bab iii metode penelitianrepository.unpas.ac.id/32190/8/bab iii.pdf · 2017. 12. 4. · bab iii...
TRANSCRIPT
75
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
3.1.1 Objek Penelitian
Objek penelitian adalah objek yang diteliti dan dianalisis. Dalam penelitian
ini, lingkup objek penelitian yang ditetapkan penulis sesuai dengan permasalahan
yang akan diteliti adalah mengenai tekanan eksternal, ketidakpastian lingkunan
dan kompetensi sumber daya manusia terhadap penerapan e-procurement.
Adapun perusahaan yang dijadikan objek penelitian adalah PT. Dirgantara
Indonesia (Persero)
3.1.2 Metode Penelitian
Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2014 : 2) adalah sebagai
berikut :
“Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional empiris, dan sistematis”.
Dalam metode penelitian ini penulis bermaksud mengumpulkan data
historis dan mengamati secara seksama mengenai aspek-aspek tertentu yang
berkaitan erat dengan masalah yang diteliti sehingga akan diperoleh data-data
yang menunjang penyusunan laporan penelitian. Dalam melakukan penelitian ini,
76
penulis menggunakan metode penelitian studi empiris. Seperti yang dikemukakan
oleh Sugiyono (2014:2) bahwa:
“Penelitian empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh
indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui
cara-cara yang digunakan.”
Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan
penelitian dengan menggunakan metode pendekatan deskriptif verifikatif.
Menurut Moch. Nazir (2011:89) metode deskriptif adalah sebagai berikut :
“Metode deskriptif adalah studi menemukan fakta dengan interpretasi
yang tepat dimana termasuk didalamnya studi untuk melukiskan secara
akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena kelompok individu serta studi
untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk
meminimalisir bias dan memaksimumkan reabilitas.”
Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut Moch. Nazir (2011:91)
adalah:
“Metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas
antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis melalui suatu perhitungan
statistik sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukkan hipotesis
ditolak atau diterima.”
Tujuan dari penelitian deskriptif verifikatif adalah untuk menjelaskan,
meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang
timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang
terjadi. Kemudian mengangkat gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun
variabel tersebut dan untuk mengetahui pengaruh tekanan eksternal,
ketidakpastian lingkungan dan kompetensi sumber daya manusia terhadap
penerapan e-procurement di PT. Dirgantara Indonesia (Persero).
77
3.1.3 Model Penelitian
Model penelitian ini merupakan abstraksi dari fenomena-fenomena yang
sedang diteliti sesuai dengan judul yang diambil mengenai Pengaruh tekanan
eksternal, ketidakpastian lingkungan dan kompetensi sumber daya manusia
terhadap penerapan e-procurement. Maka model penelitian digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 3.1
Model Penelitian
Bila dijabarkan secara sistematis, hubungan variabel tersebut adalah:
Y = f ( , , )
Dimana :
= Tekanan Ekternal
= Ketidakpastian Lingkungan
= Kompetensi Sumber Daya Manusia
Y = E-Procurement
f = Fungsi
Tekanan Ekternal
( X1)
Ketidakpastian
Lingkungan (X2)
Kompetensi Sumber
Daya Manusia (X3)
E- Procurement
(Y)
78
3.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel
3.2.1 Definisi Variabel Penelitian
Sugiyono (2014:63) mendefinisikan variabel penelitian adalah sebagai
berikut :
“Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”
Dalam penelitian ini, sesuai dengan judul penelitian yang akan diteliti,
maka pengelompokan variabel-variabel yang mencakup dalam judul tersebut
dibagi menjadi dua variabel yaitu :
1. Variabel bebas (Variabel Independen)
Variabel independen adalah variabel bebas, dimana variabel ini merupakan
variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya variabel dependen
(terikat).
Sugiyono (2014:59) mendefinisikan variabel bebas adalah :
“Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen (terikat).”
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas atau variabel
independen yaitu Tekanan Eksternal sebagai variabel independen pertama ( ),
menurut Menurut Ashworth dalam Ridha dan Basuki (2012) kekuatan koersif
adalah tekanan eksternal yang diberikan oleh pemerintah, peraturan, atau lembaga
lain untuk mengadopsi struktur atau sistem. Adanya peraturan ditujukan untuk
mengatur praktik yang ada agar menjadi lebih baik.
79
Variabel bebas atau variabel independen kedua yaitu Ketidakpastian
lingkungan , menurut Ahmad dan M. Jauhar (2013:187) mengemukakan
ketidakpastian lingkungan sebagai berikut :
“ Ketidakpastian lingkungan merupakan keadaan dimana organisasi (atau
pimpinannya) tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai keadaan
lingkungannya, sehingga akan menyebabkan timbulnya kesulitan dalam
memperkirakan perubahan-perubahan lingkungan yang akan terjadi,
ketidakpastian ini menyebabkan tindakn-tindakan yang akan diambil oleh
organisasi mempunyai resiko kegagalan yang tinggi.”
Variabel bebas atau variabel independen yang ketiga adalah kompetensi
sumber daya manusia . Boyatzis dalam Hutapea dan Nurianna Thoha (2008)
kompetensi adalah kapasitas yang ada pada seseorang yang bisa membuat orang
tersebut mampu memenuhi apa yang disyaratkan oleh pekerjaan dalam suatu
organisasi sehingga organisasi tersebut mampu mencapai hasil yang diharapkan.
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah e-procurement . Menurut
Willem Siahaya (2012 :80) mengenai e-procurement bahwa “ Pengadaan secara
elektronik (e-Proc) merupakan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan
menggunakan jaringan elektronik (jaringan internet) atau electronic data
interchange (EDI) “.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan konsep, dimensi,
indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait penelitian, sehingga
pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai
dengan judul penelitian mengenai Pengaruh Tekana Eksternal, Ketidakpastian
Lingkungan dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Penerapan E-
80
Procurement , maka terdapat 4 (empat) variabel penelitian, yaitu :
1. Tekanan Eksternal ( )
2. Ketidakpastian Lingkungan ( )
3. Kompetensi Sumber Daya Manusia ( )
4. E-Procurement (Y)
Agar lebih mudah untuk melihat mengenai variabel penelitian yang akan
digunakan, maka penulis menjabarkannya kedalam bentuk operasionalisasi
variabel yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala Item
Tekanan Eksternal
( )
tekanan eksternal
yang diberikan oleh
pemerintah,
peraturan, atau
lembaga lain untuk
mengadopsi struktur
atau sistem
( Ashworth dalam
Ridha dan Basuki
(2012))
Karakteristik
tekanan eksternal:
1. Perubahan
teknologi
2. Tekanan
Politik dan
Hukum
a. Pengembangan
industri dan
produksi
b. Proses merancang
barang dan jasa
c. Proses manufaktur
barang dan jasa
d. Proses
mendistribusi
barang dan jasa
a. Ketentuan
peraturan
pemerintah
b. Peraturan daerah
atau peraturan
setempat
c. Peraturan
perundang-
undangan
d. Peraturan
perindustrian
e. Kontrol
Ordinal
Ordinal
1 – 4
5 – 10
81
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala Item
3. Tekanan
Sosio, budaya
dan demografi
4. Perubahan
Ekonomi
Sjafri
Mangkuprawira
(2014)
pemerintah
f. Sistem pajak
a. Konsumen/pelangg
an
b. Norma-norma
yang berlaku
c. Jumlah atau
tingkat permintaan
a. Nilai tukar mata
uang
b. Peraturan
perekonomian
c. Mekanisme
penetapan harga
Sjafri Mangkuprawira
(2014)
Ordinal
Ordinal
11 - 13
14 - 16
Ketidakpastian
Lingkungan ( )
Ketidakpastian
lingkungan
merupakan keadaan
dimana organisasi
(atau pimpinannya)
tidak mempunyai
informasi yang
cukup mengenai
keadaan
lingkungannya,
sehingga akan
menyebabkan
timbulnya kesulitan
dalam
memperkirakan
perubahan-
perubahan
lingkungan yang
akan terjadi,
ketidakpastian ini
Karakteristik
ketidakpastian
lingkungan :
1. State
Uncertainty
2. Effect
Uncertainty
a. Tidak dapat
memprediksi
komponen
lingkungan yang
berubah
b. Merasa tidak
pasti dalam
menghadapi
dinamika
perubahan
lingkungan
a. Ketidakmampuan
memprediksi
pengaruh
lingkungan
terhadap
perusahaan (sifat)
b. Ketidakmampuan
Ordinal
Ordinal
17 - 20
21 - 23
82
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala Item
menyebabkan
tindakn-tindakan
yang akan diambil
oleh organisasi
mempunyai resiko
kegagalan yang
tinggi.
(Ahmad dan M.
Jauhar (2013:187)
3. Respons
Uncertainty
Ladjamudin
(2005:14)
memprediksi
besarnya
pengaruh
lingkungan
terhadap
perusahaan
(kedalam)
c. Ketidakmampuan
memprediksi
kapan pengaruh
tersebut sampai
ke perusahaan
(waktu)
a. Ketidakmampuan
memahami
respon yang
bermanfaat bagi
perusahaan
b. Ketidakmampuan
memprediksi
konsekuensi yang
akan timbul
Ladjamudin
(2005:14)
Ordinal
24 - 26
Kompetensi Sumber
Daya Manusia ( )
kapasitas yang ada
pada seseorang yang
bisa membuat orang
tersebut mampu
memenuhi apa yang
disyaratkan oleh
pekerjaan dalam
suatu organisasi
sehingga organisasi
tersebut mampu
mencapai hasil yang
diharapkan
Karakteristik
kompetensi
sumber daya
manusia
1. Knowledge
2. Skill
3. Konsep diri
a. Teknis
b. Administratif
c. Proses
kemanusiaan
d. Sistem
a. Kemampuan
seseorang
untuk
melakukan
tindakan
a. Sikap
Ordinal
Ordinal
Ordinal
27 - 30
31 - 34
35 - 38
83
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala Item
Boyatzis dalam
Hutapea dan
Nurianna Thoha
(2008)
dan social
role
4. Traits
5. Motive
McClelland
dalam Achmad
S.Ruki (2014)
b. Nilai-nilai
c. Citra diri
a. Karakteristik
fisik
b. Konsistensi
tanggapan
terhadap
situasi atau
informasi
a. Emosi
b. Kebutuhan
psikologis atau
dorongan-
dorongan lain
yang memicu
tindakan
McClelland dalam
Achmad S.Ruki
(2014)
Ordinal
Ordinal
39 - 40
41 - 43
E-Procurement (Y)
Pengadaan secara
elektronik (e-Proc)
merupakan
pelaksanaan
pengadaan barang
dan jasa dengan
menggunakan
jaringan elektronik
(jaringan internet)
atau electronic data
interchange (EDI)
Willem Siahaya
(2012 : 80)
Prinsip-prinsip e-
procurement
1. Efisien
a. Pengadaan
barang/jasa harus
diusahakan
dengan
menggunakan
dana, daya dan
fasilitas yang
terbatas
b. Dapat
dipertanggungjaw
abkan dalam
rangka
memberikan
kontribusi yang
sebesar-besarnya
bagi keuntungan
perusahaan
Ordinal
44 - 48
84
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala Item
2. Efektif
3. Kompetitif
4. Transparan
a. Sesuai dengan
kebutuhan yang
telah ditetapkan
b. Dapat
memberikan
manfaat yang
sebesar-besarnya
sesuai dengan
sasaran yang
ditetapkan
a. Dilakukan
melalui seleksi
b. Persaingan yang
sehat diantara
penyedia
barang/jasa yang
setara dan
memenuhi
syarat/kriteria
tertentu
berdasarkan
ketentuan
c. Prosedur yang
jelas
a. Semua ketentuan
mengenai
pengadaan
barang/jasa,
termasuk syarat
teknis
administrasi
pengadaan, tata
cara evaluasi,
hasil
evaluasi,penetapa
n calon penyedia
barang/jasa,
sifatnya terbuka.
b. Informasi
mengenai
pengadaan
barang/jasa,
termasuk syarat
Ordinal
Ordinal
Ordinal
49 - 51
52 - 55
56 - 60
85
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala Item
5. Bertanggung
jawab
Willem Siahaya
(2012 :81)
teknis
administrasi
pengadaan, tata
cara evaluasi,
hasil
evaluasi,penetapa
n calon penyedia
barang/jasa,
sifatnya terbuka.
a. Mencapai sasaran
baik fisik,
keuangan
maupun manfaat
bagi kelancaran
pelaksanaan
prinsip-prinsip
b. Mencapai sasaran
baik fisik,
keuangan
maupun manfaat
bagi kebijakan
dan ketentuan
yang berlaku
dalam
pengelolaan
rantai suplai
Willem Siahaya (2012
:81)
Ordinal
61 - 65
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2014:80) yang dimaksud dengan populasi adalah
sebagai berikut:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.”
86
Berdasarkan definisi diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian
ini adalah karyawan PT. Dirgantara Indonesia (Persero) sebanyak 172 orang.
Jumlah populasi dari setiap divisi dapat dilihat di tabel di bawah ini:
Tabel 3.2
Keterangan Populasi Penelitian
Divisi Jumlah
Pengembangan SDM 130
Akuntansi 21
Pengadaan Umum dan Jasa Fasilitas 21
Total 172
3.3.2 Sampel dan Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2014:116), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Besarnya sampel dapat ditentukan secara statistik maupun melalui estimasi
penelitian. Dalam penelitian ini sampel yang akan diteliti dan dipilih terdapat
beberapa karakteristik yang ada pada populasi sehingga tercermin pada sampel
yang dipilih.
Menurut Sugiyono (2014 : 81) pengertian dari teknik sampling adalah
sebagai berikut:
“Teknik sampling adalah merupakan teknik pengembilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat
berbagai teknik sampling yang digunakan.”
Dalam menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, penulis
menggunakan teknik yang didasarkan pada teknik probability sampling. Adapun
pengertian probability sampling menurut Sugiyono (2014:118) adalah sebagai
berikut:
87
“Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel.”
Sedangkan cara pengambilan sampel yang digunakan adalah simple
random sampling. Adapun pengertian simple random sampling menurut Sugiyono
(2014:118) adalah sebagai berikut:
“Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.”
Dengan berpedoman pada pendapat dari Suharsimi Arikunto (2010:112)
cara pengambilan sampel penelitian adalah sebagai berikut:
“Apabila subjek kurang dari 100 orang maka dapat digunakan sampel
50%, lebih baik sehingga diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar
dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% tergantung setidak-tidaknya
dari:
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.”
Berdasarkan ukuran sampel minimum di atas, maka peneliti akan
menggunakan 25% dari total populasi yang akan dijadikan sampel. Jumlah
populasi 172 x 25% = 43 sampel. Dari perhitungan tersebut, jumlah sampel pada
setiap divisi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Sampel Penelitian
Divisi Jumlah
Pengembangan SDM 33 sampel
Akuntansi 5 sampel
Pengadaan Umum dan Jasa Fasilitas 5 sampel
Total 43 Sampel
88
3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara
empirik kepada pelaku langsung atau yang terlibat langsung dengan
menggunakan teknik pengumpulan data tertentu.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain atau hasil penelitian
pihak lain.
Sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini merupakan
sumber data primer. Menurut Sugiyono (2014 : 402), pengertian data primer
adalah :
“Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”
Dari uraian di atas, data primer merupakan data yang didapat dari sumber
pertama, baik individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil
pengisian kuisioner.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendukung keperluan penganalisisan dan penelitian ini, penulis
memerlukan sejumlah data, baik dari dalam maupun luar organisasi. Untuk
memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini, penulis melalukan
pengumpulan data dengan teknik sebagai berikut:
89
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Penulis berusaha untuk memperoleh berbagai data dan informasi untuk
dijadikan sebagai landasan teori dan acuan dalam mengolah data, dengan
cara membaca, mempelajari, menelaah dan mengkaji literatur-literatur
berupa buku, jurnal, makalah, dan penelitian-penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti.
2. Riset Internet (Online Research)
Penulis berusaha untuk memperoleh berbagai data dan informasi tambahan
dari situs-situs yang berhubungan dengan berbagai informasi yang
dibutuhkan penelitian.
3. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data primer. Untuk
mendapatkan data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, penulis
menggunakan teknik mengumpulkan data melalui metode kuesioner. Yaitu
teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan daftar pertanyaan
atau pertanyaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti.
3.5 Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis
3.5.1 Analisis Data
Menurut Sugiyono (2014:206) menyatakan bahwa:
“Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis reponden, menyajikan data tiap variabel
yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan.”
90
Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara sampling, dimana yang
diselidiki adalah sampel yang merupakan sebuah himpunan dari pengukuran
yang dipilih dari populasi yang menjadi perhatian dalam penelitian.
2. Setelah metode pengumpulan data ditentukan, kemudian ditentukan alat
untuk memperoleh data dari elemen-elemen yang akan diselidiki. Alat yang
dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan atau kuesioner untuk
menentukan nilai dari kuesioner tersebut, penulis menggunakan skala likert.
3. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam pengukuran
akan menghasilkan data kuantitatif. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan skala likert.
Menurut Sugiyono (2014:132), mendefinisikan skala likert adalah
sebagai berikut:
“Skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial.”
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai
titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan.
Menurut Sugiyono (2014:133),
“Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert
91
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang
dapat berupa kata-kata kemudian diberi skor”.
Daftar kuesioner kemudian disebarkan ke bagian-bagian yang
telah ditetapkan. Setiap item dari kuesioner tersebut merupakan
pertanyaan positif yang memiliki 5 (lima) jawaban dengan skor 1-5.
4. Apabila data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data, disajikan dan
dianalisis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan uji statistik. Untuk
menilai variabel X dan Y, maka analisis yang digunakan berdasarkan rata-rata
(mean) dari masing-masing variabel. Nilai rata-rata (mean) didapat dengan
menjumlahkan data keseluruhan setiap variabel, kemudian dibagi dengan
jumlah responden.
Rumus rata-rata (mean) adalah sebagai berikut:
Untuk variabel X
Untuk variabel Y
Keterangan :
Me= rata-rata (mean)
∑ = sigma (jumlah)
Xi = nilai X ke-i sampai ke-n
Y = nilai Y ke-i sampai ke-n
n = Jumlah responden
Setelah didapat rata-rata (mean) dari masing-masing variabel, kemudian
dibandingkan dengan kriteria yang penulis tentukan berdasarkan nilai yang
terendah 1 (satu) dan nilai tertinggi 5 (lima) dari hasil kuesioner.
92
3.5.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.5.2.1 Uji Validitas Instrumen
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang
digunakan mengukur apa yang perlu diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya
tinggi akan mempunyai tingkat kesalahan kecil, sehingga data yang terkumpul
merupakan data yang memadai. Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.
Menurut Sugiyono (2014 : 178) menyatakan validitas dari suatu instrumen
adalah:
“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.”
Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji item kuisioner yang
valid dan tidak valid. Menurut Sugiyono (2014 : 178), syarat minimum suatu item
dianggap valid adalah:
a. Jika nilai r ≥ 0,30 maka item-item pertanyaan dari kuisioner adalah valid.
b. Jika nilai r > 0,30 maka item-item pertanyaan dari kuisioner dianggap tidak
valid.
Semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka alat tersebut semakin tepat
sasaran, atau menunjukkan relevansi dari apa yang seharusnya diukur. Suatu tes
dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila hasil tes tersebut menjalankan
fungsi pengukurannya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan
tujuan diadakannya tes atau penelitian tersebut.
93
Untuk menghitung korelasi pada uji validitas menggunakan korelasi
Pearson Product Momentyang dirumuskan sebagai berikut:
Sumber : Sugiyono (2014:248)
Keterangan :
= Koefisien korelasi pearson
∑xy = Jumlah perkalian variabel X dan Y
∑x = Jumlah nilai variabel X
∑y = Jumlah nilai variabel Y
∑x2 = Jumlah pangkat dua nilai variabel X
∑y2 = Jumlah pangkat dua nilai variabel Y
N = Banyaknya sampel
3.5.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil
pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama.
Reliabilitas menunjukan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat ukur untuk menunjukkan ketepatan, kemantapan suatu alat
ukur yang baik, dalam hal ini kuisioner haruslah berisi pertanyaan-pertanyaan
yang jelas sehingga hasilnya memang benar-benar sesuai dengan kenyataan.
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal.
Menurut Sugiyono (2014 : 178), secara eksternal pengujian dapat dilakukan
dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal,
reliabilitas dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada
instrumen dengan teknik tertentu.
94
Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan,
penulis koefisien cronbach alpha (α). Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai
cronbach alpha lebih besar dari batasan yang ditentukan yakni 0,6 atau nilai
korelasi hasil perhitungan lebih besar daripada nilai dalam tabel dan dapat
digunakan untuk penelitian, yang dirumuskan:
Keterangan :
A = Koefisien reliabilitas
k = Jumlah item reabilitas
r = Rata-rata korelasi
1 = Bilangan Konstanta
3.6 Rancangan Analisis
3.6.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi syarat analisis regresi linier,
yaitu penaksir tiada bias dan terbaik atau sering disingkat BLUE (best linier
unbias estimate). Ada beberapa asumsi yang harus terpenuhi agar kesimpulan dari
hasil pengujian tidak bias, diantaranya adalah uji normalitas data, uji
heteroskedatisitas, dan uji multikolinieritas.
3.6.1.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi variabel terikat
untuk setiap nilai variabel bebas tertentu berdistribusi normal atau tidak. Dalam
A=
95
model regresi linier, asumsi ini ditunjukkan oleh nilai error ( ) yang berdistribusi
normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi
normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara
statistik. Pengujian normalitas data menggunakan Test of Normality Kolmogorov-
Smirnov dalam program SPSS. Menurut Singgih Santoso (2012:393) dasar
pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic
Significance), yaitu:
- Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah normal.
- Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah tidak
normal.
3.6.1.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada sebuah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika terbukti ada
multikolinieritas, sebaiknya salah satu dari variabel independen yang ada
dikeluarkan dari model, lalu pembuatan model regresi diulang kembali (Singgih
Santoso, 2012:234). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat
pada besaran Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Pedoman suatu
model regresi yang bebas multikolinieritas adalah mempunyai angka tolerance
mendekati 1. Batas VIF adalah 10, jika nilai VIF di bawah 10, maka tidak terjadi
gejala multikolinieritas (Gujarati, 2012:432). Menurut Singgih Santoso
96
(2012:236) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Situasi heteroskedastis akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien
regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau
melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi
tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan
dari model regresi. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji
rank-Spearman yaitu dengan mengkorelasikan variabel independen terhadap nilai
absolut dari residual hasil regresi. Jika nilai koefisien korelasi antara variabel
independen dengan nilai absolut dari residual signifikan, maka kesimpulannya
terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).
3.6.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua
atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y).
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan
posititif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila
nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang
digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Persamaan regresinya dinyatakan
sebagai berikut:
97
Keterangan:
Y = e-procurement
b0 = Bilangan konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien regresi
X1 = Tekanan eksternal
X2 = Ketidakpastian Lingkungan
X3 =Kompetensi sumber daya manusia
3.6.3 Analisis Korelasi Parsial
Untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen, maka dihitung koefisien korelasinya. Jenis
korelasi yang bisa digunakan pada hubungan variabel linier adalah korelasi
Pearson Product Moment (r) sebagai berikut:
Keterangan:
= Koefisien korelasi
= Variabel independen
= Variabel dependen
Kolerasi PPM (Pearson Product Moment) dilambangkan (r) dengan
ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ + 1). Apabila nilai r = -1 artinya
kolerasi negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada kolerasi; dan r = 1 berarti
kolerasi sangat kuat. Arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi
nilai r sebagai berikut :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3
=
98
Tabel 3.4
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0, 399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2014:250)
3.6.4 Analisis Korelasi Berganda
Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui besarnya atau
kekuatan hubungan antara seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara
bersamaan. Menurut Sugiyono (2014:256) koefisien korelasi tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
= Korelasi antara variabel X1 dan X2 secara bersamaan dengan variabel Y
= Korelasi product moment antara X1 dengan Y
= Korelasi product moment antara X2 dengan Y
= Korelasi product moment antara X1 dengan X2
3.7 Rancangan Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara
parsial (uji t) dan penyajian secara simultan (uji F). Hipotesis yang akan diuji dan
99
dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan dengan variabel-variabel bebas yaitu
keahlian pemakai komputer, lingkungan kerja, kualitas sistem informasi akuntansi
serta variabel terikat kinerja karyawan.
Menurut Sugiyono (2014 : 64), hipotesis adalah sebagai berikut:
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun
dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban
yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.”
Adapun rancangan pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai
berikut :
1 : ρ1 = 0 tekanan eksternal tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap penerapan e-procurement.
1 : ρ1 ≠ 0 tekanan eksternal memiliki pengaruh signifikan terhadap
penerapan e-procurement.
: ρ2= 0 ketidakpastian lingkungan tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap penerapan e-procurement.
2 : ρ2 ≠ 0 Ketidakpastian lingkungan memiliki pengaruh signifikan
terhadap penerapan e-procurement.
: ρ3 = 0 kompetensi sumber daya manusia tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap penerapan e-procurement.
3 : ρ3≠ 0 Kompetensi sumber daya manusia memiliki pengaruh
signifikan terhadap penerapan e-procurement.
: ρ4 = 0 Tekanan eksternal, ketidakpastian lingkungan dan
kompetensi sumber daya manusia tidak memiliki pengaruh
100
signifikan secara bersama-sama terhadap penerapan e-
procurement.
4 : ρ4 ≠ 0 Tekanan eksternal, ketidakpastian lingkungan dan
kompetensi sumber daya manusia memiliki pengaruh
signifikan secara bersama-sama terhadap kinerja
kapenerapan e-procurement.
3.7.1 Uji Signifikan (Uji t)
Pengujian yang dilakukan adalah uji parameter (uji korelasi) dengan
menggunakan uji t-statistik. Hal ini membuktikan apakah terdapat pengaruh
antara masing-masing variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).
Menurut Sugiyono (2014:250) menggunakan rumus:
Keterangan:
t = Nilai uji t
r = Koefisien korelasi pearson
r2 = Koefisien determinasi
n = Jumlah sampel
Kemudian menggunakan model keputusan dengan menggunakan statistik
uji t, dengan melihat asumsi sebagai berikut:
- Tingkat kesalahan α = 0,05
- Derajat kebebasan = n– 2
- Dilihat dari hasil ttabel
101
Dari hasil hipotesis thitung dibandingkan dengan dengan ketentuan
sebagai berikut:
- Jika thitung > ttabel pada α = 5 % maka H0 ditolak dan Ha diterima
(berpengaruh).
- Jika thitung < ttabel pada α = 5 % maka H0 diterima dan Ha ditolak (tidak
berpengaruh).
3.7.2 Uji-F (Uji Simultan)
Uji F digunakan untuk melihat apakah variabel independen secara
bersama-sama (serentak) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen,
bentuk pengujiannya adalah:
Tekanan eksternal, ketidakpastian lingkungan dan kompetensi
sumber daya manusia tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
penerapan e-procurement.
Tekanan eksternal, ketidakpastian lingkungan dan kompetensi
sumber daya manusia memiliki pengaruh signifikan terhadap
penerapan e-procurement.
Hipotesis kemudian diuji untuk mengetahui diterima atau ditolak
hipotesisnya. Pengujian hipotesis ditunjukan untuk menguji ada tidaknya
pengaruh dari variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel dependen.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji F atau yang biasa disebut dengan
Analysis of varian (ANOVA).
Pengujian ANOVA atau Uji F bisa dilakukan denga dua cara yaitu dengan
102
melihat tingkat signifikan atau dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel.
Pengujian dengan tingkat signifikan pada tabel ANOVA < α = 0,05 maka H0
ditolak (berpengaruh), sementara sebaliknya apabila tingkat signifikan pada tabel
ANOVA > α = 0,05 maka H0 diterima (tidak berpengaruh).
Pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus signifikan korelasi ganda
dikemukakan oleh Sugiyono (2014:257) dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
Fh = Nilai uji F
R2 = Koefisien korelasi berganda
= Jumlah variabel independen
= Jumlah anggota sampel
Pengujian dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan ketentuan
yaitu:
Kriteria Uji:
- Jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% maka H0 ditolak dan Ha diterima
(bepengaruh)
- Jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% maka H0 diterima dan Ha ditolak (tidak
bepengaruh).
3.7.3 Koefisien Determinasi
Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien
determinasi ini berfungsi untuk mengetahui persentase besarnya pengaruh
103
Kd = Zero Order x β x 100%
variabel X terhadap variabel Y. Menurut Gujarati (2012:172) untuk melihat besar
pengaruh dari setiap variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial,
dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus berikut:
Keterangan:
Kd = Koefisien determinasi
Zero Order = Koefisien korelasi
β = Koefisien βeta
Adapun rumus koefisien determinasi secara simultan yaitu:
Kd = r2 x 100%
Keterangan:
Kd = Koefisien determinasi
r2 = Koefisien korelasi