bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Kegiatan penelitian bertempat di SD Negeri Jebeng Plampitan yang
terletak di Jl. Gunung Karang Desa Jebeng Plampitan Kecamatan Sukoharjo
Kabupaten Wonosobo. Jarak SD ini dengan kecamatan terbilang jauh yakni + 11
km. SD ini merupakan SD inti yang berada di gugus Gunung Karang. Fasilitas
yang ada di SD Jebeng Plampitan cukup lengkap baik dari ketersediaan alat
peraga maupun dari segi ruangan pun kondisinya masih sangat baik. SD Negeri
Jebeng Plampitan pernah meraih beberapa prestasi yang membanggakan untuk
perlombaan tingkat kecamatan antara lain: juara voli mini putera, uara 1 cerita
bergambar, juara 1 lempar turbo, juara 3 pidato, juara 3 loncat katak, dan juga
pernah meraih juara 3 voli mini putera tingkat kabupaten. Dari beberapa
perlombaan tersebut termasuk dalam perlombaan bidang olahraga dan kesenian,
untuk perlombaan dalam bidang mata pelajaran SD Negeri Jebeng Plampitan
belum pernah meraih juara.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan
Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo. Adapun jumlah siswa kelas 5
sendiri adalah 19 siswa yang terdiri dari 15 siswa putra dan 4 siswa putri, mereka
rata-rata berumur antara 10 hingga 11 tahun. Latar belakang orang tua siswa
sebagian besar adalah petani dan buruh tani dengan pendidikan terakhir SD dan
SMP. Kemampuan berpikir siswa SD Negeri Jebeng Plampitan umumnya masih
rendah begitu juga dengan kesadaran untuk belajarnya.
Kegiatan penelitian rencananya akan dilaksanakan selama 3 bulan yaitu
bulan Februari s/d April. Kegiatan persiapan dilaksanakan pada bulan Februari
hingga Maret dan pada minggu ke-2 Maret sebagai tahapan pelaksanaan
penelitian siklus 1 dan siklus 2.
26
Adapun jadwal kegiatan penelitian ada pada tabel berikut:
Tabel 4
Rencana Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
No Keterangan
Waktu
Februari Maret April
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Persiapan x x x x x x x
2 Pelaksanaan x x
3 Pelaporan x x x x x x
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel penelitian merupakan bagian penting dalam penelitian, agar suatu
penelitian lebih jelas maka variabel penelitian perlu diperjelas manakah yang
merupakan variabel terikat dan manakah yang merupakan variabel terkontrol.
Selain itu agar tidak terjadi kesalahan makna maka variabel penelitian perlu
didefinisikan secara operasional. Penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut:
3.2.1 Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3
variabel. Variabel bebas sebagai variabel treatment adalah penerapan Group
Investigation (X). Sedangkan variabel terikat adalah keaktifan (Y1) dan hasil
belajar matematika siswa (Y2).
3.2.2 Definisi Operasional
Variabel penelitian tindakan kelas perlu didefinisikan karena nantinya
akan digunakan sebagai acuan dalam penelitian. Variabel penerapan Group
Investigation didefinisikan sebagai suatu penyelidikan terhadap peristiwa,
masalah, atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau informasi guna
memperoleh jawaban atas pemahaman yang lebih jelas tentang suatu persoalan.
Model ini memperlihatkan adanya proses interaksi antara siswa dalam
pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara
kelompok dalam menyelidiki, menemukan, dan memecahkan masalah.
27
Adapun sintaks pembelajaran pembelajaran Group Investigation yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Sintaks Pembelajaran Group Investigation
Tahap Kegiatan
Pengelompokan
(Grouping)
Guru membagi jumlah siswa menjadi 4 kelompok antara 4-
5 orang per kelompok dan membagi topik permasalahan
kepada tiap kelompok
Perencanaan
(Planing)
Siswa bersama-sama merencanakan tentang apa yang
mereka pelajari, bagaimana mereka belajar, siapa dan
melakukan apa dan apa tujuan mereka menyelidiki topik
tersebut.
Penyelidikan
(Investigation)
Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan
membuat simpulan terkait dengan permasalahan-
permasalahan yang diselidiki, kemudian masing-masing
anggota kelompok memberikan masukan pada setiap
kegiatan kelompok sehingga antara siswa satu dengan yang
lainnya dapat saling bertukar pikiran, berdiskusi,
mengklarifikasi dan mempersatukan ide dan pendapat.
Pengorganisasian
(Organizing)
Anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam
hasil penelitiannya masing-masing, merencanakan apa
yang akan mereka laporkan dan bagaimana
mempresentasikannya, wakil dari masing-masing
kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam
presentasi investigasi. Siswa menemukan hubungan dari
yang ditemukan dalam investigasi dengan konsep yang
sudah ada, mereka belajar membagi tugas dalam kelompok
baik sebagai pemimpin, moderator, notulis dalam
presentasi investigasi.
Presentasi
(Presenting)
Setiap kelompok menyajikan hasil penyelidikan ke dalam
berbagai variasi bentuk penyajian, kelompok yang tidak
sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar,
mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan
atau tanggapan terhadap topik yang disajikan.
Evaluasi
(Evaluating)
Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang
topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan
tentang pengalaman-pengalaman efektifnya, guru dan
siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran
yang telah dilaksanakan, dalam hal ini penilaian hasil
belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman siswa
Keaktifan belajar matematika siswa didefinisikan secara operasional
sebagai proses pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisasian yang
28
melibatkan intelektual-emosional siswa dalam proses pembelajaran dengan
melibatkan fisik siswa. Sedangkan hasil belajar matematika dalam penelitian ini
didefinisikan sebagai nilai atau skor yang diperoleh siswa setelah dilakukan tes
pada materi yang telah dipelajarinya.
3.3 Prosedur Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan adaptasi
model Kemmis dan McTaggart dimana dalam satu siklus terdapat empat tahapan
yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, untuk komponen tindakan
dan observasi dijadikan sebagai satu kesatuan. Siklus penelitian model Kemmis
dan Mc Taggart dalam Suroso (2010:18) dapat divisalisasikan sebagai berikut:
Gambar 1. Model Kemmis dan Mc Taggart
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama dua siklus atau 6 kali
pertemuan, dengan tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin
dicapai pada faktor-faktor yang diselidiki. Berdasarkan hasil observasi awal
terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas 5, ditetapkan bahwa
tindakan yang akan dipergunakan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
matematika siswa adalah pembelajaran Group Investigation.
Secara rinci pembagian materi bangun ruang berdasarkan kompetensi
dasar sebagai berikut: Siklus 1 yaitu dengan kompetensi dasar mengidentifikasi
sifat-sifat bangun ruang. Adapun indikatornya adalah menyebutkan macam-
macam bangun ruang sisi datar, membedakan sisi, rusuk, dan titik sudut,
mendeskripsikan sifat-sifat kubus, menyebutkan sifat-sifat balok, mengidentifikasi
sifat-sifat prisma, dan mendeskripsikan sifat-sifat limas.
29
Siklus 2 masih dengan kompetensi dasar yang sama yaitu mengidentifikasi
sifat-sifat bangun ruang. Adapun indikatornya adalah menyebutkan macam-
macam bangun ruang sisi lengkung, mendeskripsikan sifat-sifat tabung,
mengidentifikasi sifat-sifat kerucut, dan menyebutkan sifat-sifat bola. Secara rinci
prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
3.3.1 Siklus 1
Pelaksanaan siklus 1 terdiri dari tiga kali pertemuan yaitu dua kali
pertemuan untuk kegiatan pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk tes
evaluasi akhir siklus. Dalam setiap pertemuan terdapat empat tahapan yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
3.3.1.1 Perencanaan
Perencanaan dimulai dengan meminta izin kepada kepala sekolah untuk
melakukan observasi di kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan. Setelah mendapat
izin dari kepala sekolah, peneliti melakukan wawancara dan observasi di kelas 5,
mengidentifikasi kebutuhan siswa, mencari kendala apa saja yang dialami guru
dalam mengajar matematika, mengindentiikasi kondisi keaktifan belajar siswa di
kelas, dan meminta data nilai hasil belajar matematika pada siswa kelas 5.
Persiapan yang dilakukan peneliti pada siklus 1 adalah: a).
Mempersiapkan silabus mata pelajaran matematika kelas 5 SD semester 2 pada
pokok bahasan bangun ruang yaitu pada Kompetensi Dasar 6.2 Mengidentifikasi
sifat-sifat bangun ruang, b). Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar
yang akan digunakan, c). Menyusun RPP dengan menggunakan Group
Investigation, d). Menyiapkan sarana dan prasarana serta membuat media/alat
peraga guna mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran, e). Membuat dan
menyiapkan Lembar Kerja Siswa, f). Menyiapkan lembar observasi keaktifan
siswa dan lembar observasi kegiatan guru, g) membuat kisi-kisi soal evaluasi hasil
belajar matematika, h) melakukan uji coba instrumen, i) menyusun soal tes hasil
belajar siswa, dan j). Mengkomunikasikan rencana pembelajaran kepada guru
kelas 5.
30
Dalam pembelajaran ini direncanakan bahwa materi yang diajarkan untuk
dua siklus adalah satu KD, yakni KD 6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun
ruang yang terdiri dari 10 indikator. Pelaksanaan pembelajaran akan membagi
indikator tersebut ke dalam 4 kali pertemuan yakni dua kali pertemuan pada siklus
1 dan dua kali pertemuan pada siklus 2. Pada setiap pertemuan sintaks
pembelajaran group investigation harus selesai dilaksanakan.
3.3.1.2 Tindakan
Setiap siklus dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Tindakan dilakukan
oleh guru kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan sementara peneliti bertugas
sebagai observer. Berikut ini rincian tindakan pelaksanaan penerapan
pembelajaran Group Investigation pada siklus 1:
Pertemuan ke-1
a. Kegiatan Awal
1) Guru mengkondisikan kelas, melakukan absensi.
2) Apersepsi : Guru menyuruh siswa memperhatikan benda-benda yang ada
disekitar, dan bertanya jawab mengenai benda apa saja yang mereka lihat.
3) Guru menghubungkan apersepsi dengan materi pelajaran yang akan
disampaikan.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi :
1) Siswa diberi stimulus berupa pemberian materi tentang mengenal bangun
ruang dengan cara guru menunjukkan macam-macam benda sekitar yang
biasa mereka jumpai.
2) Siswa menyebutkan benda apa saja yang dibawa oleh guru.
3) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai macam-macam bangun ruang
sisi datar.
4) Guru dan siswa bertanya jawab mengenai pengertian sisi, rusuk, dan titik
sudut.
5) Beberapa siswa mengajukan dugaan sementara.
31
6) Guru membagi jumlah siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 4-5
anggota. (grouping)
7) Guru membagi LKS dan siswa diberi kesempatan memilih bangun ruang
yang diinginkan kemudian mereka menyelidiki dan menentukan sifat-sifat
dari bangun ruang serta menggambar bangun ruang yang mereka kerjakan.
Elaborasi :
1) Masing-masing kelompok membagi tugas kerja untuk setiap anggota
kelompok. (planning)
2) Siswa mengerjakan LKS, bertukar ide dan pendapat dengan teman
kelompoknya untuk menemukan sifat-sifat bangun ruang yang mereka
dapatkan, guru berperan sebagai fasilitator (Investigation)
3) Siswa membuat laporan tertulis mengenai hasil kerjanya, menentukan
siapa yang akan menyajikan laporan, notulis, dan moderator (organizing).
4) Masing-masing perwakilan kelompok secara bergantian mempresentasi-
kan hasil penyelidikan di depan kelas, kelompok lain mengamati dan
menanggapi hasil kerja yang dipresentasi-kan (presenting).
5) Masing-masing kelompok melakukan koreksi terhadap hasil pekerjaan
mereka sesuai hasil diskusi kelas dan evaluasi dari guru. (evaluating).
Konfirmasi :
1) Siswa menanyakan materi yang belum jelas.
2) Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi yang dipelajari.
c. Kegiatan Akhir
1) Siswa membuat rangkuman.
2) Guru memberikan informasi tentang materi selanjutnya.
Pertemuan ke-2
a. Kegiatan Awal
1) Guru mengkondisikan kelas, melakukan absensi.
2) Apersepsi : “Anak-anak pernahkah kalian berkemah? Apa nama tempat
yang kalian gunakan untuk berteduh?ya tenda, coba gambarkan di depan!
nah apakah kalian tahu tenda tersebut menyerupai bangun ruang apa?
3) Guru memghubungkan apersepsi dengan materi yang akan dipelajari.
32
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi :
1) Guru menunjukkan bangun ruang prisma dan limas.
2) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai unsur-unsur bangun prisma
dan limas.
3) Beberapa siswa mengajukan dugaan sementara.
4) Guru membagi jumlah siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 4-5
anggota. (grouping)
5) Guru membagi LKS dan siswa diberi kebebasan memilih bangun ruang dan
kemudian mereka menyelidiki untuk menentukan sifat-sifat dari bangun
ruang serta menggambar bangun ruang yang mereka kerjakan (prisma tegak
segitiga, prisma tegak segi lima, limas segitiga, dan limas segi empat).
Elaborasi :
1) Masing-masing kelompok membagi tugas kerja untuk setiap anggota
kelompok. (planning)
2) Siswa mengerjakan LKS, bertukar ide dan pendapat dengan teman
kelompoknya untuk menemukan sifat-sifat bangun ruang yang mereka
dapatkan, guru berperan sebagai fasilitator (Investigation)
3) Siswa membuat laporan tertulis mengenai hasil kerjanya, menentukan
siapa yang akan menyajikan laporan, notulis, dan moderator (organizing).
4) Masing-masing perwakilan kelompok secara bergantian mempresentasikan
hasil penyelidikan di depan kelas, kelompok lain mengamati dan
menanggapi hasil kerja yang dipresentasikan (presenting).
5) Masing-masing kelompok melakukan koreksi terhadap hasil pekerjaan
mereka sesuai hasil diskusi kelas dan evaluasi dari guru. (evaluating).
Konfirmasi :
1) Siswa menanyakan materi yang belum jelas
2) Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi yang dipelajari.
c. Kegiatan Akhir
1) Siswa membuat rangkuman.
33
2) Guru memberikan informasi tentang materi selanjutnya.
Pertemuan ke-3
a. Kegiatan Awal
1) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang belum dipahami
pada pertemuan sebelumnya.
b. Kegiatan inti
1) Guru memberikan tes siklus 1 kepada siswa.
c. Kegiatan akhir
1) Guru meminta lembar jawab siswa.
3.3.1.3 Observasi
Tahap observasi dilakukan bersama dengan tahap tindakan. Dimana setiap
tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh siswa diamati oleh observer/peneliti
dengan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dan peneliti mengamati
jalannya pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dalam penerapan Group
Investigation.
3.3.1.4 Refleksi
Pada tahap ini melakukan evaluasi dari pelaksanaan tindakan
pembelajaran dan diadakan analisis data untuk mengetahui sejauh mana tujuan
yang telah ditetapkan, sehingga dapat ditentukan apakah diperlukan siklus
berikutnya atau tidak. Kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus 1 akan
diperbaiki pada siklus 2.
3.3.2 Siklus 2
Pelaksanaan siklus 2 terdiri dari tiga kali pertemuan yaitu dua kali
pertemuan untuk kegiatan pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk tes
evaluasi akhir siklus. Dalam setiap pertemuan terdapat empat tahapan yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Rinciannya adalah sebagai berikut:
3.3.2.1 Perencanaan
Pada siklus 2 pelaksanaan memperhatikan kekurangan-kekurangan pada
siklus 1 dengan cara memperbaikinya, agar tidak terjadi lagi kendala-kendala
yang dapat mengganggu proses belajar mengajar. Kompetensi Dasar yang
34
diajarkan pada siklus 2 yaitu : KD 6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang
dengan indikator menyebutkan macam-macam bangun ruang sisi lengkung,
mendeskripsikan sifat-sifat tabung, dan mengidentifikasi sifat-sifat kerucut, dan
menyebutkan sifat-sifat bola. Peneliti mempersiapkan alat peraga yang akan
digunakan dan kemudian diserahkan kepada guru kelas 5 untuk digunakan dalam
pembelajaran.
3.3.2.2 Tindakan
Setiap siklus dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Tindakan dilakukan
oleh guru kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan sementara peneliti bertugas
sebagai observer. Berikut ini rincian tindakan pelaksanaan penerapan
pembelajaran Group Investigation pada siklus 1:
Pertemuan ke-1
a. Kegiatan Awal
1) Guru mengkondisikan kelas, melakukan absensi.
2) Apersepsi : “Anak-anak siapa yang suka minum susu kaleng? enak tidak?
nah bagaimana bentuk kaleng? menyerupai bangun apakah kaleng
tersebut?”
3) Guru menghubung-kan apersepsi dengan materi pelajaran yang akan
disampaikan.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi :
1) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai macam-macam bangun ruang
sisi lengkung.
2) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pengertian selimut pada
bangun ruang sisi lengkung.
3) Beberapa siswa mengajukan dugaan sementara.
4) Guru membagi jumlah siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 4-5
anggota.
5) Guru membagi LKS dan siswa diberi kesempatan memilih bangun ruang
yang diinginkan antara tabung dan kerucut kemudian mereka menyelidiki
35
dan menentukan sifat-sifat dari bangun ruang serta menggambar bangun
ruang yang mereka kerjakan.
Elaborasi :
1) Masing-masing kelompok membagi tugas kerja untuk setiap anggota
kelompok. (planning)
2) Siswa mengerjakan LKS, bertukar ide dan pendapat dengan teman
kelompoknya untuk menemukan sifat-sifat bangun ruang yang mereka
dapatkan, guru berperan sebagai fasilitator (Investigation)
3) Siswa membuat laporan tertulis mengenai hasil kerjanya, menentukan siapa
yang akan menyajikan laporan, notulis, dan moderator (organizing).
4) Masing-masing perwakilan kelompok secara bergantian mempresentasi-kan
hasil penyelidikan di depan kelas, kelompok lain mengamati dan
menanggapi hasil kerja yang dipresentasikan (presenting).
5) Masing-masing kelompok melakukan koreksi terhadap hasil pekerjaan
mereka sesuai hasil diskusi kelas dan evaluasi dari guru. (evaluating).
Konfirmasi :
1) Siswa menanyakan materi yang belum jelas
2) Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi yang dipelajari.
c. Kegiatan Akhir
1) Siswa membuat rangkuman.
2) Guru memberikan informasi tentang materi selanjutnya.
Pertemuan ke-2
a. Kegiatan Awal
1) Guru mengkondisikan kelas, melakukan absensi.
2) Apersepsi : “Anak-anak siapa di antara kalian yang suka main sepak bola?
Bagaimana bentuknya?”.
3) Guru menghubungkan apersepsi dengan materi pelajaran yang akan
disampaikan.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
36
c. Kegiatan Inti
Eksplorasi :
1) Guru menunjukkan sebuah bola.
2) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai unsur-unsur bangun prisma
dan limas.
3) Beberapa siswa mengajukan dugaan sementara.
4) Guru membagi jumlah siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 4-5
anggota. (grouping)
5) Guru membagi LKS dan siswa diberi menyelidiki untuk menentukan sifat-
sifat dari bola serta menggambarnya.
Elaborasi :
1) Masing Masing-masing kelompok membagi tugas kerja untuk setiap
anggota kelompok. (planning)
2) Siswa mengerjakan LKS, bertukar ide dan pendapat dengan teman
kelompoknya untuk menemukan sifat-sifat bangun ruang yang mereka
dapatkan, guru berperan sebagai fasilitator (Investigation)
3) Siswa membuat laporan tertulis mengenai hasil kerjanya, menentukan siapa
yang akan menyajikan laporan, notulis, dan moderator (organizing).
4) Masing-masing perwakilan kelompok secara bergantian mempresentasikan
hasil penyelidikan di depan kelas, kelompok lain mengamati dan
menanggapi hasil kerja yang dipresentasikan (presenting).
5) Masing-masing kelompok melakukan koreksi terhadap hasil pekerjaan
mereka sesuai hasil diskusi kelas dan evaluasi dari guru. (evaluating).
Konfirmasi :
1) Siswa menanyakan materi yang belum jelas.
2) Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi yang dipelajari.
c. Kegiatan Akhir
1) Siswa membuat rangkuman.
2) Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi yang dipelajari.
37
Pertemuan ke-3
a. Kegiatan Awal
1) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang belum dipahami
pada pertemuan sebelumnya.
b. Kegiatan inti
1) Guru memberikan tes siklus 2 kepada siswa.
c. Kegiatan akhir
1) Guru meminta lembar jawab siswa.
3.3.2.3 Observasi
Tahap Observasi dilakukan bersama dengan tahap tindakan. Dimana setiap
tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh siswa diamati oleh observer/peneliti
dengan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dan peneliti mengamati
jalannya pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dalam penerapan Group
Investigation.
3.3.2.4 Refleksi
Tujuan refleksi pada siklus 2 ini adalah untuk mengetahui peningkatan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika, serta mengetahui
peningkatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Apabila pada siklus 2
sudah terjadi peningkatan atau memenuhi indikator keberhasilan, maka siklus 2
dapat dihentikan.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Pada penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data serta
instrumen pengumpulan data, penjelasannya adalah sebagai berikut:
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik Tes digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam ranah kognitif dimana siswa dapat menerima,
memahami, menganalisis setiap soal yang diberikan oleh guru, yang diberikan
setelah tindakan, yaitu setelah siswa mendapatkan pembelajaran dengan
penerapan model pembelajaran Group Investigation serta untuk mengetahui
38
sejauh mana keberhasilan dan tingkat pemahaman siswa dalam proses belajar
mengajar.
Penelitian ini menggunakan teknik observasi untuk menilai keaktifan belajar
siswa yang difokuskan pada pengamatan keaktifan belajar Matematika siswa
selama proses pembelajaran dan untuk mengetahui keaktifan belajar Matematika
siswa dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation. Peneliti
juga melakukan observasi kegiatan guru yang difokuskan mengamati dan
mengetahui kegiatan guru dalam pembelajaran matematika disesuaikan dengan
sintaks penerapan model pembelajaran Group Investigation.
Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang identitas siswa,
latar belakang sosial siswa, dan keadaan sekolah. Dari teknik ini peneliti
memperoleh data nilai matematika siswa pada materi sebelumnya, untuk nantinya
dibandingkan dengan model pembelajaran Group Investigation yang akan
diterapkan guru.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah tes hasil belajar dan
lembar observasi, penjelasannya adalah sebagai berikut:
3.4.2.1 Tes Hasil Belajar
Terdapat dua tes yang diberikan kepada siswa yaitu : a) tes diberikan pada
akhir siklus 1, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus ke
siklus 1, dan b) tes diberikan pada akhir siklus 2, untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2.
Jenis tes yang digunakan adalah tes sumatif berupa pilihan ganda dengan
materi pokok mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Untuk menjamin bahwa
soal tes yang digunakan merupakan soal yang baik maka tes disusun dengan
mengikuti langkah penyusunan tes yaitu : menyusun kisi-kisi, menyusun butir
soal, melakukan uji coba instrumen, melakukan analisis validitas dan realibilitas,
dan kemudian memilih dan menyusun soal tes.
Berikut ini merupakan kisi-kisi tes hasil belajar Matematika :
39
a) Kisi-kisi tes akhir siklus 1
Penyusunan kisi-kisi dilakukan untuk menjamin bahwa setiap indikator
terwakili oleh butir soal yang akan digunakan untuk tes akhir siklus. Berikut ini
merupakan kisi-kisi terakhir siklus 1:
Tabel 6
Kisi-Kisi Tes Akhir Siklus 1
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran No. Soal
6. Memahami
sifat-sifat
bangun
dan
hubungan
antar
bangun.
6.2 Mengidenti-
fikasi sifat-sifat
bangun ruang
Menyebutkan macam-
macam bangun ruang
sisi datar.
1, 2, 3, 4, 5
Membedakan sisi,
rusuk, dan titik sudut. 6, 7, 8, 9, 10
Mendeskripsikan sifat-
sifat kubus. 11, 12, 13, 14, 15
Menyebutkan sifat-sifat
balok. 16, 17, 18, 19, 20
Mengidentifikasi sifat-
sifat prisma. 21, 22, 23, 24, 25
Mendeskripsikan sifat-
sifat limas. 26, 27, 28, 29, 30
b) Kisi-kisi tes akhir siklus 2
Sama halnya dengan siklus 1, dalam pembuatan soal yang akan digunakan
pada akhir siklus 2 juga perlu menyusun kisi-kisi tes akhir siklus 2, dan berikut ini
merupakan kisi-kisi tes akhir siklus 2 :
Tabel 7
Kisi-Kisi Tes Akhir Siklus 2
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran No. Soal
Memahami sifat-
sifat bangun dan
hubungan antar
bangun.
6.2
Mengidentifikasi
sifat-sifat bangun
ruang.
Menyebutkan macam-
macam bangun ruang
sisi lengkung
1, 2, 3, 4, 5
Mendeskripsikan sifat-
sifat tabung
6, 7, 8, 9, 10
Mengidentifikasi sifat-
sifat kerucut
11,42,43,44,45
Menyebutkan sifat-
sifat bola
46,47,48,49,50
40
3.4.2.2 Lembar Observasi
Pada penelitian ini terdapat dua lembar observasi, yaitu lembar observasi
keaktifan belajar siswa dan lembar observasi kegiatan guru. Lembar observasi
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan observasi guna memperoleh data
yang diinginkan. Dalam observasi ini terdapat empat alternatif jawaban dari setiap
pernyataan, yang dapat dipilih salah satu sesuai dengan keadaan yang terjadi
dilapangan, alternatif jawaban tersebut antara lain:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Berikut ini adalah kisi-kisi lembar observasi:
1) Kisi-kisi lembar observasi keaktifan belajar siswa
Lembar observasi keaktifan belajar siswa terdiri dari dua sub aspek yaitu
penampilan berbagai usaha/kegiatan belajar dalam menjalani dan menyelesaikan
kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhasilan dengan pengalaman
yang membelajarkan dan keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar. Kemudian
dari kedua sub aspek tersebut disusunlah menjadi 5 indikator yang dikembangkan
menjadi 40 butir pernyataan. Berikut ini merupakan rincian kisi-kisi lembar
observasi keaktifan belajar siswa:
41
Tabel 8
Kisi-Kisi Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa
Aspek Sub Aspek Indikator No
Keaktifan
siswa
1. Penampilan
berbagai usaha/kegiatan
belajar dalam menjalani
dan menyelesaikan
kegiatan belajar mengajar
sampai mencapai
keberhasilan dengan
pengalaman yang
membelajarkan.
Perhatian dan antusias
siswa dalam mengikuti
pelajaran yang
memberikan
pengelaman belajar
kepada siswa untuk
memperoleh dan
menemukan
pengetahuan,
keterampilan, dan sikap
yang dibutuhkan.
1, 2, 3,
4, 5, 6, 7
Kebebasan melakukan
sesuatu hal tanpa
tekanan guru atau pihak
lain (kemandirian
belajar).
8, 9, 10,
11, 12,
13, 14
Kegiatan yang
melibatkan siswa untuk
belajar langsung dari
media/alat peraga yang
diciptakan.
15, 16,
17, 18,
19, 20,
21, 22,
23, 24,
25, 26,
27
2. Keinginan dan keberanian
serta kesempatan untuk
berpartisipasi dalam
kegiatan persiapan, proses,
dan kelanjutan belajar
Kesediaan siswa dalam
merespon dan
menanggapi siswa
dalam proses
pembelajaran.
28, 29,
30, 31,
32, 33,
34, 35,
36
Kesediaan siswa untuk
mengerjakan tugas-tugas
kelompok belajar yang
ada dalam proses
pembelajaran
37, 38,
Kesiapan dan kesediaan
siswa dalam
mempresentasi-kan hasil
kerja kelompoknya
39, 40
42
2) Kisi-kisi lembar observasi kegiatan guru
Selain lembar observasi keaktifan belajar siswa, peneliti juga mengamati
jalannya pembelajaran Group Investigation yang dilakukan oleh guru kelas 5.
Peneliti mengamati apakah sintaks pembelajaran Group Investigation berjalan
sempurna atau ada yang terlewat dalam setiap pertemuan. Berikut ini merupakan
kisi-kisi lembar observasi keterlaksanaan sintaks pembelajaran Group
Investigation :
Tabel 9
Kisi-Kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Group
Investigation
Sintaks
Kegiatan Guru
No.
Penyataan
Pengelompokan
(Grouping)
Guru membagi jumlah siswa menjadi 4 kelompok
antara 4-5 orang per kelompok. 1
Guru membagi topik permasalahan kepada tiap
kelompok. 2
Perencanaan
(Planing)
Guru menyampaikan prosedur pengerjaan tugas
kepada ketua kelompok. 3
Guru membagikan media pembelajaran bangun
ruang kepada setiap kelompok. 4
Guru menugaskan kepada setiap kelompok untuk
membagi pekerjaan dalam kelompok. 5
Penyelidikan
(Investigation)
Guru mengawasi siswa dalam proyek investigasi. 6
Guru memberi bantuan jika diperlukan. 7
Pengorganisasian
(Organizing)
Guru membimbing siswa dalam penyusunan
laporan akhir. 8
Guru memberi rambu-rambu apa saja yang harus
disajikan dalam laporan hasil kerja. 9
Presentasi
(Presenting)
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyajikan hasil kerjanya. 10
Guru bertindak sebagai moderator 11
Evaluasi
(Evaluating)
Guru mengklarifikasi apabila terjadi
kesalahpahaman. 12
Guru memberikan masukan kepada siswa. 13
Guru menyuruh siswa untuk merangkum hasil
presentasi kelompok. 14
Guru memberikan kesimpulan pembelajaran. 15
43
3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Insrumen yang digunakan dalam penelitian harus valid dan reliabel. Untuk
itu diperlukan uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen yang nantinya akan
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Berikut uraian lebih lanjut
mengenai validitas dan reliabilitas instrumen:
3.5.1 Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen digunakan untuk mengetahui validitas soal yang
nantinya akan digunakan sebagai tes individual setelah proses pembelajaran
berlangsung, yakni setiap satu siklus selesai. Uji validitas instrumen dilakukan
pada soal pos test. Butir soal yang sudah disusun diuji coba di kelas 6 SD Negeri
Jebeng Plampitan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo dengan jumlah
siswa sebanyak 32 siswa. Kemudian peneliti melakukan analisis statistik dengan
menggunakan SPSS 18,0 untuk mengetahui validitas dan realibilitas butir soal.
Dasar pengambilan keputusan item yang valid berdasarkan kriteria Azwar dalam
Priyanto (2010:90) yakni dengan mengkorelasikan antara skor item dengan skor
total item. Hasil korelasi dapat dilihat pada output item-total statistics pada kolom
corrected Item Total Correlation. Nilai yang ada kolom corrected Item Total
Correlation ini kemudian dibandingkan dengan nilai yang ada dalam r table
product moment dengan taraf signifikasi yang digunakan 0,05 untuk responden
sebanyak 32, maka di dapat r tabel sebesar 0,349. Kategori inilah yang digunakan
untuk menentukan apakah item valid atau tidak.
Berdasarkan uji validitas soal pada siklus 1 yang berjumlah 30 soal yang
dirancang terdapat 9 soal tidak valid, dan 21 soal valid. Berikut ini merupakan
hasil uji validitas soal tes akhir siklus 1 berdasarkan indikator :
44
Tabel 10
Hasil Uji Validitas Butir Soal Tes Siklus 1 Berdasarkan Indikator
No Indikator Butir Soal Hasil Uji Validitas
Valid Tidak Valid
1.
Menyebutkan macam-
macam bangun ruang
sisi datar. 1,2,3,4,5 1,2,3,4,5 -
2. Membedakan sisi,
rusuk, dan titik sudut. 6,7,8,9,10 8,10 6,7,9
3. Mendeskripsikan sifat-
sifat kubus. 11,12,13,14,15 12,13,15 11,14
4. Menyebutkan sifat-sifat
balok. 16,17,18,19,20 16,17,19 18,20
5. Mengidentifikasi sifat-
sifat prisma. 21,22,23,24,25 23,24,25 21,22
6. Mendeskripsikan sifat-
sifat limas. 26,27,28,29,30 26,27,28,29,30 -
Dari hasil uji validitas butir soal yang disajikan dalam Tabel 10 terlihat
bahwa semua indikator telah terwakili oleh butir soal. Berdasarkan butir soal yang
valid maka dipilih sebanyak 20 butir soal untuk dirangkai menjadi instrumen
penelitian siklus 1. Untuk butir soal siklus 2 berdasarkan uji validitas soal yang
berjumlah 20 soal yang dirancang terdapat 5 soal tidak valid, dan 15 soal valid.
Berikut ini merupakan hasil uji validitas soal tes akhir siklus 2 berdasarkan
indikator :
Tabel 11
Hasil Uji Validitas Butir Soal Tes Siklus 2 Berdasarkan Indikator
No Indikator Butir Soal
Hasil Uji Validitas
Valid Tidak
Valid
1. Menyebutkan macam-
macam bangun ruang
sisi lengkung
1, 2, 3, 4, 5 1, 2, 3, 4 5
2. Mendeskripsikan sifat-
sifat tabung 6, 7, 8, 9, 10 6, 7, 9,10 8
3. Mengidentifikasi sifat-
sifat kerucut 11, 12, 13, 14, 15 12, 13, 14 11, 15
4. Menyebutkan sifat-
sifat bola 16, 17, 18, 19, 20 16, 18, 19, 20 17
45
Dari hasil uji validitas butir soal yang disajikan dalam Tabel 11 terlihat
bahwa semua indikator telah terwakili oleh butir soal. Berdasarkan butir soal yang
valid maka dipilih sebanyak 15 butir soal untuk dirangkai menjadi innstrumen
penelitian siklus 2.
3.5.2 Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen.
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur
yang digunakan tersebut dapat diandalkan dan konsisten jika pengukuran tersebut
diulang. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 18,0. Reliabilitas
ini diuji dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Widoyoko (2009:170)
mengemukakan bahwa untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen maka
digunakan kriteria sebagai berikut:
< 0,7 : tidak dapat diterima
0,7< < 0,8 : dapat diterima
0,8 < < 0,9 : reliabilitas bagus
> 0,9 : reliabilitas memuaskan
Berdasarkan hasil uji reliabilitas butir soal siklus 1 dengan melihat Cronbach’s
Alpha diperoleh koefesien sebesar 0,903 yang berarti instrumen tes hasil belajar
matematika tersebut sudah dalam kriteria reliabilitas memuaskan. Hasil analisis
reliabilitas lebih jelasnya lihat Tabel 12 berikut ini :
Tabel 12
Hasil Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Soal Siklus 1
Cronbach's
Alpha N of Items
,903 21
Uji reliabilitas juga dilakukan pada butir soal akhir siklus 2. Hasil uji
reliabilitas butir soal siklus 2 dengan melihat Cronbach’s Alpha diperoleh
koefesien sebesar 0,780 yang berarti instrumen tes hasil belajar matematika
46
tersebut sudah dalam kriteria reliabilitas dapat diterima. Hasil analisis reliabilitas
butir soal akhir siklus 2 lebih jelasnya lihat Tabel 13 berikut ini :
Tabel 13
Hasil Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Soal Siklus 2
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,780 15
3.5.3 Indikator Kinerja
Indikator ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada akhir siklus dalam
penelitian ini adalah ≥80% siswa telah memenuhi nilai KKM 65. Indikator
keberhasilan keaktifan belajar siswa setiap siklus ditandai dengan ≥70% dari
jumlah siswa memiliki keaktifan belajar tinggi.
3.5.4 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan 2 analisis data yaitu analisis ketuntasan
dan analisis diskriptif komparatif. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
3.5.4.1 Analisis Ketuntasan
Analisis data yang digunakan yaitu menggunakan analisis ketuntasan dan
analisis deskriptif komparatif. Analisis ketuntasan digunakan untuk mengukur
ketuntasan hasil belajar siswa dengan tolak ukur KKM yang digunakan. Analisis
ketuntasan dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu :
a. Analisis Hasil Belajar Matematika Siswa
Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar Matematika siswa, dapat
dianalisis dengan menggunakan rumus (Trianto, 2011:64).
Ketuntasan Belajar = x 100%
b. Analisis Keaktifan Belajar Matematika Siswa
Data hasil observasi keaktifan belajar Matematika siswa dalam
penelitian ini dapat dilihat dari hasil rata-rata skor keaktifan masing-masing
47
siswa pada lembar observasi yang digunakan. Perolehan skor pada lembar
observasi dirata-rata untuk menentukan seberapa besar keaktifan siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran untuk setiap siklus. Hasil data
observasi ini dianalisis sebagai berikut :
Tabel 14
Kualifikasi Skor Keaktifan Belajar Matematika Siswa
Skor Kriteria ≥ 3,00 Tinggi
2,0 – 2,9 Cukup 1,0 – 1,9 Kurang
3.5.4.2 Analisis Deskriptif Komparatif
Analisis deskriptif komparatif digunakan untuk membandingkan kondisi
awal pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 serta antar siklus maupun dengan indikator
kinerja. Melalui analisis deskriptif komparatif akan dianalisis apakah ada
perbedaan keaktifan dan hasil belajar untuk setiap siklus yang dilaksanakan.