bab ii tinjauan pustaka a. landasan teori 1. pengertian ...repository.ump.ac.id/2306/3/halida nurul...
TRANSCRIPT
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Koperasi
Dilihat asal katanya, istilah koperasi berasal dari bahasa inggris
co-operation yang berarti usaha bersama. Dengan arti lain adalah segala
bentuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat
dikatakan sebagai koperasi. Tetapi yang dimaksud koperasi dalam hal ini
adalah suatu bentuk peraturan dan tujuan tertentu pula, perusahaan yang
didirikan oleh orang-orang tertentu, untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu (Subandi, 2011).
Definisi koperasi menurut ILO (Internasional Labour
Organization) “Cooperative defined as an association of persons usually
of limited means, who have voluntarily joined together to achieve a
common economic and through the formation of a democratically
controlled business organization, making equitable contribution to the
capital required and accepting a fair share of the risk and benefits of the
undertaking”. Dalam definisi ILO tersebut, terdapat 6 elemen yang
dikandung koperasi sebagai berikut.
1. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang.
2. Penggabungan orang-orang tersebut berdasar kesukarelaan.
3. Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai.
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
12
4. Koperasi yang dibentuk adalah suatu organisasi bisnis (badan usaha)
yang diawasi dan dikendalikan secara demokratis.
5. Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan.
6. Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang.
Menurut Arifinal Chaniago (1984) mendefinisikan koperasi
sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan
keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha
untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.
Definisi koperasi menurut Muhammad Hatta (1994) “Bapak
Koperasi Indonesia” mengatakan bahwa koperasi adalah usaha bersama
untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-
menolong, semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan
memberi jasa kepada kawan berdasarkan „seorang buat semua dan semua
buat seorang‟. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan
keuntungan. Pembentukan koperasi berdasarkan asas kekeluargaan dan
gotong royong khususnya untuk membantu para anggotanya yang
memerlukan bantuan baik berbentuk barang ataupun uang pinjaman.
Dalam menjalankan kegiatannya memungut sejumlah uang dari setiap
anggota koperasi. Uang yang dikumpulkan para anggota tersebut
dijadikan modal untuk dikelola oleh pengurus koperasi, kemudian
dipinjamkan kembali bagi anggota yang membutuhkan.
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
13
Bagi Negara kita sesuai dengan pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang
berbunyi “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan
atas asas kekeluargaan” dan penjelasannya berbunyi bahwa perusahaan
yang sesuai dengan itu adalah Koperasi, sedangkan pemurnian kembali
dengan keluarnya UU No. 25 tahun 1992 pasal 1 menyatakan bahwa
pengertian koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang
seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas bisa ditarik suatu
kesimpulan, koperasi sebagai suatu gerakan ekonomi rakyat,
beranggotakan orang-perorangan atau badan-badan hukum koperasi yang
mempunyai landasan serta menggunakan asas kekeluargaan.
2. Tujuan, Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi
a. Tujuan Koperasi
Tujuan koperasi dapat dilihat dalam Bab II pasal 3 UU No. 25
tahun 1992 yang berbunyi “Koperasi Indonesia bertujuan memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
berlandaskan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945”.
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
14
Dari pernyataan tersebut dapat disaksikan bahwa tujuan
Koperasi Indonesia dalam garis besarnya meliputi tiga hal sebagai
berikut:
1. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya.
2. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.
3. Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional.
b. Fungsi dan Peran Koperasi
Dalam UUNo. 25 Tahun 1992 Pasal 4 tentang perkoperasian
telah diuraikan tentang fungsi dan peran koperasi sebagai berikut:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan
ekonomi para anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat dalam berbangsa dan
bernegara.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai
sokogurunya.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas azas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi yang sesuai dengan jiwa dan
kepribadian bangsa Indonesia.
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
15
c. Prinsip-Prinsip Koperasi
Prinsip pengelolaan organisasi dan usaha koperasi merupakan
penjabaran dari asas kekeluargaan yang dianut oleh koperasi
(Subandi, 2011). Adapun prinsip-prinsip Rochdale yang pada awalnya
dipelopori oleh 28 koperasi konsumsi di Rochdale, Inggris pada tahun
1944 yang mana prinsip ini menjadi acuan dan tujuan dasar bagi
berbagai koperasi diseluruh dunia. Berikut unsur-unsur prinsip
Rochdale menurut bentuk aslinya sebagai berikut:
1. Pengawasan secara demokratis.
2. Keanggotaan yang terbuka.
3. Bunga atas modal dibatasi.
4. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) kepada anggota sebanding
dengan jasa masing-masing anggota.
5. Penjualan sepenuhnya dengan tunai.
6. Barang-barang yang dijual harus asli dan tidak yang dipalsukan.
7. Menyelenggarakan pendidikan kepada anggota dengan prinsip-
prinsip koperasi.
8. Netral terhadap politik dan agama.
Prinsip-prinsip koperasi lainnya yaitu oleh ICA (International
Cooperative Alliance). Dalam dokumen ICA sebagai pernyataan ICA
tahun 1995 yang kemudian menjadi keputusan kongres Mancesther
telah mengalami sedikit pembaharuan yaitu self help, democracy,
equality, equity and solidarity dengan menambahkan nilai etika
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
16
sebagai berikut honesty, openness, social responsibility and caring for
other. Atas dasar nilai baru tersebut kemudian dirumuskan tujuh buah
prinsip baru yang meliputi:
1. Keanggotaan atas dasar sukarela dan terbuka.
2. Pengawasan oleh anggota secara demokratis.
3. Partisipasi anggota.
4. Otonomi dan kemerdekaan.
5. Pendidikan latihan dan informasi.
6. Kerjasama antar koperasi.
7. Kepedulian terhadap masyarakat.
Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 ayat 1 UU No. 25
tahun 1992, koperasi Indonesia melaksanakan prinsip-prinsip koperasi
sebagai berikut:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
3. Pembagian Sisah Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil dan
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
5. Kemandirian.
Untuk pengembangan dirinya koperasi juga melaksanakan dua
prinsip koperasi sebagai berikut:
1. Pendidikan perkoperasian.
2. Kerjasama antar Koperasi.
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
17
3. Jenis Koperasi
Maksud orang untuk mendirikan koperasi adalah untuk
memperbaiki kehidupannya. Untuk maksud itulah orang mendirikan
koperasi. Berbagai keperluan dan bermacam-macam cara untuk
memperoleh keperluan hidup itu pulalah yang mendorong lahirnya
koperasi yang beranekaragam.
Menurut Muljono (2012), secara garis besar jenis koperasi dibagi
menjadi 5 golongan, yaitu:
a. Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi merupakan suatu unit usaha bersama yang
kegiatan usahanya menyediakan berbagai barang konsumsi. Tujuan
koperasi konsumsi antara lain membeli barang berkualitas tinggi,
menanamkan kejujuran dan kesetiaan anggota, serta meningkatkan
penghasilan anggota.
b. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi Simpan Pinjam (kospin) merupakan unit usaha bersama
yang dibentuk oleh beberapa orang guna membantu orang dan
masyarakat dibidang keuangan. Kegiatan usahanya berupa layanan
penerimaan simpan maupun pinjaman dengan bunga ringan.
c. Koperasi Produksi
Koperasi Produksi beranggotakan para pelaku usaha kecil menengah
(UKM). Koperasi ini tidak hanya menyediakan bahan baku produksi,
tetapi juga membantu memasarkan produk yang dihasilkan
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
18
anggotanya. Hal ini mendorong terciptanya kestabilan harga produk
sehingga meningkatkan keuntungan anggota dan koperasi.
d. Koperasi Jasa
Koperasi Jasa merupakan unit usaha bersama yang kegiatan usahanya
memberikan layanan atau jasa kepada anggota atau masyarakat.
e. Koperasi Serba Usaha
Koperasi Serba Usaha merupakan unit usaha yang kegiatannya
meliputi semua bidang, seperti konsumsi, produksi, simpan pinjam
maupun jasa.
4. Aset
Aset adalah manfaat ekonomik masa depan yang cukup pasti
yang diperoleh atau dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu, yang dimaksud manfaat ekonomi masa depan adalah
potensi aset tersebut untuk menghasilkan arus kas dan setara kas kepada
perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung (Sodikin dan
Riyono, 2012). Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan ETAP
(2009) Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas.
Aset dapat dikatakan sebagai kekayaan yang dimiliki perusahaan
yang memiliki nilai ekonomis. Melihat aset yang dimiliki suatu
perusahaan bisa diketahui apakah perusahaan tersebut bisa dibilang
memiliki nilai yang tinggi. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
19
normal debit. Aset dikelompokan menjadi: 1) aset lancar, yaitu jenis aset
yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun; 2)
aset tetap, yaitu aset berwujud yang memiliki umur lebih dari satu tahun
dan tidak mudah diubah menjadi kas.
5. Modal Sendiri
Modal dari anggota koperasi sendiri terdiri dari simpanan-
simpanan anggota. Modal sendiri itu diperoleh dari simpanan pokok,
simpanan wajib, dana cadangan, dan dana hibah. Modal sendiri bagi
koperasi merupakan modal kerja untuk dapat menghasilkan laba dalam
hal ini Sisa Hasil Usaha (Subandi, 2011). Yang dimaksud dengan modal
sendiri dalam penjelasan pasal 41 ayat (2) UU No.25 tahun 1992 adalah
modal yang menanggung resiko atau disebut modal ekuiti. Modal sendiri
pada koperasi terdiri atas:
1. Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang
wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk
menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali
selama yang bersangkutan menjadi anggota (Muljono, 2012).
2. Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus
sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu
dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali
selama yang bersangkutan masih menjadi anggota (Muljono, 2012).
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
20
3. Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan
sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri
dan untuk menutupi kerugian koperasi bila diperlukan (Muljono,
2012).
4. Hibah
Yaitu sejumlah uang atau barang dengan nilai tertentu yang
disumbangkan oleh pihak ketiga yang didapatkan secara cuma-Cuma
yang besarnya tidak ditentukan, tanpa ada suatu ikatan atau kewajiban
untuk mengembalikannya (Subandi, 2011).
6. Modal Luar
Modal luar merupakan modal yang berasal dari pihak luar
koperasi sebagai pinjaman atau hutang yang bertujuan untuk
meningkatkan modal kerja dalam jangka waktu tertentu.
Menurut Muljono (2012), modal pinjaman dapat dibentuk oleh
koperasi melalui anggotanya atau diluar anggotanya. Modal pinjaman
dalam penjelasan pasal 41 ayat (3) UU No.25 tahun 1992 adalah untuk
pengembangan usahanya koperasi dapat menggunakan modal pinjaman
dengan memperhatikan kelayakan dan kelangsungan usahanya. Modal ini
jika dilihat dari jangka waktunya mempunyai umur yang pendek dan
panjang. Karena modal ini bersifat sementara, maka keberadaanya dalam
koperasi hanya jika diundang atau jika diperlukan saja. Disini pemilik
modal menanamkan modalnya ke koperasi dengan harapan memperoleh
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
21
penghasilan, yaitu bunga atas modal yang dipinjamkannya. Menurut
Undang-undang Nomer 25 tahun 1992, modal pinjaman dapat berasal
dari:
1. Anggota
2. Koperasi lain dan/atau anggotanya
3. Bank dan lembaga keuangan lainnya
4. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
Apabila penggunaan modal luar tidak menghasilkan SHU dengan
prosentase yang lebih tinggi dibanding bunga kredit yang harus dibayar,
maka penggunaan modal luar tersebut tidak menguntungkan dan
selanjutnya koperasi lebih baik tidak menggunakan modal dari luar.
Modal luar akan menguntungkan apabila tercapai keadaan
(Sukamdiyo,1996):
7. Volume Usaha
Volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari
barang dan jasa pada suatu periode atau tahun buku yang bersangkutan
(Sitio, 2001). Dengan demikian volume usaha koperasi adalah akumulasi
penerimaan barang dan jasa sejak awal tahun buku sampai dengan akhir
tahun buku. Aktivitas ekonomi pada hakekatnya dapat dilihat dari
besarnya volume usaha koperasi tersebut. Kegiatan atau usaha yang
dilakukan oleh koperasi bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
terutama bagi anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya.
Laba setelah modal luar masuk
Modal setelah modal luar masuk >
Laba sebelum menggunakan modal luar
Modal yang digunakan
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
22
Volume usaha atau pendapatan dari sebuah koperasi terdapat
beberapa karakteristik sebagai berikut:
1. Pendapatan yang timbul dari transaksi penjual produk atau penyerahan
jasa kepada anggota dan bukan anggota.
2. Pendapatan tertentu yang realisasi penerimaannya masih tergantung
pada persyaratan/ketentuan yang diterapkan.
8. Anggota
Koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial
memerlukan peran serta anggota dalam mempertahankan dan
mengembangkan usahanya. Menurut UU No. 25 tahun 1992, dinyatakan
bahwa anggota koperasi Indonesia adalah merupakan pemilik sekaligus
sebagai pengguna jasa koperasi dan setiap anggota mempunyai
kewajiban dan hak sama terhadap koperasi sebagaimana diatur dalam
Anggaran Dasar.
Setiap anggota mempunyai kewajiban:
a. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, serta
keputusan yang telah disepakati dalam Rapat Anggota.
b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh
Koperasi.
c. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas
kekeluargaan.
Setiap anggota mempunyai hak:
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
23
a. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam
Rapat Anggota.
b. Memilih dan/atau dipilih menjadi anggota pengurus atau pengawas.
c. Meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalam
Anggaran Dasar.
d. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus diluar Rapat
Anggota baik diminta maupun tidak diminta.
e. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antar
sesama anggota.
Kedudukan anggota dalam koperasi sangat penting karena
anggota sebagai pemilik (owners) dan juga merupakan
pengguna/pelanggan (users) yang merupakan kunci utama dalam
kemajuan koperasi, karena menurut Soesilo (2008) koperasi adalah
kumpulan orang dan bukan kumpulan modal sebagaimana perusahaan
non koperasi yang menitikberatkan pada partisipasi anggotanya, sehingga
tanpa adanya partisipasi aktif dari para anggotanya tidak akan membuat
sebuah koperasi berkembang. Dengan demikian partisipasi dalam
koperasi diibaratkan darah dalam tubuh manusia, karena pada
kenyataannya untuk mempertahankan diri, pengembangan dan
pertumbuhan suatu koperasi tergantung pada kualitas dan partisipasi
anggota-anggota koperasi. Sesuai dengan pendapat yang diungkapkan
oleh Ropke (2003) yang menyatakan bahwa “Tanpa partisipasi anggota,
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
24
kemungkinan atas rendah atau menurunnya efisiensi dan efektifitas
anggota dalam rangka mencapai kinerja koperasi, akan lebih besar.”
Bentuk-bentuk partisipasi anggota menurut A Hannel (1992) yang
dihubungkan dengan prinsip identitas ganda anggota yaitu:
1. Sebagai pemilik, anggota harus turut serta mengambil keputusan,
evaluasi dan pengawasan terhadap jalannya perusahaan koperasi yang
biasanya dilakukan pada waktu rapat anggota.
2. Sebagai pemilik, anggota harus turut serta melakukan kontribusi
modal melalui berbagai bentuk simpanan (simpanan yang menentukan
kepemilikan dan simpanan yang tidak menentukan kepemilikan),
untuk memodali jalannya usaha perusahaan koperasi.
3. Sebagai pemilik, anggota harus turut serta menanggung resiko usaha
koperasi.
4. Sebagai pengguna/pelanggan/pekerja/nasabah, anggota harus turut
serta memanfaatkan pelayanan barang dan jasa yang disediakan oleh
koperasi. Dalam kedudukan sebagai pelanggan yang memanfaatkan
pelayanan koperasinya, mengandung makna berpartisipasi dalam
membiayai koperasinya.
9. Sisa Hasil Usaha (SHU)
a. Pengertian Sisa Hasil Usaha
Setiap badan usaha dalam menjalankan aktivitas usaha atau
bisnis nya pasti mengharapkan perolehan keuntungan finansial dari
aktivitas tersebut. Dalam koperasi pendistribusian keuntungan/profit
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
25
merupakan dampak langsung sebagai perwujudan promosi kegiatan
ekonomi dalam bentuk Sisa Hasil Usaha (SHU) untuk anggota
koperasi dan pembentukan modal lembaga. Sisa Hasil Usaha
merupakan hak yang diterima oleh anggota.
Menurut Sitio (2001), ditinjau dari aspek ekonomi manajerial,
Sisa Hasil Usaha koperasi adalah selisih dari seluruh pemasukan atau
penerimaan total (total revenue) dengan biaya-biaya atau biaya total
(total cost) dalam satu tahun buku.
Pengertian Sisa Hasil Usaha Koperasi menurut ketentuan pasal
45 UU No. 25 tahun 1992 adalah pendapatan koperasi yang diperoleh
dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya-biaya, penyusutan, dan
kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutan.
b. Pembagian Sisa Hasil Usaha
Menurut Soesilo (2008), Acuan dasar untuk membagi SHU
adalah sebanding dengan besarnya transaksi usaha masing-masing
anggota pada koperasinya. Menurut UU No. 25 Tahun 1992, Sisa
Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada
anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-
masing anggota dengan Koperasi, serta digunakan untuk keperluan
pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dan Koperasi, sesuai
dengan keputusan rapat anggota. Dalam Peraturan Pemerintah No. 9
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
26
Tahun 1995, Sisa Hasil Usaha yang diperoleh Koperasi Simpan
Pinjam setelah dikurangi dana cadangan, dipergunakan untuk :
a. Dibagikan kepada anggota secara berimbang berdasarkan jumlah
dana yang ditanamkan sebagai modal sendiri pada koperasi dan
nilai transaksi.
b. Membiayai pendidikan dan latihan serta peningkatan keterampilan.
c. Insentip bagi pengelola dan karyawan.
d. Keperluan lain untuk menunjang kegiatan koperasi.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha
Menurut Pachta dan Anjar (2009), faktor-faktor yang
mempengaruhi SHU terdiri dari 2 faktor yaitu Faktor Dalam dan
Faktor Luar.
a. Faktor dalam yaitu:
1. Partisipasi Anggota.
2. Jumlah Modal Sendiri.
3. Kinerja Pengurus.
4. Jumlah Unit Usaha yang Dimiliki.
5. Kinerja Manajer.
6. Kinerja Karyawan.
b. Faktor luar yaitu:
1. Modal Pinjaman dari Luar.
2. Para konsumen dari luar selain anggota koperasi.
3. Pemerintah.
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
27
10. Koperasi Simpan Pinjam
Di Indonesia banyak sekali usaha yang kegiatannya bergerak di
bidang simpan pinjam, sebagai contoh yaitu perbankan dan koperasi.
Dari kedua contoh tersebut terdapat banyak perbedaan sesuai dengan
peraturan dan kebijakan yang mengatur masing-masing usaha. Koperasi
simpan pinjam merupakan koperasi yang kegiatan usahanya berupa
layanan simpanan dan pinjaman. Koperasi ini adalah salah satu jenis
koperasi yang bergerak dalam jasa keuangan yang menjalankan usahanya
yaitu dengan cara menghimpun dana dalam bentuk tabungan, deposito
dan menyalurkannya dengan prosedur yang mudah dan cepat.
Hal yang membedakan antara koperasi simpan pinjam dan bank
adalah bahwa koperasi merupaka lembaga keuangan yang dimiliki oleh
orang-orang yang menggunakannya dan anggotanya, koperasi adalah
lembaga non-profit sehingga dapat membebankan biaya yang lebih
rendah dan tidak mengenakan bunga yang tinggi kepada anggotanya.
Sedangkan bank adalah sebuah lembaga keuangan yang menyediakan
berbagai produk dan layanan kepada nasabahnya, termasuk rekening
pemeriksaan dan tabungan, pinjaman dan pertukaran mata uang.
Ada beberapa pengertian koperasi simpan pinjam, menurut
Anoraga dan Widiyanti (2007), Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan
Pinjam ialah Koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha
pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara
teratur dan terus-menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
28
anggota dengan cara mudah, murah, cepat, dan tepat untuk tujuan
produktif dan kesejahteraan. Menurut Kasmir (2013), Koperasi Simpan
Pinjam adalah koperasi yang melakukan usaha penyimpanan dan
peminjaman sejumlah uang untuk keperluan anggotanya. Menurut
Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan
usaha simpan pinjam oleh koperasi mendefinisikan koperasi simpan
pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya simpan pinjam.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan,
koperasi simpan pinjam sebagai koperasi yang kegiatannya dilakukan
untuk menghimpun dan menyalurkan dana dari dan untuk anggotanya.
Koperasi simpan pinjam juga bertujuan untuk mendidik
anggotanya bersifat hemat dan gemar menabung serta menghindarkan
anggotanya dari jeratan para rentenir. Koperasi simpan pinjam tidak akan
dapat membantu anggotanya jika koperasi nya itu sendiri tidak
berkembang. Hal ini harus disadari oleh setiap anggota sehingga mereka
tidak hanya mengutamakan kesejahteraannya sendiri dan mengabaikan
kesejahteraan koperasi simpan pinjam.
B. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian telah melakukan penelitan yang berkaitan dengan
aset, modal sendiri, modal luar, volume usaha dan anggota terhadap sisa hasil
usaha pada koperasi. Penelitian tersebut memiliki hasil yang berbeda dan
penelitian tersebut dapat digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan
dalam penelitian ini.
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
29
Tabel 1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Variabel Penelitian
yang Mempengaruhi
Sisa Hasil Usaha
Hasil Penelitian
1 Suputra,
Susila, Cipta
(2016)
- Modal Sendiri
- Total Aset
- Volume Usaha
Modal sendiri, total aset dan
volume usaha berpengaruh
positif terhadap sisa hasil
usaha (SHU)
2 Winarko
(2014)
- Modal Sendiri
- Jumlah
Anggota
- Aset
Modal sendiri, jumlah
anggota dan aset berpengaruh
secara parsial terhadap sisa
hasil usaha (SHU)
3 Pariyasa,
Zukhri,
Indrayani
(2014)
- Modal
- Volume
- Anggota
Modal dan volume
berpengaruh positif terhadap
sisa hasil usaha (SHU).
Sedangkan anggota tidak
berpengaruh terhadap sisa
hasil usaha (SHU).
4 Ganitri,
Suwendra dan
Yulianthini
(2014)
- Modal sendiri
- Modal
pinjaman
- Volume usaha
Modal sendiri, modal
pinjaman dan volume usaha
berpengaruuh positif
terhadap sisa hasil usaha
(SHU).
5 Rusiana Sari
dan Susanti
(2012)
- Modal sendiri
- Modal luar
- Volume usaha
Modal sendiri, modal luar
dan volume usaha secara
bersama-sama dapat
mempengaruhi SHU
koperasi. Sedangkan secara
parsial hanya volume usaha
yang mempengaruhi SHU
koperasi.
6 Kusumantoro
dan Albana
(2013)
- Modal sendiri
- Current Ratio
Modal sendiri berpengaruh
positif terhadap SHU, dan
current ratio tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap SHU.
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan urutan teoritis dan tinjauan penelitian diatas, maka
variabel independen penelitian adalah ukuran aset, modal sendiri, modal luar
dan volume usaha dan anggota, dan variabel dependen adalah sisa hasil usaha
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
30
(SHU). Berdasarkan asumsi tersebut, dapat diketahui sampai sejauh mana
pengaruh ukuran aset, modal sendiri, modal luar dan volume usaha dan
anggota terhadap kebijakan SHU pada koperasi simpan pinjam (KSP) di
Kabupaten Banyumas.
1. Pengaruh Aset, Modal Sendiri, Modal Luar, Volume Usaha, dan
Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha
Aset, modal sendiri, modal luar, volume usaha, dan anggota
adalah hal yang sangat penting untuk menunjang semua kegiatan usaha
koperasi untuk mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU). Penurunan atau
peningkatan aset yang dimiliki koperasi berhubungan dengan perubahan
kinerja keuangan, koperasi yang memiliki aset yang cukup besar
cenderung akan memberikan sisa hasil usaha yang cukup. Selain itu
semakin banyak anggota koperasi yang menyimpan dananya dikoperasi,
diharapkan akan meningkatkan modal sendiri melalui simpanan pokok
dan simpanan wajib dan akan meningkatkan volume kegiatan koperasi
sehingga akan meningkatkan sisa hasil usaha. Modal yang kuat dan
pengelolaan yang baik akan member pengaruh besar pada volume usaha,
volume usaha akan memberikan kontribusi bagi peningkatan sisa hasil
usaha sehingga dapat meningkatkan pendapatan anggota.
Penelitian yang dilakukan oleh Susila, Suputra, Cipta (2016) dan
Rusiana dan Susanti (2011) menemukan bahwa aset, modal sendiri,
modal luar, volume usaha, dan anggota secara bersama-sama
mempengaruhi SHU. Dengan demikian, aset, modal sendiri, modal luar,
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
31
volume usaha, dan anggota mempengaruhi sisa hasil usaha yang akan
diperoleh koperasi.
2. Pengaruh Aset terhadap Sisa Hasil Usaha
Peningkatan aset yang dimiliki suatu perusahaan merupakan
gambaran baik secara keseluruhan atau pada nilai akun-akun tertentu
yang akan berpengaruh terhadap profitabilitas dan ikut berdampak pada
sisa hasil usaha yang bertambah tinggi, tetapi hal tersebut tergantung
kepada kemampuan koperasi dalam melakukan efisiensi biaya maupun
kemampuan koperasi dalam mengoprasikan serta mengelola aset yang
tersedia sehingga dapat terserap oleh anggota. Dengan demikian secara
teoritis apabila koperasi mampu mengelola aset yang dimilikinya, maka
koperasi tersebut akan mampu mencapai SHU yang maksimal. Karena
semakin besar aset koperasi maka semakin besar pula suatu
koperasi.Winarko (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
modal sendiri, jumlah anggota dan aset terhadap sisa hasil usaha pada
koperasi di Kota Kediri” menyimpulkan bahwa aset berpengaruh
terhadap SHU.
3. Pengaruh Modal Sendiri terhadap Sisa Hasil Usaha
Bagi koperasi modal sendiri merupakan sumber modal yang
utama, karena beberapa alasan diantaranya yaitu: 1) alasan kepemilikan,
modal yang berasal dari anggota merupakan salah satu wujud
kepemilikan anggota terhadap koperasi beserta usahanya. Sehingga
anggota yang memodalinya akan merasa lebih bertanggung jawab atas
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
32
keberhasilan usaha tersebut; 2) alasan ekonomi, modal yang berasal dari
anggota akan dapat dikembangkan secara lebih efisien dan murah karena
tidak diperkenankan persyaratan bunga; 3) alasan resiko, modal sendiri
dan anggota juga mengandung resiko yang lebih kecil dibanding dengan
modal dari luar, khususnya pada saat usaha tidak bagian dengan lancar
(Anoraga dan Widiyanti, 2007).
Modal sendiri jika dikelola dengan baik oleh koperasi diharapkan
akan memberikan manfaat yang dapat mendatangkan keuntungan berupa
peningkatan SHU. Jika modal sendiri naik maka volume usaha naik dan
SHU yang diperoleh akan naik juga. Penelitian Kusumantoro dan Albana
(2013) mendapatkan hasil bahwa modal sendiri berpengaruh signifikan
terhadap SHU. Sementara hasil penelitian oleh Rusiana dan Susanti
(2011) yang menyimpulkan bahwa variabel modal sendiri tidak
mempengaruhi secara signifikan terhadap SHU. Atas dasar beberapa
penjelasan dan data sementara yang telah disampaikan pada bagian
terdahulu maka peneliti memberikan jawaban sementara bahwa semakin
besar modal sendiri yang dimiliki maka koperasi dapat memperoleh SHU
yang besar pula.
4. Pengaruh Modal Luar terhadap Sisa Hasil Usaha
Tersedianya modal yang cukup akan sangat menentukan
kelancaran kegiatan usaha, demikian sebaliknya kurangnya modal yang
bisa menghambat kelancaran kegiatan usaha. Sebuah koperasi apabila
hanya mengandalkan modal yang berasal dari pihak internal masih
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
33
sangat kurang, karena dinilai sangat tidak memadai jumlahnya
dibandingkan dengan kebutuhannya, sehingga koperasiakan mencari
pendanaan dari pihak luar untuk membiayai aktivitas usahanya. Akan
tetapi, modal yang berasal dari luar koperasi sifatnya sementara bekerja
didalam koperasi dan bagi koperasi merupakan utang yang pada saatnya
harus dibayar kembali agar tidak terjadi kerugian. Modal dari luar yang
berbentuk pinjaman sangat dibutuhkan untuk menutupi kekurangan atau
bahkan diharapkan dapat menambah keuntungan koperasi.
Menurut Junaidi (2006) untuk menyehatkan koperasi, maka
pengelolaan keuangan koperasi harus diubah dari menghimpun dari dana
jangka pendek menjadi menghimpun dana jangka yang lebih panjang dan
menyalurkannya dalam jangka yang lebih pendek. Dalam koperasi dana
jangka panjang tersebut adalah modal luar, maka koperasi dikatakan
sehat apabila jumlah modal luar nya lebih besar dari modal sendiri.
Bagi koperasi yang menggunakan modal dari luar akan
mengurangi sisa hasil usaha karena sebagian besar volume usaha
digunakan untuk membayar utang kepada pihak luar, sehingga
penggunaan modal luar diharapkan dapat bermanfaat untuk
meningkatkan rentabilitas usaha bagi koperasi, atau prosentase
rentabilitas lebih tinggi dari prosentase suku bunga yang harus dibayar.
Semakin besar modal yang dihimpun koperasi maka semakin besar
keuntungan yang diperoleh koperasi. Seperti penelitian yang dilakukan
oleh Ganitri, Suwendra dan Yulianthini (2014) mendapatkan hasil
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
34
bahwa modal pinjaman/luar berpengaruh positif dan signifikan terhadap
sisa hasil usaha.
5. Pengaruh Volume Usaha terhadap Sisa Hasil Usaha
Setiap koperasi pasti memiliki unit usaha. Hal ini juga
menentukan seberapa besar volume usaha yang dijalankan dalam
kegiatan usaha tersebut. Usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh
koperasi diharapkan bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
terutama bagi anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya. Usaha
atau kegiatan yang dilakukan tersebut dapat dilihat dari besarnya volume
usaha yang nantinya akan berpengaruh teradap perolehan laba atau sisa
hasil usaha koperasi (Sitio, 2001). Dalam koperasi simpan pinjam (KSP)
kegiatan usahanya tidak hanya terletak pada usaha simpan pinjam,
namun juga terletak pada simpanan atau tabungan yang dikelola oleh
koperasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Pariyasa, Zukhri, Indrayani (2014)
dalam penelitiannya menghasilkan bahwa volume usaha mempengaruhi
SHU koperasi. Dengan demikian, semakin tinggi volume usaha yang
dikembangkan oleh koperasi maka semakin tinggi pula kesempatan
koperasi untuk meningkatkan sisa hasil usaha (SHU) koperasi.
6. Pengaruh Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha
Hampir seluruh anggota selalu mengharapkan nominal SHU yang
akan diterima selalu tinggi, besarnya SHU yang mampu dihimpun
koperasi ditentukan oleh banyaknya anggota. Pertumbuhan jumlah
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
35
anggota yang terus meningkat diimbangi dengan tingginya partisipasi
anggota akan semakin meningkatkan jumlah modal koperasi.
Bertambahnya modal koperasi yang dimiliki maka semakin besar hasil
usaha yang diperoleh. Karena apabila jumlah anggota tinggi maka
besarnya SHU juga akan besar, karena semakin banyak anggota dan
diikuti partisipasi anggota maka transaksi yang bisa dilakukan di
koperasi pun akan semakin banyak. Ayuk dan Utama (2013), Winarko
(2014) menunjukkan bahwa jumlah anggota berpengaruh positif dan
signifikan terhadap SHU pada koperasi simpan pinjam. Sementara
penelitian yang dilakukan oleh Pariyasa, Zukhri, Indrayani (2014)
mendapatkan hasil bahwa variabel jumlah anggota tidak berpengaruh
terhadap SHU.
Sebagai acuan untuk membantu dalam memahami penelitian ini,
diperlukan adanya kerangka pemikiran. Berdasarkan landasan teori dan
hasil penelitian terdahulu yang telah di uraikan sebelumnya, maka untuk
menjelaskan pemikiran dalam penelitian ini digunakan kerangka
pemikiran seperti pada gambar dibawah ini:
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
36
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
H1
H2+
H3+
H4+
H5+
H6+
D. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang penelitian, masalah penelitian dan
kerangka pemikiran diatas maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut :
H1 : Aset, modal sendiri, modal luar, volume usaha dan anggota secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap SHU pada KSP di Kabupaten
Banyumas.
H2 : Aset berpengaruh positif signifikan terhadap SHU pada KSP di
Kabupaten Banyumas.
H3 : Modal sendiri berpengaruh positif signifikan terhadap SHU pada KSP
di Kabupaten Banyumas.
Sisa Hasil Usaha
(Y)
Aset
(X1)
Volume Usaha
(X4)
Modal Luar
(X3)
Modal Sendiri
(X2)
Anggota
(X5)
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017
37
H4 : Modal luar berpengaruh positif signifikan terhadap SHU pada KSP di
Kabupaten Banyumas.
H5 : Volume Usaha berpengaruh positif signifikan terhadap SHU pada KSP
di Kabupaten Banyumas.
H6 : Anggota berpengaruh positif signifikan terhadap SHU pada KSP di
Kabupaten Banyumas.
PENGARUH ASET, MODAL...HALIDA NURUL FITRI, FEB, MANAGEMEN, UMP 2017