bab iii isu-isu strategis berdasarkan tugas dan...
TRANSCRIPT
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
41 | P a g e
3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI PELAYANAN RSUD TARAKAN
Isu-isu strategis dalam setiap tahapan pembangunan daerah
merupakan dinamika kehidupan lingkungan yang strategis baik regional,
nasional, maupun global. Isu-isu strategis menjadi suatu pokok bahasan yang
akan selalu diperhatikan dalam menyusun setiap perencanaan pembangunan
daerah karena dengan berpedoman pada isu-isu strategis maka segala
permasalahan yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan datang dapat
diantisipasi sedini mungkin. Seperti halnya arus besar globalisasi yang
membawa keleluasaan informasi yang menyebabkan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan berujung pada munculnya isu-isu yang berkembang
diberbagai bidang.
Dalam pelaksanaannya Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan berperan
sebagai pemberi pelayanan pada bidang kesehatan perlu ditingkatkan secara
solid dan terintegrasi agar dapat meningkatkan kualitas hasil analisa, telaahan,
dan kajian kebijakan pembangunan untuk membantu perumusan kebijakan
pembangunan daerah yang tepat, terarah dan dapat dilaksanakan. Disamping
itu terus dilakukan upaya perbaikan untuk mencapai keselarasan antara
perencanaan dan penganggaran yang ditunjukkan dengan peningkatan
singkronisasi antara sasaran dalam dokumen perencanaan dengan
penganggaran setiap program dan kegiatannya.
Dalam rangka meningkatkan akses mutu pelayanan kesehatan masyarakat,
RSUD Tarakan mengalami banyak permasalahan antara lain kurangnya
jumlah dokter spesialis yang belum mencapai kebutuhan berdasarkan
Permenkes No 56 tahun 2014 jumlah dokter spesialis sebayak 41 orang
dengan Pelayanan Dasar, Penunjang dan Sub Spesialis sedangkan jumlah
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
42 | P a g e
dokter spesialis di RSUD Tarakan sampai dengan Desember 2015 baru
tersedia sebanyak 23 orang. Jumlah tenaga perawat sesuai SPM sampai
dengan 31 Desember 2015 sebanyak 349 tenaga perawat dengan jumlah
tempat tidur tersedia 358 TT dan sebagian tenaga kesehatan belum memiliki
standar kompetensi.
Berdasarkan pendekatan seperti yang diamanatkan dalam UU Nomor 25
tahun 2004 tentang system perencanaan Pembangunan Nasional, peluang
dan ancaman yang terkait dengan dinamika lingkungan strategis dengan
memperhatikan kekuatan dan kelemahan lembaga/institusi RSUD Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi seperti
yang diamanahkan pada Peraturan Gubernur Kalimantan Utara Nomor 54
tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD Tarakan Provinsi
Kalimantan Utara, maka permasalahan dan isu-isu strategis penyelenggaraan
tugas pokok dan fungsi RSUD Tarakan menjadi rujukan penting dalam
menentukan program dan kegiatan prioritas 5 (lima) tahun kedepan (2017-
2021)
Tabel 3.1.
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi RSUD Tarakan
ASPEK KAJIAN
CAPAIAN /KONDISI STANDAR
YANG DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN INTERNAL EKSTERNAL
Mutu Pelayanan
Efesiensi Pelayanan :
Bed Occupancy Rate (BOR) Persentase Pemakaian Tempat Tidur
69,46 % IS 2010 : 75-85 BOR antar kelas tidak merata, BOR Kelas III mencapai 90%
Pasien jaminan pemerintah seperti BPJS di jamin di kelas III
Jumlah tempat tidur yang ada di RS saat ini masih sesuai kebutuhan
Leng Of Stay (LOS) Rata-rata lama rawat seorang pasien
3,79 Hari IS 2010 : 4-6 HARI
RSUD TARAKAN adalah Rumah sakit rujukan, sehingga pasien yang datang sudah memerlukan penanganan yang komplek
sistem rujukan yang diterapkan belum efektif dalam menangani kasus kegawatdaruratan
Angka pencapaian LOS RSUD TARAKAN tinggi dikarenakan sebagian besar pasien dengan kasus kompleks sehingga pasien lama dirawat
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
43 | P a g e
ASPEK KAJIAN
CAPAIAN /KONDISI STANDAR
YANG DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN INTERNAL EKSTERNAL
Jumlah dokter spesialis di rumah sakit belum mencapai target kebutuhan (Berdasarkan Permenkes 56 tahun 2014 standarisasi RS B minimal 3 dokter spesialis jenis pelayanan dasar 2 dokter spesialis pelayanan medis penunjang. 1 jenis spesialis medik lain, 1 subspesilais pelayanan medik, 1 dokter gigi spesialis jenis pelayanan medik spesialis gigi mulut.
Kurangnya minat dokter spesialis untuk menjadi PNS di Kalimantan Utara
Pemberian Insentip dan fasilitas yang kurang memadai
Rasio perawat/bidan di rumah sakit belum mencapai target kebutuhan (setiap 1 TT satu perawat/bidan)
Kurangnya kuota PNS untuk perawat/bidan
Antara usulan dan realisasi tidak pernah terpenuhi
Meningkatnya penyakit akibat pola hidup tidak sehat seperti diabetas, stroke, jantung, kanker, dll
Pola hidup masyarakat yang tidak baik
Berubahnya pola penyakit di masyarakat
Bed Turn Over (BTO) Frekuensi pemakaian tempat tidur
61,76 kali/ tahun
IS 2010 : 40 - 50 kali/tahun
Dikarenakan proses rawat inap pasien
Turn Over Interval (TOI) Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati
1,80 Hari IS 2010 : 1-3 HARI
Masih sesuai standar karena jumlah pasien yang dirawat masih dapat dilayani dengan tempat tidur yang ada
GDR 23,3 % 4,50%
Karena RSUD adalah pusat rujukan dan banyaknya pasien terminal
NDR 12,91 % 2,50%
Karena jumlah kasus bayi yang meninggal sebagian besar adalah rujukan dari RS luar dengan kondisi yang terminal
Persentase kematian ibu dalam persalinan
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
44 | P a g e
ASPEK KAJIAN
CAPAIAN /KONDISI STANDAR
YANG DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN INTERNAL EKSTERNAL
a.Pendarahan 0,00 % SPM : 0,00
b. Eklampsia 0 % SPM : ≤ 9%
Sebagai Rumah sakit rujukan, RSUD TARAKAN menerima pasien dengan kasus yang komplek
Sistem rujukan yang diterapkan belum efektif dalam menangani kasus kegawatdaruratan
Keterlambatan merujuk ke Rumah Sakit
c. Sepsis 0,00 %
SPM :
≤ 0%
Persentase pasien yang kembali keperawatan intensif dengan kasus yang sama <72 jam
0,47 % SPM : ≤ 2,5% Meningkatnya penyakit akibat pola hidup tidak sehat
Pola hidup masyarakat yang tidak baik
Berubahnya pola penyakit di masyarakat
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di IGD
80 % SPM : 85% Kurangnya komunikasi tenaga kesehatan dengan pasien
Kurangnya Pengetahuan pasien dan keluarga tentang prosedur penanganan kegawat daruratan
Kuranganya keramahan SDM ketika menangani kasus kegawat daruratan
Indeks Kepuasan masyarakat (IKM) di IRJA
80 % SPM : 90
Kuranganya keramahan SDM dan lamanya waktu tunggu dokter.
Kurangnya Pengetahuan pasien tentang prosedur rujukan
Kurangnya jumlah dokter spesialis
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di IRNA
80 % SPM : 80
Kurannya keramahan SDM karena tingginya beban kerja karena kurang jumlah Perawat
Kurangnya kuota PNS untuk perawat/bidan
Kurang SDM
Persentase Penanganan life saving anak dan dewasa
100 % SPM : 100
Respons time di IGD 3 Menit SPM : ≤ 4
Respons time di poliklinik spesialis
54,4 Menit SPM : ≤60
Kurangnya jumlah dokter spesialis dalam satu poliklinik (hanya ada satu dokter )
Kurangnya kuota PNS untuk dokter dan kurangnya minat untuk menjadi PNS bagi dokter spesialis
Kurang SDM
Jumlah kejadian Medical Error
0 % 0
Waktu Penyediaan Rekam Medik IRJA
19,18 Menit 17 Penyediaan rekam medik yang masih manual.
Masyarakat belum mrngerti pentingnya
Penyediaan rekam medik yang masih manual.
Persentase kegagalan pelayanan Rontgent
5 % 2,5 Pada akhir tahun 2012 baru digunakan CR
Pasien yang bergerak pada saat di foto
Sarana baru datang akhir tahun 2012
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
45 | P a g e
ASPEK KAJIAN
CAPAIAN /KONDISI STANDAR
YANG DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN INTERNAL EKSTERNAL
Persentase kesalahan hasil laboratorium
0 % 0
Ketidak disiplinan masyarakat dalam SOP pemeriksaan lab misal bilang sdh puasa ternyata tidak
Sarana dan Prasarana Laboratorium
Kualitas mutu limbah padat dan cair sesuai dengan standart yang telah di tetapkan
Baku mutu limbah cair 95 % 80 Kurangnya sarana pengolahan sistim Aerasi
Pengolahan limbah RS dekat dengan pemukiman penduduk
Fasilitas pengolahan air limbah
Baku mutu limbah padat berbahaya sesuai aturan
100 % 100
Jumlah tenaga yang mengikuti Diklat Fungsional
409 orang 550
Tenaga honorer BLUD jika dilatih ada kemungkinan untuk pindah.
Kurangnya kuota PNS Kurangnya kuota PNS
Sulitnya mencari badan penyelenggara diklat sesuai kompetensi
Kurangnya Penyelenggara Diklat yang kompeten
Penyelenggara Diklat
Jumlah tenaga yang mengikuti Diklat Tekhnis
329 orang 300
Tenaga honorer BLUD jika dilatih ada kemungkinan untuk pindah.
Kurangnya kuota PNS Kurangnya kuota PNS
Sulitnya mencari badan penyelenggara diklat sesuai kompetensi
Kurangnya Penyelenggara Diklat yang kompeten
Penyelenggara Diklat
Kajian terhadap renstra Kementrian Kesehatan RI 2015-2019
Persentase cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
100 % SPM : 100%
Sulitnya perubahan status dari umum menjadi jaminan akibat terlambat pengurusan administrasi.
Persepsi yang salah masyarakat tentang pelayanan jaminan sehingga pengurusan administrasi terlambat
Persepsi masyarakat yang salah terhadap pelayanan jaminan kesehatan
Terlambatnya pembayaran tagihan pasien jaminan
Prosedur administrasi Prosedur penagihan
Persentase ibu hamil, bersalin dan nifas yang mendapatkan penanganan komplikasi kebidanan : 21,34
Sasaran Kementrian : 58,5
Persentase Rumah Sakit yang mampu PONEK 0%
Sasaran Kementrian : 67
Sudah ada TIM dan sarana Ponek
Belum semua tim mendapat kesempatan pelatihan
PONEK sudah berjalan tetapi belum semua tim dilatih
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
46 | P a g e
ASPEK KAJIAN
CAPAIAN /KONDISI STANDAR
YANG DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN INTERNAL EKSTERNAL
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita : 2,82
Sasaran Kementrian : 78
Cakupan penanganan neonatal komplikasi : 15,57
Sasaran Kementrian : 60
Prevalensi kasus HIV pada populasi dewasa = 2,59
Sasaran Kementrian : 0,2
Jumlah kasus TB paru per 100.000 penduduk = 794,67
Sasaran Kementrian : 235
Persentase kasus baru TB Paru BTA + yang ditemukan : 53,85
12
Orang
Sasaran Kementrian : 73
Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin : 80
Sasaran Kementrian : 80
Tingginya hutang obat RSUD TARAKAN yang pengelolaan menggunakan dana BLUD
Tingginya tagihan pasien jaminan pemerintah kabupaten kota yang terlambat bayar
Prosedur penagihan
Angka kesakitan malaria
IS 2010 : 5 / 1000 penduduk
Prevalensi HIV 4,94 IS 2010 : 0,9 Meningkatnya jumlah pasien HIV
Mobilisasi penduduk beresiko tinggi HIV yang tidak terkendali
Meningkatnya jumlah pasien HIV
RTRW
Kawasan PKW, PKL, dan PKLp terdapat Sarana dan Prasarana kesehatan belum optimal
Akses pelayanan kesehatan
Akses pelayanan kesehatan
Jauhnya letak RSUD TARAKAN dari kota sehingga jika malam jarang angkutan umum Akses pelayanan
kesehatan
Kurangnya sarana dan prasarana
Akses listirik dan air bersih yang belum optimal
Struktur Geografis lingkungan Rumah Sakit berbukit-bukit yang menjadi pemukiman masyarakat
Rumah Sakit tidak mempunyai kewenangan untuk melarang masyarakat membangun perumahan di kawasan sekitar Rumah Sakit
Kurang tegasnya Pemerintah Daerah thd masyarakat yang membangun perumahan di sekitar lingkungan Rumah Sakit
KLHS
Pemusnahan/pengolahan limbah medis di Rumah sakit masih terbatas.
Kurangnya sarana pengolahan sistim Aerasi
Pemukiman penduduk berkembang mendekati rumah sakit
Kurangnya sarana pengolahan
Pola konsep Green Hospital 48% Developing area 52%
Perencanaan pembangunan mengacu kepada Green hospital
Perkembangan pemukiman penduduk yang sangat dekat dengan RS
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
47 | P a g e
3.1.1. Isu-isu Strategik Pelayanan Rumah Sakit
Upaya peningkatan mutu RSUD Tarakan mutlak diperlukan terutama
dalam rangka mendukung salah satu agenda Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2017-2021 yaitu agenda ”Pembangunan
Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat” dimana perbaikan
kesejahteraan rakyat tersebut diwujudkan melalui sejumlah program
pembangunan antara lain penanggulangan kemiskinan dan penciptaan
kesempatan kerja, termasuk peningkatan program di bidang pendidikan,
kesehatan, dan percepatan pembangunan infrastruktur dasar. Dalam bidang
kesehatan RSUD Tarakan harus bisa mendukung upaya peningkatan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, yang antara lain ditandai oleh
meningkatnya angka harapan hidup (dari 70,7 tahun pada 2009 menjadi 72,0
tahun pada 2016), menurunnya tingkat kematian bayi ( dari 34 per 1.000
kelahiran pada 2008 menjadi 24 pada 2016), dan kematian ibu melahirkan (dari
307 per 100.000 kelahiran pada 2008 menjadi 118 pada 2014).
Isu-isu strategik dalam kaitan permasalahan yang ada di Rumah Sakit
Umum Daerah Tarakan adalah:
1. Sebagian masyarakat kalangan atas di Tarakan masih memiliki
kecendrungan berobat ke luar daerah (Surabaya, Semarang, dan
Jakarta) atau bahkan ke luar negeri seperti malaysia dan Singapura.
2. Adanya RS pesaing yang notabene dokternya adalah dokter RSUD
Tarakan.
3. Semakin berkembangnya RS disekitar Tarakan maupun lingkungan
Provinsi Kalimantan Utara sehingga dapat mengakibatkan
menurunnya jumlah pasien yang datang ke RSUD Tarakan.
4. Biaya bahan obat-obatan yang semakin mahal sehingga memberikan
dampak pada peningkatan biaya pelayanan.
5. Kecenderungan meningkatnya kematangan pasar dimana
masyarakat semakin kritis terhadap kualitas pelayanan yang baik
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
48 | P a g e
atau buruk akan memperbesar terjadinya tuntutan dari pelanggan
terhadap pelayanan yang masih belum memenuhi standar.
Upaya peningkatan mutu kesehatan RSUD Tarakan dalam mendukung
visi Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Utara terpilih yang tertuang
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun
2017 – 2021 Mendukung Misi ke satu, yaitu ”Meningkatkan Kualitas Sumber
daya Manusia dan Kesejahteraan Rakyat” yang salah satu tujuannya adalah
”Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Kalimantan Utara, sehingga
memiliki ketahanan mental, spiritual dan fisik agar mampu berperan dan
mempunyai daya saing yang tinggi di segala bidang” terutama dalam rangka
pencapaian sasaran ”Meningkatnya Usia harapan Hidup dari 71,2 tahun
menjadi 73 tahun”
3.2. TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL
KEPALA DAERAH TERPILIH
VISI
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dalam hal ini Peraturan Menteri
Dalam Negeri nomer 54 tahun 2010, maka visi RPJMD menggunakan visi
gubernur dan wakil gubernur terpilih yang telah dilantik. Dengan demikian Visi
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Utara untuk
tahun 2016-2021, adalah sebagai berikut:
“Berpadu dalam Kemajemukan untuk Mewujudkan Kaltara 2020 yang
Mandiri, Aman, dan Damai, dengan Didukung Pemerintahan yang Bersih
dan Berwibawa”
Posisi Visi untuk tahun 2016-2021 atau jangka menengah ini, dalam
skenario jangka panjang nasional 2005-2025, berada pada periode RPJM
Nasional tahapan ke III (2016-2019) yang berlandaskan pelaksanaan,
pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJMN ke II. Dinyatakan dalam
RPJPN, tahapan periode pembangunan ke III ini ditujukan untuk lebih
memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan
menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
49 | P a g e
keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta
kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat.
Beberapa butir arahan lainnya berupa upaya untuk mewujudkan kondisi
aman dan damai yang makin mantap; kehidupan yang makin demokratis;
memantapkan kesadaran dan penegakan hukum; meningkatkan kesejahteraan
rakyat termasuk kualitas sumber daya manusia; memantapkan pembangunan
berkelanjutan; menguatkan daya saing perekonomian; meningkatnya
ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang termasuk
pengembangan infrastruktur perdesaan.
Mempertimbangkan beberapa butir penting tersebut maka pernyataan
visi pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Utara 2017-2021 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Mandiri: Inti dari bagian visi Mandiri adalah terjadinya proses
pembangunan yang diarahkan untuk mewujudkan Kalimantan Utara
sebagai wilayah yang mandiri.
Sebagai provinsi yang dicita-citakan mandiri, diharapkan akan
mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan
daerah lain yang telah maju dengan mengandalkan pada
kemampuan dan kekuatan sendiri. Oleh karena itu, untuk
membangun kemandirian, mutlak harus dibangun kemajuan
ekonomi. Kemampuan untuk berdaya saing menjadi kunci untuk
mencapai kemajuan sekaligus kemandirian.
Kemandirian tidak berarti mengisolasi diri melainkan tetap
memahami saling ketergantungan dengan daerah lain dalam
hubungan yang saling mengisi dan bersifat proaktif. Beberapa
permasalahan penting yang terkait dengan kemandirian ini adalah
pemenuhan kebutuhan pangan dan energi serta aspek
pembangunan lainnya dengan penekanan pada aspek sumber daya
manusia menuju Kalimantan Utara yang adil dan makmur. Keadilan
dan kemakmuran diupayakan terjadi pada semua aspek kehidupan.
Masyarakat di Provinsi Kalimantan Utara diupayakan memiliki
kesempatan yang sama dalam meningkatkan taraf kehidupan;
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
50 | P a g e
memperoleh lapangan pekerjaan; mendapatkan pelayanan sosial,
pendidikan dan kesehatan; mengemukakan pendapat; serta
mendapatkan perlindungan dan kesamaan di depan hukum.
Pemerintahan yang bersih dan berwibawa: bagian dari visi ini
mengarahkan pembangunan Provinsi Kalimantan Utara yang
memiliki pemerintahan bersih, transparan dan akuntabel. Sebagai
propvinsi yang baru, Kalimantan Utara harus memulai dengan dasar
yang baik, oleh karena itu terwujudnya pemerintahan yang bersih
dan berwibawa menjadi penting untuk diwujudkan. Pemerintahan
yang bersih dan kemudian berdampak pada kewibawaan menjadi
upaya perwujudan pondasi dibangunnya Provinsi Kalimantan Utara
yang maju dan baik di masa depan. Dimensi lain yang harus
diwujudkan dalam membuat pemerintahan yang berwibawa adalah
dihadirkannya sosok pemerintahan daerah berupa berbagai sarana
dan prasarana serta kemudahan untuk melayani masyarakat
Kalimanatan Utara.
MISI
Dalam rangka mewujudkan visi yang telah ditetapkan beserta berbagai
butir penjelasannya, maka dirumuskan misi yaitu rumusan umum tentang
upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Rumusan misi
disusun untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah
kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk
mencapai visi.
Untuk mewujudkan visi Berpadu dalam Kemajemukan untuk
Mewujudkan Kaltara 2020 yang Mandiri, Aman, dan Damai, dengan
Didukung Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa yang telah ditetapkan,
ada tiga misi yang akan dilaksanakan lima tahun ke depan yaitu:
1. Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Mandiri
2. Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Aman dan Damai
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
51 | P a g e
3. Mewujudkan Pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara yang Bersih
dan Berwibawa
Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Mandiri
Misi yang pertama, mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Mandiri
secara umum mengandung arti dilakukannya upaya menciptakan kondisi yang
tidak menggantungkan kepada berbagai pihak lain, kondisi yang lebih dekat
dengan cita-cita pembangunan nasional.
Secara khusus, disamping berbagai upaya lainnya, misi ini
mengupayakan terwujudnya kondisi penting yang selama lima tahun
mendatang harus dicapai dalam rangka mewujudkan visi daerah. Upaya utama
untuk mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Mandiri antara lain: upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan perekonomian rakyat
yang berkelanjutan, dan meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas.
Bagian dari misi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan
diarahkan untuk menciptakan kondisi berkurangnya kemiskinan masyarakat
berpenghasilan rendah. Bagian dari misi untuk meningkatkan perekonomian
rakyat yang berkelanjutan mengandung makna meningkatkan perekonomian
masyarakat sebesar-besarnya tanpa mengorbankan tingkat keberlanjutannya
(sustainability). Upaya ini akan dipertajam dengan mendorong meningkatnya
pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan ekonomi hijau (green economy);
artinya diharapkan ada hasil pembangunan ekonomi yang berharga untuk
dimeratakan. Upaya yang lainnya diarahkan untuk mencapai kondisi dengan
infrastruktur fisik dan ekonomi wilayah yang meningkat sejalan dengan
pemahaman umum bahwa prasyarat kemajuan perekonomian wilayah adalah
tersedianya sarana dan prasarana perekonomian wilayah. Upaya penting
lainnya yang diperlukan adalah meningkatkan konektivitas Kalimantan Utara
dengan derah lainnya dan dengan negara tetangga. Upaya penting lain yang
diperlukan untuk mengiringi peningkatan perekonomian wilayah adalah upaya
mencapai meningkatnya kualitas lingkungan hidup
Bagian dari misi untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia
tak bisa dilepaskan dari berbagai upaya meningkatkan kinerja wilayah dalam
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
52 | P a g e
berbagai aspek. Hasil pembangunan yang dilakukan di Kalimantan Utara harus
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Oleh karena itu
upaya ini harus mengandung upaya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia yang ada di Kalimantan Utara. Penajaman upaya ini adalah
meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat dan meningkatnya kualitas
kesehatan masyarakat sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi terlebih
dahulu.
Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Aman dan
Damai
Misi yang kedua, mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang aman
dan damai, secara umum mengandung arti terciptanya kondisi yang
menenteramkan masyarakat dalam menjalankan kehidupan mereka sehari-hari
tanpa terganggunya kondisi keamanan dan kedamaian di seluruh wilayah
provinsi.
Secara khusus, disamping berbagai upaya lainnya, misi ini
mengupayakan terwujudnya kondisi penting terkait keamanan dan kedamaian
wilayah yang selama lima tahun mendatang harus tercapai dalam rangka
mewujudkan visi daerah. Upaya utama untuk mewujudkan Provinsi Kalimantan
Utara yang aman dan damai antara lain: menjaga kedaulatan negara, dan
mewujudkan penegakan hukum. Pertahanan dan keamanan memang
merupakan tugas dari pemerintah pusat, namun tanpa mengesampingkan
ketentuan formal yang ada keamanan wilayah Provinsi Kalimantan Utara
sebagai daerah perbatasan perlu diciptakan karena dampaknya yang langsung
dirasakan msyarakat setempat. Oleh karena itu Pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara perlu mendukung penciptaan suasana aman dan damai ini
sesuai dengan peran seperti yang diatur dalam ketentuan yang ada.
Bagian dari misi untuk menjaga kedaulatan negara diarahkan untuk
daerah perbatasan dan wilayah secara keseluruhan. Di perbatasan diupayakan
untuk mendukung kemudahan terjaganya keutuhan NKRI sedangkan di wilayah
keseluruhan diarahkan untuk menjaga keamanan secara umum. Sedangkan
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
53 | P a g e
bagian dari misi untuk membangun perbatasan yang aman diarahkan untuk
mewujudkan daerah perbatasan yang tertib dan tenteram.
Bagian dari misi untuk mewujudkan penegakan hukum diarahkan pada
upaya unutk mewujudkan penegakan hukum dengan cara menyiapkan
berbagai ketentuan untuk menjadi dasar penegakan hukum dan melakukan
berbagai implemenetasi ketentuan tersebut dikeegiatan nyata di lapangan
Mewujudkan Pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara yang
Bersih dan Berwibawa
Misi yang ketiga yaitu mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang
bersih dan berwibawa, secara umum mengandung arti mengupayakan
terciptanya pemerintahan yang baik dan bersih sesuai dengan prinsip-prinsip
penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) sebagai kondisi
yang harus terwujud untuk landasan mewujudkan visi lima tahun ke depan.
Secara khusus misi ini mengupayakan terwujudnya kondisi penting terkait
praktek penyelenggaraan pemerintahan yang baik, dalam arti bersih dan
berwibawa selama lima tahun mendatang dalam rangka mewujudkan visi
daerah. Upaya utama untuk mewujudkan Pemerintahan Provinsi Kalimantan
Utara yang Bersih dan Berwibawa antara lain: mewujudkan pemerintahan yang
bersih, transparan, dan akuntabel; mewujudkan pelayanan publik yang prima.
Bagian dari misi untuk mengupayakan terwujudnya pemerintahan yang
bersih, transparan, dan akuntabel diarahkan pada upaya mewujudkan
kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerah yang berkualitas serta
mewujudkan pemerintahan akuntabel.
Bagian dari misi untuk mengupayakan terwujudnya pelayanan
publik yang prima diarahkan pada penguatan suasana pemerintahan yang
menjadi abdi masyarakat dalam pelayanan publik, upaya terwujudnya
pelayanan perizinan yang selalu meningkat dan meningkatnya pelayanan
kependudukan
Penelaahan visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala
daerah terpilih dimaksudkan untuk memahami arah pembangunan yang akan
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
54 | P a g e
dilaksanakan selama kepemimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
terpilih dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan pendorong
pelayanan RSUD Tarakan yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tersebut.
Hasil penelaahan visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah adalah sebagai berikut:
3.3. TELAAHAN RENSTRA KEMENTRIAN/LEMBAGA DAN RENSTRA PD
Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015- 2019 tidak ada
visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong-royong”. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah
melalui 7 misi pembangunan yaitu:
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya
maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara
kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri
sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat
dan berbasiskan kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
55 | P a g e
Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA
yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam
tercapainya seluruh Nawa Cita terutama terutama dalam meningkatkan kualitas
hidup manusia Indonesia.
A. TUJUAN
Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019,
yaitu: 1) meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2) meningkatnya
daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap
risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.
Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum
siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja,
kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia.
Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau
outcome). dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang
akan dicapai adalah:
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
56 | P a g e
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup
(SP 2010), 346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000
kelahiran hidup.
3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan
preventif.
5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap
(responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan
finansial di bidang kesehatan, maka ukuran yang akan dicapai adalah:
1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan
kesehatan setelah memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%
2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan
dari 6,80 menjadi 8,00.
B. SASARAN STRATEGIS
Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan adalah:
1. Meningkatnya Kesehatan Masyarakat, dengan sasaran yang akan
dicapai adalah:
a. Meningkatnya persentase persalinan di fasilitas kesehatan
sebesar 85%.
b. Menurunnya persentase ibu hamil kurang energi kronik sebesar
18,2%.
c. Meningkatnya persentase kabupaten dan kota yang memiliki
kebijakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebesar
80%.
2. Meningkatnya Pengendalian Penyakit, dengan sasaran yang akan
dicapai adalah:
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
57 | P a g e
a. Persentase kab/kota yang memenuhi kualitas kesehatan
lingkungan sebesar 40%.
b. Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I) tertentu sebesar 40%.
c. Kab/Kota yang mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang
berpotensi wabah sebesar 100%.
d. Menurunnya prevalensi merokok pada pada usia ≤ 18 tahun
sebesar 5,4%.
3. Meningkatnya Akses dan Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas yang
terakreditasi sebanyak 5.600.
b. Jumlah kab/kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang
terakreditasi sebanyak 481 kab/kota.
4. Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan
alat kesehatan, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas
sebesar 90%.
b. Jumlah bahan baku obat, obat tradisional serta alat kesehatan
yang diproduksi di dalam negeri sebanyak 35 jenis.
c. Persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang
memenuhi syarat sebesar 83%.
5. Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga
Kesehatan, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga
kesehatan sebanyak 5.600 Puskesmas.
b. Persentase RS kab/kota kelas C yang memiliki 4 dokter
spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang sebesar 60%.
c. Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya
sebanyak 56,910 orang.
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
58 | P a g e
6. Meningkatnya sinergitas antar Kementerian/Lembaga, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Meningkatnya jumlah kementerian lain yang mendukung
pembangunan kesehatan.
b. Meningkatnya persentase kab/kota yang mendapat predikat
baik dalam pelaksanaan SPM sebesar 80%.
7. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR untuk program
kesehatan sebesar 20%.
b. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan
sumber dayanya untuk mendukung kesehatan sebanyak 15.
c. Jumlah kesepakatan kerja sama luar negeri di bidang
kesehatan yang diimplementasikan sebanyak 40.
8. Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan
pemantauan-evaluasi, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah provinsi yang memiliki rencana lima tahun dan anggaran
kesehatan terintegrasi dari berbagai sumber sebanyak 34
provinsi.
b. Jumlah rekomendasi monitoring evaluasi terpadu sebanyak 100
rekomendasi.
9. Meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan,
dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah hasil penelitian yang didaftarkan HKI sebanyak 35 buah.
b. Jumlah rekomendasi kebijakan berbasis penelitian dan
pengembangan kesehatan yang diadvokasikan ke pengelola
program kesehatan dan atau pemangku kepentingan sebanyak
120 rekomendasi.
c. Jumlah laporan Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) bidang
kesehatan dan gizi masyarakat sebanyak 5 laporan.
10. Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih,
dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
59 | P a g e
a. Persentase satuan kerja yang dilakukan audit memiliki temuan
kerugian negara ≤1% sebesar 100%.
11. Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementerian
Kesehatan, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Meningkatnya persentase pejabat struktural di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang kompetensinya sesuai persyaratan
jabatan sebesar 90%.
b. Meningkatnya persentase pegawai Kementerian Kesehatan
dengan nilai kinerja minimal baik sebesar 94%. 12. Meningkatkan
sistem informasi kesehatan integrasi, dengan sasaran yang akan
dicapai adalah:
12. Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi, dengan sasaran
yang akan dicapai adalah:
a. Meningkatnya persentase Kab/Kota yang melaporkan data
kesehatan prioritas secara lengkap dan tepat waktu sebesar
80%.
b. Persentase tersedianya jaringan komunikasi data yang
diperuntukkan untuk akses pelayanan e-health sebesar 50%
C. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL
Arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional 2015-
2019 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang
Kesehatan (RPJPK) 2005-2025, yang bertujuan meningkatkan kesadaran,
kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui
terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh
penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu,
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya di seluruh wilayah Republik lndonesia.
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
60 | P a g e
Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025
adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh
meningkatnya Umur Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Bayi,
menurunnya Angka Kematian Ibu, menurunnya prevalensi gizi kurang pada
balita.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan, maka
strategi pembangunan kesehatan 2005- 2025 adalah: 1) pembangunan
nasional berwawasan kesehatan; 2) pemberdayaan masyarakat dan daerah; 3)
pengembangan upaya dan pembiayaan kesehatan; 4) pengembangan dan dan
pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan; dan 5) penanggulangan
keadaan darurat kesehatan.
Dalam RPJMN 2015-2019, sasaran yang ingin dicapai adalah
meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan.
Tabel 3.2
Sasaran pembangunan kesehatan pada RPJMN 2015-2019 sebagai berikut:
No Indikator Target Awal Target 2019
1. Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat
a. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
346 (SP 2010)
306
b. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
32 (2012/2013)
24
c. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita (persen)
19,6 (2013
17,0
d. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta (bawah dua tahun) (persen)
32,9 (2013)
28,0
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
61 | P a g e
2. Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular
a. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk
297 (2013) 245
b. Prevalensi HIV (persen) 0,46 (2014) <0,50
c. Jumlah kabupaten/kota mencapai eliminasi malaria
212 (2013) 300
d. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen)
25,8 (2013) 23,4
e. Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+ tahun (persen)
15,4 (2013) 15,4
f. Prevalensi merokok penduduk usia < 18 tahun
7,2 (2013) 5,4
3. Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan
a. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal satu Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi
0 (2014)
5.600
b. Jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal satu RSUD yang tersertifikasi akreditasi nasional
10 (2014)
481
c. Presentase kabupaten/ kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi
71,2 (2013)
95
4. Meningkatnya Perlindungan Finansial, Ketersediaan, Penyebaran dan Mutu Obat Serta Sumber Daya Kesehatan
a. Persentase kepesertaan SJSN kesehatan (persen)
51,8 (Oktober 2014)
Min 95
b. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki lima jenis tenaga kesehatan
1.015 (2013) 5.600
c. Persentase RSU kabupaten/ kota kelas C yang memiliki tujuh dokter spesialis
25 (2013) 60
d. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas
75,5 (2014) 90,0
e. Persentase obat yang memenuhi syarat
92 (2014) 94
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
62 | P a g e
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
3.4.1 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Sampai dengan penyusunan akhir RENSTRA 2017-2021 disusun
dokumen RTRW Provinsi Kalimantan Utara. Berdasarkan telaahan terhadap
KLHS RPJM KALTARA 2017-2021 maka tidak terdapat rancangan mitigasi /
adaptasi terhadap kebijakan rencana dan program RSUD Tarakan.
Dalam melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan tugas pokok
rumah sakit maka tetap memperhatikan rencana tata ruang wilayah yang
ditujukan untuk mengidentifikasi implikasi rencana struktur dan pola ruang
terhadap kebutuhan pelayanan Rumah Sakit, dengan membandingkan antara
struktur dan pola ruang eksisting yang ada dengan mengacu rancangan RTRW
Provinsi Kalimantan Utara dan memperhatikan RTRW kota Tarakan.
3.4.2. Telaahan Terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS
adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan,
rencana, dan/atau program.
Tabel 3.3
Analisis KLHS Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No. Hasil KLHS terkait Tugas
danFungsi PD
Permasalahan
pelayanan PD
Faktor
Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Tuntutan pengelolaan
limbah medis di Rumah
Sakit sesuai baku mutu
Kurangnya sarana pengolahan
Mahalnya biaya operasional pengelolaan limbah
Dukungan dari pemerintah Provinsi Kalimantan Utara
2 Pola konsep Green Hospital
48% Developing area 52%
Pembangunan dan pembukaan lahan baru harus sesuai dengan pola konsep green area 25%
Perkembangan pemukiman penduduk sekitar Rumah Sakit yang sangat pesat
Adanya kebijakan dari pemerintah Kota Tarakan untuk membatasi jumlah pemukinan di area hijau
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
63 | P a g e
3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS
Dalam menentukan isu-isu strategis 5 tahun kedepan yang dituangkan
dalam renstra pembangunan bidang kesehatan/RSUDTarakan, selain
menelaah Renstra K/L, RTRW dan KLH perlu juga analisa lingkungan
internal dan analisis lingkungan external dengan pencermatan (scanning)
terhadap lingkungan dengan menggunakan analisis SWOT, Yaitu
menganalisis berbagai kekuatan (strength), kelemahan (weakeness), dan
peluang (opporrtunity) serta ancaman (treat) yang dimiliki dan
dimaksimalkan untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.
Tabel 3.4
Isu-isu Strategis
ASPEK KAJIAN
CAPAIAN /KONDISI STANDAR
YANG DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN INTERNAL EKSTERNAL
Mutu Pelayanan
Efesiensi Pelayanan :
Bed Occupancy Rate (BOR) Persentase Pemakaian Tempat Tidur
69,46 % IS 2010 : 75-85 BOR antar kelas tidak merata, BOR Kelas III mencapai 90%
Pasien jaminan pemerintah seperti BPJS di jamin di kelas III
Jumlah tempat tidur yang ada dirumah sakit saat ini masih sesuai dengan kebutuhan
Leng Of Stay (LOS) Rata-rata lama rawat seorang pasien
3,79 Hari IS 2010 : 4-6 HARI
RSUD TARAKAN adalah Rumah sakit rujukan, sehingga pasien yang datang sudah memerlukan penanganan yang komplek
sistem rujukan yang diterapkan belum efektif dalam menangani kasus kegawatdaruratan
Angka pencapaian LOS tinggi dikarenakan sebagian besar pasien dengan kasus kompleks sehingga pasiean lama dirawat
Jumlah dokter spesialis di rumah sakit belum mencapai target kebutuhan (Berdasarkan Permenkes 56 thn 2014 standarisasi RS tpe B non pendidikan minimal 3 dokter spesialis pelanayan dasar. 2 spesialis jenis pelayanan medis penunjang 1 jenis spesialis medik lain dan 1 subspesialis pelayanan medik subspesialis dan 1 dokter gigi spesialis jenis medik gigi mulut
Kurangnya minat dokter spesialis untuk menjadi PNS di Kalimantan Utara
Pemberian Insentip dan fasilitas yang kurang memadai
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
64 | P a g e
ASPEK KAJIAN
CAPAIAN /KONDISI STANDAR
YANG DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN INTERNAL EKSTERNAL
Rasio perawat/bidan di rumah sakit belum mencapai target kebutuhan (setiap 1 TT satu perawat/bidan)
Kurangnya kuota PNS untuk perawat/bidan
Antara usulan dan realisasi tidak pernah terpenuhi
Meningkatnya penyakit akibat pola hidup tidak sehat seperti diabetas, stroke, jantung, kanker, dll
Pola hidup masyarakat yang tidak baik
Berubahnya pola penyakit di masyarakat
Bed Turn Over (BTO) Frekuensi pemakaian tempat tidur
61,76 kali/ tahun
IS 2010 : 40 - 50 kali/tahun
Dikarenakan proses rawat inap
Turn Over Interval (TOI) Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati
1,80 Hari IS 2010 : 1-3 HARI
Masih sesuai standar karena jumlah pasien yang dirawat masih dapat dilayani dengan tempat tidur yang ada
GDR 23,3 % 4,50%
Karena r\sud adalah pusat rujukan dan banyaknya pasien terminal
NDR 12,91 % 2,50%
Karena jumlah kasus bayi yang meninggal sebagian besar adalah rujukan dari RS luar dengan dengan kondisi yang terminal
Persentase kematian ibu dalam persalinan
a.Pendarahan 0,00 % SPM : 0,00
b. Eklampsia 0 % SPM : ≤ 9%
Sebagai Rumah sakit rujukan, RSUD TARAKAN menerima pasien dengan kasus yang komplek
Sistem rujukan yang diterapkan belum efektif dalam menangani kasus kegawatdaruratan
Keterlambatan merujuk ke Rumah Sakit
c. Sepsis 0,00 %
SPM :
≤ 0%
Persentase pasien yang kembali keperawatan intensif dengan kasus yang sama <72 jam
0,47 % SPM : ≤ 2,5% Meningkatnya penyakit akibat pola hidup tidak sehat
Pola hidup masyarakat yang tidak baik
Berubahnya pola penyakit di masyarakat
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di IGD
80 % SPM : 85% Kurangnya komunikasi tenaga kesehatan dengan pasien
Kurangnya Pengetahuan pasien dan keluarga tentang prosedur penanganan kegawat daruratan
Kuranganya keramahan SDM ketika menangani kasus kegawat daruratan
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
65 | P a g e
ASPEK KAJIAN
CAPAIAN /KONDISI STANDAR
YANG DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN INTERNAL EKSTERNAL
Kurangnya fasilitas umum
Luas lahan yang kurang memadai
Kurang fasilitas umum
Indeks Kepuasan masyarakat (IKM) di IRJA
80 % SPM : 90
Kuranganya keramahan SDM dan lamanya waktu tunggu dokter.
Kurangnya Pengetahuan pasien tentang prosedur rujukan
Kurangnya jumlah dokter spesialis
Kurangnya fasilitas umum
Luas lahan yang kurang memadai
Kurang fasilitas umum
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di IRNA
80 % SPM : 80
Kurannya keramahan SDM karena tingginya beban kerja karena kurang jumlah Perawat
Kurangnya kuota PNS untuk perawat/bidan
Kurang SDM
Persentase Penanganan life saving anak dan dewasa
100 % SPM : 100
Respons time di IGD 3 Menit SPM : ≤ 4
Respons time di poliklinik spesialis
54,4 Menit SPM : ≤60
Kurangnya jumlah dokter spesialis dalam satu poliklinik (hanya ada satu dokter )
Kurangnya kuota PNS untuk dokter dan kurangnya minat untuk menjadi PNS bagi dokter spesialis
Kurang SDM
Jumlah kejadian Medical Error
0 % 0
Waktu Penyediaan Rekam Medik IRJA
19,18 Menit 17 Penyediaan rekam medik yang masih manual.
Masyarakat belum mrngerti pentingnya
Penyediaan rekam medik yang masih manual.
Persentase kegagalan pelayanan Rontgent
5 % 2,5 Pada akhir tahun 2012 baru digunakan CR
Pasien yang bergerak pada saat di foto
Sarana baru datang akhir tahun 2012
Persentase kesalahan hasil laboratorium
0 % 0 Alat laboratorium masih ada yang manual
Ketidak disiplinan masyarakat dalam SOP pemeriksaan lab misal bilang sdh puasa ternyata tidak
Sarana dan Prasarana Laboratorium
Kualitas mutu limbah padat dan cair sesuai dengan standart yang telah di tetapkan
Baku mutu limbah cair 95 % 80 Kurangnya sarana pengolahan sistim Aerasi
Pengolahan limbah RS dekat dengan pemukiman penduduk
Fasilitas pengolahan air limbah
Baku mutu limbah padat berbahaya sesuai aturan
100 % 100
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
66 | P a g e
ASPEK KAJIAN
CAPAIAN /KONDISI STANDAR
YANG DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN INTERNAL EKSTERNAL
Jumlah tenaga yang mengikuti Diklat Fungsional
409 orang 550
Tenaga honorer BLUD jika dilatih ada kemungkinan untuk pindah.
Kurangnya kuota PNS Kurangnya kuota PNS
Sulitnya mencari badan penyelenggara diklat sesuai kompetensi
Kurangnya Penyelenggara Diklat yang kompeten
Penyelenggara Diklat
Jumlah tenaga yang mengikuti Diklat Tekhnis
329 orang 300
Tenaga honorer BLUD jika dilatih ada kemungkinan untuk pindah.
Kurangnya kuota PNS Kurangnya kuota PNS
Sulitnya mencari badan penyelenggara diklat sesuai kompetensi
Kurangnya Penyelenggara Diklat yang kompeten
Penyelenggara Diklat
Kajian terhadap renstra Kementrian Kesehatan RI 2015-2019
Persentase cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
100 % SPM : 100%
Sulitnya perubahan status dari umum menjadi jaminan akibat terlambat pengurusan administrasi.
Persepsi yang salah masyarakat tentang pelayanan jaminan sehingga pengurusan administrasi terlambat
Persepsi masyarakat yang salah terhadap pelayanan jaminan kesehatan
Terlambatnya pembayaran tagihan pasien jaminan
Prosedur administrasi Prosedur penagihan
Persentase ibu hamil, bersalin dan nifas yang mendapatkan penanganan komplikasi kebidanan : 21,34
Sasaran Kementrian : 58,5
Persentase Rumah Sakit yang mampu PONEK 0%
Sasaran Kementrian : 67
Sudah ada TIM dan sarana Ponek
Belum semua tim mendapat kesempatan pelatihan
PONEK sudah berjalan tetapi belum semua tim dilatih
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita : 2,82
Sasaran Kementrian : 78
Cakupan penanganan neonatal komplikasi : 15,57
Sasaran Kementrian : 60
Prevalensi kasus HIV pada populasi dewasa = 2,59
Sasaran Kementrian : 0,2
Jumlah kasus TB paru per 100.000 penduduk = 794,67
Sasaran Kementrian : 235
Persentase kasus baru TB Paru BTA + yang ditemukan : 53,85
12
Orang
Sasaran Kementrian : 73
Rencana Strategis Tahun 2017-2021 Rumah Skit Umum Daerah Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara
67 | P a g e
ASPEK KAJIAN
CAPAIAN /KONDISI STANDAR
YANG DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN INTERNAL EKSTERNAL
Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin : 80
Sasaran Kementrian : 80
Tingginya hutang obat RSUD TARAKAN yang pengelolaan menggunakan dana BLUD
Tingginya tagihan pasien jaminan pemerintah kabupaten kota yang terlambat bayar
Prosedur penagihan
Angka kesakitan malaria
IS 2010 : 5 / 1000 penduduk
Prevalensi HIV 4,94 IS 2010 : 0,9 Meningkatnya jumlah pasien HIV
Mobilisasi penduduk beresiko tinggi HIV yang tidak terkendali
Meningkatnya jumlah pasien HIV
RTRW
Kawasan PKW, PKL, dan PKLp terdapat Sarana dan Prasarana kesehatan belum optimal
Akses pelayanan kesehatan
Akses pelayanan kesehatan
Jauhnya letak RSUD TARAKAN dari kota sehingga jika malam jarang angkutan umum Akses pelayanan
kesehatan
Kurangnya sarana dan prasarana
Akses listirik dan air bersih yang belum optimal
Struktur Geografis lingkungan Rumah Sakit berbukit-bukit yang menjadi pemukiman masyarakat
Rumah Sakit tidak mempunyai kewenangan untuk melarang masyarakat membangun perumahan di kawasan sekitar Rumah Sakit
Kurang tegasnya Pemerintah Daerah thd masyarakat yang membangun perumahan di sekitar lingkungan Rumah Sakit
KLHS
Pemusnahan/pengolahan limbah medis di Rumah sakit masih terbatas.
Kurangnya sarana pengolahan sistim Aerasi
Pemukiman penduduk berkembang mendekati rumah sakit
Kurangnya sarana pengolahan