bab iii a. model penelitian dan...
TRANSCRIPT
34
Perancangan Awal yang meliputi Penyusunan Tes Acuan Patokan,
Pemilihan Media, dan Pemilihan Format
Gambar 3.1 Bagan Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran dari
Thiagarajan yang Sudah Dimodifikasi
BAB III
METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. Model Penelitian dan Pengembangan
Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS
yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan, Semmel, and
Semmel (Trianto, 2007). Model ini terdiri dari empat tahap pengembangan yaitu
Define, Design, Develop, dan Desseminate.Peneliti memilih model
pengembangan ini dikarenakan langkah penyusunan LKS hampir sama dengan
langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum.
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan dalam penelitian ini
digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.
Define
Analisis
Ujung Depan
Analisis
Siswa
Analisis
Tugas
Analisis
Konsep
Spesifikasi
Tujuan
Design
Revisi Draf I
(Draf II)
Develop
Penilaian Ahli
(Draf I)
Uji Coba
LKS
Produk Final
35
Pada penelitian tahap penelitian berhenti pada tahap develop. Tahap
disseminatetidak dilakukan karena penyebarluasan yang luas dan membutuhkan
banyak biaya. Karena keterbatasan biaya dan keterbatasan waktu, peneliti tidak
melakukan sampai ke tahap disseminate.
B. Prosedur Penelitian Pengembangan
1. Tahap Pendefinisian (Define)
Pada tahap pendefinisian, langkah pertama yang dilakukan adalah analisis
ujung depan dengan cara peneliti mewawancarai guru kelas V. Analisis ujung
depan digunakan untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan yang
terjadi dalam proses pembelajaran. Dari permasalahan inilah yang kemudian
dijadikan dasar dalam pengembangan bahan ajar LKS.
Langkah kedua yaitu analis siswa. Pada langkah ini, analisis siswa
dilakukan dengan kegiatan wawancara kepada guru kelas V. Dalam kegiatan
wawancara akan diperoleh gambaran karakteristik dari siswa, diantaranya adalah
keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan kemampuan akademik siswa
secara umum dalam proses pembelajaran subtema Tubuh Manusia.
Langkah yang ketiga yaitu analisis tugas. Analisis tugas terdiri dari
analisis terhadap Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) terkait materi
yang akan dimasukkan ke dalam LKS. Analisis tugas bertujuan untuk
mengidentifikasi materi apa saja yang akan dipelajari oleh peserta didik di dalam
LKS.
Analisis konsep berisikan analisis terhadap materi-materi dalam subtema
tubuh manusia yang akan dikembangkanan dalam LKS berbasis
36
kontekstual.Peneliti mengidentifikasi, merinci, dan menyusun secara sistematis
konsep-konsep yang relevan dengan materi.
Langkah terakhir pada tahap define adalah spesifikasi tujuan. Pada langkah
ini bertujuan untuk menentukan indikator pencapaian pembelajaran. Indikator
didasarkan atas analisis materi dan analisis kurikulum. Dengan menuliskan tujuan
pembelajaran, peneliti dapat mengetahui materi apa saja yang akan dimasukkan ke
dalam LKS, menentukan kisi-kisi soal, dan akhirnya menentukan seberapa besar
tujuan pembelajaran yang tercapai.
2. Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap ini dilakukan perancangan bahan ajar yang akan dikembangkan
yaitu perancangan LKS berbasis kontekstual. Berikut ini langkah-langkah
perancangan LKS berbasis kontekstual.
a. Penyusunan Tes Acuan Patokan
Penyusunan tes acuan patokan merupakan langkah awal yang
menghubungkan antara tahap define dan design. Tes disusun berdasarkan hasil
perumusan tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini menggunakan tes awal
(pretest) untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan tes akhir (post test) untuk
mengetahui perolehan belajar siswa setelah kegiatan pembelajaran berlangsung.
Tes ini merupakan suatu alat pengukur terjadinya perubahan tingkah laku dan
kemampuan pemahaman materi siswa setelah kegiatan belajar menggunakan
LKS.
b. Pemilihan Media
Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media pembelajaran
yang relevan dengan karakteristik materi dan sesuai dengan kebutuhan peserta
37
didik. Dalam penelitian ini, peneliti memilih LKS untuk dikembangkan.
Bersadarkan wawancara dengan guru, LKS membantu siswa untuk lebih
memahami materi. Namun masih ada beberapa materi yang kurang dipahami dan
di dalam LKS materi belum dikontekstualkan atau belum dikaitkan dengan dunia
nyata siswa.
c. Pemilihan Format
Pemilihan format dilakukan agar format yang dipilih sesuai dengan materi
pembelajaran. Pemilihan bentuk penyajian disesuaikan dengan bahan ajar yang
digunakan yaitu LKS. Pemilihan format dalam pengembangan dimaksudkan
dengan mendesain isi pembelajaran, pemilihan pendekatan, dan sumber belajar,
mengorganisasikan dan merancang isi LKS, membuat desain LKS yang meliputi
desain layout, gambar, dan tulisan.
3. Tahap Pengembangan (Develop)
Tahap pengembangan (deveop) dalam model 4-D berisi kegiatan realisasi
rancangan LKS. Dalam tahap perancangan, telah disusun kerangka LKS berbasis
kontekstual. Pada tahap pengembangan, kerangka yang masih konseptual tersebut
direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan.
Sebelum diuji coba, terlebih dahulu LKS berbasis kontekstual akan
dilakukan penilaian dari para ahli atau validasi oleh validator. Validator yang
dipilih adalah dosen dari Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang berkompeten dan
mengerti tentang LKS dan pembelajaran tematik dengan pendidikan minimal S2.
Para validator bertugas memberikan penilaian, saran, dan komentar untuk
menyempurnakan LKS berbasis kontekstual yang telah dirancang.
38
Setelah dilakukan validasi ahli kemudian dilakukan uji coba untuk
mengetahui efektivitas bahan ajar LKS dalam pembelajaran di kelas. Selanjutnya
guru dan siswa diberikan angket respon untuk mengetahui kepraktisan bahan ajar
LKS yang dikembangkan. Hasil yang diperoleh dari tahap ini berupa bahan ajar
LKS yang telah direvisi.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian adalah di SD
Muhammadiyah 04 Batu yang berada di Jl. Welirang No. 17 Sisir. Sedangkan
waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2017 pada semester genap
tahun ajaran 2016/2017.
D. Subjek Penelitian
Terdapat dua subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu subjek validitas
dan subjek uji coba. Subjek uji coba validitas yaitu validator yang bertugas
memberikan penilaian atau validasi terhadap LKS berbasis Kontekstual. Kriteria
validator yang dipilih yaitu dosen lulusan S2 dan berkompeten pada bidangnya.
Subjek implementasi LKS yaitu siswa kelas V SD Muhammadiyah 04 Batu tahun
ajaran 2016/2017.
Tabel 3.1Validator Penelitian dan Pengembangan LKS berbasis Kontekstual Validator Bidang Ahli
Bapak Ari Dwi Haryono, M. Pd Ahli LKS Ibu Dian Ika K, M. Pd Ahli Materi
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Dalam pelaksanaannya, penelliti menggunakan wawancara semi
terstruktur. Wawancara dilakukan peneliti kepada guru kelas V. Kegiatan
39
wawancara yang dilakukan peneliti untuk mengambil data awal tentang
karakteristik peserta didik, kemampuan peserta didik dalam memahami materi,
dan tentang penggunaan LKS di kelas.
2. Angket
Penggunaan angket dalam penelitian digunakan untuk uji validitas dan uji
kepraktisan. Angket uji validitas untuk memberikan penilain terhadap LKS oleh
validator. Sedangkan uji kepraktisan melalui angket respon guru dan angket
respon siswa.
3. Tes
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain one-Group Pretest-
Posttest Design, untuk mengetahui uji efektivitas. Desain ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Keterangan:
O1 = Nilai pretest (sebelum penggunaan LKS)
O2 = Nilai Posttest (setelah penggunaan LKS)
X = Perlakuan dengan menggunakan LKS terhadap variabel
4. Studi Dokumentasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan studi dokumentasi sebagai
pelengkap dalam penelitian yang berwujud gambar (foto). Melalui studi
dokumentasi dapat diketahui data lain yang mungkin tidak terdapat dalam
wawancara, angket, dan tes.
O1 X O2
40
F. Instrumen Penelitian
1. Pedoman Wawancara
Instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data awal sebagai studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan dalam proses pembelajaran.
Wawancara dengan guru kelas V bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang
dapat dijadikan landasan atas acuan dalam mengembangkan LKS berbasis
kontekstual.
2. Lembar Validasi
Lembar validasi digunakan untuk menentukan kevalidan dari suatu produk
yang dikembangkan yaitu LKS berbasis kontekstual. Validasi LKS dilakukan oleh
dua ahli yaitu ahli materi dan ahli LKS.
a. Lembar Validasi Ahli Materi
Lembar validasi ahli materi bertujuan untuk mendapatkan penilaian ahli
materi mengenai beberapa aspek penilaian materi di dalam LKS, diantaranya
adalah materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran. Berikut ini penjelasan
dari kisi-kisi diatas.
Tabel 3.2Kisi-Kisi Angket Validasi Materi
Aspek yang Dinilai
Indikator Jumlah Butir
Kelayakan Isi Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar 1 Kedalaman materi dengan kemampuan kognitif siswa 1 Kebenaran konsep yang disajikan 1 Kebermanfaatan LKS 1
Kebahasaan Kesesuaian dengan kaidah EYD Bahasa Indonesia 1 Efektifitas dan efisiensi bahasa 1
Kekontekstualan Keterkaitan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa.
1
Kemampuan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
1
Terdapat ringkasan atas materi yang akan dipelajari. 1 Materi dalam LKS bersifat
mengkonstruksi pengetahuan dan bukan proses menerima pengetahuan (Kontruktivisme).
1
Materi merangsang siswa untuk menemukan 1
41
pengetahuan sendiri (Inkuiri). Terdapat pertanyaan-pertanyaan yang mendorong,
membimbing, dan mengukur kemampuan berpikir siswa. 1
Terdapat tugas kelompok, dan materi merangsang siswa untuk berdiskusi (sharing) dengan teman-temannya.
1
Penyajian Kejelasan tujuan dan indikator pada LKS 1 Kelengkapan informasi 1 Penyajian materi memotivasi peserta didik. 1 TOTAL BUTIR 16
Sumber: Diadopsi dari Isnanto (2016)
b. Lembar Validasi Ahli LKS
Angket validasi LKS mengarah kepada penilaian dari aspek format LKS,
sampul, bahasa, dan isi yang terdapat dalam LKS berbasis kontekstual. Berikut
kisi-kisi angket validasi ahli bahan ajar.
Tabel 3.3Kisi-Kisi Angket Validasi LKS
Aspek yang Dinilai
Indikator Jumlah Butir
Format Kelengkapan identitas LKS 1 Sesuai dengan KD dan Indikator 1 Sistematis dengan kurikulum 1 Sampul Ilustrasi menggambarkan isi/materi ajar dalam LKS 1 Ukuran tulisan sampul menarik dan mudah dibaca 1 Terdapat subtema yang akan dibahas dan kelas 1 Desain Isi LKS Penempatan unsur tata letak konsisten berdasarkan pola 1 Terdapat judul kegiatan belajar, subjudul kegiatan belajar,
dan angka halaman/folio 1
Terdapat Ilustrasi dan keterangan gambar 1 Penempatan hiasan/ilustrasi sebagai latar belakang tidak
mengganggu judul, teks, angka halaman 1
Penempatan judul, subjudul, ilustrasi, dan keterangan gambar tidak mengganggu pemahaman
1
Tidak menggunakan terlalu banyak jenis huruf 1 Penggunaan variasi huruf (bold, italic, all capital, small
capital) tidak berlebihan 1
Ilustrasi isi mampu mengungkap makna/arti dari objek 1 Bentuk dari ilustrasi akurat dan proporsional sesuai dengan
kenyataan 1
TOTAL BUTIR 15
Sumber: Diadopsi dari Isnanto (2016)
3. Angket Respon Guru dan Respon Siswa (Kepraktisan)
Angket respon siswa merupakan angket yang diberikan kepada siswa
untuk mengetahui respon siswa terhadap bahan ajar LKS. Dalam angket respon
siswa terdapat beberapa pernyataan yang diberikan kepada siswa.
42
Tabel 3.4Indikator Respon Siswa
No. Indikator Jumlah Butir
1. Tampilan LKS berbasis kontekstual ini menarik. 1
2. LKS ini membuat saya lebih bersemangat dalam belajar subtema Tubuh Manusia.
1
3. Dengan menggunakan LKS ini dapat membuat belajar subtema Tubuh Manusia tidak membosankan.
1
4. Dengan adanya ilustrasi dapat memberikan motivasi untuk mempelajari materi di dalam LKS.
1
5. Penyampaian materi dalam LKS ini berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. 1 6. Materi yang disajikan dalam LKS ini mudah saya pahami 1
7. Penyajian materi dalam LKS ini mendorong saya untuk berdiskusi dengan teman yang lain.
1
8. LKS ini memuat latihan soal yang dapat menguji seberapa jauh pemahaman saya tentang materi yang terdapat dalam subtema Tubuh Manusia.
1
9. Kalimat yang digunakan dalam LKS ini jelas dan mudah dipahami. 1 10 Bahasa yang digunakan dalam LKS ini sederhana dan mudah dimengerti 1 11. Huruf yang digunakan sederhana dan mudah dibaca 1
TOTAL BUTIR 11
Sumber: Diadopsi dari Rahmi (2014)
Angket respon guru berisi pernyataan yang nantinya akan dijawab oleh
guru untuk mengetahui respon guru terhadap penggunaan bahan ajar LKS.
Berikut ini indikator angket respon guru.
Tabel 3.5Indikator Angket Respon Guru
No. Indikator Jumlah Butir
1. Tampilan halaman cover LKS menarik. 1
2. Judul LKS ditampilkan dengan jelas sehingga dapat menggambarkan isi LKS.
1
3. Pemilihan jenis huruf, ukuran serta spasi yang digunakan sesuai sehingga mempermudah siswa dalam membaca LKS.
1
4. Keberadaan gambar dalam LKS dapat menyampaikan isi materi. 1 5. Perpaduan antara gambar dan tulisan dalam LKS menarik perhatian. 1 6. LKS menggunakan bahasa yang komunikatif. 1 7. LKS menggunakan kalimat yang tidak menimbulkan makna ganda. 1 8. LKS menggunakan kalimat yang sederhana dan mudah dipahami siswa. 1
9. Petunjuk kegiatan-kegiatan dalam LKS jelas sehingga mempermudah siswa melakukan semua kegiatan yang ada dalam LKS.
1
10. Indikator pembelajaran pada LKS sesuai dengan KD. 1
11. Materi yang disajikan dalam LKS membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah diisyaratkan dalam indikator pencapaian kompetensi dasar.
1
12. LKS mendorong siswa untuk berdiskusi atau bekerja sama dengan orang lain dalam satu kelompok.
1
13. LKS membantu siswa dalam membuat hubungan antara pengetahuan yang didapat dengan kehidupan nyata siswa.
1
TOTAL BUTIR 13
Sumber: Diadopsi dari Rahmi (2014)
43
4. Lembar Tes
Lembar tes ini merupakan tes hasil belajar kognitif siswa. Lembar tes
berupa tes tulis yang berisi pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan materi.
Pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam lembar tes berupa soal isian dengan
pedoman penilaian yang sudah ditentukan. Keefektifan dapat dilihat dari berapa
banyak presentase siswa yang lulus KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang
telah ditentuka oleh sekolah yaitu 75.
G. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, kritik, dan saran dari
validator dan guru kelas V. Data kemudian diuraikan secara deskriptif kualitatif.
Hasil dari data wawancara, kritik, dan saran yang didapatkan dari validator dan
guru kelas digunakan sebagai patokan dalam perancangan LKS berbasis
kontekstual.
2. Teknik Analisis Data Kuantitaif
Data kuantitaif diperoleh dari data angket validasi ahli materi, validasi ahli
LKS, angket respon guru dan angket respon siswa.
a. Analisis Data Angket Validasi
Angket validasi dianalisis dengan skala Likert yang menggunakan skala 1
sampai 5 dengan pedoman penilaian seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 3.6Pedoman Penilaian Angket Validasi
Skala Kriteria terhadap LKS 1 Sangat Kurang 2 Kurang 3 Cukup
44
4 Baik 5 Sangat Baik
Penilaian data dari hasil penilaian validator dianalisis dengan rumus di
berikut ini :
Keterangan:
P = Presentase skor yang dicari (hasil dibulatkan menjadi bilangan bulat)
åx = Jumlah jawaban yang diberikan validator/pilihan yang terpilih
n = Jumlah skor maksimal atau ideal
Hasil analisis lembar validasi digunakan untuk mengetahui kelayakan LKS
yang dikembangkan dengan menggunakan interpretasi sebagai berikut.
Tabel 3.7Interpretasi Skor Angket Validasi (Sumber: Akbar, 2008: 155)
Skor yang diperoleh Kriteria terhadap LKS 81%<x≤100 Sangat valid 61%<x≤80% Valid 41%<x≤60% Kurang valid 21%<x≤40% Tidak valid 0%<x≤20% Sangat tidak valid
b. Analisis Data Respon Siswa dan Respon Guru (Kepraktisan)
Data yang diperoleh dari angket respon siswa dan angket respon guru
kemudian dianalisis untuk menguji kepraktisan tentang bahan ajar berupa LKS
yang sedang dikembangkan. Angket respon siswa juga dianalisis dengan skala
Guttman dan angket respon guru dianalisis dengan menggunakan angket skala
likert. Berikut ini tabel penilaian angket respon siswa dan respon guru dengan
menggunakan tabel skala guttman dan likert.
Tabel 3.8Pedoman Penilaian Angket Respon No Skor Keterangan 1 Skor 1 Ya 2 Skor 0 Tidak
P = å�
� × 100%
45
Tabel 3.9Pedoman Penilaian Angket Respon Guru Skala Kriteria terhadap LKS
1 Sangat Kurang 2 Kurang 3 Cukup 4 Baik 5 Sangat Baik
Hasil dari perolehan angket respon siswa dan angket respon guru dianalisis
dengan menggunakan langkah-langkah di bawah ini:
1) Mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban
berdasarkan pernyataan angket.
2) Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan
untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap
jawaban berdasarkan pernyataan angket dan banyaknya sampel.
3) Menghitung persentase jawaban siswa, bertujuan untuk melihat besarnya
persentase setiap jawaban dari pernyataan sehingga data yang diperoleh
dapat dianalisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk
menghitung persentase jawaban responden setiap item adalah sebagai
berikut: (Sudjana, 2005)
Keterangan:
%Ji = Presentase jawaban -i
åJi = Jumlah responden yang menjawab jawaban -i
N = Jumlah seluruh responden
4) Menafsirkan persentase jawaban responden. Presentase jawaban
responden diinterpretasikan dengan menggunakan tafsiran presentase
sebagai berikut.
%Ji = �
� × 100%
46
Tabel 3.10Interpretasi Skor Angket Respon Siswa dan Angket Respon Guru
(Sumber: Arikunto, 2010: 35) Skor yang diperoleh Kriteria terhadap LKS 80% ≤ x ≤ 100% Sangat layak, tidak perlu revisi 60% ≤ x ≤ 80% Layak, tidak perlu revisi 40% ≤ x ≤ 60% Kurang layak, perlu revisi 20% ≤ x ≤ 40% Tidak layak, perlu revisi > 20% Sangat tidak layak, perlu revisi
c. Analisis Hasil Belajar Siswa (Keefektifan)
Untuk melihat kefektifan LKS ini data yang terkumpul berupa nilai tes
awal (pretest) dan nilai tes kedua (posttest). Pengujian perbedaan nilai hanya
dilakukan terhadap rerata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu digunakan
teknik yang disebut dengan uji Paired Sample T Test. Langkah-langkah analisis
datanya adalah sebagai berikut:
a. Mencari rerata awal (pretest) dan rerata akhir (posttest).
b. Menguji perbedaan rearata dengan uji Paired Sample TTest yang
rumusnya sebagai berikut.
Keterangan:
�� = mean dari perbedaan pretest dengan posttest (posttest – pretest)
�2d = Jumlah kuadrad deviasi
N = Objek pada sampel
d.b. = ditentukan dengan N-1
t = ��
���
� (���)