bab iii metode penelitian a. desain...
TRANSCRIPT
20
Aan Anugrah,2015
PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian memiliki rancangan yang menggambarkan prosedur
atau langkah–langkah yang harus ditempuh, sumber data, dan dengan cara
bagaimana data tersebut dikumpulkan dan diolah.
Penelitian mempunyai banyak macam langkah-langkah dan mempunyai
tujuan serta kegunaan tertentu. Adapun penelitian ini dengan menggunakan
metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 107) metode
eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Pada penelitian yang dilakukan memiliki dua subjek yang dipakai peneliti
yaitu kelas eksperimen dengan menggunakan pembelajaran Realistic
Mathematic Education dan kelas kontrol dengan pembeajaran biasa.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yang
nantinya penelitian akan dilakukan untuk melihat hasil hubungan sebab
akibat.Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment), dengan
demikian metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan
(Sugiyono, 2012, hlm.107).
Perlakuan yang dilakuakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
Realistic Mathematic Education. Sementara kemampuan berpikir kreatif
matematis sebagai variabel terikatnya (variabel yang diamati).
Pengamatan yang dilakukan berjumlah dua kali, pada saat sebelum proses
pembelajaran yang disebut dengan pretes dan sesudah proses pembelajaran
yang disebut posttes. Pada penelitian ini, dilakukan tidak secara random pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretes dan postes dilakukan
pada dua kelompok tersebut, yaitu kelompok eksperimen dengan diberi
perlakuan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan Realistik
21
Aan Anugrah,2015
PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mathematic Education dan kelas kontrol tidak beri perlakuan dengan
pendekatan konvensioanl.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian menggunakan desain quasi
eksperimen dengan bentuk yang dipilih Non equivalen Control Grup Design
(Sugiyono, 2012, hlm. 116). Adapun desain penelitiannya sebagai berikut:
Tabel 3.1
Quasi eksperimen
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen Q1 X1 Q2
Kontrol Q3 X2 Q4
Keterangan: Q1, Q3 = tes awal (pretes)
Q2, Q4 = tes akhir (postes)
X1 = diberkan pembelajarn RME
X2 = diberikan pembelajaran konvensional
B. Partisipan
Penelitian yang dilaksanakan di SD Negri Lialang, Desa Lialang,
Kecamatan Taktakan, Kota Serang. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut
karena peneliti pernah mengajar sebelumnya, yang akan membuat nyaman dan
lebih efektif dalam melakukan penelitian sehingga akan mempermudah dalam
pengambilan data terutama pengkondisian siswa.
C. Populasi dan Sampel
Dipilihnya SD Negri Lialang yang menjadi lokasi penelitian karena ada
berapa alasan yang mendukung untuk kelancaran peneliti, diantaranya SD
tersebut memiliki 2 kumpulan belajar kelas IV dan hasil dari observasi serta
wawancara dengan guru kelas yang mengarahkan untuk di kelas tersebut.
Subjek penelitian menggunakan 2 sampel kelas yang ada, dengan kelas IVA
yang berjumlah 30 dan Kelas IVB berjumlah 30. Berdasarkan pendapat
Sugiono (2012, hlm 117). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
22
Aan Anugrah,2015
PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karaktristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.Banyaknya
sekolah yang ada di kecamatan serang, peneliti menggunakan satu sekolah
agar mempermudah dan tidak terlalu luas dalam penelitian, dipilihlah SD
Negeri Lialang karena memenuhi kriteria yang dibutuhkan peneliti.
Dalam Sugiyono (2012, hlm 118). Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk sampel penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive
Sampling.Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan
dengan pertimbangan tertentu.Dipilihnya SD Negri Lialang yang memiliki
siswa kelas IVA dan IVB dan tiap kelasnya berjumlah 30 orang.
D. Instrumen Penelitian
Maka instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini berupa tes dan
non tes. Dimana dalam instrumen berupa soal-soal kemampuan berpikir
kreatif, sedangkan instrument untuk non tes adalah lembar observasi, pedoman
wawancara dan skala sikap siswa.
1. Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Dalam penelitian yang dilakukan, instrument tes terdiri dari pretes dan
postes.Untuk mengukur kemampuan awal masing-masing baik itu dari
kelompok eksperimen maun kelompok kontrol akan di berikan pretes
sebelum pembelajaran dilakukan. Sedangkan untuk mengukur peningkatan
kemampuan berpikir kreatif matematis kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol digunakan postes.
Dalam melakukan penyusunan tes kemampuan berpikir kreatif
matematis, proses kemampuan berpikir kritis ini diawali dengan
penyusunan kisi-kisi soal yang mencakup subpokok bahasan, kompetensi
dasar, indikator, aspek kemampuan kreatif matematis yang diukur, serta
jumlah butir soal. Setelah membuat kisi-kisi, dilanjutkan dengan
menyusun soal disertai kunci jawaban dan pedoman penetapan skor untuk
23
Aan Anugrah,2015
PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
setiap butir soal. Kisi-kisi penulisan soal, perangkat soal, serta pedoman
penetapan skor untuk setiap butir soal.
Tes kemampuan untuk berpikir kreatif matematis yang digunakan
dalam tes berbentuk uraian, dengan tujuan agar proses berpikir terbuka
siswa dapat dilihat melalui langkah-langkah penyelesaian soal tes,
sehingga penilaian untuk berpikir kreatif akan lebih banyak diketahui.
Selain itu juga kesalahan dan kesulitan yang dialami siswa dapat diketahui
dan dikaji sehingga memungkinkan dilaksanakannya perbaikan.
Dalam penelitian ini, pengembangan instrument yang telah dipaparkan
sebelumnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pengujian tes
kemampuan berpikir kreatif untuk menilai seberapa jauh keberhasilan tes
kemampuan berpikir kreatif ada berapa hal yang harus diperhatikan,
diantaranya:
1. Validitas tes
Instrumen yang mempunyai validitas internal atau rasional,
bilakriteria yang ada dalam instrument secara rasional (teoritis) telah
mencerminkan apa yang diukur. Jadi kriterianya ada di dalam
instrument itu (Sugiyono, 2011, hlm. 174). Maka dalam prosesnya,
kevalidan suatu instrument diperlukan untuk menunjukkan suatu
instrument layak atau tidak untuk diujikan nantinya. Dalam hal ini,
akan menentukan suatu hasil data yang didapatkan menjadi valid.
Sedangkan untuk mengetahui validitas isi, menurut Supriadi (2010,
hlm. 47) menyatakan, “Untuk mengetahui validitas isi, maka harus
dilakukan dengan berdasarkan atas pertimbangan (judgement) dari para
ahli, atau orang yang dianggap ahli dalam hal ini, salah satunya adalah
dosen pembimbing.”
Pada penelitian kali ini validasi untuk soal dilakukan oleh dosen
pembimbing yang akan mengisi lembar pertimbangan validasi soal.
Lembar validitas tersebut didalamnya terdapat beberapa poin yang
dinilai yaitu:
24
Aan Anugrah,2015
PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a) Validitas Muka
Untuk setiap butir soal, dibubuhkan angka 1 pada tabel, jika
menganggap soal tersebut valid. Bubuhkan angka 0 jika dianggap
soal tersebut tidak valid. Kemudian akan diberikan komentar
mengenai ketidakvalidan soal tersebut, dan berikan saran/perbaikan
pada tempat yang telah disediakan dalam tabel.
Soal dikatakan valid (dari segi validitas muka) jika telah
memenuhi kriteria validitas muka, yakni apabila butir soal tersebut
memiliki kejelasan dari segi bahasa atau redaksional.
b) Validitas Isi
Untuk setiap butir soal, bubuhkan angka 1 pada tabel, jika
dianggap soal tersebut valid. Bubuhkan angka 0 jika soal tersebut
tidak valid. Kemudian akan diberikan komentar mengenai
ketidakvalidan soal tersebut, dan berikan saran/perbaikan pada
tempat yang telah disediakan dalam tabel.
Soal dikatakan valid jika butir soal tersebut telah sesuai dengan:
a. Materi pokok yang diberikan.
b. Indikator pencapaian hasil belajar.
c. Aspek kemampuan berpikir kreatif matematis.
d. Tingkat kesukaran untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh informasi yang
lebih lengkap dan mendalam mengenai perasaan dan sikap siswa
terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan Realistic
Mathematic Education. Wawancara dilakukan terhadap beberapa
perwakilan siswa dari masing-masing kelompok rendah, sedang, dan
tinggi.
3. Skala Sikap
Instrumen skala sikap yang digunakan adalah angket. Angket
digunakan untuk mengukur bagaimana respon siswa di kelompok
eksperimen selama pembelajaran dengan pendekatan Realistic
Mathematic Education. Penelitian ini menggunakan angket tertutup,
yaitu angket yang disusun dengan pilihan jawaban yang sudah
25
Aan Anugrah,2015
PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lengkap, sehingga responden dapat memilih dengan memberikan tanda
pada jawaban yang dipilih.
Pengukuran skala sikap pada penelitian ini menggunakan skala
Likert. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 134) “skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Untuk perhitungan secara
kuantitatif skala Likert memiliki gradasi sebagai berikut :
1) Sangat setuju diberi skor 5
2) Setuju diberi skor 4
3) Ragu-ragu diberi skor 3
4) Tidak setuju diberi skor 2
5) Sangat tidak setuju diberi skor 1
Sedangkan bila pernyataan mengandung negatif maka nilai
diberikan kebalikannya. Misal pernyataan “Penggunaan pendekatan
Realistic Mathematic Education sangat menyenangkan” siswa yang
memilih sangat setuju (SS) akan diberikan skor 5, namun bila
pernyataan negatif “Penggunaan pendekatan Realistic Mathematic
Education sangat membosankan” siswa yang memilih sangat setuju
(SS) akan diberi skor 1.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan dalam pelaksaaan kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Tahap Pendahuluan
Tahap ini diawali dengan menyusun beberapa kajian pustaka tentang
hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Menentukan populasi dan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
Sehingga mendapatkan satu hasil yaitu proposal penelitian yang di
sajikan dalam sebuah seminar dan kemudian akan melewati beberapa
revisi untuk memperbaiki hal-hal yang kurang dalam proposal. Kemudian
26
Aan Anugrah,2015
PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hasil revisi tersebut disusun menjadi bagianbagian dari awal laporan
penelitian.
Kegiatan selanjutnya adalah pembuatan instrumen penelitian yang
tidak lepas dari bimbingan dosen pembimbing, dan kemudian akan
digunakan pada kelas kontrol dan juga kelas eksperimen. Instrumen yang
dibuat atau dipersiapkan diantaranya adalah pedoman wawancara,
pedoman observasi, dan skala sikap. Selain itu yang menjadi hal
pendukun dalam penelitian yaitu adalah pembuatan rencana pembelajaran
pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen yang dilengkapi dengan
lembar kerja siswa dan juga soal pretest dan juga postest tentang
kemampuan berpikir kreatif matematis.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini, sampel yang sudah ditentukan sebelumnya dengan
cara mengacak, dipersiapkan. Maka pelaksanaan dimulai dengan
memberikan pretest kepada dua kelas tersebut, baik kelas eksperimen
maupun kelas kontrol. Menyiapkan rencana pembelajaran dan lembar
kerja siswa kemudian memulai pembelajaran sesuai dengan apa yang
sudah dirancang dalam renacana pelaksanaan pembelajaran sebelumnya.
Memastikan bahwa pembelajaran yang diakukan di kedua kelas tersebut
berbeda meskipun pada akhirnya mereka mendapatkan instrumen
penilaian yang sama.
Pada akhir kegiatan pembelajaran, diadakan observasi dan refleksi
atas apa yang telah dilaksanakan baik itu oleh peneliti maupun oleh guru
pamong yang membantu dalam menilai pembelajaran dalam kelas. Selain
itu untuk memastikan adanya perbedaan maka diadakan kembali postes
kepada dua kelompok kelas tersebut. Dan terakhir di dalam kelas
eksperimen dibagikan juga instrument yang harus diisi oleh siswa, seperti
jurnal harian siswa, skala sikap dan juga mengadakan wawancara.
Kegiatan akhir dari penelitian ini adalah mengumpulkan semua hasil
data yang diperoleh yang kemudian dianalisis baik secara kuantitatif
27
Aan Anugrah,2015
PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
maupun kualitatif, kemudian membuat pembahasan dan juga penafsiran
serta diakhirnya akan diambil beberapa kesimpulan dari hasil penelitian.
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan pada analisis data hasil tes
kemampuan berpikir kreatif matematis, yang kemudian dilakukan
untuk mengetahui apakah sebaran data berdistribusi tersebut normal
atau tidak. Pengujian ini diperlukan sebagai syarat pengujian anova
satu jalur (Riduwan, 2006: 190). Uji normalitas yang digunakan adalah
uji kecocokan 2 (Chi-kuadrat) sebagai berikut:
k
e
eo
f
ff
1
2
2 )(
Keterangan:
of frekuensi dari yang diamati
ef frekuensi yang diharapkan
k banyak kelas
)3( kdk , derajat kebebasan (k=banyak kelas)
hitung2 akan dibandingkan dengan tabel
2 atau )(2
dk dengan
adalah taraf signifikan 0,01
Apabila menggunakan bantuan program Software SPSS Statistic
21.0 for windows, maka uji normalitas data yang digunakan yaitu Uji
Shapiro-Wilk.
b. Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi dilakukan dengan maksud untuk
mengetahui apakah satu kelompok eksperimen dan satu kelompok
kontrol memiliki varians yang homogen. Karena kedua kelompok
28
Aan Anugrah,2015
PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sampel yang diteliti saling bebas, maka uji variansi ini menggunakan
uji variansi dua peubah bebas, dengan rumus sebagai berikut
(Riduwan, 2013, hlm 120):
F =
Keterangan :
S12: Variansi Besar
S22
: Variansi Kecil
Setelah memperoleh nilai kemudian bandingkan antara
dengan dengan db pembilang : n-1 (untuk variansi terbesar)
dan dbpenyebut n-1 (untuk variansi terkecil). Dengan kriteria pengujian :
Jika Fhitung<Ftabel maka varians homogen
Jika Fhitung>Ftabel maka varians tidak homogen.
Apabila menggunakan bantuan program Software SPSS Statistic for
windows, maka uji homogenitas data yang digunakan yaitu Uji
Levene’s (Levene’s Test).
c. Uji Hipotesis
1. Uji Rata-rata
Uji t dua sampel bertujuan untuk membandingkan (membedakan)
apakah kedua data sama atau berbeda. Uji t dilakukan apabila data
yang diperoleh berdistribusi normal dan memiliki varians yang
sama atau homogen. Langkah-langkah uji t (Riduwan, 2006, hlm.
207) :
a. Buatlah Ha dan Ho dalam uraian kalimat
b. Buatlah Ha dan Ho dalam model statistik
c. Mencari t hitung
d. Tentukan taraf signifikasinya,
29
Aan Anugrah,2015
PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Bandingkan antara t hitung dengan t tabel kemudian buat
kesimpulan.
Apabila menghitung uji t secara manual, sebelum mencari thitung
harus mencari nilai S dengan rumus :
√( ) ( )
Setelah nilai S didapat, kemudian mencari nilai t hitung dengan
statistik uji :
thitung =
√
Dengan kriteria uji : terima Ho untuk thitung < t (1 –
).
Apabila menggunakan bantuan program software SPSS Statistic
21.0 for windows maka langkah untuk uji rata-rata (Uji t) yang
dilakukakan adalah Compare Means-Independent Sample T Test.
2. Analisis Data Skala Sikap Siswa
Data yang dikumpulkan dari skala sikap kemudian dianalisis
dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Setiap butir kuisioner yang terkumpul kemudian dihitung
menggunakan cara apriori.
b. Siswa yang mengikuti tes sikap ada 30 siswa dari kelas
eksperimen dan kelas.
c. Rata-rata skor dari keseluruhan jumlah siswa dihitung, cara ini
bertujuan untuk mengetahui letak sikap siswa secara umum.
d. Rata-rata jumlah siswa yang menjawab SS, S, TS,atau STS
dihitung, cara ini bertujuan mengungkap kecendrungan pilihan
siswa secara umum.
Cara menghitung skor persentase rata–rata (Supriadi: 2010):
Sifat soal positif =
x 100%
30
Aan Anugrah,2015
PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sifat soal negatif =
x 100%
e. Tingkat persetujuan siswa untuk masing-masing item dihitung.
Data ini akan mengungkapkan kecendrungan persetujuan siswa
secara umum. Cara menentukan tingkat persetujuan adalah
sebagai berikut:
Tingkat Persetujuan =
x 100 %
Keterangan :
n1 = banyaknya siswa yang menjawab skor 4
n2 = banyaknya siswa yang menjawab skor 3
n3 = banyaknya siswa yang menjawab skor 2
n4 = banyaknya siswa yang menjawab skor 1
Setelah diketahui tingkat persetujuannya barulah
digolongkan dalam beberapa kriteria untuk mengetahui
seberapa kuat tingkat persetujuan siswa terhadap pernyataan
yang ada dalam angket. Berikut ini kriteria tingkat persetujuan
angket. (Riduwan, 2013, hlm. 89)
Tabel 3.2
Tingkat persetujuan angket motivasi
Persentase Kriteria
0% - 20% Sangat Lemah
21% - 40% Lemah
41% - 60% Cukup Kuat
61% - 80% Kuat
81% - 100% Sangat Kuat
3. Analisis Data Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap 3 orang siswa tiap kelasnya,
sehingga total siswa yang diwawancara adalah 6 siswa. Data yang
didapat di tulis kemudian dijadikan satu simpulan yang nanti akan
melengkapi data yang dibutuhkan.
31
Aan Anugrah,2015
PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Hipotesis
Hipotesis yang akan di uji pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan berfikir kreatif
matematis siswa SD yang mendapatkan pembelajaran Realistic
Mathematic Education dengan yang tidak menggunakan pembelajaran
tersebut.
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pendekatan Realistic
Mathematic Education dengan kemampuan berfikir kreatif matematis
siswa.