bab iii analisis stratigrafi sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 bab iii analisis stratigrafi sikuen...

38
30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok Sihapas yang diperkirakan diendapkan pada Miosen Awal. Di bagian utara lapangan RantauBais, batupasir Duri “B2” merupakan reservoir minyak yang utama. Dari analisis stratigrafi sebelumnya, batupasir Duri “B2” diinterpretasikan sebagai satu tubuh batupasir yang menerus di seluruh lapangan. Pada tahun 1999, Denison dan Pujiarko telah melakukan interpretasi terhadap stratigrafi sikuen dan analisis lingkungan pengendapan Formasi Duri dan Bekasap untuk lapangan RantauBais. Batupasir Duri “B” secara keseluruhan dimasukkan ke dalam satu siklus pengendapan bersama dengan incised-valley batupasir Duri “C”, yang dibatasi oleh batas sikuen D-1 dibagian bawah dan batas sikuen D-2 dibagian atas, yang keduanya dipisahkan oleh sebuah flooding surface. Analisis sedimentasi di lapangan RantauBais yang dilakukan oleh Denison dan Pujiarko, 1999, didasarkan pada inti batuan yang ada di lapangan RantauBais pada saat itu yaitu sejumlah 159,4 kaki inti batuan yang diambil dari enam (6) sumur. Jumlah total inti batuan yang sangat terbatas dan kondisi inti batuan yang kurang baik, menyebabkan analisis sedimentasi kurang detail pada beberapa bagian. Analisis sedimentasi dan stratigrafi yang dilakukan telah dikorelasikan dengan data log dari sumur dari tempat inti batuan tersebut diambil. Hasil analisis sedimentasi reservoir batupasir Duri “B2” yang akan dilakukan akan mengacu pada hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun hasil analisis lingkungan pengendapan Formasi Duri dan Bekasap dari lapangan RantauBais yang dilakukan Denison dan Pujiarko, 1999, adalah sebagai berikut: 1. Fluvial/Tidal Channel 2. Tidal Influenced Channel and Creeks 3. Estuarine Margin Mud Flats 4. Estuarine Channel

Upload: vuque

Post on 19-Aug-2018

232 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

30

Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen

Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam

Kelompok Sihapas yang diperkirakan diendapkan pada Miosen Awal. Di bagian

utara lapangan RantauBais, batupasir Duri “B2” merupakan reservoir minyak

yang utama. Dari analisis stratigrafi sebelumnya, batupasir Duri “B2”

diinterpretasikan sebagai satu tubuh batupasir yang menerus di seluruh lapangan.

Pada tahun 1999, Denison dan Pujiarko telah melakukan interpretasi terhadap

stratigrafi sikuen dan analisis lingkungan pengendapan Formasi Duri dan Bekasap

untuk lapangan RantauBais. Batupasir Duri “B” secara keseluruhan dimasukkan

ke dalam satu siklus pengendapan bersama dengan incised-valley batupasir Duri

“C”, yang dibatasi oleh batas sikuen D-1 dibagian bawah dan batas sikuen D-2

dibagian atas, yang keduanya dipisahkan oleh sebuah flooding surface.

Analisis sedimentasi di lapangan RantauBais yang dilakukan oleh Denison dan

Pujiarko, 1999, didasarkan pada inti batuan yang ada di lapangan RantauBais pada

saat itu yaitu sejumlah 159,4 kaki inti batuan yang diambil dari enam (6) sumur.

Jumlah total inti batuan yang sangat terbatas dan kondisi inti batuan yang kurang

baik, menyebabkan analisis sedimentasi kurang detail pada beberapa bagian.

Analisis sedimentasi dan stratigrafi yang dilakukan telah dikorelasikan dengan

data log dari sumur dari tempat inti batuan tersebut diambil.

Hasil analisis sedimentasi reservoir batupasir Duri “B2” yang akan dilakukan

akan mengacu pada hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun hasil

analisis lingkungan pengendapan Formasi Duri dan Bekasap dari lapangan

RantauBais yang dilakukan Denison dan Pujiarko, 1999, adalah sebagai berikut:

1. Fluvial/Tidal Channel

2. Tidal Influenced Channel and Creeks

3. Estuarine Margin Mud Flats

4. Estuarine Channel

Page 2: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

31

5. Estuarine Sand Flats and Sand Bars

6. Transgressive Lag

7. Delta Front

Ciri-ciri dari masing-masing fasies pengendapan dapat dilihat pada Tabel III.1 di

bawah ini:

Tabel III. 1. Hasil identifikasi fasies pengendapan dan ciri-ciri sedimentasinya di lapangan RantauBais (Denison dan Pujiarko, 1999).

Fasies Karakteristik Sedimentasi

Delta Front Batulanau; laminasi: tidak ada - jarang; biasa dijumpai adanya riak-riak ; biasa dijumpai adanya bioturbasi.

Transgressive Lag

Batupasir kasar - halus di bagian bawah, halus-sangat halus di bagian atas; sortasi jelek; bioturbasi; bagian bawah ditandai adanya glossifungites ; transisi menuju batulanau delta front di bagian atas.

Estuarine Sand Flats Batupasir dengan ukuran butir sedang - halus; masif; intensif bioturbasi; mengandung Ophiomorpa dan Thalasionides .

Estuarine Channel

Batupasir dengan ukuran butir kasar - halus, dengan bagian bawah berubah dengan tajam;menghalus ke atas (fining upward ); dijumpai beberapa kerikil/ granul; dijumpai silang siur baik yang paralel maupun menyudut; berubah dengan cepat di bagian atas dan berbatasan dengan mud flats, lag atau delta front.

Estuarine Mud Flats atau Tidal Flats

Batulanau; masif atau samar-samar tampak laminasi horisontal; biasa dijumpai adanya riak-riak; bioturbasi: jarang - intensif.

Tidal Channel atau Creeks

Batupasir dengan ukuran butir kasar - sedang; dijumpai kerikil/ kerakal; dijumpai silang siur baik yang paralel maupun menyudut; bagian bawah dibatasi bidang erosi yang tajam. Ketebalan Tidal Channel antara 10-50 kaki, dengan ukuran butir yang konsisten; bioturbasi jarang. Ketebalan Creeks antara 2-10 kaki, menghalus ke atas (fining upward ), bagian atas bergradasi menjadi batupasir estuarin; biasa dijumpai bioturbasi.

Fluvial atau Tidal Channel

Batupasir dengan ukuran butir kasar - sangat kasar; kadang berukuran kerikil/ kerakal ; dijumpai silang siur yang menyudut (inclined planar ); sering kali dijumpai kerikil dan/atau carbonaceous debris pada permukaan perlapisannya; tidak dijumpai bioturbasi atau sangat jarang dijumpai; merupakan proses beberapa kali pengendapan, dengan ketebalan sampai 60 kaki.

Page 3: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

32

III.1 Analisis Sedimentasi Inti Batuan Batupasir Duri “B2”

Lima dari 20 sumur di lapangan RantuBais bagian utara mempunyai inti batuan.

Lima sumur tersebut yaitu:

1. Sumur RantauBais#15, dibor pada bulan Mei 1985. Total 18,5 kaki inti

batuan terambil dari sumur ini.

2. RantauBais#25 (1993), dibor pada bulan November 1996. Total 31 kaki

inti batuan terambil dari sumur ini.

3. RantauBais#28 (1993), dibor pada bulan Juli 1997. Total 30 kaki inti

batuan terambil dari sumur ini.

4. RantauBais#41 (2004), dibor pada bulan April 2004. Total 69 kaki inti

batuan terambil dari sumur ini.

5. RantauBais#42 (2004). dibor pada bulan April 2004. Total 67 kaki inti

batuan terambil dari sumur ini.

sehingga jumlah keseluruhan inti batuan yang dapat terambil adalah 215,5 kaki.

Gambar III.1 menunjukkan penyebaran lokasi lima sumur di atas pada lapangan

RantauBais bagian utara. Selain itu, terdapat kenampakan yang hampir seragam

dari semua data inti batuan yang berhasil terambil dari masing-masing sumur

yaitu hanya bagian atas dan bagian bawah dari reservoir batupasir Duri “B2” yang

dapat terambil dalam proses pengambilan inti batuan. Dari lima sumur dengan inti

batuan, tidak terdapat inti batuan dari bagian tengah tubuh reservoir batupasir

Duri “B2”. Hal ini menyebabkan analisis fasies pengendapan untuk bagian

tersebut akan didasarkan pada hasil analisis inti batuan yang ada di atas dan/atau

di bawahnya. Letak interval inti batuan pada masing-masing sumur dapat di lihat

pada Gambar I.8 (sebagaimana telah dijabarkan sebelumnya). Melihat penyebaran

lokasi sumur dengan data inti batuan, terlihat bahwa penyebaran sumur-sumur

tersebut hanya terletak di satu lokasi yang berdekatan satu dengan yang lainnya.

Seluruh inti batuan yang ada telah dideskripsikan. Tiga sumur pertama (sumur

RantauBais#15, RantauBais#25 dan RantauBais#28) dideskripsi oleh Lemigas

pada tahun 1997 dan disempurnakan oleh Denison dan Pujiarko pada tahun 1999,

Page 4: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

33

sedangkan inti batuan dari dua sumur terakhir (sumur RantauBais#41 dan

RantauBais#42) dideskripsi oleh Denison dan penulis pada bulan Januari 2007.

Untuk deskripsi dua sumur terakhir, tingkat keterlibatan penulis hanya sekitar

20% dari keseluruhan beban pekerjaan tersebut.

Gambar III. 1. Letak interval inti batuan pada masing-masing sumur dengan data inti batuan.

Dari hasil deskripsi seluruh inti batuan, penulis memutuskan untuk menggunakan

hasil deskripsi inti batuan dari dua sumur, yaitu sumur RantauBais#41 dan

RantauBais#42, sebagai data utama untuk analisis lingkungan pengendapan dan

stratigrafi di Lapangan RantauBais bagian utara. Data deskripsi inti batuan dari

tiga sumur lainnya akan dijadikan sebagai data penunjang. Keputusan ini diambil

berdasarkan kondisi inti batuan ketika dideskripsikan. Batupasir lapangan

RantauBais mempunyai ciri-ciri sebagai batupasir lepas (unconsolidated sand),

sehingga ketika disimpan dalam waktu yang cukup lama tanpa perlakuan khusus

kondisinya akan cepat sekali berubah dari keadaan awal. Hal tersebut terjadi pada

Page 5: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

34

inti batuan dari tiga sumur pertama. Perlakuan khusus telah diaplikasikan pada inti

batuan sumur RantauBais#41 dan RantauBais#42, sehingga ketika dideskripsikan,

sekitar tiga tahun setelah dibor, kondisi inti batuan tersebut masih relatif segar

(fresh) seperti kondisi semula. Perlakuan khusus itu dengan menyimpan inti

batuan yang ada dalam freezer.

III.1.1. Analisis sedimen inti batuan sumur RantauBais#41 dan

RantauBais#42

Deskripsi terhadap inti batuan telah dilakukan pada inti batuan dari sumur

RantauBais#41 dan RantauBais#42. Deskripsi inti batuan diutamakan pada

kenampakan ukuran butir, litologi, sortasi, serta kenampakan-kenampakan lain

seperti bioturbasi, silang siur (cross bedding), dan rip-ups baik yang berupa

batulanau gampingan, kerikil maupun granul. Penentuan fasies pengendapan

didasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya oleh Denison dan

Pujiarko, 1999. Contoh foto inti batuan dan hasil deskripsinya dapat dijumpai

pada gambar III.3 dan III.4. Hasil deskripsi inti batuan selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran A.

Page 6: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

35

Gambar III. 2. Foto inti batuan sumurRantauBais#41 pada interval 698 – 704 kaki. Pada interval kedalaman 703 kaki dijumpai adanya kenampakan permukaan

glossifungites.

Page 7: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

36

Gambar III. 3. Hasil deskripsi inti batuan pada sumur RantauBais#41 pada

interval 698 – 707,8 kaki.

Dari hasil deskripsi inti batuan pada sumur RantauBais#41 dan RantauBais#42,

inti batuan yang ada dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:

1. Bagian serpih (shale), yang diperkirakan merupakan shallow marine shelf.

Serpih ini dijumpai di atas dan di bawah dari lapisan batupasir yang ada.

Serpih ini dicirikan dengan kenampakan batulanau yang berwarna abu-abu

cerah dan bersifat karbonatan, tidak dijumpai adanya laminasi maupun

kenampakan bioturbasi. Hasil analisis ini apabila dihubungkan dengan

hasil analisis sebelumnya, dikelompokkan ke dalam kelompok delta front.

Bagian serpih delta front pada inti batuan sumur RantauBais#41 dijumpai

pada interval 698 – 698,3 kaki dan 731 – 757,8 kaki, sedang pada inti

batuan sumur RantauBais#42 dijumpai pada interval 702 – 708,8 kaki dan

745,5 – 753 kaki.

Page 8: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

37

2. Bagian transgressive lag. Kenampakan dicirikan oleh batupasir berukuran

halus – sangat halus dengan kecenderungan menghalus ke atas. Bioturbasi

dijumpai sangat intensif di bagian atas. Batulanau gampingan rip-ups

dijumpai di bagian atas dan berkurang ke arah bawah, digantikan oleh

kenampakan kerikil batupasir. Pada bagian bawah dibatasi oleh permukaan

glossifungites dan batas atas berubah dengan cepat menjadi shelf/serpih.

Bagian transgressive lag pada inti batuan sumur RantauBais#41 dijumpai

pada interval 698,3 – 703 kaki, sedang pada inti batuan sumur

RantauBais#42 dijumpai pada interval 708,8 – 709,3 kaki.

3. Bagian batupasir. Dijumpai beberapa lapisan batupasir yang dibatasi oleh

permukaan glossifungites atau permukaan erosional. Batupasir yang ada

mempunyai kenampakan ukuran butir yang beragam dari kasar sampai

halus dengan kecenderungan menghalus ke atas. Kenampakan lain yang

sering muncul adalah bioturbasi yang sangat intensif terutama di bagian

atas, kenampakan silang siur (cross bedding) baik yang paralel maupun

menyudut dengan beberapa kenampakan batulanau rip-ups pada

perlapisannya, serta kenampakan kerikil dan granul batupasir di bagian

bawah. Hasil analisis ini apabila dihubungkan dengan hasil analisis

sebelumnya, dikelompokkan ke dalam kelompok tidal channel. Bagian

batupasir tidal channel pada inti batuan sumur RantauBais#41 dijumpai

pada interval 703 – 708,7 kaki dan 727 – 731 kaki, sedang pada inti batuan

sumur RantauBais#42 dijumpai pada interval 709,3 - 719 kaki dan 732 –

745,5 kaki.

Dari hasil analisa inti batuan pada sumur RantauBais#41 dan RantauBais#42,

diinterpretasikan bahwa reservoir batupasir Duri ”B2” merupakan endapan sistem

incised valley, dan bukan endapan laut dangkal (shallow marine sand). Hasil

interpretasi ini memberikan suatu analisis baru bahwa reservoir batupasir Duri

”B2” diendapkan dalam transgressive system tract (TST).

Page 9: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

38

III.2 Korelasi Stratigrafi Sikuen dan Penyebaraan Fasies

III.2.1 Stratigrafi sikuen sumur dengan inti batuan

Hasil analisis inti batuan pada sumur RantauBais# 41 dan RantauBais#42 dengan

didukung hasil analisis inti batuan dari sumur yang telah ada sebelumnya

(RantauBais#15, RantauBais#25, dan RantauBais#28) memberikan gambaran

yang lebih baik tentang fasies pengendapan dari reservoir batupasir Duri “B2”.

Fasies pengendapan tersebut dapat dijadikan acuan untuk penentuan stratigrafi

sikuen yang lebih detail untuk reservoir tersebut.

Dawson dkk. (1997), dalam sebuah laporan internal PT CPI, menyebutkan bahwa

hadirnya glossifungites merupakan indikasi kandidat batas sikuen (sequence

boundary) terhadap bidang erosi yang ada diatasnya. Hasil analisis inti batuan dari

sumur RantauBais#41 dan RantauBais#42 dijumpai adanya beberapa permukaan

glossifungites yang mungkin untuk dijadikan batas sikuen untuk reservoir

batupasir ”B2”.

Pada sub bab ini akan dibahas tentang interpretasi stratigrafi sikuen pada sumur

dengan inti batuan yang telah dideskripsikan, dimulai dengan sumur dengan inti

batuan yang relatif lebih lengkap. Interpretasi dimulai dari sumur RantauBais#41

dan RantauBais#42, kemudian dilanjutkan dengan tiga sumur lainnya.

Sumur RantauBais#41

Dari hasil deskripsi inti batuan pada sumur Rantaubais#41, dijumpai kenampakan

beberapa permukaan glossifungites (glossifungites surface), yaitu pada kedalaman

731 kaki, 727,1 kaki, dan 703 kaki. Dari ketiga permukaan glossifungites yang

dijumpai, permukaan glossifungites pada kedalaman 731 kaki di interpretasikan

sebagai batas sikuen (sequence boundary) untuk dasar reservoir batupasir Duri

”B2”. Permukaan glossifungites pada kedalaman ini diinterpretasikan sebagai

batas sikuen didukung oleh adanya kenampakan silang siur (cross bedding) di

bagian atasnya dan perubahan yang tiba-tiba dari permukaan diatasnya dengan

lapisan dibawahnya (lapisan batupasir dengan ukuran butir sedang di bagian

atasnya dengan batulanau di bagian bawah). Interpretasi ini didukung juga oleh

Page 10: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

39

adanya kenampakan burrow fills (yang terisi oleh batupasir dengan ukuran butir

halus) di atas permukaan glossifungites. Deskripsi inti batuan yang menunjukkan

batas sikuen dapat dilihat pada Gambar III.5.

Gambar III. 4. Deskripsi inti batuan sumur RantauBais#41 pada interval 727 – 739,4 kaki. Tampak permukaan glossifungites pada kedalaman 731 kaki yang

diinterpretasikan sebagai batas sikuen.

Batas-batas stratigrafi sikuen yang lain yang dapat diidentifikasi antara lain:

1. Kedalaman 761 kaki. Diinterpretasikan sebagai marine flooding, yang

merupakan awal perubahan dari lingkungan tidal (incised-valley batupasir

Duri ”C”) ke lingkungan laut dangkal yang ditandai munculnya serpih laut

dangkal (shallow marine shale).

Page 11: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

40

2. Kedalaman 746,7 kaki. Diinterpretasikan sebagai maximum flooding

surface (MFS), yang merupakan batas antara transgressive system tract

(TST) menjadi highstand system tract (HST) diatasnya. Kedalaman MSF

ditentukan berdasar nilai log sinar gamma yang relatif paling besar.

3. Kedalaman 696 kaki. Diinterpretasikan sebagai flooding surface.

Reservoir batupasir Duri ”B2” berdasarkan hasil interpretasi ukuran butirnya,

dapat dibagi menjadi beberapa lapisan. Lapisan-lapisan tersebut dibatasi oleh

permukaan glossifungites atau permukaan erosional. Ukuran butir pada lapisan

batupasir memberikan gambaran lingkungan pengendapan ketika batupasir

tersebut diendapkan. Hal ini juga dapat diamati dari nilai log sinar gamma,

dimana nilai log sinar gamma akan naik dengan menghalusnya ukuran butir dari

lapisan batupasir tersebut. Menghalusnya ukuran butir menggambarkan

lingkungan pengendapan yang lebih tenang dibandingkan lapisan dengan ukuran

butir yang lebih kasar.

Berdasarkan interpretasi di atas, stratigrafi sikuen dari reservoir batupasir Duri

”B2” pada sumur RantauBais#41 digambarkan pada Gambar III.6 berikut ini.

Page 12: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

41

Gambar III. 5. Interpretasi stratigrafi sikuen reservoir Duri ”B2” pada sumur RantauBais#41. Batas sikuen SB D1-1 diinterpretasikan pada kedalaman 731

kaki, sedang flooding surface FS pada kedalaman 696 kaki.

Sumur RantauBais#42

Seperti halnya pada sumur RantauBais#41, pada deskripsi inti batuan sumur

RantauBais#42 juga dijumpai kenampakan beberapa permukaan glossifungites

(glossifungites surface), yaitu pada kedalaman 752 kaki, 745,5 kaki, dan 712 kaki.

Permukaan glossifungites pada kedalaman 745,5 kaki di interpretasikan sebagai

batas sikuen (sequence boundary) untuk dasar reservoir batupasir Duri ”B2”.

Hasil deskripsi inti batuan sumur RantauBais#42 yang menunjukkan batas sikuen

dapat dilihat pada Gambar III.7. Batas-batas stratigrafi sikuen yang lain yang

dapat diidentifikasi antara lain:

1. Kedalaman 770 kaki, diinterpretasikan sebagai marine flooding.

2. Kedalaman 757 kaki, diinterpretasikan sebagai maximum flooding

surface (MFS).

3. Kedalaman 706 kaki, diinterpretasikan sebagai flooding surface.

Page 13: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

42

Beberapa lapisan juga teridentifikasi pada batupasir tidal channel Duri ”B2”, yang

masing-masing dibatasi oleh permukaan glossifungites atau permukaan erosional.

Berdasarkan interpretasi di atas, stratigrafi sikuen dari reservoir batupasir Duri

”B2” pada sumur RantauBais#42 digambarkan pada Gambar III.8.

Gambar III. 6. Deskripsi inti batuan sumur RantauBais#42 pada interval 736,2 – 748,8 kaki. Tampak permukaan glossifungites pada kedalaman 745,5 kaki yang

diinterpretasikan sebagai batas sikuen.

Page 14: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

43

Gambar III. 7. Interpretasi stratigrafi sikuen reservoir Duri ”B2” pada sumur RantauBais#42. Batas sikuen SB D1-1 diinterpretasikan pada

kedalaman 745,5 kaki, sedang flooding surface FS pada kedalaman 706 kaki.

Sumur RantauBais#15, RantauBais#25, dan RantauBais#28

Data hasil deskripsi inti batuan di ketiga sumur ini sangat minim untuk

menentukan stratigrafi sikuen reservoir Duri ”B2” pada sumur-sumur tersebut.

Hasil deskripsi inti batuan dan stratigrafi sikuen pada dua sumur sebelumnya,

yaitu sumur RantauBais#41 dan RantauBais#42, akan digunakan sebagai acuan

untuk menentukan stratigrafi sikuen pada tiga sumur dengan inti batuan tersebut.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada ketiga sumur tersebut antara

lain:

1. Transgressive lag pada bagian atas reservoir batupasir Duri ”B2”

ditemukan pada dua sumur, yaitu pada sumur RantauBais#15 dan

RantauBais#25. Pada sumur RantauBais#28, inti batuan yang ada tidak

meliputi interval yang sama dengan dua sumur lainnya, dengan interval

atas inti batuan berada pada bagian serpih (shallow marine shelf). Dilihat

dari kenampakan respons pada log sinar gamma yang sama,

Page 15: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

44

diinterpretasikan bahwa transgressive lag juga terdapat di bagian atas

reservoir batupasir Duri ”B2” pada sumur RantauBais#28.

2. Pada inti batuan sumur RantauBais#15, sebagian inti batuan dalam kondisi

hancur (rubble). Salah satunya adalah bagian perbatasan antara serpih di

bagian bawah dan batupasir Duri “B2” di atasnya (interval inti batuan

737,3 – 741,2 kaki). Hal ini menyebabkan batas sikuen batupasir Duri

“B2” tidak teramati. Penentuan batas sikuen di dasar batupasir Duri “B2”

di sumur ini didasarkan pada korelasi dengan sumur lainnya. Hal yang

sama dijumpai pada inti batuan pada sumur RantauBais#25 (interval inti

batuan 756 – 74,8 kaki), tetapi masih bisa diamati adanya permukaan

glossifungites.

3. Kondisi inti batuan yang hancur (rubble) juga dijumpai pada inti batuan

sumur RantauBais#28. Kondisi ini terjadi pada sebagian interval inti

batuan di bagian atas (683 – 689 kaki). Penampakan yang menarik adalah

pada interval batuan bagian bawah dari sumur RantauBais#28 ini, dimana

hasil deskripsi menunjukkan perubahan yang gradasional dari serpih

menuju lapisan batu pasir diatasnya (Gambar III.9). Hal ini berlawanan

dengan dengan respons dari log sinar gamma, yang terdapat perubahan

yang cepat dari serpih menjadi lapisan batupasir diatasnya.

Page 16: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

45

Gambar III. 8. Perbandingan respons log sinar gamma dengan hasil deskripsi inti batuan pada sumur RantauBais#28. (deskripsi inti batuan disarikan dari Denison

dan Pujiarko, 1999).

Dari hasil analisis di atas, interpretasi stratigrafi sikuen dari sumur Rantaubais#15,

RantauBais#25, dan RantauBais#28 ditunjukkan oleh Gambar III.10. Gambar

III.11 menunjukkan korelasi antar sumur dari lima sumur dengan inti batuan yang

ada di lapangan RantauBais bagian utara. Hasil korelasi dari sumur-sumur dengan

inti batuan ini akan menjadi referensi untuk korelasi stratigrafi sikuen semua

sumur yang ada di lapangan RantauBais bagian utara yang akan dibahas pada

subbab berikutnya.

Page 17: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

46

Gambar III. 9. Interpretasi stratigrafi sikuen pada sumur RantauBais#15, RantauBais#25, dan RantauBais#28.

Gambar III. 10. Korelasi stratigrafi sikuen antara lima sumur dengan inti batuan di lapangan RantauBais bagian utara.

Page 18: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

47

III.2.2 Korelasi stratigrafi sikuen seluruh sumur

Hasil korelasi stratigrafi sikuen pada sumur-sumur dengan inti batuan digunakan

sebagai acuan/referensi untuk menentukan korelasi stratigrafi sikuen untuk

seluruh sumur di lapangan Rantaubais bagian utara. Delapan penampang sumur

telah dibuat untuk menggambarkan detail korelasi stratigrafi untuk lapangan

RantauBais bagian utara. Jalur penampang sumur tersebut dapat dilihat pada

Gambar III.12 berikut ini:

Gambar III. 11. Peta dasar lapangan RantauBais bagian utara dengan arah

lintasan delapan penampang sumur.

Tiga penampang sumur dijadikan penampang utama (key line) dalam penentuan

korelasi stratigrafi sikuen ini. Ketiga penampang utama tersebut adalah:

1. Penampang BT2, yang meliputi sumur RantauBais: #23, #29, #43, #8,

#42, dan #25.

Page 19: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

48

2. Penampang BT3, yang meliputi sumur RantauBais: #32, #15, #41, #28,

dan #40

3. Penampang US2, yang meliputi sumur RantauBais: #27, #31, #8, #43,

#15, #22, dan #30.

Penentuan korelasi stratigrafi sikuen ditentukan secara bertahap, dimulai dari

batas sikuen bagian dasar reservoir batupasir Duri “B2”, FS dan MFS,

dilanjutkan dengan korelasi pada tubuh reservoir batupasir Duri “B2”. Hasil

korelasi pada penampang sumur BT2, BT3, dan US1 dapat dilihat pada Gambar

III.13 sampai III.15. Gambar penampang sumur lainnya dapat dilihat pada

Lampiran II.

Gambar III. 12. Korelasi stratigrafi sikuen penampang US2, menunjukkan

interpretasi batas sikuen, flooding surface, dan lapisan pada reservoir batupasir Duri ”B2”.

Page 20: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

49

Gambar III. 13. Korelasi stratigrafi sikuen penampang BT2, menunjukkan

interpretasi batas sikuen, flooding surface, dan lapisan pada reservoir batupasir Duri ”B2”.

Gambar III. 14. Korelasi stratigrafi sikuen penampang BT3, menunjukkan

interpretasi batas sikuen, flooding surface, dan lapisan pada reservoir batupasir Duri ”B2”.

Page 21: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

50

Dari penampang-penampang sumur pada penampang utama (key line) terdapat

beberapa kenampakan yang sebelumnya tidak tampak pada interpretasi fasies

sedimen pada sumur-sumur dengan inti batuan. Kenampakan itu adalah adanya

lapisan batupasir yng mempunyai kecenderungan ukuran butir mengkasar ke atas

(coarsening upward). Lapisan batupasir dengan ukuran butir mengkasar ke atas

ini diinterpretasikan sebagai tidal sand ridge. Lapisan batupasir tidal sand ridge

ini diendapkan secara tidak selaras diatas batupasir tidal channel.

Pada penampang sumur US2, kenampakan lapisan batupasir tidal sand ridge

dapat diamati pada sumur RantauBais#27, RantauBais#31, dan RantauBais#8,

dengan kecenderungan menebal ke arah utara. Sedang pada penampang BT2,

batupasir tidal sand ridge hanya dijumpai pada sumur RantauBais#8, dan pada

penampang BT3 tidak dijumpai di sumur manapun.

Pengamatan pada penampang sumur yang lain, yaitu penampang US1 dan BT1,

menunjukkan bahwa penyebaran batupasir tidal sand ridge semakin menebal ke

arah barat laut dari lapangan RantauBais bagian utara. Penampang sumur US1 dan

BT1 dapat dilihat pada Gambar III.16 dan III.17.

Page 22: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

51

Gambar III. 15. Korelasi stratigrafi sikuen penampang US1, menunjukkan

anomali kenampakan yang ada pada sumur RantauBais#14.

Gambar III. 16. Korelasi stratigrafi sikuen penampang BT1, menunjukkan penyebaran lapisan batupasir yang mengkasar ke atas, dibagian barat laut

lapangan RantauBais bagian utara.

Page 23: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

52

III.2.3. Komparasi dengan penelitian sebelumnya

Hasil yang diperoleh dari studi tentang stratigrafi sikuen resolusi tinggi pada

reservoir batupasir Duri ”B2” di lapangan RantauBais bagian utara akan

menyempurnakan hasil studi sebelumnya yang dilakukan oleh Denison dan

Pujiarko pada tahun 1999. Perbedaan antara studi ini dengan penelitian

sebelumnya adalah pada tingkat resolusi atau orde dari stratigrafi sikuen yang

dihasilkan.

Perbedaan stratigrafi sikuen antara hasil studi ini dengan penelitian sebelumnya

dapat dilihat pada Gambar III.18. Perbandingan dilakukan pada interval batas

sikuen SB D-1 sampai dengan batas sikuen SB D-2 pada sumur RantauBais #15.

Gambar III. 17. Perbandingan stratigrafi sikuen hasil studi dengan kerangka stratigrafi sikuen yang telah ada (disarikan dari Denison dan Pujiarko, 1999).

Page 24: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

53

Bab IV Karakterisasi Reservoir Batupasir Duri “B2”

Karakterisasi reservoir batupasir Duri ”B2” di lapangan RantauBais bagian utara

akan meliputi analisis ketebalan efektif dari reservoir berdasarkan analisis

stratigrafi sikuen dan fasies pengendapannya dan properti batuan dari reservoir.

Data properti batuan yang akan digunakan untuk melakukan karakterisasi dalam

studi ini adalah tingkat saturasi minyak (oil saturation/So) dan porositas reservoir

(porosity/θ) batuan. Data-data tersebut kemudian dibandingkan dengan data

produksi dari sumur-sumur di lapangan RantauBais bagian utara, baik yang

berupa akumulasi produksi selama sumur tersebut berproduksi maupun data

produksi yang telah dinormalisasi terhadap tahun produksinya.

Analisis properti batuan berada di luar ruang lingkup dari studi karakterisasi

resevoir batupasir Duri ”B2” di lapangan RantauBais bagian utara. Data properti

batuan yang akan digunakann merupakan hasil analisis yang telah ada

sebelumnya. Potter, 1999, telah melakukan perhitungan properti batuan untuk

lapangan RantauBais secara keseluruhan. Seperti halnya analisis stratigrafi sikuen

yang telah dilakukan peneliti sebelumnya, terbatasnya jumlah data inti batuan

serta buruknya kondisi inti batuan menyebabkan keterbatasan data dalam

menyusun persamaan-persamaan yang digunakan dalam perhitungan tersebut.

Analisis konvensional inti batuan hanya dilakukan pada inti batuan dari empat

sumur, dari enam sumur dengan data inti batuan yang ada. Empat sumur tersebut

adalah sumur RantauBais#5, RantauBais#18, RantauBais#25, dan RantauBais#26.

Data analisis konvensional inti batuan inilah yang digunakan sebagai data dalam

penyusunan persamaan properti batuan. Hanya satu sumur yang berada di

lapangan RantauBais bagian utara yaitu sumur RantauBais#25. Data properti yang

digunakan dianggap benar dan tidak dilakukan analisis ulang terhadap data

properti batuan yang ada.

Page 25: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

54

IV.1 Analisis Ketebalan Reservoir Batupasir Duri “B2”

Analisis terhadap ketebalan reservoir batupasir dilakukan sebagai kelanjutan

analisis stratigrafi sikuen yang telah dilakukan sebelumnya. Pola penyebaran

reservoir batupasir Duri “B” diharapkan akan memberikan gambaran tentang

proses pengendapan reservoir ini. Hal ini dilakukan juga untuk mendukung

analisis stratigrafi sikuen dan fasien pengendapan yang telah dilakukan

sebelumnya. Ketebalan reservoir juga akan berpengaruh terhadap ketebalan

lapisan minyak yang mengisi reservoir tersebut.

Ketebalan lapisan minyak, bersama dengan data porositas dan saturasi minyak,

merupakan parameter sederhana yang seringkali digunakan sebagai gambaran

kualitas reservoir untuk lapangan minyak dengan tipe minyak berat, sebagaimana

halnya lapangan RantauBais. Hydrocarbon Pore Thickness, yang disingkat

dengan HPT, merupakan hasil perkalian tingkat saturasi minyak (So), porositas

reservoir (θ) dan ketebalan lapisan minyak (h) pada suatu reservoir.

Struktur lapangan RantauBais bagian utara tidak sekomplek bagian tengah dan

selatan. Struktur patahan yang berhasil diidentifikasi dari data seismik hanya

berupa patahan minor di bagian barat laut daerah penelitian, sehingga pengaruh

patahan terhadap pola penyebaran (berdasar peta ketebalan reservoir) dapat

diabaikan. Peta struktur puncak reservoir Duri ”B2” pada Gambar IV.1

menunjukkan bahwa reservoir batupasir Duri ”B2” di lapangan RantauBais

mempunyai struktur antiklin dengan arah sumbu antiklin barat laut-tenggara.

Kenampakan lain yang bisa dilihat dari peta tersebut adalah bahwa reservoir ini

semakin meninggi ke arah tenggara, menuju puncak struktur dari lapangan

RantauBais.

Peta ketebalan reservoir batupasir Duri ”B2” dibuat berdasarkan hasil interpretasi

stratigrafi sikuen pada bab sebelumnya. Terdapat dua peta ketebalan reservoir

batupasir Duri ”B2” yang dibuat, yaitu:

1. Peta ketebalan reservoir dengan bagian atas adalah permukaan banjir

(flooding surface) di atas reservoir batupasir Duri ”B2” dan bagian bawah

Page 26: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

55

adalah batas sikuen SB D-11. Peta ketebalan resercoir ini dapat dilihat

pada Gambar IV.2.

2. Peta ketebalan reservoir hanya pada bagian yang diinterpretasikan sebagai

tidal channel reservoir batupasir Duri ”B2”. Peta ketebalan resercoir ini

dapat dilihat pada Gambar IV.3.

Gambar IV. 1. Peta struktur puncak reservoir Duri ”B2” di lapangan RantauBais bagian utara, antiklin berarah barat laut-tenggara dan semakin

tinggi ke arah utara.

Page 27: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

56

Gambar IV. 2. Peta ketebalan reservoir batupasir Duri ”B2” dengan batas atas adalah permukaan banjir (flooding surface) di atas reservoir batupasir

Duri ”B2” dan batas bawah batas sikuen SB D-11.

Gambar IV. 3. Peta ketebalan lapisan tidal channel reservoir batupasir Duri ”B2”.

Page 28: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

57

Sekilas kedua peta tersebut tampak sama, tetapi perbedaan cukup signifikan

tampak pada bagian baratlaut dari area ini. Hal ini dilakukan untuk melihat

seberapa besar perbedaan antar keduanya dalam karakterisasi reservoir nantinya.

Di bagian barat laut lapangan RantauBais bagian utara, terdapat suatu lapisan

batupasir yang mempunyai respons log sinar gamma yang berbeda dengan bagian

lainnya. Di bagian atas reservoir batupasir Duri ”B2” terdapat lapisan yang

mempunyai kecenderungan respons log sinar gamma yang mengkasar ke atas

(coarsening upward). Lapisan ini diinterpretasikan sebagai tidal sand ridge.

Kenampakan tersebut sangat berbeda dengan kenampakan yang diperlihatkan oleh

respons log sinar gamma di area yang lain, yang berupa tidal channel. Respons

log yang ada berupa batupasir dengan ukuran butir yang relatif sama (blocky) atau

batupasir dengan ukuran butir yang menghalus ke atas (fining upward). Kedua

lapisan ini mempunyai perbedaan kualitas/ properti batuan yang cukup signifikan,

yang detailnya akan dibahas pada sub bab tentang properti batuan.

Pola distribusi ketebalan reservoir batupasir Duri ”B2” tampak terbagi menjadi

dua bagian, yaitu di bagian tengah area dan bagian barat laut. Keterbatasan data

sumur di bagian barat (tepatnya barat laut) membuat interpretasi distribusi

batupasir Duri ”B2” sangat meragukan apabila hanya didasarkan pada data sumur

di sumur RantauBais#14. Interpretasi data seismik menunjukkan adanya

kenampakan antiklin kecil dari batupasir Duri ”B2”, tetapi distribusi ketebalan

tidak dapat teramati. Sedang untuk pola penyebaran ke arah timur tidak teramati

dengan baik. Hal ini disebabkan tidak adanya data yang mendukung. Ketebalan

batupasir di sumur RantauBais#40 merupakan hasil estimasi, disebabkan sumur

ini tidak menebus batupasir Duri ”B2” secara menyeluruh sehingga tidak

diketahui secara pasti ketebalan batupasir Duri ”B2” di sumur tersebut.

Interpretasi data seismik menunjukkan tidak adanya kenampakan spesifik, hanya

menerus mengikuti tren kemiringan dari sayap antiklin utama. Hasil interpretasi

data seismik dapat dilihat pada Gambar IV.5 dan IV.6.

Page 29: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

58

Gambar IV. 4. Peta struktur puncak reservoir batupasir Duri ”B” lapangan RantauBais, hasil interpretasi data seismik 3 dimensi. Tampak struktur

antiklin minor di bagian barat laut (NW).

Gambar IV. 5. Penampang seismik 3 dimensi, melintang barat-timur di lapangan RantauBais bagian utara. Terdapat kenampakan antiklin minor di

bagian barat.

Page 30: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

59

IV.2 Analisis Properti Batuan Resevoir Batupasir Duri ”B2”

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa data properti batuan yang akan

digunakan dalam analisis ini merupakan data terproses yang telah dianalisis

sebelumnya oleh Potter, 1999. Jenis data properti batuan yang digunakan untuk

analisis karakterisasi reservoir batupasir Duri ”B2” di lapangan RantauBais bagian

utara adalah data porositas dan saturasi minyak. Data terproses tersebut

diasumsikan benar dan tidak dilakukan analisis lebih lanjut.

Data properti batuan yang akan dijadikan referensi data untuk reservoir batupasir

Duri ”B2” adalah data properti batuan yang berada pada fasies pengendapan tidal

channel. Hal ini didasarkan hasil analisis yang menunjukkan bahwa fasies tidal

channel merupakan bagian paling utama dari reservoir batupasir Duri ”B2” di

lapangan RantauBais bagian utara. Data-data di luar interval fasies tersebut tidak

akan akan dianalisis lebih lanjut.

Nilai rata-rata dan nilai maksimum dari properti batuan reservoir batupasir Duri

“B2” ditampilkan dalam Tabel IV.1.

Page 31: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

60

Tabel IV. 1. Tabel data properti batuan (porositas dan saturasi minyak) dari reservoir batupasir Duri “B2” di lapangan RantauBais bagian utara.

IV.2.1. Pemetaan Data Porositas Batuan

Dari hasil pemetaan nilai rata-rata (Gambar IV.6) dan maksimum (Gambar IV.7)

dari nilai porositas batuan, diperoleh gambaran bahwa batupasir tidal channel

reservoir batupasir Duri “B” mempunyai nilai paling tinggi berada di bagian

tengah lapangan RantauBais bagian utara. Meski demikian tidak terlihat adanya

kemiripan pola kontur antara peta porositas (baik rata-rata maupun nilai

maksimum) dengan peta ketebalan batupasir Duri “B2”. Hal ini terutama sekali

tampak pada bagian barat laut dari lapangan RantauBais bagian utara. Di bagian

ini, nilai ketebalan lapisan batupasir Duri “B2” cukup besar dan menunjukkan

kecenderungan yang semakin besar ke arah barat laut. Hal tersebut didukung pula

oleh hasil interpretasi data seismik.

Page 32: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

61

Gambar IV. 6. Peta porositas rata-rata reservoir batupasir Duri “B2” di lapangan RantauBais bagian utara, menunjukkan pola penyebaran yang

berada di bagian tengah lapangan.

Gambar IV. 7. Peta porositas maksimum reservoir batupasir Duri “B2” di

lapangan RantauBais bagian utara menunjukkan pola penyebaran yang berada di bagian tengah lapangan.

Page 33: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

62

IV.2.2. Pemetaan Data Saturasi Minyak

Hasil pemetaan data prorositas batuan dapat dilihat pada Gambar IV.6 dan IV.7.

Peta saturasi minyak rata-rata dan maksimum dari reservoir batupasir Duri ”B2”,

mempunyai pola penyebaran yang relatif sama satu dan yang lain. Akan tetapi

pola penyebaran ini cukup signifikan perbedaannya dengan pola penyebaran data

porositas, baik nilai rata-rata maupun nilai maksimumnya.

Gambar IV. 8. Peta saturasi minyak rata-rata reservoir batupasir Duri “B2” di lapangan RantauBais bagian utara. Pola penyebaran dipengaruhi oleh

pola struktur dari batupasir Duri “B2”.

Page 34: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

63

Gambar IV. 9. Peta saturasi minyak maksimum reservoir batupasir Duri “B2” di lapangan RantauBais bagian utara. Pola penyebaran dipengaruhi

oleh pola struktur dari batupasir Duri “B2”.

IV.3. Karakterisasi Reservoir Batupasir Duri “B2”

Secara umum, reservoir batupasir Duri “B2” mempunyai kualitas yang cukup baik

ditunjukkan dengan nilai porositas yang cukup tinggi, berkisar antara 26% dan

36%, serta nilai saturasi minyak yang cukup besar, berkisar antara 50% dan 82%.

Meski demikian, terdapat penyimpangan untuk reservoir batupasir Duri “B2”

yang terletak di bagian barat laut lapangan ini.

Berdasar peta penyebaran ketebalan reservoir batupasir Duri “B2”, serta peta

penyebaran data properti batuannya, terlihat adanya ketidaksesuaian antar

ketebalan lapisan batupasir dengan nilai properti batuan yang terkandung di

dalamnya. Hal ini terutama terjadi di bagian barat laut. Hal ini akan menimbulkan

pertanyaan tentang kualitas dan kemenerusan antar reservoir batupasir Duri “B2”

di bagian barat laut dengan reservoir batupasir yang ada di bagian tengah.

Page 35: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

64

Untuk meneliti hal tersebut, dibuat penampang sumur yang melintang dengan arah

barat laut-tenggara. Penamapang tersebut dapat dilihat pada Gambar IV.10.

Gambar IV. 10. Penampang sumur yang memotong lapangan RantauBais bagian utara dengan arah barat laut-tenggara, menunjukkan data log sumur

RantauBais#14 dibandingkan dengan data log sumur yang lain.

Dari pengamatan penampang sumur yang melintang memotong lapangan

RantauBais bagian utara, tampak adanya perbedaan respons log sinar gamma

antar sumur RantauBais#14 dengan sumur-sumur lain yang ada di bagian tengah

lapangan RantauBais. Perbedaan ini terutama di bagian bawah batupasir Duri

“B2” di sumur RantauBais#14. Penampang tersebut juga menunjukkan bahwa

batupasir Duri “B2” di bagian bawah pada sumur RantauBais#14 tidak menerus

dengan batupasir Duri “B2” di sumur lainnnya. Hal ini didukung juga oleh

respons log resistivitas, yang nilainya relatif cukup jauh dibanding dengan rata-

rata respons log resistivitas dari sumur-sumur di bagian tengah.

Beberapa kemungkinan yang mungkin menyebabkan hal tersebut dapat terjadi

ádalah:

Page 36: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

65

1. Bahwa reservoir batupasir bagian bawah pada sumur RantauBais#14

diendapkan pada saat yang tidak bersamaan dengan batupasir yang

diidentifikasi dari sumur-sumur lainnya. Artinya bahwa ada kemungkinan

batupasir Duri “B2” bagian bawah di sumur RantauBais#14 bukan bagian

dari incised valley Duri “B2”. Kondisi ini akan berakibat berubahnya batas

sikuen SB D-11 pada sumur RantauBais#14

2. Bahwa reservoir batupasir bagian bawah pada sumur RantauBais#14

mengalami perubahan fasies secara lateral. Perubahan fasies ini akan

mempengaruhi kualitas reservoir batupasir, tetapi mungkin tidak merubah

batas sikuen yang ada.

Dari pola distribusi reservoir batupasir Duri “B2” di lapangan RantauBais, serta

keterbatasan data di bagian barat laut lapangan ini, kemungkinan nomer dua lebih

mungkin untuk terjadi. Arah pengendapan reservoir ini diperkirakan mempunyai

arah timur laut-barat daya, maka arah pelamparan dari incised valley batupasir

Duri “B2” akan berarah barat laut-tenggara. Dimungkinkan bahwa arah barat laut

tersebut merupakan bagian tepi dari incised valley batupasir Duri “B2”. Lapisan

batupasir yang cukup tebal pada bagian bawah batupasir Duri “B2” di sumur

RantauBais#14 diinterpretasikan bahwa terbentuk incised valley dengan ukuran

yang lebih kecil di bagian tepi incised valley batupasir Duri “B2”. Hasil

interpretasi memperkirakan telah terjadi perubahan fasies dari batupasir tidal

channel menjadi batupasir tidal bar pada arah barat laut. Ilustrasi model incised

valley Duri “B2” dapat dilihat pada Gambar IV.11 berikut ini.

Page 37: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

66

Gambar IV. 11. Ilustrasi model incised valley batupasir Duri “B2” serta

perubahan fasies batupasir ke arah barat laut lapangan RantauBais bagian utara.

Hasil analisa properti batuan, yang terdiri dari porositas dan saturasi minyak,

memberikan kenampakan bahwa reservoir batupasir Duri “B2” mempunyai tren

reservoir dengan kualitas yang bagus pada arah timur laut-barat daya pada pusat

incised valley batupasir Duri “B2”. Anomali minor terjadi pada pola penyebaran

saturasi minyak yang menunjukan nilai yang cukup tinggi di sekitar sumur

RantauBais#7 dan RantauBais#28. Tren reservoir dengan kualitas yang bagus ini

searah dengan perkiraan arah pengendapan dari incised valley Duri “B2”.

Nilai HPT (hydrocarbon pore thickness) sebagai parameter kualitas reservoir

minyak berat, mempunyai nilai yang relatif sama dibanding sebelum stratigrafi

sikuen reservoir batupasir Duri “B2” diaplikasikan untuk lapangan ini. Hal ini

dikarenakan perata-rataan dan pengambilan nilai maksimum dari properti batuan

didasarkan pada satu tubuh batu pasir tidal channel dan bukannya pada lapisan

batupasir yang lebih tipis. Hal ini menyebabkan pengamatan tentang pengaruh

stratigrafi sikuen terhadap tingkat perolehan minyak kurang maksimal. Perbedaan

nilai properti batuan terjadi pada sumur dengan lapisan batuan yang relatif tipis

dan terdiri dari lebih dari satu lapisan yang terpisahkan oleh serpih dan pada

sumur yang berada di bagian barat laut dikarenakan adanya lapisan tidal sand

ridge yang tidak dimasukkan dalam analisis.

Page 38: Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen - digilib.itb.ac.id · 30 Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen Reservoir batupasir Duri “B2” merupakan bagian dari Formasi Duri dalam Kelompok

67

Beberapa data masih dibutuhkan untuk mengetahui penyebab perbedaan tingkat

perolehan minyak di antara sumur-sumur di lapangan RantauBais bagian utara.

Data-data tersebut umumnya adalah data-data yang berhubungan dengan produksi

selama sejarah sumur tersebut. Data-data tersebut antara lain: sejarah desain

produksi masing-masing sumur, data injeksi uap melalui metode huff&puff untuk

masing-masing sumur, data aktivitas sumur, maupun data-data yang berhubungan

dengan karakterisasi fluida yang ada di lapangan RantauBais.

Diharapkan studi ini dapat menjadi awal yang lebih bagus untuk pengembangan

lapangan Rantaubais khususnya yang ada di bagian utara. Studi yang lebih

terintegrasi perlu dilakukan untuk lebih memahami karakterisasi reservoir

batupasir yang ada di lapangan RantauBais, dengan menyertakan data dari sejarah

produksi dan karakterisasi fluida yang ada di lapangan RantauBais.