bab ii [tinjauan pustaka]

8
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan)., atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database ( www.wikipedia.com ). Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini. Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah , pengelolaan sumber daya , perencanaan pembangunan , kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam , atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah ( wetlands ) yang membutuhkan perlindungan dari polusi ( www.wikipedia.com ). Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000) .

Upload: najla-annisa

Post on 06-Jul-2016

51 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Tinjauan pustaka laporan praktikum Sistem Informasi Geografis

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II [Tinjauan Pustaka]

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang

mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan)., atau

dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan

untuk membangun, menyimpan, mengelola dan informasi berefrensi geografis,

misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database

(www.wikipedia.com).

Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan

mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini. Teknologi Sistem

Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan

sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografidan perencanaan rute.

Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu

tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk

mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi

(www.wikipedia.com).

Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information

System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja

dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan

kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus

untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan

seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000).

Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat

memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang

dihubungkan secara geografis di bumi (georeference). Di samping itu, SIG juga

dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang

akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam

pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi

(Budiyanto, 2002).

Page 2: Bab II [Tinjauan Pustaka]

2.2 Data SpasialData spasial  adalah  data  yang memiliki referensi

ruang kebumian (georeference) dimana berbagai data atribut terletak dalam

berbagai unit spasial. Sekarang ini data spasial menjadi media penting untuk

perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam yang

berkelanjutan pada cakupan wilayah continental, nasional, regional maupun

lokal. Pemanfaatan data spasial semakin meningkat setelah adanya

teknologi pemetaan digital dan pemanfaatannya pada Sistem Informasi

Geografis (SIG). Format data spasial dapat berupa vektor (polygon, line, points)

maupun raster (www.wikipedia.com).

Data spasial secara sederhana dapat di artikan sebagai data yang

memiliki referensi keruangan (geografi). Setiap bagian dari data tersebut

selainmemberikan gambaran tentang suatu fenomena, juga selalu dapat

memberikan informasi mengenai lokasi dan juga persebaran dari fenomena

tersebut dalam suatu ruang (wilayah). Apabila dikaitkan dengan cara penyajian

data, maka peta merupakan bentuk/cara penyajian data spasial yang paling tepat

(DepHut, 2004).

Data Sistem Informasi Geografis berupa data digital yang berformat raster

dan vektor. Vektor menyimpan data digital dalam bentuk rangkaian koordinat

(x,y). Titik disimpan sebagai sepasang angka koordinat dan poligon sebagai

rangkaian koordinat yang membentuk garis tertutup. Resolusi dari data vektor

tergantung dari jumlah titik yang membentuk garis. Raster menyatakan data

grafis dalam rangkaian bujursangkar yang didimpan sebagai pasangan angka

menyatakan baris dan kolom dalam suatu matriks. Titik dinyatakan dalam suatu

grid-cell,garis dinyatakan sebagai rangkaian grid-cell bersambungan di datu sisi,

dan poligon dinyatakkan sebagai gabungan grid-cell yang bersambungan di

semua sisi. Resolusi data ditentukan ukuran grid-cell (Budiyanto, 2002).

Jenis data spasial yang umum digunakan pada bidang indraja atau

sistem-sistem pengolahan citra digital ini adalah raster. Selain itu, setiap sistem

pengolahan citra digital diatas juga memilki kemampuan-kemampuan analisis

spasial sebagaimana sistem CAD. Walaupun demikian, karena hannya

menggunakan jenis data spasial, maka baik sistem CAD, CAC, maupun sistem

pengolahan citra digital atau inderaja dapat menjawab pertanyaan (query)

spasial (Budiyanto, 2002).

Page 3: Bab II [Tinjauan Pustaka]

Jenis data atribut atau non-spasial digunakan oleh sistem-sistem

manajemen basis data. Sistem ini dapat digunakan di berbagai bidang mulai dari

bidang pendidikan, bisnis, tehnik, managemen, akademis, perdagangan,

perkantoran, dan masih banyak objek-objek atau aktifitas-aktifitas lainnya.

Demikian banyak bidang yang dapat ditanganinya hingga tidak mudah untuk

dicari bidang-bidang yang dapat ditanganinya hingga tidak mudah untuk dicari

bidang-bidang dimana DBMS tidak dapat dimanfaatkan. Walaupun demikian ,

DBMS inipun masih memiliki kelemahan yaitu hanya dapat menjawab

pertanyaan-pertanyaan (queries) atribut atau pertanyaan non-spasial (Prahasta,

2005).

Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau data foto udara digital

serta foto udara yang terdigitasi (scanning). Data lain dapat brupa peta dasar

yang terdigitasi.

Gambar 2.1 Sistem Raster dan Vektor citra

Struktur data SIG ada dua macam, yaitu vektor dan raster. Pada struktur

data vektor, posisi objek dicatat pada sistem koordinat. Disisi lain objek pada

struktur data raster disimpan pada grid 2 dimensi, yaitu baris dan kolom. Untuk

memperjelas pemahaman tentang struktur data SIG, perhatikan gambar berikut

ini (Budiyanto, 2002).

Page 4: Bab II [Tinjauan Pustaka]

Gambar. 2.2 contoh struktur data SIG, (a) data vektor dan (b) data raster

Data grafis mempunyai tiga elemen : titik (node), garis (arc) dan luasan

(poligon) dalam bentuk vekor ataupun raster yang mewakili geometri topologi,

ukuran, bentuk, posisi dan arah. Fungsi pengguna adalah untuk memilih

informasi yang diperlukan, membuat standar, membuat jadwal pemutakhiran

(updating) yang efisien, menganalisis hasil yang dikeluarkan untuk kegunaan

yang diinginkan dan merencanakan aplikasi (www.webforum.plasa.com).

2.3 Georeferencing

Georerencing adalah proses penempatan objek berupa raster atau image yangbelum mempunyai acuan system koordinat ke dalam system koordinat danproyeksi tertentu.Secara umum tahapan georeferencing (dengan menggunakan ArcMap) padadata raster adalah sebagai berikut:A. Tambahkan data raster yang akan ditempatkan pada system koordinat danproyeksi tertentu.

B. Tambahkan titik control pada data raster yang dijadikan sebagai titik ikat dan

Page 5: Bab II [Tinjauan Pustaka]

diketahui nilai koordinatnya.C. Simpan informasi georeferensi jika pengikatan obyek ke georeference sudahdianggap benar.Anda dapat membuat nilai koordinat tetap untuk data raster setelahditransformasi (proses georeferencing) dengan menggunakan perintah Rectifypada Georeferencing toolbar. Sistem koordinat akan sama dengan koordinatacuan yang dipakai (http://ir1gisplan.wordpress.com/2010/10/09/georeferencing-

citramap-digital-pada-arcmap-arcgis/).

2.4 UTM & WGS 1984 Sistem Proyeksi Koordinat UTM (Universal Transverse Mercator) adalah

rangkaian proyeksi Transverse Mercator untuk global dimana bumi dibagi menjadi 60 bagian zona. Setiap zona mencangkup 6 derajat bujur (longitude) dan memiliki meridian tengah tersendiri. Berbeda dengan koordinat geografi yang satuan unitnya adalah derajat,koordinat UTM menggunakan satuan unit meter. Setiap zona memiliki panjang x sebesar 500.000 meter dan panjang y sebesar 10.000.000 meter.

Proyeksi ini menjadi dasar koordinat sistem global yang pada awalnya dikembangkan untuk keperluan militer, namun sekarang sudah dipakai lebih luas.

Sehingga, zona 1 pada koordinat UTM dimulai dari 1800 BB-1740BB, kemudian dilanjutkan dengan zona 2 yang dimulai dari 1740BB-1680 BB, zona 3 dimulai dari 1680 BB-1620 BB, dst…  sedangkan  untuk batas lintang dibagi berdasarkan nilai 8 derajat.

Untuk Indonesia yang berada pada posisi 900BT - 1440BT dan 110LS - 60LU terbagi ke dalam 9 zona UTM yaitu zona 46 – 54

Page 6: Bab II [Tinjauan Pustaka]

(http://gis-indonesia.blogspot.com/2011/05/sistem-proyeksi-koordinat-utm-

universal.html)

2.5 Software Sistem Informasi GeografisBeberapa contoh software SIG antara lain misalnya :

1. Software pemetaan digital, misalnya Arc Info, Arc View, ARCGIS dan

MAP Info

2. Software olah citra misalnya, ER Mapper, Envi

3. Software pemodelan spasial 3D, misalnya Surfer

4. Software sistem informasi spasial, misalnya Avenue

Dalam pengoprasian SIG, memerlukan suatu software untuk bekerja

sesuai dengan yang kita harapkan. Ada banyak sekali software-software yang

membantu kita dalam pengoperasian computer berbasis sistem informasi

geografi,berikut diantaranya Arc View, Map Info, Autocad, R2V, ArcGIS & dll.

Software - software tersebut akan selalu bertambah baik karena penyempurnaan

maupun muncul software baru karena adanya kebutuhan akan pengolahan data

sesuai perkembangan jaman (Prahasta, 2005).

Sesuai dengan perkembangan teknologi yang sudah dapat dicapai hingga

pada saat ini, khususnya dibidang komputer grafik, basis data, teknologi

informasi dan teknologi satelit inderaja, maka kebutuhan mengenai

penyimpanan, analisis, dan penyajian data yang berstruktur kompleks dengan

jumlah besar spasial maupun atribut. Dengan demikian untuk mengolah data

yang kompleks ini, diperlukan suatu sistem informasi yang secara terintegrasi

mampu mengolah baik data spasial maupu data atribut ini secra efektif dan

efisien. Tidak itu saja, sistem ini harus mampu menjawab dengan baik

pertanyaan spasial maupun atribut secara simultan (Prahasta, 2005).