bab iii hasil penelitian · suku dayak merupakan kelompok suku yang memiliki keanekaragaman budaya....
TRANSCRIPT
33
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
A.1. Peta Lokasi STT Simpson – Ungaran.
Sumber: www.Google Maps.com
STT Simpson berkedudukan di Jl. Agung No. 66, R.T./R.W. 03/IV,
Krajan, Kelurahan Susukan, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang 50516 – Jawa
Tengah. Sekolah Tinggi Teologi ini di selenggarakan oleh Yayasan Pendidikan
Simpson (YP Simpson).1 STT Simpson merupakan salah satu dari STT-STT yang
didirikan serta diselenggarakan oleh Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII). Nama
Simpson diambil dari nama pendiri The Christian & Misionary Alliance (C&M.A)
yaitu Albert Benyamin Simpson. STT Simpson didirikan tahun 1983 di Semarang.
Pada tahun 1991 DEPAG R.I. Ditjen Bimas Kristen, Nomor 9 th 1991, mengubah
1Buku STATUTA STT Simpson Bab. III, pasal 7.
34
Seminari Theologia Simpson menjadi Sekolah Tinggi Teologi Simpson.2 Adapun
mahasiswa yang menempuh pendidikan di STT Simpson berjumlah 102 orang.
Para mahasiswa tersebut berasal dari beberapa Provinsi, seperti: Sumatera, Nusa
Tenggara Timur, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara
Barat, Papua Barat, Papua Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan
Utara, dan Kalimantan Tengah. Dari jumlah mahasiswa yang ada, terdapat
beberapa etnis budaya yang terintegrasi, diantaranya adalah etnis dayak.
B. Latarbelakang Mahasiswa Suku Dayak
Suku dayak adalah salah satu nama etnis yang berada di Kalimantan.
Menurut Ensiklopedi Indonesia kata, “Dayak” menunjuk kepada penduduk asli
daerah Kalimantan, kini banyak mendiami daerah pedalaman dan pantai utara.3
Dalam bahasa suku Kenyah, Dayak ini berasal dari kata daya’ yang memiliki arti
Hulu, udik atau jika diartikan dengan konotasi sungai, daya’ artinya orang yang
tinggal di hulu sungai. Istilah Daya’ di ganti menjadi Dayak oleh para elit karena
menurut Lontaan dikutip Mahmud Akil, istilah Dayak merupakan sebuah ejekan
atau penghinaan pada zaman penjajahan.4 Yusnono menambahkan, Suku Dayak
adalah penghuni asli Kalimantan, termasuk rumpun bangsa Austronesia yang
berimigrasi ke Asia Tenggara sekitar 2500-1500 sM. Dimana mereka berasal dari
Yunnan, di Cina Selatan kemudian masuk ke Indonesia melalui Malaysia Barat
dan menyebar ke Sumatera, Jawa, Bali dan sebagian Kalimantan.5
2http://sttsimpson.ac.id/sejarah-stt-simpson/ di Akses Tanggal 20 Juni 2017.
3Ensiklopedia Indonesia, edisi kedua. (Jakarta: P.T. Ichtiar Baru-Van Hoeve, n.d), 763.
4Paulus Florus, dkk, Kebudayaan Dayak: Aktualisasi dan Transformasi (Jakarta:
Grasindo 1994), 188-189. 5Paulus Florus, dkk, Kebudayaan Dayak:…103-104.
35
Suku dayak merupakan kelompok suku yang memiliki keanekaragaman
budaya. Menurut Ch. F.H Duman, Suku Dayak merupakan suku yang terdiri dari
tujuh kelompok suku induk yaitu Dayak Ngaju, Dayak Apu Kayan, Dayak Iban,
Dayak Kelemantan, Dayak Murut, Dayak Punan, Dayak Ot-Danum.6 Selanjutnya,
kelompok ini memiliki banyak sub-suku pada setiap kelompok suku yang ada,
misalnya Dayak Ngaju terdiri atas Ngaju, Maanyan, Lawangan, dan Dusun;
Dayak Apu Kayan terdiri atas Kenyah, Kayan, Bakau; Dayak Iban; Dayak
Kelemantan terdiri atas Darat dan Ketungau; Dayak Murut terdiri atas Murut,
Idaan/Dusun, Tindung; Dayak Punan terdiri atas Basap, At, Punan, Bukat; dan
Dayak Ot-Danum.7
Selanjutnya sub-suku tersebut terdiri atas berbagai sub-anak suku yaitu
dayak Ngaju memiliki 53 suku kecil, dayak Maanyan terdapat 7 suku kecil,
Lawangan dengan 31 suku kecil, dusun dengan 8 suku kecil selanjutnya Kenyah
dengan 24 suku kecil, Kayan dengan 10 suku kecil, Bakau dengan 26 suku kecil,
Iban dengan 11 suku kecil, kemudian Darat dengan 47 suku kecil, Ketungau 39
suku kecil, dan Murut dengan 20 suku kecil, Idaan/Dusun dengan 6 suku kecil,
Tidung dengan 10 suku kecil, serta Basap dengan 20 suku kecil, At dengan 5 suku
kecil, Punan dengan 24 suku kecil, dayak Bukat serta Ot-Danum dengan 66 suku
kecil.8 Dengan demikian, berdasarkan data tersebut, orang dayak yang tinggal di
kalimantan terdiri dari suku induk, dimana setiap suku induk terdapat 18 sub-
suku, selanjutnya sub-suku tersebut terbagi atas 407 sub-anak suku yang tersebar
di Pulau Kalimantan.
6Paulus Florus, dkk, Kebudayaan Dayak:…104-105.
7Paulus Florus, dkk, Kebudayaan Dayak:…104-105.
8Paulus Florus, dkk, Kebudayaan Dayak:…104-105.
36
Pengertian bergunuk dalam bahasa dayak memiliki variasi yang berbeda,
tergantung bahasa dayak yang mana digunakan. Bergunuk dalam bahasa kenyah
“fekuwaq, Feqhlempeng”; bahasa dayak Kebahan “Bergunuk”; bahasa dayak
Seberuangk “Bekumpul”. Dari pengertian tersebut memiliki arti yang sama yaitu
bergunuk. Menurut Ayang Emiyati seorang Dosen asal Kalimantan Barat yang
mengajar di STT Simpson mengatakan, bergunuk bagi orang dayak merupakan
suatu hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan. Bergunuk bisa dalam hal
bekerja seperti bergotong royong, bergunuk dalam hal memasak makanan khas
orang dayak, bergunuk dalam perkumpulan sesama orang dayak.9 Berdasarkan
penjelasan tersebut, bergunuk mahasiswa yang ada di STT Simpson memiliki
kaitan dengan kebiasaan atau budaya yang mereka bawa dari kampung.
Selanjutnya, mahasiswa berlatar belakang suku dayak yang menempuh
pendidikan di STT Simpson Ungaran, berdasarkan dari hasil penelitian penulis
adalah sebagai berikut: (a) Kalimantan Utara; (b) Kalimantan Timur; (c)
Kalimantan Barat dan (d) Kalimantan Tengah.
B.1. Dayak Kalimantan Utara
Kalimantan Utara merupakan sebuah propinsi baru yang diresmikan
dengan Ibukota propinsi di Bulungan. Kalimantan Utara dahulu bergabung
dengan Kalimantan Timur. Namun, karena Kalimantan Timur terlalu besar
sehingga terjadilah pemekaran propinsi, maka Bulungan yang sebelumnya
merupakan Kabupaten menjadi ibukota Propinsi. Kalimantan Utara terdiri atas
9Wawancara dilakukan dengan Ayang Emiyati pada tanggal 20 Agustus 2017 di STT
Simpson.
37
beberapa etnis dan suku, seperti etnis Jawa, etnis Cina, etnis Bugis, etnis Dayak
dan beberapa etnis lainnya. Adapun etnis dayak yang tersebar di Kalimantan
Utara terdiri dari Sub-suku dayak yaitu dayak Kenyah, dayak Lundayeh, dayak
Punan, dayak Merap, dayak Tidung, dayak Belusu, dayak Tahol, dan lain
sebagainya.
Namun suku dayak berasal dari Kalimantan Utara yang menempuh
pendidikan di STT Simpson terdiri dari suku dayak: Merap, Punan, Tahol,
Lundayeh, Kenyah. Menurut Wijaya, suku Dayak Kenyah terdiri dari banyak sub-
suku, keseluruhan dari kelompok kenyah biasa disebut (Oma’ atau Lepu’) untuk
mengidentitaskan kelompoknya berdasarkan pada kampung asal mereka sebelum
berpindah secara berpencar-pencar ke tempat lain.10
Adapun kelompok suku
kenyah adalah sebagai berikut Kenyah Oma’ Lung, kenyah Lepu’ Tau, Kenyah
Oma’ Kulit, kenyah Oma’ Lasan, kenyah Oma’Alim, kenyah Oma’ Baka, kenyah
Lepu’ Tepu, kenyah Lepu’ Entang. Selanjutnya, mahasiswa suku dayak di STT
Simpson berdasarkan hasil data penelitian dipaparkan dalam bentuk tabel. Adapun
profil biodata mahasiswa suku dayak dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.
Profil mahasiswa suku Dayak Kalimantan Utara
NO NAMA & TGL
LAHIR SUKU
KETERANGAN
STATUS SOSIAL,
EKONOMI KARAKTERISTK
1 Penias
(1 April 1996) Merap Ekonomi lemah
Pendiam, Egois,
2 Jekri Diego
(19 Sept. 1997) Tahol Petani berladang
Pendiam, pemalu,
kurang jujur
10
I. Samsoedin, A.Wijaya, ”Konsep Tata Ruang dan Pengelolaan Lahan PadaMasyarakat
Dayak Kenyah di Kalimantan Timur” Jurnal Analisis Kebijakan Hutan, Volume 7. Nomor 2
(Agustus 2010:148)
38
3 Thomas
(11 Sept. 1992) Punan Petani berladang
Percaya diri,
antusias,
4 Yani
(18 April 1991) Punan Petani berladang
Pendiam, kurang
inisiatif, santai
5 Yulius
(29 Juli 1994) Punan Swasta
Pendiam, santai,
antusias
6 Udau
(21 Januari 1994) Punan Petani berladang
Kurang jujur, agresif,
pemalu
7 Arbani
(23 Des. 1986) Punan Swasta
Pendiam, keras,
egois
8 Jefri Candra
(24 Agust. 1996) Lundayeh Petani berladang
Antusias, ekspresif,
cepat beradaptasi
9 Juli Herles
(23 Juni 1983) Lundayeh Petani berladang
Cepat beradaptasi,
ceria, keras
10 Juliawati
(11 Juli 1996) Lundayeh Petani berladang
Pendiam, pemalu,
kurang inisiatif.
11 Desserly Wesly
(16 Des. 1998) Lundayeh Petani berladang
Egois, ceria, rasa
ingin tahu
12 Nofberli
(18 Nov 1994) Lundayeh PNS
Kurang antusias,
pemalu, tenang
13 Julia Kristina
(11 Juli 1999) Lundayeh PNS
Pendiam, pemalu,
tenang
14 Firnando
(04 Nov. 1994) Lundayeh Petani berladang
Pendiam, konsumtif,
egois
15 Olipianti
(2 Nov 1993) Lundayeh Petani berladang
Ceria, rasa ingin
tahu, kurang jujur
16 Junaydi
(21 Jan 1988) Lundayeh Swasta
Baik hati, pendiam,
rasa ingin tahu
17 Yulia Citra
(13 Juli 1996) Lundayeh Petani berladang
Egois, ekspresif, rasa
percaya diri tinggi
18 Nasrul
(13 Nov. 1998) Lundayeh Petani berladang
Antusias, ekpresif,
egois
19 Jefri Ukung
(17 Okt 1997) Lundayeh Petani berladang
Mudah ikut arus,
konsumtif, pemalu
20 Aldianto
(21 Nov. 1989) Kenyah Petani berladang
Suka Ikut campur
urusan orang lain
21 Elvi Susanti
(29 Maret 1993) Kenyah Petani berladang
Konsumtif, tenang,
pendiam
22 Lindawati Yusak
(17 Maret 1994) Kenyah Petani berladang
Konsumtif,tenang,
pendiam
23 Desi Tahlia Putri
(9 Des. 1996) Oma Lung Swasta
Berinisiatif, agresif,
bernisiatif
24 Semion
(11 Juni 1989) Oma Lung Petani berladang
Tenang, santai,
antusias, cinta damai
25 Tia Gabriel Oma Lung Petani berladang Antusias, ekspresif,
39
(29 Jan 1998) rasa ingin tahu
26 Decki Krisnando (15 Mei 1996)
Lundayeh PNS Cinta kedamaian,
tenang, kurang
27 Yulung Rosi K.
(16 Mei 1995) Lundayeh Petani berladang
Pemalu, kurang
inisiatif, pendiam
28 Aprianty Susanty
(07 April 1997) Lundayeh Petani berladang
Berhati tulus,
pemalu, antusias
29 Fera S. Sriyanti
(03 Feb. 1995) Lundayeh Petani berladang
Rasa percaya diri
tinggi, ekspresif,
30 Erna L. Dewi
(21 Jan.1998) Lundayeh Petani berladang
Pemalu, kurang jujur,
pendiam
31 Mailistiani
(01 Mei 1996) Lundayeh Petani berladang
Cinta kedamaian,
kurang inisiatif
32 Yeni Aplydiana
(7 April 1999) Lundayeh Petani berladang
Rasa ingin tahu,
cepat berad aptasi
33 Noryati
(15 Nov. 1996) Kenyah Petani berladang Antusias, tenang,
34 Joni A. Candra
(11 April 1999)
Kayan
Pulung Petani berladang
Cepat beradaptasi,
pemalu, ekspresi
35 Syam Gamaliel
(19 Mei 1996) Kenyah Petani berladang Simpatik, tenang,
36 Miolen
(5 Mei 1993)
Oma’
Kulit Swasta
Peduli, egois,
ekspresif.
Dari hasil data tersebut di atas mahasiswa suku dayak yang berasal dari
Kalimantan Utara terdiri dari tiga Kabupeten, yaitu: kabupaten Malinau,
kabupaten Nunukan, kabupaten Tana Tidung dan kabupaten Bulungan. Adapun
kabupaten tersebut terdiri dari beberapa kecamatan. Mahasiswa yang berasal dari
kabupaten Malinau terdiri dari beberapa Kecamatan sebagai berikut: kecamatan
Malinau Selatan, kecamatan Malinau selatan Hilir, kecamatan Mentarang,
kecamatan Malinau Utara, kecamatan Malinau Barat, kecamatan Malinau Kota.
Adapun nama-nama mahasiswa asal kecamatan Malinau Selatan sebagai
berikut: Udau, Yani, Yulius, Thomas, Elvi Susanti, Lindawati Yusak dan Arbani.
Selanjutnya yang berasal dari kecamatan Malinau Hilir yaitu: Penias, Semion,
Desi Tahlia Putry, dan Tia Gabriel. Kemudian yang berasal dari kecamatan
40
Mentarang yaitu Juli Herles dan Nasrul. Mahasiswa yang berasal dari kecamatan
Malinau Utara ialah Aldianto, Yuliawati, Yulia Citra, Jekri Diego, Jefri Ukung,
Jefri Candra dan Olipianti. Selanjutnya mahasiswa berasal dari kecamatan
Malinau Barat adalah Nofberli, Julia Kristina, Deserly Wesly dan Junaydi.
Mahasiswa berasal dari kecamatan Malinau Kota yaitu Firnando.
Selanjutnya, mahasiswa yang berasal dari kabupaten Nunukan terdiri dari
beberapa satu Kecamatan sebagai berikut: kecamatan Krayan yaitu Bernama
Decki Krisnando. Mahasiswa yang berasal dari kabupaten Tana’ Tidung terdapat
satu Kecamatan yaitu Kecamatan Sesayap, yaitu bernama Yulung Rosi, Aprianty
Susanty, Fera Sriyanti, Erna L. Dewi, Mailistiani, Yeni Aplydiana. Kemudian
mahasiswa yang berasal dari kabupaten Bulungan terdiri dari beberapa Kecamatan
seperti kecamatan Tanjung Palas, Tanjung Selor, Bulungan, Peso. Adapun nama
mahasiswa tersebut yaitu Noryati, Joni A. Candra, Syam Gamaliel dan Miolen.
Dengan demikian, mahasiswa suku dayak yang berasal dari Kalimantan
utara rata-rata dari pedesaan yang terpencil, jauh dari perkotaan. Untuk berangkat
ke kota memerlukan waktu tempuh yang cukup lama dengan sarana infrastruktur
yang belum memadai dan transportasi masih menggunakan perahu. Selain itu
jaringan komunikasi seperti telepon dan internet juga masih sulit. Hal demikian
yang juga merupakan salah satu faktor mahasiswa dayak memiliki ketergantungan
dengan budaya daerah.
41
B.2. Dayak Kalimantan Timur
Selanjutnya, dayak Kalimantan Timur pada umumnya hampir sama
dengan dayak Kalimantan Utara, karena kedua propinsi ini belum lama di
pisahkan secara propinsi. Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi
Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan, ibukota provinsi ini ialah
Samarinda.11
Selanjutnya, secara administratif Provinsi ini memiliki batas
wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Kalimantan Utara, sebelah Timur
berbatasan dengan sebagian (12 Mil) Selat Makasar dan Laut Sulawesi, sebelah
Selatan berbatasan dengan provinsi Kalimantan Selatan, sebelah barat berbatasan
dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Barat serta Negara
Bagian Serawak Malaysia Timur. Provinsi Kalimantan Timur saat ini terdiri dari 7
Kabupaten dan 3 Kota yakni Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten
Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten
Penajam Paser Utara, Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kota Bontang, dan
Kabupaten Mahakam Ulu. Kemudian secara demografi, Kalimantan Timur terdiri
dari beberapa etnis yang mendominasi seperti Jawa, Bugis, Banjar, Dayak,
sedangkan Kutai, Toraja, Paser, Sunda, Madura dan Buton serta masih ada dari
suku-suku lainnya dari berbagai daerah di tanah air mendiami di beberapa daerah
tertentu Kalimantan Timur.
Berdasarkan suku-suku yang mendiami Wilayah Kalimantan Timur
tersebut di atas salah satunya ialah suku dayak. Adapun Suku dayak di
11
http://www.bappedakaltim.com.profil-daerah-provinsi-kalimantan-timur/. Di akses
tanggal 8 Oktober 2017.
42
Kalimantan timur yang menempuh pendidikan di STT Simpson adalah dari suku
kenyah Bakung, suku Benuaq.
Tabel 2.
Profil mahasiswa suku Dayak Kalimantan Timur
NO NAMA & TGL
LAHIR SUKU
KETERANGAN STATUS SOSIAL,
EKONOMI KARAKTERISTIK
1 Ester Lurin Ingan
(09 Sept. 1996)
Kenyah
Bakung Petani berladang
Cepat beradaptasi,
peduli, pemalu
2 Nur Hafizah
(20 Mei 1997) Benuaq Swasta
Tenang, cinta
kedamaian,
Berdasarkan data tabel tersebut di atas, mahasiswa dayak dari Kalimantan Timur
merupakan mahasiswa berasal dari 2 kabupaten, 2 kecamatan yaitu Ester Lurin
Ingan berasal dari Kabupaten Kutai Timur, Kecamatan Busang dan Nur Hafizah
berasal dari Kabupaten Kutai kartanegara, Kecamatan Muara Muntai.
B.3. Dayak Kalimantan Barat
Kalimantan Barat (Kalbar) merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang
terletak di Pulau Kalimantan dengan ibu kota Provinsi Kota Pontianak.
Kalimantan Barat memiliki luas wilayah sebesar 146.807 km² (7,53% luas
Indonesia). Kalbar adalah provinsi terluas keempat setelah Papua, Kalimantan
Timur dan Kalimantan Tengah. Kalimantan Barat berbatasan darat dengan negara
bagian Sarawak, Malaysia. Walaupun sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat
merupakan perairan laut, akan tetapi Kalimantan Barat memiliki puluhan pulau
besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang tersebar sepanjang Selat
43
Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi Kepulauan
Riau.12
Provinsi Kalimantan Barat mempunyai keunikan tersendiri terhadap
proses alkurturasi kultural atau perpindahan suatu culture religius bagi masyarakat
setempat. Dalam hal ini proses tersebut sangat berkaitan erat dengan tiga suku
terbesar di Kalimantan Barat yaitu Tionghoa (Cina), Dayak, Melayu. Kalimantan
Barat merupakan propinsi yang memiliki keanekaragaman budaya, agama dan
suku. Ditinjau dari perkembangan sukunya menurut Mansyur, masyarakat
Kalimantan barat terdiri dari dua etnis yang dominan, antara suku Dayak dan
Melayu.13
Secara umum, orang dayak di Kalimantan barat memiliki kebudayaan
yang tidak terlalu jauh berbeda. Orang dayak yang berasal dari Kalimantan barat
menempuh pendidikan di STT Simpson terdiri dari dayak Kebahan, Kubint,
keninjal, dayak seberuangk, dayak Ransa, dayak Kenyilu dan dayak Kantu’k.
Tabel 3.
Profil mahasiswa suku Dayak Kalimantan Barat
NO NAMA & TGL
LAHIR SUKU
KETERANGAN
STATUS SOSIAL,
EKONOMI KARAKTERISTIK
1 Andre
(12 Feb 1997) Kantu’k Swasta
Tenang, peduli,
mudah menyerah
2 Kiki Rutmana
(15 Juni 1997) Kubint Petani Berladang
Simpatik, pendiam,
mudah rukun
3 Sabda Budiman
(14 Agust. 19 Kubint Petani Berladang
Peduli, pendiam,
antusias
4 Yogi Darmanto
(28 Maret 1998 Kubint Petani Berladang
Pemalu, kurang
antusias, he
12
http://www.infokalbar.com/2015/08/profil-kalimantan-barat.html di Akses tanggal 6
September 2017. 13
Wawancara dilakukan dengan Mansyur pada tanggal 21 Agustus 2017 di STT
Simpson.
44
5 Robianto
(17 Juli 1996) Kubint Swasta
Peduli, simpatik,
mudah rukun
6 H. Yason Juweng
(14 Sept 1997) Kubint Swasta
Tenang, tidak banyak
bicara, peduli
7 Nira Agustina
(24 Agust 1997) Kubint Petani Berladang
Cinta kedamaian,
ekspresif,
8 Mansyur
(20 Feb. 1994) Kebahan Petani Berladang
Baik hati, tidak
banyak bicara, peduli
9 Maria N.Acdriani
(5 Maret 1995) Ransa Petani Berladang
Cinta kedamaian,
pemalu, pendiam
10 Yohanes Andi
(27 Okt. 1997) Kenyilu Petani Berladang
Rasa ingin tahu,
tenang, baik hati
11 Soryadi
(24 Nov. 1994) Seberuang Petani Berladang
Kurang berempati,
pendiam, cinta cm
12 Timotius
(18 Sept. 1988) Seberuang Petani Berladang
Pemalu, tenang, rasa
ingin tahu tinggi
13 Nikolaus
(17 April 1996) Seberuang PNS
Banyak keinginan,
ekspresif, simpatik
14 Rutni
(13 Agust. 1994) Keninjal Petani Berladang
Pemalu, santai, suka
menghindar.
15 Dinut
(6 April 1993) Keninjal Petani Berladang
Tenang, tenang,
antusias
16 Katarina
(14 Juni 1994) Keninjal Petani Berladang
Antusias, ekspresif,
rasa ingin tahu tinggi
17 Enjeli
(12 Maret 1996) Keninjal Petani Berladang
Lebih banyak bicara,
mudah menyerah,
Dari data tabel di atas, mahasiswa dayak asal Kalimantan Barat yang
menempuh pendidikan di STT Simpson adalah berasal dari beberapa Kabupaten
dan kecamatan. Adapun mahasiswa berasal dari Kabupaten Sintang, Kecamatan
Kelam Permai adalah Andre, kemudian dari Kabupaten Melawi ada 16
Mahasiswa yang berbeda Kecamatan, yaitu Yason Jueng, Nira Agustina, Kiki
Rutmana berasal dari Kecamatan Sayan. Kecamatan Pinoh Selatan adalah
Robianto dan Sabda Budiman. Selanjutnya, Kecamatan Menukung yaitu Yogi
Darmanto, Yohanes Andi, dari Kecamatan Menukung Utara adalah Maria Nervita
Acdriani. Dari Kecamatan Belimbing Hulu adalah Timotius, Nikolaus, Dinut,
Mansyur, Enjeli, Katarina, Rutni, Soryadi.
45
Mayoritas mahasiswa yang berasal dari Kalimantan Barat tersebut di atas
adalah dari daerah terpencil, sarana informasi seperti jaringan internet, Telkom
masih susah dan infrastruktur yang menghubungkan desa dengan kota masih sulit.
B.4. Dayak Kalimantan Tengah
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pembangunan Desa Tertinggal,
Kalimantan Tengah terdiri dari tiga etnis yang dominan yaitu etnis Dayak, Jawa
dan Banjar. Selanjutnya, kawasan utama etnis Dayak yaitu daerah pedalaman,
kawasan utama etnis Jawa yaitu daerah transmigrasi dan kawasan utama etnis
Banjar yaitu daerah pesisir dan perkotaan. Beberapa sub etnis Dayak yang
terdapat di Kalteng yaitu Ngaju, Bakumpai, Maanyan, Ot Danum, Siang, Murung,
Taboyan, Lawangan, Dusun dan sub etnis lainnya dalam jumlah relatif kecil.
Besarnya proporsi orang Jawa dan Banjar di Kalimantan Tengah karena
banyaknya transmigrasi asal Jawa yang masuk ke Kalimantan Tengah dan
besarnya perantauan orang Banjar dari Kalimantan Selatan. Etnis terbesar
keempat di Kalteng yaitu etnis Melayu yang menempati pesisir Sukamara dan
Kotawaringin Barat. Etnis terbesar kelima hingga sepuluh berturut-turut yaitu
Madura, Sunda, Bugis, Batak, Flores dan Bali serta suku-suku lainnya dari
berbagai daerah di Indonesia.14
Dari data tersebut di atas, Riwut berpendapat
bahwa Provinsi Kalimantan Tengah, terdapat banyak kelompok etnik, seperti
Dayak, Banjar, Jawa, dan Madura. Etnik Dayak merupakan etnik asli masyarakat
14
Ditjenpdt.kemendesa.go.id/potensi/province/13-provinsi-kalimantan-tengah. Di akses
Tanggal 29 September 2017.
46
Kalimantan Tengah dan Kalimantan pada umumnya.15
Adapun komposisi
penduduk berdasarkan etnis, berdasarkan data Cahyono, di Kalimantan Tengah
masyarakat di dominasi oleh Suku Dayak setelah itu kemudian suku Banjar, Jawa,
Madura, Sunda dan terakhir Bugis, Betawi, Minangkabau serta Banten.16
Tabel 4.
Profil mahasiswa suku Dayak Kalimantan Tengah
NO NAMA SUKU KETERANGAN
STATUS SOSIAL,
EKONOMI KARAKTERISTIK
1 Angel C. Pakasi
(30 Januari 1998) Keninjal Swasta
Antusias dan
ekspresif
2 Lewy
(14 Okt. 1991) Ngaju Swasta
Peduli, cinta
kedamaian,
simpatik
3 Yelicia
(21 Nov. 1999) Ngaju Petani
Senang mengawasi,
ekspresif, pemalu
4 Rifka Priskila
(28 Nov. 1998)
Dusun
Malang Petani
Pemalu, pendiam,
antusias
5 Kiki Priskila
(27 Agust. 1998) Ngaju Petani
Rasa percaya diri
tinggi, ekspresif
6 Maharin
(07 Okt. 1988)
Dayak
Siang Petani
Tenang, cinta
kedamaian, simpatik
Berdasarkan data pada tabel tersebut di atas, mahasiswa suku dayak asal
Kalimantan Tengah yang menempuh pendidikan di STT Simpson berasal dari
beberapa Kabupaten dan Kecamatan seperti: Angel C. Pakasi berasal dari
Kabupaten Waringin, Kecamatan Baamang; Lewy dari Kabupaten Palangkaraya,
Kecamatan Palangkaraya; Yelicia berasal dari Kabupaten Gunung Mas,
Kabupaten Mihing Raya; Rifka Priskila berasal dari Kabupaten Barito Utara,
15
Tjilik Riwut, Kalimantan Membangun Alam dan Kebudayaan (Yogyakarta : Tiara
Wacana, 1993), 229 16
Heru Cahyono, Dkk. 2008. Konflik Kalbar dan Kalteng Jalan Panjang Meretas
Perdamaian. (Yogyakarta: P2P-LIPI bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 2008), 45.
47
Kecamatan Lahei Barat; selanjutnya, Kiki Priskila berasal dari Kabupaten
Katingan, Kecamatan Katingan Hilir dan Maharin berasal dari Kabupaten Murung
Raya, Kecamatan Tanah Siang Selatan.
C. Karakteristik Mahasiswa Dayak
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis terhadap mahasiswa
suku dayak, penulis mendapatkan beberapa hal yang merupakan karakteristik
mahasiswa suku dayak yang ada di STT Simpson. Adapun karakteristik
mahasiswa dayak tidak terlepas dari status sosial dimana mereka hidup sebelum
menempuh pendidikan di STT Simpson. Berikut ini penulis akan memaparkan
karakteristik mahasiswa berdasarkan daerah masing-masing yaitu dari Kalimantan
Utara, kalimantan barat, kalimantan timur serta kalimantan tengah.
C.1. Karakteristik Mahasiswa Kalimantan Utara.
Berdasarkan data tabel 1. Yaitu profil mahasiswa suku dayak kalimantan
utara menjelaskan bahwa dari 36 orang memiliki karakteristik yang berbeda.
Karakteristik yang dipengaruhi oleh status sosial ekonomi juga seperti status
ekonomi rata-rata mahasiswa ialah petani berladang, hal ini artinya bahwa
mahasiswa suku dayak berasal dari daerah terpencil yang memiliki standar
ekonomi menengah kebawah. Sedangkan yang memiliki status ekonomi Pegawai
Negeri Sipil (PNS), Swasta hanya beberapa orang saja.
Adapun karakteristik mahasiswa suku dayak yang sama seperti pendiam,
pemalu, antusias, ekspresif, egois, cepat beradaptasi, cinta kedamaian, kurang
jujur, dan konsumtif. Kemudian terdapat juga karakteristik yang tidak ada
48
kesamaan seperti: percaya diri, cepat beradaptasi, kurang antusias, ceria, rasa
ingin tahu, mudah ikut arus, suka ikut campur urusan orang lain, berinisiatif,
tenang, santai, berhati tulus, simpatik dan peduli. Beberapa mahasiswa yang
memiliki karakteristik sama seperti pendiam, pemalu, egois, kurang jujur,
konsumtif.
C.2. Kalimantan Timur.
Berdasarkan hasil data dari tabel 2. Memberikan penjelasan bahwa
mahasiswa yang berasal dari Kalimantan Timur ada dua orang, mereka dari
keluarga yang memiliki status sosial sebagai petani dan pekerja swasta. Dari dua
sisi ini menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut bukanlah orang mampu secara
ekonomi. Selain itu, tempat tinggal mereka dari kota kabupaten juga cukup jauh
dan membutuhkan dana yang besar apabila ingin belanja atau membeli kebutuhan
hidup. Dari kondisi sosial tersebut maka mahasiswa memiliki karakteristik cepat
beradaptasi dengan lingkungan baru dan tenang dalam bersosialisasi dengan orang
lain.
C.3. Kalimantan Barat.
Pada tabel 3. Profil mahasiswa suku dayak kalimantan barat memberikan
informasi data terkait dengan karakteristik mahasiswa. Jumlah mahasiswa suku
dayak berasal dari kalimantan barat adalah 17 orang. Dari jumlah tersebut terdapat
mahasiswa yang memiliki status sosial sama yaitu petani berladang. Petani
berladang yang dimaksud ialah orang tua mereka memiliki model bercocok tani
49
dengan menggarap hutan, dengan kata lain sistem pertanian mereka adalah
membuat ladang berpindah-pindah. Selanjutnya, selain sebagai petani berladang,
Ada juga yang sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan sebagai wiraswasta yaitu
ada yang bisnis ada juga usaha lainnya.
Berdasarkan data tersebut terkait dengan status sosial, ekonomi yang
dimiliki oleh mahasiswa, hal itu juga berdampak pada karakteristik mereka seperti
pemalu, memiliki kepedulian dan rasa simpatik terhadap orang lain. Selanjutnya
ada juga yang kurang berempatik, tenang, antusias dan ekspresif, baik hati, tidak
banyak bicara tetapi ada juga yang banyak bicara. Kemudian rasa ingin tahu, cinta
kedamaian. Keanekaragaman karakteristik ini berkaitan dengan pengaruh status
sosial dan ekonomi serta daerah dimana mahasiswa tersebut berasal.
C.4. Kalimantan Tengah.
Pada tabel. 4 profil mahasiswa suku dayak kalimantan tengah ini terdapat
6 orang mahasiswa yang menempuh pendidikan di STT Simpson. Berdasarkan
data tersebut mereka dari tempat terpencil yang jauh dari kota dan memiliki status
sosial swasta dan petani. Swasta yang dimaksud ialah mereka berusaha mencari
nafkah dengan melakukan bisnis dan seterusnya, kemudian petani dimaksud ialah
mereka melakukan pekerjaan dengan sistem petani misalnya menyadap karet,
berkebun dan seterusnya. Berdasarkan data terkait dengan status sosial mahasiswa
berasal dari kalimantan tengah. Kondisi tersebut juga berdampak pada
karakteristik mahasiswanya sehingga dari enam orang ini, mereka memiliki
beberapa karakteristik seperti antusiasme dan ekspresif, kemudian kepedulian, ada
50
juga yang senang mengawasi, rasa percaya diri tinggi dan ada juga yang pemalu
serta tenang.
Berdasarkan hasil penjelasan dari karakteristik mahasiswa setiap daerah
tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik mahasiswa suku dayak yang ada
di STT Simpson adalah sebagai berikut: a) ada yang pendiam dan lebih banyak
bicara; b) pemalu dan ceria; c) antusias dan kurang antusias; d) berhati tulus dan
kurang jujur; e) kepedulian dan egois; f) tenang dan ekspresif; g) Simpatik dan
kurang berempati; h) suka ikut campur urusan orang lain; i) baik hati; j) rasa ingin
tahu tinggi; k) kepercayaan diri tinggi; l) berinisiatif; m) santai dan seterusnya.
Data tersebut menunjukkan karakteristik mahasiswa suku dayak beranekaragam.
D. Bergunuk Mahasiswa Suku Dayak
Mahasiswa suku dayak yang berada di STT Simpson merupakan
kumpulan mahasiswa yang berasal dari berbagai latarbelakang suku, nilai budaya,
norma-norma serta kepercayaan yang berbeda. Meskipun demikian, sesama dayak
terjalin bergunuk yang erat, sehingga mereka hidup dalam kerukunan walaupun
terkadang ada konflik yang muncul, karena orang dayak memiliki falsafah
hidup“co le ozo daam co le kadep” artinya searah dalam satu tujuan. Hal tersebut
merupakan nilai filosofi dari bahasa dayak yaitu Bergunuk, feqhlempeng,
Fekowaq yang artinya bergunuk.
Adapun bentuk Bergunuk (Bergunuk) mahasiswa tersebut adalah sebagai
berikut: gotong royong (Sentalau), Berbagi (Fetolec), dan Keharmonisan
(Seripang).
51
D.1. Gotong royong (Sentalau)
Suku dayak pada umumnya melakukan pekerjaannya dengan bergotong
royong, pekerjaan seperti berladang, membangun rumah, perayaan atau pesta
pernikahan, dan kegiatan-kegiatan lainnya dikerjakan dengan cara bergotong
royong. Selanjutnya konsep gotong royong yang dilakukan oleh mahasiswa dayak
memiliki nama dan istilah yang berbeda sesuai dengan daerah masing-masing.
berdasarkan data hasil wawancara FGD, penulis mendapatkan beberapa konsep
gotong royong yang terdapat pada budaya mahasiswa dayak yaitu sebagai berikut:
(a) Seqhunyeng, (b) Bejopai, (c) Fezagenj Vempeng, (d) Ngari Pangan, (e)
Ruyung, (f) Handep Hapakat, (g) Gayeng ku’aq, (h) Belajai, dan (i) Ngekem
Feruyung, (j) Sentalau, (k) Bebantok. Berdasarkan istilah gotong royong tersebut
di atas, orang dayak pada umumnya mengedepankan kerja gotong royong dalam
kehidupannya, baik gotong royong dalam hal kerja ladang, bangun rumah, pesta
pernikahan maupun acara kedukaan. Dengan demikian, dari beberapa konsep
tersebut di atas penulis mendapatkan data terkait dengan kerjasama sebagai
bentuk bergunuk mahasiswa suku dayak yaitu dengan istilah Gotong royong
(Sentalau).
D.1.a. Makna Sentalau
Orang dayak menyadari bahwa pekerjaan yang mereka tekuni ialah
pekerjaan berat, seperti bercocok tanam dengan berladang pindah, membuat
rumah dan seterusnya. Ketika orang dayak memulai bercocok tanam pertama-
tama harus membuka lahan/hutan, sejak itulah mereka mulai gotong royong agar
52
pekerjaannya yang berat bisa segera di selesaikan. Secara umum, masyarakat
dayak mengerjakan pekerjaan berat dengan mengandalkan gotong royong. Jarang
ditemukan dalam masyarakat dayak yang tinggal di pedesaan, ketika mengerjakan
pekejaan dengan membayar orang atau menggaji karyawan. Hal ini disebabkan
karena sejak dahulu orang dayak sudah hidup dalam kegotong-royongan sehingga
seberat apapun pekerjaan akan jadi ringan.
Selanjutnya, Bagi Mansyur, makna gotong royong ialah untuk membantu
meringankan pekerjaan orang yang ditolong.”17
Berdasarkan hasil wawancara
lainnya yang penulis lakukan pada informan, terdapat makna gotong royong yang
beranekaragam yaitu supaya membantu meringankan beban orang lain dalam
bekerja, sebagai bentuk kepedulian, serta kemudian bergunuk.
1.a.1.Meringankan beban orang lain
Berdasarkan penjelasan di atas, Soryadi mengatakan: Membantu
meringankan beban ini merupakan sebuah hal prinsip bagi suku dayak,
apabila ada orang yang tidak begitu peduli dengan orang lain apalagi tidak
mau bergotong royong, hal itu merupakan sebuah sikap yang buruk bagi
orang dayak maka mereka akan menegur orang tersebut.18
Berdasarkan data
tersebut, menunjukkan bahwa gotong royong ini telah menjadi bagian dalam
kehidupan orang dayak. Selanjutnya, mahasiswa dayak di STT Simpson
melaksanakan gotong royong tersebut karena sudah terbiasa dengan
pengalaman dari kampung yaitu untuk meringankan beban orang lain.
17
Wawancara dilakukan dengan Mansyur pada tanggal 27 Agustus 2017 di STT Simpson. 18
Wawancara dilakukan dengan Soryadi pada tanggal 27 Agustus 2017 di STT Simpson.
53
1.a.2.Kepedulian
Selain untuk meringankan beban orang lain, mahasiswa suku dayak di STT
Simpson melakukan gotong royong sebagai bentuk rasa perduli mereka
terhadap sesama. Rudini mengungkapkan bahwa suku dayak memiliki ciri
khas yaitu kepedulian, maka sangat aneh apabila menemukan seorang yang
mengaku dayak tetapi tidak perduli dengan sesama atau orang lain.19
Dalam
melaksanakan sentalau, rasa kepedulian terhadap orang lain akan nampak
dar. Selama Meskipun lokasi pekerjaan yang akan dituju jaraknya jauh,
orang dayak tidak akan memikirkan hal itu, namun dengan semangat
kepedulian mereka akan menempuh perjalanan bersama-sama.
1.a.3. Bergunuk.
Dalam menempuh perjalanan menuju lokasi pekerjaan tersebut, orang dayak
menunjukkan bergunuk mereka dengan mereka saling menunggu rekan lain
berkumpul disebuah lokasi yang telah disepakati. Setelah semuanya
berkumpul lalu mereka akan berangkat bersama-sama. Demikian juga
sebaliknya ketika akan pulang dari pekerjaan mereka pulang bersama-sama.
Dalam konteks mahasiswa di kampus, ketika mereka membantu sesama
atau seorang Dosen. Mereka akan mengerjakan pekerjaan tersebut sampai
tuntas dan tidak ada yang pulang dahulu sebelum semuanya beres, sambil
bekerja mereka berbincang-bincang tentang pengalaman mereka dan sambil
mengingat masa-masa di kampung seperti yang diungkapkan oleh Ester
“jadi ingat di kampung kalo sering ngumpul kayak gini”.
19
Wawancara dilakukan dengan Rudini pada tanggal 28 Agustus 2017 di STT Simpson.
54
D.1.b. Pelaksanaan Sentalau di STT Simpson
Secara umum STT Simpson melaksanakan gotong royong pada setiap
hari sabtu dari pukul 07:00 – 09.30 Wib di koordinir oleh Senat mahasiswa.
Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh civitas akademika STT Simpson untuk
membersihkan lingkungan kampus. Selain itu, mahasiswa dayak melaksanakan
gotong royong pada waktu tertentu, seperti ketika ada rekan sesama dayak yang
mengalami pergumulan, tanpa menunggu lama rekan sesama dayak segera
berinisiatif melakukan apa yang dapat dilakukan untuk menolong rekan tersebut.
Soryadi mengungkapkan bahwa orang dayak menjunjung tinggi tali persaudaraan
sehingga ketika salah satu dari rekan mahasiswa dayak membutuhkan bantuan
sebisa mungkin akan ditolong.20
Ada beberapa contoh yang penulis temukan
dalam kehidupan mereka di kampus.
Sebagai contoh:
pertama, suatu ketika seorang mahasiswa mengalami sakit, dengan segera rekan
sesama dayak mengambil inisiatif untuk membawa yang sakit tersebut ke rumah
sakit, setelah mereka dirumah sakit baru peristiwa tersebut dilaporkan kepada
pengawas dalam hal ini penulis menjabat sebagai pengawas Asrama. Setelah
mendengar laporan tersebut, penulis berbegas ke rumah sakit untuk memastikan
infomasi, ternyata mahasiswa sudah mengurus semuanya. Kedua, suatu saat
mahasiswi mengalami kesulitan untuk melunasi biaya kuliah, rekan-rekan
mahasiswa bermufakat untuk membantu dengan melakukan iuran sukarela
sehingga mahasiswi tersebut dapat melunasi pembayaran kuliahnya. Ketiga, suatu
ketika ada persekutuan di rumah seorang dosen yang berlatarbelakang dayak,
tanpa dosen tersebut meminta kepada mahasiswa untuk membantu dirumah dalam
persiapan ibadah, semua mahasiswa dayak yang ada di kampus berbondong-
bondong membantu keluarga dosen tersebut mempersiapkan ibadah keluarga.
berdasarkan cerita tersebut hal ini memberikan sebuah fakta bagi penulis bahwa
mahasiswa suku dayak masih menjunjung tinggi sikap gotong royong.
20
Wawancara dilakukan dengan Soryadi pada tanggal 27 Agustus 2017 di STT Simpson.
55
D.2. Berbagi Rasa (Fetolec)
Saling berbagi merupakan bagian penting bagi mahasiswa dayak.
Menurut Katarina: “orang yang tidak tahu berbagi atau orang pelit akan mendapat
hal yang setimpal, orang pelit susah dapat rejeki.”21
Walaupun hal itu semacam
mitos zaman dulu, namun sampai hari ini orang dayak terus berbagi. Mahasiswa
suku dayak mempraktikkan itu dalam kehidupan mereka, ketika mereka
mendapatkan rejeki, selalu mereka nikmati bersama.
Dalam bahasa dayak kenyah fetolec artinya berbagi rasa atau berbagi
kebahagiaan. Kegiatan berbagi rasa (fetolec) merupakan suatu hal yang sangat
melekat pada orang dayak. Kegiatan tersebut dilakukan dengan membuat
makanan khas untuk dimakan bersama-sama. Bagi orang dayak pada umumnya,
makanan khas dayak yang dibuat biasanya untuk kegiatan-kegiatan besar, seperti
membangun rumah, pesta panen, musyawarah besar (Mubes) dayak, kegiatan Hari
21
Wawancara dilakukan dengan Katarina pada tanggal 31 Agustus 2017 di STT Simpson.
56
Natal dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan terkait
dengan jenis makanan khas suku dayak, penulis mendapatkan beberapa jenis
makanan khas dayak yaitu: Anye Otej (kue terbuat dari tepung ketan), Lemang
(beras ketan dicampur dengan kelapa yang dimasak dalam bambu), Biter (sayur
bayam, daun singkong yang dimasak campur beras, mirip dengan bubur), Recok
Ubi Unan Bavui (singkong rebus yang dicampur dengan lemak babi), Tempoyak
(durian yang diawetkan dengan garam), serta sayur daun singkong tumbuk. Dari
berbagai jenis makanan khas dayak tersebut di atas, menunjukkan bahwa setiap
suku dayak terdapat istilah berbagi. Selanjutnya, istilah berbagi dalam bahasa
kenya (fetulat, fetolec). Bahasa keninjal (moriq), bahasa Seberuang (Bebagi) dan
seterusnya.
D.2.a.Makna fetolec.
Berdasarkan dari hasil wawancara melalui Focus Group Discusion
(FGD) dengan beberapa informan, penulis mendapatkan data terkait dengan
makna Berbagi. Selanjutnya, adapun fetolec ini memiliki makna sebagai berikut:
rasa kepedulian kepada orang lain, mengajarkan untuk menghargai sesama dan
mengungkapkan rasa syukur.
2.a.1.Kepedulian.
Rasa kepedulian kepada sesama diwujudkan dengan memberi sesuatu yang
bermanfaat atau berbagi rasa. Dinut menceritakan bahwa ketika mereka dari
kampung akan berangkat kuliah ke Jawa, para tetangga datang ke rumah
57
membawa bekal, ada yang beri uang, kue, nasi dan sayur dan lain-lain.22
Demikian juga Semion menyampaikan bahwa ketika mahasiswa akan pergi
liburan semester, mereka biasanya memberikan uang kepada mahasiswa
yang berlibur di kampus sebagai kepedulian mereka bagi mahasiswa yang
tidak bisa libur karena ada kendala.23
Berdasarkan hasil wawancara tersebut,
orang dayak berbagi rasa dengan kerabat atau sesama mahasiswa sebagai
wujud kepedulian mereka, jadi bukan soal berapa besar pemberian yang
diberikan.
2.a.2.Menghargai Sesama
Orang dayak menghargai sesama salah satunya dengan mereka berbagi.
Ketika orang dayak tidak melakukan itu, berarti mereka sudah melanggar
norma yang telah ada dalam kebudayaan orang dayak, sebagaimana
Timotius mengungkapkan bahwa menghargai sesama merupakan sebuah
perintah yang penting bagi orang dayak, karena bagi mereka semua manusia
adalah baik, meskipun pada kenyataannya ada juga yang jahat.24
Selanjutnya Semion mengungkapkan bahwa orang dayak yang tidak tahu
menghargai orang lain ialah manusia yang sama wataknya dengan
binatang.25
Dengan demikian, dengan budaya berbagi merupakan suatu hal
penting dalam masyarakat dayak. Hal tersebut juga implementasikan dalam
kehidupan mahasiswa suku dayak di STT Simpson. Bentuk penghargaan
mahasiswa suku dayak kepada orang lain pada saat mengundang rekan-
22
Wawancara dilakukan dengan Dinut pada tanggal 28 Agustus 2017 di STT Simpson. 23
Wawancara dilakukan dengan Semion pada tanggal 3 September 2017 di STT Simpson. 24
Wawancara dilakukan dengan Timotius pada tanggal 29 Agustus 2017 di STT Simpson. 25
Wawancara dilakukan dengan Semion pada tanggal 3 September 2017 di STT Simpson.
58
rekan mereka atau para mahasiswa yang ada di STT Simpson untuk
menikmati makanan yang diolah orang dayak sendiri.
2.a.3.Bersyukur.
Selain menghargai orang lain, juga sebagai wujud ucapan syukur mereka
terhadap kedatangan tamu yang mau datang kerumah, sehingga demikian
juga sebaliknya apabila orang dayak disuguhkan makanan, pasti mereka
akan memakannya meskipun hal itu terasa asing baginya. Mahasiswa suku
dayak bersyukur atas rejeki yang ia dapatkan misalnya berupa kiriman dari
orang tua maupun sponsor dengan ia berbagi melalui makanan yang
sederhana.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis menyimpulkan bahwa
fetolec ini merupakan kebudayaan yang ada ditengah masyarakat dayak dan di
implikasikan oleh semua mahasiswa asal kalimantan yang studi di STT Simpson.
Hal tersebut memiliki makna yang dalam yaitu menunjukkan kepedulian mereka
terhadap sesama suku dayak, selanjutnya sebagai wujud dari sikap mereka
menghargai orang lain tanpa memandang status sosialnya, dan menyadari akan
kebutuhan hidup yang sulit sehingga mereka mengungkapkan rasa syukur tersebut
dengan berbagi rasa kepada kerabat yang ada.
D.2.b. Pelaksanaan Fetolec di STT Simpson
Mahasiswa Suku dayak berbagi dengan orang lain biasanya ketika dalam
acara bergunuk dengan masak makanan khas dayak, selain itu, ada mahasiwa
yang dapat rejeki atau kiriman dari orang tua maupun sponsor beasiswa.
59
Foto: Proses memasak Lemang.
Ketika mahasiswa membuat makanan khas seperti masak Lemang,
bahan-bahan dari untuk Lemang tidak terlalu mahal karena bahan-bahannya juga
sederhana, ada beberapa langkah yang dilakukan: a) mempersiapkan bahan-bahan:
beras ketan, kelapa, gula, garam, bambu dan daun pisang muda. b) proses
memasak: mahasiswa merendam beras ketan tersebut sekitar 20 menit, sementara
proses perendaman, yang lain mempersiapkan bambu dengan cara mengambil
bambu yang tipis dan agak muda, setelah itu bambunya dipotong tiap ruasnya
kemudian dicuci. Dalam waktu bersamaan, mahasiswa lainnya mempersiapkan
kelapa dengan cara diparut kemudian di peras untuk ambil santannya sedangkan
ampasnya dibuang. Sementara yang lainnya membuat api untuk pembakaran
lemang tadi. Setelah semuanya dipersiapkan, selanjutnya proses memasukkan
beras dalam bambu. beras ketan yang telah direndam kemudian campur dengan
air santan, gula dan garam, setelah itu baru memasukkannya dalam bambu dilapis
dengan daun pisang, agar beras tidak lengket pada bambu ketika proses
pembakaran. Setelah semuanya siap, selanjutnya proses pembakaran. Api yang
digunakan untuk membakar lemang tersebut tidak boleh dalam kondisi menyala
melainkan berbentuk bara api yang stabil, supaya bambunya jangan cepat terbakar
hangus. Lamanya proses pembakaran sekitar 30-60 menit tergantung jumlah
bambunya.
60
Selama proses pembuatan lemang mahasiswa dayak sambil cerita
pengalaman, bercanda seperti ganggu teman, serta olok-olokan pacar. dan suasana
santai. Setelah proses masak lemang selesai, baru mereka memanggil yang
lainnya diluar suku dayak untuk bersama-sama menikmati makanan khas tersebut.
D.4. Keharmonisan (Seripang)
Bergunuk mahasiswa dayak yang keempat ialah dalam bentuk
keharmonisan yang terlihat dalam acara pentas budaya. Dalam bahasa dayak
seberuangk arti keharmonisan adalah Seripang. Meskipun suku dayak merupakan
suku yang beraneka ragam budaya, namun perbedaan tersebut memperlihatkan
keharmonisan. Keharmonisan tidak harus berarti semua sama tanpa perbedaan.
Ibarat sebuah paduan suara, ketika para penyanyi bernyanyi dengan suara sopran
semua, maka nampak terdengar suara kurang harmonis, demikian jika menanyi
dengan suara alto, tenor dan bas saja. Tetapi ketika sopran, alto, tenor dan bas
dipadukan maka terdengarlah sebuah paduan suara yang harmonis dan megah.
Pentas seni tersebut didalamnya terdapat kesenian daerah disini lebih
mengacu pada tarian, dalam suku dayak terdapat istilah tarian dalam bahasa yang
berbeda sesuai dari daerah masing-masing, dalam bahasa rumpun dayak kenyah
yaitu kacet,26
kanjet,27
kanjed,28
yang artinya ialah menari, tarian. Pengertian
serupa diterjemahkan dalam bahasa dayak Kantu’k adalah Mincok,29
kemudian
26
Wawancara dilakukan dengan Semion suku Kenyah Oma’ Lung pada tanggal 18
September 2017 di STT Simpson. 27
Wawancara dilakukan dengan Ester Lurin Ingan suku Kenyah Bakung pada tanggal 18
September 2017 di STT Simpson. 28
Wawancara dilakukan dengan Aldianto suku Kenyah Oma’ Kulit pada tanggal 18
September 2017 di STT Simpson. 29
Wawancara dilakukan dengan Andre pada tanggal 22 September 2017 di STT Simpson.
61
dalam bahasa dayak Seberuang disebut Menare,30
sedangkan dalam bahasa
Lundayeh disebut Ngarang.31
Mahasiswa suku dayak memiliki jenis tarian yang berbeda sesuai dari
daerah masing-masing. Dalam dayak kenyah, dayak Keninjal, dayak Kubint,
dayak Kahayan, dayak Benuaq, dayak Punan, terdapat beberapa jenis tarian: tarian
Tunggal (Kacet Lasan), Tarian bersama (datum, datun Julud), Tarian Perang
(kanjed Pepatai, Kanjet Punan Leto), selanjutnya Tari Mandau, Tari Apang
Semangai, Tari Manasai, Tari Gantar, Tari Alu, Tari Penotak Banjank.
Keanekaragaman jenis tarian tersebut di atas memperlihatkan sebuah
keharmonisan yang memiliki sebuah makna spiritual.
D.4.a. Makna Keharmonisan (Seripang).
Keharmonisan mahasiswa suku dayak terlihat ketika dalam beberapa
kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa STT Simpson, Nilai keharmonisan
tersebut memberikan makna dengan tujuan sebagai berikut: memotivasi;
menyelesaikan masalah; hidup rukun.
4.a.1.Memotivasi.
Dalam bergunuk mahasiswa secara khusus pada kegiatan pentas budaya
yang dilaksanakan oleh Senat mahasiswa tersebut. Ada beberapa wejangan
disampaikan oleh para dosen, maupun para mahasiswa senior. Wejangan-
wejangan yang disampaikan berupa nasihat melalui firman Tuhan, maupun
30
Wawancara dilakukan dengan Soryadi pada tanggal 22 September 2017 di STT
Simpson. 31
Wawancara dilakukan dengan Fera Siska pada tanggal 22 September 2017 di STT
Simpson.
62
nasihat berdasarkan pengalaman hidup. Selanjutnya, adapun misalnya
masalah yang terjadi dalam kehidupan mahasiswa secara khusus mahasiswa
suku dayak, maka kesempatan inilah biasanya mereka menyelesaikan
masalah.
4.a.2.Menyelesaikan masalah
Selanjutnya tidak dapat disangkali bahwa dalam keberadaan mahasiswa
tersebut, ada saja konflik yang kerap terjadi dalam bergunuk mereka.
Misalnya penggunaan bahasa daerah dilingkungan umum di STT Simpson,
hal tersebut tidak diperbolehkan dengan adanya peraturan mahasiswa.
Tatkala konflik tersebut terjadi, maka dalam bergunuk mahasiswa dilakukan
penyelesaian masalah. Adapun penyesaian masalah dilakukan yaitu yang
menyebabkan terjadinya masalah biasanya datang kepada yang merasakan
masalah, lalu berbicara dan memohon maaf kepada orang tersebut.
selanjutnya dalam perbincangan antara kedua belah pihak yang didampingi
oleh mahasiswa lainnya, ada beberapa mahasiswa senior yang memberikan
nasihat sebagai bentuk motivasi bagi sesama untuk melakukan yang baik
dan memperbaiki kesalahan yang terjadi.
4.a.3.Hidup Rukun.
Selanjutnya, ketika masalah atau konflik telah diselesaikan, mahasiswa yang
bermasalah sepakat melakukan jabat tangan sebagai simbol bahwa masalah
yang terjadi telah selesai dan mereka akan hidup rukun lagi tanpa
menyimpan rasa sakit hati.
63
D.4.b. Keharmonisan (Seripang)
Pentas Seni merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh
STT Simpson untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa mengembangkan
kebudayaan daerah masing-masing. Hal tersebut dibuat sekali dalam satu semester
dan acara pentas seni yang di koordinir oleh Badan Pelayanan Mahasiswa (BPM)
STT Simpson ataupun tergantung dari BPM yang melaksanakan kegiatan tersebut,
terkadang lebih dari satu kali dilaksanakan dalam satu semester.
Adapun acara pentas seni yang dilaksanakan di dalamnya terdapat
kesenian daerah. Kesenian daerah ini lebih kepada seni tari, mereka biasa
melaksanakan tarian ini apabila ada acara-acara pentas seni maupun acara resmi
yang dilaksanakan oleh STT Simpson. Pelaksanaan tarian ini terkadang dilakukan
oleh semua mahasiswa dayak yang memiliki bakat menari, maupun beberapa
orang saja tergantung situasi acara yang dilakukan.
Hal menarik di dalam kegiatan ini, yang penulis maksudkan
keharmonisan ialah dari berbagai jenis tarian daerah, mereka terkadang
memadukan dalam sebuah tarian yang disebut tarian bangen tawai. Tarian ini
memperlihatkan keindahan dan keharmonisan yang luar biasa, terlihat dari
gerakan yang diperagakan. Untuk memperlihatkan keharmonisan tersebut mereka
perlu latihan yang ekstra rutin, selanjutnya dalam latihan tersebut ada beberapa
hal penting yang disampaikan oleh rekan-rekan yang lebih senior, seperti
memberikan nasihat dan motivasi kepada seluruh rekan mahasiswa dayak.
64
E. Rangkuman
Penjelasan isi Bab ini merupakan hasil dari temuan lapangan secara
khusus terkait dengan judul penelitian yaitu bergunuk mahasiswa dayak, Adapun
beberapa hal penting didapati dalam penelitian sebagai berikut:
a. Bergunuk memiliki landasan filosofis adalah co le ozo daam co le kadep,
(searah dalam satu tujuan). Artinya bahwa orang dayak menjunjung tinggi
kekompakkan atau solidaritas sukunya, orang dayak dimanapun berada
apabila bertemu dengan sesama komunitas “dayak” secara otomatis falsafah
bergunuk tersebut muncul tidak perduli orang tersebut berasal dari dayak
mana.
b. Bergunuk mahasiswa dayak memiliki nilai spiritual yaitu gotong royong
(Sentalau). Sentalau mempunyai makna spiritualitas seperti meringankan
beban kerja; kepedulian; Bergunuk. Berbagi (Fetolec) terdapat nilai spiritual
seperti berbagi Kepedulian, menghargai sesama; bersyukur. Keharmonisan
(seripang) dayak terdapat nilai-nilai spiritualitas seperti: memotivasi,
menyelesaikan masalah, hidup rukun.