bab iii metode penelitian 3.1 setting dan karakteristik...

17
37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri Blotongan 01 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai minggu pertama bulan Maret semester II tahun ajaran 2015/2016. Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga yang berjumlah 21 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki- laki dan 10 siswa perempuan. Umur siswa kelas 5 sebagian berada pada rentang 10-12 tahun. Bagaimana peran guru kelas SD Negeri Blotongan 01 Salatiga dalam membimbing siswa mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS selama mengikuti proses pembelajaran akan menjadi subjek dalam penelitian ini. Objek penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing. Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Role Playing tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga. 3.2 Variabel Penelitian Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah : a. Variabel bebas yaitu dalam penelitian ini adalah penggunaan metode Role Playing. b. Variabel terikat yaitu dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar IPS materi Perjuangan para tokoh menuju kemerdekaan dan tokoh perjuangan proklamasi kemerdekaan. 3.3 Rencana Tindakan Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan terhadap siswa kelas 5 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga. Dalam

Upload: doandien

Post on 08-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

37

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di

SD Negeri Blotongan 01 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Penelitian ini

dilakukan pada bulan Februari sampai minggu pertama bulan Maret semester II

tahun ajaran 2015/2016.

Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri

Blotongan 01 Salatiga yang berjumlah 21 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-

laki dan 10 siswa perempuan. Umur siswa kelas 5 sebagian berada pada rentang

10-12 tahun. Bagaimana peran guru kelas SD Negeri Blotongan 01 Salatiga

dalam membimbing siswa mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan

metode Role Playing untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS

selama mengikuti proses pembelajaran akan menjadi subjek dalam penelitian ini.

Objek penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode Role

Playing. Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Role Playing tersebut

diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri

Blotongan 01 Salatiga.

3.2 Variabel Penelitian

Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas yaitu dalam penelitian ini adalah penggunaan metode Role

Playing.

b. Variabel terikat yaitu dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar

IPS materi Perjuangan para tokoh menuju kemerdekaan dan tokoh

perjuangan proklamasi kemerdekaan.

3.3 Rencana Tindakan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang akan

dilaksanakan terhadap siswa kelas 5 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga. Dalam

38

penelitian ini, mahasiswa bertindak sebagai peneliti. Pada pelaksaannya, guru

berperan memberikan tindakan kepada siswa sedangkan peneliti melakukan

pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Penelitian

tindakan kelas ini bukan kegiatan tunggal, melainkan berupa rangkaian kegiatan

yang akan kembali ke asal yaitu dalam bentuk siklus. Penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui dampak dari kegiatan yang telah dilakukan.

“Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersama”(Suharsimi Arikunto, dkk, 2006: 3). Hal ini, selaras

dengan pendapat Hopkins (H. Sujati, 2000: 1) penelitian tindakan kelas

merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya, dimana guru

melakukan suatu tindakan dengan tujuan meningkatkan kualitas mengajarnya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dirumuskan bahwa penelitian tindakan kelas

merupakan penelitian tindakan yang dilaksanakan guru dengan mencermati

kejadian atau kegiatan yang disengaja dimunculkan di dalam kelas dengan tujuan

untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam hal ini,

penelitian tindakan kelas yang dimaksud berbentuk kolaboratif, dimana peneliti

bekerjasama dengan guru kelas dalam kegiatan penelitian dan refleksi hasil

penelitian.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

Kemmis dan MC Taggart yang biasa disebut dengan desain putaran spiral

(Kasihani Kasbolah, 1998: 113). Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa

siklus dengan setiap siklusnya terdiri dari tahapan-tahapan, yaitu: perencanaan

(planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).

Siklus dihentikan jika peneliti dan guru kelas sepakat bahwa pembelajaran IPS

menggunakan model Role Playing telah berhasil meningkatkan hasil belajar

siswa. Gambar siklusnya adalah gambar 1 berikut:

39

Gambar 1

Desain Penelitian menurut Kemmis dan Taggart (Suharsimi Arikunto, 2006: 92-93)

Berdasarkan tahap kegiatan setiap siklus, tahap penelitian yang

dilaksanakan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan dalam penelitian ini

meliputi :

a) Menentukan pokok bahasan yang akan dilaksanakan

pada proses pembelajaran IPS semester II. Sebelumnya

mencari Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan

menentukan indikator-indikator pada Kompetensi Dasar

tersebut.

b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

tentang Kompetensi Dasar yang harus dicapai dengan

menggunakan metode pembelajaran Role Playing.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun oleh

peneliti dengan bimbingan dari dosen pembimbing dan

guru kelas yang bersangkutan.

Siklus I:

1. Perencanaan I.

2. Tindakan I.

3. Observasi I.

4. Refleksi I.

Siklus II:

1. Revisi Rencana I.

2. Tindakan II.

3. Observasi II.

4. Refleksi II

40

c) Berdiskusi dengan guru mengenai persiapan

pembelajaran menggunakan metode Role Playing yang

akan dilaksanakan di kelas.

d) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran yang

akan digunakan dalam setiap kali pelaksanaan tindakan

diantaranya adalah: buku paket yang relevan, dsb.

e) Mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan proses

pembelajaran untuk guru dan siswa yang akan

digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran IPS

materi peristiwa sekitar proklamasi menggunakan

metode Role Playing.

f) Mempersiapkan tes yang digunakan untuk

mengumpulkan data hasil belajar IPS pada siswa kelas

5 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga. Tes akan diberikan

pada akhir siklus. Soal tes disusun oleh peneliti yang

telah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan

guru kelas 5.

g) Mempersiapkan kamera untuk mendokumentasikan

proses pembelajaran yang berlangsung.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan pada siklus I ini dilakukan dengan menggunakan

paduan perencanaan dan dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel

serta terbuka terhadap perubahan-perubahan. Guru mengajar

dengan menggunakan RPP yang telah disusun dan dipersiapkan

sebelumnya. Sedangkan, peneliti dengan bantuan teman

mengamati pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar

observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pembelajaran yang

akan dilaksanakan pada siklus I adalah mata pelajaran Ilmu

pengetahuan Sosial dengan Standar Kompetensi: 2. Menghargai

peranan tokoh perjuangan dan masyarakat dalam mempersiapkan

dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kompetensi Dasar:

41

2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam

memproklamasikan kemerdekaan indonesia.

3. Pengamatan (Observasi)

Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah

dipersiapkan sebelumnya. Obyek pengamatan dalam penelitian ini

adalah kegiatan pembelajaran dengan langkah-langkah Role

Playing. Kegiatan pengamatan tersebut dilakukan oleh peneliti

dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun

berdasarkan indikator-indikator yang terdapat pada variabel

metode pembelajaran Role Playing yang dilakukan guru pada

proses pembelajaran IPS. Pengamatan tersebut dilakukan untuk

mengetahui aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran

menggunakan metode Role Playing pada mata pelajaran IPS.

Kegiatan pengamatan terhadap kegiatan siswa selama

pembelajaran tersebut menggunakan lembar observasi aspek

afektif. Pada tahap ini, dilakukan observasi terhadap semua proses

tindakan, situasi tindakan, dan hasil tindakan. Lembar observasi

akan membantu peneliti mengetahui penerapan metode

pembelajaran Role Playing pada proses pembelajaran. Instrumen

tes, berupa soal tes diberikan kepada siswa pada setiap akhir siklus,

tujuannya adalah untuk mengetahui perkembangan hasil belajar

siswa pada pembelajaran IPS. Soal terlebih dahulu dikonsultasikan

dengan dosen pembimbing dan guru kelas 5. Siklus II soal tes

untuk siswa dibuat dengan analisis mahasiswa berdasarkan

pengalaman pembuat soal tes pada siklus I beserta yaitu guru kelas

5.

4. Refleksi

Tahap refleksi dilakukan pada hasil yang diperoleh dalam

tahap observasi dan evaluasi/ hasil belajar. Refleksi bertujuan

untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi selama

42

pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi

antara peneliti dan guru kelas yang bersangkutan. Diskusi tersebut

bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh terhadap data yang

telah terkumpul, baik data dari lembar observasi maupun data dari

hasil tes siswa. Apabila suatu evaluasi pada siklus I ini

menunjukkan terjadinya peningkatan ke arah yang lebih baik,

maka peneliti dan guru kelas yang bersangkutan sepakat akan

mengulangi kesuksesan guna meyakinkan dan menguatkan hasil

yang diperoleh, serta memperbaiki setiap tahapan terhadap

hambatan yang ditemukan pada siklus I. Hasil refleksi siklus I ini

menjadi dasar atau acuan untuk membuat rencana perbaikan pada

siklus II.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan data kuantitatif.

Data kualitatif dalam penelitian ini berupa hasil dari lembar observasi aspek

afektif siswa dengan menggunakan metode Role Playing. Sedangkan data

kuantitatif didapat dari hasil belajar/ tes yang diperoleh siswa. Teknik

pengumpulan data yang digunakan yaitu:

1. Observasi berupa lembar observasi aspek afektif siswa.

2. Tes berupa data hasil tes setiap akhir siklus yaitu soal pilihan ganda

berjumlah 10 soal, isian singkat berjumlah 5 dan uraian berjumlah 5

pada setiap siklus.

3. Dokumentasi berupa foto proses pembelajaran IPS menggunakan

metode Role Playing berlangsung, hasil observasi, dan hasil tes setiap

akhir siklus.

Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan

peneliti dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian

(Wina Sanjaya, 2011: 84 ). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah

1. Tes Hasil Belajar

43

Tes merupakan sederetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat

penguasaan materi pembelajaran (Wina Sanjaya, 2011: 99). Tes tersebut diberikan

pada akhir siklus yang digunakan untuk menunjukkan hasil belajar yang dicapai

pada setiap siklus, yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil

belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran dengan Role Playing. Soal tes

pada siklus I dibuat peneliti dengan bimbingan dosen pembimbing dan guru kelas

5. Soal tes pada siklus II dan siklus. Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada

tabel 1.

Tabel 1

Kisi-Kisi Instrumen Tes

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Indikator No Soal Jum-

lah

Soal Siklus I Siklus II

A B C A B C

2.

Menghargai

peranan tokoh

pejuang dan

masyarakat dalam

mempersiapkan dan

mempertahankan

kemerdekaan

Indonesia.

2.2

Menghargai jasa

dan peranan tokoh

perjuangan dalam

mempersiapkan

kemerdekaan

Indonesia.

2.2.1

Menceritakan

peristiwa penting

perjuangan

bangsa dalam

usaha

mempersiapkan

kemerdekaan.

(Misalnya:

tanggal, tempat,

penyusunan dan

pengetikan,

pembacaan serta

penandatanganan

naskah

proklamasi).

1,

2

1 1 1,

2

1 1 8

2.2.2

Menjelaskan

perlunya

perumusan dasar

negara sebelum

kemerdekaan.

3,

4

2 2 3,

4

2 2 8

2.2.3

Menceritakan

peranan beberapa

tokoh yang

terlibat dalam

mempersiapkan

5,

6

3 3 5,

6

3 3 8

44

kemerdekaan.

2.2.4

Membuat riwayat

singkat/ ringkasan

tentang tokoh

penting dalam

rangka

mempersiapkan

kemerdekaan.

7,

8

4 4 7,

8

4 4 8

2.2.5

Memberikan

contoh sikap cara

menghargai jasa

para tokoh dalam

mempersiapkan

kemerdekaan.

9,

10

5 5 9,

10

5 5 8

2.3 Menghargai

jasa dan peranan

tokoh perjuangan

dalam

memproklamasika

n kemerdekaan

Indonesia.

2.3.1

Menceritakan

peristiwa-

peristiwa penting

yang terjadi di

sekitar

proklamasi.

(Peristiwa

Rengasdengklok,

penyusunan teks

proklamasi, detik-

detik proklamasi

kemerdekaan).

1,

2

1 1 1,

2

1 1 8

2.3.2

Menjelaskan

peranan BPUPKI

dan PPKI dalam

perumusan dasar

negara dan UUD

1945.

3,

4

2 2 3,

4

2 2 8

2.3.3

Menceritakan

peranan beberapa

tokoh yang

terlibat dalam

mempersiapkan

kemerdekaan.

5,

6

3 3 5,

6

3 3 8

2.3.4

Membuat riwayat

singkat/ ringkasan

tentang tokoh

penting dalam

rangka persiapan

kemerdekaan.

7,

8

4 4 7,

8

4 4

2.3.5

Memberikan

contoh sikap cara

menghargai jasa

para tokoh dalam

9,

10

5 5 9,

10

5 5 8

45

mempersiapkan

kemerdekaan.

Keterangan : A = pilihan ganda

B = isian singkat

C = uraian

2. Observasi

Observasi ialah teknik pengumpulan data dengan cara pemusatan

perhatian setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya

dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti

(Wina Sanjaya, 2011: 86). Observasi dilakukan pada saat proses

pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran Role

Playing berlangsung. Observasi ini dilaksanakan untuk memperoleh

data tentang hasil belajar afektif siswa. Pengamatan dilakukan

terhadap guru dan siswa serta pengelolaan pembelajaran

menggunakan metode Role Playing. Pengamatan dilakukan terhadap

siswa, baik sebelum, saat, maupun sesudah implementasi tindakan

dalam pembelajaran di kelas. Kisi-kisi instrumen dapat dilihat dalam

tabel 2.

Tabel 2

Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa (Ranah

Afektif)

No Tingkatan

Afektif

Aspek Yang

Diamati

Interval dan Skor

1. Kemauan

menerima

a. Memperhatikan

jalannya

pembelajaran

b. Menghargai

sikap

kepahlawanan

tokoh-tokoh

kemerdekaan

81-100 = sangat baik

71-80 = baik

61-70 = cukup

51-60 = kurang

2. Kemauan

menanggapi

a. Memberikan

tanggapan

terhadap sikap

kepahlawanan

81-100 = sangat baik

71-80 = baik

61-70 = cukup

51-60 = kurang

46

yang

ditampilkan

b. Mengajukan/me

njawab

pertanyaan

tentang nilai

moral yang

terkandung

dalam drama.

3. Dokumentasi

Instrumen dokumentasi merupakan pengumpulan data dan

pengkajian terhadap dokumen tertulis yang tersedia untuk ditarik

kesimpulan sebagai bahan penelitian. Hal ini dilakukan agar

mendapatkan gambaran secara kongkret mengenai aktivitas siswa

selama proses pembelajaran dan untuk memperkuat data yang

diperoleh. Dokumen-dokumen tersebut dapat berupa hasil observasi,

hasil tes, dan foto yang memberikan gambaran kongkret mengenai

kegiatan siswa.

3.5 Uji Instrumen Penelitian

3.5.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan suatu instrumen. Suatu Instrumen dinyatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat menggungkapkan data

dari variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi, 2006).

Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah

teknik korelasi product moment yang dikemukankan oleh Pearson

(Arikunto, 2010 : 213). Rumus korelasi product moment dengan angka

kasar.

47

Keterangan :

rxy = koefisien validitas butir soal

X = jumlah skor item

Y = jumlah skor total

N = banyak siswa peserta tes

rxy dikonsultasikan dengan tabel harga kritis product moment.

Dikatakan valid jika rhitung ≥ rtabel (Suharsimi Arikunto, 1996 : 162).

Uji validitas dilakukan dengan SPSS 16,0. Tentang kriteria tinggi

rendahnya validitas setiap butir instrumen, ada berbagai pendapat kriteria.

Instrumen menurut (Saifuddin Azwar dalam Naniek Sulistya Wardani

(2010 : 89) ) menyatakan bahwa suatu intem instrumen dianggap valid jika

memiliki koefesien corrected item to total correlation ≥ 0,20 katagori

inilah yang digunakan untuk menentukan apakah intem valid atau tidak.

Menghitung vadilitas bertujuan untuk menilai ketepatan instrumen

tersebut dalam mengukur kemampuan siswa. Penafsiran validitas yang

berdasarkan koefisien korelasi disajikan dalam tabel berikut ini:

No Indeks Interpretasi

1 0,81 - 1,00 Sangat tinggi

2 0,61 – 0,80 Tinggi

3 0,41 – 0,60 Cukup

4 0,21 – 0,40 Rendah

5 0.00 – 0,20 Sangat rendah

3.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ukuran koefesien reliabilitas dari indikator-

indikator sebuah variabel yang menunjukkan derajat sampai dimana

masing-masing indikator itu mengindeikasikan sebuah variabel bentukan

yang umum. Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu

instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpulan data karena instrument sudah baik (Arikunto, 2010 : 221).

Untuk mengetahui reliabilitas dalam suatu penelitian digunakan tes

48

tunggal dengan teknik non belah dua dari Kuder dan Richardson (KR-12)

yaitu ;

Keterangan :

n = banyak sampel

pi = proporsi subyek yang menjawab benar pada butir soal ke-i

qi = proporsi subyek yang menjawab salah pada butir soal ke-i

jadi qi = 1 – pi

s2 = varians skor total

(Suharsimi Arikunto, 1996 : 160)

Hasil perhitungan r11 diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel

product moment dengan taraf signifikasi 5%. Jika r11 > rtabel maka soal

instrumen tersebut reliabel (Suharsimi Arikunto, 1996 : 155).

Uji reliabilitas penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 17,0

dan kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan

pedoman yang dikemukan oleh George dan marllery dalam Naniek

Sulistya Wardani (2010:35) sebagai berikut :

a ≤ 0,7 : tidak dapat diterima

0,7 ˂ a ≤ 0,8 : dapat diterima

0,8 ˂ a ≤ 0,9 : reliabilitas bagus

a ˃ 0,9 : reliabilitas memuaskan

3.6 Tingkat Kesukaran Soal

Item yang baik adalah item yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu

mudah. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi

usaha dalam menyelesaikannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan

49

menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba

lagi, karena diluar jangkauannya (Suharsimi Arikunto, 1989 : 206).

Berkaitan dengan hal tersebut diatas ditetapkan bahwa tingkat kesukaran

yang baik adalah pada interval 25% - 75%. Item yang empunyai tingkat kesukaran

lebih dari 75% tersebut terlalu mudah. Rumus untuk menghitung tingkat

kesukaran adalah sebagai berikut :

Dengan :

P = Tingkat kesukaran soal

B = Banyak siswa menjawab dengan benar

JS = Banyak siswa yang mengikuti tes

Dengan kriteria :

0,00 ≤ P < 0,30 = soal dikatakan sukar

0,30 ≤ P < 0,70 = soal dikatakan sedang

0,70 ≤ P ≤ 1,00 = soal dikatakan mudah

(Suharsimi Arikunto, 1989 : 210).

3.7 Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk membedakan siswa yang berkemampuan

tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda

soal rumus yang digunakan sebagai berikut :

Dengan :

DP = daya pembeda soal

JA = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok atas

JB = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok bawah

BA = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok atas

menjawab item tertentu dengan benar.

50

BB = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok bawah

menjawab item tertentu dengan benar.

PA = proporsi peserta tes kelompok atas yang menjawab item tertentu

dengan benar.

PB = proporsi peserta tes kelompok atas yang menjawab item tertentu

dengan benar.

Kategori yang digunakan adalah :

0,00 - 0,20 = jelek

0,20 - 0,40 = cukup

0,40 - 0,70 = baik

0,70 - 0,100 = baik sekali

(Suharsimi Arikunto, 1996 : 213).

Daya pembeda yang bernilai negatif tidak baik dan soal harus

diganti. Perangkat tes yang diujicobakan ditinjau dari daya pembeda soal,

itam yang baik adalah item yang mempunyai daya pembeda lebih dari

0,20.

3.5 Indikator Kinerja

Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila pada setiap siklus

dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan terjadi perubahan yang

ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar IPS dengan indikator

kenaikan nilai tes. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika lebih dari

75% siswa mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang ditentukan oleh SD Negeri Blotongan 1 Salatiga. Adapun

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh SD Negeri

Blotongan 01 Salatiga dalam mata pelajaran IPS yaitu jika siswa mendapatkan

nilai ≥ 60 untuk aspek kognitif, sedangkan aspek afektif Kriteria Ketuntasan

Minimal kategorinya cukup dengan rentang internal nilai 61-70.

51

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kualitatif dan

deskriptif kuantitatif. Proses analisis untuk data menurut Suharsimi Arikunto

(2006: 235-238) adalah sebagai berikut.

a. Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan ini yaitu:

mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi, mengecek

kelengkapan data yang diperlukan peneliti, serta mengecek macam

isian data sesuai yang dikehendaki peneliti.

b. Tabulasi

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap tabulasi data ini yaitu:

menentukan skor (skoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor

maupun yang tidak diberi skor, menyesuaikan jenis data dengan

teknik analisis yang digunakan.

c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian

Pada tahap ini, data yang telah diperoleh diolah dengan

menerapkan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada,

sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang telah

direncanakan

Pada penelitian ini, data atau informasi yang relevan terkait

langsung dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang diolah

sebagai bahan evaluasi dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar dari hasil

observasi

Data observasi berupa lembar observasi aspek afektif

siswa yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan

deskriptif kualitatif dan sebagai hasil observasi akan dihitung.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui sejauh mana

peningkatan yang dicapai dalam pembelajaran.

Hasil lembar observasi aspek afektif siswa siswa

dikelompokkan ke dalam kategori sangat baik, baik, cukup dan

52

kurang akan digunakan rumus tentang nilai (range) dan lebar

kelas (M. Ngalim Purwanto, 2009: 97-98).

a) Mencari R (range) terlebih dahulu dengan cara mengurangi

skor maksimum dengan skor minimum.

b) Mencari banyaknya kelas interval dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Keterangan:

R = Range

I = interval

1 = bilangan konstanta

Hasil belajar aspek afektif siswa yang diperoleh dari

hasil perhitungan skor lembar observasi aspek afektif siswa

akan dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif. Teknik

skoring digunakan pada lembar observasi aspek afektif.

Adapun hasil dari penilaian lembar observasi aspek afektif

siswa selama proses pembelajaran tersebut ditafsirkan dengan

kategori interpretasi sebagai berikut:

Pencapaian skor 81-100 = kategori sangat baik

Pencapaian skor 71-80 = kategori baik

Pencapaian skor 61-70 = kategori cukup

Pencapaian skor 51-60 = kategori kurang

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

Data hasil belajar yang diperoleh berupa hasil

belajar kognitif, hasil belajar afektif. Hasil belajar kognitif

yang diperoleh dari hasil tes yang diadakan pada setiap

akhir siklus dengan skor total setiap siklusnya adalah 100.

1I

R

Range = skor maksimum - skor minimum

53

Hasil tes/ penilaian dikonsultasikan dengan kriteria

ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang

ditentukan oleh SD Negeri Blotongan 01 Salatiga, yaitu

siswa dikatakan tuntas jika siswa mendapatkan nilai ≥ 60

dengan ketuntasan belajar 75% dari jumlah siswa.

Selanjutnya, dilakukan perbandingan presentase nilai

siswa sebelum dan setelah pembelajaran menggunakan

metode Role Playing. Menurut M. Ngalim Purwanto

(2006: 102) untuk menghitung ketuntasan adalah sebagai

berikut.

Ketuntasan Siswa = Banyaknya siswa yang tuntas x 100%

Jumlah seluruh siswa

Selain menggunakan rumus di atas dalam

menganalisa hasil belajar kognitif, maka diperlukan

analisis deskriptif kuantitatif berupa nilai siklus I dan

siklus II dari data siswa yang menjadi objek penelitian.