bab iii jenis jenis safety pada lift
TRANSCRIPT
14
BAB III
HASIL PELAKSANAAN PKL
3.1 Unit Kerja PKL
PT. ARKONIN menyediakan berbagai layanan dalam bidangnya di
manajemen konstruksi mulai dari perencanaan, desain, dan rekayasa yang
berkontribusi terhadap semua aspek program konstruksi bangunan. Adapun fungsi
dari manajemen konstruksi adalah perencanaan, mengorganisasi, staffing,
mengarahkan dan mengontrol secara system pada suatu proyek agar tercapai
tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini unit yang diambil dalam
proyek ini adalah system proteksi pada gedung bertingkat tinggi, yaitu Safety Lift.
Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut
orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi,
biasanya lebih dari tiga atau empat lantai.
Karena komponennya yang tidak terlihat, banyak orang tidak tahu
bagaimana cara kerja dari lift dan takut untuk menggunakannya. Serta banyak
yang bertanya “bagaimanakah lift bekerja dan proteksi jika terjadi gangguan
dalam keadaan darurat”. Selama menjalani PKL, banyak mendapat ilmu dan
materi tentang lift. Dapat dipahami bahwa sebuah system lift mempunyai banyak
peralatan safety. Sehingga pengguna lift tidak perlu panik atau khawatir saat
menaiki lift, karena dalam keadaan darurat pun lift sudah mempunyai system
safety yang mendukung.
Struktur Organisasi Proyek MSIG Tower
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Arkonin di Proyek MSIG Tower
3.2 Uraian Praktik Kerja Lapangan
Pembangunan Gedung MSIG Tower adalah pembangunan gedung
perkantoran yang memiliki 49 lantai, terdiri dari 1 basemen, 47 lantai ruang office
dan 2 lantai ME. MSIG dibangun oleh kontraktor utama PT MURINDA, dan
terdapat banyak subkontraktor juga yang terlibat dalam proses pembangunan
gedung ini.
Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di PT ARKONIN, kami
berada pada posisi manajemen konstruksi pembangunan Gedung MSIG Tower.
Disini posisi manajemen konstruksi adalah mengawasi pekerjaan yang dilakukan
oleh kontraktor, apakah sesuai dengan RKS yang sudah dibuat dan sesuai dengan
standar prosedur keamanan.Tahapan pertama yang dilakukan adalah proses
pengenalan. Proses pengenalan yang dimaksud adalah mempelajari pekerjaan apa
saja yang sedang berjalan dan mengetahui struktur organisasi PT ARKONIN di
proyek MSIG Tower ini.
Di proyek ini terdapat 4 divisi yaitu : Divisi Struktur, Divisi Arsitektur,
Divisi Mekanikal Elektrikal. Setelah mengetahui struktur organisasi dan ruang
lingkup kerja, akhirnya kami ditempatkan pada posisi ME (Mekanikal Elektrikal).
Di bidang ME ini, terbagi menjadi enam bidang yaitu : Elektrikal, Elektronik,
VAC ( Ventilation and Air Conditioner ) Fire Fighting, Lift dan Plumbing. Tahap
kedua, kami mempelajari semua bidang pada mekanikal dan elektrikal ini. Mulai
dari elektrikal, kami mempelajari perancangan single line diagram untuk system
elektrikal digedung ini, membaca simbol-simbol yang ada. Hingga tahap ketiga,
terjun langsung ke lapangan untuk melihat dan mengecek pekerjaan elektrikal.
Sama halnya dengan bidang elektronik, VAC, fire fighting, lift dan plumbing.
Setelah beberapa minggu kami mempelajari dan terjun ke lapangan pada
semua bidang ME. Saya tertarik untuk menjadikan lift sebagai bahan materi untuk
laporan PKL. Karena tertarik pada bidang lift, kegiatan pun saya fokuskan pada
pekerjaan lift di Gedung MSIG Tower. Lift di gedung ini adalah lift dengan
teknologi terbaru, sehingga menarik untuk dibahas pada laporan nanti. Tapi, kami
tetap bekerja dan mempelajari semua bidang di ruang lingkup ME karena menarik
untuk kami ketahui.
3.3 Pembahasan Hasil PKL
Pembangunan Gedung MSIG Tower adalah pembangunan gedung
perkantoran yang terdiri dari 49 lantai. Dimana 47 lantai terpakai untuk ruang
office dan 2 lantai lagi untuk peralatan gedung. MSIG Tower dibangun oleh
kontraktor utama PT MURINDA, dan banyak subkontraktor serta NSC
(Nominated Sub Contractor) juga yang terlibat dalam proses pembangunan. Dan
pihak yang mengerjakan system lift di gedung ini adalah pilihan langsung dari
owner, yaitu PT BERCA SCHINDLER LIFTS.
3.3.1 Sistem Lift di MSIG Tower
Di MSIG Tower, terdapat 18 buah lift. Untuk mempermudah penggunaan
dan maintenance nantinya, lift dibagi menjadi beberapa area atau zone. Di
gedung ini lift dibagi menjadi 4 area, yaitu :
Gambar 3.2 Denah lokasi lift di Gedung MSIG Tower
1. Area Low ( Low Zone )
Pada area ini terdapat 6 buah lift, yang terdiri dari 5 buah
lift untuk penumpang (passenger lift) dan 1 buah lift khusus
(executive). Lift untuk area ini melayani opening dimulai dari
Ground Floor sampai lantai 20. Kecuali lift executive, opening
dimulai dari basement, ground floor sampai lantai 20.
Lift Machine Room / Ruang mesin lift untuk area ini terdapat
dilantai 22, dimana lantai 21 digunakan sebagai over run /
space ruangan yang berguna untuk maintenance nantinya.
2. Area Upper Low ( Upper Low Zone )
Pada area ini terdapat 3 buah lift, yang semuanya terdiri
dari lift untuk penumpang. Lift untuk area ini melayani opening
dimulai hanya dari ground floor, langsung ke lantai 21 sampai
dengan lantai 27. Ruang mesin lift untuk area ini terdapat
dilantai 29, dimana lantai 28 digunakan sebagai over run /
space ruangan yang berguna untuk maintenance nantinya.
3. Area Mid ( Mid Zone )
Pada area ini terdapat 3 buah lift, yang semuanya terdiri
dari lift untuk penumpang. Lift untuk area ini melayani opening
dimulai hanya dari ground floor, langsung ke lantai 28 sampai
dengan lantai 35. Ruang mesin lift untuk area ini terdapat
dilantai 37, dimana lantai 36 digunakan sebagai over run /
space ruangan yang berguna untuk maintenance nantinya.
4. Area High ( High Zone )
Pada area ini terdapat 6 buah lift, yang terdiri dari 4 lift
untuk penumpang, 1 lift service (maintenance) dan 1 lift
executive. Lift penumpang untuk area ini melayani opening
dimulai hanya dari ground floor, lantai 36 sampai dengan lantai
47. Sedangkan lift lainnya, yaitu executive melayani opening
dimulai dari Basement, Ground floor dan langsung ke lantai 36
bisa terbuka sampai dengan lantai 47.
Khusus untuk lift service melayani opening dimulai dari
basement, ground floor dan disetiap lantai bisa terbuka sampai
dengan lantai 48 yaitu main roof dimana tempat komponen –
komponen gedung seperti pompa hydrant, gondola dan lainnya
berada.
Ruang mesin lift area high zone ini terdapat di lantai 49,
dimana lantai 48 digunakan sebagai over run atau space yang
berguna untuk maintenance. Terkecuali untuk lift service,
ruang mesin berada dilantai 50 atau top roof, karena lift ini
dapat mencapai lantai 48 sehingga lantai 49 berguna sebagai
space ruangan untuk maintenance lift.
3.3.2 Instalasi Lift
Selama masa PKL, instalasi lift di MSIG Tower masih terus berjalan.
Oleh karena itu, dapat melihat langsung dan mempelajari tahapan – tahapan
instalasi lift. Ada beberapa tahapan instalasi lift, sebelum akhirnya bisa selesai dan
dipergunakan, yaitu :
1. Penarikan Plumb
Gambar 3.3 Penarikan plumb merupakan tahapan awal instalasi lift
Plumb adalah tali baja yang berfungsi untuk mengukur kelurusan
rel, penarikan plumb di mulai dari bawah ruang mesin sampai ke
ruang pit. Pada tahap pertama ini ada beberap proses juga
didalamnya.
a. Penarikan garis AS lift, untuk mentukan titik tengah lift,
sebelum diadakan penarikan plumb.
b. Pemasangan porstep, sebagai pijakan untuk pemasangan
template.
c. Pemasangan sapot di bawah (pit) sebagai dudukan
template
d. Pemasangan template (sebagai setting plumb)
e. Kemudian baru dilakukan penarikan plumb
2. Pemasangan Grik
Gambar 3.4 Pemasangan grik di ruang pit
Grik adalah kerangka sebagai pemandu atau guide untuk pemasangan rel agar lurus.
a. Setelah selesai penarikan plumb, dan sudah ditemukan titik
– titik pertemuannya. Kemudian dipasang Grik.
b. Grik disetting atau dirangkai terlebih dahulu, sehingga
hanya perlu dipasang diatas sapot diruang pit.
c. Grik terdiri dari 2 bagian, grik untuk rel car, dan grik untuk
rel counterweight.
3. Pemasangan False Car
a. False car adalah alat bantu yang digunakan selama proses
instalasi lift diruang hoistway. False car berbentuk seperti
gondola.
b. Pemasangan false car dimulai dari ruang pit, false
digunakan juga untuk memasang main rel car dan
counterweight.
4. Pemasangan Rel
Gambar 3.5
Pemasangan rel di ruang hoistway
Rel adalah jalur untuk car, counterweight, dan pintu.
a. Pemasangan main rel, dimulai dari bawah ruang mesin
sampai dua lantai sebelum ruang pit, karena disisakan
untuk pemasangan false car.
b. Setelah pemasangan main rel dan false car, kemudian
dilanjutkan pemasangan rel untuk counterweight dan
pintu dalam lift.
5. Pemasangan Pintu, Car dan komponen diruang hoistway
6. Pekerjaan di ruang mesin.
7. Setelah komponen selesai terpasang semua, false car
dibongkar.
8. Kemudian lift dicoba dengan sistem “slow speed” dibarengi
dengan pemeriksaan dan finishing.
9.Jika dengan slow speed lift sudah berfungsi dengan baik, maka
diadakan tes dalam keadaan normal (yang seharusnya lift
bekerja).
3.3.3. Safety device pada lift di gedung MSIG Tower
Lift adalah alat transportasi vertikal yang sangat dibutuhkan di
dalam gedung bertingkat tinggi / high rise building. Lift berguna untuk
mengantarkan penumpang menuju lantai yang diinginkan dengan waktu yang
relatif singkat. Karena sangat dibutuhkan, tentunya lift mempunyai kerja yang
berat. Oleh karena itu, didalam sistem lift harus mempunyai proteksi dan kontrol
yang canggih, demi menjaga keamanan para penumpang. Terlebih sebuah sistem
lift hampir tidak terlihat sama sekali oleh para penumpang, sehingga masih
banyak orang yang bertanya - tanya dan takut untuk menaiki lift.
Di MSIG Tower, safety lift sudah sesuai dengan standar keamanan
yang ditetapkan untuk sebuah sistem lift pada gedung tingkat tinggi. Safety lift
pada gedung ini, didukung oleh komponen – komponen yang saling terkoneksi,
sehingga menjadi sebuah sistem yang komplek dan handal untuk memproteksi lift
dalam segala hal. Komponen safety lift dibagi menjadi 4 bagian, berdasarkan
penempatan pemasangannya. Yaitu :
1. Safety di ruang mesin ( machine room )
2. Safety di ruang luncur ( hoistway )
3. Safety di car / kereta
4. Safety di luar ruang luncur tiap lantai
Gambar 3.6 Diagram alir komponen – komponen safety yang saling terkoneksi
Gambar diatas adalah detail diagram alir komponen safety lift yang
saling terhubung menjadi sebuah sistem. Komponen itu terdiri dari :
1. Safety di ruang mesin ( machine room )
Di ruang mesin di dalamnya terdapat banyak komponen –
komponen safety lift, yaitu :
a. Governor
Gambar 3.7 Governor di ruang mesin
Alat yang bekerja dengan cara mendeteksi kecepatan, dimana jika
kecepatan lift melebihi batas – batas yang telah ditentukan. Secara otomatis
governor akan bekerja dan kereta akan berhenti secara elektrik dan mekanik.
Yang dimaksud secara mekanik adalah, governor ini akan terhubung dengan
komponen lain yaitu safety gear, yang akan mengunci car pada rel. Sehingga car
dapat berhenti.
b. Circuit Breaker / Main Switch
Gambar 3.8 Circuit Breaker di ruang mesin
Untuk memutus aliran listrik dari panel induk ke panel kontrol lift, jika
terjadi overcurrent, untuk menjaga komponen yang berada di ruang mesin seperti
panel kontrol maupun panel konverter.
c. Intercom
Gambar 3.9 Intercom di ruang mesin
Biasanya terletak di ruang mesin (pada lokasi yang mudah dicapai) dan
juga terletak di car, yang berfungsi untuk mengadakan komunikasi (dalam
keadaan tertentu) antara car, kamar mesin ( Machine Room ) dan ruang kontrol
gedung.
d. Stop pit
Gambar 4.0 Stop pit di ruang mesin
Tombol untuk memberhentikan lift, biasanya ada di ruang mesin pada
panel kontrol dan pada ruang hoistway paling bawah atau pit. Digunakan untuk
maintenance ataupun keadaan darurat.
e. Seismic switch / Earthquake sensor
Gambar 4.1 Seismic Switch di ruang mesin
Alat safety untuk mendeteksi getaran gempa, jika terjadi gempa maka
perangkat ini akan mengirimkan input ke panel control sehingga semua lift akan
berhenti ke lantai terdekat dan berhenti bekerja. Alat ini diletakkan pada ruang
mesin.
f. ARD ( Automatic Rescue Device )
Gambar 4.2 ARD di ruang mesin
ARD adalah komponen optional atau tambahan, yang berfungsi untuk
membackup suplai sumber listrik. Apabila listrik dari PLN padam dan suplai dari
Genset belum bekerja, maka ARD akan bekerja menjalankan lift ke lantai
terdekat. ARD hanya bisa digunakan sekali, setelah sampai pada lantai terdekat
lift otomatis akan mati. Lift akan normal kembali setelah sumber dari PLN atau
Genset sudah bekerja. ARD terdiri dari Panel Konverter dan baterai – baterai yang
otomatis akan terisi ketika sumber dari PLN bekerja, dan akan bekerja
membackup sistem lift ketika sumber listrik dari PLN padam. Panel konverter
pada ARD berfungsi untuk mengubah tegangan dari baterai (DC) menjadi
tegangan AC dan menstep-up tegangan tersebut sesuai dengan kebutuhan sistem
lift. Di MSIG Tower, ARD mempunyai 6 buah baterai. Masing-masing
mempunyai kapasitas 12V/150Ah, baterai tersebut dikoneksikan secara seri.
Gambar 4.3 Batere ARD di ruang mesin
2. Safety di ruang luncur ( hoistway )
Selain di ruang mesin, komponen safety lift juga banyak terdapat di
ruang luncur atau hoistway. Diantaranya :
a. Final Limit
Gambar 4.4 Final limit menempel di rel utama car
Ada dua jenis sakelar batas lintas yaitu untuk membalik arah (direction
switch) dan final switch. Biasanya komponen ini terpasang di guide rel kereta,
dipasang dibagian paling bawah dan diatas rel. Yang berfungsi untuk menjaga
agar kereta / car tidak menabrak pit atau lantai ruang mesin.
b.Buffer
Gambar 4.5 Buffer yang berada di ruang hoistway
Terletak di dua tempat dan berjumlah 4 buah, yaitu : 2 untuk kereta dan 2
untuk beban pengimbang (counterweight). Berfungsi untuk meredam tenaga
kinetik kereta dan counterweight pada saat jatuh atau terjun bebas.
c. Level limit switch / bendera
Gambar 4.6 Bendera dipasang pada rel utama
Dipasang di rel car yang berfungsi untuk mengatur pemberhentian car
pada lantai yang dikehendaki dan mengatur pembukaan pintu pendaratan (landing
door)
3. Safety di car / kereta
Ada banyak komponen safety yang pemasangannya menempel di car,
karena car adalah tempat dimana penumpang berada dan mempunyai beban yang
berat.
a. Weighing device / sensor berat
Gambar 4.7 Weighing Device
Pendeteksi beban pada kereta, jika beban berlebih maka alarm akan aktif dan
pintu tetap terbuka sehingga lift tidak akan bekerja.
b. Emergency Exit di ruang car
Gambar 4.8 Emergency Exit
Pintu yang berfungsi untuk evakuasi penumpang lift dalam keadaan darurat.
c. Emergency exit switch
Gambar 4.9 Emergency Exit Switch
Terletak pada pintu darurat diatas kereta, fungsinya untuk
memastikan agar kereta tidak berjalan apabila pintu darurat dibuka untuk
proses penyelamatan.
d. Safety Gear
Gambar 5.0 Safety Gear
Mekanisme penggerak alat pengaman ( safety device ) dibawah
kereta yang dihubungkan dengan governor di ruang mesin. Berfungsi
untuk menahan atau memaksa kereta berhenti secara paksa jika overspeed
ke bawah (dalam keadaan darurat).
e. Door lock switch
Gambar 5.1 Door lock switch
Mencegah pintu terbuka pada saat lift sedang beroperasi, pintu
hanya dapat terbuka setelah lift berhenti.
4. Safety di luar ruang luncur tiap lantai
Safety di luar ruang luncur atau di hall hanya ada satu, yaitu
a. Fire lift switch
Gambar 5.2 Fire lift switch
Biasanya terletak di lobby utama disisi atas hall button, berfungsi
untuk mengaktifkan fireman control dan memberi tanda bahwa terjadi
kebakaran. Jika diaktifkan lift akan turun semua ke ground floor dan
berhenti beroperasi.
3.3.4. Safety lift pada gedung MSIG Tower
Setelah semua komponen safety terpasang, semuanya akan terkoneksi
menjadi sebuah sistem safety yang handal dan mampu memproteksi kerja lift.
Keseluruhan sistem safety device bisa ditampilkan dalam bentuk gambar dibawah
ini.
Gambar 5.3 Keseluruhan sistem safety lift
Jika dijabarkan ada beberapa sistem safety lift yang diterapkan di
MSIG Tower, yaitu :
a. Safety terhadap gangguan listrik / listrik padam
Gangguan listrik atau listrik padam merupakan masalah yang
sangat sering terjadi pada sebuah sistem lift. Tapi hal ini bisa diatasi
dengan alat safety bernama ARD ( Automatic Rescue Device ). Seperti
sudah dijelaskan tadi, bahwa ARD akan membackup suplay listrik lift jika
sumber dari PLN padam. ARD akan menggerakan lift menuju lantai
terdekat, tetapi ARD hanya bisa digunakan sekali. Jadi ketika lift sudah
berhenti di lantai terdekat dan pintu terbuka, setelah itu lift akan berhenti
beroperasi dan menunggu sumber dari genset atau PLN hidup kembali.
Berikut adalah gambar dari ARD
Gambar 5.4 Panel ARD dan Baterai ARD
b. Safety jika rope / tali sling putus
Masalah yang paling berbahaya saat lift beroperasi adalah
tiba-tiba tali sling putus, dan car meluncur deras ke ruang pit.
Tentunya ini bisa mencederai penumpang, oleh karena itu hal ini
harus dicegah. Safety lift jika tali sling putus adalah dengan
menggunakan komponen governor, safety gear dan buffer. Dimana
keduanya saling terkoneksi. Pada saat tali sling putus, maka car
akan meluncur bebas ke bawah dengan kecepatan yang tidak
normal. Berbarengan dengan meluncurnya car, governor akan
mendeteksi overspeed tersebut. Setelah mendeteksi, governor akan
memutus aliran listrik. Sehingga motor akan berhenti atau
mengunci, karena rem pada motor mempunyai default aktif. Jadi
apabila tidak ada listrik / ada masalah maka rem motor akan selalu
mengerem. Rem hanya akan lepas apabila ada perintah / daya
listrik yang mengalir.
Setelah memutus aliran listrik, governor juga
memberhentikan lift secara mekanik, dengan cara memerintahkan
safety gear untuk mengunci car pada rel. Sehingga car akan
berhenti secara paksa atau menguncinya. Namun jika kedua alat itu
gagal beroperasi, dibawah sebelum ruang pit sudah ada buffer.
Buffer berguna untuk meredam guncangan saat car gagal terkunci
dan meluncur ke ruang pit. Dengan begitu resiko cedera
penumpang di dalam car sangat sedikit.
Gambar 5.5 Buffer adalah safety device terakhir yang berperan jika tali sling
putus
c. Safety jika terjadi kebakaran
Jika terjadi kebakaran, maka semua lift secara otomatis akan
turun ke ground floor dan berhenti beroperasi. Di luar ruang lift / hall
juga terdapat fire lift switch yang jika diaktifkan akan memberhentikan
semua kerja lift dan turun ke lantai ground floor.
Dalam keadaan darurat saat terjadi kebakaran, akan ada satu lift
yang berfungsi untuk evakuasi, yaitu lift service. Instalasi lift service ini
sudah menggunakan kabel FRC (Fire Resistance Cable) yang masih
mampu bekerja dalam keadaan terbakar sekalipun.
Gambar 5.6 Fire lift switch yang terdapat di hall lift
d. Safety jika terjadi gempa
Safety yang tidak kalah penting adalah jika terjadi gempa bumi,
maka apa respon terbaik untuk lift yang sedang bekerja. Sistem safety
lift pada MSIG Tower dilengkapi dengan seismic switch atau
earthquake sensor yaitu alat yang berfungsi mendeteksi adanya getaran
gempa. Saat terjadi getaran gempa, maka alat tersebut akan bekerja
dengan cara mengirimkan input ke panel kontrol lift diruang mesin, dan
kemudian memerintahkan motor untuk menurunkan semua lift ke lantai
terdekat dan berhenti beroperasi. Seismic switch berada di setiap ruang
mesin lift dan menempel di tembok.
Gambar 5.7 Seismic switch
3.4 Identifikasi kendala yang dihadapi
Pada pelaksanaan praktik kerja lapangan di PT. ARKONIN, banyak
pengetahuan yang saya dapat. Dimana dalam sebuah tahapan pekerjaan di
proyek, harus melalui prosedur yang benar dan sesuai dengan RKS (Rencana
Kerja dan Syarat – syarat) yang sudah dibuat dan disetujui. Dimana antara
kontraktor dan pihak MK (Manajemen Konstruksi) harus mempunyai
komunikasi yang baik, demi membangun sebuah sistem yang baik dan sesuai
standar. Sehingga apa yang dipasang, sesuai dengan apa yang tertulis di RKS
dan memenuhi standar keamanan.
Selama PKL juga memahami struktur organisasi suatu proyek, dan
mengerti akan pentingnya keberadaan MK dalam sebuah proyek besar.
Sehingga MK diwajibkan mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas
bahkan lebih dibanding pihak kontraktor. Di lapangan kita juga dituntut
mampu bekerja dalam suatu tim, karena banyak hal yang saling berkaitan.
Sehingga kita akan berkomunikasi dengan banyak orang.
3.4.1. Kendala pelaksanaan tugas
Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan tugas tidaklah banyak.
Pada suatu system safety lift tidak terlalu banyak masalah, karena lift tidak
banyak terlibat dengan pekerjaan lain disuatu proyek. Lift mempunyai area
pekerjaan sendiri dan terpisah dari lainnya. Namun masalah itu tetap ada,
diantaranya :
a. Ruang pit pada shaft lift banjir, sehingga tidak ada pekerjaan
instalasi atau tertunda untuk membersihkan air terlebih dahulu.
Maka progress project pun berjalan lambat.
b. Ruang shaft / Ruang mesin belum ada penerangan atau sumber
listrik, sehingga pekerjaan belum bisa dilakukan.
3.4.2. Cara mengatasi kendala
Cara mengatasi kendala yang terjadi selama proses instalasi lift adalah
berkoordinasi dengan pihak kontraktor, yaitu PT BERCA SCHINDLER
LIFTS. Koordinasi diperlukan agar mereka mencari solusi dari masalah yang
terjadi di lapangan, sehingga pekerjaan tetap bisa berjalan baik dan progress
pun berlanjut. Dan pihak kontraktor diwajibkan membuat laporan harian, dari
pekerjaan yang mereka lakukan dalam satu hari. Dimana laporan harian itu
nanti akan menjadi data, sebagai acuan kemajuan progress pengerjaan
instalasi lift.