bab ii tinjauan pustaka 2.1 teori keagenanrepository.ump.ac.id/6494/3/tri ayu wulandari biawan bab...
TRANSCRIPT
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Keagenan
Teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent.
Teori agensi memiliki asumsi bahwa tiap-tiap individu semata-mata termotivasi
oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan
antara principal dan agent Anthony dan Govindarajan (2005). Oleh karena itu,
teori keagenan sulit terbentuk karena adanya kepentingan yang saling
bertentangan. Perbedaan kepentingan antara principal dan agent disebut asimetri
informasi. Keadaan asimetri informasi terjadi ketika adanya distribusi informasi
yang tidak sama antara principal dan agent akibatnya :
1. Moral hazard : permasalahan yang timbul akibat agent tidak melaksanakan
hal-hal dalam kontrak kerja.
2. Adverse selection : keadaan dimana principal tidak dapat mengetahui apakah
keputusan yang diambil agent benar-benar didasarkan atas informasi yang
diperoleh, atau terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam tugas.
Pemilik usaha (principal) disebut sebagai pihak yang melakukan evaluasi
terhadap informasi sedangkan agen adalah pihak yang mengambil keputusan.
Agency Theory menunjukkan bahwa perusahaan dapat dilihat sebagai suatu
hubungan kontrak (loosely defined) antara pemegang sumber daya. Hubungan
agency muncul ketika satu atau lebih individu yang disebut pelaku (principals),
mempekerjakan satu atau lebih individu lain disebut agen. Sunarto (2009)
8
Pengaruh Profitabilitas, Opini..., Tri Ayu Wulandari Biawan, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
9
menjelaskan bahwa model keagenan diperlukan suatu sistem yang melibatkan
kedua belah pihak, sehingga diperlukan kontrak kerja antara pemilik (principal)
dan manajemen (agent). Teori keagenan berkaitan dengan konflik agency, atau
konflik kepentingan antara agen dan pelaku. Dalam penelitian ini perusahaan
bertindak sebagai principal, sementara auditor independen sebagai agent.
Menurut Jensen (1986) dalam Febrianty (2011) agency problem timbul
karena cenderung untuk mementingkan dirinya sendiri dan munculnya konflik
ketika beberapa kepentingan bertemu dalam suatu aktivitas bersama. Biaya
agency meningkat saat pemegang saham menjadi semakin jauh dari manajemen,
karena perusahaan yang tidak listing cenderung memiliki jumlah pemegang
saham yang lebih kecil, maka biaya agency diperkirakan lebih rendah daripada
untuk perusahaan listing. Sebaliknya, berkenaan dengan semakin besar pemisahan
antara pemilik dan manajer, maka perusahaan yang listing lebih besar
kemungkinannya untuk mengucurkan biaya agensi yang lebih tinggi Cooke
(1989) dalam Febrianty (2011).
2.2 Auditing
Audit menurut Miller dan Bailley yaitu “an audit is a methodical review
and objective examination of an item, including the verification of specific
information as determined by the auditor or as established by general practice.
Generally, the purpose of an audit is to express an opinion on or reach a
Pengaruh Profitabilitas, Opini..., Tri Ayu Wulandari Biawan, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
10
conclusion about what was audited”. Secara umum auditing adalah suatu proses
sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan
untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan, Mulyadi (2009:9).
Auditor yang ditugaskan untuk mengaudit tindakan ekonomi
diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu :
1. Auditor Internal
Auditor internal adalah karyawan suatu perusahaan tempat mereka untuk
melakukan audit dengan tujuan untuk membantu manajemen dalam
melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Auditor internal
berhubungan dengan audit operasional dan audit kepatuhan.
2. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintah yang
tugas utamanya adalah melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan
dari berbagai unit organisasi dalam pemerintah.
3. Auditor Independen (Akuntan Publik)
Auditor independen adalah para praktisi individual atau anggota kantor
akuntan public yang memberikan jasa auditing professional kepada klien.
Pengaruh Profitabilitas, Opini..., Tri Ayu Wulandari Biawan, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
11
Klien dapat berupa perusahaan bisnis yang berorientasi laba, organisasi
nirlaba, badan-badan pemerintah maupun individu perseorangan.
Tujuan audit yaitu untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran
dalam semua hal yang bersifat materiil, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
ekuitas, dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi berteima umum
(PABU). Arens (1995) dalam kartika (2011) menyatakan kewajaran laporan
keuangan dinilai berdasarkan asersi yang terkandung dalam setiap unsur yang
disajikan dalam laporan keuangan. Asersi merupakan pernyataan manajemen
yang terkandung dalam komponen laporan keuangan yang dapat bersifat implisit
dan eksplisit.
Dalam melaksanakan audit seorang auditor harus memiliki standar yang
telah ditetapkan oleh ikatan akuntansi Indonesia (IAI). Standar Auditing yang
telah ditetapkan oleh ikatan akuntansi Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Standar Umum :
a. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat.
2. Standar Pekerjaan Lapangan :
Pengaruh Profitabilitas, Opini..., Tri Ayu Wulandari Biawan, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
12
a. Pekerjaan harus direncanakan sebaiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang
dilakukan.
c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang telah
diaudit.
3. Standar Pelaporan :
a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan yang telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
b. Laporan auditor harus menunjukan atau menyatakan, jika ada
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan.
Pengaruh Profitabilitas, Opini..., Tri Ayu Wulandari Biawan, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
13
2.3 Audit Delay
Kartika (2011) Audit Delay yaitu lamanya waktu atau rentang waktu
penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan
tanggal waktu diterbitkannya laporan audit. Audit Delay inilah yang dapat
mempengaruhi ketepatan informasi yang dipublikasikan, sehingga akan
berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan yang berdasarkan
informasi yang dipublikasikan. Bean dan benardi (2003) dalam bustaman dan
kamal (2010) Audit Delay adalah jumlah hari yang dibutuhkan antara penutupan
tahun buku keuangan perusahaan hingga tanggal dikeluarkannya laporan audit.
Audit Report Lag (Audit Delay) adalah rentang waktu penyelesaian
pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, yang diukur berdasarkan lamanya
hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas laporan
keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup buku perusahaan yaitu 31
desember sampai tanggal neraca yang tertera pada laporan auditor independen
Subekti dan widiyanti (2004) dalam lianto dan kusuma (2010).
Perusahaan yang telah go publik diwajibkan untuk menyampaikan laporan
keuangan yang telah disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan telah
diaudit oleh badan pengawas pasar modal (BAPEPAM) dan menyampaikan
laporan keuangan kepada bursa efek Indonesia. Kualitas audit ini penting karena
dengan kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan keuangan yang
Pengaruh Profitabilitas, Opini..., Tri Ayu Wulandari Biawan, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
14
dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Tahun 2012, BAPEPAM
mengeluarkan lampiran keputusan mengenai penyampaian laporan keuangan
berkala emiten atau perusahaan public dengan Nomor: Kep-431/BL/2012, yang
mewajibkan setiap perusahaan menyampaikan laporan tahunan kepada
BAPEPAM dan LK paling lama 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir.
Audit Report Lag (Audit Delay) akan lebih panjang pada perusahaan yang
mendapatkan qualified opinion. Dyer dan McHug (1975) dalam Mumpuni (2011)
menggunakan kriteria keterlambatan pelaporan keuangan dalam penelitiannya :
1. Preminilary lag adalah interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.
2. Auditor’s report lag adalah interval jumlah hari antara tanggal laporan
keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.
3. Total lag adalah interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai
tanggal penerimaan laporan dipublikasikan di bursa.
2.4 Profitabilitas
Profitabilitas adalah suatu kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari
kegiatan operasinya dan sering digunakan untuk mengukur kinerja perusahann
dan diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas. Sedangkan Profitablitas
Pengaruh Profitabilitas, Opini..., Tri Ayu Wulandari Biawan, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
15
menurut sartono (1998) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri.
Dasar penilaian profitabilitas yaitu pada laporan keuangan, terdiri dari
laporan neraca dan rugi-laba perusahaan. Berdasarkan laporan neraca dan rugi
laba maka akan dapat ditentukan hasil analisis sejumlah rasio dan rasio ini
digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan.
Profitabilitas merupakan kemampuan yang dicapai oleh perusahaan dalam satu
periode tertentu.
Analisis ini bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, assets, maupun
modal sendiri. Jadi hasil profitabilitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur ataupun
gambaran tentang efektivitas kinerja manajemen ditinjau dari keuntungan yang
diperoleh dibandingkan dengan hasil penjualan dan investasi perusahaan.
Perusahaan tidak akan menunda pengumuman laporan keuangan jika
profitabilitas perusahaan tersebut menghasilkan profit yang baik namun
sebaliknya jika perusahaan menghasilkan kerugian maka laporan keuangan akan
diperlambat. Wirakusuma (2004) dalam lianto dan kusuma (2010) menyatakan
bahwa perusahaan yang melaporkan kerugian mungkin akan meminta auditor
untuk meminta waktu auditnya lebih lama dibandingkan biasanya. Sebaliknya,
jika perusahaan melaporkan laba yang tinggi, maka perusahaan berharap laporan
Pengaruh Profitabilitas, Opini..., Tri Ayu Wulandari Biawan, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
16
keuangan auditan dapat diselesaikan secepatnya sehingga good news tersebut
dapat disampaikan kepada para investor dan pihak yang berkepentingan lainnya.
Givoly dan Palmon (1982) dalam Rachmawati (2008) menyatakan bahwa
ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh
isi laporan keuangan. Jika pengumuman laba berisi berita baik, maka pihak
manajemen akan cenderung melaporkan tepat waktu dan jika pengumuman laba
berisi berita buruk, maka pihak manajemen cenderung melaporkan tidak tepat
waktu.
Perusahaan yang mengalami rugi cenderung memerlukan auditor untuk
memulai proses pengauditan lebih lambat dari biasanya. Oleh karena hal tersebut,
maka akan terjadi pula keterlambatan dalam menyampaikan kabar buruk kepada
publik. Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Rachmawati (2008).
Rasio profitabilitas menurut Sartono (2011:123) menggunakan :
1.
2.
3.
4.
2.5 Opini Audit
Pengaruh Profitabilitas, Opini..., Tri Ayu Wulandari Biawan, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
17
Opini audit adalah pernyataan standar dari kesimpulan auditor yang
didapatkan berdasarkan kesimpulan dari proses audit Arens et al (2006) dalam
togasima dan christiawan (2014). Seorang auditor yang independen akan
memberikan pernyataan mengenai hasil akhir dari proses audit atas laporan
keuangan. Pernyataan tersebut mengenai atas kewajaran atas laporan keuangan.
Perusahaan yang memperoleh pendapat wajar tanpa pengecualian akan lebih
cepat pelaporannya dibandingkan dengan pendapat yang selain wajar tanpa
pengecualian.
Widosari (2012) menyatakan opini auditor adalah kesimpulan auditor
berdasarkan hasil audit. Auditor menyatakan pendapatnya berpijak pada audit
yang dilaksanakan berdasrakan standar auditing dan atas temuan-temuannya.
Menurut Mulyadi (2009:20) ada lima tipe pokok laporan audit yang
diterbitkan oleh auditor yaitu :
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian ( unqualified opinion )
Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi
keuangan dan hasil usaha suatu organisasi sesuai dengan prinsip yang berlaku
umum di Indonesia jika memenuhi kondisi sebagai berikut :
a. Prinsip yang berlaku umum di Indonesia digunakan untuk menyusun
laporan keuangan.
b. Perubahan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
dari periode ke periode telah cukup dijelaskan.
Pengaruh Profitabilitas, Opini..., Tri Ayu Wulandari Biawan, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
18
c. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan
dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan
(unqualified opinion report with explanatory language )
Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun
laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan klien, auditor dapat menambahkan laporan hasil auditnya dengan
bahasa penjelas.
Arens (1995) dalam kartika (2011) Berbagai penyebab paling penting
adanya tambahan bahasa penjelas yaitu :
a. Adanya ketidakpastian yang material.
b. Adanya keraguan atas kelangsungan hidup perusahaan.
c. Auditor setuju dengan penyimpangan terhadap prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia
Pengaruh Profitabilitas, Opini..., Tri Ayu Wulandari Biawan, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
19
3. Pendapat wajar dengan pengecualian ( qualified opinion )
Auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian jika
memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Lingkup audit dibatasi oleh klien.
b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat
memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada diluar
kekuasaan klien maupun auditor.
c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
d. Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.
4. Pendapat tidak wajar ( adverse opinion )
Akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika:
a. Laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi
berterima umum sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan,
hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien.
b. Jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya, sehingga ia dapat mengumpulkan
bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya.
Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor, maka
informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak
Pengaruh Profitabilitas, Opini..., Tri Ayu Wulandari Biawan, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
20
dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi
keuangan untuk pengambilan keputusan.
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat ( disclaimer opinion )
Kondisi yang menyebabkan auditor tidak memberikan pendapat yaitu :
a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit.
b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien.
Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan
pendapat tidak wajar yaitu pendapat tidak wajar diberikan dalam keadaan
auditor mengetahui adanya ketidakwajaran laporan keuangan pendapat karena
ia tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan yang
diaudit.
2.6 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap audit report lag (audit delay). Indikator ukuran perusahaan dilihat dari
beberapa sudut pandang seperti total nilai aset, total penjualan, jumlah tenaga
kerja, anak perusahaan dan sebagainya. Menurut Hilmi dan Ali (2008) dalam
Togasima dan Christiawan (2014), semakin besar aset suatu perusahaan maka
akan semakin besar pula modal yang ditanam, semakin besar total penjualan suatu
perusahaan maka akan semakin banyak juga perputaran uang dan semakin besar
kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan dikenal oleh masyarakat
Pengaruh Profitabilitas, Opini..., Tri Ayu Wulandari Biawan, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
21
(dalam Tiono, 2013, p. 15). Rahayu (2011) dalam Widosari (2012) menyatakan
Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya perusahaan yang
ditentukan berdasarkan ukuran nominal misalnya jumlah kekayaan dan total
penjualan persahaan dalam satu periode penjualan. Perusahaan besar lebih
konsisten untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan kecil dalam
menginformasikan laporan keuangannya Dyer dan Mc Hugh (1975) dalam
Kartika (2011).
Andi (2009) dalam Indriyani dan Supriyati (2012) berpendapat bahwa
perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat
dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk
mengurang audit delay, karena perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh
investor, pengawas permodalan pemerintah dan lain-lain. Pihak-pihak ini sangat
berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan.
Pada dasarnya Ukuran Perusahaan hanya terbagi pada tiga kategori, yaitu
perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size), dan
perusahaan kecil (small firm). Penentuan perusahaan ini didasarkan pada total
asset perusahaan Machfoedz (1994) dalam Febriyanti (2011).
Pengaruh Profitabilitas, Opini..., Tri Ayu Wulandari Biawan, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
22
Kategori Ukuran Perusahaan terdiri dari :
a. Perusahaan Besar
Perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih
lebih besar dari Rp 10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki
penjualan lebih dari Rp 50 Milyar/tahun.
b. Perusahaan Menengah
Perusahaan menengah adalah perusahaan yang memiliki kekayaan
bersih Rp 1-10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki hasil
penjualan lebih besar dari Rp 1 Milyar dan kurang dari Rp 50 Milyar/tahun.
c. Perusahaan Kecil
Perusahaan kecil adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki
hasil penjualan minimal Rp 1 Milyar/tahun.
Penelitian ini menggunakan total asset untuk mengukur ukuran
perusahaan. Total asset merupakan jumlah dari aset lancar, asset tetap, aset tak
berwujud dan lainnya. Maka total asset ditransformasikan ke dalam bentuk
logaritma natural sebagai berikut :
Size = Ln (total assets)
Pengaruh Profitabilitas, Opini..., Tri Ayu Wulandari Biawan, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
23
Audit Delay
2.7 Kerangka Pemikiran
Laporan keuangan memiliki peranan penting dalam pengukuran dan
penilaian kinerja perusahaan dan memiliki manfaat untuk suatu pengambilan
keputusan. Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh para investor,
pemegang saham, kreditor dan pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap
laporan keuangan. Laporan keuangan harus disusun sedemikian rupa agar dapat
memenuhi dari seluruh pihak yang membutuhkannya Subekti dan Widiyanti
(2002) dalam Lianto dan Kusuma (2010).
Berdasarkan teori diatas dan penelitian terdahulu maka variabel yang akan
digunakan dalam penelitian ini yaitu profitabilitas , opini audit dan ukuran
perusahaan sebagai variabel independen. Audit delay sebagai variabel dependen.
Berdasarkan uraian diatas maka dirumuskan kerangka pemikiran sebagai
berikut :
H1
H2
H3
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.8 Hipotesis
2.8.1 Profitabilitas
Profitabilitas adalah suatu kemampuan perusahaan menghasilkan
laba dari kegiatan operasinya dan sering digunakan untuk mengukur
Profitabilitas
Opini Audit
Ukuran
Perusahaan
Pengaruh Profitabilitas, Opini..., Tri Ayu Wulandari Biawan, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
24
kinerja perusahann dan diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas.
Sedangkan Profitabilitas menurut sartono (1998) adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total
aktiva, maupun modal sendiri.
Kartika (2011) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat
profitabilitas suatu perusahaan maka semakin pendek audit delaynya.
H1 : Profitabilitas secara statistik berpengaruh negatif terhadap audit
delay.
2.8.2 Opini Audit
Opini audit adalah pernyataan standar dari kesimpulan auditor
yang didapatkan berdasarkan kesimpulan dari proses audit Arens et al
(2006) dalam togasima dan christiawan (2014).
Widosari (2012) menyatakan bahwa perusahaan yang menerima
pendapat unqualified opinion, perusahaan tersebut akan melaporkan
pendapat tepat waktu karena merupakan berita baik.
Kartika (2011) menyatakan bahwa penerimaan opini selain
qualified merupakan indikasi terjadinya konflik antara auditor dan
perusahaan yang pada akhirnya memperpanjang audit delay. Sehingga
perusahaan yang tidak menerima opini audit standar unqualified opinion
mengalami audit delay yang panjang.
Pengaruh Profitabilitas, Opini..., Tri Ayu Wulandari Biawan, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
25
H2 : Opini audit secara statistik berpengaruh negatif terhadap audit delay.
2.8.3 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap audit report lag (audit delay). Perusahaan besar lebih konsisten
untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan kecil dalam
menginformasikan laporan keuangannya Dyer dan Mc Hugh (1975) dalam
Kartika (2011).
Manajemen dengan skala besar cenderung diberikan insentif untuk
mempercepat penerbitan laporan keuangan auditan disebabkan perusahaan
yang berskala besar dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas
permodalan dan pemerintah sehingga cenderung menghadapi tekanan
eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan laporan keuangan
auditan lebih awal.
Kartika (2011) menyatakan bahwa semakin besar ukuran
perusahaan maka audit delaynya semakin pendek.
H3 : Ukuran Perusahaan secara statistik berpengaruh negatif terhadap
audit delay.
Pengaruh Profitabilitas, Opini..., Tri Ayu Wulandari Biawan, Fakultas Ekonomi UMP, 2015