bab iii doni kun
DESCRIPTION
doniTRANSCRIPT
III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Fungsi Instrumentasi
Fungsi instrumentasi pada suatu proses industri dapat diklasifikasikan ke
dalam 4 golongan , yaitu :
Sebagai Alat Ukur (Measurement)
Sebagai Alat Kontrol/Pengendali
Sebagai Alat Pengaman (Safety)
Sebagai Analisis (Analizer)
3.2 Instrument Sebagai Alat Kontrol/Pengendali
Sistem pengendaliaan yaitu berfungsi untuk mengendalikan jalannya
oprasi agar variable proses yang sedang diukur. Dapat diatur dan dikendalikan,
tetap pada nilai yang ditentukan (set point). Agar sistem pengendalian suatu
proses dapat berjalan sesuai yang diinginkan. Maka minimal pada sistem
tersebut harus mempunyai komponen-komponen pokok seperti elemen
pengukuran sensing element dan secondary element. Element controller (control
unit) dan final element. Gambar 3.1 Menunjukkan hubungan antara sistem
pengendalian yang meliputi Controller, Control valve, Proses yang kemudian
hasil keluaran dari sistem pengendalian tersebut diumpan balikkan lagi untuk
mengeliminir perbedaan yang ada.
Gambar 3.1 Diagram Kotak Pengendalian
20
21
3.3 Sensing Element (Primary Element)
Adalah suatu media yang pertama kali menerima suatu bentuk energi dari
media yang akan di ukur dan menghasilkan suatu output yang sebanding dengan
nilai yang di ukur. Besaran variable proses dari aliran di deteksi oleh sensing
element dan sebelum di kirimkan ke Transmitter (Secondary Element). Besaran
variable proses di ubah menjadi besaran lain, misalnya besaran mekanis dengan
tujuan agar besaran variable tersebut dapat di baca oleh transmitter. Adapun 4
macam proses variable yang selalu diukur dan di kontrol dalam suatu industri
perminyakan yaitu sebagai berikut :
1. Pressure (tekanan)
2. Temperature (suhu)
3. Flow (aliran)
4. Level (tinggi permukaan cairan) Sensing elemen pada variable proses
antara lain:
Sensor pengukuran flow: Orifice plate, Venturi tube, Pilot tube
Sensor pengukuran temperature: Termocouple, Bimetal, RTD
Sensor pengukuran pressure: Bourdon tube, Diapraghm, Bellows
Sensor pengukuran level: Displacer, Floater.
3.3.1 Orifice Plate
Orifice plate adalah plat logam yang datar, tipis, bulat, dan terdapat lubang
kecil atau orifice fungsi dari orifice untuk menghasilkan beda tekanan antara
aliran sisi masuk (Up Stream) dan aliran sisi keluar (Down Stream) dari orifice
plate akan diteruskan ke flow transmister dan dijadikan dasar pengukuran. Ada
beberapa macam tipe orifice yaitu :
Concentric, tipe ini paling populer, mempunyai lubang yang tepat di tengah plat
orifice, digunakan untuk suatu range yang luas dari fluida seperti : air, steam dan
gas fluida yang mengalir harus bersih dan tidak membawa partikel yang
mengakibatkan erosi pada lubang orifice.
22
- Exentric, tipe ini sedikit berbeda dengan concentric, karena lubang orifice
terletak sedikit di bawah sumbu, tipe ini digunakan pada aliran yang masih
mengandung partikel.
- Segmental, tipe ini bentuk lubangnya di tengah-tengah plat orifice tetapi
tidak bulat. Sebelah sisi atas berbentuk segmen dan digunakan pada aliran
berat yaitu fluida yang mengandung bagian padat ( solid ) atau aliran yang
bersifat korosi.
Gambar 3.2 Orifice Plate
3.3.2 Thermocouple
Thermocouple adalah salah satu alat ukur temperatur. Thermocouple
terdiri dari bahan paduan yang berbeda yang ujung-ujungnya disambung saperti
terlihat pada gambar 3.3 a tegangan elektrik timbul akibat ada perbedaan
temperatur pada kedua junction. Jika ada dua buah kawat yang berbeda,kawat A
dan kawat B,ujung-ujung nya digabungkan dengan cara di solder atau dilas
sehinga berbentuk suatu rangkaian yang tertutup (ujung-ujung yang bersatu ini
dinamakan sambungan atau junction ). Apabila kedua sambungan ini mempunyai
suhu yang berbeda, t1 dan t2 ternyata suatu volt meter dapat mendeteksi adanya
suatu emf E, atau apabila dipasangkan suatu ammeter seperti gambar 3.3 b akan
terukur suatu arus listrik. Arus listrik ini akan terus menerus mengalir selama suhu
23
kedua buah sambungan itu berbeda. Gejala perubahan energi thermal menjadi
energi listrik ini disebut gejalah SEEBACK dan emF yang membangkitkan arus 1
tersebut dinamakan gaya gerak listrik thermal dari seeback. Emf ini adalah
tegangan searah (DC) yang mempunyai polaritas.
Gambar 3.3 a dan b : Prinsip Kerja Thermocouple
3.3.3 Diaphragma
Diaphragm Capsule, Seperti gambar 3.4 memiliki dua atau lebih
diahprgma yang dilas di sekelilingnya. sensitivitas sebuah kapsul capsule
bertambah sebanding dengan diameternya yang mana ketentuan desain dapat
berubah-ubah mulai dari 25 sampai 150 mm.
24
Gambar 3.3 : Diaphragm Capsule
3.4 Secondary Element
Element ini berfungsi untuk mengubah besaran fisis dari sensing elemen
menjadi sinyal standar, sinyal tersebut ditransmisikan kealat control (controller).
Ada beberapa besaran sinyal standar di instrumentasi.
Sinyal standar Pneumatik : 3-15 psi atau 0,2-1,0 kg/cm
Signal standar Elektrik : 4-20 mA DC atau 1-5 V DC
3.4.1 Transmitter Elektronik
Transmitter elektronik adalah peralatan instrumentasi yang menerima
besaran fisis yang berasal dari sensing elemen, selanjutnya sensing elemen,
selanjutnya merubah ( mengkonversikan ) dan mentransmisikan besaran tersebut
kedalam sinyal standart elektrik yaitu 4-20 mA DC atau 1-5 DC dan besarannya
sebanding dengan besaran yang di terimanya.
3.4.2 Bagian-Bagian Transmitter Elektronik
3.4.2.1 Pressure Detector Assembly
Adalah merupakan diapragma capsul yang berfungsi sebagai sensor
perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh proses.
3.4.2.2 Transmiter Assembly :
Amplifier unit sebagai pengubah ( mengkoversikan ) besaran yang
diterima oleh pressure detector assembly menjadi signal standart 4-20 mA DC
atau 1-5 VDC.
Terminal box berfungsi untuk tempat penyambungan supply tegangan
sebesar 24 volt DC dan sinyal out put sebesar 4-20 mA DC.
25
3.4.3 Prinsip Kerja Transmitter Elektronik
Prinsip kerja transmiter elektronik beda tekanan yang dihasilkan oleh sisi
tekanan rendah (low) dengan sisi tekanan tinggi (high) dideteksi oleh sensor
diapragma capsul melalui cairan perantara (filling liquid) yang terdapat di
dalamnya . Gerakan sensor diapragma capsul sebanding dengan beda tekanan
yang berasal dari kedua sisi tersebut sensor diapragma capsul berfungsi sebagai
elektroda (moving elektroda ) yang didalamnya terdapat dua buah kapasitor yang
berbeda. Perbedaan nilai kapasitansi antara kedua sisi kapasitor oleh unit amplifier
diubah menjadi signal 4-20 mA DC atau 10-5 mA DC lalu dikirim ke alat
penerima ( receiver ).
3.5 Controller
Controller berfungsi membandingkan keadaan proses variable (pv) yang
dikendalikan dengan set point (sv) dan apabila terdapat perubahan maka akan
mengirimkan sinyal ke control valve untuk membuka atau menutup untuk
mengimbangi pengaruh beban (load) terhadap kondisi proses variable yang
dikendalikan.
3.5.1 Mode Controller
1. On Off Controller
2. Proportional Controller
3. Proportional Intergral Controller
4. Proportional Integral Derivative Controller.
3.5.2 Aksi Controller
Aksi controller adalah kemampuan suatu controller, untuk menghasilkan
output berdasarkan selisih antara PV dengan SV.. Aksi controller ada 2 macam,
yaitu :
26
1) Direct : PV – SV Sehingga disaat nilai PV naik maka output akan naik,
dan disaat PV turun, output juga akan turun.
2) Reverse : SV – PV Sehingga disaat nilai PV naik maka output akan turun, dan disaat PV turun, output akan naik.
3.6 Final Element Dalam sistem pengendalian proses secara otomatis, elemen akhir biasanya
merupakan control valve, yaitu suatu valve yang bukaan dan tutupannya berdasarkan besar kecilnya sinyal kendali. Aksi control valve ada 2 macam, yaitu :
- Air to Open (ATO) : Failure Close (FC) Adalah kondisi valve, dimana besarnya sinyal kendali sebanding dengan besarnya bukaan valve, dan berbanding terbalik dengan tutupan valve. Sehingga saat sinyal kecil, bukaan juga kecil, saat sinyal besar, bukaan juga besar.
Gambar 3.5 Air to Open
- Air to Close (ATC) : Failure Open (FO) Adalah kondisi valve, dimana besarnya sinyal kendali berbanding terbalik dengan besarnya bukaan valve, dan sebanding dengan tutupan valve. Sehingga saat sinyal kecil bukaan besar, saat sinyal besar, bukaan justru kecil.
Gambar 5.6 Air to Close
27
3.7 Tranducer
Tranducer dalam proses pengolahan migas, merupakan alat yang
berfungsi untuk mengubah besaran fisis menjadi besaran fisis yang lain dengan
nilai perbandingan yang sama. Pada UP VI Balongan, terdapat dua buah jenis
tranducer yang umum digunakan, yaitu :
- I/P Tranducer Mengkonversi sinyal standar pneumatic 3-15 psi, menjadi
sinyal standar elektrik 4-20 mA DC. Lazim digunakan untuk
mengkonversi hasil deteksi transmitter pneumatic untuk diinputkan pada
controller elektronik.
- P/I Tranducer Mengkonversi sinyal standar elektronik 4-20 mA DC,
menjadi sinyal standar pneumatic 3-15 psi. Lazim digunakan untuk
mengkonversi sinyal output controller yang digunakan untuk mengontrol
buka-tutupan control valve.