bab ii tinjauan pustaka a. uraian tentang hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/neni indrayani bab...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tentang Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dari arteri yang
bersifat sistemik atau berlangsung terus menerus untuk jangka waktu
lama. Hipertensi tidak terjadi tiba-tiba melainkan melalui proses yang
cukup lama. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol untuk periode
tertentu akan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi yang permanen
yang disebut hipertensi (Lingga,2012).
Hipertensi adalah suatu kondisi saat nilai tekanan sistolik lebih
tinggi dari 140 mmHg atau nilai tekanan diastolik lebih tinggi dari 90
mmHg. Menurut InaSH (Perhimpunan Hipertensi Indonesia), untuk
menegakan diagnosis hipertensi perlu dilakukan pengukuran tekanan
darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu bila tekanan darah kurang
dari 160/100 mmHg (Garnadi,2012).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang
menjadi masalah kesehatan penting di seluruh dunia karena
prevalensinya yang tinggi dan terus meningkat serta hubunganya
dengan penyakit kardiovaskuler, stroke, retinopati, dan penyakit ginjal
(Kartikasari, 2012).
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
2. Klasifikasi Hipertensi
Sesuai JNC-VII 2003 (The Seventh Joint National Commite) on
Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood
Pressure
Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi (Boestan, 2010)
JNC-VII Classificationof Blood Pressure For Adults Age 18 years and
older
Category Systolic (mmHg) Diastolic (mmHg)
Normal <120 <80
Prehypertention 120-139 80-89
Hypertention
Stage I 140-159 90-99
Stage II >160 >100
Menurut WHO (Wolrd Health Organization) , tekanan darah
dianggap normal bila kurang dari 135/85 mmHg, dikatakan hipertensi
bila lebih dari 140/90 mmHg. Sedangkan klasifikasi hipertensi
menurut WHO berdasarkan tekanan diastolik (Martuti, 2009) dalam
Nawangsari S & Fitria (2012), yaitu :
a. Hipertensi Derajat I, yaitu jika tekanan diastoliknya 95-109 mmHg
b. Hipertensi Derajat II, yaitu jika tekanan diastoliknya 110-119
mmHg
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
c. Hipertensi derajar III, yaitu jika tekanan diastoliknya lebih dari 120
mmHg
3. Penyebab Hipertensi
a. Hipertensi esensial atau primer menjadi penyebab utama mencapai
95% Hipertensi esensial merupakan hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
b. Penyebab sekunder dari hipertensi yaitu 5%. Penyakit yang paling
sering menjadi penybab hipertensi sekunder adalah penyakit ginjal,
penyakit endokrin, koartasio aorta, faktor kehamilan, penyakit
saraf, obat-obatan.
1) Pendertia penyakit gagal ginjal biasanya membutuhkan
perawatan tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang tinggi
pada pederita gagal ginjal disebabkan karena kegagalan ginjal
dalam mengatur jumlah garam dan air dalam tubuh.
2) Penyakit endokrin menyebabkan hipertensi terutama
hipertiroidisme, sindrom chusing, feokromositoma
3) Koartasio aorta merupakan penyempitan lokal aorta desenden,
dekat lokasi duktus arterious dan biasanya setelah arteri
subklavia kiri. Darah arteri memintas daerah obstruksi dan
mencapai bagian bawah tubuh melalui pembuluh darah
kolateral yang sangat membesar.
Sekitar 90% hipertensi dengan penyebab yang belum diketahui
pasti disebut hipertensi primer atau esensial. Ada beberpa factor risiko
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
yang dapat menyebabkan hipertensi primer/esensial yaitu asupan
natrium yang meningkat dan asupan kalium yang menurun, faktor
genetik, stress psikologis, pengaturan abnormal terhadap norepineprin,
dan hipersensitivitas. Sedangkan 7% disebabkan oleh kelainan ginjal
atau hipertensi renalis dan 3% disebabkan oleh kelainan hormonal atau
hipertensi hormonal dan penyebab lain (Arif Muttaqin, 2014).
4. Patofisiologi
Dalam Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth (2009) menjelaskan patofisiologi hipertensi terdapat pada,
mekanisme yang mengatur atau mengontrol kontriksi dan relaksasi
pembuluh darah terletak di pusat vasonator. Pada medulla otak, dari
pusat vasonator inilah bermula jaras saraf simpatis yang beranjut ke
bawah ke korda spinalis keluar dari kolumna, medulla spinais ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam benuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre
ganglion melepaskan asetikolin, yang akan merangsang serabut saraf
pasca ganglion ke pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan
dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsangan vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sanga sensitive
terhadap norepinefrin, meski tidak diketahui dengan jelas mengapa
bisa terjadi hal tersebut.
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
Pada saat yang bersamaan, system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang. Hal ini mengakibatkan tambahan aktifitas vasokontriksi.
Medulla adrenal mensekresi efineprin yang menyebabkan
vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainya
untuk memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah.
Vasokontriksi menyababkan penurunan aliran ke ginjal dan memicu
pelepasan renin. Pelepasan renin inilah yang merangsang pembentukan
angiotensin I yang akan di ubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokontriktor kuat yang nantinya akan merangsang sekresi
aldosterone oleh korteks adrenal. Hormone aldosterone ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, sehingga
terjadi peningkatan volume intra vascular. Semua factor ini dapat
mencetus terjadinya hipertensi.
Pada keadaan gerontologis dengan perubahan structural dan
fungsional system pembuluh perifer bertanggung jawab terhadap
perubahan tekanan darah usia lanjut. Perubahan itu antara lain
arterosklerosis hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah. Akibatnya akan mengurangi
kemampuan aorta dan arteri besar dalam mengakomodasi volume
darah yang dipompa oleh jantung (volume secukupnya) dan curah
jantungpun ikut menurun, sedangkan tahanan perifer meningkat
(Darmojo & Hadimartono, 2009).
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
5. Tanda dan gejala
Penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya
tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari
hidung, pusing, wajah kemarahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi
baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang yang tekanan
darahnya normal.
Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul
gejala seperti berikut :
a. Sakit kepala
b. Kelelahan
c. Mual
d. Gelisah/cemas
e. Muntah
f. Sesak nafas
g. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan
pada otak, mata, jantung dan ginjal. Kadang penderita
hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan
koma karena terjadi pembengkakan otak. (Lily I . Raliantono,
2013 dalam H faiqoh 2017).
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
6. Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi
Menurut Barlow, 2009 faktor risiko terjadinya hipertensi adalah:
a. Faktor yang tidak dapat di ubah/di modifikasi
1) Riwayat Keluarga
Hipertensi dianggap poligenik dan multifaktorial, yaitu
pada seseorang dengan riwayat hipertensi keluarga, beberapa
gen mungkin beriteraksi dengan yang lainnya dan juga
lingkungan yang dapat menyebabkan tekanan darah naik dari
waktu ke waktu. Kecenderungan genetis yang membuat
keluarga tertentu lebih rentan terhadap hipertensi mungkin
berhubungan dengan peningkatan kadar natrium intraselular dan
penurunan rasio kalsium-natrium. Klien dengan orang tua yang
memiliki hipertensi berada pada resiko hipertensi yang lebih
tinggi pada usia muda.
2) Usia
Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30-50 tahun.
Peristiwa hipertensi meningkat dengan usia 50-60% klien
berumur lebih dari 60 tahun memiliki tekana darah lebih dari
140/90 mmHg. Penelitian epidemiologi, menunjukan prognosis
yang lebih buruk pada klien yang hipertensinya mulai pada usia
muda.
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
3) Jenis Kelamin
Keseluruhan insiden, hipertensi lebih banyak terjadi pada pria
dibandingkan wanita sampai kira-kira 55 tahun. Risiko pada pria
hampir sama antara usia 55 tahun dampai 74 tahun, kemudian
setelah 74 tahun wanita lebih berisiko lebih besar.
4) Budaya
Angka kematian pada hipertensi orang dewasa, lebih
rendah pada wanita kulit putih yaitu pada angka 4,7%, pria kulit
putih 6,3%, pria kulit hitam 22,5%, dan yang paling tinggi
adalah pada wanita berkulit hitam yaitu 29,3%. Alasan
peningkatan pada kulit hitam tidak jelas, tetapi peningkatan ini
dikaitkan dengan kadar renin yang lebih rendah, sensitivitas
yang lebih tinggi terhadap vasopressin, tingginya asupan garam
dan sters lingkungan yang lebih tinggi.
b. FaKtor yang dapat di ubah/di modifikasi
1) Diabetes
Hipertensi telah terbukti terjadi dua kali lipat pada klein
dengan diabetes menurut beberapa studi penelitian terkini.
Diabetes mempercepat arterosklerosis dan menyebabkan
hipertensi karena kerusakan pada pembuluh darah besar.
2) Stress
Faktor lingkungan dan kejadian, tipe personal dan
fenomena fisik dapat menyababkan stress. Stress meningkatkan
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
tahanan vaskuler perifer dan kardiak output dan merangsang
aktivitas sistem saraf simpatik, selanjutnya hipertensi dapat
terjadi. Pada hipertensi primer peran stres belum jelas, tetapi
bila sering dan berkelanjutan dapat menyebabkan hipertropi otot
halus atau mempengaruhi jalur koordinasi pusat otak.
3) Obesitas
Kegemukan pada bagian tubuh atas dimana terjadi
peningkatan jumlah lemak di pinggang, abdomen dapat
dihubungkan dengan perkembangan hipertensi. Seseorang yang
kelebihan berat badan pada daerah pantat, pinggul dan paha
beresiko lebih rendah terjadi hipertensi sekunder.
4) Nutrisi
Konsumsi sodium bisa menjadi faktor penting dalam
perkembangan hipertensi, 40% klien yang akhirnya terkena
hipertensi akan sensitive terhadap garam dan kelebihan garam
mungkin menjadi penyebab pencetus hipertensi pada individu.
Diet tinggi garam mungkin merangsang pengeluaran hormone
natriuretic yang mungkin secara tidak langsung meningkatkan
tekanan darah. Muatan sodium juga merangsang mekanisme
vasopressor dalam system saraf pusat. Studi juga menunjukan
bahwa diet rendah kalsium, kalium, dan magnesium dapat
berkontribusi terhadap hipertensi.
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
5) Penyalahgunaan Obat
Merokok, mengkonsumsi banyak alkohol, dan beberapa
penggunaan obat terlarang merupakan faktor risiko pada
hipertensi. Pada dosis tertentu nikotin dalam rokok setara obat
seperti kokain dapat menyebabkan naiknya tekanan darah secara
langsung. Kejadian hipertensi juga tinggi pada orang yang
minum 3 ons etanol perhari. Pengaruh dari kafein adalah
kotroversial yang dapat meningkatkan tekan darah akut tetepi
tidak menimbulkan efek yang berkelanjutan.
7. Manajemen Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu kondisi kronis dan menyebabkan
komplikasi serius jika seseorang dengan hipertensi tidak dapat
mengontrol tekanan darah, manajemen hipertensi terdiri dari 2 bagian
utama, yaitu terapi farmakologis dan terapi komplementer salah
satunya modifikasi gaya hidup.
a. Terapi farmakologis
Terapi farmakologis merupakan terapi untuk mengatasi tekanan
darah tinggi yang dapat membantu mencegah yang lebih serius,
bahkan mengancam kehidupan komplikasi. Jenis utama dari obat
yang digunakan untuk kotrol tekanan darah tinggi termasuk obat
diuretik, dikombinasikan alpha dan beta blocker, Beta-blocker,
angiotensin-converting enzyme inhibitor, angiotensin reseptor II
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
Blocker, antagonis kalsium, dan vasodilator (Smeltzer & Bare,
2008 dalam Akhter, N;2010).
b. Modifikasi Gaya Hidup
Menurut JNC VII, modifikasi gaya hidup dianjurkan sebagai
terapi definitive awal bagi beberapa klien. Modifikasi gaya hidup
juga didorong dengan kuat sebagai terapi penunjang untuk semua
klien dengan hipertensi yang menerima terapi farmakologis.
Praktik gaya hidup yang berkenlanjutan, bersamaan dengan terapi
farmakologis dapat mengurangi jumlah dan dosois antihipertensi
yang diperlukan untuk mengatur keadaan.
1) Pengurangan Berat Badan
Kelebihan betat badan yang ditunjukan oleh index masa
tubuh (BMI)-berat badan dalam kilogram dibagi tinggi Dalam
meter persegi-27 atau lebih, sangat beruhubungan dengan
naiknya tekanan darah. Pengaturan berat badan yang signifikan
sulit bagi pasien obesitas. Berat badan menurunkan tekanan
darah melalui bebeapa efek termasuk sensitivtas insulin
(Kaplan, 2008 dalam Akhter,N; 2010).
2) Pembatasan natrium
Pada sebagian pendertia hipertensi sensitive terhadap
natrium, karena dapat meningktakan tekanan darah setelah
mengkonsumsi natrium. Oleh karena itu pembatasan sedang
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
terhadap 2 sampai 3 gram natrium dapat digunakan untuk
menurunkan tekanan darah.
3) Olahraga
Program olahraga aerobik yang teratur dan adekuat untuk
mencapai paling tidak kadar cukup kebugaran fisik
memfasilitasi pengondisian kardiovaskuler. Tekanan darah
dapat dikurangi dengan intensitas aktivitas fisik yang cukup
serendah (40% sampai 60% dari konsumsi oksigen), seperti
jalan cepat (sekitar 2,5 sampai 3 mph) selama 30 sampai 45
menit hampir setiap hari dalam seminggu.
4) Pembatasan alkohol
Buruknya kepatuhan pada terapi antihipertensi, serta
sesekali terjadi hipertensi refraktori yang berhubungan dengan
pengonsumsian alcohol lebih dari 1 ons perhari.
5) Menghentikan kebiasaan merokok
Walaupun merokok secara spesifik tidak berhubungn
dengan perkembangan hipertensi, namun nikotin jelas
meningkatkan denyut jantung dan memproduksi vasokontriksi
perifer yang memang meningkatkan tekanan darah arteri dalam
jangka waktu yang pendek selama dan setelah merokok.
Penghentian kebiasaan merokok sangat dianjurkan untuk
mencegah terjadinya kompliasi pada penyakit lain. Selain itu
penurunan risiko yang dilakukan dengan terapi antihipertensi
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
tidak berlaku efektif terhadap perokok yang mana hal tersebut
berlaku sebaliknya bagi yang bukan perokok.
8. Pemeriksaan Penunjang Hiperetensi
Menurut Arif Mansjoer, pemeriksaan penunjang meliputi
pemerikasaan laboratorium rutin yang dilakkan sebelum memulai
terapi bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor risiko
lain atau mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urinalisa,
darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula
darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL). Sebagai tambahan dapat
dilakuakan pemeriksaan lain seperti klirens keratinin, protein urin 24
jam, asam urat, kolesterol LDL, TSH, dan elektrokardiografi.
Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin dalam darah dipakai untuk
menilal fungsi ginjal. Kadar kreatinin serum lebih berarti dibandingkan
dengan ureum sebagai indicator laju glomerulus (glomerular fibration
rate) yang menunjukan derajat fungsi ginjal. Pemeriksaan yang lebih
tepat adalah pemeriksaan klirens atau yang lebih popular disebut
creatinin clearance test (CTC). Pemeriksaan kalium dalam serum
dapatmembantu menyingkirkan kemungkinan aldosteronisme primer
pada pasien hipertensi.
9. Komplikasi Hipertensi
Hipertensi akan menimbulkan komplkasi atau kerusakan pada
berbagai organ sasaran, yaitu pembuluh darah otak, mata, jantung, dan
ginjal (Sustrani, Alam & Hadibroto, 2015) sebagai berikut :
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
a. Komplikasi pada otak
Tekanan darah yang terus menerus tinggi akan menyebabkan
kerusakan pada dinding pembuluh darah yang disebut disfungsi
endotel. Hal ini menyebabkan pembentukan plak arterosklerosis
dan thrombosis (pembekuan darah yang berlebihan). Akhirnya,
pembuluh darah tersumbat dan jika penyumbatan itu terjadi pada
pembuluh darah otak dapat menyebabkan storoke.
b. Komplikasi pada mata
Komplikasi pada mata dapat menyebabkan retinopati hipertensi
dan dapat pula menimbulkan kebutaan.
c. Komplikasi pada jantung
1) Penyakit jantung coroner (PJK)
Selain pada otak, penyumbatan pembuluh darah juga dapat
terjadi pada pembuluh darah coroner dan dapat menyebabkan
PJK dan kerusakan otot jantung (infark jantung).
2) Gagal jantung
Pada penderita hipertensi, beban kekrja jantung meningkat, otot
jantung akan menyesuaikan sehingga terjadi pembesaran
jantung dan semakin lama otot jantung akan mengendor dan
berkurang elastisitasnya, yang disebut dekompensasi. Akhirnya
jantung tidak mampu lagi memompa dan menampung darah
dari paru sehingga banyak cairan yang tertahan di paru maupun
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan sesak nafas atau
edema. Kondisi seperti ini disebut gagal jantung.
d. Komplikasi pada ginjal
Hipertensi dapat menyebabkan pembuluh darah pada ginjal
mengkerut (vasokontriksi) sehingga menyebabkan aliran nutrisi ke
ginjal terganggu dan mengakibatkan kematian sel-sel ginjal yang
pada akhirnya terjadi gangguan fungsi ginjal.
B. Terapi Komplementer Untuk Hipertensi
1. Pengertian Terapi Komplementer
Terapi komplementer merupakan terapi tradisional yang
digabungkan dengan terapi modern. Komplementer adalah terapi
tradisional ke dalam pengobatan modern. Terapi komplementer juga
ada yang menyebutnya dengan terapi holistic. Pendapat ini didasari
oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh
yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengitergasikan pikiran,
badan dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et, al, 2008 dalam
Widyatuti, 2010).
Pendapat lain terapi komplementer dan aternatif sebagai sebuah
domain luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi system
kesehatan, modalitas, praktik, dan di tandai dengan teori dan
keyakinan dengan cara berbeda dengan system kesehatan yang umum
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
dimasyarakat atau budaya yang ada (Synder 7 Lindquis, 2008 dalam
Widyatuti, 2010).
Terapi komplementer dapat berupa promosi kesehatan, pencegahan
penyakit ataupun rehabilitasi. Bentuk promosi kesehatan misalnya
memperbaiki gaya hidup dengan menggunakan terapi nutrisi.
Seseorang yang menerapkan nutrisi sehat, seimbang, mengandung
berbagai unsur akan meningkatkan kesehatan tubuh. intervensi
kesehatan ini berkembang di tingkat pencegahan primer, sekunder,
tersier dan dapat dilakukan di tingkat individu manapun kelompok
misalnya untuk strategi simulative imajinatif dan kreatif.
Pengobatan dengan menggunakan terapi komplementer
mempunyai manfaat selain dapat meningkatkan kesehatan secara lebih
menyeluruh juga lebih murah. Terapi komplementer terutama akan
dirasakan lebih murah bila klien dengan penyakit kronis yang harus
rutin mengeluarkan dana. Pengalalman klien yang awalnya
menggunakan terapi modern menunjukan bahwa biaya membeli obat
berkurang 200-300 dolar dalam beberapa bulan setelah menggunakan
teapi komplementer (Nezabudkin, 2009 dalam Widyatuti, 2010).
2. Macam terapi komplementer
Nattional Center for Complementery/Alternative Medicine
(NCCAM) membuat kalsifikasi dari berbagai terapi dan system
pelayanan dalam lima kategori :
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
a. Mind Body Therapi
Yaitu memberikan intervensi dengan berbagai teknik untuk
memfasilitasi kapasitas berfikir yang mempengaruhi gejala fisik
dan fungsi tubuh misalnya perumpamaan (imagery), yoga, terapi
musik, berdoa, journaling, biofeedback, humor, thai chi, dan terapi
seni.
b. Alternative system pelayanan
Merupakan system pelayanan kesehatan yang mengembangkan
pendekatan pelayanan biomedis berbeda dari barat misalnya
pengobatan tradisional Cina, Ayurvedia, pengobatan asli Amerika,
cudarismo, homeophaty, naturophaty.
c. Terapi Biologis
Yaitu terpai natural dan praktik biologis dan hasil-hasilnya,
misalnya herbal dan makanan.
d. Terapi manipulatif
Terapi ini didasari oleh manipulasi dan pergerakan tubuh, missal
pengobatan kiropraksi, macam-macam pijat, rolfing, terapi cahaya
dan warna, serta hidroterapi.
e. Terapi energy
Merupakan terapi yang fokusnya berasal dari energy dalam tubuh
(biofileds) atau mendengarkan energy dari luar tubuh, misalnya
terapeutik sentuhan, pengobatan sentuhan, akupresure.
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
Klasifikasi lain menurut Smith, 2009 meliputi gaya hidup (pengobatan
holistic, nutrisi), botanikal (homeopati, herbal, aromaterapi),
manipulative (kiropraktik, akupresure, akupuntur, refleksi, massage),
mind-body terapi (meditasi, guided imagery, biofeedback, color
healing, hipnoterapi).
3. Tomat sebagai terapi modifikasi untuk hipertensi
a. Pengertian tomat
Buah tomat (Solanum Lycopersicum) berasal dari Amerika
tropis, ditanam sebagai tanaman buah diladang, pekarangan, atau
ditemukan liar pada ketinggian 1-6000 m dpl. Tanaman ini tidak
tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang
subur dan gembur (Dalimartha, 2010). Tanaman tomat tergolong
tanaman musiman (annual). Artinya, tanaman yang berumur
pendek yang hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati.
Tanaman tomat merupakan tanaman perdu atau semak yang
menjalar pada permukaan tanah dengan panjang mencapai ±dua
meter (Firmanto, 2011 dalam AS Kurnia, 2016).
Tomat adalah buah atau sayur yang mudah dijumpai dimana
saja dengan warna yang cerah sungguh menarik. Sari buah tomat
alami diproduksi dari buah tomat dapat menurunkan tekanan darah
pada pasien hipertensi, sekitar 50 juta masyarakat Amerika yang
mempunyai tekanan darah tinggi atau hipertensi menyembuhkan
dengan cara alternative yaitu dengan mengkonsumsi buah-buahan
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
dan sayuran, buah yang digunakan sebagai terapi adalah buah
tomat (Paran et al, 2010 dalam AS Kurnia, 2016).
b. Macam-macam jenis tomat
Buah tomat memiliki keanekaragaman jenis. Namun, akhir-
akhir ini sedang dikembangkan jenis baru dibeberapa Negara
bekembang untuk mendapatkan buah tomat dengan kualitas dan
flavour yang baik. Ada 5 jenis buah tomat berdasarkan bentuk
buahnya (AS Kurnia, 2016) :
1) Tomat biasa (L. Commune) yang banyak ditemui dipasar-pasar
local.
2) Tomat apel atau pir (L. pyriporme) yang buahnya berbentuk
bulat dan sedikit keras menyerupai buah pir atau apel. Tomat
jenis ini juga banyak ditemui dipasar local.
3) Tomat kentang (L. Grandifolium) yang ukuran buahnya lebih
besar dibandingkan dengan tomat apel.
4) Tomat gondola (L. Validum) yang bentuknya lonjong,
teksturnya keras dan berkulit tebal.
5) Tomat ceri (L. Esculentum var cerasiforme) yang bentuknya
bulat, kecil-kecil dan rasanyacukup manis.
c. Kandungan dan manfaat tomat
Kandungan yang terdapat dalam buah tomat meliputi alkaloid
solanin (0,007%), saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat,
blifavonat, protein, lemak, gula (fruktosa, glukosa), adenine,
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
trigonelin, kolin, tomatin, mineral (Ca, Mg P, K, Na, Fe, sulfur,
klorin), vitamin (B1, B2, B6, C, E, niasin), histamine, dan likopen
(Dalimartha, 2010).
Tomat mengandung sejumlah besar asam sitrat, yang akan
bereaksi basa ketika masuk ke dalam aliran darah dan membantu
metabolisme tubuh. Tomat mempunyai tipe karoten jenis likopen
yang berfungsi sebagai anti-kanker (Bangun, 2008). Lycopene
yang terkandung dalam tomat meliliki kadar potassium yang
tinggi, vitamin B6 dan fosfor yang sangat diperlukan oleh tubuh
untuk mengurangi homosistein didalam tubuh. jika konsentrasi
homosistein dalam pembuluh darah tinggi maka sangat beresiko
terhadap rusaknya pembuluh darah, dan dapat menimbulkan
penyakit kardiovaskuler seperti tekanan darah tinggi, jantung,
arterosklerosis dan stroke (Bangun, 2008).
Jus tomat juga mengandung serat yang dapat memberikan efek
menurunkan tekanan darah. Mekanisme serat dalam menurunkan
tekanan darah berhubungan dengan asam empedu. Serat pangan
mengurangi kadar kolesterol yang bersirkulasi dalam plasma
darah, karena serat pangan dapat mengikat garam empedu,
mencegah absorbsi kolesterol pada usus, dan meningkatkan
ekskresi asam empedu ke feses, sehingga meningkatkan konversi
kolesterol plasma menjadi asam empedu. Serat pangan
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
membutukan kurang lebih 18 minggu untuk menurunkan tekanan
darah secara maksimal (AP Lestari, 2012).
Buah tomat alami mengandung antioksidan untuk terapi
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolic pada pasien
hipertensi, sari buah berisi karotin seperti lycopene, beta karotin
dan vitamin E yang dikenal sebagai antioksidan. Mengkonsumsi
buah tomat terbukti dapat menurunkan tekanan darah 5mmHg
sampai dengan 10 mmHg (Tabassum & Ahmad, 2011).
Tabel 2.3 Kandungan nutrisi dalam setiap 100 gr tomat
No Kandungan Gizi Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Energy
Karbohidrat
Gula
Serat pangan
Lemak
Protein
Air
Vitamin A
Beta-karoten
Lutein dan zeaxanthin
Thiamin (vitamin B1)
Niacin (vitamin B3)
Vitamin B6
74 J
3,9 gr
2,6 gr
1,2 gr
0,2 gr
0,9 gr
94,5 gr
42 µg
449 µg
123 µg
0,037mg
0,594 mg
0,08 mg
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Vitamin C
Vitamin E
Vitamin K
Magnesium
Mangan
Fosfor
Kalium
Lycopene
14 mg
0,54 mg
7,9 mg
11 µg
0,114mg
24 mg
237 mg
Menurut Aiska & Chandra (2014) bahwa dengan
mengkonsumsi jus tomat dengan atau tanpa kulit secara rutin
selama 7 hari dapat menurunkan tekanan darah pada lansia
penderita hipertensi di Panti Wreda Kota Semarang.
d. Tata Cara Pembuatan dan Pemakaian
Sebagai pedoman dalam mengonsumsi buah-buahan alami
atau dalam memakai dan memanfaatkan terapi jus dan ramuan
tradisional hedaknya diperhatikan tata cara pembuatan dan
pemakaianya:
1) Sebelum dibuat menjadi jus atau ramuan, cuci semua bahan
hingga bersih kecuali bahan-bahan yang kering.
2) Tomat ditimbang sebanyak 150 gram
3) Dipotong-potong kemudian dimasukan kedalam blender
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
4) Tomat yang sudah dipotong ditambah dengan 50 ml air
kemudian diblender selama 2 menit
5) Jus dimasukan kedalam gelas
Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018