kepekaan yang berlebih-lebihan itu ditambah dengan

Page 3: BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Ruang Lingkup Remaja 2.1.1 ... · 22 tahun. WHO membagi kurun waktu usia remaja dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 ahun

9

berkurangnya kendali terhadap “ego” menyebabkan para

remaja awal ini sulit dimengerti dan mengerti orang dewasa.

2. Remaja Madya (Middle Adolescence)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan.

Ia akan merasa senang jika banyak teman menyukainya.

Terdapat kecenderungan narcistic, yaitu dengan menyukai diri

sendiri dengan teman-teman yang memiliki kesamaan sifat

dengan dirinya. Selain itu ia berada dalam kondisi kebingungan

karena ia tidak tahu harus memilih yang mana, peka atau tidak

peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis

atau materialis dan sebagainya. Remaja membebaskan dirinya

dari Oedipus complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada

masa kanak-kanak) dengan mempererat hubungan dengan

kawan-kawan dari lawan jenis.

3. Remaja Akhir (Late Adolescence)

Tahap ini merupakan masa tahapan menuju periode dewasa

dan ditandai dengan pencapaian 5 hal yaitu :

- Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

- Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang

lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.

- Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

- Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri

sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan

diri sendiri dan orang lain pada tahap ini seorang remaja

sangat terlihat sifat egonya.

- Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private

self) dan masyarakat umum (the public).

Page 4: BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Ruang Lingkup Remaja 2.1.1 ... · 22 tahun. WHO membagi kurun waktu usia remaja dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 ahun

10

2.1.4 Perubahan Sosial Pada Masa Remaja

Salah satu tugas perkaembangan masa remaja yang tersulit

adalah yang berhubungan dengan penyesuian sosial. Remaja

harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang

sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan diri

dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah.

Remaja lebih banyak menghabiskan waktunya bersama dengan

teman-teman sebaya, maka pengaruh teman-teman sebaya pada

sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih besar

daripada pengaruh keluarga. Misalnya mengikuti kebiasaan teman-

temannya yang merokok didalam kelompoknya, maka kesempatan

untuk diterima dikelompoknya lebih besar (Hurlock, 1999)

Kelompok sosial yang paling sering terjadi pada masa

remaja adalah (dalam hurlock, 1999).

1) Teman Dekat

Remaja biasanya mempunyai dua atau tiga orang

teman dekat, atau sahabat karib. Mereka terdiri dari

jenis kelamin yang sama, mempunyai minat dan

kemampuan yang sama. Teman dekat saling

mempengaruhi satu sama lain.

2) Kelompok Kecil

Kelompok ini terdiri dari kelompok teman-teman

dekat. Pada mulanya, terdiri dari seks yang sama,

tetapi kemudian meliputi kedua jenis seks.

3) Kelompok Besar

Kelompok ini terdiri dari dari beberapa kelompok

kecil dan kelompok teman dekat, berkembang

dengan meningkatnya minat pesta dan berkencan.

4) Kelompok Yang Terorganisasi

Page 5: BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Ruang Lingkup Remaja 2.1.1 ... · 22 tahun. WHO membagi kurun waktu usia remaja dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 ahun

11

Kelompok ini adalah kelompok yang dibina oleh

orang dewasa, dibentuk oleh sekolah dan organisasi

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial para

remaja yang tidak mempunyai klik atau kelompok

besar.

5) Kelompok Geng

Remaja yang tidak termasuk kelompok atau

kelompok besar dan merasa tidak puas dengan

kelompok yang terorganisasi akan mengikuti

kelompok geng. Anggotanya biasanya terdiri dari

anak-anak sejenis dan minat utama mereka adalah

untuk menghadapi penolakan teman-teman melalui

perilaku anti sosial.

2.2 Ruang Lingkup Perilaku Merokok

2.2.1 Perilaku

Perilaku adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia

dalam menanggapi stimulus lingkungan, yang meliputi aktivitas

motorik, emosional dan kognitif (Singgih, 2004). Bermacam-macam

bentuk perilaku yang dilakukan manusia untuk menanggapi

stimulus yang diterimanya.

2.2.2 Merokok

Merokok adalah menghisap rokok, sedangkan rokok adalah

gulungan tembakau yang berbalut daun nifas atau kertas

(Poerwadarminta dalam Sianturi, 2003). Merokok adalah

menghisap asap tembakau yang dibakar dalam dan

menghembuskan kembali keluar (Amstrong dalam Simanjutak,

2009).

Page 6: BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Ruang Lingkup Remaja 2.1.1 ... · 22 tahun. WHO membagi kurun waktu usia remaja dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 ahun

12

Menurut Tery dan Horn (dalam Permaisih, 2003), di dalam

sebatang rokok yang dihisap terdapat kurang lebih sebanyak tiga

ribu macam bahan kimia, baru 760 macam yang dikenal. Sampai

saat ini belum diketahui persis berapa banyak diantaranya yang

berbahaya terhadap kesehatan.

Perilaku merokok merupakan perilaku yang berkaitan erat

dengan perilaku kesehatan (Notoatmojo, 2005). Perilaku merokok

merupakan salah satu perilaku yang dapat membahayakan

kesehatan. Perilaku merokok sudah menjadi kebiasaan yang

sangat umum dan meluas pada masyarakat Indonesia. Perokok

berasal dari berbagai jenis kelas yang meliputi : kelompok umum,

sosial dan jenis kelamian. Hal ini menjadi dasar bahwa kebiasaan

merokok sulit untuk dihilangkan.

2.2.3 Fenomena merokok pada remaja

Sitepoe (2002), menglasifikasikan perilaku merokok pada

remaja menjadi empat tahap. Empat tahap perilaku merokok pada

remaja adalah :

1. Tahap persiapan

Tahap ini berlangsung pada saat remaja belum

pernah merokok. Pada tahap ini, remaja mulai

membentuk opini tentang rokok dan perilaku merokok.

Hal ini disebabkan karena adanya perkembangan sikap

pada remaja munculnya tujuan mengenai rokok, dan sitra

perilaku merokok yang diperoleh remaja.

2. Tahap inisiasi

Tahap ini merupakan tahap coba – coba untuk

merokok. Remaja beranggapan bahwa dengan merokok,

remaja akan terlihat dewasa, keren, gagah dan berani.

Page 7: BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Ruang Lingkup Remaja 2.1.1 ... · 22 tahun. WHO membagi kurun waktu usia remaja dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 ahun

13

3. Tahap menjadi seorang perokok

Pada tahap ini remaja memberikan identitas pada

dirinya sebagai seorang perokok. Remaja juga sudah

mulai ketergantungan rokok Burton et, al (1989). Remaja

yang menggambarkan dirinya sebagai seorang perokok,

maka besar kemungkinan akan tetap menjadi seorang

perokok di masa yang akan datang (Okoli et,al, 2011).

4. Tahap tetap menjadi perokok

Tahap ini dipengaruhi oleh faktor psikologis dan

biologis. Faktor pisikologis yang mempengaruhi remaja

untuk terus merokok adalah: adanya kebiasaan, stres,

depresi, kecanduan, menurunkan kecemasan,

ketegangan, upaya untuk memiiki teman (Hedman et, al,

2007). Faktor biologis yang mempengaruhi remaja untuk

tetap menjadi perokok yaitu efek dan level dari nikotin

yang dibutuhkan dalam aliran darah (Laily,2007).

Setiap orang memiliki tingkatan merokok yang

berbeda-beda, hal ini tergantung dari seberapa sering

seseorang merokok, jumlah rokok yang dihisap dan

lamanya merokok. Tingkatan-tingkatan merokok

seseorang dapat dilihat dari tipe-tipe perokok yang telah

ada

Tipe-tipe perokok menurut Mu’tadin (2002) yaitu:

a. Perokok sangat berat yaitu perokok yang mengkonsumsi

rokok lebih dari 31 batang sehari dan selang merokoknya

lima menit setelah bangun pagi.

b. Perokok berat yaitu merokok sekitar 21-30 batang dengan

selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6-30 menit.

Page 8: BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Ruang Lingkup Remaja 2.1.1 ... · 22 tahun. WHO membagi kurun waktu usia remaja dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 ahun

14

c. Perokok sedang yaitu perokok yang menghabiskan rokok

11-21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah

bangun pagi.

d. Perokok ringan yang menghabiskan rokok sekitar 10 batang

dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi.

2.2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok

Pada Remaja

Aktivitas merokok merupakan perilaku yang

membahayakan kesehatan/ ironisnya, fakta ini menjadi

kontradiksi dengan realita yang terjadi saat ini pada

masyarakat Indonesia. Rokok sudah menjadi kebiasaan

yang sangat umum dan meluas dimasyarakat Levy (1984).

Setiap individu memiliki kebiasaan merokok yang berbeda

dan biasanya disesuaikan dengan tujuan indivdu untuk

merokok (Nasution, 2007).

Perilaku merokok disebabkan oleh berbagai faktor yang

berasal dari internal dan eksternal. Terdapat tiga faktor

penyebab perilaku merokok pada remaja, yaitu :

(1)kepuasan psikologis (2) sikap permisif orang tua terhadap

perilaku merokok remaja (3) pengaruh teman sebaya

(Komalsari & Helmi, 2000). Hedmen et,al (2007)

menyebutkan, faktor resiko pencetus remaja merokok

adalah memiliki keluarga yang merokok atau memiliki teman

yang juga sebagai perokok.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Mu’tadin (2002)yang

menyebutkan,ada 4 faktor yang mempengaruhi perilaku

merokok pada remaja. Faktor- faktor tersebut adalah :

Page 9: BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Ruang Lingkup Remaja 2.1.1 ... · 22 tahun. WHO membagi kurun waktu usia remaja dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 ahun

15

1 Pengaruh orang tua

Remaja yang tinggal dengan orang tua yang tidak

memperhatikan anak dan adanya hukuman fisik yang keras

dalam keluarga, akan lebih nudah untuk menjadi perokok

(Mu’tadi,2002). Selain itu, salah satu faktor resiko pencetus

bagi remaja untuk merokok adalah memiliki keluarga yang

merokok (Hedman et, al. 2007). Perilaku orang tua dalam

merokok, akan berpengaruh pada anak. Sebab,anak akan

memiliki kecenderungan untuk mengikuti perilaku yang

dicontohkan oleh orang tua.

2. Pengaruh teman

Hedman et, al (2007) menyebutkan bahwa salah

satu faktor resiko pencetus remaja untuk merokok adalah

memiliki teman yang juga sebagai perokok. Al Bachri (1991)

menyebutkan, diantara remaja perokok terdapat 87 % di

antaranya memilki satu atau lebih sahabat yang perokok,

begitu pula dengan remaja bukan perokok.

3. Faktor kepribadian

Salah satu sifat kepribadian yang mempengaruhi

remaja untuk mengonsumsi rokok dan obat – obatan,

adalah sifat konfirmitas sosial (Widianti, 2007). Menurut

Atkinson (1991), individu yang memilki nilai tinggi pada

berbagai tes konfirmitas sosial lebih mudah menjadi

pengguna rokok dan obat – obatan dibandingkan dengan

individu yang memiliki skor rendah.

4. Pengaruh iklan

Remaja tertarik untuk mengikuti perilaku seperti

pada iklan rokok, baik dsri media cetak maupun media

Page 10: BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Ruang Lingkup Remaja 2.1.1 ... · 22 tahun. WHO membagi kurun waktu usia remaja dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 ahun

16

elektronik, yang menggambarkan bahwa perokok terlihat

janta dan gagah (Laily,2007)

2.2.5 Dampak Perilaku Merokok

Ogden (2000) mengklasifikasi dampak perilaku merokok

menjadi dua bagian yaitu :

1. Dampak positif

Smet (1994) menyebutkan, manfaat rokok bagi perokok

adalah mengurangi ketegangan yang individu rasakan,

membantu konsentrasi untuk mengjasilkan sebuah karya,

upaya memperoleh dukungan sosial, dan menjadi relaksasi

yang menyenangkan. Penelitian yang dilakukan oleh Prof.

Soesmalijah dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

menyebutkan, rokok dapat membuat perokok menjadi lebih

dewasa, mudah konsentrasi dan dapat memunculkan ide-ide

atau inspirasi (Cahanar & Suhanda, 2006).

2. Dampak negatif

Meskipun saat ini sudah tersedia rokok yang memiliki

kandungan tar dan nikotin yang rendah, tetapi tidak ada rokok

yang aman bagi kesehatan. Penyakit yang diakibatkan oleh

rokok, seperti : kanker mulut, kanker faring, kanker faring,

kanker paru, kanker prostat, gangguan kehamilan dan janin,

penyakit jantung koroner, pneumonia dan lainnya

(Sriamin,2006).

Page 11: BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Ruang Lingkup Remaja 2.1.1 ... · 22 tahun. WHO membagi kurun waktu usia remaja dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 ahun

17

2.3 Ruang Lingkup Harga Diri

2.3.1 Harga Diri

Harga diri menurut Coopersmith (dalam Anggoro 2006)

adalah evaluasi yang dibuat oleh individu mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan dirinya, yang diekspresikan dengan sikap setuju

atau tidak setuju dan menunjukan bagaimana remaja tersebut

meyakini dirinya itu mampu, penting dan berharga. Dapat dikatan,

harga diri merupakan suatu penilaian pribadi pada perasaan

berharga yang diekspresikan dan dipegang oleh remaja.

Harga diri menurut Clemes dan Hedge (dalam Santoso,

2007) merupakan proses penilaian yang dibuat dan dipertahankan

individu tentang dirinya. Proses penilaian tersebut berasal dari

interaksi dengan lingkungan serta menyangkut aspek-aspek seperti

penerimaan, perlakuan dan penghargaan orang lain terhadap

dirinya. Menurut Worchel (dalam Santoso, 2007) harga diri

dinyatakan sebagai komponen evaluatif dari konsep diri, yang terdiri

dari evaluasi positif dan negatif tentang diri sendiri yang dimiliki

seseorang.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa harga diri

adalah penilaian yang dibuat oleh remaja tentang sejauh mana

kepercayaan individu terhadap kemampuan dirinya, merasa berarti,

dan menghargai diri sendiri yang diperoleh dari hasil interaksi

dengan lingkungannya yang berupa penghargaan, penerimaan, dan

perlakuan orang lain terhadap dirinya.

Page 12: BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Ruang Lingkup Remaja 2.1.1 ... · 22 tahun. WHO membagi kurun waktu usia remaja dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 ahun

18

2.3.2 Tingkat harga diri

Menurut Coopersmith (dalam Dewi, 2010), harga diri dibagi

dalam tiga tingkat yaitu:

1. Harga diri tinggi

Individu yang memiliki harga diri tinggi memiliki ciri: mandiri,

kreatif, yakin akan gagasan-gagasannya, tingkat kecemasan

rendah, mempunyai keyakinan yang tinggi, melihat dirinya

sebagai orang yang berguna dan mempunyai harapan-harapan

yang tinggi, lebih berorientasi pada kebutuhan, mempunyai

pendapat sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.

2. Harga diri sedang

Individu yang memiliki harga diri menengah hampir memiliki

ciri sama dengan harga diri tinggi, namun disertai sifat-sifat

memandang lebih baik dari kebanyakan orang dan kurang yakin

terhadap dirinnya sendiri dan selalu bergantung pada penilaian

orang.

3. Harga diri rendah

Individu yang memiliki harga diri rendah memiliki ciri: kurang

mandiri, kreatif, mempunyai rasa cemas yang tinggi, merasa

dirinya kurang berguna kepada orang lain, kurang berorientasi

pada kebutuhan, harapan-harapan rendah, kurang percaya diri,

malas menyatakan diri jika mempunyai gagasan-gagasan baru.

Di pihak lain, Clemes (1995) membagi harga diri dalam dua

tingkat yaitu :

1. Harga diri tinggi, yaitu individu yang mampu bertindak mandiri,

kreatif, yakin akan gagasan-gagasannya, merasa bangga

Page 13: BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Ruang Lingkup Remaja 2.1.1 ... · 22 tahun. WHO membagi kurun waktu usia remaja dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 ahun

19

dengan prestasinya, menunjukan sederet perasaan dan

emosinya yang luas, kecemasan rendah, menghadapi

tantangan baru dengan penuh antusias, melihat dirinya sebagai

rang yang berguna, mempunyai harapan-harapan yang tinggi,

lebih berorientasi kepada kebutuhan, mempunyai pendapat

sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.

2. Harga diri rendah, yaitu individu dengan ciri kurang mandiri,

kurang kreatif, selalu berfikir negatif, mempunyai rasa cemas

yang tinggi, merasa dirinya kurang berguna bagi orang lain,

mudah dipengaruhi orang lain, kurang berorientasi pada

kebutuhan dan kurang percaya diri.

2.3.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga diri.

Coopersmith (1998) menyebutkan faktor-faktor yang

melatarbelakangi harga diri terdiri atas empat komponen, empat

komponen tersebut yaitu:

1. Lingkungan

Lingkungan yang membuat remaja merasa diterima,

dihargai dan dihormati, akan menjadikan remaja merasa

bahwa dirinya bernilai untuk dirinya sendiri dan orang lain.

Yusuf (2000) menyebutkan, lingkungan memberikan

dampak besar kepada remaja melalui hubungan yang baik

antara remaja dengan orang tua, teman sebaya dan

lingkungan sekitar.

2. Pola asuh

Pola asuh merupakan cara orang tua untuk

memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anak

(Sriati & Hernawaty, 2007). Adanya hukuman dalam

Page 14: BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Ruang Lingkup Remaja 2.1.1 ... · 22 tahun. WHO membagi kurun waktu usia remaja dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 ahun

20

keluarga yang tidak konsisten serta perilaku orang tua yang

selalu membandingkan anak dapat menurunkan harga diri

anak tersebut ( Potter & Perry, 2005).

3. Pengalaman

Yusuf (2000) mendefinisikan pengalaman sebagai

suatu bentuk emosi, perasaan, tindakan, dan kejadian yang

pernah dialami individu: dirasalan bermakna san

meninggalkan kesan dalam hidup individu (Sriati &

Hernawati, 2007). Pengalaman individu yang positif dapat

meningkatkan harga diri, seperti restasi yang diraih dan

kompetisi diri dalam berbagai hal. Sedangkan, pengalaman

individu yang negatif dapat menurunkan harga diri, seperti :

merasa dirinya tidak diterim, tidak kompeten dan tidak

bernilai.

4. Sosial ekonomi

Individu dengan latar belakang sosial ekonomi tinggi,

akan merasa dirinya lebih berarti dan berharga,

dibandingkan dengan orang lain dengan status sosial

ekonomi di bawahnya. Sosial ekonomi merupakan suatu

hal yang mendasari perbuatan individu untuk memenuhi

dorongan sosial yang memerlukan dukungan finansial

(Sriati & Hernawaty, 2007). Sianturi (2004) menyebutkan,

faktor yang mempengaruhi pembentukan harga diri remaja,

yaitu :

Pengalaman negatif yang berulang

Pengalam negatif yang dialami remaja meliputi aspek

fisik, emosi dan seksual, dapat menyebabkan remaja

melihat dirinya sebagai individu yang tidak berdaya

(Sianturi, 2004). Kegagalan individu dalam

Page 15: BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Ruang Lingkup Remaja 2.1.1 ... · 22 tahun. WHO membagi kurun waktu usia remaja dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 ahun

21

menyelesaikan tugasnya secara berulang, akan

menyebabkan individu yang tidak berharga kerena

merasa tidak memiliki kompetensi yang memadai.

Penyakit mental dan fisik

Penyakit yang dialami remaja akan mempengaruhi

remaja mulai dari dirinya. Remaja akan malu untuk

berhubungan dan bergaul dengan teman-temannya.

Adanya penyakit, pembedahan atau kecelakaan yang

mengubah pola hidup dapat menurunkan harga diri

individu (Potter & Perry, 2005).

Ketidak hadiran orang yang dipercaya saat dibutuhkan.

Remaja seringkali merasa tidak ada orang lain yang

peduli dan menyayanginya. Hal ini dikarenakan tidak

adanya orang yang mendukung remaja saat remaja

membutuhkan seseorang seseorang untuk membantu

menyelesaikan masalah.

Sistem keluarga yang disfungsional

Peraturan yang tidak konsisten, kritik yang destruktif,

orang tua yang terlalu melindungi dan mengontrol

remaja, dan minimnya komunikasi dalam keluarga,

adanya hukuman dalam keluarga yang tidak konsisten

saerta perilaku orang tua yang suka membandingkan

anaknya, dapat menurunkan harga diri anak (Potter &

Perry, 2005).

Page 16: BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Ruang Lingkup Remaja 2.1.1 ... · 22 tahun. WHO membagi kurun waktu usia remaja dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 ahun

22

2.3.4 Keaslian penelitian

N

o

Judul penelitian Peneliti Asal Metodolog

i

Tahun Variabel Hasil

1 Hubungan

perilaku

merokok

dengan harga

diri remaja.

Young-

Ko Him

Korea

utara

Kuantitatif

korelasi

2004 Perilaku

merokok

dengan

harga diri

Hasil penelitian menunjukan bahwa harga diri

dan kondisi psikologis memiliki hubungan

yang signifikan terhadap perilaku merokok

pada remaja di Korea.

2 Hubungan

perilaku

merokok

dengan harga

diri remaja.

Norhay

ati

Mohd

Noor

et,al

Malaysia Kuantitatif

korelasi

2005 Perilaku

merokok

dengan

harga diri

Tidak ada hubungan antara merokok dengan

harga diri remaja.harga diri pada remaja di

kota Bheru, Kelantan lebih dipengaruhi oleh

kondisi keluarga dan lingkungan.

3 Hubungan

harga diri

terhadap

perilaku

merokok.

Valesk

a et,al

Slovakia Kuantitatif

korelasi

2009 Harga

diri

dengan

perilaku

merokok

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa harga

diri menunjukan adanya hubungan dengan

awal mula dan keberlanjutan dalam

pengonsumsian rokok dan ganja.

Page 17: BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Ruang Lingkup Remaja 2.1.1 ... · 22 tahun. WHO membagi kurun waktu usia remaja dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 ahun

23

2.4 Kerangka teori

Kombinasi teori Komalasari & Helmi (2000) dan Coopersmith

(1998).

Faktor yang mempengaruhi

harga diri:

- Pengalaman

- Pola asuh

- Lingkungan

- Sosial ekonomi

Faktor yang mempengaruhi

perilaku merokok:

- Kepuasan psikologis

- Pengaruh orang tua

- Pengaruh teman

sebaya

- Faktor kepribadian

- Pengaruh iklan

Harga diri Perilaku merokok

Tingkat harga diri:

- Harga diri tinggi

- Harga diri rendah

Fenomena tahapan merokok

pada remaja:

- Tahap persiapan

- Tahap inisiasi

- Tahap menjadi seorang

perokok

- Tahap tetap menjadi

seorang perokok

Page 18: BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Ruang Lingkup Remaja 2.1.1 ... · 22 tahun. WHO membagi kurun waktu usia remaja dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 ahun

24

2.4 Hipotesis

1. Hipotesis Nol (H0)

Hipotesis Nol (H0) dalam penelitian ini adalah tidak

ada hubungan antara merokok perilaku merokok dengan

harga diri remaja.

2. Hipotesis (H1)

Hipotesis (H1) apabila dalam penelitian ini antar

variabel saling berhubungan.