bab iii deskripsi wilayah a. wilayah penelitian 1
TRANSCRIPT
56
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH
A. Wilayah Penelitian
1. Kondisi Umum Wilayah Kelurahan Tlogomas.
Kelurahan tlogomas merupakan salah satu kelurahan yang tergabung
dalam wilayah administrasi kecamatan Lowokwaru. Kecamatan Lowokwaru
miiliki 12 kelurahan 120 Rukun Warga (RW) dan 788 Rukun Tetangga (RT),
dengan jumlah rumah tangga sebanyak 59.304 dan khusus di kelurhan
tlogomas sebanyak 6.468 rumah tangga.Di kelurahan tlogomas terdapat 9
rukun warga dan 49 rukun tetangga. Adapun Jumlah keluarga di RT 03 RW
07 sebanyak 50 KK.
Di kecamatan Lowokwaru terdapat 14 Unit Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) Domestik Komunal yang tersebar di 6kelurahan .2 unit di
kelurahan jatimulyo, 1 init di kelurahan mojolangu, 1 init di kelurahan
Tungguwulung, 4 unit di kelurahan Dinoyo, 1 Unit di kelurahan Merjosari, 4
Unit di kelurahan Tlogomas. Di kelurahan tlogomas lokasinya di di Jl Tirta
Rona RT-3 RW-7, Tlogo Mas Gg-8 A dan Jalan Tlogo Agung.
Saat ini di RT-3 RW-7 terdapat ± 500 Kepala Keluaraga dan terdapat
150 Sambungan Rumah (SR) yakni pipa yang menyalurkan air limbah
domestic untuk dikumpulkan dalam bak kontrol dan dialirkan ke jaringan pipa
servis melalui bak kontrol servis. Masyarakat adalah orang pribadi atau badan
yang menggunakan Sambungan Rumah dan terdapat 750 (jiwa) Pemanfaat
57
Istalasi Pengolahan Air Limbah Domestik yang memanfaatkan Sambungan
Rumah (SR).
2. Potensi Wilayah Kota Malang
Terdapat beberapa aspek pendukung dalam pengelolaan sanitasi
khususnya Pengelolaan Intalasi Pnegolahan Air Limbah Domestik di RT-3
RW-7 Kelurahan Tlogomas yakni dari aspek lingkungan, Kependudukan,
aspek pendidikan, aspek kesehatan hingga aspek perekonomian . berikut
topologi dari wilayah kota Malang1.
a. Sungai-sungai
Tabel 3.1 Jumlah sungai-sungai dikota Malang2
Sungai Panjang Lebar Debit Air Tinggi
Brantas ± 58. 078 m ± 50 m 20.160 m3 4 m
Bango ± 11. 061 m ± 30 m 11.342 m3 6 m
Amprong ± 44.831 m ± 30 m 7.011 m3 4 m
Mewek ± 8.647 m ± 20 m 0.228 m3 3 m
Kajar ± 11.318 m ± 15 m 0.224m3 2 m
Metro ± 5.233 m ± 30 m 1.721 m3 3 m
Sumber: Diolah Peneliti, 2019
Pada umumnya, sungai-sungai berada di Wilayah kota Malang
tersebut berfungsi untuk irigasi dan saluran pembuangan air limbah serta
di beberapa wilayah bantaran sungai air sungai dimanfaatkan sebagai air
minum yang dikelolah oleh PDAM. Adapun sungai yang mengalir di
wilayah kelurahan Tlogomas ialah sungai Brantas yang merupakan
1Dokumen Buku Putih Sanitasi 2014-2019, Barenglitbang. Hal.13
2 Ibid hlm 14
58
sungai terbesar di Kota Malang. Sehingga berdasarkan data tersebut
maka pentingnya pengelolaan air limbah domestik disetiap wilayah
banatarn sungai di kota malang. Sebab, jika air limbah dari masyarakt
tidak dikelolah terlebih dahulu melalui jaringan pengelolaan air limbah
domestik maka akan menyebabkan pencemaran lingkungan yang akan
berdampak timbulnya penyakit akibat kerusan air , air sungai, dan air
tanah yang di pakai oleh masyarakat.
b. Kependudukan
Jumlah penduduk di Kota Malang berdasar atas data registrasi
penduduk yang dikoordinasi oleh Biro Pusat Statistik Kota Malang tahun
2017 dalam Kota Malang Dalam Angka Tahun 2017 adalah sebesar
820.243 jiwa, dengan perbandingan jumlah penduduk berkelamin pria
sebesar 404.553 jiwa dan wanita sebesar 415.690 jiwa. Dengan demikian
rasio jenis kelamin penduduk Kota Malang sebesar 97,32, ini artinya
bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 97 penduduk laki-laki3.
Sementara untuk tingkat kepadatan penduduk di Kota Malang,
tingkat kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Klojen dengan tingkat
kepadatan mencapai 11.994 Jiwa/km2 dan kepadatan penduduk terendah
berada di Kecamatan Kedungkandang yang mencapai 4374 jiwa/ km2.
3 Dokumen Buku Putih Sanitasi 2014-2019, Barenglitbang hal.19
59
Tabel3.2Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Malang Tahun20174
No
Kecamatan
Luas
Wilayah
(Km)
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Km2)
1 Kedungkandang 39,89 192.361 4822
2 Sukun 20,97 194.321 9266
3 Klojen 8,83 102.584 11.617
4 Blimbing 17,77 180.104 10.135
5 Lowokwaru 22,6 196.793 8707
Total 110,06 866.118 8.051
Sumber: Diolah Peneliti, 2019.
Dari data luas wilayah Kecamatan Lowokwaru berada diposisi
kedua terluas setelah kecamatan kedungkandang. Dengan luas wilayah
yang berselisih 17,29 km tersebut jumlah kepadatan penduduk Kecamatan
lowokwaru lebih banyak dan kepadatan penduduk sebanyak 8231 jiwa.
Sehingga ketika dikaitkan dengan Persoalan sanitasi khusunya
Pengelolaan IPAL harus di perhatingan denagn baik oleh pemerintah dan
masyarakat karena kepadatan penduduk tidak sebanding dengan luas
wilayah yang dimilki serta jumlah Pembanguan IPAL yang berjumlah 14
unit. Sehingga perlu pengelolaan yang baik dari pemerintah dan
masyarakat untuk mengatsi hal tersebut sehingga tidak menimbulkan
penecemaran lingkungan yang kan berdampak pada turunya kualitas
lingkungan dan kesehatan.
Distribusi penduduk berdasarkan umur tahun 2017 dibagi menjadi
2 tersebut di kelurahan tlogomas 7 (tujuh) kelompok umur, yaitu dari usia
0 tahun hingga 75+ tahun. Jumlah kelompok umur dominan yaitu
4 Dokumen Kota Malang dalam Angka Tahun 2018
60
kelompok umur 20-24 tahun sejumlah 97.775 jiwa.Kelompok umur ini
termasuk dalam golongan umur produktif5.
c. Pendidikan
Kota Malang dikenal sebagai kota pendidikan, hal ini karena
banyaknya fasilitas pendidikan yang tersedia mulai dari tingkat Taman
Kanak-kanak, SD sampai Pendidikan Tinggi dan jenis pendidikan non-
formal seperti kursus bahasa asing dan kursus komputer, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta6.
Pada tingkat taman kanak-kanak (TK) terdapat 333 unit sekolah.
Pada tingkat sekolah dasar (SD/MI) jumlah sekolah yang ada sebanyak
318.Jumlah murid seluruhnya 199.985 murid dan 14.020 guru. Jumlah
SMP/MTs sebanyak 123 unit, SMU/MA sebanyak 59 unit dan SMK
sebanyak 51 unit. Perguruan tinggi negeri (PTN) di Kota Malang
berjumlah 4 unit7.
Tabel 3.3 Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kota Malang Tahun 20188
No Kecamatan Fasilitas Pendidikan
TK SD/MI SMP/MTs SMA/MA SMK
1 Kedungkandang 57 77 27 10 8
2 Sukun 68 70 18 7 10
3 Klojen 70 47 30 22 11
4 Blimbing 65 62 22 6 9
5 Lowokwaru 73 62 26 14 13
Jumlah 333 318 123 59 51
5 Dokumen Buku Putih Sanitasi 2014-2019, Barenglitbang hal. 21
6 Dokumen Buku Putih Sanitasi 2014-2019, Barenglitbang hal.22
7Ibid. hal.22
8 Dokumen Kota Malang dalam Angka Tahun 2018
61
Sumber: Diolah Peneliti, 2019.
d. Kesehatan
Peningkatan pelayanan kesehatan tidak terlepas dari ketersediaan
sarana dan prasarana kesehatan yang memadai. Berikut adalah tabel
sarana kesehatan, jumlah tenaga kesehatan pada Tahun 20189.
Tabel 3.4.Jumlah Sarana Kesehatan berdasarkan jenis10
No Sarana Kesehatan Jumlah
1 Rumah Sakit Umum 9
2 Rumah Sakit Khusus 14
3 Puskesmas 15
4
Puskesmas Perawatan 4
Puskesmas Non Perawatan
Puskesmas Poned
11
0
5 Puskesmas Keliling 15
6
7
8
Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu Gadar
Ponkesdes
34
4
0
9 Rumah Bersalin 3
10 Balai Pengobatan/Klinik 29
11 Klinik Rawat Inap Pelayanan Medik
Dasar
3
12
13
Praktek Dokter Bersama
Praktek Dokter Perorangan
0
539
14
15
Praktek Pengobatan Tradisional
Polindes
36
0
16 Poskesdes 57
17 Posyandu 656
18 Apotek 206
19 Toko Obat 4
Sumber: Diolah Peneliti, 2019.
9 Dokumen Buku Putih Sanitasi 2014-2019, Barenglitbang hal.23
10Ibid hal.23
62
Tabel3.5 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Kecamatan Tahun201811
No Kecamatan Tenaga Kesehatan
Dokter Perawat Bidan
1 Kedungkandang 21 287 45
2 Sukun 25 194 39
3 Klojen 59 846 69
4 Blimbing 8 20 25
5 Lowokwaru 62 130 50
Jumlah 396 1932 423
Sumber: Diolah Peneliti, 2019.
e. Perekonomian
Jumlah pencari kerja pada tahun 2014 yang terdaftar sebanyak 527
orang pencari kerja laki-laki dan perempuan sebanyak 684 orang.
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2014
penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja berdasarkan lapangan usaha
tercatat paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor Perdagangan,
Jasa jasa dan Industri, masing masing sebesar 34.54%; 28,77% dan
21,42%12
.
11
Dinas Kesehatan Kota Malang 12
Dokumen Buku Putih Sanitasi 2014-2019, Barenglitbang hal.26
63
Tabel 3.6 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan
Usaha Utama13
No Lapangan Usaha Jumlah Tenaga
Kerja
Persentase
(%)
1 Pertanian 4996 1.25
2 Industri Pengolahan 85284 21.42
3 Konstruksi 26475 6.65
4 Perdagangan Besar, Eceran,
Rumah Makan dan Hotel
137501 34.54
5 Angkutan, Pergudangan dan
Komunikasi
25478 6.40
6 Keuangan dan Jasa-jasa 114531 28.77
7 Pertambangan, Penggalan,
Listrik dan Air
3829 0.96
Jumlah 398094 100
Sumber: Diolah Peneliti, 2019.
B. Gambaran Sanitasi Kota Malang
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih
dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan
bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia. Adapun visi dan misi Sanitasi Kota Malang
yang tercantum pada Strategi Sanistasi Kota Malang Tahun 2015-2019 bahwa14
:
Dalam usaha untuk melestrarikan dan mengmbangkan kemampuan
lingkungan hidup di kota Malang pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan
tetap berupaya untuk menjaga kelesatarian alam dan kualitas lingkungan serta
pemukiman di Kota Malang. Salah satu aspek yang penting dalam menjaga
kualitas adalah dengan menjaga kondisi sanitasi perkotaan. Kondisi sanitasi Kota
13
Survei Sosial Ekonomi Nasional 2012, BPS Kota Malang 14
Dokumen Strategi Sanitasi Kota Malang Hal. 32-33
64
Malang ditinjau dari berbagai aspek yaitu kesehatan lingkungan, kesahatan dan
pola hidup masyarakat, kuantitas dan kualitas air, limbah cair rumah tangga,
limbah padat (sampah), drainase lingkungan, pencemaran udara, limbah industri
dan penanganan limbah medis15
. Lebih lanjut Azwar Azrul memberikan definisi
sanitasi sebagai berikut ini:
“Sanitasi merupakan cara pengawasan terhadap berbagai faktor
lingkungan yang mungkin memengaruhi derajad kesehatan masyarakat”16
.
Focus kajian sanitasi yakni pada fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat.
Fasilitas sanitasi meliputi 1). Sumber Air Minum, 2). Layanan pembuangan
sampah, 3). Jamban, 4). Saluran pembuangan air limbah rumah tangga.
Sedangkan untuk perilaku yang dipelajari adalah terkait dengan higienitas dan
sanitasi dengan mengacu pada sanitasi masyarakat meliputi: 1). Buang air
besar, 2). Cuci tangan pakai sabun, 3). Pengelolaan air minum rumah tangga,
4). Pengelolaan sampah 3R, 4). Pengelolaan air limbah rumah tangga
(drainase lingkungan).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3 Tahun 2014,
Sanitasi Masyarakat merupakan pendekatan perilaku higienis dan saniter
melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. Upaya pemicuan
dilakukan dengan cara mendorong perubahan perilaku hogoene dan sanitasi
individual atau masyarakat atas dasar kesadaran sendiri dengan menyentuh
15
Dokumen Buku Putih Sanitasi.Kota Malang 2014 16
Eka, Tiara. 2017. Pengelolaan Sanitasi di Pemukiman Kumuh (Studi di Gunung Pala Kelurahan
Kecamatan Teluk Betung Timor Kota Bandar Lampung.Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.
65
perasaan, pola piker, periaku dan kebiasaan individu atau masyarakat. Pilar
Sanitasi Total Berbasis Berbasis Masyarakat (STBM) terdiri atas 5 perilaku
hygiene dan saniter, yaitu:
1. Stop Buang Air Besar Sembaranagn (BABS) adalah kondisi ketika setiap
individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar
sembarangan yang berpotensi menyebarkan penyakit. Hal ini dapat diterapkan
melalui kegiatan sederhanan sebagai berikut:
a. Membudayakan perilaku buang air besar sehat ya ng dapat memutus alur
kontaminasi kotoran manusia sebagai sumber penyakit secara
berkelanjutan.
b. Menyediakan dan memelihara sarana buang air besar yang mempengaruhi
standar dan persyaratan kesehatan.
Perilaku stop buang air besar sembaranagn harus diikuti dengan
pemanfaatan sanitasi yang saniter berupa jamban sehat. Saniter merupakan
kondisi fasilitas sanitsi yang mempengaruhi standart dan persyaratan
kesehatan, yaitu:
1). Tidak mengakibatkan terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan
yang berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia.
2). Dapat mencengah vector pembawa untuk menyebarkan penyakit
pada pemakai dan lingkungan sekitarnya
66
c. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan perilaku cuci tangan dengan
menggunkan air bersih yang mengalir dan sabun. Hal ini dapat diterapkan
melalui kegiatan sederhana sebagai berikut:
1). Membudayakan perilaku cuci tangan dengan air bersih yang mengalir
dan sabun secara berkelanjutan.
2). Menyediakan san memelihara sarana cuci tangan yang dilengkapi
dengan air mengalir, sabun, dan saluran pembungan air limbah.
d. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM-RT)
adalah melakukan kegiatan mengelola air minum dan makanan di rumah
tangga untuk memperbaiki dan menjaga kualitas air dari sumber air yang
akan digunakan untuk air minum, serta untuk menerapkan prinsip hygiene
sanitasi pangan dalam proses pengelolaan makanan di rumah tangga.
e. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga adalah melakukan kegiatan
pengelolaam limbah cair di rumah tangga dari sisi kegiatan mencuc,
kamar mandi dan dapur yang memenuhi standar baku mutu kesehatan
lingkungan dan persyaratan kesehatan yang mampu memutus mata rantai
penularan penyakit. Hal ini dapat diterapkan melalui kegiatan sederhana
sebagai berikut:
1). Melakukan pemisahan saluran limbah cair rumah tangga melalui
sumur resapan dan saluran pembuangan air limbah.
2). Menyediakan dan menggunakan penampung limbah cair rumah tangga
3). Memelihara saluran pembuangan dan penampungan limbah cair rumah
tangga.
67
Proses pengamanan limbah cair yang aman pada tingkat rumah
tangga dilakukan untuk menghindari terjadinya genangan air limbah
yang berpotensi menimbulkan penyakit berbasisi lingkungan. Unruk
menyalurkan limbah cair rumah tangga diperlukan sarana berupa
sumur resapan dan saluran pembuangan air limbah rumah tangga.
Limbah rumah tangga yang berupa tinja dan urine disalurkan ke tangki
septic yang dilengkapi dengan sumur resapan. Limbah cair rumah
tangga yang beruapa air bekas yang dihasilkan dari buangan dapur,
kamar mandi, dn sarana cuci tangan disalurkan ke saluran pembuangan
air limbah
1. Pengelolaan Limbah Domestik
Air limbah domestik mencakup saluran pembuangan dan system
pengelolaan air buangan rumah tangga baik yang berasal dari WC, Kamar
mandi maupun dapur. Terdapat dua system pengelolaam air limbah domestik
yang digunakan yaitu system pengelolaan secara individu di masing-masing
rumah atau sering disebut on-site systemdan secara kolektif atau komunal
yang sering disebut dengan off-site system.
a. Cubluk (toilet cemlung)
Bubluk/toilet cemplung atau system sederhana ini
menampung/menerima kotoran dalam lubang galian tanah dibawah toilet.
Penguraian dari kotoran manusia menghasilkan gas-gas (karbon oksida dan
metana) dan mengurangi volume lumpur. Mengalinya air ke dalam tanah
disekitarnya terjadi melalui tepian lubang dan dasar galian. Dampak dari
68
system jamban ini adalah kotoran manusia akan meresap atau merembes
langsung ke dalam tanah sehingga bisa mencemaru air tanah.
b. Plengsengan
Jamban Plengsengan biasanya dibuat di daerah bantaran sungai.
Manusia membuang kotoran langsung ke sungai tanpa melalui pengelolaan
terlebih dahulu. Dampak yang ditimbulkan adalah tercemarnya air sungai
oleh bakteri yang berasal dari kotoran manusia.
c. Leher Angsa Tanpa Sarana Tengki Septik
Jamban jenis ini mempunyai penyekat air yang berfungsi untuk
mencengah bau dan masuknya serangga. Tinja dalam toilet diguyur dengan
menyiramkan 2 sampai 3 liter air. Campuran air dan tinja tersebut masuk
ke dalam lubang dengan cara yang sama dengan toilet semplung. Proses
penguraian tinja di dalam lubnag juga sama. Semakin bnayak air yang
menyususo ke dalam tanah di sekelilingi lubang galian maka semakin besar
potensi untuk mencemari air tanah.
d. Leher Angsa Dengan Sarana Tangki Septik
Pada jenis ini kotoran manusia tidak langsung dibuang atau masuk
ke dalam tanah, tetapi melalui pengelolaan yang disebut dengan tangki
septic. Tangki septic adalah tengki kedap air, biasanya berada di bawah
tanah dan menerima buangan limbah kotoran manusia dan air limbah dari
rumah tangga. Setelah tinja diuraikan atau mengalami pengelolaan dalam
tangki septic kemudian dialirkan menuju ke tangki resapan. Pada tengki
resapan ini kandungan pencemaran dari tinja maupun air limbah rumah
69
tangga sudah berkurang sehingga aman untuk dibuang atau diresapkan ke
dalam tanah.
Gambar3.1JenisPenggunaanJamban.
Sumber: Dokumen Sanitasi Kota Malang 2014
Pengelolaan air limbah di Kota Malang terdisri dari dua sistem
yaitu On-site System dan Off-site System dengan kriteria sebagai berikut:
1. On-site System
Proses pembuangan dan pengolahan air limbah dilakukan secara
bersamaan di tempat yang biasanya menggunakan cubluk atau
septictank. Bila pada suatu waktu cubluk atau septictank tersebut sudah
penuh dengan lumpur tinja maka harus disedot dan diangkut dengan
truk tinja ke IPLT (Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja) untuk
disempurnakan prosesnya agar tidak merusak dan mencemari
lingkungan17
.
17
Dokumen Strategi Sanitasi Kota Malang Hal. 12
1% 4% 10%
85%
Cemplung 1%
Plengsengan
Leher Angsa tanpatengki tank
Leher Angsadengan TengkiSeptik
70
Pembuangan air limbah dengan sistem ini dalam praktek sehari-
harinya dapat kita lihat dalam kegiatan18
:
a. Individual, yaitu sistem pembuangan melalui kloset, peturasan yang
dilakukan oleh masing-masing keluarga pada setiap rumah.
b. Komunal, yaitu sistem pembuangan melalui kloset yang dilakukan
secara bersama-sama oleh beberapa keluarga yang biasanya berupa
jamban jamak, MCK umum, atau Septictank komunal. Berdasarkan
hasil analisis yang telah dilakukan pada Masterplan Sanitasi Kota
Malang terdapat 4 kelurahan yang diprioritaskan dalam penanganan
sanitasi. Hasil prioritas tersebut berdasarkan kondisi daerah yang dekat
dengan bantaran sungai sehingga penduduk melakukan aktivitas MCK
langsung dipinggir sungai, sarana sanitasi yang kurang memadai,
tingkat kesadaran penduduk setempat terhadap sanitasi rendah, dan
tingginya angka penderita penyakit diare pada tahun 2007. Adapun
kelurahan-kelurahan tersebut antara lain Kelurahan Jodipan, Kotalama,
Lesanpuro, dan Wonokoyo.
2. Off-site System
Proses pembuangan air limbah atau penyaluran air limbah yang
berasal dari rumah-rumah dan berbagai fasilitas lainnya seperti, air sisa
mandi, air sisa cucian, dan seterusnya serta air limbah yang berasal dari
sisa-sisa proses industri yang kemudian dialirkan melalui jaringan
perpipaan menuju IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) untuk
18
Ibid. hal.12
71
diolah secara terpusat. Jumlah dan lokasi IPAL di Kota Malang yang
masih berfungsi dengan baik antara lain MSS di Kelurahan Mergosono,
MSS di Kel Ciptomulyo, MCK terpadu di Kel Tlogomas, MCK terpadu
di Kelurahan Mergosono, MCK terpadu di Kelurahan Bareng, MCK
terpadu di Kelurahan Samaan, MCK terpadu di Kelurahan
Penanggungan, dan IPLT di Kelurahan Supiturang19
.
Adapun pengolahan air limbah yang dikelola secara individu
banyak dijumpai di Kota Malang. Teknologi atau pengolahan yang
dipakai adalah jamban yang biasanya dibangun di masing-masing
rumah atau di tempat-tempat tertentu dan dipakai secara bersama atau
kolektif untuk beberpa rumah tangga. Penyediaan jamban ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor ekonomi dan
ketersediaan lahan20
.
Berikut adalah jenis jamban yang umumnya dipakai oleh
masyarakat di Kota Malang, antara lain :
a. Cubluk (toilet cemplung)
Cubluk/ toilet cemplung atau sistem sederhana ini
menampung kotoran dalam lubang galian di bawah toilet.
Penguraian darikotoran manusia menghasilkan gas-gas
(karbondioksida dan metana) dan mnegurangi volume lumpur.
Mengalirnya air di dalam tanah di sekitarnya terjadi melalui tepian
19
Dokumen Strategi Sanitasi Kota Malang Hal. 13 20
Dokumen Strategi Sanitasi Kota Malang Hal. 14
72
lubang dan dasar galian. Dampak dari sistem ini adalah kotoran
manusia akan meresap atau merembes langsung ke dalam tanah21
.
b. Plengsengan
Jamban plensengan biasanya dibuat di daerah bantaran
sungai. Dampak yang ditimbulkan adalah tercemarnya air sungai
oleh bakteri yang bearsal dari kotoran manusia22
.
c. Leher angsa tanpa sarana tangki septik
Jamban ini mempunyai penyekat air yang berfungsi untuk
mencegah bau dan masuknya serangga. Tinja dalam toilet diguyur
dengan menyiramkan 2 sampai 3 liter air. Campuran air dan tinja
tersebut masuk ke dalam lubang dengan cara yang sama dnegan
toilet cemplung. Proses penguraian tinja di dalam lubang juga sama.
Semakin besar air yang menyusup ke tanah di sekeliling lubang
galian maka sebagain besar potensi untuk mencemari tanah23
.
d. Leher angsa dengan sarana tangki septik
Pada jenis ini, kotoran diolah dulu dalam tangki septik
sebelum masuk ke dalam tanah. Dalam tangki septik, tinja
diuraikan/ diolah kemudain dialirkan menuju tangki serapan. Pada
tangki serapan ini kandungan pencemar dari tinja atau air limbah
21
Ibid hal.14 22
Ibid hal.14 23
Dokumen Strategi Sanitasi Kota Malang Hal. 15
73
rumah tangga sudah berkurang sehingga aman untuk dibuang ke
dalam tanah24
.
Kota Malang dengan jumlah penduduk 804.570 jiwa,
dengan jumlah jamban yang memenuhi syarat sebanyak 61.114
buah, sedangkan yang tidak memenuhi syarat jauh lebih banyak
yaitu 126.371 buah menunjukkan bahwa sanitasi di Kota Malang
cukup memprihatinkan.Berikut adalah rincian data pemakaian
jamban penduduk Kota Malang:
Tabel 3.7 Pemakaian Jamban di Kota Malang25
No. Kecamatan Jenis Jamban
Cempl
ung
Plengseng
an
Leher angsa
tanpa tangki
septik
Leher angsa
dengan
tangki septik
1. Klojen 0 0 5.610 8.344
2. Blimbing 0 0 3.006 24.697
3. Kedung
kandang
796 981 629 31.425
4. Sukun 402 823 4.170 17.596
5. Lowok
waru
87 179 114 27.463
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Malang
3. IPAL Modular Sawarage System (SMM)
IPAL SMM dibangun dengan target layanan sebesar 10.000
jiwa. IPAL hingga sat ini belum dimanfaatkan secara maksimal karena
jumlah pemakai baru sekitar 2000 jiwa. Sistem atau teknologi yang
dipaki adalah filter anaerob dan kemudian dirangkai dengan aerasi.
24
Ibid hal.15 25
Ibid. hal.15
74
System filter anaerob adalah salah satu system pengelolahan
yang termasuk dalam pengelolaan secara anaerob dimana
mikroorganisme yang berperan sebagai pengurai senyawa organik
tidak membutuhkan oksigen bebas untuk pertumbuhan dan
perkembangannya, sedangkan filter di sini dimaksudkan sebagai
media tempat pertumbuhan bakteri pengurai. Pada media ini akan
terjadi penguraian senyawa organic sehingga kandungan organic pada
air limbah terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana. Pada filter
anaerob ini menggunakan media berupa plastic berbentuk bola sebagai
tempat tumbuhnya bakteri, setelah melewati filter anaerob kemudian
air limbah mengalir melewati beberapa Chamber dengan ketinggian
yang berbeda. Perbedaan tinggi ini dimanfaatklan atau difungsikan
sebagai aerasi dengan system terjun.
Aerasi adalah system pengelolan air limbah dengan cara
menambahkan oksigen bebas kedalam air limbah baik secara alami
maupun buatan. Pada pengelolaan ini bakteri aerob atau bekteri yang
tumbuh dengan tersedianya oksigen bebas.
Pipa Induk
Filter Anaerob
Aerasi
Pengering Lumpur Sedimental Sungai Brantas
75
Gambar 3.2 Skema Sistem Pengelolaan Air Limbah
Sumber: Diolah Peneliti 2019
4. MCK Terpadu Tangki AG
Mandi, cuci dan kakus (MCK) Terpadu Tangki AG Teknologi
yang dipakai adalah septic tank berbentuk sumur dengan penampung
pemecah di tengahnya.Kemudian dialirkan melewati kisi-kisi menuju
ke kolam, pada kola mini diberi tanman Eceng Gondok yang berfungsi
untuk menyerap logam berat.Setelah dilewatkan ke beberapa saringan
kemuidan disalurkan menuju ke sungai Brantas
Gambar 3.3 Skema Sistem Pengolahan MCK Tangki AG
Sumber: Diolah Peneliti, 2019
Tangki AG
Treatment chamber
Sungai Brantas
Inlet
Buffled Anaerob
Sedimetasi
Kolam Fakultatif
Sungai Brantas
76
Gambar. 3.4 Skema Sistem Pengolahan IPAL
Kerjasama LIPI dengan PJT Sumber: Dokumen Sanitasi Kota Malang, 2014.
5. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Instalasi Pengelolahan Lumpur Tinja (IPLT) berfungsi untuk
mengelolah lumpur tinja hasil dari penyedotan tinja dari rumah-rumah
penduduk di seluruh kota Malang. Pengolahan yang dipakai pada IPLT
ini menggunakan pengolahan secara hayati dan fisikawi. Pemerintah
kota malang telah melakukan kerjsama dengan pihak-pihak swasta
dalam pengadaan dan penyedotan guna menangani lumpur tersebut.
Gambar. 3.5 Skema Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Sumber: Dokumen Sanitasi Kota Malang 2014
C. Visi dan Misi Kota Malang
1. Visi Kota Malang
Tangki penyedot tinja
Bak Sedimentasi Awal
Bak Pasteurisasi
Tabung Gasimeter
Bak Pengentelan
Bak Pematangan
Bak Aerasi
Bak Kolam Iklan
Pengeringan Lumpur
77
Pemerintah Kota Malang dalam pelaksanaan pembangunan
berpedoman pada Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Dearah
Tahun 2013-2018 dimana dialamnya termuat Visi Kota Malang, yaitu26
:
“Terwujudnya Kota Malang Sebagai Kota Pendidikan Yang
Berkualitas, Kota Sehat Dan Ramah Lingkungan, Kota Pariwisata
Yang Berbudaya, Menuju Masyarakat Yang MajuDan Mandiri”
Adapun makna dari visi tersebut adalah sebagai berikut :
Kota Pendidikan yang Berkualitas, mengandung makna bahwa
pembangunan Kota Malang diarahkan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dalam arti yang luas. Pengertian pendidikan yang berkualitas
adalah bahwa27
:
a. penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang di Kota Malang harus
memiliki kualitas tinggi;
b. penyelenggaraan pendidikan diarahkan untuk menghasilkan SDM yang
memiliki keunggulan kompetitif dalam hal penguasaan, pemanfaatan dan
pengembangan IPTEK, serta memiliki wawasan global dengan kearifan
lokal (berbudi pekerti luhur); kebijakan pemerintah kota diarahkan pada
kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada kepentingan pendidikan dalam
arti luas, yang meliputi;
1) peningkatan kapasitas SDM pemerintah kota sebagai pengemban
fungsi pelayanan publik;
26
Dokumen Buku Putih Sanitasi 2014-2019, Barenglitbang hal. 27 27
Ibid hal.28
78
2) peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan di semua level
melalui pengembangan SDM dan kelembagaan;
3) membuka akses seluas-luasnya kepada seluruh lapisan masyarakat,
khususnya kepada masyarakatyangkurang/tidak mampu secara
ekonomi, untuk dapat menuntut ilmu melalui jalur formal (sekolah).
Kota Sehat dan Ramah Lingkungan, mengandung makna bahwa
pembangunandi Kota Malang diarahkan untuk mewujudkan Kota yang sehat
dan berwawasan lingkungan. Pengertian kota sehat dan ramah lingkungan
adalah sebagai berikut28
:
a. Kota sehat adalah kota yang memiliki kualitas lingkungan fisik dan sosial
kemasyarakatan yang baik sehingga menjadi kota yang memberikan rasa
aman, nyaman dan sehat bagi warga kotanya (City fit to livein)
b. Kota yang ramah lingkungan adalah kota yang dalam melaksanakan
pembangunan selalu memperhatikan kelestarian daya dukunglingkungan.
Kota Pariwisata yang Berbudaya, mengandung makna bahwa
pembangunan di Kota Malang diarahkan untuk mewujudkan Kota Malang
sebagai kota tujuan wisata dengan tetap melestarikan budaya khas malangan.
Pengertian Kota Pariwisata yang berbudaya adalah sebagai berikut29
:
a. Kota pariwisata adalah kota yang menjadi tujuan wisatawan baik
wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik. Obyek wisata yang
28
Dokumen Buku Putih Sanitasi 2014-2019, Barenglitbang hal 28 29
Dokumen Buku Putih Sanitasi 2014-2019, Barenglitbang hal 29
79
akan dikembangkan adalah obyek wisata pendidikan, wisata sejarah, wisata
belanja maupun wisatalainnya.
b. Kota pariwisata yang berbudaya adalah kota pariwisata yang tetap
melestarikan budaya khasnya beserta nilai-nilai yangdikandungnya.
Menuju Masyarakat yang Maju dan Mandiri mengandung makna
bahwa tujuan pembangunan yang akan dilakukan adalah untuk mewujudkan
masyarakat Kota Malang yang maju dan mandiri. Pengertian masyarakat
yang maju dan mandiri adalah sebagai berikut:
a. Masyarakat yang maju adalah masyarakat yang maju dalam penguasaan
ilmu dan teknologi, maju dalam derajat kesehatannya dan maju dalam
mengembangkan budaya danpariwisatanya.
b. Masyarakat yang mandiri adalah masyarakat yang mampu membiayai
sendiri semua kebutuhan dan aktifitas yangdilakukannya.
2. Misi Kota Malang
Pengertian Misi menurut Undang-undang 25 tahun 2004 pasal 1
angka 13 adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Dalam rangka mewujudkan visi
sebagaimana tersebut di atas, maka misi pembangunan dalam Kota Malang
Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut30
:
Misi 1) Mewujudkan dan Mengembangkan Pendidikan yang
Berkualitas; 2). Mewujudkan Peningkatan KesehatanMasyaraka; 3).
Mewujudkan Penyelenggaraan Pembangunan yang RamahLingkunga; 4).
30
Dokumen Buku Putih Sanitasi 2014-2019, Barenglitbang hal. 29
80
Mewujudkan Pemerataan Perekonomian dan PusatPertumbuhan Wilayah
Sekitarnya; 5). Mewujudkan dan Mengembangkan Pariwisata yang
Berbudaya; 6) Mwujudkan pelayanan public yang prima.
D. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Malang
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang merupakan pelaksana
otonomi dibidang pekerjaan umum dan penataan ruang, dipimpin oleh Kepala
Dinas yang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Tugas pokok
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang adalah penyusunan dan pelaksana
kebijakan urusan pemerintahan daerah di bidang pekerjaan umum31
.
Tugas pokok dan fungsi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
telah diatur dalam Perwal yang sesuai dengan Peraturan Walikota Malanng
Nomor 27 Tahun 2016 tentang Urain Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, berikut uraianya :
a. Tugas Pokok :
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang melaksanakan tugas pokok
menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah di bidang Pekerjaan Umum
Dan Penataan Ruang.
b. Fungsi :
1) Koordinasi kegiatan di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang;
31
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Malang
81
2) Koordinasi penyusunan rencana, program dan kegiatan di lingkungan
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
3) Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip, dan
dokumentasi di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang;
4) Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama,
dan hubungan masyarakat; dan
5) Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) yang menjadi kewenangan
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
6) Menyusun program dan kegiatan Sekretariat berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan sumber data yang tersedia sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan;
7) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya dalam
rangka pelaksanaan kegiatan kesekretariatan;
8) Melaksanakan koordinasi dengan seluruh Bidang di lingkungan Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang untuk mendapatkan masukan,
informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan dalam rangka
penyusunan rencana program dan kegiatan;
9) Melaksanakan koordinasi dengan seluruh Bidang di lingkungan Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang untuk mendapatkan masukan,
informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil
kerja yang optimal;
82
10) Mengatur pelayanan administrasi umum meliputi ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip, dan dokumentasi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dalam pemberian
dukungan administrasi pelaksanaan kegiatan;
11) Mengatur penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama, dan
hubungan masyarakat sesuai kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang guna kelancaran tugas;
12) Mengatur pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) sesuai kewenangan
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang agar terlaksana sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
13) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan
masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas;
14) Memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan sesuai
bidang tugasnya guna pencapaian program dan kegiatan kesekretariatan;
15) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai bidang tugasnya
sebagai dasar pengambilan kebijakan; dan\
16) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Pimpinan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
E. Visi – Misi Sanitasi Kota Malang
Visi sanitasi kota Malang “Terwujudnya Kota Malang Bersanitasi Sehat
Dan Ramah Lingkungan Yang Berbasis Partipasi Masyarakat”Visi merupakan
suatu keadaan yang ingin dicapai di tahun 2019 secara mandiri melalui kegiatan–
83
kegiatan yang dilakukan secara sinergis antar pemangku kepentingan yang terkait
secara langsung atau tidak langsung dalam pengelolaan sanitasi kota. Visi ini
selanjutnya dirumuskan dalam beberapa misi sebagai terjemahan lebih lanjut arti
visi yang telah ditetapkan; untuk dapat mengidentifikasi arah kerangka kerja
SSK32
.Untuk dapat mewujudkan visi pengelolaan sektor sanitasi maka
dirumuskan beberapa misi yaitu sebagai berikut33
:
a. Meningkatkan kapasitas dan peran serta pelaku pembangunan sanitasi
b. Mengembangkan sanitasi berbasis masyarakat dan ramah lingkungan
c. Meningkatkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat
d. Mengembangkan regulasi yang mendukung sanitasi
Sanitasi mencakup pengelolaan air limbah, pengelolaan sampah dan
drainease. Pada penelitian ini berfokus pada pengelolaan air limbah. Kondisi
limbah cair rumah tangga di Kota Malang sebagian sudah melalui proses
pengolahan ada pula yang langsung di salurkan menuju sungai atau diresapkan ke
dalam tanah.
Pengelolaan limbah cair rumah tangga di Kota Malang sebagian besar
masih memanfaatkan sistim pengolahan konvensional yaitu menggunakan septic
tank di masing-masing rumah tangga, namun demikian kondisi septic tank ini
belum menjamin bahwa hasil pengolahan sudah memenuhi persyaratan34
.
Selain penggunaan septic tank pribadi terdapat pula sistim pengolahan
secara komunal di berbagi tempat seperti di Kelurahan Mergosono, Ciptomulyo,
32
Dokumen Strategi Sanitasi Kota Malang Hal. 32-33 33
Ibid hal. 33 34
Dokumen Strategi Sanitasi Kota Malang Hal. 11
84
Tlogomas dan lain-lain. Secara umum penanganan limbah domestik untuk Kota
Malang harus mengacu kepada Rencana Strategi Nasional untuk Pengelolaan Air
Buangan Rumah Tangga Daerah Perkotaan. Sedangkan untuk penanganan limbah
industri dilakukan dengan berpedoman pada SK. Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Jawa Timur No. 413 Tahun 1987 dan SK. Gubernur No. 414 Tahun
1987 tentang Penggolongan dan Baku Mutu Air Limbah di Jawa Timur35
.
Limbah domestik adalah limbah yang berasal dari buangan rumah tangga
berupa tinja dan buangan cair lainnya seperti air bekas cucian dan lain-lain.
Penanganan buangan ini tidaklah mudah karena menyangkut masyarakat dan
pemerintah yang saling terkait didalam penanganannya serta
35
Ibid hal.11