bab iii gambar rancangan 3.1 data tapak...

14
20 Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB III GAMBAR RANCANGAN 3.1 DATA TAPAK KAWASAN Gambaran tapak perencanaan apartemen ini secara umum terletak di kawasan wisata Kota Bandung, yang terletak di jalan besar yang sangat ramai di kota Bandung yakni jalan Dr. Setiabudi, Kel. Gegerkalong, Kec. Sukasari. Area lokasinya berdekatan dengan Jalan Tol Pasteur dan Purbaleunyi. Dan juga dekat di salah satu kawasan pendidikan dan komersil KotaBandung, yang berdekatan dengan pusat pemerintahan kota Bandung. 1 2 Gambar 3.1 :Tapak grandine apartemen Sumber : Gambar 3d Tugas Akhir Gambar 3.2 :View bangunan Sumber : Google

Upload: duonglien

Post on 26-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III GAMBAR RANCANGAN 3.1 DATA TAPAK KAWASANa-research.upi.edu/operator/upload/t_ta_0900552_chapter3.pdfLaporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

20

Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

BAB III

GAMBAR RANCANGAN

3.1 DATA TAPAK KAWASAN

Gambaran tapak perencanaan apartemen ini secara umum terletak di kawasan

wisata Kota Bandung, yang terletak di jalan besar yang sangat ramai di kota Bandung

yakni jalan Dr. Setiabudi, Kel. Gegerkalong, Kec. Sukasari. Area lokasinya berdekatan

dengan Jalan Tol Pasteur dan Purbaleunyi. Dan juga dekat di salah satu kawasan

pendidikan dan komersil KotaBandung, yang berdekatan dengan pusat pemerintahan

kota Bandung.

1

2

Gambar 3.1 :Tapak grandine apartemen

Sumber : Gambar 3d Tugas Akhir

Gambar 3.2 :View bangunan

Sumber : Google

Page 2: BAB III GAMBAR RANCANGAN 3.1 DATA TAPAK KAWASANa-research.upi.edu/operator/upload/t_ta_0900552_chapter3.pdfLaporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

21

Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Bangunan tidak dapat dipisahkan dari langkungan sekitarnya, suatu bangunan

sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitarnya seperti : keadaan topografi, letak

geografis, kondisi iklim, vegetasi , intensitas cahaya matahari dan lain sebagainya. Setiap

lahan memiliki potensi dan kekurangan masing-masing. Dalam perancangan sebuah

tapak, diperlukan kepekaan untuk mencari potensi yang dimiliki sebuah tapak dan

memanfaatkannya dalam merancang bangunan. Dengan kata lain bentuk dan letak tapak

dapat mempengaruhi tata letak ruang dan letak bukaannya.

Analisis tapak merupakan proses pembelajaran potensi lingkungan yang

mempengaruhi cara untuk menentukan lokasi bangunan, tata letak, orientasi ruang,

bentuk dan artikulasi selubungnya serta membentuk keterkaitan antara bangunan dengan

bentang alam. Berikut adalah bentuk dan arah tapak bangunan yang dikerjakan oleh

penulis dalam Tugas Akhir.

Viewbangunan:

1. Gunung tangkuban perahu

2. Kota Bandung

Foto Ekisting Lokasi :

Gambar 3.3 :pertokoan (ekisting lokai)Gambar 3.4 :wisma angkasa (samping lokasi)

Sumber : foto lokasi Sumber : foto lokasi

Gambar 3.5 :car wash (depan lokai) Gambar 3.6 :borma(pusat perbelanjaan)

Sumber : foto lokasi Sumber : foto lokasi

Page 3: BAB III GAMBAR RANCANGAN 3.1 DATA TAPAK KAWASANa-research.upi.edu/operator/upload/t_ta_0900552_chapter3.pdfLaporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

22

Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Dapat disimpulkan bahwa terlihat kondisi lokasi urban dinilai memiliki potensi

yang maksimal. Dengan pertimbangan demikian dinilai cocok untuk membangun sebuah

apartement di sudut kota. Hal ini di karenakan lokasinya yang terletak di pinggir Kota

Bandung, sehingga secara tidak langsung dapat memenuhi kebutuhan Penghuni untuk

melakukan aktivitasnya. Sehingga dari lokasi ini dapat dengan mudah mencapai ke pusat

kota, seperti kawasan perkantoran yang terletak di daerah Asia Afrika, stasion kererta api

Bandung, kawasan perdagangan kota Bandung, dll.

Pada sekitar tapak saat ini terdapat ruko-ruko dan kendaraan angkutan di depan

lokasi site, serta di area perbelanjaan yaitu Borma sehingga pengunjung dapat dengan

mudah sampai ke apartment dan menghindari kemacetan kota Bandung.

3.2 SARANA DAN PRASARANA TAPAK

Sarana dan prasarana yang ada di lingkungan sekitar tapak sudah cukup lengkap

dan memadai. Hal ini dipengaruhi letaknya yang berada di dekat dengan kawasan wisata

belanja Dago dan Pasteur, sehingga kebutuhan listrik, air bersih, pembuangan air kotor

dan air hujan, jaringa telepon untuk bangunan di sekitar tapak sudah terpenuhi.

Sarana fisik kota seperti jalan bagi kendaraan bermotor tentu sudah tidak diragukan

lagi ketersediaannya.

3.3 SISTEM BENTUK MASSA BANGUNAN

Gambar 3.7 : 3d bangunan

Sumber : gambar 3d tugas akhir

Page 4: BAB III GAMBAR RANCANGAN 3.1 DATA TAPAK KAWASANa-research.upi.edu/operator/upload/t_ta_0900552_chapter3.pdfLaporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

23

Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Dari bentuk bangunan pada perencanaan ini menggunakan bentuk dari Pistolyaitu

bentukan towernya mempunyai ketinggian 40 an meter dari titik nol dan memiliki 8

lantai. Pada lantai dasar sampai lantai 2 di khususkan untuk area komersil pendidikan

dan fasilitas yang berbentuk podium. Sedangkan dari lantai 3 sampai lantai 8

dikhususkan untuk hunian.

Gambar 3.8 : Konsep Massa Bangunan

Sumber : Google

Dalam mengatur tata ruang suatu hunian perlu dilakukan pengelompokkan ruang

berdasarkan sifat dan fungsinya. Pengelompokkan ruang derdasarkan fungsi dan sifat

ruang tersebut. Selain itu elemen ruang harus mampu ikut mendukung dan

memperkokoh fungsi ruang sehingga mudah untuk dikenal kegiatan apa yang terjadi di

dalam ruang tersebut.

Hal yang paling pentinguntuk mencapai ruangan yang nyaman adalah urutan dan

keseimbangan visual dari suatu kegiatan ke kegiatan lainnya, dengan mengikuti rute rute

sirkulasi utama yang disebut dengan “zone” sehingga kegiatan yang terjadi di setiap zone

dapat dirasakan perbedaannya.

Page 5: BAB III GAMBAR RANCANGAN 3.1 DATA TAPAK KAWASANa-research.upi.edu/operator/upload/t_ta_0900552_chapter3.pdfLaporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

24

Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Type 24 Type 48

Gambar 3.9 :zoning ruang

Sumber : gambar tugas akhir

a) Sistem Struktur bangunan

Struktur bangunan yang digunakan adalah friction pile seperti tiang pancang

karena beban yang akan dialirkan terlalu besar mengingat apartement ini memiliki

tower dengan ketinggian max 8 lantai, serta keadaan tanah keras di daerah Setiabudi

yang cukup dalam untuk mencapai tanah keras.

Struktur Bawah ( Pondasi )

Pondasi merupakan bagian struktur paling dasar dari sebuah bangunan yang

berfungsi memikul beban bangunan termasuk berat pondasi itu sendiri, kemudian

meneruskan dan membagi rata beban ke tanah keras.Tanah keras di sini berarti

bagian tanah yang mampu memikul beban bangunan yang bersangkutan. Karena

berfungsi sebagai mata rantai yang penting dalam mendistribusukan beban

bangunan, sistem pondasi harus didesain untuk mengakomodasi bentuk dan

layout superstruktur yang ada diatasnya dan merespon variasi kondisi tanah, batu

dan air dibawahnya.

Page 6: BAB III GAMBAR RANCANGAN 3.1 DATA TAPAK KAWASANa-research.upi.edu/operator/upload/t_ta_0900552_chapter3.pdfLaporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

25

Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Secara umum pondasi yang di gunakan pada proyek ini yaitu :

Pondasi tiang pancang yang dikombinasikan dengan pondasi rakit

(basement) tampa ada pelat pengikat yang dikenal dengan sebutan poer (pilecap)

karena pondasi rakit sudah memiliki ketebalan yang cukup untuk berfungsi

sebagai pengikat pondasi tiang pancang. Pengkombinasian pondasi ini

diasumsikan karena keadaan tanah di daerah Setiabudi bekas lahan

permukiman.Oleh karena itu pondasi yang paling tepat adalah menggunakan

pondasi rakit yang dikombinasikn dengan pondasi tiang pancang. Pondasi rakit

atau pondasi tatakan atu flatform adalah slab beton yang kuat dan tebal yang

berfungsi sebagai pijakan monolit untuk beberapa kolom atau seluruh bangunan.

Podasi rakit digunakan ketika daya dukung tanah rendah relative terhadap beban

beban bangunan dan pijakan kolom menjadi sangat besar, sehinggaakan lebih

ekonomis untuk menyatukan menjadi satu slab tunggal.

Gambar 3.10 :struktur pondasi

Sumber : buku panduan sistem bangunan tinggi

Wg

Pondasi Rakit

Pondasi Tiang

Page 7: BAB III GAMBAR RANCANGAN 3.1 DATA TAPAK KAWASANa-research.upi.edu/operator/upload/t_ta_0900552_chapter3.pdfLaporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

26

Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Sedangkan Pondasi tiang pancang merupakan pondasi dalam yang dalam

hal ini hanya berfungsi untuk memperkuat titik titik grig penempatan kolom

struktur. Kedalaman pondasi ini dibuat sampai mencapai lapisan tanah keras .

Dalam rancangan ini kedalaman diasumsikan tanah keras untuk pondasi tiang

pancang adalah 12 meter dari tanah asli. Kedalaman podasi tiangpancang tidak

akan terlalau dalam karena pembebanan telaah disalurkan sebagian oleh pondasi

rakit. Ukuran pondasi tiang pancang berbeda-beda sesuai dengan bentang dari

pondasi yang satu ke pondasi dan jumlah beban yang adan disalurkan kedalam

tanah, dalam rancangan ini menggunakan ponadasi tiang pancang silinder dengan

diameter 40 cm dan 50 cm.

Selain pondasi utama yang telah dijelaskan diatas terdapat pula pondasi

pondasi pendukung untuk menopang beban yang tidak terlalu berat dan hanya

memiliki ketinggian yang rendah. Pondasi ini terdiri dari pondari plat setempat

untuk pondasi satap selasar dan atap pintu basement, podasi bata untuk membuat

border pada selasar dan pondasi dengan sloof gantung untuk menopang

bebanbeban yang lain yang relative kecil.

Struktur tengah ( sistem Rangka )

Struktur tengah disebut juga sistem rangka, dengan bahan beton bertulang

K-225.sistem rangka ini dibedakan atas tiga jenis berdasarkan letak dan

fungsinya, yaitu sloof, kolom, dan ring balk.

Sloof merupakan rangka beton yang mengikat kolom bagian

bawah.fungsinya adalah untuk menyalurkan beban dari dinding dan mengikat

kolom struktur bagian bawah. Dimensi sloof yang digunakan pada rancangan ini

adalah 25/50 cm untuk pondasi selasar dan pondasi teras utama dan 25/50

berfungsi sebagai sloof gantung yang menghubungkan antar pondasi utama yang

tidak terikat oleh pondasi rakit..

Kolom merupakan elemen bangunan yang fungsinya untuk menyalurkan

beban secara vertikal dan menyalurkan pada pondasi.Berdasarkan fungsinya

kolom dibedakan atas kolom praktis dan kolom struktur.Kolom struktur

merupakan kolom utama dalam sebuah bangunan yang menyalurkan seluruh

beban bangunan ke pondasi dalam.Sedangkan kolom praktis lebih ditekankan

Page 8: BAB III GAMBAR RANCANGAN 3.1 DATA TAPAK KAWASANa-research.upi.edu/operator/upload/t_ta_0900552_chapter3.pdfLaporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

27

Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

untuk mengkakukan dinding.dimensi kolom dapat dicari dengan mengunakan

pendekatan sebagai berikut :

Karena bangunan ini trdiri dari satu masa bangunan dengan perbedaan pada

ketinggian lantai dan memiliki panjang yang relative besar, maka perlu ada suatu

sistem dilatasi untuk memisahkan stuktur yang satu dengan struktur yang lainnya

yang mempunyai kelemahan geometris. Disamping itu suatu bangunan yang

cukup panjang tidak dapat menahan deformasi akibat penurunan pondasi, gempa,

muai susut karena akumulasi gaya yang sangat besar pada dimensi banagunan

yang panjang, dan menyebabkan timbulnya retakan dan keruntuhan struktural.

Terdapat beberapa jenis dilatasi yang dapat dipakai untuk sistem pemisahan

bangunan, diantaranya adalah :

1. Dilatasi dengan dua kolom

2. Dilatasi dengan balok kantilever

3. Dilatasi dengan dengan balok garber

4. Dilatasi dengan konsol

Pada perancangan apartemen ini menggunakan sistem dilatasi dengan dua

kolom. Pemisahan dengan cara ini merupakan hal yang paling umum digunakan,

terutama pada bangunan yang memanjang atau linear

Gambar 3.11 :sistem dilatasi dengan dua kolom

Sumber : buku panduan sistem bangunan tinggi

A = 1/12 s/d 1/16 x bentangan

Page 9: BAB III GAMBAR RANCANGAN 3.1 DATA TAPAK KAWASANa-research.upi.edu/operator/upload/t_ta_0900552_chapter3.pdfLaporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

28

Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Balok merupakan suatu elemen struktur bangunan yang berfungsi untuk

menahan beban secara horizontal dari plat lantai dan menyalurkannya ke kolom

untuk diteruskan kedalam tanah. Dimensi balok tergantung pada beban yang akan

ditopang dan bentang antara kolom yang satu dengan yang lainnya.. Konstruksi

plat lantai adalah suatu elemen struktur yang paling tipis dan berfungsi sebagai

pijakan atau lantai pada bangunan tinggi. Konstruksi Plat lantai itu sendiri terdiri

dari balok induk, balok anak, dan balok bagi.

Adanya balok anak dan balok bagi tergantung pada besarnya ruangan dan

fungsi dari ruangan tersebut.. Pembalokan dapat dihitung dengan pendekatan

sebagai berikut :

Struktur atas ( atap dak beton )

Untuk struktur atas sendiri dirancang sama seperti struktur plat lantai hanya

berbeda pada ketebalan plat dan lapisan lapisan diatasya. Untuk ketebalan plat

biasanya 10 cm dan lapisan lapisan disini berfungsi untuk mencegar

merembesnya air hujan kedalam bangunan karena terjadi retak rambut pada

konostruksi plat lantai. Untuk mengatasi hal tersebut maka perelu ada suatu

sistem pencegahan yang tepat diantaranya adalah melakukan pelapisan

menggunakan water proofing.

b) Sistem uilitas bangunan

Sistem air bersih

Sumber air diperoleh dari PDAM dan sumur artesis yang dialirkan, disaring

dan ditampung dalam reservoir bawah. Dari reservoir bawah, air akan

dipompakan ke reservoir atas dan kemudian didistribusikan ke titik – titik shaft

yang menyalurkan langsung pada titik – titik pemakaian di lantai (system down

feet). Jenis pompa yang akan digunakan adalah jenis pompa submersible untuk

mengambil air tanah dan pompa sentrifugal untuk menyalurkan air dari reservoir

bawah ke reservoir atas yang bekerja berdasarkan perintah sinyal alarm elektronik

Dimensi pembalokan :

H = 1/10 s/d 1/13 x bentangnya

B = ½ x H

Dimana besar kolom ≥ B ≥ dinding

Page 10: BAB III GAMBAR RANCANGAN 3.1 DATA TAPAK KAWASANa-research.upi.edu/operator/upload/t_ta_0900552_chapter3.pdfLaporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

29

Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

sehingga secara otomatis bekerja jika muka air pada tangki air atas sudah

menurun.

Untuk menghindari tekanan distribusi air yang berlebihan pada lantai yang

paling rendah dan untuk memudahkan perawatan maka dipasang katup kendali

cabang pada tiap lantai.

Perhitungan kebutuhan air bersih (berdasarkan jumlah penghuni )

Jumlah penghuni (N) = + 200 orang

Dari tabel pemakaian air untuk bangunan dengan fungsi apartement

diperoleh (qd) = 300 lt / orang / hari, dengan waktu pemakaian (T) = 10 jam

/ hari.

Qd = qd . N

= 300 . 300 = 90000 l / hr = 90 m3 / hr

Qh = Qd / T

= 90 / 10 = 9 m3 / jam

Pada pemakaian jam puncak dan konstanta C1 = 2

Qh-max = C1 x Qh = 2 x 9 = 18 m3 / jam

Pemakaian air pada menit puncak dan konstanta C2 = 4

Qm-max = C2 x (Qh / 60)

= 4 x (9 / 60) = 4 . 0,15 = 0,6 m3 / menit

Perhitungan kapasitas alat :

Kebutuhan jam puncak = Qh-max = 18 m3 / jam = 1800 / 6 = 300 lt /

menit

Kebutuhan puncak = Qm-max = 0,6 m3 / menit = 600 l / menit

Kapasitas pompa pengisi = Qpu = Qh-max ; Tp = 30 menit, Tpu = 10 menit

Volume tangki atas (VE) = (Qm-max – Qh-max) Tp + Qh-max . Tpu

= ( 600 – 300 ) 30 + 300 x 10

= 9000 + 3000

= 12000 lt = 12 m3

Kapasitas tangki bawah :

Page 11: BAB III GAMBAR RANCANGAN 3.1 DATA TAPAK KAWASANa-research.upi.edu/operator/upload/t_ta_0900552_chapter3.pdfLaporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

30

Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Qd = 90 m3 / hari ; Qh = 9 m

3 / jam

Kapasitas pipa dinas (Qs) = 2/3 x Qh = 2/3 x 9 m = 6 m3 / jam

Dari tabel pemakaian air untuk bangunan apartementwaktu pemakaian (T) /

hari rata-rata 10 jam

Volume tangki bawah (VR) = Qd – (Qs x T)

= 90 – (6 x 10)

= 90 – 60

= 30 m3

(tinggi basement 2,5 m – 3,5 m, luas dasar tangki minimal = 12 m2 = 3 m x

4 m untuk tinggi tangki 2,5 m)

RESERVOIR

BAWAH

SUMUR BOR

PDAM

METERA

N

POMPA HISAP

LANTAI 1

LANTAI 3

LANTAI n

LANTAI 2

RESERVOIR ATAS

POMPA BOSTER

PIPA DISTRIBUSI

POMPA TEKAN

Page 12: BAB III GAMBAR RANCANGAN 3.1 DATA TAPAK KAWASANa-research.upi.edu/operator/upload/t_ta_0900552_chapter3.pdfLaporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

31

Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Gambar 3.12 :Skema pendistribusian air bersih

Sumber : gambar kerja tugas akhir

Sistem penyediaan air panas

Air panas diperoleh dengan cara memanaskan air dingin dari reservoir

dengan boiler yang terdapat pada basement 2 dan pada atap. Boiler yang terdapat

pada basement 2, digunakan untuk melayani lantai 1 – lantai 4.Sedangkan boiler

pada atap digunakan untuk melayani lantai 5 – lantai 7.Lewat boiler, air

dipanaskan hingga mencapai suhu 50 o

C – 60oC, yang selanjutnya didistribusikan

pada tiap titik pemakaian dengan menggunakan pompa sentrifugal.

Untuk meminimalisir panas yang terlepas pada pipa saluran, maka dibuat

sistem sirkulasi tertutup , dengan pompa sebagai sirkulator dan isolasi panas pada

pipa dan tangki penampung.

Sistem air kotor

Air kotor pada bangunan dapat dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu limbah

sanitair ( berasal dari kloset, urinoir, lavatory, floor drain ) dan limbah dapur.

Limbah sanitair dari tiap kamar dialirkan lewat shaft yang ada pada setiap kamar

mandi, kemudian masuk kedalam saluran utama yang menuju ke Biokatalisator,

dimana limbah yang masuk kedalamnya akan mengalami penguraian oleh bakteri

aerob, yang pada akhirnya akan menghasilkan produk akhir berupa lumpur dan

air yang tidak berbahaya lagi. Produk akhir yang berupa air ini untuk selanjutnya

akan dialirkan ke riool kota terdekat dan sebagian akan digunakan untuk

menyiram tanaman.

Sistem air hujan

Air hujan pada bangunan dialirkan lewat talang air yang ada pada setiap

atap bangunan, yang selanjutnya akan dialirkan pada tempat penampungan

terlebih dahulu kemudian disaluran pada bidang resapan. Atau pun akan

digunakan kembali untuk dimanfaatkan kembali untuk menyiram tanaman.

Gambar 3.13 :Skema pendistribusian air hujan

Sumber : gambar kerja tugas akhir

Dak beton Pipa

tegak

Sumur

resapan

Pipa

mendatar

Page 13: BAB III GAMBAR RANCANGAN 3.1 DATA TAPAK KAWASANa-research.upi.edu/operator/upload/t_ta_0900552_chapter3.pdfLaporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

32

Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Sistem penghawaan

Sistem penghawaan udara yang digunakan adalah dengan menggunakan

dua cara yaitu dengan menggunakan sirkulasi udara alami (cross ventilation)

sebagai penghawaan utama dan AC. Jenis system AC yang digunakan juga

dengan menggunakan sistem AC split.

Secara keseluruhan penggunaan sirkulasi udara alami lebih

diutamakan, penggunaan AC hanya diprioritaskan pada area hunian dan function

room, sehingga hal ini dapat menghemat energi. Pengoptimalisasian penggunaan

penghawaan buatan pada bangunan dilakukan dengan cara membuat void di

tengah-tengah bangunan, serta pada bagian tower mengutamakan cross

ventilation untuk penghawaan pada bagian koridor.

Sistem elektrikal

Sumber listrik utama bangunan diperoleh dari PLN dan generator sebagai

cadangan. Sistem kelistrikan juga menggunakan UPS ( uninterrupted power

supply ) sehingga jika hubungan listrik dari PLN terputus, peralatan dan mesin –

mesin listrik yang ada pada bangunan tidak akan mengalami gangguan.

Listrik yang bersumber dari PLN akan di atur pendistribusiannya lewat

MDP ( Main Distribution Panel ) yang terletak pada lantai basement 1 yang lalu

dialirkan ke panel distribusi bangunan. Untuk selanjutnya panel distribusi

tersebut dengan kabel yang terletak pada shaft utama disalurkan pada beban –

beban listrik pada tiap lantai bangunan.

Gambar 3.14 :Skema pendistribusian listrik

Sumber : gambar kerja tugas akhir

PLN

GENSET

LVMDP SDP

GRUPING

PER

LANTAI

HUNIAN

Page 14: BAB III GAMBAR RANCANGAN 3.1 DATA TAPAK KAWASANa-research.upi.edu/operator/upload/t_ta_0900552_chapter3.pdfLaporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

33

Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Trafo pada bangunan digunakan pada peralatan seperti genset yang

menghasilkan tegangan tinggi, agar penyaluran tegangan tidak melebihi

kemampuan beban listrik.

Sistem kebakaran

Proteksi terhadap bahaya kebakaran :

o Detektor kebakaran

Detektor kebakaran diletakkan pada plafon setiap ruangan lalu dihubungkan

dengan pusat kontrol. Detektor yang digunakan adalah jenis detektor asap dan

detektor panas.

o Sprinkler

Pipa distribusi untuk sprinkler terletak di atas plafon dan pada tiap lantai

mempunyai katup kendali utama dan cabang, yang berfungsi mengatur tekanan

dan memudahkan perawatan.

o Hydran

Hydran box diletakkan berdekatan dengan tangga darurat dan juga terletak di

dalam site.

o Tangga darurat

Tangga darurat dirancang sebagai tangga yang memiliki hubungan langsung

dengan udara luar sehingga asap akibat kebakaran dapat langsung dilepaskan ke

udara bebas. Pintu yang menghubungkan tangga darurat dan ruang di sebelahnya

dirancang untuk tahan terhadap api dan mampu mencegah asap.