bab iii metode penelitian 3.1. setting dan karakteristik...
TRANSCRIPT
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 semester II tahun pelajaran
2013/2014 di SD Negeri Candirejo 02 yang terletak di Jl. Mertokusumo No. 32
Kec. Tuntang. SDN Candirejo 02 merupakan sekolah yang letaknya berbatasan
langsung dengan kota Salatiga. Lokasi daerah yang dekat dengan Salatiga
membuat banyak orang tua yang memiliki ekonomi menengah ke atas memilih
untuk menyekolahkan anaknya di SD daerah Salatiga. Bukan hanya itu saja letak
SDN Candirejo 02 juga berdampingan dengan SDN Candirejo 01 yang lebih
favorit. Jadi jumlah siswa SDN Candirejo 01 lebih banyak daripada SDN
Candirejo 02. Hal tersebut membuat siswa yang masuk ke SDN Candirejo 02
kebanyakan adalah anak tukang bangunan, sopir angkutan umum, petani, dan
buruh. Rendahnya tingkat pendidikan orang tua siswa menyebabkan kemauan
siswa untuk belajar rendah karena orang tua kurang peduli terhadap pendidikan
anaknya. Kemauan siswa yang rendah nantinya berdampak pada hasil belajar.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 dengan jumlah siswa 24 yang
terdiri dari 11 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Jumlah siswa laki-laki
yang lebih banyak daripada siswa perempuan membuat suasana belajar di kelas
menjadi ramai karena siswa laki-laki itu cenderung tidak bisa tenang. Hal tersebut
berdampak pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Jadi seringkali
penjelasan guru kurang bisa dipahami siswa akibatnya nilai ulangan siswa banyak
yang di bawah KKM.
3.2. Variabel yang Diteliti dan Definisi Operasional
Menurut Sugiono (2010:60), “variabel penelitian yaitu segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”.
25
3.2.1. Variabel Bebas (x)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab dari perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat (Sugiono,
2010:61). Dalam penelitian ini yang dimaksud variabel bebas adalah model
pembelajaran generatif.
3.2.2. Variabel Terikat (y)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2010:61). Dalam penelitian ini yang
dimaksud variabel terikat adalah hasil belajar.
3.2.3 Definisi Operasional
a) Model pembelajaran generatif merupakan salah satu strategi pembelajaran
yang berusaha menyatukan gagasan-gagasan baru dengan skema pengetahuan
yang telah dimiliki oleh siswa. Penerapan pembelajaran generatif akan
mempengaruhi peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri
Candirejo 02.
b) Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh seorang siswa sebagai hasil proses
belajar. Hasil belajar dapat diukur melalui evaluasi yang dibuktikan dengan
hasil tes. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu nilai tes siswa
kelas 5 SD Negeri Candirejo 02.
3.3. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini
dilaksanakan untuk mengatasi suatu permasalahan atau memperbaiki suatu
pembelajaran di dalam kelas. Penelitian ini menggunakan dua siklus, yaitu siklus I
dan siklus II. Siklus I dilaksanakan untuk mencari tahu efektivitas siswa dalam
belajar matematika, sedangkan siklus II dilaksanakan untuk mengetahui
peningkatan efektivitas siswa yaitu hasil belajar.
Dalam rencana tindakan ini mengacu pada model spiral dari Kemmis dan
Mc Taggart. Kemmis dan Mc Taggart (dalam Zainal Aqib, 2006:31)
mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas menggunakan model spiral (the
action research spiral). Penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi empat
26
tahapan yang saling terkait dan berkesinambungan yang masing-masing siklus
meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Berikut adalah skema untuk setiap siklus:
Gambar 2 Model Spiral dari Kemmis dan Mc Taggart
3.4. Rencana Tindakan
3.4.1. Siklus I
3.4.1.1. Perencanaan
Sebelum melaksanakan penelitian siklus I peneliti perlu membuat
perencanaan sebelum melakukan tindakan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I.
b) Menyiapkan soal tes.
c) Menyiapkan alat peraga pembelajaran yang diperlukan.
d) Menyiapkan lembar penilaian.
e) Menyusun lembar observasi sebagai panduan bagi observer dalam
mengobservasi dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
Perencanaan
Pelaksanaan
Tindakan dan
Observasi
Refleksi Siklus I
Perencanaan
Pelaksanaan
Tindakan dan
Observasi Siklus II Refleksi
27
3.4.1.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan dan observasi dilaksanakan dalam waktu yang sama.
Observasi mencakup aktifitas guru dan aktifitas siswa dengan lembar pengamatan.
Pada pelaksanaan tindakan siklus 1 akan dilaksanakan dengan 3 kali pertemuan.
Masing-masing pertemuan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir.
1) Pertemuan ke-1
Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi:
a) Pembelajaran dimulai dengan doa.
b) Apersepsi oleh guru berkaitan dengan materi yang akan diberikan yaitu
pecahan.
c) Guru menuliskan topik tentang penjumlahan pecahan.
d) Guru bersama siswa berdiskusi mengenai materi penjumlahan.
e) Guru mempertentangkan pendapat-pendapat siswa yang berbeda.
f) Guru melakukan demonstrasi penjumlahan pecahan menggunakan kertas
lipat.
g) Siswa mengamati gejala yang muncul dari demostrasi yang dilakukan
guru dengan seksama.
h) Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai gejala yang muncul.
i) Guru menjelaskan gejala dari demonstrasi mengenai penjumlahan
pecahan.
j) Guru memberikan persoalan sejenis untuk diselesaikan siswa.
k) Guru memberikan persoalan dengan konteks yang berbeda untuk
diselesaikan oleh siswa.
l) Guru bersama siswa berdiskusi untuk menilai kembali kerangka kerja
konsep yang telah siswa dapatkan.
2) Pertemuan ke-2
Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi:
a) Pembelajaran dimulai dengan doa.
b) Guru menuliskan topik tentang pengurangan pecahan.
c) Guru bersama siswa berdiskusi mengenai materi pengurangan.
d) Guru mempertentangkan pendapat-pendapat siswa yang berbeda.
28
e) Guru melakukan demonstrasi pengurangan pecahan menggunakan kertas
lipat.
f) Siswa mengamati gejala yang muncul dari demostrasi yang dilakukan
guru dengan seksama.
g) Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai gejala yang muncul.
h) Guru menjelaskan gejala dari demonstrasi mengenai pengurangan
pecahan.
i) Guru memberikan persoalan sejenis untuk diselesaikan siswa.
j) Guru memberikan persoalan dengan konteks yang berbeda untuk
diselesaikan oleh siswa.
k) Guru bersama siswa berdiskusi untuk menilai kembali kerangka kerja
konsep yang telah siswa dapatkan.
3) Pertemuan ke-3
Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi:
a) Pembelajaran dimulai dengan doa.
b) Guru melakukan review dan tanya jawab dengan siswa.
c) Guru membagikan soal evaluasi kepada siswa.
d) Siswa mengerjakan soal evaluasi.
3.4.1.3. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran
pada siklus I. Refleksi dilakukan atas dasar hasil tes formatif siswa. Setelah tahap
siklus I selesai dilaksanakan, maka diperoleh nilai. Nilai tersebut akan dianalisis,
hasil analisis data digunakan untuk melihat keberhasilan maupun kekurangan
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran generatif. Dari
hasil analisis data diadakan tindak lanjut apabila tindakan yang telah dilakukan
tidak menghasilkan peningkatan terhadap efektivitas belajar matematika yang
berkaitan dengan hasil belajar.
3.4.2. Siklus II
3.4.2.1. Perencanaan
Sebelum melaksanakan penelitian siklus II peneliti perlu membuat
29
perencanaan sebelum melakukan tindakan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II.
b) Menyiapkan soal tes.
c) Menyiapkan alat peraga untuk demonstrasi.
d) Menyiapkan lembar penilaian.
e) Menyusun lembar observasi sebagai panduan bagi observer dalam
mengobservasi dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
3.4.1.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan dan observasi dilaksanakan dalam waktu yang sama.
Observasi mencakup aktifitas guru dan aktifitas siswa dengan lembar pengamatan.
Pada pelaksanaan tindakan siklus II akan dilaksanakan dengan 3 kali pertemuan.
Masing-masing pertemuan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir.
1) Pertemuan ke-1
Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi:
a) Pembelajaran dimulai dengan doa.
b) Guru menuliskan topik tentang perkalian pecahan.
c) Guru bersama siswa berdiskusi mengenai materi perkalian.
d) Guru mempertentangkan pendapat-pendapat siswa yang berbeda.
e) Guru melakukan demonstrasi perkalian pecahan menggunakan kertas lipat.
f) Siswa mengamati gejala yang muncul dari demostrasi yang dilakukan
guru dengan seksama.
g) Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai gejala yang muncul.
h) Guru menjelaskan gejala dari demonstrasi mengenai perkalian pecahan.
i) Guru memberikan persoalan sejenis untuk diselesaikan siswa.
j) Guru memberikan persoalan dengan konteks yang berbeda untuk
diselesaikan oleh siswa.
k) Guru bersama siswa berdiskusi untuk menilai kembali kerangka kerja
konsep yang telah siswa dapatkan.
2) Pertemuan ke-2
Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi:
30
a) Pembelajaran dimulai dengan doa.
b) Guru menuliskan topik tentang pembagian pecahan.
c) Guru bersama siswa berdiskusi mengenai materi pembagian.
d) Guru mempertentangkan pendapat-pendapat siswa yang berbeda.
e) Guru melakukan demonstrasi pembagian pecahan menggunakan kertas
lipat.
f) Siswa mengamati gejala yang muncul dari demostrasi yang dilakukan
guru dengan seksama.
g) Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai gejala yang muncul.
h) Guru menjelaskan gejala dari demonstrasi mengenai pembagian pecahan.
i) Guru memberikan persoalan sejenis untuk diselesaikan siswa.
j) Guru memberikan persoalan dengan konteks yang berbeda untuk
diselesaikan oleh siswa.
k) Guru bersama siswa berdiskusi untuk menilai kembali kerangka kerja
konsep yang telah siswa dapatkan.
3) Pertemuan ke-3
Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi:
a) Pembelajaran dimulai dengan doa.
b) Guru melakukan review dan tanya jawab dengan siswa.
c) Guru membagikan soal evaluasi kepada siswa.
d) Siswa mengerjakan soal evaluasi.
3.4.1.3. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran
pada siklus II. Refleksi dilakukan atas dasar hasil tes formatif siswa. Setelah tahap
siklus II selesai dilaksanakan, maka diperoleh nilai. Nilai tersebut akan dianalisis,
hasil analisis data digunakan untuk melihat keberhasilan maupun kekurangan
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran generatif.
Selanjutnya hasil analisis dari siklus I dan siklus II dibandingkan. Apabila pada
siklus II hasil analisis yang didapat lebih baik dari siklus I, maka dianggap
penerapan pembelajaran generatif telah berhasil.
31
3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini melalui:
a) Tes
Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses
pembelajaran. Teknik ini dilakukan di akhir setiap siklus dengan memberikan
beberapa soal tes.
b) Observasi
Observasi digunakan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan sintaks
model pembelajaran generatif dalam proses pembelajaran. Pada teknik ini data
yang diobservasi yaitu kegiatan mengajar guru dan kegiatan siswa dalam proses
pembelajaran.
c) Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang nama siswa, nilai
hasil ulangan siswa, dan data penunjang lainnya. Selain itu, dokumentasi juga
digunakan sebagai bukti pelaksanaan penelitian. Teknik ini dapat berupa
dokumentasi tertulis maupun gambar.
3.5.2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:
a) Soal tes
Dalam pengumpulan data hasil belajar, instrumen yang digunakan berupa
soal tes. Soal tes berbentuk isian ini diuji dan dihitung dengan menggunakan
program SPSS 16.0 untuk mengetahui validitas dan reliabilitas pada tiap butir
soal. Berikut kisi-kisi soal matematika kelas 5:
32
Tabel 2
Kisi-Kisi Soal Siklus I
Tabel 3
Kisi-Kisi Soal Siklus II
Standar Kompetensi Kompetensi
Dasar
Indikator
Item
5. Menggunakan
pecahan dalam
pemecahan
masalah.
5.2 Menjumlahkan
dan
mengurangkan
berbagai bentuk
pecahan.
1. Menghitung
penjumlahan berbagai
bentuk pecahan.
2. Menghitung
pengurangan berbagai
bentuk pecahan.
3. Menghitung operasi
hitung campuran
berbagai bentuk
pecahan.
1, 3, 5, 10,
12,
6, 8, 14, 16,
19
2, 4, 7, 9, 11,
13, 15, 17,
18, 20
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
Item
5. Menggunakan
pecahan dalam
pemecahan
masalah
5.3 Mengalikan
dan membagi
berbagai
bentuk
pecahan.
1. Menghitung perkalian
berbagai bentuk pecahan.
2. Menghitung pembagian
berbagai bentuk pecahan.
3. Menghitung operasi
hitung campuran berbagai
bentuk pecahan.
1, 3, 5, 7, 12,
15,
4, 6, 8, 10, 14,
17, 19
2, 9, 11, 13, 16,
18, 20
33
b) Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan mengajar guru
dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi
siswa, hal yang diamati yaitu mengenai keterlibatan siswa dalam pembelajaran
generatif. Lembar observasi guru, hal yang diamati yaitu kemampuan guru dalam
menerapkan model pembelajaran generatif pada mata pelajaran matematika.
Berikut kisi-kisi lembar observasi guru dan siswa:
Tabel 4
Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru
No Aspek Yang Diamati Indikator
1. Pra pembelajaran Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran.
Memeriksa kesiapan siswa.
2. Kegiatan inti
pembelajaran
Guru menuliskan topik dan melibatkan siswa
dalam diskusi yang bertujuan untuk menggali
pemahaman siswa tentang topik yang akan
dibahas.
Guru mengajak siswa untuk mengungkapkan
pemahaman dan pengalaman mereka dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
topik tersebut.
Guru meminta siswa mengomentari pendapat
teman sekelas dan membandingkannya dengan
pendapat sendiri.
Setelah guru mengetahui pandangan sebagian
siswanya, guru mengajak siswa untuk
mengemukakan fenomena atau gejala-gejala yang
diperkirakan muncul dari suatu peristiwa yang
akan didemonstrasikan.
Guru memberi kesempatan siswa untuk
mengemukakan alasan untuk mendukung dugaan
mereka. Siswa juga diajak untuk menanggapi
pendapat teman satu kelas mereka yang berbeda
dari pendapat sendiri.
Guru mencatat dan mengelompokkan dugaan-
dugaan siswa. Kemudian guru mempertentangkan
pendapat-pendapat yang berbeda itu.
Setelah itu guru melaksanakan demonstrasi dan
meminta siswa untuk mengamati dengan seksama
gejala yang muncul.
Guru memberi kesempatan siswa untuk mencerna
apa yang mereka amati sehingga siswa akan
34
mengalami konflik kognitif dalam pikirannya.
Kemudian barulah guru menayakan apakah gejala
yang mereka amati itu sesuai atau tidak dengan
pikiran mereka.
Guru membantu siswa dengan mengusulkan
alternatif tafsiran menurut ilmuwan dan
menunjukkan bahwa pandangan yang guru
usulkan dapat menjelaskan secara koheren gejala
yang mereka amati.
Guru memberikan beberapa persoalan sejenis dan
menyarankan siswa menjawabnya dengan
pandangan alternatif yang diusulkan guru. Dengan
begitu, diharapkan siswa mulai mereorganisasi
kerangka berpikir mereka dengan melakukan
perubahan struktur dan hubungan antar konsep-
konsep.
Guru memberikan berbagai persoalan dengan
konteks yang berbeda untuk diselesaikan oleh
siswa dengan kerangka konsep yang telah
mengalami rekonstruksi.
Guru bersama siswa berdiskusi untuk menilai
kembali kerangka kerja konsep yang telah siswa
dapatkan.
3. Penutup
Melakukan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa.
Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa.
Memberikan evaluasi.
4. Pelaksanaan
pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu
yang telah dialokasikan.
Menguasai kelas.
Melaksanakan pembelajaran secara runtut.
5. Penggunaan bahasa
Penjelasan dapat dimengerti oleh siswa.
Siswa tidak menemui kesulitan dalam pemahaman
ketika dijelaskan materi pelajaran.
Tabel 5
Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa
No Aspek Yang Diamati Indikator
1. Pra pembelajaran
Siswa menempati tempat duduknya masing-
masing.
Kesiapan menerima pembelajaran.
2. Kegiatan inti
pembelajaran
Siswa terlibat dalam diskusi yang bertujuan untuk
menggali pemahaman siswa tentang topik yang
akan dibahas.
35
Siswa mengungkapkan pemahaman dan
pengalaman mereka dalam kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan topik tersebut.
Siswa mengomentari pendapat teman sekelas dan
membandingkannya dengan pendapat sendiri.
Siswa mengemukakan fenomena atau gejala-
gejala yang diperkirakan muncul dari suatu
peristiwa yang akan didemonstrasikan.
Siswa mengemukakan alasan untuk mendukung
dugaan mereka.
Siswa menanggapi pendapat teman satu kelas
mereka yang berbeda dari pendapat sendiri.
Siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan
guru dengan seksama.
Siswa mencerna apa yang mereka amati sehingga
akan mengalami konflik kognitif dalam
pikirannya
Siswa memperhatikan usulan dari guru menurut
tafsiran ilmuwan.
Siswa mengerjakan beberapa persoalan sejenis
yang diberikan guru.
Siswa menjawab berbagai persoalan dengan
konteks yang berbeda menggunakan kerangka
konsep yang telah mengalami rekonstruksi.
Siswa berdiskusi dengan guru untuk menilai
kembali kerangka kerja konsep yang telah siswa
dapatkan.
3. Penutup Siswa secara aktif membuat rangkuman.
Siswa mengerjakan evaluasi dengan baik.
4. Pelaksanaan
pembelajaran
Siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Siswa tertarik terhadap pembelajaran yang
disajikan dengan model pembelajaran generatif.
Siswa memiliki pemahaman yang sama tentang
materi pelajaran.
5. Penggunaan bahasa
Siswa menyampaikan pendapat dengan gaya
bahasa yang sesuai.
Siswa menggunakan bahasa tulis yang baik dan
benar.
3.6. Indikator Kinerja
Tolak ukur keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini dikatakan
berhasil apabila minimal 90% siswa berhasil memperoleh hasil belajar > 65, yakni
skor Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan dalam penelitian
ini.
36
3.7. Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan analisis
ketuntasan dan analisis komparatif. Analisis ketuntasan yaitu membandingkan
data hasil penelitian dengan skor KKM sedangkan analisis komparatif yaitu
membandingkan nilai tes pra siklus, nilai tes siklus I, dan nilai tes siklus II.
Analisis data hasil penelitian yang berupa hasil belajar diperoleh dari tes pra
siklus, tes siklus I, dan tes siklus II. Untuk menghitung persentase ketuntasan
klasikal dengan rumus sebagai berikut:
Ketuntasan klasikal = siswaseluruhJumlah
belajartuntasyangsiswaJumlah x 100 %
Keterangan:
Ketuntasan klasikal: jika > 90% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan
skor > 65.