bab iii metode penelitianrepository.upi.edu/32246/6/t_psn_1503126_chapter3.pdfmengeksplorasi dan...

19
58 Yuli Astuti, 2017 MOD EL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) SENI RAPA’I GELENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode Design based research yang akan dipaparkan kedalam enam bagian, dan terdiri dari beberapa komponen. Pertama memamaparkan desain penelitian; kedua memaparkan partisipan dan tempat penelitian; ketiga memaparkan subjek penelitian; keempat memaparkan instrumen penelitian; kelima memaparkan metode dan prosedur penelitian; keenam, memaparkan teknik pengumpulan dan analisis data. III.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Creswell (2009 : hlm. 4) Qualitative research is a means for exploring and understanding the meaning individuals or groups ascribe to a social or human problem”. Artinya penelitian kualitatif adalah sarana untuk mengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang dianggap sebagai masalah sosial atau manusia. Menurut Sumadinata (2016, hlm. 94) penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Partisipan adalah orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, dan persepsinya. Selanjutnya sukmadinata (2016, hlm. 95) penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan multi strategi, strategi-strategi yang bersifat interaktif, seperti observasi langsung, observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumen-dokumen, teknik-teknik pelengkap seperti foto, rekaman, dll. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Design Based Research. Menurut Plomp (2007, hlm. 13) Design Based research adalah suatu kajian sistematis tentang merancang, mengembangkan dan mengevaluasi intervensi pendidikan seperti program, strategi dan bahan pembelajaran, produk dan sistem sebagai solusi untuk memecahkan masalah yang kompleks dalam praktik pendidikan, yang bertujuan untuk memajukan pengetahuan kita tentang karakteristik dari intervensi-intervensi tersebut serta proses perancangan dan pengembangannya.

Upload: others

Post on 26-Dec-2020

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/32246/6/T_PSN_1503126_Chapter3.pdfmengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang dianggap sebagai masalah sosial atau manusia

58 Yuli Astuti, 2017 MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) SENI RAPA’I GELENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode Design based research yang akan

dipaparkan kedalam enam bagian, dan terdiri dari beberapa komponen. Pertama

memamaparkan desain penelitian; kedua memaparkan partisipan dan tempat

penelitian; ketiga memaparkan subjek penelitian; keempat memaparkan instrumen

penelitian; kelima memaparkan metode dan prosedur penelitian; keenam,

memaparkan teknik pengumpulan dan analisis data.

III.1 Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Menurut Creswell (2009 : hlm. 4) “Qualitative research is a means for

exploring and understanding the meaning individuals or groups ascribe to a

social or human problem”. Artinya penelitian kualitatif adalah sarana untuk

mengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang dianggap

sebagai masalah sosial atau manusia. Menurut Sumadinata (2016, hlm. 94)

penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari

sudut atau perspektif partisipan. Partisipan adalah orang yang diajak

berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, dan

persepsinya. Selanjutnya sukmadinata (2016, hlm. 95) penelitian kualitatif

mengkaji perspektif partisipan dengan multi strategi, strategi-strategi yang bersifat

interaktif, seperti observasi langsung, observasi partisipatif, wawancara

mendalam, dokumen-dokumen, teknik-teknik pelengkap seperti foto, rekaman,

dll.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Design Based

Research. Menurut Plomp (2007, hlm. 13) Design Based research adalah suatu

kajian sistematis tentang merancang, mengembangkan dan mengevaluasi

intervensi pendidikan seperti program, strategi dan bahan pembelajaran, produk

dan sistem sebagai solusi untuk memecahkan masalah yang kompleks dalam

praktik pendidikan, yang bertujuan untuk memajukan pengetahuan kita tentang

karakteristik dari intervensi-intervensi tersebut serta proses perancangan dan

pengembangannya.

Page 2: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/32246/6/T_PSN_1503126_Chapter3.pdfmengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang dianggap sebagai masalah sosial atau manusia

59

Yuli Astuti, 2017 MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) SENI RAPA’I GELENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari ungkapan Plomp di atas, dapat dipahami bahwa Design Based research

(DBR) bertujuan untuk merancang dan mengembangkan komponen pembelajaran,

baik itu strategi pembelajaran, bahan pembelajaran maupun produk dan sistem.

Komponen-komponen tersebut dirancang lalu dikembangkan agar masalah yang

dihadapi di dunia pendidikan dapat dipecahkan, sehingga dunia pendidikan lebih

maju. Hasil akhir dari metode Design Based research (DBR) adalah

menghasilkan pengembangan model pembelajaran VCT seni Rapa’i Geleng.

Benny A. Pribadi (2009, hlm. 86) mengungkapkan “Model desain sistem

pembelajaran biasanya menggambarkan langkah-langkah atau prosedur yang

perlu ditempuh untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif, efisien

dan menarik”. Maka hasil dari penelitian ini merupakan langkah-langkah atau

prosedur pembelajaran yang dirancang agar proses pembelajaran menjadi

menarik dan efektif. Para pakar study DBR dalam (Vanderhoven,dkk, 2015, hlm.

462) menyatakan bahwa hasil dari Design Based research tidak hanya

meningkatkan pengetahuan teoritikal, melainkan juga menambahkan kontribusi di

bidang sosial, edukasi, dan penelitian edukasi.

III.2 Partisipan dan Tempat Penelitian

1. Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah teman sebaya yang berperan sebagai

pengamat atau observer saat dilaksanakan proses penelitian model pembelajaran

VCT seni Rapa’i Geleng. Selain itu siswa yang terlibat dalam penelitian ini

dipilih hanya satu kelas yakni kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum, kesenian

tradisional diajarkan pada kelas X. Pendokumentasian video, foto, media, serta

alat dan bahan akan melibatkan teman sebaya untuk berlangsungnya penelitian

ini.

2. Tempat Penelitian

Penelitian model pembelajaran VCT seni Rapa’i dilakukan di Madrasah

Aliyah Negeri (MAN) Model Banda Aceh, terletak di jalan Pocut Baren, Banda

Aceh. Alasan memilih fokus penelitian di MAN Model Banda Aceh karena di

sekolah tersebut terdapat materi seni Rapa’i Geleng yang diajarkan dalam

Page 3: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/32246/6/T_PSN_1503126_Chapter3.pdfmengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang dianggap sebagai masalah sosial atau manusia

60

Yuli Astuti, 2017 MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) SENI RAPA’I GELENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran seni budaya dan kegiatan ekstrakurikuler. Hasil wawancara dengan

guru seni budaya Nessa (2017, Maret 02) via komunikasi telepon mengatakan

penelitian yang akan dilaksanakan sejalan dengan materi yang akan diajarkan oleh

guru yang bersangkutan yakni materi seni Rapa’i Geleng.

III.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa MAN Model Banda

Aceh. Siswa yang berperan sebagai program penelitian ini yaitu siswa kelas X.

Adapun kelas yang ditunjukkan pihak sekolah adalah kelas X.IA4, karena

program penelitian yang akan dilaksanakan sejalan dengan materi yang sedang

berlangsung, yakni materi seni tradisional Rapa’i Geleng.

III.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat ukur seperti tes, pedoman wawancara

dan pedoman observasi yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam

suatu penelitian (Creswell, 2015, hlm. 132). Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi observasi, kuisioner, dan wawancara. Sebelum menyusun

lembar observasi terlebih dahulu peneliti mengelompokkan variabel dan indikator

model pembelajaran kesenian Rapa’i Geleng pada tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1 Variabel dan Indikator Model Pembelajaran VCT seni Rapa’i Geleng

LANGAKAH

PEMBELAJARAN

INDIKATOR

Mengamati video pertunjukan

seni Rapa’i Geleng,

menganalisis syair setiap babak,

dan menganalisis pola iringan.

Pembelajaran dilakukan secara

individu dan kelompok dengan

memperhatikan raut wajah

siswa sebagai perilaku awal.

- Siswa menemukan unsur kesenian Rapa’i

Geleng yang meliputi alat musik, gerak, syair,

pola iringan, pola lantai, tata busana, dan

babak kesenian Rapa’i Geleng

- Siswa mengungkapkan unsur kesenian Rapa’i

Geleng yang meliputi alat musik, gerak, syair,

pola iringan, pola lantai, tata busana, dan

babak kesenian Rapa’i Geleng

- Siswa menemukan nilai religius Islam pada

babak seulaweut dan saleum, kisah, dan lanie.

- Siswa mengungkapkan nilai religius Islam

pada setiap babak secara samar-samar atau

mendekati.

Page 4: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/32246/6/T_PSN_1503126_Chapter3.pdfmengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang dianggap sebagai masalah sosial atau manusia

61

Yuli Astuti, 2017 MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) SENI RAPA’I GELENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Siswa menemukan nilai sosial dalam pola

iringan kesenian Rapa’i Geleng

- Siswa mengungkapkan nilai sosial pola

iringan kesenian Rapa’i Geleng secara samar-

samar atau mendekati

Mengidentifikasi komentar

siswa berdasarkan hasil

pengamatan video pertunjukan

seni Rapa’i Geleng,

menganalisis syair setiap babak,

dan mengananalisis pola iringan

Rapa’i Geleng

Siswa mampu menuliskan nilai religius Islam

dan nilai sosial yang ditemukannya secara

bebas.

Mengklarifikasi nilai. Peneliti

memberikan tanggapan atas

pendapat siswa sambil

memberikan analogi untuk

mengarahkan pada materi

pembelajaran

Siswa mampu menyimpulkan tanggapan dan

analogi guru tentang nilai religius Islam dan

nilai Sosial seni rapa’i Geleng.

Menyimpulkan nilai yang

ditemukan siswa secara

bersama-sama

Siswa mampu menyebutkan nilai religius Islam

dan nilai Sosial kesenian Rapa’i Geleng

Tindak lanjut kegiatan belajar

mengajar

- Siswa mampu menyanyikan syair sesuai

melodi

- Siswa mampu memainkan pola iringan seni

Rapa’i Geleng sesuai notasi

Sisswa mampu memainkan pola iringan seni

Rapa’i Geleng sesuai notasi secara

berkelompok

Siswa mampu menampilkan dan memainkan

seni Rapa’i Geleng sesuai notasi secara

berkelompok di depan kelas.

1. Observasi

Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan dengan cara

menyusun pedoman observasi seperti observasi awal, pedoman observasi

penilaian kognitif, pedoman observasi penilaian afektif, dan pedoman observasi

penilaian psikomotor baik secara individu maupun kelompok. Berikut merupakan

kisi-kisi pedoman observasi yang disusun pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2

Pedoman penilaian kognitif pada materi mengapresiasi kesenian Rapa’i Geleng

MATERI RANAH INDIKATOR

PENILAIAN HASIL

OBSERVASI

A B C D

Mengapresiasi

kesenian

Rapa’i

Kognitif

Menyebutkan unsur kesenian Rapa’i

Geleng (alat musik, gerak, pola

lantai, dan busana)

Page 5: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/32246/6/T_PSN_1503126_Chapter3.pdfmengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang dianggap sebagai masalah sosial atau manusia

62

Yuli Astuti, 2017 MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) SENI RAPA’I GELENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Geleng

Mampu memberi tanggapan terhadap

video pertunjukan seni Rapa’i

Geleng

Mampu menjelaskan hasil analisis

gambar

Tabel 3.3

Rubrik penilaian kognitif pada materi mengapresiasi kesenian Rapa’i Geleng

Indikator Rubrik

A B C D

Menyebutkan unsur

kesenian Rapa’i

Geleng (alat musik,

gerak, pola lantai, dan

busana)

Mampu

menyebutkan semua

unsur kesenian

Rapa’i Geleng

Mampu

menyebutkan tiga

unsur kesenian

Rapa’i Geleng

Mampu

menyebutkan dua

atau satu unsur

kesenian Rapa’i

Geleng

Tidak mampu

menyebutkan

unsur kesenian

Rapa’i Geleng

Mampu memberi

tanggapan terhadap

unsur dalam video

pertunjukan seni

Rapa’i Geleng (alat

musik, gerak, pola

lantai, dan busana)

Mampu memberi

tanggapan terhadap

semua unsur

kesenian Rapa’i

Geleng dalam video

pertunjukan seni

Rapa’i Geleng

Mampu memberi

tanggapan

terhadap tiga unsur

kesenian Rapa’i

Geleng dalam

video pertunjukan

seni Rapa’i Geleng

Mampu memberi

tanggapan

terhadap dua atau

satu unsur

kesenian Rapa’i

Geleng dalam

video pertunjukan

seni Rapa’i

Geleng

Tidak Mampu

memberi

tanggapan

terhadap unsur

kesenian Rapa’i

Geleng video

pertunjukan seni

Rapa’i Geleng

Mampu menjelaskan

makna simbolik dari

gerakan, pola lantai,

dan tata busana dari

hasil analisis gambar

Mampu menjelaskan

semua makna

simbolik dari hasil

analisis gambar

Mampu

menjelaskan dua

makna simbolik

hasil analisis

gambar

Mampu

menjelaskan satu

makna simbolik

hasil analisis

gambar

Tidak mampu

menjelaskan

makna simbolik

dari hasil analisis

gambar

Tabel 3.4

Pedoman penilaian afektif pada materi mengapresiasi kesenian Rapa’i Geleng

MATERI RANAH INDIKATOR

PENILAIAN HASIL

OBSERVASI

1 2 3 4

Mengapresiasi

kesenian

Rapa’i

Geleng

Afektif

Mengucapkan salam ketika hendak

menyampaikan pendapat

Tidak mengeluh ketika

mendapatkan tugas

Menyelesaikan tugas dengan baik

dan sesuai dengan arahan guru

Menunjukkan keseriusan dalam

mengikuti pelajaran

Kerjasama dalam diskusi kelompok

Page 6: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/32246/6/T_PSN_1503126_Chapter3.pdfmengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang dianggap sebagai masalah sosial atau manusia

63

Yuli Astuti, 2017 MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) SENI RAPA’I GELENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Saling menghargai pendapat

Menunjukkan rasa percaya diri

Tabel 3.5

Rubrik penilaian afektif

Nilai

Religius

Islam

Indikator

Rubrik

4 3 2 1

Sopan

santun

Mengucapkan

salam ketika

hendak

menyampaikan

pendapat

Selalu

mengucapkan

salam ketika

hendak

menyampaikan

pendapat

Sering

mengucapkan

salam ketika

hendak

menyampaikan

pendapat

Kadang-kadang

mengucapkan

salam ketika

hendak

menyampaikan

pendapat

Tidak pernah

mengucapkan

salam ketika

hendak

menyampaikan

pendapat

Sabar Tidak mengeluh

ketika

mendapatkan

tugas

Tidak pernah

mengeluh ketika

mendapatkan tugas

Sering tidak

mengeluh ketika

mendapatkan

tugas

Kadang-kadang

mengeluh ketika

mendapatkan

tugas

Selalu mengeluh

ketika

mendapatkan

tugas

Amanah Menyelesaikan

tugas dengan baik

dan sesuai dengan

arahan guru

Selalu

menyelesaikan

tugas dengan baik

dan sesuai dengan

arahan guru

Sering

menyelesaikan

tugas dengan

baik dan sesuai

dengan arahan

guru

Kadang-kadang

menyelesaikan

tugas dengan baik

dan sesuai dengan

arahan guru

Tidak pernah

menyelesaikan

tugas dengan baik

dan sesuai dengan

arahan guru

Menuntut

Ilmu

Menunjukkan

keseriusan dalam

mengikuti

pelajaran

Selalu

menunjukkan

keseriusan dalam

mengikuti

pelajaran

Sering

menunjukkan

keseriusan dalam

mengikuti

pelajaran

Kadang-kadang

menunjukkan

keseriusan dalam

mengikuti

pelajaran

Tidak pernah

menunjukkan

keseriusan dalam

mengikuti

pelajaran

Kerjasama dalam

diskusi kelompok

Selalu

menunjukkan

kerjasama dalam

diskusi kelompok

Sering

menunjukkan

kerjasama dalam

diskusi

Kadang-kadang

menunjukkan

kerjasama dalam

diskusi kelompok

Tidak pernah

enunjukkan

kerjasama dalam

diskusi kelompok

Menunjukkan rasa

percaya diri

Selalu

menunjukkan rasa

percaya diri

Sering

menunjukkan

rasa percaya diri

Kadang-kadang

menunjukkan rasa

percaya diri

Tidak pernah

menunjukkan rasa

percaya diri.

Sesuai Permendikbud No 81 A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah:

Sangat Baik (A) : apabila memperoleh skor: 3,33 < skor ≤ 4,00 Baik (B) : apabila memperoleh skor: 2,33 < skor ≤ 3,33

Cukup (C) : apabila memperoleh skor: 1,33 < skor ≤ 2,33 Kurang (D) : apabila memperoleh skor: ≤ 1,33

Tabel 3.6

Pedoman penilaian kognitif pada materi menganalisis syair kesenian Rapa’i Geleng

MATERI RANAH INDIKATOR PENILAIAN HASIL

OBSERVASI

Page 7: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/32246/6/T_PSN_1503126_Chapter3.pdfmengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang dianggap sebagai masalah sosial atau manusia

64

Yuli Astuti, 2017 MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) SENI RAPA’I GELENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A B C D

Mengapresiasi

kesenian

Rapa’i

Geleng

Kognitif

Mampu menemukan babak

seulaweut, saleum, kisah, dan lanie

Mampu menganalisis syair pada

setiap babak kesenian Rapa’i Geleng

Menemukan nilai religius Islam

dalam setiap babak syair kesenian

Rapa’I Geleng

Tabel 3.7

Rubrik penilaian kognitif pada materi menganalisis syair kesenian Rapa’i Geleng

Indikator Rubrik

A B C D

Mampu menemukan

babak kesenian Rapa’i

Geleng (seulaweut,

saleum, kisah, dan

lanie) pada syair .

Mampu menemukan

semua babak

kesenian Rapai’i

Geleng.

Mampu

menemukan tiga

babak kesenian

Rapai’i Geleng.

Mampu

menemukan dua

atau satu babak

kesenian Rapai’i

Geleng.

Tidak mampu

menemukan

babak kesenian

Rapai’i Geleng.

Mampu menganalisis

syair pada setiap babak

Geleng (seulaweut,

saleum, kisah, dan

lanie) kesenian Rapa’i

Geleng

Mampu

menganalisis syair

pada keempat babak

kesenian Rapa’i

Geleng

Mampu

menganalisis

syair pada tiga

babak kesenian

Rapa’i Geleng

Mampu

menganalisis syair

pada dua atau satu

satu babak

kesenian Rapa’i

Geleng

Tidak mampu

menganalisis syair

pada setiap babak

kesenian Rapa’i

Geleng

Menemukan nilai

religius Islam pada

setiap babak

(seulaweut, saleum,

kisah, dan lanie) dalam

syair kesenian Rapa’I

Geleng

Mampu menemukan

nilai religius Islam

pada semua babak

dalam syair kesenian

Rapa’I Geleng

Mampu

menemukan nilai

religius Islam

pada dua babak

dalam syair

kesenian Rapa’I

Geleng

Mampu

menemukan nilai

religius Islam

pada satu babak

dalam syair

kesenian Rapa’I

Geleng

Tidak mampu

menemukan nilai

religius Islam

pada babak dalam

syair kesenian

Rapa’I Geleng

Tabel 3.8

Pedoman penilaian afektif pada materi menganalisis syair kesenian Rapa’i Geleng

MATERI RANAH INDIKATOR

PENILAIAN HASIL

OBSERVASI

Menganalisis

syair kesenian

Rapa’i

Geleng

Afektif

Mengucapkan salam ketika hendak

menyampaikan pendapat

Tidak mengeluh ketika

mendapatkan tugas

Menyelesaikan tugas dengan baik

dan sesuai dengan arahan guru

Menunjukkan keseriusan dalam

mengikuti pelajaran

Kerjasama dalam diskusi kelompok

Page 8: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/32246/6/T_PSN_1503126_Chapter3.pdfmengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang dianggap sebagai masalah sosial atau manusia

65

Yuli Astuti, 2017 MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) SENI RAPA’I GELENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Saling menghargai pendapat

Menunjukkan rasa percaya diri

Keterangan:

Rubrik menggunakan tabel 3.5

Tabel 3.9

Pedoman penilaian kognitif pada materi menganalisis pola iringan kesenian Rapa’i Geleng

MATERI RANAH INDIKATOR

PENILAIAN HASIL

OBSERVASI

1 2 3 4

Menganalisis

pola iringan

kesenian

Rapa’I

Geleng

Kognitif

Mampu menganalisis pola iringan

kesenian Rapa’i Geleng

Menemukan nilai sosia dalam pola

iringan kesenian Rapa’I Geleng

Mampu menjelaskan hasil analisis

pola iringan

Tabel 3.10

Rubrik penilaian kognitif pada materi menganalisis pola iringan kesenian Rapa’i Geleng

Indikator Rubrik

A B C D

Mampu menganalisis

pola iringan lambat,

sedang dan cepat

kesenian Rapa’i

Geleng

Mampu

menganalisis tiga

pola iringan

kesenian Rapa’i

Geleng

Mampu

menganalisis

dua pola iringan

kesenian Rapa’i

Geleng

Mampu

menganalisis satu

pola iringan

kesenian Rapa’i

Geleng

Tidak mampu

menganalisis pola

iringan kesenian

Rapa’i Geleng

Menemukan nilai

social (kekompakan,

kebersamaan,

kerjasama, dan tolong

menolong) dalam pola

iringan kesenian

Rapa’I Geleng

Mampu menemukan

empat nilai sosial

dalam pola iringan

kesenian Rapa’I

Geleng

Mampu

menemukan tiga

nilai sosial dalam

pola iringan

kesenian Rapa’I

Geleng

Mampu

menemukan dua

atau satu nilai

sosia dalam pola

iringan kesenian

Rapa’I Geleng

Tidak mampu

menemukan nilai

sosia dalam pola

iringan kesenian

Rapa’I Geleng

Mampu menjelaskan

hasil analisis pola

(tempo dan nilai sosial)

iringan

Mampu menjelaskan

semua hasil analisis

pola iringan

Mampu

menjelaskan dua

hasil analisis

pola iringan

Mampu

menjelaskan satu

hasil analisis pola

iringan

Tidak mampu

menjelaskan hasil

analisis pola

iringan

Tabel 3.11

Pedoman penilaian kognitif pada materi menganalisis pola iringan kesenian Rapa’i Geleng

MATERI RANAH INDIKATOR

PENILAIAN HASIL

OBSERVASI

A B C D

Page 9: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/32246/6/T_PSN_1503126_Chapter3.pdfmengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang dianggap sebagai masalah sosial atau manusia

66

Yuli Astuti, 2017 MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) SENI RAPA’I GELENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menganalisis

pola iringan

kesenian

Rapa’I

Geleng

Afektif

Mengucapkan salam ketika hendak

menyampaikan pendapat

Tidak mengeluh ketika

mendapatkan tugas

Menyelesaikan tugas dengan baik

dan sesuai dengan arahan guru

Menunjukkan keseriusan dalam

mengikuti pelajaran

Kerjasama dalam diskusi kelompok

Saling menghargai pendapat

Menunjukkan rasa percaya diri

Keterangan:

Rubrik menggunakan tabel 3.5

Tabel 3.12 Pedoman Penilaian Psikomotor per-individu

No. Aspek yang diamati Baik Cukup Kurang

1. Siswa mampu memainkan pola

iringan Rapa’i Geleng sesuai

notasi

2. Siswa mampu menyanyikan syair

Rapa’i Geleng sesuai melodi

3. Siswa memainkan Rapa’i Geleng

sesuai tempo (lambat, sedang, dan

cepat)

Tabel 3.13 Pedoman penilaian psikomotor per-kelompok

Aspek yang diamati Baik Cukup Kurang

Antusiasme setiap individu dalam berlatih

pola ritme Rapai Geleng

Kekompakan dan kerjasama dalam

berlatih pola ritme Rapai Geleng sesuai

tempo (tempo lambat, sedang, cepat, dan

sangat cepat)

Kemampuan menyanyikan syair Rapai

Geleng sesuai melodi

Kemampuan memainkan tempo Rapai

Geleng dengan menyanyikan syair sesuai

melodi

Kekompakan dan kerjasama dalam

menampilkan hasil latihan di depan kelas

Tabel 3.14 Pedoman rubrik penilaian psikomotor siswa

Rubrik Keterangan Jika semua siswa antusias, mampu memainkan dengan baik Baik

Page 10: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/32246/6/T_PSN_1503126_Chapter3.pdfmengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang dianggap sebagai masalah sosial atau manusia

67

Yuli Astuti, 2017 MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) SENI RAPA’I GELENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pola iringan rapai, menyanyikan syair sesuai melodi, dan mampu memainkan rapai geleng sesuai tempo. Jika 7-15 siswa tidak antusias, tidak mampu memainkan dengan baik pola iringan rapai, tidak mampu menyanyikan syair seulawet sesuai melodi, dan tidak mampu memainkan rapai geleng sesuai tempo.

Cukup

Jika 15-22 siswa tidak antusias, tidak mampu memainkan dengan baik pola iringan rapai, tidak mampu menyanyikan syair sesuai melodi, dan tidak mampu memainkan rapai geleng sesuai tempo.

Kurang

2. Kuisioner

instrumen yang terdapat pada bentuk kuisioner, yakni dengan menyususn beberapa pertanyaan pada lembar (pretest) dan lembar penilaian apresiasi siswa sebagai berikut.

Tabel 3.15 Lembar pretest siswa

No. Pertanyaan Hasil Jawaban

Ya Tidak 1 Apakah kamu mengenal seni Rapa’i

Geleng?

2 Pernahkan mengapresiasi kesenian Rapa’i Geleng?

3 Pernahkan mempelajari kesenian Rapa’i Geleng secara langsung?

4 Apakah kamu mempelajari kesenian Rapa’i Geleng di sanggar?

5 Apakah kamu mempelajari kesenian Rapa’i Geleng di sekolah?

6 Apakah kamu tahu makna dan nilai apa yang terkandung dalam kesenian Rapa’i Geleng?

7 Apakah kamu berminat untuk mempelajari kesenian Rapa’i Geleng?

8 Menurut kamu apakah kesenian Rapa’i Geleng perlu diajarkan di sekolah?

3. Wawancara

Instrumen yang digunakan saat wawancara berisi berbagai pertanyaan.

Menyusun pertanyaan tersebut terdapat pedoman wawancara untuk memperoleh

data yang diinginkan peneliti. Pedoman wawancara memuat pertanyaan tentang

kesenian Rapa’i Geleng dan identitas narasumber. Pada tabel 3.7 di bawah ini

merupakan draft pedoman wawancara yang telah disusun.

Tabel 3.16 Kisi-kisi pedoman wawancara untuk seniman

Identitas nara sumber/responden

Page 11: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/32246/6/T_PSN_1503126_Chapter3.pdfmengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang dianggap sebagai masalah sosial atau manusia

68

Yuli Astuti, 2017 MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) SENI RAPA’I GELENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nama Usia

Pekerjaan Pendidikan

Bidang Keahlian Alamat

Pedoman wawancara untuk seniman

1. Pengetahuan seni Rapa’i Geleng

2. Asal mula kata seni Rapa’i Geleng 3. Mulai berdirinya seni Rapa’i Geleng 4. Keberadaan seni Rapa’i Geleng

5. Perkembangan seni Rapa’i Geleng 6. Seniman seni Rapa’i Geleng

7. cara penyajian seni Rapa’i Geleng 8. Alat musik pendukung seni Rapa’i Geleng 9. Bentuk syair seni Rapa’i Geleng

III.5 Metode dan Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini akan menggunakan rancangan penelitian Design Based

research (DBR). Menurut Plomp (2007, hlm. 13) Design Based research adalah

“Suatu kajian sistematis tentang merancang, mengembangkan dan mengevaluasi

intervensi pendidikan seperti program, strategi dan bahan pembelajaran, produk

dan sistem sebagai solusi untuk memecahkan masalah yang kompleks dalam

praktik pendidikan, yang bertujuan untuk memajukan pengetahuan kita tentang

karakteristik dari intervensi-intervensi tersebut serta proses perancangan dan

pengembangannya”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian DBR didasarkan

pada pemecahan masalah yang terjadi dalam praktik pendidikan. Hal ini sejalan

dengan apa yang terjadi di lapangan dimana pada pembelajaran rapa’i geleng di

MAN Model Banda Aceh hanya sebatas mengajarkan praktiknya saja namun guru

tidak berupaya menumbuhkan kesadaran nilai islam untuk pembentukan akhlak

dari kesenian tersebut kepada peserta didik.

Reeves (dalam Jan van Akker, 2010), penelitian ini dibagi menjadi 4

tahap, yaitu identifikasi dan analisis masalah, pengembangan prototype program,

dan refleksi untuk mendapatkan prinsip desain yang diharapkan dan mengatasi

berbagai permasalahan yang muncul. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada bagan

berikut:

Page 12: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/32246/6/T_PSN_1503126_Chapter3.pdfmengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang dianggap sebagai masalah sosial atau manusia

69

Yuli Astuti, 2017 MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) SENI RAPA’I GELENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.1

Pendekatan Design Based Research (DBR) (diadaptasi dari: Pendekatan desain research Reeves dalam Jan Van Akker, 2010)

Dari rancangan Design Based research (DBR) yang ada, maka dihasilkan

desain penelitian sebagai berikut:

(Bagan 3.3 Design penelitian DBR)

Berdasarkan desain penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap

desain pada bagan di atas dilakukan secara berulang. Apabila salah satu desain

Identifikasi dan

Analisis Masalah

(Need

Assesment)

Pengembangan

prototipe

program:

berdasarkan

Need

asessment, teori

Uji coba dan

implementasi

pengembangan

prototipe

program

Refleksi untuk

mendapatkan prinsip

desain yang

diharapkan dan

mengatasi berbagai

permasalahan yang

muncul

Hasil

Hasil

1. Masalah

Mengidentifi

kasi masalah

yang akan

diteliti, sebab

akibat, dan

solusi

pemecahan

masalah

2. Perancangan

Merancang

solusi terhadap

masalah

tersebut,

beserta dengan

program-

program yang

akan dilakukan

dalam proses

pembelajaran.

3. Menguji

coba

rancangan

program

berdasarakan

langkah-

langkah

pembelajaran

VCT Analisis

Nilai

4. Refleksi

Meninjau

kembali hasil

belajar siswa.

Page 13: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/32246/6/T_PSN_1503126_Chapter3.pdfmengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang dianggap sebagai masalah sosial atau manusia

70

Yuli Astuti, 2017 MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) SENI RAPA’I GELENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belum berhasil dilakukan, maka tidak dibenarkan melanjutkan pada desain

selanjutnya. Hal ini berlaku pada desain model pembelajaran seni Rapa’i Geleng

yang akan dirancang. Tahapan penelitian DBR pada penelitian ini dapat

dijelaskan sebagai berikut.

1. Identifikasi dan Analisis Masalah

Permasalahan yang terjadi pada pembelajaran seni Rapa’i Geleng di MAN

Model Banda Aceh adalah tidak adanya upaya guru dalam mengklarifikasi nilai-

nilai Islam yang terkandung dalam kesenian Rapa’i Geleng. Hal ini disebabkan

oleh beberapa faktor. Pertama kondisi yang terjadi di lapangan tidak adanya

pemahaman guru secara kontekstual untuk disampaikan kepada siswa. Kedua,

guru lebih mementingkan performance siswa dibandingkan pemahaman secara

mendalam tentang kesenian Rapa’i Geleng. Akibatnya siswa tidak memperoleh

informasi tentang nilai-nilai Islam yang seharusnya mereka dapatkan pada

pembelajaran kesenian rapai geleng. Nilai-nilai yang seharusnya diperoleh siswa

sudah dipaparkan pada bab II, yakni pada babak seulaweut (salawat), saleum

(salam), kisah, lani (penutup).

Berdasarkan identifikasi masalah di atas muncul ide untuk memberikan

solusi pada pembelajaran seni rapai geleng dengan menggunakan model

pembelajaran values clarification technique (VCT). Alasan peneliti menggunakan

model pembelajaran VCT adalah model ini cocok digunakan dalam

mengklarifikasi nilai-nilai Islam kesenian Rapa’i Geleng. Selain itu, materi yang

diajarkan cocok dengan model VCT. Jika dilihat dari kebiasaan masyarakat Aceh

pada umumnya, anak usia remaja sudah mendapatkan pendidikan agama dan

mengerti hukum-hukum islam. Perhatian keluarga untuk pendidikan agama masih

sangat kental dengan memasukkan putra-putri mereka pada dayah (pesantren)

setelah pulang sekolah. Sehingga peneliti ingin membantu siswa dalam mengkaji

perasaan dan perbuatannya sendiri dengan cara mengklarifikasi nilai-nilai Islam

untuk memberikan kesadaran nilai Islam sebagai pembentukan akhlak melalui

kesenian Rapa’i Geleng.

2. Perancangan program

Page 14: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/32246/6/T_PSN_1503126_Chapter3.pdfmengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang dianggap sebagai masalah sosial atau manusia

71

Yuli Astuti, 2017 MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) SENI RAPA’I GELENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahapan ini merupakan tahapan perancangan dan program yang akan

dilakukan dalam proses pembelajaran model VCT seni Rapa’i Geleng.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirancang program dengan

cara (a) menentukan konsep nilai islam pada pembelajaran kesenian Rapa’i

Geleng; (b) merancang desain pembelajaran VCT seni rapai geleng..

Bagan 3.3 Desain Model Pembelajaran VCT Seni Rapa’i Geleng

Bagan di atas merupakan desain model pembelajaran VCT seni Rapa’i

Geleng yang digunakan dalam pembelajaran. Desain tersebut sesuai dengan

VCT Analisis Nilai

(Komalasari, 2014)

Tempelkan gambar yang telah didapat pada

papan tulis atau edarkan gambar tersebut

kepada siswa (pembelajaran dapat dilakukan

secara individu atau kelompok). perhatikan

komentar dan raut wajah siswa sebagai

entry behavior mereka.

Identifikasi komentar siswa. guru

hendaknya tidak mengomentari pendapat

siswa dan tidak meminta alasan siswa

mengenai pendapat yang diungkapkannya.

Mengklarifikasi masalah. Guru memberikan

tanggapan atas pendapat siswa sambil

mengarahkan ke konsep atau materi

pelajaran.

Kesimpulan yang dilakukan oleh siswa atau

secara bersama-sama dengan guru. Dalam

proses ini pun guru melakukan pelurusan

menuju konsep atau materi pelajaran.

Tindak lanjut kegiatan belajar mengajar.

VCT Analisis Nilai

Rapa’i Geleng

Mengamati video pertunjukan seni Rapa’i

Geleng, menganalisis syair setiap babak,

dan menganalisis pola iringan.

Pembelajaran dilakukan secara individu dan

kelompok dengan memperhatikan raut wajah siswa sebagai perilaku awal.

Mengidentifikasi komentar siswa

berdasarkan hasil pengamatan video

pertunjukan seni Rapa’i Geleng,

menganalisis syair setiap babak, dan mengananalisis pola iringan Rapa’i Geleng

Mengklarifikasi nilai. Peneliti memberikan

tanggapan atas pendapat siswa sambil

memberikan analogi untuk mengarahkan

pada materi pembelajaran

Menyimpulkan nilai yang ditemukan siswa

secara bersama-sama

Tindak lanjut kegiatan belajar mengajar.

Page 15: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/32246/6/T_PSN_1503126_Chapter3.pdfmengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang dianggap sebagai masalah sosial atau manusia

72

Yuli Astuti, 2017 MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) SENI RAPA’I GELENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendapat dari komalasari (2014) yang disusun ulang dalam bentuk model

pembelajaran VCT seni Rapa’i Geleng.

3. Mengaplikasikan desain pembelajaran VCT seni Rapa’i Geleng

Pada tahapan ini desain pembelajaran VCT seni Rapa’i Geleng yang telah

dirancang akan diaplikasikan sesuai tahapan dan langkah-langkah pembelajaran

yang telah dirancang.

4. Refleksi

Hasil uji coba selanjutnya direfleksi guna mendapat desain dari model

VCT seni Rapa’i Geleng yang diharapkan untuk menumbuhkan kesadaran nilai

Islam kepada peserta didik. Hasil yang didapat nantinya merupakan rujukan dari

hasil refleksi akhir yang dilakukan peneliti yang didapat dari teori-teori yang

mendasari.

III.6 Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan

yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2016, hlm. 220). Pada penelitian ini

menggunakan teknik observasi partisipan dimana pengamat ikut serta dalam

kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan yang dilakukan adalah mengamati

kegiatan dan tingkah laku siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Aspek

yang diamati berupa sikap, tingkah laku dan keseriusan siswa selama mengikuti

pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam model pembelajaran Value

Clarification Technique (VCT) seni Rapa’i Geleng.

2. Kuisioner

Kuisioner yang digunakan oleh peneliti terdiri dari dua, yaitu kuisioner

sebelum diberikan perlakuan dan kuisioner penilaian kemampuan apresiasi siswa

dalam mengidentifikasi video dan syair kesenian Rapa’i Geleng.

Page 16: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/32246/6/T_PSN_1503126_Chapter3.pdfmengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang dianggap sebagai masalah sosial atau manusia

73

Yuli Astuti, 2017 MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) SENI RAPA’I GELENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Wawancara

Menurut (Arikunto, 2013, hlm. 198) wawancara dilakukan untuk menilai

keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data latar belakang murid, orang tua,

pendidikan, perhatian, dan sikap terhadap sesuatu. Wawancara dilakukan untuk

mengetahui semua aspek yang ingin diketahui oleh si peneliti. Wawancara adalah

percakapan dengan maksud terntentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan pihak yang

diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut

(Moleong, 2002, hlm. 135).

Pada penelitian ini wawancara dilakukan dengan cara mendalami

sistematis terkait dengan pembelajaran seni rapai geleng di MAN Model Banda

Aceh sebelum dilaksanakannya penerapan model pembelajaran VCT seni Rapa’i

Geleng untuk menumbuhkan nilai spiritual Islam. Jenis wawancara yang

digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Lembar wawancara

dengan guru digunakan untuk memperoleh informasi awal mengenai

pembelajaran seni rapai geleng dalam pembelajaran seni budaya yang

sebelumnya dilaksanakan di dalam kelas.

4. Dokumentasi

Menurut Sukmadinata (2007, hlm. 221), studi dokumenter (documentary

study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan

menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun

elektronik. Selanjutnya sugiyono (2014, hlm. 329) dokumentasi bisa berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Peneliti

menggunakan dokumentasi foto-foto yang mendeskripsikan tentang proses

pembelajaran menggunakan metode VCT dalam pembelajaran kesenian Rapa’i

Geleng di MAN Model Banda Aceh. Dokumentasi tersebut baik dalam bentuk

arsip, foto, maupun video rekaman. Dokumentasi ini dijadikan sebagai salah satu

sumber dalam mengamati penggunaan metode VCT dalam pembelajaran kesenian

Rapa’i Geleng di MAN Model Banda Aceh.

Page 17: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/32246/6/T_PSN_1503126_Chapter3.pdfmengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang dianggap sebagai masalah sosial atau manusia

74

Yuli Astuti, 2017 MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) SENI RAPA’I GELENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

III.7 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan (Moleong (2001,

hlm. 103). Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi

akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif selanjutnya data

yang diperoleh akan disusun secara sistematis dengan mengolah data tersebut,

memilih mana yang penting dipelajari, serta membuat kesimpulan.

1. Analisis Data Kuisioner

Teknik analisis data untuk kuisioner dilakukan dalam beberapa langkah.

Langkah pertama adalah dengan cara mengelompokkan jawaban responden.

Pengelompokkan jawaban responden yakni dengan menghitung jawaban per item

berupa jawaban “Ya” dan “Tidak”. Masing-masing jawaban per item tersebut

dihitung sesuai dengan jumlah hasil jawaban “Ya” dan hasil jawaban “Tidak”.

Dengan demikian seluruh jawaban “Y” dan “Tidak”, akan dijumlahkan

sesuai dengan data yang didapat dari responden. Setelah hasil jawaban semua item

telah dihitung dan dikategorikan, lalu dilanjutkan dengan menghitung persentase

ketercapaian disetiap masing-masing item. Untuk itu cara menghitung persentase

ketercapaian disetiap item adalah sebagai berikut.

Setelah hsil persentase ketercapaian telah diperoleh, lalu menghitung

jumlah rata-rata persentase dari ketercapaian yang didapat. Agar diketahui jumlah

rata-rata persentase ketercapaian tersebut, dihitung sebagai berikut.

2. Analisis Data Wawancara dan Dokumentasi

Page 18: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/32246/6/T_PSN_1503126_Chapter3.pdfmengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang dianggap sebagai masalah sosial atau manusia

75

Yuli Astuti, 2017 MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) SENI RAPA’I GELENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang didapat melalui wawancara dan dokumentasi terlepas dari

hitungan. Namun, dilakukan dengan mengumpulkan semua yang didapat terlebih

dahulu, kemudian mengelompokkan sesuai dengan jenis dan kategorisasinya.

Data yang terkumpul dan dikelompokan dimaknai berdasarkan pengamatan yang

dilakukan. Setelah data dimaknai berdasarkan kategori dan jenisnya, lalu

diinterpretasikan kedalam bahasa Indonesia yang baku. Selanjutnya digunakan

sesuai dengan kebutuhan pada penyusunan laporan dengan teknik deskriptif

analisis, yaitu dengan cara mendeskripsikan keterangan-keterangan atau data-data

yang telah terkumpul.

Page 19: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/32246/6/T_PSN_1503126_Chapter3.pdfmengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang dianggap sebagai masalah sosial atau manusia

76

Yuli Astuti, 2017 MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) SENI RAPA’I GELENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu