bab iii metode penelitian 3.1 setting dan karakteristik ......guru sbk. dalam penelitian ini yang...
TRANSCRIPT
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang SDN Tlogo terletak lingkungan pedesaan yang jauh dari keramaian dan
kebisingan kendaraan. Sarana dan prasarana dalam sekolah ini cukup memadai
seperti adanya alat peraga, buku-buku penunjang, peralatan olahraga. Prestasi yang
diraih di SDN Tlogo adalah dalam bidang olahraga terutama voli yang berjenjang
nasional.
Lingkungan sekolah yang luas. SDN Tlogo memiliki ruangan berjumlah 12 ruang
yaitu 1 ruang perpustakan, 1 lab komputer, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 2
ruang kelas 1 pararel, 1 ruang kelas 2, 1 ruang kelas 3, 1 ruang kelas 4, 1 ruang kelas
5 dan 1 ruang kelas 6. lapangan yang sangat luas, ada lapangan bola dan lapangan
untuk bermain voli. Jumlah guru SD Negeri Tlogo 16 guru, yaitu guru kelas 1- 6, 1
guru agama kristen, 1 guru agama islam, 1 guru agama budha, 1 guru olahraga, 1
guru sbk.
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 4
SDN Tlogo Kecamatan Tuntang dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa yang terdiri
dari 19 laki-laki dan 13 perempuan. Karakteristik siswa yang berbeda-beda dan
tingkat kemampuan yang bervariasi ada yang kurang, ada yang sedang dan ada yang
diatas rata-rata. Sebagian besar pekerjaan orangtua siswa adalah karyawan swasta dan
petani.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2013
/2014, yaitu bulan Maret sampai dengan bulan April 2014. Karena PTK memerlukan
beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dikelas.
23
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional
3.2.1 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together. Dalam pembelajaran, model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together akan mempengaruhi hasil
belajar IPA. Sedangkan variabel akibat atau variabel terikat adalah yang menerima
pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat disimbolkan dengan variabel Y. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah hasil belajar IPA. Dalam
pembelajaran hasil belajar IPA akan meningkat karena menerima penggaruh dari
model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.
3.2.2 Definisi Oprasional
Definisi operasional ini dimaksudkan untuk menghindari perbedaan
interpretasi makna terhadap hal-hal yang bersifat esensial yang dapat menimbulkan
kerancuan dalam mengartikan judul, maksud dari penelitian dan merupakan suatu
bentuk kerangka pembahasan yang lebih mengarah dan relevan dengan permasalahan
yang ada. Sesuai dengan judul “Penggunaan Model Numbered Head Together untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014”, maka
batasan pengertian di atas meliputi: Numbered Heads Together dan Hasil Belajar
Numbered Heads Together adalah suatu model pembelajaran dimana siswa
dibuat suatu diskusi kelompok yang dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang
anggotanya terdiri dari 4-5 orang secara heterogen, dimana setiap siswa masing-
masing mempunyai nomor, kemudian nomor tersebut akan dipanggil oleh guru untuk
menjawab pertanyaan. Ada 6 langkah dalam pembelajaran Numbered Heads
Together yaitu persiapan, pembentukan kelompok, pemberian tugas, diskusi
masalah/berpikir bersama , memanggil nomor secara acak, memberi kesimpulan.
Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan dan perubahan
perilaku atau kemampuan siswa setelah mengalami proses belajar. Dalam penelitian
ini hasil belajar IPA adalah penguasaan pengetahuan/aspek kognitif yang diperoleh
24
dari penilaian formatif melalui tes tertulis yang diberikan oleh guru berbentuk pilihan
ganda.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan
bagan yang berbeda secara garis besar terdapat. Masing-masing siklus mempunyai
tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Secara
umum, Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2006:93) menggambarkan alur sebagai
berikut:
Gambar 2. Bagan Alur Penelitian
25
Sebelum dilaksanakan penelitian, menyusun suatu perencanaan mengenai apa
yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah
perencanaan akan dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan atau observasi
mengenai jalannya tindakan dalam pembelajaran, kemudian melakukan refleksi
berdasarkan hasil pengamatan. Hasil refleksi untuk menemukan kelemahan dan
kekurangan yang ditemukan pada tindakan siklus I kemudian akan dilaksanakan dan
diperbaiki pada siklus selanjutnya yang pelaksanaanya sama pada siklus I.
3.3.1 Tindakan Siklus1
a) Perencanaan
Perencanaan pada penelitian tindakan kelas ini adalah merencanakan dan
merancang tindakan pembelajaran IPA kelas 4. Mempersiapkan perijinan di sekolah
untuk melaksanakan tindakan siklus I, berkonsultasi dengan guru kelas mengenai
materi pembelajaran yang akan digunakan sebagai penelitian, mengkonsultasikan
tanggal pelaksanaan penelitian kepada pihak sekolah dan guru, menyiapkan RPP,
melakukan validasi dan mempersiapkan instrumen. Instrumen yang disiapkan berupa
soal tes yang telah divalidasi dan lembar observasi guru dalam pelaksanaan model
Numbered Heads Together. Dipersiapkan pula alat yang akan mendukung
pembelajaran yaitu lembar soal dan nomor kepala serta menyiapkan alat peraga yang
dibutuhkan.
b) Pelaksanaan dan Pengamatan
Dalam pelaksanaan siklus I yaitu 3 pertemuan yaitu pertemuan pertama guru
membuka pelajaran, mempresensi, apersepsi dan motivasi. Guru menjelaskan kepada
siswa tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru melakukan tanya
jawab serta menjelaskan materi secara singkat. Guru menjelaskan langkah metode
pembelajaran Numbered Heads Together. Siswa dibagi dalam 6 kelompok belajar
yang masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa pada setiap anggota kelompok
diberi nomor 1-5. Setiap kelompok siswa diberikan soal atau pertanyaan tentang
materi kemudian mendiskusikan jawaban. Guru berkeliling mengarahkan dan
membimbing bila ada kelompok yang mengalami kesulitan. Setelah melakukan
26
diskusi, guru menyebutkan satu nomor secara acak dan anak yang merasa nomornya
disebutkan mengangkat tangannya lalu maju melaporkan hasil diskusi. Kelompok
lain memperhatikan dan bila kurang jelas siswa diberi kesempatan bertanya, jika
terjadi perbedaan pendapat maka kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi
kemudian membuat kesimpulan. Pada kegiatan penutup siswa dibimbing guru
membuat rangkuman dan melakukan refleksi. pertemuan kedua guru membuka
pelajaran, mempresensi, apersepsi dan motivasi. Guru menjelaskan kepada siswa
tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru melakukan tanya jawab
serta menjelaskan materi secara singkat. Guru menjelaskan langkah metode
pembelajaran Numbered Heads Together. Siswa dibagi dalam 6 kelompok belajar
yang masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa pada setiap anggota kelompok
diberi nomor 1-5. Setiap kelompok siswa diberikan soal atau pertanyaan tentang
materi kemudian mendiskusikan jawaban. Guru berkeliling mengarahkan dan
membimbing bila ada kelompok yang mengalami kesulitan. Setelah melakukan
diskusi, guru menyebutkan satu nomor secara acak dan anak yang merasa nomornya
disebutkan mengangkat tangannya lalu maju melaporkan hasil diskusi. Kelompok
lain memperhatikan dan bila kurang jelas siswa diberi kesempatan bertanya, jika
terjadi perbedaan pendapat maka kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi
kemudian membuat kesimpulan. Pada kegiatan penutup siswa dibimbing guru
membuat rangkuman dan melakukan refleksi. Peretmuan ketiga guru hanya
membahas kembali materi yang sudah dpelajari, dan bertanya jawab anatar guru dan
siswa, apakah masiha ada yang belum mengerti dan paham atas penyampaian materi
dan setelah itu guru memberikan soal evaluasi. Dalam jalannya proses pembelajaran
selama proses KBM berlangsung, Hal yang diamati adalah keterlaksanaan sintak
model pembelajaran Numbered Heads Together mengamati apa saja yang menjadi
kendala-kendala yang ada dalam proses pembelajaran dalam lembar observasi yang
telah disediakan.
27
c) Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera menganalisis pelaksanaan tindakan
setelah kegiatan belajar mengajar berakhir sebagai bahan refleksi. Selanjutnya
peneliti mengadakan refleksi dalam pelaksanaan pembelajaran dan kekurangan serta
hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran. Bila melalui penggunaan model
Numbered Heads Together terhadap hasil belajar siswa masih rendah dalam mata
pelajaran IPA yang dapat dilihat dari kriteria pencapaian indikator kinerjanya, maka
sebagai tindakan dalam merefleksi dilakukan perbaikan pada siklus II.
3.3.2 Pelaksanaan Siklus2
Pada siklus II pun kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada
siklus I hanya saja siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan
kekurangan pada siklus sebelumnya.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar
IPA pada siswa kelas 4 setelah melakukan pembelajaran melalui penggunaan model
Numbered Heads Together adalah degan teknik tes dan observasi. Tes dilakukan
untuk mengetahui kemampuan siswa selama proses belajar, sehingga peneliti dapat
merencanakan tindakan yang akan diambil dalam memperbaiki pembelajaran. Tes
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Pemberian tindakan dilakukan
melalui dua siklus, sedangkan evaluasi dilakukan diakhir siklus untuk mengetahui
hasil belajar siswa pada setiap siklus. Observasi digunakan untuk mengetahui
keaktifan belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dan keterlaksanaan sintak
yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan Numbered Heads Together.
28
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yang berkaitan
dengan efektifitas belajar IPA adalah lembar tes dan lembar observasi. Lembar tes
hasil belajar dan lembar observasi disusun berdasarkan indikator prosedur
penyusunan butir soal dan sintaks model pembelajaran.
3.4.2.1 Lembar Tes
Soal tes yang diberikan adalah soal tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda
digunakan untuk mengaetahui tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran. Tes ini
diberikan setelah proses belajar mengajar pada pertemuan ketiga tiap siklus.
Pembuatan lembar tes menggunakan prosedur penyusunan butir soal. Menurut
Sudjana (2011:149) langkah-langkah penyusunan instrumen tes tertulis yaitu: (a)
memperhatikan persyaratan penyusunan tes tertulis, baik dari aspek materi/isi/konsep,
konstruksi maupun bahas, (b) mengacu pada indikator pencapaian, (c) memilih
bentuk butir yang sesuai dengan indikator, dalam penelitian ini memilih bentuk
pilihan ganda, (d) membuat kunci jawaban dan pedoman penskoran. Untuk
mengetahui hasil belajar IPA siswa, dengan menilai hasil tes evaluasi siswa dengan
teknik berikut: Jumlah skor dibagi skor maksimal dikali seratus.
29
Tabel 2
Kisi-kisi Instrumen Evaluasi IPA Siklus I
Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
Item Soal
No
Item
Jumla
h
item
10.Memaha
mi
perubahan
lingkungan
fisik dan
pengaruhnya
terhadap
daratan
10.1
Mendeskripsik
an berbagai
penyebab
perubahan
lingkungan
fisik (angin,
hujan, cahaya
matahari dan
gelombang air
laut)
Mendeskripsikan penyebab
lingkungan fisik oleh angin
1,5,
6,12
4
Menyebutkan penyebab pengaruh
angin yang menghasilkan
perubahan menguntungkan
3,7,
8,12
4
Menyebutkan penyebab
pengaruh angin yang
menghasilkan perubahan
merugikan
2,4,9,
10,11,
14,15
7
Mendeskripsikan penyebab
perubahan lingkungan fisik oleh
hujan
16,17,
18,26,
27,28
6
Menyebutkan penyebab pengaruh
hujan yang menghasilkan
perubahan menguntungkan
19,23 2
Menyebutkan penyebab pengaruh
hujan yang menghasilkan
perubahan merugikan
20,21,
22,24,
25
5
Menyebutkan penyebab pengaruh
cahaya matahari yang
menghasilkan perubahan
menguntungkan
30,32
2
Menyebutkan penyebab
pengaruh cahaya matahari yang
menghasilkan perubahan
merugikan
29,31 2
Mendeskripsikan penyebab
perubahan lingkungan fisik oleh
gelombang laut
33,34,
35
3
Menyebutkan penyebab
pengaruh gelombang laut yang
menghasilkan perubahan
merugikan
36,38,
39
3
30
Berdasarkan Tabel 2 kisi-kisi instrumen evaluasi IPA siklus I berjumlah 40 soal.
Soal dibuat menyesuaikan SK dan KD kemudian dijabarkan kedalam beberapa
indikator, Setiap soal mewakili setiap indikator yang ada dalam siklus I.
Tabel 3
Kisi-kisi Instrumen Evaluasi IPA Siklus II
Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Item soal
No item Jumlah
item
10.
Memahami
perubahan
lingkungan
fisik dan
pengaruhnya
terhadap
daratan
10.2
Menjelaskan
pengaruh
perubahan
lingkungan
fisik
terhadap
daratan
(erosi,
abrasi,
banjir, dan
longsor)
Menjelaskan perubahan
lingkungan fisik terhadap
daratan akibat pengaruh erosi
1,2 ,3
4,5,7, 18,
7
Menjelaskan perubahan
lingkungan fisik terhadap
daratan akibat pengaruh abrasi
6 ,8, 16,17
20, 21, 22
7
Menjelaskan perubahan
lingkungan fisik terhadap
daratan akibat pengaruh banjir
9,10,11,
13,19, 25
6
Menjelaskan perubahan
lingkungan fisik terhadap
daratan akibat pengaruh tanah
longsor
12, 14,15,
23, 24
5
Berdasarkan Tabel 3 kisi-kisi instrumen evaluasi IPA siklus I berjumlah 25
soal. Soal dibuat menyesuaikan SK dan KD kemudian dijabarkan kedalam beberapa
indikator, Setiap soal mewakili setiap indikator yang ada dalam siklus II.
3.4.2.2 Lembar Observasi
Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati kegiatan mengajar guru dan
kegiatan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Lembar pengamatan hal
yang diamati yaitu mengenai kemampuan siswa dalam memahami materi yang
31
diajarkan guru dengan menerapkan sintak model Numbered Heads Together. Kisi-
kisi instrumen lembar pengamatan berdasarkan indikator tersebut maka dijabarkan
ke dalam beberapa item pernyataan. Data observasi belajar dinilai dengan kategori
penskoran sebagai berikut:
Skor 20-49% = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori kurang.
Skor 50-69% = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori cukup.
Skor 70-89% = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori baik.
Skor 90-100 % = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru kategori sangat baik
Tabel 4
Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintak Penggunaan
Number Head Together Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo Tahun Pelajaran
2013/2014
No Tahap Sintaks Pembelajaran No
item
1 Kegiatan
Awal
1. Guru membuka pembelajaran
2. Guru mempresensi siswa
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Guru melakukan apersepsi
5. Guru memotivasi siswa
1
2
3
4
5
2 Kegiatan
Inti
1. Pembentukan kelompok
Guru membagi siswa kedalam kelompok, tiap
kelompok terdiri dari 5 siswa.
6
2. Penomoran anggota kelompok
Guru memberi nomor kepada setiap anggota kelompok.
Nomor terdiri dari 1 sampai 5.
7
3. Pembagian tugas
Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk
dikerjakan.
8
4. Diskusi kelompok
Guru membimbing siswa dalam melakukan diskusi.
9
5. Memanggil nomor
Guru memanggil salah satu nomor siswa dan siswa
yang dipanggil nomornya mempresentasikan hasil
diskusinya ke depan kelas.
10
32
6. Menjawab pertanyaan
Guru membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan
yang ada di LKS.
11
7. Menanggapi jawaban
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain
untuk menanggapi jawaban yang disampaikan.
12
8. Memberi kesimpulan
Guru membimbing siswa untuk memperbaiki atau
menambah kesimpulan yang dibuat salah atau kurang
terhadap materi yang telah di bahas.
13
3 Kegiatan
Penutup
1. Siswa bersama guru membuat rangkuman
2. Siswa bersama guru melakukan refleksi
3. Guru memberikan evaluasi
14
15
16
3.5 Validitas dan Reliabilitas
Dalam sub bab validitas dan reliabilitas akan disajikan pengertian, rumus validitas
instrumen dan hasil validitas instrumen siklus I dan siklus II. Selain uji validitas akan
disajikan pula pengertian, rumus uji reliabilitas dan hasil reliabilitas instrumen siklus
I dan instrumen siklus II.
3.5.1 Validitas Instrumen
Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri Tlogo
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Instrumen siklus I yang dilaksanakan pada
tanggal 27 maret 2014 dan instrumen siklus II dilaksanakan pada tanggal 14 april
2014. Tujuan dari pelaksanaan uji coba instrumen adalah mengetahui kelayakan butir
soal yang nantinya akan dipergunakan untuk pengukuran variabel penelitian.
Priyatno (2009:97) mengemukakan bahwa instrumen dikatakan valid artinya
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
Pengambilan keputusan pada uji validitas biasanya dilakukan dengan
membandingkan correted item to total correlation dengan batasan r tabel dengan
signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi.
33
Uji validitas dalam penelitian ini dilaksanakan dengan jumlah responden 33
siswa dan jumlah soal 40 butir soal. Hasil uji validitas butir soal tersaji pada Tabel 5
dan 6 berikut ini:
Tabel 5
Hasil Validitas Butir Soal Evaluasi Siklus I
Indikator
Nomor
Soal
Valid Tidak
Valid
Mendeskripsikan penyebab perubahan
lingkungan fisik oleh angin
1,5,6,
12
1,12 5,6
Menyebutkan pengaruh angin yang
menghasilkan perubahan menguntungkan
3,7,
8,13
3 7,8,
13
Menyebutkan pengaruh angin yang
menghasilkan perubahan merugikan
2,4,9,10,
11,14,15
4,10 2,9,11,
14,15
Mendeskripsikan penyebab perubahan
lingkungan fisik oleh hujan
16,17,18,
26,27,28
17,26,28 16,18,27
Menyebutkan pengaruh hujan yang
menghasilkan perubahan menguntungkan
19,23
19 23
Menyebutkan pengaruh hujan yang
menghasilkan perubahan merugikan
20, 22,
24,25
20,24 22,25
Menyebutkan pengaruh cahaya matahari
yang menghasilkan perubahan
menguntungkan
30,32 30,32
Menyebutkan pengaruh cahaya matahari
yang menghasilkan perubahan merugikan
21, 29,31 21,31 29
Mendeskripsikan penyebab perubahan
lingkungan fisik oleh gelombang laut
33,34,35,
37,40
33,35,37 34,40
Menyebutkan pengaruh gelombang laut
yang menghasilkan perubahan merugikan
36,38,39 36,38 39
Berdasarkan Tabel 5 dari 40 butir soal yang diujikan, sebanyak 20 soal yang
valid dan 20 soal yang tidak valid. Dengan demikian instrumen tersebut dapat
digunakan sebagai instrumen evaluasi siklus I dalam penelitian yang dilakukan.
Instrumen siklus 2 hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 6:
34
Tabel 6
Hasil Validitas Butir Soal Evaluasi Siklus II
Indikator
Nomor
Soal
Valid
Tidak
Valid
Menjelaskan perubahan lingkungan fisik
terhadap daratan akibat pengaruh erosi
1,2 ,3
4,5,7, 18,
1,2 ,3
4,5,7, 18
Menjelaskan perubahan lingkungan fisik
terhadap daratan akibat pengaruh abrasi
6 ,8,
16,17
20, 21,
22
8, 16,17,21
6,20,22
Menjelaskan perubahan lingkungan fisik
terhadap daratan akibat pengaruh banjir
9,10,11,
13,18,
19, 25
9,10,11,
13,18, 19,
25
Menjelaskan perubahan lingkungan fisik
terhadap daratan akibat pengaruh tanah
longsor
12,14
15, 23,
24
12,14,15
23,24
Berdasarkan Tabel 6 dari 25 butir soal yang diujikan, sebanyak 20 soal yang
valid dan 5 soal yang tidak valid. Dengan demikian instrumen tersebut dapat
digunakan sebagai instrumen evaluasi siklus II dalam penelitian yang dilakukan.
3.5.2 Reliabilitas
Selain uji validitas instrumen juga dilakukan uji reliabilitas instrumen pada
penelitian ini menggunakan rumus alpha-Cronbach. Reliabilitas menunjuk pada
suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Reliabel artinya
dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Untuk menguji reliabilitas instrumen dengan
meggunakan teknik Cronbach’s Alpha dengan memakai program SPSS 20.0 for
35
windows. Menurut Sekaran (dalam Priyatno, 2012:98) menyatakan batasan pengujian
reliabilitas adalah:
< 0,6 : Reliabilitas kurang baik
0,6- 0,8 : Reliabilitas dapat diterima
> 0,8 : Reliabilitas baik
Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen yang akan digunakan sebagai
instrumen evaluasi siklus I dapat dilihat pada Tabel 7:
Tabel 7
Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.840 40
Berdasarkan Tabel 7 uji reliabilitas instrumen yang digunakan untuk evaluasi
siklus I dapat diketahui bahwa reliabilitasnya .840 sehingga masuk dalam kriteria
reliabilitas baik
Tabel 8
Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.832 25
Berdasarkan Tabel 8 uji reliabilitas instrumen yang digunakan untuk evaluasi
siklus II dapat diketahui bahwa reliabilitasnya .832 sehingga masuk dalam kriteria
reliabilitas dapat diterima.
36
3.6 Indikator Kinerja
Tolak ukur keberhasilan dari model Numbered Heads Together pada pelajaran
IPA yaitu siswa dapat memahami dan mengerti dengan mudah materi yang dipelajari.
Indikator ini merupakan tempat dari rencana yang telah dibuat dan implikasinya
dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA. Indikator
keberhasilan bagi siswa dalam penelitian tindakan kelas ini adalah jika minimal 85%
siswa yang diajar dengan menggunakan model Numbered Heads Together dapat
memperoleh nilai diatas 62 (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan oleh
sekolah. Indikator kinerja yang berkaitan dengan keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran bagi guru, berhasil melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
model Numbered Heads Together jika minimal 85% skenario pembelajaran yang
dibuat telah dilaksanakan.
3.7 Teknik Analisi Data
Teknik analisis data menggunakan analisis uji ketuntasan dan analisis deskriptif
komparatif. Analisis uji ketuntasan adalah analisis membandingkan skor yang
diperoleh dengan KKM. Analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai
tes sebelum perbaikan dengan nilai tes antar siklus. Data kuantitatif yaitu berbentuk
angka-angka dan deskriptif kualitatif yaitu berupa kata-kata atau penjelasan.
Kemudian hasilnya dianalisis dengan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan
nilai sebelum tindakan, siklus I dan nilai siklus II. Kemudian membuat kesimpulan
berdasarkan hasil deskripsi data.