bab ii tinjauan pustaka a. theory of reasoned action

33
19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Theory of Reasoned Action Menurut Setiadi dalam Sahat Simbolin, Theory of reasoned action menggambarkan keterpaduan yang menyeluruh dari komponen sikap dalam struktur yang didesain untuk mengarahkan prediksi dan penjelasan yang lebih baik dari perilaku. Model Reasoned Action menekankan pada pengukuran sikap yang lebih menekankan pada maksus untuk berperilaku. Penilaian kepercayaan pada model Reasoned Action yaitu menilai kepercayaan konsumen yang membentuk perilaku karena lebih memikirkan akibat dari tindakan yang dilakukan. Menurut theory of Reasoned Action bahwa perilaku seseorang sangat tergantung pada minat/niatnya (intention), sedangkan niat untuk berperilaku sangat tergantung pada sikap (attitude) dan norma subjektif atas perilaku. Pada sisi lain, keyakinan terhadap akibat perilaku dan evaluasi akibat akan menentukan sikap perilaku seseorang. Demikian pula, keyakinan normative dan motivasi untuk mengikuti pendapat orang lain akan menentukan norma subjektifnya. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa minat untuk berperilaku dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (lingkungan sosial). Faktor internal tercermin pada sikap seseorang

Upload: others

Post on 06-Feb-2022

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Theory of Reasoned Action

Menurut Setiadi dalam Sahat Simbolin, Theory of reasoned

action menggambarkan keterpaduan yang menyeluruh dari

komponen sikap dalam struktur yang didesain untuk mengarahkan

prediksi dan penjelasan yang lebih baik dari perilaku. Model

Reasoned Action menekankan pada pengukuran sikap yang lebih

menekankan pada maksus untuk berperilaku. Penilaian kepercayaan

pada model Reasoned Action yaitu menilai kepercayaan konsumen

yang membentuk perilaku karena lebih memikirkan akibat dari

tindakan yang dilakukan.

Menurut theory of Reasoned Action bahwa perilaku seseorang

sangat tergantung pada minat/niatnya (intention), sedangkan niat

untuk berperilaku sangat tergantung pada sikap (attitude) dan norma

subjektif atas perilaku. Pada sisi lain, keyakinan terhadap akibat

perilaku dan evaluasi akibat akan menentukan sikap perilaku

seseorang. Demikian pula, keyakinan normative dan motivasi untuk

mengikuti pendapat orang lain akan menentukan norma

subjektifnya. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa minat

untuk berperilaku dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal

(lingkungan sosial). Faktor internal tercermin pada sikap seseorang

20

dan faktor eksternal tercermin pada pengaruh orang lain terhadap

perilaku keputusan yang diambil.11

Fishbein dan Ajzen menyatakan bahwa niat seseorang untuk

melakukan suatu perilaku menentukan akan dilakukan atau tidak

dilakukannya perilaku tersebut. Niat melakukan atau tidak

melakukan niat tertentu dipengaruhi oleh dua penentu dasar yaitu

sikap serta dari pengaruh sosial yaitu norma subjektif. TRA

menjelaskan hubungan intensi atau niat dengan perilaku yang

sepenuhnya berada dalam 20ctual20 individu, sehingga asumsi

dasar dari TRA adalah bahwa setiap individu sadar dalam membuat

keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku.12

TRA mengusulkan bahwa minat perilaku adalah suatu fungsi

dari sikap (attitude) dan norma-norma subjektif (subjective norm).

Dalam upaya mengungkapkan pengaruh sikap dan norma-norma

subjektif terhadap minat perilaku, Fishbein dan Ajzen melengkapi

model TRA ini dengan keyakinan (belief). Dikemukakannya bahwa

sikap berasal dari keyakinan terhadap perilaku (behavioral belief),

sedangkan norma subjektif berasal dari keyakinan normatif

(normative belief).13

11 Sahat Simbolin, “Aplikasi Theory Of Reasoned Action Untuk Memprediksi

Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Sepeda Motor Yamaha Vixion”, (Universitas:

KST Medan, 2015), hlm. 19 12 Ivon Jahlil dkk, “Applied of Reasoned Action Theory (TRA) Yang

Berdampak Pada Intention To Purchase Herbal Cosmetics”, Jurnal (Universitas:

Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat), Vol. 3, No. 2, 2019, (ISSN: 2614-2147). hlm. 107-

108 13 Anita Rahmanawaty, “Model Adopsi Produk Bank Syaria’ah di

Kdusu:pengembangan Theory Of reasoned Action dan Syariah Compliance”, Jurnal

(Universitas: Sekolah Tinggi Agama Islam Negerti (STAIN)), Vol. 8, No. 2, Desember

2014), hlm. 314

21

Menurut Fishbein & Ajzen, Minat (intention) dalam Karyati

didefinisikan sebagai suatu keinginan seseorang untuk melakukan

suatu perilaku tertentu (Fishbein & Ajzen). Minat untuk melakukan

perilaku (intention) adalah kecenderungan seseorang untuk memilih

melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan. Minat tidak selalu

statis, dan minat dapat berubah dengan berjalannya waktu.14

Menurut Fishbein & Ajzen bahwa sikap adalah keseluruhan

perasaan suka atau tidaknya seseorang terhadap sebuah perilaku.

Menurut Mada dalam Trisdayana menyatakan bahwa Norma

subjektif adalah persepsi seseorang terhadap pendapat atau masukan

orang lain yang mampu mempengaruhi niat seseorang untuk

melaksanakan atau tidak melaksanakan perilaku.15

Secara garis besar TRA adalah alasan dari seseorang untuk

bertindak dengan menghubungkan antara keyakinan, sikap dan

perilaku, serta dipengaruhi oleg faktor-faktor tertentu yang dimana

dalam penelitian ini faktor tersebut adalah periklanan, kualitas

produk dan persepsi konsumen sehingga memutuskan

menggunakan digital payment OVO.

Digital Payment OVO dalam pandangan islam masih terjadi

perdebatan antara para ulama. Dimana sebagian ulama

mengganggap digital payment OVO menggunakan akad Al Qardh

yaitu akad pinjaman. Jika dilakukan dengan benar maka tidak ada

14 Kayanti, “Peran Theory Of Reasoned Action Terhadap Minat Menggunakan

Produk Bagi Hasil Bank Syariah”, Jurnal Uniska Fakultas Ekonomi, (Universitas

Swadaya Gunung Jati, Vol. 3 No. 01 2018) 15 3Trisdayana Aryadhe dkk, “Pengaruh Sikap dan Norma Subjektif Terhadap

Niat Beli dan Keputusan Pembelian”, E-Jurnal Manajemen (Unud, Vol. 7, No. 3, 2018:

1452-1480)

22

masalah namun masalahnya timbul dari adanya diskon, pemberian

poin, bonus, dll, hal tersebut merupakan manfaat/ keuntungan dari

pinjaman namun berdasarkan kaidah islam “Setiap pinjaman yang

memberikan manfaat adalah Riba”.

Sebagian ulama yang lain memperbolehkan dengan

menggunakan akad Wadi’ah, lebih tepatnya wadi’ah adh-dhaman

yaitu titipan barang/harta yang dititipkan oleh pihak pertama

(nasabah) kepada pihak lain (bank). Dan bonus atau manfaat yang

didapatkan pengguna dalam akad ini merupakan suatu riba.

Berdasarkan perbedaan pendapat antara ulama tersebut

penulis sendiri lebih berpihak kepada ulama yang memperbolehkan,

alasannya adalah penulis melihat dalam digital payment ini memilik

manfaat dan keuntungan yang didapatkan pengguna, penulis juga

menganggap tidak adanya sesuatu hal yang merugikan

penggunanya, karena alasan tersebut penulis tetap melanjutkan

penelitian ini.

B. Definisi Pemasaran

Asal kata pemasaran adalah market atau sama dengan pasar.

Apa yang nanti dipasarkan itu adalah berupa produk barang dan

jasa.16 Memasarkan hanya menawarkan barang atau menjual tetapi

juga mencakup berbagai macam hal seperti membeli, menjual

dengan berbagai cara, mengangkut barang, menyimpan barang,

menyortir dan sebagainya.

16 H. Buchari Alma, “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa”,

(Bandung: Penerbit Alfabeta 2018), hlm. 1

23

Menurut The American Marketing Association marketing

adalah proses merencanakan konsepsi, harga, promosi dan distribusi

ide, menciptakan peluang yang memuaskan individu dan sesuai

dengan tujuan organisasi.17

Definisi pemasaran tidak hanya berlandaskan berdasarkan

konvensional saja, adapun denifisi pemasaran syariah. Menurut

Alom dan Haque pemasaran syariah (Islamic marketing) adalah

proses dan strategi (hikmah) dalam rangka memenuhi kebutuhan

melalui produk dan jasa yang halal (tayyib) dalam prinsip saling rela

guna mencapai kesejahteraan (falah) bagi kedua belah pihak yaitu

pembeli dan penjual baik terpenuhinya kesejahteraan secara

material dan spiritual, dunia dan akhirat. 18

C. Keputusan Pembelian

Perusahaan yang bagus akan selalu berusaha untuk mencoba

memahami proses keputusan pembeli dari konsumen. Pengalaman

setiap konsumen yang berbeda-beda dalam pembelajaran, memilih,

menggunakan atau menyingkirkan produk harus diperhatikan oleh

perusahaan. Dan orang yang mengambil keputusan biasanya

mempunyai dua pilihan, yaitu membeli atau tidak membeli dan

harus memutuskan antara kedua hal tersebut.

Tingkat proses keputusan pembelian konsumen terdapat lima

tahapan, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi

alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

17 H. Abdul Manap, “Revolusi Manajemen Pemasaran”, (Jakarta: Mitra

Wacana Media, 2016), hlm. 9 18 Nur Asnawi dan Muhammad Asnan, “Pemasaran Syariah Teori, Filosofi &

Isu Isu Kontemporer”, (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2017), hlm.130

24

Menurut Kotler dan Keller keputusan pembelian adalah tahap

dimana konsumen membentuk kecendrungan dalam memilih antara

beberapa brand.19

Jelas, proses pembelian dimulai jauh dari sebelum pembelian

24ctual dan mempunyai konsekuensi dalam waktu lama setelahnya.

Menurut Sunyoto dalam Kevin Christian terdapat lima indikator

dalam keputusan pembelian, yaitu:

1. Tentang Merek

2. Tentang Jumlah Produk

3. Tentang waktu pembelian20

D. Periklanan

1. Definisi Periklanan

Menurut Hasan dalam Winda Pramita periklanan

merupakan upaya perusahaan menyampaikan promosi non-

personal untuk mempengaruhi konsumen membeli produk yang

ditawarkan. Menurut Hamdani Periklanan merupakan salah

satu bentuk dari komunikasi impersonal yang digunakan oleh

perusahaan untuk memberikan informasi tentang suatu produk

atau jasa.21

19 Andre S.S dan Cut I.S, “Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan

Pembelian Sepatu Vans”, Jurnal (Universitas Telkom), Vol. 5, No. 3 Desember 2018,

(ISSN: 2355-9357). hlm. 3814 20 Kevin Christian, “Pengaruh Kualitas Produk dan Promosi Terhadap

Keputusan Pembelian REM Cakram dan Rem Tromol Motor Honda Matic Pada PT

Mega Anugerah Mandiri Medan”, Jurnal (Universitas Prima Indonesia), Vol. 8, No.1,

Jan-Juni 2019, (ISSN: 2089-8592), hlm. 47 21 Winda Pramita dan Iwan Kurniawan Subagja, “Pengaruh Periklanan dan

Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Samsung”, Jurnal

(Kampus Unkris Jatiwaringin), Vol. 6, NO. 3 Sept-Des 2018, (ISSN: 2338-4794). Hlm.

4.

25

Periklanan adalah pesan yang menawarkan suatu produk

yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Menurut

Philip Kotler periklanan adalah segala bentuk penyajian non-

personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh suatu sponsor

tertentu yang memerlukan pembayaran.22

Periklanan adalah komunikasi non personal melalui

beragam media yang dibayar oleh perusahaan bisnis, organisasi

non profit dan individu, yang dalam beberapa cara

memperkenalkan dalam pesan periklanan dan berharap untuk

memberitahu atau membujuk anggota dari penerima pesan

tertentu. Menurut Khasali dalam Novi Claodya periklanan

adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan

kepada masyarakat lewat suatu media.23

AMA (American Marketing Association) mendefinisikan

iklan sebagai semua bentuk bayaran untuk mempresentasikan

dan mempromosikan ide barang, atau jasa secara non personal

oleh sponsor yang jelas. Sedangkan periklanan adalah seluruh

proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan iklan.24

Periklanan penting dilakukan oleh perusahaan agar dapat

mempengaruhi konsumen dalam berbagai hal seperti perasaan,

22 Priccilia Natalia dan Mumuh Mulyana, “Pengaruh Periklanan dan Promosi

Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian”, Jurnal Ilmiah Manajemen kesatuan (STIE

Kesatuan Bogor) Vol. 2 No. 2, 2014, (ISSN 2337-7860). Hlm 120 23 Novi Claodya Lee dan Anik Lestari Anjarwati, “Pengaruh Kualitas Produk

dan Periklanan Terhadap Keputusan Pembelian The Botol Sosro Kemasan Pet 450

ML”, (Universitas Negeri Surabaya), Vol. 5, No. 4, 2017. hlm 3 24 Herman Malau, “Manajemen Pemasaran Teori dan Aplikasi Pemasaran

Era Tradisional Sampai Era Modernisasi Global”, (Bandung: Penerbit Alfabeta,

2017), hlm. 85

26

pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap terhadap suatu produk

atau jasa dari perusahaan. Dan sebagai suatu pengelolaan dari

suatu citra dengan maksud menciptakan dan mempertahankan

citra dan makna yang baik dari suatu produk di benak

konsumen.

Periklanan merupakan bagian dari suatu promosi dari

perusahaan untuk mengenalkan produknya. Dalam islam ketika

melakukan suatu promosi dalam hal ini berupa periklanan,

perusahaan harus melakukannya berdasarkan syariat yang telah

ditentukan islam. Periklanan dalam islam harus dilakukan

dengan jelas, amanah, tidak mengecoh konsumen, tidak

menyebarkan iklan yang mengandung unsur penipuan dengan

niat menarik perhatian konsumen.

Sebagaimana firman Allah SWT QS. Ali Imran : 77

sebagai berikut:

وأيمانهم ثمنا قليلا أولئك لا إن الذين يشترون بعهد الله

ولا ينظر إليهم يوم القيامة خلا ق لهم في الآخرة ولا يكلهمهم الله

يهم ولهم عذاب أليم ﴿ ﴾٧٧ولا يزكه

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang menukar

janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan

harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian

(pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan

mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari

kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka

azab yang pedih”.

27

Dalam ayat tersebut Allah mengharamkan memakan harta

dengan cara yang batil, kecuali jika dengan jalan perdagangan

yang dilakukan atas dasar suka rela dari kedua belah pihak.

Karena itu jika orang yang membeli produk sebab tertipu

dengan promosi yaitu seperti periklanan yang dilakukan oleh

perusahaan maka konsumen tentunya akan tidak rela ketika

mengetahui yang sebenarnya. Dan transaksi yang dilakukan itu

di anggap tidak boleh dalam islam.

2. Fungsi Periklanan

Banyak perusahaan bisnis maupun juga organisasi non

profit mempunyai keyakinan akan periklanan akan membuat

produknya dat di kenal oleh konsumen. Karena itu berikut di

bawah ini fungsi dari periklanan antara lain :

a. Memberikan Informasi

Dengan begitu fungsi utama periklanan adalah

mempublikasikan merek dan memberikan informasi

sehingga konsumen mengenal merek suatu produk,

mengenai keistemewaan dan manfaat merek dan

meningkatkan kesadaran tinggi konsumen akan suatu

produk atau merek.

b. Memberi pengaruh

Periklanan yang dilakukan secara efektif akan membuat

konsumen untuk mencoba suatu produk atau jasa yang

ditawarkan kepada mereka.

c. Mengingatkan dan meningkatkan kesadaran akan merek

Periklanan berfungsi untuk membuat para konsumen agar

selalu mengingat suatu produk atau jasa dan sebuah

28

merek yang di keluarkan oleh perusahaan. Memperkaya

memori konsumen sebanyak mungkin sehingga akan

membuat produk yang di keluarkan perusahaan akan

menonjol dan langsung muncul dalam ingatan ketika

memilih sebuah produk.

d. Menambah Nilai

Periklanan yang baik akan di pandang konsumen lebih

dengan lebih elegan, lebih bergaya, lebih prestisius, lebih

berkualitas, dan lainnya. Sehingga dengan menambah

nilai akan menghasilkan volume penjualan, pendapatan,

dan keuntungan yang lebih banyak.25

Menurut Kotler dan keller cara mengembangkan program

iklan yang baik dan benar adalah harus selalu dapat

mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli. Selanjutnya

menggunakan lima keputusan utama yang dikenal dengan “lima

M” yaitu :

1. Mission (Misi), adalah suatu tujuan dari periklanan dapat

diklasifikasikan berdasarkan apakah tujuannya, baik

untuk menginformasikan, meyakinkan, mengingatkan,

atau memperkuat.

2. Money (Uang) merupakan sesuatu yang dapat kita artikan

sebagai anggaran atau budget ketika kita ingin melakukan

atau membuat suatu iklan yang tepat.

3. Massage (Pesan) merupakan suatu hal yang berupa suatu

informasi pesan dan maksud tertentu yang ingin di

25 Terence A. Shimp, “Komunikasi Pemasaran Terpadu dalam Periklanan

dan Promosi”, (Jakarta: Selemba Empat, 2014), hlm. 197-199

29

tujukan kepada konsumen dari suatu iklan. Menciptakan

pesan yang baik dalam suatu iklan akan dapat menarik

minat konsumen untuk membeli dan menggunakan suatu

produk dari perusahaan.

4. Media (Media) adalah langkah selanjutnya setelah

memilih sebuah pesan. Pada saat ini terdapat

berbagaimacam media periklanan yang ada. Perusahaan

harus dapat memilih dengan selektif dan tepat dalam

menentukan media yang akan digunakan untuk

mengiklankan produk yang ditawarkan kepada

konsumen.

5. Measurement (Pengukuran). Hal ini dilakukan oleh

perusaan sebagai pelaku yang melakukan periklanan

untuk melihat keefektifitasan sebuah iklan untuk

mempengaruhi potensi terhadap kesadaran, pengetahuan,

atau preferensi.26

Menurut Kotler dalam Dwi Septi terdapat indikator-

indikator yang digunakan untuk mengukur periklanan adalah:

1. Memberikan Informasi (to inform)

2. Membujuk (to persuade)

3. Mengingatkan (to remind)

26 Ibnu Sina, Laela dan Firda N.S, “Pengaruh Periklanan dan Fasilitas

Terhadap Keputusan Menginap Di Hotel Grand Dafam Bela Ternate” Jurnal

Manajemen Sinergi, (Universitas Unkhair), Vol. 5, No. 2, April 2018, (ISSN: 2354-

8555X). hlm. 9

30

Menurut Kotler dan Keller iklan dapat menjadi cara yang

efektif untuk menyebarkan pesan, baik untuk membangun

preferensi merek atau untuk mendidik masyarakat.27

E. Kualitas Produk

1. Definisi Produk

Kualitas adalah totalitas fitur dan katakteristik produk

atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Menurut

Kotler kualitas adalah karakteristik produk atau jasa yang

bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan

konsumen.28 Ini jelas definisi yang berpusat pada pelanggan,

semakin tinggi tingkat kualitas dari suatu produk maka akan

semakin tinggi pula tingkat kepuasan pelanggan.

Kualitas merupakan suatu jaminan terbaik atas loyalitas

pelanggan, pertahanan terkuat perusahaan dalam menghadapi

persaingan baik dalam negeri atau pun luar negeri, dan satu-

satunya jalan untuk mempertahankan pertumbuhan dan

penghasilan dari perusahaan. Karena kualitas merupakan hal

yang berkaitan erat dengan masalah keputusan suatu konsumen.

27 Dwi Septi Haryani, “Pengaruh Periklanan dan Promosi Penjualan

Terhadap Keputusan Pembelian Pada Perumahan Griya Puspandari Asri

Tanjungpinang”, Jurnal Manajemen (Universitas STIE Pembangunan Tanjupinang),

Vol. 8, No. 1, 2019, (ISSN: 2085-9996) hlm. 58 28 Akrim Ashal Lubis, “Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap

Keputusan Pembelian Surat Kabar Pada PT. Suara Barisan Hijau Harian Orbit

Medan”, Jurnal (Universitas Umsu), Vol. 16, No. 2, Oktober 2015, (ISSN: 1693-7619),

hlm. 4

31

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar

agar dapat mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau

dikonsumsi oleh konsumen sehingga dapat memuaskan

keinginan atau memenuhi kebutuhan konsumen. Produk

mencakup lebih dari barang berwujud maksudnya poduk

meliputi objek secara fisik, pelayanan orang, tempat, organisasi,

gagasan, atau bauran dari semua wujud diatas.29

Menurut Kotler dan Garry Amstrong dalam Ummu

Habibah dan Sumiati, mendefinisikan kualitas produk sebagai

kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya,

meliputi daya tahan keandalan, ketepatan, kemudahan operasi

dan perbaikan serta atribut bernilai lainnya.30

Menurut Gesperz dalam Imam Chabibi, Leornardo B.H

dan Cicik Harini, menyatakan bahwa kualitas terdiri dari

sejumlah keistemewaan produk, baik keistemewaan langsung

maupun keistemewaan atraktif yang memenuhi keinginan

pelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasaan atas

penggunaan produk. Dan bebas dari kekurangan dan

kerusakan.31

Kualitas bisa jadi menjadi hal yang pertama di ukur oleh

konsumen ketika ingin memutuskan melakukan pembelian atau

29 Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, “Manajemen Pemasaran”, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2016), hlm. 153 30 Ummu Habibah dan Sumiati, “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga

Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah di Kota Bangkalan

Madura”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis (Universitas 17 agustus 1945, Surabaya), Vol. 1,

No. 1, Maret 2016. hlm. 31-48 31 Imam Chabibi dan Leornardo B.H, “Pengaruh Kualitas Layanan, Citra

Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Dengan Minat Pembelian

Sebagai Intervening”, (Universitas Pandanaran Semarang, 2018), hlm. 6

32

menggunakan suatu produk dari sebuah perusahaan. Semakin

tinggi atau bagus dari suatu produk maka penilaian konsumen

terhadap produk itu akan menjadi semakin bagus dan akan

dapat menarik konsumen untuk melakukan pembelian atau

menggunakan produk dari perusahaan.

Sebagaimana firman Allah SWT QS. An-Naml : 88

sebagai berikut:

ال تحسبہا جامدة و ہی تمر مر السحاب و تری الجب

الذی اتقن کل شیء انہ خبير بما تفعلون صنع اللہ

Artinya : “Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu

sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai

jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat

dengan kokoh tiap-tiap sesuatu, sesungguhnya Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Dalam ayat ini menjelaskan bahwa ketika memproduksi

suatu barang harus diselesaikan dengan kualitas yang sebaik-

baiknya dan sempurna, karena Allah sendiri sudah menciptakan

segala sesuatu yang ada dilangit dan di bumi dengan kualitas

yang sangat kokoh . Bila suatu produk telah dapat dikatakan

sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik, produk

tersebut juga harus diselaikan dengan kualitas yang sangat baik

dan kokoh.

Kualitas bisa jadi menjadi hal yang pertama di ukur oleh

konsumen ketika ingin memutuskan melakukan pembelian atau

menggunakan suatu produk dari sebuah perusahaan. Semakin

33

tinggi atau bagus dari suatu produk maka penilaian konsumen

terhadap produk itu akan menjadi semakin bagus dan akan

dapat menarik konsumen untuk melakukan pembelian atau

menggunakan produk dari perusaan.

2. Tingkatan Produk

Produk harus mencakup seperangkat manfaat yang

diharapkan pelanggan ketika pelanggan atau konsumen

membeli dan menggunakan produk tersebut.

1. Produk Inti (The core product) dilihat sebagai pusat seluruh

produk. Produk ini manfaat dan keuntungan dari sebuah

produk. Dan terdiri dari kebutuhan (need) yang akan

dipenuhi oleh keinginan (want) yang akan direalisasikan

dan masalah akan dipecahkan dengan jalan mengkomsumsi

produk tersebut. Misalnya seorang turis yang sedang

kelaparan (need to eat) dan turis tersebut ingin makan

makanan khas padang sehingga dia memasuki resto rumah

makan padang, kemudian makan (disini masalah

dipecahkan yang semula lapar, setelah makan nasi padang

menjadi kenyang).

2. Produk Sebenarnya (The actual Produk), Tingkatan ini

melihat suatu produk yang lebih nyata dan meliputi

berbagai macam aspek seperti mutu produk, fitur, kemasan,

gaya (style), dan desain, dan berserta nama dari sebuah

merek yang dipergunakan.

3. Produk Tambahan (augmented product), tingkatan produk

ini meliputi fitur dan jasa yang menambah nilai ke transaksi

diluar harapan pelanggan. Banyak pelanggan yang

34

mengharapkan tidak perlu. Namun dalam banyak hal itu

bisa saja menjadi kunci untuk memenangi kompetisi.32

Menurut Kotler dan Keller dalam Supriyadi, Wahyu

Wiyani dan Ginanjar, Ada Sembilan dimensi kualitas produk

seperti berikut ini :

1. Bentuk (form), meliputi ukuran, bentuk, atau struktur

fisik produk.

2. Fitur (feature), karakteristik produk yang menjadi

pelengkap fungsi dasar produk. 3. Kualitas kinerja

(performance quality), adalah tingkat dimana

karakteristik utama produk beroperasi.

3. Kesan kualitas (perceived quality) sering dibilang

merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang

dilakukan secara tidaklangsung karena terdapat

kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau

kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.

4. Ketahanan (durability), ukuran umur operasi harapan

produk dalam kondisi biasa atau penuh tekanan,

merupakan atribut berharga untuk produk–produk

tertentu.

5. Keandalan (reliability), adalah ukuran probabilitas bahwa

produk tidak akan mengalami malfungsi atau gagal dalam

waktu tertentu.

32 Nandan Limakrisna dan Togi P.P, “Manajemen Pemasaran Teori dan

Aplikasi dalam Bisnis di Indonesia”, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2017), hlm. 96-97

35

6. Kemudahan perbaikan (repairability), adalah ukuran

kemudahan perbaikan produk ketika produk itu tak

berfungsi atau gagal.

7. Gaya (style), menggambarkan penampilan dan rasa

produk kepada pembeli.

8. Desain (design), adalah totalitas fitur yang mempengaruhi

tampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan

pelanggan.

Berdasarkan dimensi-dimensi tersebut, dapat

disimpulkan bahwa suatu dimensi kualitas merupakan syarat

agar suatu nilai dari produk memungkinkan untuk bisa

memuaskan pelanggan sesuai harapan.33 Dan indikator dari

variabel kualitas produk antara lain yaitu:

1. Kemampuan Produk

2. Fungsi Produk

3. Kelebihan Produk

4. Daya Tahan Produk34

F. Persepsi Konsumen

1. Definisi Persepsi Konsumen

Persepsi adalah suatu proses yang timbul akibat adanya

sensasi, di mana sensasi adalah aktivitas merasakan atau

33 Supriyadi, Wahyu Wiyani dan Ginanjar Indra, “Pengaruh Kualitas Produk

dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian”, Jurnal Bisnis dan Manajemen

(Universitas Merdeka Malang), Vol. 4, No 1 januari 2017, hlm. 76 34 Christy J.G, dkk, “Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi

Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Nissan X-Trail Pada Pt. Wahana Wirawam

Manado”, jurnal Emba (Universitas Sam Ratulangi Manado), Vol. 5, No 2 juni2017,

(ISSN: 2303-1174).hlm. 226

36

penyebab keadaan emosi yang mengembirakan. Sensasi juga

didefinisikan sebagai tanggapan yang cepat dari indra penerima

kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara.

Dengan adanya itu semua, persepsi akan timbul.35

Pada dasarnya persepsi adalah suatu proses kita memilih,

mengorganisir dan menginterprestasikan masukan informasi,

untuk menghasilkan gambaran yang berarti di dunia ini.36 Di

dalam pemasaran, persepsi akan lebih penting dari kenyataan.

Hal ini disebabkan karena persepsi dari setiap orang tidak sama

walaupun objeknya sama, dan persepsi ini akan mempengaruhi

konsumen dalam memutuskan sesuatu.

Menurut Philip Kotler persepsi di artikan sebagai proses

di mana seseorang memilih, mengorganisasikan dan

mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu

gambaran yang bearti dari dunia ini. Persepsi dapat melibatkan

suatu penafsiran dari seseorang atas sebuah kejadian yang telah

menjadi pengalaman di masa lalunya.37

Persepsi menjadi suatu hal yang penting karena

merupakan dasar cara manusia dalam melakukan pemahaman

terhadap peristiwa dan realitas kehidupan. Berdasarkan definisi

yang telah dijelaskan diatas manusia memiliki keunggulan

35 Etta M.S dan Sopiah, “Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis Disertai

Himpunan Jurnal Penelitian”, (Yogyakarta: ANDI, 2013), hlm. 64 36 Sofjan Assauri, “Manajemen Bisnis Pemasaran”, (Depok: PT

RAJAGRAFINDO PERSADA, 2018), hlm.132 37 Danang Sunyoto, “Konsep Dasar Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen”,

(Yogyakarta: CAPS, 2018), hlm. 220

37

dibandingkan makhluk lain di bumi ini salah satunya adalah

suatu indera yang dapat merasakan sesuatu sehingga membantu

dalam membuat suatu persepsi.

Indra tidak langsung didapatkan ketika manusia lahir.

Indera akn berkembang dengan sendirinya mengikuti

perkembangan manusia sehingga pada akhirnya akan

membantu manusia ketika membentuk suatu persepsi.

Sebagaimana firman Allah SWT QS. An-Nahl : 78 dan

As-Sajadah sebagai berikut:

ن هتكم لا تعلمون شيئا وجعل وٱلله أخرجكم مه بطون أم

﴾۶۸لكم ٱلسمع وٱلبصر وٱلفئدة لعلكم تشڪرون ﴿

Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut

ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan

Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar

kamu bersyukur”. (QS. An-Nahl ayat 78)

ىه ونفخ فيه من روحهۦ وجعل لكم ٱلسمع وٱلبصر ثم سو

ا تشكـــــــــــرون ﴿ ﴾۹وٱلفئدة قليلا م

Artinya: “Kemudian Dia menyempurnakan dan

meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan

bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu

sedikit sekali bersyukur”. (Qs. As-Sajadah ayat 9)

Kedua ayat diatas menunjukan gambaran bahwa manusia

dilahirkan dengan tidak mengetahui apapun, maka allah

38

melengkapi manusia dengan alat indera agar manusia dapat

merasakan sesuatu yang terjadi padanya di lingkungan

sekitarnya. Dan mengandung sebuah perasaan yang dihasilkan

indera dan hal itulah yang akhirnya akan membentuk sebuah

persepsi.

Namun setiap manusia memiliki perasaan yang berbeda-

beda antara satu dengan yang lainya. Sehingga membuat

persepsi antar manusia dengan yang lainya juga berbeda-beda.

2. Karakteristik Persepsi Konsumen

Persepsi konsumen terdiri dari sejumlah karakteristik

yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Bersifat selektif, Konsumen memiliki keterbatasan

dalam hal kapasitas kemampuan mereka dalam

memperoleh semua informasi yang diterima dari

lingkungan. Karena itu konsumen cenderung

memperhatikan aspek yang berhubungan dengan urusan

pribadi mereka sendiri dan mengesampingkan berbagai

urusan lain yang tidak memiliki kaitannya dengan

urusan pribadi konsumen.

2. Terorganisir dan Teratur, rangsangan (stimulus)

dikelompokan ke dalam suatu pola ataupun informasi

yang membentuk keseluruhan persepsi yang dimiliki

konsumen. Jadi ketika konsumen memperhatikan

sesuatu, maka perangsang harus berusaha untuk

mengaturnya.

39

3. Subyektif, persepsi merupakan fungsi dari faktor pribadi

yang berhubungan dengan perasaan, kebutuhan, nilai-

nilai, motif, pengalaman, masa lalu, pola piker, dan

kepribadian seseorang.

4. Pengaruh Lingkungan, pengaruh lingkungan sangat

mudah untuk mempengaruhi persepsi dari seseorang.

Pengaruh lingkungan terhadap persepdi dapat bersifat

jangka panjang dan jangka pendek tergantung pada

dinamika yang dirasakan oleh konsumen itu sendiri.

3. Faktor faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen

Persepsi konsumen di bentuk oleh berbagai faktor. Faktor

yang mempengaruhi persepsi konsumen adalah :

1. Objek yang Dipersepsi, objek menimbulkan rangsangan

(stimulus) yang mengenai alat indera manusia. Stimulus

dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi

juga dapat datang dari dalam diri individu yang

bersangkutan yang berlangsung mengenai syaraf

penerima yang bekerja sebagai reporter.

2. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf, merupakan alat

untuk menerima stimulus, disamping itu juga harus ada

syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus

yang diterima indra manusia ke pusat susunan syaraf,

yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk

mengadakan respon diperlukan motoris yang dpat

membentuk persepsi seseorang.

3. Perhatian, untuk menyadari persepsi diperlukan adanya

perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu

40

persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian

merupakan pemusatan atau kosentrasi dari seluruh

aktivitas individu yang ditujukan kepada sekumpulan

objek.38

Faktor di atas membuat persepsi konsumen akan sangat

berbeda dengan persepsi konsumen lainnya. Pada dasarnya

pembentukan sebuah persepsi itu berasal dari dalam diri

konsumen berupa kepribadian konsumen, sikap, dan motivasi.

Namun juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan

pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen.

4. Proses persepsi konsumen

Proses pembentukan persepsi menurut setiadi terdiri dari

sejumlah tahap, yaitu :

1. Seleksi Konseptual, Seleksi persepsi terjadi ketika

konsumen menangkap dan memilih stimulus dari

berbagai informasi yang ada di dalam memorinya yang

dimiliki oleh konsumen tersebut. Sebelum seleksi terjadi,

terlebih dahulu stimulus harus mendapatk perhatian dari

konsumen. Oleh karena itu proses dalam seleksi terdapat

2 hal yaitu perhatian dan persepsi selektif.

2. Organisasi Perseptual, diartikan bahwa konsumen

mengelompokan informasi dari berbagai sumber yang di

terima ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk

memahami lebih baik.

38 Donni Juni Priansa, “Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis

Kontemporer”, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 153-154

41

3. Interprestasi perseptual, adalah memberikan interprestasi

atas rangsangan (stimulus) yang diterima oleh konsumen.

Interprestasi tersebut berdasarkan pengalaman

penggunaan suatu produk pada masa lalu dan pengalaman

tersebut tersimpan di dalam memori jangka panjang. Dan

konsumen kembali membuka kembali memori jangka

panjangnya yang akan membantu melakukan evaluasi

atas berbagai stimulus.39

Persepsi konsumen adalah suatu tanggapan konsumen

terhadap suatu obyek dalam hal ini adalah produk, jasa dan

sebagainya yang akan menjadi pilihannya. Berdasarkan

Fredereca dan chairy dalam Merna M.M indikator dari persepsi

konsumen yaitu:

1. Pemahaman terhadap manfaat produk

2. Pemahaman tentang popularitas merek produk

3. Pemahaman tentang keistemewaan produk

4. Pemahaman tentang kegunaan produk.40

G. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan

pengaruh Periklanan, Kualitas Produk, dan Persepsi Konsumen

39 Ibid, hlm. 69-71 40 Merna M.M, “Analisis Motivasi, Persepsi, pembelajaran dan Sikap

Konsumen Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian di KFC Bahu Mall

Manado”,Jurnal EMBA (Universitas Sam Ratulangi Manado), Vol. 2, No. 3,

September 2014, (ISSN: 2303-1174 hlm. 614

42

terhadap Keputusan Menggunakan yang menunjukan hasil sebagai

berikut:

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Grifilia Lestary

Mokoagow,

J.A.F Kalangi,

dan Lucky F.

Tamengkel.

Vol. 7 No.1

2018

Pengaruh

Periklanan

Terhadap

Keputusan

Konsumen Untuk

Membeli Di

Alfamidi R.E

Martadinata

Manado

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

variable periklanan

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap keputusan

membeli di Alfamidi

R.E Martadinata

Manado.

2 Dwi Septi

Haryani. Vol. 8,

No. 1 2019

Pengaruh

Periklanan dan

Promosi

Penjualan

Terhadap

Keputusan

Pembelian Pada

Perumahan Griya

Puspandari Asri

Tanjung Pinang.

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

variable periklanan

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap keputusan

pembelian.

43

3 Fredy, Randy

Putra Limawan

dan Steven

Halin. Vol 3 No.

1 2019

Pengaruh

Promosi

Penjualan dan

Periklanan

Terhadap

Keputusan

Pembelian Tiket

Penerbangan

Pada PT. Prima

Megah Wisata

Medan.

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

variable periklanan

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap keputusan

pembelian tiket

penerbangan pada

PT Megah Wisata

Medan

4 Christy Jacklin

Gerung, Jantje

Sepang, dan

Sjendry

Loindong. Vol.5

No. 2 2017

Pengaruh

Kualitas Produk,

Harga dan

Promosi

Terhadap

Keputusan

Pembelian Mobil

Nissan X-Trail

Pada PT. Wahana

Wirawan Manado

Penelitian ini

menunjuka bahwa

kualitas produk

berpengaruh

signifikan terhadap

keputusan

pembelian mobil

Nissan X-Trail pada

PT. Wahana

Wirawan Manado.

5 Keke Eka

Pramata dan Siti

Nurbaya. Vol. 4

No. 2 2018

Pengaruh Brand

Image dan

Kualitas Produk

Terhadap

Keputusan

Hasil Penelitian ini

menunjukan bahwa

variable kualitas

produk secara

parsial berpengaruh

44

Pembelian Di

Distro Osing

Deles

Bayuwangi.

positif dan

signifikan terhadap

keputusan

pembelian di Distro

Osing Deles

Banyuwangi.

6 Ummu Habibah

dan Sumiati.

Vol. 1. No. 1

2016.

Pengaruh

Kualitas Produk

dan Harga

Terhadap

Keputusan

Pembelian

Produk Kosmetik

Wardah di Kota

Bangkalan

Madura.

Penelitian ini

menunjukan bahwa

kualitas produk

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap keputusan

pembelian kosmetik

wardah di kota

Bangkalan Madura.

7 Ade Nia

Suryani, Sri

Gustin, dan Ika

Rakhmalina.

Vol. 5. No. 2

2019

Pengaruh

Persepsi

Terhadap

Keputusan

Konsumen Di

Sekayu

Kabupaten Musi

Banyuasin Dalam

Memilih Jasa

Penelitian ini

menunjukan bahwa

variable persepsi

memiliki pengaruh

positif dan

signifikan terhadap

keputusan

konsumen dalam

memilih jasa

45

Ekspedisi J&T

Express

ekspedisi J&T

Ekpress.

8 Achmad Irvan

Dwi Putra,

Octaniani

Chiwnita &

Sarinah. (2016)

Analisis

Pengaruh

Persepsi

Konsumen

Terhadap

Keputusan

Pembelian

Sepeda Motor

Honda Matic di

Dealer Prima

Motor Paasir

Pengaraian.

Pada penelitian ini

menunjukan bahwa

persepsi konsumen

memiliki pengaruh

positif dan

signifikan terhadap

keputusan

pembelian sepeda

motor honda di

Dealer Prima Motor

Pasir Pengaraian.

9 Asra Yurita,

Makmur dan

Andi Afrizal.

2016

Analisis

Pengaruh

Persepsi

Konsumen

Terhadap

Keputusan

Pembelian

Sepeda Motor

Honda Matic Di

Dealer Prima

Motor Pasir

Pengaraian.

Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa

variable persepsi

konsumen memiliki

pengaruh positif dan

signifikan terhadap

keputusan

pembelian motor

honda matic di

dealer Prima motor.

Sumber: Dikumpulkan dari berbagai sumber , 2020

46

Dari penelitian terdahulu diatas terdapat perbedaan antara

penelitian kali ini. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari variabel,

penambahan referensi ayat dan hadist dan objek yang berbeda.

H. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Periklanan Terhadap Keputusan Menggunakan

Periklanan merupakan suatu faktor utama yang harus

diperhatikan oleh perusahaan dalam meningkatkan keputusan

membeli atau keputusan menggunakan. Secara empiris, pada

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Grifilia Lestary

Mokoagow, J.A.F Kalangi, dan Lucky F. Tamengkel (2018)

menunjukan bahwa periklanan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian.41 Berdasarkan

penelitian Dwi Septi Haryani (2019) menunjukan bahwa

periklanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian.42

Berdasarkan penelitian Fredy, Randy Putra Limawan

dan Steven Halin (2019) menunjukan bahwa periklanan

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

41 Grifilia L.M, dkk, “Pengaruh Periklanan Terhadap Keputusan Konsumen

Untuk Membeli di Alfamidi R.E Martadinata Manado”,Jurnal Ilmu Administrasi

(Universitas Sam Ratulangi), Vol. 7, No. 1, 2018). Hlm 12-13 42 Dwi S.H, “Pengaruh Periklanan dan Promosi penjualan terhadap

keputusan Pembelian pada Perumahan Griya Puspandari Asri Tanjungpinang”,

Jurnal (STIE Pembangunan tanjungpinang) Vol. 8, No. 1, 2019, (ISSN: 2085-9996).

hlm. 68

47

pembelian.43 Berdasarkan rumusan teoritik yang dijelaskan

dapat dirumuskan hipotesis, yaitu :

H1: Periklanan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan menggunakan

2. Pengaruh Kualitas Produk terhadap keputusan

menggunakan

Kualitas produk merupakan faktor utama yang menjadi

pertimbangan dasar oleh konsumen ketika ingin memutuskan

membeli atau menggunakan produk dari suatu perusahaan.

Secara empiris, pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Christy Jacklin Gerung, Jantje Sepang, dan Sjendry Loindong

(2017) kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian.44

Berdasarkan Keke Eka Pratama dan Siti Nurbaya (2018)

menunjukan hasil penelitian bahwa kualitas produk mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian.45 Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Ummu Habibah dan Sumiati (2016) menunjukan bahwa

kualitas produk memiliki pengaruh positif dan signifikan

43 Fredy, dkk, “Pengaruh Promosi Penjualan dan Periklanan Terhadap

Keputusan Pembelian Tiket Penerbangan Pada PT. Prima Megah Wisata

Medan”,jurnal (Univeristas Prima Indonesia), Vol. 3, No. 1 Februari 2019, Hlm 179-

180 44 Christy J.G, dkk, “Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi

Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Nissan X-Trail pada PT. Wahana Wirawan

Manado”, Jurnal (Universitas Sam ratulangi), Vol. 5, No. 2, Juni 2017, (ISSN: 2303-

1174). Hlm 227 45 Keke Eka Pratama dan Siti Nurbaya, “Pengaruh Brand Image dan Kualitas

Produk Terhadap Keputusan Pembelian di Distro Osing Deles Banyuwangi”, Jurnal

(Universitas Politeknik Negeri Malang), Vol. 4, No. 2, Desember 2018, (E-ISSN: 2407-

5523). Hlm 498

48

terhadap keputusan pebelian.46 Berdasarkan rumusan teoritik

yang dijelaskan dapat dirumuskan hipotesis, yaitu :

H2: Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan menggunakan

3. Pengaruh Persepsi Konsumen terhadap keputusan

menggunakan

Persepsi setiap konsumen yang berbeda-beda sehingga

membuat perusahaan harus bisa memberikan sesuatu yang

membuat produk atau jasanya menjadi baik di persepsi

konsumen. Secara empiris, pada penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Ade Nia Suryani, Sri Gustin, dan Ika

Rakhmalina (2019) menunjukan bahwa persepsi konsumen

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

menggunakan.47

Berdasarkan penelitian Achmad Irvan Dwi Putra,

Octaniani Chiwnita & Sarinah (2016) menunjukan bahwa

persepsi konsumen memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian.48 Dan berdasarkan penelitian

terdahulu Asra Yurita (2016) menunjukan bahwa persepsi

konsumen memiliki pegaruh positif dan signifikan terhadap

46 Ummu Habibah dan Sumiati, “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga

Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah di Kota Bangkalan

Madura”,Jurnal (Universitas 17 Agustus 1945), ), Vol. 1, No. 1, Maret 2016. Hlm 44 47 Ade Nia suryani, “Pengaruh Persepsi Terhadap Keputusan Konsumen di

Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin Dalam Memilih Jasa Ekspedisi J&T Express”,

Jurnal Adminika(STIE Rahmaniyah), Vol. 5, No. 2, Juli 2019, (ISSN: 2442-3343).

Hlm 40 48 Achmad Irvan, “Pengaruh Pembelian Lipstik Ditinjau dari Persepsi

Konsumen Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pelita Harapan Medan”,

Jurnal JEHSS (Universitas Prima Indonesia), Vol. 2, No. 1, Agustus 2019, (ISSN:

2622-3740). Hlm 62

49

keputusan pembelian.49 Berdasarkan rumusan teoritik yang

dijelaskan dapat dirumuskan hipotesis, yaitu:

H3: Persepsi konsumen berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan menggunakan

4. Pengaruh simultan periklanan, kualitas produk dan

persepsi konsumen terhadap keputusan menggunakan

Berdasarkan Eunike Verina, Edy Yulianto dan Wasis

A.L terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian adalah produk, harga, promosi, pelayanan,

kepercayaan dan karakteristik dari konsumen.50 Sedangkan

menurut Suharno dalam Zabidah dan Sahral menyatakan

terdapat 4 faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam

melakukan pembelian, yaitu faktor budaya, faktor sosial, faktor

pribadi dan faktor psikologi.51

Maka penelitian ini menggunakan faktor promosi

yang diukur dengan variabel periklanan dan variabel kualitas

produk, kemudian faktor psikologis yang di ukur dengan

variabel persepsi Konsumen yang berpengaruh terhadap

keputusan menggunakan. Berdasarkan teoritik, maka penelitian

mengambil hipotesis atau dugaan sementaranya adalah

49 Makmur dan Afrizal,“Analisis Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap

Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Matic di Dealer Prima”, Jurnal

(Universitas Pasir Pengaraian, 2017). Hlm 9 50 Eunika Verina, dkk “Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan

Pembelian Pada Toko Fashion di Jejaring Sosial Facebook”, Jurnal Administrasi

Bisnis (Universitas Brawijaya), Vol. 10, No. 1 Mei 2014. Hlm 2-3 51 Zubaidah Hanum dan Sahral Hidayat, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Sepatu Merek Nike Di Kota Medan”,

Jurnal (Politeknik LP3I Medan), Vol. 06, No. 01, 2017), hlm. 38

50

H4: Periklanan, kualitas produk dan persepsi konsumen

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

menggunakan

I. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini, peneliti menguji pengaruh periklanan,

kualitas produk dan persepsi konsumen terhadap keputusan

menggunakan Digital Payment OVO pada mahasiswa FEBI UIN Raden

Fatah Palembang.

J. Hipotesis Penelitian

Hipotesis Penelitian merupakan kesimpulan teoretis atau

sementara dalam penelitian. Hipotesis ,erupakan hasil akhir dari

berpikir deduktif (logika deduktif).52 pertanyaan yang dapat diuji.

52 Muhammad, “Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan

Kuantitatif”, (Depok: Rajawali Pers, 2017), hlm. 76

Periklanan

(X1)

Kualitas Produk

(X2)

Persepsi Konsumen

(X3)

Keputusan Berkunjung

(Y)

51

Maka, ada keterkaitan antara perumusan masalah dengan hipotesis,

karena perumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian.

Pertanyaan ini harus dijawab pada hipotesis. Jawaban pada hipotesis

ini didasarkan pada teori dan empiris, yang telah dikaji pada kajian

teori sebelumnya.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dan diidentifikan

berdasarkan masalah dan kerangka pemikiran yang telah

dikemukakan, maka hipotesis atau dugaan sementara yang dapat

diambil dalam penelitian ini, yaitu:

H1: Periklanan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan menggunakan

H2: Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan menggunakan

H3: Persepsi konsumen berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan menggunakan

H4: Periklanan, kualitas produk dan persepsi konsumen

berpengaruh positif dan signifikan simultan terhadap

keputusan menggunakan