bab iii metode penelitian 3.1 metode yang...
TRANSCRIPT
51
Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode yang Digunakan
Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang dilakukan oleh peneliti untuk
memperoleh data yang diinginkan. Menurut Mc Millan (dalam Muhadi, 2011:11)
„Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk
memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian‟. Sedangkan
“pengertian metode penelitian ialah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono, 2009:2). Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Menurut Gall dan Borg (dalam
Sugiyono, 2009:5) menegaskan bahwa penelitian kuasi eksperimen merupakan: A
teknik of experiment in wich research participants are not randomly assigned to the
experimental and kontrol group. Dimana individu yang menjadi sampel tidak secara
acak atau sembarangan mempunyai peluang yang sama baik dalam kelas uji-cobanya
maupun dalam kelas kontrolnya.
Sedangkan menurut Imam Ghazali (2008:17) “Pengertian kuasi eksperimen
dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen. Perbedaannya jika
kuasi eksperimen datanya berasal dari satu lingkungan yang telah ada atau dari suatu
kejadian yang timbul tanpa intervensi langsung peneliti”. Lalu menurut Muhadi
(2011:21) “ penelitian kuasi eksperimen adalah penelitian dengan melakukan
52
Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
percobaan terhadap kelas eksperimen, dan tiap kelas eksperimen dikenakan
perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol”.
Dalam dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran, pelaksanaan penelitian
tidak selalu memungkinkan untuk melakukan seleksi subjek secara acak, karena
subjek secara alami telah terbentuk dalam satu kelompok utuh (naturally formed
intact group), seperti kelompok siswa dalam satu kelas. Dalam keadaan seperti ini
kaidah-kaidah dalam penelitian eksperimen murni tidak dapat dipenuhi secara utuh,
karena pengendalian variabel yang terkait subjek penelitian tidak dapat dilakukan
sepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen
semu.
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Non equivalent (Pre Test Post Test)
control-Group Design (Sugiyono. 2009:116). Dalam desain tersebut, subjek tidak
dikelaskan secara acak baik dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrolnya. Hal
ini dikarenakan keterbatasan peneliti jika melakukan pengelompokan secara random
murni atau acak penuh dilapangan. Sehingga dalam penelitian ini terdapat dua kelas
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang kemudian kedua kelas tersebut
diberikan pretest dan posttest, namun bedanya kelas eksperimen diberikan perlakuan
yaitu model pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads
Together) sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan model pembelajaran
53
Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads Together) dalam penelitian ini,
melainkan menggunakan model pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah.
Adapun gambaran Non equivalent (Pre Test Post Test) control-Group Design
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Kelas Tes Awal
(pretest) Model
Tes Akhir
(posttest)
Eksperimen T1E1 X1 T2E1
Kontrol T1E2 X2 T1E2
(sumber Sugiyono, 2009:116)
Keterangan :
T1E1 : Tes awal (pretest) pada kelas eksperimen
T1E2 : Tes awal (pretest) pada kelas kontrol
T2E1 : Tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen
T2E2 : Tes akhir (posttest) pada kelas kontrol
X1 : Penerapan model pembelajaran cooperative learning teknik NHT (Numbered
Heads Together)
X2 : Penerapan model pembelajaran yang biasa digunakan oleh sekolah
Di dalam penelitian ini terdapat kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
keduanya diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan
kemampuan diantara kedua kelas tersebut. Hasil pretest dikatakan baik apabila hasil
antara kedua kelas tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Selanjutnya kelas
eksperimen belajar dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning
54
Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
teknik NHT (Numbered Heads Together) sedangkan kelas kontrol belajar dengan
menggunakan model pembelajran yang biasa digunakan oleh sekolah. Kemudian
pada akhirnya kelas eksperimen dan kontrol diberi posttest untuk melihat hasil dari
penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered
Heads Together) pada kelas eksperimen, serta melihat perbedaan hasil belajar apakah
terdapat peningkatan dibandingkan hasil pretest serta membandingkan apakah
terdapat perbedaan nilai posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
3.3 Definisi Variabel dan Operasional Variabel
3.3.1 Definisi Variabel
Variabel adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2009:60). Sedangkan menurut Arikunto (2006:
118) “Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
peneliti”. Kegunaan dari definisi variabel adalah untuk mengidentifikasikan variabel-
variabel penelitian menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulakan oleh
peneliti agar pengukuran yang dilakukan dapat lebih mudah. Dengan kata lain
definisi variabel ini dapat dijadikan patokan dalam pengumpulan data.
Variabel dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa
adalah merupakan indikator atau gambaran keberhasilan guru dalam melaksanakan
proses belajar mengajar. Hasil belajar tersebut dapat dilihat dalam bentuk nilai akhir.
55
Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan membandingkan
perbedaan dua model yaitu dengan menggunakan uji beda. Yang dijadikan variabel
yaitu hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning
teknik NHT (Numbered Heads Together) dan hasil belajar yang menggunakan model
pembelajaran yang biasa dipakai di sekolah.
3.3.2 Operasional Variabel
Adapun indikator dari variabel tersebut adalah nilai tes pada materi atau
bahasan mengenai tahapan siklus akuntansi perusahaan dagang. Indikator variabel
tersebut dapat digambarkan, sebagai berikut:
Tabel 3.2
Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
Hasil belajar siswa Nilai pretest Nilai pretest Kelas Eksperimen Interval
Nilai pretest Kelas Kontrol
Hasil belajar siswa Nilai posttest Nilai posttest Kelas Eksperimen Interval
Nilai posttest Kelas Kontrol
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Suharsimi Arikunto (2010:172) menyatakan bahwa “populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang
ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Ak SMK Bina Warga
Bandung tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 80 siswa .
56
Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto
2006:131). Tetapi yang harus diingat adalah dalam pengambilan sampel dimana
sampel yang diadakan harus relevan dan dapat mewakili karakteristik populasi.
Untuk menentukan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian, maka
digunakan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2009: 124) “ sampling jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel.” Sehingga dalam penelitian ini semua anggota populasi dijadikan sampel
yaitu seluruh kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung yang dibagi kedalam dua
kelas akuntansi.
Kemudian yang harus dilakukan adalah menentukan kelas yang akan
dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peneliti menentukan bahwa kelas yang
akan dijadikan sebagai kelas eksperimen adalah kelas X Ak 1 dan yang menjadi kelas
kontrol adalah kelas X Ak 2. Alasan mengapa memilih kelas X Ak 1 sebagai kelas
eksperimen yaitu karena kelas tersebut merupakan rekomendasi dari guru yang
bersangkutan.
3.5 Instrumen Penelitian
Setiap penelitian, peneliti perlu menggunakan instumen penelitian atau alat
yang dapat digunakan sebagai pengumpul data agar data yang diperoleh lebih akurat.
57
Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Pengumpulan data ini diperlukan cara-cara atau teknik tertentu sehingga data dapat
dikumpulkan dengan baik.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. “Tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelas” (Arikunto, 2010:193).
Tes yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan tes hasil belajar yaitu tes
untuk mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu
(Arikunto 2010: 223). Tes ini diberikan pada masing-masing kelas dengan tujuan
untuk melihat perbandingan hasil belajar diantara kedua kelas tersebut, baik sebelum
diadakannya treatment (perlakuan) maupun sesudah diadakannya treatment
(perlakuan).
Tes yang diberikan sebelum proses belajar mengajar berlangsung (pretest)
adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan. Sedangkan tes
akhir (posttest) diberikan untuk mengetahui hasil belajar setelah diberikannya
perlakuan.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini secara garis
besar mencangkup langkah-langkah sebagai berikut:
58
Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.6.1 Persiapan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan dalam proses persiapan adalah:
1. Studi kepustakaan, dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang relevan.
2. Studi kurikulum, untuk memperoleh data mengenai tuntutan kurikulum yang
harus dukuasai oleh siswa, kedalam dan keluasan materi, serta alokasi waktu yang
diperlukan.
3. Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai
kondisi dilapangan yang mencangkup kondisi lokasi penelitian, perizinan, kondisi
siswa, dan alat-alat bantu pembelajaran.
4. Menusun skenario dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
5. Menyiapkan model pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered
Heads Together)
6. Melakukan uji coba instrumen
Instrumen penelitian yang sudah disusun kemudian diujicobakan kepada objek
diluar kelas eksperimen maupun kelas kontrol, yaitu siswa kelas X A1 SMK
Pasundan 3 Bandung yang berjumlah 40 orang. Tujuan dari pengujian instrumen
adalah untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah data yang valid dan
reliabel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes vormatif
sehingga peneliti harus menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat
kesukaran soal.
59
Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
a. Uji Validitas
Validitas ialah suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat
tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu,
keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam
melaksanakan fungsinya. Dengan demikian suatu alat evaluasi disebut valid jika
ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu. Untuk mengukur
validitas soal digunakan rumus korelasi Product Moment, yaitu:
∑ ∑ ∑
√[ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ]
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi
n = banyaknya responden
∑ = jumlah skor X
∑ = jumlah skor Y
∑ = jumlah hasil kali skor X dan Y setiap responden
∑ = kuadrat jumlah skor X
∑ = kuadrat jumlah skor Y
Untuk menentukan valid atau tidaknya butir soal dilihat dari harga korelasi. Batas
harga korelasi dianggap valid adalah 0,30. Sebagaimana yang diungkapkan
Sugiyono (2007: 178) “bila harga korelasi di bawah 0,30, maka dapat
60
Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga harus
diperbaiki atau dibuang”.
Pengukuran validitas soal bertujuan untuk melihat apakah semua item soal yang
diujikan dapat mengukur apa yang harusnya diukur. Dalam penelitian ini untuk
mengukur validitas tiap item soal menggunakan rumus koefisien korelasi Product
Moment dengan angka kasar.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan
hasil yang tetap.
Adapun langkah-langkah dalam menguji reliabilitas instrumen soal menurut R,
Sundayana (2010: 16) adalah sebagai berikut :
1. Menghitung koefisien reliabilitas soal bentuk pilihan ganda menggunakan
Spearman Brown sebagai berikut:
Keterangan :
korelasi reliabilitas keseluruhan
korelasi antar skor setiap belahan tes
2. Mencari rtabel dengan dan derajat kebebasan (dk = N – 2)
rtabel = (dk = N – 2)
61
Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3. Menentukan kriteria pengujian : Jika rhitung > rtabel, maka data tersebut reliable
Jika rhitung < rtabel, maka data tersebut tidak
reliabel
c. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara testi
(siswa) yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Derajat daya pembeda suatu butir soal dinyatakan dengan Indeks Diskriminasi
yang bernilai dari -1,00 sampai dengan 1,00.
Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah:
Ba
B
b
A
A PPJ
B
J
BD
(Arikunto, 2009:213)
Keterangan :
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
62
Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Adapun klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan
adalah:
0,00 – 0,20 = jelek
0,20 – 0,40 = cukup
0,40 – 0,70 = baik
0,70 – 1,00 = baik sekali
d. Taraf Kesukaran
Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut
indeks kesukaran (Difficulty Index). Bilangan tersebut adalah bilangan real pada
interval (kontinum) 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran
mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan
indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah.
Rumus untuk menentukan indeks kesukaran butir soal, yaitu:
JS
BP
(Arikunto, 2009:208)
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran yang sering digunakan adalah:
30,010,0 P = Sukar
70,030,0 P = Sedang
00,170,0 P = Mudah
63
Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.6.2 Pelaksanaan Penelitian
a. Pelaksanaan Pretest
Pada tahapan ini tes awal dilakukan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol
yang diberikan sebelum pembelajaran materi pelajaran dengan menggunakan
treatment (perlakuan) pada kelas eksperimen. Hasil pretest itu kemudian diuji
bedakan dengan menggunakan t-test. Uji beda ini digunakan untuk mengetahui
kondisi awal kedua kelas.
b. Pelaksanaan Treatment (perlakuan)
Pada pelaksanaan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning teknik
NHT (Numbered Heads Together) dibagi menjadi empat fase diantaranya saja :
a) Fase 1, Penomoran (numbering)
Guru membagi para siswa menjadi beberapa tim yang beranggotakan 4 - 6
orang dan memberi mereka nomor, sehingga tiap siswa dalam tim tersebut
memiliki nomor yang berbeda. Nomor inilah yang akan menjadi identitas
siswa dalam proses pembelajaran.
b) Fase 2, Mengajukan Pertanyaan
Guru mengajukan suatu pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi
dari yang bersifat spesifik dengan menggunakan bentuk kalimat tanya, atau
berbentuk arahan hingga yang bersifat umum. Pertanyaan atau masalah yang
diberikan guru dimaksudkan agar para siswa mencari solusi atau jawaban dari
pertanyaan atau masalah tersebut.
64
Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
c) Fase 3, Berpikir bersama (Heads Together)
Pada fase ini, siswa menyatukan pendapatnya dan meyakini tiap anggota
dalam kelasnya mengetahui jawaban kelas.
d) Fase 4, Pemberian Jawaban
Setelah siswa berdiskusi secara kelas selama beberapa waktu, guru
memanggil suatu nomor (bisa dengan cara diundi), kemudian siswa yang
nomornya sesuai mencoba menjawab pertanyaan/presentasi untuk seluruh
kelas. Karena konsep yang digunakan sebagai jawaban dirangkai
menggunakan bahasa para siswa bukan bahasa bukan bahasa buku atau
bahasa guru maka konsep akan lebih dimengerti.
Berikut tabel pembagian kelas serta pembagian nomor diri pada setiap kelas:
c. Pelaksanaan Posttest
Pelaksanaan posttest dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
dengan waktu yang sama yaitu setelah pembelajaran tahapan siklus akuntansi
perusahaan dagang selesai dilakukan.
3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Data yang diperoleh dari penelitian yaitu nilai pretset dan posttest, agar data
tersebut dapat di interpresentasikan dan memberikan gambaran mengenai hasil
penelitian, maka data tersebut harus diolah terlebih dahulu sehingga dapat
memberikan gambaran hasil penelitian.
65
Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Setelah melakukan uji coba instrumen penelitian dengan menggunakan uji
validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda, selanjutnya adalah
menganalisis data. Tahap analisis daya antara lain melalui:
3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diuji
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan Uji Chi Kuadrat. Menurut R, Sundayana (2010:20) perhitungan yang
akan digunakan dalam menghitung uji normalitas data pretest dan postest adalah
dengan menggunakan chi kuadrat sebagai berikut:
a. Menentukan skor terbesar dan skor terendah
b. Menentukan nilai rata-rata dan simpangan baku
c. Mengubah data diskrit (data mentah) menjadi data interval
d. Membuat tabel normalitas data dengan kolom sebagai berikut :
Kelas
Interval Batas kelas
Z Batas
kelas (xi)
Luas Z
tabel Ei fi (fi-Ei)2/Ei
e. Menentukan nilai Chi-kuadrat dengan rumus :
∑
f. Menentukan Chi-kuadrat table : X2
tabel = X2
(1-α) (k-3)
Dengan k = banyaknya kelas interval
66
Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
g. Menentukan pengujian : Jika hitung2 < tabel
2 maka data berdistribusi normal
Jika hitung2 > tabel
2 maka data tidak berdistribusi normal
R, Sundayana (2010:20)
3.7.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk memeriksa kesamaan kedua kelompok
eksperimen. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians
dalam sampel tersebut homogen atau tidak. Dari kedua kelompok akan dinyatakan
homogen jika variannya relatif sama. Uji homogenitas hanya dilakukan saat pretest,
hal ini dimaksudkan hanya untuk mengetahui apakah dua kelompok sampel yang
diambil tersebut mempunyai kemampuan yang sama atau tidak.
Menurut R, Sundayana (2010:27) berikut adalah langkah-langkah serta
perhitungan dalam pengujian homogenitas :
a. Mencari nilai Fhitung dengan rumus :
F=
b. Menentukan nilai Ftabel dengan rumus Ftabel = Fα(dk nvarians besar – 1/dk nvarians kecil – 1)
c. Kriteria uji : Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima (varians homogen)
Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak (varians tidak homogen)
R, Sundayana (2010:27)
3.7.3 Tektnik Pengujian Hipotesis
67
Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa sesudah penerapan model
pembelajaran cooperative learning type NHT (Numbered Heads Together), maka
dilakukan pengujian hipotesis dengan uji –t sebagai berikut:
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan formulasi hipotesis
b. Menentukan taraf nyata α dan t tabel
c. Menentukan nilai uji statistik yaitu dengan mencari t hitung
(Sumber, Suharsimi Arukunto 2006:311)
Keterangan :
M = nilai rata-rata hasil perkelompok
N = banyaknya subjek
x = deviasi setiap nilai x1 dan x2
y = deviasi setiap nilai y1 dan y2
dimana ∑ diperoleh dari ∑ ∑
dan, ∑ diperoleh dari ∑
∑
pada hipotesis, penelitian merumuskan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
antar siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Oleh karena itu, peneliti
dalam hal ini sudah tidak mempunyai kecenderungan untuk memikah pada hasil tes
sesudah eksperimen. Dengan demikian, menurut Suharsimi Arikunto (2006:312)
pengetesan yang dilakukan harus menggunakan pengetesan dua arah.
Dalam pengetesan dua arah, setelah didapatkan t hitung, peneliti akan
membandingkan dk = keks + kkon – 2.
| |
√[∑ ∑
] [
]
68
Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Hipotesis yang digunakan adalah:
tidak ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan kelas kontrol
dan kelas eksperimen.
≠ terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan kelas kontrol dan
kelas eksperimen.
(H0) = ttabel ≤ thitung, diterima.
(H0) = ttabel ≥ thitung, ditolak.