bab ii tinjauan pustaka a.repository.ump.ac.id/7520/3/dwi septianingsih - bab ii.pdf · 2018. 3....
TRANSCRIPT
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Landasan teori ini akan membahas kajian-kajian pustaka yang diawali
pembahasan mengenai Pendidikan Kewarganegaraan seperti pengertian PKn
dan tujuan PKn. Selanjutnya pembelajaran PKn yaitu hakikat pembelajaran,
hakikat pembelajaran PKn dan komponen pembelajaran PKn. Nilai-nilai
Pancasila yang didalamnya membahas pengertian nilai dan nilai-nilai
Pancasila. Kajian tentang Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa.
Kemudian globalisasi dan dampaknya serta kajian mengenai pentingnya
penanaman nilai-nilai Pancasila di era globalisasi.
1. Pendidikan Kewarganegaraan
a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
PKn merupakan suatu upaya untuk melatih seseorang menjadi
manusia yang memiliki kecerdasan, sikap, dan keterampilan yang
diharapkan menjadi warga negara yang sesuai dengan Pancasila dan
UUD 1945.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Pengertian lain tentang PKn, dikemukakan oleh Somantri (2001:
299), PKn adalah program pendidikan yang berintikan pada
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
15
demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan
lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah,
masyarakat dan orang tua yang semuanya diproses guna melatih untuk
berfikir kritis, analisis, dan bertindak demokratis yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Sedangkan menurut Winataputra dan
Budimansyah (Pangalila. 2017:92), mengemukakan bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan (civic eduction) merupakan subjek
pembelajaran yang mengemban misi membentuk kepribadian bangsa,
yakni sebagai upaya sadar dalam “nation and character building”.
b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan umum PKn ialah mendidik warga negara menjadi warga
negara yang baik (to be good citizens). Menurut Somantri (2001: 279)
warga negara tersebut dapat dilukiskan dengan “warga negara yang
patriotik, toleran, setia terhadap bangsa dan negara, beragama,
demokratis, ..., Pancasila sejati.
Maftuh (2008:138) mengemukakan tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang sesuai untuk masa kini adalah membina warga
negara Indonesia yang baik, yakni warga negara yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang memiliki jiwa yang
merdeka, memahami dan menjalankan hak dan kewajiban dengan
baik, memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, memiliki
kepekaan dan tanggung jawab sosial, berjiwa demokratis, mampu
menghargai perbedaan etnis, budaya dan agama, mampu berfikir
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
16
kritis, sistematis, kreatif, dan inovatif, mampu mengambil keputusan
dan memecahkan masalah secara demokratis, menyelesaikan konflik
secara damai tanpa kekerasan, mematuhi hukum, berdisiplin,
menghargai lingkungan hidup, dan mampu berpartisipasi secara
cerdas dalam kehidupan politik lokal, nasional, dan global.
2. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
a. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh guru
(pendidik) untuk menciptakan suatu kegiatan belajar pada peserta
didik yang sistematis dan efektif dengan menggunakan asas
pendidikan dan teori-teori belajar dalam rangka mencapai tujuan
yang telah direncanakan.
Menurut Komalasari (2013:3), pembelajaran dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek
didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan
dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Sedangkan menurut Sutikno (2013:31), pembelajaran adalah segala
upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses
belajar pada diri siswa. Definisi lain juga dikemukakan oleh Sagala
(2013: 61), menurutnya pembelajaran adalah membelajarkan siswa
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan
penentu utama keberhasilan pendidikan.
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
17
Pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang
tidak hanya terfokus pada hasil yang dicapai oleh peserta didik, akan
tetapi bagaimana proses pembelajaran yang efektif itu mampu
memberikan pemahaman yang baik serta dapat memberikan
perubahan perilaku dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-sehari. Dalam penelitian ini, pembelajaran PKn juga meliputi
persiapan mengajar dan kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan guru
dalam proses menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam membentuk
keterampilan, sikap dan pengetahuan bagi peserta didik.
Bagian terpenting penanaman nilai-nilai Pancasila yaitu bukan
hanya mengenai materi saja, akan tetapi sikap-sikap yang dibentuk
dalam nilai-nilai Pancasila itu sendiri agar peserta didik tidak hanya
mengetahui rambu-rambu Pancasila tetapi juga mengamalkan inti
dari nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam ideologi Indonesia.
b. Hakikat Pembelajaran PKn
Pembelajaran PKn adalah suatu kegiatan yang didesain secara
sistematis untuk menciptakan proses belajar pada subjek didik dalam
rangka mengembangkan potensi dan membangun karakter sesuai
dengan tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana
untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang
berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat
diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
18
didik sebagai individu, anggota masyarakat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Mengenai pembelajaran PKn, berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahaun 2014, adalah:
“Suatu pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
daya nalar bagi peserta didik, karena difokuskan untuk
pengembangan karakter bangsa yang merupakan proses
pengembangan warga Negara yang cerdas dan berdaya nalar
tinggi”.
Sedangkan menurut Winarno (2006: 33), berdasarkan kurikulum
2004 pembelajaran dalam mata pelajaran PKn merupakan proses dan
upaya dengan menggunakan pendekatan belajar kontekstual untuk
mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan, keterampilan, dan
karakter warga negara Indonesia.
c. Komponen Pembelajaran PKn
Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang perannya
sangat diperlukan untuk berlangsungnya suatu proses dalam rangka
mencapai tujuan sistem tersebut. Semua komponen dalam
pembelajaran saling berkaitan dan mempengaruhi. Berikut
merupakan komponen pembelajaran PKn:
1) Materi Pembelajaran PKn
Dalam Standar Isi PKn 2006, materi pembelajaran PKn
sekolah disebut sebagai ruang lingkup PKn. Ruang Lingkup
PKn ada 8 (delapan) yang meliputi:
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
19
a) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara,
sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,
keterbukaan dan jaminan keadilan.
b) Norma, hukum, dan peraturan, meliputi tertib dalam
kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang
berlaku dimasyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-
norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem
hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan
internasional.
c) Hak Asasi Manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak
dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan
internasional HAM, pemajuan penghormatan dan
perlindungan HAM.
d) Kebutuhan warga negara, meliputi hidup gotong royong,
harga diri sebagai masyarakat, kebebasan berorganisasi,
kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai
keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan
warga negara.
e) Konstitusi negara, meliputi proklamasi kemerdekaan dan
konsitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
20
digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan
konstitusi.
f) Kekuasaan dan politik, meliputi pemerintahan desa dan
kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah
pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya
demokrasi menuju masyarakat madani, sistem
pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
g) Pancasila, meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila
sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi
terbuka.
h) Globalisasi, meliputi: globalisasi dilingkungannya, politik
luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi,
hubungan internasional dan organisasi internasional, dan
mengevaluasi globalisasi (Winarno. 2014: 28-29).
Berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila, Pancasila termasuk
konten (isi) PKn yang sifatnya formal structure. Somantri
(2001) menyebut Pancasila dan UUD NRI 1945 sebagai bahan
PKn Indonesia yang bersifat “The Great Ought”, termasuk
Unavoidable Indotrination, yang perlu diinternalisasikan kepada
warga negara.
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
21
Mata pelajaran PKn juga merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami
dan mampu melaksanakan hak-haknya serta kewajiban untuk
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter sesuai dengan apa yang diamanatkan oleh Pancasila
dan UUD 1945.
2) Guru PKn
Guru merupakan suatu profesi yang dikenal masyarakat
dengan sebutan “pahlawan tanpa tanda jasa”.
Tersirat dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, Pasal 1 menyatakan bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Sedangkan Guru PKn termasuk guru mata pelajaran, yaitu
guru yang mengampu bidang atau mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (Winarno. 2014: 47).
Berangkat dari hal di atas, maka Guru PKn adalah
seseorang yang memiliki tugas u`tama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik sesuai dengan kompetensi guru mata pelajaran
PKn. Sebenarnya Standar Kompetensi inti dan kompetensi guru
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
22
setiap mata pelajaran sama, namun yang membedakan
kompetensi guru PKn dengan guru mata pelajaran lainnya
terdapat pada butir 20.
Menurut Winarno (2014: 52), bagi guru PKn, butir 20
kompetensi profesional ini terjabar dalam tiga kompetensi,
yaitu:
a) Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir
keilmuan yang mendukung mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
b) Memahami substansi Pendidikan Kewarganegaraan yang
meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge),
nilai dan sikap kewarganegaraan (civic disposition), dan
keterampilan kewarganegaraan (civic skill).
c) Menunjukan manfaat mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
3) Peserta Didik
Dalam dunia pendidikan Indonesia, dikenal dengan adanya
murid, siswa, dan peserta didik.
Peserta didik merupakan subjek dalam suatu pembelajaran.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (4), peserta didik diartikan sebagai
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
23
melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu.
Peserta didik adalah salah satu komponen manusiawi yang
menempati posisi penting dalam proses belajar-mengajar. Di
dalam proses tersebut peserta didik sebagai pihak yang ingin
meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin
mencapainyasecara optimal.
Saat proses belajar-mengajar yang diperhatikan pertama
kali adalah peserta didik, bagaimana keadaan dan
kemampuannya, baru menentukan komponen pembelajaran
yang lain.
4) Strategi Pembelajaran PKn
Setiap strategi pada dasarnya memiliki keunggulan masing-
masing. Strategi pembelajaran merupakan komponen
keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan perencanaan
pembelajaran. Dalam dunia pendidikan khususnya dalam
pembelajaran PKn, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
teknik-teknik yang digunakan pendidik dalam rangka bertindak
dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan.
Komalasari (2013: 56) mengemukakan ada beberapa
strategi pembelajaran dalam pembelajaran PKn, yaitu
pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran kooperatif,
pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran pelayanan,
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
24
pembelajaran berbasis kerja, ditambah dengan pembelajaran
nilai, karena esensi dari PKn sebagai value-based education.
Berdasarkan pengertian strategi pembelajaran di atas,
menurut Djahiri (Juanda. 2014: 52) strategi pembelajaran PKn
yang harus digelar guru yaitu, pertama, membina dan
menciptakan keteladanan baik fisik maupun materiil (tata dan
aksesoris kelas/sekolah) maupun personal (guru, pimpinan
sekolah dan tokoh unggulan). Kedua, membiasakan
/membukukan atau mempraktikan apa yang diajarkan mulai di
sekolah, rumah, dan lingkungan belajar. Ketiga, memotivasi
minat atau gairah untuk terlibat dalam proses belajar untuk kaji
lanjutan dan mencoba serta membiasakannya.
5) Metode Pembelajaran PKn
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu usaha
yang berkaitan dengan bagaimana seorang pendidik
menampilkan pembelajarannya kepada peserta didik sesuai
dengan kondisi dan situasi peserta didik tersebut sehingga tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan dapat terwujud dengan
efektif dan optimal.
Secara umum Sanjaya (2016: 127) mengartikan metode
adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.
Dengan kata lain strategi adalah a plan of operation achieving
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
25
something sedangkan metode adalah a way in achieving
something
Beberapa metode pembelajaran PKn yang sering digunakan
guru PKn dalam melaksanakan proses belajar mengajar menurut
beberapa tokoh diantaranya:
(1) Ceramah
Ceramah menurut Sagala (Taniredja. 2014: 45) adalah
sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan
lisan dari guru kepada peserta didik. Dalam pelaksanaan
ceramah untuk menjelaskan uraiannya, untuk dapat
menggunakan alat-alat bantu seperti gambar dan audio
visual lainnya. Ceramah juga sebagai kegiatan memberikan
informasi dengan kata-kata yang sering mengaburkan dan
kadang-kadang ditafsirkan salah.
(2) Diskusi
Hasibuan (Taniredja. 2014: 23) berpendapat bahwa
diskusi adalah sebuah proses penglihatan dua atau lebih
individu yang berinteraksi secara verbal dan saling
berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah
ditentukan melalui cara tukar menukar informasi,
mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah.
Sedangkan metode diskusi adalah suatu cara penyajian
bahan pelajaran di mana guru memberi kesempatan kepada
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
26
para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan
perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat,
membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif
pemecahan atas suatu masalah.
6) Alat atau Media Pembelajaran PKn
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan
berlangsung dalam suatu sistem, oleh karenanya alat/media
pembelajaran menempati posisi yang cukup penting yaitu
sebagai salah satu sistem komponen pembelajaran, khususnya
dalam pembelajaran PKn.
Alat atau media pembelajaran secara umum merupakan apa
saja yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Hal tersebut selaras dengan pendapat Sutikno
(2013: 37), ia mengemukakan media pembelajaran merupakan
segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran.
Berangkat dari hal di atas, maka tanpa media, komunikasi
tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses
komunikasi juga tidak akan berlangsung secara maksimal.
7) Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat
dijadikan sebagai rujukan yang didalamnya terdapat bahan
pembelajaran.
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
27
Menurut Nasution (Sutikno. 2013: 37), sumber belajar dapat
berasal dari masyarakat dan kebudayaannya, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan siswa.
Pemanfaatan sumber-sumber belajar tersebut tergantung pada
kreatifitas guru, waktu, biaya, serta kebijakan-kebijakan lainnya.
Sumber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan alat yang
digunakan dalam proses pembelajaran, melainkan juga tenaga,
biaya, dan fasilitas. Sedangkan Asosiasi Teknologi Komunikasi
Pendidikan menyatakan sumber belajar meliputi semua sumber
(baik data, orang, maupun benda) yang dapat digunakan untuk
memberi kemudahan belajar.
8) Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam proses
pembelajaran. Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat
keberhasilan peserta didik, akan tetapi berfungsi juga sebagai
umpan balik bagi guru. Melalui evaluasi, dapat diketahui
kelebihan dan kekurangan dalam pemanfaatan berbagai
komponen pembelajaran yang digunakan.
Menurut Sutikno (2013: 117) evaluasi adalah kegiatan yang
terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan
menggunakan instrumen dan membandingkan hasilnya dengan
tolak ukur untuk memperoleh simpulan. Sedangkan menurut
Sudijono (2009: 1), evaluation refer to the act or process to
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
28
determining the value of something. Definisi ini mengemukakan
bahwa evaluasi menitikberatkan pada tindakan atau proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu.
3. Nilai-nilai Pancasila
a. Pengertian Nilai
Nilai merupakan sesuatu yang dianggap memiliki kelebihan,
berharga dan memiliki keistimewaan.
Menurut Kaelan (2016: 80), nilai pada hakikatnya adalah: sifat
atau kualitas yang melekat pada suatu objek, bukan objek itu sendiri.
Sesuatu itu mengandung nilai artinya ada sifat atau kualitas yang
melekat pada sesuatu itu.
Selanjutnya Kodhi (Kaelan. 2016: 80-81), mengemukakan
bahwa didalam nilai itu sendiri terkandung cita-cita, harapan-
harapan, dambaan-dambaan, dan keharusan. Maka apabila kita
berbicara tentang nilai, sebenarnya kita berbicara tentang hal yang
ideal, tentang hal yang merupakan cita-cita, harapan, dambaan dan
keharusan. Sedangkan menurut Kansil (2011: 30), ia berpendapat
bahwa sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila sesuatu itu
berguna, berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetis), baik (nilai
moral atau etis), religius (nilai agama).
Prof. Dr. Notonegoro (Kansil. 2011: 30-31), membagi nilai
menjadi 3, yakni:
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
29
1) Nilai materiil, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur
manusia.
2) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia
untuk dapat mengadakan kegiatan dan aktivitas.
3) Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
rohani manusia.
Berdasarkan hal di atas, jelaslah Pancasila sebagai dasar negara
memiliki nilai yang menjadi cita-cita, harapan, dan dambaan bagi
bangsa Indonesia yang nilai-nilai dalam setiap silanya menjadi
keharusan bagi bangsa untuk mengamalkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang harus terus di
pertahankan agar tetap terjaga eksistensinya dalam segala perubahan
zaman.
b. Nilai-nilai Pancasila
Nilai-nilai Pancasila sudah dimiliki bangsa Indonesia sejak
adanya banga Indonesia. Sejak zaman kerajaan kuno, nilai-nilai
ancasila sudah berkembang. Mereka sudah mengembangkan nilai-
nilai religius dengan mendirikan tempat-tempat pemujaan yang
dianggap suci. Mereka juga saling mencintai manusia dan rasa
persatuan juga sudah dikembangkan dalam rangka untuk memenuhi
kebutuhan bersama. Mereka juga mengembangkan sikap gotong
royong dan kerja sama yang baik.
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
30
Soegito (Taniredja. 2012: 7) menjelskan bahwa letak Indonesia
yang strategis merupakan faktor yang ikut menentukan tebentuknya
ciri kebudayaan Indonesia. Lingkungan alam melahirkan kesadaran
akan kekuasaan yang berada di atas alam dan manusia. Gambaran
dan kemahakuasaan itu tumbuh dan berkembang sebagai kesadaran
religius di dalam bentuknya yang sederhana, menjelma menjadi adat
istiadat, pemujaan luhur dan sejenisnya. Unsur-unsur asli
kebudayaan Indonesia itu menjadi landasan yang kuat dalam sejarah
perkembangan sejarah selanjutnya. Sifat-sifat kekeluargaan,
musyawarah, mufakat, gotong-royong dan sebagainya menjadi alat
pembina rasa kesatuan bangsa, toleransi antara umat beragama, dan
rasa persatuan antar suku bangsa. Oleh karena itu, walaupun
penduduk dikepulauan ini tersebar dalam ribuan pulau yang
menyebabkan keanekaragaman adat istiadat, tetapi bersifat Bhinneka
Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi satu juga).
Menurut Kansil (2011: 30-42), nilai-nilai Pancasila yang
terdapat dalam sila-sila Pancasila dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung pengertian
bahwa kita bangsa Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan
YME, Pencipta alam semesta berserta isinya baik benda mati
maupun makhluk hidup.
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
31
Kepercayaan dan ketaqwaan kita kepada Tuhan YME itu
bersifat aktif. Artinya harus berusaha menjalankan segala
perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya menurut ajaran
agama dan kepercayaan kita masing-masing.
Nilai Ketuhanan adalah nilai yang menggambarkan bahwa
rakyat Indonesia adalah rakyat yang memiliki agama dan
meyakini akan adanya Tuhan. Dengan keyakinan tersebut, maka
secara langsung harus bertaqwa kepada Tuhan dan menjalankan
aturan-aturan yang ada didalam agama oleh setiap pemeluknya.
Dengan kata lain menjalankan segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya.
2) Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Keseluruhan pengertian tentang sila kedua dari Pancasila
ini, jelaslah merupakan suatu kedaulatan pengertian yang
lengkap tentang manusia. Dengan kata lain dapat dikatakan,
bahwa manusia bebas keinginannya, tetapi tetap terikat
keterbatasan dan tanggung jawabnya kepada masyarakat dan
negara, dibatasi juga oleh lingkungannya. Itu semua disebabkan
manusia tidak hidup sendiri. Walaupun ia ingin hidup sendiri,
tetapi hal itu tidak mungkin. Dia akan selalu bergantung pada
lingkungannya, baik berupa orang-orang lain ataupun alam
sekitarnya.
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
32
Kemanusiaan yang adil dan beradab juga merupakan
kesadaran sikap dan perbuatan manusia yang didasarkan kepada
potensi akal budi dan hati nurani manusia dalam hubungan
dengan norma-norma dan kesusilaan umum, baik terhadap diri
pribadi, sesama manusia, maupun terhadap alam dan hewan.
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah akhlak mulia yang
dicerminkan dalam sikap dan perbuatan manusia yang sesuai
dengan kodrat hakikat, dan martabat manusia. Potensi
kemanusiaan tersebut dimiliki oleh semua manusia, tanpa
kecuali. Mereka harus diperlakukan sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan, sesuai dengan fitrahnya, sebagai makhluk Tuhan
yang mulia. Kemanusiaan yang adil dan beradap
diejawantahkan dalam implementasi hak dan kewajiban asasi
manusia serta komitmen terhadap pengakuan hukum.
3) Nilai Persatuan Indonesia
Persatuan Indonesia merupakan faktor yang dinamis dalam
kehidupan bangsa Indonesia, bertujuan melindungi segenap
bangsa Indonesia dengan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa, serta mewujudkan perdamaian dunia yang abadi.
Perwujudan persatuan Indonesia adalah perwujudan dari paham
kebangsaan Indonesia yang dijiwai oleh Ketuhanan Yang Maha
Esa, serta kemanusiaan yang adil dan beradab.
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
33
Dengan dasar kebangsaaan (nasionalisme) dimaksudkan
bahwa bangsa Indonesia seluruhnya harus memupuk persatuan
yang erat antara sesama warga negara, tanpa membeda-bedakan
suku atau golongan serta berdasarkan satu tekad yang bulat dan
satu cita-cita bersama. Prinsip kebangsaan itu merupakan ikatan
yang erat antara golongan dan suku bangsa.
Kebangsaan meliputi seluruh golongan dan daerah di
Indonesia serta unsur-unsur kebudayaan dan taat hidupnya.
Dasar kebangsaan ini adalah penting sekali dan harus dibina,
tanpa melupakan bahwa di dunia ada bangsa lain yang terdiri
atas sesama satu keluarga umat manusia.
Paham kebangsaan kita adalah satu dasar kebangsaan yang
menuju kepada persaudaraan dunia, yang menghendaki bangsa-
bangsa itu saling hormat-menghormati dan harga-menghargai.
Paham kebangsaan yang dianut bangsa Indonesia adalah:
a) Ke dalam: menggalang kepentingan seluruh rakyat dengan
tidak membeda-bedakan suku atau golongan.
b) Ke luar: tidak mengagungkan bangsa sendiri, namun
dengan berdiri tidak atas dasar kebangsaan sendiri juga
menuju ke arah hidup berdampingan secara damai, berdasar
atas persamaan derajat antar bangsa serta berdaya upaya
untuk melaksanakan terciptanya perdamaian dunia yang
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
34
kekal dan abadi, serta membina kerjasama untuk
kesejahteraan umat manusia.
4) Nilai Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan (mufakat atau demokrasi)
dalam Pancasila pada prinsipnya menegaskan bahwa bangsa
Indonesia akan terus memelihara dan mengembangkan
semangat bermusyawarah untuk mencapai mufakat dalam
perwakilan. Bangsa Indonesia akan tetap memelihara dan
mengembangkan kehidupa demokrasi. Bangsa Indonesia akan
memelihara serta mengembangkan kearifan dan kebijaksanaan
dalam bermusyawarah.
Sila keempat ini mengandung juga arti bahwa rakyat dalam
menjalankan kekuasaannya, dilakukan melalui perwakilan, jadi
tidak langsung. Keputusan-keputusan yang diambil oleh wakil-
wakil itu dilakukan melalui musyawarah yang dipimpin oleh
akal sehat serta penuh dengan rasa tanggung jawab baik kepada
Tuhan YME maupaun kepada rakyat yang diwakilinya.
5) Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila ini secara bulat berarti bahwa setiap rakyat Indonesia
mendapat perlakuan yang adil di dalam hukum, politik,
ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan. Sesuai
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
35
dengan Undang-Undang Dasar 1945, pengertian keadilan sosial
mencakup pula pengertian adil dan makmur.
Sebagai suatu dasar filsafat negara, Pancasila pada hakikatnya
merupakan suatu kesatuan yang sistematis, walaupun pada uraian di
atas memperlihatkan kandungan nilai-nilai yang berbeda antara satu
dengan lainnya.
Pedoman, Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, memberikan
pedoman kepada Bangsa Indonesia untuk mengamalkan sila-sila
Pancasila. Menurut (Taniredja. 2012: 63-67) hal tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
a) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
(1) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja
sama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan
yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang dipercayai
dan diyakini.
(3) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
Di dalam kehidupan dilingkungan sekolah yang banyak
keberagaman agama di dalamnya, seorang peserta didik harus
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
36
mampu mengembangkan sikap yang mencerminkan bentuk
pengamalan dari sila pertama Pancasila. Seperti saling
menghormati antar pemeluk agama, memberikan kesempatan
kepada orang lain untuk menjalankan ibadahnya dengan hikmat
dan memiliki sikap yang mau bergaul dengan peserta didik yang
berbeda agama.
Adanya agama dan kepercayaan yang dianut oleh setiap
individu juga menimbulkan hubungan antara individu itu sendiri
dengan Tuhan. Peserta didik dapat meningkatkan kesadaran
akan pentingnya menjalankan segala perintah Tuhan dan
menjauhi larangannya seperti melaksanakan kewajiban sesuai
dengan agama (sembahyang) secara tepat waktu, berdoa dengan
hikmat.
Permasalahan-permasalahan yang biasa terjadi pada peserta
didik di sekolah yaitu peserta didik yang meremehkan akan doa
sehingga dalam berdoa mereka cenderung main-main/tidak
hikmat, masih saja terdapat peserta didik yang tidak
menjalankan kewajiban sebagaimana diperintahkan oleh
agamanya yaitu sholat dan sikap peserta didik yang enggan
berteman dengan peserta didik lain yang berbeda agama.
Menurut Suharyanto (2013: 202) mengatakan bahwa:
“Siswa yang bergaul hanya dengan orang yang satu
agama, merupakan hal yang tidak wajar.Wajar seharusnya
setiap orang yang berlainan agama tidak wajar untuk
bergaul sesama teman yang satu agama. Setiap siswa yang
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
37
memiliki agama yang berbeda harus bergaul satu sama lain
agar tercipta kerukunan antara umat beragama”.
b) Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
(1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.
(2) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
(3) Mengembangkan sikap hormat-hormati dan bekerja sama
dengan bangsa lain.
Dalam kehidupan bersama antar peserta didik yang
memiliki keberagaman karakter ̧ harus memiliki jiwa moral
kemanusiaan untuk saling menghargai meskipun terdapat suatu
perbedaan. Peserta didik harus menjaga keharmonisan dalam
kehidupan bersama.Tentu saja sikap dan perbuatan manusia itu
didasarkan atas budi nurani dan norma-norma yang berlaku pada
umumnya baik terhadap diri sendiri, sesama manusia, maupun
hewan dan tumbuhan.
Namun terkadang sikap dan tindakan peserta didik yang
melanggar nilai Pancasila kerap terjadi seperti sikap peserta
didik yang semena-mena terhadap guru dan teman. Menjadikan
candaan yang berlebihan sehingga mengakibatkan perkelahian.
Serta kurangnya rasa hormat peserta didik kepada orang yang
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
38
lebih tua (guru, satpam, penjaga sekolah).Tindakan peserta didik
di atas kesemuanya merupakan tindakan yang tidak terpuji.
c) Sila Persatuan Indonesia
(1) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(2) Mengembangkan rasa kebanggaan kebangsaan dan bertanah
air Indonesia.
(3) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Menanamkan kesadaran peserta didik akan nilai-nilai luhur
budaya bangsa merupakan sarana untuk membangkitkan
semangat nasionalisme yang dapat dilakukan diantarnya dengan
mencintai tanah air Indonesia.
Namun sering dimunculkan sikap dan tingkah laku peserta
didik yang tidak kenal sopan santun khususnya kepada
seseorang yang lebih tua. Karena globalisasi menganut
kebebasan dan keterbukaan sehingga seolah-olah peserta didik
bertindak sesuka hati mereka. Globalisasi yang menghadirkan
budaya baru yang dibawa dari luar seringkali diterima oleh
peserta didik secara cuma-cuma sehingga perubahan gaya hidup,
sikap dan tingkah laku mereka tidak mencerminkan budaya
Indonesia. Mereka juga cenderung lebih menyukai produk-
produk dari luar negeri ketimbang produk dalam negeri.
Berangkat dari permasalahan di atas, Irhanayaningsih (tt:6)
dalam penelitiannya juga mengungkapkan bahwa:
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
39
“Semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan
generasi muda mulai menurun. Hal ini bisa dilihat dari
banyaknya generasi muda yang menganggap bahwa budaya
asing lebih modern dibandingkan dengan budaya sendiri. Hal
ini bisa dilihat dari cara bersikap, berpakaian, berbicara,
sampai pola hidup yang cenderung meniru budaya asing”.
d) Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
(1) Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga
masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan hak dan
kewajiban yang sama.
(2) Tidak boleh ada suatu kehendak yang dipaksakan kepada
pihak lain.
(3) Keputusan diusahakan secara mufakat.
Dalam kehidupan di sekolah sila keempat Pancasila
menunjukan bahwa setiap peserta didik mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Setiap peserta
didik dalam menggunakan hak-haknya harus menyadari
perlunya selalu memperhatikan dan mengutamakan
kepentingan bersama. Kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mendambakan terwujudnya
peserta didik yang demokratis.
Menurut Asmaroini (2017: 58) mengatakan bahwa
dalam sila ini menjelaskan tentang demokrasi, adanya
kebersamaan dalam mengambil keputusan dan
penanganannya, dan kejujuran bersama.
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
40
Namun pelanggaran-pelanggaran terhadap sila keempat
Pancasila ini kerap terjadi di sekolah khususnya dalam
pembelajaran PKn yang menimpa peserta didik seperti,
peserta didik yang memaksakan kehendaknya dalam
berdiskusi, enggan melakukan musyawarah, dan tidak mau
bekerjasama dalam menyelesaikan masalah. Perilaku
tersebut tidak mencerminkan sikap yang demokratis yang
diharapkan oleh sila keempat Pancasila yang menjadi ciri
khas bangsa Indonesia.
e) Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
(1) Menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk
menciptakan keadilan sosial dalam masyarakat Indonesia.
(2) Menghormati hak-hak orang lain.
(3) Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Seluruh peserta didik di lingkungan sekolah memiliki
keadilan yang sama, tanpa membedakan status sosial atau
ukuran apapun. Nilai-nilai sila keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesi di sekolah dapat diwujudkan oleh peserta didik
melalui kegiatan sehari-hari di sekolah. Setiap peserta didik
harus mengembangkan sikap kekeluargaan, kerjasama, kerja
keras, peduli sesama, dan adil terhadap sesama peserta didik.
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
41
4. Pancasila Sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa
Kepribadian merupakan sifat-sifat pada perilaku seseorang atau
sekelompok orang yang membuatnya berbeda dari sifat dan perilaku
orang lain maupun kelompok lain. Sehingga kepribadian bangsa
Indonesia adalah karakteristik yang dimiliki bangsa Indonesia secara
menyeluruh yang berbea dengan karakteristik bangsa-bangsa lain.
Menurut Darji Darmodiharjo, Pancasila sebagai jiwa bangsa dalam
pengertian ini seperti yang dijelaskan dalam teori Von Savigny bahwa
setiap bangsa memiliki jiwanya masing-masing yang disebut volkgeist
(jiwa rakyat/jiwa bangsa). Pancasila sebagai jiwa bangsa adanya/lahirnya
bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia yakni zaman Sriwijaya dan
Majapahit. Pancasila sebagai kepribadian bangsa merupakan perwujudan
dari jiwa dalam bentuk sikap dan tingkah laku serta amal perbuatan
bangsa Indonesia yang memiliki ciri khas, artinya dapat dibedakan
dengan bangsa lain. Ciri khas inilah yang disebut kepribadian dan
kepribadian bangsa Indonesia adalah Pancasila (Narmoatmojo. 2014: 82).
Selanjutnya, menurut Hakim (2016: 5-6), mengemukakan bahwa
Pancasila sebagai ideologi bersifat reformatif dan dinamis yang berasal
dari sosio-budaya masyarakat Indonesia, dan karena itu disebut sebagai
ideologi terbuka. Pancasila adalah nilai-nilai dasar yang menjadi karakter
khas dan dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pancasila adalah paradigma
kehidupan sekaligus paradigma pembangunan yang berguna sebagai
wahana bagi bangsa Indonesia dalam memikirkan apa yang harus
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
42
dipelajari, persoalan-persoalan apa yang harus dijawab, bagaimana
seharusnya menjawabnya, serta aturan-aturan apa yang harus diikuti
dalam menginterpretasikan permasalahan kehidupan, termasuk dalam
konteks global.
Berangkat dari uraian di atas, Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian
bangsa yang menjadi paradigma dalam segala urusan kehidupan. Sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia dalam menjawab segala tantangan
yang dihadapi termasuk tantangan dalam menjawab perilaku dan budaya-
budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia
yang masuk melalui globalisasi.
5. Globalisasi
a. Pengertian Globalisasi
Globalisasi telah menjadi topik utama di hampir seluruh
kalangan dalam masyarakat umum. Hampir seluruh masyarakat di
seluruh dunia mengenal istilah globalisasi ini. Beberapa pengertian
globalisasi dapat diuraikan sebagai berikut:
Menurut Dahlan, globalisasi merupakan transformasi sosial
budaya dalam lingkup global, yang mampu mendorong perubahan
lembaga, pranata dan nilai-nilai sosial budaya. Perkembangan dan
transformasi sosial budaya terjadi pada tingkat lokal atau nasional,
akan mampu menembus batas-batas tradisional ke segala tempat
(Hakim. 2016: 295).
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
43
Pengertian lain dikemukakan oleh Maksum (2016: 227),
Globalisasi sebagai proses yang mengarah kepada terjadinya
integrasi (penyatuan) sistem ekonomi, budaya, politik dan sosial
dunia yang melampaui batas-batas kewilayahan (geografis) suatu
negara-bangsa. Globalisasi juga ditandai oleh adanya pertukaran
(exchange) dalam kehidupan dunia internasional yang mencakup
ide-ide atau gagasan, pengetahuan, produk barang dan jasa, serta
tenaga kerja.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
globalisasi adalah suatu proses yang mengarahkan pada tercapainya
manusia yang mencakup seluruh dunia dimana tidak ada lagi batas-
batas antar negara karena perkembangan dan transformasi teknologi
yang berkemajuan sehingga terjadi adanya integrasi dan pertukaran
dalam dunia internasional.
b. Dampak Globalisasi
Globalisasi acap kali menhadirkan pengetahuan dan informasi
yag justru berlebihan dan tidak dapat ditangkap oleh orang
kebanyakan yang tidak mampu mencerna dan menyaring tantangan-
tantangan yang ada disekelilingnya. Sehingga hidup dalam era
globalisasi merupakan suatu resiko dan dapat merubah identitas
seseorang, tempat tinggal, dan kehidupan masa depan. Naun
globalisasi juga memberikan harapan dan kesempatan baru bagi
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
44
orang-orang yang dapat mencerna dengan baik berbagai pengaruh
yang ada disekelilingnya.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di dunia
mengalami dampak dari pesatnya pengarh globalisasi. Sebagaimana
terjadi di negara-negara lain, globalisasi memberi pengaruh atau
dampak yang positif dan negatif terhadap tatanan kehidupan
masyarakat Indonesia khususnya para remaja yang duduk di bangku
sekolah. Pengaruh globalisasi terhadap budaya nasional Indonesia
meliputi berbagai aspek kehidupan. Anthony, Giddens
(Budimansyah. 2016 : 201) juga mengemukakan bahwa efek
globalisasi sangat beragam mula dari budaya masyarakat, dan periau
serta peran masyarakat. Secara cepat maupun lambat mempengaruhi
prinsip dan identitas kebudayaan.
1) Dampak Positif
Kehadiran globalisai di Indonesia memiliki dampak positif
baik bagi masyarakat maupun negara.
Berikut dampak positif globalisasi menurut Hakim (2016:
299-301) adalah:
a) Semangat Kompetitif
Globalisasi mendorong untuk mewujudkan kehidupan
yang semakin baik sebagaimana telah dinikmati manusia di
negara-negara industri. Situasi ini menyadarkan manusia
atas potensi dan kualitas dirinya, baik sebagai individu
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
45
maupun anggota masyarakat juga bangsa yang akan diiringi
dengan segala upaya untuk meningkatkan kualitas diri
setara dengan kualitas manusia dinegara maju dan modern.
b) Kemudahan dan Kenyamanan Hidup
Globalisasi yang seiring dengan kemajuan bidang
informasi, komunikasi, dan transportasi telah memberi
kemudahan dan kenyamanan hidup masyarakat/bangsa
Indonesia. Dengan kemajuan komunikasi memudahkan
mengadakan hubungan, tidak saja antar kota, juga antar
negara, dan antar benua. Kemajuan informasi memberi
kemudahan masyarakat/bangsa memperoleh informasi
apapun yang dibutuhkan.
c) Sikap Toleransi dan Solidaritas Kemanusiaan
Sikap toleransi dan solidaritas kemanusiaan akan
meningkat tidak saja intern bangsa, namun sudah bersifat
universal. Informasi mengenai keprihatinan dan penderitaan
sejumlah manusia di suatu negara, memotivasi pemerintah
di negara lain untuk ikut membantu meringankan
penderitaan yang dirasakan sesamanya.
d) Kesadaran dan Kebersamaan
Sikap perilaku toleransi serta solidaritas antar bangsa
selanjutnya berkembang menjadi kesadaran dalam
kebersamaan untuk mengatasi berbagai masalah, dimana
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
46
ancaman dan bencana bagi keselamatan dunia sebagai satu-
satunya planet tempat tinggal bagi umat manusia
merupakan ancaman bersama.
e) Menumbuhkan Sikap Terbuka
Globalisasi berdampak tumbuhnya sikap terbuka
manusia maupun bangsa. Sikap terbuka ini untuk mengenal
dan menghormati perbedaan, kelebihan, kekurangan, dalam
kehidupan manusia sebagai individu maupun bangsa yang
hidup di wilayah/negara lain.
f) Globalisasi Memberi Tawaran Baru
Globalisasi menawarkan banyak kesempatan yang
belum pernah ada sebelumnya. Contoh paling gampang
kesempatan untuk mengakses ilmu pengetahuan seluas-
luasnya di internet.
g) Terbukanya Mobilitas Sosial
Kemajuan transportasi mendorong mobilitas sosial yag
semakin terbuka, dimana jarak tidak lagi menjadi
permasalahan. Dengan alat transportasi modern jarak
bermil-mil dapat ditempuh dalam tempo singkat.
Beberapa dampak positif globalisasi tersebut jika
dimanfaatkan secara bijaksana, dapat memudahkan peserta didik
dalam meningkatkan potensi yang dimiliki melalui berbagai
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
47
media yang dapat diakses secara cepat agar dapat berkompetisi
dan hidup berdampingan dengan bangsa-bangsa lain.
2) Dampak Negatif
Selain dampak positif globalisasi yang telah diuraikan di
atas, kehadiran globalisasi juga menunjukan sisi negatifnya.
Dampak negatif globalisasi menurut Hakim (2016: 301-303)
adalah sebagai berikut:
a) Pergeseran Nilai
Globalisasi seringkali cenderung mengintrodusir
sesuatu yang baru, baik bersifat materiil maupun non
materiil, yang bersifat asing dalam tempo cepat. Akibatnya,
disatu pihak terlihat adanya manusia sebagai individu atau
kelompok (masyarakat dan bangsa) yang belum siap
menerima, mengadaptasi, mengadopsi, dan menyerapnya.
Di pihak lain, sesuatu yang baru (apakah nilai, teknologi,
budaya dan sebagainya) dari asing tersebut tidak secara
otomatis tidak dapat diintegrasikan ke dalam kondisi-
kondisi invidu atau masyarakat/bangsa yang menerimanya.
b) Pertentangan Nilai
Masuknya nilai-nilai baru dan asing yang tidak sejalan
atau bahkan bertentangan dengan nilai-nilai luhur dari
pandangan hidup (way of life) masyarakat/bangsa.
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
48
c) Perubahan Gaya Hidup
Piliang, menegaskan terdapat delapan perkembangan
dan perubahan gaya hidup masyarakat/bangsa Indonesia
sebagai dampak globalisasi, yaitu:
(1) Ekonomi menjadi panglima. Kehidupan sosial dan
kultural dibentuk dan ditentukan arahnya oleh
paradigma ekonomi.
(2) Kemajuan pesat di bidang sain dan teknologi telah
mengkondisikan orang hidup di dalam penjara
elektronika dan penjara rumah.
(3) Rasa ketidakamanan, keresahan dan ketakutan
menghantui dari setiap penjuru.
(4) Tempo perubahan yang semakin tinggi dan
kompleksitas ekonomi, industri dan teknologi
menyebabkan tekanan waktu dan tempo kehidupan
semakin tinggi.
(5) Dengan kekayaannya orang membutuhkan media untuk
menunjukkan kelas, status, prestise, dan massa
menonton gaya hidup mereka.
(6) Industri-industri yang dikondisikan oleh tuntutan
ideologi dan logika komoditi menciptakan kondisi ke
arah orientasi pada gaya hidup ini dengan
memanfaatkan setiap aspirasi konsumen.
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
49
(7) Media cetak dan elektronika berperan besar dalam
menawarkan dan menaturalisasikan beraneka ragam
pilihan gaya hidup.
d) Berkurangnya Kedaulatan Negara
Globalisasi memang memunculkan kekhawatiran yang
luas bahwa kedaulatan suatu negara (bangsa) digerogoti.
Pemerintah kini harus mengakui dan bekerja di suatu
lingkungan, dimana sebagian besar penyelesaian
masalahnya harus dirumuskan dengan memperhatikan dunia
global.
Jika globalisasi tidak diserap dengan baik sesuai dengan dasar
negara Indonesia, maka dampak negatif globalisasi tersebut lambat
laun akan memudarkan kepribadian dan jati diri masyarakat/bangsa
Indonesia. Oleh karenanya, masyarakat dituntut untuk menjadikan
Pancasila sebagai acuan dalam menghadapi era globalisasi.
Oleh karena itu, menurut Musa (2015: 9-10) mengemukakan
agar kita tidak terjerumus ke dalam pengaruh atau dampak negatif
globlisasi kita harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menumbuhkan semangat nasionalisme
2) Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan
sebaik-baiknya.
3) Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-
baiknya.
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
50
4) Selektif terhadap pengaruh globlisasi dibidang politik, ideologi,
ekonomi, dan sosial budaya bangsa.
5) Perlunya perhatian para orang tua dalam memantau pergaulan
dan cara hidup anaknya.
6. Pentingnya Penanaman Nilai-nilai Pancasila di Era Globalisasi
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara menunjukan bahwa
Indonesia merupakan negara Pancasila. Menurut Edward S. Greenberg
(Mutiani. 2015: 181), Negara Pancasila adalah:
“Suatu negara yang didirikan, dipertahankan, dan dikembangkan
dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan
hak-hak azasi semua warga bangsa Indonesia (kemanusiaan yang
adil dan beradab), agar masing-masing dapat hidup layak sebagai
manusia, mengembangkan dirinya dan mewujudkan
kesejahteraannya lahir batin selengkap mungkin, memajukan
kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir batin bagi seluruh
rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa (keadilan sosial)”.
Pendapat tersebut memberikan pemahaman bahwa Pancasila secara
keseluruhan merupakan landasan yang kokoh terhadap negara yang
didirikan diatasnya yang dijaga, dipertahankan dan dikembangkan
dengan tujuan melindungi martabat seluruh masyarakat Indonesia.
Sebagai ideologi terbuka, Pancasila memberikan kesempatan bagi
masuknya budaya dari luar melalui globalisasi ke Indonesia. Masuknya
budaya tersebut juga memberikan kesempatan bagi bangsa Indonesia
untuk memiliki pengetahuan tentang kebudayaan-kebudayaan yang ada
di luar negeri.
Namun budaya-budaya luar yang tidak disaring dengan benar tidak
menutup kemungkinan bisa menciptakan perubahan-perubahan sosial-
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
51
budaya yang tidak sesuai dengan kepribadian dan jati diri bangsa
Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa negara
Indonesia, serta sebagai ideologi terbuka harus digunakan sebagai
wahana sekaligus instrumen untuk menyeleksi nilai-nilai kehidupan yang
dibawa oleh arus globalisasi agar selaras dengan nilai-nilai kehidupan
bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian Maftuh, Buyamin (2008) yang berjudul Internalisasi Nilai-nilai
Pancasila dan nasionalisme melalui Pendidikan Kewarganegaraan,
Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian tersebut menyimpulkan
bahwa upaya menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila melalui jalur
sekolah lebih diperjelas lagi dengan mata pelajaran PKn dapat membina
siswa menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Siswa
dapat memecahkan masalah mereka sendiri dan masalah antar pribadi.
Selain itu siswa dapat memiliki kemampuan mengenal dan mendekati
masalah sebagai masyarakat global. Dengan demikian nilai-nilai Pancasila
dapat menumbuhkan, memelihara, dan meningkatkan rasa kebangsaan
atau nasionalisme.
2. Penelitian Ita Rahmawati, dkk (2014) yang berjudul Implementasi
Pembelajaran Nilai-nilai Pancasila Dalam Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) Di Kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Malang.
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
52
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa implementasi nilai-nilai
Pancasila pada proses pembelajaran ditandai dengan metode pembelajaran
yang digunakan dalam proses pembelajaran, interaksi antar siswa dan
guru, interaksi siswa dengan siswa, serta beberapa contoh penerapan nilai-
nilai Pancasila membuktikan peserta didik sudah dapat menerapkan nilai-
nilai pancasila yang telah diajarkan guru dalam pembelajaran PKn.
3. Penelitian Ambiro Puji Asmaroini (2016) yang berjudul implementasi
nilai-nilai Pancasila bagi siswa di era globalisasi. Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila di era globalisasi
bagi peserta didik bisa dilaksanakan dengan menumbuhkan sifat
nasionalisme pada peserta didik.
4. Penelitian Khofiyati (2012) yang berjudul pembelajaran nilai-nilai
Pancasila dalam mata pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMP
sekecamatan Moyudan kabupaten Sleman. Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa nilai-nilai Pancasila diajarkan secara langsung
sebagai landasan/dasar aturan atau standar perilaku yang dapat diterima.
Pelibatan peserta didik yaitu menekankan pada merefleksikan dan
mempelajarinya. Guru juga menggunakan beberapa pendekatan seperti
pendekatan diskusi kelas maupun diskusi kelompok.
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018
53
C. Kerangka Berfikir
Peserta didik Kehilangan
Kepribadian dan Jati Diri
Bangsa
Masuknya Budaya-budaya Asing Ke
Indonesia Melalui Globalisasi
Dampak
Postif
Dampak
Negatif
Penanaman Nilai-nilai Pancasila
Melalui Pembelajaran PKn
Bagan 1.2. Kerangka Berfikir
Tidak membaur dengan berbagai agama, tindakan semena-mena
terhadap orang yang lebih tua dan teman, tidak menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, konsumerisme, hedonisme,
sikap memaksakan kehendak, enggan melakukan musyawarah, tidak
memakai atribut lengkap dan masih ada yang suka mengganggu hak
orang lain.
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ...,DWI SEPTIANINGSIH,PPKN, UMP 2018