bab iii kajian ipustaka a. penelitian terdahulu
TRANSCRIPT
8
BAB iII
KAJIAN iPUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Yuyun Fitria Farida pada tahun 2018 melakukan tinjauan bertajuk
“Strategi Promosi Agen Properti Independen di Media Online”, menunjukkan
bahwa perkembangan media online saat ini menjadi senjata ampuh untuk
membantu promosi. Kecanggihan berbagai kemampuan media online
dimanfaatkan oleh para penjual barang yang tidak memihak yang memungkinkan
Anda bersaing dengan penjual lain dan melakukan teknik promosi sebaik
mungkin. Berikut ini adalah tujuan untuk menentukan garis besar teknik promosi
yang digunakan oleh penjual barang tidak memihak di media online. Berikut ini
adalah penggunaan teknik studi kualitatif dengan jenis studi analisis. (Fitria,
Jurnal Komunikasi Profesional, 2, Desember 2018: 130-132).
C. Prihandoyo dan Alvin Rivaldi Pratama pada tahun 2017, melakukan
penelitian dengan judul “Analisis SWOT Terhadap Strategi Pemasaran Aston
Balikpapan Hotel & Residence Di Balikpapan”, menunjukkan bahwa berdasarkan
dari hasil kuesioner, ada dua puluh lima total responden yang dibagi atas lima
belas responden eksternal perusahaan dan sepuluh responden internal manajemen
perusahaan. Hasil dari analisis pada Diagram Cartesius dan Matriks SWOT
nampak bahwa posisi Aston Balikpapan Hotel & Residence terletak pada sel I
yang menunjukkan bahwa Aston Balikpapan Hotel & Residence menghadapi
beberapa peluang dan mempunyai berbagai kekuatan yang mendorong untuk
mendapatkan peluang-peluang tersebut. (Prihandoyo & Pratama, Prosidding
Seminar Nasional Balikpapan University Faculty of Economics Seminar National
and Essay Competition, 1, Desember 2017: 255).
9
MD Imansari pada tahun 2016, melakukan penelitian yang berjudul
“Analisis Strategi Pemasaran Perumahan Syariah Dalam Frase Bauran Pemasaran
(7P) di D'ahsana Properti Center Malang”. Dalam pengamatan ini penggunaan
pendekatan kualitatif, terdapat 2 (dua) aset informasi, yaitu aset informasi nomor
satu bersama-sama dengan wawancara dan observasi langsung dengan orang-
orang yang berurusan dengan masalah periklanan dan pemasaran dan pemilik
organisasi. Sedangkan untuk informasi sekunder, menggunakan file-file yang
diterima saat melakukan studi di dalam subjek yang meliputi foto-foto dan
literatur yang berlaku untuk penelitian ini, kemudian dianalisis menggunakan
analisis deskriptif. Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa metode periklanan dan
pemasaran yang dilakukan melalui organisasi mengutamakan kualitas bangunan
yang tepat, lokasi yang strategis, harga, pelayanan yang ramah, media
merchandising melalui website, berbelanja dan mempromosikan transaksi yang
mungkin syariah. -sesuai, lingkungan yang nyaman, memilih segmentasi pasar
dalam ilmu periklanan dan pemasaran. (Imansari, Skripsi, 2016: 29).
Nur Afni Absar pada tahun 2018 melakukan penelitian dengan judul
“Strategi Bauran Pemasaran Perumahan Palm Leaves Pada PT. Rosti Mandiri
Pekanbaru Dalam Perspektif Ekonomi Syariah”. Dari hasil penelitian ini
membuktikan bahwa strategi bauran pemasaran yang dikerjakan oleh perumahan
Palm Leaves pada PT. Rosti Mandiri sangat memuaskan untuk menambah
penjualan, karena sistem yang dikerjakan sudah mencukupi kriteria pada variabel
harga perumahan Palm Leaves sesuai dengan manfaat yang dirasakan oleh
pelanggan, namun pada aspek promosi masih belum sesuai dengan keinginan
pelanggan. Dari pandangan ekonomi Islam strategi bauran pemasaran pada bagian
10
promosi bertentangan dengan aspek ekonomi Islam karena pada waktu promosi
yang diberikan menerangkan bahwa tempat lokasinya strategis tapi sebenarnya
tempat lokasinya masih belum strategis. (Absar, Skripsi, 2018: 89).
Ikhlas Murtama Siregar pada tahun 2020, melakukan observasi dengan
judul “Strategi Bauran Pemasaran Produk Perumahan Pesona Shannon Pada PT.
Atlantic Perkasa Abadi Pekanbaru Dilihat Menurut Ekonomi Islam. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan pendekatan advertising and marketing blend produk
perumahan Pesona Shanon Di PT.Atlantic Perkasa Abadi Pekanbaru, selain
memahami pendekatan advertising and marketing blend yang berbasis total pada
ekonomi syariah di PT. The Everlasting Mighty Atlantic Pekanbaru.Strategi
rangkaian data dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Evaluasi
data menggunakan deskripsi kualitatif metode, terutama dengan menggunakan
data yang terkumpul, dikelompokkan kemudian disusun dan dihubungkan dengan
teori-teori yang berlaku.Hasil dari penelitian ini adalah bauran periklanan dan
pemasaran barang dagangan perumahan Pesona Shanon di PT. Atlantic Perkasa
Abadi Pekanbaru sudah cukup baik, karena memenuhi standar periklanan dan
pemasaran 4P rds sejalan dengan Kotler, yang menggabungkan produk, harga,
promosi, dan wilayah. Dari sudut pandang ekonomi Islam secara umum, dapat
disimpulkan bahwa pendekatan advertising and marketing blend untuk
merchandise perumahan Pesona Shanon dilakukan dengan menggunakan PT.
Atlantic Perkasa Abadi sudah baik namun telah melanggar ketentuan ekonomi
syariah dalam hal wilayahnya yang kini masih belum strategis karena letaknya
yang cukup jauh dari pusat-pusat umum dan infrastruktur. (Siregar, Skripsi, 2020:
70).
11
Mohammad Saiful Rifai pada tahun 2020 melakukan penelitian yang berjudul
“Strategi Bauran Pemasaran Real Estate dari Perspektif Ekonomi Syariah (Studi Pada
Perumahan Graha Mitra 2 Tulungagung)”. Dampak dari tampilan tersebut
menyiratkan bahwa pendekatan bauran periklanan dan pemasaran yang dilakukan
melalui sarana Perumahan Graha Mitra 2 Tulungagung dalam hal produk, selalu
mengutamakan keunggulan. Dalam hal biaya, disesuaikan dengan keunggulan
produk. Dalam hal lokasi distribusi, ia memiliki lokasi yang sangat strategis. Dan
dalam hal promosi, teknik promosi yang dilakukan meliputi periklanan, promosi
pendapatan, penjualan non-publik, serta periklanan dan pemasaran langsung. Dilihat
dari sudut ekonomi Islam, pendekatan periklanan dan bauran pemasaran pada
dasarnya sesuai dengan konsep ekonomi Islam. Artinya, dalam hal produk, agensi
selalu mengutamakan kejujuran. Dalam hal harga yang ditawarkan disesuaikan
dengan keunggulan produk. Dalam hal saluran distribusi, tempat yang berlaku
memiliki keterbacaan dalam hal kepemilikan dan ketentuan pidana yang kuat. Dan
dalam hal promosi, itu mil disesuaikan dengan statistik yang berlaku tanpa rekayasa.
Namun ada hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep ekonomi syariah, dimana
pengembang tetap memberikan harga dengan perangkat pinjaman lembaga keuangan
tradisional yang tidak sesuai dengan konsep moneter syariah. (Rifai, Jurnal Ekonomi
Syariah, 7, November 2020: 67-70).
B. Kajian Teori
1. Pengertian Pemasaran
Pada awalnya, pemasaran adalah bagian dari ekonomika. Fokus utama
pemasaran adalah fungsi atau aktivitas distribusi produk yang menghubungkan
produsen dan konsumen, sementara ekonomika menekankan fungsi produksi dan
12
konsumsi. Pemasaran adalah aktivitas, serangkaian institusi, dan proses
menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran
yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat umum (Tjiptono, 2016:
2-3).
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan
lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
Definisi tersebut menjelaskan tentang kebutuhan, keinginan, dan permintaan
produk; nilai, kepuasan, dan mutu; pertukaran, transaksi, dan hubungan; dan
pasar. Oleh karena itu, pemasaran sebagai proses di mana perusahaan
menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan
pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya
(Kotler & Armstrong, 2008: 6).
2. Memahami Pasar dan Kebutuhan Pelanggan
Sebagai langkah pertama, pemasar harus memahami kebutuhan dan
keinginan pelanggan dan pasar di mana mereka beroperasi. Ada lima konsep inti
pelanggan dan pasar: (1) kebutuhan, keinginan, dan permintaan produk; (2)
penawaran pemasaran; (3) nilai, kepuasan, dan mutu; (4) pertukaran, transaksi,
dan hubungan; dan (5) pasar (Kotler & Armstrong, 2008: 6-7).
a. Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan Produk
Konsep paling dasar yang mendasari pemasaran adalah kebutuhan
manusia. Kebutuhan manusia adalah keadaan dari perasaan kekurangan.
Kebutuhan manusia meliputi kebutuhan fisik akan makanan, pakaian,
13
kehangatan, dan keamanan; kebutuhan sosial akan kebersamaan dan
perhatian; dan kebutuhan pribadi akan pengetahuan dan ekspresi diri.
Kebutuhan-kebutuhan ini tidak diciptakan oleh pemasar, kebutuhan ini adalah
bagian dasar dari sifat kodrati manusia (Kotler & Armstrong, 2008: 7).
Hasrat adalah keinginan manusia yang terbentuk melalui sarana tradisi
dan kepribadian seseorang. Orang Amerika menginginkan makanan namun
membutuhkan Big Mac, kentang goreng, dan minuman ringan. Mauritians
menginginkan makanan namun membutuhkan mangga, nasi, terasi dan buncis.
Keinginan dibentuk melalui sarana masyarakat dan diekspresikan dalam bentuk
barang yang dapat memenuhi kebutuhan. Ketika disponsori melalui cara daya
beli, kebutuhan akan menjadi panggilan. Mengingat kebutuhan dan sumber
daya mereka, manusia meminta berkah produk yang mengunggah dengan
biaya dan kepuasan terbaik. (Kotler & Armstrong, 2008: 7).
b. Penawaran Pemasaran
Keinginan dan kebutuhan konsumen dipenuhi melalui layanan
pasar, campuran produk, layanan, dan laporan yang disajikan ke pasar
untuk memenuhi keinginan atau keinginan. Layanan pasar tidak terbatas
pada produk fisik. Jasa pasar juga mencakup penyediaan jasa, kegiatan,
atau pendapatan di pasar yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak lagi
menghasilkan kepemilikan dalam bentuk apa pun, yang meliputi
perbankan, maskapai penerbangan, hotel, persiapan pajak, dan jasa
pembangunan dalam negeri. Lebih luas lagi, layanan marketplace juga
mencakup berbagai identitas, yang meliputi orang, tempat, organisasi,
informasi, dan ide. (Kotler & Armstrong, 2008: 7).
14
c. Nilai dan Kepuasan Pelanggan
Pembeli umumnya melayani beberapa besar produk dan jasa yang
mungkin bisa memuaskan kebutuhan tertentu. Pembeli membentuk
harapan akan sebuah nilai dan kegembiraan yang akan diberikan berbagai
penawaran pasar dan membeli menurut harapannya itu. Pembeli yang
senang bakal membeli terus dan memberitahu orang lain akan pengalaman
baik mereka. Pembeli yang tidak senang kerap pindah ke tempat yang lain
dan menjelek-jelekan barang yang mereka beli kepada orang lain. (Kotler
& Armstrong, 2008: 7-8).
Pemasar harus berhati-hati dalam menetapkan tingkat ekspektasi
yang tepat. Jika mereka menetapkan ekspektasi terlalu rendah, mereka
mungkin memuaskan pelanggan yang membeli produk itu tetapi gagal
menarik cukup banyak pembeli. Jika pemasar menaikkan ekspektasi
terlalu tinggi, para pembeli akan kecewa. Nilai dan kepuasan pelanggan
merupakan kunci untuk mengembangkan dan menata hubungan pelanggan
(Kotler & Armstrong, 2008: 8).
d. Pertukaran dan Hubungan
Pemasaran terjadi ketika manusia memutuskan untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan melalui hubungan pertukaran. Pertukaran adalah
tindakan untuk mendapatkan objek yang diinginkan dari seseorang dengan
menawarkan sesuatu sebagai imbalannya. Dalam arti yang lebih luas,
pemasar berusaha membangkitkan respon terhadap sejumlah penawaran
pasar. Respon tersebut mungkin lebih dari sekedar membeli atau
memperdagangkan produk dan jasa (Kotler & Armstrong, 2008: 8).
15
Pemasaran mencakup langkah-langkah yang diambil untuk
mengatur dan mempertahankan hubungan alternatif yang disukai dengan
klien yang dimaksud mengenai produk, layanan, ide, atau objek yang
berbeda. Selain untuk menarik klien baru dan menumbuhkan transaksi,
alasan hubungan adalah untuk mempertahankan klien dan
mengembangkan bisnis perusahaan mereka. Pemasar perlu membangun
hubungan yang kuat dengan terus-menerus mengubah nilai pembeli
tingkat lanjut. (Kotler & Armstrong, 2008: 8-9).
e. Pasar
Prinsip-prinsip perdagangan dan anggota keluarga menghasilkan
gagasan pasar. Pasar adalah seperangkat konsumen nyata dan kemampuan
dari suatu produk. Konsumen ini membagi keinginan positif atau
keinginan yang mungkin bahagia melalui hubungan perdagangan. (Kotler
& Armstrong, 2008: 9).
Cara pemasaran penataan pasar untuk menghasilkan hubungan
pembeli yang berharga. Namun, mengembangkan kencan ini
membutuhkan usaha. Penjual harus menemukan pembeli, menyadari
kebutuhan mereka, menyusun penawaran pasar yang sesuai, menetapkan
harga, mempromosikan, dan berbelanja dan memasok produk. Kegiatan
yang meliputi pengembangan produk, penelitian, komunikasi, distribusi,
penetapan harga, dan penawaran adalah olahraga pusat pemasaran. (Kotler
& Armstrong, 2008: 9).
16
3. Strategi Pemasaran
Metode jangka waktu berasal dari bahasa Yunani “Strategia” (stratus =
angkatan laut, dan ag = timbal), artinya karya seni atau pengetahuan teknologi
berubah menjadi umum. Ide metode angkatan laut sering disesuaikan dan
diterapkan dalam dunia bisnis komersial. Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert,
Jr., gagasan metode dapat digambarkan terutama berdasarkan perspektif yang
spesifik, yaitu:
a. Dari sikap apa yang ingin dilakukan suatu perusahaan, karena pendekatan
ini dapat digambarkan sebagai aplikasi untuk menguraikan dan
memperoleh keinginan organisasi dan menegakkan misinya.
b. Dari sikap apa yang dilakukan perusahaan dalam jangka panjang, karena
pendekatan ini dapat digambarkan sebagai contoh reaksi atau reaksi
perusahaan terhadap lingkungannya dari waktu ke waktu.
Pendekatan pemasaran adalah cara yang dilakukan organisasi untuk
mengenali misi, keinginan, tujuan, yang telah diputuskan melalui cara
melestarikan dan mencari kecocokan di antara berbagai keinginan yang ingin
dicapai, kemampuan yang mereka miliki, kemungkinan dan ancaman. dihadapi di
dalam pasar produk.
4. Bauran Pemasaran
Periklanan dan bauran pemasaran adalah perangkat periklanan dan
pemasaran 4P tetap (Produk, harga, tempat, dan promosi) yang digunakan oleh
pemberi kerja dengan maksud untuk memperoleh tujuan periklanan dan
pemasaran sesuai dengan pasar tujuan yang telah ditentukan. Dari definisi ini,
dapat diartikan bahwa periklanan dan bauran pemasaran adalah variabel terkendali
17
yang dapat dicampur untuk memperoleh keinginan yang diantisipasi dari pasar
sasaran. Menurut Tandjung (2004: 76-83) ada beberapa variabel-variabel bauran
pemasaran tersebut adalah:
a. Product (Produk)
Produk merupakan detail penting bagi perusahaan dalam program
periklanannya. Produk adalah apa pun yang dapat diberikan ke pasar untuk
diperhatikan, diperoleh, digunakan, atau dikonsumsi bagi Anda untuk
memenuhi keinginan dan tujuan konsumen. Metode produk ini dapat
mempengaruhi strategi periklanan yang berbeda. Konsumen membeli suatu
produk sekarang bukan lagi yang terbaik karena mereka perlu memiliki
produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi keinginan dan tujuan konsumen.
Faktor produk yang ingin dipertimbangkan dalam menentukan metode
produk di seluruh dunia (Kristianto, 2011: 171) adalah:
1. Tata letak produk adalah pembuatan konsep, pengembangan ide,
pengecekan dan eksekusi produksi (objek tubuh).
2. Kualitas adalah kemampuan yang dimiliki melalui suatu produk sesuai
dengan keistimewaan produk tersebut.
3. Penunjukan lambang adalah nama, istilah, tanda, lambang, tata letak, atau
gabungan dari semuanya itu, yang dimaksudkan untuk mengetahui produk
atau penawaran yang diberikan melalui keagenan selain diferensiasi produk.
4. Merek Dagang adalah tanda, kata-kata, atau lambang keagenan yang
sering digunakan untuk berkonsultasi dengan dirinya sendiri, produsen dan
produknya, dengan maksud untuk tidak lagi mengizinkan pesaingnya
menggunakan produk tersebut.
18
5. Pengemasan adalah kotak untuk membungkus suatu produk.
6. Jaminan adalah tanggung jawab yang terutama didasarkan sepenuhnya
pada penyelesaian dan diadakan melalui produsen dalam hal penjualan
produk.
Metode bauran produk adalah suatu rencana atau langkah-langkah
yang digunakan oleh organisasi dalam mengiklankan suatu jenis produk
tertentu yang diberikan kepada pembeli. Strategi Bauran Produk terdiri dari
(Stanton, 1996: 223):
1. Perluasan Bauran Produk (Expansion of product mix)
Perusahaan mengadakan perluasan bauran produknya dengan cara:
a. Merentang Lini
Metode ini diterapkan melalui cara memperluas lini produk melewati
skala yang berlaku. Sebuah perusahaan dapat meregangkan jalan ke
atas, ke bawah atau keduanya.
b. Mengisi Lini
Pendekatan ini diselesaikan melalui cara memasukkan faktor produk
tambahan ke lini produk yang ada. Hal ini dilakukan karena
perusahaan ingin memperoleh penghasilan tambahan melalui cara
memanfaatkan kapasitas yang tidak terpakai, ingin muncul sebagai
perusahaan dengan seluruh lini produk dan mencari untuk mengisi
kemungkinan sebelum kompetisi mengambilnya.
2. Pengurangan Bauran Produk (Contraction of Product Mix)
Majikan melakukan perampingan dengan menggunakan
menurunkan jumlah jenis produk atau menurunkan jumlah faktor produk.
19
Produk yang dieliminasi biasanya adalah produk yang kurang bermanfaat
atau menghasilkan sedikit pendapatan sehingga pengusaha lebih fokus
pada produk yang ada tetapi menghasilkan pendapatan tambahan, atau
dengan kata lain pendapatan juga dapat dikalikan jika beberapa faktor
produk dihilangkan.
3. Perubahan Wujud Produk (Alteration of Exiting Product)
Penyesuaian produk, khususnya melakukan peningkatan pada
produk saat ini sering kali menawarkan lebih banyak keuntungan dan
mengurangi risiko daripada mengembangkan jenis produk baru.
Penyesuaian ini mungkin dalam bentuk:
a. Perubahan tata letak atau desain ulang, dengan tujuan menciptakan
produk yang lebih menarik bagi konsumen.
b. Perubahan kemasan, biasanya untuk barang klien.
c. Perubahan bahan mentah, agar instansi diharapkan dapat
meningkatkan kinerja produknya.
4. Memposisikan Produk (Positioning the Product)
Salah satu elemen yang berpengaruh pada pendapatan perusahaan
adalah kapasitas dan kompetensi kontrol dalam menentukan peran yang
tepat dari produk di pasar. Dalam memposisikan penjualan, bisnis harus
menempatkannya dengan tepat, khususnya di depan produk pesaing.
5. Trading Up and Trading Down
Pendekatan ini pada dasarnya mirip dengan meningkatkan dan
mempersempit bauran produk, paling efektif pendekatan ini lebih
menekankan pada kegiatan promosi. Perdagangan dengan cara
20
perusahaan menyediakan barang dagangan statusnya (barang dagangan
harga tinggi) ke lini produk yang ada dengan harapan bahwa pendapatan
barang dagangan harga rendah akan meningkat. Berdagang dengan cara
perusahaan menyediakan barang dengan harga lebih rendah ke lini
produk dengan harga lebih tinggi, di dalam keinginan perakitan
keinginan pelanggan dengan daya beli rendah.
b. Price (Harga)
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar dengan menggunakan
pelanggan untuk berbelanja atau memiliki produk yang diinginkan pelanggan.
Harga adalah alat perpaduan iklan terbaik yang digunakan oleh agensi untuk
mendapatkan iklan yang disukai dengan bantuan menggunakan agensi. Dalam
menentukan harga, agensi harus berkoordinasi dengan desain produk,
distribusi, dan promosi agar dapat membentuk strategi periklanan yang kuat.
Penetapan harga menjadi pertimbangan yang sangat vital karena akan
berdampak pada kapasitas agresif agensi dan kapasitas agensi untuk
mengarahkan pelanggan.
Harga campuran, setiap agen harus mampu menentukan harga
campuran sehingga dapat memperkuat promosi pendapatan produk.
Perpaduan tarif terus-menerus mencakup daftar harga, potongan harga, dan
penambahan objek. Jika dilihat lebih detail, kombinasi harga yang dilakukan
dengan bantuan agen adalah sebagai berikut:
1. Potongan Harga
Potongan harga ialah pengurangan dari apa yang tercantum dalam daftar
harga dan diberikan kepada seseorang yang bersedia melakukan suatu
21
pembelian produk yang sudah disepakati oleh penjual. Pemberian potongan
harga bisa berwujud uang atau bisa juga tambahan barang.
2. Daftar Harga
Daftar tarif adalah daftar yang terdiri dari atau terdiri dari pengeluaran produk
untuk keuntungan vendor dan klien.
3. Barang Tambahan
Barang tambahan yang diberikan melalui vendor kepada klien mungkin ada
kemungkinan produk rusak atau menyusut.
c. Place (Tempat)
Distribusi adalah hobi membagikan atau menyerahkan barang
dagangan kepada klien pada waktu yang tepat. Sebuah perusahaan bisnis
dapat memutuskan distribusi barang dagangannya melalui vendor yang akan
mendistribusikan barang dagangan tersebut kepada pembeli pusat atau sub-
vendor dan kemudian mengarahkan mereka ke toko yang akan
mempromosikan barang dagangan tersebut kepada klien. Saluran distribusi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu saluran distribusi langsung dan saluran
distribusi miring.
Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam menentukan masalah kehati-
hatian dalam menentukan wilayah (Kotler, 2014:154) meliputi unsur-unsur
berikut:
1. Akses, misalnya daerah yang mudah dilewati atau bersih untuk dicapai
dengan menggunakan transportasi umum.
2. Visibility, misalnya daerah tersebut dapat terlihat sangat nyata dari sisi jalan.
3. Area parkir yang luas dan aman.
22
4. Ekspansi, yaitu terdapat lahan yang cukup besar untuk perluasan usaha
komersial di masa depan.
5. Lingkungan, khususnya lingkungan sekitar yang mendukung persembahan
yang ditawarkan.
Secara umum, ada banyak tingkatan saluran distribusi yang dapat
digunakan perusahaan bisnis untuk memasarkan barang-barangnya. Menurut
Murti dan John Soeprihanto (1993:206-208), tingkatan saluran distribusi adalah
sebagai berikut:
1. Produsen – pembeli. Bentuk saluran distribusi ini adalah yang terpendek
dan terpendek karena produsen sekaligus mempromosikan barang mereka
kepada pembeli tanpa perantara.
2. Produsen – toko – konsumen. Di sini toko langsung melakukan penjualan
ke produsen dan toko langsung menjual ke konsumen terakhir.
3. Produsen – grosir – toko – pembeli. Di sini, produsen paling efektif
melayani pendapatan dalam porsi besar kepada pedagang grosir setelah itu
pedagang grosir mendistribusikan ke toko dan toko melayani pembeli.
4. Produsen – agen – toko – konsumen. Di sini produsen memilih agen
karena distribusi. Agen melakukan pembelian dan penjualan olahraga yang
paling penting di dalam saluran distribusi saat ini.
5. Produsen – pemasar – grosir – toko – pembeli. Produsen secara teratur
menggunakan pemasar sebagai perantara untuk menyalurkan barang-barang
mereka ke grosir, kemudian mempromosikan ke toko-toko kecil, kemudian
ke pembeli.
23
Pengetahuan ini dapat disimpulkan bahwa saluran distribusi adalah
kelompok yang memiliki fitur untuk mendistribusikan barang/sesaji dari tengah
manufaktur ke tengah asupan.
d. Promotion (Promosi)
Promosi adalah salah satu faktor periklanan dalam bentuk olahraga
yang dicapai melalui perusahaan untuk membicarakan manfaat, berkah besar
dan sebagainya dari barang atau penawaran yang dihasilkan melalui
perusahaan kepada konsumen. Selain itu, olahraga promosi yang sesuai juga
diharapkan dapat diadakan atau diunggah ke lambang produk di masyarakat.
Menurut Philip Kotler (1997:235-269) ada banyak tips promosi, antara
lain:
1. Iklan, khususnya segala macam persen non swasta dan iklan ide,
barang/penawaran melalui sponsor yang dibuktikan dengan bayaran.
2. Penjualan langsung, terutama menggunakan surat, telepon, dan
peralatan sentuh non-pribadi lainnya untuk berbicara atau
mendapatkan reaksi dari klien tertentu dan klien potensial.
3. Iklan penjualan, khususnya insentif jangka pendek untuk
menginspirasi pilihan untuk mencoba atau membeli barang/jasa.
Penyebab iklan pendapatan adalah untuk menginspirasi personel untuk
lebih ingin tahu tentang barang dagangan dan promosi pendapatan.
4. Hubungan masyarakat, yaitu berbagai program yang dirancang
untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk
individualnya.
24
5. Penjualan personal, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih
calon dengan pembeli melakukan penjualan. Penjualan personal adalah
kiat yang paling efektif biaya dalam tahap-tahap berikut dari proses
pembelian, terutama dalam membentuk preferensi pembeli, keyakinan
dan tindakan.
5. Bauran Pemasaran Syariah
Iklan Islami sebagai suatu tata cara dan metode yang mendekati keinginan
berkumpul melalui produk dan jasa thayyibat halal dengan penyelesaian bersama
dan kesejahteraan falah untuk setiap peristiwa demi tercapainya kesejahteraan
kain dan non sekuler di dunia dan akhirat. Iklan Islami juga meneliti bagaimana
perilaku pasar Muslim dibentuk melalui beragam gagasan spiritual dan budaya
yang memengaruhi hampir semua pilihan keuangan di dalam pasar. Pemasaran
syariah adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses
penciptaan, penawaran, dan perubahan nilai dari suatu inisiator kepada
stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan
prinsip-prinsip muamallah dalam Islam. Ada empat karakteristik pemasaran
syariah (Fatma, Jurnal Ilmiah Ekonomi Syariah, 5, 2019: 3):
a. Teistik (Rabbaniyyah)
Periklanan syariah sifatnya non sekuler, sifatnya ketuhanan, yaitu
peraturannya ini maksimal adil, maksimal sempurna, maksimal sesuai
dengan segala bentuk, maksimal mampu menyelamatkan segala jenis
kerusakan, maksimal mampu mencari uang. kebenaran, menghancurkan
kebatilan dan menyebarkan manfaat.
25
Iklan syariah percaya bahwa Allah SWT akan meminta tugas di
kemudian hari. "Siapa pun yang melakukan kebaikan atom, dia akan
melihatnya. Dan siapa pun yang melakukan kejahatan atom, Dia akan
melihatnya." (Surat al-Zalzalah, [99]: 7-8).
b. Etika (Akhlaqiyyah)
Periklanan syariah karena selama ini dinilai berkarakter etis, beretika
dalam segala unsur kegiatannya. Nilai-nilai moral dan moral adalah nilai-
nilai yang tersebar luas, yang mungkin diajarkan melalui semua agama.
c. Realistis (Al-Waqi'iyyah)
Iklan syariah, konsep yang unik, anti-modernitas yang fanatik, dan
kaku. Periklanan syariah merupakan konsep periklanan yang serba guna,
sebagaimana luas dan keserbagunaan Syariah Islamiyah yang mendasarinya.
syariah bekerja dengan nilai-nilai ahli dan non sekuler, kesalehan, etika dan
elemen periklanan dalam semua aktivitas periklanannya.
d. Humanistik (Insaniyyah)
Faktor lain dari iklan syariah adalah sifat humanistiknya yang
tersebar luas, terutama bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar
kemasyhurannya meningkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara,
dan sifat kebinatangannya dapat dibatasi melalui pedoman syariah. Aturan
Islam menjadi diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa
memandang ras, warna kulit, kebangsaan dan ketenaran. Hal inilah yang
menjadikan syariah bersifat meluas sehingga menjadi syariah humanistik
yang meluas.
26
Tujuan secara umum dari pemasaran syariah sendiri sudah diterapkan oleh
perumahan Primaland sendiri yaitu ada 4 tujuan pemasaran syariah.
a. Memudahkan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan secara
berulang-ulang.
b. Memaksimalkan kepuasan konsumen melalui berbagai macam pelayanan
yang diinginkan.
c. Memaksimalkan pilihan (diversifikasi produk) dalam artian perusahaan
menyediakan berbagai jenis produk sehingga konsumen memiliki beragam
pilihan.
d. Memaksimalkan kualitas dengan memberikan berbagai kemudahan kepada
konsumen.
Adapun variabel yang tercakup dalam bauran pemasaran menurut Islam:
a. Produk
Dalam perspektif syariah, produk yang akan diiklankan atau
dipertukarkan seharusnya merupakan produk halal dan memiliki keunggulan
kelas satu atau kelas satu, sekarang tidak lagi sebaliknya sehingga seseorang
bisa mendapatkan penghasilan sebanyak mungkin untuk mengurangi produk
terlebih dahulu. kelas. Dan produk unggulan yang akan diiklankan juga harus
disepakati bersama antara kedua belah pihak, antara vendor dan klien produk.
Dalam sebuah hadits, mil menyatakan: "Hakim bin Nazam berkata: Nabi
berkata, "Penjual dan klien memiliki hak suara yang sama sebelum berpisah. Jika
mereka ikhlas dan mau menjelaskan (keadaan barang), mereka bisa mendapatkan
berkah dari jual belinya. Dan jika mereka berbohong dan menutupi (cacat barang),
dapat dihapus manfaat dari kembalian mereka.” (HR. Al-Bukhari)
27
b. Harga
Penetapan harga dalam perspektif syariah, tidaklah terlalu rumit, dasar
penetapan harga tertumpu pada besaran nilai atau harga suatu produk yang
tidak boleh ditetapkan dengan berlipat-lipat besarnya, setelah dikurangi
dengan biaya produksi. Berkenaan dengan hal tersebut Allah SWT berfirman,
yang artinya: “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Imran: 130)
Ayat di atas benar-benar menunjukkan bahwa selama melakukan
transaksi moneter tidak selalu dibenarkan untuk mengembalikan biaya yang
digandakan sebagai bentuk keuntungan pribadi atau perusahaan. Selain itu,
sejalan dengan hadits yang diriwayatkan melalui sarana Ahmad bin Hanbal,
menyatakan: “Diriwayatkan dari Ma'bil bin Yasar bahwa Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa yang mengerjakan sesuatu dalam (menetapkan) biaya Muslim
jika Anda ingin membayarnya, maka Allah berhak untuk membayarnya.
taklukkan dia dengan tulang belulang dari perapian neraka pada hari kiamat."
Kemudian Ma'bil bertanya: "Apakah kamu mendengarkannya dari Rasulullah?"
Ma'bil menjawab: "Ya. Bahkan tidak hanya sekali atau dua kali.” (Diriwayatkan
melalui sarana Ahmad bin Hanbal).
c. Saluran Pemasaran
Dalam sudut syariat, saluran iklan atau tempat agensi boleh ada
dimana-mana asalkan bukan wilayah yang dipertentangkan nyawanya.
Namun tersirat, Islam lebih menekankan pada kedekatan agensi dengan pasar.
Hal ini untuk menghindari intersepsi produk sebelum mereka mencapai pasar.
28
Dalam sebuah hadits disebutkan jauh. Artinya: “Ibnu Umar berkata,
“Sesungguhnya Rasulullah SAW melarang semua orang untuk mencegat
produk sebelum tiba di pasar.” (HR. Muslim)
Hadits di atas menunjukkan bahwa semakin pendek saluran iklan ke
pasar, semakin baik. Sehingga tidak ada mosi transaksi sepihak dari para
spekulan.
d. Promosi
Dalam sikap syariah, promosi adalah upaya untuk membawa catatan
akurat tentang barang atau penawaran kepada calon klien atau klien. Dalam
hal ini, ajaran Islam sangat menekankan pada pencegahan faktor penipuan
atau memberikan catatan yang salah untuk kemampuan klien atau klien.
Dalam sebuah hadits, menyatakan: "Ibn Umar berkata: Seorang pria
mengaku kepada Nabi, "Saya telah ditipu dalam berbelanja dan
mempromosikan." Kemudian dia berkata, "Beri tahu pria atau wanita yang
Anda belanja dan promosikan, "Jangan curang!" Sejak itu, jika dia
bertransaksi belanja dan promosi, dia bilang begitu. (Diriwayatkan dengan
bantuan menggunakan Bukhari).
Hadits di atas dapat menjadi acuan untuk upaya promosi yang
dilakukan dengan menggunakan organisasi masing-masing dalam hal
mempromosikan jasa atau produk kepada masyarakat umum agar Anda dapat
menawarkan catatan yang akurat dan benar, agar tidak lagi termasuk faktor
penipuan. yang dapat merugikan klien atau klien.