bab iii metode penelitian 3.1 setting dan karakteristik...
TRANSCRIPT
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
a) Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga.
b) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester 2 Tahun ajaran 2015/2016.
Tabel 3.1
Agenda Pelaksanaan PTK No
Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Februari Maret April Ket
1 Penulisan Proposal
2 Perencanaan Instrumen
3 Pelaksanaan Siklus I
4 Analisis dan Refleksi I
5 Pelaksanaan Siklus II
6 Analisis dan Refleksi II
7 Penulisan Laporan
c) Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun
04 Salatiga yang berjumlah 28 siswa dengan 15 siswa laki-laki dan 13
siswa perempuan.
3.2 Variabel Yang Akan Diteliti
Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi titik perhatian suatu
penelitian. Jadi variabel penelitian merupakan suatu yang menjadi objek
pengamatan dalam penelitian.
1. Jenis Variabel
24
Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas atau independen
dan variabel terikat atau dependen. Variabel tersebut adalah sebagai berikut:
a) Variabel independen/ bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.
Variabel independen/ variabel bebasnya adalah model pembelajaran numbered
heads together (X).
b) Variabel dependen/ terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat/ variabel
dependennya dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika pada materi
pecahan siswa kelas IV (Y).
2. Hubungan antar variabel
Ariabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 3.1 Hubungan antar variabel
3. Definisi Operasional Variabel
a) Model Numbered Head Together
Model Numbered Head Together merupakan varian dari diskusi kelompok.
Teknis pelaksanaanya hampir sama dengan diskusi kelompok. Model Numbered
Head Together dalam konteks proses belajar mengajar yang dapat dijalankan oleh
guru dalam penelitian ini adalah:
1. guru meminta siswa untuk duduk berkelompok-kelompok.Guru memberi
nomor kepada setiap anggota kelompok.
2. Guru memanggil nomor untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
3. Guru tidak memberitahukan nomor berapa yang akan presentasi selanjutnya.
b) Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya. Hal ini dapat tercapai apabila siswa
sudah memahami belajarnya dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku
Y X
25
yang lebih baik lagi. Indikator yang diteliti adalah hasil belajar matematika
siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga yaitu:
1. Menjelaskan arti pecahan sebagai beberapa bagian dari keseluruhan.
2. Menyelesaikan soal cerita yang mengandung arti pecahan.
3. Menuliskan letak pecahan pada garis bilangan.
4. Mengurutkan pecahan berpenyebut sama.
5. Mengurutkan pecahan berpenyebut tidak sama.
6. Membandingkan pecahan berpenyebut sama
7. Membandingkan pecahan berpenyebut tidak sama.
3.3 Prosedur (langkah-langkah) Penelitian
Prosedur tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan
dalam 3 siklus dan direncanakan akan dilaksanakan dengan langkah-langkah
sebagai berikut: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Siklus1
1. Perencanaan ( Planing)
a) Menyiapkan bahan deskripsi dan tugas-tugas.
b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
Numbered Head Together
c) Menyiapkan instrument pengamatan dan dokumentasi.
2. Tindakan
Penelitian ini setiap siklus dilaksanakan 3 kali pertemuan yaitu pertemuan
ke satu dan kedua penyampaian materi sedangkan pertemuan ke tiga
evaluasi. Dalam setiap kali pertemuan, siklus 1 akan dilaksanakan
langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
A. Kegiatan Awal
1) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa
2) Guru menanyakan kabar siswa
3) Guru mengabsensi siswa
4) Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa
5) Menyampaikan tujuan pembelajaran
26
Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
a) Guru menjelaskan materi tentang mengenal arti pecahan sebagai
beberapa bagian dari keseluruhan.
2. Elaborasi
a) Siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang terdiri dari 4 orang dalam 1
Kelompok. Masing-masing siswa dalam tim diberikan nomor yang
berbeda-beda sesuai dengan jumlah siswa dalam kelompok.
b) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sesuai dengan materi
Yang sedang dipelajari. Siswa berpikir bersama untuk menemukan
Jawaban dan menjelaskan Jawaban kepada anggota dalam timnya,
Sehingga semua anggota mengetahui jawaban dari masing-masing
pertanyaan yang diberikan.
c) Guru menyebutkan salah satu nomor. Setiap siswa dari tiap kelompok
yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban
untuk seluruh kelas. Guru secara random memilih kelompok yang
harus menjawab pertanyaan tersebut. Siswa yang nomornya disebut
guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk
menjawab pertanyaan.
3. Konfirmasi
a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan.
c) Siswa dari kelompok lain menanggapi atau mengomentari hasil dari
kelompok yang presentasi
d) Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap kerja siswa.
e) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dan memotivasi siswa
agar lebih berpartisipasi aktif. Bertanya jawab tentang materi pecahan
yang belum dipahami
27
C. Kegiatan Penutup
1. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
2. Guru melaksanakan evaluasi dengan membagi lembar tes formatif
untuk dikerjakan secara individu.
3. Guru memberi penghargaan terhadap keberhasilan individu atau
kelompok.
4. Guru menutup pembelajaran. Salam penutup
B. Pengamatan
Pengamat mengamati jalannya proses pembelajaran dan perhatian
dipusatkan pada kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran
Numbered Head Together termasuk hasil yang dicapai siswa.
4. Refleksi
Setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together maka akan
dilakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah
berlangsung, untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam
pelaksanaan model Numbered Head Together. Dari kegiatan refleksi
tersebut dapat diketahui hal-hal yang perlu diperbaiki guna persiapan
pembelajaran pada siklus yang selanjutnya.
Siklus 2
1. Perencanaan ( Planing)
a) Menyiapkan bahan deskripsi dan tugas-tugas.
b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
Numbered Head Together.
c) Menyiapkan instrument pengamatan dan dokumentasi.
2. Tindakan
Penelitian ini setiap siklus dilaksanakan 3 kali pertemuan yaitu.
siklus 1 akan dilaksanakan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
1) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa
28
2) Guru menanyakan kabar siswa. Guru mengabsensi siswa
3) Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa
4) Menyampaikan tujuan pembelajaran
b) Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
a. Guru menjelaskan materi tentang mengenal arti pecahan sebagai
beberapa bagian dari keseluruhan.
2) Elaborasi
a. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang terdiri dari 4 orang dalam 1
Kelompok. Masing-masing siswa dalam tim diberikan nomor yang
berbeda-beda sesuai dengan jumlah siswa dalam kelompok.
b. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sesuai dengan materi yang
sedang dipelajari. Siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban
dan menjelaskan. Jawaban kepada anggota dalam timnya, sehingga
semua anggota mengetahui jawaban dari masing-masing pertanyaan
yang diberikan. Guru menyebutkan salah satu nomor
c. Setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat
tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. Guru secara
random memilih kelompok yang harus menjawab
pertanyaan tersebut. Siswa yang nomornya disebut guru dari
kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab
pertanyaan.
3) Konfirmasi
a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan. Siswa dari kelompok lain
menanggapi atau mengomentari hasil dari
kelompok yang presentasi. Guru memberikan umpan balik dan
penguatan terhadap kerja siswa.
c. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dan memotivasi siswa
agar lebih berpartisipasi aktif. Bertanya jawab tentang materi pecahan
29
yang belum dipahami
b. Kegiatan Penutup
1. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
2. Guru melaksanakan evaluasi dengan membagi lembar tes formatif
untuk dikerjakan secara individu. Guru memberi penghargaan terhadap
keberhasilan individu atau kelompok. Guru menutup pembelajaran.
Salam penutup
3. Pengamatan
1. Melakukan observasi sesuai dengan format yang disiapkan dan
mencatat semua hal-hal penting yang terjadi selama pelaksanaan
tindakan berlangsung.
2. Memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus 1.
4. Refleksi
1. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus 2 berdasarkan
data/hasil observasi yang terkumpul.
2. Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada siklus 2.
3. Evaluasi tindakan siklus 2.
3.4 Data dan Teknik Pengumpulan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data
kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam angka-angka untuk menentukan
hasil belajar siswa. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik
tes dan non tes.
a. Teknik Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa selama proses belajar,
sehingga peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan diambil dalam
memperbaiki pembelajaran. Tes digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa.
30
Tabel 3. 2
Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Siklus I
Tabel 3.3
Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Item Tes
Nomor
item
Jumlah
item
6.
Menggunaka
n pecahan dalam
pemecahan
masalah
6.1 Menjelaskan
arti pecahan dan
urutannya
1. Mengurutkan pecahan
berpenyebut sama.
2. Mengurutkan pecahan berpenyebut tidak
sama
3. Membandingkan pecahan berpenyebut
sama.
4. Membandingkan
pecahan berpenyebut tidak sama
12,15,22,
23,
21,24,25
9,
18,11
4
3
1
2
a.Teknik Non Tes
Teknik non tes sangat penting dalam mengakses siswa pada ranah
afektif dan psikomotor, berbeda dengan teknik tes yang lebih menekankan
pada aspek kognitif. Ada beberapa macam teknik non tes.
1. Observasi
Observasi atau pengamatan meliputi pemuatan perhatian terhadap
suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera, dalam penelitian ini
adalah observasi langsung yaitu peneliti dan pengamat (guru kelas) melihat
Standar
Kompetensi
Kompotensi
Dasar Indikator
Item Tes
Nomor
item
Jumlah
item
6. Menggunakan
pecahan dalam
pemecahan masalah
6.1 Menjelaskan
arti pecahan
dan urutannya
1. Mengenal arti pecahan sebagai beberapa
bagian dari
keseluruhan 2. Menyelesaikan soal
cerita yang
mengandung arti
pecahan 3. Menuliskan letak
pecahan pada garis
bilangan
5,16,20
1,2,3.4,
6,7,8,
3
4
3
31
sekaligus mengamati secara langsung guru dalam proses pembelajaran
Numbered Head Together kemudian mengisi lembar observasi yang telah
disediakan.
2. Wawancara
Wawancara adalah cara untuk memperoleh informasi mendalam yang
diberikan secara lisan dan spontan, tentang wawasan, pandangan atau aspek
kepribadian peserta didik.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dipergunakan untuk mendokumentasikan secara keseluruhan
tentang pelaksanaan pembelajaran Numbered Head Together mulai dari
kegiatan awal, inti dan akhir kegiatan pembelajaran berupa foto.
3.5 Uji Validitas Dan Reliabilitas Data
Untuk menjamin bahwa instrumen berupa tes pilihan ganda yang akan
digunakan merupakan instrumen yang baik maka dilakukan uji validitas dan
reliabilitas. Instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat yaitu valid dan
reliabel.
1) Uji Validitas
Untuk menguji valid tidaknya sebuah soal yang akan diujikan kepada siswa
terlebih dahulu peneliti menguji cobakan soal evaluasi kepada kelas yang berbeda
yaitu kelas 5 SDN Kutowinangun 04. Validitas suatu tes atau instrumen adalah
instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
Pengukuran untuk menguji sebuah soal itu valid atau tidak valid. Suatu soal dapat
dikatakan valid atau tidak valid itu tergantung pada mampu tidaknya alat ukur
tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Uji validitas
dilakukan pada siswa kelas V dengan peserta tes sebanyak 23 siswa dengan
jumlah responden (N) = 23, maka nilai r tabel = 0,433 (Anas Sudijono 2012:479).
Untuk menghitung nilai corrected item to total correlation menggunakan aplikasi
SPSS versi 16.0.
berikut ini akan disajikan hasil uji validitas instrumen soal pada siklus 1 dan
siklus 2 yaitu sebagai berikut: Dari 25 soal yang diujikan pada siklus 1 dan siklus
32
II diketahui bahwa ada 20 soal yang dinyatakan valid dan 5 soal yang dinyatakan
tidak valid. Pengujian validitas digunakan dengan uji statistik uji correlate Karl
Pearsons. Adapun soal valid adalah soal nomor1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 15,
16, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25. Sedangkan soal yang tidak valid adalah soal nomor
10,13,14,17,19.
Berdasarkan tabel uji validitas diatas ada 25 item soal, setelah diuji validitas
menggunakan SPSS 16.0 terdapat 20 soal yang valid dan terdapat 5 soal yang
tidak valid karena nilai r tabelnya dibawah 0,433 tetapi peneliti hanya
menggunakan soal yang nilai r tabelnya valid dan tertinggi yang dijadikan
evaluasi pada siswa kelas IV SDN Kutowinangun 04.
Berikut ini cara menentukan validitas menggunakan SPSS :
Langkah-langkahnya dapat kita lakukan sebagai berikut:
1. Ketik data nilai siswa di excel
2. Buka program spss
3. Masukan data pada spss
4. Kemudian klik Analyze – Correlate- Bivariate
5. Masukan semua item ke kotak variables
6. Klik OK
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil
pengukuran yang konstan. Tes yang memiliki konsistensi reliabilitas tinggi adalah
akurat terhadap kesempatan testing dan instrument tes lainnya. ketepatan atau
ketelitian suatu alat ukur. Kata reliabel sering disebut dengan nama lain misalnya
terpercaya, terandalkan, stabil, konsisten dan lain sebagainya. Untuk menghitung
tingkat reliabilitas tes hasil belajar dalam penelitian ini digunakan rumus dari
reliabilitas alpha cronbach Untuk menghitung reliabilitas digunakan alat bantu
statistic 16.0 for windows.
Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang
mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas dinyatakan dengan
koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 hingga 1,00. Semakin
33
tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00 maka semakin tinggi reliabilitasnya.
Kaidah untuk menentukan tingkat reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 3.4
Koefisien Reliabilitas Data Instrumen Koefisien Kualifikasi
0.80-1.00 Sangat Reliabel
0,80-0,60 Reliabel
0,60-0,40 Cukup Reliabel
0,40-0,20 Kurang Reliabel
… ≤ 0,20 Tidak Reliabel
Berikut ini akan disajikan hasil pengujian reliabilitas instrumen soal yang
akan digunakan pada siklus 1 maupun siklus II yaitu sebagai berikut:
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.974 20
Mengacu pada ketentuan kategori reliabilitas di atas,maka reliabilitas
instrumen yang akan digunakan pada siklus 1 dan siklus II masuk dalam
kategori reliabilitas memuaskan; dengan nilai alpha 0,974.
Berikut ini cara menentukan reliabilitas menggunakan SPSS :
Langkah-langkahnya dapat kita lakukan sebagai berikut:
1. Buka program spss
2. Buka data yang akan diuji reliabilitasnya
3. Klik Analyze-Scale-Reliability Analyze
4. Kemudian akan muncul kotak dialog Reliabiliyt Analyze pindahkan
semua variabel ke dalam kotak di sebelah kanan, dengan cara klik tanda
panah yang terdapat diantara kedua kotak tersebut
5. Klik statistic, kemudian muncul kotak dialog baru yakni Reliability
Analyze: Statistic Beri tanda centang pada item, scale dan scale if item
deleted pada kotak “Descriptive for”.
Tabel 3.5
Uji Reliability Instrumen
Siklus I dan II
34
6. Klik continue, klik OK (maka secara otomatis akan muncul output dari
Perintah tersebut). Dan untuk mengetahui data tersebut reliable atau
tidak dapat dilihat dari nilai alpha.
7. Data akan reliable bila nilai alpha lebih besar dari pada nilai pada tabel
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Tindakan Guru Dalam Model Pembelajaran
Numbered Head Together Di Kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 04
Semester II Tahun Ajaran 2015/2016
No Aspek Indikator No
item
1 Kegiatan awal Kemampuan guru menyiapkan
mental siswa ketepatan cara dan isi
a) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa
b) Guru mengkondisikan siswa
c) Guru menanyakan kabar siswa d) Guru mengabsensi siswa
e) Guru memberikan apersepsi
kepada siswa f) Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2 Kemampuan guru membangun apersepsi ketepatan cara dan isi
a) Guru memberikan ilustrasi (melakukan ice breaking dengan
bertanya kepada siswa pernahkan
kalian makan pizza)
3 Kemampuan guru memotivasi siswa a) menyadarkan siswa
b) menyampaikan tujuan pembelajaran
c) menyampaikan langkah-langkah
model numbered head together
4 Kegiatan inti
kemampuan guru melaksanakan
eksplorasi ketepatan cara dan isi kemampuan guru melaksanakan
elaborasi ketepatan cara dan isi
numbered Head Together
a) mengali pengetahuan siswa
b) kesesuaian pertanyaan
c) penerimaan siswa dalam menerima pertanyaan
d) penggunaan media
e) Siswa dibagi dalam kelompok.
Masing-masing siswa dalam kelompok diberi nomor.
f) Guru memberikan tugas/pertanyaan
dan masing-masing kelompok mengerjakannya
g) Kelompok berdiskusi untuk
menemukan jawaban yang
dianggap paling benar dan
35
memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban
tersebut.
h) Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang
dipanggil mempresentasikan
jawaban hasil diskusi kelompok
mereka.
5 Kemampuan guru melaksanakan
konfirmasi ketepatan cara dan isi
a) Guru bertanya jawab tentang hal
hal yang belum diketahui siswa. b) Guru bersama siswa bertanya jawab
c) meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan
penyimpulan. d) Siswa dari kelompok lain
menanggapi atau mengomentari
hasil dari kelompok yang presentasi e) Guru memberikan umpan balik dan
penguatan terhadap kerja siswa
f) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dan memotivasi
siswa agar lebih berpartisipasi aktif
lagi
6 Kegiatan akhir kemampuan guru melaksanakan kegiatan akhir
ketepatan cara dan isi
a) Melaksanakan simpulan
b) Melaksanakan refleksi
pembelajaran dengan melibatkan
siswa
c) Melaksanakan tindak lanjut
Indikator yang merumuskan pada kisi-kisi observasi aktivitas guru diatas
sesuai dengan standar proses dan sintaks model Numbered Head Together. Dalam
observasi ini terdapat empat kategori jawaban sangat baik,baik,kurang dan sangat
kurang dari setiap pertanyaan,yang dipilih salah satu sesuai dengan keadaan yang
terjadi di lapangan dengan perincian sebagai berikut:
Sangat Baik = 4
Baik = 3
Kurang = 2
Sangat Kurang = 1
36
3.6 Indikator Kinerja
Hasil belajar siswa mengalami peningkatan, dari jumlah siswa yang
mencapai KKM kelas yaitu 70% mengalami ketuntasan dengan KKM 67
3.7 Teknik nalisis Data
Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif komparatif yaitu
membandingkan hasil setiap perolehan nilai pra siklus, siklus 1 dan siklus 2.
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif yang dinyatakan dalam bentuk angka . Adapun rumus yang digunakan
adalah:
1. Menghitung ketuntasan belajar
Data yang diperoleh dari nilai hasil belajar siswa dapat ditentukan
ketuntasan belajar menggunakan analisis deskriptif persentase dengan
perhitungan:
Ketuntasan =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
jumlah seluruh siswa x 100
2. Menghitung ketuntasan indikator kinerja
Data yang diperoleh dari nilai hasil belajar siswa dapat ditentukan
ketuntasan indikator kinerja menggunakan analisis deskriptif persentase
dengan perhitungan:
Ketuntasan = jumlah nilai siswa yang tuntas belajar individu
jumlah siswa x 100
Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa yang mampu
menyelesaikan atau mencapai minimal dari nilai KKM yang ditetapkan
oleh sekolah yaitu 67 sekurang-kurangnya 80% dari jumlah siswa yang
ada di kelas tersebut.
3. Menghitung hasil observasi guru
Untuk menghitung kinerja guru dalam melaksanakan model
pembelajaran maka dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Hasil observasi guru = 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑟 1+𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑟 2
2