bab ii tinjauan pustaka -...

39
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Guru Kinerja diartikan beragam oleh para ahli. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kemampuan kerja. Wibowo (2007:2) mengungkapkan bahwa kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut, sedangkan Anwar Prabu mangkunegara (2002: 67) merumuskan bahwa kinerja merupakan prestasi kerja atau hasil kerja secara kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dari beberapa pengertian tersebut dapat diartikan dengan kemampuan kerja, aplikasi kerja dan hasil kerja yang dicapai dan diperlihatkan oleh individu ataupun kelompok dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dengan demikian, guru sebagai salah satu komponen penting dalam sebuah lembaga pendidikan, diharuskan memiliki kompetensi yang sesuai dengan profesinya sebagai guru, selain itu juga harus mampu menyampaikan dengan baik semua kompetensi yang dimiliki dalam bentuk pendidikan dan pembelajaran, sehingga hasil dari keduanya dapat terlihat dan

Upload: nguyendan

Post on 13-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja Guru

Kinerja diartikan beragam oleh para ahli. Dalam

kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan

sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang

diperlihatkan, atau kemampuan kerja. Wibowo

(2007:2) mengungkapkan bahwa kinerja adalah

tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai

dari pekerjaan tersebut, sedangkan Anwar Prabu

mangkunegara (2002: 67) merumuskan bahwa kinerja

merupakan prestasi kerja atau hasil kerja secara

kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya. Dari beberapa

pengertian tersebut dapat diartikan dengan

kemampuan kerja, aplikasi kerja dan hasil kerja yang

dicapai dan diperlihatkan oleh individu ataupun

kelompok dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Dengan demikian, guru sebagai salah satu

komponen penting dalam sebuah lembaga pendidikan,

diharuskan memiliki kompetensi yang sesuai dengan

profesinya sebagai guru, selain itu juga harus mampu

menyampaikan dengan baik semua kompetensi yang

dimiliki dalam bentuk pendidikan dan pembelajaran,

sehingga hasil dari keduanya dapat terlihat dan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

13

dirasakan oleh peserta didik. Berbicara tentang kinerja

sangat erat kaitannya dengan apa yang dikerjakan dan

bagaimana cara mengerjakannya. Mulyasa (2007: 135-

136) mengemukakan bahwa produktivitas itu dengan

tolak ukur berdasarkan tingkatannya: prestasi kerja,

pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, dan

unjuk kerja. Dari beberapa pengertian kinerja, maka

dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam

meningkatkan produktivitas sekolah bukan semata-

mata ditunjukkan untuk mendapatkan hasil

sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas unjuk kerja

juga penting diperhatikan.

2.1.1 Kompetensi Guru

Johnson (1974: 126) dalam Wina Sanjaya

(2006:17-18) berpendapat bahwa:”Competency as

rational performance which satisfactirily meets the

objektive for a desired condition”. Menurutnya,

kompetensi merupakan perilaku rasional guna

mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan

kondisi yang diharapkan. Dengan demikian, suatu

kompetensi ditunjukkan oleh penampilan atau unjuk

kerja yang dapat dipertanggung jawabkan (rasional)

dalam upaya mencapai tujuan.

Untuk mencapai keberhasilan, guru harus

mempunyai kemampuan yang baik dalam

melaksanakan tugasnya. Kemampuan tersebut harus

didasarkan pada setiap kompetensi yang dimiliki.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

14

Gordon (1998: 73) dalam Mulyasa (2007: 38-39)

menjelaskan aspek atau ranah yang terkandung dalam

konsep kompetensi sebagai berikut:

a) Pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran da-

lam bidang kognitif, misalnya seorang guru

mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuh-

an belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan

kebutuhannya. b) Pemahaman (understanding);

yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru yang akan

melaksanakan pembelajaran harus memiliki

pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik, agar dapat melaksanakan

pembelajaran secara efektif dan efisien. c)

Kemampuan (skill); adalah suatu yang dimiliki oleh

individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya ke-

mampuan guru dalam memilih, dan membuat alat

peraga sederhana untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik. d) Nilai (value); adalah

suatu standar perilaku yang telah diyakini dan

secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru dalam

pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis,

dan lain-lainnya). e) Sikap (attitude); yaitu perasaan

(senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar.

Misalnya reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan

terhadap kenaikan upah/gaji, dan sebagainya).

Dari beberapa kompetensi guru diatas, dapat

disimpulkan bahwa guru harus mempunyai

kompetensi berupa pengetahuan, pemahaman,

kemampuan, nilai, sikap dan minat untuk mendidik

anak dengan sebaik mungkin, hal ini agar peserta

didik dapat menyerap ilmu atau informasi dengan

baik.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

15

Menurut Muhibbin Syah (1997: 23) dalam

Pupuh Fathurrohman (2007: 35) menyatakan bahwa

ada sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki

guru dalam upaya meningkatkan keberhasilan belajar

mengajar, yaitu:

(a) menguasai bahan, (b) mengelola program belajar mengajar, (c) mengelola kelas, (d) menggunakan

media atau sumber belajar, (e) menguasai landasan-

landasan kependidikan, (f) mengelola interaksi belajar mengajar, (g) menilai prestasi siswa (h)

mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan

dan penyuluhan, (i) mengenal dan menye-lenggarakan administrasi sekolah, (j) memahami

prinsip-prinsip dan menfsirkan hasil-hasil

pendidikan guna keperluan pengajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat

disimpulkan bahwa kompetensi guru dapat

memberikan pandangan tersendiri bahwa tidak mudah

untuk menjadi seorang guru yang profesional dan

kompeten di bidang profesinya, seorang guru selain

kemampuan materi, juga harus memiliki kemampuan

metode penyampaian materi dengan baik, selain itu

juga seorang guru harus memiliki kemampuan

interpersonal yang baik kepada peserta didik, teman

kerja dan atasan/kepala sekolah. Dari kompetensi

yang dimiliki dan dilaksanakan sesuai dengan aturan,

maka guru akan memberikan kinerja yang baik

terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Dari beberapa pendapat diatas, penulis

mengkategorikan ke dalam dua kompetensi, pertama

kompetensi yang menekankan pada aspek lahiriah

manusia dalam proses mencapai suatu keberhasilan,

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

16

kedua adalah bentuk aktualisasi kompetensi yaitu

sebagai guru dalam mencapai sepuluh dasar

kompetensi tersebut. Jadi dengan keenam potensi

yang telah dimiliki manusia secara lahiriah tersebut

(pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap

dan minat), seorang guru selanjutnya dapat mencapai

kesepuluh kompetensi dengan mudah untuk mencapai

sebuah keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

Sedangkan Wina Sanjaya (2006: 18) mengkategorikan

ke dalam tiga kompetensi yaitu: kompetensi pribadi,

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial

kemasyarakatan.

2.1.2 Peran dan Tugas Guru

Guru sangat berperan dalam membantu

perkembangan peserta didik untuk mewujudkan

tujuan hidupnya secara optimal. Ketika orang tua

mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga

ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya

dapat berkembang secara optimal. Natawidjaja (1994:

6-7) dalam Uzer (1995: 9-13) menjelaskan beberapa

peran guru dalam membantu perkembangan peserta

didik :

a. Peran guru dalam proses belajar mengajar

1) Guru sebagai demontrator, dalam perannya

sebagai demonstrator, guru senantiasa

menguasai bahan atau materi pelajaran yang

akan diajarkan serta senantiasa

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

17

mengembangkannya dalam arti meningkatkan

kemampuannya dalam ilmu yang dimilikinya

karena hal ini sangat menentukan hasil belajar

yang dicapai oleh peserta didik.

2) Guru sebagai pengelola kelas, dalam perannya

sebagai pengelola kelas, guru hendaknya

mampu mengelola kelas sebagai lingkungan

belajar serta merupakan aspek dari lingkungan

sekolah yang perlu diorganisir. Lingkungan

diatur dan diawasi agar kegiatan belajar

mengajar terarah pada tujuan pendidikan,

pengawasan terhadap lingkungan turut

menentukan sejauh mana lingkungan tersebut

menjadi lingkungan belajar yang baik, tujuan

pengelolaan kelas adalah menyediakan dan

menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-

macam kegiatan belajar mengajar adar mencapai

hasil yang maksimal.

3) Guru sebagai mediator dan fasilitator, sebagai

mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan

dan pemahaman yang cukup tentang media

pendidikan karena media pendidikan

merupakan alat komunikasi yang efektif untuk

proses belajar mengajar, dengan demikian media

pendidikan merupakan dasar yang sangat

diperlukan yang bersifat melengkapi demi

berhasilnya proses pendidikan di sekolah,

sebagai mediator gurupun menjadi perantara

dalam hubungan antar manusia, untuk itu guru

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

18

harus terampil menggunakan pengetahuan

untuk berkomunikasi dengan orang lain,

tujuannya agar guru dapat menciptakan

kualitas lingkungan secara maksimal dan

interaktif.

4) Guru sebagai evaluator, dalam proses belajar

mengajar guru hendaknya menjadi evaluator

yang baik, untuk mengetahui ketercapaian

tujuan yang telah dirumuskan, dan ketepatan

atau kesesuaian materi yang diajarkan, seorang

guru sebagai penilai hendaknya terus menerus

mengikuti hasil yang telah dicapai siswa,

informasi dari evaluasi dapat menjadikan umpan

balik (feedback) terhadap proses belajar

mengajar, yang bisa dijadikan sebagai tolak

ukur untuk memperbaiki dan meningkatkan

kegiatan belajar mengajar berikutnya.

b. Peran guru dalam administrasi

Dalam hubungannya dengan administrasi seorang

guru berperan sebagai berikut:

1) Pengambilan inisiatif, pengarah, dan penilai

kegiatan-kegiatan pendidikan, hal ini berarti

guru turut serta memikirkan kegiatan-kegiatan

pendidikan yang direncanakan serta nilainya.

2) Wakil masyarakat, yang berarti dalam

lingkungan sekolah guru menjadi anggota suatu

masyarakat, sehingga guru harus

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

19

mencerminkan suasana dan kemauan

masyarakat yang baik.

3) Orang yang ahli dalam mata pelajaran, guru

harus bertanggung jawab untuk mewariskan

kebudayaan kepada generasi muda yang berupa

pengetahuan.

4) Penegak disiplin, guru harus menjaga agar

tercapai suatu disiplin.

5) Pelaksana administrasi pendidikan, selain

menjadi pengajar, gurupun bertanggung jawab

akan kelancaran jalannya pendidikan untuk itu

guru harus mampu melaksanakan administrasi.

6) Pemimpin generasi muda, masa depan generasi

muda terletak di tangan guru, guru berperan

sebagai pemimpin dalam mempersiapkan diri

anggota masyarakat dewasa.

7) Penerjemah kepada masyarakat, artinya guru

berperan untuk menyampaikan segala

perkembangan kemajuan dunia sekitar kepada

masyarakat, khususnya masalah-masalah

pendidikan.

c. Peran guru sebagai pribadi

Dilihat dari dirinya sendiri (self oriented), seorang

guru harus berperan sebagai berikut:

1) Petugas sosial, yaitu seorang guru yang harus

membantu untuk kepentingan masyarakat,

dalam kegiatan di masyarakat guru senantiasa

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

20

menjadi petugas yang dipercaya untuk

berpartisipasi di dalamnya.

2) Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus

menerus menuntut ilmu pengetahuan, dengan

berbagai cara setiap saat guru harus belajar

untuk mengikuti perkembangan ilmu

pendidikan.

3) Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di

sekolah dalam pendidikan anaknya.

4) Pencari teladan, yaitu harus selalu mencarikan

teladan yang baik untuk peserta didik, karna

guru menjadi ukuran bagi norma-norma tingkah

laku.

5) Pencari keamanan, yaitu mencari rasa aman

bagi peserta didik, karna guru menjadi tempat

berlindung bagi peserta didik.

d. Peran guru secara psikologis

Peran guru secara psikologis, guru dipandng

sebagai berikut:

1) Ahli psikologi pendidikan, yaitu petugas

psikologi dalam pendidikan yang melaksanakan

tugasnya atas dasar prinsip-prinsip psikologis.

2) Seniman dalam hubungan antar manusia, yaitu

orang yang mampu membuat hubungan antar

manusia untuk tujuan tertentu dengan

menggunakan teknik tertentu, khususnya dalam

kegiatan pendidikan.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

21

3) Pembentuk kelompok sebagai jalan atau alat

dalam pendidikan.

4) Catalytic agent, yaitu orang yang mempunyai

pengaruh dalam menimbulkan pembaharuan,

sering disebut sebagai inovator (pembaharu)

5) Petugas kesehatan mental (mental hygiene

worker), yang bertanggung jawab terhadap

pembinaan kesehatan mental khususnya

kesehatan mental siswa.

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa

dari beberapa peran guru tersebut, apabila dijalankan

dengan penuh tanggung jawab dan komitmen, maka

akan dapat memajukan dan meningkatkan kualitas

pendidikan.

Uzer (1995: 6-7) membagi tugas guru ke dalam

tiga tugas: tugas yang berkaitan dengan profesi,

kemanusiaan, dan kemasyarakatan : (a) profesi,

meliputi: mendidik berarti meneruskan dan

mengemabngkan nilai-nilai hidup, mengajar yaitu

meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan

dan teknologi, melatih yaitu mengembangkan

ketrampilan dan penerapannya. (b) kemanusiaan,

meliputi: sebagai orang tua bagi siswanya, menarik

simpati dan perhatian siswa dari semua lapisan

masyarakat, memotivasi siswa dan

mentransformasikan diri kepada siswa. (c)

kemasyarakatan, meliputi: mendidik dan mengajar

masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

22

yang bermoral Pancasila, mencerdaskan bangsa

Indonesia.

Bila kita cermati tugas-tugas diatas, tugas guru

begitu berartinya bagi seluruh kehidupan manusia,

yaitu dengan melihat tugas-tugasnya dari mulai

lingkungan terkecil (bagi dirinya sendiri), kemudian

antar manusia, bahkan sampai tugasnya bagi bangsa

dan negara.

Sedangkan tanggung jawab seorang guru bukan

hanya dilihat dari peran dan tugasnya saja akan tetapi

juga dalam kewajibannya sebagai tenaga pendidik,

dimana Undang-undang republik Indonesia No. 20

tahun 2003 tentang sistem Pendidikan nasional

menjelaskan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan

berkewajiban:

a) Menciptakan suasana pendidikan yang ber-

makna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan

dialogis. b) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.

c) Memberi teladan dan menjaga nama baik

lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Dengan memperhatikan tugas, peran, serta

kewajiban guru yang begitu kompleks, apabila hal

tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka

proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan

tujuan pendidikan yang diharapkan.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

23

2.1.3 Tanggung Jawab Keguruan

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005

tentang guru dan dosen bab I disebutkan bahwa tugas

utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi

peserta didik, oleh sebab itu tanggung jawab

keberhasilan pendidikan berada di pundak guru,

perubahan peran guru yang tadinya sebagai

penyampai pengetahuan, pengalihan pengetahuan dan

ketrampilan, serta satu-satunya sumber belajar,

berubah peran menjadi pembimbing, pembina,

pengajar, dan pelatih. Dalam kegiatan pembelajaran

guru bertindak sebagai fasilitator yang bersikap akrab

dengan penuh tanggung jawab, serta memberlakukan

peserta didik sebagai mitra dalam menggali dan

mengolah informasi menuju tujuan belajar mengajar

yang telah direncanakan.

Tanggung jawab guru juga dalam bentuk

kepribadian peserta didik, seperti yang dikemukakan

oleh Darajat (2001: 43) bahwa setiap guru sepatutnya

mengetahui dan menyadari betul bahwa

kepribadiannya yang tercermin dalam berbagai

penampilan ikut menentukan tercapai tidaknya tujuan

pendidikan pada umumnya, dan tujuan lembaga

pendidikan tempat mengajar pada khususnya.

Dari beberapa penjelasan diatas dapat

disimpulkan bahwa beberapa tanggung jawab guru

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

24

dalam proses belajar mengajar yaitu membimbing,

melatih atau menggali potensi, serta memupuk

kepribadian peserta didik.

2.2 Manajerial Kepala Sekolah

2.2.1 Fungsi Kepala Sekolah

Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks

dan unik. Bersifat kompleks karena sekolah sebagai

organisasi di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang

satu sama lain saling berkaitan dan saling

menentukan. Sedang bersifat unik karena sekolah

memiliki karakter tersendiri, dimana terjadi proses

belajar mengajar, tempat terselenggaranya

pembudayaan kehidupan manusia. Karena sifatnya

yang kompleks dan unik tersebut, sekolah sebagai

organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi.

Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala

sekolah. Wahjosumidjo (2005: 349) mengemukakan

secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan

sebagai seseorang tenaga fungsional guru yang diberi

tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana

diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat

di mana terjadinya interaksi antara guru yang

memberi pelajaran dan murid yang menerima

pelajaran.

Kepala sekolah dilukiskan sebagai orang yang

memiliki harapan tinggi bagi para staf dan para siswa.

Studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

25

bahwa kepala sekolah adalah seseorang yang

menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah.

Wahjosumidjo (2005: 82) mengemukakan bahwa

kepala sekolah yang berhasil adalah kepala sekolah

yang memahami keberadaan sekolah sebagai

organisasi kompleks yang unik, serta mampu

melaksanakan perannya dalam memimpin sekolah.

Kepala sekolah adalah guru yang mempunyai

kedudukan sebagai pimpinan di dalam suatu

organisasi sekolah. Dalam suatu organisasi,

kepimpinan mempunyai kedudukan yang paling

menentukan dalam manajemen. Dalam suatu

organisasi dibutuhkan pemimpin yang mampu

mengarahkan bawahannya guna mancapai tujuan

organisasi tersebut secara efektif dan efisien.

Kepala sekolah mempunyai wewenang guna

mengelola semua sumber daya yang ada dan

bertanggung jawab dalam meningkatkan proses dan

hasil pendidikan di sekolah. Thoha (2006: 9)

menyatakan bahwa manajemen merupakan jenis

pemikiran yang khusus dari kepimpinan di dalam

usahanya mencapai tujuan organisasi. Dengan

demikian kepala sekolah sebagai seorang pemimpin

yang dibatasi oleh tata krama birokrasi dapat berperan

sebagai manajer, sehingga fungsi-fungsi seperti

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan

pengendalian merupakan fungsi pokok yang tidak

terpisahkan dalam setiap pembahasan mengenai

manajemen. Dengan kuasa dan wewenang tersebut,

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

26

seorang kepala sekolah berfungsi sebagai: (1)

edukator, (2) manajer, (3) administrator, (4) supervisor,

(5) leader, (6) inovator, dan (7) motivator di sekolah

yang dipimpinnya.

2.2.2 Peran Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai pemimpin diharapkan

mempunyai peranan sebagai manajer dalam

menjalankan kewajiban-kewajibannya. Menurut

Mintzberg (2004) dalam Thoha (2006: 12),

mengemukakan ada 3 peranan utama yang harus

dimainkan oleh seorang manajer yaitu :

Pertama, peranan hubungan antar pribadi

(Interpersonal Role). Peranan ini berhubungan dengan

status dan otoritas manajer dan hal-hal yang

berhubungan dengan pengembangan hubungan antar

pribadi dengan perincian sebagai berikut: (1) Peranan

sebagai Figurehead, peranan yang sangat dasar dan

sederhana dilakukan untuk mewakili organisasi yang

dipimpinnya dalam setiap kesempatan dan persoalan

yang timbul secara formal, (2) Peranan sebagai

pimpinan (leader), yaitu melakukan hubungan

interpersonal dengan yang dipimpin dan melakukan

fungsi-fungsi pokoknya, dan (3) Peranan sebagai

pejabat perantara (liaison manager), yaitu melakukan

interaksi dengan teman sejawat, staf, dan orang-orang

di luar organisasinya untuk mendapatkan informasi.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

27

Kedua, peranan yang berhubungan dengan

informasi (informational role). Manajer sebagai pusat

informasi bagi organisasinya, yaitu (1) sebagai

monitor, yaitu manajer sebagai penerima dan

pengumpul informasi guna mengembangkan

pengertian yang baik dari organisasi yang

dipimpinnyadan pemahaman yang komprehensif

tentang lingkungan, (2) sebagai dessiminator, yaitu

menangani proses transmisi dari informasi-informasi

ke dalam organisasi yang dipimpinnya, yaitu

penyampaian informasi dari luar ke dalam

organisasinya, dan juga dari bawahan atau staf ke

bawahan atau staf yang lainnya, dan (3) sebagai

jurubicara (speakerman), yaitu manajer mewakili dan

bertindak atas nama organisasi menyampaikan

informasi keluar lingkungan organisasinya.

Ketiga, peranan pembuat keputusan

(Decissional Role). Merupakan peranan yang tidak

boleh tidak dijalankan karena seorang manajer harus

terlibat langsung dalam proses pembuatan strategi

organisasi. Peranan ini dikelompokkan sebagai

berikut: (1) Sebagai entrepreneur, yaitu manajer

bertindak sebagai pemprakarsa dan perancang dalam

organisasi dengan memfokuskan pada pekerjaan

manajerial dengan mulai aktivitas melihat atau

memahami masalah-masalah dalam organisasi yang

mungkin dapat diselesaikan, (2) Sebagai penghalau

gangguan (disturbance handler), yaitu manajer

bertanggung jawab mengatasi ancaman bahaya atau

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

28

perbuatan yang tidak diketahui sebelumnya yang

menganggu atau memungkinkan timbulnya krisis di

dalam organisasi, (3) Sebagai pembagi sumber

(resource allocator), yaitu memutuskan pendistribusian

sumber dana ke bagian-bagian organisasi guna

mempermudah pelaksanaan kerja, dan (4) Sebagai

negosiator, yaitu aktif berpartisipasi atau terlibat

dalam negosiasi dengan pihak-pihak lain baik di luar

maupun didalam organisasi.

2.3 Keterampilan Manajerial

2.3.1 Keterampilan Konseptual

Megginson, (1992: 30) mengemukakan bahwa

keterampilan konseptual adalah kemampuan dalam

melihat gambaran secara komprehensif untuk

mengenali unsur-unsur penting dalam suatu situasi,

untuk memahami hubungan-hubungan antara unsur-

unsur sehingga dapat dipelajari, dianalisis, dan

diinterpretasikan berbagai informasi yang diterima

dari berbagai sumber sehingga dapat diambil

keputusan yang menyeluruh bagi organisasi. Menurut

pengertian ini, berarti merupakan kemampuan mental

dan pengetahuan dari seorang manajer mengenai

berbagai hal yang berkaitan dengan tugas, fungsi dan

kedudukan organisasi. Oleh karenanya dengan

kemampuan tersebut diharapkan manajer mampu

mengkoordinasi, memahami masalah, memecahkan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

29

masalah, membuat keputusan, dan membuat

perencanaan bagi organisasi.

Dalam organisasi pendidikan, keterampilan

konseptual kepala sekolah berarti kemampuan yang

dimiliki kepala sekolah untuk melihat sekolah,

lingkungan, dan programnya sebagai keseluruhan.

Dengan kemampuan tersebut kepala sekolah akan

memperoleh berbagai informasi, sehingga dapat

digunakan untuk menganalisis, dan mengambil

keputusan terbaik bagi sekolah. Kemapuan yang

bersifat komprehensif inilah memungkinkan kepala

sekolah mampu menyeimbangkan, menyatukan

berbagai fungsi yang ada di sekolah, menemukan

kebutuhan sekolah, serta merencanakan dan melihat

perubahan sekolah di masa depan.

2.3.2 Keterampilan Hubungan Manusia

Elemen pertama di dalam lingkungan

organisasi termasuk didalamnya sekolah adalah

orang-orang (manusia). Sumber daya pendidikan lain

seperti gedung, laboratorium, perpustakaan, keuangan

dan sebagainya dapat berfungsi sebagai secara efektif

tergantung pada kemampuan orang-orang yang ada di

sekolah. Mereka saling berinteraksi satu dengan

lainnya selama bekerja. Agar dalam berinteraksi dapat

berjalan secara harmonis dan terhindar dari konflik

maka peranan manajer sangat diperlukan untuk

mengoptimalkan kinerja orang-orang yang terlibat

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

30

dalam kegiatan sekolah. Disinilah dibutuhkan

keterampilan hubungan manusia dari kepala sekolah

dalam menciptakan keharmonisan dan interaksi

tersebut. Lebih dari itu keterampilan hubungan

manusia sangat penting untuk mengefektifkan

komunikasi, koordinasi, dan pengarahan kepada

bawahan ke arah pencapaian tujuan sekolah.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat

disimpulkan bahwa hubungan manusiawi dalam

sekolah adalah kemampuan kepala sekolah untuk

menciptakan komunikasi yang harmonis dengan

personil sekolah, memotivasi, mengembankan sikap

dan moral yang baik, memahami dan menyelesaikan

konflik, memahami kebutuhan personil dan

mengusahakan untuk memenuhinya, serta

mengembangkan sumber daya manusia guna

menciptakan kerjasama yang efektif sehingga kinerja

guru dapat ditingkatkan. Karenanya perilaku kepala

sekolah dalam mengimplementasikan keterampilan

hubungan manusiawi terhadap para guru harus

mencakup: (1) bersedia untuk bekerjasama; (2)

menjalin komunikasi yang hangat; (3) memberikan

bimbingan (bantuan) dalam menyelesaikan tugas; (4)

menyelesaikan masalah; (5) melibatkan guru dalam

mengambil keputusan; (6) memberikan penghargaan;

dan (7) membangun kepercayaan diri para guru.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

31

2.3.3 Keterampilan Teknikal

Dalam rangka memberikan pembinaan kepada

guru, seorang kepala sekolah harus memiliki

kemampuan yang berkaitan dengan tugas dan

tanggung jawab. Jika tidak maka akan mengurangi

kredibilitas kepala sekolah dimata para guru. Itulah

sebabnya Soebagio (2005: 203) mengemukakan bahwa

kepala sekolah sudah seharusnya memiliki

keterampilan teknikal yaitu pengetahuan dan

kemahiran dalam kegiatan-kegiatan yang menyangkut

metode, proses, dan prosedur guna dapat

mengajarkannya kepada bawahan. Keterampilan

tersebut merupakan keterampilan khusus, sehingga

kepala sekolah dituntut mampu menggunakan alat-

alat, prosedur dan teknik yang berhubungan dengan

bidang khusus yaitu dengan pengelolaan proses

pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas

dapat digaris bawahi bahwa keterampilan teknikal

yang diperlukan oleh kepala sekolah antara lain: (1)

pengetahuan tentang pengelolaan kelas; (2)

penggunaan metode pembelajaran; (3) penggunaan

teknik evaluasi; (4) pembuatan desain pengajaran dan

program pembelajaran; (5) pengetahuan tentang

administrasi sarana prasarana dan keuangan; (6)

teknik sepervisi dan lain sebagainya.

Keterampilan manajerial kepala sekolah

merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki

oleh kepala sekolah dalam mengelola tugas-tugas di

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

32

sekolah, yang terdiri atas three basic skills yaitu

technical skill, human skill, dan conceptual skill.

Keterampilan teknikal (technical skill) adalah

kemampuan kepala sekolah dalam membimbing guru

dalam melaksanakan proses belajar mengajar

administrasi sekolah maupun kelas. Keterampilan

hubungan manusia (human skill) adalah kemampuan

dan keahlian kepala sekolah dalam menjalin

kerjasama, komunikasi, membangun sikap dan moral,

menyelesaikan konflik dan memberikan kesejahteraan

guru. Sedangkan keterampilan konseptual adalah

kemampuan dan keahlian kepala sekolah dalam

merencanakan, mengkoordinasikan dan mengevaluasi

kegiatan sekolah.

2.4 Peningkatan Kinerja Guru

Upaya peningkatan kinerja guru oleh kepala

sekolah harus dilaksanakan dengan strategi yang

matang. Kuncoro (2006: 12) mengemukakan bahwa

strategi merupakan “sejumlah keputusan dan aksi

yang ditunjukkan untuk mencapai tujuan (goal) dalam

menyesuaikan sumber daya organisasi dengan

peluang dan tantangan yang dihadapi dalam

lingkungan industrinya. Sedangkan dalam kamus

besar bahasa Indonesia “strategi adalah rencana yang

cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran

khusus”, hal ini sejalan dengan pendapat Sagala

(2007: 181) mengemukakan bahwa Strategy (Strategi)

adalah seperangkat tindakan yang koheren sebagai

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

33

suatu pola tanggap organisasi terhadap lingkungannya

dalam rencana jangka panjang berkenaan dengan

alokasi dan penggunaan sumber daya yang tersedia

untuk mencapai tujuan.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa strategi merupakan sebuah

langkah dalam mencapai kesuksesan organisasi sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Secara umum pimpinan di sebuah organisasi

khususnya kepala sekolah di sebuah institusi

pendidikan harus memperhatikan kebutuhan sekolah

akan sumber daya manusia (guru), selain itu kepala

sekolah juga harus mampu mengembangkan sikap

profesional guru agar mempunyai inisiatif sendiri

dalam melaksanakan tugasnya tanpa instruksi

terlebih dahulu dari kepala sekolah, serta dapat

mengembangkan sumber daya manusia agar mampu

melakukan komunikasi dan kerja sama di institusi

pendidikan.

Strategi kepala sekolah dalam institusi

pendidikan berkaitan erat dengan peningkatan

kualitas sumber daya manusia (guru). Dalam strategi

umum Castetter (2001: 32) dalam Mulyasa (2007: 128)

membagi ke dalam tiga bagian diantaranya:

pengembangan tenaga kependidikan harus dilakukan

berdasarkan rencana kebutuhan yang jelas, dalam

dunia pendidikan perlu senantiasa dikembangkan

sikap dan kemampuan profesional, serta kerjasama

dunia pendidikan dengan perusahaan perlu terus

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

34

menerus dikembangkan (terutama dalam

memanfaatkan perusahaan untuk laboratorium

praktek dan objek studi). Strategi khusus adalah

strategi yang langsung berkaitan dengan

pengembangan dan peningkatan pengelolaan tenaga

kependidikan yang lebih efektif. Strategi tersebut

berkaitan dengan kesejahteraan, pendidikan,

rekruitmen dan penempatan, pembinaan mutu, dan

pengembangan karier. Untuk itu kepala sekolah harus

mempunyai pilihan-pilihan yang tepat, efektif dan

efisien sehingga misi dan tujuan organisasi tercapai

dengan baik.

Berdasarkan konsep diatas, dapat disimpulkan

bahwa kepala sekolah dalam mengembangkan sumber

daya manusia yang ada di lingkungan sekolah

khususnya guru harus melaksanakan strategi-strategi

tersebut dalam perencanaan dan kebijakan yang

dibuat.

Banyak hal yang dapat dilakukan oleh kepala

sekolah untuk meningkatkan kinerja guru di sebuah

institusi pendidikan, diantaranya adalah dengan cara

melakukan pembinaan terhadap kinerja guru,

melakukan pengawasan (supervisi) terhadap kinerja

guru, mengadakan evaluasi terhadap proses dan hasil

kerja (kinerja) guru.

a) Pembinaan Kinerja Guru

Imron (1993: 9) menjelaskan bahwa pembinaan

guru secara terminologi diartikan sebagai serangkaian

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

35

usaha bantuan kepada guru, terutama bantuan yang

berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh

kepala sekolah, pemilik sekolah dan pengawas serta

pembinaan lainnya untuk meningkatkan proses hasil

belajar. Lebih lanjut Subroto (1984: 147) mengartikan

pembinaan atau pengembangan guru yaitu

pengembangan profesi guru sebagai usaha-usaha

melalui keaktifan sendiri untuk meningkatkan

penegetahuan dan kecakapan sehingga akan berguna

dalam menjalankan kewajiban sebagai guru.

Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa kegiatan pembinaan terhadap guru dapat

dilakukan dengan cara melalui bantuan orang lain

baik dari kepala sekolah, ketua yayasan, komite,

pengawas dan instansi lain yang akan memberikan

pembinaan, selain itu kegiatan pembinaan guru juga

dapat dilakukan sendiri yaitu dengan keaktifan dan

kesadaran diri untuk mengembangkan potensi diri

sendiri. Imron (1995: 13) mengelompokkan pembinaan

guru menjadi tiga macam pembinaan. Pertama,

pembinaan kemampuan guru dalam hal memelihara

program pengajaran di kelas, kedua, kemampuan guru

dalam hal menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar anak didik, ketiga, memperbaiki

situasi belajar anak didik.

Dalam hal pembinaan kemampuan guru dalam

memelihara program pengajaran di kelas, kepala

sekolah harus mengetahui dan memahami tahap-

tahap proses pengajaran sehingga dapat membantu

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

36

kepala sekolah untuk melaksanakan pembinaan

perogram pengajaran kepada guru-guru, selajutnya

kepala sekolah juga harus memahami faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik,

seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik

dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan,

rasa aman, dan ketrampilan guru dalam

berkomunikasi.

Jika kepala sekolah memahami faktor-faktor

tersebut, maka kepala sekolah akan lebih mudah

dalam melakukan pembinaan kepada guru dalam hal

evaluasi/penilaian terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar peserta didik, untuk itu kepala

sekolah juga hendaknya dengan para tenaga

kependidikan, agar mereka dapat mengemukakan

berbagai permasalahan yang dihadapi dalam

melaksanakan tugasnya sebagai tenaga kependidikan.

b. Pengawasan/supervisi terhadap kinerja guru

Salah satu strategi dalam upaya mencapai

tujuan pendidikan nasional tersebut adalah dengan

meningkatkan mutu pendidikan. Untuk dapat

mewujudkan mutu pendidikan diperlukan pendidik

yang profesional.

Guru sebagai pendidik harus mempunyai

kompetensi dalam pengelolaan pembelajaran,

pengembangan potensi dan penguasaan akademik.

Kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian,

paedagogik, professional dan sosial. Sebagai seorang

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

37

yang professional, maka dalam pengelola pembelajaran

guru harus mampu berperan sebagai perencana

(desainer), pelaksana (implementor) dan penilai

(evaluator) kegiatan pembelajaran. Salah satu upaya

untuk meningkatkan profesionalisme guru perlu

pembinaan dari kepala sekolah melalui supervisi

akademik.

Harris sebagaimana dikutip oleh Sahertian

(2008: 18) menyatakan bahwa supervisi pengajaran

adalah segala sesuatu yang dilakukan personalia

sekolah untuk memelihara atau mengubah apa yang

dilakukan sekolah dengan cara yang langsung

mempengaruhi proses belajar mengajar dalam upaya

meningkatkan proses belajar siswa. Menurut Alfonso

dalam Sahertian (2008: 18) supervisi pengajaran

adalah tindakan pejabat yang dirancang oleh lembaga

yang langsung berpengaruh terhadap perilaku guru

dalam berbagai cara untuk membantu cara belajar

siswa dan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan

oleh lembaga itu.

Dapat disimpulkan bahwa supervisi pengajaran

adalah usaha memberi layanan kepada guru–guru

baik secara individual maupun kelompok dalam usaha

memperbaiki perencanaan dan proses pembelajaran

yang merupakan unsur dari kompetensi paedagogik

guru. Kata kunci dari supervisi pada akhirnya adalah

memberikan layanan dan bantuan.

Tara J. Fenwick (2006: 401) mengemukakan

bahwa supervisi pengajaran perlu diarahkan pada

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

38

upaya-upaya yang sifatnya memberikan kesempatan

kepada guru untuk berkembang secara profesional,

sehingga mereka lebih mampu untuk melaksanakan

tugas pokoknya yaitu memperbaiki dan meningkatkan

proses dan hasil pembelajaran.

Kualitas mengajar guru secara langsung

maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas

pembelajaran siswa. Untuk itu perlu diadakan

pembinaan tindak lanjut dari kepala sekolah antara

lain melalui supervisi pengajaran.

b) Pembinaan disiplin tenaga kependidikan

Dalam meningkatkan kinerja guru, kepala

sekolah harus mampu meningkatkan disiplin tenaga

kependidikan, terutama disiplin diri. Seperti yang

dikemukakan oleh Mulyasa (2003: 141) kepala sekolah

harus mampu melakukan: (a) membantu tenaga

kependidikan mengembangkan pola perilakunya, (b)

membantu tenaga kependidikan meningkatkan

strandar perilakunya, (c) menggunakan pelaksanaan

aturan sebagai alat.

Guru yang telah dibina oleh kepala sekolah

dengan baik, maka akan bisa menjadi guru yang

profesional di bidangnya, dengan mengedepankan

disiplin kerja sebagai acuan untuk mencapai target

pembelajaran yang diinginkan. Jika semua tercapai

maka kualitas pendidikan di sekolah akan menjadi

lebih baik.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

39

c) Pengendalian dan pengawasan kinerja guru

Menurut Mulyasa (2003: 111) kepala sekolah

harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan

pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga

kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini

merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di

sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam hal pengawasan dan pengendalian kinerja

guru, kepala sekolah melakukan pengawasan dan

pengendalian dengan cara diskusi kelompok,

kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan

simulasi pembelajaran. Namun dalam pengawasannya,

Mulyasa (2003: 113) mengatakan bahwa seorang

kepala sekolah harus memperhatikan prinsip-prinsip:

(a) hubungan konsultatif, kolegial dan bukan

hirarkhis, (b) dilaksanakan secara demokratis, (c)

berpusat pada tenaga kependidikan, (d) dilakukan

berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan, (e)

merupakan bantuan profesional.

Prinsip-prinsip tersebut harus diperhatikan oleh

kepala sekolah agar proses pengendalian dan

pengawasan terhadap kinerja guru dapat terlaksana

dengan baik dan guru tidak merasa terbebani dengan

pengawasan yang ada, namun sebaliknya guru merasa

dibantu dan diperhatikan serta dihargai.

d) Pemberian motivasi

Setiap tenaga kependidikan memiliki

karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya,

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

40

hal tersebut memerlukan perhatian dan pelayanan

khusus dari pimpinannya agar dapat memanfaatkan

waktu untuk meningkatkan kinerjanya. Mulyasa

(2003: 143) menjelaskan bahwa perbedaan tenaga

kependidikan tidak hanya dalam bentuk fisiknya

tetapi juga psikis, misalnya motivasi. Oleh karena itu

untuk meningkatkan produktifitas kerja perlu

diperhatikan motivasi para tenaga kependidikan dan

faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

Motivasi yang diberikan dapat melalui reward,

apresiasi, beasiswa pendidikan, penugasan, promosi

terhadap kinerja para guru. Guru akan lebih giat lagi

dalam meningkatkan kinerjanya, apabila ada motivasi

atau dorongan dari kepala sekolah. Hal ini bisa berupa

dengan pembinaan atau dengan dorongan kata-kata.

e) Penghargaan

Penghargaan sangat penting untuk

meningkatkan produktivitas kerja dan untuk

mengurangi kegiatan yang kurang produktif, melalui

penghargaan tenaga kependidikan dirangsang untuk

meningkatkan kinerja yang positif dan produktif.

Penghargaan ini akan bermakna apabila dikaitkan

dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka,

sehingga setiap tenaga kependidikan memiliki peluang

untuk meraihnya, seperti yang dikemukakan oleh

Mulyasa (2003: 151) penggunaan penghargaan perlu

dilakukan secara tepat, efektif, dan efisien, agar tidak

menimbulkan dampak negatif.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

41

Kepala sekolah yang mengerti kebutuhan

seorang guru, maka akan memberikan penyemangat

agar guru dapat meningkatkan kinerjanya, hal ini bisa

dilakukan dengan kenaikan jabatan, finansial, piagam.

Dan harus disesuaikan dengan tugas yang diberikan

serta hasil kerja guru tersebut, sebagaimana yang

diatur oleh Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005

tentang guru dan dosen bahwa guru yang berprestasi,

berdedikasi luar biasa, dan/atau bertugas khusus

berhak memperoleh penghargaan.

f) Persepsi

Menurut Badudu (1990: 675) persepsi adalah

proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui

pancaindara, sedangkan Sarlito (1982: 76)

mengartikan persepsi sebagai daya mengenal obyek,

mengelompokkan, membedakan, memusatkan

perhatian, mengetahui dan mengertikan melalui panca

indra. Persepsi yang baik akan menumbuhkan iklim

kerja yang kondusif serta sekaligus akan

meningkatkan produktivitas kerja. Kepala sekolah

perlu menciptakan persepsi yang baik bagi setiap

tenaga kependidikan terhadap kepemimpinan dan

lingkungan sekolah, agar mereka dapat meningkatkan

kinerjanya.

Persepsi sangat berpengaruh terhadap kinerja

para gurunya, melaui komitmen yang diberikan kepala

sekolah terhadap guru maka akan tertanam atau

memunculkan tenaga pengajar yang berdedikasi tinggi

dalam menjalankan tugasnya. Guru akan merasa

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

42

dihargai hasil karyanya oleh kepala sekola, merupakan

salah satu cara untuk meningkatkan kinerja guru

Dari upaya peningkatan kinerja guru yang

dilakukan oleh kepala sekolah di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pembinaan disiplin tenaga

kependidikan, pemberian motivasi, penghargaan,

persepsi harus dilaksanakan dengan dukungan dari

kedua belah pihak.

2.4.1 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

(PKB)/ Continous professional development (CPD) terdiri

dari serangkaian aktivitas reflektif yang dirancang

untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan,

pemaham-an, dan keterampilan seseorang. PKB

mendukung pemenuhan kebutuhan seseorang dan

meningkatkan praktik profesional mereka. PKB juga

bermakna cara setiap anggota asosiasi profesi

memelihara, memperbaiki, dan memperluas

pengetahuan dan keterampilan mereka dan

mengembangkan kualitas diri yang diperlukan dalam

kehidupan profesional mereka.

PKB mencakup gagasan bahwa individu selalu

bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan

pengetahuan profesional mereka di luar apa yang

mereka dapatkan dalam pelatihan dasar yang mereka

terima ketika pertama kali melakukan pekerjaan

tersebut.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

43

Tujuan Utama dari pengembangan profesional

guru melalui PKB adalah peningkatan pembelajaran

siswa. Dalam buku 1 PKB menyampaikan bahwa

pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) ini

penting karena berkaitan dengan :

(1) optimalisasi pelayanan terhadap klien dalam hal ini siswa; (2) bukti dari profesionalisme; (3)

prasyarat pekerjaan; (4) meningkatkan keterampil-

an kerja guru secara individual; (5) memperluas pengalaman guru untuk keperluan perkembangan

karir atau promosi;(6) mengembangkan pengetahu-

an dan pemahaman profesional guru secara individual; (7) meningkatkan pendidikan pribadi

atau pendidikan umum individu guru; (8) membuat

guru merasa dihargai; (9) meningkatkan rasa puas terhadap pekerjaan; (10) meningkatkan pandangan

positif mengenai pekerjaan; (11) memungkinkan

guru mengantisipasi dan bersiap untuk

menghadapi perubahan; (12) mengklarifikasi keseluruhan kebijakan sekolah atau departemen.

Sesuai dengan buku tersebut terdapat beberapa

prinsip Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

(PKB)/Continous Professional Development (CPD).

Beberapa prinsip dalam pelaksanaan PKB adalah: (1)

Berpengaruh penting terhadap kehidupan keprofesian;

(2) PKB harus menjadi bagian dari sekuens atau siklus

aktivitas yang lebih panjang yang akan mengarah pada

peningkatan keterampilan atau pengetahuan guru

untuk mendorong murid mencapai tingkat kinerja

yang lebih tinggi; (3) PKB harus membuat keluaran-

keluaran yang spesifik yang diharapkan akan dicapai

melalui aktivitas-aktivitas pengembangan profesional

dalam hal meningkatkan keahlian guru, praktik ruang

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

44

kelas, kemajuan murid, dan standar prestasi; (4) Para

pelaksana PKB harus memilih, merencanakan,

memonitor, dan mengevaluasi peluang-peluang PKB

dalam cara yang sistematik atau mengetahui sejauh

mana kebutuhan-kebutuhan pengembangan telah

dipenuhi; (5) PKB harus mencakup prosedur

monitoring untuk memverifikasi bahwa pengetahuan

dan keterampilan-keterampilan yang telah didapatkan

berhasil diterapkan dalam latar ruang kelas.

Kerangka dalam hal Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB) harus memungkinkan : (1) guru,

sekolah, institusi-institusi pendidikan guru, dan para

pemangku kepentingan untuk memastikanadanya

pertumbuhan profesional para guru individual di

sepanjang karir mereka; (2) Guru, sekolah, institusi-

institusi pendidikan guru, dan para pemangku

kepentingan untuk merencanakan pengembangan

profesional bagi tujuan-tujuan sekolah, organisasional,

dan individual; (3) institusi-institusi pendidikan guru

untuk merencanakan keperluan program-program

pengembangan profesional yang sesuai dengan

pertumbuhan profesional dan kebutuhan karir para

guru; (4) Pemerintah untuk membuat kebijakan-

kebijakan bagi kelanjutan pendidikan guru dan

alokasi sumber daya untuk hal tersebut.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

yang baik tentunya akan menunjukkan karakteristik

tertentu. Dalam penerapan PKB terdapat beberapa

karakteristik PKB yang baik misalnya : (1) Setiap

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

45

aktivitas dalam PKB merupakan bagian dari

perencanaan jangka panjang yang koheren yang

memberi para partisipan peluang untuk menerapkan

apa yang telah mereka pelajari dalam praktik mengajar

mereka dan untuk mengembangkan praktik mereka

tersebut; (2) PKB direncanakan dengan visi yang jelas

mengenai efektivitas atau peningkatan praktik yang

ingin dicapai. Visi ini dibagi bersama di antara mereka

yang menjalani proses pengembangan dan mereka

yang memimpin atau mendukung proses

pengembangan tersebut. Perencanaan harus

menujukkan secara jelas keahlian, pemahaman, atau

teknik apa yang ingin ditingkatkan melalui aktivitas-

aktivitas PKB; (3) PKB memungkinkan peserta untuk

mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan

pemahaman yang praktis dan relevan serta dapat

diterapkan dalam peran mereka saat ini dan amsa

depan; (4) PKB harus disiapkan oleh orang yang

berpengalaman, berkeakhlian, dan berketerampilan;

(5) PKB didasarkan pada bukti-bukti terbaik yang

tersedia tentang praktik pembelajaran; (6)PKB

mempertimbangkan pengetahuan dan pengalaman

peserta; (7) PKB ditunjang oleh pembinaan atau

mentoring oleh teman sejawat yang berpengalaman

baik dari dalam sekolah itu sendiri maupun dari luar;

(8) PKB dapat menggunakan hasil observasi kelas

sebagai dasar pengembangan fokus PKB dan dampak

PKB; (9) PKB merupakan pemodelan pembelajaran

efektif dan pemodelan strategi pembelajaran; (10) PKB

memunculkan secara terus menerus rasa ingin tahu

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

46

dan kemampuan problem solving dalam kehidupan

sehari-hari di sekolah; (11) Dampak PKB terhadap

proses pembelajaran terus menerus dievaluasi dan

hasil evaluasi ini mengarahkan pengembangan

aktivitas profesional secara terus menerus.

Rancangan dalam pengembangan keprofesian

berkelanjutan (PKB) yang baik harus didorong oleh

perhatian pada tujuan dan kinerja siswa. PKB yang

baik dibangun berdasarkan keterlibatan guru dalam

mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran dan dalam

membentuk peluang dan proses-proses pembelajaran,

berbasis sekolah dengan menekankan pembelajaran

yang melekat pada pekerjaan, bersifat kolaboratif dan

pemecahan masalah.

Kegiatan PKB berlangsung secara terus menerus

dengan didasarkan pada informasi yang kaya dengan

sumber informasi yang beragam untuk mengevaluasi

hasil, didasarkan pada pemahaman teoretik dan

memanfaatkan penelitian yang ada untuk

mengembangkan, mendukung, dan meningkatkan

pembelajaran. PKB adalah bagian dari proses

perubahan komprehensif yang menghubungkan

pembelajaran individual dan kolektif dengan isu-isu

dan kebutuhan organisasional.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

47

2.4.2 Penyelenggaraan PKB (Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan)

Untuk melaksanakan PKB mungkin kita dapat

kembali merefleksi yang kita lakukan dalam PKB,

pengembangan keprofesian berkelanjutan perlu

dimanajemen (proses penentuan langkah-langkah

sistematis dan terpadu untuk pencapaian tujuan

secara produktif, berkualitas, efektif, dan efisien). Di

dalam manajemen tentu akan ada perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

Pada pelaksanaan PKB sekolah sesuai dengan

buku pedoman PKB dalam melaksanakan kegiatan-

kegiatan sesuai dengan yang direncanakan.

Pengembangan guru di sekolah dapat mengambil

berbagai macam bentuk, seperti: (1) hari pelatihan

seluruh sekolah; (2) Induksi, mentoring, dan penilaian

guru secara individual; (3) Observasi kolega; (4)

Perencanaan dan evaluasi kolaboratif; (5) Evaluasi diri

sendiri

Sementara itu di luar sekolah, guru dapat

membangun jejaring dengan mengunjungi sekolah-

sekolah lain, menghadiri konferensi-konferensi,

menjalani pelatihan bersama dengan sekolah-sekolah

lain, mengikuti jejaring guru, dan terlibat dalam

asosiasi-asosiasi spesialis mata pelajaran, menghadiri

kursus singkat oleh penyedia kursus komersial dan

non-profit, kuliah untuk gelar yang lebih tinggi yang

divalidasi oleh universitas, berpartisipasi dalam

proses-proses pemeriksaan (misalnya menjadi

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

48

pemeriksa), belajar secara daring (online), terlibat

dalam kegiatan-kegiatan pertukaran.

Pengendalian adalah proses untuk memastikan

bahwa kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan

yang direncanakan. Dalam kaitannya dengan

pengendalian PKB, maka sekolah harus membuat

standar kinerja, mengukur kinerja guru, membanding-

kan kinerja guru dengan standar yang telah

ditetapkan, mengambil tindakan korektif saat

terdeteksi penyimpangan. Guru bersama koordinator

PKB/mentor melakukan evaluasi terhadap pencapaian

peningkatan kinerja.

2.5 Kerangka Konseptual Penelitian

Mengacu pada kondisi riil di SMA Bina

Nusantara Semarang, kepala sekolah sudah

melakukan strategi dalam upaya meningkatkan

kualitas kinerja para gurunya, namun strategi

tersebut belum terlaksana dengan baik, hal ini dapat

di lihat pada pelaksanaan yang masih belum

memberikan hasil yang baik, yaitu kurangnya

memberikan pengawasan dan pengendalian terhadap

proses mengajar guru, sehingga sulit untuk

mengetahui kekurangan-kekurangan guru yang harus

dibenahi, selain itu kepala sekolah juga belum optimal

dalam mengadakan pembinaan terhadap guru dan

dalam pengadaan fasilitas untuk menunjang proses

mengajar guru.

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

49

Selain kepala sekolah, guru melalui kinerja yang

dilakukan juga memiliki pengaruh dalam peningkatan

kualitas pendidikan, namun kenyataan yang

ditemukan, sebagian guru masih belum memenuhi

kompetensi mereka sebagai seorang guru, baik itu

kompetensi pribadi, profesional, sosial

kemasyarakatan. Seperti belum menguasai materi ajar

yang akan disampaikan di kelas sehingga

mengakibatkan ketidaksiapan guru dalam mengajar,

masih adanya guru yang menggunakan metode

ceramah (kurang kreatifnya guru), kedisiplinan kinerja

yang belum maksimal, kurang optimalnya guru dalam

mengajar, dan lain sebagainya.

Melihat berbagai kenyataan tersebut, hal ini

masih jauh untuk mencapai harapan sekolah, karena

dengan strategi dan upaya yang dilakukan untuk guru

yang diharapkan mampu melaksanakan kinerja

mereka dengan baik, efektif dan efisien masih belum

terlaksana dengan baik. Kondisi tersebut dapat

diakibatkan oleh beberapa sebab, salah satunya

adalah penerapan strategi yang masih butuh

pembenahan lebih lanjut. Pembenahan tersebut dapat

dilakukan dengan kepala sekolan melakukan

pembinaan lebih lanjut terhadap kinerja guru,

pembinaan disiplin tenaga kependidikan, pengendalian

dan pengawasan kinerja guru, pemberian motivasi,

penghargaan, serta membangun komitmen guru untuk

bekerja lebih baik.

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6025/2/T2_942012067_BAB II.pdf · kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

50

Kerangka berpikir di atas dapat digambarkan

pada bagan sebagai berikut:

Input Proses

Output

Feedback

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir Proses Penelitian

Kondisi Nyata

A. Strategi

Kepala Sekolah

1. Kurangnya pengawasan

2. Kurangnya pembinaan

3. Kurangnya fasilitas dalam pelaksanaan tugas guru

B. Kinerja guru 1. Kurangnya

optimal guru dalam mengajar

2. Ketidakdisiplinan guru dalam mengajar

3. Ketidaksiapan guru mengajar

4. Lemah penguasaan metode

Harapan Kinerja

guru yang

efisien

Masalah Belum

efektif-nya strategi Kepala Sekolah dalam mening-katkan kinerja

guru

Strategi

Pembinaan kinerja guru Pembinaan disiplin tenaga pendidik Pengendali-an dan pengawasan

kinerja guru Pemberian motivasi Pemberian penghargaan Membangun komitmen guru