bab ii tinjauan pustaka a. 2.1 media pembelajaran 2 ... -...

21
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Association of Education and Communication Technology (AECT) memberikan definisi media sebagai sistem transmisi (bahan dan peralatan) yang tersedia untuk menyampaikan pesan tertentu (Sutirman, 2013:15). Menurut para ahli dalam Parmin (2009) media ini dapat diartikan sebagai berikut : 1) Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. 2) Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya. 3) Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya. Memperhatikan beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar.

Upload: duongcong

Post on 23-Jul-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.1 Media Pembelajaran 2 ... - …eprints.umm.ac.id/35626/3/jiptummpp-gdl-rizaladian-49350-3-babii.pdf · 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

2.1 Media Pembelajaran

2.1.1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

tengah, perantara, atau pengantar. Association of Education and

Communication Technology (AECT) memberikan definisi media sebagai

sistem transmisi (bahan dan peralatan) yang tersedia untuk menyampaikan

pesan tertentu (Sutirman, 2013:15).

Menurut para ahli dalam Parmin (2009) media ini dapat diartikan

sebagai berikut :

1) Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan

pembelajaran.

2) Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku,

film, video, slide, dan sebagainya.

3) Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk

teknologi perangkat kerasnya.

Memperhatikan beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar, sehingga

dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.1 Media Pembelajaran 2 ... - …eprints.umm.ac.id/35626/3/jiptummpp-gdl-rizaladian-49350-3-babii.pdf · 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya

9

2.1.2. Landasan Teoritis Penggunaan Media Pendidikan

Materi yang ingin disampaikan dan diinginkan siswa dapat

menguasainya disebut pesan guru. Guru sebagai sumber pesan menuangkan

pesan ke dalam simbol-simbol tertentu (encoding) dan siswa sebagai penerima

pesan (decoding). Penjelasan tersebut memberikan petunjuk bahwa agar proses

belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk

memanfaatkan semua alat indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan

untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan

informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan

demikian, siswa diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan

mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disajikan.

Tingkat keabstrakan pesan akan semakin tinggi ketika pean itu

dituangkan kedalam lambang-lambang seperti bagan, grafik, atau kata. Jika

pesan terkandung dalam lambang-lambang seperti itu, indera yang dilibatkan

untuk menafsirkannya semkin terbatas, yakni indera pengelihatan atau indera

pendengaran. Meskipun tingkat partisipasi fisik berkurang, keterlibatan

imajinatif semakin bertambah dan berkembang. Sesungguhnya, pengalaman

konkret dan pengalaman abstrak dialami silih berganti; hasil belajar dari

pengalaman langsung mengubah dan memperluas jangkauan abstraksi

seseorang, dan sebaliknya, kemampuan interpretasi lambang kata akan

membantu seseorang untuk memahami pengalaman yang didalamnya ia

terlibat langsung.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.1 Media Pembelajaran 2 ... - …eprints.umm.ac.id/35626/3/jiptummpp-gdl-rizaladian-49350-3-babii.pdf · 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya

10

2.1.3. Ciri-ciri Media Pendidikan

Menurut Gerlach & Ely (Arsyad, 2013:15) mengemukakan tiga ciri

media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang

dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang

efisien) melakukannya.

1) Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,

melestarikan, dan merekontruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa

atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi,

video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Suatu objek yang telah

diambil gambarnya (direkam) dengan kamera atau video kamera dengan

mudah dapat direproduksi dengan mudah kapan saja diperlukan. Ciri fiksatif

ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi

pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media

memiliki ciri manipulatif. Kemampuan media dari ciri manipulatif

memerlukan perhatian sungguh-sungguh, karena apabila terjadi kesalahan

dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-bagian

yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja

akan membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah

sikap mereka ke arah yang tidak diinginkan.

3) Ciri Distributif (Distributive Property)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.1 Media Pembelajaran 2 ... - …eprints.umm.ac.id/35626/3/jiptummpp-gdl-rizaladian-49350-3-babii.pdf · 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya

11

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian

ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut

disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang

relatif sama mengenai kejadian itu. Ciri ini menunjukkan bahwa media

pembelajaran tidak mengenal adanya keterbatasan ruang, namun demikian

dalam penggunaannya tentu tetap harus diperhatikan siapa serta sebesar apa

kelompok peserta didik yang akan menggunakan, sehingga ciri distributif

ini dapat digunakan dengan tepat.

Memperhatikan beberapa ciri diatas dapat disimpulkan bahwa

penyesuaian dan pemilihan media pembelajaran harus tepat dengan materi

pembelajaran, perlu memperhatikan prinsip-prinsip dan kriteria dalam

pembelajaran yang sesuai untuk sebuah materi pembelajaran

2.1.4 Fungsi dan yang Manfaat Media Pembelajaran

Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu

mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar

yang ditata dan diciptakan oleh guru. Menurut Hamalik (Arsyad, 2013:19)

mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar

mengajar dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belaja, dan

bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis tehadap siswa.

Levi & Lentz (Arsyad, 2013:20) mengemukakan empat fungsi media

pembelajaran, khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi

afektif, (c) fungsi kognitif, dan (d) fungsi kompensatoris.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.1 Media Pembelajaran 2 ... - …eprints.umm.ac.id/35626/3/jiptummpp-gdl-rizaladian-49350-3-babii.pdf · 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya

12

1) Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan

mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang

berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks

materi pelajaran.

2) Fungsi afektif media visual dapat telihat dari tingkat kenikmatan siswa

ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang

visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang

menyangkut masalah sosial atau ras.

3) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang

mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar

pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan

yang terkandung dalam gambar.

4) Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian

bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks

membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan

informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media

pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan

lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks

atau disajikan secara verbal.

Media berfungsi untuk tujuan intruksi di mana informasi yang terdapat

dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun

dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.

Namun, perlu diketahui bahwa materi harus dirancang secara lebih sistematis

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.1 Media Pembelajaran 2 ... - …eprints.umm.ac.id/35626/3/jiptummpp-gdl-rizaladian-49350-3-babii.pdf · 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya

13

dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan

intruksi yang efektif.

Media pembelajaran disamping menyenangkan, media pembelajaran

harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan, mengesankan, dan

memenuhi kebutuhan perorangan siswa. Kemp & Dayton (Arsyad, 2013:25)

meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan penggunaan media

pembelajaran, penerimaannya serta pengintegrasiannya ke dalam program-

program pengajaran berjalan amat lambat. Mereka mengemukakan beberapa

hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media

sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama

pembelajaran langsung sebagai berikut:

1) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap siswa yang melihat atau

mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun

para guru menafsikan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan

penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga

informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan

untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut.

2) Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai

penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan.

Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah,

penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan

menyebabkan siswa tetawa dan berpikir, yang kesemuanya menunjukkan

bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.1 Media Pembelajaran 2 ... - …eprints.umm.ac.id/35626/3/jiptummpp-gdl-rizaladian-49350-3-babii.pdf · 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya

14

3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya teori belajar dan

prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan

balik, dan penguatan.

4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena

kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantakan

pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan

kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.

5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar

sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen

pengetahuan dengan cara terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.

6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan atau diperlukan

teutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara

individu.

7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses

belajar dapat ditingkatkan.

8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif, beban guru untuk

penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi

bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek

penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau

penasihat siswa.

2.2 Hasil Belajar

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.1 Media Pembelajaran 2 ... - …eprints.umm.ac.id/35626/3/jiptummpp-gdl-rizaladian-49350-3-babii.pdf · 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya

15

2.2.1 Pengertian Belajar

Istilah belajar dan pembelajaran berasal dari bahasa inggris learning

dan intruction. Belajar sering diberi batasan yang berbeda-beda tergantung

sudut pandangnya. Hilgard (dalam Suprihatiningrum, 2013: 13) mengatakan

bahwa: learning is the process by which an actifity originates or is changed

through responsding to a situation, provide the changes can not be attributed

to grwth or the temporary state or the organism as in fatique or under drugs.

Belajar merupakan suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap

lingkungan. Perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila

disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan, sementara seorang seperti

kelelahan atau dibawah pengaruh obat-obatan. Perubahan kegiatan yang

dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan dan tingkah laku. Perubahan

itu diperoleh melalui pengalaman (latihan) bukan dengan sendirinya berubah

karena kematangan atau keadaan sementara.

Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku berikut

adanya pengalaman. Pembentukan tingkah laku ini meliputi perubahan

keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi.

Oleh sebab itu, belajar adalah proses aktif, yaitu proses mereaksi terhadap

semua situasi yang ada disemua sekitar individu. Belajar adalah suatu proses

yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai

pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu

yang di pelajari.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.1 Media Pembelajaran 2 ... - …eprints.umm.ac.id/35626/3/jiptummpp-gdl-rizaladian-49350-3-babii.pdf · 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya

16

Menurut Winkel (dalam Suprihatiningrum, 2013: 15) menyatakan

bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan

dalam pengetahuan-pemahaman, keterampuilan dan nilai sikap. Belajar boleh

dikatakan juga sebagai suatu interaksi antara diri manusia dengan

lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep, ataupun teori.

Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah

proses internalisasi dari suatu kedalam diri yang belajar, dan dilakukan secara

aktif, dengan segenap pancaindra ikut berperan.

Demikian halnya dengan Budiningsih (dalam Suprihatiningrum, 2013:

15), menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses pembentukan

pengetahuan, yang mana siswa aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir,

menyusun konsep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang

dipelajari.

Menurut R. Gagne, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses

dimana suatu organisme berubah perilakunya seagai akibat pengalaman.

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu

sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimanan

terjadinya interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada

saat pembelajarn berlangsung.

Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh

motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Selain

itu, Gagne juga amenekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya memperoleh

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.1 Media Pembelajaran 2 ... - …eprints.umm.ac.id/35626/3/jiptummpp-gdl-rizaladian-49350-3-babii.pdf · 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya

17

pengetahuan atau keterempilan melalui instruksi. Instruksi yang dimaksud

adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari seorang pendidik atau guru.

Adapun menurut Burton dalam Usman dan Setiawati (dalam Susanto

2013:1), belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan

individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi

dengan lingkungannya. Sementara menurut E.R. Hilgard (dalam Susanto

2013:3), belajar adalah suatu perubahan reaksi terhadap lingkungan.

Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan,

tingkah laku dan ini diperoleh melalui latihan (pengalaman). Hilgard

menegaskan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi

dalam diri seseorang melalui latihan, pembiasaan, pengalaman dan

sebagainya.

Sementara menurut Oemar Hamalik (dalam Susanto, 2013:3)

menjelaskan bahwa belajar adalah memodifikasi atau memperteguh perilaku

melalui pengalaman (learning is defined us the modificator or strengthening

of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar

merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan merupakan suatu hasil

atau tujuan. Dengan demikian, belajar itu bukan sekedar mengingatkan atau

menghafal saja, namun lebih luas dari itu merupakan mengalami. Hamalik

juga menegaskan bahwa, bahan belajar adalah suatu proses perubahan

tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya.

Perbahan tingkah laku ini mencakup perubahan dalam kebiasaan (Habit),

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.1 Media Pembelajaran 2 ... - …eprints.umm.ac.id/35626/3/jiptummpp-gdl-rizaladian-49350-3-babii.pdf · 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya

18

sikap (afektif) dan ketrampilan (psikomotorik). Perubahan tingkah laku dalam

kegiatan belajar disebabkan oleh pengalaman atau latihan.

Beberapa pengertian belajar diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seorang dengan sengaja dalam

keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau

pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang tterjadinya perubahan

perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa, maupun dalam

bertindak.

2.2.2 Pengertian Hasil belajar

Berdasarkan uraian tentang konsep belajar diatas, dapat dipahami

makna tentang hasil belajar yaitu, perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

siswa, baik yang menyangkut aspek afektif, kognitif dan psikomotorik sebagai

hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana

diuraikan diatas dipertegas lagi oleh Nawawi (dalam Susanto, 2013:5), hasil

belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari

hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena

belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk

memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam

kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya guru menetapkan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.1 Media Pembelajaran 2 ... - …eprints.umm.ac.id/35626/3/jiptummpp-gdl-rizaladian-49350-3-babii.pdf · 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya

19

tujuan pembelajaran. Anak-anak yang berhasil mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran atau tujuan intruksional.

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai

dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi..

sebagaimana dikemukakan oleh Sunal (Susanto 2013:5), bahwa evaluasi

merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan

seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu,

dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau

tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa.

Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat

penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan

demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di

sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.

Hasil belajar menurut Briggs (Suprihatiningrum, 2013:37) adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar

dan dapat diamati melalui penampilan siswa (learner’s performance). Dalam

dunia pendidikan, terdapat bermacam-macam tipe hasil belajar yang telah

dkemukakan oleh para ahli antara lain Gagne mengemukakan lima tipe hasil

belajar, yaitu intellectual skill, cognitive strategy, verbal information, motor

skill, dan attitude.

Menurut Gagne (Purwanto 2014:42) hasil belajar adalah terbentuknya

konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.1 Media Pembelajaran 2 ... - …eprints.umm.ac.id/35626/3/jiptummpp-gdl-rizaladian-49350-3-babii.pdf · 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya

20

yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-

stimulus baru dan menentukan hubungan-hubungan di dalam dan diantara

kategori-kategori.

Reigeluth (Suprihatiningrum 2013:37) berpendapat bahwa hasil belajar

atau pembelajaran dapat juga dipakai sebagai pengaruh yang memberikan

suatu ukuran nilai dari metode (strategi) alternatif dalam kondisi yang berbeda.

Ia juga mengatakan secara spesifik hasil belajar adalah suatu kinerja

(performance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas (kemampuan)

yang telah diperoleh. Hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk tujuan

(khusus) perilaku (unjuk kerja).

Berdasarkan beberapa pengertian hasil belajar di atas dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak

setelah malalui kegiatan belajar dan perubahan perilaku yang terjadi pada diri

siswa baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai

hasil dari kegiatan belajar.

2.2.3 Ranah Kognitif, Ranah Afektif dan Ranah Psikomotor Sebagai

Obyek Evaluasi Hasil Belajar

Mengingat bahwa ketiga aspek itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin

lepas dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar, maka ketiga aspek

tersebut akan dibahas secara lebih luas dalam uraian berikut ini :

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.1 Media Pembelajaran 2 ... - …eprints.umm.ac.id/35626/3/jiptummpp-gdl-rizaladian-49350-3-babii.pdf · 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya

21

1. Taksonomi Tujuan Pendidikan dari Benjamin S. Bloom

Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu berpendapat bahwa taksonomi

(pengelompokan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga

jenis domain (=daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri siswa, yaitu :

(1) Ranah proses berpikir (cognitive domain), (2) Ranah nilai atau sikap

(affective domain), dan (3) Ranah keterampilan (psychomotor domain).

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).

Menurut Bloom (dalam Sudijono, 2011:48), segala upaya yang menyangkut

aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu

terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai

dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang yang dimaksud adalah : (1)

pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge), (2) pemahaman (comprehension),

(3) penerapan (application), (4) analisis (analysis), (5) sintesis (synthesis) dan

(6) penilaian (evaluation).

b. Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.

Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan

perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat

tinggi. Ranah afektif ini oleh Krathwohl dan kawan-kawan ditaksonomi

menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu : (1) menerima atau

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.1 Media Pembelajaran 2 ... - …eprints.umm.ac.id/35626/3/jiptummpp-gdl-rizaladian-49350-3-babii.pdf · 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya

22

memperhatikan (receiving or attending), (2) menanggapi (responding), (3)

menilai atau menghargai (valuing), (4) mengatur atau mengorganisasikan

(organization) dan (5) karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai

(Characterization by a value or value complex).

c. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan

(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang meneriman pengalaman

belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson

yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk

keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar

psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif

(memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk

kecenderungan- kecenderungan untuk berperilaku). Hasil belajar kognitif dan

hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila siswa telah

menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang

terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektifnya.

Beberapa pengertian diatas disimpulkan bahwa (1) Ranah Kognitif

adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak), (2) Ranah Afektif adalah

ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, (3) Ranah Psikomotor adalah

ranah yang berhubungan dengan aktifitas fisik, misalnya lari, melompat,

melukis, menari, memukul, dan sebagainya.

2.3 Materi Pembelajaran di Kelas 5

Adapun materi pembelajaran di kelas 5 yang akan saya teliti menggunakan

kurikulum 2013. Berikut ini merupakan kompetensi dasar dan pengertian dari

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.1 Media Pembelajaran 2 ... - …eprints.umm.ac.id/35626/3/jiptummpp-gdl-rizaladian-49350-3-babii.pdf · 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya

23

pembelajaran Tema 9 “Lingkungan Sahabat Kita” Subtema 3 Pembelajaran 2 di

kelas 5.

2.3.1 Kompetensi Dasar

SBdP

3.4 Memahami prosedur dan langkah kerja dalam berkarya kreatif

berdasarkan ciri khas daerah.

IPA

3.4 Mengidentifikasi perubahan yang terjadi di alam, hubungannya

dengan penggunaan sumber daya alam, dan pengaruh kegiatan manusia

terhadap keseimbangan lingkungan.

PJOK

3.11 Memahami bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh.

Bahasa Indonesia

1.1 Menggali informasi dari teks laporan buku tentang makanan dan

rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta

alam dan pengaruh kegiatan manusia dengan bantuan guru dan

teman dalam bahasa Indonesia lisan dantulis dengan memilih dan

memilah kosakata baku.

2.3.2 Tema 9 “Lingkungan Sahabat Kita” Subtema 3 Pembelajaran 2

Manusia sebagaimana makhluk hidup lainnya, memiliki keterkaitan

dan ketergantungan terhadap alam dan lingkungannya. Namun demikian, pada

akhir-akhir ini, manusia justru semakin aktif mengambil langkah-langkah yang

merusak atau bahkan menghancurkan lingkungan hidup. Pemanfaatan alam

lingkungan secara serampangan dan tanpa aturan telah dimulai sejak manusia

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.1 Media Pembelajaran 2 ... - …eprints.umm.ac.id/35626/3/jiptummpp-gdl-rizaladian-49350-3-babii.pdf · 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya

24

memiliki kemampuan lebih besar dalam menguasai alam lingkungannya.

Dengan mengeksploitasi alam, manusia menikmati kemakmuran hidup yang

lebih banyak. Namun sayangnya, seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi,

alam lingkungan malah dieksploitasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan

kerusakan.

Di tengah maraknya perusakan alam lingkungan oleh manusia, bencana

alam mempunyai daya rusak hebat silih berganti datang pada setiap tahunnya.

Semestinya kita sadar bahwa apa pesan nyata dibalik peristiwa bencana

tersebut. Dari bencana tersebut seakan “alam” bertutur memberikan

“peringatan” nyata tentang pentingnya memperlakukan alam secara bijaksana.

B. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Dayang Nor Asiah, 2014) tentang

Pengaruh Pemanfaatan Media KIT IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV

SDN 31 Pontianak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar rata-

rata hasil belajar siswa dengan menggunakan media KIT IPA dan tanpa

menggunakan media KIT IPA serta pengaruh pemanfaatan media KIT di kelas IV

SDN 31 Pontianak Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah true

eksperimental design dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest-

posttest control group design. Sampel penelitian ini adalah 73 siswa. Berdasarkan

hasil analisis data yang diperoleh, rata-rata nilai post-test kelas kontrol sebesar

69,22 dan nilai post-test kelas eksperimen sebesar 77,66. Hal ini menunjukkan

bahwa pengaruh penggunaan alat peraga berupa KIT IPA memberikan dampak

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.1 Media Pembelajaran 2 ... - …eprints.umm.ac.id/35626/3/jiptummpp-gdl-rizaladian-49350-3-babii.pdf · 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya

25

yang cukup positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada materi

sumber energi bunyi.

Penelitian yang dilakukan oleh (Hermansyah Umaiya, 2015), tentang

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Sederhana Terhadap Hasil Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV di SDN 4 Telaga (Studi Pembelajaran

Menggunakan Bahan Bekas). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penggunaan media pembelajaran sederhana terhadap hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA Kelas IV dengan studi pembelajaran menggunakan bahan bekas,

penelitian ini dilaksanakan di SDN 4 Telaga.

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan desain

penelitian one group pretest posttest design. Pengambilan sampel dilakukan dengan

teknik sampling random. Sampel penelitian berjumlah 35 siswa pada kelas

eksperimen. Pengambilan data menggunakan instrumen hasil belajar berbentuk

pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reabilitasnya. Hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran

sederhana terhadap hasil belajar siswa. Analisis data menggunakan SPSS, data hasil

perhitungan rata-rata pretest diperoleh hasil thitung < ttabel. Hal ini menunjukan bahwa

terdapat pengaruh media pembelajaran sederhana terhadap hasil belajar IPA siswa.

Persamaan penelitian ini dengan kedua penelitian diatas yaitu dalam

proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran untuk mengetahui

pengaruh penggunaan media terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan perbedaan

dari penelitian yang dilakukan oleh Dayang Nor Asiah (2014) menggunakan media

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.1 Media Pembelajaran 2 ... - …eprints.umm.ac.id/35626/3/jiptummpp-gdl-rizaladian-49350-3-babii.pdf · 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya

26

KIT IPA dan penelitian yang dilakukan Hermansyah Umaiya (2015) menggunakan

media pembelajaran sederhana dengan memanfaatkan bahan bekas.

C. Kerangka Pikir

Media pembelajaran dengan memanfaatkan botol bekas dirancang untuk

mempengaruhi hasil belajar siswa. Media botol bekas tidak hanya berfungsi untuk

membantu dalam proses pembelajaran, namun dalam segi lingkungan media ini

dapat mengurangi dan mencegah sampah botol bekas yang merusak lingkungan

alam. Penggunaan media tersebut mendukung dalam pembelajaran tematik yaitu

dalam Tema 9 “Lingkungan Sahabat” Subtema 3 Pembelajaran 2 Kelas V Sekolah

Dasar.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.1 Media Pembelajaran 2 ... - …eprints.umm.ac.id/35626/3/jiptummpp-gdl-rizaladian-49350-3-babii.pdf · 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya

27

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Gambar 2.2 Hipotesis 1

Gambar 2.3 Hipotesis 2

Kelas

(R)

Menggunakan

media botol

bekas (X)

Hasil belajar

siswa (O1)

Kelas

(R)

Tidak

menggunakan

media botol bekas

(X) Hasil belajar

siswa (O2)

Kondisi ideal

1. SDN Turen 02 menggunakan

kurikulum tematik

2. Kurangnya penggunaan media

belajar.

Solusi Alternatif

Guru menerapkan media limbah

botol bekas pada kegiatan

pembelajaran yang sesuai

Penelitian menggunakan

True Eksperimental

Design

Perlakuan (X) pada kelas

eksperimen (R1) saat

pembelajaran dan

memberikan posttest

Analisis

Pembelajaran tanpa perlakuan

pada kelas kontrol (R2) saat

pembelajaran dan

memberikan posttest

Hasil

penelitian

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.1 Media Pembelajaran 2 ... - …eprints.umm.ac.id/35626/3/jiptummpp-gdl-rizaladian-49350-3-babii.pdf · 3) Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan diterapkannya

28

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas, hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ada tidaknya pengaruh antara pemanfaatan media botol bekas terhadap hasil

belajar siswa

H0 : tidak ada pengaruh antara pemanfaatan media botol bekas terhadap hasil

belajar siswa

H1 : ada pengaruh antara pemanfaatan media botol bekas terhadap hasil belajar

siswa