bab ii tinjauan teori a. tinjaun teori 1. kehamilanrepository.ump.ac.id/8359/2/hermawati bab...
TRANSCRIPT
13
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjaun Teori
1. Kehamilan
a. Pengertian
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
saat fertilisasi hingga lahi rnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana
trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15
minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2014; h:213).
Kehamilan atau bisa disebut dengan periode antepartum adalah
periode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terahir (HPHT)
hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode
antepartum. Sebaliknya, periode prenatal adalah kurun waktu terhitung
13
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
14
sejak hari pertama haid terahir hingga kelahiran bayi yang menandai
awal periode pasca natal (Varney, dkk.2006; h:492)
Kehamilan merupakan mata rantai yang brsinambung dan terdiri
dari ovulasi, migrasi spermatozoa, dan ovum, konsepsi, dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai umur kehamilan
aterm (cukup bulan) (Manuaba,2010; h:75).
b. Proses Terjadinya Kehamilan
Menurut Sulistyawati (2011;h:35-37) Kehamilan adalah peristiwa yang
melewati beberapa tahapan seperti:
1) Konsepsi
Adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat
yang memungkinkan terjadinya kehamilan.
2) Fertilisasi
Merupakan kelanjutan dari Proses Konsepsi yaitu sperma
bertemu dengan ovum, terjadi penyatuan sperma dan ovum, sampai
dengan terjadi perubahan fisik dan kimiawi ovum-sperma hingga
menjadi buah kehamilan.
3) Implantasi/Nidasi
Adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam
endometrium.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
15
c. Tanda - Tanda Kehamilan
Menurut Rustam Mochtar (2012; h.:35) tanda – tanda kehamilan
adalah sebagai berikut :
1) Tanda - tanda presumtif
a) Amenorea (tidak mendapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hai pertama haid
terakhir (HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran
tanggal persalinan (TTP), yang dihitung dengan menggunakan
rumus dari naegele.
b) Mual dan muntah (nausea dan vomiting).
Biasanya terjadi pada bulan - bulan pertama kehamiilan.
Karena sering di pagi hari, maka disebut morning sickness (sakit
pagi). Apabila timbul mual dan muntah berlebihan karena
kehamilan, disebut hyperemesis gravidarum.
c) Mengidam (ingin makan – makanan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan dan minuman
teutama pada bulan – bulan triwulan pertama. Mereka juga
tidak tahan suatu bau - bauan.
d) Pingsan
Jika berada di tempat - tempat ramai yang sesak dan
padat, seorang wanita yang sedang hamil dapat pingsan.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
16
e) Tidak Ada Selera Makan (anoreksia).
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan,
kemudian nafsu makan timbul kembali.
f) Lelah
g) Payudara Membesar, Tegang, dan Sedikit Nyeri
Disebabkan karena pengaruh estrogen dan progesterone
yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar
Montgomery lebih membesar.
h) Sering Miksi
Dikarenakan kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar. Gejala itu akan hilang pada triwulan kedua
kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala tersebut muncul
kembali karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin.
i) Konstipasi/Obstipasi
Disebabkan karena tonus otot – otot usus menurun oleh
kadar hormone steroid.
j) Pigmentasi Kulit
Hal ini terjadi karena pengaruh hormon kortikosteroid plasenta,
dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara,
leher, dan dinding perut (line nigra).
k) Pemekaran Vena - Vena (varises)
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
17
Dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva, hal ini
umumnya dijumpai pada trimester akhir.
2) Tanda - Tanda Kemungkinan Hamil
a) Perut Membesar
b) Uterus Membesar
Karena terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan
konsistensi rahim.
c) Tanda Hegar
Ditemukan di serviks dan isthmus uteri yang lunak pada
pemeriksaan bimanual saat usia kehamilan 4 sampai 6
mminggu.
d) Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat di porsio
vagina dan labia. Tanda tersebut timbul akibat pelebaran vena
karena penigkatan kadar estrogen.
e) Tanda Piskacek
Pembesaran dan pelunakkan rahim ke salah satu sisi
rahim yang berdekatan dengan tuba uterine. Biasanya tanda ini
ditemukan di usia kehamilan 7 sampai 8 minggu.
f) Braxton Hicks
Kontraksi – kontraksi kecil uterus jika di rangsang.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
18
g) Teraba Ballotement
Fenomena bandul atau pantulan balik. Hal ini dapat
dikenali dengan jalan menekan tubuh janin melalui dinding
abdomen atau tangan pemeriksa. Fenomena bandul jenis ini
disebut ballotment in toto. Jenis lain dari pantulan ini adalah
ballotment kepala yaitu hanya kepala janin yang terdorong
dan memantul kembali ke dinding uterus atau tangan
pemeriksa setelah memindahkan dan menerima tekanan
balik cairan ketuban di dalam kevum uteri
3) Tanda Pasti Hamil
a) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa juga bagian
bagian janin.
b) Denyut jantung janin yang dibuktikan dengan :
a) Didengar dengan stetokop-monoaural Laennec.
b) Dicatat dan didengar dengan alat Doppler.
c) Dicatat dengan feto-elektrokardiogram.
d) Dilihat dari ultrasonograf.
e) Terlihat tulang - tulang janin dalam foto rontgen.
d. Pembagian Kehamilan
Periode antepartum dibagi menjadi tiga trimester, yang masing
masing terdiri dari 13 minggu atau tiga bulan menurut hitungan kalender.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
19
Pembagian waktu ini diambil dari ketentuan yang mempertimbangkan
bahwa lama kehamilan diperkirakan kurang leih 280 hari ,40 minggu ,10
bulan sejak hari pertama haid terahir (HPHT) .Pada kenyataannya
,kehamilan tidak selama itu .Pembuahan terjadi ketika terjadi ovulasi
,kurang lebih 14 hari setelah haid terahir (dengan perkiraan siklus 28
hari) .Hal ini membuat kehamilan berlangsung selama kurang lebih 266
hari atau 38 minggu.Dengan penambahan 14 hari,maka lama kehamilan
menjadi 280 hari,bila dihitung dari had terahir .Pada praktiknya,trimester
pertama secara umum dipertimbangkan berlangsung pada minggu
pertama hingga ke -12 (12 minggu) ,trimester kedua pada minggu ke-13
hingga ke-27 (15 minggu), dan trimester 3 pada minggu ke-28 hingga ke-
40 (13 minggu) (Varney, dkk.2006; h:492).
e. Perubahan Anatomi Dan Fisiologi Pada Perempuan Hamil
Menurut Rustam Mochtar (2012;h:29-30) perubahan anatomi dan
fisiologi pada perempuan hamil adalah sebagai berikut :
1) Sistem Reproduksi
a) Uterus
Ukuran, Rahim membesar akibat hipertrofi dan hyperplasia otot
polos Rahim, serabut - serabut kolagennya menjadi higroskopik,
endometrium menjadi desidua. Ukuran pada kehamilan cukup
bulan 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebIh dari 4000
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
20
cc.Berat, berat uterus naik secara luar biasa dari semula yang
berbobot 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40
minggu).Bentuk dan konsistensi, pada bulan – bulan pertama
kehamilan rahim berbentuk seperti buah alpukat, pada kehamilan
4 bulan rahim berbentuk bulat dan pada akhir kehamilan seperti
bujur telur. Rahim yang tidak hamil kira – kira sebesar telur
ayam, pada kehamilan 2 bulan sebesar telur bebek, dan kehamilan
3 bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama , isthimus
rahim mengalami hipertrofi dan bertambah panjang sehingga jika
diraba terasa lebih lunak. Hal ini disebut tanda Hegar. Pada
kehamilan 5 bulan, rahim teraba seerti berisi ciairan ketuban,
dinding rahim terasa tipis oleh karena itu bagian – bagian janin
dapat diraba melalui dinding perut dan dinding rahim.
b) Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih
lunak dan kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan
vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks,
bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hyperplasia pada
kelenjar – kelenjar serviks (Prawirohardjo,2014; h:177). Hal
tersebut menjadikan serviks bertambah vaskularisasinya dan
meenjadi lunak yang disebut sebagai tanda goodell. Kelenjar
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
21
endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mucus.
Karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, maka
endoservikal berubah warna menjadi livid atau kebiruan yang
disebut sebagai tanda chadwick (Rustam Mochtar, 2012 ;h:29-30)
c) Indung Telur
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan
pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum
yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi
meksimal 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan
berperan sebagai progesterone dalam jumlah yang relatif minimal
(Prawirohardjo, 2014;h:178)
d) Vagina dan perineum
Prawirohardjo (2014;h:178) menjelaskan bahwa selama
kehamilan peningkatan vaskularisasi ddan hyperemia terlihat jelas
pada kulit dan otot - otot di perineum dan vulva, sehingga pada
vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal sebagai
tanda chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan
hilngnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel - sel otot
polos.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
22
2) Kulit
Menurut Prawirohardjo (2014;h:179) pada dinding kulit perut
akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan
terkadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan
ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain
striae kemerahan itu sering kali ditemukan garis berwarna perak
berkilau yang merupakan sikatrik dari striae gravidarum
sebelumnya.selain itu,terjadi perubahan pula di garis pertengahan
perut (linea alba) yang akan berubah bertambah hitam kecoklatan
yang disebut lina nigra
3) Payudara
Payudara akan bertambah ukurannya di vena - vena di bawah kuit
akan terlihat jelas.puting payudara akan membesar, kehitaman dan
tegak. Areola akan lebih besar dan kehitaman.. kelenjar Montgomery
akan membesar dan cenderung menonjol keluar. Jika payudara
semakin membesar, striae seperti yang terlihat pada perut akan
muncul juga di payudara (Prawirohardjo, 2014;h.:179).
4) Sistem kardiovaskular
Pada minggu kelima cadiac output akan meningkat dan
perubahan ini terjadi untuk mengurani resistensi vascular sistemik.
Selain itu, denyut jantung juga mengalami peningkatan. Antara
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
23
minggu ke-10 dan minggu ke-20 terj adi peningkatan plasma.
Peningkatan estrogen dan progesterone juga akan menyebabakan
terjadinya vasodilatasi dan penurunan resistensi vascular perifer.
Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena
kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi telentang.
Penekanan vena ke jantung. Akibatnya, terjadi penurunan preload dan
cardiac output sehingga menyebabkan terjadinya hipotensi arterial
yang dikenal sebagai sindrom hipotensi supine dan pada keadaan
yang cukup bera takan mengaibatkan ibu kehilangan kesadaran
(Prawirohardjo,2014;h:182-183).
5) Sistem Respirasi
Frekuensi pernapasan hanya meengalami sedikit perubahan
pada kehamilan tetapi volume tidal, volume ventilasi per menit dan
penambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan pada
kehamilan lanjut. Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada
minggu ke-37 dan akan kembali hampir seperti semula sebelum
hamil dalam 24 minggu setelah persalinan (Prawirohardjo,
2014;h:185)
6) Traktus digestivus
Prawirohardjo (2014;h:185) menjelaskan perubahan yang
nyata akan terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada traktus
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
24
digestivus dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin di
lambung sehingga akan menimbulkan gejala berupa pyrosis
(heartburn) yang disebabkan oleh refkluks asam lambung ke
esophagus bawah sebagai akibat perubahan posisi lambung dan
menurunnya tonus sfingter esophagus bagian bawah. Mual terjadi
karena penurunan motiltas usus besar.
f. Asuhan kebidanan tiap trimester
1) Trimester 1
a) Menjalin hubungan saling percaya
Ini merupakan langkah r awal namun akan sangat
menentukan kualitas asuhan diwaktu-waku berikutnya.
Hubungan saling percaya antara pasien dan bidan mutlak harus
dapat dipenuhi sehingga informasi dan penataaksanaan yang
diberikan oleh bidan dapat selalu sesuai dengan data yang
disampaikan pasien secara jujur. Bisa dibayangkan jika pasien
tidak dapat percaya dengan bidan dan memberikan data yang
tidak sesuai, maka jika terjadi gangguan pada ibu, bidan tidak
akan dapat mendeteksi sehingga akan berakibat fatal yaitu salah
dalam memberikan pelayanan
b) Deteksi masalah
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
25
Pada tahap awal pemberian asuhan bidan melakukan
deteksi kemungkinan masalah atau komplikasi yang muncul
dengan melakukan penapisan-penapisan. Beberapa diantaranya
adalah penapisan kelainan bentuk panggul pada pasien dengan
tinggi badan kurang dari 145 cm. Pre-eklamsi, hipertensi dalam
kehamilan, infeksi, dan sebagainya. Penapisan ini dilakukan
melalui proses pengkajian data subyektif dan obyektif serta
ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium, USG, serta
Rontgen.
c) Mencegah masalah (TT dan anemia)
Pencegahan masalah anemia merupakan prioritas
pertama yang harus dilakukan oleh bidan karna anemia
merupakan penyebab utama perdarahan postpartum.
Berdasarkan data Departemen Kesehatan, penyebab kematian
ibu terbanyak di Indonesia adalah perdarahan. Selain anemia
bidan juga harus melakukan pencegahan penyakit tetanus
neonatorum karena penyakit ini memberikan peran yang cukup
besar dalam menyebabkan kematian bayi.
d) Persiapan persalinan dan komplikasi
Meskipun proses persalinan masih cukup lama, namun
bidan tetap harus menyampaikan informasi ini seawal mungkin
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
26
sehingga pasien dan keluarga sudah mempunyai gambaran
mengenai apa yang direncanakan. Selain itu untuk
memberdayakan pasien dan keluarga dapat ikut aktif dalam
pemantauan perjalanan kehamilannya.
e) Perilaku sehat ( Gizi, latihan/senam, Kebersihan, Istirahat)
Untuk informasi ini bidan perlu menyampaikan materi
perilaku hidup sehat secara terperinci karena aspek ini
merupakan hal sangat menentukan kualitas kesehatan ibu hamil.
2) Trimester II
Setelah bidan menyimpulkan bahwa pasien sudah cukup
paham dengan informasi yang harus diketahui pada trimester I maka
pada trimester II ini bidan memberikan informasi yang berkaitan
dengan pre-eklamsi ringan. Bidan mengajak pasien dan keluarga
untuk aktif dalam memantau kemungkinan gejala-gejala pre-eklamsi
ringan dalam kehamilannya sehingga timbul tanggung jawab bagi
pasien dan keluarga untuk mempertahankan kesehatannya secara
mandiri.
3) Trimester III
a) Gemelli
Pada usia kehamilan ini informasi yang perlu
disampaikan adalah hasil pemeriksaan kesejahteraan janin
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
27
dalam kandungan, salah satunya adalah janin tunggal atau
ganda. Informasi tersebut akan mengurangi beberapa
kekhawatiran yang dirasakan oleh ibu dan keluarga berkaitan
dengan janin.
b) Letak Janin
Gambaran persalinan yang akan dilalui merupakan salah
satu hal yang dikhawatirkan oleh ibu dan keluarga pada akhir
masa kehamilan. Informasi mengenai kepastian letak dan posisi
janin akan mengurangin kecemasan pasien. Ibu akan lebih siap
jika diberikan gambaran mengenai proses persalinan secara
lengkap.
g. Kunjungan ibu Hamil
Pelayanan kesehatan ibu hamil juga harus memenuhi frekuensi
minimal di tiap trimester, yaitu satu kali pada trimester pertama (usia
kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan
12-24 minggu), dan dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24
minggu sampai persalinan).
(Profil Kesehatan Indonesia, 2015; h:106 )
h. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Pelayanan kesehatan ibu hamil diberikan kepada ibu hamil
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
28
Proses ini dilakukan selama rentang usia kehamilan ibu yang
dikelompokkan sesuai usia kehamilan menjadi trimester pertama,
trimester kedua, dan trimester ketiga. Pelayanan kesehatan ibu hamil
yang diberikan harus memenuhi elemen pelayanan sebagai berikut :
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;
2) Pengukuran tekanan darah;
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA);
4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus
toksoid sesuai status imunisasi;
6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;
7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ);
8) Penatalaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal
dan konseling, termasuk keluarga berencana);
9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin
darah (Hb),pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan
darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya); dan
10) Tatalaksana kasus.
(Profil Kesehatan Indonesia, 2015; h:106)
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
29
i. Buku KIA ( Kesehatan ibu dan Anak)
Buku KIA merupakan media KIE yang utama dan pertama yang
digunakan untuk meningkatkan pemahaman ibu, suami dan keluarga
akan perawatan kesehatan ibu hamil sampai anak usia 6 tahun. Buku KIA
berisi informasi kesehatan ibu dan anak yang sangat lengkap termasuk
imunisasi, pemenuhan kebutuhan gizi, stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan, serta upaya promotif dan pereventif termasuk deteksi dini
masalah kesehatan ibu dan anak.
Manfaat lain dari Buku KIA dikaitkan dengan tugas pokok dan
fungsi tenaga kesehatan pemberi pelayanan KIA (antara lain dokter,
bidan, perawat, pengelola gizi, penanggung jawab imunisasi, petugas
laboratorium dan lainnya), dapat dikatakan bahwa Buku KIA mendorong
tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan standar
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015; h:3).
2. PERSALINAN
a. Definisi
Persalinan merupakan bagian dari proses melahirkan. Sebagai
respon terhadap kontraksi uterus, segmen bawah uterus teregang dan
menipis, serviks berdilatasi, jalan lahir terbentuk, dan bayi bergerak
turun kebawah melalui rongga panggul. (Hanretty, 2014; h:224)
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
30
Persalinan adalah suaty proses pengeluaran hasil konsepsi (
janin+uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan
lahir atau dengan jalan lain (Mochtar, 2011; h 69)
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan disebut normal apabila
prosesnya terjadi pada usia cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa
disertai adanya penyulit atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (
Johariyah, 2012; h:1)
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan
pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan
kontraksi persalinan sejati, yang di tandai oleh perubahan progesif
pada serviks, dan di akhiri dengan pelahiran placenta (Varney, 2007;
hal:672)
Menurut buku Johariyah (2012;h:1) bentuk persalinan berdasarkan
definisi adalah sebagai berikut:
1) Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri.
2) Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
3) Persalinan anjuran
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
31
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditambahkan dari luar dengan jalan rangsangan.
b. Tanda dan gejala persalinan
Menurut Varney (2007; h:672) ada sejumlah tanda dan gejala
menjelang persalinan antara lain perasaan distensi abdomen
berkurang (lightning), perubahan serviks, persalinan palsu, , bloody
show, lonjakan energi, dan gangguan pada saluran cerna.
1) Lightening
Lightining muai dirasa kira kira dua minggu sebelum
persalinan, lightining adalah penurunan presentasi bayi kedalam
pelvis minor .Pada presentasi sefalik ,kepala bayi biasanya
menancap (enganged) setelah lightening. Dan kabibat dari
lightening tersebut adalah :
a) ibu jadi sering berkemih ,karena kandung kemih ditekan
sehingga ruang yang tersisa untuk ekspansi berkurang
b) Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang
menyeluruh, yang membuat ibu merasa tidak enak dan
timbul sensasi teus menerus bahwa sesuatu harus perlu
dikeluarkan atau didefeksi.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
32
c) Kram pada tungkai,yang disebabkan oleh tekanan bagian
presentasi pada saraf yang menjalar melalui foramen
iskiadikum mayor dan menuju ketungkai.
d) Peningkatan statis vena yang menghasilkan edema
dependen akibat tekanan bagian presentasi pada pelvis
minor menghambat aliran balik darah dari ekstremitas
bawah.
Lightening menyebabkan tinggi fundus menurun keposisi yang
sama dengan posisi fundus pada usia kehamilan 8 bulan
2) Perubahan Serviks
Perubahan serviks diduga terjadi akibat penngkatan intensitas
kontraksi braxton hicks.Serviks menjadi matang selama periode
berbeda beda sebelum persalinan.Kematangan serviks
mengindikasikan kesiapan untuk persalinan. Setelah
menentukan kematangan serviks ,bidan dapat meyaknkan ibu
bahwa ia akan berlanjut ke proes persalinan.
3) Bloody show
Plak lendir disekresi serviks sebagai hasil ploriferasi
kelenjar lendi serviks pada awal kehamilan plak ini menjadi
sawar pelindung dan menutup jalan lahir selama
kehamilan.Pengeluaran plak lendir inilah yang dimaksud dengan
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
33
bloody show. Bloody show merupakan tanda persalinan ang akan
terjadi ,biasanya dalam 24 atau 48 jam. Akan tetapi bloody show
bukan merupakan tanda persalinan yang bermakna jika
pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48 jam sebelumnya karena
rabas lendir yang bercampur darah selama waktu tersebut
mungkin akibat traauma kecil terhadap atau perusakan plak
lendir saat pemeriksaan tersebut dilakukan.
4) Lonjakan energi
Banyak wanita mengalami lonjakan energi kurn lebih 24
sampai 48 jam sebelum awitan persalinan.Setelah beberpa hari
dan minggu merasa letih secara fisik dan lelah karena
hamil,mereka terjaga pada suatu hari dan menemukan diri
mereka bertenaga penuh. Umumnya,para wanita ini merasa
energik selama beberapa jam sehingga mereka semangat
melakkan berbagai aktifitas seperti membersihkan rumah dll.
Terjadinya lonjakan energi ini belum dapat dijelaskan
selain bahwa hal tersebut terjadi alamiah, memungkinkan wanita
memperoleh energi yang diperlukan untuk menjalani persalinan.
Wanita harus di informasikan tentang kemunkinan lonjakan
energi ini dan diarakan untuk menahan diri mengunakan dan
jutru menghemat energi untuk perslinan.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
34
5) Gangguan saluran cerna
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare,
kesulitan mencerna,mual, dan muntah, diduga hal hal tersebut
merupakan gejala menjelang persalinan walupu belum ada
penjelasan untuk hal ini.Beberapa wanita mengalami satu atau
beberapa gejala tersebut.
c. Teori Persalinan.
Menurut Manuaba, 2010 : 69 -70 Apa yang menyebabkan
persalinan, belum diketahui benar, yang ada hanyalah teori-teori
yang kompleks. Teori-teori yang dikemukakan antara lain faktor-
faktor humoral, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan
pada syaraf dan nutrisi.
1) Teori penurunan hormon
Penurunan kadar estrogen dan progesteron, seperti telah
diketahui progesteron merupakan penenang bagi otot-otot
uterus. Menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi kira-kira 1
sampai 2 minggu sebelum partus dimulai.
2) Teori plasenta menjadi tua.
Terjadinya penurunan fungsi plasenta seiring dengan tuanya
kehamilan.
3) Teori distensi rahim.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
35
Keadaan uterus yang membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot-otot uterus sehingga menggangu
sirkulasi uteroplasenta.
4) Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks, terletak ganglion servikale (pleksus
Frankenhauser). Apabila ganglion tersebut digeser dan ditekan,
misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
5) Induksi partus (induction of labour)
Partus dapat pula ditimbulkan dengan : gagang laminaria,
beberapa laminaria dimasukan dalam kanalis servisis dengan
tujuan merangsang pleksu, frankenhauser; Amniotomi yaitu
pemecahan ketuban; Tetesan oksitosin, yaitu pemberian
oksitosin melalui tetesan perinfus.
d. Tahapan Persalinan (Johariyah, 2012;h: 5)
1) Kala 1
a) Yang dimaksud dengan kala 1 adalah kala pembukaan yang
berlangsung dari pembukaan nol sampai pembukaan
lengkap.
b) Kala 1 dimulai sejak terjadinya kontrajsi uterus teratur dan
meningkat (Frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks
membuka lengkap.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
36
c) Kala 1 dibagi menjadi dua fase yaitu:
(1) Fase Laten
(a) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.
(b) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari
4 cm
(c) Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau
hingga 8 jam
(d) Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih
antara 20-30 detik
(2) Fase Aktif
(a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan
meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap
adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih
dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40
detik atau lebih.
(b) Dari pembukaaan 4 cm sampai dengan 10 cm akan
terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam
(nullipra atau primigravida) atau lebih dari 1 cm
hingga 2 cm pada multipara
(c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
37
(d) Fase aktif dibagi dalam 3 fase, yaitu:
(i) Fase akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan
3 cm menjadi 4 cm
(ii) Fase dilatasi maksimal dalam waktu 2 jam
pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4
cm menjadi 9 cm
(iii) Fase deselarasi pembukaan menjadi lambat
dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi
lengkap.
Mekanisme membukanya serviks
berbeda antara primigravida dengan multigravida.
Pada primigravida, Ostium Uteri Internum (OUI)
akan membuka lebih dulu, sehingga serviks akan
mendatar dan menipis. Baru kemudian Ostium
Internum Eksternum (OUE) membuka. Pada
multigravida OUI sudah sedikit terbuka. Pada
Proses persalinan terjadi penipisan dan pendataran
serviks dalam saat yang sama.
2) Kala II (kala pengeluaran)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat,
cepat, dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
38
telah turun dan masuk ke ruang panggul sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang melauli lengkung
ferleks menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada
rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda
anus membuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan,
vulva membuka, dan perineum meregang. Dengan his dan
mengedan yang terpimpin, akan lahir kepala, diikuti oleh
seluruh badan janin. Lama kala II pada primigravida adalah 1,5
jam sampai dengan 2 jam sedangkan pada multigravida adalah
0,5 jam sampai dengan 1 jam.
3) Kala III ( Kala Uri)
a) Kala III dimulai setelah lahirnya dan berakhirnya dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
b) Tanda – tanda lepasnya plasenta adalah:
(1) Uterus menjadi bundar
(2) Uterus terdorong keatas, karena plasenta dilepas
kesegmn bawah rahim.
(3) Tali pusat bertambah panjang
(4) Terjadi perdarahan
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
39
4) Kala IV
a) Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi
dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama
terhadap bahaya perdarahan postpartum.
b) Kala IV dimulai sejak ibu dinyatakan aman dan nyaman
sampai 2 jam
c) Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena
perdarahan pascapersalinan sering terjadi pada 2 jam
pertama.
d) Observasi yang dilakukan adalah:
(1) Tingkat kesadaran penderita
(2) Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi,
suhu, pernafasan.
(3) Kontraksi uterus, tinggi fundus uteri
(4) Terjadinya perdarahan : perdarahan normal bila tidak
melebihi 400 sampai 500 cc.
Lamanya persalinan pada primi dan multi dapat dilihat pada
table di bawah:
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
40
Tabel 2.1 Lama Persalinan
Primi Multi
Kala I 13 Jam 7 jam
Kala II 1jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam
Lama persalinan 14 1/2Jam 7 3/4 jam
3. Proses adaptasi fisiologi dan psikologi persalinan (Johariyah, 2012;
h:39)
1) Proses adaptasi fisiologi
a) Perubahan organ reproduksi
(1) Otot uterus
i. Distribusi otot polos tidak merata di uterus.
ii. Paling banyak di segmen atas Rahim (SAR)
perbandingan otot polos : jaringan ikat = 90:10.
iii. Di segmen bawah Rahim (SBR) 20:80, sehingga
kontraksi uterus paling kuat pada SAR.
iv. Memiliki 3 lapisan anatomis: paling luar
(longitudinal dan srikuler), lapisan tenga berbentuk
spiral dan banyak terdapat vaskularisasi, lapisan
dalam berbentuk longitudinal.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
41
(2) Kontraksi uterus.
(a) Pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun
sehingga timbul kontraksi.
(b) Kontraksi Braxton hicks mulai dirasakan pada akhir
kehamilan.
(c) Mulai usia kehamilan 7 minggu, ireguler, tidak
tersinkronasi, fokal, frekueensi tinggi, intensitas jarang.
(d) Pada pertengahan kehamilan sampai dengan minggu
sebelum aterm, intensitas semakin meningkat.
(3) Perubahan bentuk Rahim.
Pada setiap kontraksi sumbu panjang Rahim bertambah
panjang sedangkan ukuran melintang berkurang.
Pertumbuhan uterus pada kehamilan dan persalinan.
b) Perubahan system kardiovaskuler.
1) Tekanan darah.
(a) Pada setiap kontraksi 400 ml darah di keluarkan
dari uterus ke dalam system vaskuler maternal.
Sehingga meningkatkan cardiac output / curah
jantung (volume darah yang di pompa keluar oleh
jantung) 10-15% pada kala I.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
42
(b) Kenaikan terjadi selama kontraksi (sistolik rata-
rata naik 15, 10-15 mmHg. Diastolic 5-10 mmHg
antara kontraksi tekanan darah normal kembali.
(c) Rasa sakit, takut dan cemas akan meningkatkan
tekanan darah.
2) Detak jantung.
(a) Berhubungan dengan peningkatan metabolism,
detak jantung secara dramatis naik selama
kontraksi. Antara kontraksi detak jantung sedikit
meningkat daripada sebelum persalinan.
(b) Denyut nadi pada kala I adalah <100x/menit.
c) Perubahan metabolisme.
Metabolisme aerobic dan anaerobic akan secara
berangsur meningkat disebabkan kekhawatiran dan aktivitas
otot skeletal. Peningkatan ini direfleksikan dengan
peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, output kardiak,
pernafasan dan kehilangan cairan yang mempengaruhi
fungsi renal
d) .Perubahan suhu tubuh.
(1) Berhubungan karena peningkatan metabolism,
pengeluaran energy ekstra (berasal dari metabolism
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
43
glikogen di dalam otot) terutama saat terjadi kontraksi.
Suhu tubuh sedikit meningkat selama persalinan
terutama selama dan setelah persalinan.
(2) Kenaikan suhu tidak boleh lebih dari 1-2F (0,5-1C).
(3) Suhu tubuh kala I berkisar <38C.
e) Perubahan pernafasan.
(1) Berhubungan dengan peningkatan metabolism,
kenaikan kecil pada laju pernafasan dianggap normal.
Hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal.
(2) Sulit untuk mendapatkan penemuan angka yang akurat
mengenai pernafasan karena angka dan iramanya di
pengaruhi oleh rasa tegang, rasa nyeri, kekhawatiran,
serta penggunaan teknik-teknik bernafas.
f) Perubahan system renal.
(1) Poliurin sering terjadi selama persalinan, mungkin
disebabkan output kardiak, peningkatan angka filtrasi
glomerular dan peningkatan aliran plasma renal.
Protein urin dianggap biasa dalam persalinan.
(2) Kandung kemih harus sering di evaluasi setiap 2 jam
untuk melihat apakah kandung kencing penuh dan
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
44
harus dikosongkan karena akan memperlambat
penurunan bagian terendah. Selain itu trauma terhadap
kandung kemih dari tekanan yang terus berlangsung
akan menyebabkan hipotoni kandung kemih serta
retensi urin selama masa segera setelah pasca
persalinan.
g) Perubahan hematologi.
Haemoglobin meningkat sampai 1,2 gr/100ml
selama persalinan dan akan kembali pada tingkat seperti
sebelum persalinan sehari setelah pascapersalinan kecuali
ada perdarahan post partum
h) Perubahan endokrin.
System endokrin akan di aktifkan selama persalinan dimana
terjadi penurunan kadar progesterone dan peningkatan kadar
estrogen, prostaglandin dan oksitosin.
i) Perubahan system musculoskeletal.
Akibat peningkatan aktivitas otot menyebabkan
terjadinya nyeri pinggang dan sendi, yang merupakan akibat
dari peningkatan kelemahan sendi saat kehamilan aterm.
Pada saat persalinan ibu bersalin dapat merasakan kram
kaki.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
45
4) Proses adaptasi psikologi (Johariyah, 2012; h:47)
a) Banyak wanita normal bisa merasakan kegairahan dan
kegembiraan disaat-saat merasakan kesakitan-kesakitan
pertama menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini
berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itu lah benar-
benar terjadi suatu “reakistas kewanitaan” sejati yaitu
munculnya rasa bangga melahirkan anaknya. Khususnya
rasa lega itu berlangsung ketika proses persalinan mulai,
mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa
kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “keadaan
yang belum pasti” ibu kini benar-benar akan terjadi atau
terealistir secara konkret.
b) Seorang wanita dalam proses kelahiran bayinya merasa
tidak sabar mengikuti irama naluriah, dan mau mengatur
sendiri, biasanya mereka menolak nasehat-nasehat dari
luar. Sikap-sikap yang berlebihan ini pada hakekatnya
merupakan ekspresi dari mekanisme melawan kekuatan.
Jika rasa sakit yang di alami pertama-tama menjelang
kelahiran ini disertai banyak ketegangan batin dan rasa
cemas ata u ketakutan yang berlebihan, atau disertai
kecenderungan-kecenderungan yang sangat kuat untuk
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
46
lebih aktif dan mau mengatur sendiri proses kelahiran
bayinya.
c) Wanita mungkin menjadi takut dan khawatir jika dia
berada pada lingkungan yang baru / asing, diberi obat,
lingkungan RS yang tidak menyenangkan, tidak
mempunyai otonomi sendiri,kehilangan identitas dan
kurang perhatian. Beberapa wanita menganggap
persalinan lebih tidak realistis sehingga mereka merasa
gagal dan kecewa.
d) Pada multigravida sering kuatir/cemas terhadap anak-
anaknya yang tinggal dirumah, dalam hal ini bidan bisa
berbuat banyak untuk menghilangkan kecemasan ini.
5) Asuhan Persalinan
a) Kala 1
(1) Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan
kelahiran bayi
(a) Ruangan yang hangat dan bersih, dan memiliki
sirkulasi udara yang baik
(b) Sumber air bersih dan mengalir untuk cuci tangan
dan memandikan ibu sebelum dan sesudah
persalinan.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
47
(c) Air DTT untuk membersihkan vulva.
(d) Air bersih, klorin, detergen, kain pembersih, kain
pel, dan sarung tangan karet
(e) Kamar mandi yang bersih
(f) Tempat yang lapang untuk ibu berjalan-jalan dan
menunggu saat persalinan
(g) Penerangan yang cukup
(h) Tempat tidur yang bersih untuk ibu
(i) Tempat yang bersh untuk memberi asuhan pada
bayi baru lahir
(j) Meja yang bersih
(k) Meja untuk tidakan resusitasi bayi baru lahir
(2) Persiapkan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-
obatan yang diperlukan
(a) Periksa semua peralatan sebelum dan sesudah
memberikan asuhan.
(b) Periksa semua obat-obatan dan bahan-bahan
sebelum dan sesudah menolong ibu bersalin dan
melahirkan bayinya
(c) Pastikan bahwa perlengkapn dan bahan-bahan
sudah bersih.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
48
(3) Memberikan asuhan sayang ibu
Memberikan dukungan emosional
(a) Mengatur posisi yang nyaman
(b) Memberikan cairan dan nutrisi
(c) Keleluasan untuk menggunakan kamar mandi
secara leluasa
(4) pencegahan infeksi
(5) Pencatatan pada partograf
b) Kala 2
(1) Mengenali tanda dan gejala kala 2 persalinan.
(2) Mempersiapkan penolong persalinan
(3) Penyiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran
bayi
(4) Persiapan ibu dan keluarga
(5) Anjurkan agar ibu selalu didampingi oleh
keluarganya selama proses persalinan dan kelahiran
bayinya
(6) Memberikan dukungan dan semangat selama
persalinan
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
49
(7) Tentramkan hati ibu dalam menghadapi dan
menjalani kala dua persalinan. Melakukan
bimbingan dan tawarkan bantuan jika diperlukan.
(8) Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman untuk
meneran.
(9) Setelah pembukaan lengkap anjurkan ibu hanya
meneran apabila ada dorongan kuat dan spontan
untuk meneran.
(10) Anjurkan ibu untuk minum selama persalinan kala 2
(11) Memberikan rasa aman dan semangat serta
menenteramkan hatinya selama proses persalinan
berlangsung.
(12) Membersihkan perineum ibu
(13) Mengosongkan kandung kemih
(14) Membimbing ibu untuk meneran
c) Kala 3
(1) Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama
setelah bayi lahir
(2) Melakukan penegangan tali pusat terkendali
(3) Melakukan masase fundus uteri
d) Kala 4
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
50
(1) Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus untuk
merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat.
(2) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari
tangan secara melintang dengan pusat sebagi
patokan.
(3) Memperkirakan kehilangan darah secara
keseluruhan.
(4) Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan
(laserasi atau episiotomi) perineum
(5) Evaluasi keadaan umum ibu.
(6) Dokumentasikan semua asuhan.
(APN, 2014)
6) Mekanisme persalinan (Williams, 2013;h:392)
Pada awitan persalinan, posisi janin terhadap jalan lahir
penting untuk mengetahui rute kelahiran. Sehingga, posisi janin di
dalam rongga uterus harus ditentukan saat awitan persalinan.
Orientasi janin sehubungan dengan pelvis maternal di bahas dalam
kaitannya dengan letak, presentasi, sikap, dan posisi janin.
a. Letak janin
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
51
Hubungan antara aksis panjang janin terhadap ibu
disebut dengan istilah letak janin dan terbagi menjadi
memanjang atau melintang.
b. Presentasi janin
Bagian terpresentasi adalah bagian tubuh janin yang
terendah di dalam maupun di bagian terdekat jalan lahir.
Bagian tersebut dapat dirasakan melalui serviks pada
pemeriksaan vagina. Maka, pada letak memanjang, bagian
yang terpresentasi adalah kepala atau bokong, sehingga disebut
(secara berurutan) presentasi kepala dan bokong. Ketika letak
janin pada aksis panjangnya adalah transversal, bahu
merupakan bagian yang terpresentasi dan di rasakan melalui
serviks pada pemeriksaan vagina.
c. Postur atau sikap janin
Pada beberapa bulan terakhir kehamilan, janin
membentuk postur khusus yang disebut sebagai sikap atau
habitus. Normalnya, janin membentuk massa ovoid yang
secara kasar sesuai dengan bentuk rongga Rahim. Janin
menjadi terlipat atau membungkuk kearah dirinya sendiri
sedemikian rupa sehingga bagian punggung menjadi berbentuk
cembung, kepala mengalami fleksi maksimal sehingga dagu
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
52
hamper menyentuh dada, paha terfleksi di depan abdomen, dan
tungkai tertekuk pada lutut. Pada semua presentasi kepala,
lengan biasanya menyilang di depan dada atau sejajar pada
masing-masing sisi. Umbilicus terletak pada celah diantaranya
dan ekstremitas bawah. Postur yang khas ini disebabkan oleh
cara pertumbuhan janin dan penyesuaian dirinya terhadap
rongga Rahim.
Pengecualian yang abnormal terhadap sikapn ini terjadi
ketika kepala janin meluas secara progresif dari presentasi
verteks ke presentasi wajah. Akibatnya terjadi perubahan
progresif sikap janin dari kontur kolumna vertebralis yang
konveks (fleksi) menjadi konkaf (ekstensi).
d. Posisi janin
Posisi mengacu pada hubungan antara bagian yang di
anggap sebagai bagian presentasi janin terhadap sisi kanan atau
kiri jalan lahir. Dengan demikian, masing-masing presentasi
dapat memiliki dua posisi kanan atu kiri. Oksiput, dagu
(mentum), dan sacrum janin masing-masing adalah titik
penentu pada presentasi verteks, wajah, atau bokong. Karena
bagian presentasi janin dapat berada baik di posisi kanan
ataupun kiri, terhadap presentasi oksipital kanan dan kiri,
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
53
presentasi dagu kanan dan kiri, presentasi sacrum kanan dan
kiri, yang masing-masing disingkat menjadi LO dan RO (Left
and Right Occiput), LM dan RM (Left and Right Mental) serta
LS dan RS (Left and Right Sacral).
7) Komplikasi dalam persalinan
Deteksi dini komplikasi Kala 1 menurut johariyah (2012;
h.91-109) adalah sebagai berikut :
a) Deteksi dini komplikasi kala 1
(1) Riwayat bedah sesar
(2) Perdarahan Pervaginam
(3) Persalinan kurang bulan (usia kehamilan dari 37 mingggu)
Rencana asuhan
(a) Segera rujuk ibu kefasilitas kesehatan yang memiliki
kemampuan Penatalaksanaan kegawatdaruratan
obsetetri dan bayi baru lahir
(b) Dampingi ibu ketempat rujukan
(4) Ketubah pecah dengan mekonium yang kental
Rencana asuhan
1) Baringkan ibu miring ke kiri
2) Dengarkan DJJ (normal 120-160/menit)
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
54
3) Segera rujuk ke fasilitas yang memiliki kemampuan
untuk melakukan bedah kesehtan yang memiliki
kemampuan Penatalaksanaan kegawatdaruratan
obstetri dan bayi baru lahir
(5) Amniotomi dan kariomnitis
Menurut (Varney 200: h.792) mengatakan
amnionitis adalah informaso kantong dan cairan amnion.
Korioniotis adalah informasih korion selain infeksi cairan
dan kantong amnionlebih dari 24 jam)
(6) Ketubah pecah lama lebih dari 24 jamketuan pecah pada
persalinan kurang bulan ( kurang 37 minggu usia
kehamilan)
(7) Ketuban pecah dini (KPD)
(a) Ketubah pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput
ketuban sebelum persainan ( Prawirahardjo 2010: h.
677).
(b) Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum
terdapat tanda persalinan dan setelah ditunggu 1 jam
belum dimulainya tanda persalianan (Manuaba 2010 :
h 281).
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
55
(c) Ketubah pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum
in partu yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari
3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm
(Mochtar,2012. 177).
(d) Ketubah pecah dini adalah ketuban sebelum awitan
persalinan tanpa memperhatikan usia gestasi (Varney
2008: h. 788).
(8) Preeklamsi/hipertensi dalam kehamilan (tekanan darah
lebih dari160/110 atau terdapat protein dalam urine
(9) Tinggi fundus 40 cm ( makrosomia, polihidramnion
kehamilan ganda)
(10) Gawat janin.
(11) Syok
8) Asuhan Kebidanan pada persalinan normal
Menurut Prawirohadjo (2014; h: 341-347) terdapat 60
langkah asuhan persalinan normal yaitu:
Melihat tanda dan gejala kala 2
1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala 2
a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rectum
atau vaginanya
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
56
c. Perineum menonjol
d. Vulva-vagina dan spingter anal membuka.
Menyiapkan pertolongan persalinan
2. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat2anesensial siap di
gunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan
menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus
set
3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastic yang bersih
4. Melepaskan semua perhiasan yang di pakai di bawah siku,
mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali
pakai
5. Memakai satu saraung dengan DTT atau steril untuk semua
pemeriksaan dalam
6. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan
memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan
meletakkan kembali di partus set atau wadah DTT tanpa
mengontaminasi tabung suntik
Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik
7. Membersihkan vulva dengan perineum, menyekanya dengan
hati2 dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
57
kasa yang sudah di basahi air desinfeksi tingkat tinggi. Jika
mulut vagina, perineum, atau anus terkontaminasi oleh kotoran
ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka
dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang
terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung
tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan
tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaminasi, langkah
# 9)
8. Dengan menggunakan teknik aseptic, melakukan pemeriksaan
dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah
lengkap, bila selaput ketuban belum pecah, sedangkn pembikaan
sudah lengkap, lakukan amniotomi
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam
larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam
keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan
10. Memeriksa DJJ setelah kontrksi berakhir untuk memastikan
bahwa DJJ dalam batas normal (100-180 kali/mnt)
a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
58
b. Mendokumentasikan hasil2 pemeriksaan dalam, DJJ dan
semua hasil2 penilaian serta asuhan lainnya pada partograf
Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses
pimpinan memeran
11. Member tahu ibu bahwa pembukaan sudah lengakap dan
keadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang
nyaman sesuai dengan keinginannya
a. Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk
meneran. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan
kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman
persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan.
b. Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka
dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat
ibu mulai meneran
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran. (pada saat ada his bantu ibu dalam posisi setengah
duduk dan pastikan ia merasa nyaman)
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan
yang kuat untuk meneran:
a. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai
keinginan untuk meneran
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
59
b. Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk
meneran
c. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
dengan pilihannya (tidak meminta ibu terbaring terlentang)
d. Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
e. Menganjurkan kelurga untuk mendukung dan memberi
semangat pada ibu.
f. Menganjurkan asupan cairan per oral
g. Menilai DJJ setiap 5 mnt
h. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segara dalam waktu 120 mnt (2 jam) meneran untuk ibu
primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu multipara,
merujuk segera. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk
meneran
i. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau
mengambil posisi yang aman. Jika ibu belum ingin meneran
dalam 60 mnt, anjurkan ibu untuk mulai meneran pada
puncak kontraksi2 tersebut dan berisirahat di antara
kontraksi.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
60
j. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera setelah 60 mnt meneran, segera merujuk ibu
Persiapan pertolongan kelahiran bayi
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
letakkan handuk besih di atas perut ibu untuk mengeringkan
bayi.
15. Meletakkan kain yang bersih di lipat 1/3 bagian, di bawah
bokong ibu
16. Membuka partus set
17. Memakai sarung DTT atau steril pada kedua tangan
Menolong kelahiran bayi: Lahirnya kepala
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
dilindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi,
letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan
yang lembut dengan tidak menghambat kepala bayi,
membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjuran ibu
untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat saat kepala
lahir
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan
kain atau kasa yang bersih. (langkah ini tidak harus di lakukan)
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
61
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera
proses kelahiran bayi:
a. Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan
lewat bagian atas kepala bayi
b. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di
dua tempat dan memotongnya
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar
secara spontan
Lahirnya bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua
tangan di masing2 sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya
ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di
bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik kea
rah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai
kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum,
membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut.
Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati
perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
62
tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior
(bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi
saat keduanya lahir
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada
di atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk
menyangganya saat punggung kaki lahir. Memegang kedua
mata kaki bayi dengan hati2 membantu kelahiran kaki
Penanganan bayi baru lahir
25. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 dtk), kemudian
meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi
sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek,
meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan). Bila bayi
mengalami asfiksia, lakukan resusitasi
26. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan
biarkan kontak kulit ibu-bayi. Lakukan penyuntikan oksitosin
/i.m
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat
bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah
ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah
ibu)
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
63
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
gunting dan memotong tali pusat diantara dua klem tersebut
29. Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan
menyelimuti bayi dengan kain atu selimut yang bersih dan
kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka.
Jika bayi mengalami kesulitan bernafas, ambil tindakan yang
sesuai
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk
memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu
menghendaki
Oksitosin
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering, melakukan palpasi
abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi
kedua
32. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan di suntik
33. Dalam waktu 2 mnt setelah kelahiran bayi, berikan suntikan
oksitosin 10 unit i.m di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu
bagian luar, di aspirasi terlebih dahulu
Peneganagan tali pusat terkendali
34. Memindahkan klem pada tali pusat
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
64
35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat
di atas tulang pubis dan menggunakan tangan ini untuk
melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain
36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan
penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.
Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah
uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang
(dorso cranial) dengan hati2 untuk membantu mencegah
terjadinya inversio uteri .
a. jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 mnt, hentikan
penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi
berikut mulai
b. Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang
anggota keluarga untuk melakukan rangsangan putting susu
Mengeluarkan plasenta
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil
menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,
mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
65
a. Jika tali pusat bertamabah panjang, pindahkan klem hingga
jarak sekitar 5-10 cm dari vulva
b. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali
pusat selama 15 mnt:
1) mengulangi pemberian oksitosin 10 unit i.m
2) menilai kandung kemih dan melakukan kateterisasi
kandung kemih dengan menggunakan teknik aseptic
jika perlu
3) meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4) mengulangi penegangan tali pusat selama 15 mnt
berikutnya
5) merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30
mnt sejak kelahiran bayi
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutakan kelahiran
plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang
plasenta dengan dua tangan dan dengan hati2 memutar plasenta
hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan
melahirkan selaput ketuban tersebut. Jika selaput ketuban robek,
memakai sarung tangan DTT dan memeriksa vagina dan serviks
ibu dengan seksama. Menggunakan jari2 tangan atau klem atau
forceps DTT untuk melepaskan bagian selapu yang tetinggal
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
66
Pemijatan uterus
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan
melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras)
Menilai perdarahan
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu
maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa
plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan
plasenta ke dalam kantung plastic atau tempat khusus. Jika
uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15
detik, mengambil tindakan yang sesuai.
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
Melakukan prosedur pascapersalinan
42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan
baik
43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5% , membilas kedua tangan yang
masih bersarung tangan tersebut dengan air DTT dan
mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
67
44. Menempatkannya klem tali pusat DTT atau mengikatkan tali
DTT dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari
pusat
45. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang
berseberangan dengan simpul mati yang pertama
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan
klorin 0,5%
47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.
Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering
48. Menganjurkan ibu untuk memulai untuk pemberian ASI
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterusdan perdarahan
pervaginam:
a. 2-3 kali dalam 15 mnt pertama pasca persalinan
b. Setiap 15 mnt pada 1 jam pertama pasca persalinan
c. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan
perawatan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri
d. Jika ditemukan laserai yang memerlukan penjahitan,
lakukan penjahitan dengan anesthesia local dan
menggunakan teknik yang sesuai
50. Mengajarkan kepada ibu dan kelurga bagaimana melakukan
masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
68
51. Mengevaluasi kehilangan darah
52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih
setiap 15 mnt selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap
30 mnt selama jam kedua pascapersalinan
a. Memeriksa temperature suhu ibu sekali setiap jam selama
2 jam pertama pascapersalinan
b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak
normal
Kebersihan dan keamanan
53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 mnt). Mencuci dan membilas
peralatan setelah dekontaminasi
54. Membuang bahan2 yang terkontaminasi ke dalam tempat
sampah yang sesuai
55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT/steril.
Membersihkan air ketuban, lender dan darah. Membantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering
56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu membersihkan
ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman
dan makanan yang di inginkan
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
69
57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan
dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih
58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
0,5% membalikkan bagian dalam keluar dan merendamnya
dengan larutan klorin 0,5% selama 10 mnt
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
Dokumentasi
60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)
9) Partogaraf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama
persalinan. Tujuan utama penggunaan partograg adalah untuk
mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dan mendeteksi
apakah proses persalinan berjalan secara normal. Penggunaan
partograf secara rutin akan memastikan ibu dan janin telah
mendapatkan asuhan persalinan secara aman dan tepat waktu. Selain
itu, dapat mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam
keselamatan jiwa mereka.
(Prawirohardjo, 2014; hal:315-316)
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
70
3. BAYI BARU LAHIR
a. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia
kehamilan 37 – 42 minggu dengan berat lahir antara 2500 - 4000 gram
(Sarwono, 2005 dalam Sondakh, 2013; h:150).
Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38 – 42
minggu dengan berat badan sekitar 2500 – 3000 gram dan panjang
badan sekitar 50 – 55 cm (Sarwono, 2005 dalam Sondakh, 2013;
h:150).
b. Bayi Baru Lahir Normal
Dikatakan bayi baru lahir normal jika termasuk dalam kriteria sebagai
berikut menurut Sondakh (2013;h:150)
1) Berat badan lahir bayi antara 2500-4000
2) Panjang badan bayi 48-50 cm
3) Lingkar dada bayi 32-34 cm
4) Lingkar kepala bayi 33-35 cm
5) Bunyi jantung dalam menit pertama 180 x/menit, kemudian turun
sampai 140-120 kali/menit pada saat banyi berumur 30 menit.
6) Pernapasan cepat pada menit-menit pertama kita-kita 80 kali/menit
disertai pernapasan cuping hidung, retraksi suprastelnal dan
interkostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
71
7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan dilapisi verniks caseosa.
8) Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala telah baik.
9) Kuku telah agak panjang dan lemas.
10) Genetalia : testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora
telah menutupi labia mayora(pada bayi perempuan).
11) Refleks hisap, menelan dan moro telah terbentuk.
12) Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam
pertama. Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan
lengket
c. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir
Menurut Cuningham (2012;h :624) bahwa Penatalaksanaan pada bayi
baru lahir diantaranya adalah :
1) Profilaksis Infeksi Mata
a) Infeksi Gonokopus
Dimasa lalu, kebutaan sering terjadi pada anak yang
menngidap oftalmia gonokokus neonatorum yang terkena
saat melintasi jalan lahir yang terinfeksi. Berbagai anti
mikroba lainnya juga telah terbukti efektif dan profilaksis
oftlmia gonokokus nneonatorum sekarang diwajibkan untuk
semua neonatus .
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
72
b) Infeksi Clamidia
Profilaksis yang adekuat untuk neonatus terhada
konjungtifitis clamidia bersifat kompleks. Dari 12-25%
neonatus yang dilahirkan pervaginam pada ibu dengan infeksi
clamidia aktif akan beresiko mengalamai konjungtifitis.
c) Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi rutin pada semua BBL terhada hepatitis B
sebelum pulang dari rumah sakit sudah dianjurkan sejak
tahun 1991. Vaksin bebas thimerosal ini tidak terbukti
meningkatkan jumlah episode demam. Evaluasi sepsis, atau
gejala sisa neurologis yang merugikan.
d) Vitamin K
Suntikan ini dilakukan untuk mencegah penyakit
hemorogic bergantung vitamin K pada BBL. Pemberin dosis
tunggal Vit K 0,5-1 mg IM dalam waktu 1 jam setelah lahir.
2) Perawatan Rutin Neonatus
Menurut Cuningham (2012; h:625) , bahwa perawatan rutin
neonatus adalah :
a) Perawatan kulit
Setelah pelahiran, kelebihan verniks, darah, dan
mekonium, harus dibersihkan dengan lembut.Sisa verniks
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
73
mudah diserap dan hilang spenuhnya dalam waktu 24 jam.
Mand pertama harus ditunda sampai suhu neonatus stabil.
b) Tali pusat
Infeksi tali pusat yang serius kadang terjadi.
Organisme yang kemungkinan besar mengganggu adalah
stapilococusarieus escersia coli, dan streptokokus grup B.
Karena tunggal tali pusat dalam beberapa kasus seperti itu
kemungkinan tidak menunjukan tanda infeksi luar, maka
diagnosis aan sulit ditegaskan. Tindakan penceghan aseptik
yang ketat harus diamati dalam peraawatan langsung tali
pusat.
c) Pemberian makanan
Pemberian ASI ekslusif disarankan sampai 6 bulan.
Dibanyak rumah sakit,bayi muli menyusu di rumah bersalin.
Sebagian besar bayi baru lahir` tumbuh dengan baik jika
diberi makan pada intrval etiap 2 hingga 4 jam. BBL yang
kurang bulan atau dengan hambatan pertumbuhan
memerlukan pemberian makanan pada interval yang lebih
pendek.Dalam banyak contoh,interval 3 jam sudah cukup.
Jeda pada setiap pemberian makanan yang tepat bergantung
pada beberapa faktor, seperti kuantitas ASI, kesiapan
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
74
payudara untuk mengeluarkan ASI, dan kenginan kuat untuk
menyusui bayi.
d) Kehilangan Berat badan awal
Karena sebgian besar nenonatus sebenarnya hanya
menerima sedikit nutrisi pada 3 atau 4 hari pertama
kehidupan, mereka emakin kehilangan berat badan sampai
pemberian ASI lancar aau diberikan makanan lainnya. Bayi
kurang bulan relatif lebih banyak kehilangan berat badan dan
proses pemulihan berat badannya lebih lambat dari pada bayi
aterm. Bayi yang kecil untuk usia kehamilan namun sehat
mendapatkan berat badannya kembali lebih cepat ketika
disusui dibandingkan dengan yang lahir kurang bulan.
e) Tinja dan Urin
Untuk 2 atau 3 hari pertama setelah lahir, kolon berisi
mekonium lunak berwarna hijau kecoklatan. Mekonium
terdiri dari sel sel epitel deskuamasi dari traktus intestinal,
mukus, sel sel epidermis, dan lanugo yang tertelan bersama
cairan amnion. Warna yang khas dihasilkan dari pigmen
empedu. Selama janin hidup dan beberapa jam stelah lahir, isi
usus steril, tetapi bakteri dengan cepat berkolonisasi di usus
besar.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
75
f) Rawat Gabung
Model perawatan ini menempatkan bayi bayi baru lahir
diruangan yang sama dengan ibu, bukan ditempatkan perawata
khusus bayi. Disebut rawat gabung (Romiing in)
b. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Menurut Varney (2007; h:921) pemeriksaan fisik pada bayi
baru lahir adalah pada pendekatan dasar dalam melakukan
pemeriksaan selama pemeriksaan BBL, bidan menggunakan 4 teknik
dasar pmeriksaan fisik :Inpeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi
Pemeriksaan yang lengkap menggunakan tiga jenis evaluasi:
1) Pemerikaan antropomorfik
2) Evaluasi sistem organ
3) Evaluasi neurologis
Pemeriksan fisik pada BBL dirancang untuk menapis
adanya variasi dan malforasi fisik serta keseluruhan status
kesehatan BBL. Ada banyak perbedaan diantara komponen
pemeriksaan fisik untuk orang dewasa dan bayi bru lahir. Juga
ada banyak variasi minor pada fisik dan perilaku BBL yang
dianggap normal.
4) Pengukuran Antropomorfik
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
76
Bidan bertanggungjawab mengukur panjang dan lingkar
dada serta lngkar kepala bayi. Badan BBL memiliki penampilan
yang unik. Normalnya, lingkar kepala leih besar dari pada lingkar
daa, abdomen buncit, dan tonus fleksi. Pengukuran harus
dilakukan dengan cara standar. Panjang BBL paling akurat dikaji
jika kepala BBL terletak rata terhadap permukaan yang keras.
Kedua tungkai diluruskan dn kerta dimeja pemeriksaan diberi
tanda. Setelah BBL dipindahkan, bidan kemudin dapat mengukur
panjang bayi dalam satuan cm.
Lingkar kepala BBL diukur dari oksiput dan
mengelilingi kepala tepat diatas alis mata. Ukuran ini dapat
berubah pada minggu pertama kehidupan setelah pembengkakan
pada kepala berkurang. Lingkar dada diukur dibawh ketiak dan
melewati garis puting. Berat bayi harus dikaji diatas timbangan
dengan alas dintara bayi baru lahir dan timbangan.Timbangan
tersebur harus dikalibrasi untuk menyertakan berat alas. Tindakan
itu dapat mencegah kehilangan panas dan infeksi akibat
kontaminasi silang.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
77
Tabel 2.2 : Mean BB,Panjang, dan lingkar kepala BBL cukup bulan (Varney
(2007; h:921)
Usia Gestasi (minggu) Berat (gr) Panjang (cm) Lingkar kepala (cm)
38 minggu 3050 gr 48,3 cm 33,6 cm
39 minggu 3225 gr 49,0 cm 34,0 cm
40 minggu 3364 gr 49,5 cm 34,3 cm
41 minggu 3501 gr 50,2 cm 34,7 cm
42 minggu 3598 gr 50,5 cm 34,9 cm
5) Pemeriksaan Neurologis
Prosedur pengkjian reflek, saraf kranial, dan indera
khusus terintregasi dalam skema keseluruhan pemeriksaan
fisik . Namun, penting untuk memikirka secara seksama
tentang pemeriksaan neurologis sebagai indikator integritas
sistem saraf. Baik respon yang menurun (hipo ) maupun
yang meningkat (iper) merupakan penyebab masalah.
Respon yang menurun dapat muncul akibat tidak adanya
suatu saraf secara kongenital atau terhadap kerusakan pada
jalur sensorik maupun motorik. Respon yang menurun atau
meningkat terhadap stimulasi juga dapat merefleksikan
adanya defisit neurologis.
Selama pemeriksaan neurologis, bidan melakukan
pengkajian terhadap indra bayi baru lahir. Melihat,
mendengar, dan mencium dapat dievaluasi pada BBL.
Respon yang buruk atau tidak ada respon terhadap stimulasi
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
78
dapat mengindikasikan kerusakan pada saraf tersebut (
optikus, auditorius, atau olfaktorius).
Peran bidan mencakup memunculkan reflek reflek berikut,
ssebagai bagiandari pemeriksaan fisik :
a) Mata : Reflek pupil, reflek merah, reflek mata
boneke, reflek mata ngedip
b) Ekstremitas atas : Reflek genggam telapak tangan
c) Ekstremitas bawah : reflekpatel, reflek plantar , reflek
babynsky
d) Porso : membuka dan menutupnya anus, reflek leher
tonicknek
Sedangkan menurut Sondakh (2013; h:154) ada beberapa
reflek bayi baru lahir yaitu :
Tabel 2.3 : Reflek yang normal dan yang tidak normal (Sondakh,2013; h:154)
Reflek Respon Normal Respon Abnormal
Rooting
dan menghisap
BBL menolehkan kepala kearah
stimulus, membuka mulut, dan mulai
menghisap bila pipi, bibir, atau sudut
mulut bayi disentuh dengan jari atau
puting
Respon yang kemah atau tidak ada respon
terjadi pada prematuritas, penurunan atau
cedera neurologis, atau depresi sistem
syaraf pusat
Menelan BBL menelan berordinasi dengan
menghisap bila cairaan ditaruh
dibelakang lidah
Muntah, batuk atau regurgitasi cairan
dapat terjadi kemungkinan berhubungan
dengan sianosis sekunder karena
prematuritas, defisit neurologis, atau
cidera terutama terlihat setelah larinoskopi
Moro Ekstensi simestris bilateral dan abduksi
seluruh ekstremtas, dengan ibu jari dan
jari telunjuk membentuk huruf C diikuti
dengan abduksi ekstremitas dan kembali
Respon asimetris terlihat cedera saraf
perifer (pleksus brakialis) atau faktur
klafikula atau fraktur fraktur tulang
panjang lengan atau kaki
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
79
ke fleksi rileks jika posisi bayi berubah
tiba tiba atau jika bayi diletakan
terlentang pada permukaan yang datar
Reflek tonik leher
atau fencing
Ekstremitas pada satu sisi dimana saat
kepala ditolehkan akan ekstensi, dan
ekstremitas yang berlawanan akan fleksi
bila kepala bayi di tolehkan kesatu sisi
selagi beristirahat
Respon persiste setelah bulan keempat
dapat menandakan cedera neurologis.
Respon menetap tampak pada cedera SSP
dan gangguan neurologis
Terkejut Bayi melakukan abduksi dan fleksi
seluruh ekstremitas dan dapat mulai
menangis bila mendapat gerakan
mendadak atau suara keras
Tidak ada respon dapat menandakan
defisit neurologis atau cedera. Tidak
adanya respon secara lengkap dan
konsisten terhadap bunyi keras dapat
menandakan ketulian. Respon dapat
menjadi tidak ada atau berkurang selama
tidur malam
Palmar grasp Jari bayi akan melekuk disekeliling
benda dan menggenggamnya seketika
bila jari diletakan ditangan bayi
Respon ini berkurang terjadi pada
prematuritas. Tidak ada respon yang
terjadi pada defisit neurologis yang berat
Babinsky Jari jari kaki bayi akan hiperekstensi dan
terpisah seperti kipas dari dorsofleksi ibu
jari kaki bila satu sisi kaki digosok dari
tumit keatas melintasi bantalan kaki
Tidak ada respon yang terjadi pada defisit
SSP
c. Jadwal kunjungan Neonatal
Kunjungan neonatus (KN) Dilakukan sejak bayi usia satu hari
sampai usia 28 hari.
1) KN 1 Dilakukan pada umur 6-48 jam (Profil kesehatan indonesia
2014;h.110).
2) KN 2 dilakukan pada umur 3-7 hari (Profil Kesehatan Indonesia
2014; h.110).
3) KN 3 dilakukan pada umur 8-28 hari (Profil kesehatan Indonesia
2014;h.110)
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
80
4. NIFAS
a. Definisi
Periode pascapartum adalah masa dari kelahiran plasaenta dan
selaput janin (menandakan ahir periode intrapartum) hingga kembalinya
traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil.Periode ini juga
disebut juga puerperium , dan wanita yang mengalami puerperium
disebut puerpera. Periode pemulihan pascapartum berkisar sekita enam
minggu. (Varney,2007; h: 958)
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Sarwono, 2010;
h.356).Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai
dari persalinan selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti
prahamil. Lamanya masa nifas yaitu 6 – 8 minggu. (Roestam Mochtar,
2012; h:87).
Masa Nifas (puerperium) adalah Masa yang dimulai setelah
plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-
kira 6 Minggu. (Sulistyawati, 200; h:1)
b. Perubahan Fisiologis Nifas (Varney, 2007; h:958).
1) Uterus
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
81
Involusi uterus meliputi reorganisasi dan mengeluarkan
desidua / endometrium dan eksfoliasi tempat perlekatan plasenta
yang ditandai dengan penurunan ukuran dan berat serta perubahan
pada lokasi uterus juga ditandai dengan warna dan jumlah lokia.
Menyusui akan mempercepat proses involusi. Regenerasi
endometrium lengkap pada tempat perlekatan plasenta memakan
waktu hampir enam minggu. Pertumbuhan endometrium ini
membuat pembuluh darah yang mengalami pembekuan pada
tempat perlekatan tersebut rapuh sehingga meluruh dan dikeluarkan
dalam bentuk lokia.
Tabel 2.4 Tinggi fundus uteri, berat uterus menurut masa involusi
Involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba diatas simfisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal
Sumber: Roestam Mochtar, 2012; h:87.
1) Lokea adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar melalui
vagina selama puerperium. Karena perubahan warnanya, ada lokia
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
82
rubra (mengandung darah dan jaringan desidua), serosa (warnanya
lebih pucat dari rubra), alba (merah muda, kuning atau putih).
2) Vagina dan Perineum, segera setelah pelahiran, vagina tetap terbuka
lebar, mungkin mengalami beberapa derajat edema dan memar, dan
celah pada introitus. Setelah satu hingga dua hari pertama
pascapartum, tonus otot vagina kembali, celah tidak lagi lebar /
edema dan dinding vagina lunak.
3) Payudara. Laktasi dimulai pada semua wanita dengan perubahan
hormon saat melahirkan. Dapat mengalami kongesti payudara
selama beberapa hari pertama pascapartum karena tubuhnya
mempersiapkan untuk memberikan nutrisi kepada bayi. Wanita yang
menyusui berespons terhadap menstimulus bayi yang disusui akan
terus melepaskan hormon dan stimulasi alveoli yang memproduksi
susu.
4) Tanda – tanda vital.
(a) Tekanan darah mengalami peningkatan sementara tekanan darah
sistolik dan diastolik, kembali secara spontan ke tekanan darah
sebelum hamil selama beberapa hari .
(b) Suhu maternal kembali normal dari suhu yang sedikit meningkat
selama periode intrapartum dan stabil dalam 24 jam pertama
pascapartum.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
83
(c) Nadi meningkat selama persalinan akhir, kembali normal setelah
beberapa jam pertama pascapartum.
(d) Pernapasan normal selama jam pertama pascapartum. Napas
pendek, cepat, atau perubahan lain memerlukan evaluasi adanya
kondisi – kondisi seperti kelebihan cairan, eksaserbasi asama dan
embolus paru.
5) Perubahan fisik lain.
(a) Sistem renal yang meregang dan dilatasi selama kehamilan,
kembali normal pada akhir minggu keempat pascapartum.
(b) Penurunan berat badan rata – rata 12 pon (4,5 kg) pada waktu
melahirkan.
(c) Perubahan gastrointestinal, wanita akan merasa lapar mulai satu
atau dua jam setelah melahirkan. Konstipasi kemungkinan terjadi
masalah pada puerperium awal karena kurangnya makanan padat
dan menahan defekasi.
(d) Dinding abdomen. Striae gravidarum tidak dapat dihilangkan
secara sempurna, tetapi dapat berubah menjadi garis putih
keperakan yang halus setelah periode beberapa bulan. Dinding
abdomen lunak setelah pelahiran karena dinding ini meregang
selama kehamilan.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
84
(e) Perubahan hematologi. Hemoglobin, hematokrit, dan hitung
eritrosit sangat bervariasi dalam puerperium awal sebagai akibat
fluktuasi volume darah, volume plasma, dan kadar volume sel
darah merah. Kadar ini dipengaruhi oleh status hidrasi wanita
saat itu, volume cairan yang ia dapat selama persalinan, dan
reduksi volume darah total normal wanita dari penigkatan kadar
volume darah selama kehamilan. Faktor ini menyebabkan
kehilangan darah sedikitnya dua hingga empat hari pascapartum
d. Tahapan Masa Nifas
a) Puerperium dini yaitu kepulihan saat ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan – jalan. Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan
boleh bekerja setelah 40 hari.
b) Puerperium intermediat, yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat
genitalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
c) Puerperium lanjut, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
kembali sehat sempurna, terutama jika selama hamil atau sewaktu
persalinan timbul komplikasi. Waktu untuk mencapai kondisi sehat
sempurna dapat berminggu – minggu, bulanan, atau tahunan
(Roestam Mochtar, 2012; h:87).
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
85
e. Proses Adaptasi Psikologis Masa Nifas
Menurut Sulistyawati (2009; h:87) proses adaptasi psikologis ada
beberapa tahap diantaranya :
1) Periode taking in
a) Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada
umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada
kekhawatiran pada tubuhnya.
b) Ia akan mengulang ulang menceritakan pengalaman melahirkan.
c) Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mengurangi gangguan
kesehatan akibat kurang istirahat.
d) Peningkatan nutrisi dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan dan
penyembuhan luka, serta persiapan proes laktasi aktif.
e) Dalam memberikan asuhan, bidan harus dapat memfasilitasi
kebutuhan psikologis ibu. Pada tahap ini bidan dapat menjadi
pendengar yang baik
2) Periode taking hold
a) Periode ini berlangsung pada hari ke2-4 post partum
b) Ibu menjadi perhatian pada kemampuannya menjadi orang tua
yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi.
c) Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, BAB,
BAK, kekuatan dan ketahanan tubuhnya.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
86
d) Ibu berusaha keras untuk menguasai ketrampilan perawatan pada
bayi
e) Pada masa ini ibu biasanya agak sensitif dan merasa tidak mahir
dalam melakukan hal hal tersebut
f) Pada tahap ini bidan harus tanggap terhadap kemungkinan
perubahan yang terjadi
g) Tahap ini merupakan waktu yang tepat bagi bidan untuk
memberikan bimbingan cara perawatan bayi
3) Periode letting go
a) Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang kerumah. Periode
ini pun sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang
diberikan oleh keluarga.
b) Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi dan ia
harus beradaptasi dengan segala kebutuhan bayi yang sangat
bergantungn padanya. Hal ini menyebabkan berkurngnya hak ibu,
kebebasan, dan hubungan sosial.
c) Depresi pos partum uumumnya terjadi pada periode ini.
Selain dari ketiga fase tersebut hal yang dapat dialami oleh ibu
nifas adalah :
4) Post Partum Blues
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
87
Fenomena pasca partum awal atau baby blues merupakan
sekuel umum kelahiran bayi biasanya terjadi pada 70% wanita.
Penyebabnya ada beberpa hal, antara lain lingkungan tempt
melahirkan yang krang mendukung, perubahan hormon yang cepat,
dan keraguan terhadap peran yang baru. Pada dasarnya, tidak satupun
dari ketiga hal tersebut termmasuk penyebab hal yang konsisten.
Faktor penyebab biasanya merupakan kombinasi dari berbagai faktor,
termasuk adanya gangguan tidur ang tidak dapat dihindari oleh ibu
selama masa masa awal menjadi ibu.
5) Kesedihan dan Duka Cita
Dalam hal in duka cita dibagi dalam tiga tahap antara lain :
a) Tahap syok
Tahap ini merupakan tahap awal dari kehilangan
b) Tahap penderitan (fase realitas)
Tahap ini merupakan penerimaan terhadap fakta kehilangan
dan upaya penyesuaian terhdap realitas yang harus ia lakukan
terjadi selama periode ini
c) Tahap Resolusi (fase menentukan hubungan yang bermakna)
Selama periode ini, orang yang berduka menerima kehilangan,
enyesuaian telah komplek, dan individu kembali pada fungsinya
secara penuh.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
88
f. Perawatan Ibu pada Masa Nifas
Menurut Wiliams (2012; h: 683) mengatakan bahwa perawatan pada
masa nifas adalah sebagai berikut :
1) Ambulasi awal
Ibu turun dari tempat tidur dalam beberapa jam setelah
pelahiran. Pendamping pasien harus ada selama paling kurang
pada jam pertama , mungkin saja ibu mengalami sinkop.
Keuntungan ambulasi awal yang terbukti mencakup komplikasi
kandung kemih yang jarang terjadi dan yang lebih jarang lagi,
konstipasi. Ambulasi awal telah menurunkan frekuensi
trombosisi vena puerperal dan embolisme paru.
2) Perawatan Perineal
Ibu diberitahu untuk membersihkan vulva dari anerior
ke posterior dari vulva kearah anus. Aplikasi kantung es
keperinium dapat membantu mengurangi edema dan
ketidaknyamanan selama beberapa jam pertama jika terdapat
laserasi atau episiotomi. Sebagian besar wanita juga reda nyeri.
Nya dengan pemberian semprotan anastesi lokal. Perasaan yang
sangat tidak nyaman biasanya menandakan suatu masalah,
seperti hematoma dalam hari pertama atau lebih, dan infeksi
setelah hari ketiga atau ke empat.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
89
3) Fungsi kandung kemih
Pengisian kandung kemih setelah pelahiran dapat bervariasi.
Pada sebagian besar unit, cairnan intravena diinfuskan slama
persalinan dan satu jam setelah pelahiran. Oksitosin dalam
dosisi yang berefek antidiuretik, sering diinfuskan pasc partum,
dan sering terjadi pengisian kandung kemih. Sealain itu, baik
sensasi kandung kemi maupun kemampuan untuk
mengosongkan kandung kemih secara spontan dapat berkurang
karena analgesi lokal maupun umum, episiotomi, atau laserasi,
dan karna pelahiran yang dibantu alat. Jadi, retensi urin dengan
distensi berlebihan kandung kemih sering terjadi ada awal nifas.
g. Komplikasi yang terjadi selama masa nifas
Menurut Varney (2012; h:691) bahwa ada beberapa komplikasi
yang terjadi selama masa nifas yaitu :
1) Demam Nifas
Terdapat jumlah faktor yang dapat menyebabkan
demam suhu 38,0 derajat celcius atau lenih tinggi pada masa
nifas. Sebagian besar demam persisten setelah kelahiran bayi
disebabkan oleh infeksi saluran genital. Harus ditekan bahwa
kenaikan suhu mencapai 39 derajat celcius atau lebih yang
terjadidalam 24 jam pertama pasca partum dapat disebabkan
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
90
oleh infeksi pelvis virulen oleh streptococcus grup A. Penyebab
umum demam nifas lainnya adalah pembengkakan payudara
dan pielonevritis atau kadang kadang komplikasi respiratorik
setelah bedah caesar .
2) Infeksi Uterus
Infeksi uterus pasca partum sering disebut dengan
berbagai macam nama, yaitu endometritis, endomeotritis, dan
endopaarametritis, karena infeksi tidak hanya mengenai desidua
melainkan juga meometrim dan jaringan parametrial.
a) Faktor Prediposisi
(1) Pelahiran pervaginam
Dibandingkan dengan bedah caesar, metritis yang
terjadi setelah pelahiran pervginam relatif jarnag
terjadi. Ibu ibu yang melahirakan pervaginam di
parkland hospital mempunyai 1 sampai 2% insiden
metritis. Ibu yang beresiko tinggi mengalami infeksi
disebebkan oleh pecah ketuban, persalinan lama, dan
pemeriksaan pembukaan serviks berulang, mempunyai
5-6 % insiden metritis aetelah pelahiran pervaginam.
Dan manul plasenta meningkatkan angka metritis
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
91
puerperal tigkali lipat dalam penelitian yang dilakukan
oleh baksu dkk (2005).
(2) Bedah Caesar
Profilaksis antimikrobian peioperatif dosis
tunggal hampir diberikan secara rutin pda bedah sesar .
Profilaksis antimikroba dosis tunggal itu telah banyak
berperan mengurangi insiden dan keparahan infeksi
pasca bedah casar di banding tindakan lain dlaam 30
tahun terahir ini.
(3) Bakteriologi
Sebagian besar infeksi pelvi wanita
disebabkan oleh bakteri yang hidup disaluran
reproduksi wanita. Dalam dekade terahir, terdapat
laporan laporan steptococcus B-Hemolitik grup A
menyebabkan sindrom seperti syok tosik dan infeksi
yang membahayakan nyaawa( aronoff dan mulla,2008).
h. Kunjungan Ibu Nifas (Dewi Vivian, 2013; h:94-95)
Kunjungan 1 (Hari ke-1 sampai hari ke- 7)
1) Pemberian ASI; bidan mendorong pasien untuk memberikan
ASI secara eksklusif, cara menyatukan mulut bayi dengan
puting susu, mengubah-ubah posisi, mengetahui cara memras
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
92
ASI dengan tangan seperlunya atau dengan metode-metode
untuk mencegah nyeri puting dan perawatan puting.
2) Perdarahan, bidan mengkaji warna dan banyaknya atau jumlah
semestinya, adakah tanda-tanda perdarahan yang berlebihan,
yaitu nadi cepat dan suhu naik.uterus tidak keras dan TFU
menaik. Kaji pasien apakah bisa masase uterus dan ajari cara
masase uterus agar uterus bisa mengeras. Periksa pembalut
untuk memastikan tidak ada darah berlebihan.
3) Involusi uterus: bidan mengkaji involusi uterus dan beri
penjelasan kepada pasien involusi uterus.
4) Pembahasan tentang kelahiran; kaji perasaan ibu dan adakah
pertanyaan tentang proses tersebut.
5) Bidan mendorong ibu untuk memperkuat ikatan batin antara
ibu dan bayi (keluarga), pentingnya sentuhan fisik,
komunikasi, dan rangsangan.
6) Bidan memberikan penyuluhan mengenai tanda-tanda bahaya
baik bagi ibu maupun bayi dan rencana menghadapi keadaan
darurat.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
93
Kunjungan II ( Hari ke-8 sampai hari ke-28)
1) Diet : bidan memberika informasi mengenai makanan yang
seimbang, banyak mengandung protein, makanan berserat dan
air sebanyak 8-10 gelas per hari untuk mencegah komplikasu.
2) Kebersihan/ perawatan diri sendiri; bida menganjurkan pasien
untuk menjaga kebersihan diri, terutama puting susu dan
perineum
3) Senam : bidan mengajarkan senam kegel, serta senam perut
yang ringan tergantung pada kondisi ibu dan tingkay diastatis
4) Kebutuhan akan istirahat: bidan menganjurkan untuk cukup
tidur ketika bayi sedang tidur.
5) Bidan mengkaji adanya tanda-tanda post partum blues
6) Keluarga Berencana : pembicara awal tentang kembalinya
masa subur dan melanjutkan hubungan seksual setelah selesai
masa nifas, kebutuhan akan pengendalian kehamilan.
7) Tanda-tanda bahaya : bidan memberitahu kapan dan
bagaimana menghubungi bidan jika ada tanda-tanda bahaya,
misalnya pada ibu dengan riwayat preeklamsi atau risiki
eklamsia.
8) Perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
94
Kunjungan III ( Hari ke -29 sampai ke- 42)
Meskipun puerperium berakhir sekitar enam minggu,
kebanyakan ahli meyakini bahwa untuk menunjukan lamanya
waktu yang digunakan saluran reproduksi wanita untuk kembali ke
kondisi tidak hamil dimungkinkan untuk dilakukan evaluasi
normalitas dan akhir puerperium pada minggu keempat
pacapartum.
5. Keluarga Berencana
a. Pengertian
Menurut Varney (2007; h:414) bahwa Kemampuan untuk
membantu wanita atau pasangan suami istri lebih efektif dalam
keluarga berencana dapat meningkat atau terhambat oleh perasaan dan
sikap bidan terhadap hal hal berikut karena keterkaitannya dengan
keluarga bersama:
1) Jenis kelamin dan seksualitas
2) Agama
3) Ras/etik
4) Status ekonomi
5) Status pernikahan
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
95
Sebelum menetapkan metode kontrasepsi, individu atau
pasangan suami istri, mula mula harus memutuskan apakah mereka
ingin menerapkan program keluarga berencana.
Menurut Varney (2007; h:416) bahwa penentuan efektifitas suatu
metode kontrasepsi yang didasarkan pada perbandinganpenurunan
dengan kemungkinan konsepsi setiap bulan. Karena tidak mungkin
menentukan proporsi wanita yang akan mengalami keamilan jika mereka
tidak menggunakan metode kontrasepsi dibawah pengawasan, sangat
sulit untuk mengukur efektifitas metode konrasepsi secara langsung.
Namun angka kegagalan atau kemungkinannya dapat dihitung. Dua
faktor utama yang mempengaruhi kemungkinan bahwa suatu metode
kontrasepsi akan gagal untuk melindungi individu yang menggunakan
kontrasepsi adalah :
1) Kecenderungan keberhasilan metode itu sendiri jika digunakan
secara konsistensi dan benar.
2) Faktor manusia, termasuk motifasi, kemampuan untuk menggunakan
suatu metode, pnggunaan yang tidak konsisten, dan penggunaan
secara benar, tetapi tidak konsisten.
b. Tujuan KB
Sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 87 Tahun 2014 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
96
Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, Dan Sistem Informasi
Keluarga, program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu
strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi
4T; terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), terlalu sering
melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (di
atas usia 35 tahun). Selain itu, program KB juga bertujuan untuk
meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram,
dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan
kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.
KB merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak,
serta perempuan. Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan,
dan cara-cara bagi laki-laki dan perempuan untuk dapat merencanakan
kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa tahun jarak
usia antara anak, serta kapan akan berhenti mempunyai anak (Profil
kesehatan Indonesia, 2014; h.101).
c. Syarat kontrasepsi
Kontrasepsi hendaknya memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya
2) Tidak ada efek samping yang merugikan
3) Tidak mengganggu hubungan seksual
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
97
4) Cara penggunaannya sederhana
5) Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama
pemakaiannya
6) Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas
7) Dapat diterima oleh pasangan suami istri (Rustam Mochtar, 2012;
h:195).
d. Jenis KB
1) Metode Tradisional (Varney. 2007; h:413).
a) Douce. Atau douching membersihkan daerah vagina dengan cara
menyemprotkan zat pembersih vagina setelah senggama. Namun
angka keberhasilan metode ini sangat rendah karena metode ini
keliru. Saat ejakulasi sprema masuk ke dalam vagina sampai ke
tulang serviks atau saluran serviks, dan mustahil penyemprotan
hingga ke daerah tersebut.
b) Koitus Interuptus. Atau menarik kembali pada saat pria merasa
akan ejakulasi. Angka keberhasilan cukup tinggi tergantung
pengendalian diri yang ideal pada pria. Namun pria sering kali
menganggap metode ini menghambat kepuasan seksual.
2) Metode Keluarga Berencana Alami (Varney. 2007; h:423).
a) Metode kalender: hanya dapat memprediksi kapan masa subur
wanita dalam siklus menstruasinya sehingga kemungkinan besar
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
98
bisa hamil. Perkiraan ini didasarkan pada waktu ovulasi seperti
yang ditetapkan berdasarkan perhitungan kalender, yang dibuat
dari riwayat menstruasi selama 8 sampai 12 siklus menstruasi.
b) Metode lendir serviks: didasarkan pada pengenalan perubahan
lendir serviks selama siklus menstruasi, yang menggambarkan
masa subur dalam siklus dan waktu fertilitas maksimal dalam
masa subur.
c) Metode suhu basal tubuh: mendeteksi kapan ovulasi terjadi
dengan peningkatan suhu tiba – tiba satu hingga dua hari.
d) Metode gejala suhu: mengamati lendir serviks dan perubahan suhu
basal pada masa ovulasi atau masa subur wanita.
e) Metode amenore laktasi: kehamilan jarang terjadi selama enam
bulan pertama setelah melahirkan di antara wanita menyusui.
Ovulasi dapat dihambat oleh kadar prolaktin yang tinggi. Dan
wanita yang belum mengalami perdarahan pervaginam setelah 56
ari pascapartum.
3) Metode barier
a) Macamnya
(1) Kondom
Merupakan suatu alat kontrasepsi berupa sarung
dari karet yang diselubungkan ke organ intim pria, yang
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
99
berkerja dengan cara mencegah sperma bertemu dengan sel
telur sehungga tidak terjadi pembuahan (Irianto, Koes.
2014; h: 209).
(2) Diagfragma
Merupakan kan alat kontrasepsi berupa diafragma
(cap) jarang dipakai di indonesia, karena memerlukan
dokter atau bidan unuk memasangnya. Diafragma terbuat
dari karet yang berbentuk karet dipakai untuk menutupi
serviks, gunanya untuk mencegah masuknya mani ke dalam
serviks (Irianto, Koes. 2014; h:229)
b) Cara kerjanya
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel
telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang
dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke
dalam saluran reproduksi perempuan (Irianto, Koes. 2014; h: 216)
c) Manfaat kontrasepsi
(1) Efektif bila digunakan dengan benar
(2) Tidak mengganggu produksi ASI
(3) Tidak mengganggu kesehatan klien
(4) Tidak mempunyai pengaruh sistemik
(5) Murah dan dapat dibeli secara umum
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
100
(6) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
(7) Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya
harus ditunda.
(8) Dapat mencegah penularan penyakit
(9) Mudah dipakai sendiri
(Irianto, Koes. 2014; h:216)
d) Keterbatasan
(1) Efektivitas tidak terlalu tinggi
(2) Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan
kontrasepsi
(3) Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi
sentuhan langsung)
(4) Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk
mempertahankan ereksi
(5) Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat
umum
(6) Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan
masalah dalam hal limbah..
(Irianto, Koes. 2014; h:217)
4) Kontrasepsi hormonal
a) Pil kombinasi
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
101
(1) Definisi
Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat
kontrasepsi hormonal yang berupa obat pil yang dimasukan
melalui mulut (diminum) berisi hormon estrogen dan atau
progesteron (Irianto Koes ,2014; h:264)
(2) Efek samping
Meningkatnya nafsu makan, kemudian muka muncul
jerawat (Varney,2007; h:467)
(3) Kekurangan
Pil harus harus diminum setiap hari, kurang cocok
bagi wanita yang pelupa, motivasi harus diberikan secara
lebih intensif (Rustam mochtar,2012; h:204)
(4) Keuntungan
Tidak mengganggu hubungan seksual, pemakaian pil
dapat hamil lagi jika dikehendaki kesuburan dapat
kembalibdengan cepat
(Rustam mochtar,2012; h:204)
(5) Indikasi
Indikasi dari metode ini adalah bagi wanita yang
haidnya tidak teratur, haid terlambat (Rustam mochtar,2012;
h:207)
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
102
(6) Kontra indikasi
Kontra indikasi metode ini adalah bagi wanita yangb
tidak rajin meminum pil setiap hari, wanita yang mempunyai
tekanan darah tinggi(Rustam mochtar,2012; h:206)
b) Kontrasepsi Suntikan
(1) Definisi
Kontrasepsi yang penggunaannya dilakukan dengan
suntikan (Rostam mochtar,2012; h:209).
(2) Evektifitas
Evektivitas depo provera tinggi, cara pemberiannya
sederhana, cukup, kesuburan dapat kemali setelah beberapa
lama dan cocok untuk ibu yang sedang menyusui bayinya,
angka kegagalan adalah 0-0,8 (Rostam mochtar,2012;
h:209)
(3) Mekanisme kerja komponen progesteron atau derivat
testosteron adalah:
Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga
tidak terjadi pelepasan ovum, mengentalkan lendir serviks
sehingga sulit ditembus spermatozoa, mengganggu
peristaltik tuba falopi sehingga konsepsi dihambat,
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
103
mengubah suasana endrometrium sehingga tidak sempurna
untuk implantasi hasil konsepsi (Manuaba,2010; h:601)
(4) Keuntungan
Pemberiannya sederhana setiap 8-12 minggu, tingkat
evektifitas tinggi, hubungan seks dengan suntik KB bebas,
pengawasan medis yang ringan, dapat diberikan pasca
persalinan, pasca keguguran atau pascamenstruasi, tidak
mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi
(Manuaba,2012; h:601)
(5) Kerugian
Perdarahan yang tidak membantu, terjadi
amenorhea(tidak datang bulan) berkepanjangan, masih
terjadi kemungkinan hamil(Manuaba,2010; h:601)
(6) Indikasi
Wanita dari semua usia subur atau paritas yang
menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan
lagi, sedang dalam masa nifas dan sedang menyusui (6
minggu atau lebih masa nifas), pasca aborsi(Sri
handayani,2010; h:112)
(7) Kontraindikasi
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
104
Kehamilan(diketahui atau dicurigai), riwayat kanker
payudara, perdarahan genetalia yang tidak diketahui asal
mulanya, riwayat stroke(CVA) atu penyakit
tromboembolik, riwayat gagal atau penyakit hati(
Varney,2012; h:481)
(8) Cara pemberian
Setelah persalinan dapat diberikan KB pada hari ke
3-5 postpartum, atau sesudah air susu ibu berproduksi, atau
sebelum ibu pulang dari rumah sakit, atau 6-8 minggu
pascapersalinan, asal di pastikan bahwa ibu tidak hamil
aytau belum melakukan koitus.Pada pasca keguguran, dapat
diberikan segera setelah kuretase atau sewaktu ibu hendak
pulang dari rumah sakit asl ibu belum hamil lagi. Dalam
masa interval diberikan pada hari 1-5 haid
(Rostam mochtar,2012; h:209).
c) Implant
(1) Definisi
Salah satu bentuk kontrasepsi yang berupa susuk
yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon,
dipasang pada lengan atas (Sri handayani,2012 h:116).
(2) Efektivitas
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
105
Mempunyai angka kegagalan kumulatif yang
terendah di antara semua cara kontrasepsi yang reversible.
(Rustam mochtar,2012; h:210)
(3) Keuntungan
Dipasang selama 5 tahun, kontrol medis ringan,
dapat dilayani di daerah pedesaan, penyulit medis tidak
terlalu tinggi, biaya murah (Manuaba,2012; h:603).
(4) Kerugian
Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak
mendapat menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak
teratur, berat badan bertambah, menimbulkan acne,
ketegangan payudara, liang senggama terasa
kering(Manuaba,2010; h:603)
(5) Waktu pemasangan
Sewaktu haid berlangsung, setiap saat asal dilayani
klien tidak hamil, bila menyusui 6 minggu- 6 bulan pasca
persalinan, saat ganti cara metode yang lain, pasca
keguguran.
( Sri handayani,2010; h:112)
1) Kontrasepsi Nonhormonal
AKDR atau alat kontrasepsi dalam Rahim (Irianto, Koes. 2014)
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
106
a) Waktu penggunaan: setiap waktu haid mulai hari ketiga, sesudah
melahirkan, pemasangan dini 2-4 hari setelah persalinan,
pemasangan biasa 40 hari sesudah persalinan, sesudah
mengalami keguguran, sesudah haid sampai dengan hari ke 10
dihitung dari hari pertama, pemeriksaan sebelum pemasangan.
Cara kerja:
(1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba
fallopi
(2) Mempengeruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum
uteri
(3) Mencegah sperma dan ovum bertemu dan juga lmplantasi
telur dalam uterus
b) Keuntungan:
(1) Efektifitasnya tinggi 0,6-0,6 kehamilan per 100 wanita
yang menggunakan AKDR (1 kegagalan dalam 125-170
kehamilan).
(2) Tidak mempengaruhi hubungan seksual dan meningkatkan
kenyamanan hubungan seksual
(3) Tidak ada efek samping hormonal
(4) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
(5) Dapat dipasang segera setelah melahirkan
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
107
(6) Dapat digunakan sampai menopause
(Irianto Koes,2014; h:187)
c) Kerugian:
(1) Bercak darah, kram abdomen sesaat setelah pemasangan
AKDR.
(2) Perubahan siklus haid, 3 bulan pertama akan berkurang, dan
selajutnya akan lebih lama dan banyak.
(3) Dismenorea terutama yang terjadi selama satu sampai tiga
bulan pertama setelah pemasangan AKDR
(4) .Dapat terjadi penyakit radang panggul
(Varney,2007; h :451)
2) Kontrasepsi Permanen
Metode permanen atau metode yang akan membuat seseorang
tidak bisa lagi memiliki anak untuk selamanya lewat suatu operasi..
Macam – macamnya:
a) Tubektomi (medik operasi wanita atau MOW) metode
kontrasepsi untuk perempuan dengan pengikatna dan pemotongan
saluran telur agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma.
(Irianto, Koes. 2014; h: 294)
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
108
b) Vasektomi: bedah untuk sterilisasi pria pengikatan dan
pemotongan saluran benih agar sprema tidak keluar dari buah
zakar. (Irianto, Koes. 2014; h: 296)
Tabel 2.5 Penapisan metode kontrasepsi hormonal
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih
2 Menyusui dan kurang dari 6 minggu paska salin
3 Perdarahan/ perdarahan bercak antara haid setalah senggama
4 Ikterus pada kulit atau sclera mata
5 Nyeri kepala hebat
6 Nyeri hebat pada betis atau gangue visual
7 Tekanan darah diatas 160 mmHg (sistolis) atau 90
mmHg (diastolic)
8 Massa atau benjolan pada payudara
9 Sedang minum obatobatan epilepsy
Tabel 2.6 Penapisan metode kontrasepsi AKDR No Pertanyaan Ya Tidak
1 Hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih
2 Klien (atau pasangan) mempunyai pasangan seks lain.
3 Infeksi Menular Seksual (IMS)
4 Penyakit radang panggl atau kehamilan ektopik
5 Haid banyak (>1-2 pemblut tiap 4 jam)
6 Haid lama(>8hari)
7 Disminorhoe berat yang membutuhkan analgetik atau
istirahat baring
8 perdarahan/ perdarahan bercak anatara haiid atau setelah
haid
9 Sejala penyakit jantung vascular atau konginital
Tabel 2.7 Penapisan metode kontrasepsi Tubektomi No Keadaan Klien Fasilitas Rawat Jalan Fasilitas Rujukan
1 Keadaan umum
(anamnesa dan
oemeriksaan fisik)
KU baik, tidak ada tanda
penyakit jantung, paru,
ginjal.
DM tidak terkontrol, riwayat
gangguan pembekuan darah,
ada tanda penyakit jantung,
paru atau ginjal
2 Keadaan emosi Tenang Cemas, takut
3 Tekanan darah <160/100 mmHg >160/100 mmHg
4 Berat badan 35-85 kg >85 kg;<35 kg
5 Riwayat operasi Bekas SC (tanpa perlekatan) Operasi abdomen,
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
109
abdomen/ panggul perlekatan atau terdapat
kelainan panggul
6 Riwayat radang
panggul, kehamilan
ektopik, apendiksitis
Pemeriksaan dalam normal Pemeriksaan dalam ada
kelainan
7 Anemia Hb ≥8 gr% Hb< 8 gr%
Tabel 2.8 Penapisan metode kontraepsi Vasektomi No Keadaa klien Fasilitas rawat jalan Fasilitas rujukan
1 Keadaan umum
(anamnesa dan
pemeriksaan fisik)
KU baik, tidak ada tanda
penyakit jantung, paru,
ginjal.
DM tidak terkontrol, riwayat
gangguan pembekuan darah,
ada tanda penyakit jantung,
paru atau ginjal
2 Keadaan emosi Tenang Cemas, takut
3 Tekanan darah <160/100 mmHg ≥160/100 mmHg
4 Infeksi atau kelainan
scrotum atau inguinal
Normal Tanda-tanda infeksi atau ada
kelainan
5 Anemia Hb ≥ 8 gr% Hg < 8 gr%
Sember: Sri Handayani, 2010 h: 37-39
B. Tinjauan Asuhan Kebidanan
1. Pendokumentasian asuhan kebidanan dengan cara 7 langkah Varney
Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan lingkup
praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.
Manajemen asuhan kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir
yang digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan secara
sistematis, mulai dari mengumpulkan data, menganalisis data, menegakkan
diagnosis kebidanan, menyusun rencana asuhan, melaksanakan rencana
asuhan, mengevaluasi keefektifan Penatalaksanaan rencana asuhan, dan
mendokumentasikan asuhan.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
110
Langkah-langkah manajemen kebidanan merupakan suatu proses
penyelesaian masalah yang menuntut bidan untuk lebih kritis di dalam
mengantipasi masalah. Manajemen kebidanan menurut varney ada 7 langkah,
yaitu:
Langkah I: Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian
dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk
mengevaluasi klien secara lengkap. data yang dikumpulkan
antara lain:
1. Keluhan klien
2. Riwayat kesehatan klien
3. Pemeriksaan fisik secara lengkap sesuai dengan kebutuhan
4. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
5. Meninjau data laboratorium. Pada langkah ini,
dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Pada langkah
ini, bidan mengumpulkan data dasar awal secara lengka.
Langkah II: Interpretasi Data Dasar
Kegiatan yang dilakukan adalah menginterpretasikan
semua data dasar yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan
diagnosis atau masalah. Diagnosis yang dirumuskan adalah
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
111
diagnosis dalam lingkup praktik kebidanan, perihal yang
berkaitan dengan pengalaman klien ditemuka dari hasil
pengkajian.
Langkah III: Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
berdasarkan rangkaian diagnosis dan masalah yang sudah
terindentifikasi. Berdasarkan temuan tersebut, bidan dapat
melkukan antisipasi agar diagnosis atau masalah tersebut tidak
terjadi. Selain itu, bidan harus bersiap-siap apabila diagnosis
atau masalah tersebut benar-benar terjadi.
Langkah IV: Identifikasi Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan
atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
Ada kemungkinan, data yang diperoleh memerlukan tindakan
yang harus segera dilakukan oleh bidan, sementara kondisi yang
lain masih bisa menunggu beberapa waktu lagi.
Langkah V: Perencanaan Asuhan yang Menyeluruh
Direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan
berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi hal yang sudah teridentifikasi
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
112
dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi
dilihat juga dari apa yang akan diperkirakan terjadi selanjutnya,
apakah dibutuhkan konseling dan apakah perlu merujuk klien.
Setiap asuhan yang direncanakan harus disetujui oleh kedua
belah pihak, yaitu bidan dan pasien.
Langkah VI: Penatalaksanaan
Melaksanakan rencana asuhan yang sudah dibuat pada
langkah ke-5 secara aman dan efisien. Kegiatan ini bisa
dilakukan oleh bidan atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika
bidan tidak melakukan sendiri, bidan tetap memikul tanggung
jawab untuk mengarahkan Penatalaksanaannya. Dalam situasi
ini, bidan harus berkolaborasi dengan tim kesehatan lain atau
dokter. Dengan demikian, bidan harus bertanggung jawab atas
terlaksananya rencana asuhan yang menyeluruh yang telah
dibuat bersama tersebut.
Langkah VII: Evaluasi
Dilakukan oleh bidan adalah:
a. Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah
diberikan, yang mencakup pemenuhan kebutuhan, untuk
menilai apakah sudah benar-benar terlaksana atau penuhi
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
113
sesuai dengan kebutuhan yang telah teridentifikasi dalam
masalah dan diagnosis.
b. Mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak
efektif untuk mengetahui mengapa proses manajemen ini
tidak efektif (Mangkuji, Betty 2012; h:2-6).
C. Standar Asuhan Kebidanan
Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses
pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai
dengan wewenang dan ruang lingkup prakteknya bedasarkan ilmu atau
kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau
masalah kebidanan, perencanaa, implementasi, evaluasi, dan pencatatan
asuhan kebidanan.
1. Standar I : Pengkajian
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
klien meliputi :
a. Data tepat, akurat dan lengkap
b. Terdiri dari Data Subjektif (hasil anamnesa: biodata, keluhan,
riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang sosial
budaya)
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
114
c. Data Objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan
pemeriksaan penunjang)
2. Standar II :Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan
Bidan menganalisa data yang diperolehpada pengkajian,
mengiterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan
diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.
Meliputi :
a. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur Kebidanan
b. Masalah dirumuskan dengan kodisi klien
c. Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara mandiri,
kolaborasi, dan rujukan
3. Standar III : Perencanaan
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan
diagnosa dan masalah yang ditegakkan.
Meliputi :
b. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan
kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan
secara komprehensif
c. Melibatkan klien/pasien dan atau keluargan
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
115
d. Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya
klien/keluarga
e. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan
klien berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa
asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien.
f. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,
sumber daya serta fasilitas yang ada.
4. Standar IV : Implementasi
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara
komprehesif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based
kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabiliitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi
dan rujukan.
Meliputi :
a. Memperhatikan keunikan klien sebagai makluk bio-psiko-
spiritual-kultural
b. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari
klien dan atau keluarganya (inform consent)
c. Melaksanakan tindakan asuan kebidanan berdasarkakn
evidence based
d. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
116
e. Menjaga privacy klien/pasien
f. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
g. Mengikuti perkembangan kondisi klien secra
berkesinambungan
h. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan
sesuai
i. Melakukan tindakan sesuai standar
j. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
5. Standar V : Evaluasi
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan
berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi
pasien.
Meliputi :
a. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan
asuhan sesuai kondisi klien
b. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien
dan/keluarga
c. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar indak lanjuti
d. Hasil valuasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi
klien/pasien
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
117
6. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, lengkap
dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan
dalam memberikan asuhan kebidanan.
Meliputi :
a. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan
pada formulir ang tersedia (Rekam Medis/KMS,Status
Pasien/buku KIA)
b. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP
c. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa
d. O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan
e. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah
kebidanan.
f. P adalah Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
Penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan
antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif;
penyuluhan, kolaborasi, evaluasi/follow up, dan rujukan
Kepmenkes RI Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
118
C. Aspek Hukum
1. Landasan hukum kewenangan bidan
Berdasarkan PEMENKES RI nomor 28/MENKES/PER/V/2017
tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
Kewenangan
Pasal 18 Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki
kewenangan untuk memberikan:
a) Pelayanan kesehatan ibu;
b) pelayanan kesehatan anak; dan
c) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
Pasal 19
(1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a
diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa
nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan.
(2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
pelayanan:
b. Konseling pada masa sebelum hamil;
c. Antenatal pada kehamilan normal;
d. Persalinan normal;
e. Ibu nifas normal;
f. Ibu menyusui; dan
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
119
g. Konseling pada masa antara dua kehamilan.
(3) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Bidan berwenang melakukan:
a. episiotomi;
b. pertolongan persalinan normal;
c. penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II;
d. penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
e. pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil;
f. pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;
g. fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu
eksklusif;
h. pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum;
i. penyuluhan dan konseling;
j. bimbingan pada kelompok ibu hamil; dan
k. pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran.
2. Standar Kompetensi Bidan
Diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:369/MENKES/SK/III/2007 hal 15
Kompetensi ke 1 Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
120
keterampilan dan ilmu - ilmu sosial, kesehatan
masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari
asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya,
untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
Kompetensi ke 2 Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap
budaya dan pelayanan menyeluruh dimasyarakat
dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan
keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan
kesiapan menjadi orang tua.
Kompetensi ke 3 Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi
untuk mengoptimalkan kesehatan selama
kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan
atau rujukan dari komplikasi tertentu.
Kompetensi ke 4 Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
tanggap terhadap kebudayaan setempat selama
persalinan, memimpin selama persalinan yang
bersih dan aman, menangani situasi kegawat
daruratan tertentu untuk mengoptimalkan
kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
121
Kompetensi ke 5 Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan
menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap
terhadap budaya setempat.
Kompetensi ke 6 Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai
dengan 1 bulan.
Kompetensi ke 7 Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
komprehensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan–
5 bulan).
Kompetensi ke 8 Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi
dan komprehensif pada keluarga, kelompok dan
masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
Kompetensi ke 9 Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita atau
ibu dengan gangguan sistem reproduksi.
(KEPMENKES RI, 2008; h:14).
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN..., Hermawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018